Anda di halaman 1dari 157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU SEKOLAH


MENENGAH SE-KECAMATAN PAKEM

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh :
Anastasia Nia Prahastuti
NIM : 131324031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

First of all, i would like to devote my deepest gratitude to Jesus for giving me
blessings, strenght, and love in every single moment of my live.

I would like to send my big gratitude and love to my beloved parents. Bapak Rafael
Trisetyo Pramudyo and Ibu Th. Ambayastuti, tye are my biggest motivation in
finishing this thesis.

My biggest support sister in Brigitta Tunjung.

My awesom thesis advisor, Bapak Dr. C. Teguh Dalyono M.S.

For all of the lecturers and staff of the Economics Education Study Program of Sanata
Dharma University, especially Ibu Dra. C. Wigati retno Astuti, M.Si., M. Ed as my
academic advisor.

My best friends, “Newbee” members, Heni, Putri, Dewi, Atika, Siska, and Nuri.

Also “babi squad” members Hasni, Shella, Karin, Putri and Dias.

My best friends “OMK AGATHA” members Danis, Titus, Hendrik, and Mas Erry.

Finally, my gratitude also goes to my classmates, mambers of Economic Education


2013, and friends from other communities in university.

Also my alma mater Sanata Dharma University.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“ Do The Best and Pray. God Will Take Care of The Rest”

“orang yang paling sempurna bukanlah orang dengan otak yang sempurna,
melainkan orang yang dapat mempergunakannya sebaik-baiknya dari bagian
otak yang kurang sempurna – Aristoteles”

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU SEKOLAH


MENENGAH SE-KECAMATAN PAKEM

Anastasia Nia Prahastuti


Universitas Sanata Dharma
2018

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah terdapat


kesenjangan yaitu: 1) infrastruktur gawai yang digunakan; 2) kecakapan
penggunaan gawai; dan 3) pemanfaatan gawai di kalangan guru sekolah
menengah se-kecamatan Pakem. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif
yang membandingkan tingkat kesenjangan digital antara guru senior dan junior.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2018. Populasi
penelitian ini adalah seluruh guru baik senior maupun junior di Sekolah
Menengah Se- Kecamatan Pakem. Jumlah responden dalam penelitian ini
sebanyak 88 responden. Teknik analisis data menggunakan uji independen t-test.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: 1) tidak ada perbedaan signifikan
infrakstruktur gawai yang digunakan di kalangan guru senior dan junior; 2) tidak
ada perbedaan signifikan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru senior
dan junior; dan 3) ada perbedaan signifikan pemanfaatan penggunaan gawai di
kalangan guru senior dan junior.

Kata kunci: guru senior, guru junior, kesenjangan digital, infrakstruktur


penggunaan gawai, kecakapan penggunaan gawai, pemanfaatan gawai.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE DIGITAL DIVIDE AMONG HIGH SCHOOL TEACHERS IN PAKEM


SUB-DISTRICT

Anastasia Nia Prahastuti


Sanata Dharma University
2018

This study aims to test and analyze whether there are differences in digital
divide in terms of: 1) the device infrastructure; 2) the ability to use the device;
and 3) the utilization of the device among high school teachers in Pakem sub-
district. This study is a comparative study that compares the level of digital divide
between senior and junior teachers.
This research was conducted in October-November 2018. The research
population is all senior and junior high school teachers in Pakem sub-district
covered 178 teachers. The research sample covered 88 respondents. The data
collection method is a questionnaire. The data analysis technique was
independent t-test.
The result of data analysis showed that: 1) there was no difference in the
infrastructure of device the senior and junior teachers use; 2) there was no
difference in ability to use device; and 3) there was a difference in utilization of
the device between senior and junior teachers.

Keywords: senior teachers, junior teachers, digital divide, infrastructure of the


device usage, ability to use device, utilization of the device usage.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulisan

skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PS Pendidikan Ekonomi.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan,

kritik dan saran dari berbagai pihak untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih

sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Kegurusan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si, M. Ed. selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Ekonomi

4. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono selaku dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan selama proses

penulisan proposal skripsi ini.

5. Bapak Al. Purwoko Suni selaku tenaga administrasi Pendidikan

Ekonomi yang membantu dan memberikan informasi akademik selama

proses penyusunan proposal skripsi ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Kepala sekolah, Waka Humas, Guru-Guru Sekolah Menengah Se-

Kecamatan Pakem yang telah memberikan izin dan bantuannya untuk

penelitian ini.

7. Orang Tua penulis yang selalu setia dan sabar memberikan nasihat,

motivasi dan cinta kasihnya kepada penulis selama proses penulisan

skripsi ini hingga selesai.

8. Kakak Penulis Brigitta Tunjung serta seluruh keluarga penulis yang

selalu memberikan motivasi, nasihat serta doanya kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis yang senantiasa membantu, menemani, dan

berjuang bersama selama proses perkuliahan

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberikan dukungan selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik serta

saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Yogyakata, 20 Juli 2018

Penulis

Anastasia Nia Prahastuti

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii

PERSEMBAHAN ...............................................................................................iv

MOTTO ..............................................................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................vii

ABSTRAK ..........................................................................................................viii

ABSTRACT ..........................................................................................................ix

KATA PEGANTAR ...........................................................................................x

DAFTAR ISI .......................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................107

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Batasan Masalah......................................................................................7
C. Rumusan Masalah ...................................................................................8
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................8
E. Definisi Operasional................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................11

A. Pendidikan Dan Kependidikan ................................................................11

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Tenaga Profesi Kependidikan ...........................................................11


2. Konsep Teknologi Pendidikan ..........................................................12
3. Pengertian Teknologi Pendidikan .....................................................13
4. Perkembangan Komputer Dalam Pendidikan ...................................14
5. Adopsi Internet Untuk Belajar ..........................................................15
6. Generasi Internet ...............................................................................16
B. Pengertian Kesenjangan Digital (Digital Divide) ...................................19
1. Kesenjangan Digital Dan Perkembangannya ....................................21
2. Kesenjangan Digital Di Indonesia ....................................................24
3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Kesejangan Digital .....................26
C. Instrumen Sibis .......................................................................................31
D. Review Peneitian Sebelumnya ................................................................34
E. Kerangka Berfikir Teoritik dan Hipotesis Penelitian ..............................36

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................42

A. Jenis Penelitian ........................................................................................42


B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................43
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................44
D. Populasi dan Sample Penelitian ..............................................................44
E. Variabel dan Cara Pengukukuran............................................................46
F. Data Yang Dicari.....................................................................................54
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................55
H. Pengujian Instrumen Penelitian...............................................................56
I. Teknik Analisis Data ...............................................................................59

BAB IV GAMBARAN UMUM .........................................................................60

A. Deskripsi Lokasi .....................................................................................60


B. Deskripsi Responden ...............................................................................77

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................79

A. Deskripsi Data .........................................................................................79


B. Analisis Data ...........................................................................................85

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Pembahasan .............................................................................................92

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ..........................100

A. Kesimpulan .............................................................................................100
B. Keterbatasan ............................................................................................101
C. Saran ........................................................................................................101

Daftar pustaka .....................................................................................................102

Daftar Lampiran .................................................................................................104

1. Lampiran Kuesioner ...............................................................................105


2. Lampiran Hasil Olah Data .....................................................................106
3. Lampiran Surat Izin Penelitian................................................................107
4. Lampiran Data Sekolah ...........................................................................108

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Berpikir Kesenjangan Digital di Kalangan Guru-


Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem ...................... 41

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Jenis Gawai ...........................................................................46

Tabel III.2 Jumlah Gawai........................................................................46

Tabel III.3 Spesifikasi Gawai .................................................................47

Tabel III.4 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Infrastruktur .......49

Tabel III.5 Skala Likert Variabel Kecakapan .........................................49

Tabel III.6 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Kecakapan Penggunaan

Gawai ......................................................................................................50

Tabel III.7 Skala Likert Variabel Pemanfaatan Gawai ..........................51

Tabel III.8 Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian Pemanfaatan Gawai ..........52

Tabel III.9 Hasil Uji Validitas Variabel Kecakapan ...............................57

Tabel III.10 Hasil Uji Reliabilitas ...........................................................59

Tabel V.1 Lama Mengajar Guru Senior dan Junior se-Kecamatan Pakem

.................................................................................................................79

Tabel V.2 Pendidikan Guru Junior se-Kecamatan Pakem .....................80

Tabel V.3 Pendidikan Guru Senior se-Kecamatan Pakem......................80

Tabel V.4 Sertifikasi Guru Senior dan Junior se-Kecamatan Pakem .....81

Tabel V.5 Kelengkapan Infrastruktur Gawai Pada Guru Senior dan Junior

.................................................................................................................82

Tabel V.6 Tingkat Kecakapan dalam Penggunaan Gawai pada Guru Senior

dan Junior ................................................................................................83

Tabel V. 7 Tingkat Pemanfaatan Gawai pada Guru Senior dan Junior ..84

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel V.8 Uji Normalitas Guru Senior dan Junior One-Simple

Komogrov-smiinov Tes .........................................................85

Tabel V.9 Hasil Uji Independent T-Test Variabel Infrastrukur...............87

Tabel V.10 Hasil Uji Independent T-Test Variabel Kecakapan ..............88

Tabel V.11 Hasil Uji Independent T-Test Variabel Pemanfaatan ...........90

Tabel V.12 Hasil Uji Independent T-Test Kesenjangan Digital ..............91

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah payung besar

terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan

menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan

teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan

dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan

informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan

teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. TIK

mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan proses,

manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul

setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras

maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad

ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang

teknologi lainnya.

Manusia sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial, membentuk

interaksi satu dengan yang lain dalam bentuk masyarakat. Adanya jaringan

teknologi informasi dan komunikasi mampu menciptakan interaksi antar

pengguna TIK. Masyarakat sendiri adalah struktur organisasi yang

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

muncul sebagai akibat dari adanya perbedaan di antara berbagai kelompok yang

terpisah di bidang ekonomi ( Karl Max ). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa masyarakat merupakan bentuk dari interaksi antar manusia

sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk pribadi. Hal ini berarti bahwa manusia

tidak dapat hidup sendiri, saling menguntungkan satu sama lain, dan membentuk

interaksi dan komunikasi di dalamnya.

Pada umumya penggunaan TIK sangat bermanfaat bagi masyarakat yaitu

dengan adanya TIK masyarakat lebih dimudahkan untuk berkomunikasi dengan

orang lain tanpa harus bertatap muka, TIK juga menyediakan hiburan-hiburan

digital lainya seperti games, aplikasi-aplikasi komunikasi yang menarik, sosial

media dan sebagainya. TIK juga dapat menjadi ladang untuk memperoleh

pendapatan misalnya melalui E-commerce (jual beli secara online). Keberadaan

TIK mampu menciptakan masyarakat informasi yang melek terhadap informasi

yang terkini, serta mampu menghapus adanya Digital Divide pada masyarakat.

Namun selain dampak positif, TIK pada saat ini pun memiliki dampak negatif

yang berhubungan dengan Digital Divide. Dampak positif yang dirasakan bagi

mereka pengguna TIK yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus

memanfaatkan teknologi tersebut. Mereka memiliki peluang lebih besar untuk

mengelola sumber daya ekonominya. Pada keadaan sebaliknya, orang yang tidak

memiliki teknologi atau yang kurang melek terhadap TIK harus puas sebagai

penonton saja. Hal ini mengakibatkan munculnya kesenjangan sosial dalam

penggunaan TIK. Berdasarkan data Departemen Komunikasi dan Informasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Depkominfo), tingkat kesenjangan digital (digital divide) di Indonesia sudah

sangat tinggi.

Perkembangan TIK di Indonesia diakselerasi oleh Dewan TIK Nasional

(DTIKN) yang baru berdiri tahun 2006. DTIKN ini merupakan kelompok kerja

yang dibentuk untuk meningkatkan perkembangan TIK di Indonesia.

Perkembangan kesenjangan digital di Indonesia tersebut dapat dilihat dari

berbagai sumber yaitu data dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII)

yang telah merilis hasil riset nasional terkait jumlah pengguna dan penetrasi

internet di Indonesia untuk tahun 2014, menurut hasil riset yang digelar atas

kerjasama dengan pihak Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) FISIP Universitas

Indonesia itu, disebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia kini telah

mencapai angka 88,1 juta. Jumlah ini sangat kecil bila dibandingkan dengan

jumlah penduduk di Indonesia yakni hampir 250 juta jiwa. Hal ini disebabkan

karena: a) penyedia infrastruktur yang belum merata; b) pembangunan yang

belum merata; c) kurangnya kepedulian masyarakat; serta d) perbedaan pola hidup

masyarakatnya.

Namun seiring perkembangan TIK dan banyaknya penggunan TIK serta

banyaknya upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan melalui TIK, masih banyak pula pengguna TIK yang belum mampu

mengadopsi TIK untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Adanya

perkembangan TIK menyasar di setiap lapisan masyarakat. Tidak terkecuali di

kalangan profesi salah satunya adalah guru. Dari beberapa sekolah di sekitar

Yogyakarta, masih terdapat kesenjangan digital di kalangan para guru. Penulis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memilih Kota Yogyakarta sebagai sample penelitian karena kota Yogyakarta yang

terkenal akan sebutannya sebagai Kota Pelajar. Kota yang jumlah pelajarnya

meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Dari sebab itu guru-gurunya baik

TK, SD, SMP sampai SMA pun harus memiliki ilmu dan mutu pendidikan yang

baik agar citra tersebut tidak pudar seiring berjalannya waktu.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008

tentang guru pasal 3 menjelaskan tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi pedagogik berisikan poin yang

merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu pemanfaatan

teknologi pembelajaran. Dalam kompetensi sosial yaitu menggunakan teknologi

komunikasi dan informasi secara fungsional. Untuk itu sudah sewajarnya guru

dituntut untuk dapat memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi

pembelajaran seperti yang tercantum dalam kompetensi guru.

Digital Divide sangat terlihat di kalangan para guru, khususnya guru-guru

senior dengan guru-guru yang notabenya masih junior. Dalam dunia pendidikan

kemampuan guru-guru senior sudah diakui karena pengalamannya yang sudah

banyak serta guru senior sudah hafal prinsip-prinsip mendidik dan menjiwai

pekerjaanya lebih lama, namun untuk guru-guru junior yang masih fresh

graduated kebanyakan mereka belajar ilmu-ilmu baru di bangku perkuliahan dan

belum memiliki banyak pengalaman dalam mendidik. Tetapi, adanya guru-guru

muda yang masih fresh graduated cara mengajar dan mendidik siswa di sekolah

berbeda dengan guru-guru senior yang sudah mengajar lama di sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Adanya kesenjangan ini terlihat pada saat guru itu mau menggunakan dan

memanfaatkan TIK tersebut. Banyak sekolah di daerah kota Yogyakarta

khususnya di Kecamatan Pakem, para guru seniornya hanya menggunakan

fasilitas TIK seadanya saja tidak mau mengembangkan pemanfaatan TIK dengan

baik, bahkan guru-gurunya pun cenderung gagap teknologi (gaptek) dalam

menggunakan TIK tersebut. Faktanya sejauh ini masih banyak guru senior yang

belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Para guru banyak yang

terjebak pada metode pembelajaran konvensional. Padahal, kemajuan teknologi

seperti internet bisa jadi sumber belajar yang menolong guru untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran di kelas. Banyak pembelajaran yang dilakukan oleh guru

dengan menggunakan pola-pola konvensional, yang sering dikenal dengan

pembelajaran berpusat pada guru. Guru aktif sementara peserta didik seperti

disetting untuk menjadi pendengar setia dalam kelas. Hal tersebut bertolak

belakang dengan guru-guru muda (guru junior). Guru-guru muda atau junior

dituntut harus bisa mengoperasikan TIK dengan baik agar tidak ketinggalan

informasi-informasi terkait dunia pendidikan serta memberikan inovasi terbaru

pada saat pembelajaran di kelas agar siswa tidak mudah jenuh pada saat

pembelajaran berlangsung. Adanya kesenjangan ini disebabkan karena kurangnya

kepedulian guru-guru senior terkait adanya informasi-informasi berbasis IPTEK

yang saat ini mulai dikembangkan di Indonesia guna para pendidik.

Dalam era informasi ini, pemanfaatan TIK memang menjadi semacam

kewajiban bagi insan-insan yang bergelut di bidang pendidikan. Menurut Menteri

Pendidikan RI, Anis Baswedan, Pemanfaatan TIK, selain bisa menghilangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sekat-sekat geografis, juga mampu membawa atmosfer belajar yang

menyenangkan. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami berbagai

perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya sedangkan arti teknologi informasi

bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang

dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan (Budi Rahardjo, 2002). Ada

pendapat terkait kesenjangan digital yang dikemukakan oleh Fong, dkk sebagai

kesenjangan akses komputer dan internet antara pria dan wanita, antara orang

dengan status sosial ekonomi (Prieger & Wei-Min Hu, 2008) yang berbeda

(pendidikan, pekerjaan, pendapatan serta kekayaan), usia dan antar area atau

daerah. (Fong E, 2001).

Adanya kesenjangan digital di kalangan para guru tidak hanya dipengaruhi

karena tuntutan pekerjaan atau profesi saja atau kurangnya usaha pemerintah

dalam mengembangkan TIK baik di kota maupun di desa, namun kondisi

ekonomi juga dapat berkaitan dengan tingkat penggunaan teknologi informasi

(Agarwal et. al. 2009; Mossberger et. al. 2006; dan Schleife 2010 dalam Rahman).

Individu dengan tingkat ekonomi yang baik tentu memiliki kesempatan

Selain itu kecakapan penggunaan TIK atau gadget (gawai) oleh para guru

juga sangat mempengaruhi adanya gap atau kesenjangan ini. Guru-guru yang

sudah senior terkadang sudah malas atau sudah tidak mau diribetkan dan tidak

mau mencoba hal yang baru dalam memanfaatkan gawai untuk menambah

pengetahuannya. Namun, berbeda dengan adanya guru-guru junior yang baru saja

lulus memberi warna tersendiri dalam penggunaan TIK, guru-guru junior biasanya

mencari inovasi baru dan memanfaatkan pengetahuannya dalam TIK untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kegiatan pembelajaran di sekolah. Kecakapan penggunaan yang dimiliki oleh para

guru junior sangat membantu memberikan pembelajatan di sekolah menjadi lebih

menyenangkan. Selain itu, para guru junior juga dituntut untuk senantiasa dapat

lebih kreatif dalam memberikan materi yang sedang diajarkan kepada muridnya,

agar peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam menyerap materi yang

diberikan dan prestasi belajar mereka pun meningkat. Dengan memiliki

pengetahuan dan kemampuan yang lebih terkait keberadaan TIK ini mampu

memudahkan para guru merancang dan memproduksi media pembelajaran dengan

asik guna menunjang profesionalitasnya sebagai guru. Atas dasar di atas maka

penulis memilih judul “Kesenjangan Digital di kalangan Guru-Guru Sekolah

Menengah Se-Kecamatan Pakem”.

B. Batasan Masalah

Penelitian ini menguji kesenjangan digital di kota Yogyakarta khususnya di

Kecamatan Pakem, Sleman. Oleh kerena itu peneliti membatasi populasi hanya

untuk guru sesuai dengan latar belakang dikemukakan di atas yaitu guru senior

dan guru junior. Variabel yang diteliti adalah infrastruktur gadget (gawai),

kecakapan penggunaan gawai yang meliputi perbedaan kemampuan (skill) dan

pengetahuan (knowledge) dalam penggunaan gawai serta perbedaan pemanfaatan

gawai di kalangan guru senior dan guru junior dilihat dari masa kerja guru

tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Tapscott terkait adanya perbedaan generasi

ke generasi yang memicu adanya pengaruh teknologi didalamnya. Hal tersebut

membuat adanya perbedaan generasi dari Baby Boomrs (1946-1964) menjadi

Generasi X (1965-1976) dan pada saat ini menjadi generasi Y atau sering disebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan gererasi milenial (Generasi Z) yang lahir pada tahun 1977-1997 serta untuk

generasi milenial lahir pada 1998–sekarang. Ini memicu adanya pengaruh

perubahan TIK pada setiap generasi. Untuk itu peneliti membatasi populasi guru

dengan mententukan bahwa guru dapat dikatakan medior dan senior apabila sudah

bekerja selama > 5 tahun, dan dikatakan junior apabila masa kerja guru tersebut <

5 tahun sesuai dengan penjelasan Tapscott terkait perbedaa generasi. Batasan

penelitian ini adalah para guru–guru sekolah menengah se- Kecamatan Pakem.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan

adalah:

1. Apakah ada perbedaan infrakstuktur penggunaan gawai di kalangan para

guru senior dengan guru junior ?

2. Apakah ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru

senior dengan guru junior guna menunjang profesionalnya sebagai guru ?

3. Apakah ada perbedaan pemanfaatan gawai di kalangan guru senior dan

guru junior ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan infrakstruktur gawai yang

digunakan antara guru senior dan guru junior se-Kecamatan Pakem.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecakapan penggunaan di

kalangan guru senior dan guru junior guna menunjang profesional sebagai

guru.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pemanfaatan gawai di kalangan

guru senior dan guru junior se- Kecamatan Pakem.

E. Definisi Operasional

1. Kesenjangan digital adalah suatu kondisi ketidakseimbangan atau perbedaan

pemanfaaatan gadget, kecakapan penggunaan gawai oleh Guru dalam

mengakses Internet dan menggunakan TIK guna menunjang profesionalnya

sebagai pendidik.

2. Infrastruktur gawai adalah sebuah fasilitas pendukung kelancaran dalam

mengakses suatu teknologi.

a. Jenis gadget adalah gadget yang digunakan oleh di kalangan guru-guru

se- Kecamatan Pakem seperti handphone, tablet dan laptop.

b. Spesifikasi adalah kriteria gawai yang digunakan para guru baik dilihat

dari segi merk handphone, memori, kamera, dan jaringan yang

digunakan.

3. Kecakapan penggunaan adalah kemampuan guru menggunakan gawai

untuk merancang, memproduksi media pembelajar di sekolah dan

pengetahuan guru dalam TIK sebagai penunjang profesionalitasnya.

4. Pemanfaatan gawai adalah aktivitas atau perbuatan disaat mengakses

internet di kalangan Guru Sekolah Menengah Se- Kecamatan Pakem untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

berbagai tujuan seperti komunikasi, hiburan, pendidikan, media sosial dan

lain-lain. Pemanfaatan gawai dilihat dari dua indikator yaitu:

a. Motif penggunaan gawai adalah latar belakang guru senior dan guru

junior dalam menggunakan gawai dan mengakses internet untuk

pendidikan.

b. Durasi pengunaan gawai adalah rentang atau lamanya waktu yang

digunakan oleh guru senior dan guru junior se- Kecamatan Pakem

dalam penggunaan gawai di sekolah maupun di rumah.

5. Guru medior dan senior adalah guru yang masa kerjannya > 5 tahun

sedangkann guru junior adalah guru yang masa kerjannya < 5 tahun.

Seperti yang dijelaskan oleh Tapscott terkait adanya perbedaan generasi ke

generasi yang memicu adanya pengaruh teknologi didalamnya. Hal tersebut

membuat adanya perbedaan generasi dari Baby Boomrs (1946-1964)

menjadi Generasi X (1965-1976) dan pada saat ini menjadi generasi Y atau

sering disebut dengan gererasi milenial (Generasi Z) yang lahir pada tahun

1977-1997 serta untuk generasi milenial lahir pada 1998–sekarang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan dan Kependidikan

Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi yang ditandai dengan

adanya keseimbangan kedaulatan subjek didik dan kewibawaan pendidik (T. Raka

Joni) sedangkan Driyarkara menjelaskan pendidik adalah proses memanusiakan

manusia muda. Mendidik adalah menuntut segala kodrat yang ada pada anak

untuk mencapai keselamatan dan kebahagaiaan (Ki Hajar Dewantara). Dari

beberapa pendapat di atas dapat diuraikan bahwa profesi kependidikan adalah

pengkajian yang barkaitan dengan pekerjaan khusus yang membutuhkan keahlian,

tanggung jawab, dan kejawatan dalam rangka mempengaruhi anak untuk

mencapai manusia dewasa yang selamat dan bahagia.

1. Tenaga Profesi Kependidikan

Profesi kependidikan secara etimologis memiliki dua kata, tetapi

mengandung satu makna, yaitu kata profesi dan kependidikan. Profesi

diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan, keahlian

tertentu. Profesi bukan sekedar pekerjaan, tetapi vokasi khusus yang memiliki

expertise, responsibility, dan corporatness. Expertise adalah keahlihan yang

diperoleh melalui pendidikan dan latihan dalam waktu yang lama.

Responsibility adalah tanggung jawab. Seseorang dikatakan tanggung jawab

bila berani melakukan sesuatu dan menerima segala konsekuensi dari apa

yang dikerjakan. Comporatness dapat diartikan sebagai rasa sejawatan.

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Guru sebagai tenaga pendidik yang berprofesi dapat diartikan sebagai

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah.

2. Konsep Teknologi Pendidikan

Apapun yang terjadi pada masa kini tidak dapat dilepaskan dari masa

lalu. Konsep yang diterima pada saat ini tidak semata-mata lepas dari konsep

sebelumnya, justru bahkan akan lebih memperkuat pemahaman dan

ketajaman akan konsep tersebut.

Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian

teknologi secara umumnya. Menurut Salisbury (1996) teknologi adalah

“systematic application of scientific or other organized knowledge to

practical task.” (teknologi merupakan aplikasi sistematik sains atau

pengetahuan lain dalam tugas pratikal).

Apabila diterapkan dalam dunia pendidikan maka teknologi

pendidikan merupakan aplikasi sistematik sains dan pengetahun lain dalam

tugas pendidikan. Menurut Lamsdine (1964) dalam Romiszoswki (1981:12)

menyebutkan bahwa “Penggunaan istilah teknologi pada pendidikan memiliki

keterkaitan dengan konsep produk dan proses. Konsep Produk, berkaitaan

dengan perangkat keras atau hasil-hasil produksi, yaitu dengan

menggunakannya dalam berbagai peralatan untuk proses pembelajaran.” Pada

tahapan teknologi yang sederhana digunakan papan tulis, bagan, objek nyata,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dan model-model yang sederhana lainnya. Pada tahapan teknologi menengah

digunakan OHP (Over Head Projektor), slide, film proyeksi, peralatan

elektronik yang sederhana untuk pengajaran, dan peralatan proyeksi (LCD).

Sedangkan tahapan teknologi yang tertinggi digunakan radio, televisi, modul,

computer assisted intruction, serta pengajaran atau stimulasi yang kompleks,

dan sistem informasi dial-access melalui gawai. Penggunaan perangkat keras

ini berjalan sesuai dengan perkembangan produk industri dan perkembangan

masyarakat, seperti e-learning yang memanfaatkan jaringan internet untuk

kegiatan pembelajaran. Konsep proses atau perangkat lunak, dipusatkan pada

pengembangan pengalaman belajar yang merupakan penerapan pendekatan

ilmu dalam pembuatan program pembelajaran.

3. Pengertian Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin

keilmuan yang berdiri sendiri. Perkembangan tersebut dilandasi oleh

serangkain dasar yang dijadikan patokan pembenaran. Secara filosofi, dasar

keilmuan itu meliputi: Ontologi yaitu rumusan tentang gejala pengamatan

yang dibatasi pada suatu pokok khusus yang tidak dibuat oleh bidang anaisis

lain, epistemologi, yaitu usaha atau prinsip intelektual untuk memperoleh

kebenaran dalam pokok analisis yang ditentukan, aksiologi, yaitu nilai-nilai

yang menentukan kegunaan dari pokok analisis yang ditentukan, yang

mempersoalkan nilai moral atau etika dan nilai seni serta keindahan/estitika.

Teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan dibahas secara terus

menerus karena adanya kebutuhan nyata yang mendukung pertumbuhan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

perkembangnya, yaitu: (a) tekat mengadakan perluasan dan pemeerataan

kesempatan belajar, (b) keharusan meningkatkan mutu pendidikan berupa

penyempurnaan kurikulum, menyediakan bebrbagai sarana pembelajaran, (c)

penyempurnaan sistem pendidikan dengan penelitian dan pengembangan.

Teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu

yang melibatkan orang, posedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk

menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,

mengevaluasi, dan mengolah pemecahan masalah yang menyangkut semua

aspek belajar manusia. Fungsi-fungsi teknologi pendidikan meliputi: sumber

belajar, pengelolaan pendidikan, dan pengembangan pendidikan.

Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang mencakup penerpan

proses yang kompleks dan terpadu dalam menganalisis dan memecahkan

masalah-masalah belajar manusia.

Teknologi pendidikan merupakan profesi dalam bentuk usaha yang

terorganisasir untuk menetapkan teori, teknik intelektual, dan penerapan

praktis teknologi pendidikan.

4. Perkembangan Komputer Dalam Pendidikan

TIK digunakan dalam berbagai bidang, antara lain bidang komunikasi,

transportasi, industri, kesehatan, kesenian, pertanian, bahkan dalam bidang

pendidikan. Suatu kecenderungan yang dapat diamati adalah bahwa TIK

merupakan media yang efektif dalam menyampaikan pesan-pesan

instruksional. Kemampuan pengembangan TIK untuk berinteraksi secara

cepat dan akurat, bekerja dan aman, telah menjadikan TIK (komputer)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

sebagai media yang cocok dan dominan di bidang pendidikan di samping

media yang lainnya (Anderson, 1987).

Komputer digunakan sebagai media pendidikan memiliki keuntungan

(Cole & Chan, 1990) sebagai berikut :

1. Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa pada meteri

pembelajaran

2. Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

3. Menyesuaikan materi dengan kemampuan belajar siswa

4. Mengurangi penggunaan waktu penyampaian materi

5. Membuat pembelajaran lebih menyenangkan

Penggunaan komputer dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

tetapi komputer tidak dapat mengganti peran guru secara keseluruhan

dalam pembelajaran. Komputer tidak lain hanyalah alat bantu dalam

pembelajaran.

5. Adopsi Internet untuk Belajar Mengajar

Adopsi internet saat ini sudah berkembang di lembaga pendidikan

sebagai bentuk memajukan kegiatan belajar mengajar. Salah satu adopsi

yang digunakan adalah model TAM (Technology Acceptance Model) yang

dapat mempermudah seseorang dalam mendapatkan informasi. Model

Penerimaan Teknologi atau TAM ini merupakan salah satu model yang

dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi diterimanya penggunaan teknologi. Menurut Schiller (2007:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

120), dalam mengadopsi teknologi memiliki karakteristik tertentu seperti

tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, pengalaman pendidikan, dan

kemakhiran dalam menggunakan komputer di bidang pendidikan.

Dalam mempengaruhi adopsi teknologi, guru harus memiliki

kesiapan dalam menyampaikan informasi kepada muridnya pada kegiatan

belajar mengajar dan memiliki kemampuan teknologi dalam menggunakan

internet serta bisa memilah informasi yang berkaitan dengan pendidikan.

Proses adopsi internet dalam kegiatan belajar mengajar merupakan inovasi

yang baru, dimana guru harus memiliki keterampilan dalam menguasai

teknologi komputer dan aplikasinya. Keberhasilan suatu inovasi baru dalam

pendidikan, dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan

materi tersebut yang dapat mudah diserap oleh murid. Semakin mudah

teknologi itu digunakan maka semakin bermanfaat teknologi tersebut.

Dalam mengadopsi suatu teknologi, guru akan megintegrasikan

teknologi dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi sekolah,

murid dan kemampuan guru itu sendiri. Oleh sebab itu, sikap seorang guru

dapat mempengaruhi kualitas mutu pembelajaran yang diberikan. Sehingga

guru dituntut untuk selalu mengadopsi informasi terbaru dalam bidang

teknologi khususnya internet. Internet merupakan teknologi yang dapat

bermanfaat dan mudah dalam mendapatkan informasi.

6. Generasi Internet

Banyak peluang besar bagi seseorang yang berusia antar 11-31

tahun, mungkin saat ini telah menjadi orangtua, paman, manager, guru atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dosen yang melihat anak didik mereka mengerjakan lima kegiatan

sekaligus, berinteraksi dengan berbagai media-media misalnya. Mereka

menggunakan telepon genggam dengan cara yang berbeda. Kalau saat ini

mungkin kita menggunakannya untuk berbicara dan memeriksa e-mail,

namun bagi mereka hal tersebut dianggap kuno. Generasi pada saat ini

menggunakannya untuk mengirim teks, menjelajah Web, menemukan arah,

memotret atau membuat video dan berkolaborasi.

Generasi Internet adalah sebuah generasi yang lain dari yang lain.

Kelomok ini terdiri dari anak-anak generasi pasca Perang Dunia Kedua,

yang di Amerika Serikat disebut baby boomer. Siapapun yang terlahir antara

1946 dan 1964 dipandang sebagai baby boomer, dan ini terjadi di Amerika,

Kanada dan Australia. Banyak keluarga menunda rencana untuk memiliki

anak sampai Perang Dunia kedua berakhir. Setelah itu, baby boom menjadi

generasi TV. Pada saat itu para boomer dapat disebut “Generasi Perang

Dingin”, “Generasi Ekonomi Pertumbuhan”, atau sebutan lain di era pada

saat itu. Dampak revolusi komunikasi ini dipelapori oleh munculnya televisi

yang membentuk generasi ini lebih dari apapun pada masa itu. Generasi ini

mengatakan bahwa adanya televisi mengubah dunia di sekeliling para

boomer. Dalam 10 tahun sesudah ledakan munculnya televisi, angka

kelahiran menurun dramatis, angka kelahiran menunjukkan adanya

penurunan sebanyak 15% lebih sedikit dari sebelumnya. Itu sebabnya

muncul nama Baby Bust. Akan tetapi istilah ini tidak populer dan mereka

mengantinya dengan sebutan Generasi X. Gen-X yang sekarang dengan usia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

32-43 adalah komunikator-komunikator agresif yang sangat mengandalkan

media. Setelah 12 tahun menghasilkan 44.9 juta anak atau 15 persen dari

jumlah penduduk Amerika sebagai Generasi X. Pada Januari 1977–

Desember 1997 (21 Tahun), 27 persen (%) jumlah penduduk Amerika

Serikat disebut dengan generasi Milenial atau Generasi Y. Setelah itu,

kelahiran pada Januari 1998 hingga sekarang (10tahun) 13,4 persen (%)

penduduk Amerika Serikat disebut dengan Generasi Z.

Net Generasi telah disebarkan di lingkungan serba digital dan

hidup pada abad ke-21, namun sistem pendidikan masih banyak sistem

pendidikan yang tertinggal. Model pendidikan yang bertahan sampai

sekarang sudah dirancang untuk zaman industri. Model tersebut berkubang

seputar guru yang mengajarkan bahan satu untuk semua, dan dengan

menggunakan metode satu arah. Siswa yang belajar sendiri dituntut untuk

menyerap semua yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut mungkin cocok

untuk ekonomi produksi masal, namun tidak cocok untuk tantangan-

tantangan di zaman ekonomi digital, atau untuk pola berpikir para generasi

internet.

Beberapa guru tengah menerapkan beberapa cara untuk mengatasi

permasalahan ini, misalnya Chris Dede, beliau menciptakan lingkungan

visual multiuser Rever City. Sekolah yang ramah akan generasi internet ini

merupakan sumber inspirasi siswa untuk tidak terkungkung di dalam kelas,

mereka juga menempatkan beberapa komputer di sekolah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

B. Pengertian Kesenjangan Digital (Digital Divide)

Digital merupakan “menggunakan perhitungan dalam metode

numerik atau diskrit”. Pada televisi dan komputer modern, digital lebih baik

daripada “analog”. Digital lebih efisien dan mengikuti sebuah standar serta

kecepatan yang lebih besar dalam transmisi data, gambar, dan teks, yang

dikonversi dalam nol dan satu (encoding), ditransmisikan sebagai paket

melalui internet, yang kemudian diterjemahkan ulang sebagai data, gambar,

dan teks pada penerima akhir (decoding). Pada dunia pertelevisian, digital

memiliki kualitas lebih tinggi dan efisien daripada analog, atau digital dapat

diartikan sesuatu yang berhubungan dengan angka-angka untuk sistem

perhitungan atau bisa juga berhubungan dengan penomoran. Sedangkan

istilah “kesenjangan digital” secara sederhana dijelaskan sebagai

ketidaksamaan dalam hal akses pada komputer dan internet antara kelompok

yang didasarkan pada satu atau lebih identifikasi sosial dan kultural. Sebagai

contoh kesenjangan digital adalah perbedaan akses pada komputer dan

internet antara kelompok wanita dan pria, usia tua dan usia muda.

Berdasarkan Organisation For Economic Cooperation and

Development (OECD, 2001), kesenjangan digital didefinisikan sebagai

berikut

“.....the gap between individuals, household, businesses and


geographic areas at different socio –economic levels with regard
both to their opportunities to access information and communication
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

technologies (Its) and to their use of the Internet for a wide variety
of activities”.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

kesenjangan terjadi antara tingkat individu, rumah tangga, bisnis, dan area

geografis yang tingkat sosial ekonominya berbeda, berdasarkan kesempatan

mereka untuk mengakses teknologi informasi dan komunikasi.

Kesenjangan digital membahas mengenai kesenjangan antara individu

yang memiliki akses dan yang mampu menggunakan teknologi komunikasi

dan komputer secara efektif dengan individu yang tidak mampu serta tidak

memiliki akses. Mengurangi kesenjangan digital berarti membahas mengenai

pengaksesan internet dan sumber dayanya, penggunaan teknologi

telekomunikasi dan komputer untuk bekerja, berkomunikasi, mencari

informasi, membuat dan membentuk pengetahuan yang berfungsi efektif, dan

pada akhirnya menciptakan sebuah komunitas yang lebih baik dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

Menurut Chen dan Wellman, konsep kesenjangan digital adalah

kesenjangan dari faktor pengaksesan dan penggunaan internet, yang

dibedakan oleh status sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat hidup,

etnik, dan lokasi geografi (Wenhong, et. al., 2003). Sedangkan

Bridges.org menilai kesenjangan digital dari jumlah pengguna atau komputer,

akses infrastruktur, kemampuan penggunaan, pelatihan, isi yang

relevan, sektor teknologi informasi (seberapa besar integrasi sektor TIK

pada industri yang ada), kemiskinan, dan batas demografi (geografi, ras,

usia, agama, jenis kelamin, dan kecacatan). Berdasarkan pendapat Kemly


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Camacho (Camacho, 2005), konsep kesenjangan digital fokus pada hal

sebagai berikut:

a. Infrastruktur adalah berdasarkan pada perbedaan antara individu yang

memiliki infrastruktur TIK serta koneksi internet dengan individu yang

tidak memiliki fasilitas infrastruktur TIK serta koneksi internet.

b. Upaya pencapaian kecakapan TIK adalah antara individu yang berusaha

mencapai kecakapan TIK yang dibutuhkan dengan individu yang tidak

memiliki upaya mencapai kecakapan TIK yang dibutuhkan.

c. Pemanfaatan sumber daya. Hal ini berdasarkan pada keterbatasan

individu untuk menggunakan sumber daya yang tersedia di web

(melalui internet). Konsep kesenjangan digital tidak hanya mengenai

ketidakmampuan untuk mengakses informasi, pengetahuan, tetapi juga

dapat menemukan pembelajaran bagaimana mengambil manfaat dari

kesempatan baru tersebut, seperti pengembangan pekerjaan, informasi

kesehatan, mencari pekerjaan, dan sebagainya

1. Kesenjangan Digital dan Perkembangannya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, senjang berarti keadaan

yang tidak simetris atau tidak sama bagian atau berlainan sekali.

Kesenjangan adalah perihal senjang atau ketidakseimbangan atau

ketidaksimetrisan (kbbi.web.id/senjang). Menurut Kamus Komputer dan

Teknologi Informasi digital divide yaitu istilah yang digunakan untuk

menerangkan jurang perbedaan antara mereka yang mempunyai

kemampuan dalam hal akses, dan pengetahuan dalam penggunaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

teknologi modern, dengan mereka yang tidak berpeluang menikmati

teknologi tersebut.

Menurut OECD (2001) Zulkarimen Nasution (2007),

kesenjangan digital (digital divide) merupakan kesenjangan antara

individu, rumah tangga, kawasan bisnis dan geografis pada berbagai

tingkatan sosio-ekonomi dalam hal kesempatan mengakses TIK dan

menggunakan internet untuk bermacam kegiatan.

Eszter Hargittai dari Princeton Univrsity, menyatakan Digital

Divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) di

antara masyarakat yang memiliki akses secara fisik ke dalam teknologi–

teknologi digital dengan masyarakat yang tidak memiliki akses sama

sekali maupun akses yang terbatas ke dalam teknologi-teknologi digital

tersebut. Digital Divide merupakan sebuah bentuk dan kondisi

kesenjangan (gap) di antara masyarakat yang tahu (melek/memiliki

pengetahuan) terhadap teknologi digital dengan masyarakat yang tidak

tahu sama sekali (buta) teknologi digital.

Kesenjangan digital merupakan keadaan dimana terjadi

kesenjangan antara mereka yang dapat mengakses internet melalui

infrastruktur teknologi informasi dengan mereka yang sama sekali tidak

terjangkau oleh teknologi tersebut. Akses ke teknologi informasi

merupakan kunci untuk memasuki era ekonomi berbasis pengetahuan.

Begitu pula dengan akses internet, masyarakat dapat memperoleh segala

informasi yang mereka butuhkan yang dapat menjadi peluang untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

meningkatkan taraf kehidupan mereka. (Zulkarimen Nasution, 2007).

Sementara menurut Donny (2012), istilah kesenjangan digital terbentuk

untuk menggambarkan kesenjangan dalam memahami, kemampuan, dan

akses teknologi, sehingga muncul istilah “mempunyai” sebagai pemilik

atau pengguna teknologi dan “tidak mempunyai” yang berarti sebaliknya

(Donny, 2012). Masalah kesenjangan digital (digital divide) di

Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak meratanya

pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di berbagai

daerah. Sebagai contoh, adanya perbedaan pola hidup antara masyarakat

perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju. Masyarakat

perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai kemampuan dan

wawasan yang lebih tinggi akan teknologi informasi dibandingkan

masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju. Demikian pula,

masyarakat pedesaan di daerah yang sudah maju, mereka mempunyai

pengetahuan yang sedikit lebih tinggi untuk mengenal teknologi informasi

dibanding masyarakat pedesaan di daerah yang kurang maju (bahkan

tidak terjangkau jaringan komunikasi sama sekali). Selain tidak

meratanya pembangunan infrastruktur, ada faktor lain yang menjadi

masalah dalam kesenjangan digital ini yaitu kekurangan skill SDM.

Kekurangan skill SDM disini bisa dikatakan sebagai minat dan

kemampuan dari seseorang untuk menggunakan sarana digital. Masih

banyak masyarakat yang merasa gugup, takut sehingga enggan

menggunakan sarana digital seperti komputer atau laptop. Sebagian dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

mereka masih tidak ingin menanggung risiko kerusakan dari sarana digital

yang tergolong mahal sehinga akan menghabiskan uang yang banyak bila

rusak.

Bila diperhatikan lebih dalam lagi berarti hal yang mempengaruhi

skill SDM (Sumber Daya Manusia) dalam menggunakan sarana digital

bisa datang dari kesenjangan ekonomi dan kurangnya sosialisasi atau

pemberian pemahaman pada masyarakat terhadap penggunaan sarana

digital di era globalisasi ini, atau dapat dikatakan bahwa banyak masyarakat

yang memiliki ekonomi rendah tidak melek adanya sarana digital yang

semakin maju dan berkembang.

2. Kesenjangan Digital di Indonesia

Indikator kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan TIK

dalam pembangunan ekonomi di antaranya dapat dilihat dalam E-

Readiness yang dikeluarkan The Economist Intelligence Unit untuk

tahun 2007. Indonesia hanya berada di peringkat 67 dengan nilai

3.39. Sementara untuk pemanfaatan layanan elektronik pemerintah (e-

government), Indonesia berada pada peringkat 106 dari 189 negara yang

disurvei oleh PBB dalam pengembangan e-government. Posisi ini

merosot dari posisi sebelumnya pada peringkat 96.

Dalam laporan Networked Readiness Index (NRI – Indeks

Kesiapan Jaringan) yang menilai secara menyeluruh mengenai TIK dan

dampaknya di sebuah negara, Indonesia menepati posisi 64 dari 148

negara yang dinilai. Secara Global, Indonesia masih berada di “papan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

tengah” perkembangan TIK. Kondisi ini juga serupa untuk regional Asia

Tenggara, karena Indonesia berada di peringkat ke 4 dari seluruh negara

ASEAN pada tahun 2014 (The Global Infomation Technology Report,

2014). Sedangkan menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) yang bekerja sama dengan PusKaKom Universitas

Indonsia, meskipun kecepatan internt Indonesia dinilai makin lambat pada

kuartal IV 2014, tetapi kenyataannya jumlah pengkses internet di

Indonesia semakin banyak. Berdasarkan data yang diperoleh selama tahun

2014, pengguna internet di Indonesia mencapai 88,1 juta, naik 16,2 juta

dari tahun sebelumnya yaitu 71,9 juta pengguna atau bisa dikatakan pada

tahun 2014, penetrasi yang di dapat adalah 34,9%. Dengan standar yang

diajukan oleh Millenium Devolopment Goals (MDG) pada tahun 2015,

minimal penetrasi seharusnya 50% dari total jumlah penduduk di

Indonesia.

Depkominfo, memaparkan bahwa penduduk Indonesia dimana

80% nya berada di pedesaan, tetapi teledensitas akses jaringan

telekomunikasi (penetrasi per 100 penduduk) baru sekitar 0,2%,

yang berarti masih sangat rendah. Sementara itu, Teledensitas akses

jaringan telekomunikasi perkotaan memiliki kecukupan teledensitas yaitu

sebesar 11%, di mana wilayah metropolis memiliki teledensitas

sebesar 25%. Sesuai data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik

(BPS) dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) yang kemudian

digunakan oleh Ditjen Pos dan Telekomunikasi, diperkirakan masih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

terdapat 43.000 desa dari total 67.000 desa diseluruh Indonesia, masih

belum memiliki fasilitas telekomunikasi. Data dari PT. Telkom pada

majalah Bisnis Indonesia, penetrasi telekomunikasi saat ini adalah akses

telepon tetap mencapai 8,7 juta pelanggan. Menurut data Asosiasi

Telekomunikasi Seluler Indonesia (ASTI), jumlah pengguna seluler saat ini

mencapai angka 50 juta, sekitar 2% nya merupakan pengguna GPRS

(General Packet Radio Service) yang aktif datau maksimal sekitar 1 juta

pengguna. Kondisi seperti ini yang membuat Indonesia diasumsikan masih

terjadi kesenjangan digital yang sangat tinggi.

3. Faktor –Faktor yang Menyebabkan Kesenjangan Digital

Kesejangan digital tidak hanya dapat dibuktikan dengan kurangnya

pemahaman terhadap teknologi secara mendasar seperti contohnya

seseorang yang takut menggunakan laptop atau komputer karena takut

rusak dan harganya masih terhitung mahal oleh sebagian orang yang masih

terjebak pada fenomena kesenjangan digital. Hal ini menyebabkan

kesenjangan digital adalah kurangnya pemahaman dalam menggunakan

media sosial. Masyarakat masih menggunakan jaringan internet atau media

sosial secara tidak maksimal sehingga secara mendasar tidak memahami

apa manfaat dari TIK itu sendiri.

Jan Van Dijk dari Utrecth University membagi fektor penentu

mengapa terjadi kesenjangan digital yaitu :

a. Infrastruktur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Infrastruktur adalah hal penting dalam memahami sarana

teknologi, sarana disini bisa dimasukan dalam poin-poin khusus seperti

tersedianya jaringan listrik yang baik di suatu daerah, dan jaringan

telekomunikasi yang baik yang menjadi penentu apakah jaringan

internet tersabung dengan baik dan tepat di suatu daerah. Selain itu

faktor infrastruktur ini juga dapat menyangkut pada perangkat keras dan

lunak (program) dari sebuah piranti digital seperti komputer,

smartphone, dan lain sebagainya.

b. Kekurangan Keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM)

Kekurangan keterampilan (skiil) SDM bisa dikatakan sebagai

kurangnya minat dan kemampuan diri seseorang untuk menggunakan

sarana digital. Masih banyak masyarakat yang masih gugup dan takut

sehingga enggan menggunakan sarana digital seperti komputer atau

perangakat lunak lainnya. Sebagian dari mereka masih tidak ingin

menanggung risiko kerusakan sarana digital yang tergolong cukup

mahal dengan alasan apabila terjadi kerusakan biaya yang dihabiskan

akan cenderung banyak untuk memperbaikinya. Bila diperhatikan lebih

dalam lagi berarti hal ini yang mempengaruhi keterampilan SDM dalam

menggunakan sarana digital bisa datang dari kesenjangan ekonomi,

kesenjangan sosial dan kurangnya sosialisasi pemberian pemahaman

kepada masyarakat tentang penggunan sarana digital.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

c. Kekurangan Isi Konten

Hal yang menjadi pion utama dalam permasalahan konten

adalah kurangnya konten bahasa Indonesia dalam softwere digital yang

ada. Di daerah yang masih berdekatan dengan kota-kota besar sudah

banyak masyarakat yang memahami bahasa Inggris sehingga mengerti

bagaimana cara menggunakan aplikasi dalam sarana digital tertentu,

namun apa kabar dengan saudara-saudara kita yang di pelosok, mereka

yang masih belum memiliki jaringan internet, bahkan listrik. Sebagian

besar dari mereka masih kurang paham menggunakan sarana digital

yang didominasi oleh perangkat berbahasa asing (Inggris).

d. Kekurangan Pemanfaatan Internet

Kesenjanga digital teryata tidak hanya memulu mengenai

sarana dan keterampilan, namun juga penggunaan atau pemanfaatan

sarana digital dengan lebih bijaksana dan memberikan manfaat yang

lebih besar untuk kesejahteraan informasi pada masyarakat. Internet dan

jaringan telekomunkasi saat ini bukan hanya untuk menghubungkan

antara satu orang dengan kerabat di tempat yang jauh atau sekedar untuk

main game online, namun juga digunakan untuk mengakses informasi

mengenai hal-hal terkini dan memberikan informasi yang bersifat

edukatif kepada masyarakat. Sarana digital akan sangat berguna dan

bermanfaat bagi mastarakat bila mereka paham dan mengerti akan

penggunaanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Bila diperhatikan, saat ini sudah banyak dari masyarakat yang

menggunakan TIK untuk melakukan berbagai hal, namun banyak pula

di antaranya mesih terdapat keganjilan-keganjilan contohnya seperti

sekarang ini banyak anak-anak yang mengerti cara menggunakan

komputer dan penggunaan internet. Mereka paham menggunakan

jejaring sosial dan bermain game online, tetapi hanya ebatas itu saja

yang dapat dilakukan, sementara untuk pemanfaatan lain masih belum

bisa diperhitungkan.

Menurut Yohanis Mallisa (2009), kesenjangan digital dapat

disebabkan karena faktor-faktor berikut :

1) Infrastruktur

Infrastruktur merupakan sebuah fasilitas pendukung

kelancaran dalam mengakses suatu teknologi. Infrastruktur tersebut

misalnya listrik, internet, dan komputer (gawai). Sebagai contoh

mengenai kesenjanga digital infrastruktur ini, orang yang memiliki

akses ke komputer dapat bekerja dengan cepat dibandingkan

dengan orang yang masih bekerja menggunakan mesin ketik

manual. Contoh lainya, orang yang memiliki akses internet ke

komputer aka memiliki wawasan yang lebih luas daripada mereka

yanng sama sekali tidak memiliki akses informasi di internet.

2) Kekurangan Skill

Skill atau SDM sangat berpengaruh dalam dunia ilmu

teknologi dan informasi, karena SDM menentukan bisa tidaknya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

seeorang mengoperasikan atau mengakses sebuah informasi pada

jejaring sosialnya.

3) Kekurangan isi (konten) materi Bahasa Indonesia

Konten berbahasa Indonesia menentukan bisa tidaknya

seseorang dapat mengerti dalam mengakses internet. Pada daerah

dengan orangyang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi dapat

lebih mudah memahami konten berbahasa Inggris dibandingkan

daerah dengan orang yang berpendidikan lebih rendah. Oleh karena

itu, konten sangat perlu untuk disesuaikan dengan daerah masing-

masing. Daerah pedesaan sebaiknya diberikan konten dengan lebih

banyak bahasa Indonesia sehingga mereka mudan untuk memahami

isi konten tersebut.

4) Kurangnya Pemanfaatan akan Internet Itu sendiri

Berbicara mengeai kesenjanga digital, bukanlah semata-mata

persoalan infrastruktur. Banyak orang yang memiliki komputer,

bahkan setiap hari, setiap jam bisa mengakses internet namun tidak

menghasilkan apapun. Misalkan, ada seorang remaja yang memiliki

akses terhadap komputer dan internet, namun yang dilakukan

hanyalah untuk chatting yang tidak memiliki manfaat. Hal ini

berarti kesenjangan digital hanya bisa dijawab dengan penyediaan

infrasruktur saja. Infrastruktur tentu dibutuhkan, namun

persoalannya adalah ketika orang memiliki komputer dan dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

mengakses internet, pertanyaan berikutnya adalah, “Apa yang mau

diakses? Apa yang akan dikerjakan dengan peralatan tersebut ?”

C. Instrumen SIBIS

SIBIS (Statistical Indicators Bencmarking the Information Society)

adalah sebuah proyek komisi Eropa (European Commission), yang berusaha

untuk menganalisis serta membandingkan indikator – indikator

kesenjangan digital yang berbeda (SIBIS, 2003). Tujuan keseluruhan

SIBIS adalah mengembangkan indikator-indikator untuk memonitor

perkembangan menuju masyarakat informasi. Berlandaskan pada tujuan

ini, SIBIS fokus pada akses dan pemanfaatan dasar seperti kesiapan

internet, kesenjangan digital dan keamanan informasi. SIBIS juga

melibatkan faktor yang menentukan dapat akses dan pemanfaatan TIK

seperti kemungkinan hambatan, literasi digital, pembelajaran dan pelatihan,

serta perbandingan antara aplikasi-aplikasi on-line seperti e-commerce, e-

work, e-science, e-government, dan e-health. Instrumen SIBIS

mengkombinasikan 3 (tiga) tingkat dasar dalam pengembangan masyarakat

informasi, yaitu kesiapan, intensitas, dan dampaknya.

Indikator-indikator SIBIS telah diuji dan dilaksanakan p a d a survei

perbandingan pada 15 anggota negara bagian, yaitu di Amerika Serikat,

Swiss dan EU Accession Countries (New Accession States–NAS),

Bulgaria, Czech Republic, Estonia, Hungaria, Lithuania, Latvia, Polandia,

Rumania, Slovenia dan Slovakia. Survei ini mengumpulkan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

mempresentasikan data untuk tujuan perbandingan antara anggota negara

bagian Eropa, untuk pertama kalinya, antara Eropa dan Amerika Serikat

dengan indikator yang sama persis pada saat yang sama.

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

mengacu kepada instrumen SIBIS General Population Survey (SIBIS GPS)

yaitu instrumen untuk mensurvei lingkup individu (warga negara).

Mengingat bahwa indikator ini dikembangkan khusus untuk mengukur

perbedaan yang terjadi di antara negara sadamasyarakat Uni Eropa,

tentunya indikator dan juga model pengukurannya perlu disesuaikan

dengan kondisi di Indonesia. Untuk melakukannya perlu dilakukan survei

dan analisis tentang situasi dan kondisi perkembangan TIK di Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis kondisi kesenjangan digital di Indonesia

didapatkan bahwa kesenjangan digital di Indonesia masih sangat tinggi

terutama dikalangan guru. Berdasarkan analisis perkembangan TIK di

Indonesia menyebutkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi di Indonesia baru pada tahap awal, belum tahap perwujudan.

Pada tahap perkembangan TIK Indonesia saat ini yaitu masih berada pada

tahap awal dan kesenjangan digital masih sangat tinggi, maka tiga hal

dasar yang dikombinasikan dalam instrumen SIBIS yaitu mengenai

kesiapan, intensitas, dan dampaknya adalah tiga hal yang sesuai dan dapat

diterapkan dalam penelitian perkembangan TIK Indonesia saat ini.

Berdasarkan analisis tersebut, maka diteliti seluruh aspek-aspek

dalam instrumen SIBIS, dan didapatkan terdapat aspek-aspek yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dapat diterapkan di Indonesia. Aspek-aspek dalam instrumen SIBIS

yang dianalisis sesuai dengan kondisi perkembangan TIK di Indonesia saat

ini dan sesuai dengan konsep kesenjangan digital adalah sebagai berikut:

1. Kesiapan internet

2. Kesenjangan digital

3. Pemanfaatan TIK

4. Upaya pencapaian kecakapan TIK

5. Tingkat kecakapan TIK

Adapun aspek-aspek SIBIS yang tidak sesuai dengan kondisi

perkembangan TIK dan belum dapat diteliti di Indonesia disebabkan belum

dilaksanakan di Indonesia (baru terwujud tahun 2025) adalah sebagai berikut:

1. Keamanan aktivitas on-line

2. Tindakan pada penghalang akses

3. E-commerce

4. E-work

5. E-science

6. E-government

7. E-health
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

D. Review Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya berkaitan dengan Kesenjangan Digital dan

faktor- faktor yang mempengarui kesenjangan digital yakni :

1. Fransisikus Ardianto Sogen (2016). Kesenjangan Digital Di Kalangan


Siswa SMA Negeri 8 dan Stella Duce II Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendskripsikan kepemilikan

gawai, perilaku pemanfaatan internet dan pengetahuan mengenai tekologi

informasi diantara siswa SMA 8 dan Stella Duce 2 Yogyakarta, dan (2)

menguji dan menganalisis perbedaan kepemilikan gawai, perilaku

pemanfaatan internet dan pengetahuan mengenai teknologi informasi

antara siswa SMAN 8 dan Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian ini

merupakan studi komparasi dengan menggunakan teknik pengumpulan

data dengan menggunakan kuesioner dan tes pengetahuan mengenai

teknologi terhadap siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan

kepemilikan gawai antar kedua siswa sekolah tersebut namun justru ada

perbedaan pada perilaku pemanfaata internet dan pengetahuan mengenai

teknologi informasi antara siswa SMA 8 dan Stella Duce 2 Yogyakarta.

2. Yudhi Rihadi (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Kesenjangan Digital Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor
Kecamatan: Universitas Gadjah Mada

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor

yang mempengaruhi dalam penyempitan kesenjangan digital

menggunakan model pengukuran masyarakat informasi yang digunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

di Eropa yaitu SIBIS ( Statistical Indicators Barcgmarking the

Information Society).

Hasil Peneletian ini menemukan bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi penyempitan kesenjangan digital pada Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yaitu ketersediaan akses TIK dan Pemanfaatan TIK.

3. Muhammad Zulham ( 2014). Kesenjangan Digital di Kalangan Guru


SMP. Studi Diskriptif Mengenai kesenjangan Aksesibilitas dan
Kapabilitas Teknologi Informasi di Kalangan Guru SMP Kecamatan
Krian, Surabaya

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kesenjangan

digital dikalangan para guru SMP di kecamatan Krian, Surabaya.

Penelitian ini dikaji berdasarkan pendapatan dan teori para ahli mengenai

kesenjangan digital yang telah terjadi. Penelitian ini merupakan studi

diskriptif mengenai kesenjangan digital terutama dari faktor aksesibilitas

dan kapabilitas teknologi informasi, serta faktor ekonomi dan inovasi

yang berhubungan juga dengan kesejangan digital.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan

kesenjangan kapabilitas pada guru SMP di Kecamatan Krian dalam hal

teknologi informasi sedangkan dalam hal aksesibilitas, ekonomi dan

inovasi, kesenjangan yang terjadi tidak begitu signifikan perbedaannya.

Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

4. Yayat D. Hidayat (2014). Kesenjangan Digital Di Indonesia. Study


Kasus di Kabupaten Wakatobi

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan fakor-faktor penyebab

terjadnya kesenjangan digital di Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini

meggunakan metode studi kasus dengan metode pengumpulan data

wawancara, dan observasi langsung.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada tiga hal yang

mempengaruhi pada kesenjangan digital di Kabupaten Wakatobi yaitu

infrastruktur TIK yang tidak memadai karena kondisi geografis yang

menyebabkan pembangunan infrastuktur menjadi sulit dan mahal,

kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih banyak berada pada

lavel menengah ke bawah sehingga TIK belum menjadi kebutuhan

yang penting, dan kurangnya peran pemeritah dan swasta dalam

pemerataan dan memasyarakatkan TIK.

E. Kerangka Berpikir Teoritik dan Hipotesis Penelitian

Seperti yang dijelaskan oleh Tapscott terkait adanya perbedaan

generasi ke generasi yang memicu adanya pengaruh teknologi didalamnya.

Hal tersebut membuat adanya perbedaan generasi dari Baby Boomrs (1946-

1964) menjadi Generasi X (1965-1976) dan pada saat ini menjadi generasi Y

atau sering disebut dengan generasi milenial (Generasi Z) yang lahir pada

tahun 1977-1997 serta untuk generasi milenial lahir pada 1998–sekarang. Ini

memicu adanya pengaruh perubahan TIK pada setiap generasi. Oleh sebab

itulah munculnya kesenjangan digital diantara kelompok generasi tersebut tak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

terkecuali di profesi apapun. Bahkan dalam kependidikan profesi guru pun

juga memiliki generasi yang berbeda, itu dapat dilihat dari kelahiran guru

tersebut atau dari berapa lama guru tersebut mengajar.

Organisaton for Economic Cooperation and Development

(OECD,2001), menjelaskan kesenjangan digital (digital divide) merupakan

kesenjangan antara individu, rumah tangga, kawasan bisnis, dan geografis

pada berbagai tingatan sosio-ekonomi dalam kesempatan mengakses TIK dan

menggunakan internet untuk berbagai macam kegiatan. Selain itu digital

divide juga merupakan sebuah bentuk dan kondisi kesenjangan (gap) di antara

masyarakat yang tahu (melek/memiliki pengetahuan) terhadap teknologi

digital dengan masyarakat yang tidak tahu sama sekali (buta) akan adanya

teknologi digital. Konsep kesenjangan digital itu berfokus pada bagaimana

infrastruktur penggunaan gawai, kecakapa penggunaan gawai dan pemanfaat

dari penggunaan gawai tersebut. Karena itulah sebagai seorang pendidik, guru

harus memiliki kemampuan untuk menggunakan TIK sebagai sarana kegiatan

pembelajaran di sekolah agar dapat menghindari adanya kesenjangan digital

dikalangan generasinya.

1. Perbedaan Infrastruktur Gawai yang digunakan guru senior dengan guru

junior

Guru senior dalam kehidupannya tidak pernah lepas dengan adanya

pengaruh teknologi. Dalam dunia Pendidikan kemampuan guru-guru senior

sudah diakui karena pengalamanya, hapal akan prinsip-prinsip mendidik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

dan menjiwai pekerjaan sebagai guru sudah lama namun belum tentu

menggunakan TIK sebagai sarana mengajarnya.

Berbeda dengan guru junior yang saat ini bisa disebut generasi Y

atau generasi Z. Guru junior lebih fresh menggunakan teknologi untuk

mendukung kegiatan pembelajaran dengan fitur-fitur yang ada digawai

mereka sehingga membuat pembelajaran lebih tidak membosankan.

Infrastruktur gawai ini merupakan fasilitas pendukung kelancaran dalam

mengakses suatu teknologi. Dalam gawai Infrastruktur tersebut misalnya

jenis gawai yang dimiliki, spesifikasi dari gawai dan fitur-fitur yang ada di

dalam gawai tersebut.

Oleh sebab itu dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha = ada perbedaan infastruktur penggunaan gawai di kalangan guru senior

dan junior

Ho = tidak ada perbedaan infastruktur penggunaan gawai di kalangan guru

senior dan junior

2. Perbedaan Kecakapan Penggunaan Gawai di kalangan guru senior dengan

guru junior

Begitu juga dengan keterampilan. Guru senior dan guru junior harus

memiliki keterampilan yang baik dalam menggunakan gawai jika dapat

menggunakannya dan mengoperasikan gawai tersebut dengan maksimal.

Namun pada kenyataanya guru senior belum menggunakan dan

mengoperasikan gawainya secara maksimal untuk kegiatan pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Hal ini bisa di lihat dari masih guru senior yang tidak mengerti (gaptek) dan

binggung menggunakan gawai pada saat ini.

Hal tersebut berbeda dengan guru junior. Sesuai dengan generasinya

pada saat ini, guru junior yang notabennya telah memasuki generasi yang

melek digital sangat dimudahkan akan kecakapan penggunan gawai. Itu

dapat dilihat dari cara guru cakap menggunakan dan mengoperasikan gawai

tersebut untuk menginstal aplikasi, mengirim pesan melalui fitur yang

disediakan, dan mengelola sumber-sumber hasil materi pembelajaran yang

di dapat melalui gawai dengan baik.

Dari penjelasa tersebut, maka hipotesis yang muncul dalam

penelitian ini adalah :

Ha = ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru senior

dan junior

Ho = tidak ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai di kalangan guru

senior dan junior

3. Perbedaan Infrastruktur Gawai yang digunakan guru senior dengan guru

junior

Tak dapat dipungkiri cara pemanfaatan gawai juga merupakan salah

satu faktor dari kesenjangan digital di kalangal masyarakat tak terkecuali

guru. Guru senior maupun guru junior tentunya memiliki kemampuan

dalam memanfaatkan gawai guna menunjang profesionalitasnya sebagai

pedidik. Salah satu kompetensi guru yang harus dimiliki seorang guru

adalah kopetensi pedagogik. Dalam kopetensi ini berisikan poin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu pemanfaatkan teknologi

pembelajaran. Pada dasarnya memanfaatkan gawai itu mudah namun,

sebagian besar guru senior lebih terpaku dengan sistem pembelajaran yang

dirancang untuk zaman industri. Model tersebut hanya seputar guru yang

mengajarkan bahan satu untuk semua dan dengan menggunakan metode

satu arah (pembelajaran konvensional).

Berbeda dengan guru junior, adanya generasi net pada saat ini

membuktikan adanya pegaruh besar. Guru junior atau guru pada generasi

net saat ini sangat dimudahkan dengan lingkungan yang serba digital.

Bahkan untuk mencari model pembejaran yang menyenangkan guru junior

tidak kesulitan karena guru junior dapat memanfaatkan gawai untuk

menunjangang kompetensi pedagogiknya dalam KBM.

Dari uraian tersebut maka hipotesis yang muncul ialah :

Ha = ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai di kalangan guru

senior dan junior

Ho = tidak ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai di kalangan guru

senior dan junior

Dari uraian yang telah dijelaskan di atas maka kerangka berpikir

dalam penelitian ini adalah :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Tapscott
(Generasi X, Y, dan Z)

Guru Senior Guru Junior

Kenjangan Digital (Digital Divide)

a. infrastruktur b. kecakapan c. pemanfaatan

Gambar II.1
Kerangka berpikir Kesenjangan Digital di Kalangan Guru-Guru Sekolah Menengah
Se-Kecamatan Pakem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

Kerangka berpikir dalam penelitian ini berawal dari pemahaman mengenai

kesenjangan digital yang meliputi antar individu (guru) yang memiliki akses

internet dengan baik atau tidak, yang memiliki pengetahuan terkait teknologi

informasi dan komunikasi atau tidak serta yang mampu menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi dengan yang tidak.

Penelitian ini menggunakan instrumen yang dikembangan oleh SIBIS

sebagai acuan pengukuran kesenjangan digital yang penggunaannya disesuaikan

di Indonesia khususnya di Yogyakarta. Pada bagian selanjutnya akan dibahas

mengenai permodelan pengukuran untuk mengurangi kesenjangan digital dengan

menentukan variabel-variabel yang sesuai di Indonesia saat ini.

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komperasi.

Metode komperasi merupakan metode yang digunakan untuk membandingkan

antara dua kelompok atau lebih dari satu variabel tertentu. Menurut Ronny (2008

:58) penelitian komperatif adalah jenis penelitan diskriptif yang digunakan untuk

mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis

faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Dalam penelitian ini, Peneliti akan membandingkan tingkat kesenjangan

digital antara dua kelompok guru yaitu guru senior dan guru junior di sekolah

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

menengah se-Kecamatan Pakem dengan variabel penelitian adalah infrastruktur

kepemilikan gawai, kecakapan penggunaan gawai, serta pemanfaatan gawai.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan di Pakem, Sleman, Yogyakarta.

Pakem merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak sekolah

baik Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Sekolah Luar Biasa

(SLB).

Penelitian ini akan dilakukan di seluruh sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem. Sekolah menengah ini dipilih karena peneliti ingin

membandingkan kesenjangan digital antara guru senior dan junior.

Alasan lain dipilihnya sekolah menengah karena di sekolah menengah

hampir semua gurunya memanfaatkan gawai sebagai bahan mengajar,

media pengajaran serta sarana untuk menambah wawasan terbaru

terkait mata pembelajaran yang diajarkan. Selain itu di sekolah

menengah tersebut kebanyakan juga telah terpasang konekasi internet

yang memudahkan guru tersebut terhubung langsung dengan jaringan

internet yang difasilitaskan oleh sekolah.

2. Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

penelitian ini akan dilakukan pada bulan November 2017


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru sekolah menengah se-Kecamatan

Pakem. Pemilihan guru-guru ini karena peneliti ingin melihat adanya

kesenjangan dikalangan guru dalam memanfaatkan gawai sebagai media

pembelajaran yang menyenangkan, mencari bahan ajar yang terbaru,

serta pemanfaatan internet sebagai fasilitas yang disediakan oleh sekolah

untuk memudahkan dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Objek Penelitian

Dalam objek penelitian ini, yang menjadi objeknya adalah

kesenjangan digital di kalangan guru baik senior maupun junior di

sekolah menengah Se-Kecamatan Pakem yang meliputi perbedaan dalam

hal infrakstuktur gawai, kecakapan penggunaan gawai serta pemanfaatan

gawai.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek

yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang

dimiliki objek atau subjek itu (Sugiyono, 2012:80). Populasi dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

penelitian ini adalah seluruh guru di Sekolah Menengah, baik itu guru

Senior maupun guru Junior Se-Kecamatan Pakem dengan jumlah guru di

Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem sebanyak 174 guru. (sumber:

Badan Pusat Statitik Kab. Sleman, 2017). Namun dalam Penelitian ini

peneliti hanya menggunakan 88 guru, hal ini dikarenakan dari 8 sekolah

Menengah di Kecamatan Pakem, peneliti hanya dapat meneliti 5 sekolah

saja. Ke lima sekolah menengah ini jumlah guru hanya 88 orang, ini

dikarenakan ada dua sekolah menengah yang gurunya mengajar dua

sekolah. Sedangkan untuk ke tiga sekolah menengah lainnya, peeliti tidak

mendapatkan ijin penelitian karena faktor intern dari sekolah menengah

tersebut.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2013: 81). Pengambilan sampel ini

akan dilakukan dengan teknik convenience sampling, yaitu subjek yang

dipilih karena mereka mudah diteliti.

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil menggunakan

interval kepercayaan 5% (Nurgiyantoro, 2012: 22). Dengan rumusnya

adalah sebagai berikut :


1,96 √2500 √N-n
Interval Kepercayaan= = x
√n √N-1
Keterangan :

N = Jumlah Populasi

n = Jumlah sempel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Dengan menggunakan rumus di atas peneliti dapat menarik sampel

dari populasi tersebut sebanyak 88 sampel untuk melihat tingkat

kepercayaan yang didapatkan dari populasi yaitu:

Sampel Seluruh Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem

Interval Kepercayaan= 1,96√2500


x √174-88

√88 √173

= 4,99%

Jadi, besarnya interval kepercayaan sampel dengan jumlah 88 orang

dari populasi 174 Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem adalah

sebesar 4,99%. Hal ini berarti sampel yang diambil dapat mewakili populasi

tersebut karena berada di bawah 5% dari interval kepercayaan.

E. Variabel dan Cara Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Infrastruktur

Variabel infrastruktur gawai adalah sebuah fasilitas

pendukung kelancaran dalam mengakses teknologi oleh guru seperti

telepon genggam, tablet, dan laptop yang digunakan dalam

kehidupan sehari-hari baik untuk kegiatan mengajar maupun

kegiatan yang lainnya. Indikator pengukuran dari infrastuktur gawai

yang dikembangkan menurut SIBIS sebagi berikut :

1) Jenis gawai yang dimiliki guru senior dan junior yang dilihat

dari jenis gawai ini adalah feature phone (tanpa internet), tablet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

dan laptop. Skala pengukuran mengenai variabel infrastruktur

gawai dilihat dari jenis gawai adalah ordinal. Berikut ini tabel

kategori jenis gawai :

Tabel III.1
Jenis Gawai

Gawai Keterangan
Feature phone (tanpa internet) 1
Smartphone 2
Tablet 3
Laptop 4

2) Jumlah gawai yang dimiliki guru senior dan junior skala

pengukuran mengenai variabel infrastruktur gawai dilihat

dari jumlah gawai adalah ordinal. Berikut ini tabel kategori

jumlah gawai :

Tabel III.2
Jumlah gawai

Gawai Keterangan
Memiliki 1 gawai 1
Memiliki 2 gawai 2
Memiliki 3 gawai 3
Memiliki > 3 gawai 4

3) Spesifikasi gawai yang dimilikki oleh guru senior dan juior

adalah bagian atau karakteristik dari gawai seperti memori

internal, kamera, ukuran layar, besarnya RAM, akses internet

dan jaringan yang digunakan guru senior dan junior. Skala

pengukuran mengenai variabel infrastruktur gawai dilihat

dari spesifikasi gawai adalah ordinal. Berikut ini tabel

kategori jenis gawai :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Tabel III.3
Spesifikasi Gawai

Kategori Keterangan
Tidak lengkap 1
Kurang lengkap 2
Lengkap 3
Sangat lengkap 4
Berdasarkan tabel diatas maka spesifikasi gawai guru dapat

di golongkan menjadi 4 kategori yaitu :

a) Kategori tidak lengkap

Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi

gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah tidak

lengkap seperti memori internal ≤ 3 GB, RAM ≤ 512

MB, kamera gawai ≤ 5 MP, ukuran layar pada feature

phone 1-1,5 inci, ukuran pada smartphone 3,5-4 inci,

ukuran layar pada tablet 6-6,8 inci, ukuran pada laptop 9-

12 inci, akses internet menggunakan mobile dan jaringan

yang digunakan E/G.

b) Kategori kurang lengkap

Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi

gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah kurang

lengkap seperti memori internal 4-6 GB, RAM 1-2 MB,

kamera gawai 6-10 MP, ukuran layar pada feature phone

1,6-2 inci, ukuran pada smartphone 4,6-5 inci, ukuran

layar pada tablet 7-8 inci, ukuran pada laptop 12-14 inci,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

akses internet menggunakan Dial up dan jaringan yang

digunakan 2G.

c) Kategori Lengkap

Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi

gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah

lengkap seperti memori internal 7-9 GB, RAM 3-4 MB,

kamera gawai 13-16 MP, ukuran layar pada feature

phone 2,1-.5 inci, ukuran pada smartphone 5,2-5,5 inci,

ukuran layar pada tablet 8,1-9 inci, ukuran pada laptop

15-16 inci, akses internet menggunakan kabel dan

jaringan yang digunakan 3G.

d) Kategori Sangat Lengkap

Spesifikasi gawai tidak lengkap artiya spesifikasi

gawai yang dimiliki guru senior dan junior adalah

lengkap seperti memori internal ≥ 10 GB, RAM ≥ 4 MB,

kamera gawai ≥ 16 MP, ukuran layar pada feature phone

≥ 3 inci, ukuran pada smartphone ≥ 6 inci, ukuran layar

pada tablet ≥ 10 inci, ukuran pada laptop ≥ 17 inci, akses

internet menggunakan hostpot dan jaringan yang

digunakan 4G.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Tabel III.4
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Infrakstruktur

Sub Sumber
Domain Indikator SIBIS
Domain Data
Jumlah gawai seperti komputer,
Kepemilikan laptop, dan HP yang dimiliki guru
gawai
Spesfikasi Gawai
Infrastruktur Ketersediaan Ketersediaan akses ke jaringan Data Primer
Gawai Akses broadband
Penggunaan Penggunaan broadband dan pola
Akses pengunaannya
Kualitas penggunaan broadband

b. Variabel Kecakapan

Variabel Kecakapan pengguna oleh guru adalah kemampuan guru

menggunakan gawai untuk merancang, memproduksi media pembelajaran

di sekolah dan pengetahuan guru dalam TIK sebagai penunjang

profesionalitasnya. Aspek tingkat kecakapan TIK yang dikembangkan

oleh SIBIS. Skala pengukuran dalm variabel kecakapan guru megenai

penggunaan gawai adalah ordial, yaitu selalu, sering, jarang dan tidak

pernah. Setiap indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang

dinyatakan dalam 4 skala .

Tabel III.5
Skala Likert Variabel Kecakapan

Kategori Keterangan
Tidak pernah 1
Jarang 2
Sering 3
Selalu 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tabel III.6
Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Kecakapan Penggunaan
Gawai
Sub Sumber
Domain Indikator SIBIS
Domain Data
Keterampilan mencari informasi di
internet
Keterampilan menggunakkan e-mail
Keterampilan ber-chatting
Tingkat Kecakapan Data Primer
Keterampilan menggunakan media TIK
penggunaan gawai
di sekolah
Pengetahuan guru terhadap TIK
Keterampilan guru mendownload dan
menginstal perangkat lunak

c. Variabel Pemanfaatan

Variabel pemanfaatan gawai oleh guru adalah aktivitas atau

perbuatan disaat mengakses internet di kalangan Guru Sekolah Menengah

Se-Kecamatan Pakem untuk berbagai tujuan seperti komunikasi, hiburan,

pendidikan, media sosial dan lain-lain. indikator pemanfaatan gawai sebagai

berikut :

1. Motif penggunaan gawai adalah latar belakang guru senior dan guru

junior dalam menggunakan gawai dan mengakses internet untuk

pendidikan. Motif dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu motif

penambahan pengetahuan, hiburan dan media sosial atau komunikasi.

Motif pemanfaatan gawai difokuskan pada frekuensi atau seberapa sering

tingkat penggunaan gawai untuk pengetahuan atau mencari informasi

pendidikan, hiburan dan sosial.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

2. Durasi pengunaan gawai adalah rentang atau lamanya waktu yang

digunakan oleh guru senior dan guru junior Se- Kecamatan Pakem dalam

penggunaan gawai disekolah maupun di rumah. Berdasarkan pada SIBIS,

dilakukan pengembangan instrumen pemanfaatan TIK ini.

Skala pengukuran dalam variabel pemanfaatan gawai oleh guru

mengenai pemanfaatan gawai adalah ordial, yaitu selalu, sering, jarang dan

tidak pernah. Setiap indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang

dinyatakan dalam 4 skala .

Tabel III.7

Skala Likert Variabel Pemanfaatan

Kategori Keterangan
Tidak pernah 1
Jarang 2
Sering 3
Selalu 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel III.8

Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Mengenai Variabel Pemanfaatan Gawai

Domain Sub Domain Indikator SIBIS Smber Data

Durasi dan Penggunaan


IntensitasPenggnaan berdasarkan
Gawai pemakaian tetap
online
Frekuensi
penggunaan
gawai dengan
intensitasnya
Akses Internet Mekanisme
mengakses
internet baik saat
mengajar di
sekolah, di rumah
maupun diluar
Pemanfaatan
rumah Data primer
Gawai
Akses informasi Pemanfaatan
akses informasi
baik di rumah,
sekolah maupun
diluar sekolah
Penggunaan e-mail Mendukung
kontak sosial
Penggunaan untuk Mendukung
kurikulum adanya
pemanfaatan
gawai pendukung
kurikulum
pendidikan yang
ada

2 Cara Pengukuran

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah ratting scale dalam

skala model pengukuran ratting scale, tidak hanya mengukur pada sikap saja

melainkan untuk mengukur presepsi responden terhadap fenomena sosal lainnya,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

seperti skala unuk mengukur status sosial ekonomi, pengetahuan, lembaha,

kemampuan dan lain-lain. (Sugiyono, 2012 : 98)

Rating Scale dalam peneitian ini mengunakan kategori pengukuran kategori,

kecakapan penggunaan gawai menggunakan kategori tidak pernah, jarang, sering

dan selalu dan untuk penomorannya untuk nilai 1: tidak pernah. 2: jarang, 3:

sering, 4: selalu.

Untuk variabel infrakstruktur penggunaan gawai dilihat dari jenis gawai

menggunakan pengkategorian telephone genggam, tablet dan laptop. Untuk

infrakstruktur penggunaan gawai ini dilihat dari jumlah gawai yang dimiliki

makan dikategorikan memiliki 1 gawai, memiliki 2 gawai, memiliki 3 gawai dan

memiliki ≥ 3 gawai.

F. Data yang Dicari`

Berdasarkan variabel-variabel diatas maka data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Data infrastruktur gawai

Data infrastuktur gawai ini berisi tentang kepunyaam gawai pribadi para

guru sekolah menengah se-Kecamatan Pakem seperti feature phone, telepon

pintar, tablet, dan laptop. Data ini dicari menggunakan kuesioner yang telah

dibuat oleh peneliti.

b. Data tingkat kecakapan penggunaan gawai

Tingkat kecakapan penggunaan gawai yaitu aktivitas guru dalam

menggunakan gawai di rumah maupun disekolah guna untuk menunjang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

profesionalitasnya sebagai guru, dan guna untuk melihat sebarapa cakap seorang

guru mengunakan gawai dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Data ini dicari

menggunakan instrumen kuesioener yang telah disediakan oleh peneliti.

c. Data pemanfaatan gawai

Pemanfaatan gawai yaitu aktivitas guru dalam menggunakan gawai guna

mencari informasi – informasi terkini terkait pendidikan, hiburan, komunikasi,

media sosial, dan lain-lain.

2. Data Sekunder

Data sekunder ini diperoleh dari http://referensi.data.kemdikbud.go.id.

Dalam web tersebut berisi tentang Jumlah Data Pendidik dan Tenaga

Kependidikan (PTK) perkabupaten/Kota : Kab. Sleman khusus Kecamatan

Pakem.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Kuesioner

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner adalah untuk

mendapatkan data dengan variabel infrastruktur gawai, kecakapan

penggunaan gawai serta pemanfaatan gawai dikalangan guru senior dan

junior di sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Menurut (Sugiyono,

2012: 142-143) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Selain kuesioner, peneliti juga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

menggunakan dokumentasi data dan fakta yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti.

H. Pengujian Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas untuk mengukur

instrumen penelitian dengan variabel yang ada.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2006: 168-169).

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan serta dapat mengungkap data dari valiabel yang diteliti secara

tepat. Tinggi rendahnya validasi instrumen menunjukkan sejauh mana data

yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud.

Pengujian validitas ini menggunakan rumus korelasi yang

dikemukakan oleh Pearson (Arikunto, 2006: 170).

Jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka butir soal tersebut dikatakan

valid. Jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir soal tersebut

dikatakan tidak valid dengan tingkat signifikan 5%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indek yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur itu dapat dipercaya. Dengan kata lain reliabilitas menunjukan

konsistensi auatu alat pengukuran di dalam mengukur gejalan yang sama.

(Arikunto, 2006:178).

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode Alpha-Cronbach. Standar yang

digunakan dalam menentukan reliabel atau tidaknya suatu instrumen

penelitian umumnya adalah perbandinagn antara nilai r hitung dan r tabel

pada taraf kepercayaan 95% atau tingakt signifikasi 5%. Apabila

dilakukan pengujian reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha-

Cronbach, maka nilai r hitung diwakili oleh nilai Alpha. Rumus yang

digunakan adalah (Arikunto, 2006:196) :

Keterangan :

α = Koesifisien reliabilitas Alpa Conbach

K = jumlah item pertanyaan yang diuji

∑s2i = Jumlah varian skor item

SX2 = varians skor-skor tes (seluruh item K)

Sebuah tes dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya

nilai alpha dengan perbandingan r hitung dan r tabel. Kuesioner dikatakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

reliabel apabola r hiting ≥ r tabel sedangkan r hitung ≤ ra tabel maka tes

tersebut tidak valid. Adapun kriteria lain yaitu :

a. r hitung > 0.6 berarti reliabel

b. r hitung < 0.6 tidak reliabel

3. Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

a. Pengujian Validasi

Berdasarkan hasil uji validitas diatas variabel penelitian yang

diteliti validitasnya hanyalah variabel kecakapan penggunaan gawai,

untuk variabel infrastruktur dan pemanfaatan gawai tidak diukur uji

validitasnya karena butir-butir soal untuk variabel infrastruktur dan

pemanfaatan gawai merupakan data yang sesungguhnya dimiliki oleh

responden, jadi tidak perlu diujikan kevalidannya. Berikut ini

merupakan hasil uji validitas terkait variabel kecakapan:

Tabel III.9
Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kecakapan

Variabel Butir r hitung r tabel Keterangan


BT19 0.471 0.320 Valid
BT20 0.639 0.320 Valid
BT21 0.395 0.320 Valid
BT22 0.663 0.320 Valid
BT23 0.698 0.320 Valid
BT24 0.304 0.320 Valid
BT25 0.684 0.320 Valid
Kecakapan BT26 0.679 0.320 Valid
BT27 0.697 0.320 Valid
BT28 0.485 0.320 Valid
BT29 0.792 0.320 Valid
BT30 0.666 0.320 Valid
BT31 0.582 0.320 Valid
BT32 0.459 0.320 Valid
Sumber : Data yang diolah, 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Pada tabel III.4 di atas diperoleh hasil bahwa semua item korelasi (r

hitung) bernilai positif dan lebih besar dari (r tabel) = 0.320 yang berarti

valid, sehingga semua item pertanyaan pada variabel penilitian dapat

digunakan untuk mengukur objek yang diteliti.

b. Pengujian Reliabilitas

Tabel III.10
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Crobach Nilai kritis Keterangan
Kecakapan 0.872 0.6 valid
Sumber : Data yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel III.5 di atas diperoleh Alpha Cronbach lebih

besar dari 0.60. Hal ini menunjukan bahwa hasil uji reliabelitasnya adalah

semua variabelnya dapat dinyatakan valid sehingga dapat dipergunakan

bagi penelitian selanjutnya.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik

deskriptif bertujuan untuk menjelaskan tentang gambaran yang diteliti melalui

data sampel tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku

secara umum (Sugiyono, 2008:29). Analisis statistik deskriptif meliputi rata-rata

(mean), standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

2. Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual

berditribusi normal atau tidak. Jika nilai asym. Sig (2 tailed) memiliki

signifikansi lebih dari α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal,

jika asym Sig (2 tailed) memiliki signifikansi lebih kecil dari α = 0,05

berarti distribusi tersebut tidak normal.

b. Pengujian Hipotesis

1) Uji Independent T-Tes

Uji hipotesis menggunakan metode independent sample T-Tes

yang merupakan uji – t dua sampel yang menguji perbandingan

(komparatif), tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan atau

membedakan apakah kedua variabel yang berbeda. Uji-t dua sampel

digunakan untuk dua kelompok sampel yang berasal dari kelompok

sampel yang berbeda.

Dalam Pengujian ini untuk melihat adanya kesenjangan digital

antara guru senior dan junior, jika nilai asym. Sig (2 tailed) memiliki

signifikansi >α = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan

pengujian dilanjutkan dengan uji independent t. Jika asym Sig (2 tailed)

memiliki signifikansi < α = 0,05 berarti distribusi tersebut tidak normal

dan pengujian selanjutnya dengan uji Mann Whitney Test.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Diskripsi Lokasi

1. SMP Negeri 1 Pakem

SMP Negeri 1 Pakem terletak di dusun Tegalsari, Pakembinangun, Pakem,

Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 1 Pakem merupakan salah satu seekolah favoit

dan berakreditasi A dari beberapa sekolah di Kecamatan Pakem.

SMP Negeri 1 Pakem ini sudah mnggunakan kurikulum 2013 dalam sistem

pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah favorit di Kecamatan Pakem, dalam

penggunaan Kurikulum 2013 ini sekolah menyempurnakannya dengan

mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa, wawasan lingkungan, mitigasi

bencana maupun etika berlalu lintas dalam kegiatan pembelajaran. SMP Negeri 1

Pakem memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :

a. Visi Sekolah

“TAKWA, CERDAS, MANDIRI, SANTUN, DAN BERWAWASAN

LINGKUNGAN”

Indikator-indikator Visi sekolah :

- Menjalankan tuntutan agama sesuai dengan yang dianutnya

- Mempunyai kompetensi dalam bidang akademik dan non akademik

- Mampu menggunakan keterampilan dalan menghadapi masa depan

- Mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

b. Misi Sekolah

1) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga dapat

mewujudkan KBM yang menyenangkan , efektif dan efisien.

2) Mengoptimalkan peranan sumberdaya manusia yang ada secara profesional

sesuai deengan kemampuan masing-masing individu.

3) Mengupayahkan tersediannya sarana dan prsarana yang mendukung

terlaksananya program dengan baik

4) Memberikan dorongan dan bimbinga terhadap siswa untuk dapat

mengembangkan bakat, kemampuan dan keterampilan secara optimal.

5) Mewujudkan fasilitas sekolah yang relevan, mutahkir, dan berwawasan ke

depan

6) Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkompetensi tinggi

7) Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh dan sehat

8) Mewujudkan budaya karakter bangsa dan peduli terhadap lingkungan.

Untuk menunjang prestasi siswa, baik pada bidang akademik maupun non

akademik, SMP Negeri 1 Pakem juga memfasilitasi siswa dan guru. Berbagai

fasilitas yang ada di SMP Negeri 1 Pakem adalah sebagai berikut :

a. Ruang Kelas

Di SMP Negeri 1 Pakem terdapat 12 buah ruang kelas yang digunakan

untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas VII berjumlah 3 kelas, kelas VII 3 kelas

dan kelas IX 3 kelas. Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi

masing-masing sebagai berikut :

1) Luas ruang kelas dengan panjang 9m dan lebar 8m


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

2) Meja dan kursi untuk siswa

3) Meja dan kursi untuk guru

4) 1 buah papan tulis

5) Satu buah LCD Proyektor

6) Satu buah papan pengumuman

7) Satu buah jam dinding

8) Gambar presiden dan wakil presiden

a. Kantor

SMP Negeri 1 Pakem Memiliki beberapa Ruangan antara lain :

1) Ruang Kepala Sekolah

2) Ruang Wakil Kepala sekolah

3) Ruang Tata usaha

4) Ruang Guru

b. Laboratorium

SMP Negeri 1 Pakem memiliki 3 laboratorium yang digunakan

untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu Laboratoium

Komputer, Labotrorium Bahasa, dan Laboratorium IPA. Ketiga

laboratorium tersebut sudah dilengkapi oleh jaringan internet atau Wi-fi

(Wireless Fidelity).

Adapun ruangan lain yang disediakan oleh pihak sekolah untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar baik siswa maupun guru antara lain :

1) Hospot Area
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

2) Gedung serba guna

3) Saran olahraga

4) Lapangan sepak bola

5) Lapangan basket

6) Perpustakaan

7) Masjid

8) Ruang Kesehatan (UKS)

9) Ruang OSIS

10) Ruang Komite

11) Ruang Media dan Alat bantu PBM

12) Ruang Bimbingan dan Konseling

13) Ruangan penjaga sekolah

14) Gudang

15) Kantin dan Koperasi Sekoah

16) Tempat parkir

2. SMP Negeri 3 Pakem

SMP Negeri 3 Pakem terletak di Desa Harjobinangun, Pakem,

Sleman, Yogyakarta. SMP Negeri 3 Pakem merupakan salah satu sekolah

yang terakreditasi A dari beberapa sekolah di Kecamatan Pakem.

SMP Negeri 3 Pakem menggunakan kurikulum 2013 dalam sistem

pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah yang memiliki akreditasi A, SMP N 3

Pakem selalu berusaha terus mengembangkan anak didiknya dalam berbagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

bidang, baik bidang akademik maupun non akademik. SMP N 3 Pakem memiliki

visi, misi dan tujuan sebagai berikut:

a. Visi

Unggulan dalam prestasi, berakhlak mulia, berwawasan lingkungan hidup,

dan berbudaya asing global dengan Indikator :

1) Terwujudnya lulusan dengan kompetensi yang unggul di bidang

akademik;

2) Terwujudnya perolehan kejuaraan minimal tingkat kabupaten dalam

bidang sains dan teknologi;

3) Terwujudnya perolehan kejuaraan minimal tingkat kabupaten dalam

bidang olahraga dan seni;

4) Terwujudnya lulusan yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

dalam kehidupan sehari-hari sebagai pencerminan dari ajaran

agamanya;

5) Terwujudnya lulusan yang mampu melestarikan budaya nasional dan

daerah,

6) Terwujudnya perilaku peserta didik untuk mewujudkan lingkungan

sekolah yang indah, bersih, sehat, dan nyaman sebagai pencerminan

budaya sekolah yang unggul.

7) Terwujudnya lulusan yang memiliki daya saing global dan mampu

berdampingan dengan bangsa lain.

b. Misi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

1) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dengan

memanfaatkan segala sumber daya yang ada.

2) Mengupayakan peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan

kependidikan secara terus menerus dan berkesinambungan.

3) Mengembangkan potensi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

4) Mengembangkan potensi siswa dalam bidang ketrampilan, olah raga,

seni dan budaya.

5) Meningkatkan kompetensi guru dan siswa dalam bidang teknologi,

informasi dan komunikasi dengan sarana penunjang yang baik.

6) Meningkatkan disiplin dan menumbuhkembangkan penghayatan dan

pengamalan agama serta budi pekerti luhur.

7) Melestarikan budaya nasional dan daerah sebagai khasanah kekayaan

bangsa.

8) Menyediakan fasilitas dan sarana penunjang yang memadai untuk

memberikan kenyamanan warga sekolah.

9) Mengupayakan lingkungan yang indah, bersih dan sejuk dengan

tamanisasi dan penghijauan serta sistem drainase yang baik.

10) Mengupayakan peningkatan kompetensi peserta didik agar mampu

bersaing secara global.

11) Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non

akademik, SMP Negeri 3 Pakem juga memfasilitasi siswa. Berbagai

fasilitas yang ada di SMP Negeri 3 Pakem adalah sebagai berikut :

a. Ruang Kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Di SMP Negeri 3 Pakem terdapat 12 buah ruang kelas yang digunakan

untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas VII berjumlah 3 kelas, kelas VII 3

kelas dan kelas IX 3 kelas. Setiap rauangan kelas mempunyai fasilitas

dengan diskripsi masing-masing sebagai berikut :

1) Luas ruang kelas dengan panjang 7m dan lebar 6m

2) Meja dan kursi untuk siswa

3) Meja dan kursi untuk guru

4) 1 buah papan tulis

5) Satu buah LCD Proyektor

6) Satu buah papan pengumuman

7) Satu buah jam dinding

8) Gambar presiden dan wakil presiden

c. Kantor

Ruangan kator yang ada di SMP Negeri 3 Pakem terdiri dari :

1) Kantor kepala sekolah

2) Kanto wakil kepala sekolah

3) Kantor guru

4) Kantor tata usaha

5) Kantor bimbingan konseling

d. Laboratorium

SMP Negeri 3 Pakem memiliki 1 laboratorium yang digunakan untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium TI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Adapun ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjng

belajar siswa antara lain :

1. Hospot Area

2. Gedung serba guna

3. Saran olahraga

a) Lapangan sepak bola

b) Lapangan basket

4. Perpustakaan

5. Masjid

6. Ruang Kesehatan (UKS)

7. Ruang OSIS

8. Kantin dan Koperasi

9. Tempat parkir

3. SMK Sanjaya Pakem

SMK Sanjaya Pakem terletak di Jalan Kaliurang Km 17 Pakem,

Sleman, Yogyakarta. SMK Sanjaya Pakem merupakan salah satu sekolah

Kejuruan yang terakreditasi A dari beberapa sekolah Kejuruan di

Kecamatan Pakem.

SMK Sanjaya Pakem menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan 2006 ( khusus Kurikulum kejuruan ) dalam sistem

pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah Kejuruan yang memiliki


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

akreditasi A, SMK Sanjaya Pakem selalu berusaha terus mengembangkan

anak didiknya dalam berbagai bidang, baik bidang akademik maupun non

akademik. SMK Sanjya Pakem memiliki visi, misi dan tujuan sebagai

berikut:

a. Visi

Menghasilkan Tamatan yang memeiliki kepekaan, keterampilan, dan

kemandirian sehingga siap mengahdapi persaingan ekonomi global,

bersemangatkan nilai-nilai kasih.

b. Misi

1) Meningkatkan profil kemampuan guru, karyawan, dan anak didik.

2) Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien sesuai dengan

bidangnya.

3) Meningkatkan pengelolalaan lingkungan sekolah secara terpadu.

4) Berusaha memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang berkarakter jujur,

mandiri, disiplin,, dan santun pada dunia kerja.

5) Membina dan meningkatkan kerjasama dengan seluruh komponen

masyarakat secara berkesinambungan

Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non

akademik, SMK Sanjaya Pakem juga memfasilitasi siswa. Berbagai fasilitas yang

ada di SMK Sanjaya Pakem adalah sebagai berikut :

a. Ruang Kelas

Di SMK Sanjaya Pakem terdapat 12 buah ruang kelas yang digunakan untuk

kegiatan beajar mengajar. Kelas X berjumlah 3 kelas, kelas XI 3 kelas dan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

XII 3 kelas. Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi masing-

masing sebagai berikut :

1) Luas ruang kelas dengan panjang 8m dan lebar 6m

2) Meja dan kursi untuk siswa

3) Meja dan kursi untuk guru

4) 1 buah papan tulis

5) Satu buah LCD Proyektor

6) Satu buah papan pengumuman

7) Satu buah jam dinding

8) Gambar presiden dan wakil presiden

b. Kantor

Ruangan kator yang ada di SMK Sanjaya Pakem terdiri dari :

1) Kantor kepala sekolah

2) Kanto wakil kepala sekolah

3) Kantor guru

4) Kantor tata usaha

5) Kantor bimbingan konseling

c. Laboratorium

SMK Sanjaya Pakem memiliki 3 laboratorium yang digunakan untuk

menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium Komputer,

Laboratorium Pemasaran, dan Laboratorium Praktik mengetik manual. Adapun

ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjang belajar siswa

antara lain :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

1. Hospot Area

2. Gedung serba guna

3. Saran olahraga

a) Lapangan upacara

b) Lapangan basket

4. Perpustakaan

5. Ruang Kesehatan (UKS)

6. Ruang OSIS

7. Ruang kegiatan siswa

8. Kantin dan Koperasi

9. Tempat parkir

4. SMK Hamong Putera 1 Pakem

SMK Hamong Putera 1 terletak di dusun Pojok, Harjobinangun,

Pakem, Sleman, Yogyakarta. SMK Hamong Putera 1 merupakan salah satu

sekolah kejuruan dari beberapa sekolah kejuruan di Kecamatan Pakem.

SMK Hamong Putera 1 ini sudah menggunakan kurikulum 2013

kejuruan dalam sistem pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah kejuruan

di Kecamatan Pakem, dalam penggunaan Kurikulum 2013 ini sekolah

mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa, wawasan lingkungan, dalam

kegiatan pembelajaran. SMK Hamong Putera 1 Pakem memiliki 2 bidang

studi Keahlian yaitu Bisnis dan Manejemen Perkantoran serta Bisnis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Manajemen Akuntansi dan Keuangan. SMK Hamong Putera 1 memiliki

visi, misi dan tujuan sebagai berikut :

a. Visi

“ Berakhlak Mulia, Mandiri, Profesional, Kompetitif, dan Berbudaya”

b. Misi

Berdasarkan Visi SMK Hamong Putera 1 Pakem, maka dirumuskan misi

yang akan mendukung terwujudnya cita-cita sekolah.

1) Mengembangkan nilai-nilai agama untuk meningkatkan iman dan

taqwa.

2) Melatih berfikir cerdas, kreatif, dan produktif, sesuai kompetensi

keahliaan

3) Memberikan pembekalan pengetahuan, keterampilan, dan pelatihan

secara profesional.

4) Membekali peserta didik siap besaing di dunia pendidikan dan dunia

kerja sesuai dengan pasar

5) Mengembangkan nilai budaya lokal.

Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non

akademik, SMK Hamong Putera 1 Pakem juga memfasilitasi siswa. Berbagai

fasilitas yang ada di SMK Hamong Putera 1 Pakem adalah sebagai berikut:

a. Ruang Kelas

Di SMK Hamong Putera 1 Pakem terdapat 6 buah ruang kelas yang

digunakan untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas X berjumlah 2 kelas, kelas XI 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kelas dan kelas XII 2 kelas yng setiap kelasnya digunakan untuk masing-masing

bidang studi Keahlian . Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi

masing-masing sebagai berikut :

1) Luas ruang kelas dengan panjang 7m lebar 6m

2) Meja dan kursi untuk siswa

3) Meja dan kursi untuk guru

4) 1 buah papan tulis dan white board

5) Satu buah LCD Proyektor

6) Satu buah papan pengumuman

7) Satu buah jam dinding

8) Gambar presiden dan wakil presiden

b. Kantor

Ruangan kantor yang ada di SMK Hamong Putera 1 Pakem terdiri dari :

1) Ruang Kantor kepala sekolah

2) Ruang Kantor wakil kepala sekolah

3) Ruang Kantor guru

4) Ruang tata usaha

5) Ruang bimbingan konseling

6) Laboratorium

SMK Hamong Putera 1 Pakem memiliki 1 laboratorium yang digunakan

untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium Komputer.

Adapun ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjng belajar

siswa antara lain :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

1) Hospot Area

2) Gedung serba guna

3) Ruang Praktik Kejuruan

4) Saran olahraga

a) Lapangan upacara

b) Lapangan olah raga

5) Perpustakaan

6) Ruang Kesehatan (UKS)

7) Ruang OSIS

8) Ruang kegiatan siswa

9) Kantin dan Koperasi

10) Tempat parkir

5. SMK Hamong Putera 2 Pakem

SMK Hamong Putera 2 Pakem terletak di dusun Pojok, Harjobinangun,

Pakem, Sleman, Yogyakarta. SMK Hamong Putera 2 Pakem merupakan salah

satu sekolah kejuruan dari beberapa sekolah kejuruan di Kecamatan Pakem.

SMK Hamong Putera 2 Pakem ini sudah menggunakan kurikulum 2013

kejuruan dalam sistem pendidikannya. Sebagai salah satu sekolah kejuruan di

Kecamatan Pakem, dalam penggunaan Kurikulum 2013 ini sekolah

mengintegrasikan budaya dan karakter bangsa, wawasan lingkungan, dalam

kegiatan pembelajaran. SMK Hamong Putera 2 Pakem memiliki 2 bidang studi

Keahlian yaitu Teknologi dan Rekayasa Teknik Ketenagalistrikan serta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Argribisnis dan Argoteknologi pada Produksi Tanaman. SMK Hamong Putera 2

Pakem memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :

a. Visi

“ Mencetak Tenaga Kerja Tingkat Madya yang Handal, Profesional,

Bertakqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkepribadian, Serta Berjiwa

Wirausaha ”

b. Misi

1) Mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta jiwa wirausaha

yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan.

2) Menyelenggarakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien

3) Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan tenaga kependidikan yang

berwawasan lingkungan dalam mewujudkan Standar Pelayan Minimal

(SPM)

4) Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan yang

berwawaan lingkungan dalam mendukung penguasaan ilmu pengetahuan

dan tekologi

5) Melaksanakan kerjasama dan penyelarasan dengan DU/DI

Untuk menunjang prestasi, baik pada bidang akademik maupun non

akademik, SMK Hamong Putera 2 Pakem juga memfasilitasi siswa.

Berbagai fasilitas yang ada di SMK Hamong Putera 2 Pakem adalah sebagai

berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

a. Ruang Kelas

Di SMK Hamong Putera 1 Pakem terdapat 6 buah ruang kelas yang

digunakan untuk kegiatan beajar mengajar. Kelas X berjumlah 2 kelas, kelas XI 2

kelas dan kelas XII 2 kelas yng setiap kelasnya digunakan untuk masing-masing

bidang studi Keahlian . Setiap ruangan kelas mempunyai fasilitas dengan diskripsi

masing-masing sebagai berikut :

1) Luas ruang kelas dengan panjang 7m lebar 6m

2) Meja dan kursi untuk siswa

3) Meja dan kursi untuk guru

4) 1 buah papan tulis dan white board

5) Satu buah LCD Proyektor

6) Satu buah papan pengumuman

7) Satu buah jam dinding

8) Gambar presiden dan wakil presiden

b. Kantor

Ruangan kantor yang ada di SMK Hamong Putera 2 Pakem terdiri dari :

1) Ruang Kantor kepala sekolah

2) Ruang Kantor wakil kepala sekolah

3) Ruang Kantor guru

4) Ruang tata usaha

5) Ruang bimbingan konseling

c. Laboratorium
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

SMK Hamong Putera 2 Pakem memiliki 1 laboratorium yang digunakan

untuk menunjang kegiatan belajar mengajar siswa, yaitu laboratoium Komputer

dengan jumlah komputer ada 30 unit dan dilengkapi dengan LCD serta AC

didalamnya.

Adapun ruangan lain yang disedilan oleh piak sekolah untuk menunjng

belajar siswa antara lain :

1) Hospot Area

2) Gedung serba guna

3) Ruang Praktik Kejuruan

4) Saran olahraga

a) Lapangan upacara

b) Lapangan olah raga

5) Perpustakaan

6) Ruang Kesehatan (UKS)

7) Ruang OSIS

8) Ruang kegiatan siswa

9) Kantin dan Koperasi

10) Tempat parkir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

B. Diskripsi Responden

1. Guru SMP Negeri 1 Pakem

Sebagai salah satu SMP favorit di Kecamatan Pakem, SMP Negeri 1 Pakem

memiliki jumlah guru yang cukup banyak. Masing-masing guru tersebut berasal

dari sekitaran Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Rata- rata lama mengajar

Guru di SMP Negeri 1 Pakem < 20 tahun (guru senior). Tabel jumlah guru di

SMP Negeri 1 Pakem secara keseluruhan dapat di lihat pada Lampiran Data

Sekolah.

2. Guru SMP Negeri 3 Pakem

Sebagai salah satu SMP di Kecamatan Pakem, SMP Negeri 3 Pakem

memiliki jumlah guru yang tidak terlalu banyak namun sudah memenuhi kriteria

pendidik di sebuah sekolaj. Masing-masing guru tersebut berasal dari sekitaran

Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Rata- rata lama mengajar Guru di SMP

Negeri 3 Pakem < 20 tahun (guru senior) namun dalam profil sekolah yang

diberikan keada peneliti tidak diberitahukan berapa lama para guru mengajar

disekolah tersebut. Tabel jumlah guru di SMP Negeri 3 Pakem secara keseluruhan

dapat di lihat pada Lampiran Data Sekolah.

3. Guru SMK Sanjaya Pakem

Sebagai salah satu SMK Kejuruan di Kecamatan Pakem SMK Sanjaya

Pakem memiliki jumlah guru yang cukup banyak. Masing-masing guru tersebut

berasal dari sekitaran Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

melaksanakan proses belajar mengajar, SMK Sanjaya Pakem mempunyai 25

orang guru, Tabel jumlah guru di SMK Sanjaya Pakem secara keseluruhan dapat

di lihat pada Lampiran Data Sekolah.

4. Guru SMK Hamong Putera 1

Sebagai salah satu SMK Kejuruan di Kecamatan Pakem, SMK Hamong

Putera 1 memiliki jumlah guru yang tidak terlalu banyak namun sudah memenuhi

kriteria pendidik di sebuah sekolah. Masing-masing guru tersebut berasal dari

sekitaran Kecamatan Pakem dan kota Yogyakarta. Rata- rata lama mengajar Guru

di SMK Hamong Putera 1 < 20 tahun (guru senior). Tabel jumlah guru di SMK

Hamong Putera 1 secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran Data Sekolah.

5. Guru SMK Hamong Putera 2

Sebagai salah satu SMK Kejuruan di Kecamatan Pakem, SMK Hamong

Putera 2 memiliki jumlah guru yang tidak terlalu banyak namun sudah memenuhi

kriteria pendidikan di sebuah sekolah. Rata- rata lama mengajar Guru di SMK

Hamong Putera 2 < 20 tahun (guru senior) namun ada juga guru-guru muda yang

pengalaman mengajarnya belum ada 5 tahun ( guru junior). Tabel jumlah guru di

SMK Hamong Putera 2 secara keseluruhan dapat di lihat pada Lampiran Data

Sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 88 Guru Sekolah Menengah

Se-Kecamatan Pakem yang terdiri dari 38 guru senior dan 50 guru junior. Berikut

ini akan disajikan mengenai identitas dan deskripsi responden berdasarkan data

penelitiannya.

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Mengajar

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan lama mengajar Guru

Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem.

Tabel V.1

Lama Mengajar Guru Senior dan Junior Se-Kecamatan Pakem

Tingkat Senioritas
Lama mengajar Frekuensi Persentase
Guru
Junior < 5 tahun 50 56%

Medior Dan Senior  5 Tahun 38 44%

Total 88 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018

Berdasarkan tabel V.1 di atas menunjukkan bahwa dari 50 guru junior se-

kecamatan Pakem mayoritas lama mengajar kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak

50 orang (56%) sedangkan, guru senior se-kecamatan Pakem seluruhnya telah

memiliki pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 38 orang

(44%), artinya guru sudah cukup berpengalaman dalam mengajar siswa.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan pendidikan Guru

Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem.

Tabel V.2

Pendidikan Guru Junior Se-Kecamatan Pakem

Pendidikan Frekuensi Persentase


Diploma 5 10%
S1 45 90%
Total 50 100%
Sumber: Data Primer, diolah 2018

Berdasarkan tabel V.2 di atas menunjukkan bahwa dari 50 guru junior se-

kecamatan Pakem mayoritas pendidikan terakhir adalah S1 yaitu sebanyak 45

orang (90%) dan sisanya diploma yaitu sebanyak 5 orang (10%). Hal ini

menunjukkan bahwa guru junior di Kecamatan Pakem memiliki pendidikan

tinggi.

Tabel V.3

Pendidikan Guru Senior Se-Kecamatan Pakem

Pendidikan Frekuensi Persentase


Diploma 3 7.9%
S1 34 89.5%
S2/S3 1 2.6%
Total 38 100.0%
Sumber: Data Primer, diolah 2018

Berdasarkan tabel V.3 di atas menunjukkan bahwa dari 38 guru senior se-

kecamatan Pakem yang tamat diploma sebanyak 3 orang atau 7,9%, tamat S1

sebanyak 34 orang atau 89,5%, dan S2/S3 sebanyak 1 orang atau 2,6%. Hal ini

menunjukkan bahwa guru senior di kecamatan Pakem tamat pendidikan tinggi

bahkan ada yang menempuh pendidikan pasca sarjana.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Sertifikasi

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan sertifikasi Guru

Sekolah Menengah Se-Kecamatan Pakem.

Tabel V.4

Sertifikasi Guru Junior dan Senior Se-Kecamatan Pakem

Frekuensi Persentase
Sertifikasi Medior dan Medior dan
Junior Junior
senior senior
Sudah 18 33 36% 86,8%

Belum 32 5 64% 13,2%

Total 50 38 100% 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018

Berdasarkan tabel V.4 di atas menunjukkan bahwa dari 50 guru junior se-

kecamatan Pakem mayoritas belum memiliki sertifikasi yaitu sebanyak 32 orang

(64%) dan sisanya sudah memiliki sertifikasi yaitu sebanyak 18 orang (36%).

Sedangkan dari 38 guru senior se-kecamatan Pakem yang memiliki sertifikasi

sebanyak 33 orang atau 76,8%, dan belum sebanyak 5 orang atau 13,2%. Hal ini

menunjukkan bahwa guru senior di kecamatan Pakem rata – rata sudah memiliki

sertifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

A. Deskripsi Penilaian Responden Terhadap Variabel Penelitian

1. Deskripsi Penilaian Responden Pada Infrastruktur

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian

responden pada variabel infrastruktur.

Tabel V.5
Kelengkapan Infrastruktur Gawai pada Guru Senior dan Guru Junior

No Kategori Guru Senior Guru Junior

Responden % Responden %

1 Tidak lengkap 6 15.8% 9 18%

2 Kurang lengkap 11 28.9% 14 28%

3 Lengkap 15 39.5% 16 32%

4 Sangat lengkap 6 15.8% 11 22%

Total 38 100% 50 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018

Tabel V.5 menunjukkan bahwa distribusi kelengkapan infrastruktur gawai

pada guru senior mayoritas berada dalam kategori lengkap yaitu sebanyak 15

responden (39,5%), lalu kategori sangat lengkap ada sebanyak 6 responden

(15,8%), kurang lengkap ada sebanyak 11 responden (28,9%), dan yang masuk

dalam kategori tidak lengkap sebanyak 6 responden (15,8%). Sedangkan

distribusi kelengkapan infrastruktur gawai pada guru junior mayoritas berada

dalam kategori lengkap yaitu sebanyak 16 responden (32%), lalu kategori sangat

lengkap ada sebanyak 11 responden (22%), kurang lengkap ada sebanyak 14


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

responden (28%), dan yang masuk dalam kategori tidak lengkap sebanyak 9

responden (18%).

2. Deskripsi Penilaian Responden Pada Kecakapan

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian

responden pada variabel kecakapan.

Tabel V.6

Tingkat Kecakapan dalam penggunaan Gawai pada Guru Senior dan


Guru Junior
No Kategori Guru Senior Guru Junior

Responden % Responden %

1 Tidak pernah 7 18.4% 10 20%

2 Jarang 11 28.9% 11 22%

3 Sering 16 42.1% 22 44%

4 Selalu 4 10.5% 7 14%

Total 38 100% 50 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018

Tabel V.6 menunjukkan bahwa distribusi tingkat kecakapan dalam

penggunaan gawai pada guru senior mayoritas berada dalam kategori sering yaitu

sebanyak 16 responden (42,1%), lalu kategori selalu ada sebanyak 4 responden

(10,5%), jarang ada sebanyak 11 responden (28,9%), dan yang masuk dalam

kategori tidak pernah sebanyak 7 responden (18,4%). Sedangkan distribusi tingkat

kecakapan dalam penggunaan gawai pada guru Junior mayoritas berada dalam

kategori sering menggunakan yaitu sebanyak 22 responden (44%), lalu kategori


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

selalu ada sebanyak 7 responden (14%), jarang ada sebanyak 11 responden (22%),

dan yang masuk dalam kategori tidak pernah sebanyak 10 responden (20%).

3. Deskripsi Penilaian Responden Pada Pemanfaatan

Berikut ini disajikan tabel deskripsi data berdasarkan deskripsi penilaian

responden pada variabel pemanfaatan.

Tabel V.7
Tingkat Pemanfaatan Gawai pada Guru Senior dan Guru Junior

No Kategori Guru Senior Guru Junior

Responden % Responden %

1 Tidak Pernah 6 15.8% 7 14%

2 Jarang 11 28.9% 18 36%

3 Sering 15 39.5% 18 36%

4 Selalu 6 15.8% 7 14%

Total 38 100% 50 100%

Sumber: Data Primer, diolah 2018

Tabel V.7 menunjukkan bahwa distribusi tingkat pemanfaatan gawai pada

guru senior mayoritas berada dalam kategori sering memanfaatkan gawai yaitu

sebanyak 15 responden (39,5%), lalu kategori selalu memanfaatkan gawai ada

sebanyak 6 responden (15,8%), jarang memanfaatkan gawai ada sebanyak 11

responden (28,9%), dan yang masuk dalam kategori tidak pernah memanfaatkan

gawai sebanyak 6 responden (15,8%). Sedangkan distribusi tingkat pemanfaatan

gawai pada guru junior mayoritas berada dalam kategori sering memanfaatkan

gawai yaitu sebanyak 18 responden (36%), lalu kategori selalu memanfaatkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

gawai ada sebanyak 7 responden (14%), jarang memanfaatkan gawai ada

sebanyak 18 responden (38%), dan yang masuk dalam kategori tidak pernah

memnfaatkan gawai sebanyak 7 responden (14%).

B. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data-data

penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai asym. Sig (2

tailed) memiliki signifikansi >α = 0,05 maka distribusi dapat

dikatakan normal, dan pengujian dilanjutkan dengan uji independent t.

Jika asym Sig (2 tailed) memiliki signifikansi < α = 0,05 berarti

distribusi tersebut tidak normal dan pengujian selanjutnya dengan uji

Mann Whitney Test. Hasil uji normalitas ditunjukkan pada Tabel V.8.

Tabel V.8
Uji Normalitas Guru Senior dan Junior
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Infrakstruktur kecakapan Pemanfaatan

N 38 38 38

Mean 28.9737 42.9474 44.5789


Normal Parametersa,b
Std. Deviation 7.34658 7.86696 8.44899

Absolute .100 .103 .165

Most Extreme Differences Positive .100 .103 .106

Negative -.056 -.081 -.165

Kolmogorov-Smirnov Z .619 .632 1.020

Asymp. Sig. (2-tailed) .838 .819 .250

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

infrakstruktur Kecakapan Pemanfaatan

N 50 50 50

Mean 30.7000 44.7200 49.8200


Normal Parametersa,b
Std. Deviation 5.20694 5.53298 9.73881

Absolute .119 .100 .117

Most Extreme Differences Positive .101 .060 .117

Negative -.119 -.100 -.069

Kolmogorov-Smirnov Z .838 .708 .830

Asymp. Sig. (2-tailed) .483 .697 .496

Hasil Uji Normalitas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov

seluruh variabel baik guru senior maupun junior lebih besar dari 0,05. Dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa data-data yang digunakan dalam model

penelitian ini telah berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis menggunakan uji

independent t test.

1. Uji Hipotesis

Analisis independent t test untuk mengetahui perbedaan

infrakstruktur, kecakapan, dan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan

guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

dan menggunakan tingkat kemaknaan (α = 0,05).

a. Perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

1) Rumusan Hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

H0 : Tidak ada perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai

dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah

menengah se-Kecamatan Pakem

H1 : Ada perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan

guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem

2) Pengujian Hipotesis

Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan

infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel V.9

Hasil Uji Independent t - test variabel Infrakstuktur

Independent t – test
Kelompok Rata-rata
t hitung (2tailed) Mean Difference
Guru Senior 29.0 - 0.
1.73
Guru Junior 30.7 1.232 222
Sumber : Olah Data SPSS 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung

sebesar -1,232 dan nilai signifikansi p sebesar 0,222 lebih besar dari 0,05

maka hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan. Dengan

demikian hipotesis (H1) yang menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan

infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior

di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem, ditolak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru senior sebesar 29 dan guru junior
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

sebesar 30,7, sehingga ada selisih nilai sebesar 1,73 point. Dengan demikian

jika dilihat dari rata – rata jawaban menunjukkan infrastruktur penggunaan

gawai guru junior lebih tinggi 1,73 point dibandingkan guru senior.

b. Perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

1) Rumusan Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru

senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan

Pakem

H1 : Ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

2) Pengujian Hipotesis

Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan kecakapan

penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah

menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel V.10

Hasil Uji Independent t - test Variabel Kecakapan

Independent t – test
Kelompok Rata-rata Mean
t hitung (2tailed)
Difference
Guru Senior 42.9
-1.241 0.218 1.8
Guru Junior 44.7
Sumber : Olah Data SPSS 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung

sebesar -1,241 dan nilai signifikansi p sebesar 0,218 lebih besar dari

0,05 maka hasil ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Dengan demikian hipotesis (H2) yang menyatakan bahwa ada

perbedaan signifikan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru

senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem,

ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru

senior sebesar 42,9 dan guru junior sebesar 44,7, sehingga ada selisih

nilai sebesar 1,8 point. Dengan demikian jika dilihat dari rata – rata

jawaban menunjukkan kecakapan penggunaan gawai guru junior lebih

tinggi 1,8 point dibandingkan guru senior.

c. Perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

1) Rumusan Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan

guru senior dengan guru junior di sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem

H1: Ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru

senior dengan guru junior di sekolah menengah se-Kecamatan

Pakem

2) Pengujian Hipotesis

Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan

pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada

tabel dibawah ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel V.11

Hasil Uji Independent t - test Variabel Pemanfaatan

Independent t – test
Kelompok Rata-rata
t hitung (2tailed) Mean Difference
Guru Senior 44.6 - 0.
5.2
Guru Junior 49.8 2.645 010

Sumber : Olah Data SPSS 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung

sebesar -2,645 dan nilai signifikansi p sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05

maka hasil ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Dengan

demikian hipotesis (H3) yang menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan

pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di

Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem, diterima. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru senior sebesar 44,6 dan guru

junior sebesar 49,8, sehingga ada selisih nilai sebesar 5,2 point. Dengan

demikian jika dilihat dari rata – rata jawaban menunjukkan pemanfaatan

penggunaan gawai guru junior lebih tinggi 5,2 point dibandingkan guru

senior.

d. Perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

1) Rumusan Hipotesis

H0 : Tidak ada perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan

guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan

Pakem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

H1: Ada perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru

senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

2) Pengujian Hipotesis

Hasil uji independent t-test untuk mengetahui perbedaan

kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem terlihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel V.12

Hasil Uji Independent t - test Kesenjangan Digital

Independent t – test
Kelompok Rata-rata
t hitung (2tailed) Mean Difference
Guru Senior 116.5 0.
-2.29 8.7
Guru Junior 125.2 025

Sumber : Olah Data SPSS 2018

Berdasarkan hasil uji t di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung

sebesar -2,29 dan nilai signifikansi p sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05

maka hasil ini menunjukkan ada perbedaan yang signifikan. Dengan

demikian ada perbedaan signifikan kesenjangan digital penggunaan gawai

dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata

guru senior sebesar 116,5 dan guru junior sebesar 125,2, sehingga ada

selisih nilai sebesar 8,7 point. Dengan demikian jika dilihat dari rata – rata

jawaban menunjukkan kesenjangan digital penggunaan gawai guru junior

lebih tinggi 8,7 point dibandingkan guru senior.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

C. Pembahasan

1. Perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan

guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior

di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan hasil

statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,222 lebih besar dari 0,05.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian ini.

Dugaan awal peneliti bahwa ada perbedaan infrakstruktur penggunaan

gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem.

Infrastruktur gawai adalah sebuah fasilitas pendukung kelancaran

dalam mengakses teknologi oleh guru seperti telepon genggam, tablet, dan

laptop yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk kegiatan

mengajar maupun kegiatan yang lainnya. Masalah kesenjangan digital

(digital divide) di Indonesia sebenarnya banyak dipengaruhi oleh tidak

meratanya pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi dan regulasi di

berbagai daerah. Sebagai contoh, adanya perbedaan pola hidup antara

masyarakat perkotaan dan pedesaan di daerah-daerah yang sudah maju.

Masyarakat perkotaan di daerah yang sudah maju mempunyai

kemampuan dan wawasan yan lebih tinggi akan teknologi informasi

dibandingkan masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kurang maju.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada infrakstruktur penggunaan

gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem, artinya infrakstruktur yang dimiliki guru senior dengan

junior hampir sama. Hal ini disebabkan infrakstruktur pada sebuah gawai

atau gadget saat ini hampir sama, bahkan antara merek gawai yang satu

dengan gawai yang lain fasilitas, aplikasi dan sofwarenya hampir sama,

sehingga tidak ada perbedaan infrakstruktur gawai yang dimiliki oleh guru

senior dan junior. Hal ini juga didukung dengan hasil deskriptif yang

menunjukkan bhawa penilaian variabel infrakstruktur guru senior adalah

lengkap yaitu sebesar 39,5%, demikian juga guru junior juga memiliki

infrakstruktur gawai yang lengkap yaitu sebesar 32%.

Guru senior dan junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

memberikan penilaian yang rendah pada indikator akses jaringan internet,

artinya mereka merasa bahwa fasilitas jaringan internet masih lambat dan

kurang mendukung aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu pihak

sekolahan atau dinas pendidikan sebaiknya memberikan atau memasang

jaringan internet yang mampu digunakan untuk aktivitas belajar mengajar,

bahkan jaringan memiliki kecepatan akses yang cepat dan khususnya jika

digunakan ketika ujian online siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

2. Perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di

Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan hasil

statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,218 lebih besar dari 0,05.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan dugaan awal penelitian ini.

Dugaan awal peneliti bahwa ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai

dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem.

Kecakapan pengguna oleh guru adalah kemampuan guru

menggunakan gawai untuk merancang, memproduksi media pembelajaran

di sekolah dan pengetahuan guru dalam TIK sebagai penunjang

profesionalitasnya. Proses adopsi internet dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan inovasi yang baru, dimana guru harus memiliki keterampilan

atau kecakapan dalam menguasai teknologi komputer dan aplikasinya.

Untuk mencapai keberhasilan suatu inovasi baru dalam pendidikan,

dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan materi tersebut

yang dapat mudah diserap oleh murid.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat

kecakapan pengguaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior

guna menunjang profesionalitasnya sebagai guru di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem. Hal ini disebabkan karena saat ini gawai atau gadget
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

dibuat dengan desain yang menarik, memiliki layar yang besar, dan ada

fasilitas layar sentuh (touch screen), sehingga memudahkan pengguna untuk

menjalankan aplikasi di gawai, sehingga guru junior maupun senior dapat

menggunakan gawai atau gadget tanpa keselutin yang berarti. Hal ini

didukung dengan hasil deskriptif yang menunjukkan guru senior menguasai

penggunaan gawai yaitu sebesar 42,1%, dan guru junior juga memiliki

kemampuan menggunakan atau menguasai gawai sebesar 44%.

Guru senior mempercayai bahwa informasi dari internet terpercaya,

namun kurang menguasai atau kesulitan untuk menulis, menerima, dan

mengunduh e-mail. Hal ini biasa terjadi pada saat guru senior akan

membuka atau menulis email melalui gadget, dimana ukuran layar atau

hurufnya lebih kecil dibandingkan perangkat komputer, sehingga jika ada

email masuk lewat gadget guru senior akan kesulitan untuk mengunduh

dan menyimpan file tersebut, bahkan ada beberapa guru senior yang tidak

menggunakan memiliki akun email di gadgetnya.

Guru junior paling menguasai atau mampu mengoperasikan

aplikasi chatting pada gawai, namun guru junior juga akan meminta

bantuan orang lain jika mengalami kesulitan untuk mengoperasikan fitur-

fitur yang ada di gawai, artinya guru junior belum mampu memperbaiki

atau melakukan instal ulang pada apliksi gawai jika mengalami kerusakan

atau error. Kesulitan yang sering dialami oleh guru yuinor antara lain

kesulitan untuk menulis, menerima, dan mengunduh e-mail yaitu dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

rata – rata 2,55, dan kesulitan mengunduh dan menginstall aplikasi dengan

rata – rata sebesar 2,76.

Hal ini hendaknya menjadi perhatian pihak sekolah untuk

meningkatkan keahlian guru dalam mengoperasikan semua aplikasi gawai,

sehingga dapat digunakan secara optimal dalam mendukung proses belajar

mengajar. Pihak sekolah dapat mendatangkan tenaga ahli untuk

memberikan pelatihan kepada guru tentang perangkat atau aplikasi

teknologi informasi, baik cara menggunakan teknologi tersebut maupun

cara memperbaiki jika ada kerusakan atau error pada aplikasi gawai yang

digunakan, khususnya aplikasi yang mendukung proses belajar mengajar

dengan siswa.

3. Perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru junior di

Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan hasil

statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05. Hasil

penelitian ini sejalan dengan dugaan awal penelitian ini, dugaan awal peneliti

bahwa ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem.

Pemanfaatan gawai oleh guru adalah aktivitas atau perbuatan disaat

mengakses internet di kalangan Guru Sekolah Menengah Se-Kecamatan

Pakem untuk berbagai tujuan seperti komunikasi, hiburan, pendidikan, media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

sosial dan lain-lain. Guru senior memberikan penilaian sebesar 39,5% pada

manfaat gawai. Manfaat paling tinggi pada indikator menggunakan internet

untuk mengunduh media pembelajaran yaitu dengan rata – rata sebesar 3,79,

dan merasakan manfaat paling rendah pada indikator frekuensi rata-rata

penggunaan gawai dan internet dalam satu hari yaitu dengan rata – rata

sebesar 2,85. Artinya bahwa guru senior masih merasa kurang dalam

menggunakan fasilitas internet di sekolah maupun dirumah dalam sehari, hal

ini kemungkinan karena selama disekolahan model atau metode pembelajaran

yang digunakan tidak selalu menggunakan sarana teknologi informasi, yaitu

dengan model pembalajaran konvensional, sehingga frekuensi penggunaan

gawai dalam satu hari dirasa masih kurang atau belum memberikan manfaat

yang optimal.

Guru junior memberikan penilaian sebesar 36% pada manfaat gawai.

Manfaat paling tinggi pada indikator mengakses internet untuk mencari

informasi pendidikan yaitu dengan rata – rata sebesar 3,76, dan merasakan

manfaat paling rendah pada indikator kuliah gratis lewat internet yaitu dengan

rata – rata sebesar 2,92. Artinya bahwa guru junior mengharapkan mengikuti

kuliah gratis untuk bidang studi tertentu lewat internet atau MOOC (Massive

Open Online Course), dengan adanya sarana teknologi informasi seperti

internet dan gawai, guru memiliki motivasi yang tinggi untuk memperdalam

pengetahuannya dalam bidang studi tertentu dan untuk mempermudah proses

belajar tersebut guru mengharapkan ada kesempatan kuliah gratis lewat

internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

4. Perbedaan kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan

kesenjangan digital penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan guru

junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem. Hal ini didukung dengan

hasil statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,025 lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata guru senior sebesar

116,5 dan guru junior sebesar 125,2, sehingga ada selisih nilai sebesar 8,7

point. Dengan demikian jika dilihat dari rata – rata jawaban menunjukkan

kesenjangan digital penggunaan gawai guru junior lebih tinggi 8,7 point

dibandingkan guru senior.

Kesenjangan digital adalah suatu kondisi ketidakseimbangan atau

perbedaan pemanfaaatan gadget, kecakapan penggunaan gawai oleh Guru

dalam mengakses Internet dan menggunakan TIK guna menunjang

profesionalnya sebagai pendidik. guru harus memiliki kesiapan dalam

menyampaikan informasi kepada muridnya pada kegiatan belajar mengajar

dan memiliki kemampuan teknologi dalam menggunakan internet serta bisa

memilah informasi yang berkaitan dengan pendidikan. Proses adopsi

internet dalam kegiatan belajar mengajar merupakan inovasi yang baru,

dimana guru harus memiliki keterampilan dalam menguasai teknologi

komputer dan aplikasinya. Untuk mencapai keberhasilan suatu inovasi baru

dalam pendidikan, dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyampaikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

materi tersebut yang dapat mudah diserap oleh murid. Semakin mudah

teknologi itu digunakan maka semakin bermanfaat teknologi tersebut.

Banyak sekolah di daerah kota Yogyakarta khususnya di

Kecamatan Pakem, para guru seniornya hanya menggunakan fasilitas TIK

seadanya saja tidak mau mengembangkan pemanfaatan TIK dengan baik,

bahkan guru-gurunya pun cenderung gagap teknologi (gaptek) dalam

menggunakan TIK tersebut. Faktanya sejauh ini masih banyak guru senior

yang belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Para guru

banyak yang terjebak pada metode pembelajaran konvensional. Padahal,

kemajuan teknologi seperti internet bisa jadi sumber belajar yang

menolong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

Banyak pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan

pola-pola konvensional, yang sering dikenal dengan pembelajaran

berpusat pada guru. Guru aktif sementara peserta didik seperti

disetting untuk menjadi pendengar setia dalam kelas. Hal tersebut bertolak

belakang dengan guru-guru Muda (guru Junior). Guru-guru muda atau

junior dituntut harus bisa mengoperasikan TIK dengan baik agar tidak

ketinggalan informasi-informasi terkait dunia pendidikan serta

memberikan inovasi terbaru pada saat pembelajaran di kelas agar siswa

tidak mudah jenuh pada saat pembelajaran berlangsung. Adanya

kesenjangan ini disebabkan karena kurangnya kepedulian guru-guru senior

terkit adanya informasi-informasi berbasis IPTEK yang saat ini mulai

dikembangkan di Indonesia guna para pendidik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya,

msaka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:

Ada perbedaan signifikan kesenjangan digital penggunaan gawai

dikalangan guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-

Kecamatan Pakem. Sedangkan hasil per indikator menunjukkan : (1) Tidak

ada perbedaan infrakstruktur penggunaan gawai dikalangan guru senior

dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem, (2) Tidak

ada perbedaan kecakapan penggunaan gawai dikalangan guru senior dengan

guru junior, (3) Ada perbedaan pemanfaatan penggunaan gawai dikalangan

guru senior dengan guru junior di Sekolah menengah se-Kecamatan Pakem.

Guru junior lebih tinggi merasakan manfaat penggunaan gawai

dibandingkan guru senior, nilai rata – rata guru senior sebesar 44,6 dan guru

junior sebesar 49,8, sehingga ada selisih nilai sebesar 5,2 point.

B. Keterbatasan

1. Hasil penelitian hanya menemukan 1 varaibel yang signifikan yaitu

pemanfaatan, sedangkan 2 variabel yaitu infrastruktur, dan kecakapan

tidak ada perbedaan.

2. Data dalam Penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner

penelitian, sehingga peneliti tidak dapat mengkontrol jawaban responden

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

sesuai dengan kenyataan karena kemungkinan jawaban responden dalam

menjawab masing-masing item pertanyaan kurang sungguh-sungguh,

meskipun hal tersebut telah diantisipasi sebelumnya oleh peneliti dengan

memberikan arahan kepada responden agar kuesioner diisi berdasarkan

kondisi yang sebenar-benarnya.

C. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya dapat dikemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru Di Sekolahan Kecamatan Pakem

Guru sebaiknya selalu mengikuti perkembangan teknologi dengan

adopsi informasi dan teknologi terbaru, serta mempelajari berbagai

aplikasi pada gawai atau gadget sehingga dapat membantu guru dalam

menambah pengetahuan dan sebagai sarana pembelajaran kepada siswa.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Supaya dapat menghasilkan data yang lebih akurat dari

responden, diharapkan teknik pengambilan data menggunakan

wawancara agar lebih intensif untuk mendapatkan data-data yang

penting atau jika perlu peneliti harus live in di lokasi penelitian agar

benar-benar mengetahui fakta-fakta yang sebenarnya terjadi, dan

menambah sampel penelitian agar hasil penelitian bisa

digeneralisasikan untuk penelitian yang lebih luas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

DAFTAR PUSTAKA

Anna, K. 2003. worid Summit on the Information Society, Geneva, Swiss. Pada 8
Juli 2017.
Ardianto, Elvinaro & dkk. 2017. Komunikasi Masa :Suatu Pegantar. Bandung
Simbiosa Rakatama Media.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Chin, W. A.T.P., 1995. On the Use, Usefulness, and Ease of Use of Structural
Equantion Modeling in MIS Research: A Note of Coution. Management
Informaton System. Pada 10 Agustus 2017.
Chio, Heung Suk, Lee, Jee Ung. 2004. Measuring Digital Divide with Korea
Personal Information Indeces (KPII). KADO.
Chifford J, Drew & dkk, 2017. Penelitian Pendidikan: Merancang dan
Melaksanakan Penelitian pada Bidang Pendidikan = Desaigning and
Conducting Research in Education. Jakarta. Indeks.
Deni, D. 2013. Teknologi Pembelajaran. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Dewan, S. Dan Ringgis, F.J. 2005. The Digital Divide: Current and Future
Research Dicection, Journal of the Associatin of Information Systems.
Hargitta, E. The Digital Divide and What To Do About It. Diunduh dari Pada 11
Agustus 2017
Ishak, Abdulhak dan Dermawan D. 2013. Teknologi Pendidikan. Bandung.
Remaja Rosdakarya.
Maharani, L.P.P. 2014. Problematika Teknologi Pendikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Miarso, Y. 2005. Menyamai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Nasution, S. 2005. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
OECD. 2001. Knowledge and Skill for Life: First Ressult From The OECD
Programme for International Student Assessment (PISA) 2000. Diunduh
dari: http:/www/oecd/org. Pada 8 Juli 2017
Pratama, I P.A.K. 2014. Komputer dan Masyarakat. Bandung; Informatika
Bandung.
Riadi, E. 2016. Statistika Penelitian: Analisis manual dan IBM SPSS. Yogyakarta:
Andi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Rusman & dkk. 2015. Pembelajaran Berbasis teknologi Informasi dan


Komunikasi: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Rozi, Zaenal A. 2008. Mari Mengenal Internet. Yogyakarta : Andi.
Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pedidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Sugiono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif and R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif and R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sutopo, Hadi Ariesto. 2012. Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pendidikan. Yogtakarta: Graha Ilmu.
Sogen, F. A. 2016. Kesenjangan Digital di Kalangan Siswa SMA Negeri 8 dan
SMA Stella Duce II Yogyakarta. (Skripsi). Diunduh pada 8 Juli 2017.
Topscott, Don. 2009. Grown Up Digital: yang Muda yang Mengubah Dunia.
Jakarta: PT Gramedia Putaka Utama.
Valens, R. 2012. Penggunaan Internet Terbesar di Indonesia adalah Kaum Muda.
Diunduh dari. Diakses pada 10 Agustus 2017.
Wibdasari, I.P. 2009. Model Pengukuran dan Strategi Pengurangan Kesenjangan
Digital untuk mendukung e-Goverment dalam Institusi Pemeritah Daerah
(Tesis). Bandung: Program Pasc Sarjana ITB. Diakses pada 10 Agustus
2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran Hasil Uji Validasi

Correlations
Correlations
Bt1 Bt2 Bt3 Bt4 Bt5 Bt6
Pearson Correlation 1 .542** .437** -.024 -.020 .231
Bt1 Sig. (2-tailed) .000 .006 .884 .903 .163
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .542** 1 .636** -.056 .086 .278
Bt2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .740 .609 .091
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .437** .636** 1 .146 .420** .424**
Bt3 Sig. (2-tailed) .006 .000 .382 .009 .008
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation -.024 -.056 .146 1 .567** .321*
Bt4 Sig. (2-tailed) .884 .740 .382 .000 .050
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation -.020 .086 .420** .567** 1 .308
Bt5 Sig. (2-tailed) .903 .609 .009 .000 .060
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .231 .278 .424** .321* .308 1
Bt6 Sig. (2-tailed) .163 .091 .008 .050 .060
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .169 .399* .310 .366* .509** .544**
Bt7 Sig. (2-tailed) .309 .013 .058 .024 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .104 .267 .257 .627** .407* .487**
Bt8 Sig. (2-tailed) .534 .105 .119 .000 .011 .002
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation -.016 .017 .306 .481** .598** .592**
Bt9 Sig. (2-tailed) .925 .919 .062 .002 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .278 .455** .307 .314 .329* .376*
Bt10 Sig. (2-tailed) .092 .004 .061 .054 .044 .020
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .107 .216 .401* .485** .560** .549**
Bt11 Sig. (2-tailed) .524 .192 .013 .002 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation -.002 .245 .219 .275 .472** .386*
Bt12 Sig. (2-tailed) .991 .138 .187 .094 .003 .017
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt7 Bt8 Bt9 Bt10 Bt11 Bt12
Pearson Correlation .169 .104** -.016** .278 .107 -.002
Bt1 Sig. (2-tailed) .309 .534 .925 .092 .524 .991
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .399** .267 .017** .455 .216 .245
Bt2 Sig. (2-tailed) .013 .105 .919 .004 .192 .138
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .310** .257** .306 .307 .401** .219**
Bt3 Sig. (2-tailed) .058 .119 .062 .061 .013 .187
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .366 .627 .481 .314 .485** .275*
Bt4 Sig. (2-tailed) .024 .000 .002 .054 .002 .094
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .509 .407 .598** .329** .560 .472
Bt5 Sig. (2-tailed) .001 .011 .000 .044 .000 .003
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .544 .487 .592** .376* .549 .386
Bt6 Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .020 .000 .017
N 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pearson Correlation 1 .610* .404 .418* .554** .653**


Bt7 Sig. (2-tailed) .000 .012 .009 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .610 1 .601 .498** .576* .371**
Bt8 Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .022
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .404 .601 1 .471** .621** .377**
Bt9 Sig. (2-tailed) .012 .000 .003 .000 .020
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .418 .498** .471 1 .539* .290*
Bt10 Sig. (2-tailed) .009 .001 .003 .000 .077
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .554 .576 .621* .539** 1** .730**
Bt11 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .653 .371 .377 .290 .730** 1*
Bt12 Sig. (2-tailed) .000 .022 .020 .077 .000
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt13 Bt14 Bt15 Bt16 TotalX1
Pearson Correlation .240 .124** .240** .496 .428
Bt1 Sig. (2-tailed) .147 .458 .147 .002 .007
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .295** .329 .514** .689 .602
Bt2 Sig. (2-tailed) .073 .044 .001 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .456** .578** .679 .635 .723**
Bt3 Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .203 .403 .048 .068 .502**
Bt4 Sig. (2-tailed) .221 .012 .775 .683 .001
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .162 .416 .361** .300** .610
Bt5 Sig. (2-tailed) .330 .009 .026 .067 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .425 .340 .326** .436* .694
Bt6 Sig. (2-tailed) .008 .037 .045 .006 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .171 .338* .306 .441* .694**
Bt7 Sig. (2-tailed) .305 .038 .062 .006 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .210 .453 .181 .291** .683*
Bt8 Sig. (2-tailed) .205 .004 .278 .077 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .306 .451 .278 .303** .659**
Bt9 Sig. (2-tailed) .061 .005 .091 .065 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .094 .375** .299 .415 .636*
Bt10 Sig. (2-tailed) .574 .020 .069 .010 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .352 .451 .486* .493** .771**
Bt11 Sig. (2-tailed) .030 .005 .002 .002 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .312 .420 .340 .366 .598**
Bt12 Sig. (2-tailed) .057 .009 .037 .024 .000
N 38 38 38 38 38

Correlations
Bt1 Bt2 Bt3 Bt4 Bt5 Bt6
Pearson Correlation .240 .295** .456** .203 .162 .425
Bt13 Sig. (2-tailed) .147 .073 .004 .221 .330 .008
N 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pearson Correlation .124** .329 .578** .403 .416 .340


Bt14 Sig. (2-tailed) .458 .044 .000 .012 .009 .037
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .240** .514** .679 .048 .361** .326**
Bt15 Sig. (2-tailed) .147 .001 .000 .775 .026 .045
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .496 .689 .635 .068 .300** .436*
Bt16 Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .683 .067 .006
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .428 .602 .723** .502** .610 .694
TotalX1 Sig. (2-tailed) .007 .000 .000 .001 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt7 Bt8 Bt9 Bt10 Bt11 Bt12
Pearson Correlation .171 .210** .306** .094 .352 .312
Bt13 Sig. (2-tailed) .305 .205 .061 .574 .030 .057
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .338** .453 .451** .375 .451 .420
Bt14 Sig. (2-tailed) .038 .004 .005 .020 .005 .009
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .306** .181** .278 .299 .486** .340**
Bt15 Sig. (2-tailed) .062 .278 .091 .069 .002 .037
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .441 .291 .303 .415 .493** .366*
Bt16 Sig. (2-tailed) .006 .077 .065 .010 .002 .024
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .694 .683 .659** .636** .771 .598
TotalX1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt13 Bt14 Bt15 Bt16 TotalX1
Pearson Correlation 1 .639** .365** .559 .562
Bt13 Sig. (2-tailed) .000 .024 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .639** 1 .356** .377 .686
Bt14 Sig. (2-tailed) .000 .028 .020 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .365** .356** 1 .605 .607**
Bt15 Sig. (2-tailed) .024 .028 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .559 .377 .605 1 .737**
Bt16 Sig. (2-tailed) .000 .020 .000 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .562 .686 .607** .737** 1
TotalX1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 38 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 38 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.894 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Correlations

Correlations
Bt17 Bt18 Bt19 Bt20 Bt21 Bt22
Pearson Correlation 1 .285 .618** .238 .227 .172
Bt17 Sig. (2-tailed) .083 .000 .151 .170 .302
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .285 1 .194 .507** .282 .708**
Bt18 Sig. (2-tailed) .083 .243 .001 .086 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .618** .194 1 .186 .122 .090
Bt19 Sig. (2-tailed) .000 .243 .264 .464 .591
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .238 .507** .186 1 .326* .612**
Bt20 Sig. (2-tailed) .151 .001 .264 .046 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .227 .282 .122 .326* 1 .150
Bt21 Sig. (2-tailed) .170 .086 .464 .046 .369
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .172 .708** .090 .612** .150 1
Bt22 Sig. (2-tailed) .302 .000 .591 .000 .369
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .296 .550** .263 .530** .257 .726**
Bt23 Sig. (2-tailed) .071 .000 .111 .001 .120 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .181 -.083 .400* .014 -.055 -.062
Bt24 Sig. (2-tailed) .277 .622 .013 .934 .744 .713
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .380* .586** .248 .560** .283 .547**
Bt25 Sig. (2-tailed) .018 .000 .133 .000 .085 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .208 .531** .062 .436** .206 .561**
Bt26 Sig. (2-tailed) .211 .001 .710 .006 .216 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .142 .534** .122 .362* -.007 .455**
Bt27 Sig. (2-tailed) .394 .001 .466 .026 .968 .004
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .350* -.045 .441** .058 .177 -.026
Bt28 Sig. (2-tailed) .031 .787 .006 .731 .288 .876
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt23 Bt24 Bt25 Bt26 Bt27 Bt28
Pearson Correlation .296 .181 .380** .208 .142 .350
Bt17 Sig. (2-tailed) .071 .277 .018 .211 .394 .031
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .550 -.083 .586 .531** .534 -.045**
Bt18 Sig. (2-tailed) .000 .622 .000 .001 .001 .787
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .263** .400 .248 .062 .122 .441
Bt19 Sig. (2-tailed) .111 .013 .133 .710 .466 .006
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .530 .014** .560 .436 .362* .058**
Bt20 Sig. (2-tailed) .001 .934 .000 .006 .026 .731
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .257 -.055 .283 .206* -.007 .177
Bt21 Sig. (2-tailed) .120 .744 .085 .216 .968 .288
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .726 -.062** .547 .561** .455 -.026
Bt22 Sig. (2-tailed) .000 .713 .000 .000 .004 .876
N 38 38 38 38 38 38
Bt23 Pearson Correlation 1 -.017** .443 .599** .368 .159**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sig. (2-tailed) .921 .005 .000 .023 .340


N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation -.017 1 .261* -.086 .125 .593
Bt24 Sig. (2-tailed) .921 .113 .608 .456 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .443* .261** 1 .421** .388 .008**
Bt25 Sig. (2-tailed) .005 .113 .008 .016 .964
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .599 -.086** .421 1** .620 .068**
Bt26 Sig. (2-tailed) .000 .608 .008 .000 .685
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .368 .125** .388 .620* 1 .125**
Bt27 Sig. (2-tailed) .023 .456 .016 .000 .456
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .159* .593 .008** .068 .125 1
Bt28 Sig. (2-tailed) .340 .000 .964 .685 .456
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt29 Bt30 Bt31 Bt32 TotalX2
Pearson Correlation .208 .309 .381** .126 .527
Bt17 Sig. (2-tailed) .210 .059 .018 .450 .001
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .511 .542 .352 .314** .719
Bt18 Sig. (2-tailed) .001 .000 .030 .055 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .216** .270 .222 .127 .471
Bt19 Sig. (2-tailed) .192 .101 .181 .446 .003
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .524 .308** .345 .096 .639*
Bt20 Sig. (2-tailed) .001 .060 .034 .565 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .328 .357 -.103 .302* .395
Bt21 Sig. (2-tailed) .044 .028 .539 .065 .014
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .472 .299** .390 .106** .663
Bt22 Sig. (2-tailed) .003 .068 .015 .527 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .640 .314** .280 .135** .698
Bt23 Sig. (2-tailed) .000 .055 .089 .419 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .236 .004 .206* .085 .304
Bt24 Sig. (2-tailed) .154 .981 .216 .612 .064
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .378* .437** .366 .175** .684
Bt25 Sig. (2-tailed) .019 .006 .024 .294 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .611 .440** .372 .181** .679
Bt26 Sig. (2-tailed) .000 .006 .021 .277 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .689 .504** .472 .473* .697
Bt27 Sig. (2-tailed) .000 .001 .003 .003 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .378* .157 .104** .264 .408
Bt28 Sig. (2-tailed) .019 .345 .536 .109 .011
N 38 38 38 38 38

Correlations
Bt17 Bt18 Bt19 Bt20 Bt21 Bt22
Pearson Correlation .208 .511 .216** .524 .328 .472
Bt29 Sig. (2-tailed) .210 .001 .192 .001 .044 .003
N 38 38 38 38 38 38
Bt30 Pearson Correlation .309 .542 .270 .308** .357 .299**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sig. (2-tailed) .059 .000 .101 .060 .028 .068


N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .381** .352 .222 .345 -.103 .390
Bt31 Sig. (2-tailed) .018 .030 .181 .034 .539 .015
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .126 .314** .127 .096 .302* .106**
Bt32 Sig. (2-tailed) .450 .055 .446 .565 .065 .527
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .527 .719 .471 .639* .395 .663
TotalX2 Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .000 .014 .000
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt23 Bt24 Bt25 Bt26 Bt27 Bt28
Pearson Correlation .640 .236 .378** .611 .689 .378
Bt29 Sig. (2-tailed) .000 .154 .019 .000 .000 .019
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .314 .004 .437 .440** .504 .157**
Bt30 Sig. (2-tailed) .055 .981 .006 .006 .001 .345
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .280** .206 .366 .372 .472 .104
Bt31 Sig. (2-tailed) .089 .216 .024 .021 .003 .536
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .135 .085** .175 .181 .473* .264**
Bt32 Sig. (2-tailed) .419 .612 .294 .277 .003 .109
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .698 .304 .684 .679* .697 .408
TotalX2 Sig. (2-tailed) .000 .064 .000 .000 .000 .011
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt29 Bt30 Bt31 Bt32 TotalX2
Pearson Correlation 1 .541 .311** .307 .792
Bt29 Sig. (2-tailed) .000 .057 .061 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .541 1 .472 .326** .666
Bt30 Sig. (2-tailed) .000 .003 .046 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .311** .472 1 .243 .582
Bt31 Sig. (2-tailed) .057 .003 .141 .000
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .307 .326** .243 1 .459*
Bt32 Sig. (2-tailed) .061 .046 .141 .004
N 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .792 .666 .582 .459* 1
TotalX2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004
N 38 38 38 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 38 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 38 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.872 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Correlations
Correlations
Bt33 Bt34 Bt35 Bt36 Bt37 Bt38
Pearson Correlation 1 .261 .130 .140 .274 .472**
Bt33 Sig. (2-tailed) .113 .437 .403 .096 .003
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .261 1 .169 .190 .208 .257
Bt34 Sig. (2-tailed) .113 .309 .253 .210 .120
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .130 .169 1 .500** .634** .489**
Bt35 Sig. (2-tailed) .437 .309 .001 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .140 .190 .500** 1 .498** .270
Bt36 Sig. (2-tailed) .403 .253 .001 .001 .101
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .274 .208 .634** .498** 1 .585**
Bt37 Sig. (2-tailed) .096 .210 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .472** .257 .489** .270 .585** 1
Bt38 Sig. (2-tailed) .003 .120 .002 .101 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .371* .385* .489** .132 .526** .731**
Bt39 Sig. (2-tailed) .022 .017 .002 .429 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .349* .150 .420** .768** .450** .437**
Bt40 Sig. (2-tailed) .032 .369 .009 .000 .005 .006
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .100 -.042 .483** .189 .406* .539**
Bt41 Sig. (2-tailed) .551 .803 .002 .256 .011 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .298 -.138 .622** .621** .498** .545**
Bt42 Sig. (2-tailed) .069 .410 .000 .000 .001 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .044 .171 .553** .745** .483** .283
Bt43 Sig. (2-tailed) .792 .304 .000 .000 .002 .085
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .249 -.102 .496** .395* .526** .506**
Bt44 Sig. (2-tailed) .132 .541 .002 .014 .001 .001
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt39 Bt40 Bt41 Bt42 Bt43 Bt44
Pearson Correlation .371 .349 .100 .298 .044 .249**
Bt33 Sig. (2-tailed) .022 .032 .551 .069 .792 .132
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .385 .150 -.042 -.138 .171 -.102
Bt34 Sig. (2-tailed) .017 .369 .803 .410 .304 .541
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .489 .420 .483 .622** .553** .496**
Bt35 Sig. (2-tailed) .002 .009 .002 .000 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .132 .768 .189** .621 .745** .395
Bt36 Sig. (2-tailed) .429 .000 .256 .000 .000 .014
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .526 .450 .406** .498** .483 .526**
Bt37 Sig. (2-tailed) .001 .005 .011 .001 .002 .001
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .731** .437 .539** .545 .283** .506
Bt38 Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .085 .001
N 38 38 38 38 38 38
Bt39 Pearson Correlation 1* .338* .529** .340 .246** .384**
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sig. (2-tailed) .038 .001 .037 .137 .017


N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .338* 1 .329** .647** .642** .496**
Bt40 Sig. (2-tailed) .038 .044 .000 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .529 .329 1** .427 .130* .576**
Bt41 Sig. (2-tailed) .001 .044 .007 .438 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .340 .647 .427** 1** .617** .625**
Bt42 Sig. (2-tailed) .037 .000 .007 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .246 .642 .130** .617** 1** .253
Bt43 Sig. (2-tailed) .137 .000 .438 .000 .126
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .384 .496 .576** .625* .253** 1**
Bt44 Sig. (2-tailed) .017 .002 .000 .000 .126
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt45 Bt46 Bt47 Bt48 Bt49 Bt50
Pearson Correlation -.076 .274 .347 .177 .548 .163**
Bt33 Sig. (2-tailed) .649 .096 .033 .288 .000 .327
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .091 -.135 -.130 .157 .348 .264
Bt34 Sig. (2-tailed) .588 .417 .435 .348 .032 .110
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .577 .563 .452 .592** .386** .168**
Bt35 Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .017 .313
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .356 .245 .296** .327 .204** -.134
Bt36 Sig. (2-tailed) .028 .139 .071 .045 .219 .423
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .630 .329 .442** .591** .288 .170**
Bt37 Sig. (2-tailed) .000 .044 .005 .000 .080 .307
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .465** .308 .651** .649 .504** .272
Bt38 Sig. (2-tailed) .003 .060 .000 .000 .001 .099
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .478* .261* .396** .550 .438** .418**
Bt39 Sig. (2-tailed) .002 .113 .014 .000 .006 .009
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .371* .324 .546** .449** .371** -.114**
Bt40 Sig. (2-tailed) .022 .047 .000 .005 .022 .495
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .414 .443 .587** .331 .224* .262**
Bt41 Sig. (2-tailed) .010 .005 .000 .042 .177 .112
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .490 .542 .665** .540** .374** -.020**
Bt42 Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .021 .907
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .552 .256 .371** .540** .336** -.014
Bt43 Sig. (2-tailed) .000 .121 .022 .000 .039 .933
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .476 .674 .571** .429* .157** .096**
Bt44 Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .007 .347 .566
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
TotalX3
Pearson Correlation .462
Bt33 Sig. (2-tailed) .003
N 38
Bt34 Pearson Correlation .324
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sig. (2-tailed) .047


N 38
Pearson Correlation .748
Bt35 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .559
Bt36 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .746
Bt37 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .797**
Bt38 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .729*
Bt39 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .670*
Bt40 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .600
Bt41 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .721
Bt42 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .605
Bt43 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .649
Bt44 Sig. (2-tailed) .000
N 38

Correlations
Bt33 Bt34 Bt35 Bt36 Bt37 Bt38
Pearson Correlation -.076 .091 .577 .356 .630 .465**
Bt45 Sig. (2-tailed) .649 .588 .000 .028 .000 .003
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .274 -.135 .563 .245 .329 .308
Bt46 Sig. (2-tailed) .096 .417 .000 .139 .044 .060
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .347 -.130 .452 .296** .442** .651**
Bt47 Sig. (2-tailed) .033 .435 .004 .071 .005 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .177 .157 .592** .327 .591** .649
Bt48 Sig. (2-tailed) .288 .348 .000 .045 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .548 .348 .386** .204** .288 .504**
Bt49 Sig. (2-tailed) .000 .032 .017 .219 .080 .001
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .163** .264 .168** -.134 .170** .272
Bt50 Sig. (2-tailed) .327 .110 .313 .423 .307 .099
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .462* .324* .748** .559 .746** .797**
TotalX3 Sig. (2-tailed) .003 .047 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt39 Bt40 Bt41 Bt42 Bt43 Bt44
Pearson Correlation .478 .371 .414 .490 .552 .476**
Bt45 Sig. (2-tailed) .002 .022 .010 .002 .000 .002
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .261 .324 .443 .542 .256 .674
Bt46 Sig. (2-tailed) .113 .047 .005 .000 .121 .000
N 38 38 38 38 38 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pearson Correlation .396 .546 .587 .665** .371** .571**


Bt47 Sig. (2-tailed) .014 .000 .000 .000 .022 .000
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .550 .449 .331** .540 .540** .429
Bt48 Sig. (2-tailed) .000 .005 .042 .000 .000 .007
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .438 .371 .224** .374** .336 .157**
Bt49 Sig. (2-tailed) .006 .022 .177 .021 .039 .347
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .418** -.114 .262** -.020 -.014** .096
Bt50 Sig. (2-tailed) .009 .495 .112 .907 .933 .566
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .729* .670* .600** .721 .605** .649**
TotalX3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
Bt45 Bt46 Bt47 Bt48 Bt49 Bt50
Pearson Correlation 1 .472 .474 .843 .196 .454**
Bt45 Sig. (2-tailed) .003 .003 .000 .239 .004
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .472 1 .556 .418 .287 .263
Bt46 Sig. (2-tailed) .003 .000 .009 .081 .111
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .474 .556 1 .541** .288** .140**
Bt47 Sig. (2-tailed) .003 .000 .000 .080 .402
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .843 .418 .541** 1 .438** .431
Bt48 Sig. (2-tailed) .000 .009 .000 .006 .007
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .196 .287 .288** .438** 1 .383**
Bt49 Sig. (2-tailed) .239 .081 .080 .006 .018
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .454** .263 .140** .431 .383** 1
Bt50 Sig. (2-tailed) .004 .111 .402 .007 .018
N 38 38 38 38 38 38
Pearson Correlation .720* .586* .696** .790 .610** .413**
TotalX3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .010
N 38 38 38 38 38 38

Correlations
TotalX3
Pearson Correlation .720
Bt45 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .586
Bt46 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .696
Bt47 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .790
Bt48 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .610
Bt49 Sig. (2-tailed) .000
N 38
Pearson Correlation .413**
Bt50 Sig. (2-tailed) .010
N 38
Pearson Correlation 1*
TotalX3
Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

N 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 38 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 38 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.904 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Lampiran V. Hasil Olah Data

Frequencies

Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
Valid 38 38 38
N
Missing 0 0 0
Mean 28.9737 42.9474 44.5789
Median 29.5000 43.0000 47.0000
Std. Deviation 7.34658 7.86696 8.44899
Minimum 17.00 22.00 23.00
Maximum 45.00 63.00 61.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Frequencies
Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
Valid 38 38 38
N
Missing 0 0 0

Frequency Table

infrakstruktur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak lengkap 6 15.8 15.8 15.8
Kurang lengkap 11 28.9 28.9 44.7
Valid Lengkap 15 39.5 39.5 84.2
Sangat lengkap 6 15.8 15.8 100.0
Total 38 100.0 100.0

kecakapan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat tidak menguasai 7 18.4 18.4 18.4
Tidak menguasai 11 28.9 28.9 47.4
Valid Menguasai 16 42.1 42.1 89.5
Sangat menguasai 4 10.5 10.5 100.0
Total 38 100.0 100.0

pemanfaatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat tidak bermanfaat 6 15.8 15.8 15.8
Tidak bermanfaat 11 28.9 28.9 44.7
Valid Bermanfaat 15 39.5 39.5 84.2
Sangat bermanfaat 6 15.8 15.8 100.0
Total 38 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Frequencies

Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
Valid 50 50 50
N
Missing 0 0 0
Mean 30.7000 44.7200 49.8200
Std. Deviation 5.20694 5.53298 9.73881
Minimum 20.00 31.00 33.00
Maximum 40.00 58.00 72.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Frequencies

Statistics
infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
Valid 50 50 50
N
Missing 0 0 0

Frequency Table

infrakstruktur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak lengkap 9 18.0 18.0 18.0
Kurang lengkap 14 28.0 28.0 46.0
Valid Lengkap 16 32.0 32.0 78.0
Sangat lengkap 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

kecakapan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat tidak menguasai 10 20.0 20.0 20.0
Tidak menguasai 11 22.0 22.0 42.0
Valid Menguasai 22 44.0 44.0 86.0
Sangat menguasai 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

pemanfaatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Sangat tidak bermanfaat 7 14.0 14.0 14.0
Tidak bermanfaat 18 36.0 36.0 50.0
Valid Bermanfaat 18 36.0 36.0 86.0
Sangat bermanfaat 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N 38 38 38
a,b Mean 28.9737 42.9474 44.5789
Normal Parameters
Std. Deviation 7.34658 7.86696 8.44899
Absolute .100 .103 .165
Most Extreme Differences Positive .100 .103 .106
Negative -.056 -.081 -.165
Kolmogorov-Smirnov Z .619 .632 1.020
Asymp. Sig. (2-tailed) .838 .819 .250

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


infrakstruktur kecakapan pemanfaatan
N 50 50 50
Mean 30.7000 44.7200 49.8200
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 5.20694 5.53298 9.73881
Absolute .119 .100 .117
Most Extreme Differences Positive .101 .060 .117
Negative -.119 -.100 -.069
Kolmogorov-Smirnov Z .838 .708 .830
Asymp. Sig. (2-tailed) .483 .697 .496

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

T-Test
Group Statistics
Sampel N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Senior 38 28.9737 7.34658 1.19177
infrakstruktur
Yunior 50 30.7000 5.20694 .73637
Senior 38 42.9474 7.86696 1.27619
kecakapan
Yunior 50 44.7200 5.53298 .78248
Senior 38 44.5789 8.44899 1.37061
pemanfaatan
Yunior 50 49.8200 9.73881 1.37728
Senior 38 116.5000 18.50895 3.00255
Total
Yunior 50 125.2400 16.66055 2.35616

Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of t-test for Equality of
Variances Means
F Sig. t df

Equal variances assumed 4.295 .041 -1.290 86


infrakstruktur Equal variances not
-1.232 63.640
assumed
Equal variances assumed 3.393 .069 -1.241 86
kecakapan Equal variances not
-1.184 63.294
assumed
Equal variances assumed .959 .330 -2.645 86
pemanfaatan Equal variances not
-2.697 84.438
assumed
Equal variances assumed .006 .937 -2.323 86
Total Equal variances not
-2.290 75.096
assumed

Independent Samples Test


t-test for Equality of Means
Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error
Difference
Equal variances assumed .201 -1.72632 1.33826
infrakstruktur
Equal variances not assumed .222 -1.72632 1.40092
Equal variances assumed .218 -1.77263 1.42868
kecakapan
Equal variances not assumed .241 -1.77263 1.49698
Equal variances assumed .010 -5.24105 1.98125
pemanfaatan
Equal variances not assumed .008 -5.24105 1.94305
Equal variances assumed .023 -8.74000 3.76184
Total
Equal variances not assumed .025 -8.74000 3.81664

Independent Samples Test


t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Equal variances assumed -4.38670 .93407
infrakstruktur
Equal variances not assumed -4.52527 1.07264
Equal variances assumed -4.61274 1.06748
kecakapan
Equal variances not assumed -4.76383 1.21856
Equal variances assumed -9.17964 -1.30246
pemanfaatan
Equal variances not assumed -9.10473 -1.37737
Equal variances assumed -16.21829 -1.26171
Total
Equal variances not assumed -16.34298 -1.13702
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Guru SMP Negeri 1 Pakem

Tahun 2017

NO. Nama Pendidikan Mengajar


Terakhir Mata Pelajaran
1. Dra.Warih Jatirahayu, M.Si. S2 Bahasa Jawa
2. Arlian Bety A.,S.Pd. S1 Matematika
3. Rakyan Pamikatsih, S.Pd. S1 Bahasa Indonesia
4. Dra. Partini S1 IPA
5. Yunas H.M, S.Pd. S1 IPA
6. Hj. Hidayatul M.,B.A. SM Agama Islam
7. Deasy Dwityowati P. SLTA Seni Budaya
8. Totok Suhartono,S.Pd. S1 Penjaskes
9. Dwi Nuraini, S.Pd. S1 Matematika
10. Tutik Haryanti D3 PKN
11. Jumari S.Pd. S1 Batik dan prakarya
12. Wasito P.,S.Ag. S1 Agama Katholik
13. Sri Purwanti S.Pd S1 Bahasa Jawa
14. Etik Nuraniyah S.Ag. S1 Ag. Islam
15. Sugeng H.,S.Pd. S1 BK
16. Dra. Dwi Retno Hartuti S1 BK
17. Mulyanti, S.Pd S1 Bhs. Indonesia
18. Nurhidayat Ik.,S.Pd S1 Matematika
19. Y. Purwanto, S.Pd S1 IPS
20. Titin Trisnawaty, S.Pd S1 Bhs. Inggris
21. Dra.Titik Mahanani S1 IPS
22. Sis Kurnianto, S.Th S1 Agama
23. Legowo T.J.,S.Pd S1 Bhs. Inggris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24. Narwati S S2 TIK


25. Dwi Hatminingsih, S.Pd S1 Bhs. Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Guru SMP Negeri 3 Pakem

Tahun 2017

NO. Nama Pendidikan Mengajar Mata Pelajaran


Terakhir
1. Asil Rukmini S1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
2. Christina Sri Heri D1 Pendidikan Pancasila dan
Sudarwati Kewarganegaran
3. Dwi Agus Yunianto S1 Bahasa Indonesia
4. Endah Dani S1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Puspitaningrum
5. Endang Sulastri S1 Matematika, Matematika
(Umum)
6. Isranto S1 Bahasa Inggris
7. Iswanti Nurcahyani S1 Seni dan Budaya
8. Luhur Budi Wibowo S1 Bahasa Indonesia
9. Martha Murtini S1 Pendidikan Agama Katholik
10. Masinem S1 Bahasa Inggris
11. Muhamad Nur Sidik D3 Pustakawan
12. Muhammad Syaifuddin S1 Pendidikan Agama Islam
Zuhri
13. Pujiasih S1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
14. Pujiati Wedyawati S2 Matematika (Umum)
15. Sajinem SMA Tenaga Administrasi Sekolah
16. Sihadi S1 Pendidikan Agama Kristen
17. Siti Aminah S1 Pendidikan Agama Islam
18. Siti Rohmawati S1 Muatan Lokal Bahasa Daerah,
Bahasa Jawa
19. Siti Sufaati S1 Prakarya, Pendidikan
Keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20. Sri Rahayu Kuswandari S1 Bimbingan dan Konseling


21. Sulistyandari S1 Tenaga Administrasi Sekolah
22. Sunarta D3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
23. Suratijo S1 Matematika (Umum)
24. Suratinah S1 Bahasa Indonesia
25. Suyadi S1 Matematika, Matematika
(Umum)
26. SRIYATI S2 Matematika
27. Tutik S1 Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan
28. Yani Susilawati S1 Teknologi Informasi dan
Komunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Guru SMK Sanjaya Pakem


Tahun 2017

a. Guru Tetap sebayak 9 orang, yang terdiri dari 6 orang Guru Tetap
Yayasan dan 3 orang guru DPK
Tabel IV.3a

Daftar Guru Tetap Yayasan Dan Guru DPK

Guru Tetap Yayasan Guru Tetap (DPK)

1. Setiyo Budi Kriswanto, S.Pd 1. Dra. F. Heny Prihasworo


2. Dra. S. Sri Utami NIP 19610416 198703 2 004
3. Y. Rini Kusuma Indrawati, S.Pd.
2. Dra. Suwarti
4. E. Triswinarti, S.Pd.
NIP 19620205 198703 2 004
5. M. Peniati, S.Pd.
6. Dra. Rini Kusparwati 3. B. Endah Wahyuningsih,
S.Pd.
NIP. 19710510 200604 2 015

b. Guru tidak tetap sebanyak 10 guru.


Tabel IV.3b
Daftar Guru Tidak Tetap

Daftar Guru Tidak Tetap

1. An. Aty Istiyati, S.Si. 6. Karolus Amma One


2. Veronica Yenny 7. Maria Rina Rosari, S.Pd.
Endrayanti, S. H. 8. Oda Yuni Nugrahaeni W, S.Pd.
3. M. Priwantoro 9. Ruscahyo Widiastuti, S.Pd
4. Lucia Endang Ratnawati, 10. TC. Mudjana
S.Pd.
5. Bani Gartantyo, A.Md.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Guru SMK Hamong Putera 1

Tahun 2017

NO. Nama Pendidikan Mengajar Mata Pelajaran


Terakhir
1. M.Mustofa,M.Si S2 Pendidikan Agama Islam

2 Supriyadi D3 PKn

3. Drs.Lanjar S1 Bahasa Indonesia

4. Samidjo HS SPG Bahasa Jawa

5. Fajar Hidayat, S.Pd S1 Pendisikan Olah raga

6. Ch. Inti Daruni,S.Pd S1 Bahasa Inggris

7. Anggoro Ningsih R,S.Pd S1 Bahasa Inggris

8. Woro Wuryandaru,S.Pd S1 Matematika

9. Umi Nurhidayati S1 Matematika

10. Paulus Samidi,B.Sc B.Sc Kewirausahaan

11 Safruddin Budi Utommo DH S1 Simulasi Digital/KKPI

12 Silastri,S.Pd S1 Sejarah

13 Kharisma Pratidita,S.Sn S1 Bahasa Daerah

14 Yogi Mardianto,S.Pd S1 IPA

15 Dra.Kuswina Caturini S1 Akuntansi

16 Syahida Norviana,S.Pd S1 Akuntansi

17 Noviana Purwaningsih S1 Akuntansi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18 Dra. Dartinah S1 Administrasi Perkantoran

19 Dra. Dyah Handayani S1 Administrasi Perkantoran

20 Drs. Jaka Priyana S1 Administrasi Perkantoran

21 Dra. Sri Sundari S1 Administrasi Perkantoran

22 Endang Budi Purwani,S.Pd SI Bimbingan Konseling

23 Samidjo HS SPG Seni Budaya dan Otomotif

24 Sulastri S.Pd S1 Boga

25 Paguh Perdana S1 Taekwondo

26 Hariyani Astuti,S.Sn S1 Tari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Guru SMK Hamong Putra 2

Tahun 2017

NO. Nama Pendidikan Mengajar Mata


Terakhir Pelajaran
1 Andi Mochar,S.Pd S1 Pendidikan Agama Islam

2 Dra. Erny Prasetyani S1 PKN

3 Wahyu Ratnasari S,Pd S1 Bahasa Indonesia

4 Ayu Warnaningrum,S.Pd S1 Bahasa Indonesia

5 Samidjo HS SPG Seni Budaya

6 Yoga Dwi Samantoro,S.Pd S1 Pendidikan Olah Raga

7 Fajar Hidayat, S.Pd S1 Pendidikan Olah Raga

8 Ch. Inti Daruni,S.Pd S1 Bahasa Inggris

9 Woro Wuryandaru,S.Pd S1 Matematika

10 Dra.Aji Walbikah S1 Fisika

11 Dra. Sri Krisni Pratiwi S1 Kewirausahaan

12 Maryono, S.Pd S1 Kimia

13 Deddy Prasetya,S.Pd S1 KKPI

14 Sulastri, S.Pd S1 Sejarah

15 Septi Ardiyanti,S.Pd S1 Matematika

16 Arif Sutono,S.Pd S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi


Tenaga Listrik)
17 Drs. Bambang Riyanto S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi
Tenaga Listrik)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18 Y.Sri Wijayanto,S.Pd S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi


Tenaga Listrik)
19 Safrudin Budi D.H.,S.Pd S1 Teknik Elektro (Teknik Instalasi
Tenaga Listrik)
20 Nur Rudianti,S.P S1 Agrobisnis Produk Tanaman

21 Bayu Bugroho Putro,S.Pt S1 Agrobisnis Produk Tanaman

22 Ika Setyaningsih,S.Pd S1 Agrobisnis Produk Tanaman

23 Tugiran,S.P S1 Agrobisnis Produk Tanaman

24 Tri Hartini, S.Pd S1 Bimbingan Dan Konseling

25 Kharisma Pratidina,S.Pd S1 Bahasa Jawa

26 Dedy Prasetya,S.Pd S1 Seni Musik

27 Maryono,S.Pd S1 Teknik Komputer

28 Ahmad Dahno Pramuka

29 Oky Yemi Saputra, A.Md D3 Otomotif


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kuesioner Peneletian

“KESENJANGAN DIGITAL DI KALANGAN GURU-GURU SEKOLAH


MENENGAH SE-KECAMATAN PAKEM”

Oleh:
Anastasia Nia Prahastuti
131324031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KUESIONER

Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner

Judul Skripsi : “Kesenjangan Digital Di Kalangan Guru-Guru Sekolah Menengah Se-

Kecamatan Pakem”

I. Pengantar

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi, saya Anastasia Nia Prahastuti mahasiswa Prodi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma, melakukan penyebaran kuesioner untuk memperoleh
data dalam penelitian. Adapun penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat
gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Sehubungan dengan hal itu, saya mohon kesediaan Bapak/ibu/saudara/i untuk mengisi
kuesioner berikut sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Setiap jawaban yang diberikan
Bapak/ibu/saudara/i, merupakan bantuan yang sangat berarti dalam penelitian ini. Atas
kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti,

(Anastasia Nia Prahastuti)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KUESIONER

IDENTITAS RESPONDEN

Nama Lengkap : .............................................................................

Asal Sekolah : .............................................................................

Pengalaman Mengajar : o <5Tahun

o >5 Tahun

Pendidikan Terakhir : o Diploma


o Sarjana (S1)
o Pascasarjana (S2/S3)

Status Sertifikasi : o Bersertifikasi Pendidik


o Belum Bersertifikat

Bagian I
Instrastruktur Gawai
Petunjuk mengerjakan :
Berikut adalah pernyataan atau pertanyaan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda
centang ( √ ) pada pilihan Jawaban yang sesuai dengan kondisi Anda (boleh pilih lebih
dari satu)
No Pertanyaan/Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Gawai/gadget yang saat ini saya miliki o Featur Phone (tanpa internet)
o Smartphone
o Tablet
o Laptop
2. Gawai/gadget yang paling sering digunakan o Featur Phone (tanpa internet)
untuk bekerja o Smartphone
o Tablet
o Laptop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Jumlah gawai yang saya miliki (centang Featur Phone 1 2 3 4


dalam angka tsb) Smartphone 1 2 3 4
Tablet 1 2 3 4
Laptop 1 2 3 4
4. Memori internal yang ada di smartphone o < 3 GB o 7-9 GB
saya o 4-6 GB o >10 GB

5. Memori internal yang ada di Tablet saya o < 3 GB o 7-9 GB


o 4-6 GB o >10 GB
6. Kapasitas hardisk yang ada di laptop saya o < 500 GB o 1 TB
o 500 GB o > 1 TB
7. RAM yang ada di gawai saya o < 512 MB o 3 – 4 GB
o 1 – 2 GB o > 4 GB
8. Camera yang ada pada gawai saya o <5 MP o 13 – 16 MP
o 6 – 10 MP o > 16 MP
9. Ukuran Layar pada fearure phone saya o 1 – 1,5 inci o 2,1 – 2,5 inci
o 1,6 – 2 inci o >3 inci
10. Ukuran layar pada smartphone saya o 3,5 – 4 inci o 5,2 – 5,5 inci
o 4,6 – 5 inci o 6 inci
11. Ukuran layar pada tablet saya o 6 – 6,8 inci o 8,1 – 9 inci
o 7–8 inci o > 10 inci
12. Ukuran layar pada laptop saya o 9 – 12 inci o 15 – 16 inci
o 12 – 14 inci o 17 inci
13. Akses jaringan internet yang saya gunakan o Mobile
o Dial up
o Kabel
o Hospot
14. Jaringan atau sinyal yang saya gunakan o E
o G
o 2G
o 3G
o 4G
15. Jenis search engine yang biasa saya o http://www.google.com/
gunakan di gawai saya (dapat di pilih lebih o http://www.yahoo.com/
dari satu) o http://www.ask.com/
o http://www.bing.com/
16. Jenis web browser yang biasa saya gunakan o Google Chrome
di gawai saya (dapat dipilih lebih dari satu) o Mozilla Firefox
o Opera Mini
o Internet Explorerer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

o Safari
o Maxthon Browser
o iCab

Bagian II
Tingkat kecakapan penggunaan gawai
Berikut adalah pernyataan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda centang (√)
pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi anda. Tidak ada jawaban yang benar
atau yang salah, jawaban terbaik adalah jawaban yang sebenanya dan sesuai dengan
keadaan anda.
No. Pertanyaan Pilihan Jawaban
17. Saya meminta bantuan orang lain jika o Tidak pernah o Sering
mengalami kesulitan untuk mengoperasikan
fitur-fitur yang ada di gawai saya. o Jarang o Selalu
18. Saya dapat mengoperasikan aplikasi web o Tidak pernah o Sering
browser yang ada di gawai saya secara mandiri
o Jarang o Selalu
19. Saya meminta bantuan orang lain ketika o Tidak pernah o Sering
mengalami kesulitan mengoperasikan aplikasi
web browser di gawai saya o Jarang o Selalu
20. Saya mampu menggunakan berbagai search o Tidak pernah o Sering
engine untuk mencari informasi di internet
secara mandiri o Jarang o Selalu
21. Informasi yang saya pilih dan gunakan dari dari o Tidak pernah o Sering
hasil pencarian di internet adalah informasi yang
ditulis oleh sumber yang terpercaya o Jarang o Selalu
22. Saya mampu untuk log-in dan sign out akun e- o Tidak pernah o Sering
mail saya secara mandiri
o Jarang o Selalu
23. Saya menulis e-mail, menerima e-mail dan o Tidak pernah o Sering
mengunduh berkas dari e-mail serta
melampirkan berkas pada e-mail secara mandiri o Jarang o Selalu
24. Saya meminta bantuan orang lain karena o Tidak pernah o Sering
mengalami kesulitan untuk menulis e-mail,
menerima e-mail, mengunduh serta o Jarang o Selalu
melampirkan berkas di e-mail
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25. Saya mampu mengoperasikan berbagai aplikasi o Tidak pernah o Sering


chatting yang ada di gawai saya secara mandiri
o Jarang o Selalu
26. Saya mengirim pesan tertulis, pesan suara, o Tidak pernah o Sering
mengirim gambar atau video serta membuat
kelompok/group di aplikasi chatting tersebut o Jarang o Selalu
secara mandiri
27. Saya menghidupkan viewer, menghubungkan o Tidak pernah o Sering
viewer dengan gawai saya, serta menampilkan
bahan ajar, memutar musik atau video di viewer o Jarang o Selalu
kelas secara mandiri
28. Saya meminta bantuan siswa, guru lain, atau o Tidak pernah o Sering
teknisi sekolah jika saya mengalami kesulitan
seperti pernyataan pada nomer 28. o Jarang o Selalu
29. Apakah saya sering mengunakan gawai sebagai o Tidak pernah o Sering
media TIK di sekolah
o Jarang o Selalu
30. Saya mengunduh aplikasi atau software yang o Tidak pernah o Sering
saya butuhkan untuk gawai saya secara mandiri
o Jarang o Selalu
31. Saya menginstall aplikasi atau software secara o Tidak pernah o Sering
mandiri dan mengetahui langkah-langkahnya
isntalasi dengan baik o Jarang o Selalu
32. Saya meminta bantuan guru lain, atau teknisi o Tidak pernah o Sering
sekolah untuk mengunduh dan menginstall
berbagai aplikasi dan software yang saya o Jarang o Selalu
perlukan

Bagian III
Pemanfaatan Gawai
Berikut adalah pernyataan yang dapat dijawab dengan memberikan tanda centang (√)
pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi anda. Tidak ada jawaban yang benar
atau yang salah, jawaban terbaik adalah jawaban yang sebenanya dan sesuai dengan
keadaan anda.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
33. Frekuensi rata-rata penggunaan gawai dalam o jam 06.00 – 12.00
satu hari o jam 13.00 – 18.00
o jam 19.00 – 22.00
o jam 22.00 – 05.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34. Frekuensi rata-rata penggunaan internet dalam o kurang dari 2 jam


satu hari o 2 – 3 jam
o 4 – 6 jam
o Lebih dari 6 jam
35. Saya mengakses internet untuk o Tidak pernah o Sering
informasi/berita umum terkini
o Jarang o Selalu
36. Saya mengakses internet untuk mencari o Tidak pernah o Sering
informasi/berita tentang pendidikan
o Jarang o Selalu
37. Saya mengakses internet dan gawai untuk o Tidak pernah o Sering
media sosial (Facebook, twitter, instagram, dll)
untuk terhubung dan berkomunikasi dengan o Jarang o Selalu
guru-guru lainnya
38. Saya menggunakan internet untuk chatting o Tidak pernah o Sering
dengan guru-guru lainnya baik secara personal
atau chatting di grup o Jarang o Selalu
39. Saya menggunakan internet untuk o Tidak pernah o Sering
berkomunikasi dengan siswa saya baik melalui
chatt ataupun media sosial o Jarang o Selalu
40. Saya mengakses internet untuk mengunduh o Tidak pernah o Sering
dokumen-dokumen Peraturan Pemerintah
terkini o Jarang o Selalu
41. Saya mengakses internet untuk mengunduh o Tidak pernah o Sering
dokumen kurikulum seperti silabus dan RPP
o Jarang o Selalu
42. Saya menggunakan internet untuk mencari o Tidak pernah o Sering
informasi tentang model-model pembelajaran
yang akan saya gunakan di kelas o Jarang o Selalu
43. Saya menggunakan internet untuk mengunduh o Tidak pernah o Sering
media pembelajaran seperti video klip, gamar,
berita dan lainnya o Jarang o Selalu
44. Saya memanfaatkan internet untuk o Tidak pernah o Sering
mengunduh contoh-contoh soal ulangan harian
atau soal ujian nasional o Jarang o Selalu
45. Saya memanfaatkan internet untuk o Tidak pernah o Sering
mengunduh aplikasi analisis butir soal
(ANBUSO) o Jarang o Selalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46. Saya menggunakan internet untuk mencari o Tidak pernah o Sering


materi tentang kompetensi dasar yang akan
saya ajarkan yang belum termuat di buku o Jarang o Selalu
47. Saya menggunakan internet untuk mengunduh o Tidak pernah o Sering
e-book atau jurnal tentang materi pembelajaran
yang akan saya ajarkan o Jarang o Selalu
48. Saya menggunakan internet untuk o Tidak pernah o Sering
membagikan modul pembelajaran bagi siswa
saya melalui e-mail atau media sosial o Jarang o Selalu
49. Saya menggunakan gawai dan internet untuk o Tidak pernah o Sering
hiburan (games,film,streaming,youtube)
o Jarang o Selalu
50. Saya mengikuti kuliah gratis untuk bidang o Tidak pernah o Sering
studi tertentu lewat internet atau MOOC
(Massive Open Online Course) o Jarang o Selalu

Anda mungkin juga menyukai