PROPOSAL
Disusun oleh:
NIM: 8420219002
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul “IMPLEMENTASI
ETNOMATEMATIKA KAIN TENUN DI DESA DANIBAO-KECAMATAN
ADONARA BARAT DALAM MENERANGKAN KONSEP GEOMETRIS”.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu bidang ilmu yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Matematika menjadi begitu penting karena dapat membantu menyelesaikan
persoalan yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan seperti
menghitung, membandingkan, dan mengukur merupakan contoh pengaplikasian matematika
dalam kehidupan sehari-hari yang secara tidak langsung merupakan cara kerja atau berpikir
matematis.
Menurut Ruseffendi dalam (Nur’aini dkk (2017:1) mengatakan bahwa matematika
adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasikan, yang membahas fakta-fakta dan
hubungan-hubungan, serta membahas ruang dan bentuk. Berdasarkan defenisi ini maka kita
dapat menyimpulkan bahwa matematika menjadi mata pelajaran yang sangat penting dalam
dunia pendidikan dan wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan karena begitu lekat erat
dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan urgensi pembelajaran matematika diatas, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa matematika bukan hanya sebagai bahan pembelajaran yang menekankan pengetahuan
saja, melainkan memudahkan seseorang mengembangkan nalar, pemahaman, keterampilan
dan kemampuan analisis sehingga siapapun yang belajar matematika dapat dengan mudah
memecahkan masalah sehari-hari manakala berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan pada
umumnya dan matematika pada khususnya.
Lebih dari itu, fakta malah menunjukkan bahwa kegemaran dan kecintaan untuk
belajar matematika dalam diri seseorangsangat berpengaruh terhadap perkembangan pada
orang yang bersangkutan. Tidaklah heran bila Nurliastuti, Dewi dkk (2018:99) mengatakan
bahwa, rendahnya mutu pendidikan, khususnya matematika membuat Indonesia masih jauh
tertinggal dengan negara-negara lain. Selain menemukan fakta ini, dia juga mengatakan
bahwa dalam rangka menumbuhkan suasana yang dekat dengan kehidupan siswa dalam
pembelajaran maka diharapkan agar para guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran matematika. Dengan kata lain, kecintaan dan minat belajar siswa pada
matematika akan memudahkan dia untuk bertumbuh dalam ilmu pengetahuan dan
kemampuan analis.
Adapun salah satu satu cara yang dapat kita lakukan untuk memotivasi para siswa
untuk menaruh minat belajar pada umumnya dan matematika pada khususnya yakni dengan
melibatkan budaya tempat tinggal para siswa. Saya mengatakan demikian karena pendidikan
dan budaya merupakan dua unsur yang tidak bisa dilepaspisahkan. Keduanya bukan saja
memilki peran yang sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangakan nilai luhur
bangsa kita, melainkan juga ikut terlibat dalam pembentukan karakter anak yang didasarkan
pada nilai budaya yang luhur. Oleh karena itu, adanya pendekatan pembelajaran yang
mengaitkan budaya lokal dalam pembelajaran matematika yang kemudian disebut
Etnomatematika merupakan sesuatu yang tidak boleh kita abaikan.
Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa munculnya etnomatematika bukan karena
matematika moderen mengalami kegagalan, melainkan adanya sebuah kesadaran baru yakni
apapun aktifitas maupun budaya manusia atau masyarakat tidak lain merupakan sekumpulan
pola pikir dan aktivitas matematis. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas dan pola
pikir matematis diantaranya: bilangan, basis bilangan, pola bilangan polidromik, dan lain-lain
(Dominikus, 2016). Hal semacam ini ada dalam setiap budaya, termasuk budaya masyarakat
Lamaholot pada umunyadan Adonara pada khususnya.
Adapun lokus penelitian saya yakni pelbagai aktivitas dan pola pikir matematis yang
ada dalam budaya Lamaholot secara khusus etnomatematika pada motif kain tenun. Budaya
Lamaholot memiliki banyak warisan leluhur secara turun temurun. Salah satunya yaitu kain
tenun.
Kain tenun merupakan salah satu produk budaya kain tradisional Indonesia yang di
buat diberbagai daerah. Kain tenun adalah selembar kain atau sehelai kain yang dibuat dari
benang-benang yang diikat membentuk motif kemudian di tenun. Sebagai salah satu produk
budaya kain tradisional, kain tenun harus dilestarikan dan dikembangkan.
Kain tenun harus dilestarikan dan dikembangkan karena memiliki nilai sejarah yang
sangat tinggi dan mengandung pelbagai filosfi (kebijaksanaan / way of life) yang sangat kaya
makna dari tiap-tiap daerah asalnya. Tidaklah heran bila tiap-tiap daerah (suku-suku) di
Indonesia memiliki ciri khas masing-masing pada kain tenunnya, baik dari segi motif, warna,
dan benang yang digunakan pada saat pembuatan kain tenun. Persis di sini, satu hal yang tak
perlu kita lupakan karena sangat fundamental yakni dalam kain tenun terdapat sebuah
aktivitas dan pola pikir matematis. Oleh karena itu, pendekatan etnomatematika sebagai salah
satu cara dalam mengajar matematika guna membangkitkan gairah, minat, dan semangat
belajar siswa tidak boleh diremehkan.
Mengingat bahwa budaya Lamaholot merupakan budaya lokal masyarakat Kabupaten
Flores Timur yang mempunyai wilayah yang sangat luas dan beragam (karena memiliki
banyak Kecamatan dan terdiri dari tiga pulau), maka saya tidak akan membuat penelitian
etnomatematika tentang kain tenun pada wilayah Lamaholot umumnya. Lokus penelitian
saya adalahkain tenun yang terletak diDesa Danibao, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten
Flores Timur – Provinsi NTT.
Masyarakat Desa Danibao dan kain tenun merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Kain tenun merupakan materi utama dalam pelbagai kegiatan adat, sebagai
sumber mata pencaharian, dan juga menjadi bagian yang selalu hadir dalam aspek kehidupan
sehari-hari. Lebih dari itu, kain tenun memegang peranan yang sangat penting dalam upacara
adat, merayakan perkawinan, penjemputan orang-orang besar, dan lain-lain. Bagi masyarakat
Desa Danibao, kain tenun tidak hanya sekedar kain, tetapi memiliki nilai budaya dan
kandungan way of life (kebjaksanaan) yang tinggi.
Hal yang menarik adalah jika dilihat dari bentuk kain dan motif yang terdapat pada
kain tenun tersebut, maka kita dapat menemukan ada unsur matematika. Unsur-unsur
matematika yang ditemukan dapat berupa bangunan geometri dan bentuk matematika lainya.
Kenyataan inilah yang semakin memantik dan menumbuhkan keyakinan saya bahwa
etnomatematika adalah sebuah model pendekatan yang efektif dan efisien dalam
pembelajaran matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa saja unsur-unsur matematika yang terkandung pada kain tenun masyarakat Desa
Danibao?
2. Bagaimana implementasi etnomatematika berbasis budaya lokal dalam pembelajaran
matematika di SDI Danibao?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menemukan unsur-unsur matematika yang terkandung pada kain tenun masyarakat
Desa Danibao.
2. Untuk mendeskripikan cara implementasi etnomatematika berbasis budaya lokal dalam
pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar, khususnya di SDI Danibao.
D. Batasan Masalah
Peneliti membatasi penelitian ini pada aspek budaya yang merupakan peninggalan
para leluhur berupa fisik yaitu kain tenun di Desa Danibao dan unsur-unsur matematika yang
terkandung di dalamnya. Peneliti juga membatasi ruang lingkup pada implementasi
etnomatematika konsep geometri khususnya pada geometri bangun datar yang terkandung
dalam kain tenun desa Danibao kelas IV di SDI Danibao.
E. Defenisi Istilah
1. Implementasi
2. Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang. Budaya tersebut, kemudian diwariskan kepada generasi
selanjutnya. Hal seperti ini terus terjaga dalam waktu yang lama atau pun bisa saja
punah karena suatu alasan.
3. Etnomatematika
4. Konsep Geometri
Konsep geometri berkaitan dengan ide-ide dasar yang selalu berkaitan dengan
titik, garis, bidang, permukaan, dan ruang. Walaupun bersifat abstrak, namun konsep
tersebut dapat diwujudkan melalui cara semi konkret ataupun konkret.
5. Kain tenun
Kain tenun merupakan kain tradisional yang dipakai oleh masyarakat Desa
Danibao, dibuat secara tradisional dengan menggunakan bahan dan cara pembuatan
manual sehingga menghasilkan kain yang unik dan memiliki nilai budaya tinggi.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
b. Bagi pendidik
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Implementasi
3. Budaya Lamaholot
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh
sekelompok orang. Budaya tersebut kemudian diwariskan kepada generasi
selanjutnya. Hal seperti ini terus terjaga dalam waktu yang lama atau pun bisa saja
punah karena suatu alasan.
Lamaholot merupakan salah satu etnik dan budaya yang ada di Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Masyarakat yang termasuk dalam rumpun budaya
Lamaholot meliputi empat daratan yakni Larantuka (Flores Timur daratan atau
wilayah paling timur dari Pulau Flores), Pulau Adonara, Pulau Solor dan Pulau
Lembata. Budaya Lamaholot ini memiliki budaya tersendiri yang membedakannya
dengan suku bangsa-suku bangsa didaerah lainnya di Indonesia.
4. Kain Tenun
Benda budaya yang sering di jumpai di setiap daerah adalah kain yang di
gunakan sebagai pakaian. Menurut Goet Poespo (2005), Kain adalah jenis bahan
tekstil yang diolah sedemikian rupa dengan menyilangkan benang lusi dan pakan.
Tekstil di bentuk dengan cara penyulaman, penjahitan, dan pengikatan.
Kata tenun berasal dari kata textile (inggris) yang berarti menenun. Tenun
adalah sebuah proses menenun dengan bahan dasar benang yang di sambungkan
secara memanjang dan melintang kemudian setelah melewati beberapa tahapan
akan menghasilkan sebuah kain tenun. Menurut Widati (2002: 135) dan
Poerwadarminta, (1989: 32) mengartikan tenun sebagai sebagai hasil kerajinan
berupa kain dari bahan yang di buat benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan
cara memasukan bahan secara melintang pada ilusi.Tenun merupakan istilah yang
di gunakan untuk membedakan kain tenun dengan kain lainya seperti kain rajut,
kain kampa, dan lain sebagainya.
Kain tenun merupakan warisan budaya yang sudah di kenal dari jaman
prasejarah yang di gunakan sebagai kain penutup badan. Kain tenun merupakan
selembar kain atau sehelai kain yang di buat dari benang-benang yang diikat
membentuk motif kemudian tenun. Kain tenun adalah salah satu produk budaya
kain tradisional Indonesia yang di buat di berbagai daerah. Kain tenun di setiap
daerah pun berbeda entah dari segi motif, warna serta kegunaannya.
6. Konsep Geometris
a) Titik.
A P
(Gambar Titik A dan Titik P)
b) Garis
Garis adalah ide atau gagasan abstrak yang bentuknya lurus, memanjang
ke dua arah, tidak terbatas atau tidak bertitik akhir, dan tidak tebal.
Menggambar model garis dapat di lakukan dengan membuat alat guratan tulis
pada bidang tulis, kertas, atau papan tulis dengan bentuk yang lurus.Ada 2 cara
melakukan penamaan untuk garis, yaitu: (1) garis yang dinyatakan dengan satu
huruf kecil, contoh garis m, garis l, dan sebagainya; (2) garis yang dinyatakan
dengan perwakilan dua buah titik ditulis dengan huruf kapital, misal garis AB,
garis CD, dan sebagainya.
B D
m l
A C
c) Bidang
D C
A B
d) Bangun datar
e) Bangun ruang
Menurut Bakrul Ulum,dkk Ada dua macam geometri yang di pelajari di SD,
yaitu geometri datar dan geometri ruang. Geometri datar merupakan bentuk geometris
yang hanya terdiri dari dua dimensi (panjang dan lebar), atau hanya memiliki luas tetapi
tidak memiliki volum, sedangkan geometri ruang merupakan bentuk geometris tiga
dimensi (panjang, lebar, dan tinggi) atau memiliki volum.
1. Penelitian oleh Aida Puji Rahayu, Melfi Snae, & Stepanus Bani (2020).
C. Kerangka Berpikir
Kain tenun merupakan salah satu kebudayaan yang berada di lingkungan masyarakat
ketika melakukan aktivitas sehari-harinya. Setiap kain tenun memiliki bentuk motif yang
berbeda-beda disetiap daerahnya. Hal ini sangat erat kaitannya dengan budaya yang dimiliki
dari masing-masing daerahnya. Masyarakat Kecamatan Adonara Barat desa Danibao terkenal
memiliki kekayaan kain tenun dengan beraneka ragam motif. Kain tenun merupakan bagian
penting dalam kehidupan masyarakat desa Danibao. Masyarakat desa Danibao
menggunakakan kain tenun sebagai materi utama dalam berbagai kegiatan adat, upacara
perkawinan, penjemputan orang-orang besar dan kegiatan budaya lainnya serta sebagai
sumber mata pencaharian masyarakat desa Danibao.Pembuatan kain tenun di desa Danibao
ini masih menggunakan alat tradisional yang diberi nama alat tenun bukan mesinsehingga
memiliki kain tenun yang kental dengan budaya tradisional. Hingga sampai saat ini tinggal
sedikit orang atau kelompok yang menjadi pengrajin kain tenun di desa Danibaobahkan dapat
dihitung.
Kain tenun bermotif kolon matan, muko kenala, dan ile hurunememiliki nilai budaya
dan memiliki nilai harga jual tinggi. Pengrajin kain tenun bermotif kolon matan, muko
kenala, dan ile hurune belum mengetahui bahwa kain tenun yang pengrajin buat memiliki
unsur-unsur matematika yang dinamakan dengan etnomatematika dari mulai penataan benang
yang memanjang sebagai background sampai membentuk sebuah gambar-gambar yang
menjadi motif yang bernama kolon matan, muko kenala, dan ile hurune.
Kerajinan Tangan
METODOLOGI PENELITIAN
A. JenisPeneltian
B. SubjekPenelitiandanObjekPenelitian
1. SubjekPenelitian
Subjek dari peneltian ini adalah tiga orang masyarakat desaDanibao yang
berprofesi sebagai penenun dan 1 orang guru matapelajaran matematika, serta
siswakelas V Sekolah Dasar Inpres Danibao. Subjek pada penelitian ini merupakan
narasumber yang mengetahui pemahaman tentang filosofi dan unsur-unsur pada kain
tenun desa Danibao yang dapat dikaji dalam etnomatematika.
2. ObjekPenelitian
C. TempatdanWaktu
1. Tempat
Penelitiandilakukan di SDI Danibao dan kelompok tenun Desa Danibao
Kecamatan Adonara Barat Kabupaten Flores Timur
2. Waktu
Peneltian ini dilaksanakan pada bulanOktober 2022 sampai denganJuli 2023
dengan rincian sebagai berikut:
Tebel 1.2
D. Metode Penelitian
1. Wawancara
tenun desa Danibao dan mengetahui apa saja aktivitas fundamental matematis
yang terdapatpada kain tenun desa Danibao. Berdasarkan rumusan masalah satu,
peneliti melakukan wawancara secara tidak struktur dengan para pengrajin kain
2. Tes Tertulis
Peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa kelas 5 Sekolah Dasar Inpres
masyarakat desa Danibao. Tujuan dilakukan tes tertulis ini adalah untuk
3. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan kaintenun
desaDanibao. Observasi dilakukan secara langsung kepada subjek penelitian. Hal
ini bertujuan untuk memperoleh data penelitian di lapangan sesaui dengan
keadaan yang sebenarnya.
E. Instrumen Penelitian
1. Wawancara
Berdasarkan rumusan masalah satu, peneliti melakukan wawancara secara tidak
struktur dengan para pengrajin kain tenun Desa Danibao, dengan tujuan untuk memperoleh
unsur-unsur matematika yang terdapat pada kain tenun masyarakat desa Danibao. Instrumen-
N Indikator Pertanyaan
1 Bahan yang digunakan untuk membuat kain Apa saja bahan yang digunakan
tenun untuk membuat kain tenun?
2 Alat yang disiapkan untuk membuat kain Peralatan apa saja yang
tenun digunakan untuk membuat kain
tenun?
3 Proses pembuatan kaintenun Bagaimana proses pembuatan
kain tenun?
4 Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan Dibutuhkan waktu berapa lama
1 buah kain tenun untuk menghasilkan 1 buah kain
tenun?
5 Menentukan pola atau motif pada kain tenun Bagaimana cara menentukan pola
atau motif yang akan dibuat pada
kain tenun?
6 Jenis motif pada kain tenun Berapa jenis motif yang bisa
dibuat pada kain tenun?
7 Perbedaan kain tenun zaman dulu dan kain Apakah ada perbedaan kain tenun
tenun zaman sekarang zaman dahulu dan kain tenun
zaman sekarang?
Berdasarkan rumusan masalah dua, peneliti juga melakukan wawancara secara
tidak struktur dengan siswa kelas V di Sekolah Dasar Inpres Danibao, dengan tujuan
untuk mengetahui pemahaman konsep matematika siswa. Instrumen-instrumen
wawancaranya adalah sebagai berikut:
No IndikatorPemahamanKonsep Pertanyan
1 Deskripsi unsur-unsur yang diketahui dan Apa yang di pahami dari
ditanya. masalah yang di berikan?
2 Menyusun model matematika . Bagaimana menyusun model
matematika daripermasalahan
yang diberikan?
3 Strategis untuk menyelesaikan masalah Bagaimana menyelesaikan
matematika masalah yang diberikan
4 Menginterpretasikan hasil Bagaimana menyimpulkan
permasalahan yang diberikan
2. Tes Tertulis
Peneliti melakukan tes tertulis kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Inpres
Danibao mengenai pembelajaran matematika berbasis budaya lokal kain tenun
masyarakat desa Danibao. Tujuan dilakukan tes tertulis ini adalah untuk mengetahui
pemahaman matematika siswa setelah melakukan pembelajaranmatematika berbasis
budaya lokal kain tenun.
F. TeknikAnalisis Data
Data hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis dan dikaji untuk
menjawab rumusan masalah berdasarkan pada teknik analisis data kualitatif. Analisis data
kualitatif dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman (Kundre,2020), dengan
(conclutions).
1. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses pengumpulan data dari
jenis-jenis motif yangt erdapat pada kain tenun masyarakat desa Danibao,
makna dari setiap motif, mendeskripsikan proses pembuatan kain tenun secara
pada kain tenun masyarakat desa Danibao dan diimplementasikan dalam proses
2. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses dalam memilih data mana saja yang
menganalisis data selanjutnya. Data yang dipilih adalah data yang berkaitan
dengan temuan etnomatematika pada kain tenun desa Danibao, yang dapat
dipandang dari segi geometri. Pada tahap ini data yang telah diperoleh dan
dipilih sesuai apa yang menjadi titik fokus dari penelitian ini yaitu unsur-unsur
matematika yang terdapat pada kain tenun desa Danibao dan implementasinya
3. Penyajian data
bersifat deskriptif yang diperoleh dari hasil reduksi data. Dari hasil reduksi data
diatas, data yang dipilih atau yang menjadi titik fokus pada penelitian ini
adalah unsur-unsur matematika yang terdapat pada kain tenun masyarakat desa
Sekolah Dasar Inpres Danibao. Maka pada tahap penyajian data ini dilakukan
4. Penarikan kesimpulan
G. Bentuk Data
Bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dimana
data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian
dengan cara wawancara dan observasi.
H. AlurBerpiki
Mulai
PenentuanMasalahPenelitian
Pengumpulan Data
Dokumentasi
Reduksi
Kesimpulan
Penyajian
Selesai