Anda di halaman 1dari 103

KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS X

SMA LABSCHOOL UNTAD PALU PADA MATERI GEOMETRI


BANGUN RUANG MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN
KOMPUTER DAN NON KOMPUTER





DEVINE RIYAN PUTRI




Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
JULI, 2013

i


KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA KELAS X SMA
LABSCHOOL UNTAD PALU PADA MATERI GEOMETRI BANGUN
RUANG MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER
DAN NON KOMPUTER





DEVINE RIYAN PUTRI
A 231 09 048



SKRIPSI



Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako









PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
JULI, 2013

ii


iii



iv

ABSTRAK
Putri, Devine Riyan. 2013. Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas X SMA
Labschool UNTAD Palu Pada Materi Geometri Bangun Ruang
Melalui Media Pembelajaran Komputer dan Non Komputer. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Tadulako. Pembimbing (1) Dasa Ismaimuza (2) Linawati

Kata Kunci : Pemahaman Matematis, Pembelajaran Komputer, Bangun Ruang.
Kemampuan pemahaman matematis adalah suatu kemampuan yang sangat
diperlukan oleh siswa dalam mempelajari matematika khususnya dalam materi
geometri. Banyak siswa yang menganggap bahwa matematika adalah hal yang sulit
khususnya untuk materi geometri bangun ruang yang membutuhkan kemampuan
abstraksi tinggi. Penggunaan alat peraga pada pembelajaran matematika sangat
membantu untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis siswa. Namun
tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi telah masuk sampai ke dunia
pendidikan. Alat peraga yang identik dengan benda yang dapat dilihat dan diraba
berubah menjadi suatu visualisasi yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis siswa.
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu apakah terdapat perbedaan
kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA Labschool UNTAD Palu
pada materi geometri bangun ruang melalui media pembelajaran komputer dan non
komputer?
Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan penelitian kuantitatif
dengan jenis penelitian eksperimen. Dalam rancangan penelitian ini, terdapat dua
kelas yang memiliki kemampuan yang setara yang dilihat dari analisis nilai raport
masing-masing kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
akan diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan media pembelajaran
komputer yaitu aplikasi Wingeom. Sedangkan kelas kontrol mendapat pembelajaran
menggunakan media pembelajaran non komputer yaitu melalui pendekatan
konvensional, tanpa perlakuan khusus yang menggunakan alat peraga kubus dan
balok seperti biasanya. Pada akhir pembelajaran, kedua kelas diberi test akhir yang
sama yaitu tes pemahaman siswa.
Melalui analisis yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian
ini, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman
matematis siswa X SMA Labschool UNTAD Palu pada materi geometri bangun
ruang yang menggunakan media pembelajaran komputer dan non komputer dan
kemampuan pemahaman matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan media pembelajaran komputer lebih baik dibandingkan dengan yang
menggunakan media pembelajaran non komputer.


v

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kesempatan dan kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas X SMA
Labschool UNTAD Palu Pada Materi Geometri Bangun Ruang Melalui Media
Pembelajaran Komputer dan Non Komputer.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis
memperoleh banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan
penuh hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada ayah tercinta Sutris
Triyanta dan bunda tersayang Rita Berliana Etta yang telah banyak memberikan doa,
dukungan, dan motivasi kepada penulis. Penulis juga menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat Dr. Dasa Ismaimuza, M.Si selaku
pembimbing I dan Dra. Linawati, M.Si selaku pembimbing II, yang dengan penuh
kesabaran memberikan bimbingan, motivasi dan saran-sarannya yang sangat berharga
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Dan juga kepada adik-adikku Deborah, Charisma, dan Charen yang telah
banyak memberi semangat.
Pada kesempatan ini pula, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhammad Basir, S.E, M.S selaku Rektor Universitas
Tadulako yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di Universitas Tadulako.
2. Bapak Dr. H. Gazali Lembah, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Tadulako
yang telah memberikan pelayanan kepada mahasiswa untuk kelancaran studi.

vi

3. Bapak Dr. H. Baharuddin, S.Farm., M.S selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Universitas Tadulako yang selalu memberikan arahan dan pelayanan
sebaik-baiknya kepada setiap mahasiswa.
4. Bapak Dr. Dasa Ismaimuza, M.Si dan Dr. I Wayan Sukayasa, M.Si selaku
koordinator dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Tadulako yang telah memberikan bantuan dalam kelancaran studi
dan pengurusan skripsi ini.
5. Bapak Bakri Mallo, S.Pd, M.Si selaku dosen pembahas skripsi yang telah banyak
memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis serta saran-saran yang konstruktif
dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Universitas Tadulako yang telah memberikan ilmu pegetahuan kepada
penulis selama di bangku perkuliahan.
7. Ibu Dra. Elinawati Hutajulu, M.Pd selaku Kepala Sekolah dan Dita Andini, S.Pd
selaku guru matematika di Kelas X SMA Labschool UNTAD Palu, yang telah
memberikan izin untuk meneliti di sekolah tersebut.
8. Keluarga besarku tersayang, untuk kakek dan nenek, om dan tante (Nita-Roni,
Jhon, Vita, Titiek-Didit, Narno-Triatmi, Widodo-Ani, Anto-Yuni), serta sepupu-
sepupu (Vina, Pandu, Jati, Abed, Rakka, Rinta, Grace, Josua, Jonatan, Hizkia,
Yizrell, Yuan, Andhika) yang telah banyak memberi semangat dukungan dalam
segala hal kepada penulis.
9. Keluarga besar GBI ROCK Palu yang telah banyak memberi semangat,
dukungan, motivasi, dan doa kepada penulis.
10. Sahabat-sahabatku tercinta, Bbeth, Cicak, Max, Ivana Lie, Budi, Ekel, Lina,
mbak Miyani, Ivana Adam, kak Ayu, kak Vetman, kak Lisna, kak Nova, kak

vii

Ocha, orang-orang tersayang yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan
motivasi yang sangat luar biasa kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku tercinta di Program Studi Pendidikan Matematika angkatan
2009, Elisabeth, Citra, Agung, Ishak, Dwi, Alfhy, Roni, Inay, Fika, Anto, Dzil,
Yandhu, Barik, Yuli, Desi, Dani, Ichal, Iswandi, Cholis, Maz, Adi yang dari awal
hingga akhir perjuangan di bangku kuliah selalu hadir memberi bantuan,
dukungan, semangat, doa, dan kasih sayang baik saat sedih maupun senang, serta
semua teman-teman angkatan 2009 lainnya yang tak bisa disebut satu persatu.
12. Senior dan juniorku di Program studi Pendidikan Matematika, Sarlota07,
Indra07, Octa06, Iqbal06, Al Asyahri07, Jein08, Dita08, Putra08, Lusi10,
Norman11 serta teman-teman yang lain yang tak bisa disebut satu persatu.
Terima kasih atas dukungannya.
13. Teman-teman PPLT SMA Labschool UNTAD Palu, Alfisyahra (Math), Kevin
Moris (Physc), dan Kadek Wiwik (Physc) yang telah memberikan semangat,
kebersamaan, dan dukungan dalam berbagai hal, khususnya pada saat PPLT.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pembaca, dan semoga segala bantuan dan bimbingan dari semua pihak senantiasa
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Palu, Juli 2013
Penulis


viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
E. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 5
F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 6
G. Definisi Istilah ............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Pemahaman Matematis .......................................... 8
B. Media Pembelajaran .................................................................... 10
C. Media Pembelajaran Non Komputer ........................................... 15

ix

D. Media Pembelajaran Komputer ................................................... 16
E. Tinjauan Materi Geometri Bangun Ruang Dimensi Tiga ........... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 24
B. Rancangan Penelitian .................................................................. 25
C. Instrumen Penelitian .................................................................... 25
D. Pengumpulan Data....................................................................... 28
E. Analisis Data ............................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 34
1. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Instrumen ...................... 34
2. Analisis Kesetaraan Kemampuan Awal Siswa Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ............................................. 36
3. Analisis Data Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa .. 37
B. Pembahasan ................................................................................. 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 45
B. Saran ............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 50


x

DAFTAR TABEL
Tabel halaman
2.1 Submenu pada Menu Window..................................................................... 18
3.1 Keadaan Populasi Penelitian........................................................................ 24
3.2 Rancangan Penelitian................................................................................... 25
3.3 Koefisien Korelasi ....................................................................................... 26
3.4 Koefisien Valisitas Tes ................................................................................ 27
3.5 Derajat Reliabilitas ...................................................................................... 27
4.1 Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Setiap Item Soal ..... 34
4.2 Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Pemahaman Matematis Siswa
..................................................................................................................... 35
4.3 Nilai Ujian Matematika pada Kelas Sampel Berdasarkan Nilai Raport ...... 37
4.4 Hasil Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Setelah Diberi Perlakuan
..................................................................................................................... 37
4.5 Hasil Uji Normalitas Data pada Kelas Sampel Melalui Uji Chi Kuadrat.... 38
4.6 Hasil Uji Normalitas Data Melalui SPSS .................................................... 38
4.7 Pengujian Hipotesis Uji U Melalui SPSS .................................................... 40
4.8 Deskripsi Skor Tiap Item Soal Kemampuan Pemahaman Matematis ......... 42


xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
2.1 Kerucut Pengalaman .................................................................................... 12
2.2 Tampilan Jendela Wingeom ......................................................................... 18
2.3 Menu pada Jendela Wingeom 3-dim ............................................................ 18
2.4 Rectangular Box .......................................................................................... 19
2.5 Kubus ........................................................................................................... 19
2.6 New Linear Elements .................................................................................. 19
2.7 Diagonal Sisi Kubus .................................................................................... 19
2.8 Markings ...................................................................................................... 20
2.9 Edit Linear Items ......................................................................................... 20
2.10 Bidang Diagonal Kubus ............................................................................... 20
2.11 Jarak Titik ke Garis ...................................................................................... 22
2.12 Jarak Titik ke Bidang ................................................................................... 22
2.13 Jarak Garis ke Bidang .................................................................................. 23
2.14 Jarak Bidang ke Bidang ............................................................................... 23


xii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Soal Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis ...................................... 51
2. Kunci Jawaban Soal Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis ............. 52
3. Tabel Skor Soal Uji Coba Kelas X-1 SMA Negeri Terpadu Madani Palu ..... 54
4. Hasil Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ..................................................... 56
5. Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba ................................................. 59
6. Analisis Kesetaraan Pemahaman Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Berdasarkan Nilai Raport Tahun Ajaran 2012/2013 ............... 61
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................................... 63
8. Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis .............................................. 67
9. Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ..................... 68
10. Analisis Nilai Tes Pemahaman Matematis Siswa Kelas Eksperimen ............. 70
11. Analisis Nilai Tes Pemahaman Matematis Siswa Kelas Kontrol ................... 72
12. Analisis Hasil Data .......................................................................................... 74
13. Indikator Soal Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis ....................... 82
14. Indikator Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis ............................... 83
15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ................................................................... 84
16. Surat Izin Penelitian ........................................................................................ 86
17. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 87
18. Surat Keputusan Pembimbing ......................................................................... 88
19. Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................... 89
20. Riwayat Hidup ................................................................................................ 90

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Matematika memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena
hampir semua kegiatan manusia berhubungan dengan matematika. Untuk itu,
matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai
perguruan tinggi, untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006). Anak didik
memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari. Belajar matematika juga merupakan
pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran
suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.
Menurut Sumarmo (Bani, 2011), ada dua visi pembelajaran matematika,
yaitu; (1) mengarahkan pembelajaran matematika untuk pemahaman konsep-konsep
yang kemudian diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan ilmu pengetahuan
lainnya, dan (2) mengarahkan ke masa depan yang lebih luas yaitu matematika
memberikan kemampuan pemecahan masalah, sistimatik, kritis, cermat, bersifat
objektif dan terbuka. Kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam menghadapi
masa depan yang selalu berubah.
Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah tidak hanya berusaha
agar siswa menguasai materi-materi yang diberikan melainkan juga untuk
membangun kemampuan pemahaman matematis siswa. Kemampuan pemahaman
matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan
2


pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai
hafalan, tetapi lebih dari itu dengan pemahaman matematis siswa dapat lebih
mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri.
Namun secara umum, hasil pembelajaran matematika di Indonesia belum
sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat jelas dari hasil TIMMS 2007 (Trends
in International Mathematics and Sciencies Study) di bawah payung International
Association for Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang menempatkan
siswa Indonesia berada diperingkat 34 dari 50 negara peserta dalam penguasaan
matematika (Rusidi, 2007).
Berdasarkan data Pusat Statistik Pendidikan (Kemdiknas, 2008-2010) bahwa
pada tahun ajaran 2007/2008 nilai UN di Sulawesi Tengah adalah 5.91 dan hanya
29.51% lulus program IPA, dan pada tahun ajaran 2008/2009 nilai UN di Sulawesi
Tengah adalah 5.84 dan hanya 29.85% lulus program IPA, sedangkan pada tahun
ajaran 2009/2010 nilai UN di Sulawesi Tengah adalah 5.84 dan hanya 30.28% lulus
program IPA. Selain itu, data resmi Dinas Pendidikan Sulteng (Harian Mercusuar,
2012) menyebutkan nilai rata-rata UN IPA tahun 2012 pada tingkat SMA untuk Kota
Palu adalah 46, 93.
Pada umumnya siswa cenderung ketakutan dalam menghadapi matematika
dan menganggap matematika itu adalah pelajaran yang sangat sulit walaupun siswa
tersebut belum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Hal ini menjadi salah satu
faktor penyebab proses pembelajaran matematika di sekolah kurang diminati oleh
siswa. Dari pengalaman peneliti, ada siswa yang mengaku bahwa sudah mengerti dan
dapat mengerjakan soal yang diberikan, tetapi ketika diberikan soal yang serupa pada
3


hari yang lain maka siswa tersebut akan mengeluh tidak dapat mengerjakan soal
karena lupa, belum terlalu mengerti, dan berbagai alasan lainnya. Dan hal-hal tersebut
merupakan beberapa faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa kurang
memuaskan dan pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit
dipahami bagi siswa, terutama pada materi geometri.
Geometri seharusnya memiliki peluang yang lebih besar untuk dipahami
siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain dikarenakan ide-ide
geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah dan benda-
benda geometri dapat dijumpai di lingkungan siswa seperti garis, bidang, dan ruang.
Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar
geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan. Bahkan di antara berbagai cabang
matematika, geometri cenderung menempati posisi yang paling memprihatinkan. Hal
ini dapat dilihat dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rizkiana (2012: 102)
terhadap materi geometri bangun ruang prisma diperoleh persentase kelulusan tes
awal siswa adalah 53,85%, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Weni (2012:
62) pada materi menentukan jarak dalam ruang diperoleh persentase kelulusan tes
awal siswa hanya 8% saja.
Salah satu faktor terjadinya kondisi di atas adalah pembelajaran geometri di
dalam kelas. Siswa hanya mengenal objek-objek geometri dari apa yang digambarkan
oleh guru di depan papan tulis atau dalam buku paket matematika dan akibatnya
adalah banyak siswa yang berpendapat bahwa konsep-konsep geometri sangat sukar
dipelajari (Effendi, 2006).
4


Menurut Dienes (Effendi, 2006) menyatakan bahwa setiap konsep matematika
dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit
memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada
umumnya melakukan abstraksi berdasarkan intuisi dan pengalaman kongkrit,
sehingga cara mengajarkan konsep-konsep matematika dapat dilakukan dengan
menggunakan bantuan objek kongkrit. Dengan demikian, dalam mengajarkan
matematika perlu adanya benda-benda kongkrit yang merupakan model dari ide-ide
matematika, yang selanjutnya disebut alat peraga sebagai media pembelajaran.
Seiring berjalannya waktu, banyak pengajar yang kemudian menyadari
pentingnya peran alat peraga dalam proses pembelajaran dan mendapatkan hasil yang
cukup memuaskan namun ada beberapa pengajar yang merasa direpotkan karenanya.
Persiapan peralatan yang harus dilakukan, biaya yang dikeluarkan, ukuran yang
sangat merepotkan, dan lain sebagainya sehingga terkadang para pengajar merasa
malas untuk menggunakan alat peraga dan mencoba mencari alat peraga yang lebih
praktis dan fleksibel. Namun, dengan dibantu oleh perkembangan teknologi komputer
sekarang ini, para pengajar tidak perlu lagi bersusah payah untuk mencari hal
tersebut. Para pengajar dapat menemukan berbagai aplikasi yang dapat mendukung
proses pembelajaran matematika. Namun segala hal memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing begitu pula dengan teknologi tercanggih sekalipun.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti tertarik
untuk meneliti tentang kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA
Labschool UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang melalui media
pembelajaran komputer dan non komputer.
5


B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan suatu masalah
yaitu apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X
SMA Labschool UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang melalui media
pembelajaran komputer dan non komputer?
C. Tujuan penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan pemahaman
matematis siswa kelas X SMA Labschool UNTAD Palu pada materi geometri bangun
ruang melalui media pembelajaran komputer dan non komputer.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi:
1. Siswa, merasa nyaman dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru
dan menghilangkan asumsi bahwa geometri adalah hal yang abstrak dan sulit
sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
2. Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan metode pembelajaran
yang cocok untuk diterapkan kepada siswa.
3. Sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan
pembelajaran matematika di sekolah.
4. Peneliti, dapat mengetahui metode mana yang lebih efektif dan cocok untuk
diterapkan dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi geometri
bidang ruang.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang ada, maka hipotesis dalam
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
6


Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA
Labschool UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang melalui media
pembelajaran komputer dan non komputer.
Hipotesis statistiknya:

: Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X


SMA Lab School UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang yang
menggunakan media pembelajaran komputer dan non komputer.

: Terdapat perbedaan kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA


Lab School UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang yang
menggunakan media pembelajaran komputer dan non komputer.
Rumusan statistiknya berbentuk:
H
0
:
1
=
2
H
a
:

1

2
Dengan keterangan sebagai berikut

: Hipotesis nol


: Hipotesis alternatif

1
: Rerata hasil tes kemampuan pemahaman matematis siswa menggunakan media
pembelajaran komputer.

2
: Rerata hasil tes kemampuan pemahaman matematis siswa menggunakan media
pembelajaran non komputer.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Lab School UNTAD Palu.
7


2. Dalam penelitian ini, pembelajaran akan dilakukan dengan menggunakan media
pembelajaran komputer berupa aplikasi Wingeom pada kelas kontrol dan media
pembelajaran non komputer berupa model-model konkrit geometri dimensi tiga
pada kelas eksperimen.
3. Materi yang akan diajarkan adalah jarak titik, garis, dan bidang dalam ruang
dimensi tiga.
G. Definisi Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah dalam
penelitian ini, maka akan dijelaskan secara singkat tentang istilah-istilah tersebut:
1. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan untuk menangkap
makna dan memahami arti dari ide-ide yang bersifat matematis serta
mengaitkannya satu sama lain, seperti: mengenal, mengaitkan konsep, dan
menerapkan suatu konsep.
2. Media Pembelajaran yang dimaksud disini adalah media atau alat-alat yang
digunakan dalam pembelajaran demi kelancaran proses belajar dan pemahaman
siswa terhadap suatu materi.
3. Media pembelajaran komputer disini adalah media pembelajaran yang
menggunakan teknologi komputer beserta aplikasi-aplikasi di dalamnya. Media
pembelajaran komputer yang akan digunakan oleh peneliti adalah aplikasi
Wingeom yang merupakan aplikasi yang dirancang untuk pembelajaran geometri
matematika.
4. Media pembelajaran non komputer yang akan digunakan oleh peneliti disini
adalah model-model konkret bangun ruang dimensi tiga.
5. Materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas X semester
genap yaitu jarak titik, garis, dan nidang dalam ruang dimensi tiga.

8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Pemahaman Matematis
Pemahaman adalah kemampuan memahami arti suatu bahan pelajaran, seperti:
menafsirkan, menjelaskan, atau meringkas sesuatu, kemampuan semacam ini lebih
tinggi dari pada pengetahuan (Ferdi, 2012). Menurut Walle (2008), pemahaman dapat
didefinisikan sebagai ukuran kualitas dan kuantitas hubungan suatu ide dengan ide
yang telah ada. Setiap siswa memiliki kemampuan pemahaman yang berbeda
tergantung pada ide yang dimiliki dan pembuatan hubungan antara ide yang ada
dengan ide baru.
Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman matematis merupakan
bagian yang sangat penting. Pemahaman matematis merupakan landasan penting
untuk berfikir dalam menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun
persoalan-persoalan di kehidupan sehari-hari. Pemahaman matematis merupakan
salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh para siswa agar mereka dapat
mencapai kemampuan-kemampuan matematis lainnya serta mampu memahami
materi matematika pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Polya (Jihad, 2008), membedakan pemahaman menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingatkan dan menerapkan sesuatu
secara rutin atau perhitungan sederhana;
2. Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana
dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam kasus serupa;
3. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu;
9


4. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-
ragu, sebelum menganalisis secara analitik.
Berbeda dengan Polya, Pollatsek (Sumarmo, 2010), menggolongkan
pemahaman dalam dua jenis, yaitu:
1. pemahaman komputasional, yaitu kemampuan menerapkan rumus dalam
perhitungan sederhana dan mengerjakan perhitungan secara algoritma
2. pemahaman fungsional, yaitu kemampuan mengkaitkan satu konsep/prinsip
lainnya dan menyadari proses yang dikerjakannya
Sementara itu, Skemp (Idris, 2009) membedakan pemahaman ke dalam tiga
macam, yaitu:
1. Pemahaman instrumental (instrumental understanding), yaitu kemampuan
seseorang menggunakan prosedur matematis untuk menyelesaikan suatu masalah
tanpa mengetahui mengapa prosedur itu digunakan. Dengan kata lain siswa hanya
mengetahui bagaimana tetapi tidak mengetahui mengapa. Pada tahapan ini,
pemahaman konsep masih terpisah dan hanya sekedar hafal suatu rumus untuk
menyelesaikan permasalahan rutin atau sederhana sehingga siswa belum mampu
menerapkan rumus tersebut pada permasalahan baru yang berkaitan.
2. Pemahaman relasional (relational understanding), yaitu kemampuan seseorang
menggunakan prosedur matematis dengan penuh kesadaran bagaimana dan
mengapa prosedur itu digunakan. Pada tahap ini, siswa dapat mengaitkan antara
satu konsep atau prinsip dengan konsep atau prinsip lainnya dengan benar dan
menyadari proses yang dilakukan.
10


3. Pemahaman logis (logical understanding) yang berkaitan erat dengan meyakinkan
diri sendiri dan meyakinkan orang lain. Dengan kata lain, siswa dapat
mengkonstruksi sebuah bukti sebelum ide-ide yang dimilikinya dipublikasikan
secara formal atau informal sehingga membuat siswa tersebut merasa yakin untuk
membuat penjelasan kepada siswa yang lain.
Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme yang mengatakan bahwa elemen
kunci dari teori konstruktivis adalah bahwa orang belajar secara aktif
mengkonstruksikan pengetahuan mereka sendiri, membandingkan informasi baru
dengan pemahaman sebelumnya dan menggunakannya untuk menghasilkan
pemahaman baru.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman terdiri
dari beberapa macam yaitu kemampuan untuk menggunakan suatu prosedur
matematis secara rutin tanpa mengetahui alasan menggunakannya, kemampuan
mengaitkan suatu konsep dan dengan penuh kesadaran bagaimana dan mengapa
prosedur itu digunakan, dan kemampuan untuk memperkirakan kebenaran tanpa
ragu-ragu dan merasa yakin untuk meyakinkan orang lain. Indikator yang digunakan
dalam penelitian ini adalah mengenali objek yang dipelajari, mengaitkan suatu
konsep yang dipelajari dengan konsep yang lain, dan dapat mengaplikasikan konsep
yang dipelajari.
B. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti antara, makna
tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa
suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Menurut Herman (Suparno,
11


2009) bahwa media adalah segala alat bantu atau pelengkap yang dapat digunakan
untuk membantu dalam memperlancar, memperjelas menyampaikan konsep, ide,
pengertian atau materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar baik dilakukan di
luar maupun di dalam kelas.
Menurut Rochman Natawidjaya (Suparno, 2009) media adalah alat bantu
atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam berkomunikasi dengan siswa.
Media dapat berupa benda maupun perilaku. Benda dapat berupa benda langsung
,seperti: daun-daunan, bunga, pensil. Dapat juga berupa benda tiruan, seperti: bola
dunia, gajah-gajahan, dan dapat juga benda-benda tidak langsung seperti papan
tulis, kapur, tape recorder, film dll. Semua itu bukan dimaksudkan untuk mengganti
guru mengajar tetapi merupakan pelengkap dan membantu guru dalam mengajar
serta membantu siswa dalam efektifitas pembelajaran didalam kelas.
Dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang digunakan seorang
guru untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan kepada siswa agar apa yang
disampaikan mudah dicerna dan dipahami dengan baik oleh siswa.
Dalam proses pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat
memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang siswa untuk
merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan. Penggunaan media
pembelajaran selain dapat memberi rangsangan bagi siswa untuk terjadinya proses
belajar, media pembelajaran juga memiliki peranan penting dalam menunjang
kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Yusuf
Hadi Miarso (Supono, 2012) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
12


Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman (The Cone of Experience)
perhatian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Konsep abstrak seperti yang diungkapkan oleh Dale (Arsyat, 2003),
tentang kerucut pengalaman, pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh melalui
indera mata, 13% melalui indera dengar, dan melalui indera lain sekitar 12%.
Nasution (2004) mengatakan bahwa Edgar Dale memberi pembagian pengalaman
menurut tingkat abstraknya dan alat-alat yang berhubungan.








1. Pengalaman langsung
2. Pengalaman yang diatur
3. Dramatisasi A. Berbuat (mengalami
4. Demonstrasi secara langsung
5. Karyawisata
6. Pameran
7. Gambar hidup B. Mengamati orang lain
8. Rekaman, radio, gambar mati
9. Lambang visual C. Menggunakan Lambang
10. Lambang verbal (membaca)

Menurut Haryanto (2012), ada beberapa jenis media pembelajaran, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya.
DIRECT PURPOSEFUL EXPERIENCES
CONTRIVED EXPERIENCES
DRAMATIZATION
FIELDTRIPS
DEMONSTRATION
EXHIBITION
MOVIE PICTURES TELEVISION
RECORDING
RADIO STILL PICTURES
VISUAL
SYMBOLS
VERBAL
SYMBOLS
10

9


8
7

6
5

4
3

2
1
13


3. Projected still media : slide, over head projektor (OHP), in focus, dan
sejenisnya..
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer, dan
sejenisnya.
Ada begitu banyak jenis dan ragam dari media pembelajaran, tetapi jika
penggunaannya tidak sesuai dengan tujuan maka media tersebut tidak akan
menimbulkan dampak yang signifikan atau dengan kata lain tidak berfungsi secara
optimal. Oleh karena itu, Haryanto (2012) juga merumuskan tujuan dari penggunaan
media pembelajaran itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
a. mempermudah proses belajar-mengajar
b. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
c. menjaga relevansi dengan tujuan belajar
d. membantu konsentrasi siswa
Setelah diketahui tujuan dan jenisnya, guru dapat menyeleksi dan
mempertimbangkan media mana yang paling cocok untuk diterapkan dalam
pembelajaran. Berikut adalah kriteria yang perlu dipertimbangkan guru atau tenaga
pendidik dalam memilih media pembelajaran menurut Haryanto (2012) adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan pembelajaran. Media hendaknya dipilih yang dapat menunjang
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mungkin ada
sejumlah alternatif yang dianggap cocok untuk tujuan-tujuan itu. Kecocokan
banyak ditentukan oleh kesesuaian karakteristik tujuan yang akan dicapai dengan
karakteristik media yang akan digunakan.
14


2. Keefektifan. Dari beberapa alternatif media yang sudah dipilih, mana yang
dianggap paling efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Peserta didik. Ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ketika kita memilih
media pembelajaran berkait dengan peserta didik, seperti: apakah media yang
dipilih sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik, baik itu kemampuan/taraf
berpikirnya, pengalamannya, menarik atau tidaknya media pembelajaran bagi
peserta didik? Digunakan untuk peserta didik di kelas dan jenjang pendidikan
yang mana? Apakah untuk belajar secara individual, kelompok kecil, atau
kelompok besar/kelas? Berapa jumlah peserta didiknya? Di mana lokasinya?
Bagaimana gaya belajarnya? Untuk kegiatan tatap muka atau jarak jauh?
4. Ketersediaan. Apakah media yang diperlukan itu sudah tersedia? Kalau belum,
apakah media itu dapat diperoleh dengan mudah? Untuk tersedianya media ada
beberapa alternatif yang dapat diambil yaitu membuat sendiri, membuat
bersama-sama dengan peserta didik, meminjam menyewa, membeli dan mungkin
bantuan.
5. Kualitas teknis. Apakah media media yang dipilih itu berkualitas baik? Apakah
memenuhi syarat sebagai media pendidikan? Bagaimana keadaan daya tahan
media yang dipilih itu?
6. Biaya pengadaan. Bila memerlukan biaya untuk pengadaan media, apakah
tersedia biaya untuk itu? Apakah yang dikeluarkan seimbang dengan manfaat
dan hasil penggunaannya? Adakah media lain yang mungkin lebih murah, tetapi
memiliki keefektifan setara?
15


7. Fleksibilitas (lentur) dan kenyamanan media. Dalam memilih media harus
dipertimbangkan kelenturan dalam arti dapat digunakan dalam berbagai situasi
dan pada saat digunakan tidak berbahaya.
8. Kemampuan orang yang menggunakannya. Betapa pun tingginya nilai kegunaan
media, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu
menggunakannya.
9. Alokasi waktu. Waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran akan
berpengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran. Untuk itu ketika memilih
media pembelajaran kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan seperti; apakah
dengan waktu yang tersedia cukup untuk pengadaan media, apakah waktu yang
tersedia juga cukup untuk penggunaannya.
C. Media Pembelajaran Non Komputer
Pada dasarnya anak belajar melalui benda atau objek kongkrit. Untuk
memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda kongkrit sebagai perantara
atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkatan-tingkatan belajar
yang berbeda-beda, bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat
memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi.
Djoko Iswadji (Widyantini, 2010) menyatakan bahwa alat peraga matematika
adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun
secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Selanjutnya, Estiningsih
(Widyantini, 2010) mendefinisikan bahwa alat peraga merupakan media
pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari.
16


Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah model matematika
berupa kerangka-kerangka besi berbentuk balok, kubus, dan limas.
D. Media Pembelajaran Komputer
Perkembangan teknologi telah menjadi suatu kebutuhan di berbagai bidang
baik itu pemerintahan, perusahaan, perdagangan, bahkan untuk keperluan rumah
tangga sekalipun. Namun pada bidang pendidikan, penggunaan teknologi belum
digunakan secara optimal. Saat ini bahan ajar tertulis dalam bentuk buku sudah
banyak disusun, tetapi bahan ajar yang ditampilkan dalam media audio visual yang
interaktif dengan menawarkan banyak kemudahan masih belum banyak yang
mencoba mengembangkannya.
NCTM mengatakan bahwa teknologi penting dalam belajar dan mengajar
matematika; teknologi mempengaruhi matematika yang diajarkan dan meningkatkan
proses belajar siswa (Jumianto, 2011). Kalkulator dan komputer harus dilihat sebagai
alat yang penting dalam belajar dan mengerjakan matematika di kelas. Teknologi
memungkinkan siswa untuk memfokuskan diri pada ide-ide matematika, pemahaman,
dan menyelesaikan soal yang tidak mungkin dikerjakan tanpa bantuan kalkulator atau
komputer. Teknologi meningkatkan proses belajar matematika karena memungkinkan
eksplorasi yang lebih luas dan memperbaiki penyajian ide-ide matematika. Dengan
teknologi, lebih banyak soal yang dapat dipecahkan dan memungkinkan siswa
tertentu untuk mengesampingkan bagian yang kurang penting sehingga waktunya
dapat dipakai untuk memahami bagian matematika yang penting.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan digunakan alat peraga komputer
berupa open source software Wingeom (Window Geometry) yang memiliki
17


kemampuan menggambar bangun geometri dimensi dua maupun tiga. Juga
dilengkapi dengan melakukan animasi gambar dan manipulasi yang sangat menarik
dan atraktif sehingga penggunaan software ini akan membantu meningkatkan
pemahaman matematis siswa pada konsep.
Program Wingeom merupakan salah satu perangkat lunak komputer
matematika dinamik (dynamic mathematics software) untuk topik geometri. Program
ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran geometri dan pemecahan
masalah geometri. Program Wingeom merupakan program yang dapat diperoleh dan
digunakan secara gratis (totally freeware ), dengan mengunduh (download) dari
website: (http://www.exeter.edu/public/peanut.html).
Program ini memuat Program Wingeom 2-dim , untuk geometri dimensi dua
dan Wingeom 3-dim untuk geometri dimensi tiga, dalam jendela yang terpisah. Di
samping itu juga memuat Progroam untuk geometri hiperbolis dan geometri bola.
Fasilitas Program Wingeom yang cukup lengkap, baik untuk dimensi dua maupun
dimensi tiga. Salah satu fasilitas yang menarik yang dimiliki program ini adalah
fasilitas animasi yang begitu mudah. Misalnya benda-benda dimensi tiga dapat
diputar, sehingga visualisasinya akan Nampak begitu jelas. Penggunaan program ini
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak perlu diinstal. Ketika membuka
aplikasi Wingeom, akan muncul tampilan layar dengan menu window dan help
seperti gambar 2.2 dan dalam menu window memuat beberapa submenu seperti yang
tercantum dalam tabel 2.1.

18



Gambar 2.2 Tampilan Jendela Wingeom
Tabel 2.1 Submenu pada Menu Window
Submenu Fungsi
2-dim Membuka program Wingeom untuk geometri dimensi dua
3-dim Membuka program Wingeom untuk geometri dimensi tiga
Hyperbolic Membuka program Wingeom untuk geometri hiperbolik
Sperical Membuka program Wingeom untuk geometri bola
Voronai Membuka program Wingeom untuk diagram voronai
Guess
Membuka program Wingeom untuk memprediksi macam-macam
transformasi yang mungkin dengan menggunakan dua buah segitiga
Tessellation
Membuka program Wingeom untuk menampilkan macam-macam
pengubinan dari bangun-bangun geometri dimensi dua
RGB demo Membuka program Wingeom untuk simulasi pencampuran warna RGB
Open last Membuka file yang terakhir dibuka saat program dijalankan kembali
Use defaults Mengembalikan tampilan ke settingan awal
Exit Keluar dari program Wingeom
Berikut akan diberikan salah satu contoh dari penggunaan aplikasi Wingeom
untuk membantu pembelajaran matematika khususnya geometri bangun ruang yaitu
membuat file dinamis mengenai kubus dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Klik Windows dan pilih 3-dim, sehingga akan muncul tampilan seperti terlihat
pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Menu pada jendela Wingeom 3-dim
19


2. Klik Units Polyhedral Box.., maka akan muncul kotak
dialog rectangular box (gambar 2.4). Isi kotak di sebelah
kanan length, width, dan height dengan angka, misal 4.
Selanjutnya klik ok.
3. Agar kubus transparan, maka dapa dilakukan dengan cara
sebagai berikut: Klik View Display Dot hidden lines.
Maka kubus menjadi transparan dan garis dibagian
belakang yang tersembunyi ditampilkan dalam garis
putus-putus. Gambar kubus ini titik yang tersembunyi
(titik A) tidak nampak, untuk menampakkannya dilakukan
dengan cara: klik View Labels Visible in dotted mode
. Sehingga gambarnya kelihatan seperti gambar 2.5.
4. Menggambar garis diagonal, caranya sebagai berikut: klik
Linear segment or face..., sehingga muncul kotak dialog
new linear elements seperti gambar 2.6.
Ketikkan pada kotak di bawah tulisan make a list garis
yang akan dibuat (misal: FG), selanjutnya klik ok. Ulangi
cara yang sama untuk membuat garis diagonal yang lain.
Sehingga gambar kubusnya menjadi seperti gambar 2.7.
5. Menggambar bidang diagonal. Kita dapat menebalkan garis
pada bidang diagonal yang akan dibuat, dengan cara: klik
Gambar 2.4 Rectangular Box
Gambar 2.5 Kubus
Gambar 2.6 New Linear Elements
Gambar 2.7 Diagonal Sisi
Kubus
20


View Markings Markings..., sehingga muncul
kotak dialog markings. Misalnya kita akan membuat
bidang diagonal BDHF, maka lakukan hal-hal sebagai
berikut pada kotak dialog markings (lihat gambar 2.8).
a. Pilih type : segment
b. thickness: 4 (misal ketebalan garis 4)
c. Klik color untuk mengubah warna.
d. Pada kotak di sebelah kanan where ketikkan FH untuk menebalkan garis FH.
Lakukan hal yang sama untuk menebalkan garis BF, DH dan BD.
Selanjutnya kita dapat memberi warna permukaan bidang
diagonal dengan cara sebagai berikut:
a. Pertama-tama pastikan pada View Convexity
Assumed, tercentang di depannya.
b. Klik View Display Painted and dotted
c. Klik edit Linear elements , sehingga muncul kotak
dialog edit linear items (gambar 2.9).
Pada kotak di bawah tulisan edit linear items pilih
BDHF, klik color (pilih warna). Pilih BCGF
kemudian klik transp, lakukan hal yang sama untuk
CDHG, ABCD dan EFGH. Sehingga gambarnya
menjadi seperti gambar 2.10.
6. Lakukan cara yang sama seperti langkah 5
Gambar 2.8 Markings
Gambar 2.9 Edit Linear Items
Gambar 2.10 Bidang Diagonal Kubus
21


untuk menggambar bidang diagonal yang lain. Untuk melihat kubus dari berbagai
sisi, maka kubus dapat diputar ke kiri, ke kanan, ke atas atau ke bawah. Caranya
dengan menggunakan tombol anak panah kiri, kanan, atas atau bawah pada
keyboard.
Dengan menggunakan file ini siswa dapat diminta bereksplorasi untuk
menentukan ciri-ciri atau sifat-sifat kubus terkait dengan sisi-sisi dan sudut-sudut,
banyaknya rusuk, banyaknya diagonal dan banyaknya bidang diagonal.
Aplikasi Wingeom ini memiliki beberapa kelebihan di antaranya adalah
aplikasi ini dapat memberikan visualisasi yang baik pada siswa. Aplikasi Wingeom
ini juga dapat menghitung luas bangun, volume dan ukuran-ukuran yang dibutuhkan.
Selain murah dan mudah di dapat, guru juga tidak perlu lagi terhalang ukuran atau
kesulitan untuk membawa berbagai macam alat peraga geometri, karena Aplikasi
Wingeom ini dapat menyajikan berbagai bentuk geometri disertai dengan warna-
warna atau tampilan yang menarik dan dapat memudahkan siswa untuk belajar.
Walaupun aplikasi Wingeom ini memiliki banyak keunggulan, aplikasi ini tidak
memiliki materi lain seperti aljabar, statistik, atau materi lainnya karena Wingeom
hanya dirancang khusus untuk materi geometri.
E. Tinjauan Materi Geometri Bangun Ruang Dimensi Tiga
Berdasarkan KTSP 2006 materi ruang dimensi tiga dipelajari di kelas X
semester 2 dengan konsep-konsep dasarnya disajikan singkat sebagai berikut.
1. Jarak Titik, Garis, dan Bidang dalam Ruang
Jarak adalah panjang segmen hubung terpendek antara dua unsur ruang, yaitu
titik, garis, dan bidang.
22


1. Jarak Titik ke Titik
Jarak dua titik adalah panjang segmen yang menghubungkan dua titik.
2. Jarak Titik ke Garis
Jarak titik P ke garis g adalah panjang segmen tegak lurus titik P ke garis g
atau panjang garis lurus dari titik P ke titik proyeksinya pada garis g. Pada gambar
dibawah, jarak titik P ke garis g adalah panjang garis PP.



3. Jarak Titik ke Bidang
Jarak antara titik ke bidang adalah panjang segmen tegak lurus dari titik P ke
bidang v. Perhatikan gambar berikut.



Titik P terletak diluar bidang v. Dari titik P ditarik garis l tegak lurus terhadap
bidang v dan memotong bidang v di titik P. titik P merupakan proyeksi titik P pada
bidang v. Panjang ruas garis PP adalah jarak titik P terhadap bidang v.
2. Jarak antara dua Garis Sejajar
Berdasarkan aksioma melalui sebuah titik di luar suatu garis hanya dapat
ditarik satu garis sejajar dengan garis tersebut, kita dapat menghitung jarak antara
dua garis sejajar dengan mengarahkan persoalannya menjadi persoalan jarak titik dan
garis.
Gambar 2.11 Jarak Titik Ke Garis
Gambar 2.12 Jarak Titik Ke Bidang
23


Gambar 2.13 Jarak Garis Ke Bidang
3. Jarak antara dua garis bersilangan
Dalam jarak antara dua garis yang bersilangan (tidak berpotongan dan tidak
sejajar) digunakan berbagai istilah untuk menyatakan jarak yaitu:
- Garis hubungan terpendek antara kedua garis bersilangan
- Garis tegak lurus persekutuan antara kedua garis bersilangan
- Garis yang memotong tegak lurus pada kedua garis bersilangan
Panjang garis jarak antara garis yang bersilangan sama dengan:
- Panjang garis jarak antara garis a dan bidang V yang melalui garis b // a.
- Panjang garis jarak antara bidang-bidang V dan W yang sejajar, dengan V
melalui a dan W melalui b.
4. Jarak Garis ke Bidang
Misalkan terdapat sebuah garis g dan bidang v seperti pada gambar. Untuk
mengukur jarak garis g dan bidang v yang ada dibawahnya, terlebih dahulu pilihlah
salah satu titik sembarang pada garis g, misalnya R. selanjutnya ditarik garis dari R
ke bidang v sampai memotong bidang v, misalnya di titik P. garis tersebut (garis RP)
harus tegak lurus dengan bidang v. panjang RP itulah jarak garis g ke bidang v.




5. Jarak Bidang ke Bidang
Jarak antara dua bidang sejajar u dan v adalah
segmen AB yang saling tegak lurus pada kedua bidang
tersebut, dengan titik A dan B masing-masing adalah
titik tembus garis AB dengan kedua bidang.
Gambar 2.14 Jarak Bidang Ke Bidang

24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Adapun metode dalam penelitian ini dipaparkan sebagai berikut.
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA LabSchool
Palu tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas. Jumlah keseluruhan siswa pada
masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 1 Keadaan Populasi Penelitian
Kelas Jumlah Siswa
X-A 25 orang
X-B 24 orang
X-C 25 orang
X-D 25 orang
Jumlah seluruh anggota populasi 99 orang

2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
nonprobability sampling yaitu teknik yang tidak memberi peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis nonprobability sampling
yang dipilih adalah teknik purposive sampling dikarenakan kemampuan setiap kelas
tidaklah sama dan diperlukan kesetaraan tingkat kemampuan siswa kelas sampel
sehingga tidak dapat dipilih secara acak.

25


B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen. Design penelitian yang digunakan adalah posttest only control group
design, yang dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Rancangan Penelitian
Kelas Perlakuan Tes kemampuan
pemahaman siswa
Eksperimen X

O

Kontrol O

Keterangan:
X : Pembelajaran dengan media pembelajaran komputer.
O : Tes kemampuan pemahaman siswa.
Dalam desain ini, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran
menggunakan media pembelajaran komputer yaitu aplikasi Wingeom. Sedangkan
kelas kontrol mendapat pembelajaran melalui pendekatan konvensional, tanpa
perlakuan khusus yang menggunakan alat peraga kubus dan balok seperti biasanya.
Pada akhir pembelajaran, kedua kelas diberi test akhir yang sama yaitu tes
pemahaman siswa.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan pemahaman matematis. Adapun penjelasan dari instrumen ini
adalah sebagai berikut.
1) Tes
Tes kemampuan pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
pemahaman siswa. Oleh karena itu, soal yang disusun berbentuk soal uraian untuk
26


menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Untuk
menguji kelayakan instrumen maka digunakan rumus-rumus berikut.
a. Analisis Validitas Item Soal
Untuk mencari koefisien validitas alat evaluasi digunakan korelasi Product-
Moment yang dikemukakan oleh Pearson dan dinyatakan sebagai berikut

()()
(

()

) (

()

)
(Arikunto, 2008)
Dimana:

: Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel yang


dikorelasikan.
N : Banyak subjek
X : Skor instrumen yang akan dicari validitasnya
Y : Skor total
Untuk memberikan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Koefisien Korelasi
0,80 < r
xy
1 Sangat tinggi
0,60 < r
xy
0,80 Tinggi
0,40 < r
xy
0,60 Cukup
0,20 < r
xy
0,40 Rendah
r
xy
0,20 Sangat rendah
Untuk menentukan tingkat (derajat) validitas tes dapat digunakan kriterium di
atas. Dalam hal ini diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga kriteriumnya
menjadi:

27


Tabel 3. 4 Koefisien Validitas Tes
0,80 < r
xy
1,00 Validitas sangat tinggi
0,60 < rx
y
0,80 Validitas tinggi
0,40 < r
xy
0,60 Validitas cukup
0,20 < r
xy
0,40 Validitas rendah
0,00 < r
xy


0,20 Validitas sangat rendah
Dalam penelitian ini, instrumen akan digunakan apabila memenuhi salah satu
dari kriteria validitas cukup, validitas tinggi, dan validitas sangat tinggi.
b. Analisis Reliabilitas Tes
Rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes bentuk uraian
dikenal dengan rumus alpha seperti dibawah ini:
r
11
= (

) (

) (Arikunto, 2008)
Keterangan:
r
11
= Reliabilitas tes
n = Banyak butir soal

Jumlah variansi skor total


Tolak ukur derajat reliabilitas tes yang digunakan adalah tolak ukur yang
dibuat oleh J.P Guilford sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Derajat Reliabilitas
r
11
0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
0,20 < r
11
0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,40 < r
11
0,60 Derajat reliabilitas sedang
0,60 < r
11
0,80 Derajat reliabilitas tinggi
0,80 < r
11
1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
28


Dalam penelitian ini, instrumen akan digunakan apabila memenuhi salah satu
dari kriterium reliabilitas sedang, reliabilitas tinggi dan reliabilitas sangat tinggi.
D. Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1) Pengumpulan data untuk mendapatkan informasi mengenai kesetaraan
kemampuan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh melalui nilai
raport matematika seluruh siswa kelas X SMA Labschool UNTAD Palu semester
ganjil tahun ajaran 2012/2013 dan wawancara dengan guru matematika kelas X.
2) Pengumpulan data untuk uji coba kelayakan tes, dilakukan di SMA Negeri
Terpadu Madani Palu yang berkemampuan setara dengan SMA Labschool
UNTAD Palu. Hal ini ditinjau dari kesamaan kriteria ketuntasan minimal yaitu 75,
dilaksanakan pada tanggal 29 April 2013.
3) Kegiatan penelitian berlangsung dimulai sejak tanggal 10 Mei sampai dengan 23
Mei 2013, dengan melakukan pertemuan sebanyak 4 pertemuan pada tiap-tiap
kelas sampel.
4) Data hasil kemampuan pemahaman matematis siswa diperoleh melalui evaluasi
akhir dengan memberikan tes hasil kemampuan berpikir kritis yang dilaksanakan
pada tanggal 20 Mei 2013 pukul 09.45 11.30 WITA pada kelas kontrol dan
tanggal 23 Mei 2013 pukul 07.30 09.00 WITA pada kelas eksperimen.
E. Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan
statistik inferensial yang dijelaskan sebagai berikut.
29


1) Statistik Deskriptif
Digunakan untuk menganalisis data hasil tes kemampuan pemahaman
matematis siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yang meliputi rataan skor
dari masing-masing instrumen, simpangan baku, dan variansi dari kedua kelas.
2) Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensialkan) untuk populasi dimana
sampel diambil (Sugiyono, 2009). Pengolahan data melalui teknik statistik inferensial
dilakukan secara manual dan didukung dengan menggunakan Microsoft Excel dan
perangkat lunak SPSS 16. Adapun jenis pengolahan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a) Uji Normalitas
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas
terhadap data yang dikumpulkan. Hipotesis untuk kasus ini adalah untuk menguji
data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.

2

hitung
=
(

(Sugiyono, 2009)

2

tabel
=
2
(1-)(k-1)
dengan = 0,05
dengan:
2

hitung
= Chi kuadrat hitung
O
i
= Frekuensi/jumlah hasil data observasi
E
i
= Frekuensi/jumlah yang diharapkan
Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H
0
: Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
1
: Data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
30


Data dikatakan berdistribusi normal apabila harga dari chi kuadrat hitung
lebih kecil dari chi kuadrat tabel (
2

hitung
<
2

tabel
) atau nilai peluang lebih kecil dari
tingkat signifikansinya (P-value > 0.05).
b) Uji Homogenitas Variansi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan variansi siswa pada kedua kelas
sampel. Hipotesis untuk kasus ini adalah
H
0
: tidak terdapat perbedaan varians pada kedua kelas sampel
H
1
: terdapat perbedaan varians pada kedua kelas sampel
Untuk menguji hipotesis tersebut akan digunakan rumus uji F sebagai berikut.



(Sugiyono, 2009)
Kemudian nilai

yang diperoleh akan dibandingkan dengan nilai


dengan dk pembilang (n
1
1), dan dk penyebut (n
2
1) dengan taraf signifikansi
sebesar 5%. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika

berarti varians tidak homogen


Jika

berarti varians homogen


c) Uji Hipotesis
Apabila data hasil tes yang diperoleh merupakan data sampel, jenis datanya
adalah interval, data yang diperoleh berdistribusi normal dan variansi homogen maka
hipotesis akan diuji dengan menggunakan uji t. Terdapat dua jenis rumus uji t yang
dapat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel dengan rumus
sebagai berikut.


31


a. Rumus Uji T Separated Varians

(Sugiyono, 2009)
b. Rumus Uji T Polled Varians

)
(Sugiyono, 2009)
Dengan ketentuan sebagai berikut.
- Bila

dan varian homogen, maka digunakan rumus uji t polled varians


dengan derajat kebebasan

.
- Bila

dan varian tidak homogen maka digunakan rumus uji t separated


varians, harga t sebagai pengganti t tabel dihitung dari selisih harga t tabel dengan

dan

dibagi dua, kemudian ditambahkan dengan harga t


yang terkecil.
Keterangan:

: nilai t hitung

: nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol

: nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen

: simpangan baku pada kelas kontrol

: simpangan baku pada kelas eksperimen

: banyak anggota pada kelas kontrol

: banyak anggota pada kelas eksperimen


Dengan kriteria sebagai berikut.
32


Bila harga

lebih kecil atau sama dengan harga

, maka


diterima atau

ditolak, dan sebaliknya. Untuk melihat harga

digunakan

(Sugiyono, 2009).
Namun jika ternyata data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik statistik non parametris.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengujian Mann-Whitney
yang biasa dikenal dengan istilah uji U. Pemilihan penggunaan teknik ini dikarenakan
karakteristik teknik yang sesuai dengan karakteristik penelitian yang menyatakan
bahwa apabila hipotesis nol menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara dua
kelompok data dan dimana data tersebut diambil dari dua sampel yang tidak saling
terkait. Penjabaran rumus uji U adalah sebagai berikut.
a.


b.

(Supranto, 2002)
Keterangan:

: statistik U pada kelas eksperimen

: statistik U pada kelas kontrol

: jumlah sampel pada kelas eksperimen

: jumlah sampel pada kelas kontrol

: jumlah peringkat pada kelas eksperimen

: jumlah peringkat pada kelas kontrol


Nilai U yang dipilih dalam pengujian hipotesis adalah nilai U yang paling
kecil dari kedua nilai yang dihasilkan.

33


d) Penarikan Kesimpulan
Selanjutnya untuk melakukan pengujian hipotesis melalui uji U dengan
jumlah sampel lebih dari 30 maka dapat digunakan pendekatan Uji Z dengan kriteria
sebagai berikut.
1) Jika

, maka

diterima
2) Jika tidak memenuhi syarat pertama, maka

diterima
Adapun rumus Uji Z yang dimaksud adalah sebagai berikut.





34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Hasil Uji Coba Kelayakan Instrumen
Uji coba kelayakan instrumen kemampuan pemahaman matematis dilakukan
di kelas X-1 SMA Negeri Terpadu Madani Palu yang dipilih berdasarkan nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan nilai rata-rata kelas yang setara dengan
kelas sampel dengan masing masing nilai adalah 77 dan 78. Dengan kata lain tingkat
kemampuan siswa kelas X-1 SMA Negeri Terpadu Madani Palu setara dengan
kemampuan siswa kelas sampel SMA Labschool UNTAD Palu. Uji coba tersebut
dilaksanakan pada tanggal 29 April 2013 dan diikuti oleh 25 orang siswa. Adapun
instrumen yang diujikan terdiri atas 8 item soal (soal nomor 1a, 1b, 1c, 2, 3a, 3b, 4a,
dan 4b) yang mana setiap item soal memuat masing-masing indikator kemampuan
pemahaman matematis yang disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Setiap Item
Soal
No. Soal Indikator yang Diukur
1a Mengenal jarak dari titik ke titik pada bangun ruang dimensi tiga
1b Mengenal jarak dari titik ke garis pada bangun ruang dimensi tiga
1c Mengenal jarak dari titik ke bidang pada bangun ruang dimensi tiga
2
Mengaitkan konsep jarak antara dua garis yang bersilangan pada bangun
ruang dimensi tiga dengan soal
3a
Mengaitkan konsep jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam
bangun ruang dimensi tiga dengan soal
3b
Mengaitkan jarak antara dua bidang yang sejajar dalam bangun ruang
dimensi tiga dengan soal
4a
Menerapkan konsep jarak antara titik ke bidang dalam bangun ruang
dimensi tiga dalam penyelesaian soal
4b
Menerapkan konsep jarak antara titik ke bidang dalam bangun ruang
dimensi tiga dalam penyelesaian soal
35


Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh informasi tentang
validitas dan reliabilitas seperti yang disajikan pada tabel 4.2, perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4 dan lampiran 5.
Tabel 4. 2 Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes Pemahaman Matematis
Siswa
No. Soal Validitas Reliabilitas Keterangan
1a 0.55 0.96 Soal digunakan
1b 0.34 0.96 Soal tidak digunakan
1c 0.80 0.96 Soal digunakan
2 0.77 0.96 Soal digunakan
3a 0.81 0.96 Soal digunakan
3b 0.40 0.96 Soal digunakan
4a 0.18 0.96 Soal tidak digunakan
4b 0.43 0.96 Soal digunakan

Adapun interpretasi dari keadaan tiap item soal dijelaskan sebagai berikut.
1. Soal nomor 1a memiliki validitas 0,55 termasuk dalam kategori validitas cukup
dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 1a dapat digunakan.
2. Soal nomor 1b memiliki validitas 0,34 termasuk dalam kategori validitas rendah
dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi ini, maka soal nomor 1b tidak dapat digunakan.
3. Soal nomor 1c memiliki validitas 0,80 termasuk dalam kategori validitas tinggi
dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 1c dapat digunakan.
4. Soal nomor 2 memiliki validitas 0,77 termasuk dalam kategori validitas tinggi
dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 2 dapat digunakan.
36


5. Soal nomor 3a memiliki validitas 0,81 termasuk dalam kategori validitas sangat
tinggi dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 3a dapat digunakan.
6. Soal nomor 3b memiliki validitas 0,40 termasuk dalam kategori validitas cukup
dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 3b dapat digunakan.
7. Soal nomor 4a memiliki validitas 0,18 termasuk dalam kategori validitas sangat
rendah dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat
tinggi. Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 4a tidak dapat
digunakan.
8. Soal nomor 4b memiliki validitas 0,43 termasuk dalam kategori validitas cukup
dan nilai reliabilitas 0,96 termasuk dalam kriteria reliabilitas sangat tinggi.
Sehingga berdasarkan informasi tersebut, maka soal nomor 4b dapat digunakan.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2, jumlah item soal yang digunakan
untuk melakukan uji kelayakan instrumen adalah sebanyak 8 item, yang terdiri atas
soal nomor 1a, 1b, 1c, 2, 3a, 3b, 4a, 4b. Berdasarkan hasil uji kelayakan instrumen
terpilihlah 6 item soal yang akan digunakan pada tes akhir yaitu soal nomor 1a, 1c, 2,
3a, 3b, dan 4b.
2. Analisis Kesetaraan Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Analisis kesetaraan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh melalui wawancara dengan guru matematika kelas X dan analisis
nilai raport matematika siswa kelas X-A sebagai kelas eksperimen dan kelas X-B
sebagai kelas kontrol pada semester genap tahun 2012/2013. Adapun analisis nilai
37


kesetaraan kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada
lampiran 6 dan lampiran 7, sedangkan data statistik dari kedua kelas berdasarkan nilai
raport akan disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4. 3 Analisis Nilai Ujian Matematika pada Kelas Sampel Berdasarkan
Nilai Raport
Instrumen
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Analisis Statistik Analisis Statistik
n SD n SD
Nilai Raport 25 78.6 1.118 23 78.78 2.522

3. Analisis Data Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa
a. Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Setelah Diberi Perlakuan
Pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan alat peraga komputer
yang berupa aplikasi Wingeom sedangkan pada kelas kontrol menggunakan alat
peraga kerangka besi berbentuk kubus, balok, dan limas. Adapun ringkasan analisis
kemampuan pemahaman matematis siswa setelah diberikan perlakuan, yang dapat
dilihat pada lampiran 10 dan lampiran 11.
Tabel 4. 4 Hasil Analisis Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Setelah
Diberi Perlakuan
Instrumen
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Analisis Statistik Analisis Statistik
n SD n SD
Tes Kemampuan
Pemahaman Matematis
25 95.38 7.4042 23 72.66 25.57

b. Uji Normalitas Data
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi Kuadrat dengan
bantuan perangkat lunak Microsoft Excel serta diperkuat oleh uji Kolmogorov-
Smirnov dan uji Shapiro-Wilk melalui bantuan SPSS.
38


Adapun ringkasan hasil uji normalitas data disajikan pada tabel 4.5 dan
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Data pada Kelas Sampel Melalui Uji Chi
Kuadrat
Kelas Nilai _
2
hitung
Nilai _
2
tabel
Taraf Signifikasi
Eksperimen 32.5168 7.81
o = 0.05
Kontrol 17.4611 3.99
Dengan membandingkan nilai _
2
hitung
dengan nilai _
2
tabel
untuk o = 0.05
dengan dk = k 3 dimana k adalah banyak kelas, maka dapat dikatakan data tersebut
berdistribusi normal jika memenuhi syarat pengujian _
2
hitung
s _
2
tabel
, dan sebaliknya.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai _
2
hitung
pada kedua kelas sampel lebih
besar daripada nilai _
2
tabel
dengan dk pada kelas eksperimen adalah 3 dan dk pada
kelas kontrol adalah 2. Maka, dapat disimpulkan bahwa data dari kedua kelas sampel
tidak berdistribusi normal. Hal ini juga diperkuat dengan hasil pengujian yang
dilakukan melalui perangkat lunak SPSS. Pada tabel 4.6, akan disajikan hasil
pengujian melalui SPSS.
Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Data Melalui SPSS
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Kelas eksperimen .427 23 .000 .652 23 .000
Kelas kontrol .232 23 .002 .858 23 .004
a. Lilliefors Significance Correction

Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwa pada uji Kolmogorov-Smirnov,
diperoleh nilai P-value sebesar 0.00 untuk kelas eksperimen dan 0.002 untuk kelas
kontrol. Sementara pada uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai P-value untuk kelas
39


eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 0.00 dan 0.004. Nilai P-value
dari kedua pengujian bernilai lebih kecil dari pada taraf signifikasi yaitu 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa data kedua sampel tidak berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan uji keseragaman varians melalui Uji F pada
lampiran 12, diperoleh nilai F
hitung
sebesar 12.23. Sedangkan nilai F
tabel
dengan dk
pembilang 21 dan dk penyebut 24 pada taraf signifikasi 0.05 adalah 2.02. Sehingga
diperoleh nilai F
hitung
lebih besar daripada nilai F
tabel
dan disimpulkan bahwa varians
data dari kedua sampel tidak seragam.
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diperoleh hasil bahwa data tes
kemampuan pemahaman matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
tidak berdsitribusi normal dan tidak homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis
yang digunakan adalah teknik statistik non parametris yaitu Uji Mann-Whitney atau
biasa disebut dengan Uji U dengan pendekatan Uji Z. Melalui perhitungan yang
dilakukan secara manual diperoleh nilai Z
hitung
= 3.839 yang kemudian
dibandingkan dengan nilai Z
tabel
= 1.96. Karena Z
hitung
tidak memenuhi syarat
Z
tabel
< Z
hitung
< Z
tabel
yaitu ( 3.839) < ( 1.96) dan ( 3.839) < 1.96 maka H
o

ditolak dan H
a
diterima. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA
LabSchool UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang yang menggunakan
media pembelajaran komputer dan non komputer. Berikut ini disajikan hasil Uji U
melalui SPSS yang dapat dilihat pada tabel 4.7.
40


Tabel 4. 7 Pengujian Hipotesis Uji U Melalui SPSS


Pada tabel 4.7, terlihat nilai Z = 3.997 dengan P-value (2-tailed) 0.00.
Karena P-value lebih kecil dari taraf signifikasi o = 0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa H
a
diterima. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA LabSchool UNTAD Palu
pada materi geometri bangun ruang yang menggunakan media pembelajaran
komputer dan non komputer.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian Mann-Whitney terhadap data kemampuan
pemahaman matematis siswa, disimpulkan bahwa siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran komputer yang berupa
aplikasi Wingeom lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran non komputer yang berupa
kerangka besi berbentuk kubus, balok, dan limas. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan media pembelajaran komputer memiliki pengaruh terhadap tingkat
pemahaman siswa dalam mempelajari materi geometri khususnya bangun ruang. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darminto (2008: 153) melalui
penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap mahasiswa pendidikan matematika
Test Statistics
a


nilai
Mann-Whitney U 101.500
Wilcoxon W 377.500
Z -3.997
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: kategori
Rank

kategori N Mean Rank Sum of Ranks
nilai 1 25 31.94 798.50
2 23 16.41 377.50
Total 48

41


perguruan tinggi Muhammadiyah yang menyimpulkan bahwa mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan program aplikasi multimedia interaktif
mempunyai rata-rata skor yang relatif lebih tinggi daripada mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran konvensional. Salah satu indikator yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi pengaruh penggunaan media pembelajaran komputer terhadap
tingkat pemahaman matematis siswa adalah pencapaian nilai rata-rata yang diperoleh
melalui tes kemampuan pemahaman matematis siswa.
Tes kemampuan pemahaman matematis ini merupakan jenis instrumen yang
digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan pemahaman matematis. Instrumen ini
disusun berdasarkan beberapa indikator tentang kemampuan pemahaman matematis
yang meliputi kemampuan siswa mengenali objek atau ide yang dipelajari,
kemampuan siswa untuk mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep lain, serta
dapat mengaplikasikan konsep yang dipelajari. Berdasarkan ketiga indikator tersebut,
tes kemampuan pemahaman matematis siswa yang digunakan dalam penelitian ini
telah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengukur aspek kemampuan
pemahaman matematis siswa.
Soal kemampuan pemahaman matematis telah disusun sedemikian rupa
sehingga tiap-tiap soal memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan masing-masing
soal memiliki indikator kemampuan pemahaman matematis yang telah disebutkan.
Soal nomor 1a dan 1b memuat indikator mengenal, soal nomor 2,3a, dan 3b memuat
indikator mengaitkan konsep, sedangkan soal nomor 4 memuat indikator menerapkan
suatu konsep. Pada lampiran 14 ditampilkan tentang penjelasan yang lebih lengkap
tentang kisi-kisi soal tes kemampuan pemahaman matematis siswa. Perbedaan
42


indikator pada tiap item soal mengakibatkan perbedaan rata-rata nilai yang dicapai
oleh siswa dan dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4. 8 Deskripsi Skor Tiap Item Soal Kemampuan Pemahaman Matematis
Kelas
Rata-rata nilai tiap item soal
1
2
3
4
a b a b
Eksperimen 4 6 10 9.12 5 8.8
Kontrol 3.7826 5.3044 7.8261 5.1739 3.4783 7.1304

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Rata-rata perolehan nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata nilai pada kelas kontrol. Hal ini dapat membuktikan bahwa media
pembelajaran komputer dapat memberikan pengaruh yang lebih baik pada
kemampuan pemahaman matematis siswa khususnya pada materi geometri bangun
ruang.
Penggunaan kedua media pembelajaran baik media pembelajaran komputer
maupun non komputer memberikan pengaruh pada kemampuan pemahaman
matematis siswa khususnya pada materi geometri bangun ruang. Namun, media
pembelajaran komputer dapat memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa. Hal ini dikarenakan kedua media
pembelajaran dapat membantu memperjelas bentuk-bentuk bangun ruang yang tertera
pada soal dan berbentuk 2 dimensi menjadi bentuk 3 dimensi. Namun ada beberapa
keunggulan media pembelajaran komputer yang tidak dimiliki oleh media
pembelajaran non komputer.
Media pembelajaran non komputer yang dalam penelitian ini berbentuk
kerangka besi berbentuk balok, kubus, dan limas dapat membantu siswa untuk
43


melihat gambaran nyata dari suatu bentuk yang tertera pada soal karena benda dapat
dilihat secara nyata berbentuk 3 dimensi dan bukan berbentuk gambar, selain itu
benda dapat diraba sehingga tidak menimbulkan kebingungan pada siswa seperti
ketika melihat gambar. Namun dalam proses penelitian yang telah dilakukan peneliti,
peneliti menemukan bahwa siswa akan kembali menemukan kesulitan baru ketika
siswa dikembalikan kepada soal yang sedang dibahas. Siswa sudah dapat mengetahui
cara menyelesaikan soal ketika diberikan kerangka besi, tetapi siswa akan kembali
kesulitan ketika siswa melihat kembali gambar yang diberikan. Atau dengan kata lain,
siswa masih memiliki tingkat kemampuan abstraksi yang rendah dan kesulitan dalam
mengembalikan suatu bentuk 3 dimensi menjadi bentuk 2 dimensi.
Sedangkan pada media pembelajaran komputer, bentuk bangun ruang yang
dilihat pada soal nampak tidak jauh berbeda dengan yang ditampilkan melalui
aplikasi Wingeom. Perbedaan akan terlihat ketika bangun ruang pada aplikasi
Wingeom diputar dari berbagai sisi dan sudut pandang sehingga gambar seolah-olah
terlihat 3 dimensi. Dalam hal ini, kemampuan media pembelajaran komputer
memiliki pengaruh yang sama dengan media pembelajaran berupa kerangka besi
yang digunakan untuk membantu siswa melihat benda secara 3 dimensi. Hal ini juga
dapat dibuktikan melalui perbedaan nilai rata-rata siswa tidak terlalu tinggi pada soal
nomor 1a dan 1b yang berindikator mengenal dan dalam artian siswa sudah dapat
mengenal benda bangun ruang dengan baik.
Tetapi berbeda halnya dengan media pembelajaran non komputer, pada media
pembelajaran komputer ini siswa tidak lagi menemukan kesulitan berarti ketika
melhat kembali gambar dalam soal. Hal ini disebabkan karena media pembelajaran
44


komputer yang berbentuk 2 dimensi dan divisualisasikan secara 3 dimensi sehingga
memudahkan siswa dalam mengimajinasikan gambar bangun ruang yang diberikan
dan dapat menyelesaikan soal geometri bangun ruang sehingga siswa akan lebih
mudah dalam memahami materi tanpa harus terhalang kemampuan abstraksi yang
rendah. Ini diperkuat melalui perbandingan rata-rata nilai siswa pada soal yang
memiliki indikator mengaitkan konsep yaitu soal nomor 2, 3a, dan 3b. bahwa terdapat
perbedaan yang cukup tinggi khususnya pada soal nomor 3b yang memiliki selisih
terbesar diantara semua soal. Jika dilihat pada soal yang dapat dilihat pada lampiran
9, akan terasa sangat sulit untuk menemukan jarak yang tepat jika tidak memiliki
tingkat abstraksi yang baik.
Pada dasarnya media pembelajaran komputer dan non komputer digunakan
untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan pemahaman matematis
siswa pada materi geometri bangun ruang yang mencakup pengenalan terhadap
bangun ruang, pemahaman terhadap ide-ide yang dipelajari, dan menerapkan konsep
yang telah dipelajari. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan abstraksi siswa
terhadap gambar dan berpengaruh pada tingkat kemampuan pemahaman matematis
siswa.


45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman matematis
siswa kelas X SMA Labschool UNTAD Palu pada materi geometri bangun ruang
yang menggunakan media pembelajaran komputer dan non komputer.
2. Kemampuan pemahaman matematis siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan media pembelajaran komputer yang berupa aplikasi Wingeom
lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran non komputer berupa kerangka besi
berbentuk kubus, balok, dan limas.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat direkomendasikan agar:
1. Pembelajaran geometri bangun ruang dengan menggunakan media pembelajaran
komputer hendaknya dapat terus disosialisasikan dan dikembangkan dalam
pembelajaran disekolah dan dijadikan sebagai alternatif pilihan guru dalam
pembelajaran matematika. Selain mengikuti perkembangan teknologi sekarang ini,
media pembelajaran komputer dapat membantu meningkatkan kemampuan
pemahaman matematis siswa tanpa harus bersusah payah mempersiapkan alat
peraga yang rumit dan memiliki banyak jenis.
46


2. Dilihat dari pengaruh yang dihasilkan pada kemampuan pemahaman matematis
siswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengambil
kebijakan untuk mengadakan perubahan-perubahan terhadap paradigma
pembelajaran matematika.




47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:
Bumi Aksara.
Arsyat, Azhar. 2003. Media Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bani, Asmar. 2011. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran
Matematik Siswa SMP Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing. Bandung:
SPS UPI.
Darminto, Bambang Priyo. 2008. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis
Komputer Pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Prosiding Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Effendi, Dzulkili. 2006. Penggunaan Media Visual Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Irisan Bidang Dengan Bangun Ruang Pada Siswa Kelas X-5 SMA
Negeri 1 Sidoarjo. (http://www.sarjanaku.com/2011/10/ptk-matematika-sma-
kelas-x-penelitian.html). (Online). Diakses 19 November 2012.
Ferdi. 2012. Kemampuan Pemahaman Matematis. (http://id.shvoong.com/social-
sciences/education/2264360-kemampuan-pemahaman-matematis). (Online).
Diakses 6 Februari 2012.
Harian Mercusuar. 2012. 854 Siswa SMA Tak Lulus.
(http://www.harianmercusuar.com/?vwdtl=ya&pid=23306&kid=all). (Online).
Diakses 19 Desember 2012
Haryanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. (http://belajarpsikologi.com/
pengertian-media-pembelajaran). (Online). Diakses 8 Desember 2012.
Idris, N. 2009. Enhanching Students Understanding In Calculucus Trough
Writing. International Electronic Journal of Mathemathics Education.
Indriyastuti. 2008. Perspektif Matematika 1 Untuk Kelas X SMA. Solo: Platinum.
Jaeng, Maxinus. 2011. Geometri Dimensi Tiga. Palu: FKIP UNTAD.
48


Jihad, A. 2008. Pengembangan Kurikulum Matematika. Yogyakarta: Multi Pressindo.
Jumianto. 2011. Mengajar Matematika Menurut Standar National Council of Teacher
of Mathematics (NCTM). (http://jumianto.blogspot.com/2012/05/ mengajar-
matematika-menurut-nctm.html). (Online). Diakses 19 Desember 2012.
Kemdiknas. 2008. Daftar Tabel Data Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tahun 2007/2008. (http://www.psp.kemdiknas.go.id). (online). Diakses 19
Desember 2012.
Kemdiknas. 2009. Daftar Tabel Data Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tahun 2008/2009. (http://www.psp.kemdiknas.go.id). (online). Diakses 19
Desember 2012.
Kemdiknas. 2010. Daftar Tabel Data Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Tahun 2009/2010. (http://www.psp.kemdiknas.go.id). (online). Diakses 19
Desember 2012.
Nasution. 2004. Didaktik Asas-Asas Mengajar Ed.2, Cet.2. Jakarta: PT Aksara.
Rizkiana, Ika. 2012. Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Palu
Pada Materi Bangun Ruang Prisma dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Melalui Implementasi Alat Peraga. Skripsi tidak diterbitkan. Palu:
FKIP UNTAD.
Rusidi. 2007. hasil TIMMS. (http://infopendidikankita.blogspot.com). (online).
Diakses 6 Februari 2012.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumarmo, U. 2010. Berfikir dan Disposisi Matematik: Apa, Mengapa, dan
Bagaimana Dikembangkan Pada Peserta Didik. Jurnal FMIPA UPI Bandung.
Suparno. 2009. Pengaruh Media Dalam Proses Pembelajaran.
(http://dakir.wordpress.com/2009/12/03/pengaruh-media-dalam-proses-
pembelajaran). (Online). Diakses 19 Desember 2012.
Supono. 2012. Definisi Media Pembelajaran. (http://neozonk.wordpress.com/
2012/09/19/definisi-media-pembelajaran). (Online). Diakses 21 Desember
2012.
Supranto. 2002. Statistik: Teori dan Aplikasinya. Bandung: Ganesha.
49


Thohari, Khamim. 2010. Mengajar Matematika Secara Interaktif Dengan Winplot
dan Wingeom. (http://suprayitno1.wordpress.com/program-pembelajaran-
matematika). (Online). Diakses 21 Desember 2012.
Walle, J.A.V.D. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan
Pengajaran. Jakarta: Erlangga.
Weni. 2012. Penggunaan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Kelas

SMA Negeri 1 Biromaru Pada Materi Menentukan Jarak Dalam Ruang


Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Skripsi tidak diterbitkan.
Palu: FKIP UNTAD.
Widyantini. 2010. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika di
SMP. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.





51


A B
C
D
T
O
Lampiran 1
Soal Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis
(Mengenal)
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH. Panjang
rusuk kubus adalah 4 cm. Titik M terletak
ditengah-tengah rusuk BC. Hitunglah jarak
dari:
a. Titik M ke E;
b. Titik M ke garis EH;
c. Titik M ke bidang EFGH.

(Mengaitkan konsep)
2. Limas beraturan T.ABCD mempunyai AB = 6 cm dan TA = 9 cm,
tinggi limas TO = 4 cm. Hitunglah jarak dari garis AB ke garis
TO!
3. Diketahui kubus KLMN.OPQR dengan KL = 4 cm, LM = 2
cm, dan KO = 3 cm. Hitunglah jarak dari:
a. Garis LM ke KPQN
b. Bidang KLMN ke bidang OPQ

(Menerapkan suatu konsep)
4. Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 20 cm. Tentukan jarak:
a. Titik F ke titik perpotongan diagonal alas ABCD;
b. Titik B ke bidang ACGE.
A
B
C
D
E
F
G
H
52


A B
C
D
T
O
Lampiran 2
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis

1. Diket: rusuk kubus ABCD.EFGH 4 cm
titik M berada di tengah BC.
Dit: a. Jarak titik M ke titik E
b. Jarak titik M ke garis EH, dan
c. Jarak titik M ke bidang EFGH.
Jawab:
a. Jarak titik M ke titik E ditentukan dengan
teorema Phytagoras.

()





Jadi, jarak titik M ke titik E adalah 6 cm.
b. Jarak titik M ke garis EH adalah sama dengan panjang diagonal sisi
kubus. Karena panjang rusuk kubus adalah 4 cm , maka diagonal sisi
kubus adalah Jadi, jarak titik M ke garis EH adalah
c. Jarak titik M ke bidang EFGH dihubungkan secara tegak lurus antara titik
M dan bidang EFGH sehingga jaraknya akan sama dengan panjang rusuk
kubus yaitu 4 cm. Jadi, jarak titik A ke bidang EFGH adalah 4 cm.
2. Diket: Limas beraturan ABCD.EFGH
AB = 6 cm, TA = 9 cm, TO = 4 cm
Dit: Jarak garis AB ke garis TO
Jawab:
Limas beraturan T.ABCD maka alas berbentuk persegi sehingga
AB = BC = 6 cm. Garis TO dan garis AB adalah garis yang
bersilangan dan jarak dari kedua garis tersebut dihubungkan
secara tegak lurus. Sehingga terbentuk garis dari titik O ke
tengah-tengah garis AB dan panjang garis tersebut adalah
setengah dari sisi alasnya. Jadi, jarak TO ke garis AB
adalah 3 cm.
3. Diket: balok KLMN.OPQR
KL = 4 cm, LM = 2 cm, KO = 3 cm
Dit: a. Jarak garis LM ke bidang KPQN
M
53


b. Jarak bidang KLMN ke bidang OPQ
Jawab:
a.


Jadi, jarak garis LM ke bidang KPQN adalah 2,4 cm.
b. Jarak bidang KLMN dan bidang OPQ adalah sama dengan tinggi balok
yaitu 3 cm, sehingga jarak dari bidang KLMN dan OPQ adalah 3 cm.
4. Diket: rusuk kubus ABCD.EFGH 20 cm
Dit: a. Jarak titik F ke titik perpotongan diagonal alas ABCD
b. Jarak titik B ke bidang ACGE.
Jawab:
a. Jarak titik F ke titik I dimana titik I adalah perpotongan diagonal alas
ABCD dapat dilihat pada gambar di atas.
Perhatikan AFIB,

()

()





Jadi, jarak titik F ke titik perpotongan diagonal alas ABCD adalah

b. Jarak titik B ke bidang ACGE adalah setengah dari panjang diagonal sisi
ABCD yaitu

.
Jadi, jarak titik B ke bidang ACGE adalah
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
54


Lampiran 3
TABEL SKOR SOAL UJI COBA KELAS X-1 SMA NEGERI TERPADU MADANI PALU

No NAMA
No. Soal (Skor untuk tiap butir soal)
Jumlah
skor
total
1 (16)
2 (10)
3 (15) 4 (20)
a (4) b (6) c (6) a (10) b (5) a (10) b (10)
1 Delta Yova Dwi Infrawan 4 6 6 10 10 5 10 0 51 83.61
2 Aditya Sabda Reza 1 6 6 2 10 5 10 10 50 81.97
3 Yulia Gita 4 6 1 1 10 0 10 10 42 68.85
4 Riska S. 4 6 6 1 1 5 10 10 43 70.49
5 Fadhila Arsyad Said 1 6 1 1 1 1 10 10 31 50.82
6 Aryanti C. R. 1 6 1 1 1 1 10 5 26 42.62
7 Georgeiana Astrid Marchela 4 6 6 1 1 5 5 0 28 45.90
8 Vanessa Michelle Inggrid 4 6 6 10 10 5 10 10 61 100.00
9 Amalia Korompot 4 6 6 10 10 5 10 0 51 83.61
10 Julyandani P. M. 1 6 1 1 1 5 5 0 20 32.79
11 Nur Islamy 1 1 1 1 1 1 10 0 16 26.23
12 Riqah Nefiyanti P. W. 4 6 0 1 0 0 10 0 21 34.43
13 Resky S. 1 6 1 1 10 5 10 0 34 55.74
14 Nurul Avia 1 6 1 1 1 5 10 0 25 40.98
15 Ni Putu Meilinda T. Karba 1 6 1 1 1 5 10 0 25 40.98
16 Sandy Maulana 1 6 1 1 1 5 10 0 25 40.98
17 Dhifa Latifah 1 6 1 0 1 0 10 5 24 39.34
18 Sholeh Arif Wahyudi 4 6 6 10 10 5 10 10 61 100.00
19 M. Rifaldy 4 6 6 10 10 5 10 0 51 83.61
20 Rivaldy Aditya G. T. 4 6 6 10 10 5 5 0 46 75.41
21 Muh. Emill Juniar 1 6 1 2 10 5 10 0 35 57.38
22 Ardiansyah 1 6 6 2 10 0 10 5 40 65.57
23 Alfa 1 6 6 2 10 5 10 10 50 81.97
24 Agus Adijaya P. 4 6 6 1 10 0 10 0 37 60.66
55


25 Andre Kriswidianto 4 6 6 10 10 5 10 0 51 83.61

EX 61 145 89 91 150 88 235 85 944 1547.5

EX
2
205 865 479 729 1410 428 2275 775

(EX)
2
3721 21025 7921 8281 22500 7744 55225 7225

EXY 4218.03 9154.1 6595.08 7283.6 11250.8 5914.75 14704.9 6278.69

EY
2
107213 107213 107213 107213 107213 107213 107213 107213

(EY)
2
2394883 2394883 2394883 2394883 2394883 2394883 2394883 2394883


56


Lampiran 4
Hasil Perhitungan Validitas Soal Uji Coba
Validitas tiap item soal dapat ditentukan dengan rumus Pearson sebagai berikut.

()()
(

()

) (

()

)

x Soal nomor 1a: n = 25; EX = 61; EX
2
= 205; (EX)
2
= 3721; EY = 1547.54;
EXY = 4218.03; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )






(kategori cukup)
x Soal nomor 1b: n = 25; EX = 145; EX
2
= 865; (EX)
2
= 21025; EY =
1547.54;
EXY = 9154.1; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )






(kategori rendah)
x Soal nomor 1c: n = 25; EX = 89; EX
2
= 479; (EX)
2
= 7921; EY = 1547.54;
EXY = 6595.08; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )

57







(kategori tinggi)
x Soal nomor 2: n = 25; EX = 91; EX
2
= 729; (EX)
2
= 8281; EY = 1547.54;
EXY = 7283.6; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )






(kategori tinggi)
x Soal nomor 3a: n = 25; EX = 150; EX
2
= 1410; (EX)
2
= 22500; EY =
1547.54; EXY = 11250.8; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )






(kategori sangat tinggi)
x Soal nomor 3b: n = 25; EX = 88; EX
2
= 428; (EX)
2
= 7744; EY = 1547.54;
EXY = 5914.75; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )

58







(kategori cukup)
x Soal nomor 4a: n = 25; EX = 235; EX
2
= 2275; (EX)
2
= 55225; EY =
1547.54;
EXY = 14704.9; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )






(kategori sangat rendah)
x Soal nomor 4b: n = 25; EX = 85; EX
2
= 775; (EX)
2
= 7225; EY = 1547.54;
EXY = 6278.69; EY
2
= 107213; (EY)
2
= 2394883


( )( )






(kategori cukup)

59


Lampiran 5
Hasil Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba
1. Perhitungan varians setiap butir soal

(


) (


)

()

) (

()

) (

()

) (

()

) (

()

) (

()

) (

()

) (

()

) (


()

()

()

()


()

()

()

()


60


2. Varians skor total

) (



3. Reliabilitas tes
r
11
= (

) (

)
r
11
= (

) (

)
r
11
= ()()
r
11
= (kategori sangat tinggi)

Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba tes adalah sebesar
0,96. Hal ini menunjukkan bahwa tes kemampuan pemahaman matematis siswa
termasuk dalam kategori tes dengan reliabilitas sangat tinggi.

61


Lampiran 6
Analisis Kesetaraan Pemahaman Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol Berdasarkan Nilai Raport Tahun Ajaran 2012/2013
A. Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Nilai Raport
1 Alfred Rafael 78
2 Andri Haryanto Kumila 78
3 Angelani Saecaria J 78
4 Angellica Chandra 78
5 Bella Aprialim 81
6 Christopher Yosua C 78
7 Fadel Banna Palita 78
8 Fery Satria 78
9 Fiona Febriyanti 82
10 Fira Rifda Insyirah 78
11 Frysye Gumansalangi 78
12 Gabrielle Petrina Lee Barnabas 80
13 Hijrahwati 78
14 Ibnu Mahbub I 78
15 Indri Anggraini 78
16 Irfenty C Tangkelino 78
17 Irgy Falatehan L 78
18 Januar Rahadian T Ramadhan 79
19 Jenifer D.C Polii 78
20 Jihan Badjuber 79
21 Mega Melinda L 78
22 Merliani Lestari Sapan 80
23 Nurul Faradilla 78
24 Putri Listiani 78
25 Ulayya Kasio 80
Jumlah 1965
Rata-Rata
78.60
SD 1.118

62


B. Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Nilai Raport
1
Achmad Syuaib M 80
2
Ade Abiyyatun Mahdiyyah 78
3
Aditia Tri Putra 78
4
Aditya Moh. Algifari 78
5
Akhtar 78
6
Andi Aziz Rusdi 78
7
Aqidatul Izzah 79
8
Ari Hendro Priyono 78
9
Ayu Aziza Zahra M Ngewa 78
10
Ayu Kusuma Wardani A.P 78
11
Cinandyka Prasasty 78
12
Deo Apringga Ayu Nanta 80
13
Desi Atapriana 78
14
Dewi Muliyati 78
15
Farah Melita 78
16
Gladies Jumiarty Paembonan 79
17
Ira Dwi Wahyuni 78
18
Linda Juheni Tindige 78
19
Ni Luh Laksmi Devi 90
20
Olivia Marcho Mamesah 78
21
Patrisia Agatha Turambi 78
22
Putri Vibra Lestari Paerunan 78
23
Winaxa Swastirta 78
Jumlah
1812
Rata-Rata
78.78261
SD 2.522


63


P
g
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMA LabSchool UNTAD Palu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : X (Sepuluh) / Genap
Standar Kompetensi : 6. Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang
melibatkan titik, garis, dan bidang dalam ruang
dimensi tiga.
Kompetensi Dasar : 6.2. Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke
bidang dalam ruang dimensi tiga.
Indikator : Menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak
titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara
dua garis yang bersilangan, jarak antara garis dan bidang
yang sejajar, dan jarak antara dua bidang yang sejajar
dalam ruang.
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak
titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang
bersilangan, jarak antara garis dan bidang yang sejajar, dan jarak antar dua
bidang yang sejajar dalam ruang.
Karakter siswa yang diharapkan :
Rasa ingin tahu, Mandiri, Kreatif, Kerja keras, Demokratis.
B. Materi Ajar
Jarak pada bangun ruang.
1. Jarak titik ke titik
Jarak antara dua titik adalah garis penghubung terpendek yang
dapat dibuat di antara kedua titik tersebut.
2. Jarak titik ke garis
Jarak titik P ke garis g digambarkan dengan cara
membuat garis dari titik P dan tegaklurus ke garis g.
64



P
Q
g
k


P
Q
g

P
g
h
Q

3. Jarak titik ke bidang
Jika titik P terletak di luar bidang , maka jarak P dan dapat
ditentukan sebagai berikut:
Melukis garis g melalui titik P dan tegak
lurus bidang
Misalkan g menembus di Q
PQ adalah jarak titik P dengan bidang
4. Jarak antara dua garis sejajar
Misalkan garis g dan garis h sejajar. Jarak
antara garis g dan garis h yang sejajar itu dapat digambarkan dengan cara
berikut:
Membuat garis k yang memotong tegak
lurus terhadap garis g dan garis h
Titik-titik potong di A dan B
Panjang ruas garis AB adalah jarak antara
garis g dan garis h yang sejajar
5. Jarak antara dua garis bersilangan
Misalkan garis g dan garis h bersilangan. Jarak antara garis g dan
garis h yang bersilangan itu dapat digambarkan dengan cara
berikut:
Misalkan garis h menembus bidang di titik P
Buat garis yang melalui P dan tegak lurus garis g.
Misalkan garis tersebut memotong g di titik Q
PQ adalah jarak antara garis g dan h yang
bersilangan tegak lurus
6. Jarak antara garis dan bidang yang sejajar
Misalkan garis g dan bidang sejajar. Jarak antara garis g dan
bidang yang sejajar itu dapat digambarkan dengan cara
berikut:
Ambil sebarang titik P pada garis g
Buatlah garis k yang melalui titik P dan tegak
lurus bidang
Garis k memotong atau menembus bidang di
titik Q
PQ merupakan jarak antara garis g dan bidang
7. Jarak antara dua bidang sejajar
Jarak antara bidang dan yang sejajar
adalah panjang garis PQ, dimana P titik
sembarang pada bidang dan Q merupakan
proyeksi titik P pada bidang .


P
Q
g

A
B
g
h
k
65


C. Metode Pembelajaran
1. Model: Pembelajaran Langsung
2. Metode: Ceramah, tanya jawab, tugas individual.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Apersepsi : Mengingat kembali mengenai bentuk - bentuk bangun ruang
serta kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang.
Motivasi : Apabila materi ini dikuasai dengan baik, peserta didik
diharapkan dapat menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke
garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak
antara dua garis yang bersilangan, dan jarak antara garis dan
bidang yang sejajar dalam ruang.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi :
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru
mengenai cara menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak
titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang
bersilangan, dan jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang
dengan menggunakan alat peraga (kerangka besi atau aplikasi
Wingeom), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan
materi tersebut.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
a. Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan
cara menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke
bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang
bersilangan, dan jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang.
b. Peserta didik dan guru secara bersama - sama membahas contoh dalam
buku paket mengenai cara menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke
garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara
dua garis yang bersilangan, dan jarak antara garis dan bidang yang
sejajar dalam ruang.
c. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai penentuan jarak titik
ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, jarak antara dua garis
sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan jarak antara garis
dan bidang yang sejajar dalam ruang dari buku paket.
d. Peserta didik dan guru secara bersama - sama membahas jawaban soal -
soal dari buku paket yang telah diberikan.
66


e. Peserta didik mengerjakan beberapa soal latihan dalam buku paket
sebagai tugas individu.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:
a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui dan menjelaskan
tentang hal-hal yang belum diketahui.
Penutup
a. Peserta didik membuat rangkuman dari materi mengenai cara menentukan
jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak titik ke bidang, jarak antara
dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang bersilangan, dan jarak antara
garis dan bidang yang sejajar dalam ruang
b. Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
c. Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) berkaitan dengan materi
mengenai cara menentukan jarak titik ke titik, jarak titik ke garis, jarak
titik ke bidang, jarak antara dua garis sejajar, jarak antara dua garis yang
bersilangan, dan jarak antara garis dan bidang yang sejajar dalam ruang
yang belum terselesaikan di kelas atau dari buku paket.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber:
- Buku paket Perspektif Matematika I untuk Kelas X SMA dan MA,
Platinum, karangan Rosihan Ari, dkk, hal. 271 276.
- Buku paket Matematika Jilid 1B Untuk Kelas X, Erlangga, karangan
Sukino, hal. 184 203.
- Buku referensi lain.
Alat: Laptop, LCD, OHP, kerangka besi berbentuk balok dan limas.
F. Penilaian
Teknik : tugas individu.
Bentuk Instrumen : uraian obyektif.
Contoh Instrumen :
- Pada bidang empat beraturan T.ABC dengan panjang rusuk 6 cm, jarak
antara titik T dan bidang ABC adalah.....
Palu, Maret 2013
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,




Dra. Elinawati Hutajulu, M.Pd Devine Riyan Putri
NIP. 19620830 198803 2 008 NIM. A 231 09 048
67


A B
C
D
T
O
Lampiran 8
Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
(Mengenal)
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH. Panjang rusuk
kubus adalah 4 cm. Titik M terletak ditengah-
tengah rusuk BC. Hitunglah jarak dari:
a. Titik M ke E;
b. Titik M ke bidang EFGH.

(Mengaitkan konsep)
2. Limas beraturan T.ABCD mempunyai AB =
6 cm dan TA = 9 cm, tinggi limas TO 4 cm.
Hitunglah jarak dari garis AB ke garis TO!
3. Diketahui kubus KLMN.OPQR dengan KL =
4 cm, LM = 2 cm, dan KO = 3 cm. Hitunglah
jarak dari:
a. Garis LM ke KPQN
b. Bidang KLMN ke bidang OPQ

(Menerapkan suatu konsep)
4. Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 20 cm. Titik P ditengah AB dan
R ditengah HG. Tentukan jarak titik B ke bidang ACGE!
A
B
C
D
E
F
G
H
68


A B
C
D
T
O
Lampiran 9
Kunci Jawaban Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

1. Diket: rusuk kubus ABCD.EFGH 4 cm
titik M berada di tengah BC.
Dit: a. Jarak titik M ke titik E
b. Jarak titik M ke bidang EFGH

Jawab:

a. Jarak titik M ke titik E ditentukan dengan teorema Phytagoras.

()





Jadi, jarak titik M ke titik E adalah 6 cm. (4)
b. Jarak titik M ke bidang EFGH dihubungkan
secara tegak lurus antara titik M dan bidang EFGH sehingga jaraknya akan
sama dengan panjang rusuk kubus yaitu 4 cm. Jadi, jarak titik A ke bidang
EFGH adalah 4 cm. (6)

2. Diket: Limas beraturan ABCD.EFGH
AB = 6 cm, TA = 9 cm, TO = 4 cm
Dit: Jarak garis AB ke garis TO

Jawab:

Diketahui limas beraturan T.ABCD maka alas
berbentuk persegi sehingga AB = BC = 6 cm. Garis
TO dan garis AB adalah garis yang bersilangan dan
jarak dari kedua garis tersebut dihubungkan secara
tegak lurus. Sehingga terbentuk garis dari titik O ke
tengah-tengah garis AB dan panjang garis tersebut
adalah setengah dari sisi alasnya. Jadi, jarak TO ke garis AB adalah 3 cm.
(10)

M
69



3. Diket: balok KLMN.OPQR
KL = 4 cm, LM = 2 cm, KO = 3 cm
Dit: a. Jarak garis LM ke bidang KPQN
b. Jarak bidang KLMN ke bidang OPQ

Jawab:

a.


Jadi, jarak garis LM ke bidang KPQN adalah 2,4 cm. (10)
b. Jarak bidang KLMN dan bidang OPQ adalah sama dengan tinggi balok
yaitu 3 cm, sehingga jarak dari bidang KLMN dan bidang OPQ adalah 3
cm. (5)

4. Diket: rusuk kubus ABCD.EFGH 20 cm
Dit: Jarak titik B ke bidang ACGE
Jawab:

Jarak titik B ke bidang ACGE adalah setengah dari panjang diagonal sisi
ABCD yaitu

.
Jadi, jarak titik B ke bidang ACGE adalah (10)
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
70


Lampiran 10
Analisis Nilai Tes Pemahaman Matematis Siswa Kelas Eksperimen
NO. NAMA
No. Soal (Skor untuk tiap butir soal)
Jumlah
skor
total
(Xi)
1 (10)
2 (10)
3 (15)
4 (10)
a (4) b (6) a (10) b (5)
1 Alfred Rafael 4 6 10 10 5 10 45 100
2 Andri Haryanto Kumila 4 6 10 10 5 10 45 100
3 Angelani Saecaria J 4 6 10 10 5 4 39 86.67
4 Angellica Chandra 4 6 10 6 5 10 41 91.11
5 Bella Aprialim 4 6 10 10 5 10 45 100
6 Christopher Yosua C 4 6 10 10 5 10 45 100
7 Fadel Banna Palita 4 6 10 10 5 10 45 100
8 Fery Satria 4 6 10 10 5 10 45 100
9 Fiona Febriyanti 4 6 10 10 5 10 45 100
10 Fira Rifda Insyirah 4 6 10 10 5 4 39 86.67
11 Frysye Gumansalangi 4 6 10 10 5 10 45 100
12 Gabrielle Petrina Lee Barnabas 4 6 10 10 5 10 45 100
13 Hijrahwati 4 6 10 6 5 6 37 82.22
14 Ibnu Mahbub I 4 6 10 4 5 6 35 77.78
15 Indri Anggraini 4 6 10 10 5 4 39 86.67
16 Irfenty C Tangkelino 4 6 10 6 5 6 37 82.22
17 Irgy Falatehan L 4 6 10 10 5 10 45 100
18 Januar Rahadian T Ramadhan 4 6 10 10 5 10 45 100
19 Jenifer D.C Polii 4 6 10 10 5 10 45 100
71


20 Jihan Badjuber 4 6 10 10 5 10 45 100
21 Mega Melinda L 4 6 10 10 5 10 45 100
22 Merliani Lestari Sapan 4 6 10 10 5 10 45 100
23 Nurul Faradilla 4 6 10 10 5 10 45 100
24 Putri Listiani 4 6 10 6 5 10 41 91.11
25 Ulayya Kasio 4 6 10 10 5 10 45 100

JUMLAH 100 150 250 228 125 220 1073 2384.44

RATA-RATA 4 6 10 9.12 5 8.8 42.92 95.3778

VARIANSI 53.465

SIMPANGAN BAKU 7.4042




72


Lampiran 11
Analisis Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas Kontrol
NO. NAMA
No. Soal (Skor untuk tiap butir soal)
Jumlah
skor
total
(Xi)
1 (10)
2 (10)
3 (15)
4 (10)
a (4) b (6) a (10) b (5)
1 Achmad Syuaib M 4 6 10 10 5 5 40 88.89
2 Ade Abiyyatun Mahdiyyah 4 6 10 6 5 10 41 91.11
3 Aditia Tri Putra 2 2 10 6 5 10 35 77.78
4 Aditya Moh. Algifari 4 6 5 2 0 5 22 48.89
5 Akhtar 4 6 5 0 0 5 20 44.44
6 Andi Aziz Rusdi 4 6 10 6 5 5 36 80.00
7 Aqidatul Izzah 4 6 10 0 5 10 35 77.78
8 Ari Hendro Priyono 4 6 10 6 5 5 36 80.00
9 Ayu Aziza Zahra M Ngewa 4 6 10 6 5 10 41 91.11
10 Ayu Kusuma Wardani A.P 4 6 5 0 0 5 20 44.44
11 Cinandyka Prasasty 1 0 0 5 0 0 6 13.33
12 Deo Apringga Ayu Nanta 4 6 10 10 5 10 45 100.00
13 Desi Atapriana 4 0 0 5 0 0 9 20.00
14 Dewi Muliyati 4 6 10 2 0 10 32 71.11
15 Farah Melita 4 6 10 10 5 10 45 100.00
16 Gladies Jumiarty Paembonan 4 6 10 6 5 10 41 91.11
17 Ira Dwi Wahyuni 4 6 0 5 5 4 24 53.33
18 Linda Juheni Tindige 4 6 5 0 0 5 20 44.44
19 Ni Luh Laksmi Devi 4 6 10 6 5 10 41 91.11
73


20 Olivia Marcho Mamesah 4 6 10 6 5 10 41 91.11
21 Patrisia Agatha Turambi 4 6 10 10 5 10 45 100.00
22 Putri Vibra Lestari Paerunan 4 6 10 6 5 10 41 91.11
23 Winaxa Swastirta 4 6 10 6 5 5 36 80.00

JUMLAH 87 122 180 119 80 164 752 1671.11

RATA-RATA 3.7826 5.3044 7.8261 5.1739 3.4783 7.1304 32.69565 72.657

VARIANSI 653.843

SIMPANGAN BAKU 25.5703

74


Lampiran 12
Analisis Hasil Data

a. Uji Normalitas Data
1. Data tes kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen
Tabel informasi statistik pada kelas eksperimen
Data Statistik Nilai
Rata-rata 95.38
Variansi 53.465
Simpangan Baku 7.4042
Jumlah sampel 25
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 77.78
Rentang nilai 22
Banyak kelas 6
Panjang kelas 4

Tabel Bantu Uji Chi Kuadrat
No.
Kelas
Interval
Batas
Bawah
Kelas
Z hitung Z tabel
Luas
Daerah


1 77 81 76.5 -2.7109 0.4966 0.3145 7.8625 1 5.9897
2 82 85 81.5 -2.1031 0.1821 0.0489 1.2225 2 0.4945
3 86 89 85.5 -1.4953 0.1332 -0.1801 -4.5025 3 -12.5014
4 90 93 89.5 -0.8874 0.3133 0.203 5.075 2 1.8632
5 94 97 93.5 -0.2796 0.1103 -0.019 -0.475 0 -0.475
6 98 100 97.5 0.3282 0.1293 0.173 4.325 17 37.1458
0.8545 0.3023
Nilai Chi Kuadrat Hitung 32.5168

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Chi Kuadrat hitung sebesar
32.5168. Sedangkan nilai Chi tabel dengan nilai signifikansi 0.05 dan dk sebesar 3
adalah 7.81. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar
daripada nilai Chi Kuadrat tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak
berdistribusi normal. Selain itu disimpulkan pula bahwa data hasil tes kemampuan
pemahaman matematis siswa kelas eksperimen tidak berdistribusi normal.


75


2. Data tes kemampuan pemahaman matematis siswa kelas kontrol
Tabel Informasi Statistik pada Kelas Kontrol
Data Statistik Nilai
Rata-rata 72.657
variansi 653.84
Simpangan Baku 25.57
Jumlah sampel 23
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 13
Rentang nilai 87
Banyak kelas 5
Panjang kelas 16

Tabel Bantu Uji Chi Kuadrat
No.
Kelas
Interval
Batas
Bawah
Kelas
Z hitung Z tabel
Luas
Daerah


1 13 28 12.5 -2.3610 0.4909 0.0336 0.7728 2 1.9488
2 29 46 28.5 -1.7160 0.4573 0.1208 2.7784 3 0.0177
3 47 64 46.5 -0.9800 0.3365 0.2417 5.5591 2 2.2786
4 65 82 64.5 -0.2440 0.0948 0.0931 2.1413 6 6.9535
5 83 100 82.5 0.4920 0.1879 0.2009 4.6207 10 6.2624
1.2236 0.3888
Nilai Chi Kuadrat Hitung 17.4611

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai Chi Kuadrat hitung sebesar
17.4611. Sedangkan nilai Chi tabel dengan nilai signifikansi 0.05 dan dk sebesar 2
adalah 3.99. Dengan demikian diperoleh bahwa nilai Chi Kuadrat hitung lebih besar
daripada nilai Chi Kuadrat tabel sehingga tidak sesuai dengan syarat suatu data
normal. Dan dapat disimpulkan bahwa data hasil tes kemampuan pemahaman
matematis siswa kelas eksperimen tidak berdistribusi normal.
Berikut ini adalah grafik sebaran data nilai tes pemahaman matematis siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
76




Dan berikut disajikan hasil tes normal dengan menggunakan uji Kolmograv-
Smirnov dan uji Shapiro-Wilk melalui perangkat lunak SPSS guna memperkuat
pengujian secara manual.
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov
a
Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kelas_eksperimen .427 23 .000 .652 23 .000
kelas_kontrol .232 23 .002 .858 23 .004
a. Lilliefors Significance Correction


Dari hasil di atas, dapat dilihat bahwapada uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh
nilai P-value sebesar 0.00 untuk kelas eksperimen dan 0.002 untuk kelas kontrol.
Sementara pada uji Shapiro-Wilk diperoleh nilai P-value untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol masing-masing adalah 0.00 dan 0.004. Nilai P-value dari kedua
pengujian bernilai lebih kecil daripada taraf signifikasi yaitu 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data kedua sampel tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui kesamaan variansi siswa pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, perlu dilakukan uji homogenitas terlebih dahulu. Dalam penelitian ini,
digunakan uji F untuk menguji homogenitas data.
Varians kelas eksperimen = 53.465
Varians kelas kontrol = 653.84
77



Berdasarkan hasil perhitungan uji F diperoleh nilai F
hitung
sebesar 12.23
sedangkan nilai F
tabel
dengan dk pembilang 21 dan dk penyebut 24 pada taraf
signifikasi 0.05 adalah 2.02. Sehingga diperoleh nilai F
hitung
lebih besar daripada nilai
F
tabel
dan disimpulkan bahwa varians data dari kedua sampel tidak seragam.
c. Uji Hipotesis
Karena data yang diperoleh tidak berdistribusi normal dan tidak homogen,
maka pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini statistik non
parametris. Terdapat banyak macam teknik statistik non parametris dan salah satunya
adalah teknik pengujian Mann-Whitney atau biasa dikenal dengan istilah uji U.
Adapun prosedur pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik pengujian
Mann-Whitney adalah sebagai berikut.
1. Menyatakan hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya

: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman


matematis siswa kelas X SMA LabSchool UNTAD Palu pada materi
geometri bangun ruang yang menggunakan media pembelajaran komputer
dan non komputer.

: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman


matematis siswa kelas X SMA LabSchool UNTAD Palu pada materi
geometri bangun ruang yang menggunakan media pembelajaran komputer
dan non komputer.





78


2. Data kemampuan pemahaman matematis siswa
a) Data kemampuan pemahaman matematis siswa kelas eksperimen
berdasarkan peringkat
No. Nama Nilai Rangking
1 Ibnu Mahbub I 77.78 10
2 Hijrahwati 82.22 15.5
3 Irfenty C Tangkelino 82.22 15.5
4 Angelani Saecaria J
86.67 18
5 Fira Rifda Insyirah 86.67 18
6 Indri Anggraini 86.67 18
7 Angellica Chandra 91.11 24.5
8 Putri Listiani 91.11 24.5
9 Alfred Rafael 100 38.5
10 Andri Haryanto Kumila 100 38.5
11 Bella Aprialim 100 38.5
12 Christopher Yosua C 100 38.5
13 Fadel Banna Palita 100 38.5
14 Fery Satria 100 38.5
15 Fiona Febriyanti 100 38.5
16 Frysye Gumansalangi
100 38.5
17 Gabrielle Petrina Lee Barnabas 100 38.5
18 Irgy Falatehan L 100 38.5
19 Januar Rahadian T Ramadhan 100 38.5
20 Jenifer D.C Polii 100 38.5
21 Jihan Badjuber
100 38.5
22 Mega Melinda L 100 38.5
23 Merliani Lestari Sapan
100 38.5
24 Nurul Faradilla 100 38.5
25 Ulayya Kasio
100 38.5
Jumlah
2384.4 798.5






79


b) Data kemampuan pemahaman matematis siswa kelas kontrol berdasarkan
peringkat
No. Nama Nilai Rangking
1 Cinandyka Prasasty 13.33 1
2 Desi Atapriana 20 2
3 Akhtar 44.44 4
4 Ayu Kusuma Wardani A.P 44.44 4
5 Linda Juheni Tindige 44.44 4
6 Aditya Moh. Algifari 48.89 6
7 Ira Dwi Wahyuni 53.33 7
8 Dewi Muliyati 71.11 8
9 Aditia Tri Putra 77.78 10
10 Aqidatul Izzah
77.78 10
11 Andi Aziz Rusdi 80 13
12 Ari Hendro Priyono 80 13
13 Winaxa Swastirta 80 13
14 Achmad Syuaib M 88.89 20
15 Ade Abiyyatun Mahdiyyah 91.11 24.5
16 Ayu Aziza Zahra M Ngewa 91.11 24.5
17 Gladies Jumiarty Paembonan 91.11 24.5
18 Ni Luh Laksmi Devi 91.11 24.5
19 Olivia Marcho Mamesah 91.11 24.5
20 Putri Vibra Lestari Paerunan 91.11 24.5
21 Deo Apringga Ayu Nanta
100 38.5
22 Farah Melita 100 38.5
23 Patrisia Agatha Turambi
100 38.5
Jumlah 1671 377.5

c) Menghitung Uji U dengan rumus sebagai berikut
n
1
= 25 R
1
= 798.5
n
2
= 23 R
2
= 377.5



( )




80



( )




Untuk menentukan U
tabel
, dapat digunakan pendekatan Uji Z dengan kriteria
sebagai berikut.
a. Jika Z
tabel
< Z
hitung
< Z
tabel
, maka H
o
diterima
b. Jika tidak memenuhi syarat pertama, maka H
a
diterima
Berikut ini adalah perhitungan dari Uji Z.

( )

()


81


Karena nilai Z
hitung
tidak memenuhi syarat pertama, maka H
a
diterima. Dengan
kata lain, terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemahaman
matematis siswa kelas X SMA LabSchool UNTAD Palu pada materi geometri
bangun ruang yang menggunakan media pembelajaran komputer dan non komputer.
Berikut ini disajikan hasil uji Mann-Whitney dengan menggunakan perangkat
lunak SPSS guna memperkuat hasil pengujian diatas.
Mann-Whitney Test






Pada tabel di atas, diperoleh nilai Z = 3.997 dengan P-value (2-tailed) 0.00.
Karena P-value lebih kecil dari taraf signifikasi o = 0.05, maka dapat disimpulkan
bahwa Ha diterima. Dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara
kemampuan pemahaman matematis siswa kelas X SMA LabSchool UNTAD Palu
pada materi geometri bangun ruang yang menggunakan media pembelajaran
komputer dan non komputer.

Test Statistics
a


nilai
Mann-Whitney U 101.500
Wilcoxon W 377.500
Z -3.997
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: kategori
Ranks

kategori N Mean Rank Sum of Ranks
nilai 1 25 31.94 798.50
2 23 16.41 377.50
Total 48

82


Lampiran 13
Indikator Soal Uji Coba Kemampuan Pemahaman Matematis


Jarak titik,
garis, dan
bidang
dalam
ruang
Mengenal
Dapat menggambarkan bentuk
konkrit dari soal, mengetahui
bentuk konkrit dari soal yang
diberikan dan
menyelesaikannya.
Menentukan jarak
titik ke titik, jarak
titik ke garis, jarak
titik ke bidang,
jarak antara dua
garis sejajar, jarak
antara dua garis
yang bersilangan,
dan jarak antara
garis dan bidang
yang sejajar dalam
ruang.
1a,
1b,
1c
Mengaitkan
konsep
Dapat mengklasifikasikan
objek sesuai dengan sifat-sifat
yang dipelajari, mengetahui
bagaimana cara menyelesaikan
suatu soal dan alasannya
menggunakan cara tersebut.
2,
3a,
3b
Menerapkan
suatu konsep
Dapat menyelesaikan soal
dengan menerapkan suatu
konsep berdasarkan dengan
sifat yang dipelajari.
4a,
4b
83


Lampiran 14
Indikator Soal Tes Kemampuan Pemahaman Matematis

Materi
Indikator
yang diukur
Kemampuan yang diuji Indikator materi
No.
Soal
Jarak titik,
garis, dan
bidang
dalam
ruang
Mengenal
Dapat menggambarkan
bentuk konkrit dari soal,
mengetahui bentuk konkrit
dari soal yang diberikan
dan menyelesaikannya.
Menentukan jarak
titik ke titik, jarak
titik ke garis, jarak
titik ke bidang, jarak
antara dua garis
sejajar, jarak antara
dua garis yang
bersilangan, dan jarak
antara garis dan
bidang yang sejajar
dalam ruang.
1a,
1b
Mengaitkan
konsep
Dapat mengklasifikasikan
objek sesuai dengan sifat-
sifat yang dipelajari,
mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan suatu soal
dan alasannya
menggunakan cara tersebut.
2,
3a,
3b
Menerapkan
suatu konsep
Dapat menyelesaikan soal
dengan menerapkan suatu
konsep berdasarkan dengan
sifat yang dipelajari.
4
84


Lampiran 15
Dokumentasi Kegiatan Penelitian


85






86



87



88



89


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Devine Riyan Putri
Stambuk : A 231 09 048
Jurusan /Program Studi : Pendidikan MIPA /Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Palu, Juli 2013
Yang membuat pernyataan

Devine Riyan Putri

90


Riwayat Hidup

Devine Riyan Putri dilahirkan di Cimahi pada tanggal
26 Mei 1991, merupakan putri pertama dari empat
bersaudara pasangan Sutris Triyanta dan Rita Berliana
Etta. Pendidikan pertama ditempuh di SD Daya Susila
Garut dan tamat pada tahun 2003. Pendidikan
berikutnya ditempuh di SMPK BPK PENABUR
Cimahi dan tamat pada tahun 2006.
Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di
SMA Negeri 5 Cimahi dengan mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan
tamat pada tahun 2009. Pada tahun 2009, terdaftar sebagai mahasiswa di Jurusan
Matematika Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) Universitas Tadulako, Palu
Sulawesi Tengah untuk melanjutkan kuliah. Namun pada tahun 2010, pindah ke
Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako, Palu Sulawesi Tengah.

Anda mungkin juga menyukai