Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Pengembangan perangkat pembelajaran

Matematika berbasis Etnomatematika


Mata kuliah : Etnomatematika

Dosen pengampu : Ulfa Annisa Lubis, M.Pd

Disusun oleh : Kelompok 1

Nur Ainun Lubis (2006030019)

Feri Gunawan Sihombing (2006030023)

Ririen Setyawati (2006030009)

Siti Asiah Rangkutih (2006030024)

Siti Syahrani (2006030017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS AL-WASHLIYAH

MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala limpah rahmat dan
karunia-Nya kepada kita dan tidak lupa kita hibahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad
SAW yang kita harapkan syafa’atnya nanti yaumul kelak. Makalah Etnomatematika, kami akan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan perangkat pembelajaran Matematika
berbasis Etnomatematika“. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua dan Ulfa Annisa Lubis, M.Pd. selaku
dosen pengajar mata kuliah Etnomatematika, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi dan makalah ini selesai pada waktunya.

Makalah ini disusun dengan tujuan agar memperluas pengetahuan para pembaca tentang
pelajaran mengenai Etnomatematika . Harapannya, makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca.

Kamis, 8 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

Latar Belakang.............................................................................................................................4

Tujuan Masalah............................................................................................................................5

Rumusan Masalah........................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

Perangkat Pembelajaran Matematika yang Berbasis Budaya......................................................6

Hubungan Perangkat Pembelajran Matematika dengan Budaya.................................................6

BAB III...........................................................................................................................................9

PENUTUP......................................................................................................................................9

Kesimpulan..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan perubahan sikap dan usaha terencana seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Oleh karena itu konsepsi
pendidikan seharusnya dikombinasikan dengan bauran budaya.

Pembelajaran matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, dapat
memecahkan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari, serta membutuhkan
pemahaman konsep yang mendalam. Dalam matematika, setiap konsep berkaitan dengan
konsep lain dan suatu konsep menjadi prasyarat konsepPembelajaran matematika
merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, dapat memecahkan masalah yang ada di
kehidupan sehari-hari, serta membutuhkan pemahaman konsep yang mendalam. Dalam
matematika, setiap konsep berkaitan dengan konsep lain dan suatu konsep menjadi
prasyarat konsep lainnya.

Maka dari itu pembelajaran matematika di kaitkan dengan budaya lokal. Dalam
beberapa kasus penelitian sudah ada yang meneliti pembelajaran matematika berbasis
budaya lokal. Penelitian tentang Etnomatematika pertama kali diperkenalkan pada tahun
1977 oleh D'Ambrosio, yang merupakan seorang matematikawan Brasil. Etnomatematika
merupakan pembelajaran matematika yang terdapat pada kultur budaya, etnomatematika
juga dapat digunakan untuk menerapkan matematika dalam menghadapi lingkungan alam
dan juga pada sistem budaya yang ada. Indonesia mempunyai beragam budaya salah
satunya permainan tradisional.
Etnomatematika memunculkan kearifan budaya sehingga mampu memotivasi
siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika, terdapat
beberapa kemampuan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Diantara kemampuan
matematika tersebut adalah kemampuan literasi matematika.

B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perangkat pembelajaran matematika yang berbasis budaya.
2. Untuk mengetahui hubungan perangkat pembelajran matematika dengan budaya.

C. Rumusan Masalah
1. apa saja perangkat pembelajaran matematika yang berbasis budaya
2. apa yang dimaksud hubungan perangkat pembelajran matematika dengan budaya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perangkat Pembelajaran Matematika yang Berbasis Budaya


Etnomatematika terdiri dari dua kata, etno (etnis/budaya) dan matematika. Itu
berarti bahwa dalam etnomatematika, matematika terkait dengan budaya. Istilah
etnomatematika diperkenalkan oleh D'Ambrosio, seorang matematikawan Brasil pada
tahun 1977. Secara bahasa, awalan “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas
yang mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos
dan simbol. Kata dasar “mathema” cenderung berarti menjelaskan, mengetahui,
memahami dan melakukan kegiatan seperti pengkodean, mengukur, mengklasifikasi,
menyimpulkan dan permodelan.

Tidak bisa dipungkir sebuah ungkapan bahwa matematika merupakan bagian tak
terpisahkan dalam kehidupan seseorang, tentu tidak akan terlepas dari matematika.
Matematika merupakan aspek penting untuk membentuk sikap sehingga tugas pengajar
selain menyampaikan materi matematika dengan baik juga harus dapat membantu
pembentukan sikap peserta didiknya. Budaya kita telah lama ada, namuan banyak siswa
yang tidak tahu budayanya sendiri. Pembelajaran berbasis budaya lokal dalam
pembelajaran matematika merupakan salah satu inovasi dalam menghilangkan anggapaan
bahwa matematika itu kaku. Etnomatika adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk
menjelaskan realitas hubungan antara budaya lokal dan matematika saat mengajar.
Dengan menggunakan pendekatan Etnomatika berbasis budaya lokal itu sangat
membantu guru dalam proses belajar mengajar.

Untuk mewujudkan pengertian pendidikan diatas, maka pemerintah telah


merumuskan standar proses dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007 yang meliputi perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan proses pengawasan
untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien (Kamaruddin, 2012)
Berhubungan dengan rencana pembelajaran didalam standar proses, salah satu perangkat
yang wajib disusun oleh pendidik dalam satuan pendidikan adalah RPP dan LKS . Dalam
penyusunan RPP dan LKS pun tidak semata-mata disusun secara sembarangan melainkan
harus mengikuti prinsip-prinsip penyusunan RPP dan LKS yang termuat dalam standar
proses pendidikan antara lain memperhatikan perbedaan individu peserta didik,
mendorong partisipasi aktif peserta didik, serta mengakomodasikan keragaman budaya
peserta didik. Namun pada kenyataanya, masih banyak pendidik yang menyepelekan dan
menganggap kehadiran RPP dan LKS tidak terlalu penting.

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan
pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan
media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran dan skenario pembelajaran
yang disusun dengan sintak saintifik dengan memanfaatkan kebudayaan sebagai sumber
belajar.

Perangkat pembelajaran berbasis etnomatematika dikembangkan dengan


memasukkan unsur budaya dalam perangkat pembelajarannya. Dalam penyusunan RPP
dan LKS ini, berdasarkan pembahasan sebelumnya, telah dipilih Candi Borobudur
sebagai salah satu objek yang akan dijadikan bahan ajar. Pembelajaran dirancang
sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan
matematikanya melalui media Candi Borobudur.

Banyak sekali hal yang dapat diamati di Candi Borobudur. Mengingat kembali
bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat unik dan
bahkan menjadi salah satu dari 7 keajaiban dunia, maka mulai dari relief, artefak, maupun
struktur candinya, semua hal yang terkandung di Candi Borobudur dapat dijadikan objek
eksperimen matematika untuk peserta didik. Dalam mengembangkan perangkat
pemelajaran berbasis etnomatematika dengan memanfaatkan situs budaya lokal (Candi
Borobudur). Dalam pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti melakukan
observasi lapangan terlebih dahulu. Kemudian, semua artefak di amati, dicatat dan
dipikirkan materi apa yang cocok yang dapat memanfaatkan artefak tersebut sebagai
media pembelajaran.

B. Hubungan Perangkat Pembelajran Matematika dengan Budaya


Etnomatematika merupakan jembatan matematika dengan budaya, sebagaimana yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa etnomatematika mengakui adanya cara-cara berbeda
dalam melakukan matematika dalam aktivitas masyarakat. Dengan menerapakan
etnomatematika sebagai suatu pendekatan pembelajaran akan sangat memungkinkan suatu
materi yang dipelajari terkait dengan budaya mereka sehingga pemahaman suatu materi oleh
siswa menjadi lebih mudah karena materi tersebut terkait langsung dengan budaya meraka
yang merupakan aktivitas mereka sehari-hari dalam bermasyarakat. Tentunya hal ini
membantu guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran untuk dapat memfasilitasi siswa
secara baik dalam memahami suatu materi. Salah satu contoh keberhasilan dari pembelajaran
berbasis enomatematika adalah pembelajaran di Jepang dan Cina (Achor dkk, 2009).

Memanfaatkan pengetahuan etnomatika dalam pembelajaran di sekolah adalah


dengan menjadikan pengetahuan tentang etnomatematika tersebut sebagai bahan rujukan
dalam penyampaian materi maupun pembuatan soal-soal pemecahan masalah kontekstual
yang sesuai dengan latar belakang budaya siswa. Cara lain memasukkan etnomatematika
dalam pembelajaran memerlukan kreativitas para guru dalam memanfaatkan lingkungan
setempat. Salah satunya dengan mengembangkan pengetahuan dasar etnomatika siswa
menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika di luar kelas.

Peran etnomatematika dalam pembelajaran matematika Etnomatematika hanyalah


relevan untuk pembelajaran matematika dengan ranah Matematika Sekolah. (Marsigit,
2016) 1. Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika Selaras Dengan Hakikat
Matematika Sekolah Ebbutt dan Straker (1995) mendefinisikan Matematika Sekolah
sebagai suatu kegiatan: Penelusuran pola dan hubungan, Intuisi dan investigasi,
Komunikasi, dan Pemecahan masalah.
a. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan Pembelajaran matematika
berbasis etnomatematika akan memberi implikasi bagi siswa:
 Memperoleh kesempatan untuk melakukan kegiatan penemuan dan penyelidikan pola-
pola untuk menentukan hubungan matematika, Memperoleh kesempatan untuk
melakukan percobaan matematika dengan berbagai cara,
 Memperoleh kesempatan untuk menemukan adanya urutan, perbedaan, perbandingan,
pengelompokan, dalam matematika,
 Memperoleh kesempatan untuk menarik kesimpulan umum (membuktikan rumus),
 Memahami dan menemukan hubungan antara pengertian matematika yang satu dengan
yang lainnya.

b. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi Pembelajaran matematika


berbasis etnomatematika akan memberi implikasi bagi siswa:
 Mempunyai inisiatif untuk mencari penyelesaian persoalan matematika,
 Mempunyai rasa ingin tahu, keinginan bertanya, kemampuan menyanggah dan
kemampuan memperkirakan,
 Menghargai penemuan yang diluar perkiraan sebagai hal bermanfaat,
 Berusaha menemukan struktur dan desain matematika,
 Menghargai penemuan siswa yang lainnya,
 Mencoba berfikir refleksif, yaitu mencari manfaat matematika.
 Tidak hanya menggunakan satu metode saja dalam menylesaikan matematika.

c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving) Pembelajaran


matematika berbasis etnomatematika mempunyai sifat-sifat:
1) Menyediakan lingkungan belajar matematika yang merangsang timbulnya persoalan
matematika,
2) Memberi kesempatan kepada siswa memecahkan persoalan matematika menggunakan
caranya sendiri dan juga bersama-sama.
3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan
untuk memecahkan persoalan matematika,
4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan berpikir logis, konsisten,
sistematis dan membuat catatan,
5) Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan untuk memecahkan persoalan
matematika,
6) Memberi kesempatan menggunakan berbagai alat peraga matematika seperti : jangka,
kalkulator, penggaris, busur derajat, dsb.

d. Matematika sebagai alat berkomunikasi,maksudnya:

1) Pembelajaran matematika berbasis etnomatematika akan memberi implikasi bagi siswa:


2) Berusaha mengenali dan menjelaskan sifat-sifat matematika,
3) Berusaha membuat contoh-contoh persoalan matematika sendiri,
4) Mengetahui alasan mengapa siswa perlu mempelajari matematika,
5) Mendiskusikan penyelesaian soal-soal matematika dengan teman yang lain,
6) Mengerjakan contoh soal dan soal-soal matematika,
7) Menjelaskan jawaban siswa kepada teman yang lain.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Etnomatematika terdiri dari dua kata, etno (etnis/budaya) dan matematika. Itu
berarti bahwa dalam etnomatematika, matematika terkait dengan budaya. Istilah
etnomatematika diperkenalkan oleh D'Ambrosio, seorang matematikawan Brasil pada
tahun 1977. Secara bahasa, awalan “ethno” diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas
yang mengacu pada konteks sosial budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos
dan simbol. Kata dasar “mathema” cenderung berarti menjelaskan, mengetahui,
memahami dan melakukan kegiatan seperti pengkodean, mengukur, mengklasifikasi,
menyimpulkan dan permodelan.

Etnomatematika merupakan jembatan matematika dengan budaya, sebagaimana


yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa etnomatematika mengakui adanya cara-cara
berbeda dalam melakukan matematika dalam aktivitas masyarakat. Memanfaatkan
pengetahuan etnomatika dalam pembelajaran di sekolah adalah dengan menjadikan
pengetahuan tentang etnomatematika tersebut sebagai bahan rujukan dalam penyampaian
materi maupun pembuatan soal-soal pemecahan masalah kontekstual yang sesuai dengan
latar belakang budaya siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Achor, E. E., Imoko, B., & Uloko, E. (2009). Effect of ethnomathematics teaching
approach on senior secondary students’ achievement and retention in locus. Educational
research and review, 4(8), 385-390.

Marsigit (2016). Pengembangan Pembelajaran Matematika Berbasis


Etnomatematika.

Kamaruddin , R. 2012. Pengembangan bahan ajar materi geometri berdasarkan


teori belajar van hiele berbasis karakter untuk siswa kelas VII SMP. Tesis Tidak
Dipublikasikan. Makassar. PPs UNM Makassar.

Anda mungkin juga menyukai