Anda di halaman 1dari 101

EFEKTIVITAS RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN SELF

REGULATION BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI
(Studi pada Peserta Didik di Kelas XI SMKN 2 padang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Strata I

CHENIA EMELDA PUTRI


NPM. 18060091

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
(UPGRISBA)
2023
ABSTRAK

Chenia Emelda Putri NPM. 18060091, Efektivitas Rancangan Program


Pengembangan Self Regulation Berbasis Teknologi Informasi Dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi (Studi Pada Peserta Didik Di
Kelas XI SMK N 2 Padang), Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang 2023.

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena peserta didik yang belum


mampu memiliki kemampuan mengelola emosi, kurang peduli saat proses belajar
mengajar berlangsung, mudah mengeluarkan amarah kepada temannya, saling
mengejek dalam lingkup pertemanan, dan belum adanya rancangan program
layanan khusus untuk pengembangan mengelola emosi peserta didik berbasis
teknologi informasi.Tujuan penelitian ini adalah: (1) Self Regulation peserta didik
sebelum dilakukan perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, (2) Self Regulation peserta didik setelah dilakukan perlakuan
(treatment) pada kelompok eksperimen, (3) Efektivitas program pengembangan
self regulation berbasis teknologi informasi (TI).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitiannya
eksperimen. Lokasi penelitian ini di SMKN 2 Padang. Adapun sampel dalam
penelitian ini 35 peserta didik kelas XI BPD (Digital) (kelompok eksperimen) dan
35 peserta didik kelas XI RPL (kelompok kontrol). Teknik pengumpulan data
yang digunakan berupa angket. Adapun teknik analisis data yang digunakan
berupa Ancova.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan: 1) Tingkat Self Regulation
sebelum dilakukan perlakuan (treatment) tergolong pada klasifikasi rendah, baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. 2) Tingkat Self Regulation setelah
dilakukan perlakuan (treatment) mengalami perubahan yang signifikan terutama
pada kelompok eksperimen. 3) Program pengembangan kecerdasan emosi
berbasis teknologi informasi efektif secara signifikan meningkatkan kemampuan
Self Regulation peserta didik kelas XI SMKN 2 Padang. Penelitian ini
direkomendasikan kepada guru BK agar dapat dijadikan pedoman atau bahan
masukkan untuk menerapkan program pengembangan mengelola emsi dalam
meningkatkan Self Regulation peserta didik.

PAGE \* MERGEFORMAT i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT,

atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini ditulis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti

dengan judul “Efektivitas Rancangan Program Pengembangan Self

Regulation Berbasis Teknologi Informasi Dalam Meningkatkan Kemampuan

Mengelola Emosi Pada Peserta Didik Di Kelas XI SMK N 2 Padang”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi syarat mencapai gelar

sarjana pendidikan pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas

PGRI Sumatera Barat. Selama ini pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini,

peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk

itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas PGRI Sumatera Barat Bapak Prof. Dr. Ansofino, M.Si,

Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas PGRI Sumatera Barat Ibu

Dr. Rina Widiana, M.Si, Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan

Keuangan Universitas PGRI Sumatera Barat, Ibu Sri Imelwaty, M.Pd,

Ph.D Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerja sama

Universitas PGRI Sumatera Barat, Bapak Jarudin, MA., Ph.D.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas PGRI Sumatera

Barat Ibu Dr. Erna Juita, S.Pd, M.Si dan Sekretaris Ibu Rahma Wira Nita,

M.Pd, Kons.

3. Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI

Sumatera Barat Bapak Rici Kardo, M.Pd, Kons, sekaligus sebagai

PAGE \* MERGEFORMAT i
pembimbing II Terima kasih atas semua motivasi, masukan, bantuan, dan

kritikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini

dengan baik.

4. Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI

Sumatera Barat Bapak Mori Dianto, M.Pd.

5. Pembimbing I Ibu Dr.Helma, M.Pd, Terima kasih atas semua motivasi,

masukan, bantuan, dan kritikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

menyusun skripsi ini dengan baik. Insha Allah ilmu yang Ibu berikan akan

menjadi suatu kebaikan yang dipergunakan dilapangan. Semoga Allah

SWT senantiasa membalas jasa Bapak dan Ibu dan selalu dalam keadaan

sehat wal`afiat, aamiin.

6. Dosen penguji I Ibu Dra, Hj. Fitria Kasih, M.Pd, Kons, dosen penguji II

bapak Fuaddillah Putra, M.Pd, Kons, dan dosen penguji III bapak Suryadi,

M.Pd, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan

skripsi ini.

7. Terkhusus untuk Ibunda tercinta (Ermiwati) dan ayahanda tersayang

(Mawardi) yang tiada henti-hentinya memberikan do`a dan dukungan baik

moril maupun materil yang tiada batasnya, yang tersayang untuk kakak

(Amelya Eddelin), abang (Celvin Eddelin), adik (Abqary Arsenio Putra)

dan abang ipar (Rian Prima Putra) tidak akan terbalas dengan apapun jua.

8. Tenaga Administrasi Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

PGRI Sumatera Barat yang telah membantu peneliti dalam pengurusan

selama masa perkuliahan.

PAGE \* MERGEFORMAT i
9. Bapak dan Ibuk karyawan BAAK, BAUK dan Perpustakaan Universitas

PGRI Sumatera Barat yang telah membantu peneliti dalam urusan

administrasi perkuliahan dan penelitian.

10. Kepala sekolah SMK Negeri 2 Padang, Bapak dan Ibu majelis guru,

peserta didik dan seluruh SMK Negeri 2 Padang yang telah memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian sehingga

terselesaikan nya skripsi ini.

11. Rekan-rekan seperjuangan seangkatan 2018 yang memberikan dukungan

dan semangat kepada peneliti dari awal perkuliahan hingga penyelesaian

skripsi.

12. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu peneliti dalam melakukan

penelitian dan menyusun skripsi.

Akhirnya kepada Allah SWT peneliti berdoa semoga jasa baik dari semua

pihak, dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda dan sebagai

amal jariah disisinya.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik

dalam penulisan maupun isinya untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini untuk masa-

masa yang akan datang. Peneliti berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi

kita semua.

Padang, Desember 2022


Peneliti

CHENIA EMELDA PUTRI


NPM. 18060091

PAGE \* MERGEFORMAT i
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah........................................................................1
B. Identifikasi Masalah...............................................................................9
C. Batasan Masalah....................................................................................9
D. Rumusan Masalah..................................................................................10
E. Tujuan Masalah......................................................................................10
F. Manfaat Penelitian..................................................................................10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Mengelola Emosi...................................................................................13
1. Pengertian Emosi..........................................................................................13
2. Pengertian Mengelola Emosi/ Pengaturan Diri............................................15
3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi dalam Mengelola Emosi...........................16
4. Upaya Guru BK untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengelola emosi..............................................................................21
B. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis
Teknologi Informasi..............................................................................22
1. Pengertian Bimbingan dan Koseling ..........................................................22
2. Program Bimbingan dan konseling..............................................................24
3. Layanan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif ......................25
4. Langkah-langkah Penyusunan Program BK ................................................27
5. Pengertian Teknologi Informasi ..................................................................29
6. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan/BK ..........................30
C. Program Pengembangan Kemampuan Mengelola Emosi dalam

PAGE \* MERGEFORMAT i
pengaturan diri.......................................................................................32
D. Penelitian Relevan.................................................................................41
E. Kerangka Pikir........................................................................................42
F. Hipotesis ................................................................................................43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................44
B. Jenis Penelitian.......................................................................................44
C. Desain penelitian....................................................................................45
D. Definisi Operasional Variabel...............................................................47
E. Populasi dan Sampel..............................................................................48
1. Populasi ........................................................................................................48
2. Sampel .........................................................................................................49
F. Jenis dan Sumber Data...........................................................................49
1. Jenis Data......................................................................................................49
2. Sumber Data.................................................................................................50
G. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................50
H. Teknik analisis Data...............................................................................51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian.....................................................................54
B. Deskripsi Pre-Tes Dan Post-Test Peserta Didik Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Perlakuan..............................................................54
C. Uji Analisis Data...................................................................................65
D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................69
B. Saran......................................................................................................70
KEPUSTAKAAN............................................................................................72
LAMPIRAN

PAGE \* MERGEFORMAT i
DAFTAR TEBEL

Halaman
Tebel 1. Pretes-Posttes Control Grup Design...................................................45
Tabel 2. Populasi Penelitian.............................................................................48
Tabel 3. Hasil Tes Awal (Pre-Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.....54
Tabel 4. Nilai Awal (Pre-Test) Kelompok Eksperimen...................................55
Tabel 5. Nilai Awal (Pre-Test) Kelompok Kontrol..........................................57
Tabel 6. Hasil Tes Akhir (Pre-Test) Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol....60
Tabel 7. Nilai Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen.................................61
Tabel 8. Nilai Akhir (Post-Test) Kelompok Kontrol........................................63
Tabel 10. Hasil Ancova Skor Self Regulations................................................65

PAGE \* MERGEFORMAT i
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.Sofware Microsoft Excel Office 2007.............................................33
Gambar 2. Tampilan Menu Utama...................................................................34
Gambar 3. Tampilan Identitas Sekolah............................................................35
Gambar 4. Tampilan Print Out Angket.............................................................35
Gambar 5. Tampilan Responden......................................................................36
Gambar 6. Tampilan Kunci Jawaban................................................................36
Gambar 7. Tampilan Analisis...........................................................................37
Gambar 8. Tampilan Rekapitulasi Dan Grafik.................................................38
Gambar 9. Tampilan Rancangan Program........................................................38
Gambar 10. Tampilan Rpl Materi Layanan......................................................39
Gambar 11. Kerangka Berpikir.........................................................................42
Gambar 12. Grafik Hasil Tes Awal ( Pre-Test) Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol................................................................35
Gambar 13. Grafik Nilai Awal (Pre-Test) Kelas Eksperimen..........................57
Gambar 14. Grafik Nilai Awal (Pre-Test) Kelas Kontrol.................................58
Gambar 15. Grafik Tes Akhir (Post-Test) Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol.......................................................................61
Gambar 16. Grafik Nilai Akhir (Post-Test) Kelas Eksperimen........................63
Gamabar 17. Grafik Nilai Akhir (Post-Test) Kelas Kontrol.............................65

PAGE \* MERGEFORMAT i
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keterangan Dari Kampus
2. Surat Izin Penelitian
3. Surat Balasan Dari Sekolah
4. Surat Peminjaman Angket Ske
5. Instrumen Kecerdasan Emosi Remaja Dalam Kemampuan Mengelola Emosi
6. Skor Tes Awal( Pre-Test) Kelompok Eksperimen
7. Skor Tes Awal( Pre-Test) Kelompok Kontrol
8. Skor Tes Akhir ( Post-Test) Kelompok Eksperimen
9. Skor Tes Akhir ( Post-Test) Kelompok Eksperimen
10. Hasil Skor Ancova self regulations
11. Dokumentasi
12. Materi Meningkatkan Self Regulation

PAGE \* MERGEFORMAT i
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman terus meningkat dari waktu ke waktu.

Terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan

tersebut menuntut manusia untuk lebih mengenal dan beradaptasi dengan

teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

dampak yang sangat besar dalam segala bidang kehidupan manusia

termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari proses pendewasaan manusia dan menempati proporsi

yang besar dalam perkembangan teknologi informasi, di sisi lain kemajuan

teknologi informasi bermanfaat bagi efektivitas pencapaian tujuannya. Di

era globalisasi ini, kehadiran teknologi Indonesia niscaya akan

menimbulkan masalah untuk membantu individu mempersiapkan diri

menghadapi tantangan era ini. Oleh karena, itu untuk menciptakan

generasi-generasi yang memiliki wawasan luas dan kreatif dalam berpikir

tentunya perlu dilakukan pengembangan, yaitu dilakukannya

pengembangan dalam jalur pendidikan.

Pendidikan merupakan suatu cara bagi seseorang dalam

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya melalui pembelajaran baik

secara formal maupun non formal. Menurut Siswoyo, dkk (2007:61)

pendidikan merupakan suatu proses komunikasi yang melibatkan

transformasi pengetahuan, nilai, dan keterampilan baik di dalam sekolah

maupun di luar sekolah, dan proses tersebut berlangsung seumur hidup.

1
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu merupakan cara yang dilakukan

untuk mengembangkan suatu potensi yang dimiliki oleh seseorang baik itu

dilakukan secara formal ataupun non formal. Selain itu pendidikan juga

bisa dilakukan untuk mengubah sikap individu atau tingkah laku individu

dengan cara melakukan suatu pengajaran dan pelatihan kepada individu

untuk bisa bersikap sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi pada masa sekarang ini dunia telah memasuki era revolusi industri

4.0 yang dimana teknologi makin canggih dan individu tidak terlalu baik

dalam berperilaku antara satu sama lain. Hal ini terlihat dimana individu

makin bersaing dalam kehidupan dan lebih mementingkan diri sendiri.

Di era revolusi industri 4.0 ini individu memang dituntut harus bisa

mengikuti perubahan dan perkembangan zaman terutama di bidang

teknologi informasi. Karena salah satu tanda dari era revolusi industri ini

yaitu perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih yang bisa

digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan manusia, akan

tetapi juga bisa penyebab manusia bermasalah. Selain itu di era revolusi

industri 4.0 ini ketidaksetaraan akan terjadi dikarenakan teknologi yang

bermunculan akan mengalihkan pekerjaan manusia. Tentunya akan

berdampak bagi manusia dalam hal pekerjaannya dimana manusia akan

digantikan dengan robot buatannya sendiri. Untuk itu untuk generasi

selanjutnya perlu mempersiapkan diri untuk dapat bersaing di bidang

teknologi ini, agar tidak tertinggal dan terpuruk.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Menurut Suryana (2019:83) kesuksesan sebuah negara dalam

menghadapi revolusi industri 4.0 berkaitan erat dengan bagaimana inovasi

yang dihasilkan oleh individu yang berkualitas. Jadi, dalam menghasilkan

individu yang inovatif maka diperlukan sarana dan prasana yang memadai

individu dalam menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif dan inovatif.

Karena di era revolusi industri 4.0 ini persaingan peserta didik sudah

sampai ke persaingan global, serta tantangan yang dihadapi cukup

menantang peserta didik dalam berproses. Namun satu hal yang perlu

diingatkan oleh peserta didik atau individu penerus bangsa yaitu harus

baik dalam bidang soft skill nya. Karena tidak hanya pengetahuan saja

yang diperlukan dalam pendidikan namun juga dengan sopan santun

kepada orang lain.

Menurut Saputra, dkk (2017:78) perkembangan teknologi

informasi merupakan suatu hasil dari ditandai semakin berkembangnya

pengetahuan yang dimiliki manusia yang bisa mendatangkan perubahan

dalam kehidupan manusia. Jadi teknologi informasi ini dapat memberikan

suatu keuntungan bagi manusia baik dalam menyelesaikan suatu

permasalahan, dalam pendidikan seperti menyelesaikan tugas sekolah

maupun dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi dibalik memudahkan

perkerjaan manusia tentunya juga ada memberikan pengaruh negatif

kepada manusia apabila tidak bisa mempersipkan diri secara matang dalam

perkembangan teknologi informasi ini. Dampak positif dari penggunaan

TI yaitu bisa memberikan kegunaan dalam membantu proses belajar


PAGE \* MERGEFORMAT 2

mengajar dan juga berpengaruh terhadap kecerdasan manusia. Terutama

peserta didik yang tinggal di sebuah pedesaan akan sangat bermanfaat jika

penggunaan TI digunakan. Lain halnya dengan dampak negatif dari

penggunaan TI yaitu penggunaan di luar batas yang bisa menyebabkan

permasalahan bagi peserta didik terutama remaja, dimana masih dalam

tahap pertumbuhan jadi gampang terpengaruh. Contohnya dalam

penyalahgunaan handphone, yaitu menggunakannya dalam batas waktu

yang tidak wajar dan melihat hal yang juga tidak wajar untuk disaksikan.

Agar individu tidak terjerumus ke hal yang negatif di era revolusi

industri ini, yaitu dalam pengembangan teknologi informasi tentunya perlu

persiapan diri individu untuk menghadapi persaingan ini dengan baik dan

matang. Namun untuk mencapai kondisi yang siap untuk menghadapi

persaingan ini tentunya tidak mudah, terutama untuk kalangan remaja.

Karena pada saat ini remaja kerap terlibat pergaulan bebas, narkoba,

tawuran dan hal negatif lainnya. Akan tetapi permasalah tersebut juga bisa

diatasi dengan kecerdasan emosi kepada peserta didik terutama remaja

dengan baik.

Menurut Saputra, dkk (2017:79) kecerdasan emosional adalah

suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memahami perasaan

diri sendiri, untuk berempati terhadap perasaan orang lain dan agar untuk

bisa mengatur emosi, yang secara bersamaan berperan dalam peningkatan

taraf hidup seseorang. Goleman yang dikutip Bliss, 1999 (Suryana,

2019:82) kecerdasan emosi didefinisikan sebagai suatu kesadaran diri, rasa


PAGE \* MERGEFORMAT 2

percaya diri, penguasaan diri, komitmen dan integritas dari seseorang,

serta kemampuan seseorang dalam mengkomunikasikan, mempengaruhi,

melakukan inisiatif perubahan dan menerimanya. Jadi dapat dikatakan

bahwa kecerdasan emosional ini sebagai suatu kecerdasan yang harus

dimiliki oleh seseorang bagaimana bisa memahami perasaan diri sendiri

dan orang lain dan bisa mengaturnya dalam kondisi apapun. Tidak semua

emosi itu ditunjukkan saat kita marah. Emosi juga terdapat bagian

positifnya. Seperti saat kita mendapatkan suatu penghargaan dan kita

merasa senang, hal tersebut sudah termasuk dalam memahami emosi.

Karena bisa menempatkan emosi bahagia dengan tepat. Namun tidak

sedikitnya pada zaman sekarang ini masih banyak yang tidak bisa

memahami baik itu perasaannya sendiri maupun orang lain. Selain itu di

dunia pendidikan sekarang, terkadang peserta didik masih terlibat dalam

kenakalan remaja, perkelahian antara temannya, saling tidak tegur sapa.

Bahkan di depan gurunya pun terkadang ada peserta didik yang masih

lemah dalam hal berperilaku. Dengan terjadinya hal seperti tersebut maka

perlunya peserta didik mendapatkan bagaimana dalam mengelola emosi

yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

pada tahap remaja, biasanya emosi yang terjadi belum stabil dan

teratur, dikarenakan masa remaja merupakan masa peralihan. Oleh karena

itu di masa remaja ini sangat rentan perkembangan emosi terjadi, seperti

meningginya emosi negatif pada diri remaja. Bahkan di masa remaja ini

sering terjadi pengambilan keputusan tanpa berpikir panjang dulu. Dan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

dengan emosi yang dimiliki oleh remaja ini sering terjadi dilampiaskan

dalam bentuk tindakan kekerasan. Karena itulah tindakan kekerasan yang

dilakukan oleh remaja sering disebut dengan kenakalan remaja. Untuk itu

sangat diperlukan pemahaman tentang emosi diberikan kepada peserta

didik umumnya yang masih usia remaja.

Menurut Goleman 2005 (Wijaya, 2019:241) aspek mengelola

emosi atau pengaturan diri ini merupakan kemampuan seseorang untuk

mengatur emosi yang dirasakannya sehingga dapat berdampak positif

terhadap kegiatan yang dilakukannya sehari-hari. Sejalan dengan itu,

Goleman 1999 (Sihombing 2018:18-20) membagi aspek-aspek

kemampuan mengelola emosi yaitu: 1) Mampu mengendalikan diri, 2)

Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya, 3) Menunjukkan sikap

bersungguh-sungguh, 4) Menunjukkan adaptabilitas, 5) Menunjukkan

inovasi. Jadi dapat dikatakan bahwa mengelola emosi ini merupakan

proses yang harus dilakukan oleh individu dalam mengatur emosinya agar

tidak berlebihan dan emosi yang terasa pada diri individu berdampak baik

terhadap kehidupan individu.

Menurut Winne (Lubis, 2015:108) Self Regulated Learning

merupakan kemampuan untuk memunculkan dan memonitor sendiri

pikiran, perasaan dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan. Jadi dalam

mengelola emosi seseorang perlu memahami dirinya sendiri, bagaimana

perasaannya baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, agar tujuan

yang ingin dicapai terwujud.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Pentingnya mengelola emosi terutama bagi remaja yaitu agar

individu bisa menjalani kehidupan yang penuh tantangan ini. Dimana

sedikitnya pada saat ini banyak peserta didik ataupun remaja yang kurang

paham akan mengatur diri. Hal itu juga dikarenakan kurangnya

pemahaman peserta didik akan tata tertib dan bertingkah laku. Apalagi

pada era revolusi industri ini, dimana teknologi sangat berperan penting

dalam kehidupan. Dan oleh sebab itu peserta didik ataupun manusia

lainnya dituntut untuk bisa menggunakan teknologi sesuai dengan fungsi

dan kegunaannya. Agar terhindar dari dampak negatif penggunaan

teknologi, individu bisa menggunakan teknologi tersebut sebagai media

dalam belajar. Agar proses proses pembelajaran semakin maju dan

menghasilkan generasi yang bermutu dan berwawasan.

Menurut Mustajab (2018:54) kemampuan dalam mengatur emosi

peserta didik memerlukan sebuah program bimbingan dan konseling yang

tepat untuk menumbuhkan pemahaman peserta didik akan kecerdasan

emosional. Dimana untuk kedepannya, kecerdasan emosional ini mampu

menghasilkan dampak positif bagi kemampuan peserta didik dalam

mengelola emosinya. Sehingga peserta didik mampu mengatasi serta

menyelesaikan berbagai macam permasalahan dengan damai, tidak dengan

pemikiran yang sesaat.

Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan pada kamis

tanggal 4 September 2022 di SMKN 2 padang, penulis menemukan bahwa

adanya peserta didik yang kurang paham akan kemampuan dalam


PAGE \* MERGEFORMAT 2

mengelola emosi, dan adanya peserta didik yang kurang peduli saat proses

belajar mengajar berlangsung serta belum adanya perasaan saling

menghargai antar peserta didik satu dengan lainnya. Hal ini terlihat saat

pembelajaran langsung banyak peserta didik yang tidak mengerjakan

tugas. Bahkan orang tua murid juga sering datang ke ruang BK dengan

permasalahan peserta didik yang sama yaitu tidak mengerjakan tugas dan

malas dalam belajar.

Setelah itu berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan

guru BK di SMKN 2 padang tersebut yaitu pada kamis tanggal 4

September 2022, maka penulis mendapatkan informasi bahwa umumnya

peserta didik masih labil dalam mengontrol emosinya. Ada sebagian

peserta didik yang memiliki perilaku kurang baik dalam lingkup

pergaulannya dan ada juga yang sudah bisa bergaul dengan baik dengan

lingkup teman sebayanya. Contohnya ada peserta didik yang masih

pendiam, ada yang terlalu emosian, ada yang cuek atau tidak peduli dan

ada juga yang masih gugup. Karena di SMKN 2 padang ini memiliki

beberapa jurusan, jadi masing-masing jurusan memiliki karakter dan

tingkat emosi yang berbeda-beda juga.

Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk

menguji efektivitas sebuah program pengembangan mengelola emosi

berbasis teknologi informasi. Dan sebagai bentuk pemanfaatan teknologi

dalam sebuah pembelajaran agar peserta didik tidak bosan dengan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

pembelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah atau manual

lainnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

maka penulis dapat memaparkan identifikasi permasalahan yang terjadi

yaitu:

1. Adanya peserta didik yang kurang paham akan kemampuan dalam

mengelola emosi

2. Adanya peserta didik yang kurang peduli saat proses belajar mengajar

berlangsung

3. Adanya peserta didik yang belum mempunyai perasaan saling

menghargai antar peserta didik satu dengan lainnya

4. Adanya peserta didik yang masih labil dalam mengontrol emosinya

5. Adanya peserta didik yang memiliki perilaku kurang baik dalam

lingkup pergaulannya

6. Belum adanya rancangan program layanan khusus untuk

pengembangan mengelola emosi peserta didik berbasis teknologi

informasi

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, dapat

ditentukan batasan masalah yaitu:

1. Kemampuan mengelola emosi sebelum dilakukan efektivitas

2. Kemampuan mengelola emosi sesudah dilakukan efektivitas


PAGE \* MERGEFORMAT 2

3. Efektivitas rancangan program pengembangan mengelola emosi

berbasis teknologi informasi (TI)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari batasan masalah yang telah diungkapkan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini: Apakah rancangan program

pengembangan mengelola emosi (self regulation) berbasis teknologi

informasi sebagai salah satu upaya penerapan revolusi industri 4.0

efektivitas meningkatkan kemampuan mengelola emosi peserta didik

SMKN 2 padang?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk :

1. Gambaran mengelola emosi peserta didik sebelum dan sesudah

diberikan rancangan program berbasis teknologi informasi dalam

mengelola emosi

2. Efektivitas program pengembangan mengelola emosi berbasis

teknologi informasi (TI)

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan

diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan

dan pengetahuan tentang bimbingan dan konseling untuk meningkatkan

perwujudan tugas remaja dalam mengelola emosinya.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah bagi:

a. Peserta didik

Peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengelola

emosinya, sehingga peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih

baik lagi, baik dalam lingkungan temannya maupun dalam keluarga.

b. Guru BK

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah khususnya saat merancang

program layanan pelaksanaan bimbingan dan konseling berbasis

teknologi informasi.

c. Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pada

layanan bimbingan dan konseling di sekolah

d. MGBK

Dapat menambah wawasan, metode dan model pembelajaran dalam

pelayanan dan pendidikan sesuai kebutuhan peserta didik terutama

dalam konseling serta mampu menguasai segala permasalahan dan

mengatasinya.

e. Pengawas bimbingan dan konseling


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Dapat menambah pengalaman dan memperkenalkan kepada guru

cara-cara yang baru yang lebih sesuai dalam melaksanakan suatu

proses bimbingan.

f. Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dan

berpengalaman dalam membuat program mengelola emosi orang

lain.

g. Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yaitu untuk menguji

keefektifan program layanan dalam mengelola emosi berbasis

teknologi informasi.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Mengelola Emosi

1. Pengertian Emosi

Emosi setiap orang mencerminkan bagaimana keadaan jiwanya,

yang bakal terlihat dalam bentuk yang berubah pada fisiknya. Oxford

English Dictionary (Goleman, 2007:411) Mendefinisikan emosi sebagai

setiap kegiatan atau pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang

hebat atau meluap-luap. Sedangkan menurut Hude (2006:18) Emosi adalah

suatu gejala psiko-fisiologis yang menimbulkan efek pada persepsi, sikap,

dan tingkah laku, serta diwujudkan dalam bentuk ekspresi tertentu.

Sedangkan Goleman 1995 (Helma, 2001:17) menjelaskan bahwa

emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan

biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Jadi, dapat dikatakan bahwa emosi adalah suatu keadaan biologis dan

psikologis yang merujuk pada perasaan, pikiran, sikap serta tingkah laku

yang diekspresikan secara berlebih-lebihan. Jadi, emosi dapat diartikan

sebagai reaksi terhadap situasi tertentu di dalam tubuh. Biasanya hal yang

berkaitan dengan aktivitas berfikir seseorang yaitu persepsi seseorang

dimana pun dia berada.

Menurut Goleman (2007:411) Emosi dapat digolongkan ke dalam

beberapa bagian yaitu diantaranya:

13
PAGE \* MERGEFORMAT 2

a) Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati,

terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali

ynag paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

b) Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri,

kesepian, ditolak, putus asa dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

c) Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut

sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut, sebagai

patologi, fobia dan panik.

d) Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur,

bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa

terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas

ujungnya, mania.

e) Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa

dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih.

f) Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

g) Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.

h) Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur

lebur.

Emosi dan perasaan yang dimiliki manusia dapat membuat

kehidupan manusia penuh dengan berbagai emosi dan perasaan. Tanpa

emosi, akan sulit bagi manusia untuk mencapai kehidupan terbaiknya. Jika

tidak ada emosi, manusia tidak akan menjadi manusia yang normal, karena

emosi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

manusia. Dengan berbagai macam bentuk emosi yang telah dijelaskan di

atas, manusia bisa mengekspresikan hal yang dirasakannya. Contohnya saat

seseorang mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, maka dia bisa

mengekspresikan emosinya dengan wujud bahagia dan senang.

2. Pengertian Mengelola Emosi / Pengaturan Diri

Menurut Goleman 2005 (Wijaya, 2019:241) pengaturan diri

merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur emosi yang

dirasakannya sehingga dapat berdampak positif terhadap kegiatan yang

dilakukannya sehari-hari. Menurut Gross dan Thomson (Irman, 2015:65)

pengaturan emosi merupakan suatu kemampuan untuk mengendalikan

emosi yang dialami dan mengekspresikan emosi tersebut secara baik, yaitu

bereaksi sesuai dengan sistem sosial yang berlaku. Jadi yang dimaksud

dengan pengaturan emosi diri yaitu kemampuan yang dimiliki oleh individu

dalam mengelola atau mengatur emosi yang sedang dialami oleh seseorang

tersebut, agar emosi yang dialami tidak mengganggu diri individu tersebut

dan orang lain.

Goleman 1995 (Helma, 2001:24) menjelaskan bahwa mengelola

emosi sama dengan seni menghibur diri sendiri. intinya bukan untuk

menjauhi perasaan yang tak menyenangkan agar selalu bahagia, namun

tidak membiarkan perasaan menderita berlangsung tak terkendali sehingga

menghapus suasana hati yang menyenangkan. Jadi, dapat diartikan bahwa

bukan untuk menjauhi emosi yang tidak menyenangkan agar bisa bahagia
PAGE \* MERGEFORMAT 2

selamanya, tapi jangan sampai emosi yang menyakitkan menyebar tak

terkendali, sehingga menghapus perasaan bahagia.

Kemampuan penanganan emosi bergantung pada kesadaran diri

untuk mencapai keseimbangan dalam diri sendiri atau pribadi. Emosi

berlebihan yang berlangsung terlalu lama dengan intensitas yang meningkat

dapat membuat tidak stabil emosi kita. Menjaga agar emosi yang

mengganggu tetap terkendali adalah kuncinya kesejahteraan emosional.

Orang yang kurang memiliki keterampilan manajemen emosional akan

terus menerus menahan perasaan sedih, cemas dan depresi. Adapun mereka

orang pintar dapat pulih lebih cepat dari kemerosotan dan penurunan

ekonomi pengalaman dalam hidup.

3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosi dalam Mengelola Emosi

Goleman (2007:57) membagi aspek kecerdasan emosional menjadi

5 bagian yaitu sebagai berikut:

a. Mengenali emosi diri

Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan

untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi, mengenali

emosi diri sendiri dan pengaruhnya, mengetahui kekuatan dan batasan

diri sendiri, keyakinan tentang harga diri dan kemampuan diri.

Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli

psikologi menyebutkan kesadaran seseorang akan emosinya sendiri

sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan

hal penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri.

b. Mengelola emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam

menangani emosi diri disetiap lingkungan yang dilaksanakan agar dapat

terungkap dengan tepat atau selaras. Kemampuan mengelola emosi

bergantung pada kesadaran diri, sehingga tercapai keseimbangan dalam

diri individu. Emosi berlebihan yang meningkat dengan intensitas

terlampau lama akan mempengaruhi kestabilan emosi kita. Menjaga

agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju

kesejahteraan emosi. Individu yang kurang kemampuannya dalam

keterampilan mengelola emosi akan terus-menerus bertarung melawan

perasaan sedih, cemas, dan murung. Sedangkan bagi mereka yang

pintar dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan

dan kejatuhan yang dialaminya dalam kehidupan.

c. Memotivasi diri sendiri

Motivasi merupakan dorongan individu untuk berbuat sesuatu

yang lebih baik. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi setiap

usaha serta kegiatan individu untuk mencapai tujuan yang

diinginkannya. Motivasi dihasilkan dari adanya sikap optimis.

Optimisme adalah suatu sikap yang menahan seseorang untuk tidak

terjerumus dalam sikap masa bodoh atau tidak acuh, keputusasaan, dan

depresi pada saat mengalami kekecewaan dan kesulitan hidup.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

d. Mengenali emosi orang lain

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain dapat juga

disebut dengan empati. Kunci untuk memahami emosi orang lain

adalah kemampuan untuk membaca pesan non verbal, seperti nada

bicara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Empati merupakan kesadaran

individu terhadap perasaan, kebutuhan, kepentingan orang lain,

merasakan yang dirasakan oleh orang lain, dapat menimbulkan

hubungan saling percaya, dan mampu menyelaraskan diri dengan

berbagai tipe individu. Individu yang empatik ditandai oleh mampunya

individu menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan

orang lain, cermat membaca situasi dan jaringan sosial, dan berinteraksi

dengan lancar. Individu tersebut juga memanfaatkan keterampilan ini

untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan

menyelesaikan perselisihan, serta untuk kerjasama dan bekerja dalam

tim.

e. Membina hubungan

Membina hubungan sangat erat kaitannya dengan kemampuan

individu untuk mengetahui perasaan orang lain dan bertindak dalam

mengelola emosi orang lain. Keterampilan dalam berkomunikasi

merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan.

Individu yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan

sukses dalam bidang apapun. Individu berhasil dalam pergaulan karena

mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Ramah tamah,


PAGE \* MERGEFORMAT 2

baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif

bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauh

mana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan

interpersonal yang dilakukannya.

Menurut Goleman 1999 (Sihombing 2018:18-20) aspek-aspek

kemampuan mengelola emosi terdiri dari beberapa aspek yaitu:

a. Mampu mengendalikan diri.

Individu yang mampu dalam mengendalikan emosinya akan

mampu untuk:

1) Mengelola dengan baik untuk menghadapi emosi yang

menekan individu dalam situasi yang buruk.

2) Tetap berpikir positif, teguh, dan tidak terpengaruh dalam

situasi apapun.

3) Tetap berfikir dengan bijaksana dan tetap fokus walaupun

dalam keadaan tertekan.

b. Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya.

Orang yang mampu mengelola emosinya dengan sifat yang

dapat dipercaya ini akan mampu untuk bertindak dengan etika yang

baik, membangun kepercayaan orang lain terhadap diri individu,

mengakui segala kesalahan yang diperbuat dan menegur orang lain

yang berperilaku tidak sesuai etis, dan berpegang teguh terhadap

prinsip diri.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

c. Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh.

Yaitu dengan memenuhi komitmen dengan melakukan

sesuatu yang telah menjadi janjinya, berfokus untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan, cermat dan teliti dalam bekerja.

d. Menunjukkan adaptabilitas

Yaitu kemampuan menyesuaikan diri pada berbagai situasi.

Seperti mampu menghadapi sesuatu yang datang secara mendadak,

siap mengubah tanggapan untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan, dan luwes memandang situasi.

e. Menunjukkan inovasi

Yaitu kemampuan terbuka terhadap perubahan. Yaitu

seperti selalu mencari wawasan baru untuk dijadikan sumber,

menciptakan gagasan baru dan berani mengubah wawasan.

Sejalan dengan itu, Thompson 1994 (Umasugi, 2013:08)

membagi aspek-aspek regulasi emosi menjadi beberapa macam, yaitu:

a) Kemampuan memonitor emosi (emotions monitoring) yaitu

kemampuan individu untuk menyadari dan memahami keseluruhan

proses yang terjadi di dalam dirinya, perasaannya, pikirannya dan

latar belakang dari tindakannya. Jadi dalam memonitor emosi ini

individu harus bisa memahami dan menyadari setiap hal yang

terjadi dalam dirinya, agar individu bisa mengatasi terjadinya emosi

yang negatif.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

b) Kemampuan mengevaluasi emosi (emotions evaluating) yaitu

kemampuan individu untuk mengelola dan menyeimbangkan

emosi-emosi yang dialaminya. Kemampuan untuk mengelola emosi

khususnya emosi negatif seperti kemarahan, kesedihan, kecewa,

dendam dan benci akan membuat individu tidak terbawa dan

terpengaruh secara mendalam yang dapat mengakibatkan individu

tidak dapat berfikir secara rasional.

c) Kemampuan memodifikasi emosi (emotions modification) yaitu

kemampuan individu untuk merubah emosi sedemikian rupa

sehingga mampu memotivasi diri terutama ketika individu berada

dalam keadaan putus asa, cemas dan marah. Kemampuan ini

membuat individu mampu bertahan dalam masalah yang sedang

dihadapinya.

4. Upaya Guru BK untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi

Upaya yang dapat dilakukan oleh guru BK untuk meningkatkan

kemampuan individu dalam mengelola emosi yaitu, dapat melakukan

langkah-langkah mengelola emosi yaitu dengan menggunakan pendekatan

cognitive behavioral, cara tersebut dijelaskan oleh Feindler 2006 (Fitriyani,

2018:149), adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru BK

yaitu:

a. Mempersiapkan perubahan dengan melakukan pendekatan wawancara

motivasi dan sesi review kemarahan yang dilakukan oleh peserta didik.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

b. Melakukan cara perubahan spesifik dengan melakukan teknik

penghindaran atau pelarian diri, mengelola gairah fisik dan membangun

keterampilan pemecahan masalah sosial.

c. Membantu klien atau peserta didik menerima dan menyesuaikan diri

dengan situasi apapun.

d. Mempertahankan perubahan dan mempersiapkan kemarahan muncul

kembali.

B. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Teknologi

Informasi

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Menurut Moegiadi 1970 (Winkel dan Hastuti, 2004:29) Bimbingan

bisa berarti:

a. Suatu usaha untuk membekali individu dengan pengetahuan,

pengalaman dan informasi tentang dirinya

b. Suatu cara untuk memberikan bantuan atau bantuan kepada individu

untuk secara efektif memahami dan menggunakan semua kesempatan

yang mereka miliki untuk pengembangan pribadi.

c. Layanan kepada individu yang memungkinkan mereka untuk membuat

pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan membuat rencana realistis

sehingga mereka dapat beradaptasi secara memuaskan dengan

lingkungan tempat mereka tinggal.

d. Proses pemberian bantuan atau bantuan kepada individu, termasuk

memahami diri sendiri, mengaitkan pemahamannya dengan lingkungan,


PAGE \* MERGEFORMAT 2

memilih, menentukan dan menyusun rencana berdasarkan konsep dan

kebutuhan lingkungannya sendiri.

Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan

yaitu proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh guru BK atau konselor

kepada seseorang atau individu agar dapat mengembangkan kemampuan

dan pemahaman dirinya dan menentukan arah tujuan berdasarkan

kebutuhannya.

Sedangkan yang dimaksud dengan konseling menurut Robinson

(Daryanto, 2015:04) yaitu merupakan semua bentuk hubungan antara dua

orang dimana seorang klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri

secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Jadi yang

dimaksud dengan konseling yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor

kepada seorang klien agar klien tersebut bisa mengatasi suatu permasalahan

yang mengganggu diri individu tersebut untuk dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungannya.

Dari kedua pengertian bimbingan dan konseling tersebut, maka

yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling yaitu suatu proses

pemberian bimbingan dan bantuan kepada klien atau peserta didik yang

dilakukan oleh guru BK atau konselor dengan tujuan untuk mengentas kan

permasalahan yang dialami oleh peserta didik baik di sekolah, maupun di

lingkungan tempat tinggal klien.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

2. Program Bimbingan dan Konseling

Menurut Anshari (2019:67) program bimbingan dan konseling

sekolah merupakan serangkaian rencana aktivitas layanan bimbingan dan

konseling di sekolah, yang selanjutnya akan menjadi pedoman bagi setiap

personel dalam pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.

Menurut Daryanto (2015:46) ada lima jenis program layanan

bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:

a. Program tahunan

Yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi

keseluruhan kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-masing

kelas belajar pada satuan pendidikan.

b. Program semesteran

Yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang meliputi

keseluruhan kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran

program tahunan

c. Program bulanan

Yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi

keseluruhan kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran dari

program semesteran.

d. Program mingguan

Yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling meliputi

keseluruhan kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran dari

program bulanan
PAGE \* MERGEFORMAT 2

e. Program harian

Yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan

pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan

jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan atau

rencana program layanan atau satuan kegiatan pendukung atau rencana

kegiatan pendukung pelayanan bimbingan dan konseling.

3. Layanan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Menurut Hidayat (2019:122) bimbingan dan konseling

komprehensif dirancang untuk merespon berbagai persoalan yang dihadapi

oleh konselor setting sekolah. Bimbingan dan konseling komprehensif

merupakan upaya perbaikan dan pengembangan dari model bimbingan dan

konseling yang telah dikembangkan sebelumnya. Model bimbingan dan

konseling komprehensif menuntut perubahan paradigma berpikir konselor,

baik posisi maupun kinerja konselor. Sedangkan Rumayati (2018:241)

menjelaskan bimbingan dan konseling komprehensif adalah pelaksanaan

layanan yang diberikan kepada siswa dengan ke empat program layanan

dan bidang bimbingan dengan proposi dan alokasi waktu yang ditentukan

sesuai dengan tugas perkembangan siswa dengan tujuan untuk mengatasi

persoalan-persoalan yang dihadapi siswa di sekolah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan

dan konseling komprehensif yaitu proses pelaksanaan bimbingan dan

konseling yang dilakukan oleh guru BK dengan pelaksanaan layanan dan

bidang bimbingan yang menuntut perubahan dalam perkembangan peserta


PAGE \* MERGEFORMAT 2

didik dengan tujuan agar peserta didik dapat mengatasi permasalahan yang

dialaminya dengan baik dan benar.

Bower dan Hatch 2002 (Hidayat, 2019:126) model bimbingan dan

konseling komprehensif memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki cakupan layanan yang komprehensif

b. Memiliki desain yang berlandaskan pada nilai-nilai preventif

c. Memiliki bentuk yang bersifat perkembangan

d. Berpusat pada siswa

e. Dilaksanakan secara kolaboratif

f. Didukung oleh data

g. Terintegrasi pada keseluruhan program sekolah.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional 2007 (Putri, 2019:40)

komponen program bimbingan dan konseling ada beberapa komponen

yaitu:

a. Layanan Dasar

Layanan dasar adalah sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh

konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara

klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam

mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan

tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar

kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan

kemampuan memilih dan mengambil keputusan dan menjalani

kehidupannya.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

b. Layanan Perencanaan individual

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar

mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan

perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan

kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan

yang tersedia di lingkungannya.

c. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang

menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan

dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu menimbulkan gangguan

dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan

manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan

komunikasi) dan pengembangan kemampuan profesional konselor

secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan

kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli

4. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling

Menurut Anni (2012:97) penyusunan program dalam kegiatan

bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk dalam kegiatan

manajemen, dan manajemen merupakan semua aktivitas yang mengarah

pada tujuan dan pencapaian nya dengan memperhatikan kualitas. Untuk


PAGE \* MERGEFORMAT 2

mendapatkan hasil yang berkualitas dalam penyusunan program, maka

harus memperhatikan bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan

program tersebut, sehingga capaian program yang dirancang dapat

mengembangkan kompetensi siswa secara utuh.

Ada beberapa karakteristik dalam penyusunan program bimbingan

dan konseling yaitu sebagaimana pendapat Reedwan (2008) dan Miller

(1978) (Anni, 2012:98) yaitu sebagai berikut:

a. Penyusunan program harus didasarkan pada analisis kebutuhan objek

sasaran.

b. Pemenuhan alat perlengkapan secara memadai.

c. Program BK mudah diimplementasikan, sehingga memuat strategi dan

taktik.

d. Program BK mudah untuk dilakukan evaluasi dan monitoring.

e. Pelaksanaan program BK bersifat fleksibel dan mudah beradaptasi

dengan lingkungan dan kondisi waktu.

f. Menciptakan suasana kerja sama

g. Program BK didasarkan pada hasil yang akan diperoleh.

h. Program BK memastikan keseimbangan dalam layanan nya.

Dasar utama dalam penyusunan program bimbingan dan konseling

adalah mempersiapkan kursus di bidang pembinaan dan memenuhi semua

kebutuhan tujuan program yang dapat mengoptimalkan kemampuan belajar

setiap peserta didik.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

5. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut Darmawan (2012:21) teknologi informasi merupakan suatu

ilmu yang diperlukan untuk mengolah informasi agar informasi tesebut

dapat dicari dengan mudah dan akurat. Menurut Triyono dan Rahmi

(2018:78) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang dapat

membantu individu dal am melakukan tugas-tugasnya, dan teknologi

informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (memproses dan

menyimpan) melainkan juga mencakup mengirimkan informasi kepada

peserta didik.

Sedangkan Makmur (2019:65) menjelaskan teknologi informasi

yaitu meliputi perangkat keras dan perangkat lunak yang melakukan satu

atau lebih tugas pemprosesan data, seperti menangkap, mentransmisikan,

menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data, semua

jenis teknologi yang dapat memproses atau mengirim informasi dalam

bentuk elektronik, seperangkat alat yang bermanfaat menyelenggarakan

tugas-tugas yang berkaitan dengan pengolahan data, informasi dan

komunikasi, serta pemecahan masalah, mengembangkan kreativitas dan

meningkatkan efisiensi kerja.

Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi

informasi yaitu suatu ilmu dan alat yang dapat memudahkan individu dalam

mengolah informasi, mencari informasi dan membantu individu dalam

mengerjakan, mengembangkan serta mengirimkan tugas-tugasnya.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

6. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan/BK

Menurut Budiman (2017:34) kemajuan ilmu dan teknologi informasi

telah banyak mengubah cara pandang dan gaya hidup masyarakat Indonesia

dalam menjalankan aktivitas dan kegiatannya. Sedangkan menurut Martin,

1999 (Husaini, 2014:03) teknologi informasi tidak terbatas pada teknologi

komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan

untuk memproses dan menyimpan informasi, tetapi juga mencakup

teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirim atau menyebarkan

informasi. Jadi berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

teknologi informasi secara sederhana dapat dikatakan sebagai ilmu yang

diperlukan untuk mengelola informasi agar informasi dapat dengan mudah

dicari atau ditemukan kembali.

Menurut Thompson 1991 (Jin, 2003:03) pemanfaatan teknologi

informasi merupakan manfaat yang diharapkan dari para pengguna sistem

informasi dalam menjalankan tugasnya yang diukur berdasarkan intensitas

penggunaan, frekuensi penggunaan, dan jumlah aplikasi atau perangkat

lunak yang digunakan. Keberadaan dan peranan teknologi informasi dalam

sistem pendidikan telah membawa era baru perkembangan dunia

pendidikan, tetapi perkembangan tersebut belum diimbangi dengan

peningkatan sumber daya manusia yang menentukan keberhasilan dunia

pendidikan di Indonesia pada umumnya. Jadi, dengan adanya


PAGE \* MERGEFORMAT 2

perkembangan teknologi dan informasi dalam dalam dunia pendidikan,

maka di saat itu pula sudah dimungkinkan untuk melakukan proses

pembelajaran dengan jarak jauh. Contohnya seperti saat masa sekarang ini

pembelajaran dilakukan dengan daring, melalui media online seperti zoom,

class room, google meet dan media online lainnya.

Menurut Husaini (2014:03) dalam rangka pemanfaatan teknologi

informasi dalam proses pendidikan dapat dilakukan beberapa langkah

pengembangan, antara lain:

a. Merancang dan membuat aplikasi database, menyimpan dan mengelola

data dan informasi akademik, termasuk sistem perkuliahan, sistem

evaluasi, informasi mata kuliah, manajemen pendidikan, dan materi

pembelajaran.

b. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, jaringan,

dan multimedia interaktif, termasuk aplikasi tutorial dan perangkat

pembelajaran.

c. Mengoptimalkan penggunaan TV pendidikan sebagai materi yang kaya

untuk peningkatan kualitas pendidikan.

d. Sistem diimplementasikan secara bertahap dari ruang lingkup yang lebih

kecil ke ruang lingkup yang lebih besar, sehingga mendorong

pengelolaan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses

penyelenggaraan pendidikan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

C. Program Pengembangan Kemampuan Mengelola Emosi dalam

pengaturan diri

Rancangan program layanan mengelola emosi (self regulation) remaja

telah melalui beberapa tahapan. Tahapan penelitian dan perancangan program

berbasis TI ini meliputi tahap potensi dan masalah, pengumpulan data, desain

produk, validasi desain, dan revisi desain.

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah merupakan langkah awal bagi peneliti untuk

mempelajari rancangan program layanan dalam mengelola emosi diri

remaja (self regulation) untuk mengidentifikasi pengaturan emosi

berbasis komputer. pada langkah ini peneliti mengamati peserta didik dan

mewawancarai guru BK mengenai pengelolaan emosi diri peserta didik.

Hal ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis fakta dan

permasalahan yang terjadi di lapangan.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru BK di SMK N 1

Sintuk Toboh Gadang ini, maka hasil yang diperoleh yaitu bahwa adanya

peserta didik yang belum mampu memahami mengelola emosi dirinya.

Adanya peserta didik yang kurang peduli saat proses belajar mengajar

berlangsung. Adanya peserta didik yang mudah mengeluarkan amarah

kepada temannya, adanya peserta didik yang mengejek antara satu sama

lain dalam lingkup pertemanan. Dan belum adanya rancangan program

layanan khusus untuk pengembangan mengelola emosi peserta didik

berbasis teknologi informasi. Oleh karena itu peneliti akan merancang


PAGE \* MERGEFORMAT 2

sebuah program layanan berbasis TI dengan menggunakan microsoft

excel.

2. Desain Produk

Desain produk merupakan tahap selanjutnya dari perancangan

program kecerdasan emosional remaja dalam mengelola emosi berbasis

komputerisasi. Berikut ini persiapan software yang diperlukan untuk

membuat desain aplikasi yang diperlukan untuk merancang program

layanan kecerdasan emosi peserta didik dalam mengelola emosi diri

berbasis komputerisasi:

a) Software Microsoft Excel Office 2007

Software Microsoft Excel merupakan aplikasi yang digunakan dalam

membuat rancangan program kecerdasan emosi dalam mengelola

emosi diri peserta didik berbasis komputerisasi.

Adapun bentuk tampilannya seperti yang ditunjukkan pada gambar di

bawah ini:

Gambar 1. Software Microsoft Excel Office 2007


PAGE \* MERGEFORMAT 2

b) Tampilan Menu Utama

Menu utama merupakan menu yang menampilkan beberapa fitur atau

pilihan yang tersedia dalam aplikasi. Adapun bentuk pilihannya

seperti data sekolah, tampilan responden, analisis, kunci jawaban, dan

tombol untuk tampilan program, dan grafik.

Adapun bentuk tampilan menu utama seperti yang ditunjukkan pada

gambar berikut ini:

Gambar 2. Tampilan Menu Utama

c) Tampilan Identitas Sekolah

Tampilan identitas sekolah adalah tampilan yang berisi form untuk

mengisi data sekolah. Adapun bentuk tampilan identitas sekolah

seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini:


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 3. Tampilan Identitas Sekolah

d) Tampilan print out angket

Tampilan print out angket adalah sebuah tampilan yang berisi lembar

angket yang akan di print dan disebarkan sesuai jumlah peserta didik

atau responden. Berikut tampilannya:

Gambar 4. Tampilan Print Out Angket


PAGE \* MERGEFORMAT 2

e) Tampilan Responden

Tampilan responden merupakan tampilan yang berisi angket yang

telah dientrikan berdasarkan pengisian angket peserta didik. Adapun

bentuk tampilannya sebagai berikut:

Gambar 5. Tampilan Responden

f) Tampilan kunci jawaban

Tampilan kunci jawaban merupakan tampilan yang berisi skor setiap

butir angket yang ada pada tampilan responden. Berikut tampilannya:

Gambar 6. Tampilan Kunci jawaban

g) Tampilan analisis
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Tampilan analisis merupakan tampilan yang berisi tentang hasil dari

data yang telah didapat dari tampilan pengisian responden. Adapun

bentuk tampilannya sebagai berikut:

Gambar 7. Tampilan Analisis

h) Tampilan rekapitulasi dan grafik

Tampilan rekapitulasi dan grafik merupakan sebuah tampilan yang

berisi rekapitulasi data dan grafik yang dihasilkan dari data jawaban

responden yang telah diproses di tampilan analisis. Berikut

tampilannya:
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Gambar 8. Tampilan Rekapitulasi dan Grafik

i) Tampilan Rancangan program

Tampilan rancangan program merupakan tampilan yang berisi sebuah

rancangan program, RPL (Rencana Pelaksanaan Layanan), serta

materi yang dihasilkan dari rekapitulasi dan grafik yang telah olah.

Berikut ini tampilannya:

Gambar 9. tampialan Rancangan Program

Gambar 10. Tampilan RPL Materi Layanan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengelola

emosi diri tersebut diperlukan beberapa layanan agar proses yang dilakukan

dapat berjalan dengan jalan. Adapun jenis layanan bimbingan dan konseling

yang digunakan dalam rancangan program ini yaitu:

1. Layanan Klasikal

Menurut Mukhtar, dkk (2016:07) Layanan bimbingan klasikal

merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan

untuk mewajibkan konselor melakukan kontak langsung dengan siswa

secara rutin, dalam bentuk kegiatan diskusi kelas, tanya jawab, praktik

langsung, dan lain sebagainya dengan tujuan agar peserta didik dapat aktif

berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut. jadi dapat disimpulkan bahwa

layanan bimbingan klasikal merupakan layanan bimbingan yang

diberikan kepada siswa di beberapa kelas dalam satu layanan bimbingan

yang diberikan oleh seorang guru/konselor kepada siswa dalam satu

kelas.

Adapun rencana materi yang akan diberikan dalam pelaksanaan

layanan klasikal yaitu mengenai cara mengatur emosi diri peserta didik,

tata cara berkomunikasi yang efektif, meningkatkan kejujuran, sikap

bersungguh-sungguh, tata cara beretika dalam pergaulan, pengendalian

diri, dan menumbuhkan sikap bertanggung jawab.

2. Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno 2004 (Alamri 2015:02) layanan bimbingan

kelompok merupakan proses penggunaan kekuatan kelompok untuk


PAGE \* MERGEFORMAT 2

memberikan informasi dan bantuan kepada sekelompok orang untuk

mencapai tujuan tertentu. Layanan bimbingan dan kelompok yang

diberikan dalam suasana kelompok juga dapat digunakan sebagai media

penyampaian informasi dan membantu peserta didik menyusun rencana

untuk mengambil keputusan yang tepat, sehingga berdampak positif bagi

siswa yang dapat mengubah perilaku menyimpangnya di kemudian hari.

Selain itu, jika dinamika kelompok dapat diwujudkan dengan baik, maka

anggota kelompok akan saling membantu, menerima dan berempati

dengan tulus.

Adapun rencana materi yang akan diberikan dalam pelaksanaan

layanan bimbingan kelompok ini yaitu cara agar peserta didik mampu

untuk mengatur waktu dalam belajar.

3. Layanan konseling kelompok dan konseling individual

Ramli, dkk (2017:14) menjelaskan bahwa melalui konseling baik

individual maupun kelompok sesuai dengan kebutuhan, konseli dibantu

untuk mengidentifikasi masalah yang sedang dialami hingga dapat

menemukan solusi yang tepat untuk memecahkan masalahnya. Berbagai

model dan teknik dalam konseling dapat digunakan oleh konselor.

Jadi dapat dikatakan bahwa dalam konseling individual

diselenggarakan oleh konselor untuk klien dalam rangka meringankan

masalah pribadi klien. Dan dilaksanakan secara pribadi antara konselor

dengan klien. Sedangkan konseling kelompok merupakan proses layanan


PAGE \* MERGEFORMAT 2

konseling yang dilakukan dengan dinamika kelompok dengan membahas

masalah antar pribadi klien.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan dalam penelitian ini yaitu hasil penelitian dari Aini

(2021) yang berjudul “Rancangan Program Pengembangan Mengelola Emosi

(Self Regulation) Berbasis Teknologi Informasi Sebagai Salah Satu Upaya

Penerapan Revolusi Industri 4.0 (Studi pada Peserta Didik di Kelas XI TBSM

SMKN 1 Sintuk Toboh Gadang)”. Menunjukkan bahwa penelitian ini

membuat sebuah rancangan program pengembangan mengelola Emosi

berbasis TI sebagai salah satu upaya penerapan revolusi industri 4.0.

Penelitian pada penelitian ini selanjutnya melakukan eksperimen terhadap

rancangan program tersebut untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah

dalam rancangan program diaplikasikan. Terdapat 3 hal berbeda yang

membedakan antara penelitian saya dengan penelitian sebelumnya yang

pertama ditinjau dari 3 lokasi study yang dimana tentu saja memiliki

karakteristik yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yang kedua di liat

subjek penelitian dimana pada penelitian sebelumnya menggunakan populasi

A dan saat ini saya populasi B dengan teknik sampling yang berbeda.

E. Kerangka Pikir

Agar penelitian ini lebih terarah sesuai dengan tujuan yang diinginkan,

maka peneliti mencoba untuk membuat kerangka pikir yang dapat menuntun

pemikiran peneliti dalam mengembangkan kegiatan pengungkapan penelitian

ini, yaitu sebagai berikut:


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Peserta Didik

Mengelola emosi
(Self Regulation)

Tinggi Rendah

Rancangan Program Peningkatan


Mengelola Emosi Berbasis
Teknologi Informasi

Efektivitas Program Pengembangan


Mengelola Emosi Berbasis IT

Gambar 11. Kerangka Pikir

Keterangan:

Berdasarkan gambar kerangka pikir di atas, penelitian ini akan melihat

bagaimana rancangan program pengembangan mengelola emosi (self

regulation) berbasis teknologi sebagai salah satu upaya penerapan revolusi

industri 4.0 di SMKN 2 padang efektivitas meningkatkan mengelola emosi

peserta didik.

F. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Itulah yang disebut hipotesis. Jadi

hipotesis adalah pernyataan bisa diuji kebenarannya dan bisa yang menjadi
PAGE \* MERGEFORMAT 2

solusi atau jawaban suatu masalah. (Sugiyono, 2014:163). Berdasarkan latar

belakang masalah, teori dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka

hipotesis penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah “Rancangan program

pengembangan (Self Regulation) berbasis Teknologi Informasi Meningkatkan

Kemampuan Mengenal Emosi Peserta Didik di SMKN 2 padang” Adapun

rumusan uji hipotesis nya adalah:

Ha = Terdapat peningkatan signifikan kemampuan mengenal emosi sebelum

dan sesudah menggunakan rancangan program self regulation berbasis

teknologi informasi

Ho = Tidak terdapat pengurangan signifikan kemampuan mengenal emosi

sebelum dan sesudah menggunakan rancangan program self regulation

berbasis teknologi informasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 di SMKN 2

padang. Alasan peneliti memilih di SMKN 2 padang tersebut yaitu karena

adanya permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan emosi

yang terjadi di sekolah tersebut.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen. Berdasarkan permasalahannya, maka peneliti

menggunakan metode penelitian eksperimen yang intinya untuk mengukur


PAGE \* MERGEFORMAT 2

efektivitas rancangan program pengembangan mengelola emosi (self

regulation) berbasis TI untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi

peserta didik. Menurut Arikunto (2010;9) penelitian eksperimen merupakan

suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua

faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau

mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.

Menurut Sugiyono (2011;80) metode penelitian eksperimen adalah

metode yang dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali kan. Menurut Noor (2011:41)

penelitian eksperimen merupakan metode sistematis guna membangun

hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat, penelitian yang

menggunakan pendekatan kuantitatif.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa


44
penelitian eksperimen ini ialah untuk mencari sebab akibat hubungan kausal

antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan, juga merupakan metode

sistematis yang mengandung fenomena sebab akibat.

C. Desain Penelitian

Supaya penelitian ini terarah menggunakan tujuan penelitian maka

peneliti mencoba untuk membuat desain penelitian sebagai berikut:

Menurut Sugiyono (2013:113) bahwa Pretest-Posttest Control Group

Design terdapat dua grup yang dipilih secara acak, lalu diberi pretest buat

mengetahui keadaan awal adakah disparitas antara grup eksperimen dan grup

kontrol”. Pengaruh perlakuan dalam desain ini merupakan (O2 – O1) – (O4 –
PAGE \* MERGEFORMAT 2

O3). Mengenai desain ini Sugiyono (2013:112) mendeskripsikan menjadi

berikut :

Desain penelitian ini melibatkan dua grup subjek yaitu grup

eksperimen yang diberikan perlakuan dan grup kontrol. Adapun prosedur

kedua grup tadi tersebut digambarkan menjadi berikut::

Tabel 1. Pretes-Posttes Control Grup Design

Group Pre Test Treatment Post Test

Eksperimen E1 X E2

Kontrol K1 K2

Keterangan:

E1 : Pre test yang dilaksanakan dalam kelompok eksperimen

K1 : Pre test yang dilaksanakan dalam kelompok kontrol

X : Perlakuan berupa program pengembangan self regulation berbasis TI

yang dilaksanakan pada grup eksperimen

E2 : Post test yang dilaksanakan dalam grup eksperimen

K2 : Post test yang dilaksanakan dalam grup kontrol.

Secara ringkas termin- termin yang dilakukan pada penelitian ini:

1. Tahap Pra Eksperimen

Sebelum memberikan percobaan (eksperimen), kedua kelas (grup

eksperimen dan grup kontrol) di kasih tes awal atau pre-test,

menggunakan tujuan buat melihat situasi ke-2 kelas tadi sebelum


PAGE \* MERGEFORMAT 2

diberikan percobaan. Jika sesudah dilakukan tes awal, disparitas yang

dimiliki sang kedua kelas ini nir jauh berbeda, maka akan dilanjutkan

pada tahap selanjutnya, yaitu pemberian perlakuan (eksperimen).

2. Tahap Perlakuan (Eksperimen)

pada termin ini, pemberian perlakuan (treatment) dalam grup

eksperimen sinkron menggunakan perlakuan yang sudah direncanakan

sebelumnya, sedangkan grup kontrol nir diberikan perlakuan. Perlakuan

yang diberikan berupa pemberian acara layanan bimbingan dan

konseling untuk meningkatkan self regulation berbasis teknologi

informasi.

Pemberian program bimbingan dan konseling yang diberikan berupa

pelayanan klasikal dengan bidang pribadi, belajar, dan sosial. Peneliti

memberikan layanan klasikal sebesar tiga kali rendezvous menggunakan

masing- masing waktunya tiga jam pelajaran (3x45 menit). Pemberian

layanan klasikal memakai media zoom meeting dan whatsapp group.

3. Tahap Pasca Eksperimen

Dalam termin ini, peneliti kembali melakukan uji yang kedua, yaitu

uji akhir atau post-test. Uji akhir ini dilakukan buat melihat seberapa

banyak impak penaruhan percobaan pada grup eksperimen. Uji akhir ini

diberikan pada grup eksperimen dan grup kontrol. Output uji akhir

(post-test) disandingkan menggunakan output tes yang diperoleh ketika

hasil tes pertama (pre-test).

D. Definisi Operasional Variabel


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Antisipasi kesalahpahaman dalam definisi operasional yang

digunakan peneliti ini dimaksud untuk menghindari salah penafsiran dan

pengertian. Maka peneliti menjelaskan definisi operasional dari variabel

peneliti, yaitu efektivitas rancangan program pengembangan mengelola emosi

(self regulation) berbasis teknologi informasi meningkatkan kemampuan

mengelola emosi. Hal tersebut meliputi: 1) Mampu mengendalikan diri, 2)

Menunjukkan sifat yang dapat dipercaya, 3) Menunjukkan sikap bersungguh-

sungguh, 4) Menunjukkan adaptabilitas, 5) Menunjukkan inovasi.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010:173) “populasi merupakan keseluruhan

objek peneliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi”.

Menurut Sugiyono (2007:90) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan nya. Populasi merupakan keseluruhan dari objek dan

subjek yang akan diteliti dan dipelajari akan tetapi meliputi keseluruhan dari

seluruh karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh suatu objek dan subjek

sesuai dengan peneliti yang telah dilakukan di SMKN 2 padang.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Berdasarkan penjelasan dan pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwasanya populasi dalam penelitian ini ialah satu kelas yang dapat

dijadikan populasi yaitu kelas XI dengan jumlah peserta didik 70 orang.

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI di SMKN 2 padang.

Populasi penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Populasi siswa kelas XI di SMKN 2 padang

No Kelas Jumlah siswa

1 XI BDP 3 (DIGITAL)XI RPL 35 orang


2 XI RPL 35 orang
Jumlah keseluruhan 70 orang
Sumber: Tata Usaha SMN 2 padang T.A 2022/2023

2. Sampel

Menurut Arikunto (2013:174) sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Sampel digunakan sebagai pertimbangan untuk fokus

pada sebagian populasi, sampel dalam penelitian merupakan langkah awal

dalam keberhasilan peneliti karena pemilihan sampel yang dilakukan

dengan tidak benar akan memberikan penelitian yang tidak benar.

Menurut Sugiyono (2014:124) total sampling adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, total

sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan populasi, sampel pada penelitian ini diambil seluruh total populasi

dikarenakan total keseluruhan populasi tidak lebih dari 100.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Berdasarkan penjelasan yang ada, maka peneliti mengambil sampel

yang akan diteliti dengan menggunakan teknik total sampling karena teknik

pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Maka

total sampel yang akan digunakan pada penelitian ini sebanyak 70 orang

yang memiliki permasalahan dalam motivasi diri peserta didik. Menurut

Hermawan (2019:62) Sampel adalah bagian dari suatu subjek atau objek

yang mewakili populasi.

F. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data interval.

Menurut Bungin (2005:131) Data interval adalah data yang menggunakan

jarak atau interval serta jarak yang berdekatan, sama, dan serupa. Jadi data

yang akan penulis interval kan adalah data mengenai kecerdasan dalam

mengelola emosi di SMKN 2 padang.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini merupakan sumber data primer dan

sekunder, Bungin (2005:132) mengemukakan bahwa:

a. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi peneliti atau objek peneliti.

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau

sumber sekunder data yang kita butuhkan.

Jadi sesuai tujuan peneliti dalam melaksanakan penelitian yaitu dalam

bentuk data primer dan sekunder. Data primer yang diperoleh dari peserta
PAGE \* MERGEFORMAT 2

didik, mengelola emosi dari peserta didik kelas XI di SMKN 2 padang.

Sedangkan data sekunder data yang diperoleh dari guru BK di XI di

SMKN 2 padang tempat penulis melakukan penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik yang penulis lakukan dalam pengumpulan

data yaitu dengan angket. Bungin (2005:133) angket merupakan angket desain

sebaik mungkin untuk menyimpan data mengenai peristiwa yang dialami oleh

respond sendiri, selanjutnya seluruh alternatif jawaban yang akan dijawab

respond sudah tersedia dalam angket yang telah diberikan peneliti. Tata cara

pengisian angket yaitu respond diharapkan membaca dan memahami isi

angket, serta angket yang akan diisi sesuai dengan keadaan yang dialami

sesungguhnya oleh respond.

Angket tertutup adalah angket yang menyediakan alternatif jawaban

pertanyaan atau pernyataan yang diberikan sehingga respond tidak

mempunyai kebebasan untuk menjawab pernyataan dan pernyataan di luar

alternatif jawaban yang disediakan dalam angket tersebut. Angket terbuka

merupakan angket yang tidak menyediakan jawaban atas pertanyaan atau

pernyataan yang diberikan sehingga respond mempunyai kebebasan untuk

memberikan jawaban. Angket tertutup/terbuka merupakan paduan dari

angket-angket tertutup dan angket terbuka.

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu dengan

mengadministrasikan angket kepada seluruh siswa kelas XI di SMKN 2

padang. Dimana dalam prosedur pengisian angket yaitu siswa diminta untuk
PAGE \* MERGEFORMAT 2

membaca, memahami, serta mengisi item-item angket sesuai dengan yang

dirasakan dan dialami oleh siswa atau responden. Angket ini diberikan secara

langsung kepada responden yang telah ditetapkan sebagai sampel. Angket

yang dibuat untuk mengetahui permasalahan yang mengenai mengelola emosi

peserta didik. Kuesioner (angket) yang akan peneliti gunakan dalam

penelitian ini yaitu Kuesioner (angket) yang telah dikembangkan oleh Helma,

yang dikenal dengan Skala Kecerdasan Emosional (SKE).

H. Teknik analisis data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah paling menentukan dari

suatu peneliti, karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis

persentase yang digunakan untuk mengungkap aspek yang akan diteliti dengan

uji analisis kovarian merupakan teknik yang akan mengkombinasikan analisis

variasi dengan analisis regresi dapat digunakan penelitian untuk suatu

percobaan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berbentuk kuantitatif dan

diolah secara statistik. Pengolahan data ini akan dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1. Verifikasi data

Verifikasi data adalah proses penyusunan laporan peneliti yang

digunakan dalam menilai kebenaran landasan teori dengan fakta yang ada

di lapangan, kemudian yang harus diolah dianalisis supaya bisa ditujukan

secara hipotesis penelitian yang ditentukan.

2. Penskoran dan penglarifikasi


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Penskoran untuk instrumen dalam peneliti yaitu yang disesuaikan

dengan instrumen yang dikembangkan oleh Dr.Helma, M.Pd Teknik

analisis data yang digunakan adalah persentase untuk mengungkap aspek

yang diteliti oleh peneliti. Sejalan dengan pendapat Sudjana (Purnomo dan

Handayani, 2015;125) deskriptif persentase ini diolah dengan cara

frekuensi dibagi dengan jumlah responden dan di kali 100% seperti rumus

dibawah ini:

f
P x 100
n

Keterangan :
P = Angka persentase
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Jumlah frekuensi (sampel) banyaknya individu
100 = Bilangan tetap/jumlah angka mutlak

Untuk melihat efektivitas rancangan program yang telah

dikembangkan dan akan diolah menggunakan teknik (ANCOVA )

Menurut Renceher (1998:187) adalah teknik statistik yang merupakan

perpaduan antara analisis regresi dengan analisis varians, uji kovarian

merupakan teknik yang akan mengkombinasikan analisis variasi dengan

analisis regresi dapat digunakan penelitian untuk suatu percobaan. Tujuan

ANCOVA adalah untuk mengetahui /melihat pengaruh perlakuan terhadap

perubahan respons dengan mengontrol perubahan lain yang kuantitatif.

Model ANCOVA dengan satu covariate

yij=μ+τi + βxij+ εij , i=1 , 2, … a

j=1 ,2 , …∋¿
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Keterangan:

yij : nilai perubahan respons pada perlakuan ke-i observasi ke-j

xij : nilai covariate pada observasi yang bersesuaian dengan yij

τi : pengaruh perlakuan ke-i

β : koefisien regresi linier

εij : random error

a : banyaknya kategori pada perlakuan

ni : banyaknya observasi pada kategori ke-i

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan variabel penelitian ini maka deskripsi hasil data

dalam penelitian ini adalah efektivitas program pengembangan

kecerdasan emosi dalam meningkatkan kemampuan mengelola emosi

berbasis teknologi informasi peserta didik kelas XI RPL dan BDP 3

(DIGITAL) SMKN 2 padang

B. Deskripsi Pre-test dan post-test Peserta Didik Sebelum Diberikan

Perlakuan
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Langkah yang dilakukan setelah meneliti kelompok eksperimen

yaitu memberikan pre-test kepada kedua kelompok. Tes yang diberikan

yaitu tes instrumen kecerdasan emosi yang berbentuk pilihan ganda yang

berfokus pada pengaturan diri yang dijawab oleh peserta didik kelas XI

RPL dan BDP 3 (DIGITAL)

Hasil rangkuman pre-test kelas XI BDP 3 (DIGITAL) (kelas

eksperimen) dan kelas XI RPL (kelompok control) yang dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 3. Hasil Tes Awal (Pre-test) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No kelas Jumlah peserta Rata-rata


Didik
1. XI BDP 3 (DIGITAL)(kelas 35 31,17
Eksperimen)
2. XI RPL (kelas Kontrol) 35 30,40
Total 70 61,57

Dari hasil perhitungan statistic, maka diperoleh bahwa nilai rata-

rata tes awal (pre-test) kelas eksperimen dan kelas kontol yaitu 31,17 (tiga
54
satu koma kosong tujuh belas) dan 30,40 ( tiga puluh koma empat puluh) .

dapat disajikan dalam histogram berikut ini (Gambar 12)


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Hasil Tes Awal (Pre-test) kelompok Eksperimen


dan Kelompok control
36
35 35
35
34
33
32
31.17
31 30.4
30
29
28
Jumlah Peserta Didik Rata-rata

1. XI BDP 3 (DIGITAL) (kelas Eksperimen) 2. XI RPL (kelals Kontrol)

Gambar 12. Grafik Hasil Tes awal (Pre-test) kelompok Eksperimen dan
Kelompok control

Distribusi frekuensi dari hasil pre-test kelas eksperimen dan kelas

control akan disajikan pada tabel dan gambar berikut ini:

1. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola

Emosi Sebelum Diberikan Layanan pada kelompok Eksperimen pr

e-test

kelas Eksperimen

Tabel 4. Nilai awal (Pre-test) Kelompok eksperimen

No Nilai Persentil kualifikasi


1 29 9 E
2 31 9 E
3 19 9 E
4 33 10 D
5 27 9 E
6 40 50 C
7 34 10 D
8 31 9 E
9 35 20 D
10 28 9 E
PAGE \* MERGEFORMAT 2

11 35 20 D
12 33 10 D
13 31 9 E
14 37 30 C
15 30 9 E
16 28 9 E
17 38 30 C
18 33 10 D
19 26 9 E
20 32 9 E
21 27 9 E
22 39 40 C
23 20 9 E
24 25 9 E
25 37 30 C
26 25 9 E
27 27 9 E
28 30 9 E
29 31 9 E
30 34 10 D
31 33 10 D
32 39 40 C
33 32 9 E
34 28 9 E
35 34 10 D

Dari tabel 4, diketahui nilai pre-test kelas eksperimen pada kelas

XII dapat nilai terendah adalah 20 (dua puluh) dan nilai tertinggi 40

(empat puluh). data tersebut dapat disajikan dalam histogram berikut ini

(Gambar 13)
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Nilai (Pre-test) Kelas Eksperimen


60

50

40

30

20

10

0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil

Gambar 13. Grafik Nilai Awal ( Pre-test) Kelas Eksperimen

2. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola

Emosi sebelum diberikan layanan pada kelompok kontrol pre-test

Kelompok Kontrol

Tabel 5. nilai awal (Pre-test) Kelompok Kontrol

Persenti kualifikas
No Nilai l i
1 37 30 C
2 34 10 D
3 20 9 E
4 28 9 E
5 37 30 C
6 39 40 C
7 34 10 D
8 33 10 E
9 28 9 E
10 35 20 D
11 42 60 C
12 35 20 D
13 25 9 E
14 34 10 D
15 35 20 D
16 34 10 D
PAGE \* MERGEFORMAT 2

17 32 9 E
18 30 9 E
19 36 20 D
20 42 60 C
21 35 20 D
22 25 9 E
23 34 10 D
24 38 30 C
25 27 9 E
26 27 9 E
27 39 40 C
28 34 10 D
29 38 30 C
30 33 10 D
31 26 9 E
32 33 10 D
33 39 40 C
34 33 10 D
35 38 30 C

Dari tabel 5, diketahui nilai pre-test kelas control pada kelas XI

RPL terdapat nilai terendah yaitu 20 (dua puluh) dan nilai tertinggi

yaitu 42 (empat puluh dua). data tersebut dapat disajikan dalam

histogram berikut ini (gambar 14)

Nilai (Pre-test) Kelas Kontrol


70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil

Gambar 14. Grafik Nilai Awal (Pre-test) Kelas Control


PAGE \* MERGEFORMAT 2

3. Deskripsi Hasil Gambaran Pelaksanaan Perlakuan ( treatment)

a. Kelompok Eksperimen

Pelaksanaan memberikan perlakuan kepada kelas

eksperimen, yaitu pada kelas XI BDP 3 (DIGITAL). Perlakuan

dalam penelitian ini yaitu pemberian layanan dalam bentuk

program tentang kecerdasan emosi yang berfokus pada mengelola

emosi.

Hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan perlakuan

tersebut, yang dilakukan peneliti yaitu menyiapkan program

layanan yang sudah dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu,

yang kemudian peneliti berkonsultasi dengan guru BK di SMK N 2

Padang. Setelah itu peneliti menyiapkan program layanan yang

akan diberikan kepada peserta didik dan juga menentukan waktu

pelaksanaan pemberian layanan. Peneliti memberikan perlakuan

kepada peserta didik sebanyak 3 kali pertemuan , pada pertemuan

pertama materi tentang mngendalikan emosi, pada pertemuan

kedua materi tentang memanajemen emosi, dan pada pertemuan

ketiga tentang materi meningkatkan resiliensi dengan masing-

masing pertemuan waktunya 1x 45 menit.

b. Kelas Kontrol

Pada kelas control adalah kelas XI RPL peneliti tidak

memberikan perlakuan program layanan dikarenakan peneliti ingin


PAGE \* MERGEFORMAT 2

melihat perbandingan antara kelas control dengan kelas

eksperimen.

4. Deskripsi Pre-test dan post-test peserta Didik Setelah diberikan

Perlakuan

Pada tahap tes akhir ini diberikan kepada kelompok eksperimen

dan kelompok control setelah diberikan perlakuan (treatment).

Pelaksanaan tes akhir ini bertujuan adalah untuk mengetahui

penggunaan metode eksperimen tentang kecerdasan emosi dalam aspek

mengelola emosi yang dicapai oleh kelompok eksperimen.

Berikut adalah rangkuman hasil post-test dari kelompok eksperi

men dan kelompok control.

Tabel 6. Hasil Tes Akhir (post-test) kelompok eksperimen dan kelomp

ok control.

No kelas Jumlah Peserta Rata-rata


Didik
1. XI BDP 3 (DIGITAL) 35 37,51
(kelas Eksperimen)
2. XI RPL (kelas Kontrol) 35 34,74
Total 70 72,25

Dari tabel 6, diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen dan

kelompok control yaitu 37,51 (tiga tujuh koma lima satu) dan 34,74

(tiga empat koma tujuh empat). dapat disajikan dalam histogram berikut

ini (gambar 15)


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Hasil Tes Akhir (Post-test) kelompok


Eksperimen dan Kelompok control
38 37.51
37
36
35 35 34.74
35
34
33
Jumlah Peserta Didik Rata-rata

1. XI BDP 3 (DIGITAL) (kelas Eksperimen)


2. XI RPL (kelals Kontrol)

Gambar 15. Grafik Hasil Tes Akhir (post-test) Kelompok Eksp

erimen dan Kelompok Control.

Berdasarkan tabel 5 dan gambar histogram 3, terlihat perbedaan

antara nilai rata-rata yang dicapai oleh kelompok eksperimen dan kelom

pok control. Hasil tes pada kelompok eksperimen mengalami

peningkatan yaitu dari 31,17 meningkat menjadi 37,51 sedangkan pada

kelompok control mengalami peningkatan yaitu dari 30,40 menjadi

34,74 peningkatan hasil tes kelompok tidak sebesar pada kelompok eks

perimen.

5. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation dalam Mengelola

Emosi setelah diberikan layanan pada kelompok Eksperimen post-

test

Kelompok Eksperimen
Tabel 7. Nilai Akhir dari (post-test) kelompok Eksperimen
No Nilai Persenti kualifika
l si
1 38 30 B
2 48 90 A
3 35 20 D
PAGE \* MERGEFORMAT 2

4 39 40 C
5 48 90 A
6 39 40 C
7 39 40 C
8 35 20 D
9 48 90 A
10 39 40 C
11 48 90 A
12 31 9 E
13 32 9 E
14 36 20 D
15 35 20 D
16 36 20 D
17 42 60 C
18 24 9 E
19 48 90 A
20 33 10 E
21 34 10 D
22 39 40 C
23 44 70 B
24 34 10 D
25 26 9 E
26 44 70 B
27 40 50 C
28 42 60 C
29 39 40 C
30 38 30 C
31 40 50 C
32 39 40 C
33 20 9 E
34 33 10 D
35 28 9 E

Dari tabel 7, diketahui nilai post-test kelompok eksperimen unt

uk nilai terendah yaitu 20 (dua puluh), dan nilai tertinggi yaitu 48


PAGE \* MERGEFORMAT 2

(empat puluh delapan). data tersebut dapat dilihat dalam histogram beri

kut ini (gambar 16)

Nilai (Post-test) Kelas Eksperimen


100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil

Gambar 16. Grafik nilai Akhir (post-test) kelompok eksperimen

6. Deskripsi Hasil Gambaran Self Regulation Dalam Mengelola

Emosi Setelah Diberikan Layanan Pada Kelompok Control Post-T

est

Kelompok Control
Tabel 8. Nilai Akhir (post-test) Kelompok Kontrol
N nilai Persent kualifika
o il si
1 28 9 E
2 33 10 D
3 37 30 C
4 34 10 E
5 42 60 C
6 40 50 C
7 39 40 C
8 40 50 C
9 33 10 D
10 36 20 D
11 40 50 C
12 35 20 D
PAGE \* MERGEFORMAT 2

13 37 30 C
14 40 50 C
15 36 20 D
16 39 40 C
17 30 9 E
18 30 9 E
19 30 9 E
20 40 50 C
21 31 9 E
22 26 9 E
23 33 10 D
24 37 30 C
25 32 9 E
26 26 9 E
27 39 40 C
28 35 20 D
29 37 30 C
30 35 20 D
31 33 10 D
32 35 20 D
33 37 30 C
34 33 10 D
35 28 9 E

Dari tabel 8, diketahui nilai post-test kelompok control untuk

nilai terendah yaitu 26 (dua enam) , dan nilai tertinggi 42 (empat dua).

data tersebut dapat disajikan dalam histogram berikut ini (gambar 17).
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Nilai Akhir (Post-test) Kelas Kontrol


70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35

Nilai Persentil

Gambar 17. Grafik Nilai Akhir (Post-test) Kelompok Control

C. Uji Analisis data

Untuk mengetahui peningkatan rata-rata setelah pemberian

perlakuan pada kelompok eksperimen ini disebabkan oleh keefektifan

perlakuan dapat diketahui melalui hasil ANCOVA nampak dalam kolom

bawah:

Tabel 10. Hasil Ancova Skor Self Regulations


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variabel: NILAI POSTES
Source Type III df Mean F Sig.
Sum of Square
Squares
Corrected 134.414a 1 134.414 4.156 .045
Model
91369.157 1 91369.157 2824.87 .000
Intercept
1
KELAS 134.414 1 134.414 4.156 .045
Error 2199.429 68 32.345
Total 93703.000 70
Corrected 2333.843 69
Total
a. R Squared = .058 (Adjusted R Squared = .044)
b. Computed using alpha = ,05
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Berdasarkan tabel ternyata terdapat perbedaan antara score post-

test grup eksperimen dengan score post-test grup kontrol yang signifikan

pada 0,045, setelah mengontrol skor pre-test sebagai covariate. Ini berarti

bahwa perlakuan efektif meningkat kemampuan mengelola emosi peserta

didik. Perihal ini ditunjukkan oleh nilai F kelompok yang lebih kecil dari

0,050.

D. Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil

kecerdasan emosi dalam aspek mengelola emosi pada kelompok

eksperimen dalam pre-test diperoleh rata-rata 31,17 dengan nilai terendah

adalah 20, nilai tertinggi 40, sedangkan untuk kelompok control yaitu

diperoleh nilai rata-rata 30,40 dengan untuk nilai terendah yaitu 20 dan

nilai tertinggi yaitu 42.

Dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test hasil kecerdasan

emosi dalam aspek mengelola emosi pada kedua kelompok di atas, maka

diketahui bahwa peningkatan rata-rata untuk hasil kecerdasan emosi

dalam aspek mengelola emosi pada kelompok eksperimen lebih besar

atau meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol karena pada

kelompok eksperimen peneliti memberikan perlakuan berupa layanan.

Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Padang dengan melibatkan

2 kelas adalah kelas XI BPD 3 (DIGITAL) sebagai kelas eksperimen dan

kelas XI RPL sebagai kelas control . Sebelum memulali layanan kedua

kelas diberikan pre-test untuk mengetahui seperti apa tingkat pemahaman


PAGE \* MERGEFORMAT 2

sebelum diberikan layanan, guna untuk menetralkan kedua kelas tersebut.

Setelah diberikan pre-test kedua kelas diberikan treatment/perlakuan

yaitu kelas eksperimen sebanyak 3 kali dengan layanan dan materi yang

berbeda. Pada treatment pertama diberi layanan klasikal menggunakan

social media WA grup yang berbentuk power point dengan materi

mengendalikan emosi, treatment/perlakuan kedua diberikan layanan

klasikal menggunakan social media WA grup dengan berbentuk power

poin dengan materi tentang memanajemen emosi dan pada

treatment/perlakuan ketiga diberikan layanan klasikal dengan

menggunakan social media WA grup berbentuk power poin dengan

materi tentang cara menumbuhkan rasa kepekaan yang dimana rancangan

program yang sudah dibuat sebelumnya oleh peneliti terdahulu.

Sedangkan untuk kelas kontrol peneliti tidak memberikan

perlakuan karena disini peneliti ingin melihalt perbandingan dari kedua

kelas tersebut terhadap keefektifan program layanan yang sudalh

diberikan sebelumnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pengembangan

kecerdasan emosi dalam aspek mengelola emosi secara signifikan dan

efektif dapat meningkaltkaln kecerdasan emosi peserta didik. Kecerdasan

emosi dalam aspek mengelola emosi sebelum perlakuan sedang tetapi

setelah diberikan perlakuan ternyata kecerdasan emosi dalam aspek

mengelola emosi kelompok eksperimen ini meningkat secara signifikan.

Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan emosi dalam aspek mengelola


PAGE \* MERGEFORMAT 2

emosi diperoleh dari lingkungan yang kondusif. Penelitian ini

membuktikan bahwa kecerdasan emosi dalam aspek mengelola emosi

dapat meningkat melalui layanan program yang diberikan .

Pada dimensi mengelola emosi, hasil penelitian menunjukkan

bahwa program layanan dapat meningkat secara signifikan. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa suasana, durasi waktu dan sarana untuk memberikan

layanan itu mendukung, sehingga semua layanan terlaksana dengan balik


PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan output analisis, pengolahan data dan pembahasan,

maka bisa diperoleh konklusi menjadi berikut:

1. Tingkat self regulation sebelum dilakukan perlakuan (treatment)

tergolong pembagian terstruktur mengenai rendah, baik dalam grup

eksperimen maupun grup kontrol. Hal ini bisa dibuktikan dengan

value rata- rata grup eksperimen 31,17 serta grup kontrol 30,40 dan

klasifikasi E (kategori sangat rendah)

2. Tingkat self regulation sehabis dilakukan perlakuan (treatment)

mengalami perbedaan yang signifikan terutama dalam kelompok

eksperimen. Hal ini bisa dibuktikan menggunakan value homogen-

homogen grup eksperimen 37,51 serta grup kontrol 34,74 dan

klasifikasi E (kategori rendah). Peningkatan antara setelah treatment

dalam grup eksperimen sebesar 6,34 sedangkan dalam grup kontrol

sebanyak 4,34.

3. Program pengembangan kecerdasan emosi berbasis teknologi

informasi efektif secara signifikan meningkatkan kemampuan self

regulation siswa kelas XI SMKN 2 Padang. Hal tadi bisa dibuktikan

menggunakan output tes hipotesis yang menerangkan bahwa value

drastis berbeda yang didapat sebanyak 0,045 lebih mini berdasarkan

ketetapan signifikan 0,050. Selain itu, pun bisa dicermati berdasarkan

69
PAGE \* MERGEFORMAT 2

homogen- homogen ouput post-test ialah kelompok eksperimen

sebanyak 37,51 menggunakan value paling tinggi 48 serta value

paling rendah 20. Sementara itu grup kontrol sebanyak 34,74

menggunakan value paling tinggi 42 serta value paling rendah 26.

B. Saran

Berdasarkan konklusi output penelitian pada atas, maka peneliti

mengajukan saran bagi pengajar bimbingan dan konseling menjadi

berikut:

1. Siswa

Membawa siswa buat pengembangan kecerdasan emosi dalam

meningkatkan self regulation, sehingga peserta didik mampu

mengelola emosinya dengan bijak dan cermat dalam kehidupan

sehari- harinya.

2. Guru BK

Guru BK dapat menjadikan pedoman atau bahan masukkan untuk

menerapkan program pengembangan kecerdasan emosi dalam

meningkatkan self regulation, karena dengan program berlandaskan

teknologi informasi ini siswa akan lebih gampang dalam menentukan

pilihan untuk kehidupannya.

3. Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah sebagai orang yang memegang peraturan dan

berwenang untuk memutuskan segala keputusan yang akan diambil

dan diselenggarakan oleh sekolah sehingga penelitian ini dapat


PAGE \* MERGEFORMAT 2

menyempurnakan keputusan dan kebijakan yang akan diambil dalam

hal bimbingan dan konseling di zaman teknologi yang semakin

berkembang pesat.

4. Pimpinan Prodi

Sebagai pedoman untuk dapat meningkatkan kualitas mahasiswa

BK dalam menghadapi peserta didik di era revolusi 4.0.

5. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menghasilkan manfaat yang dijadikan sebagai

pedoman dan panduan buat peneliti yang akan datang yang ingin

meneliti pada bidang yang sama tentang kecerdasan emosional.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

KEPUSTAKAAN

Aini, 2021. “Rancangan Program Pengembangan Mengelola Emosi (Self


Regulation) Berbasis Teknologi Informasi Sebagai Salah Satu Upaya
Penerapan Revolusi Industri 4.0 (Studi pada Peserta Didik di Kelas XI
TBSM SMKN 1 Sintuk Toboh Gadang)”. padang : UNIVERSITAS PGRI
SUMBAR.(skripsi)

Alamri, N. 2015. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management


untuk mengurangi perilaku terlambat masuk sekolah (studi pada siswa
kelas X SMA 1 Gebog tahun 2014/2015). Jurnal Konseling GUSJIGANG,
1(1).

Anni, C.T. (2012). “Need Assesment Model Penyusunan Program Bimbingan dan
Konseling Bidang Bimbingan Belajar Berbantuan Sistem Informasi
Manajemen di SMA Negeri Kota Semarang”. Educational Management,
1(1).
Anshari, Ahmad F.A. 2019. Manajemen Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah
Menengah Kejuruan). Jurnal Visipena. Vol. 10, No. 1.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Jakarta : Rineka


Cipta.

Arikunto, S. 2013. Prosedur penelitian suatu pendektan praktik. Edisi Revisi.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bhakti, Caraka Putra. 2017. Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif


untuk Mengembangkan Standar Kompetensi Siswa. Jurnal Konseling Andi
Matappa. Vol.1, No.1

Budiman, H. 2017. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam


Pendidikan. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 31-43.

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia

Creswell, J. W. 2012 RESEARCH DESIGN pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,dan


Mixed. Yogyakarta;Pustaka Pelajar

Darmawan, Deni. 2012. Pendidikan Teknologi Informasi dan Teknologi.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Daryanto, dan Farid, M. 2015. Bimbingan dan Konseling Panduan Guru BK dan
Guru Umum. PT Gava Media.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Fitriyani, Hilma. 2018. Pengembangan Media Video Tutorial untuk Mengenalkan


Treatment Mengelola Emosi Marah pada Peserta Didik Kelas X di SMK
Cipta Karya Jakarta. Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling. 7(2).

Goleman, D, 2007. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Helma. 2001. Pengembangan Alat Ukur Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah


Menengah. Tesis Bimbingan dan Konseling. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Hidayat, Dede Rahmat, dkk. 2019. Karier: Teori dan Aplikasinya dalam
Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Sukabumi: Jejak.

Hude, D. 2006. Emosi: Penjelajahan Religio-Psikologis Tentang Emosi Manusia


di dalam Al-Quran . Jakarta: Erlangga.

Husaini, M. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Bidang Pendidikan


(E-eduacation). Jurnal Mikrotik. 2(1).

Irman. 2015. Pengelolaan Kecemasan Akademik Siswa Melalui Pelatihan


Regulasi Emosi. Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam. 6(2).

Jin, T. F. 2003. analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan


Teknologi Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi
Terhadap Kinerja Akuntan Publik. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 5(1).

Lubis, R. H., Lubis, L., & Aziz, A. A. A. (2015). Hubungan antara Dukungan
Sosial dan Kecerdasan Emosional dengan Self-Regulated Learning Siswa.
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA, 7(2), 105-117.

Makmur, Testiani. 2019. Teknologi Informasi. Info Bibliotheca: Jurnal


Perpustakaan dan Ilmu Informasi. 1(1).

Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2003. Pengantar Statistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Mukhtar, dkk. 2016. Program Layanan Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan


Self-Control Siswa. Psikopedagogia. 5(1)

Mustajab, rahmad. 2018. Strategi Guru Bimbingan Konseling dalam


Pengembangan Kecerdasan Emosional Peserta Didik Melalui
Peningkatan Layanan Bimbingan dan Konseling di SMPN 4 Pelepat Ilir.
Pakar Pendidikan. Vol. 16, No. 2

Noor, J 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenata Media.


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Putri, Arum Ekasari. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling: Sebuah Studi
Pustaka. Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia. Vol. 4, No. 2

Ramli, dkk. 2017. Esensi Bimbingan dan Konseling pada Satuan jalur, Jenis, dan
Jenjang Pendidikan. Kemendikbud Direktorat jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.

Ramli, dkk. 2017. Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling.


Kemendikbud Direktorat jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.

Rencher, A. (1998). Multivariasi statstic inference dan application newyork: john


willey & sons inc.

Rumayati. 2018. Bimbingan dan Konseling Komprehensif dalam Upaya untuk


Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa. Jurnal PDS UNP. 1(1).

Saputra, Gilang Wisnu, dkk. 2017. Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap


Kecerdasan ( Intelektual, Spiritual, Emosional, dan Sosial ) Sudi Kasus:
Anak-anak. Jurnal Sistem Informasi. Vol,. 10, No. 2.

Siswoyo, Dwi, dkk. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono 2011: Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bandung. Alfa Beta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendiidkan pendekatan kuntitatif, kualitatif


dan R&D. Bandung : Alfabeta

Triyono, T. and Febriani, R.D., 2018. Pentingnya Pemanfaatan Teknologi


Informasi oleh Guru Bimbingan dan Konseling. JUANG: Jurnal Wahana
Konseling, 1(2), pp.74-83.

Wijaya, Priskilla Narendra. 2019. analisis Mengenai Keterkaitan Kecerdasan


Emosional dengan Kesiapan Remaja dalam Menghadapi Era Revolusi
Industri 4.0. Prosiding Seminar Nasional.

Winkel, W.S. dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

LAMPIRAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2

EFEKTIVITAS RANCANGAN PROGRAM PENGEMBANGAN SELF


REGULATION BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI
(Studi pada Peserta Didik di Kelas XI SMKN 2 padang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Strata I

CHENIA EMELDA PUTRI


NPM. 18060091

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT
(UPGRISBA)
2022

Lampiran 1.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 2.

Lampiran 3.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 4. Instrumen Kecerdasan Emosi Remaja Tentang Mengelola

Emosi

Instrumen Kecerdasan Emosi Remaja tentang


Mengelola Emosi
Nama :
Kelas :

Petunjuk:
1. Dibawah ini bukan alat tes, tetapi angket yang berisi tentang Mengelola
Emosi
2. Skala ini terdiri atas beberapa situasi yang berbeda. Setiap situasi diikuti
empat buah pernyataaan yang menggambarkan pikiran, perasaan, dan
perilaku yang menggambarkan diri ananda.
3. Bacalah setiap situasi berikut dengan pernyataan dan pilihlah salah satu
pernyataan-pernyataan yang menggambarkan diri ananda dengan cara
mengceklis ( √ ) pada jawaban a,b,c, atau d.
4. Jawaban ananda akan kami rahasiakan, untuk itu jawablah dengan sungguh-
sungguh.
5. Selamat mengerjakan

N
O PERNYATAAN JAWABAN
1 Bila kamu berbelanja disebuah a Mengembalikan kelebihan uangnya
toko/kantin kamu menerima karena saya ingin membantunya.
uang kembalian berlebih dari b Mengembalikan kelebihan uang
yang semestinya. Apa yang tersebut karena itu kesalahannya.
kamu lakukan terhadap pemilik
toko tersebut? c Mengembalikan kelebihan uang
tersebut karena saya kasihan
kepadanya.
d Mengembalikan kelebihan uang
tersebut karena itu memang bukan
milik saya.
2 Anda sedang berjalan sendiri di a Berhenti sebentar untuk
tengah hujan lebat, sebuah mobil menenangkan air
melaju cepat disamping anda b Mengatakan pada diri sendiri untung
sehingga baju anda basah kuyup saya tidak diserempetnya, mungkin
dan kotor terkena jepretan air dia buru-buru membawa orang sakit.
yang di gilas mobil tersebut. Apa
yang anda perbuat dalam situasi c Kalau saya mengendarai mobil, saya
seperti ini? akan memperhatikan pemakai jalan
yang lain.
d Berteriak mengatakan: “brengsek,
mentang-mentang kamu punya
PAGE \* MERGEFORMAT 2

mobil”, dan mengancam si


pengemudi umpat-umpat buruk.
3 Apa yang kamu lakukan bila a Diam-diam bertanya pada teman
sebagian soal-soal ujian sangat yang lebih pintar dari saya.
sulit yang membuat kamu tidak b Mencoba mengingat kembali apa
bisa menjawabnya. Tapi saat yang sudah saya pelajari dan berdoa
ujian berlangsung agar saya dapat petunjuk untuk
guru/pengawas lagi sibuk mengerjakannya.
mengerjakan sesuatu sehingga c Memeriksa kembali semua jawaban
dia tidak sempat yang saya yakini betul, dan bagi soal
memperhatikan/mengawasi para yang sulit saya biarkan kosong.
siswa yang sedang ujian. d Melihat catatan/buku untuk mengisi
jawaban soal-soal yang belum
terjawab.
4 Anda sedang asyik mengerjakan a Tenang saja sambil mengatakan
soal-soal matematika di kelas, pada diri sendiri mungkin dia ingin
seorang teman datang dan bercanda.
mengambil bukumu sambil b Menarik napas panjang dan
berkata “rajin amat, toh kamu menatapnya dengan penuh tanda
tidak akan menjadi insinyur”. tanya.
Apa yang kamu lakukan c Menantangnya dengan merebut
terhadap temanmu itu? buku itu kembali dan terus
melanjutkan pekerjaan saya. .
d Menyimpan pena dan buku lalu
keluar mencari teman baru
5 Apa yang biasaa kamu lakukan a Saya menunduk dan mulai
bila kamu dimarahi oleh orang- menangis.
orang yang kamu hormati dan b Saya bertanya padanya untuk
sayangi? mendapat penjelasan kenapa saya
dimarahi
c Saya langsung saja mebalas dan
memberikan perlawanan
d Saya biarkan hal itu berlalu tanpa
meberikan perlawanan pada orang
itu
6 Apa yang kamu lakukan bila a Meloncat kegirangan sambil
suatu hari kamu memperoleh memeluk orang tua dan
hadiah dari orang tuamu. mengucapkan terimakasih kepada
Kebetulan hadiah itu sepatu yang mereka.
selama ini kamu impikan. b Tak mengatakan apa-apa dan
langsung memakai sepatu tersebut,
lalu pergi mejeng bersama teman-
teman.
c Langsung memakai sepatu tersebut
kemana-mana, termasuk kesekolah
PAGE \* MERGEFORMAT 2

sehingga lupa peraturan sekolah


yang mengakibatkan orang tuamu
dipanggil kesekolah.
d Berkata “asyik..., akhirnya dapat
juga yang aku impikan, terimakasih
mama”.
7 Anda sedang asyik mengerjakan a Berkata pada diri sendiri: pantas dia
PR dikamar. Setelah beberapa mengambil penaku, karena dari tadi
jam adik kecilmu datang dan dia saya abaikan.
mengambil penamu lalu b Saya menyimpan buku-buku saya
menyembunyikannya sehingga dan mengajak adik bermain sebentar.
kamu tidak bisa lagi c Membentak adik dan mengusirnya
mengerjakan PR tersebut. apa keluar.
yang kamu lakukan terhadap d Menyimpan buku-buku dan
adikmu itu: membiarkan adik dikamar dan saya
pergi keluar.
8 Apa yang kamu katakan kepada a Kamu sedih dengan nilaimu yang
temanmu yang mengomeli kecil itu.
seorang guru karena mendapat b Nggak baik lho ngomelin guru, dosa
nilai jelek pada ulangan harian tahu.
itu, karena menurutnya guru itu c Tampaknya kamu kecewa sekali
tidak adil sebab soal ulangan terhadap guru itu.
tidak diambil dari materi yang
sudah dijanjikan. d Makanya, jadi murid itu jangan
malas, pelajari saja semua materi
yang telah diajarkan, jadi tidak pilih-
pilih.
9 Kamu baru pertama kali dapat a Hanyut dengan kegembiraan
izin dari orang tua untuk pergi sehingga lupa waktu sholat.
bersama teman-teman ke pesta b Memeluk orang tua dan
ulang tahun sahabat karibmu. mengucapkan terimakasih kepada
Apa yang kamu lakukan atas mereka sambil mengatakan “saya
kepercayaan orang tuamu itu? selalu imgat pesan ayah/ibu”.
c Ikut bernyanyi dan makan-makanan
yang sepantasnya.
d Hanyut dengan kegembiraan
sehingga lupa dengan pesan orang
tua, waktu dan pulangnya dalam
keadaan mabuk.
10 Kamu sedang berada dirumah, a Maaf ya...., saya lagi tidak enak
seorang teman yang kurang badan, bagaimana bila teman lain
kamu sukai datang mengajakmu saja yang kamu ajak ke sana.
pergi ke rumah teman untuk b Pergi saja sendirian, saya tidak mau
suatu keperluan. Apa yang kamu menemanimu.
lakukan terhadap temanmu ini? c Dengan sangat menyesal, kali ini
PAGE \* MERGEFORMAT 2

saya tidak bisa menemanimu,


cobalah lain kali saja.
d Saya lagi malas keluar rumah,
bagaimana kalau kamu saja pergi
sendirian.
11 Apa yang biasa kamu lakukan a Menyendiri dan menangisi diri.
bila kamu dalam keadaan sedih? b Berwudhu’, sholat dan berserah diri
(berdo’a) pada Yang Kuasa.
c Membandingkan diri dengan orang
lain yang lebih buruk keadaannya
dari saya.
d Makan-makan, jalan-jalan, nonton
TV, membaca dan lain-lain.
12 Setiap hari dia sering a Baik amat kamu sekarang, tapi maaf
mendekatimu, dia selalu ya, saya tidak mau pergi denganmu.
mengganggumu, baik di kelas b Maaf ya.., saya tadi sudah ke kantin,
maupun di luar kelas. Kamu jadi ajak saja teman yang lain.
sangat jengkel dan bahkan sudah c Bagaimana kalau lain kali saja,
muak dengan perlakuannya sekarang saya lagi ingin sendirian.
terhadapmu. Suatu hari dia d
berlaku baik padamu dan Mengabulkan ajakannya, inilah
mengajakmu makan ke kantin kesempatanku untuk mengatakan
bersamanya di waktu istirahat. kejengkelanku terhadap
Bagaimana reaksimu terhadap perlakuannya.
ajakannya itu?
13 Kamu berada disuatu tempat a Pura-pura mau dan berdiri dan
berduaan saja dengan pacarmu. langsung lari dari tempat itu.
Hatimu benar-benar terpaut
b Menolak secara halus dengan
padanya. Apa yang kamu
mengatakan bahwa bila kamu
lakukan bila pacarmu
mencintaiku, aku mohon jagalah
memintamu untuk melakukan
kesucianku sampai akad nikah kita
hubungan suami istri dengan
ucapkan di depan penghulu.
dalih/alasan sebagai bukti
cintamu padanya? c Mengatakan padanya, saya tidak bisa
memenuhi permintaanmu itu, lebih
baik kita putus saja saat ini.
d Boleh saja asal kamu mau menikahi
saya sesudah ini.
14 Kamu mengabulkan permintaan a
Minta maaf pada guru tersebut dan
ibumu untuk melakukan sesuatu
berdoa pada yang kuasa semoga
pekerjaan, sedangkan PR mu
guru yang bersangkutan mau
saat itu banyak sekali. Jadinya
memberi kelonggaran kepada saya.
salah satu PR mu tidak siap.
Kamu takut dimarahi guru yang b Menarik napas panjang dan
bersangkutan. Apa yang kamu membayangkan guru tersebut lupa
PAGE \* MERGEFORMAT 2

lakukan bila kamu menghadapi menuntut PR.


ketakutan seperti itu? c Tidak datang kesekolah dengan
berpura-pura sakit
d Datang lebih awal ke sekolah dan
menyalin PR teman.
15 Akhirnya dia yang kamu a Dengan wajah ceria dan senyum
impikan selama ini menyatakan bahagia saya mengucapkan
cintanya padamu disaat acara terimakasih padanya.
kesenian menghadapi liburan b Selalu memikirkannya sehingga lupa
kenaikan kelas. Apa yang kamu tugas di rumah dan di sekolah.
lakukan sejak saat itu?
c Selalu tertawa bahagia baik di rumah
maupun di sekolah
d Sejak saat itu saya selalu
membayangkannya kapan dan
dimana saja dan selalu ingin berada
di dekatnya.
16 Dalam perjalanan pulang dari a Menasehati mereka dengan
sekolah, beberapa orang mengatakan, minta ampunlah pada
temanmu membicarakan seorang yang kuasa, mari kita bicarakan yang
teman lain. kamu tahu persis apa lain saja.
yang dikatakan mereka itu b Pergi menjauh dari mereka
tentang dia adalah tidak benar. c Mengatakan pada mereka, saya rasa
Apa yang kamu lakukan apa yang anda-anda bicarakan tadi
terhadap teman-temanmu yang tentang dia semuanya tidak sesuai
lagi asyik mebicarakan teman dengan kenyataan.
lain tersebut? d Diam saja tanpa memberikan
komentar apa-apa

Lampiran 6. Skor Pre-Tes Eksperimen


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 7. Skor Pre-Tes Kontrol

Lampiran 8. Skor Post-Tes Eksperimen


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 9. Skor Post-Tes Kontrol

Lampiran 10. Hasil Ancova Skor Self Regulation


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Descriptive Statistics
Dependent Variable: NILAI POSTES
KELAS Mean Std. Deviation N
KELAS EKSPERIMEN 37.51 6.810 35
KELAS KONTROL 34.74 4.280 35
Total 36.13 5.816 70

Levene's Test of Equality of Error Variancesa


Dependent Variable: NILAI POSTES
F df1 df2 Sig.
4.085 1 68 .047
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent
variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + KELAS

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: NILAI POSTES
Source Type III df Mean F Sig. Partial Noncent. Observed
Sum of Square Eta Paramete Powerb
Squares Square r
d
a
Corrected 134.414 1 134.414 4.156 .045 .058 4.156 .520
Model
91369.15 1 91369.15 2824.87 .000 .976 2824.871 1.000
Intercept
7 7 1
KELAS 134.414 1 134.414 4.156 .045 .058 4.156 .520
2199.429 6 32.345
Error
8
93703.00 7
Total
0 0
Corrected 2333.843 6
Total 9
a. R Squared = ,058 (Adjusted R Squared = ,044)
b. Computed using alpha = ,05

Parameter Estimates
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Dependent Variable: NILAI POSTES


Parameter B Std. t Sig 95% Partial Noncent. Observe
Erro . Confidence Eta Paramete d
r Interval Square r Powerb
Lowe Upper d
r Boun
Boun d
d
34.74 .961 36.14 .00 32.82 36.66 .951 36.141 1.000
Intercept
3 1 0 5 1
[KELAS 2.771 1.36 2.039 .04 .059 5.484 .058 2.039 .520
=1] 0 5
a
[KELAS 0 . . . . . . . .
=2]
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
b. Computed using alpha = ,05

Lack of Fit Tests


Dependent Variable: NILAI POSTES
Source Sum of df Mean F Si Partial Noncent Observe
Squares Square g. Eta . d Powera
Squared Paramet
er
Lack of .000 0 . . . .000 .000 .
Fit
Pure 2199.4 68 32.345
Error 29
a. Computed using alpha = ,05

Lampiran 11. Dokumentasi


PAGE \* MERGEFORMAT 2

Lampiran 12. Materi Meningkatkan Self Regulations


PAGE \* MERGEFORMAT 2

MATERI
Mengendalikan Emosi
1. Pengertian Emosi
Untuk memberikan pengertian kepada istilah emosi, beberapa ahli mempunyai
pengertian dan definisi yang mereka simpulkan sendiri. Beberapa pengertian mengenai
emosi menurut para ahli yaitu:
Daniel Goleman
Emosi menurut Goleman yaitu setiap kegiatan, pergolakan pikiran, nafsu, dan juga
setiap keadaan mental yang dalam keadaan hebat dan sedang meluap – luap. Emosi
merujuk kepada suatu keadaan pikiran yang khas secara biologis dan psikologis, juga
adanya kecenderungan untuk mengambil tindakan berdasarkan perasaan tersebut. Jadi,
pada dasarnya emosi adalah suatu dorongan untuk bertindak.
Chaplin

Pengertian emosi menurut Chaplin adalah suatu kondisi dimana satu individu
mengalami rangsangan oleh perubahan – perubahan di sekelilingnya yang disadari dan
sifat dari perilaku tersebut mendalam. Menurut Chaplin, emosi dan perasaan berbeda,
dimana perasaan itu adalah pengalaman yang disadari, yang aktif oleh keadaan eksternal
maupun macam – macam keadaan jasmaniah.
Hockenbury & Hockenbury
Emosi adalah suatu kondisi psikologis yang kompleks yang melibatkan tiga
komponen khususberbeda yaitu suatu pengalaman yang subyektif, respons psikologis, dan
respons tingkah laku atau ekspresi.
Emosi adalah suatu perasaan yang pasti dimiliki setiap manusia. Semua orang pasti
mengenal istilah yang satu ini, yang digunakan untuk menggambarkan apa yang dirasakan
oleh seseorang ketika ada perubahan yang terjadi dalam kehidupannya sehari – hari.
Dalam kehidupan sehari – hari, pada umumnya kita akan melibatkan emosi ketika
berbicara, memilih kata – kata, mengambil keputusan, memilih aktivitas berdasarkan apa
yang kita rasakan saat itu. Emosi memang memegang peranan yang besar dalam kehidupan
kita, dan merupakan salah satu hal yang menjadi penting dalam cara membentuk karakter
anak usia dini dengan memperhatikan tahap perkembangan emosi anak.
Secara etimologi atau asal bahasa, emosi diambil dari bahasa Latin yaitu ‘movere‘
yang artinya “menggerakkan atau bergerak”. Kata ‘Movere’ lalu ditambah dengan awalan
‘e’ yang artinya ” bergerak menjauh”. Dengan demikian, definisi emosi adalah suatu gejala
dari psiko fisiologis yang akan menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku
yang diwujudkan dalam bentuk suatu ekspresi tertentu
2. Jenis emosi
Secara garis besarnya emosi digolongkan menjadi dua golongan yaitu emosi positif dan
emosi negative. Emosi positif seperti bahagia, senang, gembira, dan cinta. Emosi positif
ememberikan dampak yang baik. Sedangkan emosi negatif seperti takut, marah, sedih, dan
cemas. Emosi Negatif memebrikan dampak yang buruk.
Perbedaan rangsang yang diterima oleh indra memberikan pengaruh terhadap
perasaan seseorang. Adanya perbedaan pengaruh tersebut, menimbilkan emosi yang
berbeda pula.
Berikut adalah macam-macam emosi :
a. Emosi marah seseorang yang marah terhadap orang lain disebabkan ia
menganggap bahwa orang itu bersalah terhadap dirinya. orang yang marah bisa

menunjukkan tingkah laku agresif, menganggu orang yang dikenai marah,


membanting barang, memukul, bahkan membunuh
b. Emosi sedih, duka, susah dan pilu
semua orang yang mengalami musibah pasti merasa sedih. karena sedih,
seseorang bisa menangis, bisa mengurung diri di kamar dan tidak mau bergaul
dengan orang lain.
c. Emosi Iri
Orang sering membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. jika dirinya
lebih rendah atau kurang dari orang yang dibandingkan maka timbul rasa iri.
emosi iri harus dapat di kendalikan dan di ekspresikan secara positif. ekspresi
iri yang positif akan menimbulkan gairah usaha dan meningkatkan kerja secara
positif untuk menyamai orang yang dibandingkan itu.
d. Emosi Takut
ekspresi dari rasa takut dapat berupa lari menjauh dari obyek penyebab takut.
Rasa takut menyebabkan seseorang menghindari objek penyebab takut
e. Emosi Cinta
contoh dari ekspresi cinta adalah kisah remaja yang menjalin asmara.
Semua orang harus dapat mengendalikan emosi. emosi yang tidak dapat di
kendalikan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain
Syamsudin (2004:114) menggolongkan bentuk-bentuk emosi sebagai berikut:
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu,
rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barang kali yang paling hebat,
tindak kekerasan dan kebencian patologis.
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian,
ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.
c. Rasa rakut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali,
waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga,
kenikmatan indrawi, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar
biasa, senang sekali, dan batas ujungnya, mania.
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih.
f. Terkejut : terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
h. Malu : rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai