Anda di halaman 1dari 205

EFEKTIVITAS MODUL MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA


MATERI PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
KELAS X SMA NEGERI 3 PATI

SKRIPSI

Oleh
Sendy Pradipta
09310231

IKIP PGRI SEMARANG


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMARANG
2013

i
EFEKTIVITAS MODUL MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
KELAS X SMA NEGERI 3 PATI

Skripsi
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Matematika

Oleh
Sendy Pradipta
09310231

IKIP PGRI SEMARANG


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEMARANG
2013

ii
Halaman Persetujuan

Skripsi berjudul

EFEKTIVITAS MODUL MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY


TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
KELAS X SMA NEGERI 3 PATI

yang disusun oleh


Sendy Pradipta
09310231

telah disetujui dan siap untuk diujikan

Semarang, 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Djoko Purnomo, M.M. Drs. Sutrisno,SE,MM,


M.PdNIP.19560727 198303 1 006 NIP. 19601121 198703 1 001

iii
Halaman Pengesahan

Skripsi berjudul
EFEKTIVITAS MODUL MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
KELAS X SMA NEGERI 3 PATI
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Sendy Pradipta
NPM 09310231

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada hari
dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Anggota Penguji
1. Drs. Djoko Purnomo, M.M. (.....................................)
NIP.19560727 198303 1 006
2. Drs. Sutrisno,SE,MM, M.Pd (.....................................)
NIP.19601121 198703 1 001
3. Dr. Suyono Wiryoatmojo, M.Pd (.....................................)
NPP. 093802196

iv
ABSTRAK

Sendy Pradipta. “Efektivitas Modul Matematika Berbasis Inquiry Terhadap


Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pangkat Akar dan Logaritma Kelas X
SMA Negeri 3 Pati”.Skripsi. Semarang: Fakultas Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang, Oktober 2013.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya kemampuan guru atau
pendidik untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam merencanakan,
menyiapkan, dan membuat bahan ajar secara matang yang kaya inovasi sehingga
menarik bagi peserta didik.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran yang
berupa modul matematika berbasis Inquiry pada materi pangkat akar dan
logaritmakelas X SMA sehingga menghasilkan perangkat pembelajaran yang
valid dan implementasi pada uji coba lapangan dengan modul berbasis Inquiry
efektif. Dan pembelajaran dengan menggunakan modul matematika berbasis
Inquirylebih baik atau tidak dari pada pembelajaran yang menggunakan model
konvensional.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dan
eksperimen. Penelitian pengembangan menggunakan modifikasi model 4-D
dengan tahap define (pembatasan), design (perancangan), develop
(pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Dan dalam penelitian eksperimen
populasi dalam penelitian ini adalah kelas X SMA Negeri 3 Pati yang terdiri dari
sepuluh kelas. Dengan teknik “Cluster Random Sampling” dipilih dua kelas, kelas
X – A6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X – A3 sebagai kelas kontrol.
Cara pengambilan data dengan validasi ahli, observasi dan tes prestasi
belajar. Hasil validasi ahli media diperoleh persentase 84%, validasi ahli materi
85,67% dan angket tanggapan siswa 86,63%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rancangan perangkat pembelajaran seperti disebutkan diatas sudah
dilakukan revisi secara bertahap karena adanya penilaian dari para ahli dan siswa,
hasilnya adalah berkriteria baik.Jadi perangkat tersebut valid untuk di
implementasikan.
Hasil uji coba lapangan menunjukkan thitung> ttabel yaitu 1,752> 1,68 maka,
hipotesis H0 ditolak, jadi rata-rata nilai hasil belajar siswa yang menggunakan
modul matematika berbasis Inquirylebih baik dari rata-rata nilai hasil belajar
siswa yang tidak menggunakan modul matematika berbasis Inquirypada materi
pangkat akar dan logaritma di kelas X semester I SMA Negeri 3 Pati tahun ajaran
2013/2014.
Hal tersebut menunjukkan pembelajaran kelas eksperimen mencapai
efektif.Jadi validitas perangkat dan efektifitas pembelajaran tercapai.

Kata Kunci : modul, Inquiry, valid.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta yang
senantiasa memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya termasuk nikmat waktu
dan kesempatan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini
berjudul “Efektivitas Modul Matematika Berbasis Inquiry Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Pada Materi Pangkat Akar dan Logaritma Kelas XSMA Negeri 3
Pati” diajukan dalam rangka menyelesaikan program Sarjana Pendidikan IKIP
PGRI Semarang.
Dengan terselesainya penyusunan skripsi ini, perkenankanlah penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Muhdi, S. H., M. Hum., Rektor IKIP PGRI Semarang
2. Bapak Drs. Nizarudin, M. Si., Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang
3. Bapak Dr. Rasiman, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika IKIP PGRI
Semarang
4. Bapak Drs. Djoko Purnomo, M.M. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini bisa berjalan
dengan lancar sampai selesai.
5. Bapak Drs. Sutrisno,SE,MM, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini bisa berjalan
dengan lancar sampai selesai.
6. Pihak – pihak terkait yang telah membantu penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
terutama dalam rangka untuk pengembangan strategi pembelajaran khususnya
pembelajaran matematika sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Semarang, 2013

Sendy Pradipta
09310231

vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
 Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik
Pelindung ( Q. S. Al Imron: 173).
 Pelajaran pertama dari sebuah kesalahan adalah untuk tidak membuat
kesalahan yang sama, karena kesalahan yang paling buruk adalah tidak
belajar dari kesalahan ( Mario Teguh ).
 Beranikan diri untuk meratap masa depan tanpa menyalahkan keadaan.
 Hapus airmata, keringat dan peluh orang tuamu dengan mempersembahkan
yang terbaik buat mereka.

PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur atas kenikmatan yang diberikan-Nya
kepada kita semua, kupersembahkan karya Skripsi ini untuk :
 Allah SWT yang telah memberikan limpahan Rahmat
yang begitu besar, sehingga skripsi ini dapat tersusun.
 Bapak dan ibu tercinta, yang telah memberikan doa dan
kasih sayang serta dukungan moral, spiritual dan materiil.
 Kakak – kakakku yang memberikanarti tentang menjalani
hidup serta semangat dalam setiap lembar skripsiku.
 Seseorang yang berarti dalam hidupku yang selalu setia
memotivasi dan mendukungku selama ini.
 Teman-teman kost terima kasih atas segala kritik dan saran
serta canda tawa kalian.
 Sahabat – sahabat satu jurusan, terimakasih kalian telah
menjadi sahabat terbaikku selama perjalananku menuntut
ilmu di IKIP PGRI Semarang.
 Almamater IKIP PGRI Semarang.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR ILUSTRASI ................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
C. Pemilihan Masalah ............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 6
G. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................................ 6
BAB II. TELAAH PUSTAKA ...................................................................... 8
A. Deskripsi Teori.................................................................................. 8
B. Kerangka Berpikir ............................................................................. 24
C. Hipotesis ........................................................................................... 27
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 28
A. Metode Pengembangan Produk ......................................................... 28
1. Perencanaan Desain Produk .......................................................... 28
2. Desain Pengembangan .................................................................. 32
3. Prosedur Pengembangan ............................................................... 33
B. Evaluasi terhadap Media yang Ada ................................................... 36
1. Subjek (Populasi dan Sampel) ....................................................... 36
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 36
3. Instrumen Penelitian ..................................................................... 37

viii
4. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................... 38
5. Pembuatan Desain Produk............................................................. 40
6. Validasi Desain ............................................................................. 40
C. Eksperimen Pengujian Produk ........................................................... 40
1. Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel)...................................... 40
2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 40
3. Instrumen Penelitian ..................................................................... 41
4. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................... 44
5. Revisi Produk .............................................................................. 47
6. Validasi Produk ........................................................................... 47
D. Uji Coba Pemakaian Produk .............................................................. 47
1. Revisi Produk .............................................................................. 47
2. Pengujian Produk Secara Luas ...................................................... 48
3. Penyempurnaan Produk ................................................................ 49
BAB IV. HASIL PENELITIAN .................................................................... 50
A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk............................................. 50
1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 50
2. Pelaksanaan Uji Bahan Ajar .......................................................... 51
3. Hasil Penelitian ............................................................................. 52
B. Hasil Penelitian Eksperimen .............................................................. 59
1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 59
2. Uji Coba Instrumen ....................................................................... 60
3. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 65
4. Hasil Penelitian ............................................................................. 65
BAB V. PEMBAHASAN ............................................................................. 70
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2. 1 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas X
Semester Ganjil 23
3. 1 Range Persentase dan Kriteria Kualitatif Program 39
4. 1 Ikhtisar Penilaian Aspek Ahli Media Pembelajaran 53
4. 2 Ikhtisar Penilaian Aspek Ahli Materi Pembelajaran 55
4. 3 Ikhtisar Penilaian Angket Tanggapan Siswa 57

x
DAFTAR ILUSTRASI

Gambar Halaman
2. 1 Bagan kerangka berpikir penelitian 26
3. 1 Bagan model pengembangan worksheet modifikasi dari 4-D 33
3. 2 Posttest Only Control Design dengan Satu Variabel Perlakuan 45
4. 1 Diagram batang tingkat validasi oleh ahli media pembelajaran 53
4. 2 Diagram batang tingkat validasi oleh ahli materi pembelajaran 55
4. 3 Diagram batang tingkat penilaian modul oleh siswa 58

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar penilaian validasi ahli media modul matematika berbasis


Inquiry
Lampiran 2 Hasil penilaian validasi ahli media modul matematika berbasis
Inquiry
Lampiran 3 Lembar penilaian validasi ahli materi modul matematika berbasis
Inquiry
Lampiran 4 Hasil penilaian validasi ahli materi modul matematika berbasis
Inquiry
Lampiran 5 Lembar angket tanggapan siswa untuk modul matematika berbasis
Inquiry
Lampiran 6 Hasil penilaian angket tanggapan siswa untuk modul matematika
berbasis Inquiry
Lampiran 7a Daftar nama siswa kelas uji coba kelas X – A5 SMA Negeri 3 Pati
Lampiran 7b Daftar nama siswa kelas eksperimen kelas X – A6 SMA Negeri 3
Pati
Lampiran 7c Daftar nama siswa kelas kontrol kelasX – A3 SMA Negeri 3 Pati
Lampiran 8 Kisi – kisi soal uji coba
Lampiran 9 Soal uji coba
Lampiran 10 Kunci jawaban soal uji coba
Lampiran 11 Analisis butir soal kelas uji coba
Lampiran 12 Perhitungan validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda butir soal uji coba dengan menggunakan microsoft office
excel
Lampiran 13a Perhitungan validitas butir soal uji coba dengan perhitungan
manual
Lampiran 13b Perhitungan reliabilitas butir soal uji coba dengan perhitungan
manual
Lampiran 13c Perhitungan taraf kesukaran butir soal uji coba dengan perhitungan
manual

xii
Lampiran 13d Perhitungan daya pembeda butir soal uji coba dengan perhitungan
manual
Lampiran 13e Daftar hasil analisis tes uji coba
Lampiran 14 Silabus pembelajaran kelas X semester 1 materi pangkat akar dan
logaritma
Lampiran 15a Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
modul matematika berbasis Inquiry pada pertemuan 1
Lampiran 15b Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
modul matematika berbasis Inquiry pada pertemuan 2
Lampiran 15c Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
modul matematika berbasis Inquiry pada pertemuan 3
Lampiran 15d Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
modul matematika berbasis Inquiry pada pertemuan 4
Lampiran 15e Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan
modul matematika berbasis Inquiry pada pertemuan 5
Lampiran 16a Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran konvensional pada pertemuan 1
Lampiran 16b Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran konvensional pada pertemuan 2
Lampiran 16c Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran konvensional pada pertemuan 3
Lampiran 17 Rangkuman materi untuk model pembelajaran konvensional
Lampiran 19 Kisi – kisi soal evaluasi
Lampiran 20 Soal tes evaluasi
Lampiran 21 Kunci jawaban soal tes evaluasi
Lampiran 22a Data nilai awal siswa kelompok kontrol (kelas X – A3)
Lampiran 22b Data nilai awal siswa kelompok eksperimen (kelas X – A6)
Lampiran 23a Uji normalitas data awal siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan microsoft office excel
Lampiran 23b Uji normalitas data awal siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan perhitungan manual

xiii
Lampiran 24a Uji normalitas data awal siswa kelas kontrol dengan menggunakan
microsoft office excel
Lampiran 24b Uji normalitas data awal siswa kelas kontrol dengan menggunakan
perhitungan manual
Lampiran 25a Uji homogenitas data awal siswa dengan menggunakan microsoft
office excel
Lampiran 25b Uji homogenitas data awal siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan perhitungan manual
Lampiran 26b Uji homogenitas data awal siswa kelas kontrol dengan
menggunakan perhitungan manual
Lampiran 27a Data nilai hasil belajar siswa kelompok eksperimen (kelas X – A6)
Lampiran 27b Data nilai hasil belajar siswa kelompok kontrol (kelas X – A3)
Lampiran 28a Uji normalitas data akhir siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan microsoft office excel
Lampiran 28b Uji normalitas data akhir siswa kelas eksperimen dengan
menggunakan perhitungan manual
Lampiran 29a Uji normalitas data akhir siswa kelas kontrol dengan menggunakan
microsoft office excel
Lampiran 29b Uji normalitas data akhir siswa kelas kontrol dengan menggunakan
perhitungan manual
Lampiran 30a Uji homogenitas data akhir siswa dengan menggunakan microsoft
office excel
Lampiran 30b Uji homogenitas data akhir siswa dengan menggunakan
perhitungan manual
Lampiran 31a Uji hipotesisdengan menggunakan microsoft office excel
Lampiran 31b Uji hipotesisdengan menggunakan perhitungan manual
Lampiran 32 Nilai presentil untuk distribusi F
Lampiran 33 Tabel nilai kritis L untuk uji liliefors
Lampiran 34 Luas di bawah lengkungan normal standar dari 0 ke z
Lampiran 35 Tabel r product moment
Lampiran 36 Nilai presentil untuk distribusi t

xiv
Lampiran 37a Dokumentasi uji coba soal
Lampiran 37b Dokumentasi pembelajaran kelas eksperimen
Lampiran 37c Dokumentasi pembelajaran kelas kontrol

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melaluikegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di
masa yang akandatang (UU No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional).Kalimat tersebutmenunjukkan bahwa pendidikan perlu
diselenggarakan untuk menyiapkan generasipenerus bangsa Indonesia, baik
generasi tua maupun generasi muda. Penyelenggaraanpendidikan ditujukan
pada penyiapan generasi penerus yang berperan dalamperkembangan bangsa
dan negara Indonesia pada masa sekarang dan masa yang akandatang. Dalam
pendidikan terkandung pembinaan (kepribadian), pengembangan(kemampuan
atau potensi), peningkatan (pengetahuan), dan tujuan, yang ditujukanpada
peserta pendidikan (peserta didik) untuk diwujudkan dalam
kehidupan.Pembinaan, pengembangan, dan peningkatan tersebut
terselenggara melalui prosesdalam berbagai bentuk kegiatan untuk mencapai
tujuan. Dalam pendidikan, secaraimplisit, terjalin hubungan antara dua pihak;
yaitu pendidik dan peserta didik. Dalamjalinan tersebut kedua pihak saling
mempengaruhi, sesuai perannya, selamapelaksanaan proses pendidikan.
Proses pendidikan tidak diselenggarakan sesaat,namun proses pendidikan
diselenggarakan sepanjang hayat. Kegiatan pendidikandapat berlangsung
dalam keluarga, dalam lembaga, maupun dalam masyarakat.
SMA Negeri 3 Pati merupakan sekolah Negeri yang terletak di
Kabupaten Pati. Siswa di Sekolah ini tergolong ke dalam kategori siswa yang
pandai.Hal iniditunjukkan dengan nilai tes masuk ke sekolah tersebut yang
relatif tinggi. Apabiladilihat dari input siswanya seharusnya mereka tidak
banyak menemui kesulitan dalammemahami pokok bahasan. Akan tetapi
hasil observasi pada kelas X-6menunjukkan sebagian besar siswa masih
mengalami kesulitan dalam memahamisuatu pokok bahasan yang dijelaskan
guru terutama pada program studi Matematika.

16
Berdasarkan wawancara pada beberapa siswa SMA Negeri 3 Pati, peran
gurumasih sangat dominan pada saat pembelajaran. Hal ini menyebabkan
siswa selalumenunggu penjelasan dari guru untuk memahami suatu materi.
Selain itu, terkadangsiswa juga enggan bertanya pada guru jika ada materi
yang belum dimengerti.Ketika peneliti mengadakan observasi di kelas X-
6masih banyak siswayang kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan
oleh guru. Hal tersebutmenjadi indikasi belum optimalnya penguasaan konsep
matematika dalampembelajaran matematika. Sehingga berdasarkan
hasilulangan siswa, menunjukkan bahwa hasil ulangan tersebut belum
mencapai target.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan model serta bahan
ajar yang tepat dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan sarana
bagiguru untuk mengajar dan mendidik siswa didalam menyampaikan suatu
pokokbahasan. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan
dalam memilihmodel pembelajaran, bahan ajar yang dipilih harus sesuai
dengan tujuan,jenis, dan sifat materi yang diajarkan. Kemampuan guru dalam
memahami danmelakasanakan model pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap hasil yang dicapai.Ketidaktepatan menggunakan suatu model
pembelajaran serta bahan ajar yang kurang tepat dapat
menimbulkankebosanan terhadap situasi belajar dan siswa tidak memahami
suatu konsep dalampokok bahasan sehingga mengakibatkan sikap yang acuh
terhadap pelajaranmatematika dan juga berakibat menurunnya hasil belajar
siswa.
“Denganmenyadari pola interaksi tersebut akan memungkinkan
keterlibatan mental siswa secara optimal dalammerealisasikan pengalaman
belajar” ( Suherman,dkk, 2003 :8).
Untuk mengatasi masalah kebosanan siswa terhadap
pembelajaranmatematika dan kurang dipahaminya pelajaran matematika,
maka perlu dicarikanformula pembelajaran yang tepat agar siswa tidak jenuh
dalam mengikuti pelajaranmatematika dan apa yang disampaikan guru akan
dimengerti oleh siswa. Salah satuformula pembelajaran itu adalah sebuah

17
modul pembelajaran yang dipadukan dengan model pembelajaran Inquiry
atau bisa dikatakan modul pembelajaran berbasis inquiry. Model
pembelajaran inquiry sendiri merupakan pembelajaran yang menekankan
pada aktivitas siswa secara maksimal, untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari suatu hal yang dipertanyakan. sehingga siswa diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya pada dirinya sendiri, sedangkan guru
adalah sebagai fasilitator menciptakan proses belajar aktif, kreatif,dan
menyenangkan. Dengandilibatkannya siswa secara aktif dalam pembelajaran
maka siswa akan fokus padapembelajaran yang sedang berlangsung, selain itu
konsep akan tertanam dengan baikpada siswa karena siswa memahami
konsep dan tidak sekedar menghafal.
“Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu
pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna
untuk siswa melalui keterampilan berfikir” ( Hamruni, 2009 : 131 ).
Selain dituntut untuk menguasai konsep matematika, siswa juga
dituntutuntuk bisa belajar mandiri, tidak mengandalkan penjelasan dan
perintah dari guruuntuk mempelajari suatu materi karena pada dasarnya
matematika dapat dipelajarisendiri oleh siswa. Jika siswa dapat menguasai
konsep awal dengan benar maka siswatersebut akan dapat mengembangkan
konsep tersebut dengan sendirinya menurutkonsep dasar yang dimengerti.
Pemilihan penggunaan modul pembelajaran berbasis inquiry
inidikarenakan selama proses pembelajaran yang sudah berlangsung, guru
matematikadi SMA Negeri 3 Pati belum pernah melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan modul pembelajaran berbasis inquiry. Hal ini
mendorong peneliti untukmenerapkan modul pembelajaran berbasis inquiry
sebagai bahan ajar sekaligus sebagai model dalam prosespembelajaran
matematika dikelas X-6 SMA Negeri 3 Pati dengan tujuan
untukmeningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Pembelajaran matematika dengan modul berbasis model pembelajaran
Inquirypada dasarnya adalah sebuah pembelajaran yang disusun secara
sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai

18
tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri
(mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik.
Kemudian, dengan modul, peserta didik juga dapat mengukur sendiri tingkat
penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan
model, sehingga apabila telah menguasainnya, maka mereka dapat
melanjutkan pada satu satuan modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya, jika
peserta didik belum mampu menguasai, maka mereka akan diminta untuk
mengulangi dan mempelajari kembali. Sementara itu, untuk menilai baik
tidaknya atau bermakna tidaknya suatu modul ditentukan oleh mudah
tidaknya suatu modul digunakan oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran (Prastowo, 2012: 105).
Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti perlu melakukan penelitian
eksperimen dengan judul “Efektivitas Modul Matematika Berbasis Inquiri
Terhadap Hasil Belajar Peserta didik Pada Materi Pangkat, Akar dan
Logaritma Kelas X Semester 1 SMA Negeri 3 Pati”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diketahui
adanya banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Pati tahun
pelajaran 2013/2014, diantaranya adalah :
1. Persepsi negatif tentang pelajaran matematika yang sering kali dianggap
sebagai pelajaran yang sulit dipahami bagi siswa.
2. Guru atau pendidik tampaknya kurang mengembangkan kreativitas mereka
untuk merencanakan, menyiapkan, dan membuat bahan ajar secara matang
yang kaya inovasi sehingga menarik bagi peserta didik.
3. Guru menyampaikan bahan pembelajaran kurang menarik atau
membosankan.
4. Siswa kurang tertarik dan kurang memberi respon positif terhadap
pembelajaran matematika yang diterapkan oleh guru.

19
C. Pemilihan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka
peneliti mempersempit permasalahan dalam pemilihan masalah. Pemilihan
masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus dan tidak
menyimpang dari sasaran pokok yang dibatasi dalam konteks
permasalahan.Sehingga permasalahan yang hendak dikaji adalah kurangnya
pengembangan pemahaman siswa dalam memahami pelajaran matematika
yang mengakibatkan kesulitan belajar siswa kelas X SMA Negeri 3 Pati tahun
pelajaran 2013/2014.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian latar belakang di atas, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana mengembangkan modul matematika berbasis Inquiry yang
valid (layak) digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi
pokok pangkat akar dan logaritma kelas X SMA?
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan modul matematika berbasis
Inquirylebih baik atau tidak dari pada yang menggunakan model
konvensional pada materi pangkat akar dan logaritma kelas X SMA?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Pengembangan dan pemanfaatkan modul matematika berbasis Inquiry yang
valid (layak) digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi
pokok pangkat akar dan logaritma kelas X SMA.
2. Pembelajaran dengan menggunakan modul matematika berbasis
Inquirylebih baik atau tidak dari pada yang menggunakan model
konvensional pada materi pangkat akar dan logaritma kelas X SMA.

20
F. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat
sebagai berikut.
1. Bagi Guru
a. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Inquirysebagai alternatif
model pembelajaran untuk meningkatkan profesionalisme guru.
b. Meningkatkan keberhasilan guru dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik.
2. Bagi Peserta didik
a. Peserta didik menjadi lebih kreatif dan tidak hanya menerima apa yang
diajarkan guru saja, tetapi dapat menemukan cara tersendiri dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan pangkat akar dan logaritma.
b. Hasil belajar peserta didik meningkat karena pemahaman mereka
bertambah.
c. Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berguna sebagai bekal pengalaman dan
mengembangkan metode pembelajaran yang inovatif khususnya dalam
mata pelajaran matematika.

G. Sistematika Penulisan skripsi


Skripsi ini terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing diuraikan,
sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Pada bagian awal skripsi ini berisi: halaman sampul, halaman judul,
halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, motto dan persembahan,
daftar isi, daftar tabel, daftar ilustrasi dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi
Merupakan bagian pokok dalam skripsi yang terdiri dari 5 bab, yaitu:

21
Bab 1 pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pemilihan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab 2 telaah pustaka yang berisi deskripsi teori, kerangka berpikir
dan hipotesis.Deskripsi teori dan hipotesis berisi tentang teori-teori yang
membahas dan melandasi permasalahan skripsi serta penjelasan yang
merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi, pokok bahasan
yang terkait dengan pelaksanaan penelitian, kerangka berpikir dan
hipotesis yang dirumuskan.
Bab 3 metode penelitian yang berisi 4 tahap, yaitu pertama metode
pengembangan produk meliputi perencanaan desain produk, desain
pengembangan dan prosedur pengembangan.Kedua, evaluasi terhadap
media yang ada meliputi subjek (populasi dan sampel).Ketiga, eksperimen
pengujian produk meliputi subjek penelitian (populasi dan sampel), teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis dan interpretasi data,
revisi produk, dan validasi desain.Dan yang keempat, uji coba pemakaian
produk meliputi revisi produk, pengujian produk secara luas dan
penyempurnaan produk.
Bab 4 laporan hasil penelitian yang meliputi hasil penelitian
pengembangan produk dan hasil penelitian eksperimen.Hasil penelitian
pengembangan produk berisi tentang persiapan penelitian, pelaksanaan uji
bahan ajar dan hasil penelitian.Serta hasil penelitian eksperimen berisi
tentang persiapan penelitian, uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian
dan hasil penelitian.
Bab 5 pembahasan yang berisi pembahasan hasil penelitian.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi merupakan bagian yang terdiri dari simpulan
dan saran, daftar pustaka yang digunakan sebagai acuan, serta lampiran-
lampiran yang melengkapi uraian pada bagian isi dan tabel-tabel yang
digunakan.

22
BAB II
TELAAH PUSTAKA

A. Deskripsi Teori
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Fontana (Suherman, dkk, 2003: 7), berpendapat bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai
hasil dari pengalaman yang dialaminya.
Hamalik (2002: 154) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman.
Sedangkan Darsono (2000: 24) berpendapat bahwa belajar adalah
suatu kegiatan yang melibatkan individu secara fisik maupun psikis
untuk mencapai perubahan tingkah laku.
Dengan memperhatikan kesamaan tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang
terjadi pada diri seseorang setelah mendapatkan pengalaman tertentu.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar berupa perubahan pada
aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Tujuan Belajar
Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara
keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu
tujuan.Tujuan belajar secara umum adalah untuk mencapai perubahan
dalam tingkahlaku orang yang belajar (Darsono, 2000: 32).

2. Teori Belajar
Teori belajar merupakan proses dimana dalam proses belajar
menghasilkan pengajaran yang baik, manjemen yang baik dengan
menggunakan teori belajar yang disukai. Berikut beberapa teori belajar
yang sesuai dengan proses pembelajaran :

23
a. Teori Belajar Skinner
Skinner(Suherman, dkk, 2003: 31), menyatakan bahwa ganjaran
atau penguatan mempunyai peranan penting dalam proses
belajar.Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang harus dapat
diukur. Bila pembelajar (peserta didik) berhasil belajar, maka respon
bertambah, tetapi bila tidak belajar banyaknya respon berkurang,
sehingga secara formal hasil belajar harus bisa diamati dan diukur.
b. Teori Belajar Ausubel
Ausubel (Suherman, dkk, 2003: 31),menyatakan bahwa teori ini
dikenal dengan belajar bermaknanya dan pentingnya pengulangan
sebelum belajar dimulai. Pada belajar bermakna materi yang telah
diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya
lebih dimengerti.
c. Teori Belajar Piaget
Piaget (Suherman, dkk, 2003: 36), menyebutkan bahwa struktur
kognitif sebagai Skemata, yaitu kumpulan dari skema skema. Seorang
individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap
stimulus. Dengan kata lain pengetahuan (knowledge) adalah interksi
yang terus menerus antara individu dengan lingkungan.
d. Teori Belajar Gagne
Gagne (Suherman, dkk, 2003: 33), menyatakan belajar dapat
dikelompokkan menjadi 8 tipe belajar, yaitu belajar isyarat, stimulus
respon, rangkaian gerak, rangkaian verbal, membedakan, pembentukan
konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah.
Lebih jauh, Gagne mengemukakan bahwa hasil belajar harus
didasarkan pada pengamatan tingkah laku, melalui stimulus respon dan
belajar bersyarat.Alasannya adalah bahwa manusia itu organisme pasif
yang bisa dikontrol melalui imbalan dan hukuman.

24
3. Hasil Belajar
Hamalik (2002: 155) menjelaskan bahwa hasil belajar tampak
sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Perubahan dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang
lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.
Snelbeker ( Rusmono, 2012 : 8 ) menyatakan bahwa perubahan atau
kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan
belajar adalah merupakan hasil belajar, karena belajar pada dasarnya
adalah bagaimana perilaku seseorang berubah sebagai akibat dari perilaku
seseorang. Hasil belajar menurut Bloom, meliputi tiga ranah, yaitu ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual, yang dinyatakan dengan nilai yang
diperoleh siswa setelah menempuh tes evaluasi. Hasil belajar ranah afektif
berhubungan dengan sikap, minat, emosi, perhatian, penghargaan dan
pembentukan karakteristik diri. Hasil belajar afektif tampak dalam tingkah
laku, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman serta
hubungan sosial. Sedangkan hasil belajar ranah psikomotorik berhubungan
dengan keterampilan, kemapuan gerak dan bertindak.
Dari pendapat-pendapat tersebut, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang nampak pada diri
siswa setelah melakukan suatu kegiatan.
Bloom dalam Sudjana (2002 :22) hasil belajar dibedakan menjadi 3
ranah yaitu :
a. Ranah kognitif
Pada ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah afektif

25
Pada ranah ini berkenaan dengan sikap dan nilai.Tipe hasil
belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti
perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan
sosial. Sikap afektif dapat terlihat dalam hal :
1. Kemauannya untuk menerima pelajaran dari guru-guru
2. Perhatiannya terhadap apa yang dijelaskan oleh guru
3. Keinginannya untuk mendengarkan dan mencatat uraian guru
4. Penghargaannya terhadap guru itu sendiri
5. Hasratnya untuk bertanya kepada guru.
6. Kemauannya mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut
7. Kemauannya untuk menerapkan hasil pelajaran dalam praktek
kehidupannya sesuai dengan tujuan dan isi yang terdapat dalam
mata pelajaran
8. Senang terhadap guru dan mata pelajaran yang diberikannya.
c. Ranah psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan


(skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotorik
dapat di lihat berikut :
1. Segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan duduk paling
depan dengan mempersiapkan kebutuhan belajar
2. Mencatat bahan pelajaran dengan baik dan sistematis
3. Sopan, ramah, dan hormat kepada guru pada saat guru menjelaskan
pelajaran
4. Bertanya kepada guru mengenai bahan pelajaran yang belum jelas
5. Membentuk kelompok untuk berdiskusi tentang materi pelajaran
6. Melakukan latihan dalam memecahkan masalah berdasarkan
konsep bahan yang diperolehnya atau menggunakannya dalam
praktek kehidupannya.
7. Mau berkomunikasi dengan guru, dan bertanya atau meminta saran
bagaimana mempelajari mata pelajaran yang akan diajarkannya.

26
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dimuka bahwa belajar
adalah usaha untuk memperoleh pengetahuan sehingga proses belajar
mengajar akan mengakibatkan terjadinya proses tingkah laku yang dapat
membandingkan seseorang sebelum dan sesudah mengalami peristiwa
belajar.

4. Modul
Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004)
yang diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang
ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
atau dengan bimbingan guru. Sementara, dalam pandangan lainnya, modul
dimaknai sebagai seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis,
sehingga penggunaannya dapat belajar dengan atau tanpa seorang
fasilitator atau guru.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga ditemukan pengertian
yang hampir serupa bahwa modul adalah kegiatan program belajar
mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang
minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan
yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang
dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta pengukuran keberhasilan peserta
didik dalam penyelesaian pelajaran.
Sementara itu, Abdul. M ( 2007 : 176 ) berpendapat bahwa modul
adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapan
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul
berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah
disebutkan sebelumnya.
Dari beberapa pandangan di atas dapat kita pahami bahwa modul
pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat
pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri)
dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Kemudian,

27
dengan modul, peserta didik juga dapat mengukur sendiri tingkat
penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan
model, sehingga apabila telah menguasainnya, maka mereka dapat
melanjutkan pada satu satuan modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya,
jika peserta didik belum mampu menguasai, maka mereka akan diminta
untuk mengulangi dan mempelajari kembali. Sementara itu, untuk menilai
baik tidaknya atau bermakna tidaknya suatu modul ditentukan oleh mudah
tidaknya suatu modul digunakan oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Oleh karena itu, modul harus menggambarkan kompetensi dasar
yang akan dicapai oleh peserta didik, serta disajikan dengan bahasa yang
baik, menarik, dan dilengkapi dengan ilustrasi.
a. Fungsi Modul
Sebagai salah bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai
berikut:
1) Bahan ajar mandiri. Maksudnya, penggunaan modul dalam proses
pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik.
2) Pengganti fungsi pendidik. Maksudnya, modul sebagai bahan ajar
yang harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik
dan mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan
dan usia mereka. Sementara, fungsi penjelas sesuatu tersebut juga
melekat pada pendidik. Maka dari itu, penggunaan modul bisa
berfungsi sebagai pengganti fungsi atau peran fasilitator/pendidik.
3) Sebagai alat evaluasi. Maksudnya, dengan modul, peserta didik
dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat
penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan
demikian, modul juga sebagai alat evaluasi.
4) Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik. Maksudnya, karena modul
mengandung berbagai materi yang harus dipelajari oleh peserta

28
didik, maka modul juga memilih fungsi sebagai bahan rujukan bagi
peserta didik.
b. Tujuan Pembuatan Modul
Adapun tujuan penyusunan atau pembuatan modul, antara lain :
1) Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan pendidik (yang minimal).
2) Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam
kegiatan pembelajaran.
3) Melatih kejujuran peserta didik.
4) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta
didik. Bagi peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka
mereka dapat belajar lebih cepat serta menyelesaikan modul dengan
lebih cepat pula. Dan, sebaliknya bagi yang lambat, maka mereka
dipersilakan untuk mengulanginya kembali.
5) Agar peserta didik mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan
materi yang telah dipelajari.
c. Kegunaan Modul bagi Kegiatan Pembelajaran
Sementara itu, Andriani (Prastowo, 2012: 106), berpendapat
bahwa kegunaan modul dalam proses pembelajaran antara lain sebagai
penyedia informasi dasar, karena dalam modul disajikan sebagai materi
pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut; sebagai bahan
instruksi atau petunjuk bagi peserta didik; serta sebagai bahan
pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Di samping itu,
kegunaan lainnya adalah menjadi petunjuk mengajar yang efektif bagi
pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam
melakukan penilaian sendiri (self assessment).
d. Karakteristik Modul
Setiap ragam bentuk bahan ajar, pada umumnya memiliki
sejumlah karakteristik tertentu yang membedakannya dengan bentuk
bahan ajar yang lain. Begitu pula untuk modul, bahan ajar ini memiliki
beberapa karakteristik, antara lain dirancang untuk sistem pembelajaran

29
mandiri; merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis;
mengandung tujuan, bahan atau kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara
komunikatif (dua arah); diupayakan agar dapat mengganti beberapa
peran pengajar; cakupan bahasan terfokus dan terukur; serta
mementingkan aktivitas belajar pemakai.
Sementara, menurut Sajdati, karakteristik modul yaitu terdiri atas
bermacam-macam bahan tertulis yang digunakan untuk belajar mandiri.
Vembriarto (Prastowo, 2012: 107), berpendapat bahwa terdapat lima
karakteristik dari bahan ajar. Pertama, modul merupakan unit (paket)
pengajaran terkecil dan lengkap. Kedua, modul memuat rangkaian
kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematis. Ketiga, modul
memuat tujuan belajar (pengajaran) yang dirumuskan secara eksplisit
dan spesifik. Keempat, modul memungkinkan siswa belajar sendiri
(independent), karena modul memuat bahan yang bersifat self-
instructional. Kelima, modul adalah realisasi pengakuan perbedaan
individual, yakni salah satu perwujudan pengajaran individual.

5. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Arends
(Suprijono, 2012 : 46), berpendapat bahwa model pembelajaran mengacu
pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk didalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Model pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai karangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar..
Diperlukan sebuah sintaks (pola urutan) untuk menyusun model
pembelajaran.Sintaks dari suatu model pembelajaran adalah pola yang
menggambarkan urutan, alur, tahap- tahap keseluruhan yang pada
umumnya disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks

30
(pola urutan) dari suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan
jelas kegiatan- kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau peserta
didik. Tiap model pembelajaran membutuhkan sistem pengelolaan dan
lingkungan belajar yang berbeda.
Soekamto(Trianto, 2007: 5)menyatakan bahwa model pembelajaran
adalahkerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa
dengan guru dikelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di kelas(Suherman, 2003: 7).
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran digunakan
sebagai pedoman sebagai perencanaan agar proses pembelajaran berjalan
dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

6. Model Pembelajaran Inquiri


Strategi pembelajaran inquiri banyak dipengaruhi oleh aliran belajar
kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental
dan proses berfikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki
setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal
dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang
diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan berfikir.
Hamruni ( 2009 : 133 ) berpendapat bahwa ada beberapa hal yang
menjadi konsep dasar ( ciri utama ) strategi pembelajaran inquiri, yaitu :
a. Strategi inquiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inquiri menempatkan
siswa sebagai subjek belajar.

31
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
c. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiri adalah
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.
Sanjaya, (2008 : 196) berpendapat bahwa secara umum proses
pembelajaran dengan menggunkan inquiri menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsive. Pada langkah ini guru
mengondisikan agar peserta didik siap melaksanakan proses
pembelajaran. Pada langkah orientasi dalam pembelajaran inquiri, guru
merangsang dan mengajak peserta didik untuk berpikir dan
memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting. Keberhasilan pembelajaran inquiri sangat tergantung
pada kemauan peserta didik untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam pemecahan masalah; tanpa kemampuan dan
kemauan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan
lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan alam tahapan orientasi
adalah:
1) Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik.
2) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan
langkah-langkah inquiri serta tujuan setiap langkah, mulai ari
langkah perumusan masalah sampai dengan merumuskan
kesimpulan.

32
3) Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini
dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar peserta didik.

b. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta
didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.Persoalan yang
disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk berpikir
memecahkan teka-taki itu.Dikatakan teka-teki dalan rumusan masalah
yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu ada jawabannya, dan
peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam pembelajaran
inquiri, oleh sebab itu malalui proses tersebut peserta didik akan
memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan demikian
teka-teki yang menjadi masalah adalah teka-teki yang mengandung
konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan.Ini penting dalam
pembelajaran inquiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan alam
perumusan masalah, diantaranya:
1) Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh peserta didik. Peserta
didik akan memiliki motivasi belajar yang tinggi manakala
dilibatkan dalam perumusan masalah yang hendak dikaji. Dengan
demikian, guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri masalah
pembelajarn, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari,
sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topik
yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada peserta didik.
2) Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki
yang jawabannya pasti. Artinya, guru perlu mendorong agar peserta
didik dapat merumuskan masalah yang menurut guru jawaban
sebenarnya sudah ada, tinggal peserta didik mencari dan
mendapatkannya secara pasti.

33
3) Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah
diketahui terlebih dahulu oleh peserta didik. Artinya, sebelum
masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inquiri, guru perlu
yakin terlebih dahulu bahwa peserta didik sudah memiliki
pemahaman tentang konsep-konsep yang ada alam rumusan
masalah. Jangan harapkan peserta didik dapat melakukan tahapan
inquiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep yang
terkandung dalam rumusan masalah.

c. Mangajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir sudah
dimiliki sejak individu itu lahir.Potensi berpikir itu dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira
(berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu dapat
membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi untuk
mendorong berpikir lebih lanjut. Oleh sebab itu, potensi untuk
mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus
dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak
adalah dengan menyajikan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
peserta didik untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga
hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan
berpikir logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman. Dengan demikian,
setiap individu yang kurang mempunyai wawasan akan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.

34
d. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yng diajukan. Dalam strategi
pembelajaran inquiri, mengumpulkan data merupakan proses yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan
data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan
tetapi membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya. Oleh sebab itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini
adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong
peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.Sering
terjadi kemacetan ber inquiri adalah manakala peserta didik tidak
apresiatif terhadap pokok permasalahan.Tidak apresiatif itu biasanya
ditunjukkan dengan gejalagejala ketidakgairahan dalam
belajar.Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka
guru hendaknya terus-menerus memberikan dorongan kepada peserta
didik untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan
secara merata kepada seluruh peserta didik sehingga mereka terangsang
untuk berpikir.

e. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji
hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan peserta didik atas jawaban
yang diberikan.Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

35
f. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan akhir dari proses pembelajaran. Sering terjadi,
oleh karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan
yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang hendak
dipecahkan.Karena itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat
sebaiknya guru mampu menunjukkan pada peserta didik data mana
yang relevan. Berdasarkan uraian di atas melalui pendekatan discovery-
inquiri yaitu mengajak peserta didik untuk dapat menemukan masalah-
masalah di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan materi pelajaran
sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar
mengajar. Guru sebagai fasilitator menciptakan proses belajar aktif,
kreatif, dan menyenangkan secara garis besar proses pembelajaran
discovery-inquiri. Dalam langkah ini peserta didik diminta kembali
untuk menganalisis hasil eksperimen yang dilakukan oleh kelompoknya
dengan cara diberi lembar kegiatan mandiri yang masih relevan dengan
hasil percobaan untuk dikerjakan secara individu. Dalam proses ini
bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
berfikir dan dapat menemukan kesimpulan dari jawaban dari
permasalahan yang ada. Langkah yang terakhir adalah memberikan
tugas mandiri kepada peserta didik untuk dikerjakan dirumah.

7. Pengembangan Modul Berbasis Inquiri


Pembelajaran matematika dengan modul berbasis inquiri pada
dasarnya adalah sebuah pembelajaran yang disusun secara sistematis
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat
pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri)
dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Kemudian,
dengan modul, peserta didik juga dapat mengukur sendiri tingkat
penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan

36
model, sehingga apabila telah menguasainnya, maka mereka dapat
melanjutkan pada satu satuan modul tingkat berikutnya. Dan sebaliknya,
jika peserta didik belum mampu menguasai, maka mereka akan diminta
untuk mengulangi dan mempelajari kembali. Sementara itu, untuk menilai
baik tidaknya atau bermakna tidaknya suatu modul ditentukan oleh mudah
tidaknya suatu modul digunakan oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran ( Prastowo, 2012:105).
Dalam pengembangan modul pembelajaran ini, prosedur
pengembangan yang dilakukan terdiri atas beberapa tahap, yakni:
a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dikembangkan/Concept
Mata pelajaran yang dikembangkan adalah mata pelajaran
Matematika khususnya pada pangkat, akar dan logaritma. Bahan ajar
yang akan dikembangkan adalah untuk siswa kelas X Semester ganjil
dengan Standar Kompetensi yaitu : Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan bentuk pangkat,akar, dan logaritma.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu bahan ajar yang relevan
dan inovatif untuk menunjang proses pembelajaran dengan melihat
standar kompetensi yang diuraikan di atas, sehingga nantinya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Mengidentifikasi kompetensi dasar, karakteristik siswa, dan indikator
pencapaian

37
Tabel 2.1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Kelas
X SMP Semester Ganjil

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memecahkan 1.1Menggunakan aturan pangkat, akar, dan


masalah yang logaritma
berkaitan dengan
1.2Melakukan manipulasi aljabar dalam
bentuk pangkat,
perhitungan yang melibatkan pangkat,
akar, dan logaritma
akar, dan logaritma

c. Desain produk /Design


Produk yang nantinya akan dihasilkan merupakan sebuah
modul pembelajaran berbasisInquiri.
Adapun desain awal modul pembelajaran berbasis Inquiridapat
dilihat di BAB III.
d. Pengumpulan Materi / Collecting materials
Kegiatan berupa pengumpulan bahan atau materi pelajaran yang
diperlukan untuk pembuatan produk seperti: materi pokok (subtansi
mata pelajaran matematika), aspek pendukung seperti gambar dan
grafik. Pengumpulan materi pokok dilakukan dengan menggunakan
sumber – sumber atau buku – buku mata pelajaran matematika yang
sudah ada dan memanfaatkan download dari internet, sedangkan
pengumpulan gambar diperoleh melalui download melaui internet
dan pengambilan langsung di lapangan.
e. Perakitan / Assembly
Tahap ini merupakan tahapan untuk menyusun dan merakit
kerangka modul pembelajaran berbasisInquiri.

38
B. Kerangka Berpikir
Setiap guru pasti menginginkan kegiatan pembelajaran yang
dilakukannya berhasil, karena itu merupakan bagian dari tugas guru sebagai
pendidik.
Meskipun kemampuan kognitif peserta didik sangat berpengaruh pada
keberhasilan belajar, namun peran guru dalam melaksanakan pembelajaran
juga ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik.Oleh karena itu
seorang guru harus mampu menentukan strategi yang tepat untuk menyajikan
materi pembelajaran secara menarik dan bermakna bagi peserta didik.
Saat ini begitu banyak media pembelajaran yang berkembang dan
beredar dalam dunia pendidikan, sehingga semakin banyak pilihan atau
alternatif strategi pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru.Pilihan – pilihan
strategi pembelajaran tersebut dapat berupa model pembelajaran yang saat ini
sudah sangat bervariasi, dapat juga melalui media pembelajaran yang juga
sudah berkembang sedemikian banyak dan dapat dikreasikan sendiri oleh
guru yang bersangkutan. Dan guru harus berani dan mampu bereksperimen
untuk melakukan perubahan gaya mengajar, agar tidak terjadi kegiatan
pembelajaran yang monoton.
Salah satunya adalah pembelajaran matematika, tujuan pembelajaran
matematika adalah mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.Untuk
dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah tersebut, seringkali
muncul kesulitan.Kesulitan yang dialami peserta didik diantaranya adalah
peserta didik kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya dalam
pembelajaran. Dalam mengajarkan matematika kita harus berusaha agar anak-
anak itu lebih banyak mengerti dan mengikuti pelajaran matematika dengan
gembira, sehingga minatnya dalam matematika akan lebih besar. Anak-anak
akan lebih besar minatnya dalam matematika bila pelajaran itu disajikan
dengan baik dan menarik.
Dalam proses pembelajaran penerapan suatu model pembelajaran yang
baik diyakini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Begitu pula jika siswa
belajar dengan baik dalam suatu kelompok dan bekerja sama dengan siswa

39
lainnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri bahkan teman
satu kelompoknya.
Melalui penggunaan modul berbasis inquiri, diharapkan peserta didik
dapat mengurangi ketergantungan akan penjelasan guru secara langsung.
Serta pembelajaran dengan modul memungkinkan peserta didik memiliki
kemandirian dan aktif dalam pembelajaran, karena modul bertujuan agar
peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru.
Dengan pembelajaran Inquiry, peserta didik dihadapkan pada suatu
keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya.
Dengan kata lain, pembelajaran ini memanfaatkan rasa ingin tahu peserta
didik, ketika peserta didik ingin tahu masalah yang dihadapi, maka ia
mengajarkan urutan-urutan dalam melakukan penyelidikan dengan cara
berfikir ilmiah.
Dalam hal ini, penulis ingin mengkaji apakah dengan menggunakan
Modul yang dipadukan dengan pembelajaran Inquiri diharapkan akan
memberikan hasil belajar yang lebih meningkat.

40
Berikut adalah skema kerangka berfikir dalam penelitian ini:

Materi pokok Modul Pangkat, Akar dan Logaritma

Perencanaan desain modul matematika berbasis model pembelajaran


Inquiry

Modul matematika berbasis Inquiry

Validasi desain produk dan Uji Coba


Penyempurnaan Produk dan
Pemakaian Poduk.
Pembahasan Produk

Proses Belajar Mengajar

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Pembelajaran
Pembelajaran dengan menggunakan modul konvensional
berbasis model pembelajaran Inquiry

Hasil Belajar Kelas Eksperimen Hasil Belajar Kelas Kontrol

a. Untuk mengetahui cara mengembangkan Modul Pangkat, Akar dan


Logaritma berbasis Inquiri terhadap hasil belajar peserta didik.
b. Untuk mengetahui pembelajaran dengan menggunakan Modul Modul
Pangkat, Akar dan Logaritma berbasis Inquiri dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas X di SMA Negeri 3 Pati.
c. Untuk mengetahuihasil belajar peserta didik yang menggunakan Modul
Modul Pangkat, Akar dan Logaritma berbasis Inquiri lebih baik dari
pembelajaran konvensional.
Gambar 2.1. Bagan kerangka berpikir penelitian “Efektivitas Modul Pangkat,
Akar dan Logaritma Berbasis Inquiri Terhadap Hasil Belajar Peserta didik
Kelas X Semester 1 SMA Negeri 3 Pati ”.

41
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang menggambarkan bahwa kelebihan dan
kekurangan dari pembelajaran menggunakan modul matematika berbasis
inquiri lebih baik dari pada pembelajaran konvensioal, serta ingin mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan modul matematika
berbasis inquiri dengan pembelajaran konvensioal
Maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha:Pembelajaran menggunakan modul matematika berbasis inquiri lebih
efektif pada materi pangkat, akar dan logaritma dari pembelajaran
konvensional.
Untuk uji empiris dimunculkan Ho sebagai berikut :
Ho : Pembelajaran menggunakan modul matematika berbasis inquiri tidak
lebih efektif pada materi pangkat, akar dan logaritma dari
pembelajaran konvensional.

42
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Pengembangan Produk


1. Perencanaan Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development
bermacam-macam. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah
modul matematika berbasis inquiri pada materi pangkat, akar dan
logaritma kelas X SMA.
Untuk menghasilkan modul matematika berbasis inquiri pada materi
pangkat, akar dan logaritma pada kelas X SMA maka peneliti harus
membuat rancangan modul matematika berbasis inquiri pada materi
pangkat, akar dan logaritma pada kelas X SMA. Rancangan ini dibuat
berdasarkan penilaian terhadap model pembelajaran konvensional,
sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan terhadap model tersebut.
Selain itu peneliti juga harus melakukan penelitian kepada sekolah –
sekolah lain yang dipandang model pembelajarannya bagus. Selain itu juga
harus mengkaji referensi mutakhir yang terkait dengan model
pembelajaran yang modern berikut indikator pelaksanaan dan hasil
kerjanya. (Sugiyono, 2010: 412-413)
Hasil akhir kegiatan penelitian dan pengembangan adalah berupa
desain produk baru yaitu modul matematika berbasis inquiri pada materi
pangkat, akar dan logaritma pada kelas X SMA.
Adapun desain awal modul pembelajaran berbasis Inquirimeliputi :
a. Bagian depan
Bagian ini berisi :
1) Halaman sampul
Halaman sampul depan memuat : judul modul, nama penulis
modul, lambang perguruan tinggi dan nama institusi.

43
2) Halaman judul
Halaman judul memuat : judul modul, ditujukan kepada siapa,
nama penulis modul, nama institusi dan tahun pembuatan modul.
3) Kata pengantar
Bagian ini berisi ucapan terima kasih atas terselesaikannya
modul, alasan penulisan modul dan manfaat yang bisa diperoleh
dengan membaca modul pembelajaran berbasis Inquiri.
4) Peta modul matematika berbasis inquiri
Bagian ini berisi standart kompetensi, kompetensi dasar dan
kegiatan pembelajaran berbasis model pembelajaran
Inquiri.Kompetensi dasar dan standar kompetensi dimaksudkan
untuk menunjukkan kesesuaian materi dengan kompetensi pada
standar isi.
5) Daftar isi
Bagian ini menginformasikan kepada pembaca tentang topik –
topik yang ditampilkan dalam modul sesuai urutan tampilan dan
nomor halaman.
6) Glosarium
Bagian ini memuat definisi operasional yang digunakan dalam
modul dan sering diperlukan oleh peserta didik.
7) Peta konsep
Bagian ini memberikan informasi penting tentang hubungan
antar topik, sehingga peserta didik lebih mudah melihat ruang
lingkup materi secara komprehensif.

b. Bagian isi
1) Bab 1. PENDAHULUAN
Bagian ini berisi :
a) Deskripsi
Berisi deskripsi singkat memuat penjelasan singkat tentang
materi – materi apa saja yang akan dibahas dalam modul.

44
b) Prasyarat
Berisi materi prasyarat yang harus dipelajari.
c) Petunjuk penggunaan modul
Bagian ini berisi cara menggunakan modul. Berisi apa saja
yang harus dilakukan peserta didik ketika membaca modul.
d) Tujuan akhir hasil pembelajaran
Berisi tujuan sebagai pegangan pada saat mempelajari
modul.
e) Cek kemampuan
Sebelum masuk pada materi inti, disajikan cek kemampuan
untuk mengingatkan pada peserta didik pada materi yang
berkaitan dengan materi inti.Materi dalam cek kemampuan
merupakan materi prasyarat bagi materi inti. Pada cek
kemampuan ini disajikan soal-soal yang akan mendukung materi
inti pada bab 2.

2) Bab 2. PEMBELAJARAN
Bagian ini berisi :
a) Rencana belajar
Dalam rencana belaja berisi tabel proses belajar yang harus
diisi siswa setiap kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan belajar
Dalam setiap kegiatan pembelajaran ini berisi :
1) Alokasi waktu
Alokasi waktu digunakan agar siswa mengetahui setiap
kegiatan pembelajaran dapat digunakan dalam berapa
pertemuan.
2) Tujuan kegiatan pembelajaran
Berisi tujuan sebagai pegangan siswa pada saat
mempelajari modul di setiap kegiatan belajar.

45
3) Bentuk pembelajaran
Berisi bentuk pembelajaran yang digunakan di setiap
kegiatan pembelajaran.
4) Langkah – langkah pembelajaran
Langkah – langkah pembelajaran berisi cara – cara
pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis inquiri.
5) Uraian materi
Materi merupakan inti dari isi modul, pada bagian ini
disajikan materi mengenai pangkat, akar dan logaritma.
6) Contoh soal
Contoh soal disajikan agar peserta didik lebih mudah
memahami penerapan materi yang sudah dipelajari.
7) Rangkuman
Rangkuman materi berguna untuk memudahkan peserta
didik mempelajari hal-hal yang penting dalam bab.

3) Bab 3. EVALUASI
Bagian ini berisi :
a) Soal Evaluasi (Post Test)
Tes ini diberikan di akhir modul untuk melihat penguasaan
peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajarai dalam
modul.
b) Kunci jawaban evaluasi
Bagian kunci jawaban yang memuat jawaban – jawaban
dari pertanyaan atau soal – soal dari soal evaluasi.

4) Bab 4. PENUTUP
Bagian ini berisi :
a) Tindak lanjut

46
Bagian tindak lanjut berisi feedback kepada peserta
didik.Bagi yang telah menguasai materi, disarankan untuk
mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya dan
melanjutkan ke modul selanjutnya.Sedangkan bagi yang masih
belum mencapai belajar tuntas, disarankan untuk mengulangi
bagian yang masih dirasa sulit.
b) Harapan
Bagian ini berisi sejumlah saran dan pengharapan bagi
peserta didik agar lebih meningkatkan kompetensinya, tidak dari
modul semata.

5) Daftar Pustaka
Bagian ini berisi sejumlah referensi yang digunakan sebagai
bahan rujukan ditulis dalam bagian ini.

2. Desain Pengembangan
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu
pengembangan bahan ajar berupa worksheet yang mengacu pada model
4-D dengan beberapa modifikasi. Desain pembelajaran model 4-D
dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.
Semmel yang terdiri atas empat tahap utama (Ahmad, 2012: 68), yaitu
define (pembatasan), design (perancangan), develop (pengembangan), dan
disseminate (penyebaran). Modifikasi pengembangan worksheet dalam
penelitian ini disajikan seperti pada gambar berikut.

47
Analisis Awal dan Akhir

Pengidentifikasian
Analisis Siswa

Analisis Materi Analisis Tugas

Spesifikasi Tujuan Pembelajaran

Penyusunan Tes

Perancangan
Pemilihan Media

Pemilihan Format

Rancangan Awal modul

Pengembangan
Validasi Ahli Hasil Validasi Ahli

tidak
Revisi Valid? Analisis
ya

Uji Coba Lapangan Hasil Uji Coba


Penyebaran

tidak
Revisi Lebih Baik Analisis

ya

Modul Final

Gambar 3.1. Bagan model pengembangan worksheet modifikasi dari 4-D

3. Prosedur Pengembangan
Berdasarkan model penelitian pengembangan 4-D di atas maka
prosedur penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah yang diinstruksikan
sebagai berikut:

48
a. Tahap Pendefinisian
Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan
materi yang dikembangkan perangkatnya (Ahmad, 2012: 70). Tahap ini
meliputi lima langkah pokok, yaitu analisis awal dan akhir, analisis
siswa, analisis materi, analisis tugas, dan perumusan tujuan
pembelajaran.
Analisis awal dan akhir bertujuan untuk mengidentifikasi masalah
mendasar yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran. Masalah mendasar yang perlu diupayakan dalam
pebelajaran adalah cara penyajian modul yang menyenangkan. Pada
pembelajaran materi pangkat siswa diarahkan kepada pemahaman
konsep.Siswa diberikan kesepatan untuk mengembangkan, menentukan
atau menerapkan ide - ide mereka sendiri.
Sebelum dilakukan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu
dilakukan analisis siswa. Siswa kelas X SMA usianya berkisar 16
tahun. Hal ini dijadikan pertimbangan dalam menyusun materi
pembelajaran. Materi pembelajaran disusun dari hal-hal yang konkret
menuju ke hal-hal yang lebih abstrak sehingga diharapkan dapat
memudahkan dalam proses pemahaman siswa.
Analisis materi dilakukan sebelum pembuatan perangkat
pembelajaran dan pelaksanaan penelitian, agar materi yang disajikan
dalam penelitian tidak ada yang terlewatkan dan dapat terlihat
sistematis.
Analisis tugas meliputi pemahaman siswa akan tugas dalam
pembelajaran yang disesuaikan dengan analisis materi. Rincian analisis
tugas untuk materi pangkat akar dan logaritma pada kompetensi dasar
yang diamati merujuk pada indikator kemampuan pemahaman konsep
yang dimodifikasi sesuai dengan analisis materi.

49
b. Tahap Perencanaan
Tujuan tahap ini adalah menyiapkan prototype perangkat
pembelajaran (Ahmad, 2012: 70).Tahap ini terdiri dari empat langkah,
yaitu penyusunan tes, pemilihan media, pemilihan format, dan
rancangan awal.
Tes disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dasar
dan indikator kemampuan pemahaman konsep yang termuat dalam kisi-
kisi penyusunan tes.Peneliti memilih media modul untuk membimbing
dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang sedang
dipelajari.Modul yang dikembangkan memuat langkah-langkah
konstruktivistik dalam pembelajaran.
c. Tahap Pengembangan
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar
(Ahmad, 2012: 70).Tahap ini meliputi validasi ahli materi dan ahli
media.Jika hasil validasi ahli mempunyai kategori baik secara umum,
maka dapat dilakukan tahap penyebaran.
d. Tahap Penyebaran
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah
dikembangkan pada skala yang lebih luas. Tujuan lain adalah untuk
menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan
pembelajaran (Ahmad, 2012: 71).
Penyebaran bahan ajar ini akan dilakukan di satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol, yaitu pada kelas X SMA
Negeri3Pati. Penulis akan membandingkan nilai siswa pada saat post
test. Setelah mengetahui perbedaan/selisih nilai tersebut, maka akan
diketahui bagaimana tingkat keefektifan program pembelajaran dengan
menggunakan modul.

50
B. Evaluasi Terhadap Media yang Ada
1. Subjek (Populasi dan Sampel)
a. Populasi
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek itu (Sugiyono, 2010: 117).
Dalam penelitian dan pengembangan ini, untuk mengevaluasi
valid tidaknya media yang ada akan dilakukan oleh para ahli. Maka dari
itu, populasi yang diambil adalah Dosen FPMIPA IKIP PGRI
Semarang dan Guru Matematika SMA Negeri 3 Pati.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan karakterisik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 117). Sampel pada uji
ahli ini akan diambil 3 Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang dan 2
guru matematika SMA Negeri 3 Pati, yaitu 2 Dosen FPMIPA dan 1
guru SMA Negeri 3 Pati untuk uji ahli media, 2 Dosen Matematika
IKIP PGRI Semarang dan 1 guru matematika SMA Negeri 3 Pati untuk
uji ahli materi.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil lembar review ahli materi
pembelajaran dan ahli media pembelajaran. Hasil lembar review ahli
materi pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui materi dan soal yang
ada di dalam menggunakan modul matematika berbasis inquirisudah layak
(valid) digunakan atau belum, dan dinilai apakah sudah sesuai dengan
konsep pembelajaran atau belum. Sedangkan hasil lembar review ahli

51
media pembelajaran bertujuan untuk memperoleh data tentang kualitas
menggunakan modul matematika berbasis inquiri.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalahalat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar proses penelitian lebih mudah dan
hasilnya baik.Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini adalah pengembangan media pembelajaran berupa
menggunakan modul matematika berbasis inquiriyang berupa penilaian
terhadap produk yang dihasilkan.
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah lembar review. Lembar review yang diperlukan dalam penelitian
dan pengembangan ini, yaitu:
a. Lembar Review Ahli Materi Pembelajaran
Lembar review ahli materi pembelajaan merupakan lembar
review yang ditujukan kepada dosen IKIP PGRI Semarang yang
memahami materi pembelajaran. Ahli tersebut memvalidasi tentang
materi pelajaran yang ada pada produk yang dihasilkan berupa isi
materi dalam media pembelajaran berupa menggunakan modul
matematika berbasis inquiri ini, apakah sudah sesuai dengan konsep
materi atau belum, sehingga dalam penggunaan media pembelajaran
tidak terjadi kesalahan konsep.
b. Lembar Review Ahli Media Pembelajaran
Ahli media yang diminta kesediaannya untuk menilai atau
memberikan kritik dan saran tentang bahan ajar yang dihasilkan adalah
seorang ahli media pembelajaran dengan spesifikasi minimal
Sarjana S-1 (Strata Satu) bidang pendidikan.Ahli media pembelajaran
menilai pada tampilan produk seperti desain isi menggunakan modul
matematika berbasis inquiri,konsep pembelajaran yang diterapkan
dalam modul, dan lain-lain.

52
4. Analisis dan Interpretasi Data
Dalam penelitian dan pengembangan ini digunakan dua teknik
analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif dan analisis
deskriptif kuantitatif. Dalam penelitian ini, data kualitatif berupa komentar
dan saran perbaikan produk dari ahli media pembelajaran dan ahli materi
pembelajaran bidang studi yang nantinya akan dideskriptifkan secara
deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang dikembangkan.
Sedangkan data kuantitatif, yaitu data berupa skor penilaian ahli media
pembelajaran, ahli materi pembelajaran bidang studi yang berupa
pengisian lembar review.
Sudjana (2005: 8), berpendapat bahwacara pengumpulan dengan
menggunakan lembar review ataupun angket, yakni cara pengumpulan
data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah
disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya
tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat.
Data kuantitatif skor penilaian yang diperoleh dari hasil pengisian
lembar review ahli media pembelajaran dan ahli materi bidang studi
dianalisis dengan acuan yang diadaptasi dengan menggunakan skala Likert
yang nantinya akan dideskripsikan secara kualitatif.
Skala yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah 4 skala,
yaitu:
a. sangat setuju (SS) dengan skor 4
b. setuju (S) dengan skor 3
c. tidak setuju (TS) dengan skor 2
d. sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1
Dalam penelitian pengembangan ini, skor penelitian dapat tercapai
apabila rata-rata penilaian dari tiap item indikator lembar review dalam
kategori tinggi. Indikator kategori untuk tiap item indikator lembar review
dikatakan tinggi (T) jika nilainya ≥ 3 dan dikatakan dalam kategori rendah
(R) jika nilainya < 3.

53
Untuk menganalisis data dari lembar review dilakukan langkah-
langkah sebagaimana yang telah dijelaskan Arikunto (2009:265) bahwa
dalam analisis deskriptif kualitatif sebagai berikut.
a. Langkah 1: Penelitian menjumlahkan tanda centang yang ada pada
setiap kolom untuk kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-
masing kategori.
b. Langkah 2: Menjumlahkan banyaknya tanda centang pada setiap kolom
yang terdapat matriks alat bantu. Jumlah tersebut dibandingkan dengan
jumlah seluruh uraian materi kemudian dicari persentasenya.
c. Langkah 3:Menuliskan besarnya presentase dalam setiap kolom.
Dari langkah-langkah analisis deskriptif kualitatif tersebut, dapat
disimpulkan bahwa untuk menghitung persentase dari masing-masing
subjek dapat dituliskan sebagai berikut.

Persentase 
 ( jawaban  bobot tiap pilihan )  100 0
0
n  bobot tertinggi
Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke
dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk menentukan kriteria
dilakukan dengan cara seperti tabel dibawah ini.

No. Interval Kriteria

1. 81% - 100% sangat baik

2. 61% - 80% Baik

3. 41% - 60% Cukup

4. 21% - 40% Kurang

5. 0% - 20% kurang sekali

Tabel3. 1 Range Persentase dan Kriteria Kualitatif Program


(Arikunto, 2009: 44)
Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan,
digunakan ketetapan sebagai indikator keberhasilan validasi ahli media

54
pembelajaran dan materi. Pada uji ahli media pembelajaran dan materi,
hasil persentase setiap item dikatakan berhasil atau valid bila hasil yang
berada pada rentang 81% - 100%, 61% - 80%, ataupun pada rentang 41% -
60% yaitu pada kriteria “sangat baik”, “baik”, atau “cukup”.
5. Pembuatan Desain Produk
Produk yang akan dihasilkan pada penelitian dan pengembangan ini
adalah media pembelajaran yang berupa modul matematika berbasis
inquiri pada materi pangkat, akar dan logaritma.
6. Validasi Desain
Sugiyono (2010: 414) berpendapat bahwa validasi desain merupakan
kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini metode
mengajar secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dalam penelitian dan pengembangan ini, validasi desain dilakukan
oleh para ahli, yakni ahli media dan ahli materi pembelajaran. Setelah para
ahli diberikan lembar review maka diperoleh data kualitatif yang berupa
kelemahan dan kelebihan dari desain tersebut, sehingga bisa diketahui
kevalidan dari desain tersebut.

C. Eksperimen Pengujian Produk


1. Subjek Penelitian (populasi dan sampel)
a. Populasi
Dalam pengujian produk ini, populasi yang diambil adalah siswa
kelas X SMA Negeri 3Pati.
b. Sampel
Sampel pada pengujian produk ini akan diambil 1 kelas yaitu
sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran
menggunakan modul matematika berbasis inquiripada materi pangkat,
akar dan logaritma kelas X-6 SMA Negeri 3 Pati.
2. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari hasil lembar observasisiswa sebagai
pengguna modul, serta lembar test.Hasil lembar observasi siswa digunakan

55
untuk mengetahui keefektivan penggunaan media pembelajaran, apakah
penggunaan media berupa penggunaan modul matematika berbasis inquiri
iniefektif terhadap proses pembelajaran. Sedangkan lembar test digunakan
untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pangkat,
akar dan logaritmasetelah menggunakan modul matematika berbasis
inquiri.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diperlukan dalam penelitian dan pengembangan ini
adalah sebagai berikut.
a. Lembar observasi
Lembar observasi yang diperlukan dalam penelitian dan
pengembangan ini, adalah berupa lembar observasi siswa
(pengguna).Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data aktivitas, kerjasama dan motivasi siswa dalam
pembelajaran menggunakan media pembelajaran berupa penggunaan
modul matematika berbasis inquiri pada materi pangkat, akar dan
logaritma.
b. Lembar Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan
yang sudah ditentukan (Arikunto, 2009: 53). Dalam penelitian ini, tes
yang digunakan berbentuk tertulis berupa soal-soal untuk memperoleh
data kognitif, sehingga bisa diketahui hasil dari pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berupa penggunaan modul
matematika berbasis inquiri.
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan untuk
mengumpulkan data adalah berupa tes.Tes yang digunakan disusun
dengan mengacu pada silabus mata pelajaran matematika pada
kurikulum 2006 (KTSP).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam
bentuk soal uraian.Tes digunakan untuk memperoleh data.Agar data

56
yang terkumpul akurat maka setiap item dari tes tersebut harus
memenuhi persyaratan baik dalam hal daya pembeda, tingkat
kesukaran, validitas maupun reliabilitas item soal.
1) Validitas Butir Soal
Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen untuk
mengevaluasinya harus valid. Untuk menentukan validitas tes dalam
penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment dengan
angka kasar, yaitu:
N  XY   X Y 
rxy 
N  X    X   N Y   Y  
2 2 2 2

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y, dua variable yang

dikorelasikan
X = Skor butir soal nomor tertentu
Y = Skor total
N = Banyaknya data
Besarnya hasil yang diperoleh kemudian diinterpretasikan
menurut aturan sebagai berikut:
0,00 sampai 0,20 korelasi hampir tidak ada
0,21 sampai 0,40 korelasi rendah
0,41 sampai 0,60 korelasi sedang
0,61 sampai 0,80 korelasi tinggi
0,81 sampai 1,00 korelasi sempurna
(Arikunto, 2009:75).
2) Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap atau
seandainya hasilnya berubah-ubah perubahan yang terjadi dapat
dikatakan tidak berarti.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tes
tersebut reliabel.

57
Dalam penelitian ini, untuk menguji reliabilitas tes digunakan
rumus sebagai berikut:
2
 n    i 

r11    1
 n  1   t2 

Keterangan:
r 11 = Reabilitas yang dicari
n = Banyaknya butir soal
2
 i = Jumlah varians skor tiap-tiap item

 t2 = Varians Total

(Arikunto, 2009: 109)


Selanjutnya harga r11 yang diperoleh diinterprestasikan sebagai
berikut:
0,81 r11 1,00 = Sangat Tinggi
0,61 r11 0,80 = Tinggi
0,41 r11 0,60 = Cukup
0,21 r11 0,40 = Rendah
negatif r11 0,20 = Sangat Rendah
3) Taraf Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui keseimbangan item tes.Tingkat kesukaran soal
merupakan perbandingan antara banyak siswa yang menjawab benar
dengan banyaknya siswa peserta tes uji coba. Tingkat kesukaran soal
dibedakan dalam kategori soal mudah, sedang, dan sukar dengan
menggunakan rumus:

=
×
Keterangan:
∑ = jumlah nilai siswa
= banyaknya soal
= banyaknya siswa

58
Jika skor maksimum ditentukan 10 dan skor minimum 0, yang
memperoleh skor 0 – 5 (berarti gagal).
Dengan kriteria :
0,00 ≤ P ≤ 0,30 adalah soal sukar
0,30< P ≤ 0,70 adalah soal sedang
0,70< P ≤ 1,00 adalah soal mudah
(Ahmad, 2012: 273)
4) Daya Pembeda
Teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda bagi
tes bentuk esai adalah dengan menghitung perbedaan dua buah rata-
rata (mean) yaitu antara rata-rata dari kelompok atas dengan rata-rata
dari kelompok bawah untuk tiap-tiap item.
Rumus yang digunakan untuk uji daya pembeda adalah :


=

Keterangan :
Ru = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
Rl = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
F = Jumlah kelompok atas atau bawah ( Guilford : 1959 )

Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :


0,00 sampai 0,20 = jelek
0,21 sampai 0,40 = cukup
0,41 sampai 0,70 = baik
0,71 sampai 1,00 = baik sekali

4. Analisis dan Interpretasi Data


Untuk menguji keefektivan produk ini dilakukan dengan desain
eksperimen yaitu Posttest Only Control Design.Desain ini digunakan

59
untuk menguji keefektifan produk pada kelompok kecil (peserta didik).
Dalam uji kelompok kecil ini, kelompok yang dipilih adalah satu kelas
yang mendapat perlakuan. Jadi kelas tersebut akan di beri post test. Post
test diberikan pada saat kelompok setelah diberi perlakuan. Diharapkan
hasil belajar pada kelas ini menjadi lebih baik setelah diberi perlakuan.
Sehingga diharapkan hasil post test lebih baik dari pada hasil KKM.

Kelompok Treatment Posttest

A Kel.Eksper. (random) X T1

B Kel.kontrol (random) T1

waktu

Gambar 3. 2 Posttest Only Control Design dengan Satu Variabel Perlakuan


Keterangan : T1 = observasi sesudah menggunakan produk
Setelah diperoleh data kuantitatif, untuk mengetahui keefektivan dari
penggunaan modul matematika berbasis inquiri terhadap pembelajaran
matematika akan digunakan uji t satu pihak (pihak kanan).
Langkah-langkah pengujian hipotesis diatas adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah prestasi
belajar peserta didik pada suatu kelas berdistribusi normal atau tidak.
Untuk menghitung normalitas prestasi belajar peserta didik
menggunakan uji Lilliefors seperti pada langkah berikut.
1) H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Menentukan taraf signifikan (α)
3) Statistik Uji:

Xi  X
L  Maks F ( Z i )  S ( Z i ) zi 
s
4) Komputasi

60
5) Daerah kritik

 
DK  L L  L ;n dengan n adalah ukuran sampel

6) Keputusan Uji: H0 diterima jika L  DK


7) Kesimpulan
(Budiyono, 2004:170-171)
b. Uji Homogenitas
Langkah – langkah uji homogenitas :
2 2
Ho :1   2
1)
H 1 : tidak semua var iansi sama

2) Menentukan taraf signifikansi (α)


3) Statistik uji :
1

b
s 
1
2 n1 1
s 
2 
2 n 2 1 N  k

2
sp

4) Komputasi
5) Daerah Kritik:
DK  b b  bk  ; n1 , n 2 

dengan
n1bk  ; n1   n2 bk  ; n2 
bk  ; n1 , n2  
N
6) Keputusan Uji: H0 diterima jika b  DK
7) Kesimpulan
(Budiyono, 2004: 175-176)
c. Uji t satu pihak kanan
Langkah – langkah pengujian :
H o :   o
1)
H1 :   0

2) Menentukan signifikansi (α)


3) Statistik uji yang digunakan :

61
Rumus :
x  0
t
s
n
4) Komputasi
5) Daerah Kritik :


DK  t t  t ;n 1 
6) Keputusan Uji: H0 diterima jika t  DK
7) Kesimpulan
(Budiyono, 2004: 154)
5. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan setelah melalui tahap validasi desain.
Setelah diketahui valid tidaknya desain yang telah dibuat maka akan
diperoleh data atau informasi berupa bagian-bagian produk yang perlu
diperbaiki dan dilengkapi lebih jelas.
6. Validasi Produk
Dalam penelitian dan pengembangan ini, validasi produk dilakukan
setelah direvisi dan validasi produk oleh peserta didik sebagai pengguna
produk. Setelah peserta didik diberikan lembar review maka diperoleh data
kualitatif yang berupa kelemahan dan kelebihan dari produk tersebut.
Sehingga bisa diketahui kevalidan dari produk tersebut.

D. Uji Coba Pemakaian Produk


Dalam hal ini, uji coba pemakaian produk bertujuan untuk mengetahui
apakah produk yang dibuat layak (valid) digunakan atau tidak.Uji coba
pemakaian produk dilakukan juga untuk melihat sejauh mana produk yang
dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
1. Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian dalam lembaga
pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.Dalam uji

62
pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana
kinerja menggunakan modul matematika berbasis inquiri.
2. Pengujian Produk Secara Luas
Setelah produk direvisi berkali-kali sampai tingkat akhir dan telah
dinyatakan efektif dan layak, maka akan dilakukan pembuatan produk
secara massal. Kemudian produk diujikan secara luas, akan tetapi dalam
penelitian ini dilakukan terhadap kelompok besar.
Untuk menguji keefektivan produk ini dilakukan dengan desain
eksperimen yaitu Posttest Only Control Design.Dalam desain ini terdapat
dua kelompok yaitu kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok
eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol.Desain eksperimen ini digunakan untuk membandingkan hasil
belajar antara kelompok eksperimen dengan pembelajaran menggunakan
media menggunakan modul matematika berbasis inquiri, dengan kelompok
kontrol yang menggunakan model konvensional tanpa menggunakan
modul matematika berbasis inquiri.Diharapkan hasil belajar pada
kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol.
Dengan demikian uji hipotesis yang akan digunakan adalah uji
hipotesis pihak kanan.
H0 : Pembelajaran dengan menggunakan modul matematika berbasis
inquirisama dengan pembelajaran yang tidak menggunakan
menggunakan modul matematika berbasis inquiri di SMA Negeri
3Pati kelas X pada materi pangkat, akar dan logaritma.
Ha : Pembelajaran denganmenggunakan modul matematika berbasis
inquiri lebih baik dari pembelajaran di kelas yang tidak
menggunakan modul matematika berbasis inquiridi SMA Negeri
3Pati kelas X pada materi pangkat, akar dan logaritma.
Langkah – langkah pengujian :
a. H0 : = 0

Ha : ≠ 0

Dengan

63
0= Pembelajaran yang tidakmenggunakan modul matematika berbasis
inquiri.
= Pembelajaran yang menggunakan modul matematika berbasis
inquiri.
Menentukan taraf signifikansi (α)
b. Statistik Uji :

t
X 1  X2 
1 1
sp 
n1 n 2

c. Komputasi
d. Daerah Kritik
 
DK   t | t  t 
;n  n  2
 2
1 2

e. Keputusan Uji: H0 diterima jika t  DK


f. Kesimpulan
(Budiyono, 2004:157-158)
3. Penyempurnaan Produk
Produk yang telah direvisi melalui berbagai tahap dan diuji secara
luas, maka selanjutnya dilakukan langkah yaitu menyempurnakan produk.
Selama diuji secara luas akan diperoleh kekurangan-kekurangan yang ada
pada produk tersebut, sehingga untuk mengatasi kekurangan tersebut
dilakukan penyempurnaan produk.

64
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan Produk


1. Persiapan Penelitian
Sebelum penelitian dan pengembangan ini dilaksanakan, peneliti
mengadakan observasi terhadap bahan ajar yang digunakan dan
menganalisis kurikulum yang akan dikembangkan materinya. Pada
penelitian dan pengembangan materi yang akan diteliti adalah materi
pangkat akar dan logaritma pada kelas X semester 1 tahun pelajaran
2013/2014.
Pengetahuan awal ini perlu diketahui agar tujuan penelitian yang
telah dirumuskan diharapkan dapat tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan dan dapat digunakan sebagai sumber untuk penelitian dan
pengembangan lainnya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan antara lain :
a. Menyusun judul yang sesuai dengan analisis kurikulum yang telah
dilakukan.
b. Mengumpulkan bahan ajar yang nantinya digunakan untuk
mengembangkan bahan ajar modul matematika berbasis Inquiry.
c. Membuat bahan ajar modul matematika berbasis Inquiry.
d. Membuat instrumen yang berupa lembar review untuk tim ahli media
dan ahli materi yang kemudian divalidasi oleh dosen dan guru.
e. Meminta ijin kepada pihak sekolah untuk melaksanakan penelitian
setelah sebelumnya meminta surat ijin dari IKIP PGRI Semarang.
f. Setelah mendapatkan ijin, dilakukan uji bahan ajar yang dilakukan oleh
tim ahli. Tim ahli tersebut antara lain: ahli dalam media pembelajaran
(Aryo Andri Nugroho, S.Pd. M.Pd, Noviana Dini R, S.Pd. M.Pd dan
Agus Widhiyarso, S.Pd.) dan ahli materi (Aryo Andri Nugroho, S.Pd.
M.Pd, Rina Dwi S., S.Pd. M.Pd. dan Agus Widhiyarso, S.Pd.). Uji coba
bahan ajar ini dilakukan sebanyak satu kali kemudian dilakukan revisi

65
terhadap bahan ajar yang telah diuji coba tersebut yang nantinya
digunakan untuk memvalidasi bahan ajar tersebut guna mengetahui
kelayakan bahan ajar yang akan diujicobakan kepada siswa.
g. Mempersiapkan kelas uji coba yaitu kelas X-A5 SMA Negeri 3 Pati.
h. Melakukan pengujian terhadap penilaian bahan ajar bahan ajar modul
matematika berbasis Inquiry melalui angket siswa.
i. Melakukan analisis angket yang telah diisi oleh siswa kemudian
dilakukan finalisasi dalam bentuk pembuatan laporan.
2. Pelaksanaan Uji Bahan Ajar
a. Uji Bahan Ajar dan Persiapan Angket Penilaian
1) Uji Bahan Ajar dan Pengisian Angket Tim Ahli
Pelaksanaan uji dilakukan kepada tim ahli. Tim ahli tersebut
antara lain : ahli dalam pembuatan media pembelajaran (Aryo Andri
Nugroho, S.Pd. M.Pd, Noviana Dini R, S.Pd. M.Pd. dan Agus
Widhiyarso, S.Pd.) dan ahli dalam materi pembelajaran matematika
(Aryo Andri Nugroho, S.Pd. M.Pd, Rina Dwi S., S.Pd. M.Pd. dan
Agus Widhiyarso, S.Pd.).
Uji coba bahan ajar dan insrumen pada ahli dalam pembuatan
media pembelajaran oleh tim ahli dilaksanakan pada :
a) Aryo Andri Nugroho, S.Pd. M.Pd.
Dilaksanakan pada 13 Juli 2013.
b) Noviana Dini R, S.Pd. M.Pd.
Dilaksanakan pada 24 Juli 2013.
c) Agus Widhiyarso, S.Pd.
Dilaksanakan pada 27 Juli 2013.
Uji coba bahan ajar dan insrumen pada ahli dalam materi
pembelajaran oleh tim ahli dilaksanakan pada :
a) Aryo Andri Nugroho, S.Pd. M.Pd.
Dilaksanakan pada 13 Juli 2013.
b) Rina Dwi S., S.Pd. M.Pd.
Dilaksanakan pada 24 Juli 2013.

66
c) Agus Widhiyarso, S.Pd.
Dilaksanakan pada 27 Juli 2013.
2) Uji Bahan Ajar berupa pengisian angket untuk siswa
Pelaksaan uji selanjutnya adalah uji bahan ajar dan instrumen
pada siswa.Siswa yang dilibatkan dalam uji bahan ajar dan
instrumen tersebut adalah siswa kelas X-A6 semester 1 tahun
pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 38 siswa.
Uji bahan ajar dan instrumen dilaksanakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 20 Agustus 2013
3. Hasil Penelitian
a. Hasil validasi dan revisi oleh tim ahli
1) Hasil validasi tim ahli media pembelajaran
Hasil validitas inilah yang menentukan kelayakan bahan ajar
sebagai sumber belajar mandiri siswa. Untuk mengetahui kelayakan
bahan ajar tersebut, maka dipergunakan perhitungan (penjelasan
dalam lampiran 2) :

Persentase 
 ( jawaban  bobot tiap pilihan )  100 0
0
n  bobot tertinggi
Langkah berikutnya yang dilakukan setelah data tersajikan
adalah menganalisis data tersebut.
Analisis dimulai dari ahli media pembelajaran ditinjau dari
aspek: 1) Umum, 2) Penyajian pembelajaran, 3) Kelayakan bahasa,
dan 4) Kelayakan kegrafikan. (lihat angket validasi media
pembelajaran oleh tim ahli pada lampiran 1)
Hasil validasi dan penilaian dari ahli media untuk setiap aspek
disajikan dalam Tabel 4.1.

67
Tabel 4.1. Ikhtisar Penilaian Aspek Ahli Media Pembelajaran
Skor Skor Yang
No Aspek Penilaian Kelayakan
Observasi Diharapkan
1. Umum 41 48 85,416%
2. Penyajian
80 96 83,333%
Pembelajaran
3. Kelayakan
51 60 85,000%
Bahasa
4. Kelayakan
80 96 83,333%
Kegrafikan

Gambar ikhtisar penilaian di atas dalam bentuk diagram batang


ditunjukkan pada Gambar 4.1

IKHTISAR PENILAIAN ASPEK AHLI MEDIA


umum penyajian pembelajaran
kelayakan bahasa kelayakan kegrafikan
%
86
85
84
83
82
aspek penilaian

Gambar 4. 1 Diagram batang tingkat validasi oleh ahli media


pembelajaran
Menurut Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 jelas terlihat bahwa semua
aspek yang diajukan kepada ahli media telah menempatkan diri pada
kriteria sangat layak karena aspek umum (85,416%), aspek
Penyajian Pembelajaran (83,333%), Aspek Kelayakan Bahasa
(85,000%), aspek Kelayakan Kegrafikan (83,333%).

68
Pada proses analis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dalam penilaian oleh para ahli media pembelajaran yang dapat
dicari:
∑ ( jawaban x bobot tiap pilihan ) = 252
n = 25 x 3 = 75
Bobot tertinggi =4
Dari data di atas dimasukkan ke dalam rumus (disesuaikan
dengan jumlah responden), dapat dihitung dengan perhitungan
sebagai berikut.
252 252
Persentase x100%  x100%  84%
75x4 300
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui persentase =
84%, setelah dikonversikan dengan tabel konversi skala, prosentase
tingkat pencapaian 84% berada pada kualifikasi sangat layak
sehingga media pembelajaran tidak memerlukan revisi.
Walaupun secara kualifikasi media ini sangat layak digunakan,
komentar dan saran dari ahli media pembelajaran dalam pertanyaan
dijadikan bahan pertimbangan untuk menyempurnakan media
pembelajaran dalam rangka membenahi tampilan dan kualitas desain
media pembelajaran.
2) Revisi media pembelajaran oleh tim ahli
Berdasarkan hasil penelitian atau tanggapan ahli media
pembelajaran (validasi penilaian ahli media), pada dasarnya modul
tidak perlu mendapat revisi atau perbaikan – perbaikan.Modul sudah
bagus dan layak untuk diujicobakan.
3) Hasil validasi tim ahli materi pembelajaran
Hasil validitas tim ahli materi pembelajaran digunakan untuk
mengetahui kelayakan materi bahan ajar tersebut sudah layak atau
belum, maka dipergunakan perhitungan lebih lengkap (penjelasan
dalam lampiran 4).

69
Persentase 
 ( jawaban  bobot tiap pilihan )  100 0
0
n  bobot tertinggi

Langkah berikutnya yang dilakukan setelah data tersajikan


adalah menganalisis data tersebut.
Analisis dimulai dari ahli materi pembelajaran ditinjau dari
aspek: 1) Umum, 2) Substansi materi, dan 3) Desain pembelajaran.
(lihat angket validasi materi pembelajaran oleh tim ahli pada
lampiran 3)
Hasil validasi dan penilaian dari ahli materi untuk setiap aspek
disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Ikhtisar Penilaian Aspek Ahli Materi Pembelajaran
Skor Skor Yang
No Aspek Penilaian Kelayakan
Observasi Diharapkan
1. Umum 41 48 85,416%
2. Substansi Materi 80 96 83,333%
3. Desain
136 156 87,179%
Pembelajaran
Gambaran mengenai ikhtisar penilaian aspek ahli materi
pembelajaran yang digambarkan melalui diagram batang dapat
dilihat Gambar 4.2.

IKHTISAR PENILAIAN ASPEK AHLI MEDIA


%
88
87
86
85 umum
84
83 substansi materi
82 desain pembelajaran
81
aspek
penilaian

Gambar 4. 2 Diagram batang tingkat validasi oleh ahli materi


pembelajaran

70
Apabila menurut Tabel 4.2 dan Gambar 4.2 jelas terlihat
bahwa semua aspek yang diajukan kepada ahli materi telah
menempatkan diri pada kriteria sangat layak karena aspek umum
(85,416%), aspek substansi materi (83,333%), serta aspek desain
pembelajaran (87,179%) berada pada rentang 75% sampai 100%.
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dalam penilaian oleh para ahli materi pembelajaran yang dapat
dicari:
∑ ( jawaban x bobot tiap pilihan ) = 257
n = 25 x 3 = 75
bobot tertinggi =4
Dari data di atas dimasukkan ke dalam rumus (disesuaikan
dengan jumlah responden), dapat dihitung dengan perhitungan
sebagai berikut.
257 257
Persentase  x100 %  x100 %  85,67%
75 x 4 300
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui persentase =
85,67%, setelah dikonversikan dengan tabel konversi skala,
persentase tingkat pencapaian 85,67% berada pada kualifikasi sangat
layak sehingga modul pembelajaran tidak memerlukan revisi.
4) Revisi materi pembelajaran oleh tim ahli
Berdasarkan hasil penilaian atau tanggapan ahli materi
pembelajaran (validasi ahli materi pembelajaran), maka materi
pembelajaran tidak perlu mendapat revisi atau perbaikan –
perbaikan.
5) Hasil uji coba modul matematika berbasis Inquiry
Draf pengembangan media pembelajaran yang sudah
dikembangkan oleh peneliti berupa modul matematika berbasis
Inquirysetelah melalui uji kelayakan oleh ahli baikahli desain media
maupun ahli materi pembelajaran matematika, maka
mediaselanjutnya diujikan juga dalam uji coba lapangan.

71
Produk pengembangan yang diserahkan kepada uji coba
lapangan yang berjumlah 38 siswa adalah modul matematika
berbasis Inquiry pada materi pangkat, akar dan logaritma. Adapun
kuantitatif dari hasil penilaian uji coba lapangan terhadap
pengembangan media ini yang diajukan melalui metode kuesioner
dengan instrumen angket sebagaimana dipaparkan dalam lampiran 4
diwakili oleh satu kelas yaitu kelas X - A5 SMA Negeri3 Pati.
Langkah berikutnya yang dilakukan setelah data tersajikan
adalah menganalisis data tersebut. Analisis data dilakukan dari data
yang tercantum pada lampiran 4 maka dapat dihitung persentase
tingkat pencapaian modul pembelajaran sebagai berikut :

Persentase 
 ( jawaban  bobottiappilihan)  100 0
0
n  bobottertinggi
Analisis dimulai dari penilaian siswa ditinjau dari beberapa
aspek seperti 1) aspek umum modul, 2) aspek materi, 3) aspek
bahasa, 4) aspek contoh soal dan 5) aspek latihan.Hasil penilaian
dari siswa untuk tiap aspek disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3. Ikhtisar Penilaian Angket Tanggapan Siswa


Skor
Aspek yang Skor yang
No penilaian Persentase
dinilai diharapkan
siswa
1. Umum modul 782 912 85,746%
2. Materi 679 760 89,342%
3. Bahasa 530 608 87,171%
4. Contoh soal 652 760 85,789%
5. Latihan 649 760 85,394%

72
Gambaran mengenai ikhtisar penilaian tanggapan siswa
digambarkan melalui diagram batang 4. 3.

% IKHTISAR PENILAIAN TANGGAPAN SISWA


90
89
88 umum modul
87
materi
86
85 bahasa
84 contoh soal
83
latihan
aspek
penilaian

Gambar 4. 3 Diagram batang tingkat penilaian modul oleh siswa


Apabila menurut Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 jelas terlihat
bahwa semua aspek yang diajukan kepada siswa telah menempatkan
diri pada kriteria sangat layak karena aspek umum modul (85,746%),
aspek materi (89,342%), aspek bahasa (87,171%), aspek contoh soal
(85,789%) dan aspek latihan (85,394%) berada pada rentang 75%
hingga 100%.
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan
dalam penilaian tanggapan oleh siswa yang dapat dicari :
∑ ( jawaban x bobot tiap pilihan ) = 3292
n = 25 x 38 = 950
bobot tertinggi =4
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut ,
3292 3292
Persentase  x100 %  x100 %  86,63 %
950 x 4 3800
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui
persentase = 86,63%, setelah dikonversikan dengan tabel konversi
skala, persentase tingkat pencapaian 86,63% berada pada kualifikasi
sangat layak sehingga media pembelajaran sudah bagus dan layak
untuk digunakan oleh siswa. Berdasarkan pada lampiran 6, tentang
penilaian siswa terhadap produk pengembangan modul matematika

73
berbasis Inquiry dapat dinilai layak dengan mencapai presentase
rata-rata 86,63% dari kriteria yang ditetapkan.
6) Revisi pemakaian produk pengembangan modul matematika
berbasis Inquiry
Berdasarkan hasil penilaian atau tanggapan siswa
pembelajaran dengan tingkat pencapaian rata-rata 86,63%, maka
pada dasarnya materi pembelajaran tidak perlu mendapat revisi atau
perbaikan-perbaikan, akan tetapi masukan, saran, serta komentar
yang disampaikan oleh ahli materi dalam angket pertanyaan terbuka,
berusaha diwujudkan dengan sebaik-baiknya sehingga produk
pengembangan yang dihasilkan semakin baik.Revisi pengembangan
modul matematika berbasis Inquiry pembelajaran matematika yang
disajikan dengan mempertimbangkan saran responden dengan
mengurangi tulisan-tulisan yang kurang penting.

B. Hasil Penelitian Eksperimen


1. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan
terlebih dahulu agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
lancar. Persiapan – persiapan yang dilakukan peneliti sebelum penelitian
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan populasi penelitian yaitu semua siswa kelas X yang
berjumlah 362 siswa.
b. Memilih sampel pelitian dengan menggunakan teknik “Cluster Random
Sampling” dan terpilih dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas
X – A3 sebagai kelas kontrol dan kelas X – A6 sebagai kelas
eksperimen.
c. Melakukan pengamatan (observasi) terlebih dahulu terhadap seluruh
siswa kelas X SMA Negeri 3 Pati dari mulai kelas X – A1 sampai kelas
X – A6 dan X – S1 sampai dengan X – S4.

74
d. Menemui guru bersangkutan, yang mengajar pelajaran matematika di
kelas X.
e. Menentukan kelas uji coba dari populasi, dan terpilih kelas X – A5
sebagai kelas uji coba.
f. Member perlakuan pada masing – masing sampel.
g. Melakukan tes uji coba instrumen.
2. Uji Coba Instrumen
a. Pelaksanaan Uji Coba
Setelah memperoleh data siswa, langkah selanjutnya adalah
melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba tes dilaksanakan
pada tanggal 27 agustus 2013 terhadap siswa kelas uji coba yaitu kelas
X – A5. Jumlah soal yang diberikan sebanyak 10 soal essay dengan
alokasi waktu 90 menit.
Langkah – langkah uji coba instrumen :
1) Menyusun perangkat tes dalam bentuk soal essay dengan jumlah 10
butir soal untuk diujikan pada kelas uji coba yaitu kelas X – A5.
2) Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran dan daya pembeda soal tes.
3) Menentukan butir soal yang digunakan sebagai alat ukur penelitian.
4) Analisis uji coba instrumen.
b. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen diujikan kepada kelas yang diteliti, terlebih
dahulu diuji cobakan pada kelas uji coba dan hasil uji coba dianalisis
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda. Berikut adalah hasil analisis tes uji coba :
1) Validitas
Untuk mengetahui validitas tes digunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut.

NXY  (X )(Y )


rxy 
N (X 2

)  ( X ) 2 N (  Y 2 )  ( Y ) 2 

75
Contoh perhitungan validitas soal nomor 1:
= 36 ∑ = 332 ∑ = 2409
∑ = 22764 ∑ = 3152 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ − (∑ )(∑ )
=
{ ∑ − (∑ ) }{ ∑ − (∑ ) }
(36 × 22764) − (332 × 2409)
=
{(36 × 3152) − 332 }{(36 × 170167) − 2409 }
19716
=
√3692 × 322731
19716
=
√1048230288
19716
=
32376,38
= 0,60896
Dari tabel r product moment, dengan n = 36 dan α = 0,05 ,
maka diperoleh rtabel = 0,355. Dari perhitungan di atas diperoleh
rhitung> rtabel, yaitu 0, 0,60896> 0,355. Sehingga disimpulkan item
soal nomor 1 valid.
Dari hasil penghitungan validitas dari 10 butir soal didapat 10
butir soal yang valid yaitu butir soal nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10.
Hasil penghitungan validitas selengkapnya untuk 10 butir soal uraian
dapat dilihat pada lampiran 13a.
2) Reliabilitas
Untuk mengetahui reliabilitas soal uraian dapat dicari dengan
rumus:
2
 n    i 
r11    1  
 n  1    t 2 
Keterangan:

76
r11 : Indeks korelasi
n : banyaknya butir soal
 i
2
: variansi butir soal

t
2
: varian skor total
Klasifikasi reliabilitas:

0,00  r11 < 0,20 reliabilitas sangat rendah

0,20  r11 < 0,40 reliabilitas rendah

0,40  r11 < 0,60 reliabilitas cukup

0,60  r11 < 0,80 reliabilitas tinggi

0,80  r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi


(Arikunto, 2009 : 109-110)
Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Sebuah
tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
“tetap”, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek,
kemudian diberikan lagi pada subjek yang sama dilain waktu
hasilnya relatif sama atau tetap.
Dari analisis reliabilitas pada lampiran 13b diperoleh
2 2
 i = 78,860 dan  t = 249,021 , sehingga diperoleh =

0,75924. Untuk harga kritik dari r product moment, dengan α =


5% dan n = 36 diperoleh = 0,355, karena > maka
instrumen tes reliabel. Karena terletak pada interval
0,61 < ≤ 0,81 maka reliabilitas instrumen tes tinggi.Analisis
reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13b.
3) Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui keseimbangan item tes.Tingkat kesukaran soal
merupakan perbandingan antara banyak siswa yang menjawab benar
dengan banyaknya siswa peserta tes ujicoba. Tingkat kesukaran soal

77
dibedakan dalam kategori soal mudah, sedang, dan sukar dengan
menggunakan rumus:

=
×
Keterangan:
∑ = jumlah nilai siswa
= banyaknya soal
= banyaknya siswa
Jika skor maksimum ditentukan 10 dan skor minimum 0, yang
memperoleh skor 0 – 5 (berarti gagal).
Dengan kriteria :
0,00 ≤ P ≤ 0,30 adalah soal sukar
0,30< P ≤ 0,70 adalah soal sedang
0,70< P ≤ 1,00 adalah soal mudah
(Ahmad, 2012: 273)
Contoh perhitungan tingkat kesukaran pada nomor 1. Dari
lampiran 13c diperoleh ∑ = 332, = 10 dan N = 36, maka ∶
∑ 332 332
= = = = 0,922222222 = 0,92
× 10 × 36 360
Hasil perhitungan = 0,92 dikonsultasikan dengan kriteria
yang ada.Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 1 termasuk
soal dengan taraf kesukaran mudah.
Dengan menggunakan cara yang sama soal nomor 2 – 10 dapat
diketahui tingkat kesukaran dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran
13c. Dari hasil penghitungan mengenai taraf kesukaran dari 10 soal
adalah soal nomor 1,2,8, dan 9 merupakan soal sedang, soal nomor
3,4,5,6,7 dan 10 merupakan soal yang mudah.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan
siswa yang pandai (kelas atas) dengan siswa yang kurang pandai
(kelas bawah).Semakin tinggi daya pembeda suatu butir soal, maka

78
semakin mampu soal tersebut membedakan antara siswa yang pandai
dengan yang kurang pandai.
Rumus yang digunakan untuk uji daya pembeda adalah :

t
MH  ML 
  x 12   x 22 
 
 n(n - 1) 
 
Keterangan:
MH = rata-rata dari kelompok atas

ML = rata-rata dari kelompok bawah

 X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas


2
1

 X = jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah


2
2

n = jumlah soal.
(Ahmad, 2012: 277-278).
Daya pembeda mempunyai kriteriat tabel dengan dk = (ni-1)
+ (ni-1) dan α = 5%. Jika t hitung > t tabel , maka daya beda soal
tersebut signifikan
Contoh penghitungannya untuk daya pembeda nomor 1 :
( − ) (9,8 − 7,8) 2
= = =
∑ ∑ , , ,
( ) ( )

2
= = 2,553769599 = 2,55
0,7831560062
Dari perhitungan diatas didapatkan t hitung adalah 2,55,
sedangkan t tabel untuk n = 36 adalah 1,70. Jadi t hitung > t tabel
,2,55> 1,70 , maka daya pembeda termasuk baik atau signifikan.
Dari hasil penghitungan mengenai daya pembeda 10 soal uraian
didapat 8 butir soal uraian diperoleh kriteria signifikan dan 2 butir
soal uraian diperoleh kriteria tidak signifikan.Dengan menggunakan
rumus di atas dapat diketahui daya pembeda dan hasilnya bisa dilihat
lebih lengkap pada lampiran 13d.
c. Penentuan Soal Tes.

79
Soal yang akan diajukan sebagai soal tes untuk mengambil data
ditentukan dengan mempertimbangkan validitas, reliabilitas, taraf
kesukaran serta daya pembeda soal. Berdasarkan hasil analisis pada
lampiran 13e, maka soal yang dapat digunakan ada 8 soal yaitu nomor
1,2,3,4,5,6,7, dan 9.
Berdasarkan Tabel pada lampiran 13e, diketahui bahwa soal
nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 memenuhi kriteria valid. Sepuluh soal
tersebut mempunyai daya pembeda yang baik. Untuk taraf kesukaran
soal dengan kategori sedang adalah soal nomor 2,4, dan 5. Sedangkan
untuk taraf kesukaran soal dengan kategori mudah adalah soal nomor 1,
3, 6,7 dan 9. Secara keseluruhan dari 10 butir soal uraian tersebut
memiliki tingkat riliabilitas yangtinggi, namun hanya ada 8 soal yang
memenuhi kriteria untuk dijadikan instrumen soal evaluasi penelitian
yaitu soal nomor 1,2,3,4,5,6,7, dan 9. Dari kesimpulan pada tabel
lampiran 13e tersebut maka 8 soal yang telah memenuhi syarat dipakai
semua untuk dijadikan instrumen soal evaluasi.
3. Pelaksanaan Penelitian
Langkah – langkah pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai
berikut :
a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul matematika
berbasis Inquiry pada kelompok eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.
c. Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini pada
kelas sampel dengan melaksanakan tes hasil belajar pada kelas
eksperimen pada tanggal 20 Agustus 2013 dan kelas kontrol pada
tanggal 23 Agustus 2013 .
d. Menganalisis data hasil tes.
e. Menyusun hasil penelitian.
4. Hasil Penelitian
a. Hasil Uji Keefektivan Modul Matematika Berbasis Inquiry

80
Adanya modul matematika berbasisInquiry dapat memberi
kemudahan bagi guru maupun siswa untuk menyampaikan atau
menerima informasi berupa materi pelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai, sebagai contoh siswa dapat memahami
konsep dari materi pelajaran. Penggunaan modul pembelajaran sebagai
tutor pembelajaran siswa pada materi pangkat akar dan logaritma
diukur keefektifannya selain menggunakan angket juga melalui
evaluasi, dengan indikator terjadinya peningkatan hasil belajar setelah
penggunaan modul.Pada lampiran 22 disajikan data nilai tes
kemampuan awal siswa sebelum menggunakan modul dan lampiran 27
disajikan data nilai tes kemampuan akhir siswa setelah menggunakan
modul.
Hasil evaluasi diolah untuk selanjutnya dilihat rata-rata
peningkatan hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir siswa
sebelum menggunakan modul matematika berbasis Inquirydan sesudah
menggunakan media modul matematika berbasis Inquiry tersebut.
Berdasarkan Tabel dalam lampiran 23, 24, 28 dan 29, akan
dilakukan analisis terhadap rata-rata nilai tes kemampuan awal sebelum
menggunakan modul matematika berbasis Inquiry pada materi pangkat
akar dan logaritma dan rata-rata nilai tes kemampuan akhir setelah
menggunakan modul matematika berbasis Inquiry pada materi pangkat
akar dan logaritma.Data di atas dianalisis melalui pairedsample t-test
(uji t berpasangan). Akan tetapi sebelum melakukan uji tersebut,perlu
dipenuhi syaratnya terlebih dahulu antara lain sampel data mengandung
unsur berpasangan, dalam hal ini sudah dipenuhi dengan data
berpasangan antara mid test dan evaluasi, selanjutnya sampel diambil
secara acak yang terpenuhi, dan terakhir dilakukan uji kenormalan data
dengan menggunakan Uji Lilliefors terhadap kedua tes tersebut.
1) Uji Normalitas
a. Uji Normalitas Data Awal

81
Dari data perhitungan pada lampiran 23 yaitu uji normalitas
mid test (test kemampuan awal) dengan mengambil nilai siswa
kelas X – A6 sebelum menggunakan modul matematika berbasis
Inquiry pada materi pangkat akar dan logaritma dalam proses
pembelajaran dengan n = 38 dan α = 5% diketahui Lo = 0,0754.
Dengan melihat lampiran 23, maka didapat Ltabel= 0,1437.
Karena Lo < Ltabel yaitu 0,0754<0,1437 maka Ho diterima yang
berarti bahwa data mid test (tes kemampuan awal) berdistribusi
normal.
Analisis deskriptif berdistribusi normal juga dapat dilihat
pada contoh dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen
dengan menggunakan modul matematika berbasis Inquirypada
materi pangkat akar dan logaritma yaitu dimana data nilai yang
diperoleh siswa mendekati rata - rata, sehingga data mid test (tes
kemampuan awal) berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Data Akhir
Uji normalitas berikutnya dilakukan pada evaluasi (tes
kemampuan akhir) dengan mengambil nilai siswa kelas X – A6
dengan n = 38 setelah menggunakan modul matematika berbasis
Inquiry. Dari pengujian tersebut diperoleh Lo = 0,099. Dengan
melihat lampiran 28, maka didapat Ltabel = 0,173. Karena Lo <
Ltabel yaitu 0,099<0,173 maka Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data evaluasi (tes kemampuan akhir)
berdistribusi normal.
Berdasarkan pengujian normalitas terhadap evaluasi (tes
kemampuan akhir) dengan mengambil nilai siswa kelas X – A6
setelah menggunakan modul matematika berbasis Inquiry pada
materi pangkat akar dan logaritma dalam proses pembelajaran
yang diteliti mendekati rata - rata. Oleh karena itu dapat
dilanjutkan pengujian hipotesis sehingga dapat diketahui lebih
baik atau tidak pembelajaran tersebut.

82
Perhitungan selengkapnya dalam lampiran 23, 24, 28 dan 29.
2) Uji Homogenitas
a. Uji Homogenitas Data Awal
Dari data perhitungan pada lampiran 25, 26 yaitu uji
homogenitas kemampuan awal dengan mengambil nilai mid tes
siswa kelas X – A3 dan X – A6 dengan nilai s2 = 83,8193dan s2=
59,6974. Sehingga didapat F hitung 1,404dibandingkan F tabel
dengan dk pembilang (n-1) = 38-1 = 37 dan dk penyebut
(n-1)= 36-1 = 35 sehingga didapat nilai F tabel 1,69. Karena
F hitung < Ftabel yaitu 1,404< 1,69 maka Ho diterima, sehingga
dapat disimpulkan varians antar kelompok homogen (sama).
b. Uji Homogenitas Data Akhir
Dari data perhitungan pada lampiran 30 yaitu uji
homogenitas kemampuan akhir dengan mengambil nilai evaluasi
siswa kelas X – A3 dan X – A6 dengan nilai s2 = 50,121 dan s2 =
61,250. Sehingga didapat F hitung 1,2220 dibandingkan F tabel
dengan dk pembilang (n-1) = 38-1 = 37 dan dk penyebut
(n-1) = 36-1 = 35 sehingga didapat nilai F tabel 1,69. Karena
F hitung < Ftabel yaitu 1,2220< 1,69 maka Ho diterima, sehingga
dapat disimpulkan varians antar kelompok homogen (sama).
Perhitungan selengkapnya dalam lampiran 25, 26 dan 30.
3) Uji Hipotesis
Adapun analisis yang digunakan untuk menguji ada tidaknya
perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan awal dan tes kemampuan
akhir yaitu dilakukan uji t berpasangan pihak kanan seperti disajikan
pada lampiran 31, yaitu didapatkan t hitung = 1,752
Dengan = 5%, dk = 38 + 36 – 2 = 72, maka ttabel= t( , )( ).

Pada tabel harga kritik uji-t tidak ada nilainya. Oleh karena itu perlu
dihitung dengan interpolasi sebagai berikut:
V t ,

83
60 1,67
70 x
80 1,71

Untuk menentukan nilai x, dengan cara:


1,69 − 60 − 70
=
1,69 − 1,71 60 − 80
1,69 − −10
=
0,02 −20
−20(1,69 − ) = −10(0,02)
−33,8 + 20 = −0,2
20 = −0,2 + 33,8
20 = 33,6
33,6
=
20
= 1,68
Jadi, nilai t ( , )( ) = 1,68
Kesimpulan :
Karena thitung> ttabel yaitu 1,752> 1,68 maka, hipotesis H0
ditolak,kesimpulan pembelajaran siswa yang menggunakan modul
matematika berbasis Inquiry lebih efektif pada pokok bahasan
pangkat akar dan logaritma dari pembelajaran konvensional di kelas
X semester I SMA Negeri 3 Pati tahun ajaran 2013/2014.

84
BAB V
PEMBAHASAN

Pengembangan modul matematika berbasis Inquiry bermula dari inovasi


dari modul pembelajaran yang menjamur di dunia pendidikan yang disesuaikan
dengan pesatnya perkembangan teknologi. Pengembangan modul ini dilakukan
melalui tahap-tahap berikut: 1) pengidentifikasian, pengembangan konsep
dilakukan dengan identifikasi mata pelajaran, merumuskan kompetensi dasar,
serta menetapkan indikator 2) Perancangan, mendesain produk 3)
Pengembangan, kegiatan berupa pengumpulan bahan atau materi pelajaran yang
diperlukan untuk pembuatan produk seperti : materi pokok (subtansi mata
pelajaran), aspek pendukung seperti gambar animasi, clip-art image, dan grafik,
4) Penyebaran, adalah kegiatan berupa penyebarluasan produk pembelajaran
kepada pemakai produk. Sasaran pemakai produk meliputi guru dan siswa.Tiap
tahap dikerjakan dengan sebaik-baiknya agar dihasilkan modul yang berkualitas,
yaitu dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil dari tahapan-tahapan pengembangan tersebut diperoleh
hasil penelitian yang digunakan untuk mengevaluasi media yang dikembangkan
dan juga mengetahui penggunaan media pembelajaran sebagai tutor pembelajaran
matematika terhadap hasil belajar siswa. Hasil validasi dan penilaian modul
matematika berbasis Inquiry baik dari ahlimedia, ahli materi pembelajaran, serta
siswa mengarah menuju keputusan yangsama yaitu kelayakan akan media ini.
Kelayakan ini dipandang dari berbagaiaspek diantaranya umum, substansi materi,
rekayasa perangkat lunak, kelayakan bahasa, kelayakan kegrafikan, dan desain
pembelajaran. Kesahihan akan penggunaan media pembelajaran ini didasarkan
atas seluruh penilaian aspek terhadap ahli media, ahli materipembelajaran dan
siswa yang menunjukkan persentase di atas batas kelayakanmedia yang telah
ditentukan sebelumnya yaitu 75 %. Pandangan dari sisi aspek umum kelayakan
atas media ini dapat dilihatkarena modul ini merupakan suatu terobosan terbaru
mengenai sumberbelajar siswa dimana tetap tajam mengupas materi disertai soal

85
danpembahasannya dikemas dalam bentuk tampilan buku yang menarik dan
komplit.
Mediadirancang dengan bahasa yang baik dan efektif sehingga mudah
dipahami olehpembacanya. Merujuk kepada hal tersebut, media ini
menunjukkankeunggulannya dibanding dengan media pembelajaran ataupun cara
konvensional.Oleh karena itu, ahli media memberikan
nilaiterhadapaspekumummediamodul 85,416%, aspek penyajian pembelajaran
83,333%, aspek kelayakan bahasa 85%, aspek kelayakan kegrafikan 83,333%.
Ahli materi memberikan nilai terhadap aspek umum 85,416%, aspek substansi
materi 83,333%, aspek desain pembelajaran 87,179%. Sedangkan siswa
memberikan nilai berupa angket tanggapan terhadap modul 85,746%, aspek
materi 89,342%, aspek bahasa 87,171%, aspek contoh soal 85,789% dan aspek
latihan 85,394%.
Penilaian dari ahli validasi media dan ahli materi sangat memberikan
pengaruh dalam melakukan pengembangan modul, sehingga terbentuk komposisi
warna yang baik, tampilan menarik, tata letakdesain modul yang proporsional
serta penggunaan huruf yang proporsional dengankomposisi yang baik pula.
Dalam mengembangkan modul ini mengacu pada buku – buku yang sudah
ada untuk mendapatkan berbagai referensi, salah satunya yaitu dari Buku Sekolah
Elektronik yang sekarang ini sedang banyak digunakan oleh siswa.Akan tetapi
modul ini menyajikan materi yang lebih kompleks karena hanya terdiri dari satu
Standar Kompetensi yaitu pangkat akar dan logaritma. Dengan demikian akan
memudahkan siswa dalam belajar karena modul memiliki materi, contoh soal, dan
rangkuman yang lebih jelas daripada buku – buku yang sudah ada.
Pengembangan media belajar berupa modul matematika berbasis Inquiry
secara aspek menyeluruh diperoleh penilaian 84% dari ahli media, 85,67% dari
ahli materi pembelajaran, dan 86,63% dari siswa, sehingga dari berbagai aspek
yang dikemukakan dan sudut pandang ahli maupun siswa menunjukkan validitas
(kelayakan) terhadap modul yang dikembangkan ini. Secara umum produk modul
yang dikembangkan ini menitik beratkan pada kemandirian siswa atau dengan
kata lain media ini dikembangkan dengan tujuan untuk dapat menjadi tutor

86
pembelajaran matematika bagi siswa, bertolak pada tujuan tersebut media
pembelajaran berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi
pangkat akar dan logaritma.
Pembelajaran matematika dengan menggunakan modul matematika
berbasis Inquiry merupakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif
dalam mengembangkan sikap dan pengetahuannya tentang matematika sehingga
memberikan hasil yang lebih bermakna pada siswa diantaranya yaitu
menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menuntun siswa memahami materi
pangkat akar dan logaritma secara individu. Pengujian keefektifan media adalah
tahap berikutnya dalam prosedurpenelitian pengembangan media dengan
mengukur pencapaian hasil belajar siswasebelum dan sesudah menggunakan
media peneliti menggunakan tes kemampuanawal dan tes kemampuan akhir.Tes
kemampuan awal diikuti sebanyak 38 siswa,kemudian kedua hasil dibandingkan
untuk mengetahui apakah terjadi peningkatanyang signifikan hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah menggunakan modul.
Berdasarkan analisis terhadap rata-rata nilai tes awal dan tes akhir
siswadengan menggunakan uji t, diperoleh rata-rata nilai tes akhir lebih
tinggidibandingkan rata-rata nilai tes awal. Analisis tersebut menghasilkan
informasibahwa modul yang telah dikembangkan tepat digunakan sebagaitutor
pembelajaran matematika pada materi pangkat akar dan logaritma. Berdasarkan
analisis uji t dapat diketahui bahwa siswa yang mengalamipeningkatan hasil
belajar sesudah menggunakan modul matematika berbasis Inquiry sebagai tutor
pembelajaran sebanyak 38 siswa . Hal ini terlihat darianalisis menggunakan uji t
diperoleh diperoleh nilai t= 1,752sedangkan t tabel = 1,68 sehingga diketahui
ditolak artinya rata-rata tes akhir lebih tinggi dari rata-rata tes awal. Pemilihan
pada taraf signifikansi menggunakan α = 0,05 dapat disimpulkan modul
matematika berbasis Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar pada materi
pangkat akar dan logaritma, dengan kata lain penggunaan modul matematika
berbasis Inquiry secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
pangkat akar dan logaritma.

87
Karena indikator dari keefektifan media yang dikembangkan adalah
peningkatan hasil belajar maka dengan ini dapat dikatakan bahwa media ini modul
matematika berbasis Inquiryefektif sebagai tutor pembelajaran pada materi
pangkat akar dan logaritma. Hasil belajar siswa mengalami kenaikan setelah
menggunakan ini modul matematika berbasis Inquiry pada materi pangkat akar
dan logaritma.Hal ini disebabkan karena dalam penggunaaan media
pembelajaraninidisajikan lebih menarik dan dapat divisualisasikan oleh siswa
sehinggamenambah daya tarik dan semangat siswa dalam belajar.
Kemampuan danmotivasi siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.Oleh
sebab itu, semakintinggi motivasi siswa dalam belajar maka semakin tinggi pula
hasil belajar yangdidapatkan. Hasil validasi ahli media, ahli materi pembelajaran,
dan siswa serta hasiltes kemampuan awal dan tes kemampuan akhir dapat
disimpulkan bahwa modul matematika berbasis Inquiry secara valid (layak)
digunakan dalam prosespembelajaran. Serta pengembangan modul matematika
berbasis Inquiry efektif sebagai tutor pembelajaran pada materi pangkat akar dan
logaritma. Hal ini tidak lepas karena dampak positif dari media yang
dapatmeningkatkan motivasi siswa belajar, dimana siswa menjadi lebih kreatif
dan tidak hanya menerima apa yang diajarkan guru saja, tetapi dapat menemukan
cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan pangkat akar dan logaritma. Hasil belajar siswa meningkat
karena pemahaman mereka bertambah dan siswa lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Kemudian dilakukan uji hipotesis antar dua kelompok dengan uji-t, dari
hasil perhitungan pada uji hipotesis diperoleh thitung = 1,752 dan ttabel =
1,68dengan dk= n1+n2-2 = 72. Karena thitung>ttabel maka Ho ditolak, sehingga
kesimpulan pembelajaran siswa yang menggunakan modul matematika berbasis
Inquiry lebih efektif pada pokok bahasan pangkat akar dan logaritma, hal ini
dapat ditunjukkan dengan rata-rata dari kelompok eksperimen x 1 = 88,4539
sedangkan rata-rata kelompok kontrol x 2 = 85,4167. Hal tersebut juga disebabkan
karena pembelajaran modul matematika berbasis Inquiry mendorong siswa aktif

88
dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran yang berdampak pada
lebih banyaknya ide yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika dengan menggunakan modul matematika berbasis
Inquirymemberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan
metode ekspositori pada materi pangkat akar dan logaritma. Hal itu dapat dilihat
dari pembelajaran dengan menggunakan modul matematika berbasis Inquiry
dapatmeningkatkan motivasi siswa belajar, dimana siswa menjadi lebih kreatif
dan tidak hanya menerima apa yang diajarkan guru saja, tetapi dapat menemukan
cara tersendiri dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan pangkat akar dan logaritma, hasil belajar siswa meningkat
karena pemahaman mereka bertambah dan siswa lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga hasil pembelajaran menjadi lebih baik.

89
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data
penelitian dan pembahasan masalah maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pengembangan modul matematika berbasis Inquiryvalid (layak)
digunakan oleh siswa dengan melihat penilaian dari validasi ahli media
memberikan nilaiterhadapaspekumummediamodul 85,416%, aspek penyajian
pembelajaran 83,333%, aspek kelayakan bahasa 85%, aspek kelayakan
kegrafikan 83,333%. Ahli materi memberikan nilai terhadap aspek umum
85,416%, aspek substansi materi 83,333%, aspek desain pembelajaran
87,179%. Sedangkan siswa memberikan nilai berupa angket tanggapan
terhadap modul 85,746%, aspek materi 89,342%, aspek bahasa 87,171%,
aspek contoh soal 85,789% dan aspek latihan 85,394%.
Pengembangan modul matematika berbasis Inquiry efektif digunakan
oleh siswa dengan melihat hasil dari nilai rata – rata siswa sebelum
menggunakan modul matematika berbasis Inquiry dan setelah menggunakan
modul matematika berbasis Inquiry. Nilai rata – rata siswa yang
menggunakan modul matematika berbasis Inquiry adalah88,4539 dan siswa
yang tidak menggunakan modul matematika berbasis Inquiry adalah 85,416.
Pembelajaran siswa yang menggunakan modul matematika berbasis
Inquiry lebih efektif pada pokok bahasan pangkat akar dan logaritma
dibandingkan dengan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada
kelompok kontrol dalam pembelajaran matematika pada kelas X Semester I
di SMA Negeri 3 Pati tahun ajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dari hasil
uji tyang diperoleh, yaituthitung = 1,752 danttabel=1,68 dengan taraf signifikansi
5%. Karena thitung>ttabel, maka H0 ditolak. Hal tersebut juga ditunjukkan dari
rata-rata pada kelompok eksperimen sebesar 88,4539, sedangkan rata-rata
kelompok kontrol 85,4167.

90
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang sekiranya
dapat diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Modul matematika berbasis Inquirysebaiknya digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran karena terbukti dari hasil penelitian yang diperoleh,
hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan modul
matematika berbasis Inquiry lebih efektif pada materi pangkat, akar dan
logaritma dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan model
konvensional pada materi pangkat, akar dan logaritma.
2. Modul matematika berbasis Inquiry perlu diterapkan oleh guru dan terus
dikembangkan pada pokok bahasan yang lain agar dapat mengembangkan
berbagai aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.
3. Guru perlu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memilih model
pembelajaran yang tepat dan dapat memperlancar kegiatan belajar
mengajar dikelas disamping itu guru harus bisa mendekatkan diri pada
siswa supaya terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa.
4. Guru hendaknya mengerti tingkat pemahaman siswa khususnya dalam
pelajaran matematika supaya lebih mudah dalam menyampaikan pelajaran
matematika.
5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menerapkan pada pokok
bahasan yang berbeda.

91
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zainal Arifin. 2012. Perencanaan Pembelajaran dari Desain sampai


Implementasi. Yogyakarta: Pedagogia.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara.

Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University


Press.

Darsono, Max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Depdiknas.2004. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: UU No.20 Tahun 2003.

Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Hamruni. 2009. Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan.


Yokyakarta : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yokyakarta.

Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran.Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Jogjakarta


: Diva Press.

Rusmono, 2012.Strategi Pembelajaran dengan problem Based Learning.Jakarta :


Ghalia Indonesia.

Sanjaya. 2008. Perencanaan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

_______ 2005.Strategi Pembelajaran.Bandung : Falah Production.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D.Bandung : Alfabeta.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

92
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

93
94
Lampiran 2

Hasil Penilaian Ahli Media Terhadap


Modul Matematika Berbasis Inquiry Pada Materi
Pangkat Akar dan Logaritma
Melalui Angket
No. Kriteria Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3
Aspek Umum
1. Media Modul matematika berbasis Inquiry, 3 4 3
pada pembelajaran matematika merupakan
suatu pengembangan media yang kreatif
dan inovatif.
2. Media ini mudah dipahami serta 3 3 4
menggunakan bahasa yang baik dan
efektif.
3. Memiliki keunggulan dibanding media 3 3 4
pembelajaran lain ataupun dengan cara
konvensional.
4. Bahan ajar ini bisa menjadikan siswa 3 4 4
senang dalam belajar.
Aspek Penyajian Pembelajaran
5. Sistematika penyajian. 3 3 4
6. Keruntutan penyajian. 3 3 4
7. Bahan ajar ini memuat contoh-contoh soal. 3 3 4
8. Bahan ajar ini memuat glosarium. 3 4 4
9. Bahan ajar ini memuat daftar pustaka. 3 3 3
10. Bahan ajar ini memuat rangkuman. 3 3 4
11. Bahan ajar ini mengaktifkan peserta didik. 3 3 4
12. Bahan ajar ini dapat menumbuhkan 3 3 4
berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.
Aspek Kelayakan Bahasa
13. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar ini 3 4 3

95
sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektual peserta didik.
14. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar ini 3 3 4
sesuai dengan tingkat perkembangan sosial
emosional peserta didik.
15. Keterbacaan pesan. 3 4 4
16. Ketepatan kaidah bahasa. 3 3 4
17. Keruntutan dan keterpaduan antar 3 3 4
paragraf.
Aspek Kelayakan Kegrafikan
18. Penampilan unsur tata letak pada cover, 3 4 4
belakang dan punggung secara harmonis
memiliki irama dan kesatuan serta
konsisten.
19. Warna unsur tata letak harmonis dan 3 3 4
memperjelas fungsi.
20. Huruf yang digunakan menarik dan mudah 3 3 4
dibaca.
21. Warna judul modul kontras dengan warna 3 3 4
latar belakang.
22. Ilustrasi cover modul menggambarkan 3 4 4
isi/materi ajar dan mengungkapkan
karakter objek.
23. Unsur tata letak lengkap (judul bab, sub 3 3 3
judul bab, angka halaman, ilustrasi, dan
keterangan gambar).
24. Jenis huruf sesuai dengan isi materi. 3 3 3
25. Ilustrasi isi kreatif dan dinamis. 3 4 3
Jumlah 75 83 94

96
Berdasarkan konversi skala yang ditetapkan dalam kuesioner angket
penilaian ahli media untuk tiap butir yakni sebagai berikut:
1. 25 – 50 = kurang bagus, Tidak layak diujicobakan di lapangan.
2. 51 – 75 = cukup, Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi.
3. 76 – 100 = bagus, Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi.
Selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan dalam penilaian oleh para ahli
media pembelajaran yang dapat dicari dengan perhitungan di bawah ini :
∑ ( jawaban x bobot tiap pilihan ) = 252
n = 25 x 3 = 75
Bobot tertinggi =4
Dari data di atas dimasukkan ke dalam rumus (disesuaikan dengan jumlah
responden), dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :

Persentase 
 ( jawaban  bobot tiap pilihan )  100 0
0
n  bobot tertinggi

252 252
Persentase  x100%  x100%  84%
75x 4 300
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui prosentase = 84 %, setelah
dikonversikan dengan tabel konversi skala, prosentase tingkat pencapaian 84 %
berada pada kualifikasi sangat layak sehingga media pembelajaran tidak
memerlukan revisi.

97
Lampiran 4

Hasil Validasi Ahli Materi Terhadap


Modul Matematika Berbasis Inquiry Pada Materi
Pangkat Akar dan Logaritma
Melalui Angket

No. Kriteria Ahli 1 Ahli 2 Ahli 3


Aspek Umum
1. Media Modul matematika berbasis 3 4 3
Inquiry, pada pembelajaran matematika
merupakan suatu pengembangan media
yang kreatif dan inovatif.
2. Mediaini mudah dipahami serta 3 3 4
menggunakan bahasa yang baik dan
efektif.
3. Memiliki keunggulan dibanding media 3 3 4
pembelajaran lain ataupun dengan cara
konvensional.
4. Bahan ajar ini bisa menjadikan siswa 3 4 4
senang dalam belajar.
Aspek Subtansi Materi
5. Media ini sesuai dengan pembelajaran 3 4 4
matematika.
6. Ketepatan penggunaan istilah sesuai 3 3 4
keilmuan.
7. Topik materi yang ada dalam bahan ajar 3 4 4
ini dinyatakan secara jelas.
8. Materi yang disajikan lengkap. 3 3 4
9. Materi yang disajikan up to date dan 3 3 3
inovatif.
10. Urutan materi dalam bahan ajar 2 3 4

98
tersusun secara sistematis.
11. Bahan ajar memiliki contoh soal untuk 3 3 4
meningkatkan pemahaman siswa.
12. Simbol-simbol matematika dapat 3 3 4
dipahami secara jelas oleh siswa.
Aspek Desain Pembelajaran
13. Dengan adanya gambar, siswa dapat 3 3 3
mengingat informasi yang dipelajari.
14. Penggunaan bahan ajar ini 3 4 4
mempermudah proses pembelajaran.
15. Penggunaan bahan ajar ini 3 4 4
mempermudah guru dalam
menyampaikan materi.
16. Bahan ajar ini menambah variasi 3 4 4
metode ajar.
17. Bahan ajar mencantumkan tujuan 3 4 4
pembelajaran.
18. Tujuan pembelajaran pada media 3 4 4
pembelajaran relevan dengan SK dan
KD.
19. Alur pembelajaran jelas. 3 4 4
20. Materi sesuai dengan tujuan 3 4 4
pembelajaran.
21. Bahan ajar ini dapat meningkatkan 3 4 4
motivasi belajar.
22. Bahan ajar ini dapat memfasilitasi siswa 3 4 4
untuk belajar mandiri.
23. Kualitas interaksi pembelajaran dengan 3 4 3
menggunakan bahan ajar ini baik.
24. Contoh soal sesuai dengan tujuan 3 3 3

99
pembelajaran dan menstimulus siswa
untuk mengembangkan pengetahuan.
25. Soal evaluasi sesuai dengan tujuan 3 3 3
pembelajaran.
Jumlah 74 89 94

Berdasarkan konversi skala yang ditetapkan dalam kuisioner angket


penilaian uji coba sebagai berikut :
1. 25 – 50 = kurang bagus, Tidak layak diujicobakan di lapangan.

2. 51 – 75 = cukup, Layak diujicobakan dengan revisi

3. 76 – 100 = sangat bagus, Layak diujucobakan tanpa revisi

Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan dalam


penilaian oleh para ahli materi pembelajaran yang dapat dengan cara berikut :
∑ ( jawaban x bobot tiap pilihan ) = 257
n = 25 x 3 = 75
bobot tertinggi =4
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :

Persentase 
 ( jawaban  bobot tiap pilihan )  100 0
0
n  bobot tertinggi

257 257
Persentase  x100%  x100%  85,67%
75 x4 300
Berdasarkan perhitungan diatas, maka diketahui prosentase = 85,67 %,
setelah dikonversikan dengan tabel konversi skala, prosentase tingkat pencapaian
85,67% berada pada kualifikasi sangat layak sehingga modul tidak memerlukan
revisi.

100
Lampiran 6

Hasil Penilaian Siswa Terhadap


Modul Matematika Berbasis Inquiry pada Materi
Pangkat Akar dan Logaritma
Melalui Instrumen Angket
Siswa Kelas X – A6
No. Kriteria
(38 Siswa)
Aspek Umum Modul
1. Bahan ajar Modul Matematika 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 4,
berbasis Inquiry pada pembelajaran 4, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 4,
matematika merupakan suatu 4, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 4.
pengembangan bahan ajar yang kreatif
dan inovatif.
2. Bahan ajar ini mudah dipahami serta 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 3, 3,
menggunakan bahasa yang baik dan 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3,
efektif. 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 3, 3.
3. Memiliki keunggulan dibanding 2, 3, 3, 2, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 4, 3,
dengan bahan ajar lain ataupun dengan 3, 3, 3, 2, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 2, 3, 3,
cara konvensional. 3, 3, 2, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 4, 3.
4. Modul pembelajaran ini sesuai dengan 3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 3, 4, 4,
pembelajaran matematika. 4, 4, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 3, 4,
3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 3, 4.
5. Bahan ajar ini dapat memfasilitasi 3, 3, 3, 2, 4, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 3, 4,
siswa untuk belajar mandiri. 4, 4, 3, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 3, 3, 4, 3,
3, 3, 3, 2, 4, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 3.
6. Modul dapat digunakan sebagai 4, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3, 3, 3, 4,
pedoman, baik siswa maupun bagi 3, 3, 4, 2, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4
guru dalam kegiatan pembelajaran. 3, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 2, 3, 3, 4, 4.
Aspek Materi
7. Materi sesuai dengan tujuan 3, 4, 4, 4, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3,
pembelajaran. 4, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4,

101
4, 4, 4, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3.
8. Isi materi pembelajaran dengan 3, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 3, 4, 3,
urutan dan susunan yang sistematis. 4, 4, 3, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 3, 3, 3, 3,
3, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 3, 4, 3, 3.
9. Siswa dapat memahami materi yang 3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 3, 4,
disampaikan dalam bahan ajar ini. 4, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 3, 4,
3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 3.
10. Penulisan materi, rangkuman, dan 4, 3, 3, 4, 3, 4, 2, 4, 4, 4, 4, 4, 4,
tugas jelas. 3, 3, 3, 3, 2, 2, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3,
3, 3, 3, 2, 2, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3.
11. Tersedia contoh dan ilustrasi yang 3, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 4,
mendukung kejelasan pemaparan 4, 4, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 4, 4,
materi pembelajaran. 3, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3.
Aspek Rekayasa Bahasa
12. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 4,
ini sesuai dengan tingkat 4, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3,
perkembangan intelektual peserta 3, 4, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 3, 3, 3.
didik.
13. Penggunaan bahasa dalam bahan ajar 3, 4, 4, 3, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4,
ini sesuai dengan tingkat 3, 3, 4, 3, 4, 3, 3, 3, 3, 4, 3, 3, 3,
perkembangan sosial emosional 3, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 3, 3, 2, 4.
peserta didik.
14. Menggunakan bahasa yang sederhana 4, 3, 3, 2, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 3,
dan komutatif. 4, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3, 4, 3,
4, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 3, 3.
15. Bahasa yang digunakan tidak beretele 3, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 4, 4,
– tele. Artinya menggunakan bahasa 4, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4, 4,
yang sederhana. 3, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 4.
Aspek Contoh Soal
16. Bahan ajar ini memuat contoh – 3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3,

102
contoh soal. 4, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3,
4, 3, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 3, 4, 4.
17. Bahan ajar memiliki contoh soal untuk 4, 3, 3, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 3, 3,
meningkatkan pemahaman siswa. 4, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3,
3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3.
18. Contoh soal sesuai dengan tujuan 3, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 4,
pembelajaran dan menstimulus siswa 3, 3, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 2, 3, 3,
untuk mengembangkan pengetahuan. 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 3, 4.
19. Siswa merasa lebih paham dengan 3, 3, 3, 2, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 3, 4, 4,
bantuan contoh soal yang terdapat 3, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4,
dalam modul pembelajaran. 4, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 2, 4, 3.
20. Tersedia contoh dan ilustrasi yang 2, 3, 3, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 3, 3, 3, 4,
mendukung kejelasan pemaparan 4, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3,
materi pembelajaran. 4, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 3, 3.
Aspek Latihan Soal
21. Soal evaluasi sesuai dengan tujuan 3, 4, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4,
pembelajaran. 4, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 4,
4, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 3, 4, 4, 4.
22. Terdapat latihan dalam bentuk 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 3, 4,
Worksheet yang memungkinkan siswa 4, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3,
untuk menguasai kompetensi yang 4, 3, 3, 4, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 3.
diharapkan.
23. Umpan balik latihan soal yang ada 3, 4, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3,
dalam bahan ajar efektif dan sesuai 3, 4, 3, 4, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 3, 3, 4,
dengan SK, KD, dan indikator. 3, 4, 3, 3, 3, 4, 3, 3, 3, 4, 4, 4.
24. Soal yang disampaikan tidak 4, 3, 3, 4, 4, 4, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3,
semuanya sulit dikerjakan. 3, 4, 3, 2, 4, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 3, 3,
4, 4, 3, 3, 4, 3, 4, 3, 3, 4, 3, 3.
25. Soal – soal yang diberikan sesuai 3, 3, 3, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 3, 3, 4, 3,
dengan taraf berfikir siswa. 4, 3, 3, 3, 3, 4, 3, 4, 4, 3, 4, 4, 4,

103
3, 3, 2, 2, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 3, 3.
Jumlah Skor Total 3292
Berdasarkan konversi skala yang ditetapkan dalam kuesioner angket
penilaian siswa untuk tiap butir yakni sebagai berikut:
4. 25 – 50 = Kurang bagus
5. 51 – 75 = Ckup bagus
6. 76 – 100 = Bagus
Pada proses analisis selanjutnya dilakukan analisis keseluruhan dalam
penilaian oleh siswa dengan cara berikut :
∑ ( jawaban x bobot tiap pilihan ) = 3292
n = 25 x 38 = 950
bobot tertinggi =4
Sehingga dapat dihitung sebagai berikut :

Persentase 
 ( jawaban  bobot tiap pilihan )  100 0
0
n  bobot tertinggi

3292 3292
Persentase  x100%  x100%  86,63%
950x 4 3800
Berdasarkan perhitungan di atas, maka diketahui persentase = 86,63 %,
setelah dikonversikan dengan tabel konversi skala, persentase tingkat pencapaian
86,63 % berada pada kualifikasi sangat layak sehingga media pembelajaran sudah
bagus dan layak untuk digunakan oleh siswa.

104
Lampiran 7a

DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK UJI COBA SOAL


KELAS X – A5 SMA NEGERI 3 PATI
NO NAMA SISWA KODE
1 AHMAD BURHANUDIN EFENDI UC-01

2 ALDI YOGA PRADANA UC-02

3 ALQOF NUR AJI UC-03

4 AMRI WILDAN UC-04

5 ARFIRA YUSTISHINTA QURANA UC-05

6 AZHAR AFIF LIZUARDI UC-06

7 BAMBANG SUDIONO UC-07

8 BARA BAGASKARA UC-08

9 BESTIN AMALINA UC-09

10 CINDY SETIYANI UC-10

11 DESY ARYANI UC-11

12 DHELA MAYASARI UC-12

13 EDY TURNOMO UC-13

14 ERINA YUNITA OKTAVIANA UC-14

15 FARADIHILA KHAIRUNNISA UC-15

16 HESTI LARASATI UC-16

17 INDAH PUJI LESTARI UC-17

18 JAMILATUL MU'AFANAH UC-18

19 KURNIA SHINTA ZULFIYANI UC-19

20 MAHFUD DWI WIJAYANTO UC-20

21 MAYA ERPINA UC-21

22 MELALOKA FITRIANINGRUM UC-22

23 MIRANDA MUGE AISYAH UC-23

24 MOHAMAD NUR KOLIS UC-24

25 MONA RIKA UC-25

26 MUHAMMAD FATHUR ROHMAN UC-26

27 PUTRI ISWANDARI UC-27

28 RATNA PRAMULATSIH UC-28

29 RATRIADI ARI NURSETA UC-29

30 REMAWATI UC-30

31 RIDWAN MAHENDRA UC-31

32 RYAN ANDRIA NUGROHO UC-32

105
33 TYAS KUSNA WIDYA NINGRUM UC-33

34 WAHYU AJI P. UC-34

35 WIDODO ADI NUGROHO UC-35

36 YUNITA TRI OCTAVIANA UC-36

106
Lampiran 7b

DATA NAMA SISWA KELOMPOK KELAS EKSPERIMEN


KELAS X – A6 SMA NEGERI 3 PATI
NO NAMA SISWA KODE
1 AGUNG SUGIHARTO UC-01
2 AHMAD AMIEN RESYANTA UC-02
3 ANA WIJIANTI UC-03
4 ARIS RIA IRAWAN UC-04
5 BAYU KUMARA UC-05
6 BIMA RIZKI MAHARDIKA UC-06
7 BIMA SHOKI UC-07
8 CAHYO PINDIARNO UC-08
9 CANDRA ANANG WICAKSONO UC-09
10 CHYNDIA BELLA NOOR RAYYANI UC-10
11 DAMAR SASONGKO UC-11
12 DEWI TIYAS SAPUTRI UC-12
13 DINAR EKA PUTRI UC-13
14 ELISSA RIZKI RAHMAWATI UC-14
15 ERNANINGSIH DIAH AYU UC-15
16 FARISHA NUR HIDAYAH UC-16
17 FINA LISTANAWATI UC-17
18 HAFIDH ABDUL AZIZ UC-18
19 IGHFIRLANA NOOR AINI UC-19
20 LISNAWANG UC-20
21 MAHMUD TRIWIJAYANTO UC-21
22 MITHA AMELIA YUNIDA UC-22
23 NABILAH FITRI UC-23
24 NADIAN ERNANINGTYAS UC-24
25 NISRIINA FA'IQOH UC-25
26 NONY RATULOKA SIGIANTO UC-26
27 OKSA FEBRIANI HARYANTI UC-27
28 PUTRI NOVITASARI UC-28
29 RISA OKTAVIANI UC-29
30 RISTIA RIZQI NURUL IZZATI UC-30
31 ROZIANA ZAIN PUTRI UC-31
32 SANDO WICAKSONO UC-32

107
33 TEGAR MAHENDRA UC-33
34 VIRA PUSPITA HAPSARI UC-34
35 WAHYU MUJAHIDIN UC-35
36 YHAOLLANDA EDESTA PERMATA P UC-36
37 YUSDI AHYU PAHMA UC-37
38 ZAHRONI MUHARRAM P UC-38

108
Lampiran 7c

DAFTAR NAMA SISWA KELOMPOK KELAS KONTROL


KELAS X – A3 SMA NEGERI 3 PATI
NO NAMA SISWA KODE
1 ANDREAS CAHYO ADY SAPUTRO UC-01
2 ANA MUTIASARI UC-02
3 ANISA TRI JAYANTI UC-03
4 AVINDRA KURNIAWAN UC-04
5 AWANG MADU RANGIN UC-05
6 CALVIN SURYA WISANDIKA UC-06
7 DIAH PUJI ASTUTI UC-07
8 DIKKO ALDILLAH RAMADHANA UC-08
9 ERMA WIJAYANTI UC-09
10 FIKA ARUM WIJAYANTI UC-10
11 FITRIANI NUR RUKIYAT UC-11
12 GALUH PUTRA AGUNG UC-12
13 GRAFIS ROYANDA UC-13
14 HAMIDATUL NILKARIMAH UC-14
15 JEFRI KRISTIANA UC-15
16 MAGHFIROTUL ALIYAH UC-16
17 MOUDINA RISMA SLODIA UC-17
18 MUHAMMAD SAIFUL ANWAR UC-18
19 NADYA RAHMAWATI UC-19
20 NADYK EVAN NINO S. UC-20
21 NUR ANNISA LUTFIANA UC-21
22 PRADIPTA DHATU WANODYA UC-22
23 RAFFAEL ADRIANTO WIBOWO UC-23
24 RANI YOGANTI RIMASTUTI UC-24
25 RESA WAHYU NUGROHO UC-25
26 RICO PRADANA PUTRA UC-26
27 RISKA OMEGA UC-27
28 SA'IDATUL MUNAWAROH UC-28
29 SALI WIRANI SANDI UC-29
30 SINTA YULIA PERMATASARI UC-30
31 TRI TANTI GALUH OKTAVIANI UC-31
32 VANDA ASRI YULIANTI UC-32

109
33 VIVI FURTINING DEWI UC-33
34 WANGSIT AGUNG PURWOKO UC-34
35 YULIA NITA P UC-35
36 ZULFA BARNITA PARENGNEYANG UC-36

110
Lampiran 9

SOAL UJI COBA TES


MATERI PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
Sekolah : SMA NEGERI 3 PATI
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X / I
Bentuk soal : Uraian
Waktu : 2 x 45 menit

Standart Kompetensi
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan
logaritma.
Petunjuk Umum :
a. Baca dengan teliti petunjuk cara mengerjakan soal.
b. Tulis nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada tempat yang sudah
disediakan.
c. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang sudah disediakan dengan baik.
d. Saat mengerjakan soal tidak diperkenankan membuka catatan, buku, modul,
ringkasan dan sejenisnya.
e. Periksalah kembali seluruh pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada
guru.
Petunjuk Khusus :
Untuk butir soal nomor 1 – 10 jawablah dengan lengkap dengan cara menuliskan
diketahui, ditanya, jawab dan kesimpulan pada lembar jawab yang tersedia.
SOAL
1. Dengan menggunakan sifat-sifat bilangan berpangkat, sederhanakanlah
bentuk-bentuk berikut!
a. a 5  a 6
8 2
b. a : a
3 4 5
c. ( x y )
6 2 4
d. ( a  a ) : a
4 2 5 3 2
e. ( x y ) : ( xy )
2. Tentukan hasil dari soal berikut ini!

111
5
  1 3 
a.    
 2  
0 3
3 3
b.     
2 2
3. Diketahui sebuah persegi panjang, yang panjangnya 3  2  cm dan

 
lebarnya 3  2 cm. tentukan luas dan kelilingnya!

4.  
Sebuah segitiga siku-siku memiliki panjang sisi siku-siku 6  3 cm dan

 6  3  cm. Tentukan luas segitiga tersebut!


5. Carilah nilai x yang memenuhi persamaan-persamaan berikut!
x 1 x 1
1  1
a.    
2  32 
3
b. 2 x  8 x2
6. Nyatakan bentuk-bentuk berikut dalam bentuk logaritma!
a. 101 = 10 3
d. 16 4  1 8
1
b. 100 2  10 3
e. 6 6 6
2

c. 22  14
7. Nyatakan setiap bentuk logaritma berikut dalam bentuk perpangkatan!
a. 6 log 36  2
3
b. log 81  4
10
c. log100  2
5
d. log1  0
10
e. log 0, 01  2

112
8. Tentukan nilai a yang memenuhi persamaan berikut!
a. 3 log  3a  7   3 log  a  1
2
b. log 2 a  2 log  a  4 
9. Sederhanakanlah bentuk-bentuk logaritma berikut!
3
log16   4
log 9  4 log 3 
4
10. Diketahui log 3 = p,9 log 8 = q ,nyatakan bentuk logaritma berikut
2 3
log 3  log 64 dalam p dan q!

.............Selamat Mengerjakan.............

113
Lampiran 10

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA TES


MATERI PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
Sekolah : SMA NEGERI 3 PATI
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X / I
Standart Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk
pangkat, akar, dan logaritma.
S
Kunci Jawaban
o kor
Berdasarkan sifat-sifat bilangan berpangkat, maka:
. 5
a. a  a  a
6 5 6
 a11 2
8 2 8 2 6 2
b. a : a  a  a
3 4 5 3.5 4.5 15 20 2
c. ( x y )  x y  x y
2
6 2 4 6 2 4
d. ( a  a ) : a  a  a4
e. ( x6 y 2)5 : ( x y3 )2 = x4.5 y2.5 : x2 y3.2
2
= x20y10 : x2 y6
= x20-2 y10-6
= x18 y4
Hasil dari:
. 5
  1 3  13.5 115 15 15 2
a.      3.5  15  1. 2  2  32768
 2   2 2 2
1
0 3
b. 3 3 33  1 3
      1  3  1   3 . 2  2
2 2 2 3 
3 2
2 8
 1 3  1 1
3 27
27 8 36 4
   
27 27 27 3
Diketahui sebuah persegi panjang.
.
 
p = 3  2 cm

l =  3  2  cm 2

Maka,

114
Luas  p  l 2


 3 2 3 2  
 9 3 2  3 2 2
2
 7 cm2

Keliling  2 p  2l
2
  
 2 3 2  2 3 2 
 6 2 2 6 2 2 2
 12 cm

Diketahui sebuah segitiga siku-siku.


.
 
tinggi sisi siku-siku = 6  3 cm
2
alas sisi siku-siku =  6  3  cm

1 2
 a.t
Maka, Luas ∆
2
1

 6 3 6 3
2
  2
1

 6 6 3  6 3 3
2
 2
1
  3
2
3
 cm2
2 2

115
Nilai x yang memenuhi
x 1 x 1
. 1  1  2
a.    
2  32 
x 1 x 1
2  1

 321 
x 1
 
2 x 1  (25 )1
x 1
2
2 x 1  2  5

 x  1  5 x  5
 x  5x  5  1
4x  4
1
x 1

b. 16x3  4 64x 4
2
x 4
16 x3  64 4

x4
2 x3
4   
 43
4

2
3 x 12
2 x6
4 4 4

3x  12
2x  6 
4 1
4  2 x  6   3x  12
8 x  24  3x  12
8 x  3x  12  24
5 x  12
12
x
5
Mengubah bentuk perpangkatan ke dalam bentuk
logaritma
.
a. 101  0,1   1  10 log 0,1
2
1 1 100
b. 100 2  10   log10
2
2 1 1 2
c. 2    2  2 log
4 4
 3 1 3 1
d. 16 4     16 log 2
8 4 8

116
3 3 6
e. 6 2  6 6   log6 6
2 2

2
Mengubah bentuk logaritma ke dalam bentuk pangkat
6
. a. log 36  2  6 2  36 2
3 2
b. log 81  4  34  81
c. 10
log100  2  10 2  100 2

d. 5
log1  0  50  1 2

e. 10
log 0, 01  2  10 2  0, 01 2

Menentukan nilai a
. 3
a. log  3a  7   3 log  a  1
2
3
log  3a  7   3 log  a  1
3a  7  a  1
2
3a  a  1  7
2a  8
a4 1

b. 2
log 2a  2 log  a  4  2

2 2
log 2a  log  a  4 
2
2a  a  4
2a  a  4
1
a4

Menyederhanakan bentuk logaritma


. 3
log16   4

log 9  4 log 3  3 log16  4 log  9  3 2

117
 3 log16  4 log 27
 3 log 42  4 log 33 2
 2. 3 log 4  4 log 33
 2.3. 3 log 4  4 log 3 2
 6. 3 log 3 2
 6.1  6

Jika 4 log 3  p , 9 log 8  q , maka


1
0. 2 3 1 2 2
log 3  log 64  2 log 3 2  3 log 26
6
1 1
 . 2 log 3  3 log 2 2
2 2
1 12
 . 4 log 3  3 log 212
2
1
2
1 1
1
2 1
 . 4 log 3 2  12. 9 log 8 3
2
1
3
1 1
 . 4 log 32  12. 9 log 8 2 2
2
1 2
 .2. 4 log 3  12. . 9 log 8
2 3
 1. p  8.q
2
 p  8q

1
Jumlah skor
00

Keterangan :
Nilai = Jumlah skor

118
Lampiran 13a

PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR SOAL UJI COBA


(Dengan Penghitungan Manual)

Untuk menentukan validitas butir soal uji coba digunakan rumus


∑ (∑ )(∑ )
= dengan kriteria jika > maka
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

butir soal dikatakan valid.


1. Menghitung Validitas Butir Soal No. 1
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 332 ∑ = 2409
∑ = 22764 ∑ = 3152 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,60896
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,60896 > 0,355 maka butir
soal No. 1 dinyatakan “Valid”.
2. Menghitung Validitas Butir Soal No. 2
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 185 ∑ = 2409
∑ = 13141 ∑ = 1075 ∑ = 170167

119
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,72129
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,72129 > 0,355 maka butir
soal No. 2 dinyatakan “Valid”.
3. Menghitung Validitas Butir Soal No. 3
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 320 ∑ = 2409
∑ = 22444 ∑ = 3064 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,73464

120
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,73464 > 0,355 maka butir
soal No. 3 dinyatakan “Valid”.
4. Menghitung Validitas Butir Soal No. 4
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 196 ∑ = 2409
∑ = 14638 ∑ = 3140 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( × ) (196× )
=
{( × ) 196 }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,62925
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,62925 > 0,355 maka butir
soal No. 4 dinyatakan “Valid”.
5. Menghitung Validitas Butir Soal No. 5
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 138 ∑ = 2409
∑ = 10478 ∑ = 772 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.

121
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,84251
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,84251 > 0,355 maka butir
soal No. 5 dinyatakan “Valid”.
6. Menghitung Validitas Butir Soal No. 6
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 310 ∑ = 2409
∑ = 21630 ∑ = 2900 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,61616
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini

122
menunjukkan bahwa harga > atau 0,61616 > 0,355 maka butir
soal No. 6 dinyatakan “Valid”.
7. Menghitung Validitas Butir Soal No. 7
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 314 ∑ = 2409
∑ = 22240 ∑ = 3092 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,69018
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,69018 > 0,355 maka butir
soal No. 7 dinyatakan “Valid”.
8. Menghitung Validitas Butir Soal No. 8
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 314 ∑ = 2409
∑ = 21538 ∑ = 3044 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

123
=
√ ×

=

=
,

= 0,31809
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga < atau 0,31809 < 0,355 maka butir
soal No. 8 dinyatakan “Tidak Valid” atau Drop.
9. Menghitung Validitas Butir Soal No. 9
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 264 ∑ = 2409
∑ = 18634 ∑ = 2480 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,43834
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga > atau 0,43834 > 0,355 maka butir
soal No. 9 dinyatakan “Valid”.

124
10. Menghitung Validitas Butir Soal No. 10
Dari lampiran 12 diperoleh :
= 36 ∑ = 36 ∑ = 2409
∑ = 2660 ∑ = 112 ∑ = 170167
Dari data di atas kemudian dimasukkan ke dalam rumus korelasi
product moment.
∑ (∑ )(∑ )
=
{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
( × ) ( × )
=
{( × ) }{( × ) }

=
√ ×

=

=
,

= 0,30409
Setelah didapat kemudian dikonsultasikan dengan pada
lampiran 12 untuk N = 36 dan = 5% diperoleh = 0,355. Hal ini
menunjukkan bahwa harga < atau 0,30409 < 0,355 maka butir
soal No. 10 dinyatakan “Tidak Valid” atau Drop.

125
Lampiran 13b

PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL UJI COBA


(Dengan Penghitungan Manual)

Untuk menguji reliabilitas butir soal uji coba yang berbentuk uraian

digunakan rumus Cronbach Alpha, = 1− dengan kriteria antara

0,21 sampai 0,40 korelasi rendah, antara 0,41 sampai 0,60 korelasi cukup, antara
0,61 sampai 0,80 korelasi tinggi, antara 0,81 sampai 1,00 korelasi sangat tinggi.
Langkah – langkah menghitung reliabilitas butir soal uji coba :;
1. Menentukan Varians Tiap Butir Soal
a. Varians butir soal No. 1
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 3152 , ∑ = 332, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ ,
= = =
.
= = 2,5061728 = 2,5062

b. Varians butir soal No. 2


Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 1075 , ∑ = 185, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ ,
= = =
124,305556
= = 3,45293211 = 3,4529
36
c. Varians butir soal No. 3
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 3064 , ∑ = 320, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ , ,
= = = =
= 6,0987655556 = 6,0988
d. Varians butir soal No. 4
Dari lampiran 12 diperoleh :

126
∑ = 1720 , ∑ = 196, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ , ,
= = = =
= 18,1358025 = 18,1358
e. Varians butir soal No. 5
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 772 , ∑ = 138, = 36 maka :
(∑ ) ( )

= = =

= = 6,75 = 6,7500

f. Varians butir soal No. 6


Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 2900 , ∑ = 310, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ , ,
= = = =
= 6,40432111 = 6,4043
g. Varians butir soal No. 7
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 3092 , ∑ = 314, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ ,
= = =
353,222222
= = 9,811728 = 9,8117
36
h. Varians butir soal No. 8
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 3044 , ∑ = 314, = 36 maka :
(∑ ) ( )
∑ ,
= = =
,
= = 8,478395056 = 8,4784

127
i. Varians butir soal No. 9
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 2480 , ∑ = 264, = 36 maka :
(∑ ) ( )

= = = =
= 15,1111111111 = 15,1111
j. Varians butir soal No. 10
Dari lampiran 12 diperoleh :
∑ = 112 , ∑ = 36, = 36 maka :
(∑ ) ( )

= = =

= = 2,111111111 = 2,1111

2. Menentukan Jumlah Varians Butir Soal


∑ = 1,7562 + 3,4529 + 6,0988 + 18,1358 + 6,7500 + 6,4043 +
9,8117 + 8,4784 + 15,1111 + 2,1111
= 78,8603
3. Menentukan Varians Total
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 170167, ∑ = 2409, = 36
maka :
(∑ ) ( )
∑ ,
= = =
,
= = 249,0208333 = 249,0208

4. Menentukan Reliabilitas Soal


∑ ,
= 1− = 1− = (1 − 0,31668158)
,

= (1,111111111 × 0,68331842) = 0,7592426881 = 0,7592


Setelah didapat = 0,7592 kemudian harga dikonsultasikan dengan
kriteria reliabilitas soal tes. Karena harga terletak pada 0,61 < ≤ 0,81
maka soal tes dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas dalam kategori
“tinggi”.

128
Lampiran 13c

PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL UJI COBA


(Dengan Penghitungan Manual)

Untuk menentukan taraf kesukaran butir soal uji coba digunakan rumus

sebagai berikut : = , dengan kriteria < 0,3 soal termasuk sukar, 0,3 ≤ p
×

≤ 0,7 soal termasuk sedang, p > 0,7 soal termasuk mudah.


1. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 1
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 332, = 10 dan N = 36, maka :

= = = = 0,922222222 = 0,92
× ×

Hasil perhitungan = 0,92 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 1 termasuk soal dengan taraf
kesukaran mudah.
2. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 2
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 185, = 10 dan N = 36, maka :

= = = = 0,513888889 = 0,51
× ×

Hasil perhitungan = 0,51 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga 0,3 ≤ ≤ 0,7 maka butir soal nomor 2 termasuk soal dengan
taraf kesukaran sedang.
3. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 3
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 320, = 10 dan N = 36, maka :

= = = = 0,8888888888889 = 0,89
× ×

Hasil perhitungan = 0,89 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 3 termasuk soal dengan taraf
kesukaran mudah.
4. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 4
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 196, = 10 dan N = 36, maka :

= ×
= ×
= = 0,544444444444 = 0,54

129
Hasil perhitungan = 0,54 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.
Karena harga 0,3 ≤ ≤ 0,7 maka butir soal nomor 4 termasuk soal dengan
taraf kesukaran sedang.
5. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 5
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 138, = 10 dan N = 36, maka :

= ×
= ×
= = 0,383333333 = 0,38

Hasil perhitungan = 0,38 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga 0,3 ≤ ≤ 0,7 maka butir soal nomor 5 termasuk soal dengan
taraf kesukaran sedang.
6. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 6
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 310, = 10 dan N = 36, maka :

= ×
= ×
= = 0,8611111111 = 0,86

Hasil perhitungan = 0,86 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 6 termasuk soal dengan taraf
kesukaran mudah.
7. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 7
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 314, = 10 dan N = 36, maka :

= = = = 0,8722222222 = 0,87
× ×

Hasil perhitungan = 0,87 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 7 termasuk soal dengan taraf
kesukaran mudah.
8. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 8
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 314, = 10 dan N = 36, maka :

= = = = 0,8722222222 = 0,87
× ×

Hasil perhitungan = 0,87 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 8 termasuk soal dengan taraf
kesukaran mudah.
9. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 9
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 264, = 10 dan N = 36, maka :

130

= ×
= ×
= = 0,7333333333 = 0,73

Hasil perhitungan = 0,73 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga > 0,7 maka butir soal nomor 9 termasuk soal dengan taraf
kesukaran mudah.
10. Menghitung Taraf Kesukaran Butir Soal No. 10
Dari lampiran 12 diperoleh ∑ = 36, = 10 dan N = 36, maka :

= ×
= ×
= = 0,1

Hasil perhitungan = 0,1 dikonsultasikan dengan kriteria yang ada.


Karena harga < 0,3 maka butir soal nomor 10 termasuk soal dengan taraf
kesukaran sukar.

131
Lampiran 13d

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL


(Dengan Penghitungan Manual)

Untuk menghitung daya pembeda butir soal uji coba digunakan rumus
( )
= dengan kriteria = 5% dan =( − 1) + ( − 1).
∑ ∑

Butir soal dikatakan signifikan, jika > .


1. Menghitung daya pembeda butir soal No. 1
Tabel 13.1 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 1 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 10 0,2 2,2 0,04 4,84
2 10 10 0,2 2,2 0,04 4,84
3 10 10 0,2 2,2 0,04 4,84
4 10 8 0,2 0,2 0,04 0,04
5 10 10 0,2 2,2 0,04 4,84
6 10 6 0,2 -1,8 0,04 3,24
7 10 4 0,2 -3,8 0,04 14,44
8 8 8 -1,8 0,2 3,24 0,04
9 10 4 0,2 -3,8 0,04 14,44
10 10 8 0,2 0,2 0,04 0,04
jumlah 98 78 3,6 51,6
rata-
rata 9,8 7,8
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 9,8, ML = 7,8, ∑ = 3,6 , ∑ =
51,6 dan N = 36 maka :
( ) ( , , )
= = , ,
= ,
∑ ∑
( )

= = 2,553769599 = 2,55
,

132
Dari tabel distribusi t pada lampiran12, untuk = 0,05, peluang =
0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 2,5538 > 1,70 maka daya pembeda butir soal
No. 1 signifikan.
2. Menghitung daya pembeda butir soal No. 2
Tabel 13.2 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 2 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 6 6 0 2,6 0 6,76
2 6 5 0 1,6 0 2,56
3 6 6 0 2,6 0 6,76
4 6 6 0 2,6 0 6,76
5 6 6 0 2,6 0 6,76
6 6 0 0 -3,4 0 11,56
7 6 0 0 -3,4 0 11,56
8 6 5 0 1,6 0 2,56
9 6 0 0 -3,4 0 11,56
10 6 0 0 -3,4 0 11,56
jumlah 60 34 0 78
rata-
rata 6 3,4
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 6, ML = 3,4, ∑ =0∑ = 78
dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = = ,
∑ ∑
( )

,
= = 2,792848009 = 2,79
,

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 2,79 > 1,70 maka daya pembeda butir soal No.
2 signifikan.

133
3. Menghitung daya pembeda butir soal No. 3
Tabel 13.3 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 3 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 10 0 3,6 0 12,96
2 10 10 0 3,6 0 12,96
3 10 10 0 3,6 0 12,96
4 10 10 0 3,6 0 12,96
5 10 6 0 -0,4 0 0,16
6 10 4 0 -2,4 0 5,76
7 10 6 0 -0,4 0 0,16
8 10 0 0 -6,4 0 40,96
9 10 2 0 -4,4 0 19,36
10 10 6 0 -0,4 0 0,16
jumlah 100 64 0 118,4
rata-
rata 10 6,4
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 10, ML = 6,4, ∑ = 0, ∑ =
118,4 dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = ,
= ,
∑ ∑
( )

,
= ,
= 3,138686247 = 3,14

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk α = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 3,14 > 1,70 maka daya pembeda butir soal No.
3 signifikan.

134
4. Menghitung daya pembeda butir soal No. 4
Tabel 13.4 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 4 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 0 0 -1,8 0 3,24
2 10 2 0 0,2 0 0,04
3 10 0 0 -1,8 0 3,24
4 10 0 0 -1,8 0 3,24
5 10 0 0 -1,8 0 3,24
6 10 8 0 6,2 0 38,44
7 10 2 0 0,2 0 0,04
8 10 2 0 0,2 0 0,04
9 10 2 0 0,2 0 0,04
10 10 2 0 0,2 0 0,04
jumlah 100 18 0 51,6
rata-
rata 10 1,8
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 10, ML = 1,8, ∑ = 0, ∑ =
51,6 dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = ,
= ,
∑ ∑
( )

,
= ,
= 10,82954615 = 10,83

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 10,83 > 1,70 maka daya pembeda butir soal
No. 4 signifikan.

135
5. Menghitung daya pembeda butir soal No. 5
Tabel 13.5 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 5 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 6 4 0 3 0 9
2 6 2 0 1 0 1
3 6 0 0 -1 0 1
4 6 2 0 1 0 1
5 6 0 0 -1 0 1
6 6 0 0 -1 0 1
7 6 0 0 -1 0 1
8 6 2 0 1 0 1
9 6 0 0 -1 0 1
10 6 0 0 -1 0 1
jumlah 60 10 0 18
rata-
rata 6 1
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 6, ML = 1, ∑ = 0, ∑ =
18 dan N = 36 maka :
( ) ( )
= = =
∑ ∑
( )

= ,
= 11,18033989 = 11,18

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 11,18 > 1,70 maka daya pembeda butir soal
No. 5 signifikan.

136
6. Menghitung daya pembeda butir soal No. 6
Tabel 13.6 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 6 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 4 0 -1,8 0 3,24
2 10 8 0 2,2 0 4,84
3 10 6 0 0,2 0 0,04
4 10 4 0 -1,8 0 3,24
5 10 10 0 4,2 0 17,64
6 10 6 0 0,2 0 0,04
7 10 10 0 4,2 0 17,64
8 10 0 0 -5,8 0 33,64
9 10 2 0 -3,8 0 14,44
10 10 8 0 2,2 0 4,84
jumlah 100 58 0 99,6
rata-
rata 10 5,8
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 10, ML = 5,8, ∑ = 0, ∑ =
99,6 dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = ,
= ,
∑ ∑
( )

,
= ,
= 3,992462778 = 3,99

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 3,99 > 1,70 maka daya pembeda pada butir
soal No. 6 signifikan.

137
7. Menghitung daya pembeda butir soal No. 7
Tabel 13.7 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 7 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 10 0 4,2 0 17,64
2 10 10 0 4,2 0 17,64
3 10 10 0 4,2 0 17,64
4 10 10 0 4,2 0 17,64
5 10 10 0 4,2 0 17,64
6 10 0 0 -5,8 0 33,64
7 10 0 0 -5,8 0 33,64
8 10 8 0 2,2 0 4,84
9 10 0 0 -5,8 0 33,64
10 10 0 0 -5,8 0 33,64
jumlah 100 58 0 227,6
rata-
rata 10 5,8
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 10, ML = 5,8, ∑ = 0, ∑ =
227,6 dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = ,
= ,
∑ ∑
( )

,
= = 2,641097391 = 2,64
,

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 2,64 > 1,70 maka daya pembeda pada butir soal
No. 7 signifikan.

138
8. Menghitung daya pembeda butir soal No. 8
Tabel 13.8 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 8 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 10 0 4,2 0 17,64
2 10 10 0 4,2 0 17,64
3 10 10 0 4,2 0 17,64
4 10 10 0 4,2 0 17,64
5 10 10 0 4,2 0 17,64
6 10 10 0 4,2 0 17,64
7 10 10 0 4,2 0 17,64
8 10 0 0 -5,8 0 33,64
9 10 10 0 4,2 0 17,64
10 10 6 0 0,2 0 0,04
jumlah 100 86 0 174,8
rata-
rata 10 8,6
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 10, ML = 8,6, ∑ = 0, ∑ =
174,8 dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = ,
= ,
∑ ∑
( )

,
= = 1,004566234 = 1,00
,

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena < atau 1,00 < 1,70 maka daya pembeda pada butir
soal No. 8 tidak signifikan.

139
9. Menghitung daya pembeda butir soal No. 9
Tabel 13.9 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 9 disajikan
sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 10 4 0 -1,8 0 3,24
2 10 0 0 -5,8 0 33,64
3 10 4 0 -1,8 0 3,24
4 10 4 0 -1,8 0 3,24
5 10 2 0 -3,8 0 14,44
6 10 10 0 4,2 0 17,64
7 10 10 0 4,2 0 17,64
8 10 10 0 4,2 0 17,64
9 10 10 0 4,2 0 17,64
10 10 0 0 -5,8 0 33,64
jumlah 100 54 0 162
rata-
rata 10 5,4
Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 10, ML = 5,4, ∑ = 0, ∑ =
162 dan N = 36 maka :
( ) ( , ) ,
= = =
∑ ∑
( )

,
= = 3,428637567 = 3,43
,

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena > atau 3,43 > 1,70 maka daya pembeda pada butir soal
No. 9 signifikan.

140
10. Menghitung daya pembeda butir soal No. 10
Tabel 13.10 bantu perhitungan daya pembeda butir soal No. 10
disajikan sebagai berikut :
No. HG LG x₁ x₂ x₁2 x₂2
1 2 0 -8 -5,8 64 33,64
2 2 0 -8 -5,8 64 33,64
3 2 0 -8 -5,8 64 33,64
4 2 0 -8 -5,8 64 33,64
5 2 0 -8 -5,8 64 33,64
6 0 0 -10 -5,8 100 33,64
7 0 0 -10 -5,8 100 33,64
8 2 0 -8 -5,8 64 33,64
9 0 4 -10 -1,8 100 3,24
10 0 0 -10 -5,8 100 33,64
jumlah 12 4 784 306
rata-
rata 1,2 0,4

Dengan :
- HG : Kelompok Atas
- LG : Kelompok Bawah
Dari tabel diatas diperoleh MH = 1,2, ML = 0,4, ∑ = 784,
∑ = 306 dan N = 36 maka :
( ) ( , , ) ,
= = =
∑ ∑
( )

,
= ,
= 0,2298783084 = 0,23

Dari tabel distribusi t pada lampiran 12, untuk = 0,05, peluang =


0,95, dan = (10 − 1) + (10 − 1) = 9 + 9 = 18 diperoleh , = 1,70.
Karena < atau 0,23 < 1,70 maka daya pembeda pada butir soal
No. 10 tidak signifikan.

141
Lampiran 13e

DAFTAR HASIL ANALISIS TES UJI COBA

Taraf Kesukaran Daya Pembeda Validitas Butir Soal


No Keterangan
Soal Akhir
TK Keterangan D Keterangan rxy Keterangan

1 0,92 Mudah 1,74 Signifikan 0,609 Valid Dipakai

2 0,51 Sedang 1,90 Signifikan 0,721 Valid Dipakai

3 0,89 Mudah 2,14 Signifikan 0,735 Valid Dipakai

4 0,54 Sedang 7,40 Signifikan 0,629 Valid Dipakai

5 0,38 Sedang 7,64 Signifikan 0,843 Valid Dipakai

6 0,86 Mudah 2,73 Signifikan 0,616 Valid Dipakai

7 0,87 Mudah 1,80 Signifikan 0,690 Valid Dipakai

Tidak
8 0,87 Mudah 0,69 0,318 Drop Dibuang
Signifikan

9 0,73 Mudah 2,34 Signifikan 0,438 Valid Dipakai

Tidak
10 0,10 Sukar 0,16 0,304 Drop Dibuang
Signifikan

Kesimpulan :
Jadi, butir soal No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 9 yang dipakai untuk tes evaluasi.

142
SOAL TES EVALUASI
MATERI PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
Sekolah : SMA NEGERI 3 PATI
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X / I
Bentuk soal : Uraian
Waktu : 2 x 45 menit

Standart Kompetensi
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk pangkat, akar, dan
logaritma.
Petunjuk Umum :
f. Baca dengan teliti petunjuk cara mengerjakan soal.
g. Tulis nama, nomor absen, kelas dan sekolah pada tempat yang sudah
disediakan.
h. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang sudah disediakan dengan baik.
i. Saat mengerjakan soal tidak diperkenankan membuka catatan, buku, modul,
ringkasan dan sejenisnya.
j. Periksalah kembali seluruh pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada
guru.

Petunjuk Khusus :
Untuk butir soal nomor 1 – 8 jawablah dengan lengkap dengan cara menuliskan
diketahui, ditanya, jawab dan kesimpulan pada lembar jawab yang sudah
diberikan.
SOAL
11. Dengan menggunakan sifat-sifat bilangan berpangkat, sederhanakanlah
bentuk-bentuk berikut!
5 6
f. a  a
8 2
g. a : a
3 4 5
h. ( x y )
6 2 4
i. ( a  a ) : a
4 2 5 3 2
j. ( x y ) : ( xy )

143
5
  1  3 
12. Tentukan hasil dari soal     berikut !
 2  
 
13. Diketahui sebuah persegi panjang, yang panjangnya 3  2  cm dan

 
lebarnya 3  2 cm. tentukan luas dan kelilingnya!

14. Sebuah segitiga siku-siku memiliki panjang sisi siku-siku 6  3 cm dan  


 6  3  cm. Tentukan luas segitiga tersebut!
x 1 x 1
1  1 
15. Carilah nilai x yang memenuhi persamaan berikut     .
 2  32 

16. Nyatakan bentuk-bentuk berikut dalam bentuk logaritma!


f. 101 = 10
1
g. 100 2  10
h. 22  14
3
i. 16 4  18
3
j. 62  6 6

17. Nyatakan setiap bentuk logaritma berikut dalam bentuk perpangkatan!


f. 6 log 36  2
3
g. log 81  4
10
h. log100  2
5
i. log1  0
10
j. log 0, 01  2

18. Sederhanakanlah bentuk logaritma berikut!


3
log16   4
log 9  4 log 3 

.............Selamat Mengerjakan.............

144
Lampiran 21

KUNCI JAWABAN SOAL TES EVALUASI


MATERI PANGKAT AKAR DAN LOGARITMA
Sekolah : SMA NEGERI 3 PATI
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X / I
Standart Kompetensi : Memecahkan masalah yang berkaitan dengan bentuk
pangkat, akar, dan logaritma.
S
Kunci Jawaban
o kor
Berdasarkan sifat-sifat bilangan berpangkat, maka:
.
f. a5  a6  a5 6  a11 2
8 2 8 2 6 2
g. a : a  a  a
3 4 5 3.5 4.5 15 20 2
h. ( x y )  x y  x y
2
6 2 4 6 2 4
i. ( a  a ) : a  a  a4
j. ( x6 y 2)5 : ( x y3 )2 = x4.5 y2.5 : x2 y3.2
2
= x20y10 : x2 y6
= x20-2 y10-6
= x18 y4
Hasil dari:
5
  1 3  13.5 115 15 15 1
     3.5  15  1. 2  2  32768
  2   2 2 0

Diketahui sebuah persegi panjang.


.
 
p = 3  2 cm

l =  3  2  cm
2
Maka,

145
Luas  p  l


 3 2 3 2   2

 9 3 2  3 2 2
2
 7 cm2

Keliling  2 p  2l

  
 2 3 2  2 3 2 
 6 2 2 6 2 2
 12 cm

Diketahui sebuah segitiga siku-siku.


.
 
tinggi sisi siku-siku = 6  3 cm
2
alas sisi siku-siku =  6  3  cm

1 2
 a.t
Maka, Luas ∆
2
1

 6 3 6 3
2
  2
1

 6 6 3  6 3 3
2
 2
1
  3
2
3
 cm2
2 2

146
Nilai x yang memenuhi
x 1 x 1
. 1  1  2
   
2  32 
x 1 x 1
2  1

 321  2
x 1
2 x 1  (25 )1 
x 1
2 x 1  2  5
2
 x  1  5 x  5
 x  5x  5  1
2
4x  4
x 1
2
Mengubah bentuk perpangkatan ke dalam bentuk logaritma
1
. f. 10  0,1   1  10 log 0,1
11 100
g. 100 2  10   log10 2
2
2 1 1
h. 2    2  2 log 2
4 4
3 1 3 1
i. 16 4     16 log
8 4 8 2
3 3 6
j. 6 2  6 6   log6 6
2
2

2
Mengubah bentuk logaritma ke dalam bentuk pangkat
6
. f. log 36  2  6 2  36 2
3 2
g. log 81  4  34  81
h. 10
log100  2  102  100 2

i. 5
log1  0  50  1 2

j. 10
log 0, 01  2  10 2  0, 01 2

147
Menyederhanakan bentuk logaritma
. 3
log16   4

log 9  4 log 3  3 log16  4 log  9  3 2

 3 log16  4 log 27
 3 log 42  4 log 33
 2. 3 log 4  4 log 33
2
 2.3. 3 log 4  4 log 3
 6. 3 log 3
2
 6.1  6
2
2

8
Jumlah skor
0

Keterangan :

Nilai = 10

148
Lampiran 22a

DAFTAR NILAI AWAL SISWA KELAS KONTROL


KELAS X – A3 SMA NEGERI 3 PATI
NO NAMA SISWA KODE NILAI
1 ANDREAS CAHYO ADY SAPUTRO K-01 77,5
2 ANA MUTIASARI K-02 77,5
3 ANISA TRI JAYANTI K-03 82,5
4 AVINDRA KURNIAWAN K-04 85
5 AWANG MADU RANGIN K-05 75
6 CALVIN SURYA WISANDIKA K-06 72,5
7 DIAH PUJI ASTUTI K-07 80
8 DIKKO ALDILLAH RAMADHANA K-08 82,5
9 ERMA WIJAYANTI K-09 90
10 FIKA ARUM WIJAYANTI K-10 70
11 FITRIANI NUR RUKIYAT K-11 72,5
12 GALUH PUTRA AGUNG K-12 85
13 GRAFIS ROYANDA K-13 80
14 HAMIDATUL NILKARIMAH K-14 75
15 JEFRI KRISTIANA K-15 65
16 MAGHFIROTUL ALIYAH K-16 85
17 MOUDINA RISMA SLODIA K-17 95
18 MUHAMMAD SAIFUL ANWAR K-18 87,5
19 NADYA RAHMAWATI K-19 85
20 NADYK EVAN NINO S. K-20 80
21 NUR ANNISA LUTFIANA K-21 82,5
22 PRADIPTA DHATU WANODYA K-22 80
23 RAFFAEL ADRIANTO WIBOWO K-23 70
24 RANI YOGANTI RIMASTUTI K-24 85
25 RESA WAHYU NUGROHO K-25 65
26 RICO PRADANA PUTRA K-26 82,5
27 RISKA OMEGA K-27 67,5
28 SA'IDATUL MUNAWAROH K-28 90
29 SALI WIRANI SANDI K-29 77,5
30 SINTA YULIA PERMATASARI K-30 92,5
31 TRI TANTI GALUH OKTAVIANI K-31 87,5
32 VANDA ASRI YULIANTI K-32 87,5

149
33 VIVI FURTINING DEWI K-33 90
34 WANGSIT AGUNG PURWOKO K-34 75
35 YULIA NITA P K-35 87,5
ZULFA BARNITA 72,5
K-36
36 PARENGNEYANG
JUMLAH 2895
RATA - RATA 80,4167

150
Lampiran 22b

DATA NILAI AWAL SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN


KELAS X – A6 SMA NEGERI 3 PATI
NAMA SISWA NILAI
NO KODE
1 AGUNG SUGIHARTO E-01 75
2 AHMAD AMIEN RESYANTA E-02 80
3 ANA WIJIANTI E-03 82,5
4 ARIS RIA IRAWAN E-04 85
5 BAYU KUMARA E-05 80
6 BIMA RIZKI MAHARDIKA E-06 70
7 BIMA SHOKI E-07 67,5
8 CAHYO PINDIARNO E-08 80
9 CANDRA ANANG WICAKSONO E-09 72,5
10 CHYNDIA BELLA NOOR RAYYANI E-10 87,5
11 DAMAR SASONGKO E-11 72,5
12 DEWI TIYAS SAPUTRI E-12 82,5
13 DINAR EKA PUTRI E-13 57,5
14 ELISSA RIZKI RAHMAWATI E-14 85
15 ERNANINGSIH DIAH AYU E-15 97,5
16 FARISHA NUR HIDAYAH E-16 75
17 FINA LISTANAWATI E-17 90
18 HAFIDH ABDUL AZIZ E-18 75
19 IGHFIRLANA NOOR AINI E-19 77,5
20 LISNAWANG E-20 67,5
21 MAHMUD TRIWIJAYANTO E-21 70
22 MITHA AMELIA YUNIDA E-22 75
23 NABILAH FITRI E-23 72,5
24 NADIAN ERNANINGTYAS E-24 80
25 NISRIINA FA'IQOH E-25 82,5
26 NONY RATULOKA SIGIANTO E-26 75
27 OKSA FEBRIANI HARYANTI E-27 77,5
28 PUTRI NOVITASARI E-28 87,5
29 RISA OKTAVIANI E-29 77,5
30 RISTIA RIZQI NURUL IZZATI E-30 60
31 ROZIANA ZAIN PUTRI E-31 85
32 SANDO WICAKSONO E-32 70

151
33 TEGAR MAHENDRA E-33 72,5
34 VIRA PUSPITA HAPSARI E-34 70
35 WAHYU MUJAHIDIN E-35 85
36 YHAOLLANDA EDESTA PERMATA P E-36 57,5
37 YUSDI AHYU PAHMA E-37 65
38 ZAHRONI MUHARRAM P E-38 92,5
JUMLAH 2915
RATA - RATA 76,7105

152
Lampiran 23b

UJI NORMALITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN


(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2. Menentukan taraf signifikan, yaitu = 0,05
3. Statistik Uji :
L0 = Maks | ( ) − ( )|
4. Komputasi: Menentukan ∑ , ∑( ) , , , ,
( ), ( ) | ( )− ( )|
Berdasarkan lampiran 23a diperoleh nilai-nilai berikut:
N = 38
∑ = 2915
∑( ) = 226712,5

̅= = = 76,7105
∑( ) (∑ )
= ( )

( . , ) ( )
= ( )

= 93,53174603
= 93,53174603
= 9,1553
Selanjutnya mencari dengan menggunakan rumus berikut.
̅
= , untuk i = 1, 2, 3, ......., 38.
57,5 − 76,7105 65 − 76,7105
= = −2,10 = = −1,28
9,1553 9,1553
57,5 − 76,7105 67,5 − 76,7105
= = −2,10 = = −1,01
9,1553 9,1553
60 − 76,7105 67,5 − 76,7105
= = −1,83 = = −1,01
9,1553 9,1553

153
70 − 76,7105 80 − 76,7105
= = −0,73 = = 0,36
9,1553 9,1553
70 − 76,7105 80 − 76,7105
= = −0,73 = = 0,36
9,1553 9,1553
70 − 76,7105 80 − 76,7105
= = −0,73 = = 0,36
9,1553 9,1553
70 − 76,7105 80 − 76,7105
= = −0,73 = = 0,36
9,1553 9,1553
72,5 − 76,7105 82,5 − 76,7105
= = −0,46 = = 0,63
9,1553 9,1553
72,5 − 76,7105 82,5 − 76,7105
= = −0,46 = = 0,63
9,1553 9,1553
72,5 − 76,7105 82,5 − 76,7105
= = −0,46 = = 0,63
9,1553 9,1553
72,5 − 76,7105 85 − 76,7105
= = −0,46 = = 0,91
9,1553 9,1553
75 − 76,7105 85 − 76,7105
= = 0,46 = = 0,91
9,1553 9,1553
75 − 76,7105 85 − 76,7105
= = 0,19 = = 0,91
9,1553 9,1553
75 − 76,7105 85 − 76,7105
= = 0,19 = = 0,91
9,1553 9,1553
75 − 76,7105 87,5 − 76,7105
= = 0,19 = = 1,18
9,1553 9,1553
75 − 76,7105 87,5 − 76,7105
= = 0,19 = = 1,18
9,1553 9,1553
77,5 − 76,7105 90 − 76,7105
= = 0,09 = = 1,45
9,1553 9,1553
77,5 − 76,7105 92,5 − 76,7105
= = 0,09 = = 1,72
9,1553 9,1553
77,5 − 76,7105 97,5 − 76,7105
= = 0,09 = = 2,27
9,1553 9,1553
Selanjutnya mencari nilai F( ) dengan menerapkan Theoritical
Proportion, dimana untuk bernilai negatif digunakan rumus F( ) =

154
0,5 − dan sebaliknya untuk bernilai positif digunakan rumus
( ) = 0,5 + .
Untuk i = 1, = −2,10 karena bernilai negatif maka digunakan rumus
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4821 = 0,0179
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4821 = 0,0179
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4664 = 0,0336
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3997 = 0,1003
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3438 = 0,1562
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3438 = 0,1562
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2673 = 0,2327
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2673 = 0,2327
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2673 = 0,2327
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2673 = 0,2327
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1772 = 0,3228
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1772 = 0,3228
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1772 = 0,3228
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1772 = 0,3228
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0754 = 0,4246
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0754 = 0,4246
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0754 = 0,4246
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0754 = 0,4246
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0754 = 0,4246
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0359 = 0,5359
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0359 = 0,5359
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0359 = 0,5359
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1406 = 0,6406
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1406 = 0,6406
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1406 = 0,6406
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1406 = 0,6406
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2357 = 0,7357

155
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2357 = 0,7357
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2357 = 0,7357
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3810 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3810 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4265 = 0,9265
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4573 = 0,9573
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4884 = 0,9884

Selanjutnya dicari nilai ( ) dengan rumus berikut.


, ,…,
( )= =

( )= = 0,0526 14
( )= = 0,3684
38
( )= = 0,0526 14
( )= = 0,3684
38
( )= = 0,0789
14
4 ( )= = 0,3684
( )= = 0,1053 38
38 14
6 ( )= = 0,3684
( )= = 0,1579 38
38 19
6 ( )= = 0,5000
( )= = 0,1579 38
38 19
10 ( )= = 0,5000
( )= = 0,2632 38
38 19
10 ( )= = 0,5000
( )= = 0,2632 38
38 19
10 ( )= = 0,5000
( )= = 0,2632 38
38 19
10 ( )= = 0,5000
( )= = 0,2632 38
38 22
( )= = 0,5789
38

156
22
( )= = 0,5789
38
22
( )= = 0,5789
38
26
( )= = 0,6842
38
26
( )= = 0,6842
38
26
( )= = 0,6842
38
26
( )= = 0,6842
38
29
( )= = 0,7632
38
29
( )= = 0,7632
38
29
( )= = 0,7632
38
33
( )= = 0,8684
38
33
( )= = 0,8684
38
33
( )= = 0,8684
38
33
( )= = 0,8684
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
36
( )= = 0,9474
38
37
( )= = 0,9737
38
( )= = 1,0000

157
Selanjutnya menghitung nilai | ( ) − ( )|
Untuk i = 1, | ( ) − ( )| = 0,0347
Untuk i = 2, | ( ) − ( )| = 0,0347
Untuk i = 3, | ( ) − ( )| = 0,0453
Untuk i = 4, | ( ) − ( )| = 0,0050
Untuk i = 5, | ( ) − ( )| = 0,0017
Untuk i = 6, | ( ) − ( )| = 0,0017
Untuk i = 7, | ( ) − ( )| = 0,0305
Untuk i = 8, | ( ) − ( )| = 0,0305
Untuk i = 9, | ( ) − ( )| = 0,0305
Untuk i = 10, | ( )− ( )| = 0,0305
Untuk i = 11, | ( )− ( )| = 0,0144
Untuk i = 12, | ( )− ( )| = 0,0144
Untuk i = 13, | ( )− ( )| = 0,0144
Untuk i = 14, | ( )− ( )| = 0,0144
Untuk i = 15, | ( )− ( )| = 0,0754
Untuk i = 16, | ( )− ( )| = 0,0754
Untuk i = 17, | ( )− ( )| = 0,0754
Untuk i = 18, | ( )− ( )| = 0,0754
Untuk i = 19, | ( )− ( )| = 0,0754
Untuk i = 20, | ( )− ( )| = 0,0430
Untuk i = 21, | ( )− ( )| = 0,0430
Untuk i = 22, | ( )− ( )| = 0,0430
Untuk i = 23, | ( )− ( )| = 0,0436
Untuk i = 24, | ( )− ( )| = 0,0436
Untuk i = 25, | ( )− ( )| = 0,0436
Untuk i = 26, | ( )− ( )| = 0,0436
Untuk i = 27, | ( )− ( )| = 0,0275
Untuk i = 28, | ( )− ( )| = 0,0275

158
Untuk i = 29, | ( )− ( )| = 0,0275
Untuk i = 30, | ( )− ( )| = 0,0498
Untuk i = 31, | ( )− ( )| = 0,0498
Untuk i = 32, | ( )− ( )| = 0,0498
Untuk i = 33, | ( )− ( )| = 0,0498
Untuk i = 34, | ( )− ( )| = 0,0401
Untuk i = 35, | ( )− ( )| = 0,0401
Untuk i = 36, | ( )− ( )| = 0,0209
Untuk i = 37, | ( )− ( )| = 0,0200
Untuk i = 38, | ( )− ( )| = 0,0116

Mencari L0
L0 diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )|
L0 = Maks | ( ) − ( )| = 0,0754
5. Daerah kritik:
Mencari Ltab
, ; = 0,1437

, ; = 0,1437; = { l < 0,1437}


= 0,075 ∉
6. Keputusan Uji: Ho diterima
7. Kesimpulan:
Jadi, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

159
Lampiran 24b

UJI NORMALITAS DATA AWAL KELAS KONTROL


(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2. Menentukan taraf signifikan, yaitu = 0,05
3. Statistik Uji :
L0 = Maks | ( ) − ( )|
4. Komputasi: Menentukan ∑ , ∑( ) , , , ,
( ), ( ) | ( )− ( )|
Berdasarkan lampiran 23a diperoleh nilai-nilai berikut:
N = 36
∑ = 2895
∑( ) = 234925

̅= = = 80,41667
∑( ) (∑ )
= ( )

( . ) ( )
= ( )

= 60,5357
= 60,5357
= 7,78047
Selanjutnya mencari dengan menggunakan rumus berikut.
̅
= , untuk i = 1, 2, 3, ......., 36.
65 − 80,41667 70 − 80,41667
= = −1,98 = = −1,34
7,78047 7,78047
65 − 80,41667 70 − 80,41667
= = −1,98 = = −1,34
7,78047 7,78047
67,5 − 80,41667 72,5 − 80,41667
= = −1,66 = = −1,02
7,78047 7,78047

160
72,5 − 80,41667 82,5 − 80,41667
= = −1,02 = = 0,27
7,78047 7,78047
72,5 − 80,41667 85 − 80,41667
= = −1,02 = = 0,59
7,78047 7,78047
75 − 80,41667 85 − 80,41667
= = −0,70 = = 0,59
7,78047 7,78047
75 − 80,41667 85 − 80,41667
= = −0,70 = = 0,59
7,78047 7,78047
75 − 80,41667 85 − 80,41667
= = −0,70 = = 0,59
7,78047 7,78047
77,5 − 80,41667 85 − 80,41667
= = −0,37 = = 0,59
7,78047 7,78047
77,5 − 80,41667 87,5 − 80,41667
= = −0,37 = = 0,91
7,78047 7,78047
77,5 − 80,41667 87,5 − 80,41667
= = −0,37 = = 0,91
7,78047 7,78047
80 − 80,41667 87,5 − 80,41667
= = −0,05 = = 0,91
7,78047 7,78047
80 − 80,41667 87,5 − 80,41667
= = −0,05 = = 0,91
7,78047 7,78047
80 − 80,41667 90 − 80,41667
= = −0,05 = = 1,23
7,78047 7,78047
80 − 80,41667 90 − 80,41667
= = −0,05 = = 1,23
7,78047 7,78047
82,5 − 80,41667 90 − 80,41667
= = 0,27 = = 1,23
7,78047 7,78047
82,5 − 80,41667 92,5 − 80,41667
= = 0,27 = = 1,55
7,78047 7,78047
82,5 − 80,41667 95 − 80,41667
= = 0,27 = = 1,87
7,78047 7,78047
Selanjutnya mencari nilai F( ) dengan menerapkan Theoritical
Proportion, dimana untuk bernilai negatif digunakan rumus F( ) =
0,5 − dan sebaliknya untuk bernilai positif digunakan rumus
( ) = 0,5 + .

161
Untuk i = 1, = −1,98 karena bernilai negatif maka digunakan rumus
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4761 = 0,0239
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4761 = 0,0239
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4515 = 0,0485
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4099 = 0,0901
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4099 = 0,0901
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3461 = 0,1539
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3461 = 0,1539
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3461 = 0,1539
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2580 = 0,2420
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2580 = 0,2420
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2508 = 0,2420
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186

162
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3907 = 0,8907
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3907 = 0,8907
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3907 = 0,8907
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4394 = 0,9394
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4693 = 0,9693

Selanjutnya dicari nilai ( ) dengan rumus berikut.


, ,…,
( )= =

( )= = 0,0556 14
( )= = 0,3889
36
( )= = 0,0556 18
( )= = 0,5000
36
( )= = 0,0833
18
5 ( )= = 0,5000
( )= = 0,1389 36
36 18
5 ( )= = 0,5000
36
( )= = 0,1389
36 18
8 ( )= = 0,5000
36
( )= = 0,2222
36 22
8 ( )= = 0,6111
36
( )= = 0,2222
36 22
8 ( )= = 0,6111
36
( )= = 0,2222
36 22
11 ( )= = 0,6111
36
( )= = 0,3056
36 22
11 ( )= = 0,6111
36
( )= = 0,3056
36 27
11 ( )= = 0,7222
36
( )= = 0,3056
36 27
14 ( )= = 0,7222
36
( )= = 0,3889
36 27
14 ( )= = 0,7222
36
( )= = 0,3889
36

163
27
( )= = 0,7222
36
27
( )= = 0,7222
36
31
( )= = 0,8611
36
31
( )= = 0,8611
36
31
( )= = 0,8611
36
31
( )= = 0,8611
36
34
( )= = 0,9444
36
34
( )= = 0,9444
36
34
( )= = 0,9444
36
35
( )= = 0,9722
36
36
( )= = 1,0000
36

164
Selanjutnya menghitung nilai | ( ) − ( )|
Untuk i = 1, | ( ) − ( )| = 0,0317
Untuk i = 2, | ( ) − ( )| = 0,0317
Untuk i = 3, | ( ) − ( )| = 0,0348
Untuk i = 4, | ( ) − ( )| = 0,0488
Untuk i = 5, | ( ) − ( )| = 0,0488
Untuk i = 6, | ( ) − ( )| = 0,0683
Untuk i = 7, | ( ) − ( )| = 0,0683
Untuk i = 8, | ( ) − ( )| = 0,0683
Untuk i = 9, | ( ) − ( )| = 0,0636
Untuk i = 10, | ( )− ( )| = 0,0636
Untuk i = 11, | ( )− ( )| = 0,0636
Untuk i = 12, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 13, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 14, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 15, | ( )− ( )| = 0,0199
Untuk i = 16, | ( )− ( )| = 0,0199
Untuk i = 17, | ( )− ( )| = 0,0199
Untuk i = 18, | ( )− ( )| = 0,0199
Untuk i = 19, | ( )− ( )| = 0,0047
Untuk i = 20, | ( )− ( )| = 0,0047
Untuk i = 21, | ( )− ( )| = 0,0047
Untuk i = 22, | ( )− ( )| = 0,0047
Untuk i = 23, | ( )− ( )| = 0,0002
Untuk i = 24, | ( )− ( )| = 0,0002
Untuk i = 25, | ( )− ( )| = 0,0002
Untuk i = 26, | ( )− ( )| = 0,0002
Untuk i = 27, | ( )− ( )| = 0,0002
Untuk i = 28, | ( )− ( )| = 0,0425

165
Untuk i = 29, | ( )− ( )| = 0,0425
Untuk i = 30, | ( )− ( )| = 0,0425
Untuk i = 31, | ( )− ( )| = 0,0425
Untuk i = 32, | ( )− ( )| = 0,0537
Untuk i = 33, | ( )− ( )| = 0,0537
Untuk i = 34, | ( )− ( )| = 0,0537
Untuk i = 35, | ( )− ( )| = 0,0328
Untuk i = 36, | ( )− ( )| = 0,0307
Mencari L0
L0 diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )|
L0 = Maks | ( ) − ( )| = 0,0683

5. Daerah kritik:
Mencari Ltab
, ; = 0,0683

, ; = 0,0683; = { l > 0,0683}


= 0,068 ∉
6. Keputusan Uji: Ho diterima
7. Kesimpulan:
Jadi, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

166
Lampiran 25b

UJI HOMOGENITAS DATA AWAL KELAS EKSPERIMEN


(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
Hipotesis :
= (varians homogen)
(varians tidak homogen)
2. Menetapkan nilai ( )
3. Mencari nilai-nilai
k k k
o. 1 2 3 4 5 6 7
6 7 9
7,5 5 2,5 7,5 2,5 7,5 2,5
6 7 9
7,5 7,5 2,5 7,5 2,5 7,5 7,5
6 7
0 7,5 2,5 7,5 2,5 0
7 7
0 2,5 0 5
7 7
0 5 0
7 7
0 5 0 5
7 7
0 5 0 5
7
5
7
5
4 6 1
75 80 65 53 88 65 90

Sebelumnya masing-masing sampel dicari variansnya dengan menggunakan


rumus :

a. K1

167
∑ =175
∑ = 10213
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . 10213) ( )
= ( )
,
= = 2,0833

b. K2
=7
∑ =480
∑ = 32938
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )
,
= = 3,8690

c. K3
=9
∑ =665
∑ = 49150
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )

= = 1,7361

d. K4
=7
∑ = 553
∑ = 43619
∑( )−(∑ )
=
( − 1)

168
( . ) ( )
= ( )
,
= = 1,7857

e. K5
=7
∑ = 588
∑ = 49319
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )
,
= = 1,7857

f. K6
=3
∑ =265
∑ = 23413
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )
,
= = 2,0833

g. K7
=2
∑ =190
∑ = 18063
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )

= = 12,5000

Jadi = 2,0833

169
= 3,8690
= 1,7361
= 1,7857
= 1,7857
= 2,0833
= 12,5000

Tabel Perhitungan Uji Bartlet

Sampel ke dk 1/dk si2 log si2 (dk)log si2 (n-1) si2


1 3 0,3333 2,0833 0,3188 0,9563 6,250
2 7 0,1429 3,8690 0,5876 4,1132 27,083
3 9 0,1111 1,7361 0,2396 2,1562 15,625
4 7 0,1429 1,7857 0,2518 1,7627 12,500
5 7 0,1429 1,7857 0,2518 1,7627 12,500
6 3 0,3333 2,0833 0,3188 0,9563 6,250
7 2 0,5000 12,5000 1,0969 2,1938 25,000
∑ 38 1,7063 25,8433 3,0652 13,9012 105,2083

Varians gabungan dari dua sampel :


∑( )
= ∑( )
,
=

= 2,769
= 0,442
Menghitung harga satuan B dengan rumus :
B = (log S2) ∑(n − 1)
= (0,442) (38) = 16,806
4. Menghitung hitung
={ 10}{ − ∑(n − 1) Log S }
= (2,3026){(16,806 − 13,9012}
= 2,3026 2,9048
= 6,68859

170
5. Mencari harga (chi-kuadrat) dari distribusi ( )( ) dengan dk = (k - 1),

= 0,05, maka diperoleh ( , )( )= ( , )( ) = 12,592


6. Menentukan kriteria diterima atau ditolaknya H0
diterima jika < ( )( )

ditolak jika ≥ ( )( )

7. Kesimpulan
Karena = 6,68859 dan = 12,592, berarti <

yaitu 6,68859 < 12,592 maka H0 diterima ( = = = =


= = ) ini berarti bahwa populasinya homogen.
Hasil perhitungan data awal uji homogenitas dengan uji Bartlett dengan
nilai k = 7 maka diperolah = 6,68859 dan ( , )( ) = 12,592.

Karena < yaitu 6,68859 < 12,592 maka H0 diterima, ini

berarti varians kelompok sampel kelas eksperimen adalah homogen


(sama).

171
Lampiran 26b

UJI HOMOGENITAS DATA AWAL KELAS KONTROL


(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
= (varians homogen)
(varians tidak homogen)
2. Menetapkan nilai ( )
3. Mencari nilai-nilai
No. k1 k2 k3 k4 k5 k6
1 65 72,5 77,5 82,5 87,5 92,5
2 65 72,5 77,5 82,5 87,5 95
3 67,5 72,5 77,5 82,5 87,5
4 70 75 80 82,5 87,5
5 70 75 80 85 90
6 75 80 85 90
7 80 85 90
8 85
9 85
Σ 338 443 553 755 620 188

Sebelumnya masing-masing sampel dicari variansnya dengan


menggunakan rumus :

a. K1

338

172
b. K2
=6
∑ =443
∑ = 32643,75
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . , ) ( )
= ( )
,
= = 1,875

c. K3
=7
∑ =553
∑ = 43618,75
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . , ) ( )
= ( )
,
= = 1,786

d. K4
=9
∑ =755
∑ = 63350
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )

= = 1,736

e. K5
=7
∑ = 620
∑ = 54925

173
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )

= = 1,786

f. K6
=2
∑ =188
∑ = 17581,25
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . , ) ( )
= ( )
,
= = 3,125

Jadi = 6,250
= 1,875
= 1,786
= 1,736
= 1,786
= 3,125

Tabel Perhitungan Uji Bartlet

Sampel ke dk 1/dk si2 log si2 (dk)log si2 (n-1) si2


1 5 0,200 6,250 0,796 3,979 31,250
2 6 0,167 1,875 0,273 1,638 11,250
3 7 0,143 1,786 0,252 1,763 12,500
4 9 0,111 1,736 0,240 2,156 15,625
5 7 0,143 1,786 0,252 1,763 12,500
6 2 0,500 3,125 0,495 0,990 6,250
∑ 36 1,26349 12,289 89,375
Varians gabungan dari dua sampel :
∑( )
= ∑( )

174
,
=

= 2,483
= 0,395
Menghitung harga satuan B dengan rumus :
B = (log S2) ∑(n − 1)
= (0,395) (36)
= 14,217
4. Menghitung hitung
={ 10}{ − ∑(n − 1) Log S }
= (2,3026){(14,217 − 12,289}
= 2,3026(1,928)
= 4,4399
5. Mencari harga (chi-kuadrat) dari distribusi ( )( ) dengan

dk = (k - 1), = 0,05, maka diperoleh ( , )( )= ( , )( ) =

12,592
6. Menentukan kriteria diterima atau ditolaknya H0
diterima jika < ( )( )

ditolak jika ≥ ( )( )

7. Kesimpulan
Karena = 4,4399 dan = 12,592, berarti <

yaitu 4,4399 < 12,592 maka H0 diterima ( = = =


= = ) ini berarti bahwa populasinya homogen.

Hasil perhitungan data awal uji homogenitas dengan uji Bartlett


dengan nilai k = 6 maka diperolah = 4,4399 dan ( , )( ) =

12,592. Karena < yaitu 4,4399 < 12,592 maka H0

diterima, ini berarti varians kelompok sampel kelas kontrol adalah


homogen (sama).

175
Lampiran 27a

DATA NILAI HASIL BELAJAR SISWA KELAS EKSPERIMEN


KELAS X – A6 SMA NEGERI 3 PATI
NAMA SISWA NILAI
NO KODE
AGUNG SUGIHARTO E-01 73,75
1
AHMAD AMIEN RESYANTA E-02 82,5
2
ANA WIJIANTI E-03 92,5
3
ARIS RIA IRAWAN E-04 82,5
4
BAYU KUMARA E-05 87,5
5
BIMA RIZKI MAHARDIKA E-06 75
6
BIMA SHOKI E-07 90
7
CAHYO PINDIARNO E-08 90
8
CANDRA ANANG WICAKSONO E-09 80
9
CHYNDIA BELLA NOOR RAYYANI E-10 95
10
DAMAR SASONGKO E-11 90
11
DEWI TIYAS SAPUTRI E-12 100
12
DINAR EKA PUTRI E-13 92,5
13
ELISSA RIZKI RAHMAWATI E-14 92,5
14
ERNANINGSIH DIAH AYU E-15 95
15
FARISHA NUR HIDAYAH E-16 90
16
FINA LISTANAWATI E-17 95
17
HAFIDH ABDUL AZIZ E-18 80
18
IGHFIRLANA NOOR AINI E-19 87,5
19
LISNAWANG E-20 77,5
20
MAHMUD TRIWIJAYANTO E-21 92,5
21
MITHA AMELIA YUNIDA E-22 90
22
NABILAH FITRI E-23 92,5
23
NADIAN ERNANINGTYAS E-24 87,5
24
NISRIINA FA'IQOH E-25 100
25
NONY RATULOKA SIGIANTO E-26 90
26
OKSA FEBRIANI HARYANTI E-27 80
27
PUTRI NOVITASARI E-28 95
28
RISA OKTAVIANI E-29 95
29
RISTIA RIZQI NURUL IZZATI E-30 95
30
ROZIANA ZAIN PUTRI E-31 85
31
SANDO WICAKSONO E-32 85
32

176
TEGAR MAHENDRA E-33 80
33
VIRA PUSPITA HAPSARI E-34 100
34
WAHYU MUJAHIDIN E-35 95
35
YHAOLLANDA EDESTA PERMATA P E-36 90
36
YUSDI AHYU PAHMA E-37 77,5
37
ZAHRONI MUHARRAM P E-38 82,5
38
3361,25
JUMLAH
88,45395
RATA - RATA

177
Lampiran 27b

DAFTAR NILAI SISWA KELAS KONTROL


KELAS X – A3 SMA NEGERI 3 PATI
NO NAMA SISWA KODE NILAI
ANDREAS CAHYO ADY
K-01
1 SAPUTRO 80
2 ANA MUTIASARI K-02 80
3 ANISA TRI JAYANTI K-03 87,5
4 AVINDRA KURNIAWAN K-04 82,5
5 AWANG MADU RANGIN K-05 82,5
6 CALVIN SURYA WISANDIKA K-06 77,5
7 DIAH PUJI ASTUTI K-07 77,5
DIKKO ALDILLAH
K-08
8 RAMADHANA 80
9 ERMA WIJAYANTI K-09 92,5
10 FIKA ARUM WIJAYANTI K-10 77,5
11 FITRIANI NUR RUKIYAT K-11 87,5
12 GALUH PUTRA AGUNG K-12 82,5
13 GRAFIS ROYANDA K-13 82,5
14 HAMIDATUL NILKARIMAH K-14 62,5
15 JEFRI KRISTIANA K-15 65
16 MAGHFIROTUL ALIYAH K-16 90
17 MOUDINA RISMA SLODIA K-17 97,5
18 MUHAMMAD SAIFUL ANWAR K-18 92,5
19 NADYA RAHMAWATI K-19 85
20 NADYK EVAN NINO S. K-20 85
21 NUR ANNISA LUTFIANA K-21 95
22 PRADIPTA DHATU WANODYA K-22 85
23 RAFFAEL ADRIANTO WIBOWO K-23 95
24 RANI YOGANTI RIMASTUTI K-24 90
25 RESA WAHYU NUGROHO K-25 85
26 RICO PRADANA PUTRA K-26 92,5
27 RISKA OMEGA K-27 82,5
28 SA'IDATUL MUNAWAROH K-28 92,5
29 SALI WIRANI SANDI K-29 95
30 SINTA YULIA PERMATASARI K-30 97,5
31 TRI TANTI GALUH OKTAVIANI K-31 85

178
32 VANDA ASRI YULIANTI K-32 87,5
33 VIVI FURTINING DEWI K-33 90
34 WANGSIT AGUNG PURWOKO K-34 80
35 YULIA NITA P K-35 87,5
ZULFA BARNITA
K-36
36 PARENGNEYANG 87,5
JUMLAH 3075
RATA - RATA 85,41667

179
Lampiran 28b

UJI NORMALITAS DATA AKHIR KELAS EKSPERIMEN


(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2. Menentukan taraf signifikan, yaitu = 0,05
3. Statistik Uji :
L0 = Maks | ( ) − ( )|
4. Komputasi: Menentukan ∑ , ∑( ) , , , ,
( ), ( ) | ( )− ( )|
Berdasarkan lampiran 23a diperoleh nilai-nilai berikut:
N = 38
∑ = 3361,25
∑( ) = 299170,313
∑ ,
̅= = = 88,4539
∑( ) (∑ )
= ( )

( . , ) ( , )
= ( )

= 50,1211
= 50,1211
= 7,07963
Selanjutnya mencari dengan menggunakan rumus berikut.
̅
= , untuk i = 1, 2, 3, ......., 38.
73,75 − 88,4539 77,5 − 88,4539
= = −2,08 = = −1,55
7,07963 7,07963
75 − 88,4539 80 − 88,4539
= = −1,90 = = −1,19
7,07963 7,07963
77,5 − 88,4539 80 − 88,4539
= = −1,55 = = −1,19
7,07963 7,07963

180
80 − 88,4539 90 − 88,4539
= = −1,19 = = 0,22
7,07963 7,07963
80 − 88,4539 92,5 − 88,4539
= = −1,19 = = 0,57
7,07963 7,07963
82,5 − 88,4539 92,5 − 88,4539
= = −0,84 = = 0,57
7,07963 7,07963
82,5 − 88,4539 92,5 − 88,4539
= = −0,84 = = 0,57
7,07963 7,07963
82,5 − 88,4539 92,5 − 88,4539
= = −0,84 = = 0,57
7,07963 7,07963
85 − 88,4539 92,5 − 88,4539
= = −0,49 = = 0,57
7,07963 7,07963
85 − 88,4539 95 − 88,4539
= = −0,49 = = 0,92
7,07963 7,07963
87,5 − 88,4539 95 − 88,4539
= = −0,13 = = 0,92
7,07963 7,07963
87,5 − 88,4539 95 − 88,4539
= = −0,13 = = 0,92
7,07963 7,07963
87,5 − 88,4539 95 − 88,4539
= = −0,13 = = 0,92
7,07963 7,07963
90 − 88,4539 95 − 88,4539
= = 0,22 = = 0,92
7,07963 7,07963
90 − 88,4539 95 − 88,4539
= = 0,22 = = 0,92
7,07963 7,07963
90 − 88,4539 95 − 88,4539
= = 0,22 = = 0,92
7,07963 7,07963
90 − 88,4539 100 − 88,4539
= = 0,22 = = 1,63
7,07963 7,07963
90 − 88,4539 100 − 88,4539
= = 0,22 = = 1,63
7,07963 7,07963
90 − 88,4539 100 − 88,4539
= = 0,22 = = 1,63
7,07963 7,07963
Selanjutnya mencari nilai F( ) dengan menerapkan Theoritical
Proportion, dimana untuk bernilai negatif digunakan rumus F( ) =

181
0,5 − dan sebaliknya untuk bernilai positif digunakan rumus
( ) = 0,5 + .
Untuk i = 1, = −2,08 karena bernilai negatif maka digunakan rumus
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4812 = 0,0188
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4713 = 0,0287
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4394 = 0,0606
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4394 = 0,0606
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3830 = 0,1170
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3830 = 0,1170
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3830 = 0,1170
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3830 = 0,1170
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2996 = 0,2004
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2996 = 0,2004
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2996 = 0,2004
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1879 = 0,3121
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1879 = 0,3121
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0517 = 0,4483
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0517 = 0,4483
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0517 = 0,4483
F( ) = 0,5 ∓ = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,0871 = 0,5871
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2157 = 0,7157
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2157 = 0,7157
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2157 = 0,7157
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2157 = 0,7157

182
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2157 = 0,7157
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3221 = 0,8221
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4484 = 0,9484
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4484 = 0,9484
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4484 = 0,9484

Selanjutnya dicari nilai ( ) dengan rumus berikut.


, ,…,
( )= =

( )= = 0,0263 11
( )= = 0,2895
38
( )= = 0,0526 13
( )= = 0,3421
38
( )= = 0,1053
13
4 ( )= = 0,3421
( )= = 0,1053 38
38 16
8 ( )= = 0,4211
( )= = 0,2105 38
38 16
8 ( )= = 0,4211
( )= = 0,2105 38
38 16
8 ( )= = 0,4211
( )= = 0,2105 38
38 23
8 ( )= = 0,6053
( )= = 0,2105 38
38 23
11 ( )= = 0,6053
( )= = 0,2895 38
38 23
11 ( )= = 0,6053
( )= = 0,2895 38
38 23
( )= = 0,6053
38

183
23
( )= = 0,6053
38
23
( )= = 0,6053
38
23
( )= = 0,6053
38
28
( )= = 0,7368
38
28
( )= = 0,7368
38
28
( )= = 0,7368
38
28
( )= = 0,7368
38
28
( )= = 0,7368
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
35
( )= = 0,9211
38
38
( )= = 1,0000
38
38
( )= = 1,0000
38
( )= = 1,0000

184
Selanjutnya menghitung nilai | ( ) − ( )|
Untuk i = 1, | ( ) − ( )| = 0,0075
Untuk i = 2, | ( ) − ( )| = 0,0239
Untuk i = 3, | ( ) − ( )| = 0,0447
Untuk i = 4, | ( ) − ( )| = 0,0447
Untuk i = 5, | ( ) − ( )| = 0,0935
Untuk i = 6, | ( ) − ( )| = 0,0935
Untuk i = 7, | ( ) − ( )| = 0,0935
Untuk i = 8, | ( ) − ( )| = 0,0935
Untuk i = 9, | ( ) − ( )| = 0,0891
Untuk i = 10, | ( )− ( )| = 0,0891
Untuk i = 11, | ( )− ( )| = 0,0891
Untuk i = 12, | ( )− ( )| = 0,0300
Untuk i = 13, | ( )− ( )| = 0,0300
Untuk i = 14, | ( )− ( )| = 0,0272
Untuk i = 15, | ( )− ( )| = 0,0272
Untuk i = 16, | ( )− ( )| = 0,0272
Untuk i = 17, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 18, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 19, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 20, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 21, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 22, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 23, | ( )− ( )| = 0,0182
Untuk i = 24, | ( )− ( )| = 0,0211
Untuk i = 25, | ( )− ( )| = 0,0211
Untuk i = 26, | ( )− ( )| = 0,0211
Untuk i = 27, | ( )− ( )| = 0,0211
Untuk i = 28, | ( )− ( )| = 0,0211

185
Untuk i = 29, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 30, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 31, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 32, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 33, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 34, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 35, | ( )− ( )| = 0,0999
Untuk i = 36, | ( )− ( )| = 0,0516
Untuk i = 37, | ( )− ( )| = 0,0516
Untuk i = 38, | ( )− ( )| = 0,0516

Mencari L0
L0 diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )|
L0 = Maks | ( ) − ( )| = 0,0999
5. Daerah kritik:
Mencari Ltab
, ; = 0,173

, ; = 0,0173; = { l < 0,173}


= 0,099 ∉
6. Keputusan Uji: Ho diterima
7. Kesimpulan:
Jadi, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

186
Lampiran 29b

UJI NORMALITAS DATA AKHIR KELAS KONTROL


(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
2. Menentukan taraf signifikan, yaitu = 0,05
3. Statistik Uji :
L0 = Maks | ( ) − ( )|
4. Komputasi: Menentukan ∑ , ∑( ) , , , ,
( ), ( ) | ( )− ( )|
Berdasarkan lampiran 23a diperoleh nilai-nilai berikut:
N = 36
∑ = 3075
∑( ) = 264800

̅= = = 85,417
∑( ) (∑ )
= ( )

( . ) ( )
= ( )

= 61,25
= 61,25
= 7,82624
Selanjutnya mencari dengan menggunakan rumus berikut.
̅
= , untuk i = 1, 2, 3, ......., 36.
62,5 − 85,417 77,5 − 85,417
= = −2,93 = = −1,01
7,82624 7,82624
65 − 85,417 77,5 − 85,417
= = −2,61 = = −1,01
7,82624 7,82624
77,5 − 85,417 80 − 85,417
= = −1,01 = = −0,69
7,82624 7,82624

187
80 − 85,417 87,5 − 85,417
= = −0,69 = = 0,27
7,82624 7,82624
80 − 85,417 87,5 − 85,417
= = −0,69 = = 0,27
7,82624 7,82624
80 − 85,417 87,5 − 85,417
= = −0,69 = = 0,27
7,82624 7,82624
82,5 − 85,417 90 − 85,417
= = −0,37 = = 0,59
7,82624 7,82624
82,5 − 85,417 90 − 85,417
= = −0,37 = = 0,59
7,82624 7,82624
82,5 − 85,417 90 − 85,417
= = −0,37 = = 0,59
7,82624 7,82624
82,5 − 85,417 92,5 − 85,417
= = −0,37 = = 0,91
7,82624 7,82624
82,5 − 85,417 92,5 − 85,417
= = −0,37 = = 0,91
7,82624 7,82624
85 − 85,417 92,5 − 85,417
= = −0,05 = = 0,91
7,82624 7,82624
85 − 85,417 92,5 − 85,417
= = −0,05 = = 0,91
7,82624 7,82624
85 − 85,417 95 − 85,417
= = −0,05 = = 1,22
7,82624 7,82624
85 − 85,417 95 − 85,417
= = −0,05 = = 1,22
7,82624 7,82624
85 − 85,417 95 − 85,417
= = 0,05 = = 1,22
7,82624 7,82624
87,5 − 85,417 97,5 − 85,417
= = 0,27 = = 1,54
7,82624 7,82624
87,5 − 85,417 97,5 − 85,417
= = 0,27 = = 1,54
7,82624 7,82624
Selanjutnya mencari nilai F( ) dengan menerapkan Theoritical
Proportion, dimana untuk bernilai negatif digunakan rumus F( ) =
0,5 − dan sebaliknya untuk bernilai positif digunakan rumus
( ) = 0,5 + .

188
Untuk i = 1, = −2,93 karena bernilai negatif maka digunakan rumus
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4983 = 0,0017
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,4955 = 0,0045
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3438 = 0,1562
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3438 = 0,1562
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,3438 = 0,1562
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2549 = 0,2451
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2549 = 0,2451
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2549 = 0,2451
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,2549 = 0,2451
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,1443 = 0,3557
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 − = 0,5 − 0,0199 = 0,4801
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,1064 = 0,6064
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,2224 = 0,7224
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186

189
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3186 = 0,8186
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3888 = 0,8888
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3888 = 0,8888
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,3888 = 0,8888
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4382 = 0,9382
F( ) = 0,5 + = 0,5 + 0,4382 = 0,9382

Selanjutnya dicari nilai ( ) dengan rumus berikut.


, ,…,
( )= =

( )= = 0,0278 14
( )= = 0,3889
36
( )= = 0,0556 19
( )= = 0,5278
36
( )= = 0,1923
19
5 ( )= = 0,5278
36
( )= = 0,1923
36 19
5 ( )= = 0,5278
36
( )= = 0,1923
36 19
9 ( )= = 0,5278
36
( )= = 0,2500
36 19
9 ( )= = 0,5278
36
( )= = 0,2500
36 24
9 ( )= = 0,6667
36
( )= = 0,2500
36 24
9 ( )= = 0,6667
36
( )= = 0,2500
36 24
14 ( )= = 0,6667
36
( )= = 0,3889
36 24
14 ( )= = 0,6667
36
( )= = 0,3889
36 24
14 ( )= = 0,6667
36
( )= = 0,3889
36 27
14 ( )= = 0,7500
36
( )= = 0,3889
36

190
27
( )= = 0,7500
36
27
( )= = 0,7500
36
31
( )= = 0,8611
36
31
( )= = 0,8611
36
31
( )= = 0,8611
36
31
( )= = 0,8611
36
34
( )= = 0,9444
36
34
( )= = 0,9444
36
34
( )= = 0,9444
36
36
( )= = 1,0000
36
36
( )= = 1,0000
36

191
Selanjutnya menghitung nilai | ( ) − ( )|
Untuk i = 1, | ( ) − ( )| = 0,0261
Untuk i = 2, | ( ) − ( )| = 0,0511
Untuk i = 3, | ( ) − ( )| = 0,0361
Untuk i = 4, | ( ) − ( )| = 0,0361
Untuk i = 5, | ( ) − ( )| = 0,0361
Untuk i = 6, | ( ) − ( )| = 0,0049
Untuk i = 7, | ( ) − ( )| = 0,0049
Untuk i = 8, | ( ) − ( )| = 0,0049
Untuk i = 9, | ( ) − ( )| = 0,0049
Untuk i = 10, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 11, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 12, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 13, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 14, | ( )− ( )| = 0,0332
Untuk i = 15, | ( )− ( )| = 0,0477
Untuk i = 16, | ( )− ( )| = 0,0477
Untuk i = 17, | ( )− ( )| = 0,0477
Untuk i = 18, | ( )− ( )| = 0,0477
Untuk i = 19, | ( )− ( )| = 0,0477
Untuk i = 20, | ( )− ( )| = 0,0603
Untuk i = 21, | ( )− ( )| = 0,0603
Untuk i = 22, | ( )− ( )| = 0,0603
Untuk i = 23, | ( )− ( )| = 0,0603
Untuk i = 24, | ( )− ( )| = 0,0603
Untuk i = 25, | ( )− ( )| = 0,0276
Untuk i = 26, | ( )− ( )| = 0,0276
Untuk i = 27, | ( )− ( )| = 0,0276
Untuk i = 28, | ( )− ( )| = 0,0425

192
Untuk i = 29, | ( )− ( )| = 0,0425
Untuk i = 30, | ( )− ( )| = 0,0425
Untuk i = 31, | ( )− ( )| = 0,0425
Untuk i = 32, | ( )− ( )| = 0,0556
Untuk i = 33, | ( )− ( )| = 0,0556
Untuk i = 34, | ( )− ( )| = 0,0556
Untuk i = 35, | ( )− ( )| = 0,0618
Untuk i = 36, | ( )− ( )| = 0,0618
Mencari L0
L0 diambil dari selisih harga mutlak terbesar dari | ( ) − ( )|
L0 = Maks | ( ) − ( )| = 0,0618

5. Daerah kritik:
Mencari Ltab
, ; = 0,173

, ; = 0,173; = { l > 0,0618}


= 0,0618 ∉
6. Keputusan Uji: Ho diterima
7. Kesimpulan:
Jadi, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

193
UJI HOMOGENITAS DATA AKHIR
(Dengan menggunakan perhitungan manual)

1. Menentukan hipotesis
: = (varians homogen)
: ≠ (varians tidak homogen)
2. Menetapkan nilai ( = 5%)
3. Statistik Uji :

4. Komputasi :
Sebelumnya masing-masing sampel dicari variansnya dengan
menggunakan rumus :
∑ (∑ )
=
( )

Berdasarkan lampiran .........diperoleh data :


= 38
∑ =3361
∑ = 299170
∑( ) (∑ )
= ( )

( . ) ( )
= ( )

11368472 − 11298002
=
1406
= 50,121

= 36
∑ =3075
∑ = 264800
∑( )−(∑ )
=
( − 1)

194
( . ) ( )
= ( )

= 61,250

Jadi = 50,121
= 61,25

61,250
=
50,121
= 1,222042657
5. Daerah Kritik
= ;( , )

= , ;( , )

= , ;( ; )

= 1,69
={ l < 1,69 }
= 1,222042657
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan :
Karena F_hitung < F_tabel maka Ho diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.

195
UJI HIPOTESIS

1. H0 : = 0

Ha : > 0

Dengan
0 = Pembelajaran yang tidak menggunakan modul matematika
berbantuan software Maple dengan strategi Active Learning.
= Pembelajaran yang menggunakan modul matematika berbantuan
software Maple dengan strategi Active Learning.
2. Menentukan taraf signifikansi (α), = 0,05
3. Statistik Uji :

t
X 1  X2 
1 1
sp 
n1 n 2
4. Komputasi :

Sebelumnya masing-masing sampel dicari variansnya dengan


menggunakan rumus :
∑ (∑ )
= ( )

Berdasarkan lampiran .........diperoleh data :


= 38
∑ =3361
∑ = 299170
∑( ) (∑ )
= ( )

( . ) ( )
= ( )

11368472 − 11298002
=
1406
= 50,121133
= 36
∑ =3075

196
∑ = 264800
∑( )−(∑ )
=
( − 1)
( . ) ( )
= ( )

= 61,250
Jadi = 50,121133
= 61,250

( − 1) + ( − 1)
=
+ −2
(38 − 1)50,121133 + (36 − 1)61,250
=
38 + 36 − 2
37 . 50,121133 + 35 . 61,250
=
72
1854,48192 + 2143,75
=
72
3998,23
=
72
= 55,5309989
= 55,5309989
= 7,4519124

= 88,454
= 85,417
( − )
=
+

197
(88,454 − 85,417)
=
7,4519124 +

3,037
=
7,4519124 0,0540936
3,037
=
7,4519124 . 0,2325802
3,037
=
1,7331676
= 1,75244492
5. Daerah Kritik
= ;

= , ;

= , ;

, ; = 1,68
1,75 1,68
={ l > 1,68 }
= 1,75
6. Keputusan Uji: H0 ditolak
7. Kesimpulan :
Pembelajaran dengan menggunakan modul matematika berbasis Inquiry
lebih baik dari pembelajaran di kelas yang tidak menggunakan modul
matematika matematika berbasis Inquiry di SMA Negeri 3 Pati kelas X-
A5 pada materi Pangkat Akar dan Logaritma.

198
Lampiran 33

NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS


Ukuran Taraf Nyata ()
Sampel 0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n=4 0,417 0,381 0,352 0,319 0,300
5 0,405 0,337 0,315 0,299 0,285
6 0,364 0,319 0,294 0,277 0,265
7 0,348 0,300 0,276 0,258 0,247
8 0,331 0,285 0,261 0,244 0,233
9 0,311 0,271 0,249 0,233 0,223
10 0,294 0,258 0,239 0,224 0,215
11 0,284 0,249 0,230 0,217 0,206
12 0,275 0,242 0,223 0,212 0,199
13 0,268 0,234 0,214 0,202 0,190
14 0,261 0,227 0,207 0,194 0,183
15 0,257 0,220 0,201 0,187 0,177
16 0,250 0,213 0,195 0,182 0,173
17 0,245 0,206 0,289 0,177 0,169
18 0,239 0,200 0,184 0,173 0,166
19 0,235 0,195 0,179 0,169 0,163
20 0,231 0,190 0,174 0,166 0,160
25 0,200 0,173 0,158 0,147 0,142
30 0,187 0,161 0,144 0,136 0,131
n > 30 1, 031 0,886 0,805 0, 768 0, 736
n n n n n

Sumber : (Sudjana, 2005 : 467)

199
Lampiran 34

LUAS DIBAWAH LENGKUNGAN NORMAL STANDAR Dari 0 ke z


(Bilangan dalam badan daftar menyatakan desimal)

0 z
z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0,0 0000 0040 0080 0120 0160 0199 0239 0279 0319 0359
0,1 0398 0438 0478 0517 0557 0596 0636 0675 0714 0753
0,2 0793 0832 0871 0910 0948 0987 1026 1064 1103 1141
0,3 1179 1217 1255 1293 1331 1368 1406 1443 1480 1517
0,4 1554 1591 1628 1664 1700 1736 1772 1808 1844 1879

0,5 1915 1950 1985 2019 2054 2088 2123 2157 2190 2224
0,6 2258 2291 2324 2357 2389 2422 2454 2486 2517 2549
0,7 2580 2612 2642 2673 2703 2734 2764 2794 2823 2852
0,8 2881 2910 2939 2967 2995 3023 3051 3078 3106 3133
0,9 3159 3186 3212 3238 3264 3289 3315 3340 3365 3389

1,0 3413 3438 3461 3485 3508 3531 3554 3577 3599 3621
1,1 3643 3665 3686 3708 3729 3749 3770 3790 3810 3830
1,2 3849 3869 3888 3907 3925 3944 3962 3980 3997 4015
1,3 4032 4049 4066 4082 4099 4115 4131 4147 4162 4177
1,4 4192 4207 4222 4236 4251 4265 4279 4292 4306 4319

1,5 4332 4345 4357 4370 4382 4394 4406 4419 4429 4441
1,6 4452 4463 4474 4484 4495 4505 4515 4525 4535 4545
1,7 4554 4564 4573 4582 4591 4599 4608 4616 4625 4633
1,8 4641 4649 4656 4664 4671 4678 4686 4693 4699 4706
1,9 4713 4719 4726 4732 4738 4744 4750 4756 4761 4767

2,0 4772 4778 4783 4788 4793 4798 4808 4808 4812 4817
2,1 4821 4826 4830 4834 4838 4842 4846 4850 4854 4857
2,2 4861 4864 4868 4871 4875 4878 4881 4884 4887 4890
2,3 4898 4896 4898 4901 4004 4906 4909 4911 4913 4916
2,4 4918 4920 4922 4025 4927 4929 4931 4932 4934 4936

2,5 4938 4940 4941 4043 4945 4946 4948 4949 4951 4952
2,6 4953 4955 4956 4957 4959 4960 4961 4962 4963 4964
2,7 4965 4966 4967 4968 4969 4970 4971 4972 4973 4974
2,8 4074 4975 4976 4977 4977 4987 4979 4979 4980 4981
2,9 4981 4982 4982 4083 4984 4984 4985 4985 4986 4986

3,0 4987 4987 4987 4988 4988 4989 4989 4989 4990 4990
3,1 4990 4991 4991 4991 4992 4992 4992 4992 4993 4993
3,2 4993 4993 4994 4994 4994 4994 4994 4994 4995 4995
3,3 4995 4995 4995 4996 4996 4996 4996 4996 4997 4997
3,4 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4997 4998

3,5 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3,6 4998 4998 4999 4998 4998 4998 4998 4998 4998 4998
3,7 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,8 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999 4999
3,9 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000

Sumber: Theory and Problems of Statistics, Spiegel, M.R., Ph.D., Schaum Publishing Co., New
York, 1961.

200
Lampiran 35

NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT

taraf Signifikan taraf Signifikan taraf Signifikan


N N N
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0,997 0,999 27 0,381 0,487 55 0,266 0,345
4 0,950 0,990 28 0,374 0,478 60 0,254 0,330
5 0,878 0,959 29 0,367 0,470 65 0,244 0,317

6 0,811 0,917 30 0,361 0,463 70 0,235 0,306


7 0,754 0,874 31 0,355 0,456 75 0,227 0,296
8 0,707 0,834 32 0,349 0,449 80 0,220 0,286

9 0,666 0,798 33 0,344 0,442 85 0,213 0,278


10 0,632 0,765 34 0,339 0,436 90 0,207 0,270
11 0,602 0,735 35 0,334 0,430 95 0,202 0,263

12 0,576 0,708 36 0,329 0,424 100 0,195 0,256


13 0,553 0,684 37 0,325 0,418 125 0,176 0,230
14 0,532 0,661 38 0,320 0,413 150 0,159 0,210

15 0,514 0,641 39 0,316 0,408 175 0,148 0,194


16 0,497 0,623 40 0,312 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 41 0,308 0,398 300 0,113 0,148

18 0,468 0,590 42 0,304 0,393 400 0,098 0,128


19 0,456 0,575 43 0,301 0,389 500 0,088 0,115
20 0,444 0,561 44 0,297 0,384 600 0,080 0,105

21 0,433 0,549 45 0,294 0,380 700 0,074 0,097


22 0,423 0,537 46 0,291 0,376 800 0,070 0,091
23 0,413 0,526 47 0,288 0,372 900 0,065 0,086
24 0,404 0,515 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
25 0,396 0,505 49 0,281 0,364
26 0,388 0,496 50 0,279 0,361

Sumber : (Sugiyono, 2010: 140)

201
Lampiran 36

Nilai persentil
Untuk distribusi t
V = dk
(Bilangan Dalam Badan Daftar
Menyatakan tp
tp
V t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,925 t0,90 T0,75 t0,70 t0,60 t0,55

1 63,66 31,82 12,71 6,31 3,08 1,376 1,000 0,727 0,325 0,158
2 9,92 6,96 4,30 2,92 1,89 1,061 0,816 0,617 0,289 0,142
3 5,84 4,54 3,18 2,35 1,64 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137
4 4,60 3,75 2,78 2,13 1,53 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134

5 4,03 3,36 2,57 2,02 1,48 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132
6 3,71 3,14 2,45 1,94 1,44 0,906 0,718 0,583 0,265 0,131
7 3,50 3,00 2,36 1,90 1,42 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130
8 3,36 2,00 2,31 1,86 1,40 0,889 0,700 0,546 0,262 0,130
9 3,25 2,82 2,26 1,83 1,38 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129

10 3,17 2,76 2,23 1,81 1,37 0,879 0,700 0,542 0,280 0,129
11 3,11 2,72 2,20 1,80 1,36 0,876 0,697 0,540 0,200 0,129
12 3,06 2,68 2,18 1,78 1,36 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128
13 3,01 2,65 2,16 1,77 1,35 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128
14 2,98 2,62 2,14 1,76 1,34 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128

15 2,95 2,60 2,13 1,75 1,34 0,866 0,691 0,536 0,258 0,128
16 2,92 2,58 2,12 1,75 1,34 0,865 0,690 0,535 0,258 0,128
17 2,90 2,57 2,11 1,74 1,33 0,863 0,689 0,534 0,257 0,128
18 2,88 2,55 2,10 1,73 1,33 0,862 0,698 0,534 0,257 0,127
19 2,86 2,54 2,09 1,73 1,33 0,861 0,638 0,533 0,257 0,127

20 2,84 2,53 2,09 1,72 1,32 0,860 0,687 0,533 0,257 0,127
21 2,83 2,52 2,08 1,72 1,32 0,859 0,686 0,532 0,257 0,127
22 2,82 2,51 2,07 1,72 1,32 0,858 0,686 0,532 0,256 0,127
23 2,81 2,50 2,07 1,71 1,32 0,858 0,685 0,532 0,256 0,127
24 2,80 2,49 2,08 1,71 1,32 0,857 0,685 0,531 0,256 0,127

25 2,79 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,648 0,531 0,256 0,127
26 2,78 2,48 2,06 1,71 1,32 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
27 2,77 2,47 2,05 1,70 1,31 0,856 0,684 0,531 0,256 0,127
28 2,76 2,47 2,05 1,70 1,31 0,855 0,683 0,530 0,256 0,127
29 2,76 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127

30 2,75 2,46 2,04 1,70 1,31 0,854 0,683 0,530 0,256 0,127
40 2,70 2,42 2,02 1,68 1,30 0,851 0,681 0,529 0,255 0,126
60 2,66 2,39 2,00 1,67 1,30 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126
120 2,62 2,36 1,98 1,66 1,29 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126
00 2,58 2,33 1,06 1,645 1,28 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126

Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan
Yates, Fp Table III, Oliver & Boyd Ltd, Edinburgh.

202
Lampiran 37a

DOKUMENTASI UJI COBA SOAL

203
Lampiran 37b

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN EKSPERIMEN


(MENGGUNAKAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY)

204
Lampiran 37c

DOKUMENTASI PEMBELAJARAN KONVENSIONAL

205

Anda mungkin juga menyukai