SKRIPSI
Oleh
NIM 6661130228
Persembahan :
dibuat.”
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
Indonesia is a country with the fourth largest population in the world. This
population explosion occurred because the rate of population growth is very high.
To provide a decent living for every citizen, the government promotes the village's
program of Family Planning (KB), but in its management has not been
maximized. As conditions in Kaso for its management has not been optimal. There
are still many human resources in the management of Family Planning (KB)
program, the limited facilities and infrastructures supporting the family planning
program, the lack of coordination from the budget side, the lack of optimal inter-
sectoral coordination. This research is to find out the strategy of Department of
Population Control, Family Planning, Women Empowerment and Child
Protection in management of KB program in the villages. This study uses
theoretical analysis techniques Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats
(SWOT) from Siagian (2007: 172). This research uses descriptive qualitative
method. The results of the research indicate that it is not optimal yet, and the right
strategy to be implemented is to cooperate with other related agencies to improve
the quality of community resources, to evaluate the program policies with related
parties, to meet with community leaders. Suggestion of research to be more
optimal is to increase cooperation and coordination with central government,
province and district in program of effort to improve prosperity of society.
vii
KATA PENGANTAR
karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dalam rangka memenuhi salah satu
syarat mencapai gelar sarjana pada Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten yang
Kabupaten Lebak”.
Selesainya Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang senantiasa mendukung dan membimbing penulis. Maka dari
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
viii
5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Dekan
Tirtayasa.
Tirtayasa.
Tirtayasa.
membimbing peneliti dalam menyusun Skripsi ini dan sabar dari awal
10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Admnistrasi Negara Fakultas Ilmu
ix
12. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang tergabung
13. Bapak Kepala Desa Sukaraja yang telah membantu dan memberikan
16. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
strata satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan
17. Suamiku Andre Apandy Asgar yang selalu membantu dan mendukung
Darajatun, Viny Septia, Putri Fadillah, Amalia, Athika, dan Putri Ratna
20. Untuk Wulan Resti, Eva Yulita, Arum, Sierfi Rahayu, Jumhari, Hanny,
x
karena menjadi supporter terhebat selama menjadi mahasiswa
ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun
tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
ABSTRAK ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
xii
1.4 Rumusan Masalah …………………………………………...... 20
DASAR PENELITIAN
xiii
3.4 Variabel Penelitian ......................................................................... 83
xiv
4.4.1 Strength (Kekuatan) ........................................................ 129
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Lebak ......................................................................................................... 13
4.3 Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2014 ..... 108
xvi
4.5 Daftar Kampung di Desa Sukaraja ....................................................... 113
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Dokumentasi
4 Catatan Lapangan
5 Pedoman Wawancara
7 Catatan Bimbingan
8 Dokumen pendukung
xix
BAB I
PENDAHULUAN
didunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data yang
dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2017 yang berjudul
Penduduk Indonesia adalah sebanyak 258.704.900 jiwa pada tahun 2016. Angka
tersebut lebih tinggi sekitar 8,5% atau bertambah sebanyak 20.186.200 jiwa
penduduk ini terjadi karena laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi.
Kondisi ini jelas menimbulkan dua sisi yang berbeda. Disatu sisi kondisi tersebut
bisa menjadi salah satu kekuatan yang besar untuk Indonesia. Tetapi di satu sisi
penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Gagasan tentang
1
2
pembatasan kehamilan semata, pada saat itu merupakan suatu hal yang dianggap
keluarga berencana bagi peningkatan kualitas bangsa. Saat itu hamil dan
generasi baru Indonesia yang akan mengelola sumber daya alam yang melimpah
dan mengangkat citra Indonesia sebagai bangsa yang besar di mata dunia.
(http://pkbi.or.id/profil/)
sejahtera. Keluarga yang dimaksud ialah keluarga yang bertanggung jawab yaitu
lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau sasaran-
sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai
menyangkut makna bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek
sebab dia punya nilai dan potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam
pembangunan perlu sekali mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif
3
1986:62).
Program pemerintah kali ini adalah program yang dicanangkan oleh Bapak
revolusi mental, dimana dengan program ini masyarakat dapat melakukan revolusi
Indonesia berawal dari tempat-tempat yang kurang terjangkau, hal inilah yang
(KB) adalah satuan wilayah setingkat dusun/RW dengan kriteria tertentu dimana
Provinsi Banten sebanyak 11.704.887 jiwa, yang terdiri dari 5.971.296 0rang laki-
laki dan 5.733.581 orang perempuan (Banten dalam Angka 2015). Penyebaran
Hal ini disebabkan karena sebagian besar penduduk lebih memilih tinggal di
4
wilayah yang potensial secara ekonomi dan memiliki fasilitas umum dan sosial
Daerah Tertinggal, Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 November 2015 telah
Daerah Tertinggal Tahun 2015 – 2019. Dalam Perpres itu disebutkan, Daerah
Terkait Pandeglang dan Lebak yang menjadi daerah tertinggal, seharusnya hal itu
tidak terjadi mengingat secara geografis letak Banten sangat dekat dengan Ibu
kota Negara Republik Indonesia yaitu Jakarta. Selain itu, potensi sumber daya
alam di kedua daerah tersebut juga sangat kaya. Diketahui Kabupaten Lebak dan
Pandeglang ditetapkan sebagai daerah tertinggal bersama 122 kabupaten kota se-
Indonesia dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 131 Tahun 2015 Tentang
Tabel 1.1 Persentase Wanita Usia 10 Tahun Keatas yang Pernah Kawin
persentase tertinggi dalam Persentase Wanita Usia 10 Tahun Keatas yang Pernah
Kawin Menurut Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Banten pada tahun 2014.
barat. Kabupaten Lebak terdiri atas 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas 340 desa
di bagian utara wilayah kabupaten. Kota ini dilintasi jalur kereta api Jakarta-
Merak. Secara geografis wilayah Kabupaten Lebak berada pada 105 25' - 106 30
BT dan 6 18' - 7 00' LS. Bagian utara kabupaten ini berupa dataran rendah, sedang
di Banten.
sesuai dengan tujuan pokok yang dirumuskan dalam pembahasan dan batang
tubuh UUD 45, Pemerintah Kabupaten Lebak sesuai dengan Surat Keputusan
Kampung KB BKKBN Tahun 2015) dan telah ditetapkan oleh keputusan Bupati
masyarakat melalui Dinas Kesehatan dan sektor usaha pertanian ditangani Dinas
bisa terbentuk suatu keluarga kecil yang berprestasi, sehingga lonjakan penduduk
tersebut bisa terus berkembang baik dalam segi pendidikan, kesehatan dan bidang
perbaikan serta jumlah bidan yang hanya terdapat satu orang serta satu orang
tenaga medis lainnya (sumber: Puskesmas) dapat lebih dimaksimalkan lagi, akan
hidup manusia yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Selain itu juga
ketahanan keluarga sebagai pondasi dan benteng kehidupan yang harus terbangun
secara kokoh dalam sepanjang zaman. Saat ini, jumlah angka penduduk di
prioritas pembangunan atau yang biasa dikenal dengan Nawacita, terutama pada
adalah program baru, maka dibutuhkan suatu perencanaan kegiatan yang matang
agar kedepannya program tersebut berjalan dengan lancar. Terkait dengan maksud
desa. Dalam pelatihan tersebut peserta dibekali materi tentang pembuatan Work
Plan Kampung Keluarga Berencana (KB) yang akan dijadikan pedoman oleh Tim
pada data, permasalahan, situasi dan kondisi masing-masing desa yang dipilih
ditemui terkait lima isu dasar dalam Program Kependudukan, Keluarga Berencana
dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Lima isu dasar tersebut antara lain: 1)
(UPPKS).
(KTP), Akta Nikah/Buku Nikah, dan Akte Anak. Berdasarkan keterangan yang
saya dapatkan dari Petugas Lapangan KB, bahwa banyaknya masyarakat yang
masyarakat. Oleh karena itu untuk menjawab isu ini, perlu campur tangan dari
perangkat desa dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk mengatasi
keterangan dari Petugas Lapangan KB, bahwa masih banyak terjadi kasus
pernikahan dini di Kampung Kaso ini. Rata-rata pernikahan remaja yang terjadi di
lokasi Kampung Kaso pada kisaran 14 s/d 18 tahun dan tidak sedikit dari mereka
yang mempunyai anak diusia belasan tahun. Rendahnya usia perkawinan pertama
ditengarai disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu: faktor ekonomi
tua, dengan harapan setelah menikah para orang tua akan lepas tanggung jawab
bahwa lebih baik menikahkan anak perempuannya diusia remaja dari pada
anaknya menjadi perawan tua) dan yang terakhir adalah adanya kasus hamil
sebelum nikah, sehingga memaksa orang tua menikahkan anaknya diusia yang
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dituntut untuk lebih giat lagi dalam
berwawasan kependudukan.
Warunggunung, 2014
Buruh
No Desa Petani Buruh Tani Perikanan
Perikanan
1 Pasir Tangkil 490 268 2 2
2 Sukarendah 633 346 0 0
3 Selaraja 274 460 4 4
4 Warunggunung 460 481 2 0
5 Cibuah 360 230 12 3
6 Baros 509 342 29 6
7 Sindangsari 359 239 2 0
8 Banjarsari 745 938 0 0
9 Cempaka 227 430 4 8
10 Padasuka 347 490 1 0
11 Sukaraja 1,087 1,551 1 0
12 Jagabaya 642 589 2 4
Kecamatan 6,133 6,364 59 27
Sumber : Desa (Pendataan, 2014)
desa di lokasi Kampung Keluarga Berencana (KB) yaitu Kampung Kaso Desa
(sandang, pangan dan papan). Belum ada usaha dari masyarakat untuk
lainnya. Padahal itu bisa menjadikan penghasilan tambahan untuk mereka. Upaya
Berencana (OPDKB), Dinas Koperasi, Dinas Ekonomi Kreatif dan sektor terkait
perusahaan tersebut.
Lanjutan...
7. Analisis Tersusunnya
Dampak Kab. dokumen analisis 1
60.000.000
Kependuduk Lebak dampak kebijakan Dokumen
an kependudukan
Terbinanya mitra
40 mitra 75.000.000
kerja kependudukan
8. Pengadaan
Sarana dan Terpenuhinya
Prasarana Kab. sarana dan 28 1.258.800.00
KB (DAK) Lebak prasarana pelayanan kecamatan 0
Non Fisik KB
(BOKB)
Sumber : Renja (Rencana Kerja) Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
kabupaten lebak, yang berarti tersedia dana sekitar Rp 6.076.087,- untuk setiap
Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Non PNS, 346 PPKDB, dan
2018), jika dibagikan jumlah target sasaran dengan anggaran yang ada, bisa
dana atau anggaran tersebut untuk biaya operasional, transportasi dan kegiatan
tidak ada atau tidak digunakan untuk kegiatan peningkatan operasional dalam
PLKB harus menjemput para Kader yang bisa dikatakan jarak antara rumah Kader
dan Kantor Pustu tidak dekat dan jalan yang dilalui pun lumayan rusak, hanya
demi kelancaran dan kesuksesan acara tersebut. Permasalahan bukan terletak pada
masalah jarak ataupun teknis penjemputan, akan tetapi biaya operasional seperti
kepentingan program itupun mengalir dari kantong pribadi (tidak ada uang
bensin), dan pada saat itu peneliti juga ikut terjun langsung dalam penjemputan
kader kerumahnya.
konkrit dalam pelaksanaan Kampung KB. Hal tersebut dinyatakan oleh Adpin
(Inpres) agar payung hukum dalam pelaksanaan Kampung KB bisa lebih konkrit
lagi.
dibutuhkan peran dari lintas sektor terutama bidang pengendalian penduduk dan
bidang lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Akan tetapi kenyataannya
Peran dari lintas sektor itu belum terlihat (belum ada) dalam upaya ikut
(BKKBN). Padahal, dengan permasalahan yang ada dilapangan peran dari lintas
tetapi milik semuanya, Kampung Keluarga Berencana (KB) bukan untuk Badan
19
kesejahteraan masyarakat.
berikut:
Maka dalam penelitian ini, menjelaskan manfaat penelitian secara teoritik dan
praktik.
1. Manfaat Teoritik
2. Manfaat Praktik
Skripsi.
Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung
masalah dalam penelitian ini. Deskripsi teori menjelaskan tentang teori-teori dan
atau konsep yang dipergunakan dalam penelitian yang sifatnya utama, tidak
lapangan. Deskripsi teori menjadi pedoman dalam penelitian ini dan untuk
22
23
dapat dipandang sebagai ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu artinya
seseorang. Dengan kata lain, penerapan ilmu manajemen bersifat seni. Oleh
karena itu, manajemen adalah sesuatu yang sangat penting karena ia berkenaan
manajer artinya orang yang mengelola dan menangani suatu perusahaan, hotel dan
sebagainya. Jadi manajer (manager) bisa terdiri dari seseorang atau beberapa
yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa
secara efisien”.
do, and than seeing that they do it in the best and cheapest way”.
mengkaji apakah sesuatu itu dikerjakan dengan cara terbaik serta termudah atau
tidak.
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Efisiensi
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien”.
telah ditetapkannya.
manajemen adalah sebuah proses yang telah ditentukan sebelumnya dimulai dari
berada dalam suatu organisasi sehingga dapat mencapai tujuan dari organisasi
berikut :
sebagai alat dari manajemen strategi untuk mencapai tujuan. Manajemen dan
organisasi memiliki hubungan keterikatan yang erat. Hal ini karena untuk
maka suatu kegiatan yang ada di dalam organisasi akan terkoordinasi dengan baik.
sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang dimiliki organisasi.
bahwa organisasi bergerak dalam arah tujuan. Apabila salah satu bagian dari
organisasi menuju arah yang salah, maka para manajer berusaha untuk
benar.
perusahaan untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan
dalamsuatu dunia bisnis atau usaha sangatlah di butuhkan untuk pencapaian visi
dan misi yang sudah di terapkan oleh perusahaan, maupun untuk pencapaian
sasaran atau tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang.
28
besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan
bahwa pengertian dari Strategi adalah sebuah tindakan proses perencanaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan melalukan hal-hal yang besifat
kebutuhan pelanggan.
bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi adalah aksi
perusahaan dalam jumlah besar. Jadi strategi adalah sebuah tindakan aksi atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan untuk mencapai sasaran
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
adalah deretan perencanaan yang di ambil dari beberapa pilihan-pilihan yang telah
di buat sebelumnya yang digunakan untuk mencapai tujuaan yang telah ditetapkan
di dalam lingkungan internal dan eksternal suatu organisasi. Strategi yang baik
membuat semua orang yang ada di dalamnya loyal dan setia kepada organisasi
tersebut.
manajemen strategi yang dapat dijadikan acuan dalam menjalankan strategi yang
yang sama diatas, dikatakan pula bahwa Manajemen strategi sebagai suatu bidang
adalah suatu konsep yang didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan untuk
untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai,
strategi merupakan tugas penting manajer yang sangat berkaitan dengan fungsi-
Dengan manajemen strategi setiap unit atau bagian yang ada di perusahaan
telah melakukan ekspansi pasar untuk mendapatkan keuntungan besar dan semua
bertahan hidup, semua organisasi harus mampu secara cerdik mengenali dan
jangka panjang.
kapabilitasnya.
lingkungan ekstern.
menerapkan, dan menilai strategis. Mengidentifiksi visi, misi, tujuan, dan strategi
yang dimiliki suatu organisasi saat ini merupakan titik mula yang logis untuk
manajemen strategis sebab situasi dan kondisi perusahaan saat ini mungkin
menghalangi strategi tertentu dan bahkan mendikte langkah aksi khusus. Menurut
Fred R. David Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap yaitu :
33
1. Perumusan strategi
Lingkungan)
2. Penerapan Strategi
b. Pembuatan kebijakan
c. Memotivasi karyawan
f. Pemasaran
g. Penyiapan anggaran
3. Pengevaluasian Strategis
a. Pengkajian Ulang
b. Pengevaluasian
c. Pengendalian Strategis
34
Melakukan
Audit
Eksternal
Melakukan
Audit
Internal
Gambar 2.1
Keterangan Gambar:
1. Formulasi Strategi
b. Pemilihan strategi
2. Implementasi Strategi
b. Menetapkan kebijakan/policy
c. Memotivasi karyawan
f. Menyiapkan budget
perusahaaan
3. Evaluasi
a. Review factor eksternal dan internal yang merupakan dasar dari strategi
(evaluation and control). Berikut proses manajemen strategis terdiri dari empat
tahap, yaitu :
1. Pengamatan Lingkungan
yang terjadi pada lingkungannya. Perubahan tersebut bisa berasal dari luar
2. Perumusan Strategi
3. Implementasi Strategi
selalu berubah-ubah.
berkaitan, di dalam suatu usaha organisasi, mulai dari perumusan strategi, sampai
38
organisasi dapat menciptakan, suatu perubahan dalam jangka waktu yang panjang.
dan keluarga berencana yang harus dilaksanakan oleh masing masing tingkatan
perintah yaitu; (1) sub urusan Pengendalian Penduduk, (2) sub urusan Keluarga
Berencana, (3) sub urusan Keluarga Sejahtera, dan (4) sub urusan Sertifikasi dan
Standarisasi.
39
tingkat nasional (persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun tahun 2015 menjadi
1,21 persen tahun 2019; (2) Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) per
perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 tahun 2019; (3)
terlayani/unmet need dari jumlah pasangan usia subur (persen) dari 10,6 persen
tahun 2015 menjadi 9,91 persen tahun 2019; (5) menurunnya Age Specific
Fertility Rate (ASFR) dari 46 (pada tahun 2015) menjadi 38 per 1.000
perempuan kelompok umur 15-19 tahun pada tahun 2019; (6) menurunnya
persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur dari 7,1
40
persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen tahun 2019. (sumber : Petunjuk Teknis
lingkungan strategis dan berbagai permasalahan program yang harus dihadapi saat
ini.
Keluarga Berencana 2015- 2019, dapat menjadi ikon BKKBN serta dapat secara
miniatur pelaksanaan total Program KKBPK secara utuh yang melibatkan seluruh
mitra kerja, stakeholders instansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
Program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk
Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara, yang
1. Tujuan Umum
42
2. Tujuan Khusus
berwawasan kependudukan;
bersih
43
seterusnya.
inserting dalam forum- forum lain yang sesuai. Hal-hal yang perlu diperhatikan
sektor untuk diajukan dalam perencanaan Program dan Kegiatan Kampung KB.
44
ditetapkan.
Kegiatan (KAK/TOR).
oleh APBN Perwakilan BKKBN Provinsi, APBD SKPD KB, Alokasi Dana
BKKBN.
45
tepat dapat dilakukan dalam 2 tahapan. Tahapan-tahapan ini dapat dipakai untuk
mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang tepat dan sesuai untuk
evaluasi faktor internal (EFI). Tahap ini disebut tahap masukan (input stage).
Tahap kedua disebut tahap analisis, yang fokus pada upaya menghasilkan
eksternal dan internal. Teknik-teknik tahap kedua terdiri dari matriks Strenghts
(Ancaman). Tahapan ini disebut tahap input untuk menganalisis peluang dan
Tabel 2.1
Matriks SWOT
Tahap input merupakan tahap awal pengumpulan data, akan tetapi pada
dasarnya tidak hanya pengumpulan data tetapi juga merupakan suatu kegiatan
pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi
dua yaitu data internal dan data eksternal (Rangkuti, Freddy, 2009:21). Alat – alat
analisis yang dapat digunakan pada tahap ini diantaranya yaitu matriks Evaluasi
Faktor Eksternal (EFE) dan matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI). Alat input
awal proses perumusan strategi. Membuat berbagai keputusan kecil dalam matriks
perusahaan berkaitan dengan peluang dan ancaman. Matriks EFI digunakan untuk
1, 2, dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah sebagai berikut :
Matriks EFI (evaluasi faktor internal) merupakan alat untuk meringkas dan
dari suatu usaha dan juga memberikan dasar untuk mengendalikan dan
eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung
bobot yang lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat diberi
bobot yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam.
Berapa pun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks EFE, total
rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0, dengan
rata-rata 2,5. Total rata- rata tertimbang dibawah 2,5 menggambarkan strategi
perusahaan saat ini tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman
merespon sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya.
Dalam kata lain, strategi perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari
peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari
ancaman eksternal.
kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang
bobot yang lebih tinggi dari kelemahan, tetapi kelemahan juga dapat diberi
bobot yang tinggi jika mereka sangat serius atau sangat mengancam.
internal perusahaan saat ini tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi situasi,
Contoh perhitungan :
2. Perhitungan Bobot
3. Perhitungan Rating :
Tabel 2.2
Variabel yang
Bobot Rating Total
Signifikan
Kekuatan:
Kelemahan:
Total EFI
Peluang:
Ancaman:
Total EFE
ini digunakan model matrik TOWS atau matrik SWOT (Strength, Weakness,
Oppurtinity, Threats).
52
dalam menganalisa faktor internal dan eksternal organisasi baik organisasi profit
serta lingkungan eksternal oppurtinity dan threats yang dihadapi dunia bisnis.
oleh kombinasi faktor internal dan eksternal, kedua faktor tersebut harus
ancaman/threats (T).
SWOT. Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis yang ampuh
apabila digunakan dengan tepat. Telah diketahui pula secara luas bahwa SWOT
dan kelemahan terdapat dalam suatu tubuh organisasi, termasuk satuan bisnis
yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis yang
bersangkutan.
alat untuk minimalisasi kelemahan yang terdapat dalam tubuh organisasi dan
menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Jika para penentu
stratgei perusahaan mampu melakukan kedua hal tersebut dengan tepat, biasanya
upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif membuahkan hasil
yang diharapkan. Berikut adalah bentuk matrik analisis SWOT menurut Sondang
P. Siagian (2008) :
54
Tabel 2.3
Matrik SWOT
peluang peluang
ancaman
(Siagian, 2008)
(Kelemahan)
variabel yang berasal atau berada di dalam organisasi itu sendiri. Komponen-
1. Segi organisasi
Dengan adanya organisasi maka pembagian tugas serta struktur tata hubungan
kerja dapat dibagi secara merata dan diketahui secara pasti oleh anggota
“Struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu
untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu” (Atmosudiro dalam
Hasibuan, 2011:26).
untuk melihat kemampuan suatu daerah dalam mengatur dan mengurus rumah
have to performs with the faculties necessary for its execution, so that the duties
so performed provide the best channels for the efficient, systematic, positive and
melakukan penyediaan dapat menjadi lebih efisien, sistematis, positif dan aplikasi
ada tujuan yang hendak dicapai, yaitu dengan menggabungkan beberapa proses
kerja seseorang atau sekelompok orang, dimana dalam pencapaian tujuan tersebut
yang jelas. Strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) dari segi organisasi
a. Struktur Organisasi
Suatu tujuan dengan mudah dapat dicapai apabila dalam organisasi ada
struktur yang jelas sehingga adanya pembagian tugas yang kompleks dan jelas
dimana tidak terjadinya tumpang tindih tugas dan pola pertanggungjawaban yang
organisasi tidak lagi dipandang sebagai wadah berbagai proses dan kegiatan
yang dikemukakan oleh Stoner terdapat empat pilar yang menjadi dasar untuk
4. Koordinasi (coordination).
antarbagian dalam organisasi (hierarchy) atau pyramidal dibagi atas 2 jenis yaitu
hirarki yang bersifat horizontal (flat hierarchy) dan hirarki yang bersifat vertikal
(tall hierarchy).
samping secara horizontal, artinya suatu organisasi sub-sub bagian yang bersifat
vertikal dibuat tidak terlalu banyak. Kelebihan dari pilar ini yaitu dapat menutupi
b. Tujuan Organisasi
Tujuan dari suatu organisasi dengan mudah dapat dicapai apabila anggota
organisasi tahu dan paham akan tujuan tersebut. Pengetahuan dan pemahaman
anggota organisasi akan tujuan yang hendak dicapai dapat dilakukan oleh
58
Jika di dalam organisasi tidak ada kesatuan tujuan, maka organisasi tersebut tidak
Tujuan organisasi menurut Glueck diartikan sebagai hasil akhir yang dicari
Adanya tujuan yang jelas dalam sebuah organisasi akan memberi arah pada
pihak yang disalurkan kedalam usaha bersama. Tujuan dapat berupa hal yang
umum dan mungkin merupakan tujuan akhir serta dapat juga dijadikan sebagai
Tujuan yang ada pada organisasi mempunyai beberapa sifat seperti yang
utama (primer);
Tujuan yang ada pada organisasi akan mempunyai banyak manfaat bagi
organisasi.
c. Kebijakan
organisasi lainnya dapat dilakukan apabila adanya kesamaan tujuan. Selain itu
choose to do or not to do (apa yang pemerintah pilih dan apa yang tidak
harus ada tujuan dan kebijakan itu harus meliputi semua tindakan-tindakan
hal-hal apa saja yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan.
unsur tujuan dan sarana merupakan unsur pokok yang harus ditetapkan dalam
dicapai.
2. Segi Keuangan
keuangan suatu organisasi dapat melakukan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu dengan adanya keuangan yang
memadai maka pencapaian tujuan akan lebih mudah. Menurut Wajong, uang
diartikan sebagai:
3. Alat penabung.
a. Profitabilitas
dari tujuan yang hendak dicapai. Untuk mendapatkan suatu keuntungan maka
maupun organisasi swasta berjalan lebih baik. Keadaan keuangan organisasi juga
akan dilakukan.
61
b. Aktivitas
oleh keuangan yang memadai. Selain itu dengan adanya keuangan yang memadai
maka aktivitas suatu organisasi dapat berkembang dengan baik tidak terpaku pada
hal-hal itu saja. Dengan keuangan yang memadai juga dapat dilihat berhasil atau
tidaknya suatu aktivitas yang akan dilakukan oleh suatu organisasi, baik
c. Peluang Investasi
pihak manapun, baik pihak swasta maupun pihak pemerintah itu sendiri. Salah
satu investasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu dalam bidang
pendidikan. Dengan adanya pendidikan yang baik kepada aparatur maka akan
3. Segi Teknologi
dalam suatu organisasi dimana SDM dalam organisasi merupakan subyek dalam
(kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) dari segi SDM terdiri dari indikator
a. Manajerial
harus mempunyai satu atau beberapa kelebihan. Hal tersebut dimaksudkan supaya
mempengaruhi orang lain melalui dirinya sendiri dengan cara tertentu sehingga
efektif tergantung dari landasan manajerial yang kokoh. Menurut Chapman lima
1. Cara berkomunikasi.
2. Pemberian motivasi.
3. Kemampuan memimpin.
4. Pengambilan keputusan.
dalam sebuah organisasi tidak hanya untuk mengambil keputusan yang baik,
tetapi dengan adanya kepemimpinan atau manajerial yang baik dan dengan tipe
adanya motivasi maka aparatur mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai
gaya atau tipe yang berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti, latar belakang dari pemimpin, lingkungan serta hal lainnya. Gaya atau tipe
berikut:
1. Tipe karismatis;
3. Tipe militeristri;
64
6. Tipe populistis;
7. Tipe administratif;
Berdasarkan pada hal tersebut, maka demokratis merupakan salah satu tipe
ada sebuah penekanan pada disiplin diri, dari kelompok untuk kelompok.
b. Keterampilan
sangat penting, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan kinerja dari anggota
keterampilan yang baik maka akan lebih mudah dalam mencapai tujuan.
juga akan meningkatkan efesiensi dan efektifitas kerja anggota organisasi dalam
Tantangan (Threats)
variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi. Dalam rangka
pencapaian tujuan, sasaran dan dalam mengemban misi organisasi, tidak dapat
tantangan (threats).
peluang tersebut tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi
ancaman bagi organisasi, dimana ancaman adalah tantangan yang timbul karena
apabila tidak adanya tindakan dengan tujuan yang tepat. Lingkungan eksternal
1. Segi Teknologi
suatu peningkatan efesiensi kerja dan mutu produk. Faktor eksternal dari segi
a. Perkembangan Teknologi
teknologi yang sangat pesat tersebut mempunyai dampak yang positif dimana
lahirnya berbagai ilmu baru. Salah satu ilmu yang lahir setelah terjadinya
memangkas panjangnya sistem birokrasi yang ada dengan sistem birokrasi yang
singkat.
pesat. Perkembangan dari komputer tersebut tidak hanya harus diikuti oleh
suatu hal yang dapat mempersulit mereka. Dengan adanya kenyamanan dari
2. Segi Ekonomi
hal yang penting dalam setiap organisasi baik itu organisasi pemerintahan maupun
membutuhkan biaya. Semakin besar jumlah uang yang tersedia, semakin banyak
pula kemungkinan kegiatan atau pekerjaan yang dapat dilaksanakan serta semakin
lainnya memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dengan adanya hal tersebut maka
mendapatkan produk tersebut juga tidak sedikit tetapi karena adanya peningkatan
terhadap pendapatan mereka, maka hal tersebut tidak menjadi permasalahan yang
sangat berarti.
berlebihan dengan biaya yang cukup mahal. Pemerintah sebagai organisasi yang
3. Segi Sosial
serta sistem nilai yang dianut. Pengenalan terhadap faktor sosial sangat penting
karena faktor sosial dalam masyarakat selalu berubah dimana perubahan tersebut
ada kalanya dengan intensitas yang sangat tinggi. Indikator dari segi sosial terdiri
a. Pendidikan
salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Masyarakat berdasarkan tingkat
(Siagian, 2008:74).
Pendidikan dalam sebuah negara atau daerah dapat disoroti dalam berbagai
sudut pandang, seperti semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka
(Siagian, 2008:74).
b. Budaya (Kultur)
Kepribadian dan jati diri tersebut tercermin pada kultur yang berlaku dalam
kultur yang dianut oleh masyarakat (Siagian, 2008:75). Oleh karena itu, penting
bagi suatu organisasi untuk memahami kultur yang dianut oleh masyarakat.
kultur juga berperan dalam menentukan tata krama yang harus ditaati oleh
(Siagian, 2008:77).
70
c. Demografi
1. Kelompok yang belum produktif, kelompok ini terdiri dari bayi hingga
lembaga-lembaga formal.
berada pada kelompok ini juga pada umumnya masih ada yang tidak
usia pensiun.
Faktor demografi ini mengarah kepada beban yang harus dipikul oleh
peneliti sebelumnya, baik berupa skripsi, tesis, jurnal, buku dan sebagainya yang
Daerah Kota Tanggerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar Kota
yang terdiri dari empat dimensi dalam Strengths, Weakness, Opportunities dan
Threats. Temuan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan strategi perusahaan daerah
pasar dalam penataan pedagang kaki lima di pasar anyar belum berjalan dengan
optimal. Pencapaian strategi yang belum optimal ini tidak terlepas dari faktor-
belum optimalnua strategi yang dijalankan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota
Lingkungan internal atau lingkungan yang berasal dari dalam organisasi terdiri
dari faktor kekuatan dan kelemahan. Faktor kekuatan yang terdapat dalam Strategi
Perusahaan Daerah Pasar dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar Anyar
dinas-dinas terkait, lokasi Pasar Anyar yang strategis yaitu berada di tengah kota,
kerja Perusahaan Daerah Pasar Kota Tangerang. Faktor kelemahan antara lain:
belum bisa merubah mindset dari pedagang kaki lima, jumlah Sumber Daya
Manusia dalam Divisi Teknik dan Penertiban masih terbatas, Anggaran untuk
pedagang kaki lima yang melanggar belum tegas, pelayanan yang diberikan
kepada penggunjung pasar masih kurang dan belum ada pembinaan yang
Daerah Pasar Kota Tangerang dalam Penataan Pedagang Kaki Lima di Pasar
lingkungan yang berasal dari luar organisasi terdiri dari faktor peluang dan
kaki lima yang berradius 50 meter, adanya potensi pasar yang semakin meningkat,
adanya semacam sinergi atau kerjasama yang baik antara Perusahaan Daerah
Pasar dengan pedagang kaki lima, sumber pendapatan retribusi pedagang menjadi
positif dari pengunjung pasar dan Kota Tangerang memiliki pasar yang berdaya
tarik tinggi dan berpotensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota
yang semakin bertambah, adanya aksi penolakkan yang dilakukan pedagang kaki
lima dan menjamurnya pedagang kaki lima berdampak pada tingkat kriminalitas
yang tinggi.
volume penjualan produk PT. Forisa Nusapersada Padang di masa akan datang.
Metode analisis data yang digunakan adalah tahap pengumpulan data (evaluasi
factor eksternal dan factor internal), lalu analisis PLC perusahaan dan tahap akhir
adalah tahap analisis SWOT dengan matriks SWOT yang akan memberikan
metodologi penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Temuan dari hasil
penelitian ini adalah 1). Strategi pemasaran yang selama ini digunakan dalam
mendekati segmen pasar baru, dan berusaha keras mempertahankan citra produk
yang baik dan 2) Strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Forisa
datang antara lain yaitu meningkatkan penjualan produk yang sama pada segmen
74
tugasnya adalah mengatur proses pengelolaan kegiatan sekolah yang ada di SMK
Negeri 5 Yogyakarta. Dalam hal ini ada dua hal faktor yang berperan penting
yang ada di SMK Negeri 5 Yogyakarta dan bagaimana upaya peningkatan mutu di
sekolah kemudian apakah hasil dari analisis SWOT ini dapat berpengaruh
dirumuskan dalam penelitian ini adalah apa yang menjadi faktor-faktor internal
Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang berhasil
bahwa : (1) faktor internal dan eksternal yang ada di SMK Negeri 5 Yogyakarta
diantaranya yaitu: Tersedianya lahan yang cukup luas, terbatas sarana dan
sumbangan buku untuk kelas IX dalam rangka menambahkan koleksi buku yang
melihat sejauh mana pajak reklame dapat terealisasi melalui strategi tersebut.
ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini akan mengkaji lebih dalam
dan belum dikenal luas oleh masyarakat umum, padahal program ini merupakan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi laju pertumbuhan penduduk agar
tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar lagi, selain itu salah satu cara
yang konkrit dalam pelaksanaan Kampung Keluarga Berencana (KB), dan (3)
Kurang koordinasi dari lintas sektor, terutama bidang pengendalian penduduk dan
bidang lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam penelitian ini
dapat dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu: Tahap pertama yaitu Tahap Input melalui
Matrik EFI dan EFE, Kemudian Tahap kedua adalah Tahap Analisis melalui
Matrik SWOT. Untuk lebih jelasnya, kerangka berfikir penulis dalam penelitian
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Analisis SWOT Pengelolaan Program Kampung KB (Keluarga Berencana) di Kampung Kaso Desa
Sukaraja Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak
1. Belum adanya kesesuaian antara anggaran peningkatan operasional dan penggunaannya dalam
meningkatkan kinerja kelompok kegiatan.
2. Belum maksimalnya payung hukum yang konkrit dalam pelaksanaan program Kampung Keluarga
Berencana (KB).
3. Kurang koordinasi dari lintas sektor, terutama bidang pengendalian penduduk dan KB, kesehatan,
sosial ekonomi, pendidikan, pemukiman dan lingkungan, serta bidang lain yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Manajemen Strategi menurut Pearce dan Strategi dalam Pengelolaan Surat Keputusan
Robbins (2011:20), yaitu : program Kampung KB, Bupati Lebak
Menurut David, Fred Nomor 476/Kep.41-
1. Merumuskan misi perusahaan (2009:324) tahap perencanaan BPPKB/2016.
2. Mengembangkan profil perusahaan strategi ada 2 tahap, yaitu : Tentang Penetapan
3. Menilai lingkungan ekstern perusahaan 1. Tahap Input Kampung KB di
4. Menganalisis opsi perusahaan Matrik EFI dan EFE Kabupaten Lebak.
5. Mengidentifikasi opsi 2. Tahap Analisis
6. Memilih seperangkat sasaran Matrik SWOT
7. Mengembangkan sasaran
8. Mengimplementasikan pilihan strategi
9. Mengevaluasi keberhasilan
yang peneliti lakukan terhadap objek penelitian. Maka peneliti berasumsi bahwa
masih belum optimal dan belum memiliki pemilihan strategi yang tepat dalam
METODOLOGI PENELITIAN
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Jelas
alamiah metode alamiah dan dilakukan oleh orang yang mempunyai perhatian
alamiah.
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada
latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh
80
81
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. (Moleong, 2010:6)
suatu tulisan yang bersifat naratif. Artinya, data, fakta yang dihimpun berbentuk
menuangkan suatu tulisan, laporan penelitian kualitatif berisi kutipan, kutipan dari
data atau fakta yang diungkap di lapangan untuk memberikan ilustrasi yang utuh
dan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan (Satori &
Komariah, 2010:28).
Jadi yang akan dihasilkan dalam penelitian ini adalah berbentuk kata,
mendeskripsikan variabel yang sesuai dengan masalah dan unit yang diteliti dalam
diteliti.
82
menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal
ini, ruang lingkup penelitian digunakan untuk menjadi batasan penelitian agar
terfokus pada fokus penelitian. Dengan itu maka diharapkan dapat memudahkan
peneliti untuk lebih fokus pada penelitian yang akan dilakukan yaitu mengenai
yang terdapat pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan secara ringkas
dalam identifikasi masalah. Adapun, ruang lingkup atau batasan masalah dalam
konsep kerangka berpikir penelitian itu sendiri. Variabel penelitian ini adalah
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik perumusan
strategi dalam Fred R. David (2009:324) yang menjelaskan bahwa dalam teknik
Keempat variabel ini dinilai tepat untuk menjawab permasalahan yang ada dalam
penelitian ini.
dimasa depan.
84
yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi
dimasa depan.
Tabel 3.1
No Indikator Pertanyaan
Lebak?
Kaso?
di Kampung Kaso?
Lebak?
4. Threats Apa saja ancaman atau kendala yang dihadapi oleh DPPKBP3A
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai Instrumen juga harus
Berdasarkan dua pernyataan dari para ahli tersebut peneliti menarik garis
besar bahwa instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut Nasution
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
penelitian.
manusia.
88
kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri
wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki
pengumpulan data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas
alat penelitian disini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses
sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menempatkan diri sebagai observer. Adapun
jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data
sekunder. Peneliti sebagai key instrument dalam penelitian karena peneliti dapat
merasakan langsung, mengalami, melihat sendiri obyek atau subyek yang sedang
diteliti. Selain itu, peneliti juga mampu menentukan kapan penyimpulan data telah
tuntas mengenai sesuatu, dalam hal ini Analisis SWOT Pengelolaan Program
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu data-data yang didapat
berupa kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan
seperti profil instansi, kepegawaian, struktur organisasi, dan data lainnya yang
90
tidak dapat dipecahkan dengan baik, karena teknik untuk memperoleh data yang
diperlukan tidak dapat menghasilkan data yang diinginkan (Satori & Komariah,
1. Pengamatan/Observasi
adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung
mapun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam
penelitian”. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan diperoleh di belakang meja,
tetapi harus terjun ke lapangan, tetangga, organisasi, dan komunitas. Data yang
dan keseluruhan interaksi antar manusia. Data observasi juga dapat berupa
penelitian.
yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Dan
juga peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang menjadi sumber data
penelitian. Sehingga diperlukan data yang akurat, lengkap, tajam dan terpercaya.
Selain itu peneliti juga melakukan observasi secara tersamar dimana pihak-pihak
92
meneliti.
2. Wawancara
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai Instrumen juga harus
Berdasarkan dua pernyataan dari para ahli tersebut peneliti menarik garis
besar bahwa instrument penelitian ini adalah peneliti sendiri. Menurut Nasution
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
penelitian.
manusia.
di teliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan
data didasarkan pada percakapan secara intensif dengan suatu tujuan tertentu
dan pedoman wawancara yang disusun dengan rapih dan terlebih dahulu dipahami
Wawancara perlu dilakukan lebih dari dua kali karena dua alasan utama.
orang saat itu dipengaruhi oleh pengalamannya dan bagaimana situasi saat itu
akan menentukan masa depannya. Alasan kedua melakukan wawancara lebih dari
95
satu kali adalah untuk memenuhi criteria rigor (ketepatan/ketelitian). Selain itu
Jadi, dapat disimpulkan wawancara terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama
dengan diperolehnya data yang berguna. Tahap terakhir adalah ikhtisar dari
3. Studi Dokumentasi
akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode
ini hanya mengambil data yang sudah ada di DPPKBP3A Kabupaten Lebak,
seperti profil instansi, kepegawaian, struktur organisasi, dan data lainnya yang
untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam
penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak
digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang
dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.
Menurut Denzin & Lincoln (dalam Fuad & Nugroho 2014: 57-58), seorang
peneliti harus bisa menemukan “orang dalam” (an insider), salah satu anggota
partisipan yang ingin menjadi informan dan berperan sebagai pengarah dan
penerjemah muatan-muatan budaya, dan pada saat yang lain, jargon dan bahasa
dengan begitu maka peneliti dapat menghemat waktu lebih banyak dan dapat
informan sesuai dengan kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian
informasi dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci dalam proses sosial selalu
langsung menguasai informasi yang terjadi di dalam proses sosial itu. Key
97
informan dalam penelitian ini adalah sektor pemerintah sedangkan yang menjadi
Tabel 3.2
Jabatan/Status Sosial
Koding Kategori Koding Status Informan
informan
Kepala DPPKBP3A
I1.1
Kabupaten Lebak
Sekertaris DPPKBP3A
I1.2
Kabupaten Lebak
Kabid KB-KS
I1.3 DPPKBP3A
Dinas Pengendalian
Kabupaten Lebak
Penduduk, Keluarga
Kabid Pengendalian
Berencana,
Penduduk, Penyuluhan Key
I1 Pemberdayaan
I1.4 & Penggerakan Informan
Perempuan dan
DPPKBP3A
Perlindungan Anak
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak
Kasie Perlindungan
I1.5 Anak DPPKBP3A
Kabupaten Lebak
Kasie Pengendalian
I1.6 Penduduk DPPKBP3A
Kabupaten Lebak
I2.1 Kepala Desa Sukaraja
Sekertaris Desa
I2 Perangkat Desa I2.2
Sukaraja
Secondary
I2.3 Staff Desa Sukaraja
Informan
I3.1 PLKB Desa Sukaraja
PLKB dan Masyarakat
I3 I3.2 Masyarakat
Desa Sukaraja
I3.3 Masyarakat
(Sumber: Peneliti, 2017)
99
2010:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam
maka peneliti menggunakan analisis data model Miles & Huberman. Model
interaktif Miles & Huberman dapat dipahami dengan gambar dibawah ini:
Koleksi Penyajian
data Data
Reduksi
Data
Kesimpulan /
Verifikasi
Gambar 3.1
Berikut adalah penjelasan mengenai gambar analisis data menurut Miles &
Reduksi data perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin lama di kancah
penelitian akan semakin banyak data atau catatan lapangan yang peneliti
kumpulkan. Tahap dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang
data, terdapat hubungan kausal atau interaktif antara data dan didukung
teknik analisis data Miles & Huberman dengan empat langkah analisis data, yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hal ini
101
tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti seperti yang dikatakan Denzin
dalam sebuah penelitian. Metode ini digunakan sebagai alat untuk menguji apakah
data hasil penelitian yang telah dikumpulkan terdapat perbedaan atau tidak,
sehingga dapat diketahui data tersebut dianggap absah atau tidak. Penelitian
menguji keabsahan data dari hasil penelitian lapangan. Berikut adalah teknik
diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut kemudian
dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks. Data dari
102
b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari berbagai
dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hal ini
dijadikan dasar oleh peneliti, untuk mengetahui apakah data yang didapatkan
terdapat perbedaan atau tidak. Dan jika terdapat perbedaan, maka selanjutnya
diterima berbeda, dan digunakan sebagai catatan penelitian. Selain itu, peneliti
juga menggunakan member check dalam menguji keabsahan data. Member check
penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
telah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh informan penelitian, sehingga
data yang didapat merupakan data yang valid dan kredibel sesuai dengan yang
check.
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
Tahun
No Kegiatan 2016 2017
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov
Pengajuan
1
Judul
Observasi
2
Awal
Penyusunan
3
Proposal
Bimbingan
dan
4
Perbaikan
Proposal
Seminar
5
Proposal
Proses
pencarian
6
data
dilapangan
Pengolahan
7 dan Analisis
Data
Penyusunan
8
Bab 4 dan 5
Bimbingan
9
Bab 4 dan 5
Perbaikan
10
Bab 4 dan 5
Sidang
11
Skripsi
Sumber: Peneliti, 2017
BAB IV
PEMBAHASAN
105
106
Tabel 4.1
Gambar 4.1
Tabel 4.2
Wilayah Wilayah
Wilayah Pembangunan
Wilayah Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Lebak Utara, meliputi : Lebak Timur,
Lebak Selatan, Lebak Barat,
meliputi :
meliputi : meliputi :
a. Kecamatan a. Kecamatan Cipanas a. Kecamatan
a. Kecamatan
Malingping b. Kecamatan Banjarsari
Rangkasbitung
b. Kecamatan Muncang b. Kecamatan
b. Kecamatan
Wanasalam c. Kecamatan Sobang Gunungkencana
Warunggunung
c. Kecamatan Cijaku d. Kecamatan Sajira c. Kecamatan Cileles
c. Kecamatan Cibadak
d. Kecamatan e. Kecamatan
d. Kecamatan Cikulur
Panggarangan Leuwidamar
e. Kecamatan
e. Kecamatan Bayah f. Kecamatan
Cimarga
f. Kecamatan Bojongmanik
f. Kecamatan Maja
Cilograng g. Kecamatan
g. Kecamatan
g. Kecamatan Cibeber Lebakgedong
Curugbitung
h. Kecamatan h. Kecamatan Cirinten
h. Kecamatan
Cigemblong
Kalanganyar
i. Kecamatan Cihara
Sumber : RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2014 - 2019
Tabel 4.3
Lebak yaitu Penduduk Kabupaten Lebak pada Semester I Tahun 2015 berjumlah
1.166.098 jiwa, yang terdiri dari 599.681 laki-laki dan 566,417 perempuan dengan
Tabel 4.4
Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Tahun 2014 adalah 382.263 Kepala
Lebak dengan jarak ± 9 Km dari Ibu kota Kabupaten Lebak dengan ketinggian
350 mdpl. Dalam segi geografis letak Kecamatan Warunggunung sangat strategis
Lebak, Kabupaten Pandeglang yang berjarak ± 12 Km, dan serang sebagai Ibu
kota Provinsi Banten dengan jarak ± 24 Km telah pula ditunjang dengan sarana
jumlah Desa sebanyak 12 Desa dan penggunaan lahan sebagai berikut : lahan
Gambar 4.2
Tabel 4.5
No Nama Kampung
1 Kampung Kaso Manggu
2 Kampung Kaso Masjid
3 Kampung Kaso Kobat
4 Kampung Kaso Kandang
5 Kampung Kaso Co’o
6 Kampung Kaso Cibodas
7 Kampung Kaso Aboh
8 Kampung Kaso Cipancir
9 Kampung Kaso Bunut
10 Kampung Kaso Nangklak
11 Kampung Kaso Sabrang
12 Kampung Kaso Pulo
13 Kampung Kaso Kasendor
14 Kampung Pangasih Pasir
15 Kampung Pangasih Kopi
16 Kampung Pangasih Masjid
17 Kampung Baru
18 Kampung Dukuh Asem
19 Kampung Pasir Keris
20 Kampung Pasir Astiam
21 Kampung Pasir Pesing
22 Kampung Panenjoan
23 Kampung Batu Bangkong
24 Kampung Ciloa
25 Kampung Sinangelet
26 Kampung Pasir Awi
114
Kampung Kaso Kandang memiliki jumlah penduduk sebanyak 287 jiwa. Yaitu
terdapat 151 jiwa penduduk laki-laki dan 136 jiwa penduduk perempuan, yang
Kabupaten Lebak
perempuan”.
115
Visi yaitu cara pandang jauh ke depan kemana instansi atau organisasi
harus dibawa agar tetap eksis, antisipatif dan inovatif. Visi merupakan
tanpa ada paksaan dalam upaya merancang dan mengelola perubahan untuk
SKPD.
116
yaitu:
Kabupaten Lebak.
1) Kedudukan
2) Tugas Pokok
3) Fungsi
perlengkapan Badan;
4) Struktur Organisasi
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris, membawahi:
dan
Gambar 4.3
KEPALA
SEKRETARIAT
KELOMPOK
JABATAN SUB BAGIAN SUB
FUNGSIONAL PROGRAM, SUB BAGIAN BAGIAN
EVALUASI DAN KEUANGAN
PELAPORAN
UMUM
kepada Kepala Badan serta mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas
reproduksi.
120
kesehatan reproduksi;
Sub bidang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang
kesehatan reproduksi.
berencana;
berencana;
dan
reproduksi;
hak-hak reproduksi;
reproduksi; dan
telah didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama
dalam sebuah organisasi. Strategi yang sesuai atau efektif itu mencakup antara
hubungan yang konsisten dengan terdiri dari faktor-faktor strategi yaitu secara
Analisis dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berbentuk kata dan kalimat dari hasil observasi lapangan, hasil wawancara,
dan data atau hasil dokumentasi lainnya. Penelitian ini kata dan tindakan
data sekunder yang didapat berupa dokumentasi, seperti Visi, Misi, Tujuan,
kemudian diuji kembali dengan metode triangulasi. Kemudian data dari hasil
reduksi data untuk mendapatkan pola serta diberi kode-kode pada aspek
125
selama proses pengumpulan data berlangsung. Oleh karena itu, proses analisis
datanya menggunakan model dari Miles dan Huberman yang terdiri dari
tersebut diantaranya :
keseluruhan atau bagian dari data penelitian. Data tersebut nanti dipilah
menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan kategori yang sejenis untuk
triangulasi yaitu proses check dan recheck antara sumber data dengan sumber
data lainnya. Setelah semua proses analisis data dilakukan peneliti dapat
126
pihak peneliti yang memahami objek dan fokus penelitian. Informan dalam
Tabel 4.6
Informan Penelitian
weaknesses, opportunity, treaths atau terdiri dari dua faktor yaitu faktor
baik itu bisa dilihat dari program-program yang sudah dilaksanakan dan
masih belum optimal, bisa dilihat dari jumlah tenaga atau sumber daya
manusianya yang masih kurang, sarana prasarana desa yang belum optimal,
dan tingkat kesejateraan keluarga atau masyarakat desa yang masih rendah.
sebuah organisasi, proyek, atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang
Maksud dari keluarga yang berkualitas ini pun bukan hanya dilihat dari
faktor kesehatan, yaitu dengan ikut serta berKB, akan tetapi semua sektor
dan yang lainnya. Sesuai juga dengan pernyataan dari Kepala Bidang
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dan oleh Pemerintah itu
tentunya harus ada respon dan peran aktif yang tinggi dari masyarakatnya
itu sendiri. Karena bagi Pemerintah, apabila program ini berhasil bisa
pasti akan baik juga. Contohnya lingkungan jadi bersih, sehat dan
nyaman dan semua aspek keluarga dibantu oleh pemerintah seperti
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan yang lainnya.” (Wawancara
dengan Kepala bidang KB-KS Dinas Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Lebak, 20 Juli 2017, pukul 08.50 WIB di Kantor
DPPKBP3A Kabupaten Lebak)
Berdasarkan hasil wawancara, dapat dilihat memang manfaat yang
penuh dalam segala kegiatan yang dilakukan di Desa Sukaraja ini. Karena
apabila suatu program bisa dikatakan berhasil, itu bisa dijadikan bahan
perangkat desa lainnya agar berubah kearah yang lebih baik lagi dalam
Tabel 4.7
Gambar 4.4
mencapai 464 pasangan usia subur. Maka dari itu sesuai data, tindak lanjut
kampung KB (Keluarga Berencana) ini baru berjalan satu tahun, maka dari
itu manfaat yang dirasakan pun belum maksimal. Akan tetapi adanya
yang lebih baik lagi. Seperti halnya diungkapkan oleh Sekertaris Desa
masalah program keluarga berencana, jadi tidak hanya dari sektor KB nya
membangun dari kampung yang jauh dari perkotaan. Didasari dari Desa,
lalu dinilai dari beberapa aspek sangat tertinggal, lalu muncullah ketetapan
Berencana) ini adalah salah satu kekuatan dalam dalam program ini.
Dengan adanya mitra kerja, koordinasi antar mitra kerja pun harus berjalan
dengan optimal. Hal lain pun dikemukakan oleh Kepala bidang KB-KS
Lebak, yaitu :
dari peran lintas sektor lainnya yang diharapkan bisa ikut berpartisipasi
dengan Dinas terkait lainnya, akan tetapi juga dengan Desa. Contohnya
kerjasama dengan desa pun dipaparkan oleh Kepala bidang KB-KS Dinas
apabila perangkat desa dan masyarakat sebagai target sasaran tidak ikut
Berencana) ini perlulah kerjasama antar sektor terkait lainnya. Hal serupa
tersebut :
program kesehatan. Hal ini pun dibenarkan oleh Sekertaris Desa Sukaraja
sebagai berikut :
142
serupa pun sama seperti yang dikatakan oleh PLKB (Petugas Lapangan
terlibat didalamnya.
yaitu:
Kabupaten Lebak :
sektor yang dirasa masih kurang , anggaran dana dari masing-masing OPD
sebagai berikut :
sumber dana desa (Anggaran Dana Desa) untuk mendukung pula program
kepada Kepala Desa untuk menyediakan minimal satu bak sampah yang
sudah bisa dipilah juga mana sampah organik dan mana sampah non
organik. Hal serupa pun dikemukakan oleh Kepala bidang KB-KS Dinas
(ADD) juga didorong untuk mendukung penuh segala program yang ada
dilakukan dapat berjalan dengan maksimal. Selain itu pun adanya petugas
Lebak, yaitu :
ikut berperan aktif dan bisa ada peningkatan dari program sebelumnya ke
langkah perbaikan itu bukan hanya dirapatkan dan di usulkan saja. Akan
tetapi jalani saja program yang sudah direncanakan, karena setiap program
yang sudah dilakuakn, pasti setelahnya akan ada langkah evaluasi dari
baik dari sarana maupun prasarananya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh
program yang dilaksanakan sesuai alur dan sesuai dengan tujuan atau
Lebak :
sebagai berikut :
dilapangan.
Lebak tentunya tak lepas dari pihak-pihak terkait lainnya. Seperti yang
Lebak :
Daerah) Kabupaten Lebak, sesuai dengan tupoksi yang ada. Tugas Pokok
dengan kecamatan dan di desa berjalan dalam rapat Lokbul (Loka karya
Bulanan) yang di lakukan pertriwulan atau tiga bulan sekali. Hal lain pun
pun koordinasi yang dilakukan baru dengan pihak Dinas Kesehatan dan
Dinas Pekerjaan Umum (PU), walaupun dirasa belum optimal karena baru
berjalan satu tahun. Dan diharapkan kedepannya bisa lebih optimal lagi.
Lebak :
155
merupakan media kerja bagi PLKB (Petugas Lapangan KB) nya sendiri.
Lebak :
pembinaan oleh Dinas terkait. Hal lain pun dikemukakan oleh Kepala
mengatakan :
daya manusia yang ada dan mulai dari yang terkecil yaitu desa atau
kampung. Hal serupa pun dibenarkan oleh Kepala bidang KB-KS Dinas
peran dominan dan sebagai percontohan untuk dinas lainnya agar segera
tersebut, agar peluang tersebut agar program yang dijalankan bisa efektif
dan efisien. Hal ini pun dijelaskan oleh Kepala Dinas Pengendalian
cara koordinasi dan juga musyawarah mufakat bersama seluruh sektor dan
yang ada disetiap program yang akan dilaksanakan selanjutnya. Hal lain
Lebak :
dilakukan adalah dengan adanya tim penggerak sebagai wadah atau cara
(Keluarga Berencana) ini. Hal lain pun dikemukakan oleh Kepala Seksi
juga sebagai penngerak bagi peran lintas sektor lainnya. Hal lainnya pun
tidak hanya dilihat dari aspek kesehatannya saja, akan tetapi aspek yang
lainnya pun ikut terlibat. Hal lainnya pun dikemukakan oleh Sekertaris
yaitu :
stigma atau cara pandang mereka yang masih dalam ranah masyarakat
menambahkan :
pelaksanaan setiap program yang diadakan. Perlunya usaha yang giat dari
turun langsung kelapangan adalah salah satu cara juga yang dilakukan
sebuah program yang akan dilaksanakan. Hal ini pun dikemukakan oleh
dilaksanakan.
4.5 Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teori analisis SWOT dalam Siagian
Strategi yang efektif ini mencakup hubungan yang konsisten baik itu dari
Strenghts (Kekuatan)
keadaan lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau
sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai
menyangkut makna bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek
sebab dia punya nilai dan potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam
pembangunan perlu sekali mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif
mental, dimana dengan program ini masyarakat dapat melakukan revolusi mental
berawal dari tempat-tempat yang kurang terjangkau, hal inilah yang menjadi latar
sesuai dengan tujuan pokok yang dirumuskan dalam pembahasan dan batang
tubuh UUD 45, Pemerintah Kabupaten Lebak sesuai dengan Surat Keputusan
Adanya kerja sama lintas sektor menjadi salah satu kekuatan dalam
bidang program kesehatan derajat masyarakat melalui Dinas Kesehatan dan sektor
hidup manusia yang harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Selain itu juga
ketahanan keluarga sebagai pondasi dan benteng kehidupan yang harus terbangun
yang merupakan perwujudan dari agenda prioritas pembangunan atau yang biasa
dikenal dengan Nawacita, terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta swasta yang memiliki cita-
percontohan bagi Dinas terkait lainnya agar segera memotifasikan agar segera ikut
terlibat juga secara penuh dalam mendukung program yang bertujuan untuk
Weaknesses (Kelemahan)
sumber daya, keterampilan dan kemampuan yang akan menjadi penghalang dalam
Perlindungan Anak Kabupaten Lebak masih minim dari sisi anggaran, karena
(ADD) dan gotong royong masyarakat setempat. Payung hukum besaran tentang
Tahun 2014. Itu belum cukup untuk operasionalisasi Kampung KB itu butuh
payung yang lebih tajam melalui instruksi presiden (Inpres) yang tertulis, karena
saat ini instruksi presiden hanya sebatas lisan. Itu seharusnya dituangkan kedalam
tata naskah instruksi presiden yang tertulis, tidak hanya surat edaran (SE)
Mendagri saja dasar hukumnya tapi ada Inpres yang akan lebih mengikat, lebih
minim, mengakibatkan dana tidak terfokuskan pada satu aspek saja, melainkan
dana pembangunan lainnya. Alasan itu pula yang menjadikan sarana dan
menuju Kota Rangkasbitung akses yang harus dilalui dinilai belum memadai.
Dengan masih banyaknya jalan berlubang, jalanan bebatuan, dan harus melalui
hutan dan persawahan. Belum lagi jika hujan turun lebat, akses jalan menuju
Kampung Kaso dinilai cukup ekstrim untuk dilalui, dikarenakan pada jalan yang
belum terkena aspal atau bebatuan, ada jalan yang masih berlumpur, dan kalau
hujan turun bisa menimbulkan genangan dan jalan akan terasa licin untuk dilalui.
Belum lagi jika sudah lewat waktu sore, penerangan jalan sangat minim sekali
bahkan dibeberapa titik benar-benar sama sekali tidak ada lampu penerangan
jalan. Dan tidak disarankan bagi masyarakat untuk keluar masuk kampung lewat
172
petang hari. Selain itu keadaan kantor Pustu (Puskesmas Pembantu) yang
terdapat 112 (seratus dua belas orang) yang idealnya seharusnya enam ratus lebih
satu kecamatan disetiap kabupaten itu dipegang atau ditangani oleh tujuh sampai
delapan orang, saat ini sumber daya manusia yang ada harus memegang satu
orang satu kecamatan. Itu merupakan beban sangat berat untuk Dinas
menyebabkan juga masih minimnya peran dari instansi atau sektor terkait lainnya
masyarakat.
173
Opportunities (Peluang)
sebagai tingkatan capaian atau harapan dan juga merupakan program peningkatan
pokok dan fungsi sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten
komitmen bersama tanpa ada paksaan dalam upaya merancang dan mengelola perubahan
untuk mencapai tujuan. Visi dari DPPKBP3A Kabupaten Lebak dirumuskan sejalan
anak.
untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke keadaan lain yang lebih
keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan.
Maka dari itu, diperintahkan kepada seluruh Dinas terkait untuk berkonsentrasi
Warga), jadi pemerintah bisa terfokuskan kepada masyarakat untuk mengatur dan
delapan fungsi keluarga, dan sebagai wadah untuk membantu masyarakat desa.
Treaths (Ancaman)
persentasenya kecil, dibawah angka 10%) akan tetapi itu sangat mempengaruhi
ada yang menganggap bahwa hal tersebut adalah haram dan sangat bertentangan
dengan agama. Padahal di zaman yang serba modern ini, membantu menahan
itu sangat penting. Mengingat apabila di desa, jumlah anak tidak sebanding
dengan penghasilan orangtua. Dari awal mula itu bisa banyak berdampak hal
dan lain sebagainya. Beberapa faktor itu yang menjadi kekhawatiran pemerintah
maksimal.
Hal lainnya yaitu masih minimnya peran dari instansi atau sektor terkait
dan sektor usaha pertanian ditangani Dinas Pertanian. Begitu juga program
Pada temuan di lapangan, baru dari dinas kesehatan dan DPPKBP3A sendiri yang
walaupun hasil yang didapat juga belum maksimal. Ini dikarenakan juga program
kampung KB (Keluarga Berencana) ini baru berjalan satu tahun. Tentunya masih
(2008:172) yang terdiri dari faktor internalnya : strengths, weaknesses dan dari
177
dengan permasalahan yang ada. Oleh sebab itu peneliti membuat matriks SWOT
Tabel 4.8
Matriks SWOT
1) Strategi SO (Strenghts-Opportunities)
diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan potensi yang luar biasa.
2) Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
maksimal lagi.
112 (seratus dua belas) orang, dimana untuk pegawai teknis sekarang
hanya terdapat satu orang untuk memegang satu kecamatan, itu sangat
delapan orang per kecamatan. Selain itu tenaga PLKB (Petugas Lapangan
Berencana).
meyakinkan seluruh Dinas terkait juga untuk membantu dari sisi anggaran.
masyarakat sekitar.
3) Strategi ST (Strenghts-Treaths)
penghasilan orangtua. Dari awal mula itu bisa banyak berdampak hal
kejahatan seperti mencuri, dan lain sebagainya. Beberapa faktor itu yang
secara intens kepada masyarakat setempat. Dari dua belas SKPD (Satuan
maksimal dirasakan.
4) Strategi WT (Weaknesses-Treaths)
dimana nantinya adanya kesepakatan dan kerja sama yang baik antara
KB ini bertujuan agar di suatu wilayah bisa terbentuk suatu keluarga kecil
186
sungguh. Selain itu juga ketahanan keluarga sebagai pondasi dan benteng
Tabel 4.9
Kabupaten Lebak
Faktor Pendukung
No Faktor Internal No Faktor Eksternal
Perintah kepada seluruh Dinas
Adanya kebijakan Nasional
terkait untuk berkonsentrasi
1 yang dicanangkan oleh 1
meningkatkan kualitas SDM
Presiden
nya.
Sebagai wadah untuk membantu
DPPKBP3A Kabupaten Lebak
masyarakat dari lapisan
2 sebagai leading sektor program 2
masyarakat terkecil yaitu
Kampung KB
RT/RW
Adanya kerja sama antar lintas
3
sektor terkait
Perkembangan dari masyarakat
4 tradisional menuju masyarakat
modern
Sumber : Peneliti, 2017
Tabel 4.10
Kabupaten Lebak
Faktor Penghambat
No Faktor Internal No Faktor Eksternal
SDM (Sumber Daya Manusia) Belum optimalnya saran dan
1 1
pegawai teknis masih kurang prasarananya
PAD (Pendapatan Asli Daerah) Stigma yang dianut masyarakat
2 2
Kabupaten Lebak masih minim setempat masih tradisional
188
Tabel 4.11
Ringkasan Pembahasan
Analisis SWOT
Dimensi Temuan Lapangan
Strenghts (Kekuatan) a. Kebijakan Nasional yang dicanangkan oleh
presiden.
b. Adanya kerjasama lintas sektor (memperkaya
mitra kerja)
c. Koordinasi lintas program
d. DPPKBP3A sebagai leading sektor
e. Merupakan wujud implementasi dari
Nawacita ke 5 (lima)
Weaknesses (Kelemahan) a. Dukungan minim dari sisi anggaran
b. PAD (Pendapatan Asli Daerah) masih kecil
c. SDM (Sumber Daya Manusia) pegawai
masih kurang
d. Koordinasi lintas sektor masih minim
e. Sarana dan prasarana belum lengkap
Opportunities (Peluang) a. Perintah kepada seluruh Dinas untuk
berkonsentrasi meningkatkan SDM
189
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kabupaten Lebak belum berjalan dengan optimal. Strategi yang dilakukan Dinas
strategi yang belum optimal ini tidak lepas dari faktor-faktor dalam penerapan
Dilihat dari faktor internal seperti dukungan minim dari sisi anggaran,
PAD (Pendapatan Asli Daerah) masih minim, masih kurangnya sumber daya
manusia (SDM) pegawai, koordinasi lintas sektor yang masih minim, dan sarana
dan prasarana yang belum lengkap. Sedangkan dari faktor eksternalnya seperti
masyarakat minim) dan belum maksimalnya peran serta dari instansi atau sektor
terkait lainnya. Apabila melihat dari faktor secara internal dan ekternal, maka
190
191
yang masih banyak permasalahan yaitu faktot secara internal dibanding dengan
ekternalnya.
5.2 Saran
sebagai berikut :
Berencana).
192
Buku :
Bumi Aksara.
Rosdakarya.
Gramedia.
CV Alfabeta.
Pembangunan Keluarga
Kampung KB
2016
Dian Faridah. (2015). Analisis SWOT Program Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu
Roza Mardhatillah. (2015). Analisis Strategi Pemasaran dengan Analisis SWOT untuk
http://www.tangeranghits.com/mega-metropolitan/berita/44865/pemkab-lebak-
2016. 11.53)
http://www.wawasanpendidikan.com/2014/08/Makalah-Program-Keluarga-
http://kalbar.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=150&ContentTypeId=
https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2015/11/20/83632/jumlah-
14.29).
Gambar 14. Penandatanganan Surat Kegiatan Desa oleh Kepala Desa Sukaraja
Matriks Hasil Wawancara Sebelum Reduksi Data
I
I1.1
Q
Q1 Menurut bapak, apa tujuan dan adanya program Kampung Keluarga
Berencana (KB) di Kabupaten Lebak?
Tujuan itu ada 2, yaitu: 1.Pendekatan program dan 2. Integrasi program
jadi program Kampung Keluarga Berencana (KB) ini bukan hanya
Kampung Keluarga Berencana nya saja akan tetapi bagaimana
menjadikan Kampung yang berkualitas jadi sebenarnya ini semua sektor
yang harus menangani
Q2 Apa saja manfaat dari adanya program kampung Keluarga Berencana,
baik bagi pemerintah maupun masyarakat?
- Bagi masyarakat tentu saja itu merepukan harpan bagi setiap kalangan
harus mempunyai perencanaan hidup didalam praktek hidupnya.Karena
setiap keluarga memiliki fungsi, yaitu: fungsi agama, sosial budaya,
ekonomi dan lain-lain.
- Bagi Pemerintah, tentu program ini mengkaitkan semua sektor terkait
misalnya: dari Dinas Pendidikan, mereka mendata berapa jumlah anak
usia sekolah? Tinggi/rendah? Dan hasil dari setiap pendataan, itu
merupakan kewenangan dari Dinas Pendidikan untuk menindak lanjut
hal tersebut begitupun Dinas lainnya.
Q3 Apa saja kekuatan yang dimiliki oleh DP2KBP3A?
Merupakan kebijakan Nasional yang dicanangkan oleh Presiden dan
Implementasi dari Nawacita ke 5,yaitu membangun dari kampung yang
jaug dari Perkotaan.
Q4 Bagaimana bentuk kerjasama dengan peran lintas sektor lainnya?
Pendataan mengenai masyarakat di Desa, yang awal mulanya dipetakkan
terlebih dahulu. Setelah itu koordinasi dengan sektor lainnya, seperti:
masalah kesehatan dengan Dinas Kesehatan, masalah Pendidikan dengan
Dinas Pendidikan,dan seterusnya.
Q5 Apa saja kelemahan/kendala yang dimiliki oleh DP2KBP3A dalam
mengelola program kampung Keleuarga Berencana(KB)?
Yang pertama, data belum sepenuhnya lengkap. Yang kedua koordinasi
antar sektor lainnya masih belum maksimal. Dan yang ketiga partisipasi
masyarakat itu masih harus terus didampingi (Kesadaran masyarakat
dirasa masih kurang)
Q6 Apa saja langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan sarana
dan prasarana?
Pertama, kita dorong partisipasi aktif dari masyarakat nya itu sendiri
karena program ini juga untuk mereka juga. Lalu mendorong sumber-
sumber dana yang ada dianggaran misalnya: setiap rumah tangga, harus
punya minimal 1 (satu) bak sampah, dan harus sudah bisa memilah
antara sampah organik dan non organik.
Q7 Bagaimana cara BP2KBP3A dalam melakukan pengawasan di Kampung
Keluarga Berencana(KB)?
Dari kita biasanya melakukan pengawasan/pembinaan setiap saat dengan
para koder, dengan perangkat desa, dan dengan masyarakat setempat.
Pendekatan material dengan masyarakat itu dirasa sangat penting, karena
meraka juga sebagai salah satu tombak keberhasilan dan jalannya sebuah
program.
Q8 Sejauhmana koordinasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait?
Merencanakan segalanya dengan BAPPEPA,sesuai dengan Tupoksi
yang ada.
Q9 Apakah ada pembinaan bagi PLKB guna menigkatkan kualitas SDM?
Pengarahan dan Pembinaan pasti ada,akan tetapi itu ranahnya Dinas
Kesehatan disini POSYANDU itu kan merupakan media kerja bagi
PLKB nya sendiri lalu koordinasi antar Kader pun intens dilakukan.
Akan tetapi sebenarnya PLKB (Tenaga Kesehatan) masih kurang
dibanding dengan sasaran
Q10 Apa saja peluang yang dimiliki oleh DP2KBP3A?
Ibu Bupati memerintahkan seluruh Dinas yang berada di Kabupaten
Lebak untuk berkosentrasi menigkatkan sumber daya manusia yang ada
dan dimulai dari yang terkecil, yaitu Kampung Keluarga Berencana(KB)
Q11 Bagaimana cara DP2KBP3A dalam memanfaatkan peluang?
Yang pertama yaitu meningkatkan koordinasi di semua sektor. Yang
kedua, musyawarah mufakat tingkat desa, dan juga kerjasama dengan
semua pihak
Q12 Apa saja ancaman yang dihadapi oleh BP2KBP3A?
Sebenarnya ancaman yang terlalu membuat program ini sebegitu
terancamnya ya tidak ada. Namun kalau dari sisi tenaga ya kita masih
terbatas dan Integrasi program masih parsial
Q13 Bagaimana pihak DP2KBP3A dalam menangani hal tersebut?
- Terus melakukan koordinasi kembali dengan Dinas lain(Lintas Sektor)
- Stresing dengan PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)
- Pihak Kapubaten Koordinasi langsung dengan Desa
- Pihak Kabupaten turun langsung kelapangan
Misalnya setiap ibu hamil harus dipasang bendera didepan rumahnya
(Sebagai Ciri) dan itu dianggarkan oleh Desa Anggaran Dana Desa
(ADD)
I
I1.2
Q
Q1 Menurut Bapak, bagaimana awal mula adanya Kampung Keluarga
Berencana(KB)?
Awal mula ini dari Bapak Presiden, ingin banyak Stakeholder yang
menaungi masalah progaram Keluarga Berencana. Tidak hanya dari
sektor Keluarga Berencana nya saja. Didasari dari Desa, Lalu dinilai dari
beberapa aspek sangat tertinggal, muncul lah ketetapan dari Kampung
Keluarga Berencana di wilayah Kabupaten Lebak yaitu di kampung
Kaso Desa Sukaraja Kecamatan Warunggung dan program ini
merupakan adopsi dari program P2WKSS (Peningkatan Peran Wanita
Menuju Keluarga Sehat Sejahtera)
Q2 Apa saja manfaat dari adanya program Keluarga Berencana(KB) di
Kabupaten Lebak ini?
Ada satu gerakan yang sangat signifikan/diuntungkan tapi masyarakat
juga harus ikut berpartisipasi dan berperan aktif
Q3 Apa saja kekuatan yang dimiliki oleh DP2KBP3A?
Memperkaya mitra kerja, mitra kerja dengan Dinas kesehatan, Kodim
dan lain-lain
Q4 Bagaimana bentuk kerjasama dengan peran lintas sektor lainnya?
- Belum pernah ada MOU (Kerjasama Antar Lintas Sektor)
- Setelah OTDA ikatan agak tersedat, BKKBN harus banting stir
Q5 Menurut Bapak, apa saja kelemahan/kendala yang dihadapi oleh
DP2KBP3A?
- Dukungan dari sisi anggaran masih minim
- Hasil yang diharapkan belum maksimal
- PAD (Pendapatan Asli Daerah) masih kecil
- Masyarakat masih menganut sistem/kepercayaan terdahulu (Walaupun
frekuensinya sudah menurun). Misalnya anggapan bahwa banyak anak
rezeki.
- Sumber Daya Manusia masih minim, seharusnya idealnya 600 lebih,
sekarang di DP2KBP3A 112 Orang ini menghambat, yang idealnya 1
kecamatan itu dipegang oleh 7-8 orang sekarang 1 kecamatan dipegang
oleh 1 orang
Q6 Apa saja langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan sarana
dan prasarana?
Dari kita selalu mendiskusikannya dengan Dewan (Setiap Tahun) dan
melaporkan apa-apa saja yang masih kurang
Q7
Bagaimana cara DP2KBP3A dalam melakukan pengawasan?
Karena kampung Keluarga Berencana (KB) diserahkan ke desa, jadi
stakeholder di desa juga di dorong demi kelancaraan dan keberhasilan
program
Q8
Sudah sejauh mana koordinasi yang dilakukan?
Output tidak lepas dari akseptor dari pihak Dinas Kesehatan koordinasi
antar pegawai DP2KBP3A
Q9
Apakah ada pembinaan bagi PLKB?
Dari Kabupaten, hanya berupa pembinaan dan pendorong
Q10
Apa peluang bagi DP2KBP3A?
Sebagai tingkatan capaian/harapan
Q11
Bagaimana DP2KBP3A dalam memanfaatkan peluang yang didapatkan?
I
I1.6
Q
Q1
Apa tujuan dari adanya program kampung Keluarga Berencana (KB) ?
Sebagai salah satu implementasi dari program pengendalian penduduk,
seperti laju pertumbuhan penduduk dan lain-lain
Q2
Apa saja manfaat dari adanya program kampung Keluarga Berencana
(KB) ?
Merupakan harapan bagi setiap kalangan harus memiliki perencanaan
hidup, agar menjadi sebuah keluarga yang berkualitas. Baik dilihat dari
aspek kesehatan,ekonomi,pendidikan, dan lain-lain
Q3
Apa kekuatan yang dimiliki oleh DPPKBP3?
Kebijakan Nasional yang dicanangkan oleh Bapak Presiden
Q4
Bagaimana bentuk kerjasama dengan peran lintas sektor lainnya?
Bentuk kerjasama dengan Desa, dengan Kecamatan dan OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) lainnya
Q5
Apa saja kelemahan/kendala yang dihadapi oleh DPPKBP3A?
Koordinasi antar lintas sektor masih kurang dan dukungan dana dari sisi
anggaran masih minim
Q6
Apa saja langkah-langkah yang dilakukan dalam menangani kendala
tersebut?
Koordinasi lebih ditingkatkan lagi dengan rapat antar sektor lainnya
misalnya, karena keberhasilan sebuah program dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat itu tidak akan lepas dari peran pemerintah
setempatnya
Q7
Bagaimana cara DPPKBP3A dalam melalukan pengawasan?
Pengawasan dilakukan dengan para kader, dengan perangkat desa, dan
dengan masyarakat setempat
Q8
Sejauh mana koordinasi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait?
Koordinasi dilakukan didalam LOKBUL (Lokal Bulanan) yang
dilaksanakan 3 bulan sekali
Q9
Apakah ada pembinaan bagi PLKB?
Ada Bintek (Bina Teknologi) terhadap petugas Lapangan KB (PLKB)
Q10
Apa saja peluang yang dimiliki oleh DPPKBP3A?
DPPKBP3A sebagai leading sektor program kamupung Keluarga
Berencana (KB) ini diharapkan bisa menjadi bahan percontohan untuk
Dinas/daerah yang lainnya
Q11
Bagaimana DPPKBP3A dalam memanfaatkan peluang tersebut?
Bekerja semaksimal mungkin sesuai POKJA (Kelompok Kerja) dari
pihak DPPKBP3A
Q12
Apa saja ancaman atau kendala yang dimiliki oleh DPPKBP3A?
Kendala dari masyarakat itu sendiri. Bagaimana penerimaan sebuah
program pemerintah, tidak semua tanggapan positif. Terkadang
masyarkat pasif menanggapinya
Q13
Bagaimana pihak DPPKBP3A dalam menanggapi ancaman tersebut?
Pihak DPPKBP3A terjun langsung untuk melakukan pendekatan
terhadap masyarakat. Memberikan pemahaman secara jelas dan rinci
agar tanggapan masyarakat bisa maksimal dan terus ikut berperan aktif
demi kelancaraan dan kesuksesan kampung Keluarga Berencana (KB)
ini
I
I2.1
Q
Q1
Apakah benar di Desa Sukaraja ini di jadikan kampung Keluarga
Berencana (KB)?
Iya,benar. Tepatnya dikampung Kaso RW 01 neng
Q2
Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program Kampung KB di
Desa ini?
Saya rasa, program kampung Keluarga Berencana (KB) ini sangat
bagus, hanya saja program yang akan dilaksanakan selanjutnya
diharapkan bisa lebih maksimal dan ada peningkatan
Q3
Menurut pendapat bapak/ibu manfaat apa saja yang dirasakan dengan
adanya program kampung Keluarga Berencana tersebut (KB)?
Karena pencanangan kampung Keluarga Berencana (KB) ini baru
bejalan satu tahun, manfaat yang dirasakan mungkin belum terlalu
besar. Mudah-mudahan kedapannya bisa lebih terasa perubahannya
Q4
Program apa saja yang sudah dilakukan di kampung Keluarga
Berencana (KB) ini?
Program-program kesehatan seperti KB, Implan dan Imunisasi, dan
juga ada PIK-R (Pusat Informasi dan konselinng Remaja)
Q5
Untuk program yang sudah dilaksanakan dikampung Keluarga
Berencana (KB) ini, Apakah ada kerja sama dengan istansi lainnya?
Iya, dari pihak DPPKBP3A selalu bekerjasama dengan Desa
Q6
Jika “Ya” instansti mana saja dan dalam program apa saja?
Biasanyasih dari Dinas Kesehatan sendiri seperti buat Bidan, Perawat
dan Tenaga Medis lainnya untuk membantu karena keterbatasaan
tenaga, yamg dilaksanakan dengan DPPKBP3A
Q7
Apa saja kendala yang dihadapi selama program kampung Keluarga
Berencana (KB) ini berjalan?
Partisipasi masyarakatnya sih yang dirasa belum maksimal
Q8
Meburut bapak/ibu, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh pihak oleh pihak DPPKBP3A untuk meningkatkan sarana dan
prasarana di kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Jalani saja terus program-program yang sudah direncanakan
sebelummya, karena disetiap program pasti akan ada perbaikan-
perbaikan baik sarana dan prasarana secara terus menerus
Q9
Dalam setiap program kampung Keluarga Berencana (KB) apakah ada
pengawasan dari pihak DPPKBP3A baik secara langsung ataupun
tidak langsung?
Ya,ada biasanya perwakilan dari pihak DPPKBP3Anya
Q10
Bagaimana bentuk penguasanya ?
Ikut dalam pelaksanaan program dilapangan biasanya
Q11
Sejauh mana koordinasi dari pihak Desa dengan pihak DPPKBP3A
dalam pengelolaan dikampung Keluarga Berencana(KB)?
Koordinasi berjalan dengan baik. Apabila akan diadakan suatu
program, sudah dibicarakan terlebih dahulu sebelummya
Q12
Apakah ada pembinaan dari pihak DPPKBP3A untuk petugas
lapangan KB (PLKB) guna meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya?
Iya, ada
Q13
Apa tanggapan bapak/ibu sebagai masukan untuk pihak DPPKBP3A
sebagai bahan perbaikan kedepannya?
Setiap program yang sudah berjalan, terus diadakan evaluasi agar
kekurangan dari program sebelumnya bisa diperbaiki diprogram
selanjutnya
Q14
Harapan bapak/ibu sebagai perangkat Desa dengan adanya program
kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Semoga dengan adanya program kampung Keluarga Berencana (KB)
ini, DeS dan masyarakatnya bisa berkembang dan ada nya perubahan
ke arah yang lebih baik lagi, terutama dari segala aspek keluarga. Baik
dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain
Q15
Menurut bapak/ibu, apakah masih ada hal yang dirasa kurang atau
belum maksimal dalam setiap program yang sudah dijalankan ?
Mungkin sosialisasi akan pemahaman dari setiap program lebih
ditingkatkan lagi agar partisipasi aktif masyarakat bisa meningkat
Q16
Bagaimana seharusnya untuk perbaikan program selanjutnya ?
Program harus di fokuskan kepada kebutuhan masyarakat yang dinilai
masih kurang. Seperti dalam hal pembangunan, baik pembangunan
jalan desa, perbaikan sarana dan prasarana umum dan lain-lain
Q17
Sebagai perangkat desa, apa harapan bagi keadaan desa untuk
kedapannya?
Kedepannya masyarakat bisa lebih berperan aktif di dalam setiap
program pemerintah agar kesejahteraan hidup masyarakatnya juga bisa
meningkat
I
I2.2
Q
Q1
Apakah benar di Desa Sukaraja ini di jadikan kampung Keluarga
Berencana (KB)?
Iya,benar neng
Q2
Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program Kampung KB di
Desa ini?
Program kampung Keluarga Berencana (KB) sangat bagus, hanya saja
program-program yang dilaksanakan di desa sukaraja ini masih belum
maksimal
Q3
Menurut pendapat bapak/ibu manfaat apa saja yang dirasakan dengan
adanya program kampung Keluarga Berencana tersebut (KB)?
Sebagian besar manfaat dari program kampung Keluarga Berencana
(KB) belum dirasakan
Q4
Program apa saja yang sudah dilakukan di kampung Keluarga
Berencana (KB) ini?
PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), program kesehatan
dan program pembuatan emping
Q5
Untuk program yang sudah dilaksanakan dikampung Keluarga
Berencana (KB) ini, Apakah ada kerja sama dengan istansi lainnya?
Iya, ada. Dari Kabupaten
Q6
Jika “Ya” instansti mana saja dan dalam program apa saja?
Program KB oleh instansi kesehatan
Q7
Apa saja kendala yang dihadapi selama program kampung Keluarga
Berencana (KB) ini berjalan?
Keikutsertaan masyarakatnya dalam program kampung Keluarga
Berencana (KB) masih kurang, jadi program-program tidak dapat
berjalan sesuai dengan keinginan.
Q8
Menurut bapak/ibu, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh pihak oleh pihak DPPKBP3A untuk meningkatkan sarana dan
prasarana di kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Dengan terus menerus secara intens melaksanakan program-program
di kampung Keluarga Berencana (KB) ini
Q9
Dalam setiap program kampung Keluarga Berencana (KB) apakah ada
pengawasan dari pihak DPPKBP3A baik secara langsung ataupun
tidak langsung?
Iya, ada
Q10
Bagaimana bentuk penguasanya ?
Dengan cara ikut serta dalam penyelenggaraan program tersebut
Q11
Sejauh mana koordinasi dari pihak Desa dengan pihak DPPKBP3A
dalam pengelolaan dikampung Keluarga Berencana(KB)?
Koordinasi masih terus berjalan dengan baik dengan pihak
DPPKBP3A
Q12
Apakah ada pembinaan dari pihak DPPKBP3A untuk petugas
lapangan KB (PLKB) guna meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya?
Iya, ada
Q13
Apa tanggapan bapak/ibu sebagai masukan untuk pihak DPPKBP3A
sebagai bahan perbaikan kedepannya?
Program-program harus terus berjalan, jangan sampai berhenti
Q14
Harapan bapak/ibu sebagai perangkat Desa dengan adanya program
kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Dengan adanya program kampung Keluarga Berencana (KB) ini dapat
membantu masyarakat Desa dan Desa ini sendiri bisa lebih baik dan
lebih maju lagi
Q15
Menurut bapak/ibu, apakah masih ada hal yang dirasa kurang atau
belum maksimal dalam setiap program yang sudah dijalankan ?
Pembinaan tentang kampung Keluarga Berencana (KB) dan program-
program didalamnya masih kurang maksimal, dan harus ditingkatkan
lagi
Q16
Bagaimana seharusnya untuk perbaikan program selanjutnya ?
Program di fokuskan untuk pembangunan di Desa agar masyarakat
bisa lebih sejahtera
Q17
Sebagai perangkat desa, apa harapan bagi keadaan desa untuk
kedapannya?
Kami berharap Desa bisa lebih maju dan berkembang dengan
diadakannya program kampung Keluarga Berencana (KB) ini dan bisa
membantu masyarakat Desa untuk hidup lebih baik lagi
I
I2.3
Q
Q1
Apakah benar di Desa Sukaraja ini di jadikan kampung Keluarga
Berencana (KB)?
Iya, benar
Q2
Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program Kampung KB di
Desa ini?
Program kampung Keluarga Berencana (KB) bagus. Tapi belum ada
bukti dari segi infrastruktur dari program kampung Keluarga
Berencana (KB)
Q3
Menurut pendapat bapak/ibu manfaat apa saja yang dirasakan dengan
adanya program kampung Keluarga Berencana tersebut (KB)?
Adanya program PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja)
sehingga remaja-remaja di kampung ini bisa tambah wawasan lagi
Q4
Program apa saja yang sudah dilakukan di kampung Keluarga
Berencana (KB) ini?
PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja), GENRE (Generasi
Berencana) dan PAUD PIKMAS (Pusat Informasi dan Konseling
Masyarakat)
Q5
Untuk program yang sudah dilaksanakan dikampung Keluarga
Berencana (KB) ini, Apakah ada kerja sama dengan istansi lainnya?
Instansi Dinas dan pendidikan, seperti UNTIRTA
Q6
Jika “Ya” instansti mana saja dan dalam program apa saja?
Program kesehatan oleh instansi kesehatan
Q7
Apa saja kendala yang dihadapi selama program kampung Keluarga
Berencana (KB) ini berjalan?
Belum terlaksananya pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana
Q8
Menurut bapak/ibu, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh pihak oleh pihak DPPKBP3A untuk meningkatkan sarana dan
prasarana di kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Harus lebih ditingkatkan lagi dari segi segala programnya
Q9
Dalam setiap program kampung Keluarga Berencana (KB) apakah ada
pengawasan dari pihak DPPKBP3A baik secara langsung ataupun
tidak langsung?
Iya, ada
Q10
Bagaimana bentuk pengawasannya ?
Dengan cara ikut serta dalam pelaksanaannya
Q11
Sejauh mana koordinasi dari pihak Desa dengan pihak DPPKBP3A
dalam pengelolaan dikampung Keluarga Berencana(KB)?
Koordinasi berjalan dengan baik
Q12
Apakah ada pembinaan dari pihak DPPKBP3A untuk petugas
lapangan KB (PLKB) guna meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya?
Iya, ada pembinaan
Q13
Apa tanggapan bapak/ibu sebagai masukan untuk pihak DPPKBP3A
sebagai bahan perbaikan kedepannya?
Pihak DPPKBP3A harus terus ikut serta dalam keberlangsungan
program demi suksesnya program sesuai harapan
Q14
Harapan bapak/ibu sebagai perangkat Desa dengan adanya program
kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Supaya lebih baik lagi, agar masyarakat lebih bisa merasakan manfaat
dari kampung Keluarga Berencana (KB) ini
Q15
Menurut bapak/ibu, apakah masih ada hal yang dirasa kurang atau
belum maksimal dalam setiap program yang sudah dijalankan ?
Iya, masih kurang maksimal
Q16
Bagaimana seharusnya untuk perbaikan program selanjutnya ?
Agar segera dilaksanakan setiap programnya yang sudah direncanakan
sebelumnya
Q17
Sebagai perangkat desa, apa harapan bagi keadaan desa untuk
kedapannya?
Agar sumber daya manusianya bisa lebih baik dan lebih maju lagi
I
I3.1
Q
Q1
Apakah benar di Desa Sukaraja ini di jadikan kampung Keluarga
Berencana (KB)?
Iya, benar
Q2
Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program Kampung KB di
Desa ini?
Program kampung Keluarga Berencana (KB) itu sangat bagus, untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau yang
setara melalui program KKBPK (Kependudukan dan KB
Pembangunan Keluarga)
Q3
Menurut pendapat bapak/ibu manfaat apa saja yang dirasakan dengan
adanya program kampung Keluarga Berencana tersebut (KB)?
Mempunyai wawasan tentang pengasuhan anak dari balita sampai
remaja dan tahu bagaimana mengurus lansia
Q4
Program apa saja yang sudah dilakukan di kampung Keluarga
Berencana (KB) ini?
Untuk saat ini hanya program KB, khusunya kontrasepsi jangka
panjang yang diadakan secara gratis
Q5
Untuk program yang sudah dilaksanakan dikampung Keluarga
Berencana (KB) ini, Apakah ada kerja sama dengan istansi lainnya?
Ya, tentunya ada kerjasama dengan instansi lainnya khususnya Dinas
Kesehatan
Q6
Jika “Ya” instansti mana saja dan dalam program apa saja?
Instansi atau Dinkes dalam program TMKK (Tentara Manunggal KB
dan Kesehatan), pencanangan bakti TNI KB Kesehatan, Pencanangan
KB Kesehatan Bhayangkara tinggkat POLDA Banten
Q7
Apa saja kendala yang dihadapi selama program kampung Keluarga
Berencana (KB) ini berjalan?
Kurangnya peran serta dalam program, dan kurangnya respon
masyarakat sekitar
Q8
Menurut bapak/ibu, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh pihak oleh pihak DPPKBP3A untuk meningkatkan sarana dan
prasarana di kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Menurut saya, DPPKBP3A memberikan sarana dan prasarana ke
POKTAN-POKTAN (Kelompok Kegiatan) yang ada di di kampung
Keluarga Berencana (KB). Contohnya DPPKBP3A memfasilitasi
makan dan minum setiap pertemuan rutin POKTAN. Lalu
menyediakan pamflet dan yang lainnya untuk menarik perhatian
masyarakat. Menjembatani dengan instansi lain yang ada kaitannya
dengan program KKBPK (Kependudukan dan KB Pembangunan
Keluarga), misalnya pelayanan publik gratis pembuatan KTP, KK,
AKTE, dan yang lainnya. Membantu anak yang putus sekolah,
membantu masyarakat yang kurang mampu dan perbaikan jalan guna
percepatan pembangunan
Q9
Dalam setiap program kampung Keluarga Berencana (KB) apakah ada
pengawasan dari pihak DPPKBP3A baik secara langsung ataupun
tidak langsung?
Kegiatan diawasi oleh DPPKBP3A
Q10
Bagaimana bentuk pengawasannya ?
Bentuk pengawasan dalam bentuk pencatatan dan pelaporan
Q11
Apa tanggapan bapak/ibu sebagai masukan untuk pihak DPPKBP3A
sebagai bahan perbaikan kedepannya?
Supaya meningkatkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan di
kampung Keluarga Berencana (KB). Contohnya : Laptop, karena
adanya rumah data jadi laptop sangat penting untuk kelancaran
program
Q12
Harapan bapak/ibu sebagai perangkat Desa dengan adanya program
kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
Supaya program kampung Keluarga Berencana (KB) ini bisa berjalan
dengan baik, adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya
dari wilayah kampung Keluarga Berencana (KB). Adanya peran dari
instansi lain yang terkait dengan KKBPK (Kependudukan dan KB
Pembangunan Keluarga) ikut andil dalam program ini
Q13
Menurut bapak/ibu, apakah masih ada hal yang dirasa kurang atau
belum maksimal dalam setiap program yang sudah dijalankan ?
Banyak program yang belum maksimal
Q14
Bagaimana seharusnya untuk perbaikan program selanjutnya ?
Semua program tidak akan berjalan apabila tidak ada kekompakkan
semua unsur yang terkait. Untuk program selanjutnya diharapkan
semua bisa saling berperan aktif dari masyarakat, Kader, RT, RW,
Desa dan semua instansi terkait demi wujudkan masyarakat bahagia
dan sejahtera.
Q15
Sebagai perangkat desa, apa harapan bagi keadaan desa untuk
kedapannya?
Tidak ada lagi anak yang putus sekolah, tidak ada lagi pernikahan usia
dini, tidak ada lagi masyarakat yang tidak mempunyai KTP, KK,
AKTE, dan yang lainnya. AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB
(Angka Kematian Balita), semua jalan dilingkungan desa bagus, dan
lingkungan yang asri dan bersih
I
I3.2
Q
Q1
Apakah benar di Desa Sukaraja ini di jadikan kampung Keluarga
Berencana (KB)?
ya, benar
Q2
Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai program Kampung KB di
Desa ini?
Merupakan program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat
Q3
Menurut pendapat bapak/ibu manfaat apa saja yang dirasakan dengan
adanya program kampung Keluarga Berencana tersebut (KB)?
Masyarakt belum sepenuhnya dirasakan karena baru beberapa program
yang berjalan. Jadi belum semua aspek terlaksana
Q4
Program apa saja yang sudah dilakukan di kampung Keluarga
Berencana (KB) ini?
Program PAUD PIKMAS ( Pusat Informasi dan Konseling Remaja ),
GENRE (Generasi Berencana), dan juga program kesehatan.
Q5
Untuk program yang sudah dilaksanakan dikampung Keluarga
Berencana (KB) ini, Apakah ada kerja sama dengan istansi lainnya?
Iya, ada
Q6
Jika “Ya” instansti mana saja dan dalam program apa saja?
Iya, program-program pencanangan oleh TNI dan POLRI pernah
diadakan
Q7
Apa saja kendala yang dihadapi selama program kampung Keluarga
Berencana (KB) ini berjalan?
Belum berjalan dengan lancar, karena bahan dan peralatannya belum
memadai
Q8
Menurut bapak/ibu, apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan
oleh pihak oleh pihak DPPKBP3A untuk meningkatkan sarana dan
prasarana di kampung Keluarga Berencana (KB) ini?
I. Kekuatan / Strenghts
Q
Apa tujuan dari adanya program kampung KB (Keluarga Berencana) ?
I
I1.1 Tujuan itu ada 2, yaitu: 1.Pendekatan program dan 2. Integrasi program
jadi program Kampung Keluarga Berencana (KB) ini bukan hanya
Kampung Keluarga Berencana nya saja akan tetapi bagaimana
menjadikan Kampung yang berkualitas jadi sebenarnya ini semua sektor
yang harus menangani
I1.3 Sentuhan pelayanan kepada masyarakat sampai titik dasar (RT/RW)
menjadikan keluarga yang berkualitas. Kampung Keluarga Berencana
(KB) itu terbagai ke dalam 2 yaitu: 1. Keluarga Berencana (Skup nya
Dinas Kesehatan) dan 2. Keluarga Berkualitas, yaitu semua OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) yang terlibat, seperti: Dinas Kesehatan,
Dinas Pendidikan, DP2KBP3A, Dinas Sosial, Dinas Perhubungan dan
lain-lain. Selain itu, mewujudkan cita-cita Bupati yang mencanangkan
Lebak Sehat, Lebak Pintar dan Lebak Sejahtera
I1.4 Menciptakan keluarga yang berkualitas dengan dukungan dari segala
sektor. Indikator keluarga yang berkualitas itu dinilai dari segi
pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan lain-lain
I1.5 Membangun suatu keluarga yang berkualitas pada lapisan masyarakat
sehingga setiap aspek keluarga bisa meningkat/membaik dari
sebelumnya. Seperti dari segi aspek ekonomi, pendidikam, kesehatan
dan lain-lain
I1.6 Sebagai salah satu implementasi dari program pengendalian penduduk,
seperti laju pertumbuhan penduduk dan lain-lain
Q
Apa saja manfaat dari adanya program kampung KB (Keluarga
I Berencana) ?
I1.1 - Bagi masyarakat tentu saja itu merepukan harpan bagi setiap kalangan
harus mempunyai perencanaan hidup didalam praktek hidupnya.Karena
setiap keluarga memiliki fungsi, yaitu: fungsi agama, sosial budaya,
ekonomi dan lain-lain.
- Bagi Pemerintah, tentu program ini mengkaitkan semua sektor terkait
misalnya: dari Dinas Pendidikan, mereka mendata berapa jumlah anak
usia sekolah? Tinggi/rendah? Dan hasil dari setiap pendataan, itu
merupakan kewenangan dari Dinas Pendidikan untuk menindak lanjut
hal tersebut begitupun Dinas lainnya.
I1.3
- Bagi Pemerintah: Karena program ini merupakan titik paling dasar
(Ujung Tombak) dan Sebagai bahan percontohan bagi RW lain di
daerah yang lainnya juga.
- Bagi Masyarakat: Tergantung bagaimana respon dan peran masyarakat
nya sendiri kalau positif dan berperan aktif, pasti akan banyak
merasakan dampak positifnya/manfaatnya. Contoh: Lingkungan jadi
bersih sehat dan nyaman, semua aspek keluarga dibantu pemerintah,
dari mulai pendidikan, kesehatan, dan yang lainnya
I1.5 Tentu saja setiap program yang diadakan sebelumnya telah melalui
proses analisa dan sesuai data (yang dibutuhkan). Dimana setiap
program pasti menuju arah perbaikan . Bagi masyarakat sendiri (sasaran
program) tentunya banyak manfaat yang dirasakan, karena dari kami
sebagai pelayan masyarakat tujuannya adalah melayani sebaik-baiknya
untuk kebutuhan apa yang masyarakat butuhkan, akan tetapi kurang
mampu dari segi ekonomi. Misalnya pebiayaan kesehatan, pendidikan,
dan yang lainnya
I1.6 Merupakan harapan bagi setiap kalangan harus memiliki perencanaan
hidup, agar menjadi sebuah keluarga yang berkualitas. Baik dilihat dari
aspek kesehatan,ekonomi,pendidikan, dan lain-lain
I2.1 Saya rasa, program kampung Keluarga Berencana (KB) ini sangat
bagus, hanya saja program yang akan dilaksanakan selanjutnya
diharapkan bisa lebih maksimal dan ada peningkatan
I2.2 Program kampung Keluarga Berencana (KB) sangat bagus, hanya saja
program-program yang dilaksanakan di desa sukaraja ini masih belum
maksimal
I3.2 Merupakan program yang sangat bermanfaat bagi masyarakat
I3.3 Program yang bagus, mengadakan beberapa program yang
memperhatikan dan melayani masyarakat desa
Q
Apa saja kelemahan atau kendala yang dimiliki oleh DPPKBP3A
I Kabupaten Lebak dalam mengelola program kampung KB?
I1.1 Yang pertama, data belum sepenuhnya lengkap. Yang kedua koordinasi
antar sektor lainnya masih belum maksimal. Dan yang ketiga partisipasi
masyarakat itu masih harus terus didampingi (Kesadaran masyarakat
dirasa masih kurang)
I1.2 - Dukungan dari sisi anggaran masih minim
- Hasil yang diharapkan belum maksimal
- PAD (Pendapatan Asli Daerah) masih kecil
- Masyarakat masih menganut sistem/kepercayaan terdahulu (Walaupun
frekuensinya sudah menurun). Misalnya anggapan bahwa banyak anak
rezeki.
- Sumber Daya Manusia masih minim, seharusnya idealnya 600 lebih,
sekarang di DP2KBP3A 112 Orang ini menghambat, yang idealnya 1
kecamatan itu dipegang oleh 7-8 orang sekarang 1 kecamatan dipegang
oleh 1 orang
I1.3 Biasanya, bagaimana jalannya masing-masing program, koordinasi yang
dilakukan dirasa masi kurang. Lalu tanggapan masyarakat yang dirasa
belum maksimal. Dan anggaran biaya, biasanya masing-masing OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) anggaran/dananya tidak berbarengan
I1.4 Perbedaan pemahamaan antar lintas sektor lainnya, dan baru beberapa
sektor yang ikut terlibat dalam program kampung Keluarga Berencana
ini (KB) ini
I1.6 Koordinasi antar lintas sektor masih kurang dan dukungan dana dari sisi
anggaran masih minim
I2.1 Mungkin sosialisasi akan pemahaman dari setiap program lebih
ditingkatkan lagi agar partisipasi aktif masyarakat bisa menigkat
I2.2 Pembinaan tentang kampung Keluarga Berencana (KB) dan program-
program didalamnya masih kurang maksimal, dan harus ditingkatkan
lagi
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Nama Sekolah/Universitas Tahun Lulus/Tidak
S-1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2013-2017 Lulus
SMA SMAN 1 Rangkasbitung 2013 Lulus
SMP SMPN 1 Rangkasbitung 2010 Lulus
SD SDN 1 Rangkasbitung Barat 2007 Lulus