0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
250 tayangan17 halaman
Jurnal ini membahas partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tabalansu di Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di desa tersebut.
Jurnal ini membahas partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tabalansu di Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di desa tersebut.
Jurnal ini membahas partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Tabalansu di Papua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi masyarakat masih perlu ditingkatkan untuk mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di desa tersebut.
2019 REVIEW JURNAL PERENCANAAN PEMBANGUNAN 2 LOKAL DAN 3 INTERNASIONAL
1) Jurnal 1 (Lokal)
Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan
Desa Wisata di Kelurahan Sarangan Kabupaten Magetan
Jurnal Open Access
Volume dan Halaman Vol 7(2), 2018, 87-96. Tahun 2018 Penulis Abidurrahman, M. Muktiali Reviewer Rosita Kurnia (F1118057) Tanggal 26 September 2019 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji seperti apa peran partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Kelurahan Sarangan Kabupaten Magetan. Subjek Penelitian Warga masyarakat di kelurahan sarangan yang terdiri dari 92 responden dihitung dari jumlah seluruh populasi Kelurahan Sarangan yaitu 1096 KK, dimana responden-responden tersebut tersebar merata di empat lingkungan Rukun Warga sejumlah 23 responden per RW. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner sebagai alat untuk penggali informasi dan didukung oleh wawancara sebagai data kualitiatif. Objek Penelitian Kelurahan Sarangan Kabupaten Magetan Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam aktivitas pengembangan desa wisata di Kelurahan Sarangan adalah non Participation/tidak berpartisipasi, dilihat dari hasil penilaian setiap tahapan yaitu Tahap perencanaan, Tahap Pelaksanaan dan Tahap Pemanfaatan Hasil dan Evaluasi. 1) Persepsi Masyarakat megenai Eksistensi Program Desa Wisata Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mengenai eksistensi progam desa wisata di sarangan magetan, masyarakat cukup mengetahui 2) Bentuk partisipasi masyarakat Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat berupa: uang, tenaga, harta benda dan ketrampilan. 3) Tingkatan partisipasi masyarakat - Tahap perencanaan Pada tahapan perencanaan dan pengambilan keputusan, masyarakat di seluruh rukun warga sebagian besar berada pada kategori non- participation, yang menunjukkan bahwa dalam tahapan ini secara keseluruhan masih sangat minim adanya partisipasi langsung dari masyarakat setempat. - Tahap Pelaksanaan Partisipasi masyarakat dalam tahapan pelaksanaan termasuk ke dalam kategori non-participation tingkatan therapy.Kondisi therapy menjadi suatu keadaan dominan dimana pemerintah ataupun pamong desa belum sepenuhnya melibatkan keseluruhan masyarakat dalam pelaksanaan program desa wisata di wilayah setempat. - Tahap Pemanfaatan Hasil dan Evaluasi Tahapan pemanfaatan dan evaluasi program ini belum sepenuhnya diikuti secara aktif oleh masyarakat, bahkan adanya kegiatan evaluasi tersebut belum sepenuhnya diketahui oleh mayoritas responden. 4) Faktor –faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat 1. Faktor internal yang terdiri dari usia, mata pencaharian, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa hanya faktor tingkat pendapatan yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan desa wisata di Kelurahan Sarangan. 2. Faktor Eksternal yang terdiri dari tokoh masyarakat, pemerintah kabupaten, dan pamong desa. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa faktor- faktor yang disebutkan tersebut berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Faktor tokoh masyarakat berperan dalam memberikan ajakan dan masukan- masukan membangun di seluruh tahapan pembangunan. Faktor pemerintah kabupaten berperan dalam mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat setempat terhadap berbagai program/kegiatan pengembangan desa wisata selama ini. Faktor pamong desa berperan dalam mempengaruhi pemahaman masyarakat terhadap budaya guyub dan gotong-royong, memfasilitasi serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan kritik atau saran terkait berbagai permasalahan sosial/infrastruktur
Kesimpulan Partisipasi masyarakat sebagian besar masih
berada pada tingkatan non-participation, meskipun ada pula sebagian kecil yang masuk ke dalam kategori tokenism dan citizen control. Untuk tingkat partisipasi pada tahapan pelaksanaan program/kegiatan, masyarakat sebagian besar masih berada pada kategori non-participation, kemudian tersebar merata pada kategori tokenism dan citizen control. Pada tahapan pemanfaatan hasil dan evaluasi tingkatan partisipasinya sebagian besar berada dalam kategori non- participation, kemudian tersebar merata dalam kategori tokenism. Tidak ada masyarakat yang masuk ke dalam kategori citizen control. Sehingga, secara keseluruhan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan desa wisata di Kelurahan Sarangan berada pada tingkat kedua dari delapan tangga partisipasi Arnstein yaitu berada pada tingkatan therapy yang masuk dalam kategori non-participation.
. 2) Jurnal 2 (Lokal)
Judul KETERLIBATAN MASYARAKAT DALAM
PENGEMBANGAN PARIWISATA DI DESA WISATA TABALANSU, PAPUA Jurnal ResearchGate Volume dan Halaman Volume 05, Nomor 01 Tahun 2018 Penulis Ika Pujiningrum Palimbunga Reviewer Rosita Kurnia (F1118057) Tanggal 28 September 2019 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarkat dalam pengembangan pariwisata di desa wisata tanabalansu, papua Subjek Penelitian Unsur pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua, aparat Desa Wisata Tablanusu dan tokoh masyarakat (tokoh Agama, Adat dan Pemuda). Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yang terdiri dari unsur pemerintah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura dan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua, aparat Desa Wisata Tablanusu dan tokoh masyarakat (tokoh Agama, Adat dan Pemuda). Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Objek Penelitian Desa Tabanlansu, Papua Hasil Penelitian Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 1) Bentuk partisipasi Bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Desa Tablanusu meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Partisipasi masyarakat terbagi menjadi dua yaitu Partisipasi masyarakat terkait dengan program-program didukung oleh Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Provinsi Papua dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura dan partisipasi masyarakat dalam sektor informal. 2) Partisipasi Dalam Perencanaan Partisipasi masyarakat Desa Tablanusu pada tahap perencanaan yaitu masyarakat diikutkan dalam musyawarah yang membahas aspirasi masyarakat lokal Desa Tablanusu yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di desa ini. Musyawarah ini dihadiri oleh perangkat Desa Tablanusu, Ketua RT dan RW dan tokoh masyarakat. Pada musyawarah ini masyarakat diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka. 3) Partisipasi Dalam Pelaksanaan Progam Pemerintah a. Pelaksanaan bimbingan teknis penguatan ketrampilan bidang kepemanduan wisata lokal bagi kelompok sadar wisata (POKDARWIS) dilaksanakan pada tahun 2011. b. Program pelatihan selam tingkat lanjutan dan tingkat rescue yang diselanggarakan pada tahun 2013- 2014 diikuti oleh 20 orang yang terdiri dari pemuda -pemudi merupakan program yang dibuat untuk meningkatkan potensi bagi masyarakat lokal. 4) Partisipasi Masyarakat Desa Tablanusu Dalam Sektor Informal Yang dimaksudkan sektor informal pada penelitian ini yaitu usaha-usaha yang dibuka oleh masyarakat Desa Tablanusu terdiri dari pengelola resort, karyawan resort, penagih gasebo, usaha depot galon, penyewaan pelampung, usaha homestay dan toilet umum, pengendara banana boat dan penyedia perahu. 5) Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan pengawasan dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura serta pihak pengelola. Bentuk pengawasan yang dilakukan seperti peninjauan fasilitas-fasilitas pariwisata yang dibangun oleh pihak pemerintah.
Kesimpulan Bentuk partisipasi masyarakat dalam
pengembangan pariwisata di Desa Tablanusu meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan Pengawasan. Pada tahap perencanaan masyarakat Tablanusu telah dapat berkomunikasi namun bersifat terbatas. Inisiatif datang dari pemerintah dan hanya satu arah. Masyarakat diberikan kesempatan untuk berpendapat dan didengar pendapatnya, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pihak pemerintah. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan dan pengevaluasian program- program pengembangan pariwisata berada pada tahap informasi (information). Komunikasi antara masyarakat dengan pihak pemerintah sudah banyak terjadi namun hanya bersifat satu arah yaitu berfokus pada peran pemerintah mengawasi program- program yang dibuat, mengawasi fasilitas yang dibangun oleh pihak pemerintah. Masyarakat diberi informasi terkait pengawasan yang dilakukan namun masyarakat tidak diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan balik, sehingga dalam tahap pengawasan dan evaluasi masyarakat hanya sebagai penerima informasi dari pemerintah terkait. 3) Jurnal 1 (Internasional)
Judul Community involvement in rural tourism: A
case of Kinabalu National Park, Malaysia Jurnal Anatolia (An International Journal of Tourism and Hospitality Research) Volume dan Halaman Volume 29, 337-350. Tahun 2018 Penulis Rasoolimanesh, S. M., Jaafar, M., & Tangit, T. M. Reviewer Rosita Kurnia (F1118057) Tanggal 30 September 2019 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dalam jurnal tersebut adalah untuk membahas tingkat keterlibatan masyarakat lokal dalam sektor pariwisata dan mengidentifikasi kendala terkait di Taman Nasional Kinabalu, Malaysia. Subjek Penelitian Masyarakat yang terdapat di Kampung Kinasaraban dan Kampung Mesilou, serta desa dalam Kundasang dekat Taman Nasional Kinabalu. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan analisis kuantitatif dengan menggunakan Kuesioner .Survei kuesioner menggunakan sampling sistematik di desa-desa yang dipilih yaitu Desa Kinasaraban dan Desa Mesilou, serta desa-desa dalam Kundasang dekat Taman Nasional Kinabalu. Kuesioner dibuat dalam bahasa Melayu dan 450 kuesioner secara total dibagikan. Kuesioner dibagikan oleh beberapa mahasiswa dari Universitas Sains Malaysia ke rumah penduduk desa, di rumah- rumah ini yang secara sistematis telah dipilih. Siswa kembali ke rumah penduduk desa pada hari berikutnya untuk mengumpulkan kuesioner. Sebanyak 401 kuesioner yang dikumpulkan (89,1%), dan terdapat 378 kuesioner yang valid untuk digunakan dalam penelitian. Dalam pengolahan data menggunakan SPSS (Versi 19), data survei kuesioner dianalisis menggunakan statistik deskriptif, dan seri analisis inferensial, seperti tabulasi silang, uji chi-square, dan t- test. Objek Penelitian Pedesaan Kota Kinabalu, ibukota negara bagian Sabah, Malaysia Timur Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas responden terlibat di sektor pariwisata dan mereka meyakini bahwa pengembangan pariwisata dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka dan menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk setempat. Sebagian besar responden adalah warga asli dari desa-desa sebelumnya dari tempat mereka bekerja yaitu sebagai petani atau agribisnis yang dioperasikan. Namun ada juga beberapa responden yang tidak secara langsung terlibat dalam pengembangan pariwisata, menjual hasil panen seperti kubis, brokoli, dan buah-buahan di warung dan sepanjang Kundasang (Jalan Ranau). Meskipun tingkat pendidikan rendah dibeberapa masyarakat pedesaan, namun dari adanya pariwisata tersebut memberikan banyak peluang bagi masyarakat setempat. - Keterlibatan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata Dalam penelitian ini diperoleh juga dalam keterlibatan dalam kegiatan pariwisata diperoleh sebesar 68,5%. Yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 38,4% dan 24,6% dipekerjakan oleh orang lain, diikuti oleh pekerja paruh waktu 2,9%, dan pegawai pemerintah 2,4%. - Keterlibatan sektoral Mayoritas responden yang terlibat dalam sektor makanan dan minuman (20,6%), diikuti oleh akomodasi (18,3%), toko-toko kerajinan (11,1%), dan jasa (10,3%). Sektor transportasi memiliki keterlibatan setidaknya lokal warga (1,8%). Selain itu, berbagai sektor (6,3%), seperti budidaya ikan, layanan pemerintah, penjaga pantai, kios-kios bunga, dan warung sayur, memiliki keterlibatan kedua terendah lokal. - Kendala dalam keterlibatan Masyarakat dalam keterlibatan pengembangan pariwisata menghadapi beberapa kendala yaitu kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang menjadikan hambatan yang signifikan pada keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata, Penduduk lokal yang tidak tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi peluang yang terkait dengan pariwisata, pemasaran, dan bagaimana menjalankan bisnis, dan beberapa warga setempat memilih untuk tidak melibatkan diri dalam pariwisata karena menawarkan tidak teratur atau pendapatan musiman, atau karena mereka puas dengan pekerjaan mereka saat ini. Kesimpulan Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Tambaksari secara keseluruhan terlibat dalam kegiatan pariwisata, selain itu dengan adanya kegiatan pariwisata pedesaan tersebut masyarakat juga dapat memperoleh manfaat yaitu dapat meningkatkan pendapatan dan pembentukan pasar untuk produk lokal, dan perbaikan dalam ekonomi. Dalam Industri terkait kegiatan pariwisata pedesaan penduduk lokal juga dapat berpartisipasi di dalam penjualan di sektor makanan dan minuman, akomodasi, transportasi, dan kerajinan. Namun dari berbagai keterlibatan masyarakat tersebut masih ada beberapa kendala salah satunya kurangnya pengetahuan. Mengingat pentingnya keterlibatan masyarakat untuk pengembangan pariwisata berkelanjutan Taman Nasional Kinabalu, organisasi pemerintah dan terkait harus memikirkan cara untuk mengatasi kendala tersebut. 4) Jurnal 2 (Internasional)
Judul Local Community Participation in Tourism
Development: The Case of Katse Villages in Lesotho Jurnal African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure Volume dan Halaman Volume 6, Edisi 2, Halaman 123-140 Tahun 2019 Penulis Regina M. Thetsane Reviewer Rosita Kurnia (F1118057) Tanggal 30 September 2019 Tujuan Penelitian Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang peran masyarakat dalam pembangunan desa wisata dengan melihat pandangan masyarakat Lethoso. . Subjek Penelitian Penduduk daerah Katse yang terdiri dari masyarakat Katse pertama kali dibagi menjadi empat kelompok (desa), yaitu, Ha- Lejone, Ha-Poli, Ha-Mikia dan Mphorosane. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan kombinasi startified (pendekatan berlapis) dan convenience sampling digunakan untuk pemilihan sampel dari 500 rumah tangga. Langkah awal yang terlibat stratified random sampling; sesuai penduduk daerah Katse yang terdiri dari masyarakat Katse pertama kali dibagi menjadi empat kelompok (desa), yaitu, Ha-Lejone, Ha-Poli, Ha-Mikia dan Mphorosane. Peran masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata diukur dengan variabel yang diukur pada 5-titik skala Likert-jenis, dengan skor 1 mewakili “sangat setuju" dan skor 5 mewakili “sangat tidak setuju",oleh karena itu, alat ukur dianggap sebagai valid dan reliabel. Setiap pertanyaan diikuti dengan pertanyaan yang berakhir terbuka menyelidik untuk informasi lebih lanjut mengapa responden memegang pandangan tersebut. Dalam survei rumah ke rumah dikelola sendiri. Survei dilakukan dilakukan selama delapan minggu. Untuk jumlah total 20 pertanyaan, termasuk, pertanyaan-pertanyaan demografi dan pertanyaan yang berkaitan dengan peran yang tepat dari masyarakat dalam pengembangan pariwisata, wawancara mengambil sekitar 15- 20 menit per responden. Untuk tujuan analisis data menggunakan SPSS untuk menghasilkan nilai rata-rata dan standar deviasi (SD). Objek Penelitian Desa Katse di Lesotho Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh bahwa dalam partisipasi masyarakat dalam pengembangan wisata di Letosho adaalah sebagai berikut : 1) Dilihat dari Profil Sosio-Demografis Responden - Dari segi gender Di mana 52% laki-laki dan 48% perempuan berpartisipasi dalam studi. Hal ini juga jelas bahwa 49% dari responden telah mengunjungi Katse untuk tujuan rekreasi sementara 48% belum. - Dari status pekerjaan Responden yang bekerja di pekerjaan terkait pariwisata adalah 9%. Hal ini konsisten pengamatan peneliti, meskipun Lesotho memiliki potensi pariwisata namun belum dikembangkan secara optimal. - Dari umur Sebagian besar responden (34%) berumur antara 20 dan 30, diikuti oleh responden yang berusia antara 40 dan 50 (22%). Hanya 6% dari responden adalah antara 50 dan 60 sedangkan 10% berada di atas 60. 2) Peran masyarakat lokal dalam pembangunan pariwisata Dari beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, diperoleh bahwa kebanyakan masyarakat setuju saat membuat kebijakan pariwisata harus dikonsultasikan dengan masyarakat lokal menurut responden hal ini untuk memastikan dalam pembuatan kebijakan apabila melibatkan masyarakat, pembuat kebijakan akan mendapat banyak pandangan dari berbagai kalangan masyarakat. Selain itu responden juga menyatakan setuju apabila mereka dilibatkan saat pengambilan keputusan salah satu responden mengatakan bahwa “Jika kita menjadi bagian dari pengambilan keputusan, maka kita akan dapat menjaga perkembangan pariwisata yang dibuat di desa-desa kami”. Terdapat responden yang menyatakan bahwa “Ada banyak wisatawan, pergi ke Katse hampir setiap hari, tapi tidak ada fasilitas, seperti, SPBU, kamar cuci, restoran, dan akomodasi antara Ha Lejone dan Katse, jika kita bisa mendapatkan dukungan, kita dapat membangun Bed & Breakfast (B & B), pom bensin dan kamar mandi dalam perjalanan ke Katse”Selanjutnya, responden berpendapat bahwa mereka seperti orang asing, mereka ingin berinvestasi di bidang pariwisata tetapi satu-satunya kendala adalah kurangnya modal untuk berinvestasi dalam pariwisata. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat perlu memiliki suara yang representatif dalam semua struktur pariwisata di tingkat Nasional, kabupaten dan lokal. Masyarakat di Desa Katse juga harus berpartisipasi aktif dalam pembangunan pariwisata dengan mencari peluang kemitraan dengan sektor swasta, dan melakukan 4 fungsi manejemen yaitu planning, organizing, leading and controlling. Dalam rangka untuk memaksimalkan potensi kepemimpinan dan mencapai partisipasi masyarakat lokal, masyarakat setempat harus memilih pemimpin sendiri yang akan dapat mewakili kepentingan masyarakat dalam struktur pengembangan pariwisata di negara tersebut. Selain itu, para pemimpin lokal harus dididik tentang pengembangan pariwisata dan partisipasi sehingga mereka akan mampu mentransfer pengetahuan yang diperoleh kepada masyarakat. Untuk keefektifan organisasi dalam pariwisata penting bagi masyarakat untuk mengatur diri mereka sendiri melalui pemimpin lokal mereka dan membentuk kelompok untuk tujuan berbagi informasi dan pengalaman. 5) Jurnal 3 (Internasional)
Judul Community Participation in the Development
of Ecotourism: A Case Study in Tambaksari Village, East Java Indonesia Jurnal Journal of Basic and Applied Scientific Research Volume dan Halaman 2(12 )12432-12437 Tahun 2012 Penulis Rukavina Baksh, Soemarno, Luchman Hakim, Iwan Nugroho Reviewer Rosita Kurnia (F1118057) Tanggal 2 Oktober 2019 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari, Jawa Timur, Indonesia. Subjek Penelitian Kepala Desa Tambaksari, Staf Yayasan Kaliandra dan pemimpin informal Tambaksari Desa, Masyarakat di Desa Tambaksari. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan survei lapangan, dalam survei lapangan peneliti mengumpulkan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Kuesioner diberikan kepada 170 responden secara acak dan data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Objek Penelitian Desa Tambaksari Hasil Penelitian Dalam hasil penelitian ini memuat 5 indikator untuk mengukur tingkat partisipasi masyarakat di Desa Tambaksari : 1) Keterlibatan masyarakat dalam tahap perencanaan Di Desa Tambaksari dalam tahap perencanaan dinyatakan bahwa bersadarkan dari data sebanyak 49,4% tidak semua penduduk desa terlibat dalam tahap perencanaan. Beberapa orang lokal menyatakan bahwa perencanaan pengembangan ekowisata tidak penting. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dari masyarakat setempat mengenai pentingnya pengembangan ekowisata. Hanya 27,35% responden yang setuju dengan keterlibatan masyarakat dalam tahap perencanaan pembangunan ekowisata. Menurut responden yang setuju akan pengembangan ekowisata menyatakan bahwa betapa pentingnya untuk membuat mereka terlibat dalam tahap perencanaan karena akan memperoleh manfaat dan keuntungan dari pengembangan ekowisata itu sendiri. 2) Tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan Dalam pengambilan keputusan hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan rendah. 51,75% responden menyatakan bahwa tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan ekowisata. Partisipasi masyarakat terbatas dalam batasan tertentu. 3) Partisipasi masyarakat dalam manajemen (pengelolaan) Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa tidak semua penduduk Desa Tambaksari terlibat dalam pengelolaan dan pelaksanaan ekowisata. Hal ini bersadarkan dari data 41,2% responden. Beberapa responden yang tidak ikut berpartisipasi dalam progam “homestay” mengatakan bahwa karena kondisi rumah mereka yang tidak layak sehingga tidak pantas untuk mengikuti progam “homestay” tersebut. Namun sebanyak 35,5 dari responden setuju terhadap progam “homestay” tersebut, menurut mereka progam tersebut dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Selain itu keterlibatan masyarakat juga ditunjukkan dengan masyarakat lokal yang menjadi pemandu wisata dan juga masyarakat yang menjual produk-produk lokal 4) Manfaat aspek ekowisata Untuk manfaat yang diperoleh dari aspek ekowisata sebanyak 47,1% responden menyatakan setuju dengan manfaat tersebut.Dan sebanyak 32,9% masyarakat tidak setuju akan manfaat yang diperoleh. Mereka yang setuju menyatakan bahwa manfaat yang diperoleh adalah peningkatan dalam pendapatan. Selain itu keuntungan lain yang diperoleh adalah mereka mendapatkan perbaikan dalam hal sarana dan prasarana umum bagi masyarakat setempat. 5) Partisipasi masyarakat lokal dalam evaluasi Dalam tahap evaluasi ditunjukkan bahwa sebanyak 37,9% responden menyatakan terlibat dan 25,6% responden tidak terlibat dalam pengembangan ekowisata di Desa Tambaksari.
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian tersebut
menunjukkan beberapa kondisi dalam pengembangan ekowisata di Tambaksari Desa. Pertama, sebagian besar penduduk desa di Tambaksari belum terlibat dalam perencanaan pengembangan ekowisata. Kedua, tidak semua warga desa terlibat dalam pengambilan keputusan. Ketiga, tidak semua warga desa terlibat dalam pelaksanaan ekowisata; sebaliknya, hanya ada beberapa orang yang terlibat dalam pelaksanaan ekowisata. Keempat, mayoritas masyarakat menerima manfaat dari pengembangan program ekowisata. Kelima, mayoritas penduduk desa telah terlibat dalam evaluasi kegiatan ekowisata. Jadi kesimpulannya, partisipasi masyarakat dalam pengembangan ekowisata di Tambaksari Desa masih perlu ditingkatkan untuk menjaga dan mendukung pertumbuhan sektor ekowisata itu sendiri. Dari 5 jurnal (2 jurnal lokal dan 3 jurnal internasional) maka diperoleh GAP sebagai berikut :
1. Pada penelitan Abdurrahman dalam jurnal “Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Desa Wisata di Kelurahan Sarangan Kabupaten Magetan” hasil ditunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam aktivitas pengembangan desa adalah non participation. Hasil tersebut didapat dari penilaian pada tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pemanfaatan hasil dan evaluasi. 2. Pada penelitian Ika Pujiningrum Palimbunga dalam jurnal “Keterlibatan Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata Di Desa Wisata Tabanlansu Papua” hasil ditunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat sudah perpartisipasi dalam pengembangan pariwisata di desa wisata tabanlansu papua. Dalam tahapan yang dilakukan dalam partisipasi masyarakat melalui tahapan perencanaan,pelaksanaan progam, partisipasid alam sektor informal dan partisipasi dalam pengawasan. 3. Pada Penelitian Rasoolimanesh dkk dalam jurnal “Community involvement in rural tourism: A case of Kinabalu National Park, Malaysia” hasil ditunjukkan bahwa masyarakat di Tambaksari secara keseluruhan terlibat dalam kegiatan pariwisata. Keterlibatan masyarakat dalam hal tersebut ditunjukkan dari keterlibatan yang berkaitan dengan pariwisata, keterlibatan dalam sektoral. 4. Pada penelitian Regina M. Thetsane dkk dalam jurnal “Local Community Participation in Tourism Development: The Case of Katse Villages in Lesotho” hasil ditunjukkan bahwa Masyarakat belum sepenuhnya ikut terlibat terhadap pembangunan desa wisata. 5. Pada Penelitian Rukavina Baksh dkk dalam jurnal “Community Participation in the Development of Ecotourism: A Case Study in Tambaksari Village, East Java Indonesia” hasil ditunjukkan bahwa belum secara keseluruhan masyarakat terlibat dalam partisipasi desa wisata. Dalam mengukur partisipasi masyarakat menggunakan indikator : Keterlibatan masyarakat dalam tahap perencanaan,Tingkat partisipasi dalam pengambilan keputusan, Partisipasi masyarakat dalam manajemen (pengelolaan), Partisipasi masyarakat lokal dalam evaluasi .
IMPLEMENTASI PENGGUNAAN DANA KRABAT DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Studi Penggunaan Dana Krabat Di BUMDes Desa Berare Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa)