Anda di halaman 1dari 15

Tugas Terstruktur

KONSEP KERJA TIM

OLEH KELOMPOK 2

1. CHAIRUNISSA SYAH
2. DJUNAIRA ANDINA ISHAK
3. MIFTA TOHA LESTALUHU
4. TRISNAWANTI RUSLAN
5. FARADILA DANO
6. PRATIWI MANSUR

POLTEKKES KEMENKES TERNATE

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Kerja Tim”
ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas.

Kami menyadari bahwa Tak Ada Gading Yang Tak Retak, begitu juga dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat.

Jumat, Okober 2018

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i


Daftar Isi ................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
A. Lintas Sektor .............................................................................................................. 2
B. Lintas Program ........................................................................................................... 3
C. Kerja Sama Lintas Sektor Dan Lintas Program ......................................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11
Kesimpulan .......................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakuktujuan tersebutan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya.Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,pembangunan kesehatan
dilaksanakan secara terarah,berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. Sesuai
dengan Kesehatan Nasional ( SKN 2009 ) yang mengacu pada arah dan tahapan
pembangunan kesehatan yang di tetapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang di
bidang kesehatan tahun 2005 – 2025.Sasaran pembangunan kesehatan yang diharapkan
untyk semua potensi bangsa,baik masyarakat maupun pemerintah secara sinergis
,berhasil guna dan berdaya guna sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya.

Guna meningkatkan derajat kesehatan ,maka diharapkan perlu melakukan pertemuan


Lintas sektor yang merupakan awal dalam melaksanakan perencanaan pembinaan secara
terpadu di masyarakat dengan mengedepankan skala prioritas.Untk mendapatkan hasil
yang maksimal perlu adanya saling pengertian dan keterbukaan diantara komponen yang
terkait didalamnya. Untyk menggalang kerjasama terutama dalam membina peran serta
masyarakat, diperlukan antara program/sektor yang bersangkutan untuk merumuskan
kerjasama dalam pelaksanaan pembinaan nanti.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep lintas sektor?
2. Bagaimana konsep lintas program?
3. Bagaimana kerja sama natara lintas sektor dan lintas program?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep lintas sektor.
2. Mengetahui konsep lintas program.
3. Mengetahui kerja sama natara lintas sektor dan lintas program.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Lintas Sektor

1. Pengertian
Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor kesehatan
yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsungatau tidak
langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal
pengesahan, tetapi juga ikut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan,
pengumpulan, dan interpretasi informasi serta mengevaluasi. Lintas sektor
kesehatanmerupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau bagian-bagian dari
sektor yang berbeda, dibentuk utnuk mengambil tindakan pada suatu masalah agar
hasil yang tercapaidengan cara yang lebih efektif, berkelanjutan atau efisien
disbanding sektor kesehatan bertindak sendiri (WHO 1998). Prinsip kerja sama lintas
sektor melalui pertalian dengan program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk
mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan
kebijakan dan praktek organisasisektor-sektor yang berbeda.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi


Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjsasama lintas sektor penganggulangan
yang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen, peran, dantanggung
jawab. Masalah anggaran sering membuat beberapa institusi membentu kerjasama.
Pengendalian melalui manajemen lingkungan memerlukan kejelasan yang efektif
antara sektor klinis, kesehatan lingkungan, perencanaan pemukiman, institusi
akademis,dan masyarakat setempat

3. Langkah-langkah kegiatan
a. Persiapan
- Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah maupun swasta, termasuk
LSM
- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk pertemuan
- Mengidentifikasi masalah yang dibahas
b. Pelaksanaan
- Pertemuan dipimpin oleh ketua tim (tingkat kabupaten/kecamatan/desa)
- Menyampaikan salam pembuka
- Menyampaikan tujuan pertemuan dan agenda rapat
- Membahas masalah kesehatan jiwa yang memerlukan dukungan lintas sector,
yang terkait dengan dukungan dana, sarana dan prasarana, kebijakan pemda
dalam pengembangan program CMHN
- Meminta pendapat dari peserta rapat dalam rangka mencari alternative
penyelesaian masalah
- Membahas rencana kerja dan tindak lanjut kegiatan yang akan dilakukan
- Merangkum hasil pertemuan
- Menutup pertemuan
c. Evaluasi
Evaluasi kemampuan fasilitator CMHN dalam:
- Memimpin rapat koordinasi
- Membuat laporan hasil rapat

B. Lintas Program
1. Pengertian
Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama
lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program
terkait yang ada di puskesmas.

2. Tujuan
Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah untuk menggalang kerja sama dalam
tim dan selanjutnya menggalang kerja sama lintas sektoral. Kerja sama lintas sektor
melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor kesehatan yang merupakan usaha
bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung terhadap
kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga
ikkut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan
interpretasi informasi serta mengevaluasi.

3. Pengembangan kerjasama lintas program


Pengembangan kerjasama lintas program merupakan suatu upaya meningkatkan
kerjasama yang sinergis antara PNPM MPd dengan program program dan atau
proyek-proyek lain dalam suatu kawasan tertentu. Dengan kerjasama sinergis tersebut
diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas, baik proses maupun hasil
pembangunanya bagi masyarakat sebagai subyek pembangunan. Bahkan tidak
sekedar menghasilkan output yang berkualitas, namun juga dapat menghasilakan
outcome dan impact (Multiplier effect).

PNPM-MPd sudah menerapkan prinsip transparan dan banyak melakukan upaya


sosialisi serta memiliki tim koordinasi, belum lagi masih ada proses verifikasi usulan
sebagai filter, namun masih juga terjadi kekurang cermatan dalam pengawasan
perencanaan dan pelaksanaanya, sehingga terjadi proyek2 yang kurang strategis bagi
pengembangan suatu kawasan, bahkan tumpang tindih dengan program atau proyek
lain.

Bila ditata dengan benar, desa dapat memiliki otonomi dan kekuatan yang luar biasa
dalam memanfaatkan anggaran pemerintah untuk menjadikan suatu komponen alat
produktif bagi berbagai aspek penggerak ekonomi masyarakat desa. PNPM MPd
telah memberikan sentuhan yang benar melalui proses perencanaan partisipatif yang
berakar dari potensi dan mempertimbangkan masalah yang dihadapi, namun realitas
yang ditemukan dilapangan masih banyak fasilitator yang belum melaksanakan
dengan benar dan bersungguh-sungguh serta dengan suatu penghayatan, sehingga
berdampak pada lambatnya pertumbuhan ekonomi desa menuju desa mandiri dan
berdaulat.

a. Dokumen perencanaan pembangunan desa harus komperhensif


Ditempatkanya para fasilitator di desa-kecamatan maupun di tingkat kabupaten
memiliki peran penting yang berbeda dan dapat saling mendukung antar fasilitator
kecamatan dan kabupaten. Secara teknis fasilitator tingkat kecamatan memotifasi
masyarakat dan mendampinginya dalam menyusun perencanaan dan
melaksanakan pembangunan desa secara koperhensif, untuk mewujudkan visi
desa yang digali dari visi masyarakat dengan melihat potensi dan masalah
setempat.

Kegiatan-kegiatan yang diusulkan untuk didanai tidak boleh tanpa pertimbangan


kebutuhan, kegiatan dimaksud harus merupakan bagian dari komponen penggerak
ekonomi desa dan komponen pelengkap lain yang bila disusun dapat disatukan
bagai mosaik atau bagian dari komponen mesin penggerak yang ahirnya pertautan
tersebut menyatukan energi yang menghasilkan daya dobrak yang luar biasa
menjebol tirai kemiskinan.

Program dan proyek dari berbagai sumber pendanaan mestinya tinggal mendanai
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan masyarakat desa untuk dirangkai
sesuai fungsi peran dan bidang garap masing-masing institusi. Dalam hal ini
Fasilitator kabupaten dapat membantu memfasilitasi dan mendekatkan lembaga
masyarakat ditingkat bawah kepada pemerintah daerah.

b. Kendala dan permasalahan


Dalam pendampinganya, para fasilitator di PNPM Mpd masih menemui kendala
dan banyak kekurangan dilapangan seperti dalam proses penyusunan visi
masyarakat desa menjadi visi desa, proses Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Desa yang diuraikan lagi menjadi RPJMDes yang lima tahunan dan RKPDes
tahunan, dimana dokumen tersebut harus lengkap dan prosesnya benar, karena
mempunyai nilai sangat strategis.

Dalam proses prioritas usulan dan Musrenbang juga musti berprespektif


kemendesakan yang super prioritas bagi perkembangan desa, dalam proses
verifikasi harus cermat dalam menilai serta mencari informasi di SKPD terkait di
tingkat kecamatan maupun kabupaten agar tidak terjadi tumpang tindih
pendanaan, baik dari proyek kabupaten, provinsi maupun yang didanai pusat.
Artinya dalam memilih dan melatih anggota Tim Verifikasi, fasilitator kecamatan
maupun kabupaten harus benar2 cermat.

Masih lekat dalam ingatan kita bagaimana repotnya mengeleminir keputusan


MAD karena tiba-tiba ada larangan bahwa bagi desa-desa yang menerima
pendanaan untuk pembangunan prasarana dari PPIP tidak boleh mengusulkan
prasarana di PNPM MPd, alias usulan prasarana yang sudah terlanjur diproses dan
diputuskan dalam musyawarah harus di batalkan.
Ada juga kasus usulan prasarana yang telah didanai PNPM Mpd dan sedang di
kerjakan, tiba2 pihak Dinas PU datang dan menyatakan akan memulai pekerjaan
yang sama dilokasi yang sama pula... usut punya usut ternyata pekerjaan tersebut
dulunya telah berulang-ulang diusulkan desa dan lolos Musrenbang Kecamatan ke
Kabupaten, namun karena sekian tahun tidak juga terdanai, diusulkan juga ke
PNPM-MPd, padahal ketika Verifikasi juga sudah melibatkan Dinas PU.

c. Fasilitator harus terus berinovasi


Sebagai seorang Fasilitator program, kita harus profesional dan tidak boleh
menyerah dengan keadaan tersebut, masih banyak cara dan upaya yang dapat
dilakukan dalam mendampingi masyarakat melakukan pembangunan secara
partisipatif, pengalaman pahit getirnya fasilitator bersama rakyat dilapangan
menggembleng para fasilitator untuk terus dan terus berinovasi positif dalam
pembangunan parrtisipatif, prinsip-prinsip dan tata aturan program bila ditaati
substansinya (tidak sekedar texbook) maka dapat membimbing kita bersama
masyarakat membawa misi menuju tercapainya visi program. Tidak sedikit dana
dan anggaran dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan berbagai bidang,
melalui berbagi SKPD dan Institusi lain, namun semuanya akan sia-sia bila tidak
dikelola

d. Strategi Fasilitasi dalam pengembangan kerjasama lintas program


Ditingkat desa fasilitator harus cermat mendampingi proses penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan desa yang komperhensif, mencakup semua aspek dan
komponen yang dibutuhkan dalam mewujudkan desa yang otonom dan mandiri,
sehingga bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Dokumen perencanaan
pembangunan desa yang lengkap dan beprespektif visi desa, artinya semua
program dan proyek bisa tinggal memilih “Menu” Kegiatan yang telah ada
dalam dokumen

C. Kerja sama Lintas sektor dan Lintas Program

Kerjasama lintas sektor adalah program yag melibatkan suatu institusi atau instansi negri
atau swasta yang membutuhkan pemberdayaan dan kekuatan dasar dari pemerintah atau
swasta mengenai peraturan yang ditetapkan untuk mewujudkan alternatif kebijakan
secara terpadu dan komprehensif sehingga adanya keputusan dan kerjasama.

Manfaat dan tujuan kerjasama lintas sektoral antara lain adalah :


1. Mempermudah pencapaian keberhasilan rancangan kegiatan
2. Dapat memberikan gambaran tehnis antar lintas sektoral dan lintas program
3. Kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan
4. Saling menguntungkan kedua pihak antara rencana program
5. Dapat memberikan perijinan dalam rujukan
6. Dapat memberikan kontribusi, fasilitas, sarana dan dana
7. Terdokumentasi dalam perizinan dan kegiatan

Untuk menggalang kerjasama lintas sektor dalam penyelenggaran pembangunan terutama


dalam bidang kesehatan di tingkat kecamatan diperlukan pertemuan – pertemuan antara
sektor terkait di tingkat kecamatan dan aparat desa.
Semua sektor menginventarisasi kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut :
NO SEKTOR KEGIATAN
1 TP-PKK Membina ibu-ibu Balita.
Melatih Kader Posyandu.
Penyuluhan kepada Ibu balita.

2 PPLKB Pembinaan Kader posyandu ‘


Merencanakan posyandu lengkap dengan BKB
Pengawasan dan penilaian Posyandu.

3 Pertanian Penyuluhan karang Gizi

4 Petugas Kesehatan Merencanaan pengembangan Posyandu lengkap


dengan jadwal pelaksanaanya.
Pembinaan, pengawasan serta pengendalian
pelaksanan posyandu.
- Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
status gizi masayakat.
a. Analisis masalah peran Bantu dari masing – masing sektor :
1. PLKB
Masalah :
a) Angka D.O peserta KB cukup tinggi
b) Pengertian peserta KB baru dan KB ulang belum dipahami.
c) Bagi para bidan harus lebih meningkatkan peran dalam fungsi konseling
d) Pelayanan harus lebih ditingkatkan sehingga angka DO dapat ditekan dan salah
satunya dengan cara mencegah persediaan alkon yang cukup.

2. Peternakan
Masalah :
Apabila dilaksanakan vaksinasi di desa- desa jarang masyarakat
membawa ternaknya untuk diberikan vaksin.

3. Kepala Desa
Masalah :
Alat kesehatan untuk puskesmas desa, bagaimana pisik untuk pembangunan
gedungnya ( tanah, biaya pembangunan , model bangunan dll ).

4. TP PKK
Masalah :
a. Data – data kesehatan untuk PKK banyak yang kosong.
b. Data gizi buruk tidak ada di PKK kecamatan.

b. Pembagian peran dan tugas masing – masing sektor


No Sektor Peran Ket.
1 Pemerintahan Menyusun kebijakan, melaksanakan -
(Camat,Kades) pembinaan, dan motivasi kepada -
masyarakat dalam melaksanakan -
pembangunan termasuk pembangunan -
bidang kesehatan -
(Promosikesehatan,KIA/KB, Gizi,
JPKM,P2M).
2 TP – PKK
Kecamatan Pembina, Motivator masyarakat untuk
melaksanakan pembangunan
kesehatan meliputi dalam bidang
Promosi Kesehatan,KIA/KB,
Gizi,UKK,P2M, JPKM melalui
kegiatan kelompok dasa wisma.
3 PPLKB

Memberikan pembinaan dan motivasi


dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui
program keluarga sejahtera dan BKB
serta Promosi KB dalam
4 Pertanian meningkatkan cakupan aseptor baru.

Memberikan pembinaan dan motivasi


kepada masyarakat dalam
mempertahankan kecukupan persedian
pangan yang berdampak pada status
gizi masyarakat.
Memberikan pembinaan dalam upaya
5 Peternakan kesehatan dan keselamat kerja bidang
pertanian.

Melakukan upaya meningkatkan


pendapatan dan gizi masyarakat
melalui usaha – usaha peternakan
dengan memperhatikan dampak
kesehatan yang mungkin timbul
termasuk upaya pencegahan penyakit /
Flu burung.

Masing –masing sektor nampaknya sudah melaksanakan kegiatan dengan baik. Hal ini
perlu terus ditingkatkan sehingga apa yang menjadi target bisa dicapai.

c. Contohrencana kegiatan masing – masing sektor untuk tiga bulan berikut:

No Sektor Kegiatan Ket


1 Camat Bertanggung jawab di wilayah kecamatan
merencanakan,penggerak,pengawasan,pengendalian
dan peningkatan dalam kegiatan posyandu
(KIA,KB,Imunisasi,Gizi,penanganan diare )

2 TP-PKK Pertemuan Koordinasi


Memotivasi kader dalam pelaksanaan posyandu
Pembinaan,penyuluhan ibu-ibu Bayi dan balita
kerumah-rumah lewat dasa wisma.
Penyuluhan dan memotivasi ibu-ibu untuk ikut
berusaha dalam meningkatkan pendapatan.

3 PPLKB Pembinaan kader posyandu bersama petugas


kesehatan
Merencanakan posyandu lengkap dengan BKB
Pengawasan dan penilaian posyandu
Pengentasan kemiskinan / bedah rumah
Penyedian sarana / KB

4 Pertanian Memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan


pekarangan dalam rangka meningkatkan gizi dan
pendapatan keluarga.
Pengembangan Toga

5 Peternakan Vaksinasi untuk pencegahan Flu burung

6 Kades Membantu dalam penyelenggaran Posyandu di


wilayah masing – masing
b. Melaksanakan kegiatan pencegahan penyakit.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama
lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program
terkait yang ada di puskesmas.

Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah untuk menggalang kerja sama dalam
tim dan selanjutnya menggalang kerja sama lintas sektoral. Kerja sama lintas sektor
melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor kesehatan yang merupakan usaha
bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak langsung terhadap
kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga
ikkut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan
interpretasi informasi serta mengevaluasi.

Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor kesehatan
yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsungatau tidak
langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal
pengesahan, tetapi juga ikut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan,
pengumpulan, dan interpretasi informasi serta mengevaluasi. Lintas sektor
kesehatanmerupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau bagian-bagian dari
sektor yang berbeda, dibentuk utnuk mengambil tindakan pada suatu masalah agar
hasil yang tercapaidengan cara yang lebih efektif, berkelanjutan atau efisien
disbanding sektor kesehatan bertindak sendiri (WHO 1998). Prinsip kerja sama lintas
sektor melalui pertalian dengan program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk
mencapai kesadaran yang lebih besar terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan
kebijakan dan praktek organisasisektor-sektor yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia,Yesi. 2011. Kerjasama Lintas Sektoral. http:// www. scribd. com/ doc/
79736393/9/ Sistem-Kerjasama-Lintas Sektoral. di akses 10 februari 2012
samarinda.
Anonim. 2010. Kemitraan. http:// www. sieradproduce. com/ ID/ peluang/ Pages/
Kemitraan. aspx. diakses 10 februari 2012 Samarinda
Anonim. 2012. Kemitraan Sector Kesehatan. http:// www. wiziq. com/ tutorial/147960-
KEMITRAAN-BIDANG-KESEHATAN. di akses 10 februari 2012 Samarinda
Anonim. 2010. Pengertian Keitraan Kesehatan. http:// syehaceh. wordpress. com/
2008/05/12/kemitraa -dalam-kesehatan/. di akses 10 februari 2011. Samarinda
Anonim. 2011. Usaha Usaha Kesehatan Masyarakat. http:// sehat jasmani dan rohani.
blogspot. com/ 2011/ 01/usaha-usaha-kesehatan-masyarakat. html. di akses 10
februari 2011. Samarinda

Anda mungkin juga menyukai