Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat
melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu
bentuk upaya pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah dengan
membentuk desa siaga. Desa Siaga adalah desa yang memiliki kesiapan
sumberdaya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, terutama bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri yang
bertujuan untuk terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggap
terhadap masalah-masalah kesehatan di wilayahnya (Kemenkes RI, 2010). Salah
satu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai tujuan desa siaga
adalah melibatkan masyarakat dalam kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) yang bertempat dibalai desa. MMD merupakan sebuah musyawarah yang
diajukan oleh mahasiswa bersama dengan perwakilan warga desa, bidan desa,
petugas promkes puskesmas, kader, kepala desa, pkk desa, tokoh masyarakat,
tokoh pemuda untuk membahas hasil observasi atau hasil Survei Mawas Diri
(SMD) yang dilakukatelah dilakukan (Depkes RI, 2010). Frekuensi pertemuan
MMD minimal dilakukan 3 kali per tahun (Kemenkes RI, 2010).
Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Desa ini adalah untuk
menganalisis masalah-masalah kesehatan yang ditemukan dari hasil SMD untuk
kemudian dicarikan alternatif penyelesaian masalah hasil SMD tersebut dikaitkan
dengan potensi yang dimiliki desa dan disetujui bersama baik mahasiswa dan
masyarakat desa ( Yohanik,2012 ).
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan musyawarah masyarakat desa (MMD)
?
2. Jelaskan tentang intervensi : Plan Of Action (POA) ?
3. Jelaskan Implementasi: preplanning / laporan pendahuluan ?
4. Jelaskan evaluasi tindakan keperawatan komunitas sistem kolaborasi lintas
sectoral dan lintas program ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana konsep musyawarah masyarakat desa dalam
komunitas.
1.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa memperoleh
pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai
Musyawarah masyarakat desa
2 Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui
bagaimana cara untuk menyusun sebuah konsep musyawarah masyarakat desa
dalam komunitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan perwakilan warga
desa beserta tokoh masyarakatnya dan para petugas untuk membahas hasil Survei
Mawas Diri (SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil survei mawas diri.
Adapun tujuan dilaksanakannya Musyawarah Masyarakat Desa adalah sebagai
berikut:
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya;
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
pelaksanaan Desa Siaga dan Poskesdes;
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan, melaksanakan desa siaga dan poskesdes.
Musyawarah masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa,
petugas Puskesmas dan sektor terkait di tingkat kecamatan (Seksi-seksi
pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, Pertanian, Agama dan lain-lain).
Kader/tokoh masyarakat membantu kepala desa menyebarkan hasil musyawarah /
MMD berupa rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan dan membantu
menindaklanjuti untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya.
2.2 INTERVENSI : PLAN OF ACTION (POA)
Rencana kegiatan operasional adalah cara spesifik yang akan ditempuh untuk
mencapai sasaran kegiatan. Rencana kegiatan ini dapat memiliki bentuk sebagai
berikut:
1. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu yang lebih
pendek.
2. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya suatu alternatif
intervensi.
3. Rencana kegiatan operasional memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan
sumber daya yang spesifik dan akontabilitas untuk setiap tahapannya.
A. Tujuan rencana kegiatan
1. Mengidentifikasi apa yang harus dilakukan
2. Menguji dan membuktikan bahwa:
a. Sasaran dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah dijadualkan
b. Adanya kemampuan untuk mencapai sasaran
c. Sumber daya yang dibutuhkan dapat diperoleh
d. Semua informasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran dapat diperoleh
e. Adanya beberapa alternatif yang harus diperhatikan.
3. Berperan sebagai media komunikasi
a. Hal ini menjadi lebih penting apabila berbagai unit dalam organisasi memiliki
peran yang berbeda dalam pencapaian
b. Dapat memotivasi pihak yang berkepentingan dalam pencapaian sasaran.
B. Langkah-langkah membuat rencana kegiatan:
1. Mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
sebagai berikut:
a. Kegiatan apa yang mendukung pencapaian sasaran organisasi
b. Apa saja masalah atau hambatan yang harus dipecahkan
untuk mencapai sasaran tersebut
c. Bagaimana urutan dari kegiatan yang diperlukan untuk memecahkan masalah
diatas ?
d. Bagaimana sasaran dapat dijabarkan kedalam waktu, unit, tingkat, fungsi atau
lokasi geografis?
2. Menentukan rangkaian kegiatan yang paling sesuai untuk sasaran
3. Menjabarkan rangkaian kegiatan di atas menjadi beberapa tahapan. Setiap
tahapan harus berfokus pada hasil spesifik yang lebih kecil dalam jangka
waktu yang lebih pendek untuk unit-unit yang lebih kecil
4. Untuk setiap tahapan tersebut harus ditentukan:
a. Siapa yang harus bertanggung jawab dan memiliki akntabilitas untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan?
b. Kapan dimulai dan berakhirnya setiap tahapan kegiatan ?
c. Berapa banyak waktu dan biaya yang diperlukan ?
d. Bagaimana dan kapan organisasi dapat mengetahui bila terjadi penyimpangan
pada rencana kegiatan.
5. Bersama-sama dengan pihak yang berkepentingan menguji dan melakukan
validasi rencana kegiatan untuk mendapatkan kesepakatan dan dukungan.

C. Beberapa kriteria rencana kegiatan yang baik :

1. Spesific (spesifik) :
Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan-keadaan yang
ingin dirubah. Rencana kegiatan anda perlu penjelasan secara pasti berapa
kolega yang anda butuhkan, siapa mereka, dan bagaimana dan kapan anda
mengkomunikasi-kannya.
2. Measurable (terukur) :
Rencana anda harus dapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telah anda
capai.
3. Attainable/achievable (dapat dicapai) :
Rencana kegiatan anda harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal.
Ini berarti bahwa rencana tersebut harus sederhana tetapi efektif, tidak harus
membutuhkan anggaran yang besar. Jika anda mendapat dana maka anda
harus mendesain sebuah rencana kegiatan yang sesuai dengan anggaran yang
tersedia.
4. Relevant :
Rencana kegiatan anda harus mengambil pelajaran kursus singkat anda dan
menerapkannya kembali di tempat kerja anda. Secara alamiah anda tidak akan
bisa menerapkan semua yang telah anda pelajari di tempat kerja anda. Anda
perlu menghabiskan waktu beberapa saat dalam berfikir tentang pelajaran
yang paling diperlukan atau relevan dengan anda, organisasi anda dan
pengawas atau pelanggan.
5. Timely (sesuai waktu) :
Rencana kegiatan anda harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang
atau sesuatu yang segera anda butuhkan. Hindari memilih topik yang akan
diperlukan dalam waktu dua (2) tahun mendatang.
D. Rencana yang Efektif Berisi :
1. Tujuan yang objektif.
2. Langkah-langkah kegiatannya jelas dan lengkap.
3. Kegiatan dirancang dengan tepat.
4. Waktu memulai dan berakhir ditentukan untuk masing-masing kegiatan.
5. Identifikasi siapa yang bertanggung jawab untuk masing-masing kegiatan.
6. Identifikasi sumber-sumber kunci (orang lain) untuk mencapai masing-
masing kegiatan.
7. Tentukan tempat, bila perlu untuk masing-masing kegiatan sehingga
tujuan tercapai.
2.3 IMPLEMENTASI: PREPLANNING / LAPORAN PENDAHULUAN
2.4 EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS SISTEM
KOLABORASI LINTAS SEKRORAL DAN LINTAS PROGRAM

Anda mungkin juga menyukai