Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kebidanan komunitas adalah sebagian upaya yang dilakukan oleh
bidan dikomunitas. Kegiatan akan terlaksana dengan baik dan memberikan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan jika berdsarkan perencanaan.Sebab
itu program berdaya guna perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif,
yakni pendekatan yang menekan pentingnya keterlibatan warga secara
sukarela dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka
sendiri. dalam konteks ini masyarakat bukan dipandang sebagai objek
pembangunan, tetapi lebih di anggap sebagai subjek, aktif pada semua
tahapan siklus proyek pembangunan mulai dari penilaian
kebutuhan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan demikian yang
partisipasif dan juga responsive gender perlu menerapkan prinsip-prinsip,
Mengutagamakan masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat, Melibatkan
dan memberdayakan perempuan. Melalui perencanaan program yang
partisipatif, maka masyarakat didorong bukan hanya mampu menyuara
kepentingannya. Tetapi juga mampu mengorganisie diri secara kolektif untuk
terlibat mulai dari melakukan perencanaan dan merancang kesehatannya
sendiri.Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu perencanaan kebidanan komunitas
mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut 2  Perencanaan
berdasarkan wilayah.Rencana pembangunan nasional (pusat) dan Rencana
pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian perencanaan kegiatan?
2. Apa pengertian pelaksanaan kegiatan?

1
3. Bagaimana monitoring evaluasi kebidanan komunitas dengan pws kia?

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian, perencanaan,
pelaksanaan dan cara monitoring evauasi kebidanan komunitas pws
kia
2. Tujuan khusus
a. Apa pengertian perencanaan kegiatan?
b. Apa pengertian pelaksanaan kegiatan ?
c. Bagaimana monitoring evaluasi kebidanan komunitas dengan
pws kia?

D. MANFAAT
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan kegiatan
2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan ?
3. Untuk mengetahui monitoring evaluasi kebidanan komunitas dengan
pws kia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PERENCANAAN
Rencana merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk
mewujudkan suatu tujuan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan
sumber yang tersedia. Jadi yang disebut dengan perencanaan yaitu suatu
proses penyusunan rencana yang menggambarkan keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu melalui suatu kegiatan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia.(nurul,2012). Ada beberapa bentuk
dan proses dari perencanaan:
1. Ada beberapa dari bentuk perencanaan, yaitu:
a. Perencanaan berdasarkan kurun waktu pelaksanaan
1) Jangka panjang: alokasi waktu 25 tahun.
2) Jangka menegah: alokasi waktu 5 tahun.
3) Jangka pendek: disusun untuk kegiatan tahunan.
b. Perencanaan berdasarkan wilayah
1) Rencana pembangunan nasional (pusat)
2) Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi,
kabupaten, kecamatan dan desa.
c. Perencanaan berdasarkan program
1) Rencana pembangunan kesehatan keluarga
2) Rencana penyuluhan kesehatan
3) Rencana pembangunan puskesmas
2. Adanya proses penyusunan rencana yaitu:
a. Menentukan tujuan

3
Menentukan tujuan berdasarkan masalah yang telah
diidentifikasi. Bila masalah yang ditemukan tersebut banyak,
maka bentuk-bentuk dari prioritasnya masalahnya berdasarkan:
1) Berdasarkan besarnya masalah
2) Berdasarkan luasnya masalah
3) Berdasarkan dampak masalah
4) Berdasarkan besarnya akibat masalah
5) Berdasarkan tingkat kemudahan dalam mengatasinya
Untuk mendukung pencapaian tujuan perlu identifikasi
tentang kondisi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan
untuk menentukan tujuan suatu rencana dan strategi
pelaksanaannya perlu dipertimbangkan,sehingga:
1) Kekuatan yang dimiliki (Strength)
2) Peluang (Opportunity)
3) Kelemahan (Weakness)
4) Ancaman (Threat)
Didalam suatu perencanaan memiliki tujuan untuk
menunjukkan keadaan yang akan dicapai, yaitu: keadaan yang
akan dicapai harus jelas dan dapat diukur baik kuantitas
maupun kualitas. Dalam tujuan suatu perencanaan sebaiknya
dinyatakan jangka waktu, kondisi dan tempat kegiatan.

b. Menentukan strategi
Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan
dalam kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan
kebijaksanaan merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan.
Contohnya dalam pelaksanaan program pelayanan kesehatan
ibu dan anak di desa A, kebijaksanaan yang ditetapkan adalah
pelayanan kesehatan ibu dan anak diarahkan pada upaya

4
peningkatan sumber daya manusia, hal ini dituangkan dalam
undang-undang no. 23 th 1992, hal tersebut disusun dalam
langkah-langkah pelaksanaannya.

c. Menentukan kegiatan
Berdasarkan kegiatan pokok disusun program lebih
rinci yang mencakup aktifitas-aktifitas, dilakukan dengan
target yang akan dicapai. Rencana kegiatan secara rinci
mencakup latar belakang disusunnya rencana. Tujuan yang
akan dicapai:
1) Kegiatan yang akan dilakukan
2) Tempat pelaksanaan
3) Waktu dan penjadwalan pelaksanaan
4) Pelaksana yang bertanggung jawab

d. Menentukan sumber daya


Menentukan sumber daya yang dimaksudMenentukan
sumber daya yang dimaksud adalah tenaga, sarana, fasilitas,
dana, manajemen serta informasi.(Nurul,2012)

B. PERENCANAAN KEGIATAN
1. Pertemuan ini merupakan pertemuan persiapan, dan dapat berupa
rangkaian pertemuan dengan tujuan yang saling melengkapi, yaitu
untuk :
a. Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
b. Menentukan kebijaksanaan propinsi dalam pelaksanaan PWS
KIA
c. Merencanakan Fasilitasi tingkat kabupaten /kota dan
Puskesmas

5
d. Menyusun mekanisme pemantauan kegiataru dll
Pihak yang terlibat meliputi:
1) Subdinas/bidang yang menangani KIA.
2) Subdinas/bidang yang menangani puskesmas dan
rumah sakit.
3) Subdinas/bidang yangmenangani pengendalian
penyakit.
Pertemuan ini dilaksanakan satu kali untuk
memfasilitasi kabupaten/kota untuk memberikan bantuan
teknis, bentuknya adalah kunjungan ke lapangan atau
pertemuan di propinsi. Pelaksanaan 2x setiap tahunnya.
Evaluasi/ tindak lanjut untuk menilai kemajuan cakupan
program KIA, merencanakan kegiatan hasil dari analisa.
Pelaksanaan pertemuan 1x pertahun.

2. Pertemuan di tingkat Kabupaten/kota


Pertemuan sosialisasi/orientasi untuk memfasilitasi puskesmas
dan analisis tindak lanjut.

3. Pertemuan di puskesmas
Mini lokakarya puskesmas untuk mengatur alur data KIA
memfasilitasi bidan desa, implementasi PWS KIA. Bidan bekerjasama
dengan kader, dukun dan masyarakat dan tindak lanjut.

4. Fasilitasi petugas kabupaten /kota


Petugas kabupaten dibekali untuk dapat memfasilitasi petugas
puskesmas. Peserta terdiri dari unsur-unsur lain dari Dinas kesehatan
kabupaten/kota seperti: yankes, pengendalian penyakit.

6
Setiap kali fasilitasi, sebaiknya peserta tidak lebih dari 30
orang. Materi fasilitasi:
a. PedomanPWS KIA
b. pedoman pelayanan kebidanan dasar.
c. Kebilaksanaan program KlA.
d. Perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan.
e. Pelatihan petugas puskesmas
Pelatihan petugas kesehatan mengenai PWS KIA ini diikuti
oleh :
1) Kepala puskesmas.
2) Pengelola Program KIA.
3) Petugas SP2TP.
4) Pelatihnya adalah petugas dari kabupaten dan propinsi
yang dilatih.
5) Pertemuan dengan unit kesehatan swasta dan RSU
Pertemuan ini penting karena PWS KIA
mempunyai pendekatan wilayah. Dengan demikian
semua pelayanan KIA dari fasilitas pelayanan di luar
puskesmas punperlu dilibatkan agar dapat diketahui
cakupan pelayanan KIA oleh tenaga kesehatan.
(Diah,2012)

C. PELAKSANAAN / ACTUATING
Pelaksanaan atau actuating merupakan setelah perencanaan dan
pengorganisasian maka perlu mewujudkan perencanaan tersebut dengan
menggunakan organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana
tersebut dilaksanakan (IMPLEMENTATING) atau diaktuasikan
(actuating).Kata lain dari direction (bimbingan) sebagai gerak pelaksanaan.
Pelaksanaan atau actuating berfungsi penciptaan kerja sama antara anggota

7
kelompok serta pada pengarahan semangat kerja, tekad dan kemampuan
keseluruhan anggota untuk tercapainya tujuan bersama. Pelaksanaan atau
actuating merupakan usaha untuk menjadikan keseluruhan anggota untuk ikut
bertekad dan berupaya dalam rangka mewujudkan tujuan kelompok.
Untuk melaksanakan prgram kesehatan, seorang pemimpin harus
mampu mengarahkan, mengawasi dan mensupervisi bawahannya. Untuk itu
perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan, yaitu motivasi,
komunikasi, kepemimpinan, pengarahan,pengawasan, supervisi.
Program dilakukan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dengan
menjabarkan program atau kegiatan lebih rinci mencakup waktu, tempat
pelaksanaan kegiatan, pengawasan, pengendalian, supervisi, bimbingan, dan
konsultasi yang dilaksanakan di dalam pelaksanaan.(Nurul,2012)

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. pelaksasanan PWS KIA dimulai di kabupaten, yaitu melalui :
a. Pertemuan di kabupaten/kota
Pertemuan yang diperlukan adalah :
1) Pertemuan intern kesehatan, yang dihadiri oleh para
kepala seksi terkait di lingkungan Dinas kesehatan
kabupaten/kota, serta Puskesmas.
2) Pemantauan lintas sektor, yang dihadiri oleh sektor
terkait di tingkat kabupaten dan kecamatan.
Pertemuan ini bertujuan memberikan informasi mengenai PWS
KIA, rencana yang akan dilakukan dan peran masing-masing
yang diharapkan.
b. Pertemuan di puskesmas
Pertemuan ini dapat disatukan dengan mini lokakarya,
yang merupakan pertemuan rutin bulanan di puskesmas.

8
Semua staf yang memberikan pelayanan KIA dilatih PWS
KIA, dan disusun rencana tindak lanjut.
c. Pertemuan di tingkat kecamatan
Pertemuan bulanan berupa rapat koordinasi dapat
dipakai untuk menginformasikan mengenai PWS KIA non-
teknis. Hadir dalam pertemuan tersebut biasanya adalah kepala
desa/kelurahan, tim penggerak PKK desa/kelurahan,
puskesmas dan lintas sektor.(Diah,2012)

E. PENGERTIAN MONITORING DAN EVALUASI


Menurut R.A utami 2015 berikut pengertian monitoring dan evaluasi:
1. Monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan
pengukuran kemajuan atas objektif program./ Memantau perubahan,
yang focus pada proses dan keluaran. Monitoring melibatkan
perhitungan atas apa yang kita lakukan dan melibatkan pengamatan
atas kualitas dari layanan yang kita berikan.

2. Evaluasi
Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian social untuk
secara sistematis menginvestigasi efektifitas program. /Menilai
kontribusi program terhadap perubahan (Goal/objektif) dan menilai
kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program
(rekomendasi). Evaluasi memerlukan desain studi/penelitian,terkadang
membutuhkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding,
melibatkan pengukuran seiring dengan berjalannya waktu,dan
melibatkan studi/penelitian khusus.

9
F. MANFAAT MONITORING DAN EVALUASI
Manfaat Monitoring adalah mengenali masalah program sedini
mungkin,melakukan perbandingan antar lokasi/tempat,menilai tren status
situasi tertentu, sehingga dapat diambil tindakan-tindakan korektif.
Manfaat Evaluasi, yaitu:
1. Memberikan gambaran sampai seberapa jauh tujuan dan sasaran telah
tercapai
2. Memberikan motivasi pada seseorang untuk bertindak
3. Dapat membantu menetapkan prioritas dalam mengambil tindakan
yang diperlukan
4. Membantu menguji asumsi mengenai strategi dan sasaran sehingga
manajer program dapat memikirkan kembali strategi yang tepat
(Modul pembelajaran dan praktikum asuhan kebidanan
komunitas,2013)

G. INDIKATOR MONITORING DAN EVALUASI


Indikator merupakan ukuran ukuran tidak langsung yang digunakan
dalam proses monev untuk membantu mengukur perubahan perubahan yang
merefleksikan “keadaan sebenarnya”.Contoh :Berat badan menurut
umar(BB/U).merupakan ukuran tidak langsung untuk menilai status gizi
anak.bila pengukuran dilakukan berturut turut sepanjang waktu,maka akan
memberikan informasi arah dan kecepatan perubahan programyang
terjadi,sehingga dapat dipakai untuk membandingkan daerah atau kelompok
lain yang berbeda pada waktu yang sama atau kelompok yang sama dan pada
waktu yang berbeda.
Biasanya indikator dalam bentuk indeks, kuantitatif dan kualitatif.
Contohnya: Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator tingkat
kesejahteraan masyarakat karena kematian bayi disebabkan bukan disebabkan
bayi tersebut tetapi tergantung perlakuan keluarga kepadanya. Oleh karena itu

10
secara langsung, AKB menunjukkan indikator kematian bayi tetapi secara
tidak langsung menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu Negara.
Indikator dapat dibedakan menjadi indikator input, output, efek dan
impact. Indikator input dan output merupakan indikator di tingkat program
yang bertujuan menilai kinerja (performance) program, sedangkan indikator
efek dan impact merupakan indikator di tingkat masyarakat/populasi yang
menjadi target program/intervensi. Indikator ditingkat masyarakat bertujuan
menilai outcome keberhasilan dari program baik bersifat efek (intermediate
out comes) seperti peningkatan pengetahuan, peningkatan prevelansi
kontrasepsi maupun impact (long-trem outcomes) seperti penurunan fertilitas,
penurunan kematian ibu.

Apabila kita akan melakukan evaluasi program maka memfokuskan


pada indikator outcome ditingkat masyarakat, sedangkan apabila kita
melakukan monitoring maka memfokuskan ada indikator kinerja ditingkat
program untuk mendapatkan masukan tindakan korektif apa yang diperlukan.
Dalam menentukan keberhasilan program, penggunaan satu indikator
saja tidak dapat menggambarkan keadaan yang kita inginkan karena dimensi
program yang kita lakukan pasti banyak. Padahal indikator biasanya bersifat
parsial, yaitu hanya mengukur salah satu bagian aspek yang akan diukur,

11
apalagi pengukuran yang dilakukan biasanya bersifat tidak langsung. Namun
demikian, terlalu menggunakan indikator justru akan mempersulit penilaian
karena akan semakin banyak data yang akan dikumpulkan dan dianalisis.
Solusinya dalam penentuan indikator perlu adanya keseimbangan ( balancing)
yang relevan dalam menentukan jumlah indikator yang akan ditetapkan.
Kriteria yang digunakan adalah keseimbangan antara kriteria
akademik dengan kriteria praktis.
 KRITERIA AKADEMIK SELEKSI INDIKATOR
 Valid, mengukur apa yang diukur
 Objektif, hasil sama, walau diukur oleh orang berbeda dengan
waktu berbeda
 Sensitif, hasil pengukuran perubahan sesuai perubahan kondisi
yang diukur
 Spesifik, hasil pengukuran berubah hanya apabila kondisi yang
diukur berubah, bukan karena perubahan kondisi lain yang
tidak diukur.
(Modul pembeajaran dan praktikum asuhan kebidanan
komunitas,2013)

H. LANGKAH-LANGKAH MONITORING DAN EVALUASI


1. Perencanaan
Langkah pertama dalam melakukan monitoring, yaitu:
1) tentukan kegiatan/program apa yang akan dimonitor
2) Dan jabarkan tujuannya?
Gunakan matriks berikut ini :

12
2. tentukan lingkup monitoring
Sesudah program dan tujuan monitoring telah dijabarkan, kita
sebaiknya menentukan seberapa luas lingkupmonitoring yang akan
dilakuka. Berikut ini beberapa pertanyaan penting untuk menentukan
ruang lingkup monitoring, yaitu :
Matriks 2. Tentukan lingkup Monitoring

Lingkup monitoring perlu dipertimbangkan karena terkait


denganlamanya waktu pengumpulan dan pengolahan serta analisa
datanya. Apabila lingkup monitoring terlalu luas, dapat menjadi beban
dalam pengumpulan data sehingga dapat terjadi keterlambatan untuk
mendapatkan informasi untuk tindakan korektif.

3. tentukan indikator dan/atau performance standard (target)


Setelah tujuan dan lingkup monitoring telah dijabarkan, maka
lakukan pemilihan beberapa indikator sesuai tujuan yang telah
ditetapkan. Indikator yang telah dipilih kemudian dijabarkan ukuran

13
indikator yang dipilih apakah dalam bentuk jumlah/angka absolut,
ukuran ratio atau proporsi/persentase? Jabarkan formulasi perhitungan
indikator tersebut baik numerator maupun dnominator. Formulasi
tersebut diperlukan untuk mengetahui dimana data tersebut bersumber.

Matriks 3. Tentukan indikator, formulasi indikator dan


standar/target
Tidak kalah penting adalah penentuan standar (performance
standard) untuk masing-masing indikator, biasanya dikenal dengan
“Target”. Target dibutuhkan untuk mengetahui apakah program yang
dilaksanakan efektif, contohnya : berapa persen seharusnya persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, berapa persen seharusnya imunisasi
lengkap pada balita dicapai? Berapa jumlah balita yang seharusnya
berat badan naik per bulan? ddl. Pertanyaan ini diketahui jika kita

14
membandingkan dengan target. Target biasanya ditetapkan
menggunakan rata-rata nasional atau lokal ataupun ditetapkan oleh
instansi terkait.
Contoh penggunaan target, yaitu sebagai berikut:

4. Sumber & Teknik Pengumpulan Data


a. Sumber Data
Kebutuhan data untuk kegiatan monev sangat penting,
mengingat data merupakan bukti yang menunjukan fakta
kondisi yang sebenarnya di masyarakat. Data yang digunakan
untuk monitoring & evaluasi dikumpulkan dari banyak sumber.
Secara garis besar sumber data dibedakan menjadi dua sumber,
yaitu pertama berasal dari fasilitas (facility data based).
Sumber data tersebut sangat terkait dengan tingkat pengukuran.
Apabila monitoring dilakukan di tingkat program maka sumber

15
data berasal dari faslitas baik melalui data rutin program
maupun survei yang difasilitasi, sedangkan jika monitor
dilakukan di tingkat masyarakat maka sumber data berasal dari
masyarakat.
*SDKI (Survey Demografi dan Kesehatn Indonesia): salah satu
survei nasional yang memfokuskan pada masalah
kependudukan & Keluarga Berencana
**SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga): salah satu survei
nasional yang memfokuskan pada masalah kesehatan
(kesakitan, kematian, dan disabilitas)

b. Teknik Pengumpulan Data


1) Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang
bersifat searah karena respoden mengisi jawaban pada
instrument yang diberikan. Ini berarti responden harus
berpendidikan tinggi minimal dapat membaca dan
menulis.
2) Wawancara, teknik ini merupakan teknik yang paling
banyak dikenal dan dipakai, bersifat dua arah dan
menggunakan instrument/kuedioner dengan pertanyaan
terstruktur.
3) Observasi, seringkali beberapa fenomena/gejala
disekitar kita yang tidak dapat ditanyakan, tetapi dapat
diukur lewat pengamatan/observasi. Contohnya:
menilai keterampilan bidan dalam melakukan
pemasangan IUD, apakah sesuai dengan standar
pelayanan medis
4) Review Dokumen, melakukan pencatatan data dari
dokumentasi kegiatan atau program yang ada

16
Untuk setiap indikator, tentukan sumber dan teknik
pengumpulan data. Untuk satu indicator sumber data bisa
berbeda-beda. Pilihan sumber informasi tergantung
ketersediaan system informasi. Sebagian besar sumber data
monitoring dan evaluasi berasal dari data rutin yang ada,
seperti catatan logistic, register pengobatan, catatan rekaman
medis pasien.
(Modul pembelajaran dan praktikum asuhan kebidanan
komunitas,2013)
Matriks 4. Sumber dan teknik pengumpulan data

I. PEMANTAUAN HASIL KERJA/MONITORING DAN EVALUASI


Salah satu pelaksanaan dan monitoringevaluasi kegiatan pelayanan
kebidanan komunitas adalah Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA.
PWS telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1985. Pada saat itu
pimpinan puskesmas maupun pemegang program di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota belum mempunyai alat pantau yang dapat memberikan data
yang cepat sehingga pimpinan dapat memeberikan respon atau tindakan yang
cepat dalam wilayah kerjanya. PWS dimulai dengan program Imunisasi yang
dalam perjalanannya, berkembangh menjadi PWS-PWS lain seperti PWS
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) dan PWS Gizi.

17
Monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan kebidanan komunitas dengan
PWS-KIA yang terdiri dari :
1. Pendataan data dari dalam dan luar Gedung
a. Data sasaran
b. Data dasar
c. Data lainnya
d. Sumber data : Kartu ibu, Kohort Ibu, Kohort Bayi, Laporan
KB, Laporan Bulanan
2. Perencanaan kegiatan
3. Pelaksanaan kegiatan
4. Pemantauan hasil kegiatan/monitoring dan evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
pelayanan kebidanan komunitas yang menanadakan seberapa jauh
pendataan, perencanaan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi memungkinkan bidan untuk memonitor kealpaan yang terjadi
si setiap tahap.  
Pemantauan kegiatan PWS KIA dapat dilakukakn melalui
laporan kegiatan PWS KIA bulanan dengan melihat kelengkapan data
PWS KIS yaitu hasil analisi indicator PWS KIA (grafik hasil cakupan,
hasil penelusuran, dll) serta rencana tindak lanjut berupa jadwal
rencana kegiatan . Data PWS KIA akan dilaporkan di masing-masing
tingkatan, rinciannya adalah sebagai berikut :
a. Di tingkat Desa untuk dilaporkan ke Puskesmas setaiap bulan
1) Registrasi KIA
2) Rekapitulasi Kohort KB
b. Di tingkat Puskesmas untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setiap bulan.
1) LB 3 KIA
2) LB 3 Gizi

18
3) LB 3 Imunisasi
4) Rekapitulasi Kohort KB
c. Di tingkat Kabupaten/propinsi untuk dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Propinsi/Departemen Kesehatan setiap 3 bulan.
1) Lampiran 1 berisi laporan pelayanan antenatal care
2) Lampiran 2 berisi laporan pelayanan persalinan dan
nifas
3) Lampiran 3 berisi laporan sarana pelayanan kesehatan
dasar
4) Lampiran 4 berisi laporan kematian ibu dan neonatal
5) Lampiran 5 berisi laporan sarana pelayanan kesehatan
rujukan
6) Lampiraan 6 berisi laporan pelayanan antenatal yang
terintegrasi dengan program lain seperti PMTCT pada
ibu penderita HIV/AIDS dan malaria dalam kehamilan
7) Lampiran 7 berisi laporan keluarga berencana
8) Lampiran 8 berisi laporan diagnose dan tindakan pasien
terhadap perempuan dan anak yang mengalami
kekerasan.
Dalam mempermudah mendapatkan laporan dari tingkatan
bidan di desa, puskesmas, kabupaten, maupun propinsi, saat ini proses
pencatatan, pengolahan dan pelaporan dapat dilakukan secara
komputerisasi yang prosesnya dimulai dari tingkat bidan desa. Proses
komupterisasi ini merupakan proses pengisisan kartu ibu dan kartu
bayi secara langsung dari lapangan yang dilakukan oleh bidan di desa
dan diserahkan kepada data operator di tingkat puskesmas. Selain data
masuk di tingkat Puskesmas dan di olah secara komputerisasi, bidan di
desa, bidan coordinator dan kepala Puskesmas dapat sengan mudah
dan langsung melihat data secara cepat setiap bulan dan menggunakan

19
data tersebut untuk meningkatkan kualiatas program KIA. Laporan
yang keluar dari tingkat puskesmas akan diproses sedemikian rupa
pula untuk dapat menjadi konsumsi di tingkat kabupaten, propinsi dan
pusat. Siklus lengap PWS dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Pemantauan Kegiatan PWS KIA dapat dilakukan melalui bagai
berikut ini.
1) Tingkat Kabupaten / Kota
a) Laporan Puskesmas
b) Laporan Rumah sakit
c) Laporan pelayanan kesehatan swasta
2) Tingkat Puskesmas
a) Sarana pencatatan PWS KIA
b) Laporan pelayanan kesehatyan swasta
c) Kunjungan ke desa / kelurahan yang statusnya jelek.
(Utami, Rahayu Budi.2015)

20
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Perencanaan yaitu suatu proses penyusunan rencana yang menggambarkan


keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu kegiatan dengan
mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia.Upaya kegiatan
komunitas di Indonesia merupakan bagian pembangunan kesehatan. Oleh karena
itu perencanaan kebidanan komunitas mengikuti pada perencanaan pembangunan
tersebut.

Pelaksanaan atau actuating merupakan setelah perencanaan dan


pengorganisasian maka perlu mewujudkan perencanaan tersebut dengan
menggunakan organisasi yang terbentuk berarti ini merupakan rencana tersebut
dilaksanakan (IMPLEMENTATING) atau diaktuasikan (actuating).

Pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan


tertentu dan hasilnya yang disampingkan ke pihak yang berwenang atau berkaitan
terhadap kegiatan tersebut.

B. SARAN

Sebelum melakukan pelayanan kebidanan komunitas langkah pertama yang


harus dilakukan adalah perencanaan,pelaksanaan atau actuating, monitoring dan
evaluasi, pencatatan dan pelaporan agar pelayanan kebidanan komunitas berjalan
sesuai yang diharapkan.

21
DAFTAR PUSTAKA
Utami, Rahayu Budi.2015. Modul Askeb Komunitas (Monitoring dan
Evaluasi). Jakarta: PPSDM
Tim,2013.Modul pembelajaran dan praktikum asuhan kebidanan komunitas
Http://Selvianurulq.Wordpress.com/2012/04/hand-out-ikm1.pdf
http://jurnalbidandiah.com/2012/06/pws-pemantauan-wilayah-setempat-kia-kb.html

22

Anda mungkin juga menyukai