Anda di halaman 1dari 7

Pokok Bahasan :

 Pengertian, Tujuan dan


Ruang Lingkup
 Tahapan dan
Langkah-langkah
 Penulisan Dokumen
Perencanaan

1
PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS (PTP)
Dosen : Darwis, S.Pd, M.Kes

Pembangunan kesehatan yang telah dijalankan selama ini mengupayakan


pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan sebaik-baiknya dan seluas-
luasnya. Pukesmas merupakan ujung tombak pelayan kesehatan masyarakat
yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Pusat pembinaan peran serta masyarakat
2. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat
3. Pusat pengembangan kesehatan masyarakat
Oleh karena itu kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas perlu dilakukan
perencanaan yang terarah dan mantap secara terus menerus. Perencanaan di
Puskesmas dikenal sebagai Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP). PTP mulai
dikembangkan sejak tahun 1992, konsep ini adalah pengembangan dari metode
perencanaan sebelumnya yang biasa dikenal dengan Micro Planning. PTP
bersama dengan minilokakarya dan stratifikasi Puskesmas merupakan satu
kesatuan dari manajemen Puskesmas.
Pada dasarnya PTP memuat 2 (dua) macam rencana kegiatan yang akan
disusun, yaitu :
1. Rencana Usulan Kegiatan (RUK), berisi usulan kegiatan tahun fiskal
mendatang.
2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), berisi rencana pelaksanaan
kegiatan tahun anggaran yang bersangkutan, sesuai alokasi anggaran
yang diterima.

A. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup PTP


1. Pengertian
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah sebagai suatu proses
kegiatan yang sistematis untuk menyususn atau mempersiapkan kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas pada tahun berikutnya untuk
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kepada masyarakat dalam
upaya mengatasi masalah-masalah kesehatan setempat.

2
2. Tujuan
Tujuan umum adalah meningkatnya kemampuan manajemen Puskesmas
dalam mengelola kegiatan-kegiatannya dalam upaya peningkatan fungsi
Puskesmas sebagai pusat pengembangan, pembinaan dan pelaksanaan
upaya kesehatan di wilayah kerjanya.
Tujuan khusus adalah dapat disusunnya RPK Puskesmas yang akan
dilaksanakan tahun berikutnya dalam rangka meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan di
wilayah kerjanya. RPK Puskesmas dapat disusun setelah diterimanya
alokasi sumber daya dari berbagai sumber dalam rangka memantapkan
penggerakan pelaksanaan kegiatan dalam tahun yang sedang berjalan.
3. Ruang Lingkup
Perencanaan kegiatan meliputi semua kegiatan yang tercakup dalam
upaya kesehatan pokok Puskesmas. Kegiatan yang diusulkan termasuk
kegiatan di luar gedung Puskesmas dengan tetap mempertimbangkan
sumber daya yang ada. Rencana dapat dibedakan atas rencana sekali
pakai (single use) dan rencana tetap atau berulang (standing use).

B. Tahapan dan Langkah-Langkah PTP


Pada prinsipnya PTP dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan
Tujuan tahap ini adalah membentuk tim perencana tingkat Puskesmas,
menyiapkan informasi situasi program (kegiatan, hasil, bahan lain yang
diperlukan) serta informasi kebijakan kesehatan yang diperlukan dalam
perencanaan. Susunan tim perencana di tingkat Puskesmas dapat terdiri
dari staf Puskesmas ditambah anggota dari dinas lintas sektor terkait
(tingkat kecamatan).
Adapun pembagian tim perencana dapat terdiri dari :
Tim A : tim lintas program Puskesmas terdiri dari kepala Puskesmas,
kepala tata usaha, kepala unit (penanggung jawab program)
serta perwakilan Pustu dan bidan di Desa.
Tim B : tim lintas sektor tingkat kecamatan terdiri dari camat dan dinas
sektor terkait tingkat kecamatan.

3
Tim C : tim lintas program tingkat kabupaten terdiri dari Dinas
Kesehatan tingkat II (Kab./Kota).
Tim D : tim lintas sektor tingkat kabupaten terdiri dari Bupati dan dinas
sektoral terkait tingkat kabupaten.
Tugas Tim A adalah merencanakan seluruh program pokok Puskesmas.
Hasil rumusan Tim A dibahas dalam Rakorbang (Rapat Koordinasi
Pembangunan) tingkat kecamatan bersama-sama Tim B yang
dilaksanakan sekitar bulan Mei. Hasil Rakorbang tingkat kecamatan
kemudian dibawa ke Rakorbang tingkat Kabupaten/Kota pada sekitar
bulan Juni. Rakorbang adalah upaya integrasi dan koordinasi
pembangunan tingkat kecamatan. Dalam tahap persiapan ini, harus
diperhatikan kebijaksanaan yang ada, baik kebijaksanaan dari pusat,
tingkat I maupun kebijaksanaan tingkat Kabupaten/Kota.
Adapun bahan yang dibutuhkan dalam tahap persiapan adalah :
a. Pedoman kerja Puskesmas jilid kesatu.
b. Buku pedoman perencanaan tingkat Puskesmas.
c. Pedoman lokakarya mini Puskesmas.
d. Hasil kegiatan tahun lalu dan hasil stratifikasi Puskesmas.
e. Petunjuk perencanaan lain, misalnya dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
f. Format daftar usulan kegiatan (DUK).
g. Informasi lain, misalnya informasi epidemiologi dan demografi (vital
statistik).
2. Tahap analisis situasi
Tujuan pada tahap ini adalah untuk memahami permasalahan operasional
Puskesmas yang perlu ditanggulangi. Kegiatan tahap ini adalah
mengidentifikasi masalah, penamaan dan penetapan prioritas masalah.
Tahap ini biasanya cukup sulit karena :
a. Biasanya banyak masalah-masalah yang dijumpai.
b. Ketidakjelasan masalah dan sering terdapat keterkaitan diantara
masalah-masalah yang ada.
c. Kurangnya data atau informasi yang dapat dikumpulkan.

4
Tahap analisis situasi dimulai dengan membuat uraian situasi program
secara umum, kemudian menggarisbawahi hal-hal yang merupakan
masalah dalam program, mengumpulkan data pendukung yang
diperlukan, memilih prioritas masalah dan selanjutnya melakukan analisis
terhadap masalah tersebut.
Data atau informasi yang ada akan sangat penting artinya dalam
penentuan skala prioritas masalah maupun dalam melaksanakan
perencanaan pemecahan masalahnya nanti.
Adapun macam data untuk bahan analisis situasi yaitu :
a. Data umum yang meliputi peta wilayah, data kependudukan, data
fasilitas pendidikan, data fasilitas kesehatan dan data mata
pencaharian penduduk.
b. Data ketenagaan Puskesmas yang meliputi tingkat pendidikan, TMT,
DUK, jumlah tenaga, pelatihan-pelatihan tenaga kesehatan, dan lain-
lain.
c. Data ketatausahaan yang meliputi keuangan, inventaris alat, obat,
sarana non medis, kendaraan, gedung, dan lain-lain.
d. Data cakupan program kegiatan pelayanan Puskesmas yang meliputi:
upaya kesehatan keluarga (termasuk kesehatan reproduksi dan KB),
 upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular,
 upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular,
 upaya pengobatan dan pemulihan kesehatan,
 upaya kesehatan lingkungan, upaya pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS),
 upaya pemberdayaan masyarakat dalam kemandirian hidup
sehat,
 upaya pelayanan penduduk miskin dan kelompok masyarakat
khusus,
 serta upaya pengembangan kegiatan program inovatif.
3. Tahap penyusunan RUK
Tujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana dan prioritas rencana
penyelesaian masalah. Pada tahap ini perlu pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan
sebagai berikut :

5
a. Identifikasi penyebab masalah.
b. Perumusan pendekatan pemecahan masalah.
c. Penyusunan RUK.
Beberapa teknik untuk identifikasi penyebab masalah yang dapat
digunakan antara lain :
a. Diagram.flow chart.
b. Diagram fish bone
c. Diagram unsur organisasi
Sementara itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum
menyusun RUK antara lain:
a. Informasi mengenai masalahnya apa, dimana, siapa, bilamana,
kapan, dan lain-lain.
b. Mekanisme apa yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah,
misalnya dalam rangka meningkatkan pembinaan terhadap dukun
bayi bisa dikembangkan Polindes.
c. Punyakah kita teknologi atau cara untuk mengatasi masalah,
misalnya rendahnya mutu pelayanan oleh dukun dengan
mengadakan pelatihan para dukun, bila hasilnya tidak maksimal
karena dukun yang hadir sedikit maka perlu supervisi aktif ke desa-
desa.
d. Seberapa besar kekuatan sumber daya tenaga yang tersedia dalam
melaksanakan kegiatan tersebut
4. Tahap penyusunan RPK
Tujuan tahap ini adalah tersusunnya rencana operasional berupa
rencana pelaksanaan masing-masing kegiatan Puskesmas berupa Gantt
Chart.
RPK berisi kegiatan, sarana, dana, tenaga yang dibutuhkan, jadwal
waktu, pembagian tugas dan tanggung jawab para pelaksana.
Penyusunan RPK atau biasa disebut POA (Plan of ,Action), dapat
disusun setelah Puskesmas mengetahui alokasi sumber dana, baik dari
APBN, APBD I, APBD II, Inpres, dan sumber dana lainnya. Penyusunan
RPK dilakukan melalui suatu pembahasan dalam Mini Lokakarya intern
yang dihadiri semua staf Puskesmas, dan dipimpin kepala Puskesmas,

6
serta dalam Mini Lokakarya ekstern yang dihadiri oleh dinas sektoral
terkait dan dipimpin oleh camat.
Dalam menyusun POA yang penting diperhatikan oleh Puskesmas
adalah :
a. Penjadwalan yang meliputi penentuan waktu, penentuan lokasi dan
sasarannya, dan pengorganisasian.
b. Pengalokasian sumber daya yang meliputi penentuan besarnya dana
yang diperlukan, sumbernya dari mana dan bagaimana
pemanfaatannya, harus dirinci jenis dan jumlah tenaga yang
diperlukan.
c. Pelaksanaan kegiatan yang meliputi persiapan kegiatan, penggerakan
pelaksanaan, serta pengawasan, pengendalian dan penilaian.

C. Penulisan Dokumen Perencanaan


Dari seluruh rangkaian kegiatan perencanaan tersebut diatas beserta semua
kelengkapan form-form bantunya harus dikumpulkan dan disusun, sehingga
menjadi suatu dokumen resmi dengan mengikuti sistematika penulisan yang
baku.

Kesimpulan
Perencanaan Tingkat Puskesmas yang telah dilakukan cukup memadai.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan serta tren otonomi daerah, maka perlu diperhatikan
faktor :
a. Keterlibatan masyarakat yang lebih luas dalam perencanaan kegiatan
puskesmas.
b. Perencanaan jenis program/pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi
pada kebutuhan masyarakat dibanding provider.

Sumber Bacaan :
1. Prof. DR. S. P. Siagian, MPA, 1995, Manajemen Stratejik, Jakarta : Bumi
Aksara.
2. DR. Vinsent Gaspersz, M.St, CIQA, CPIM, 1997, Manajemen Kualitas Dalam
Industri Jasa, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
3. Dr. Siswanto, MHP, 2000, Materi Perkuliahan Manajemen, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai