Anda di halaman 1dari 7

Micro Planning

Manajemen puskesmas didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang bekerja


secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien
sehingga tercipta masyarakat yang sehat dan produktif serta tidak gampang terjangkit
penyakit. Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan, puskesmas perlu
ditunjang oleh manajeman pelayanan puskesmas yang baik. Rangkaian kegiatan
sistematis yang dilaksanakan oleh puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi
manajeman. Dalam kepmenkes RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan bahwa fungsi
puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama: pertama, sebagai penyelenggara upaya
kesehatan masyarakat (ukm) primer ditingkat pertama di wilayahnya; kedua, sebagai
pusat penyedia data dan informasi kesehatan di wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan
dengan perannya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayahnya, dan; ketiga, sebagai penyelenggara upaya kesehatan perorangan (ukp)
primer/tingkat pertama yang berkualitas dan berorientasi pada pengguna layanannya
(Kepmenkes, 2012).

Manajemen puskesmas terdiri dari p1 (perencanaan), p2 (penggerakan dan


pelaksanaan) dan p3 (pengawasan, pengendalian, dan penilaian). Manajemen p1
(perencanaan) perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang urut yang harus
dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara berhasil guna dan
berdaya guna (Kepmnekes, 2012).

Penerapan fungsi manajemen di puskesmas menggunakan fungsi manajemen


kegiatan perencanaan micro planning (perencanaan tingkat puskesmas yang
dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi; kebutuhan tenaga, alat
dan sarana, serta penunjang lainnya). Perencanan atau yang disebut dengan
microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan dengan tahapan tiap-tiap
tahun di tingkat puskesmas untuk mengembangkan dan membina program kesehatan
diwilayah kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang
dimiliki dalam rangka meningkatkan fungsi puskesmas.

Tujuan umum microplanning adalah meningkatkan cakupan pelayanan


program prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar terhadap pelayanan
kesehatan wilayah kerjanya yang pada gilirannya dapat meningkatkan fungsi
puskesmas. Sedangkan tujuan khususnya adalah : 1. Mengembangkan dan membina
program pelayanan wilayah kerja puskesmas, sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki dan masalah yang dihadapi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien, 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, dan 3.
Meningkatkan kemampuan staf puskesmas dalam berfikir secara analitik dan
mendorong untuk berinisiatif, kreatif, dan inovatif .

Perencanaan tingkat puskesmas (ptp) akan memberikan pandangan


menyeluruh terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan
menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efisien dan
efektif. Perencanaan puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen puskesmas,
karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan. Sesuai
dengan pedoman perencanaan tingkat puskesmas (Depkes, 2006)

Penyusunan perencanaan tingkat puskesmas dilakukan melalui 4 (empat)


tahap sebagai berikut :

1. Perencanaan (p1) tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas


adalah sebagai berikut :
a. Persiapaan
pada tahap ini staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahaptahap perencanaan. Tahap ini
dilakukan dengan cara:
1) Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat
puskesmas yang anggotanya terdiri dari staf puskesmas
2) Kepala puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan tingkat
puskesmas kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi
keberhasilan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas
3) Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan
oleh dinas kesehatan kabupaten.
b. Analisis situasi, melalui “lokakarya mini (microplanning)”
Tahap analisis situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses analisis terhadap data
yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh kepala puskesmas melakukan
pengumpulan data. Yaitu data umum dan data khusus.
1) Data umum
a) Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan. Data wilayah mencakup
luas wilayah, jumlah desa.
b) Data sumber daya (puskesmas,termasuk puskesmas pembantu dan
bidan di desa) yang mencakup : ketenagaan, obat dan bahan habis
pakai, peralatan, sumber pembiayaan (pusat, daerah dan sumber
lainnya)
c) Data peran serta masyarakat data ini mencakup jumlah posyandu,
kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat.
d) Data penduduk dan sasaran program
e) Data sekolah
f) Data kesehatan lingkungan
2) Data khusus (hasil penilaian kinerja puskesmas)
a) Status kesehatan
b) Kejadian luar biasa (klb)
c) Cakupan program pelayanan kesehatan 1 (satu) tahun terkhir dari
setiap desa (dapat dilihat dari laporan kinerja puskesmas).
d) Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh puskesmas atau
pihak lain.
c. Menyusun rencana usulan kegiatan
Tahap penyusunan rencana usulan kegiatan (ruk)
Penyusunan rencana usulan kegiatan (ruk) dilaksanakan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Menyusun ruk bertujuan untuk mempertahankan kegiatan yang sudah
dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang
bermasalah.
2) Menyusun rencana kegiatan yang baru yang disesuaikan kondisi kesehatan
diwilayah kerja dan kemampuan puskesmas.

Penyusunan ruk terdiri dari 2 langkah yaitu analisa masalah dan penyusunan
rencana usulan kegiatan. Tahap penyusunan rencana usulan kegiatan (ruk) :

1) Analisa masalah analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan


kelompok tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas dan konsil
kesehatan kecamatan/ badan penyantun puskesmas melalui tahapan:
a) Identifikasi masalah setiap hasil kegiatan dalam pelaksanaan tahun
yang lalu ada beberapa yang kurang/tidak berhasil mencapai target.
Identifikasi masalah diutamakan untuk kegiatan-kegiatan dengan hasil
kesenjangan yang lebih besar, permasalahan dapat dicari dari hasil
penilaian kinerja puskesmas, hasil laporan spm (standar pelayanan
minimal) atau dari laporan tahunan puskesmas. Contoh tabel
identifikasi masalah
b) Menetapkan urutan prioritas masalah prioritas masalah dapat
dilakukan dengan cara penilaian scoring dengan menggunakan metode
usg (urgency, seriousness, growth)
- Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
- Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
- Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.

Dengan menggunakan score 1-5 skala linkert, masing masing anggota


dapat menilai besar kecilnya kriteria tersebut.

c) Merumuskan masalah hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang


terkena masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu
terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (what, who, when, where and
how).
d) Mencari akar penyebab masalah mencari akar penyebab masalah dapat
dilakukan antara lain dengan menggunakan metode
- Diagram sebab akibat dari ishikawa (fishbone)
- Pohon masalah (problem trees)
e) Menetapkan pemecahan masalah menetapkan cara pemecahan
masalah dapat dilakukan dengan kesepakatan diantara tim. Bila tidak
terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus
dicari alternatif pemecahan masalah. Brain storming (curah pendapat)
adalah suatu metoda untuk dapat membangkitkan
ide/gagasan/pendapat tentang suatu topic atau masalah tertentu dari
setiap anggota tim dalam periode waktu yang singkat dan bebas dari
kritik.
2) Penyusunan rencana usulan kegiatan (ruk)
Penyusunan rencana usulan kegiatan (ruk) meliputi upaya kesehatan
wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan
pengembangan dan upaya kesehatan penunjang yang meliputi:
a) Kegiatan tahun yang akan datang (meliputi kegiatan rutin,
sarana/prasarana, operasional dan program hasil analisis masalah.
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang
ada pada tahun sekarang.
Rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan
ke dalam format ruk puskesmas. Rencana usulan kegiatan disusun dalam
bentuk matriks dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku,
baik kesepakatan global, nasional, maupun daerah sesuai dengan masalah
yang ada sebagai hasil kajian data dan informasi yang tersedia di
puskesmas.

d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan


1) Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (rpk) tahap penyusunan
rpk baik upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan,
upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara
bersama-sama, terpadu dan terintegrasi. Hal ini sesuai dengan azas
penyelenggaraan puskesmas yaitu keterpaduan. Langkah langkah
penyusunan rpk adalah:
a) Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang telah disetujui.
b) Membandingkan alokasi kegiatan yang disetujui dengan ruk yang
diusulkan dan situasi pada saat penyusunan rpk.
c) Menyusun rancangan awal, rician dan volume kegiatan yang
dilaksanakan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan.
d) Mengadakan lokakarya mini tahunan untuk membahas kesepakatan
rpk. Penyusunan rpk tahunan dilaksanakan pada awal bulan pertama
tahun berjalan.
e) Membuat rpk yang telah disusun dalam bentuk matriks.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Pedoman Penyelenggaraan Dan Prosedurrekam Medis Rumah


Sakit Di Indonesia. Jakarta: Depkes R

Kepmenkes RI Nomor 128/Menkes/Sk/Ii/2004. 2004. Kebijakan Dasar Pusat


Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Kepmenkes. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan


RI

Sulaeman, Es. 2011. Manajemen Kesehatan Teori Dan Praktek Di Puskesmas Revisi.
Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

Anda mungkin juga menyukai