Anda di halaman 1dari 8

ANALISA DATA UMUM PKM CIBATU

A. ANALISA DATA GEOGRAFI


1. Luas wilayah kerja puskesmas = 660,61 km2.
Bila diandaikan wilayah itu bulat, maka radius wilayah tersebut adalah :
660,61
L= r2 r = = = 210,385 = 14,19
3,14
Menurut Depkes :
- Jika r < 3 km atau L < 28,5 km2 r = optimal bisa terdapat pasien yang berasal dari wilayah lain, dengan
sumber daya yang minimal target bisa dicapai.
- Jika r < 5 km atau L < 78,5 km2 r = efektif target dapat dicapai tanpa memperhitungkan biaya (cakupan
mendekati target).
Jadi luas wilayah puskesmas termasuk kategori efektif.

2. Jumlah kelurahan = 10 kelurahan cukup


Jumlah desa diperlukan untuk mengetahui jumlah bidan desa yang diperlukan. Idealnya 1 bidan desa untuk 1 desa, tapi
1 bidan desa bisa untuk 2-3 desa. Terdapat 11 bidan desa jadi jumlah bidan desa cukup.

3. Jumlah RW = 35 RW cukup
Jumlah RW diperlukan untuk salah satu cara menentukan jumlah posyandu yang diperlukan. Idealnya 1 posyandu untuk
1 RW. Jadi diperlukan 35 posyandu di Puskesmas terdapat 50 posyandu jadi jumlah posyandu cukup. Jumlah RT
113
Jumlah RW lebih penting karena bisa untuk menentukan jumlah posyandu.

4. Jarak puskesmas ke ibukota kabupaten = 15 km.


Jarak puskesmas ke ibukota Kabupaten ini perlu diketahui utk memperkirakan waktu tempuh ke ibukota Kabupaten.
Hal ini juga untuk kepentingan sistem rujukan dan penyediaan obat-obat di puskesmas. Jangan diabaikan keadaan
jalannya dan jenis kendaraan yang dapat dilewati. Bila jauh dan sulit maka perlu dipikirkan adanya tempat perawatan.
Bila ada wabah, perlu dalam pemesanan obat ke pusat.

Jarak Puskesmas ke ibukota propinsi : 86 km (1,5 jam)


Jarak Puskesmas ke ibukota propinsi ini perlu diketahui untuk memperkirakan waktu tempuh ke ibukota propinsi yang
berguna untuk kepentingan sistem rujukan dan penyediaan obat-obatan di Puskesmas.

5. Topografi/pembagian tanah
- Sawah : 19,5% (129,1 km)
- Pemukiman : 25,52 % (168,6 km)
Umumnya dataran rendah.
Suhu : 280 C
Pembagian topografi penting untuk mengetahui medan/lapangan kerja Puskesmas. Adanya sawah dan perkebunan
tentunya juga menjadi beban Puskesmas.

6. Keadaan jalan : dapat dilalui roda 4 dan roda 2, sebagian besar beraspal, sebagian kecil disemen atau tanah.
Keadaan jalan perlu diketahui untuk mengetahui jangkauan pelayanan Puskesmas, apakah Puskesmas mudah
menjangkau masyarakat sekitarnya dan sebaliknya apakah masyarakat mudah untuk pergi ke Puskesmas.
Ada beberapa keadaan :
- Bila jalan yang ada baik sedangkan sarana transportasi kurang maka dipertimbangkan untuk melakukan pusling.
- Bila jalan yang ada rusak/jelek maka dipertimbangkan untuk membentuk pustu.

7. Jarak wilayah : terjauh dari Puskesmas = 15 km Kel. Wanawali


terdekat dari Puskesmas = 1 km Kel. Cipancur
Jarak wilayah terjauh dari Puskesmas perlu diketahui untuk memperkirakan waktu tempuh dan kemungkinan adanya
penduduk dari wilayah kerja Puskesmas yang berobat ke Puskesmas lain. Jarak wilayah terdekat dari Puskesmas perlu
diketahui karena kemungkinan ada yang berobat dari daerah/wilayah lain.
Adanya pustu dan pusling merupakan langkah yang tepat untuk pencapaian program Puskesmas pada wilayah-
wilayah yang sulit dijangkau.
Jarak wilayah ini perlu diketahui untuk mengetahui posisi Puskesmas, dimana bila letaknya sentral maka masyarakat
mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai Puskesmas. Bila letak Puskesmas tidak di sentral, maka untuk jarak
wilayah terdekat mudah menjangkau Puskesmas sedangkan jarak wilayah terjauh ada kemungkinan berusaha
mendapatkan pelayanan kesehatan dari Puskesmas lain.
Jadi Puskesmas Cibatu terletak tidak di sentral dari wilayah kerjanya.

8. Sarana transportasi : angkutan umum, ojeg, dan kendaraan pribadi.


Sarana transportasi ini perlu diketahui untuk :
- Kepentingan masyarakat mencapai sarana Puskesmas.
- Kepentingan rujukan dari Puskesmas ke sarana kesehatan dan
- Kepentingan pelaksanaan program Puskesmas.

9. Jumlah posyandu = 50 buah


Jumlah posyandu dapat ditetapkan dengan patokan 1 Posyandu untuk :
- 1 RW
- 100 balita paling ideal karena sasaran pelayanan posyandu adalah balita
- 120 KK
- 700 penduduk
Jadi jumlah posyandu di Puskesmas :
- 35 RW perlu 35 posyandu sudah cukup.
- 2760 Balita perlu 28 posyandu sudah cukup.
- 8373 KK perlu 70 posyandu masih kurang.
- 28765 Penduduk perlu 42 posyandu sudah cukup.

10. Peta wilayah kerja


Definisi : peta yang menggambarkan wilayah kerja PKM yang mencantumkan sarana kesehatan dan non kesehatan
yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat.
Diperlukan untuk mengetahui :
- Batas wilayah kerja Puskesmas :
Utara : Wilayah Kerja Puskesmas Campaka
Selatan : Wilayah Kerja Puskesmas Bojong
Barat : Wilayah Kerja Puskemas Campaka
Timur : Wilayah Kerja Puskesmas Cipendeuy
- Letak gedung Puskesmas sentral terletak di tepi jln utama, keadaan jln seluruhnya beraspal & dlm keadaan baik.
- Keadaan jalan sebagian besar beraspal, sebagian kecil disemen atau tanah.
- Sarana umum (restoran, pasar, tempat ibadah)
Gunanya untuk mempermudah kerja puskesmas dalam melaksanakan program-program yang ada.

11. Curah hujan, musim, dan iklim


Dari analisis tata geografi curah hujan tertinggi Oktober s/d Maret dan memiliki dua musim yaitu kemarau dan
penghujan. Iklim perlu diketahui utk memperkirakan pola penyakit yg mungkin terjadi, yg berhubungan dengan iklim.
Selain itu pada musim kemarau perlu diwaspadai kemungkinan kekurangan air sedangkan musim penghujan hrs
diwaspadai kemungkinan bencana banjir yg tentunya akan mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
- Muntaber meningkat pada musim kemarau
- DHF meningkat pada akhir musim hujan.
- ISPA dan diare meningkat pada musim pancaroba (peralihan musim)
Curah hujan perlu utk mengetahui apakah wil kerja puskesmas termasuk wil banjir/bukan, bila ya perlu diwaspadai
KLB. Juga untuk mengetahui apakah wilayah kerja Puskesmas termasuk wilayah sulit air/tidak pada musim kemarau.

B. ANALISA DATA DEMOGRAFI Segala sesuatu tentang keberadaan manusia di wilayah tersebut.
1. Jumlah penduduk = 28.765
Jumlah pddk perlu diketahui utk memperkirakan beban kerja puskesmas. Idealnya 1 pkm melayani 30.000 orang.
Jadi jumlah penduduk lebih dari jumlah ideal, maka kerja puskesmas menjadi berat perlu dipikirkan adanya
pustu/pusling. Juga perlu untuk mengetahui jumlah posyandu yang diperlukan 1 posyandu untuk 700 penduduk.

2. Kepadatan penduduk
Dari jumlah penduduk dapat diketahui kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk :
28.765
netto = = = 170,62 /2
168,6
28.765
bruto = = = 43,55 /2
660,61
Kepadatan penduduk ini perlu diketahui untuk menentukan wilayah kerja puskesmas termasuk wilayah perkotaan atau
pedesaan berguna untuk perhitungan cakupan.
Kriteria kota : - kepadatan penduduk 5.000 orang/km2 (netto)
- minimal tersedia 8 fasilitas
Kriteria desa : kepadatan penduduk < 5.000 orang/km2 (netto)
Kepadatan penduduk netto lebih bermakna karena penduduk tidak semua tinggal secara merata di satu wilayah, kadang
tingggal berkelompok.
Jadi kepadatan penduduk di Puskesmas termasuk wilayah perdesaan.
Di Indonesia kepadatan penduduk 10 m2 2 jiwa
170,62 170,62
= = 0,00017062 /2
12 1.000.0002
Bila kepadatan penduduk tinggi (overcrowded), maka penyakit-penyakit menular akan cepat menyebar. Jadi kepadatan
penduduk di puskesmas rendah.

3. Jumlah KK = 8.373 jiwa


Jumlah KK perlu diketahui untuk mengetahui jumlah posyandu yang diperlukan 1 posyandu untuk 120 KK
Dari jumlah KK dapat diketahui family size untuk mengetahui beban KK/jumlah tanggungan keluarga juga dapat
menunjukkan keberhasilan/kegagalan program KB.
28.765
Family size = = = 3,44
8.373
1 orang KK menanggung beban 3 orang anggota keluarga.
Nuclear family 1 keluarga terdiri dari 4 orang program KB.
Extended family 1 keluarga > 4 orang
Bila di luar negeri boleh > 4 orang tapi di Indonesia tidak boleh karena di Indonesia 1 rumah bisa dihuni > 1 keluarga.
Jadi family size di Puskesmas Cibatu termasuk Nuclear family program KB yang dilakukan puskesmas berhasil.

4. Jumlah bumil, jumlah bulin, jumlah buteki, jumlah neonatal


Jumlah bumil = 616 jiwa
Jumlah bumil proyeksi = 2,9% x jumlah penduduk = 2,9% x 28.765 = 834,185 835 jiwa
Jadi jumlah bumil di PKM < jumlah bumil proyeksi program KIA diharapkan cakupannya dapat mencapai target
program KIA dapat menjangkau bumil
Jumlah bulin = 588 jiwa
Jumlah bulin proyeksi = 2,77% x jumlah penduduk = 2,77% x 28.765 = 796,791 797 jiwa
Jadi jumlah bulin di PKM < jumlah bumil proyeksi program KIA diharapkan cakupan dapat mencapai target.
program KIA dapat menjangkau bulin
Jumlah Buteki = 588 jiwa
Jumlah Buteki proyeksi = 5,28% x jumlah penduduk = 5,28% x 28.765 = 1518,79 1519 jiwa
Jika jumlah buteki di PKM <jumlah buteki proyeksi program KIA diharapkan cakupannya mencapai target.

5. Jumlah bayi = 1107 jiwa


Jumlah balita = 2760 jiwa
Jumlah neonatal = 762 jiwa
Jumlah bayi & balita perlu diketahui utk mengetahui jumlah posyandu yg diperlukan 1 posyandu utk 100 balita.
+ + 1107+2760+762 4629
Jumlah posyandu = = = = 46,29 47
100 100 100
Jadi jumlah posyandu di Puskesmas sudah cukup penyebaran balita tidak merata. Untuk mengetahui jangkauan
pelayanan kita dapat dilihat perbandingan jumlah bayi dan balita.
Jumlah bayi proyeksi dan jumlah balita proyeksi (hal. 4)
Jumlah neonatal proyeksi = 2,74% x jumlah penduduk = 2,74% x 28.765 = 788,161 jiwa 789 jiwa
Jadi jumlah neonatal di puskesmas semua dapat dijangkau program KIA.
Jumlah bayi proyeksi = 2,64% x jumlah penduduk = 2,64% x 28.765 = 759,396 jiwa 760 jiwa
Jadi jumlah bayi di puskesmas tidak semuanya dapat dijangkau program KIA
Jumlah balita proyeksi = 12,13% x jumlah penduduk = 12,13% x 27.765 = 3.367,9 3.368 jiwa
Jadi jumlah balita di puskesmas semua dapat dijangkau program KIA.

6. Jumlah PUS = 5.753


Jumlah PUS perlu diketahui untuk mengetahui jumlah sasaran program KB dan imunisasi TT. Untuk mengetahui
jangkauan pelayanan KB dapat dilihat perbandingan jumlah PUS dan jumlah PUS proyeksi
Jumlah PUS proyeksi = 20% x jumlah penduduk = 20% x 28.765 = 5.753 jiwa

7. Sex ratio pria : wanita = 14.636 : 14.129 = 1,04


Data ini tidak berguna untuk puskesmas karena sasaran program puskesmas tidak berdasarkan jenis kelamin.

8. Vital statistik angka-angka statistik yang mencatat tentang kehidupan manusia yaitu peristiwa-peristiwa kehidupan
& menunjukkan gambaran ttg jmlh serta sifat-sifat peristiwa kehidupan yang terjadi di dalam masyarakat.
Gunanya sbg indikator kesehatan masyarakat utk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di tmpt tsb.
IMR (Infant Mortality Rate) = AKB (Angka Kematian Bayi) jumlah kematian bayi (umur < 1 tahun) selama 1
tahun per 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
1 3
IMR = = 1000 = 4,62
650
IMR Indonesia = 23/1000 kelahiran hidup (tahun 2015) dan 32/1000 kelahiran hidup (tahun 2012) : Riskesdas 2014
IMR Jawa Barat = 52/1000 kelahiran hidup (Profil kesehatan Jawa Barat 2012)

MMR (Maternal Mortality Rate) = AKI (Angka Kematian Ibu) jumlah kematian ibu sebagai konkasi kehamilan
dan kelahiran selama 1 tahun per 10000 kelahiran hidup dalam tahun yang sama.
1 0
MMR = = 100.000 = 0
650
MMR Indonesia = 359/100.000 kelahiran hidup (tahun 2012; riskesdas 2014)
MMR Jawa Barat = 373/100.000 kelahiran hidup

CBR (Crude birth rate) = AKU (Angka Kelahiran Umum) jmlh klhrn slm 1 thn per 1.000 penduduk pd thn.
1 651
CBR = = 1000 = 45,27
1/2 14.383

CDR (Crude Death Rate) = AKK (Angka Kematian Kasar) jmlh kematian slm 1 periode tertentu per 1.000
penduduk pada tahun.
1
CDR =
1/2
CDR kecamatan cibatu tidak ada data
AHH (Angka Harapan Hidup) rata-rata jumlah tahun kehidupan yang masih akan dijalani oleh seseorang setelah
berhasil mencapai umur tertentu dalam situasi mortalitas yang berlaku di masyarakat tersebut.
AHH kecamatan cibatu : tidak ada data
AHH Indonesia = 70,1 (menurut BPS)
AHH Jawa Barat = 72,41 (BPS Jabar)

Dari analisis data demografi, data yg kurang adalah CDR, AHH.

Piramida penduduk
1. Piramida penduduk gambaran jumlah penduduk menurut golongan umur tertentu yang membedakan laki-
laki dan perempuan.
Gunanya :
Untuk mengetahui pembagian penduduk menurut usia dan jenis kelamin.
Untuk mengetahui jumlah sasaran bagi berbagai program puskesmas.
Membantu merencanakan prioritas program.
Bentuk piramida penduduk :
1. Expansive : Lebar pada bagian dasar piramida, menunjukkan proporsi penduduk muda yang besar dan
kecilnya proporsi penduduk tua serta pertumbuhan penduduk yang tinggi.
2. Constrictive : Bagian dasar piramida kecil dan sebagian besar penduduk masih berada dalam kelompok
umur muda
3. Stationary : Bagian dasar piramida kecil, penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama
banyaknya dan mengecil pada usia tua.

Piramida penduduk : konstriktif

C. ANALISA DATA SOSIAL EKONOMI


1. Pekerjaan
Pekerjaan ini perlu diketahui untuk mengetahui adanya penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan untuk
memperkirakan tingkat penghasilan penduduk.
Petani : 28%
Buruh : 34,31%
Pedagang : 10,15%
Swasta : 15,63%
PNS : 2,9%
Tidak bekerja : 8,9%
Sebagian besar pekerjaan penduduk adalah Buruh.
Penghasilan per kapita tidak ada data.

2. Agama : tidak ada data


Agama perlu diketahui untuk mengetahui mayoritas agama yang dianut penduduk. Bagi puskesmas berguna untuk
program penyuluhan dimana untuk pendekatan terhadap penduduk dapat melalui tokoh agama dan tempat
memberikan penyuluhan dapat menggunakan tempat ibadah penduduk.

3. Pendidikan :
Tidak Sekolah / belum tamat SD : 19,34 %
Tamat SD : 51,7 %
Tamat SMP : 14,7 %
Tamat SMA : 13,36 %
Tamat universitas : 0,9 %
Pendidikan rendah = tidak tamat SD + tamat SD + tamat SMP = 19,34+51,7+14,7=85,74%
Pendidikan tinggi = tamat SMA + tamat universitas/akademi = 13,36+0,9=14,26%
Pendidikan perlu diketahui berhubungan dg daya tangkap penduduk terhadap informasi (pengetahuan tentang
kesehatan) untuk mengetahui metode penyuluhan yang berhubungan dengan tingkat pendidikan penduduk.
Jadi sebagian besar pendidikan penduduk masih rendah menunjukkan masalah dalam pengetahuan akan
masalah kesehatan & perlu penyesuaian dalam cara penyuluhan.

Dari analisis data sosial ekonomi, data yang kurang adalah penghasilan dan pendapatan perkapita. Pendapat perkapita
berguna untuk memperkirakan kemampuan ekonomi penduduk, termasuk kemampuan secara ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan dan membiayai masalah kesehatan. Sehingga keadaan sosial ekonomi tidak dapat diperkirakan.

ANALISA DATA KHUSUS


A. ANALISA DATA PERSONALIA PUSKESMAS
Analisis data kepegawaian secara kuantitatif
Kuantitatif = 70 orang
Faktor Standarisasi
Lama bekerja Nilai keadaan
Jml Pddk Rasio lama pendidikan
No. Rincian Variabel (mean) tiap tenaga
(t) Tnaga tenaga dg pdidik dktr
(b) (t x (d+bq))
(d) (q)
1. Dokter umum 2
2. Dokter gigi 1
Pekarya kesehatan
3.
RR/lab
4. Bidan 28
5. Perawat kesehatan 21
6. Perawat gigi 1
7. Petugas sanitasi 2
8. Apoteker 3
9. Tenaga gizi 2
10. Juru imunisasi
11. Pekarya 2
12. Tenaga administrasi
Jumlah (nilai keadaan tenaga puskesmas (S1) )
Analisis kepegawaian secara kualitatif tidak ada data
t x (d + bq)
1 = 1000

455
30.000
S1 = tidak dapat dihitung
Apabila S1 > 455 berdasarkan nilai standar, maka personalia puskesmas cukup secara kualitatif

B. ANALISA DATA SARANA KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


Puskesmas induk : 1 buah Laboratorium :0
Posyandu : 50 buah Pengobatan tradisional :0
Rumah Sakit :0 Toko obat :0
Rumah Bersalin :3 Apotek :0
Praktek Dokter Umum :1 Optik :0
Praktek Bidan : 11

C. ANALISA MASALAH
I. PROMKES
1.Rumah tangga ber PHBS 2. Cakupan pembinaan UKBM dilihat
Target : 50% melalui persentase posyandu purnama
Sasaran : 8.520 KK, yang dan mandiri (tidak dicantumkan)
Diperiksa = 7599 target : 65% purnama dan mandiri
Cakupan : 4.801 KK (63,18%) sasaran : 50 posyandu cakupan : 21 (42%)
Kesenjangan : +13,18% kesenjangan : -23%

II. KIA
1. K1 : Sasaran : bumil = 616 jiwa Target : 88 %
Target : 100% Cakupan : 645 orang = 104,7% Sasaran : bulin = 649jiwa
Sasaran : bumil = 616 jiwa Kesenjangan : +12,7% Cakupan : 648 orang = 99,8%
Cakupan: 703 orang = 114,1% Kesenjangan : +11,8%
Kesenjangan : +14,1%

2. K4:
Target : 92% 3. Linakes
4. N1 :
Target : 95% 8. Penanganan ibu dengan 11. Imunisasi DPTHB1
Sasaran : neonatus = 762 komplikasi Target : 98%
Cakupan : 815 orang = 107,63% Target : 80% Sasaran : 555
Kesenjangan : +12,63% Sasaran : 124 ibu hamil risti Cakupan : 713 (128.47)
Cakupan : 137 orang = Kesenjangan : +20.47%
5. N2 : 110,48%
Target : 90% Kesenjangan : +30,48% 12. Imunisasi Polio 4
Sasaran : neonatus = 762 Target : 90%
Cakupan : 708 orang = 93,81% 9. Penanganan neonatus dengan Sasaran : 555
Kesenjangan : +3,81% komplikasi Cakupan : 692 (117,48%)
Target: 80% (RPJMN,2014) Kesenjangan : +27,48%
6. Bumil dg TT 1 Sasaran : 85 neonatus risti.
Target : 90% Cakupan 75 neonatus risti 13. Imunisasi Campak
Sasaran : bumil = 616 jiwa (88,24%) Target : 90%
Cakupan : 333orang = 54,06% Kesenjangan : + 0,24% Sasaran : 555
Kesenjangan : -35,94% Cakupan : 703 (126,67%)
\ Kesenjangan : +36,673%
10. Imunisasi BCG
7. Bumil dg TT 2 Target : 98% 14. Cakupan desa/kelurahan UCI
Target : 85% Sasaran : 555 Target : 90%
Sasaran : bumil = 616 jiwa Cakupan : 722 (130,09%) Sasaran : 10
Cakupan : 294 orang = 47,73% Kesenjangan : +32,09% Cakupan 10 (100%)
Kesenjangan : -37,27% Kesenjangan : +10%

III. KB
1. KB aktif
Target : 80% 2. MKJP
Sasaran : PUS = 5753 orang Target : tidak ada data
Sasaran : tidak ada data
Cakupan : 6224orang = 108,19%
Cakupan : 1.097 orang
Kesenjangan : +28,19%
Kesenjangan : tidak ada data
IV. GIZI
1. Balita yang ditimbang (D/S) 4. Vitamin A 7. Pemberian MP ASI untuk
Target : 95% Target : 95% BGM
Sasaran : balita = 2.760 jiwa Sasaran : balita = 1699 jiwa Target : 100%
Cakupan 1.5891 orang = 78,82% Cakupan : 1585 orang = 93,29 % Sasaran : balita BGM = 59 jiwa
Kesenjangan : -16,81 % Kesenjangan : +11% Cakupan : 59 orang = 100%
Kesenjangan : 0
2. Balita yang naik BB (N/D) 5. Fe I
Target : 60% Target: 100% 8. Penanganan gizi buruk
Sasaran : balita = 2.013 jiwa Sasaran : bumil = 616 jiwa Target : 100%
Cakupan : 1.531 orang = 75,78% Cakupan : 619 orang = 112,18% Sasaran : 4 balita gizi buruk
Kesenjangan : +15,78% Kesenjangan : +12,18% Cakupan: 4
3. K/S : Kesenjangan: 0
Target : 90% 6. Fe III
Sasaran : balita = 2.013 jiwa Target: 92% 9. ASI eksklusif
Cakupan : 2.013 orang = 100% Sasaran : bumil = 616jiwa Target : 90%
Kesenjangan : 0% Cakupan : 6640 orang = 104,55% Sasaran : 730 jiwa
Kesenjangan : +14,55% Cakupan : 590 orang = 79,45%
Kesenjangan = -11,55%

V. KESLING
1. Rumah sehat Cakupan : 6343 KK = 84,99%
Target : 75%
Kesenjangan : +9,99%
Sasaran : 8.579 rumah, yang diperiksa = 6.773 rumah
Cakupan : 5.899 rumah = 87.10%
4. SPAL (saluran pembuangan air limbah)
Kesenjangan = +17,10%
Target : 80%
Sasaran : 8373 KK, yang diperiksa = 7552 KK
2. SAB (sumber air bersih)
Cakupan : 4.466 KK (65,94%)
Target : 80%
Kesenjangan : -14,06%
Sasaran : 8373KK, yang diperiksa = 6773 KK
Cakupan : 4.879 KK (72,36%)
5. TUPM sehat (tempat umum pengolahan makanan)
Kesenjangan : - 7,64%
Target : 75%
Sasaran : 219 TUPM, yang diperiksa = 85 TUPM
3. jamban sehat
Cakupan : 85 TUPM = 100%
Target : 75%
Kesenjangan = 0%
Sasaran :8373 KK, yang diperiksa = 7552 KK
6. Tempat sampah sehat Cakupan : 4.466 KK = 76,11%
Target : 80% Kesenjangan : - 3,89% Kesenjangan : +4,64%
Sasaran : 8373 KK, yang diperiksa = 6773 KK

V. P2M
Cakupan : 15 orang = Target 100%
1. Penemuan kasus diare 62,5% Sasaran= 21 kasus
Target : 100% Kesenjangan : -17.5% Cakupan =21 = 100%
Sasaran : 384 Kesenjangan : 0%
Cakupan : 288(75%) 3. TB paru sembuh
Kesenjangan : -25% Target : 85% 5. PenemuanK kasus Pneumonia balita
Sasaran : 25 orang Target : 10%
2. TB Paru dengan BTA + Cakupan : 9 orang (36%) Sasaran : 2877 balita
Target : 80% Kesenjangan :-49% Cakupan = 148 balita (5.4)
Sasaran : 24 Kesenjangan = -4.6%
4. DBD yang ditangani

VI. BP
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Cibatu meliputi kunjungan ke Puskesmas, DTP, PONED, PUSTU, dan Pusling sebanyak 25.282 orang
terdiri dari :
Umum : 14.709 orang
Askes : 1.188 orang
Jamkesda : 2.140 orang
Jamsostek : 4.567 orang
BPJS : 3.188 orang
Jamkesmas : 3.828 orang
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH KASUS
1 Nasofaringitis 3778
2 Peny. Infeksi Sal Pernafasan atas lainnya 2280
3 Tukak Lambung 1944
4 Hipetensi Primer (Esensial) 1084
5 Myalgia 721
6 Penyakit Pulpa dan Jaringan Feriapikal 720
7 Gangguan pada Kulit dan Jaringan Subkutan 699
8 Dermatitis lainnya 511
9 Penyakit Gusi Jaringan Periodontal dan Tulang Alvveolar 415
10 Diare dan Gatroentritis 384

VII. UKS
1. Jumlah SD
Target : 100%
Sasaran : 18 sekolah
Cakupan : 18 sekolah (100%)
Kesenjangan : 0

2. Jumlah SMP
Target : 100%
Sasaran : 5 sekolah
Cakupan : 5 sekolah (100%)
Kesenjangan : 0

3. Jumlah SMA
Target : 100%
Sasaran : 3 sekolah
Cakupan : 3 sekolah (100%)
Kesenjangan : 0

Kesehatan gigi dan mulut : UKGS : Target : tidak ada data


Sasaran : 1.663 siswa
Cakupan : 1.589 siswa (95,6%)
Kesenjangan : tidak ada data
Perawatan : target : tidak ada data
Sasaran : 670
Cakupan : 474 (70,75%)

D. PRIORITAS MASALAH
Pan America Healh Organization (PAHO)
Masalah kesehatan Magnitude Severity Vulnerability Political Concern Skor
Nasofaringitis 4 2 5 4 160
ISPA lainnya 5 6 5 6 900
Ulkus peptikum 5 5 1 3 75
Hipertensi Esensial 5 7 1 5 175
Peny. Pulpa dan Jaringan Periapikal 3 3 1 5 45
Gangguan pada kulit dan jaringan subkutan 3 3 1 5 45
Myalgia 3 1 1 2 6
Diare 3 8 5 6 720
Dermatitis lainnya 1 4 5 2 40
Penyakit Gusi Jaringan Periodontal 1 3 1 4 12
dan Tulang Alveolar

1. Masalah Kesehatan : Nasofaringitis


2. Masalah Pelayanan Kesehatan : Pemberian MP ASI untuk BGM
Peringkat permasalahan pelayanan kesehatan
1. TB paru sembuh: -49%
2. Bumil dengan TT2 : -37,27%
3. Bumil dengan TT1 : -35,94%
4. Penemuan kasus diare: -25%
5. TB Paru dengan BTA +: =17,5%
6. Balita yang ditimbang (D/S) : -16,81%
7. SPAL (saluran pembuangan air limbah): -14,06%
8. ASI eksklusif:-11,55%

E. RENCANA KERJA

1. TB paru
Tujuan umum :
Menurunkan morbiditas TB paru
2. Pemberian TT kepada Bumil
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai Tujuan umum :
TB paru Meningkatkan cakupan pemberian TT pada Ibu hamil

Sasaran Tujuan Khusus :


Langsung : Penderita TB paru dan masyarakat yang Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai
berisiko terkena penyakit TB paru pemberian TT pada bumil
Tidak langsung : Seluruh masyarakat di wil krj PKM
Sasaran
Persiapan : Langsung : ibu-ibu yang mengandung
Dalam gedung : Tidak langsung : remaja perempuan di wilayah kerja pkm
Menyiapkan sarana dan prasarana
Mengadakan monitoring dan evaluasi Persiapan :
Luar gedung Dalam gedung :
Mengembangkan dan membina potensi masyarakat Menyiapkan sarana dan prasarana
Mengadakan monitoring dan evaluasi Mengadakan monitoring dan evaluasi
Luar gedung
Pelaksanaan/kegiatan : Mengembangkan dan membina potensi masy
Penyuluhan secara teratur mengenai penyakit Mengadakan monitoring dan evaluasi
Penyuluhan secara teratur mengenai penggunaan masker
Penyuluhan secara teratur mengenai gizi yang baik Pelaksanaan/kegiatan :
Penyuluhan secara teratur mengenai cara penularan Penyuluhan secara berkala pentingnya TT
Penyuluhan secara teratur mengenai program DOTS Pembinaan terhadap tokoh masyarakat
Meningkatkan pelayanan dan mutu posyandu
Evaluasi
Menurunnya angka kejadian TB paru Evaluasi
Meningkatnya pemberian TT kepada Bumil

Anda mungkin juga menyukai