Anda di halaman 1dari 35

Standard Operasional Prosedur (SOP)

Penguatan Kemitraan Berbasis


Sumber Daya Masyarakat

Disampaikan pada TOT Program Ketuk Pintu Layani Dengan Hati


Jakarta, 2 – 5 Februari 2016
Tujuan pembelajaran
• Mampu peserta menerapkan SOP penguatan
kemitraan berbasis sumber daya masyarakat
secara baik dan sesuai kearifan lokal (budaya
setempat).
Sistematika paparan
1. Judul SOP 5. Sasaran
2. Dasar hukum 6. Target
3. Definisi operasional 7. Indikator
4. Pelaksanaan SOP (5W 1H); 8. Pembinaan dan
a. Siapa pelaksananya pengawasan
b. Apa yang dilaksanakan 9. Pencatatan dan pelaporan
c. Dimana dilaksanakan 10. Alur koordinasi
d. Jangka waktu pelaksanaannya
e. Maksud dan tujuan kegiatan
f. Metode pelaksanaan; uraian
prosedur & peralatan)
PRINSIP MEMILIH MODUL TOT
(wakadinkes dki jakarta, 2016)

1. Mudah dilakukan
2. Mempunyai daya
ungkit tinggi
Gambaran 3 (tiga) masalah
kesehatan hasil deteksi dini
No Uraian 2013 2014 2015
1 Penyakit HIV 28.790 34.449 38.464
2 Penyakit TB paru 19.093 19.319 21.389
3 Balita kurus sekali (gizi 1.133 1.628 2.282
kurang)
Judul SOP
• Penguatan kemitraan berbasis sumber daya
masyarakat
Dasar hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas;
2. Peraturan Gubernur Nomor 233 Tahun 2014
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kesehatan;
3. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 3977
Tahun 2015 tentang Tim Kesehatan Program
Ketuk Pintu Layani Dengan Hati.
Definisi operasional
• Proses kerjasama untuk meningkatkan peran
serta masyarakat berdasarkan sumber daya
yang ada di masyarakat dengan prinsip
kesejajaran untuk secara bersama-sama
menanggulangi masalah kesehatan yang ada
di masyarakat tersebut.
Review
KEMITRAAN
Suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok
atau organisasi untuk bekerjasama mencapai
tujuan, mengambil dan melaksanakan serta
membagi tugas, menanggung bersama baik yang
berupa resiko maupun keuntungan, meninjau
ulang hubungan masing-masing secara teratur dan
memperbaiki kembali kesepakatan bila
diperlukan.
Mengapa perlu kemitraan
• Besarnya masalah yang harus diselesaikan
• Kesadaran adanya keterbatasan
• Bisa lebih efisien dan efektif
• Manfaat yang diperoleh lebih besar
• Butuh percepatan dalam pencapaian
Jejaring dg kemitraan

Tantangan dan
Masalah kesehatan di masy Tantangan
dan Masalah
Tim
kesehatan
KPLDH

Kemampuan terbatas, tapi masalah yang harus


diselesaikan besar dan harus cepat
tujuan kemitraan
efektif
efisien
pra-syarat kemitraan
siapa kemitraan
DLL
jejaring dengan KEMITRAAN
sinergis

Kerja sama 2 pihak atau lebih berdasar kesetaraan, keterbukaan & saling
menguntungkan  mencapai tujuan bersama (Sekjend Depkes, 2003)
Usulan tetap dalam perjanjian
kerjasama Dinas Kesehatan dengan
Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
• Setiap institusi …
1. Mempunyai daerah binaan kesehatan minimal 1
(satu) wilayah setingkat RW.
2. Berpartisipasi aktif dalam program ketuk pintu
layani dengan hati untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
3. Bersedia membantu dalam situasi gawat darurat
dan/atau bencana dalam bentuk sumber daya
manusia kesehatan.
4. Menjadi jejaring kerja dalam bidang penguatan
pelayanan kesehatan di masyarakat.
Pelaksanaan tindakan/kegiatan
1. Penjajagan/persiapan
a. Mengumpulkan data dan hasil kajian lainnya yang
berkaitan dengan usulan kemitraan yang akan dipilih.
b. Bila perlu, membuat proposal kemitraan yang singkat
dan sederhana.
c. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat,
tokoh pemuda atau tokoh agama setempat.
d. Menjelaskan maksud dan tujuan bentuk kemitraan
atau kerjasama yang akan diusulkan.
e. Menyepakati waktu untuk penyamaan persepsi.
Lanjutan pelaksanaan …
2. Penyamaan persepsi
a. Bersama tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama
menentukan waktu pertemuan untuk penyamaan persepsi,
terkait tempat, waktu, yang diundang dan goal yang akan
dicapai.
b. Menjelaskan permasalahan kesehatan masyarakat yang ada
berdasarkan data dan fakta yang mendukung.
c. Meminta pendapat dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda
dan tokoh agama.
d. Memberikan klarifikasi atas pendapat yang telah
dikemukakan dari unsur masyarakat.
Lanjutan pelaksanaan …
3. Pengaturan peran
a. Menggali pendapat dari unsur masyarakat peran dan
tanggung jawab apa saja yang harus dilakukan.
b. Mendiskusikan peran dan tanggung jawab yang harus
dijalankan
c. Menentukan pengaturan peran dan tanggung jawab
berdasarkan kesepakatan
Lanjutan pelaksanaan …
4. Komunikasi intensif
a. Melakukan pendekatan kepada tokoh kunci lainnya di masyarakat
yang tidak hadir saat penyamaan persepsi atau masih ada
keraguan terhadap kemitraan yang akan dilakukan.
b. Menjelaskan prinsip kemitraan yaitu ;
1) Kesetaraan (Equity)
2) Keterbukaan
3) Azas manfaat bersama (mutual benefit)
4) Percaya
5) Berbagi
6) Komunikasi
c. Komunikasi intensif tidak harus formal, namun lebih efektif dengan
informal seperti saat Jum’at bersih atau saat ada kegiatan di
masyarakat seperti pengajian dll.
Lanjutan pelaksanaan …
5. Melakukan kegiatan
a. Menentukan hari/tanggal dan waktu bentuk kemitraan yang dipilih
akan dilakukan. Bisa dengan acara seremonial atau pembukaan oleh
tokoh masyarakat setempat.
b. Bentuk kemitraan sesuai dengan kesepakatan, tidak mengikat namun
dengan pesan atau muatan kesehatan sebagai inti dari kemitraan.
c. Kemitraan untuk tingkat RW antara lain pokja jumantik, pokja
pemantau perokok di tempat umum, pokja kelompok pendukung (KP)
Ibu, pokja warga peduli remaja sehat, pokja kampanye anti kekerasan
pada anak dan perempuan, dll
d. Bila perlu dengan penandatanganan bersama sebagai bukti adanya
komitment kedua belah pihak.
e. Jangan lupa didokumentasikan baik dalam bentuk laporan atau foto
kegiatan.
Lanjutan pelaksanaan …
6. Melakukan pemantauan & penilaian
a. Pemantauan terhadap bentuk kemitraan dilakukan 1 – 3 bulan sekali.
b. Pemantauan menekankan pada aspek perkembangannya, relevansi
dengan tujuan awal, konstribusi dari tim yang terlibat,
kemanfaatan bagi masyarakat.
c. Penilaian dilakukan tidak harus melibatkan unsur dari luar
masyarakat.
d. Aspek yang dinilai antara lain
1) Perkembangannya
2) Efektifitas kegiatannya
3) Efisiensinya
4) Relevansinya
5) Dampaknya
Sasaran kegiatan
No Sasaran Tingkatan
1 Pasien/Klien Individu/perorangan
2 Keluarga (klien & Keluarga
anggota (family as client)
keluarganya)
3 Kelompok khusus Masyarakat
(balita, ibu hamil, (community as client and
remaja, usia lanjut, partner)
dll
Target kegiatan
• Tidak ada ketentuan baku, lama waktu yang
dibutuhkan untuk menjalin kemitraan, namun lebih
menekankan pada aspek peningkatan trust
(kepercayaan) kedua belah pihak untuk saling
mengisi dan menguatkan perannya masing-masing.
Indikator keberhasilan kegiatan
Adanya partisipasi atau keterlibatan aktif dari masyarakat
yang dapat dikuantifikasikan (dihitung) dalam bentuk …
1.Man (seberapa banyak orang terlibat)
2.Money (seberapa besar dukungan materi yang
diberikan)
3.Material (seberapa banyak bahan atau kelengkapan
untuk kegiatan)
4.Metode (apa saja metode yang digunakan oleh
masyarakat untuk mencapai tujuan)
5.Machine (prasarana dan sarana dari masy oleh masy dan
untuk masy)
Pembinaan & pengawasan
• Pembinaan ;
• Untuk masyarakat;
• Melakukan pendampingan kepada masyarakat.
• Memberikan contoh
• Bila perlu mengajak kepada pelaku yang sudah berhasil (testimoni atau
success story)
• Untuk tim kesehatan;
• Melakukan pendampingan, refleksi diskusi kasus, konsultasi dan self
evaluasi
• Pengawasan;
• Pemantauan terhadap kriteria kepatuhan ; kehadiran, kesesuaian
kompetensi dan tanggung jawabnya serta kedisiplinan serta
performance.
Pencatatan dan pelaporan
• Dilakukan dengan prinsip simple, jelas
dan mudah dipahami serta dengan
menuliskan nama jelas dan tanda
tangan
• Bila perlu dalam bentuk laporan dan
foto kegiatannya.
Alur koordinasi
Penyamaan persepsi dalam
kemitraan
TERIMA
KASIH
JAMINAN
KESEHATAN 35
NASIONAL

Anda mungkin juga menyukai