Anda di halaman 1dari 4

RANCANGAN PROGRAM PERUBAHAN PERILAKU.

Pengertian dan Tujuan Advokasi.

Advokasi merupakan salah satu cara atau bentuk program perubahan


perilaku di dalam menanggapi kebijakan maupun sikap dari pemangku
kebijakan.Advokasi adalah proses edukasi dan memotivasi agar kelompok
sasaran yang memiliki pengaruh mengambil tindakan tertentu dalam rangka
mendukung sebuah isu. Dalam hal ini isu tersebut adalah memprioritaskan upaya
penurunan stunting dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukung bagi
ibu dan keluarga. Dukungan dalam skala besar dapat berupa peraturan hukum
yang mendukung, kebijakan, pembiayaan atau perencanaan untuk gizi,
sedangkan kebutuhan, sasaran, ataupun tindakan kebijakan yang spesifik
dibentuk oleh hambatan, berikut system politik dan situasi social yang ada di
Indonesia.

Advokasi dan komunikasi adalah dua hal yang berbeda tetapi keduanya
saling melengkapi. Perbedaan keduanya ada pada kelompok sasaran dan juga
jalur yang digunakan dan juga materi yang disampaikan. Advokasi bertujuan
untuk mengubah pengetahuan dan perilaku sang pemangku kebijakan atau
pemangku kepentingan, dan diharapkan adanya perubahan pada suatu
kebijakan dalam menyelesaikan masalah gizi. Sehingga dapat dilihat dari sini
bahwa metri dan cara penyampaian yang dilakuakan juga berbeda dengan kita
berkomunikasi dengan individu.

Penggunaan Data Secara Strategis

Data juga membantu terbentuknya kemitraan yang berkesinambungan,


menentukan prioritas advokasi danpengambilan keputusan dalam program.
Penilain formatif, analisis lanskap, pemindaian media, survey dan pemetaan
pemangku kepentingan turut menentukan rancangan program yang disesuaikan
dengan kondisi negara yang bersangkutan. Rancangan dan implementasi
program terus diperbaiki berdasarkan informasi dari studi khusus serta data rutin.
Melalui sistem pemantauan, pelaksana kegiatan dapat mengetahui apakah
program terus berjalana seusai harapan, atau perlu dilakukan tindakan
perbaikan.
Langkah-Langkah Strategi Advokasi.

Proses perencanaa strategis untuk memulai komunikasi perubahan


perilaku dimulai dengan perencanaan bersama secara kolaboratif di tingkat
nasional. Ini merupakan upaya merangkul sektor yang berbeda-beda
menyatukan beragam sudut pandang dan pegalaman dari berbagai wilayah,
daerah dan masyarakat Indonesia yang dikenal keragamannya. Ada 5 fase yang
dapat dilakukan dalam strategi advokasi, yaitu:

1. Pemahaman Situasi
Berisi tentang penilaian situasi, konsultasi, riset formatif, survey
nasional. Menganalisis situasi mencakup konsultasi dengan
pemangku kepentingan, telaah data dan laporan yang ada untuk
menentukan opsi strategis.
2. Fokus dan Rancang
Identifikasi perilaku prioritas yang mau diangkat dan model
penyampainnya. Fokus pad abeberapa perilaku dan disiplin
berkomitmen untuk terus menyampaikan pesan yang sama di tiap
kegiatan.
3. Pengembangan Materi Komunikasi
Materi pendukung, instruksi kerja (job aid), manual pelatihan.
Kampanye komunikasi massa dan materi pendukung dikebangkan
oleh biro iklan melalui kemitraan.
4. Implementasi dan Pemantauan
Pemantauan kinerja dan supervisi pendukung. Data dari sistem
pemantauan rutin dan studi khusus digunakan untuk meningkatkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan (kelemahan) dalam
implementasi program, serta tindakan perbaikan apa yang diperlukan.
5. Penggunaan Data untuk Penyesuain Strategi
Koreksi di tengah pelaksanaan dan penyesuian rencana.
Dilakukannya evaluasi dan koreksi di tengah disebut metode potong
lintang (cross-section). Metode ini cocok untuk program advokasi
semacam ini.

Merencanakan Strategi Advokasi dan Menetapkan Sasaran Advokasi


1. Analisis Lanskap mengenai proses pembuatan kebijakan dan
pengambilan
pengapengambilan keputusan. Kita harus meneliti kebijakan terkait yang
perlu diambil di iap tingkat pemerintahan.
Contoh yang sudah dilakukan di Indonesia: analisis lanskap gizi, tinjauan
sektor gizi. Kemudian rekomendasi: tinjauan hukum, memperluas telaah
kebijakan untuk mencakup bidang-bidang gizi yang peka.
2. Pemetaan pemangku kepentingan.
Susun peta peamngku kepentingan untuk tiap sasaran kebijakan yang
ditetapkan berdasarkan anailisis lanskap yang sudah dilakukan
sebelumnya.
3. Penilaian tentang pemuka pendapat dan pengambil keputusan
Merupakan oenilaian cepat utnuk mengumpulkan wawasan dari para
pegambil keputusan melalui wawancara. Tujuannya untuk lebih
memahami pengetahuan dan pandangan mereka mengenai kekurangan
gizi dan stunting. dan perlu mengetahui motivasi mereka dalam
memprioritaskan masalah stunting. kemudian menelaah hambatan dalam
meningkatkan keinginan politik dan masyarakat dalam memerangi
stunting.
Contoh yang sudah dilakukan Indonesia: penelitian oleh SMERU
Research Institute mengenai opini para Pemuka Pendapat mengenai
Hambatan Terhadap PMBA (April, 2016).
4. Contoh Sasaran dan Tujuan Advokasi
1. Menengah Daerah (RPJMD) sebelum akhir tahun 2018
2. Minimal beberapa persen dari dana setempat dan memiliki rencana
implementasi yang konkrit dan terukur sebelum akhir tahun 2019
Tujuan Advokasi:
1. Meningkatkan kesadaran para pengambil keputusan di tingkat
nasional dan sub-nasional mengenai dampak stunting pada
kesehatan, kondisi sosial dan ekonomi dari keluarga, provinsi dan
bangsa. (pengertian bahwa stunting di setiap tingkat pemerintahan
berdampak, baik jangka pendek maupun jangka panjang).
2. Mengkomunikasikan dengan jelas solusi yang berbasis bukti untuk
menurunkan prevalensi stunting.
3. Menkomunikasikan dengan jelas peran dan tindakan yang harus
diambil oleh pimpinan sub-nasional di berbagai tingkat untuk
menerapkan solusi yang dapat mengurangi stunting.

Anda mungkin juga menyukai