Advokasi dan komunikasi adalah dua hal yang berbeda tetapi keduanya
saling melengkapi. Perbedaan keduanya ada pada kelompok sasaran dan juga
jalur yang digunakan dan juga materi yang disampaikan. Advokasi bertujuan
untuk mengubah pengetahuan dan perilaku sang pemangku kebijakan atau
pemangku kepentingan, dan diharapkan adanya perubahan pada suatu
kebijakan dalam menyelesaikan masalah gizi. Sehingga dapat dilihat dari sini
bahwa metri dan cara penyampaian yang dilakuakan juga berbeda dengan kita
berkomunikasi dengan individu.
1. Pemahaman Situasi
Berisi tentang penilaian situasi, konsultasi, riset formatif, survey
nasional. Menganalisis situasi mencakup konsultasi dengan
pemangku kepentingan, telaah data dan laporan yang ada untuk
menentukan opsi strategis.
2. Fokus dan Rancang
Identifikasi perilaku prioritas yang mau diangkat dan model
penyampainnya. Fokus pad abeberapa perilaku dan disiplin
berkomitmen untuk terus menyampaikan pesan yang sama di tiap
kegiatan.
3. Pengembangan Materi Komunikasi
Materi pendukung, instruksi kerja (job aid), manual pelatihan.
Kampanye komunikasi massa dan materi pendukung dikebangkan
oleh biro iklan melalui kemitraan.
4. Implementasi dan Pemantauan
Pemantauan kinerja dan supervisi pendukung. Data dari sistem
pemantauan rutin dan studi khusus digunakan untuk meningkatkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan (kelemahan) dalam
implementasi program, serta tindakan perbaikan apa yang diperlukan.
5. Penggunaan Data untuk Penyesuain Strategi
Koreksi di tengah pelaksanaan dan penyesuian rencana.
Dilakukannya evaluasi dan koreksi di tengah disebut metode potong
lintang (cross-section). Metode ini cocok untuk program advokasi
semacam ini.