Perencanaan Pemberdayaan
Komunitas
Tujuan Pembelajaran.
Peta Konsep :
Perencanaan
Pemberdayaan
Komunitas
Ukuran Filosofi
Perencanaan Pemberdayaan
Pemberdayaan Komunitas
Komunitas
Tahapan
Perencanaan
Pemberdayaan
Komunitas
Tahapan
Pelaksanaan
Pemberdayaan
Komunitas
Evaluasi
Perencanaan program pemberdayaan komunitas sangat penting untuk dilakukan demi keberhasilan
program tersebut. Beberapa alasan yang melatarbelakangi diperlukannya perencanaan program
tersebut, antara lain;
1. Memberikan acuan dalam mempertimbangkan secara seksama tentang apa yang harus
dilakukan dan bagaimana cara melaksanakannya.
2. Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat (umum).
3. Sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap adanya usul/saran penyempurnaan
yang “baru”.
4. Memantapkan tujuan-tujuan yang ingin dan harus dicapai, yang perkembangannya dapat
diukur dan dievaluasi.
5. Memberikan peringatan yang jelas terhadap pilihan tentang:
a. Kepentingan dari masalah-masalah insidental (yang dinilai akan menuntut perlunya
revisi program)
Untuk mengetahui sejauh mana perencanaan program yang dirumuskan itu telah “baik”, berikut
acuan ukurannya;
1. Analisis Fakta dan Keadaan; Perencanaan program yang baik, harus mengungkapkan hasil
analisis fakta dan keadaan yang “lengkap”, oleh karena itu diperlukan kegiatan pengumpulan
data dari berbagai pihak.
2. Pemilihan Masalah Berlandaskan pada Kebutuhan
3. Jelas dan menjamin kebutuhan
4. Merumuskan Tujuan dan Pemecahan Masalah yang Menjanjikan Kepuasan
5. Menjaga Keseimbangan; Artinya perlu adanya pemerataan kegiatan dan waktu pelaksanaan
harus dihindari kegiatan-kegiatan yang terlalu besar menumpuk pada fasilitator atau pada
masyarakat penerima manfaatnya
6. Pekerjaan yang Jelas; merumuskan prosedur dan tujuan serta sasaran kegiatan yang jelas,
yang mencakup,
a. Masyarakat penerima manfaatnya
b. Tujuan, waktu, dan tempatnya
c. Metode yang digunakan
d. Tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terkait (termasuk tenaga sukarela)
e. Pembagian tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh setiap kelompok personel
(fasilitator, masyarakat, dan lain-lain)
f. Ukuran-ukuran yang digunakan untuk evaluasi kegiatannya
7. Proses yang Berkelanjutan
8. Merupakan Proses Belajar dan Mengajar
9. Merupakan Proses Koordinasi
10. Memberikan Kesempatan Evaluasi Proses dan Hasilnya
Lingkup materi pemberdayaan masyarakat harus mencakup segala aspek kegiatan yang berkaitan
dengan upaya-upaya seperti peningkatan produksi, peningkatan pendapatan, serta perbaikan
kesejahteraan masyarakat penerima manfaatnya.
Keberhasilan perencanaan pemberdayaan masyarakat tergantung pada lima faktor sebagai berikut,
1. Pengumpulan data keadaan, merupakan kegiatan pengumpulan data dasar (database) yang
diperlukan untuk menentukan masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan atau kegiatan
yang direncanakan. Data yang dikumpulkan mencakup keadaan sumber daya (sumber daya
alam dan manusia), kelembagaan (sosial dan ekonomi), sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan; teknologi yang telah digunakan; pelaturan atau
kebijakan-kebijakan pembangunan yang sudah ditetapkan.
2. Analisis Data Keadaan
3. Identifikasi Masalah, identifikasi masalah dapat dilakukan dengan menganalisis kesenjangan:
a. Antara data potensial dengan data aktual
b. Antara keadaan yang ingin dicapai dengan yang sudah dicapai
c. Antara teknologi yang seharusnya dilakukan/diterapkan dengan yang sudah ditetapkan
d. Antara pelaturan yang harus dilaksanakan/diberlakukan dengan praktik atau kenyataan
yang dijumpai dalam penerapan aturan-aturan tersebut
4. Pemilihan masalah yang akan dipecahkan, pada umumnya masalah dapat dibedakan
menjadi masalah-masalah umum dan masalah khusus. Masalah umum adalah masalah yang
melibatkan banyak pihak (sektor), dan pemecahannya memerlukan waktu yang relatif lama.
Masalah khusus adalah masalah-masalah yang dapat dipecahkan oleh pihak-pihak (sektor)
tertentu, dan pemecahannya tidak memerlukan waktu yang lama.
Menurut Isbandi Rukminto Adi (2002) mempunyai rumusan strategi yang menjadikan beberapa
tahap dalam pelaksanaan pemberdayaan, yaitu,
Dua metode penelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah Rapid Rural Appraisal (RRA) dan
metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode yang pertama dengan cara membentuk tim
kecil untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang suatu komunitas, dan metode yang
kedua memberikan penekanan pada keterlibatan masyarakat secara langsung.
Sumber.