CHAIRUNISSA SYAH
NIM. 16144010007
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
kota ini. Ratusan orang meninggal dan luka-luka tiap tahun karena peristiwa
ini. Memang di negara ini, kasus kecelakaan lalu lintas sangat tinggi.
kematian mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat, dan 8.694
Dengan data itu, rata-rata setiap hari, terjadi 40 kecelakaan lalu lintas
jumlah korban mencapai 1717 orang, tahun selanjutnya 2.277 orang, 2003
sebanyak 2.672 orang. Tahun 2004, jumlah ini meningkat menjadi 3.977
orang. Tahun 2005 dari Januari sampai September, jumlah korban mencapai
3.620 orang dengan korban meninggal 903 orang. Trauma yang paling sering
adanya trauma ataupun tenaga fisik. Pada kondisi normal, tulang mampu
menahan tekanan, namun jika terjadi penekanan ataupun benturan yang lebih
besar dan melebihi kemampuan tulang untuk bertahan, maka akan terjadi
di tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6 juta orang meninggal dikarenakan
insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan fisik.
& Seprianti, 2015). Salah satu manifestasi klinis pada penderita fraktur yang
paling menonjol adalah nyeri. Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan
aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa
(Nurarif & Hardi, 2012). Nyeri merupakan gejala paling sering ditemukan
dan menusuk. Nyeri tajam juga bisa ditimbulkan oleh infeksi tulang akibat
spasme otot atau penekanan pada saraf sensoris (Helmi, 2011). Pengkajian
2011).
Pengelompokkan: Skala nyeri 1-3 berarti Nyeri Ringan (masih bias ditahan,
aktifitas tak terganggu) Skala nyeri 4-6 berarti Nyeri Sedang (mengganggu
aktifitas fisik) Skala nyeri 7-10 berarti Nyeri Berat (tidak dapat melakukan
salah satu bagian dari disiplin ilmu medis yang berkaitan dengan upaya-upaya
menghilangkan nyeri atau pain relief (Pratintya, Harmilah & Subroto, 2014).
Salah satu teknik penanganan nyeri non farmakologi adalah teknik relaksasi
B. Rumusan Masalah
nyeri akut.
1. Masyarakat:
dengan Fraktur.
3. Penulis:
khususnya studi kasus tentang penanganan nyeri akut pada pasien dengan
Fraktur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengkajian
2) Sirkulasi
kesemutan (parestesi)
b. Diagnosa
sekitar/fraktur
c. Perencanaan
Dx Intervensi Rasional
sesuai indikasi
sesuai bertahap
4. Lakukan perawatan
d. Pelaksanaan
asuhan keperawatan.
e. Evaluasi
a. Pengertian
cedera, merasakan cemas akibat rasa sakit dan rasa nyeri yang
(Mediarti, 2015).
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
C. Fokus Studi
D. Definisi Operasional
sosial,
lainnya.
E. Tempat danWaktu
F. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data klien adalah dengan cara mengambil data primer
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung diambil dari
a. Wawancara
lainnnya.
Pada saat pengkajian, wawancara yang dilakukan untuk menggali
b. Observasi
dan pada waktu tertentu, dimulai dari klien datang. Pada kasus
2. Data Sekunder
proses asuhan keperawatan pada klien dengan Fraktur. Penyajian data yang
sudah ditafsirkan dan dijelaskan berbentuk uraian teks atau bersifat naratif.
Penelitian studi kasus sering kali berkaitan dengan kepentingan umum, namun
yang tidak diketahui adalah adanya ‘hak untuk tahu’ secara public ataupun
juga, seorang peneliti. Jadi peneliti harus bias bersikap baik kepada mereka
pandang dan situasi sang subjek, karena bias jadi penelitian tersebut dapat
pekerjaan, dan kehilangan rasa percaya diri, isu-isu seputar observasi dan
problem dari partisipan. Jaminan keamanan juga harus menjadi bagian yang di