Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH KOMPETENSI DAN BUDAYA ORGANISASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK


GANESHA MEDAN

TESIS

OLEH :
DODY AMDANI
157007009

MAGISTER MANAJEMEN
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tanggal Lulus : 21 Oktober 2018

Telah diuji Pada

Tanggal : 21 Oktobeer 2018

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng

Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, SE, M.Si

2. Prof. Dr. Amrin Fauzi

3. Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME

4. Dr. Beby Karina Fauzea, SE, M.Si

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ASBTRAK

PENGARUH KOMPETENSI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP


KINERA KARYAWAN POLITEKNIK GANESHA MEDAN

Karyawan yang profesional dan berkualitas akan membentuk kinerja yang tinggi,
baik individu maupun kelompok sehingga berdampak pada efektifitas organisasi
secara keseluruhan. Persoalannya adalah bagaimana dapat menciptakan karyawan
yang dapat menghasilkan kinerja yang optimal sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompetensi
karyawan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Politeknik Ganesha
Medan. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi karyawan dan budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan, populasi penelitian ini
adalah seluruh karyawan Politeknik Ganesha Medan yang berjumlah 49 orang.
Mengingat jumlah populasi masih dalam jangkauan penelitian, maka penarikan
sampel dilakukan dengan metode sensus, yaitu keseluruhan anggota analisis.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
kompetensi terhadap kinerja karyawan. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan, dapat diartikan bahwa kompetensi dan budaya
organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara serempak
maupun secara parsial.

Kata kunci: Kinerja Karyawan, Kompetensi, dan Budaya Organisasi

iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya

Nama : Dody Amdani, S.Kom

NIM : 157007009

Menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul “PENGARUH KOMPETENSI DAN

BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

POLITEKNIK GANESHA MEDAN” adalah benar hasil penelitian saya sendiri

yang belum pernah dipublikasika. Semua sumber data dan informasi dinyatakan

dengan jelas.

Medan, 6 November 2018


Yang Membuat Pernyataan

Dody Amdani, S.Kom


NIM 157007009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Dody Amdani

Tempat/Tanggal Lahir : Simodong, 09 Maret 1986

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Anak Kandung Dari : Bapak Selamat dan Ibu Poniyah

Alamat : Desa Brohol Kec. Sei Suka Kab. Batubara

Email : amdanihijrah@yahoo.com

No. Hp : 08116403939

RIWAYAT PENDIDIKAN

 SD Negeri No. 014716 Simodong Tamat 1998

 MTs Ponpes Alhasyimiyah Tebing Tinggi Tamat 2001

 MAN 2 Medan Tamat 2004

 D-III Jurusan Manajemen Informatika Komputer

Politeknik Unggul LP3M Medan Tamat 2007

 S-1 Jurusan Sistem Informasi

STMIK Triguna Dharma Medan Tamat 2014

 S-2 Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara Tamat 2018

vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmah dan ridhanyalah sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan

judul “Pengaruh Kompetensi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan Politeknik Ganesha Medan”. Penyusunan tesis ini dilakukan guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Peneliti menyadari tanpa doa, bantuan, dukungan, dan bimbingan dari

berbagai pihak dalam penyusunan tesis ini sangatlah sulit untuk

menyelesaikannya. Untuk itu peneliti menyampaikan rasa hormat dan

menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu SH, M.Hum sebagai Rektor Universitas

Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, MS selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Program Studi Magister

Manajemen Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Prof. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng selaku Ketua Komisi Pembimbing

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing

6. Seluruh dosen dan staf adminitrasi Program Studi Magister Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

7. Ayahanda terhormat Selamat, Ibunda tersayang Poniah, ketiga saudara

Suprayetno, Suryaningsih, Yudi Ardani serta keponakan saya yang lucu-lucu

dhio, nadin, obi, oca atas segala doa dan dukungannya.


vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 38-1, serta mahasiswa MM lainnya yang

saling membantu dan mendoakan.

9. Pimpinan Politeknik Ganesha Medan beserta jajarannya yang telah

memberikan banyak bantuan dan izin sebagai tempat untuk melakukan

penelitian ini.

10. Seluruh pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

Dengan keterbatasan ilmu, pustaka yang ditinjau dan pengalaman, peneliti

menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kata sempurna, banyak kekurangan dan

pengembangan lanjut agar benar benar bermanfaat. Oleh sebab itu, peneliti sangat

mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini lebih sempurna serta sebagai

masukan bagi peneliti untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang

akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini memberikan manfaat bagi kita

semua terutama dalam pengembangan ilmu manajemen dan permintaan maaf

yang tulus jika seandainya dalam penulisan ini terdapat kesalahan, kekurangan

dan kekeliruan, peneliti juga menerima kritik dan saran yang bersifat membangun

demi menyempurnakan penulisan tesis ini.

Medan, 2018

Dody Amdani, S.Kom

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

HALAMAN
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHLUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 11
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 12
2.1 Kinerja .............................................................................................. 12
2.1.1 Pengertian Kinerja ................................................................ 12
2.1.2 Indikator Kinerja .................................................................. 13
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ........................ 16
2.1.4 Proses Penilaian Kinerja ....................................................... 17
2.1.5 Aspek-Aspek Kinerja Karyawan .......................................... 19
2.1.6 Tujuan Dan Manfaat Penilaian Kinerja ................................ 21
2.2 Kompetensi ...................................................................................... 22
2.2.1 Pengertian Kompetensi......................................................... 22
2.2.2 Dimensi Kompetensi ............................................................ 25
2.2.3 Karakteristik Kompetensi ..................................................... 27
2.2.4 Elemen dan Ciri Pengembangan Kompetensi ...................... 29
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi ................. 30
2.2.6 Manfaat Kompetensi ............................................................ 32
2.3 Budaya Organisasi ........................................................................... 34
2.3.1 Pengertian Budaya Organisasi .............................................. 34
2.3.2 Karakteristik Utama Budaya Organisasi .............................. 35
2.3.3 Fungsi Budaya Organisasi .................................................... 36
2.3.4 Jenis-Jenis Budaya Organisasi ............................................. 38
2.3.5 Dimensi Budaya Organisasi ................................................. 40
2.4 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 45
2.5 Kerangka Konseptual ....................................................................... 47
2.5.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Karyawan.............................................................................. 47
2.5.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan . 48
2.6 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 51
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 51
3.2 Tempat dan Waktu ........................................................................... 51
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 51
3.3.1 Populasi ................................................................................ 51
3.3.2 Sampel .................................................................................. 51
3.4 Metode Pengumpulan Data .............................................................. 52
3.4.1 Kuesioner.............................................................................. 52
3.4.2 Dokumentasi......................................................................... 52
3.4.3 Pengamatan (Observasi) ....................................................... 52
3.5 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 52
3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 52
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 54
3.7.1 Uji Validitas ......................................................................... 54
3.7.2 Uji Reliabilitas...................................................................... 54
3.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................. 55
3.9 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 56
3.9.1 Uji Normalitas ...................................................................... 56
3.9.2 Multikolinearitas .................................................................. 57
3.9.3 Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 57
3.10 Skala Pengukuran ............................................................................. 58
3.11 Analisis Data .................................................................................... 58
3.11.1 Analisis Regresi Berganda ................................................... 58
3.11.2 Pengujian Hipotesis Secara Serempak (uji f) ....................... 59
3.11.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t) ............................ 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 62
4.1 Objek Penelitian ............................................................................... 62
4.1.1 Gambaran Umum Politeknik Ganesha Medan ..................... 62
4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi ......................................... 62
4.2 Pengujian dan Hasil Analisis Data ................................................... 64
4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ................................... 64
4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kompetensi ................... 67
4.2.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Budaya Organisasi ........ 69
4.2.4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kinerja .......................... 72
4.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 76
4.3.1 Uji Normalitas ...................................................................... 76
4.3.2 Uji Multikolinearitas ............................................................ 77
4.3.3 Uji Heteroskedasisitas .......................................................... 77
4.4 Hasil Regresi Berganda .................................................................... 79
x

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.5
Uji Secara Serempak (Uji F) ............................................................ 80
4.6
Koefisien Determinasi ...................................................................... 81
4.7
Uji Secara Parsial (Uji t) .................................................................. 82
4.8
Pembahasan ...................................................................................... 85
4.8.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan ............ 85
4.8.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan . 88
4.9 Implikasi Manajerial ........................................................................ 89
4.9.1 Kompetensi ........................................................................... 89
4.9.2 Budaya Organisasi ................................................................ 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 91
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 91
5.2 Saran ................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 93
LAMPIRAN ....................................................................................................... 96

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


1.1 Keadaan Tenaga Administrasi POLGAN ............................................... 3
1.2 Rekapitulasi Nilai Disiplin Karyawan ..................................................... 6
1.3 Skala Nilai Disiplin Karyawan ................................................................ 7
1.4 Rekapitulasi Nilai Dedikasi dan Loyalitas Karyawan ............................. 7
1.5 Skala Nilai Dedikasi dan Loyalitas Karyawan ........................................ 8
1.6 Rekapitulasi Nilai Kinerja Karyawan...................................................... 9
1.7 Skala Nilai Kinerja Karyawan ................................................................. 10
3.1 Defenisi Variabel Operasional ................................................................ 53
3.2 Hasil Pengujian Validitas ........................................................................ 55
3.3 Hasil Pengujian Reliabilitas .................................................................... 56
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................ 64
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............................. 65
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................................. 65
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ............................. 66
4.5 Jawaban Responden Pada Variabel Kompetensi..................................... 67
4.6 Jawaban Responden Pada Variabel Budaya Organisasi.......................... 70
4.7 Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja ............................................ 72
4.8 Uji Normalitas Dengan Metode Kolmogorov Smirnov ........................... 76
4.9 Uji Multikolinearitas ............................................................................... 77
4.10 Hasil Regresi Berganda ........................................................................... 79
4.11 Koefisien Determinasi ............................................................................. 82
4.12 Hasil Uji F ............................................................................................... 80
4.13 Hasil Uji t ................................................................................................ 83

xii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual .............................................................................. 50
4.1 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................ 78

xiii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Lampiran Halaman


2.1 Angket Kuesioner .................................................................................... 96
4.1 Output Hasil Uji ...................................................................................... 99

xiv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan ilmu dasar dalam mengelola dan menjalankan

sebuah perusahaan atau organisasi. Menurut Mulyadi (2015) pada hakikatnya

kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur), untuk mengatur

disini diperlukan seni, bagaimana bekerja dan bekerjasama dengan orang lain

untuk mencapai tujuan. Karyawan sebagai Sumber Daya manusia (SDM) yang

terdapat di dalam organisasi. Mengelola SDM dengan baik merupakan kunci

keberhasilan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber

daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu organisasi. Setiap

organisasi harus senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada

agar kinerja dapat tercapai dengan baik. Meningkatkan kualitas juga salah satu

cara untuk menjadikan karyawan lebih terarah dalam mencapai tujuan organisasi.

Problematika mengenai karyawan merupakan masalah yang harus selalu

diperhatikan oleh organisasi karena kualitas dan kuantitas dapat terpengaruh

sehingga dapat menghadapi persaingan perkembangan zaman. Maka dari itu, agar

tujuan organisasi tercapai dengan baik sumber daya manusia (karyawan) yang

berkualitas sangat dibutuhkan. Jika karyawan di suatu organisasi mempunyai

kemampuan mengembangkan inovasi, kreatif dan memiliki motivasi diri yang

tinggi, maka semakin baik juga kinerja karyawan tersebut. Tetapi, kinerja

karyawan dalam suatu organisasi dikatakan baik jika sejalan dengan adanya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

kompetensi yang cukup dari karyawan tersebut dan budaya organisasi yang

mendukung berjalannya organisasi itu sendiri.

Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, faktor yang perlu

diperhatikan ialah kompetensi yang dimiliki oleh karyawan. Kompetensi

merupakan kemampuan melaksanakan dan melakukan pekerjaan atau tugas

berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut. Kompetensi juga merupakan kemampuan

seseorang dalam menghasilkan pekerjaan pada tingkat maksimal dan termasuk

kemampuan dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan. Kompetensi

adalah kemampuan dalam menunjukkan karakteristik pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki dalam menjalankan pekerjaan. Sutrisno (2011)

mengemukakan kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya,

sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik

dengan sebaik-baiknya.

Kompetensi yag dimiliki seorang karyawan untuk melaksanakan

pekerjaannya dan tugasnya sangat penting agar tanggung jawab dalam

melaksanakan tugas dapat terpenuhi. Dengan adanya kompetensi maka akan

semakin banyak pekerjaan yang dapat dilakukan oleh karyawan, pengalaman

bekerja yang semakin banyak dan semakin luas, serta yang paling penting dan

utama ialah dapat meningkatkan kinerja. Kompetensi berkaitan dengan apa yang

selalu dikerjakan oleh karyawan ditempat bekerja dan di berbagai tingkatan dan

standar masing-masing tingkatan, mengidentifikasi karakteristik, pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk melaksanakan tugas dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

tanggung jawab secara efektif sehingga standar kualitas profesional dalam bekerja

dapat tercapai. Standar yang dimaksud ialah semua aspek laporan manajemen

kinerja, keterampilan, dan pengetahuan tertentu, sikap, komunikasi, aplikasi serta

pengembangan.

Tabel 1.1
Keadaan Tenaga Administrasi di Polikteknik Ganesha Medan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017
BIDANG SMA D3 S1 S2 SMA D3 S1 S2 SMA D3 S1 S2
Bidang I
(Akademik, ICT 10 4 3 2 6 4 3 4 6 4 3 4
dan
Perpustakaan)
Bidang II
(Keuangan, 4 2 0 0 5 5 2 0 5 5 2 0
Personalia dan
Umum)
Bidang III (
Marketing, 6 4 4 0 9 5 5 1 9 5 5 1
Kemahasiswaan,
dan Kerjasama)
Jumlah 20 10 7 2 20 14 10 5 20 14 10 5
Sumber: Politeknik Ganesha Medan, 2018

Politeknik Ganesha Medan memiliki tiga bidang kerja atau unit kerja,

bidang I menjalankan tugas menyangkut akademik, ICT dan perpustakaan,

kemudian bidang II menjalankan tugas menyangkut keuangan, personalia dan

umum dan bidang terakhir adalah bidang III menjalankan tugas menyangkut

marketing, kemahasiswaan, dan kerjasama. Ketiga unit kerja di lingkungan

Politeknik Ganesha Medan ini memiliki peran memberikan pelayanan selaku

unsur pelaksanan administrasi yang menyelenggarakan pelayanan teknis dan

administratif kepada seluruh unsur lingkungan Polgan, serta mempunyai tugas

melaksanakan urusan keuangan, kekaryawanan, ketatausahaan, kerumahtanggaan,

hukum, ketatalaksanaan, dan pengelolaan barang milik organisasi, dituntut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

mampu memiliki kinerja yang baik dalam memberikan pelayanan yang optimal

dan masksimal kepada mahasiswa, masyarakat kampus dan stakeholder yang

efektif dan efisien.

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat masih banyaknya karyawan yang bekerja

dengan tingkat pendidikan terakhir yaitu SMA, bukan berarti karyawan lulusan

SMA tidak mampu bekerja, hanya saja untuk bekerja dan menjalankan tugas

setiap hari karyawan lulusan SMA kemungkinan besar akan mengalami kendala

dalam mencapai target kerjanya, maka dari itu selalu adanya permasalahan dalam

mencapai target kinerja yang diharapkan organisasi yaitu Politeknik Ganesha

Medan.

Berdasarkan Prasurvei peneliti dengan melihat kondisi kerja yang terjadi

dan dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan beberapa mahasiswa

terkait dengan kompetensi para karyawan, diduga adanya indikasi rendahnya

kinerja yang dapat dilihat masih terjadinya keterlambatan dalam pengurusan atau

penyelesaian suatu berkas yang menyangkut kepentingan mahasiswa, beberapa

karyawan tidak berada di tempat kerjanya, dan kurang maksimal dalam

memberikan pelayanan kepada mahasiswa.

Setiap organisasi memiliki ciri khas-nya tersendiri yang membedakan

organisasi satu dengan yang lainnya, ciri khas yang tersendiri inilah yang menjadi

identitas bagi organisasi tersebut, dan itulah yang disebut budaya organisasi.

Budaya organisasi mengacu terhadap hubungan dari norma-norma, kepercayaan,

nilai-nilai dan bagaimana sumber daya manusia di suatu organisasi berperilaku

untuk menyelesaikan sesuatu. Budaya organisasi mengandung nilai yang harus

dimengerti dan dipahami, dijiwa, dipraktikkan oleh seluruh sumber daya manusia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

yang terlibat dalam organisasi. Budaya berhubungan dengan bagaimana

pencapaian organisasi membangun komitmen dalam mewujudkan visi,

memenangkan hati pelanggan dan persaingan serta membangun kekuatan

organisasi. Huntington (dalam Zebua, 2009) budaya menentukan kemajuan setiap

organisasi apapun bentuk dan jenis organisasinya.

Budaya pada suatu organisasi akan sangat mempengaruhi bagaimana cara

karyawan menyelesaikan pekerjaan dan berperilaku, sehingga karyawan di

organisasi memiliki cara berpikir dengan sudut pandang yang sama dalam

menyelesaikan aktivitas pekerjaan. Perilaku karyawan yang sejalan dan searah

dengan budaya organisasi akan dapat menciptakan kepuasan dalam bekerja bagi

karyawan, sehingga kepuasan kerja tersebut dapat menjadikan kinerja karyawan

lebih berkualitas sesuai yang diharapkan oleh organisasi. Karyawan yang telah

memahami norma-norma dan nilai-nilai organisasi akan menjadikan norma-norma

dan nilai-nilai tersebut sebagai kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan itu

akan diwujudkan menjadi perilaku sehari-hari karyawan dalam bekerja, sehingga

budaya organisasi akan berdampak terhadap efisiensi dan efektivitas organisasi.

Menurut Drucker (2014), budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-

masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten

oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada karyawan atau anggota

sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap

berbagai masalah dalam organisasi. Budaya merupakan pengendali sosial dan

pengatur jalannya organisasi atas dasar nilai dan keyakinan yang dianut bersama,

sehingga menjadi norma kerja kelompok, dan secara operasional disebut budaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

kerja karena merupakan pedoman dan arah perilaku kerja karyawan (Chatab,

2011).

Budaya organisasi inilah yang memiliki andil cukup besar untuk

mempengaruhi kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi sehingga

menimbulkan keinginan dan kesadaran karyawan untuk berkomitmen pada

organisasi dalam menunjukkan loyalitas dan produktivitas kerja yang maksimal

dalam mencapai tujuan untuk individu maupun untuk organisasi. Politeknik

Ganesha Medan menempatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset yang

paling berharga. Politeknik ini adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di

Sumatera Utara yang merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang

dikelola oleh Direktorat Pendidikan Tinggi dan termuat dalam Kopertis Wilayah I

Sumatera Utara. Perguruan tinggi ini didirikan pada tanggal 12 Maret 2002

dengan keputusan Mendiknas RI Nomor 48/D/O/2002 berkedudukan di kota

Medan propinsi Sumatera Utara.

Salah satu budaya organisasi yang diterapkan Politeknik Ganesha Medan

yaitu perilaku disiplin. Setiap karyawan diharapkan senantiasa dapat berperilaku

disiplin. Rekapitulasi nilai disiplin karyawan pada tahun 2015, 2016, dan 2017

dapat dilihat pada Tabel 1.2:

Tabel 1.2
Rekapitulasi Nilai Disiplin Karyawan
Range Angka Penilaian Disiplin
Jumlah Rata-
Kerja
Karyawan Rata
5 4 3 2
Tahun 2015 21 18 0 0 39 4,5
Tahun 2016 15 16 8 0 49 3,3
Tahun 2017 20 16 3 0 49 3,53
Sumber: Politeknik Ganesha Medan 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

Tabel 1.3
Skala Nilai Disiplin Karyawan
Skala Perolehan Nilai
Tingkat Disiplin
Huruf Angka
Kerja Karyawan
A 8,1 - 100 Sangat Disiplin
B 6,1 - 8,0 Disiplin
C 4,1 - 6,0 Cukup Disiplin
D 2,0 - 4,0 Kurang Disiplin
Sumber: Politeknik Ganesha Medan 2018

Dari Tabel 1.2 dapat dilihat disiplin karyawan tahun 2015 dengan nilai

rata-rata 4,5 (Cukup Disiplin). Pada tahun 2016 tingkat disiplin kerja karyawan

turun dengan nilai rata-rata 3,3 (Kurang Disiplin) dan pada tahun 2017 naik

kembali menjadi 3,53 (Kurang Disiplin). Nilai rata-rata disiplin karyawan turun

pada tahun 2016 dari tahun 2015, kemudian naik kembali pada tahun 2017 namun

kenaikan tidak terlalu signifikan. Dapat kita lihat terjadi fluktuasi nilai rata-rata

disiplin karyawan dari tahun 2015, 2016, dan 2017 yang dapat juga dilihat pada

Tabel 1.3 skala perolehan nilai disiplin yang di dapati oleh karyawan dalam

bekerja.

Selanjutnya, budaya organisasi yang diterapkan Politeknik Ganesha

Medan yaitu berdedikasi dan loyalitas. Rekapitulasi nilai dedikasi dan loyalitas

karyawan pada tahun 2015, 2016, dan 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.4:

Tabel 1.4
Rekapitulasi Nilai Dedikasi dan Loyalitas Karyawan
Range Angka Penilaian Dedikasi
Jumlah Rata-
dan Loyalitas Karyawan
Karyawan Rata
5 4 3 2
Tahun 2015 30 5 4 0 39 4,6
Tahun 2016 45 4 0 0 49 5,1
Tahun 2017 25 4 10 10 49 3,8
Sumber: Politeknik Ganesha Medan 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

Tabel 1.5
Skala Nilai Dedikasi dan Loyalitas Karyawan
Skala Perolehan Nilai
Tingkat Dedikasi dan
Huruf Angka
Loyalitas Karyawan
A 8,1 - 100 Sangat Berdedikasi dan loyal
B 6,1 - 8,0 Berdedikasi dan loyal
C 4,1 - 6,0 Cukup Berdedikasi dan loyal
D 2,0 - 4,0 Kurang Berdedikasi dan loyal
Sumber: Politeknik Ganesha Medan 2018

Dari Tabel 1.4 dapat dilihat nilai dedikasi dan loyalitas karyawan tahun

2015 dengan nilai rata-rata 4,6 (Cukup berdedikasi dan loyal). Pada tahun 2016

mengalami kenaikan dengan nilai rata-rata 5,1 (Cukup berdedikasi dan loyal)

walaupun masih berada pada skala tingkat yang sama dengan tahun sebelumnya,

namun untuk skala angka ada perubahan, pada tahun 2017 turun secara signifikan

dengan nilai rata-rata 3,8 (Kurang berdedikasi dan loyal). Nilai rata-rata dedikasi

dan loyalitas karyawan naik pada tahun 2016 dari tahun 2015, kemudian turun

kembali pada tahun 2017. Dapat dilihat terjadi fluktuasi nilai rata-rata dedikasi

dan loyalitas karyawan dari tahun 2015, 2016, dan 2017.

Dhanesh (2012) menyatakan perusahaan yang mempraktikkan tanggung

jawab sosial menjadi prediktor yang signifikan terhadap komitmen karyawan, dan

berpengaruh positif terhadap motivasi, produktifitas, tingkat turnover, dan tingkat

kehadiran karyawan. Hal ini dikarenakan karyawan akan lebih berkomitmen

apabila perusahaan memiliki citra yang baik dilingkungan sosial.

Tercapainya tujuan organisasi salah satunya sangat bergantung pada baik

buruknya kinerja karyawan. Organisasi harus mampu memperhatikan karyawan

serta kaitan pekerjaannya dengan tugas orang lain, mengerti target organisasi,

serta mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

Penilaian kinerja mutlak dilakukan unuk melihat sampai sejauhmana keberhasilan

karyawan dalam bekerja dan budaya organisasi kepada karyawan. Sistem

penilaian kinerja merupakan penilaian hasil kerja karyawan bersangkutan,

termasuk tanggungjawab yang ditetapkan dalam mengukur keberhasilan

karyawan melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya sekaligus untuk

mengendalikan perilaku karyawan, seperti ketidakhadiran, kedisiplinan, kejujuran

serta aspek-aspek penting lainnya yang terkait dengan disiplin kerja untuk

menetapkan peluang promosi seperti kenaikan gaji, bonus dan kenaikan pangkat.

Kinerja karyawan dapat dijadikan sebagai indikator perilaku nyata

karyawan dalam bentuk prestasi kerja yang dihasilkan sesuai dengan perannya

masing masing dalam perusahaan. Kinerja karyawan menjadi unsur penentu

keberhasilan perusahaan maupun organisasi. Mangkunegara (2013) kinerja yang

lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau

kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan

kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Penilaian kinerja karyawan pada Politeknik Ganesha Medan diberikan

setiap akhir tahun. Rekapitulasi hasil kinerja karyawan pada tahun 2015, 2016,

dan 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.6:

Tabel 1.6
Rekapitulasi Nilai Kinerja Karyawan
Range Penilaian Kinerja Karyawan Jumlah
Rata-
Karya
Rata
A B C D wan
Tahun 2015 9orang 25orang 5orang 0 39 7,3
Tahun 2016 5orang 28orang 4orang 12orang 49 6,0
Tahun 2017 9orang 10orang 25orang 5orang 49 5,5
Sumber: Politeknik Ganesha Medan 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Tabel 1.7
Skala Nilai Kinerja Karyawan
Skala Perolehan Nilai
Tingkat Produktivitas Kerja
Huruf Angka
Karyawan
A 8,1 - 100 Sangat Produktif
B 6,1 - 8,0 Produktif
C 4,1 - 6,0 Cukup Produktif
D 2,0 - 4,0 Kurang Produktif
Sumber: Politeknik Ganesha Medan 2018

Dari Tabel 1.6 dapat dilihat range penilai kinerja karyawan tahun 2015

nilai rata-rata 7,3. Pada tahun 2016 nilai rata-rata turun menjadi 6,0 dan pada

tahun 2017 turun lagi menjadi 5,5. Nilai rata-rata karyawan terus-menerus

menurun dimulai tahun 2015 sampai ke tahun 2017, dapat dilihat nilai rata-rata

kinerja karyawan dari tahun 2015, 2016 dan 2017 dari Tabel 1.7 yang menjadi

skala nilai kinerja karyawan setiap tahunnya.

Berdasarkan hasil data di atas, diperoleh data masih rendahnya kinerja

karyawan. Sehingga kuat dugaan peneliti perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui dan menggali lebih dalam sejauh mana faktor kompetensi dan budaya

organisasi mempengaruhi kinerja karyawan dengan judul penelitan : Pengaruh

Kompetensi Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Politeknik

Ganesha Medan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

karyawan Politeknik Ganesha Medan ?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

2. Apakah budaya organisasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja

karyawan Politeknik Ganesha Medan ?

3. Apakah kompetensi dan budaya organisasi berpengaruh secara

serempak terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Merujuk kepada rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap

kinerja karyawan pada Politeknik Ganesha Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan pada Politeknik Ganesha Medan.

3. Untuk mendapatkan rumusan kebijakan yang efektif sebagai perbaikan

dan peningkatan kinerja karyawan pada Politeknik Ganesha Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat, antara

lain sebagai berikut:

1. Hasil penelitian diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi

Politeknik Ganesha Medan untuk mengetahui penyebab rendahnya

kinerja karyawan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman bagi peneliti

mengenai kompetensi, budaya organisasi dan kinerja karyawan serta

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3. Sebagai tambahan literatur ilmiah yang mendukung pada

pengembangan khasanah ilmu pengetahuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2013), kinerja adalah hasil kerja baik secara

kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas

sesuai tanggung jawab yang diberikan. Menurut Rivai dan Mulyadi (2010),

kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama

periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang

telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.

Kusriyanto dalam Mangkunegara (2013) mendefenisikan kinerja sebagai

perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu

(lazimnya per jam). Kinerja adalah merupakan hasil keseluruhan pekerjaan secara

kuantitas maupun kualitas yang telah dilakukan seorang karyawan dalam

mencapai apa yang menjadi tujuan suatu lembaga atau instansi. Variabel kinerja

diukur atau dinilai dengan indikator kuantitas dan kualitas hasil kerja. Kinerja

individu dalam sebuah organisasi akan berpengaruh terhadap prestasi organisasi.

Oleh karena itu, kekompakan dalam sebuah organisasi akan berpengaruh pada

pencapaian prestasi baik individu maupun organisasi. Tanpa kinerja yang baik

disemua tingkat organisasi, pencapaian tujuan dan keberhasilan organisasi

menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk dicapai. Sehingga keberhasilan organisasi

12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

sebenarnya adalah prestasi para individu secara bersama, untuk itu dalam

kaitannya prestasi perlu diketahui seberapa baik prestasi yang telah dicapainya.

Menurut Mathis dan Jackson (2011), kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada

organisasi. Kinerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan

untuk mencapai tujuannya. Kinerja dapat berjalan baik apabila karyawan

mendapatkan gaji sesuai harapan, mendapatkan pelatihan dan pengembangan,

lingkungan kerja yang kondusif, mendapat perlakuan yang sama, penempatan

karyawan sesuai dengan keahliannya serta mendapatkan bantuan perencanaan

karir, serta terdapat umpan balik dari perusahaan.

Kinerja karyawan tidak hanya sekedar informasi untuk dapat dilakukannya

promosi atau penetapan gaji bagi perusahaan melainkan mengenai cara atau

bagaimana perusahaan dapat memotivasi karyawan dan mengembangkan satu

rencana agar kemerosotan kinerja dapat dihindari dan ditingkatkan. Kinerja

karyawan perlu adanya penilaian dengan maksud untuk memberikan satu peluang

yang baik kepada karyawan atas rencana karier mereka dilihat dari kekuatan dan

kelemahan, peluang dan ancaman sehingga perusahaan dapat menetapkan

pemberian gaji, memberikan promosi, dan dapat melihat perilaku karyawan

melalui penilaian kinerja.

2.1.2 Indikator Kinerja

Mangkunegara (2013) mengemukakan bahwa indikator kinerja adalah

meliputi:

1. Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang

seharusnya dikerjakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

2. Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang karyawan bekerja dalam satu

harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap karyawan

itu masing-masing.

3. Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan

pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban

karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan. Hasil

kerja seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk

selalu aktif melakukan pekerjaannya secara baik.

Menurut Gomes (2012) kinerja karyawan dapat diukur melalui indikator-

indikator sebagai berikut:

1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja dapat diukur dengan kemampuan karyawan dalam memberikan

kreatifitas kerja, inisiatif dalam bekerja dan memberikan kontribusi maksimal

pada setiap pekerjaannya.

2. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja dapat diukur melalui pemenuhan target yang dicapai, beban

pekerjaan yang ada diterima oleh setiap karyawan.

3. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu dapat diukur berdasarkan tenggat waktu ketika pekerjaan

tersebut harus diselesaikan.

4. Tingkat Kehadiran di Tempat Kerja

Kehadiran karyawan di tempat kerja sudah ditentukan pada awal karyawan

bergabung dengan perusahaan, jika kehadiran karyawan dibawah standar hari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

kerja yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak akan mampu memberikan

kontribusi optimal terhadap perusahaan.

5. Kerjasama

Keterlibatan dan kersajama seluruh karyawan dalam mencapai target yang

ditetapkan sangat penting agar kinerja dapat lebih ditingkatkan.

Menurut Siagian (2006) yang menjadi indikator kinerja adalah:

1. Ketepatan waktu penyelesaian

2. Kualitas hasil kerja

3. Usaha mengatasi kesulitan (masalah) dalam pekerjaan

4. Kerjasama

5. Kejujuran karyawan melaksanakan pekerjaan.

Berikut penjelasan dari indikator kinerja:

1. Ketepatan waktu penyelesaian

Karyawan harus mampu menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan

sesuai dengan standar waktu yang telah ditetapkan organisasi atau perusahaan.

2. Kualitas hasil kerja

Karyawan harus mampu memberi kualitas hasil kerja sesuai standar yang

telah ditetapkan organisasi atau perusahaan. Jika karyawan menghasilkan

kualitas yang baik sudah bisa dikatakan memiliki kinerja yang baik.

3. Usaha mengatasi kesulitan (masalah) dalam pekerjaan

Karyawan dikatakan memiliki prestasi kerja yang baik apabila bisa

memberikan inisiatif atau jalan keluar dari setiap permasalahan di dalam

organisasi atau perusahaan jika diminta oleh pemimpin atau atasan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

4. Kerjasama

Karyawan harus mampu bekerjasama dengan semua orang di dalam

perusahaan baik dengan sesama karyawan ataupun atasan di dalam bekerja

maupun mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada di dalam organisasi

atau perusahaan. Jika sudah mampu bekerjasama dengan baik maka karyawan

bisa dikatakan memiliki kinerja yang baik.

5. Kejujuran karyawan melaksanaan pekerjaan

Karyawan yang baik harus memiliki loyalitas yang tinggi kepada organisasi

atau perusahaannya di dalam mengerjakan setiap tugas atau tanggung jawab

yang dibebankan kepadanya.

Menurut Mangkunegara (2013) karakteristik orang yang mempunyai

kinerja tinggi adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan

kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Prawirosentono (2012) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja antara lain adalah:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

1. Faktor Individu

Faktor individu meliputi : kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga,

pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang.

2. Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi,

lingkungan kerja dan kepuasan kerja.

3. Faktor Organisasi

Struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan dan imbalan. Kinerja

seorang karyawan akan baik apabila:

a. Mempunyai keahlian yang tinggi

b. Kesediaan untuk bekerja

c. Lingkungan kerja yang mendukung

d. Adanya imbalan yang layak dan mempunyai harapan masa depan.

2.1.4 Proses Penilaian Kinerja

Proses penilaian kinerja menurut Hariandja (2002) kinerja harus dikaitkan

dengan usaha pencapaian hasil kerja yang diharapkan, maka harus ditentukan

tujuan-tujuan setiap pekerjaan kemudian penentuan standart kinerja serta

ukurannya, diikuti dengan penentuan metode penilaian pelaksanaan dan evaluasi.

Proses tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penentuan Sasaran

Penentuan sasaran sebagaimana disebutkan harus spesifik, terukur,

menantang, dan didasarkan pada waktu tertentu. Disamping itu perlu pula

diperhatikn proses penentuan sasaran tersebut, yaitu diharapkan sasaran tugas

individu dirumukan bersama sama antara atasan dan bawahan. Setiap sasaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

merupakan sasaran yang diturunkan atau yang diterjemahkan dari sasaran

yang yang lebih tinggi. Jadi sasaran unit adalah bagian dari sasaran

perusahaan.

2. Penentuan Standart Prestasi Kerja

Pelaksanaan penilaian harus mencerminkan pelaksanaan prestasi kerja yang

sesungguhnya atau mengevaluasi perilaku yang mencerminkan keberhasilan

pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sistem penilaian prestasi kerja harus:

a. Mempunyai standar

Mempunyai standar berarti mempunyai dimensi dimensi yang

menunjukkan perilaku kerja yang sedang dinilai, yang umumnya

diterjemahakan dari sasaran kerja, misalnya hasil kerja berupa barang yang

dihasilkan, kuanntitas atau kualitas, kehadiran ditempat kerja, kepatuhan

terhadap peraturan atau prosdur dan lain lain.

b. Memiliki ukuran yang dapat dipercaya

Ukuran yang dapat dipercaya dengan pengertian bilamana digunakan oleh

orang lain dalam waktu yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang

sama, misalnya ukuran kuantitas yang baik berarti sesuai dengan target,

ukuran kualitas yang baik berarti tidak ditemukan barang yang cacat,

ukuran kehadiran yang baik berarti tidak pernah absen kerja tanpa alasan

dan lain lain.

c. Mudah digunakan

Penilaian prestasi kerja harus prakti dalam arti mudah digunakan dan

dipahami oleh penilai dan yang dinilai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

3. Penentuan metode dan Pelaksanaan Penilaian.

Metode yang dimaksudkan disini adalah pendekatan atau cara serta

pelengkapan yang digunakan seperti formulir dan pelaksanaanya. Metode

metode perbandingan, tes dan lain-lain.

4. Evaluasi Penilaian.

Merupakan pemberian umpan balik kepada karyawan mengenai aspek-aspek

hasil kerja yang harus diubah dan dipertahankan serta berbagai tindakan yang

harus diambil, baik oleh perusahaan maupun karyawan dalam upaya perbaikan

kinerja pada masa yang akan datang.

2.1.5 Aspek-Aspek Kinerja Karyawan

Wirawan (2009) menjelaskan bahwa secara umum aspek-aspek kinerja

dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yang didalamnya terkandung indikator

indikator dari kinerja.

1. Hasil kerja

Hasil kerja adalah hal yang dihasilkan dari apa yang telah dikerjakan (keluaran

hasil atau keluaran jasa), dapat berupa barang dan jasa yang dihitung dan

diukur kuantitas dan kualitasnya. Kualitas kerja yang merupakan kemapuan

karyawan menunjukkan kualitas hasil kerja yang ditinjau dari segi ketelitian

dan kerapian. Kuantitas kerja yang merupakan kemampuan karyawan dalam

menyelesaikan sejumlah hasil tugas pada setiap harinya (Wirawan, 2009).

2. Perilaku kerja

Dalam kesehariannya di tempat kerja, seorang karyawan akan menghasilkan

dua bentuk perilaku kerja, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

a. Perilaku pribadi adalah perilaku yang tidak ada hubungannya dengan

pekerjaan, contohnya cara berjalan, cara bicara, cara makan siang, dll.

b. Perilaku kerja adalah perilaku karyawan yang berhubungan dengan

pekerjaannya, contohnya disiplin kerja, perilaku yang disyaratkan dalam

prosedur kerja dan kerja sama, komitmen terhadap tugas, ramah pada

pelanggan, dll. Perilaku kerja juga bisa meliputi inisiatif yang dihasilkan

untuk memecahkan permasalahan kerja, seperti ide atau tindakan yang

dihasilkan, serta mampu untuk membuat alternatif solusi demi

memperlancar pekerjaan, agar dapat menghasilkan kinerja tinggi. Disiplin

kerja merupakan suatu sikap dan perilaku yang berniat untuk menaati

segala peraturan organisasi yang didasari atas kesadaran diri untuk

menyesuaikan diri dengan peraturan organisasi atau perusahann. Kerja

sama (team work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain

secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.

3. Sifat pribadi

Sifat pribadi adalah sifat yang dimiliki oleh setiap karyawan. Sifat pribadi

karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaannya. Sebagai

seorang manusia biasa, seorang karyawan memiliki banyak sekali sifat

bawaan, artinya sifat yang memang sudah dibawa sejak lahir atau watak. Sifat

bawaan yang diperoleh sejak lahir ini akan diperkuat oleh pengalaman-

pengalaman yang diperoleh pada saat manusia beranjak dewasa. Untuk dapat

menunjang pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik maka seorang

karyawan memerlukan sifat pribadi tertentu seperti kemampuan beradaptasi

yang merupakan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

lingkungan kerjanya, kesabaran yang merupakan menunggu, bertahan, atau

menghindari respon buruk dalam bekerja untuk beberapa saat sampai dapat

merasa tenang dan pikiran dapat berfungsi kembali dengan baik, dan kejujuran

dalam bekerja merupakan menceritakan informasi, fenomena yang ada dan

sesuai dengan realitas tanpa ada perubahan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dimensi kinerja yang dikemukakan

oleh Wirawan (2009), yaitu hasil kerja, perilaku kerja, dan sifat pribadi yang

berhubungan dengan kinerja. Karena lebih sesuai dengan penelitian yang

dilakukan pada karyawan Politeknik Ganesha Medan.

2.1.6 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Hasibuan (2012) mengungkapkan beberapa tujuan dan kegunaan

dari penilaian prestasi karyawan sebagai berikut:

1. Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi,

pemberhentian, dan penetapan besarnya balas jasa.

2. Untuk mengukur prestasi kerja yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam

pekerjaannya.

3. Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan di dalam

perusahaan.

4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal

kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja, dan

peralatan kerja.

5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan

yang berada di dalam organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai

tujuan untuk mendapatkan performance kerja yang baik.

7. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor,

managers, administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan

(subordinate).

8. Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan

dimasa lampau dan meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

9. Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.

10. Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan personal dan

dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa diikut sertakan

dalam program latihan kerja tambahan.

11. Sebagai alat untuk memperbaiki/ mengembangkan kecakapan karyawan.

12. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan

(jobdescription).

2.2 Kompetensi

2.1.1 Pengertian Kompetensi

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari

komptensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang

dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan sesuai dengan standar

kinerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut maka

standar kompetensi karyawan adalah suatu pernyataan tentang kinerja yang

dipersyaratkan, ditetapkan dan disepakati dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap bagi seorang karyawan sehingga layak disebut kompeten.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Ada dua istilah yang muncul dari dua aliran yang berbeda tentang konsep

kesesuaian dalam pekerjaan. Istilah tersebut adalah ”Competency” (kompetensi)

yaitu deskripsi mengenai perilaku, dan “Competence” (kecakapan) yang

merupakan deskripsi tugas atau hasil pekerjaan. (Palan, 2007) Walau perbedaan

arti kedua istilah tersebut diterima secara umum, namun penggunaannya masih

sering dipertukarkan, yang menyebabkan setiap orang memiliki pengertian yang

berbeda-beda. Umumnya orang menggunakan istilah kompetensi dan sejenisnya

menciptakan pengertiansendiri sesuai dengan kepentingannya. Komentar Zamkee

(1982) yang dikutip oleh Palan (2007) mengatakan bahwa “Kompetensi

(competence), model kompetensi dan pelatihan berbasis kompetensi merupakan

kata yang bisa diartikan beragam mengikuti pendefinisiannya. Perbedaan makna

tersebut bukan berasal dari kebodohan atau ketamakan pasar, tapi dari beberapa

prosedur mendasar dan perbedaan filosofis diantara mereka yang berlomba untuk

mendefinisikan dan membentuk konsep tersebut dan menetapkan model bagi kita

yang akan menggunakan kompetensi dalam upaya sehari-hari.

Scale dalam Sutrisno (2011) mengemukakan kompetensi secara harfiah

berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan

wewenang. Adapun Spencer dan Spencer dalam Sutrisno (2011: 201) mengatakan

kompetensi adalah suatu yang mendasari karakteristik dari suatu individu yang

dihubungkan dengan hasil yang diperoleh dalam suatu pekerjaan.

Sutrisno (2011) menjelaskan bahwa pengertian kompetensi dalam

organisasi publik maupun privat sangat diperlukan terutama untuk menjawab

tuntutan organisasi, di mana adanya perubahan yang sangat cepat, perkembangan

masalah yang sangat kompleks dan dinamis serta ketidakpastian masa depan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

dalam tatanan kehidupan masyarakat. Kompetensi adalah suatu kemampuan yang

dilandasi oleh ketrampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap kerja serta

penerapannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di tempat kerja mengacu

pada persyaratan kerja yang ditetapkan. Sedangkan menurut Kismiyati dalam

Supriyanto (2006) kompetensi adalah pengetahuan, ketrampilan, kemampuan atau

karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti

pemecahan masalah, pemikiran analistik atau kepemimpinan.

Mulyasa dalam Sutrisno (2011) mengemukakan kompetensi merupakan

perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan

dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Adapun McAshan dalam Sutrisno (2011)

mengemukakan kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan, dan

kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari

dirirnya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan

psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Danim (2008) mendefinisikan kompetensi

sebagai seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi juga dapat

didefinisikan sebagai spesifikasi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang

dimiliki seseorang serta penempatannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan

standar kinerja yangdibutuhkan oleh masyarakat di dunia kerja. Weinert (2001)

mendefinisikan kompetensi dalam pendekatan kognitif mencakup semua sumber

daya mental individu yang terbiasa menguasai tugas, memperoleh pengetahuan

dan mencapai kinerja yang baik. Hal ini sering digunakan bersamaan dengan

kecerdasan atau kemampuan intelektual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Eraut (2003) mendefinisikan kompetensi sebagai kemampuan untuk

melakukan tugas dan peran yang dibutuhkan untuk memenuhi standar yang

diharapkan. Definisi ini mengungkapkan kompetensi sebagai perantara untuk

memaksimalkan standar yang diharapkan dapat memenuhi tuntutan secara sosial.

Arnold, dkk (2001) menyatakan bahwa kompetensi mengacu pada kapasitas

seseorang untuk bertindak. Dalam hal ini kompetensi dipandang sebagai holistik

dan itu terdiri tidak hanya sebagai konten atau pengetahuan serta kemampuan

subjek, tetapi hal ini juga menjadi inti dan generik kemampuan.

Dari beberapa definisi kompentensi diatas, dapat disimpulkan bahwa

kompetensi pada dasarnya merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan

yang dimiliki individu yang telah melekat pada perilakunya dalam berbagai

keadaan dan tugas pekerjaannya.

2.2.2 Dimensi Kompetensi

McAshan dalam Sutrisno (2011) menyatakan apabila kompetensi diartikan

sama dengan kemampuan, maka dapat diartikan pengetahuan memahami tujuan

bekerja, pengetahuan dalam melaksanakan kiat-kiat jitu dalam melaksanakan

pekerjaan yang tepat dan baik, serta memahami betapa pentingnya disiplin dalam

organisasi agar semua aturan dapat berjalan dengan baik. Sejalan dengan itu,

Finch dan Crunkilton dalam Sutrisno (2011) mengartikan kompetensi sebagai

penguasaan terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal tersebut menunjukkan bahwa

kompetensi mencakup tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang harus dimiliki

oleh SDM organisasi untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pekerjaan sesuai

dengan yang dibebankan oleh organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Peningkatan kemampuan merupakan strategi yang diarahkan untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan sikap tanggap dalam rangka peningkatan

kinerja organisasi. Adapun dimensi-dimensinya dapat berupa upaya

pengembangan sumber daya manusia, pengetahuan organisasi, dan reformasi

kelembagaan. Dalam menghadapi pengaruh lingkungan organisasi, menuntut

kesiapan sumber daya manusia organisasi untuk memiliki kemampuan dalam

menjawab tantangan tersebut dengan menunjukkan kinerjanya melalui kegiatan-

kegiatan dalam bidang tugas dan pekerjaannya di dalam organisasi (Sutrisno,

2011).

Gordon dalam Sutrisno (2011) menjelaskan beberapa aspek yang

terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

Misalnya,seorang karyawan mengetahui cara melakukan identifikasi belajar,

danbagaimana melakukan pembelajaran yang baik sesuai dengan kebutuhan

yang ada di perusahaan.

2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalam kognitif, dan afektif yang dimiliki

individu. Misalnya, seorang karyawan dalam melaksanakan pembelajaran

harus mempunyai pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi

secara efektif dan efesien.

3. Kemampuan/ketrampilan (skill), adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu

yang melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

Misalnya, kemampuan karyawan dalam memilih metode kerja yang dianggap

lebih efektif dan efisien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

4. Nilai (value), adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya, standar perilaku

para karyawan dalam melaksanakan tugas (kejujuran, keterbukaan,

demokratis, dan lain-lain).

5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau

reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, reaksi

terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji, dan sebagainya.

Webber, dkk (2009) berpendapat bahwa kompetensi sumber daya manusia

merupakan aspek potensial dalam sebuah organisasi, yang meliputi : pengetahuan,

keinginan, perilaku, kinerja, kepemimpinan yang efektif dan kemampuan kerja

yang mempengaruhi prestasi individu dan kesempatan untuk mengoptimalkan

penampilan organisasi. Organisasi yang terarah serta telah berhasil meningkatkan

kompetensi sumber daya karyawannya akan mampu memimpin pasar dimanapun

mereka beroperasi.

Sumber daya manusia dapat tetap bertahan karena mereka memiliki

kompetensi manajerial, yaitu kemampuan untuk merumuskan visi dan strategi

perusahaan serta kemampuan untuk memperoleh dan mengarahkan sumber daya

lain dalam rangka mewujudkan visi dan menerapkan strategi perusahaan

(Sutrisno,2011).

2.2.3 Karakteristik Kompetensi

Spencer dan Spencer dalam Sutrisno (2011) mengemukakan bahwa

kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan

efektivitas kinerja individu dalam pekerjaannya. Karakteristik dasar kompetensi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

berarti kemampuan adalah sesuatu yang kronis dan dalam bagian dari kepribadian

seseorang dan dapat diramalkan perilaku di dalam suatu tugas pekerjaan.

Boulter, dkk dalam Sutrisno (2011) menyatakan kompetensi adalah suatu

karakteristik dari seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul

dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu. Ketrampilan adalah hal-hal yang

orang bisa lakukan dengan baik. Pengetahuan adalah apa yang diketahui

seseorang tentang suatu topik. Peran sosial adalah citra yang ditunjukkan oleh

seseorang di muka publik. Peran sosial mewakili apa yang orang itu anggap

penting, peran sosial mencerminkan nilai-nilai orang itu.

Karakteristik kompetensi menurut Spencer dan Spencer dalam Sutrisno

(2011) terdapat lima aspek, yaitu:

1. Motives, adalah sesuatu di mana seseorang secara konsisten berfikir sehingg ia

melakukan tindakan. Misalnya, orang memiliki motivasi berprestasi secara

konsisten mengembangkan tujuan-tujuan memberi tantangan pada dirinya dan

bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan

feedback untuk memperbaiki dirinya.

2. Traits, adalah watak orang yang membuat orang untuk berperilaku atau

bagaimana seseorang merespon sesuatu dengan cara tertentu. Misalnya,

percaya diri, kontrol diri, stres, atau ketabahan.

3. Self concept, adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Sikap dan

nilai diukur melalu tes kepada responden untuk mengetahui bagaimna

nilaiyang dimiliki seseorang, apa yang menarik bagi seseorang

melakukansesuatu. Misalnya, seseorang yang dinilai menjadi pemimpin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

seyogyanya memiliki perilaku kepemimpinannya sehingga perlu adanya tes

tentang leadership ability.

4. Knowledge, adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.

Pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Skor atas tes

pengetahuan sering gagal untuk memprediksi kinerja SDM karena skor

tersebut tidak berhasil mengukur pengetahuan dan keahlian seperti apa yang

seharusnya dilakukan dalam pekerjaan. Tes pengetahuan mengukur

kemampuan peserta tes untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak

bisa melihat apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki.

5. Skill, adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara

fisik maupun mental. Misalnya, seseorang programer komputer membuat

suatu program yang berkaitan dengan SIM SDM.

2.2.4 Elemen Dan Ciri Pengembangan Kompetensi

Kompetensi dinyatakan sebagai perangkat tindakan cerdas penuh

tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat mutlak dianggap mampu

di perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Elemen-elemen kompetensi tersebut meliputi:

1. Landasan kepribadian.

2. Landasan ilmu dan ketrampilan.

3. Kemampuan berkarya.

4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasrkan ilmu

dan ketrampilan yang dikuasai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

5. Pemahaman kaidah kehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan dalam

berkarya.

Konsep kompetensi bukanlah hal yang baru di dalam psikologi organisasi

industri Amerika yang sudah memiliki gerakan kompetensi sejak akhir tahun 1960

dan awal tahun 1970. Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecakapan,

ketrampilan, kemampuan. Kata dasarnya sendiri, yaitu kompeten, tentu saja

berarti cakap, mampu, atau terampil. Pada konteks manajemen sumber daya

manusia, istilah kompetensi mengacu kepada atribut/karakteristik seseorang yang

membuatnya berhasil dalam pekerjaannya. (Veitzhal, 2009).

Menurut Zohar & Marshall (2000) ada sembilan ciri pengembangan

kompetensi spiritual yang tinggi, yaitu:

1. Kemampuan bersikap fleksibel atau adaptif.

2. Tingkat kesadaran diri yang tinggi.

3. Kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi penderitaan.

4. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.

5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.

6. Keengganan untuk membuat kerugian yang tidak perlu.

7. Kecenderungan untuk melihat segala sesuatu secara holistik.

8. Kecenderungan untuk selalu bertanya mengapa.

9. Memiliki kemudahan untuk melawan konvensi.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi

Zwell (dalam Wibowo, 2007:126) mengungkapkan bahwa terdapat

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang,

yaitu sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku. Kepercayaan banyak pekerjabahwa manajemen

merupakan musuh yang mencegah mereka melakukan inisiatif yang

seharusnya dilakukan.

2. Keterampilan

Keterampilan memainkan peran di kebanyakan kompetensi. Berbicara didepan

umum merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, dipraktikkan, dan

diperbaiki.

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasi

orang, komunikasi dihadapan kelompok, menyelesaikan masalah, dan

sebagainya.

4. Karakteristik kepribadian

Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan pekerja dalam

sejumlah kompetensi, termasuk dalam penyelesaian konflik, menunjukkan

kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan

pengaruh dan membangun hubungan.

5. Motivasi

Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan

memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerja bawahan, memberikan

pengakuan, dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh

terhadap motivasi seseorang bawahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

6. Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut

membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai, atau tidak menjadi

bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.

7. Kemampuan intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif sepeti pemikiran konseptual

dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki melalui setiap intervensi

yang diwujudkan suatu organisasi.

8. Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam

kegiatan seperti: rekrutmen dan seleksi karyawan,praktik pengambilan

keputusan.

2.2.6 Manfaat Kompetensi

Sutrisno (2011) menyatakan bahwa saat ini konsep kompetensi sudah

mulai diterapkan dalam berbagai aspek dari manajemen sumber daya manusia

walaupun yang paling banyak adalah pada bidang pelatihan dan pengembangan,

rekrutmen dan seleksi, dan sistem remunerasi. Ruky dalam Sutrisno (2011)

mengemukakan konsep kompetensi menjadi semakin populer dan sudah banyak

digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan berbagai alasan, yaitu:

1. Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai. Dalam hal ini,

model kompetensi akan mampu menjawab dua pertanyaan mendasar:

keterampilan, pengetahuan, dan karakteristik apa saja yang dibutuhkan dalam

pekerjaan, dan perilaku apa saja yang berpengaruh langsung dengan prestasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

kerja. Kedua hal tersebut akan banyak membantu dalam mengurangi

pengambilan keputusan secara subyektif dalam bidang SDM.

2. Alat seleksi karyawan. Penggunaan kompetensi standar sebagai alat seleksi

dapat membantu organisasi memilih calon karyawan yang terbaik. Dengan

kejelasan terhadap perilaku efektif yang diharapkan dari karyawan, kita dapat

mengarahkan pada sasaran yang selektif serta mengurangi biaya rekruitmen

yang tidak perlu. Caranya dengan mengembangkan suatu perilaku yang

dibutuhkan untuk setiap fungsi jabatan serta memfokuskan wawancara seleksi

pada perilaku yang dicari.

3. Memaksimalkan produktivitas. Tuntutan untuk menjadikan suatu organisasi

ramping mengharuskan kita untuk mencari karyawan yang dapat

dikembangkan secara terarah untuk menutupi kesenjangan dalam

keterampilannya sehingga maupun untuk dimobilisasikan secara vertical

maupun horisontal.

4. Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi. Model kompetensi dapat

digunakan untuk mengembangkan sistem remunerasi (imbalan) yang akan

dianggap lebih adil. Kebijakan remunerasi akan lebih terarah dan transparan

dengan mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan suatu set perilaku

yang diharapkan yang ditampilkan seorang karyawan.

5. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan. Dalam era perubahan yang sangat

cepat, sifat dari suatu pekerjaan sangat cepat berubah dan kebutuhan akan

kemampuan baru terus meningkat. Model kompetensi memberikan sarana

untuk menetapkan keterampilan apa saja yang akan dibutuhkan untuk

memenuhi kebutuhan yang selalu berupah ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi. Model kompetensi

merupakan cara yang paling mudah untuk mengomunikasikan nilai dan hal

apa saja yang harus menjadi fokus dalam unjuk kerja karyawan.

2.3 Budaya Organisasi

2.3.1 Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Banendro (2016), budaya organisasi dapat digambarkan sebagai

nilai, norma dan artefak yang diterima oleh anggota organisasi sebagai iklim

organisasi ia akan mempengaruhi dan dipengaruhi strategi organisasi, struktur dan

sistem organisasi. Sedangkan menurut Greebeg dan Baron (2010), budaya

organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang memuat sikap-sikap, nilai, norma

dan pengharapan bersama yang dimiliki oleh anggota organisasi. Menurut

Furnham dan Gunter 1993 dan Sunarto (2005), budaya organisasi didefenisikan

sebagai keyakinan, sikap dan nilai yang umumnya dimiliki yang timbul dalam

suatu organisasi dikemukakan dengan lebih sederhana, budaya adalah cara kami

melakukan sesuatu disekitar sini.

Budaya organisasi adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan asumsi yang

merupakan bentuk bagaimana setiap individu dalam organisasi tersebut bertindak

dan berperilaku dalam melakukan setiap tugas dan pekerjaan. Nilai dalam budaya

organisasi adalah apa yang diyakini orang-orang untuk berperilaku dalam

organisasi tersebut. Sedangkan norma adalah aturan yang tidak tertulis yang

menjadi acuan individu untuk berperilaku. Menurut Schein (2004), budaya

organsasi dapat dikelompokkan pada beberapa bagian, yaitu:

1. Artefak, merupakan hal-hal yang dilihat, didengar dan dirasa kalau seseorang

berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

dikenalnya. Artefack termasuk produk, jasa dan bahkan tingkah laku anggota

kelompok. Artefak ada dimana-nana dan dapat mempclajari suatu budaya

dengan memperhatikannya.

2. Nilai yang dianut, merupakan alasan untuk berkorban demi sesuatu yang

sedang dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai

yang dianut kembali ke penemu budaya.

3. Asumsi dasar, merupakan keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota

organisasi. Budaya menciptakan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di

sebuah organisasi, seringkali melalui asumsi yang tidak diucapkan.

Artefak, nilai-nilai yang dianut dan asumsi dasar membentuk pengertian

mengenai budaya organisasi. Budiono et al. (2016) mengemukakan budaya

organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya kepemimpinan,

visi & misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian yang dianut oleh

anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi anggota yang baru yang

menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi suatu perusahaan untuk

membentuk sikap dan perilaku. Hakikatnya, budaya organisasi bukan merupakan

cara yang mudah untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing organisasi. Budaya organisasi

merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu organisasi

dalam mencapai tujuannya.

2.3.2 Karakteristik Utama Budaya Organisasi

Robbin dan Judge (2013) mengemukakan ada tujuh karakteristik utama

budaya organisasi, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

1. Inovasi dan pengambilan risiko.

Tingkat di mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil

risiko.

2. Perhatian terhadap detail.

Tingkat di mana karyawan diharapkan menunjukkan presisi, analisis, dan

perhatian terhadap detail.

3. Orientasi hasil.

Tingkat di mana manajemen berfokus pada hasildaripada teknik dan proses

yang digunakan untuk mencapainya.

4. Orientasi orang.

Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan dampak hasil pada

orang-orang di dalam organisasi.

5. Orientasi tim.

Tingkat dimana aktivitas kerja diatur di sekitar tim daripada individu.

6. Agresivitas.

Tingkat di mana orang agresif dan kompetitif daripada bersikap santai.

7. Stabilitas.

Sejauh mana aktivitas organisasi menekankan mempertahankan kondisi

semula berbeda dengan pertumbuhan.

2.3.3 Fungsi Budaya Organisasi

Dalam suatu perusahaan diperlukan suatu acuan baku sehingga karyawan

dapat diberdayakan secara optimal. Acuan baku tersebut dapat diwujudkan dalam

bentuk budaya perusahaan untuk menuntun karyawan untuk meningkatkan

komitmen kerjanya dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja perusahaan secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

keseluruhan. Menurut Sutrisno (2011), fungsi utama budaya organisasi adalah

sebagai berikut:

1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok

lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh

suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok

lain.

2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan

bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Mereka bangga sebagai seorang

karyawan suatu organisasi atau perusahaan. Para karyawan mempunyai rasa

memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya.

3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan dimana

lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung dan konflik serta perubahan

diatur secara efektif.

4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta

perilaku karyawan. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didasarkannya

struktur, diperkenalkannya tim-tim dan diberi kuasanya karyawan oleh

organisasi, makna bersama yang diberikan budaya yang kuat memastikan

bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.

5. Sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan sebagai integrator

karena adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini dialami oleh adanya

perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit terdapat sub budaya baru.

6. Membentuk perilaku bagi para karyawan. Fungsi seperti ini dimaksudkan agar

para karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

7. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah organisasi pokok

organisasi. Masalah utamanya yang sering dihadapi organisasi adalah masalah

adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.

8. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. Fungsi organisasi

atau perusahaan adalah sebagai acuan untuk menyusun perencanaan

pemasaran, segmentasi pasar, menentukan positioning yang akan dikuasai

perusahaan tersebut.

9. Sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat

komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya serta antara anggota

organisasi.

10. Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi dapat juga sebagai

penghambat dalam berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak

mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal

dan integrasi internal.

Dengan demikian fungsi budaya organisasi adalah sebagai perekat social

dalam mempersatukan anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi

berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang harus dikatakan dan dilakukan

oleh para karyawan. Hal tersebut dapat juga berfungsi sebagai kontrol atas

perilaku karyawan.

2.3.4 Jenis-Jenis Budaya Organisasi

Pihak manajemen kini menyadari bahwa keberadaan budaya organisasi

sangat penting, karena pemahaman akan norma, nilai-nilai, kebijaksanaan, dan

aturan-aturan bisa menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. Menurut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

Robert dalam Tika (2005) budaya organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan

proses informasi sebagai berikut:

1. Budaya rasional

Dalam budaya ini, proses informasi individual diasumsikan sebagai sarana

bagi tujuan kinerja (efisiensi, produktivifitas, keuntungan atau dampak).

2. Budaya ideologis

Dalam budaya ini, pemrosesan informasi intuitif (dari pengetahuan yang

dalam, pendapat dan inovasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan

revitalisasi.

3. Budaya konsensus

Dalam budaya ini, pemrosesan informasi kolektif (diskusi, partisipasi dan

konsensus) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan perlekatan.

4. Budaya heirarkis

Dalam budaya hierarkis, pemrosesan informasi formal (dokumentasi,

komputasi dan evaluasi) diasumsikan sebagai sarana bagi tujuan

kesinambungan (stabilitas, kontrol dan koordinasi).

Sedangkan menurut Paramita dalam Ndraha (2010) bahwa budaya kerja

dapat dibagi menjadi 2 aspek penting yakni:

1. Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan akan pekerjaan dibandingkan

dengan kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh

kepuasan dari kesibukan pekerjaan sendiri, atau merasa terpaksa melakukan

sesuatu hanya karena untuk kelangsungan hidupnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

2. Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab,

berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang tinggi untuk mempelajari tugas dan

kewajibannya, suka membantu sesama karyawan

Dengan kata lain, budaya organisasi dapat dibedakan atas sikap dan

perilaku seseorang dalam menyikapi pekerjaannya.

2.3.5 Dimensi Budaya Organisasi

Kajian Budaya Organisasi oleh Denison (2000:168), mengemukakan

bahwa ada empat prinsip integratif mengenai hubungan timbal balik antara

budaya organisasi dan efektifitas kerja organisasi. Keempat prinsip ini diberi

nama empat sifat utama (main cultural traits) yang menyangkut keterlibatan

(involvement), konsistensi (concistency), adaptabilitas (adaptibility), dan misi

(mission). Keempat sifat utama tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Keterlibatan (involvement)

Keterlibatan merupakan faktor kunci dalam budaya organisasi. Keterlibatan yang

tinggi dari anggota organisasi berpengaruh terhadap kinerja organisasi khususnya

menyangkut manajemen, strategi organisasi, struktur organisasi, biaya-biaya

transaksi dan sebagainya. Nilai-nilai, norma-norma dan tradisi organisasi bias

merupakan konsensus bagi anggota organisasi untuk melibatkan diri dalam

kegiatan-kegiatan organisasi. Keterlibatan dalam hubungan antara efektivitas

bukanlah hal baru karena telah banyak literature yang membahasnya.Gagasan

pokoknya adalah efektivitas organisasi merupakan fungsi dari tingkat keterlibatan

dan partisipasi para anggota organisasi. Konsep ini mengemukakan bahwa tingkat

keterlibatan dan partisispasi yang tinggi menciptakan kesadaran akan

kepemilikian (sense of ownership) dan tanggung jawab (Denison dan Mishra,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

1995). Dari kesadaran ini timbul komitmen yang lebih besar pada organisasi dan

kebutuhan yang lebih sedikit akan sistem control yang ketat. Indikator

keterlibatan meliputi:

a. Empowerment

Individu memiliki kekuasaan, inisiatif dan kemampuan untuk mengatur kerja

mereka sendiri. Hal ini menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab

terhadap keberlangsungan organisasi.

b. Team Orientation

Nilai diterapkan saat bekerja sama dalam mencapai tujuan. Organisasi

bergantung pada upaya tim dalam mencapai tujuan tersebut.

c. Capability Development

Organisasi secara kontinue melakukan investasi dalam membentuk

mengembangkan kemampuan karyawan dengan tujuan untuk

mempertahankan kompetisi dan memenuhi kebutuhan bisnis.

2. Konsistensi (concistency)

Konsistensi menyangkut keyakinan, nilai-nilai, symbol dan peraturan-peraturan

yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi khususnya menyangkut

metode melakukan bisnis, perilaku karyawan dan tindakan-tindakan bisnis lainnya

(Pascale, 1984: Weick,1987, dalam Denison dan Mishra, 1989:168). Penelitian

menunjukkan efektivitas terjadi karena organisasi tersebut konsisten dan

terintegrasi secara baik.Sikap perilaku seseorang berakar pada sekumpulan nilai-

nilai inti bersama, para pemimpin, dan anggota dilatih pada pencapaian

kesepakatan (walaupun mereka mempunyai perbedaan sudut pandang). Organisasi

dengan sifat-sifat seperti ini mempunyai budaya yang khusus dan kuat secara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

signifikan mempengaruhi sikap perilaku anggota pada kemampuan mereka dalam

mencapai kesepakatan dan melakukan tindakan-tindakan terkoordinasi. Teori

konsistensi mengatakan bahwa makna bersama memiliki dampak positif karena

para anggota organisasi bekerja berdasarkan kerangka kerja bersama mengenai

nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan yang membentuk dasar mereka

berkomunikasi. Indikator konsistensi adalah:

a. Coordination and Integration

Departemen dan unit-unit kerja memungkinkan organisasi untuk bekerja

secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Agreement

Organisasi mampu mencapai kesepakatan dalam menghadapi sebuah issue

kritis meliputi derajat kesepakatan dan kemampuan untuk menyelesaikan

perbedaan yang terjadi.

c. Core Values

Anggota organisasi membagikan seperangkat nilai yang mereka anut, hal ini

menciptakan identitas dan ekspektasi

d. Adaptabilitas (adaptibility)

Ada tiga aspek adaptabilitas yang mempunyai dampak eketifitas organisasi,

yaitu kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada lingkungan eksternal,

kemampuan untuk bereaksi pada lingkungan internal, dan kemampuan untuk

bereaksi pada pelanggan internal maupun eksternal.

Ketiga aspek diatas merupakan hasil perkembangan dari asumsi-asumsi, nilai-

nilai, dan norma-norma dasar yang memberikan struktur dan arah bagi organisasi.

Orang yang telah terintegrasi dengan baik sering sangat sulit untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

dirubah.Integrasi kedalam dan adaptasi keluar dapat menjadi rintangan.

Organisasi yang dapat beradaptasi digerakkan oleh pelanggannya, mengambil

resiko dan belajar dari kesalahannya, dan mempunyai kemampuan serta

pengalaman untuk menciptakan perubahan. Mereka terus menerus meningkatkan

kemampuan organisasi utnuk memberikan nilai yang berharga bagi

pelanggannya.Organisasi yang memiliki ciri tersebut dikatakan sebagai organisasi

yang memiliki adaptabilitas karena indikator adaptabilitas adalah kemampuan

menciptakan perubahan, fokus pada pelanggan, kemampuan organisasi untuk

belajar.

Budaya yang dapat membantu organisasi mengantisipasi dan beradaptasi dengan

perubahan lingkungan, akan diasosiasikan dengan kinerja superior dalam periode

waktu yang panjang. Budaya yang demikian disebut budaya adaptif yang

membantu organisasi terhadap lingkungan yang berubah dengan

memungkinkannya mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang-peluang baru

(Schein dalam Denison dan Mishra, 1989). Para anggota percaya bahwa mereka

dapat menata secara efektif masalah baru dan peluang yang mereka temui serta

siap menanggung resiko.Indikator adaptabilitas adalah sebagai berikut:

a. Creating Change

Organisasi dapat menciptakan perubahan yang adaptive. Organisasi mampu

membaca lingkungan bisnis, bereaksi secara cepat pada perubahan perubahan

dan mengantsipasi kemungkinan perubahan masa depan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

b. Customer Focus

Organisasi memahami dan bereaksi pada keinginan konsumen dan

mengantisipasi kebutuhan masa depan dari konsumen. Hal ini merefleksikan

derajat semangat organisasi untuk memberikan kepuasan konsumen

c. Organizational Learning

Organisasi menerima, menerjemahkan, menginterpretasi sinyal lingkungan

menjadi sebuah kesempatan yang dapat menumbuhkan inovasi, keinginan

untuk menambah wawasan dan mengembangkan kemampuan organisasi

3. Misi (Mission)

Penghayatan misi memberikan dua pengaruh besar pada fungsi organisasi, yaitu:

a. Menentukan manfaat dan makna dengan cara mendefinisikan peran sosial dan

sasaran sosial dan sasaran eksternal bagi institusi serta mendefinisikan peran

individu berkenaan dengan peran institusi.

b. Memberikan kejelasan arah atau aturan. Kesadaran akan misi memberikan

arah dan sasaran yang jelas yang berfungsi untuk mendefinisikan serangkaian

tindakan yang tepat bagi organisasi dan para anggotanya. Organisasi yang

berhasil mempunyai arah dan tujuan yang jelas didefinisikan dalam tujuan

organisasi dan sasaran strategis dan tercermin dalam visi tentang akan

bagaimana organisasi dimas depan. Jika visi menggambarkan aspirasi

organisasi dan akan seperti apa, maka misi menggambarkan organisasi dalam

melakukan usaha, melayani pelanggan dan keahlian yang perlu dikembangkan

untuk mencapai visi organisasi. Indikator misi adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

1) Strategic Direction & Intents

Rencana yang dimiliki oleh organasasi untuk "make their mark". Strategi yang

jelas dimaksudkan untuk membawa tujuan organisasi dan menjelaskan

bagaimana cara mereka dapat memberi kontribusi guna mencapai tujuan

organisasi tersebut.

2) Goals & Objectives

Sekumpulan tujuan yang jelas dimana tujuan tersebut memiliki hubungan

dengan visi, misi, dan strategi dan menyediakan arahan yang jelas dalam

pekerjaan.

3) Vission

Organisasi berbagi pandangan tentang keinginan mereka di masa depan.

Merupakan wujud dari core values dan menjadi gambaran “heart and mind”

sebuah organisasi juga menyediakan petunjuk dan arahan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu

meskipun barangkali dengan variabel dan skala penelitian yang berbeda. Beberapa

penelitian mengungkapkan bahwa kompetensi dan budaya organisasi memberikan

pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. kompetensi dan budaya organisasi

yang terbina dengan baik dalam organisasi akan mempengaruhi perilaku

karyawan yang selanjutnya akan bermuara pada kepuasan yang dirasakan oleh

stakeholder.

Penelitian yang dilakukan oleh miftahuddin, dkk (2015) dengan judul

pengaruh kompetensi dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dan

implikasinya terhadap kinerja kantor pusat operasional PT Bank Aceh, hasil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

penelitian ini mengatakan bahwa kompetensi secara parsial berpengaruh dan

signifikan terhadap kinerja karyawan begitu juga budaya organisasi secara parsial

berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja karyawan, kemudian secara serempak

kompetensi dan budaya organisasi berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja

karyawan. Selanjutnya ialah penelitian yang dilakukan oleh Madjir danYuniar

(2013), dengan judul pengaruh kompetensi, pelatihan dan budaya organisasi

terhadap kinerja karyawan bank sumsel babel cabang syariah palembang,

penelitian ini mendapatkan hasil bahwa kompetensi secara signifikan

mempengaruhi kinerja karyawan bank sumsel babel cabang syariah palembang

begitu juga variabel budaya organisasi berpengaruh dan signifikan mempengaruhi

kinerja karyawan.

Literatur penelitan terdahulu yang dilakukan pada penelitian ini pertama

adalah Pratama, (2012) membahas hubungan antara variable Budaya Organisasi

yang memiliki korelasi terhadap Kinerja Karyawan di Kantor Kecamatan

Nanggung Kabupaten Bogor.

Selanjutnya hasil penelitian Wirda dan Azra (2007) menjelaskan Budaya

Organisasi terbagi menjadi 6 (enam) kelompok besar dengan hasil kategori

budaya berdasarkan jawaban responden ada 5 (lima) budaya yang dikategorikan

kuat dan berdasarkan penelitian budaya organisasi mampu meningkatkan kinerja

karyawan.

Selanjutnya Penelitian Land (2003) menjelaskan kepuasan kerja diukur

dengan menggunakan five-item scale degree of the job satisfication. Hasil dari

penelitian ini disimpulkan bahwa budaya organisasi memberikan dampak yang

signifikan terhadap kinerja. Selanjutnya jurnal dari Shahzad dan Gulzar (2013)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

yang menjelaskan penelitian dengan metode analisis kuantitatif dengan

mengunakan model summary r square dan standart deviasi. Pengujian hipotesis

menggunakan ANOVA uji f. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa budaya

yang kuat dari organisasi sangat memberikan pengaruh terhadap pencapaian

tujuan perusahaan yang disebabkan oleh kinerja karyawan yang baik dengan

tingkat korelasi level pada 0.415.

Berikutnya penelitian Ali Shurbagi dan Zahari (2012) yang menjelaskan

pengaruh budaya diukur berdasarkan 4 framework competing value yang

ditetapkan yaitu culture clan, adhocracy, hierarchy, dan market. Hasil penelitian

ini disimpulkan budaya organisasi dan kepuasan kerja memiliki hubungan yang

signifikan berdasarkan analisis statistik menggunakan T-Test dan analisis regresi.

Co-workers satisfication menjadi budaya yang dominan pada National Oil

Corporation of Libya.

2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan

Wibowo (2010) yang menjelaskan, bahwa kompetensi berhubungan

dengan apa yang dilakukan orang (karyawan) ditempat kerja pada berbagai

tingkatan dan memperinci standar masing-masing tingkatan, mengindentifikasi

karakteristik, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh individual yang

memungkinkan menjalankan tugas dan tanggungjawab secara efektif sehingga

mencapai standar kualitas profesional dalam bekerja dan mencakup semua aspek

catatan manajemen kinerja, keterampilan, dan pengetahuan tertentu, sikap,

komunikasi, aplikasi dan pengembangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Pada pelaksanaannya untuk mencapai kinerja yang tinggi perlu dukung

oleh karyawan yang memiliki kompetensi yang baik berupa kemampuan

pengetahuan yang luas, keterampilan yang mahir, dan sikap yang profesional. Jika

karyawan memiliki kompetensi kerja yang tinggi maka karyawan mampu

menguasai dan menyelesaikan pekerjaan dan tugas yang menjadi

tanggungjawabnya sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan serta mampu

menyelesaikan pekerja secara efektif dan efesien. Hal ini mempengaruhi pula

pada hasil kerja karyawan. Oleh karena itu kinerja karyawan yang memiliki

kompetensi yang tinggi akan berbeda dengan karyawan yang tidak berkompetensi

atau memiliki kompetensi rendah.

2.5.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Karyawan yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan

menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi. Nilai dan

keyakinan tersebut akan diwujudkan menjadi perilaku keseharian mereka dalam

bekerja, sehingga akan menjadi kinerja individual. Didukung dengan sumber daya

manusia yang ada, sistem dan teknologi, strategi perusahaan dan logistik, masing-

masing kinerja individu yang baik akan menimbulkan kinerja yang baik pula bagi

seluruh perusahaan.

Menurut Robbins (2011) bahwa organisasi yang berbudaya kuat akan

mempengaruhi ciri khas tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi

individu untuk bergabung kedalam organisasi tersebut. Kesesuaian antara budaya

organisasi dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota organisasi akan

menimbulkan kinerja yang baik, sehingga mendorong individu untuk bertahan

pada satu perusahaan dan berkarir dalam jangka panjang. Sedangkan menurut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Sutrisno (2011) bahwa budaya yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen

akan berpengaruh dan menjadi pendorong bagi karyawan untuk bersikap positif,

dedikatif, dan produktif. Nilai-nilai budaya itu tidak tampak, tetapi merupakan

kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan efektivitas kinerja

karyawan.

Pada umumnya setiap perusahaan menekankan karyawan untuk selalu

memberikan pelayanan terbaik dengan memberikan kualitas yang terbaik kepada

setiap pelanggan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Untuk menjamin

tercapainya visi perusahaan tersebut, maka perusahaan harus betul-betul menjaga

pendidikan untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan.

Budaya organisasi mempunyai hubungan dengan kinerja karyawan, karena

budaya organisasi merupakan keyakinan dasar yang melandasi visi, misi, tujuan

dan nilai-nilai yang dibuat oleh anggota organisasi mulai dari pimpinan hingga

pada karyawan level terendah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa budaya

organisasi memberi arah dan pedoman berperilaku bagi kehidupan organisasi

secara keseluruhan.

Penelitian ini terdiri dari 2 (dua) variabel bebas yakni budaya organisasi

dan komitmen organisasi serta 1 (satu) variabel terikat yakni kinerja karyawan

Politeknik Ganesha Medan, sehingga kerangka pikir penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

Kompetensi
(X1)

Kinerja
(Y)

Budaya Organisasi
(X2)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis (hypothesis) adalah pernyataan ataupun asumsi sementara yang

dibuat untuk diuji kebenarannya. Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang,

landasan teori, dan kerangka berpikir, maka formulasi hipotesis yang diajukan

untuk diuji kebenarannya dalam penelitian yang dilaksanakan di Politeknik

Ganesha Medan yaitu:

H1: Kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan.

H2: Budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.

H3: Kompetensi dan Budaya Organisasi secara serempak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional kuantitatif. Penelitian

korelasional ialah suatu penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi

sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu

atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Sinulingga, 2016).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan pada Politeknik Ganesha Medan Jalan Veteran no. 6

Manunggal Medan. Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari Juli sampai

September 2018.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Politeknik Ganesha

Medan sebanyak 49 orang terhitung sampai pelaksanaan penelitian.

3.3.2 Sampel

Mengingat jumlah populasi relatif sedikit (<100) maka penentuan sampel

dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling yakni mengambil

seluruh anggota populasi menjadi sampel penelitian sehingga diperoleh 49 sampel

penelitian.

51

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Kuesioner

Yaitu bentuk instrumen pengumpulan data berupa daftar pertanyaan

tertulis terutama yang terkait dengan variable penelitian seperti pendidikan

dan budaya organisasi dan kinerja karyawan.

3.4.2 Dokumentasi

Yakni untuk mengumpulkan data sekunder sebagai pendukung data primer

yang diperoleh dari dokumen perusahaan seperti sejarah singkat

perusahaan, struktur organisasi, jumlah karyawan, dan data perusahaan

lainnya.

3.4.3 Pengamatan (observasi)

Yakni pengamatan terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

termasuk upaya perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer yakni data yang langsung diperoleh dari responden.

Sumber data primer berupa : interview, kuesioner dan observasi.

2. Data sekunder yakni data yang mendukung data primer yang diperoleh

dari dokumen seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi,

jumlah karyawan dan upaya-upaya yang dilakukan untuk perbaikan

kinerja karyawan.

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah tindakan membuat batasan-batasan

yang akan digunakan dalam analisis. Variabel independen (variabel bebas) adalah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

variabel yang mempengaruhi variabel lain dan merupakan variabel penyebab

perubahan dan timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel

dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah kompetensi dan budaya organisasi sedangkan variabel terikat adalah

kinerja karyawan.

Tabel 3.1 Definisi Variabel Operasional


Skala
Variabel Definisi Operasional Indikator
Ukur
kompetensi Kemampuan untuk 1. Pengetahuan
(X1) melaksanakan atau 2. Keterampilan
melakukan suatu 3. Sikap
pekerjaan oleh pegawai
Politeknik Ganesha Likert
Medan yang dilandasi
atas keterampilan dan
pengetahuan serta sikap
kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut.
Budaya Nilai-nilai yang dianut 1. Artefak
organisasi bersama dan diamalkan 2. Nilai yang dianut
(X2) yang mendorong 3. Asumsi dasar
perilaku untuk Likert
menghasilkan efektivitas
kinerja pegawai
Politeknik Ganesha
Medan.

Kinerja Hasil kerja secara 1. Kualitas kerja


(Y) kualitatif dan kuantitatif 2. Kuantitas kerja
yang dicapai pegawai 3. Ketepatan waktu dalam Likert
sesuai tanggung jawab bekerja
yang diberikan 4. Kehadiran tepat waktu
Politeknik Ganesha
Medan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Santoso (2011) menyatakan bahwa validitas diartikan sebagai suatu derajat

ketepatan alat ukur peneliti tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Valid

tidaknya suatu alat ukur tergantung pada kemampuan atau tidak alat ukur tersebut

mencapai tujuan pengukuran dengan dasar pengambilan keputusan :

(a) Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka hal ini berarti bahwa butir atau item

pertanyaan tersebut valid.

(b) Jika r hasil negatif, dan r hasil < r tabel maka hal ini berarti bahwa butir atau item

pertanyaan tersebut tidak valid.

Uji validitas akan dilaksanakan pada Politeknik Unggul LP3M Medan

yang terletak di Jalan Iskandar Muda No. 3 CDEF Medan pada 30 orang sampel.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua menggunakan uji

cronbach's alpha, yang nilainya akan dibandingkan dengan nilai koefisien

reliabilitas minimal yang dapat diterima. Uji reliabilitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat

diandalkan walaupun digunakan berkali-kali dengan pengukuran yang sama

(Notoadmojdo, 2012). Reliabilitas menggunakan rumus korelasi product moment.

Perhitungan reliabilitas dilakukan pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah

memiliki validitas (sahih).

Cara perhitungan reliabilitas menurut Setiadi (2007) dapat dilakukan

dengan menggunakan beberapa metode, yaitu (1) metode eksternal yang meliputi

teknik tes ulang (test-retest), teknik equivalent, teknik gabungan keduanya dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

teknik paralel, (2) metode secara internal konsistensi (consistency internal).

Karena pertimbangan waktu penelitian, maka pada penelitian ini pengujian

reliabilitas menggunakan metode internal konsistensi (consistency internal) yaitu

pengujian instrumen satu kali dengan menggunakan teknik belah dua.

1. Jika nilai nilai cronbach's alpha > 0.6, maka instrumen penelitian reliabel.

2. Jika nilai Cronbach's alpha < 0.6, maka instrumen penelitian tidak reliabel

(Ghozali, 2013).

3.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian

antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang

valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena

itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen

pengumpulan data. Hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2

sebagai berikut.

Tabel 3.2
Hasil Pengujian Validitas
Item Pertanyaan r hitung r tabel Signifikansi Keterangan
X1-A 0,783 0,361 0,000 Valid
X1-B 0,840 0,361 0,000 Valid
X1-C 0,841 0,361 0,000 Valid
X1-D 0,814 0,361 0,000 Valid
X1-E 0,678 0,361 0,000 Valid
X1-F 0,666 0,361 0,000 Valid
X2_A 0,501 0,361 0,000 Valid
X2-B 0,493 0,361 0,000 Valid
X2-C 0,707 0,361 0,000 Valid
X2-D 0,664 0,361 0,000 Valid
X2-E 0,482 0,361 0,000 Valid
X2-F 0,569 0,361 0,000 Valid
Y-1 0,504 0,361 0,000 Valid
Y-2 0,499 0,361 0,000 Valid
Y-3 0,718 0,361 0,000 Valid
Y-4 0,733 0,361 0,000 Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

Y-5 0,717 0,361 0,000 Valid


Y-6 0,728 0,361 0,000 Valid
Y-7 0,720 0,361 0,000 Valid
Y-8 0,653 0,361 0,000 Valid
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Tabel 3.3
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Reliabilitas Cronbach Alpha Keterangan
Kompetensi 0,851 0,60 Reliabel
Budaya Organisasi 0,729 0,60 Reliabel
Kinerja 0,797 0,60 Reliabel
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

3.9 Uji Asumsi Klasik

Menggunakan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa model

regresi linier berganda dapat digunakan. Proses pengujian asumsi klasik dengan

menggunakan program aplikasi software SPSS 23. Pengujian asumsi klasik

meliputi:

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Menurut Ghozali (2005), untuk pengujian normalitas data disyaratkan

bahwa jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar

jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

3.9.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka

terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Cara yang dapat dilakukan untuk

mendeteksi gejala multikolinieritas yaitu:

1. Dengan melakukan analisis koefisien korelasi antara variabel bebasnya.

Apabila terdapat koefisien korelasi yang tinggi (umumnya di atas 0,90) maka

dapat diprediksi akan terjadi multikolinieritas.

2. Dengan melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF). VIF

yaitu mengukur keeratan hubungan antar variabel bebas. Jika nilai VIF factor

tidak lebih dari 10 dan nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 maka model dapat

dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas dilakukan untuk menilai apakah ada ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Jika

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

heteroskedastisitas. Apabila asumsi heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka

model regresi dinyatakan tidak valid sebagai alat peramalan. Untuk melihat

apakah heteroskedastisitas atau tidak diantaranya dilakukan dengan cara:

1. Cara grafik, pengambilan keputusan dengan:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelembung, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji glejser

Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen

dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel

independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

3.10 Skala Pengukuran

Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah menggunakan skala Likert

yang terdiri dari 5 (lima) opsi yakni sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak

setuju dan sangat tidak setuju dengan skor penilaian sebagai berikut :

1. Sangat setuju (SS), diberi skor 5

2. Setuju (SS), diberi skor 4

3. Netral (N), diberi skor 3

4. Tidak setuju (TS), diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju (STS), diberi skor 1

3.11 Analisis Data

3.11.1 Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi ganda (multilinier

regression model), yaitu apabila melibatkan lebih dari satu atau sejumlah variabel

independen (Sinulingga, 2016). Model analisis data dengan pengujian hipotesis

yang dilakukan baik secara serempak maupun secara parsial. Untuk menjamin

bahwa metode yang dipilih telah sesuai dan memenuhi asumsi-asumsi yang

dipersyaratkan dalam penggunaannya maka akan dilakukan pengujian terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

alat ukur (kuesioner) dan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Analisis regresi

berganda dengan rumus sebagai berikut:

Y = a +1X1 + 2X2 + ℇ

Keterangan :

Y = Kinerja karyawan

a = konstanta

1, 2, 3 = Koefisien variabel

X1 = Variabel Kompetensi

X2 = Variabel Budaya organisasi

3.11.2 Pengujian Hipotesis secara Serempak (uji F)

Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kompetensi

dan budaya organisasi secara serempak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Politeknik Ganesha Medan. Dengan tingkat keyakinan 95% (α=5%). Model

hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:

1. H0 : b1, b2 = 0. Artinya kompetensi dan budaya organisasi secara

serempak tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Politeknik Ganesha Medan.

2. Ha : b1, b2 ≠ 0. Artinya kompetensi dan budaya organisasi secara

serempak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Politeknik Ganesha Medan.

Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah uji

statistik F. Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

H0 diterima dan Ha ditolak jika Fhitung < Ftabel pada  = 5%

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

H0 ditolak dan Ha diterima jika Fhitung ≥ Ftabel pada  = 5%

3.11.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (uji t)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara

parsial (individu) terhadap variabel terikat. Dengan tingkat keyakinan 95%

(=5%). Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel kompetensi terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha

Medan.

H0 : b1 = 0. Artinya kompetensi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan.

Ha : b1 ≠ 0. Artinya kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja

karyawan Politeknik Ganesha Medan.

2. Pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Politeknik

Ganesha Medan.

H0 : b2 = 0. Artinya budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh

terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan.

Ha : b2 ≠ 0. Artinya budaya organisasi secara parsial berpengaruh terhadap

kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan.

Alat uji yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis adalah uji

statistik t dua arah. Nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel. Kriteria

pengambilan keputusan uji parsial adalah sebagai berikut:

H0 diterima dan H1 ditolak jika: ttabel< thitung pada  = 5%

H0 ditolak dan H1 diterima jika: ttabel≥ thitung pada  = 5%

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak

digunakan statistik t (uji satu sisi). Kriteria Pengujian :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

a. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ +ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

b. Jika thitung ≤ -ttabel atau thitung> +ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima.

Dalam uji t ini dilakukan pada derajat kebebasan (n-k-1), dimana n adalah jumlah

responden dan k adalah jumlah variabel. Untuk tingkat keyakinan yang digunakan

adalah 95% atau α = 5%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Politeknik Ganesha Medan

Nama : Politeknik Ganesha Medan

Alamat : Jl.Veteran No. 194 Pasar 6 Helvetia, Manunggal, Medan-

Sumatera Utara

Telepon : 0823–6755–0000

Email : Info@polgan.ac.id

4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi

1. Visi

Menjadi institusi yang unggul dalam penyelenggaraan pendidikan vokasi dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan serta profesionalitas

dan berwawasan global.

2. Misi

a. Membentuk tenaga terampil yang berkeahlian khusus di bidangnya

masing-masing.

b. Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap kerja dengan

keahlian yang profesional

c. Membentuk karakter yang disiplin, berkualitas, bermoral, berjiwa

kewirausahaan dan berwawasan lingkungan.

d. Melaksanakan penelitian terapan dan menyebarluaskan hasil-hasilnya

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63

e. Melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung

meningkatkan mutu kehidupan.

f. Menjadi lembaga pendidikan terbaik.

3 Tujuan

a. Terwujudnya intelektual yang beriman, berakhlak mulia, percaya pada

diri sendiri serta dapat beramal sesuai dengan bidang ilmu dan ikhlas

demi terwujudnya masyarakat utama yang diridhoi oleh Tuhan YME

b. Terwujudnya manusia yang berkualitas secara intelektual, spritual dan

emosional, mengiasai ilmu pengetahuan, teknologi melalui kegiatan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung

pembangunan nasional, berdasarkan pada semangat nasionalisme,

moral, sistem nilai dan budata bangsa yang mendukung peningkatan

daya sing bangsa

c. Terwujudnya intelektual yang memiliki kamampuan berbahasa dan

berkomunikasi dalam rangka penyetaraan dalam pergaulan global

d. Terwujudnya intelektual dalam berbagai bidang yang berjiwa

wirahusaha dan memiliki keunggulan kompetitif

e. Menghasilkan lulusan dengan kometensi yang berstandar nasional dan

internasional

f. Mamperluas kesempatan belajar bagi masyarakat Indonesia bedasarkan

pemerataan dan keadilan

g. Mewujudkan keberlanjutan instutusi dengan pengembangkan kemitraan

dengan industri, masyarakat dan pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

4.2 Pengujian dan Hasil Analisis Data

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden

1. Deskriptif Responden Berdasarkan Usia

Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan usia karyawan

Politeknik Ganesha Medan.

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden (%)
18 < 25 Tahun 30 61
25 – 30 Tahun 7 14
31 – 35 Tahun 1 2
36 – 40 Tahun 3 6
≥ 40 Tahun 9 17
JUMLAH 49 100
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden dengan usia

dibawah 25 tahun berjumlah 30 orang (61%), untuk responden dengan usia 25-30

tahun berjumlah 7 orang (14%), untuk responden dengan usia 31-35 tahun

berjumlah 1 orang (2%), untuk responden dengan usia 36-40 tahun berjumlah 3

orang (6%), dan yang terakhir jumlah responden dengan usia ≥ 40 tahun adalah 9

orang (17%). Mayoritas usia karyawan yang berada < 25 tahun menunjukkan

bahwa organisasi berupaya semaksimal mungkin dalam memperhatikan

regenerasi jabatan yang akan berdampak kepada produktivitas kinerja karyawan,

dikarenakan semakin bertambahnya usia akan berdampak kepada berkurangnya

performa dari karyawan sehingga menurunkann hasil kinerja.

2. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

karyawan Politeknik Ganesha Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden (%)
Laki-Laki 27 55,1
Perempuan 22 44,9
JUMLAH 49 100
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Berdasarkan Tabel 4.2 di dapat bahwa responden dengan jenis kelamin

laki-laki berjumlah 27 orang atau 55,1% dan responden dengan jenis kelamin

perempuan berjumlah 22 orang atau 44,9%. Mayoritas karyawan laki-laki lebih

banyak porsinya dibandingkan dengan karyawan perempuan, dikarenakan

karyawan laki-laki lebih mudah dalam menyesuaikan waktu dalam bekerja

khususnya jika ada kerja tambahan hingga malam hari, maka untuk formasi

karyawan organisasi lebih cenderung melebihkan formasi ke karyawan laki-laki

dibandingkan perempuan.

3. Deskriptif Responden Berdasarkan Pendidikan

Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan pendidikan karyawan

Politeknik Ganesha Medan.

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Responden (%)
SMA/SMK 16 33
D3/S1 22 45
S2 11 22
JUMLAH 49 100
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Pada Tabel 4.3 disajikan karakteristik responden berdasarkan pendidikan,

dimana 16 orang atau 33% dengan latar belakang pendidikan SMK/SMA.

Responden dengan latar belakang pendidikan D3/S1 berjumlah 22 orang atau

45%, dan responden dengan latar belakang pendidikan S2 berjumlah 11 orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

atau 22%. Mayoritas responden dengan pendidikan S1 lebih banyak dikarenakan,

pada jenjang pendidikan sarjana dianggap memiliki kemampuan berpikir logis,

kreatif, analitis, sistematis dan kritis. Karyawan ini juga dinilai memiliki

kedisiplinan kerja yang baik, meliputi sikap dan tangggung jawab. Semakin tinggi

pendidikan karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan emosionalnya

dan apabila organisasi mampu meningkatkan kemampuan karir karyawan dengan

baik maka organisasi mampu meningkatkan kinerja karyawan.

4. Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan lama bekerja karyawan

Politeknik Ganesha Medan.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Responden (%)
< 11 Tahun 12 25
1 – 3 Tahun 20 41
4 – 6 Tahun 9 18
7 – 9 Tahun 6 12
≥ 10 Tahun 2 4
JUMLAH 49 100
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Pada Tabel 4.4 disajikan bahwa responden berdasarkan lama bekerja,

dimana 12 orang atau 25% bekerja dibawah 11 bulan. Responden yang bekerja

antara 1-3 tahun berjumlah 20 orang atau 41%, resonden yang bekerja antara 4-6

tahun berjumlah 9 orang atau 18%, kemudian responden yang bekerja antara 7-9

tahun berjumlah 6 orang atau 12%, dan yang terakhir adalah responden yang

bekerja ≥10 tahun berjumlah 2 orang atau 4%. Mayoritas karyawan yang bekerja

adalah dengan lama bekerja antara 1-3 tahun, ini dikarenakan karyawan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

bekerja di organisasi rata-rata alumni dari mahasiswa lulusan terbaik dari

organisasi kemudian direkrut untuk menjadi karyawan.

4.2.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kompetensi

Jawaban responden atas kuesioner sehubungan dengan variabel

kompetensi (X1) dapat dijelaskan pada Tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5
Jawaban Responden Pada Variabel Kompetensi
Tabulasi Jawaban Responden Variabel Kompetensi
Pernyataan Sangat
Kuesioner Sangat Setuju Netral Tidak Tidak Total
Kompetensi Setuju Setuju Setuju
f % f % f % f % f % f %
Kompetensi 20 40,82 20 40,82 9 18,36 0 0 0 0 49 100
1
Kompetensi 18 36,73 26 53,07 5 10,20 0 0 0 0 49 100
2
Kompetensi 15 30,61 30 61,23 4 8,16 0 0 0 0 49 100
3
Kompetensi 14 28,58 19 38,77 16 32,65 0 0 0 0 49 100
4
Kompetensi 26 53,06 20 40,82 3 6,12 0 0 0 0 49 100
5
Kompetensi 16 32,65 28 57,15 5 10,20 0 0 0 0 49 100
6
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Dari Tabel 4.5 terlihat jawaban-jawaban responden tentang variabel

kompetensi. Pernyataan 1 (Saya memahami pekerjaan sesuai ilmu yang dimiliki)

responden yang menyatakan sangat setuju adalah sebanyak 20 orang (40,82%).

Respomden yang menjawab setuju adalah sebanyak 20 orang (40,82%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 9 orang (18,36%), tidak ada

responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan

ini. Hal ini memberikan gambaran bahwa karyawan memahami pekerjaan mereka

sesuai dengan ilmu yang mereka miliki.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

Pernyataan 2 (Saya memahami semua aturan yang berkaitan terhadap

pekerjaan dengan baik). Responden yang menjawab sangat setuju adalah

sebanyak 18 orang (36,73%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak

26 orang (53,07%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 5 orang

(10,20%), tidak ada responden yang menjawab pernyataan dengan jawaban tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Maka gambaran yan dapat dilihat dari jawaban-

jawaban responden ini adalah semua karyawan di Politeknik Ganesha Medan

memahami semua aturan terkait dengan pekerjaan mereka, walaupun ada

beberapa karyawan yang belum begitu paham aturan yang berkaitan dengan

pekerjaan mereka dengan baik.

Pernyataan 3 (Saya mampu melakukan pekerjaan sesuai konsep yang

ditentukan). Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 15 orang

(30,61%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 30 orang (61,23%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 4 orang (8,16%). Tidak ada

responden yang menjawab pernyataan dengan jawaban tidak setuju dan sangat

tidak setuju, hal ini menggambarkan semua karyawan mampu melakukan

pekerjaan sesuai konsep yang telah ditentukan organisasi, walaupun ada beberapa

karyawan yang kurang mampu melakukan pekerjaan sesuai konsep yang

ditentukan organisasi.

Pernyataan 4 (Saya memiliki keterampilan dalam pengelolaan data untuk

menyelesaikan pekerjaan). Responden yang menjawab sangat setuju adalah

sebanyak 14 orang atau 28,58%. Responden yang menjawab setuju adalah

sebanyak 19 orang (38,77%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak

16 orang (32,65%). Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

tidak setuju pada pernyataan ini, hal ini menggambarkan bahwa karyawan

memiliki keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaan meraka, walaupun masih

ada beberapa karyawan yang kurang memiliki keterampilan dalam menyelesaikan

pekerjaan mereka.

Pernyataan 5 (Saya menganggap pekerjaan yang dilakukan adalah yang

mulia). Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 26 orang

(53,06%). Responden yang menjawab setuju adaah sebanyak 20 orang (40,82%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 3 orang (6,12%), tidak ada

responden yang menjawab pernyataan dengan jawaban tidak setuju dan sangat

tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa para karyawan beranggapan

pekerjaan yang dilakukan adalah mulia, walaupun ada beberapa karyawan yang

kurang sependapat dengan pernyataan ini.

Pernyataan 6 (Saya selalu mematuhi norma-norma sosial dalam

melaksanakan pekerjaan). Responden yang menjawab sangat setuju adalah

sebanyak 16 orang (32,65%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak

28 orang (57,15%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 5 orang

(10,20%). Tidak ada responden yang menajwab pernyataan dengan jawaban tidak

setuju dan sangat tidak setuju, hal ini menggambarkan bahwa karyawan mematuhi

norma-norma sosial dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, walaupun ada

beberapa karyawan yang masih setengah-setengah dalam melaksanakan

pernyataan ini.

4.2.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Budaya Organisasi

Jawaban responden atas kuesioner sehubungan dengan variabel budaya

organisasi (X2) dapat dijelaskan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Tabel 4.6
Jawaban Responden Pada Variabel Budaya Organisasi
Tabulasi Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi
Pernyataan Sangat
Kuesioner Sangat Setuju Netral Tidak Tidak Total
Budaya Setuju Setuju Setuju
Organisasi f % f % f % f % f % f %
B.Organisasi 1 20 40,82 24 48,98 5 10,20 0 0 0 0 49 100
B.Organisasi 2 19 38,77 20 40,82 5 10,20 0 0 5 10,20 49 100
B.Organisasi 3 14 28,58 28 57,15 7 14,20 0 0 0 0 49 100
B.Organisasi 4 28 57,15 19 38,77 2 4,08 0 0 0 0 49 100
B.Organisasi 5 7 14,20 27 55,10 14 28,58 1 2,04 0 0 49 100
B.Organisasi 6 15 30,61 27 55,10 7 14,20 0 0 0 0 49 100
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Dari Tabel 4.6 terlihat jawaban-jawaban responden dalam menjawab

penyataan tentang variabel budaya organisasi. Pernyataan 1 (Saya senantiasa

patuh dalam menjalankan semua budaya yang ada di tempat bekerja) responden

yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 20 orang (40,82%). Responden

yang menjawab setuju adalah sebanyak 24 orang (48,98%). Responden yang

menjawab netral adalah sebnyak 5 orang (10,20%). Tidak ada responden yang

menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini

menggambarkan bahwa karyawan senantiasa patuh dalam menjalankan budaya di

tempat bekerja, walaupun ada beberapa karyawan yang bersikap netral pada

pernyataan ini.

Pernyataan 2 (Saya selalu bekerja dengan memberikan perilaku yang baik

kepada semua orang). Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak

19 orang (38,77%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 20 orang

(40,82%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 5 orang (10,20%).

Responden yang menjawab sangat tidak setuju adalah sebanyak 5 orang (10,20%),

tidak ada responden yang menjawab tidak setuju di pernyataan ini. Hal ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

menggambarkan ada karyawan yang bekerja dengan memberikan perilaku yang

baik dan ada juga karyawan yang bekerja tidak memberikan perilaku yang baik.

Pernyataan 3 (Saya tidak diperkenankan untuk melakukan hal yang tidak

berhubungan dengan pekerjaan pada saat jam kerja). Responden yang menjawab

pernyataan ini dengan jawaban sangat setuju adalah sebanyak 14 orang (28,58%).

Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 28 orang (57,15%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 7 orang (10,20%). Tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan

ini. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan setuju bahwa tidak diperkenankan

melakukan hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan pada saat jam kerja,

walaupun ada beberapa karyawan bersikap netral dalam hal ini.

Pernyataan 4 (Saya merasa bangga terhadap diri sendiri jika menjadi

karyawan yang bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan).

Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 28 orang (57,15%).

Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 19 orang (38,77%), dan

responden yang menjawab netral adalah sebanyak 2 orang (4,08%). Tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan

ini, hal ini menggambarkan bahwa karyawan bangga terhadap diri sendiri jika

bertanggung jawab pada pekerjaan yang telah diberikan.

Pernyataan 5 (Saya selalu mendahulukan urusan pekerjaan daripada

urusan pribadi). Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 7

orang (14,20%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 27 orang

(55,10%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 14 orang (28,58%).

Responden yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 1 orang (2,04%). Tidak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

ada responden yang menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini

menggambarkan adanya variasi bersikap dalam menjalankan budaya organisasi,

karyawan setuju bahwa mereka harus mendahulukan pekerjaan daripada urusan

pribadi, namun ada juga yang bersikap netral dan ada juga karyawan yang tidak

setuju pada pernyataan ini.

Pernyataan 6 (Senantiasa mementingkan kepuasan orang lain (seperti

atasan dan mahasiswa) dalam menyelesaikan pekerjaan). Responden yang

menjawab sangat setuju adalah sebanyak 15 orang (30,61%). Responden yang

menjawab setuju adalah sebanyak 27 orang (55,10%). Responden yang menjawab

netral adalah sebanyak 7 orang (14,20%). Tidak ada responden yang menjawab

tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini menggambarkan

bahwa karyawan setuju kalau mereka harus mementingkan kepuasan orang lain

dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti kepuasan atasan dan mahasiswa.

4.2.4 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Kinerja

Jawaban responden atas kuesioner sehubungan dengan variabel Kinerja

(Y) dapat dijelaskan pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7
Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja
Tabulasi Jawaban Responden Variabel Kompetensi
Pernyataan Sangat
Kuesioner Sangat Setuju Netral Tidak Tidak Total
Kinerja Setuju Setuju Setuju
f % f % f % f % f % f %
Kinerja 1 0 0 21 42,86 25 51,02 3 6,12 0 0 49 100
Kinerja 2 27 55,10 2 4,08 20 40,82 0 0 0 0 49 100
Kinerja 3 1 2,04 32 65,30 16 32,65 0 0 0 0 49 100
Kinerja 4 2 4,08 33 67,34 14 28,58 0 0 0 0 49 100
Kinerja 5 0 0 30 61,23 19 38,77 0 0 0 0 49 100
Kinerja 6 1 2,04 29 59,18 19 38,77 0 0 0 0 49 100
Kinerja 7 5 10,20 22 44,90 18 36,73 4 8,16 0 0 49 100
Kinerja 8 10 20,40 24 48,97 13 26,53 2 4,08 0 0 49 100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Dari Tabel 4.7 terlihat jawaban-jawaban responden dalam menjawab

penyataan tentang variabel kinerja. Pernyataan 1 (Saya jarang melakukan

kesalahan pada setiap pekerjaan), tidak ada responden yang menjawab sangat

setuju pada pernyataan ini. Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 21

orang (42,86%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 25 orang

(51,02%). Responden yang menjawab tidak setuju adalah sebanyak 3 orang

(6,12%), tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju pada pernyataan

ini. Hal ini menggambarkan bahwa kebanyakan karyawan menyatakan netral

dalam menyikapi pernyataan ini, yang artinya karyawan masih melakukan

kesalahan di setiap pekerjaan mereka, namun ada juga karyawan yang setuju

bahwa mereka jarang melakukan kesalahan dalam bekerja dan sebagian karyawan

lainnya menyatakan bahwa mereka selalu melakukan kesalahan dalam pekerjaan

mereka.

Pernyataan 2 (saya selalu teliti ketika bekerja). Responden yang menjawab

sangat setuju adalah sebanyak 27 orang (55,10%). Responden yang menjawab

setuju adalah sebanyak 2 orang (4,08%). Responden yang menjawab netral adalah

sebanyak 20 orang (40,82%). Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju

dan sangat tidak setuju pada pernyataan ini. Hal ini menggambarkan bahwa

karyawan sangat setuju ketika mereka bekerja, mereka selalu memikirkan kuaitas

yang dihasilkan dari pekerjaan mereka. Namun beberapa karyawan masih

bersikap netral untuk menyikapi pernyataan ini, mereka masih belum memikirkan

kuliatas pekerjaan mereka yang terpenting adalah pekerjaan dapat diselesaikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

Pernyataan 3 (Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang

diberikan). Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 1 orang

(2,04%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 32 orang (65,30%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 16 orang (32,65%). Tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan

ini. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan setuju bahwa mereka

menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang diberikan, walaupun beberapa

karyawan menyikapi pernyataan ini dengan netral.

Pernyataan 4 (Saya selalu menyelesaikan beban pekerjaan yang saya

peroleh dengan baik). Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 2

orang (4,08%). Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 33 orang

(67,34%). Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 14 orang (28,58%).

Tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada

pernyataan ini, hal ini menggambarkan bahwa karyawan setuju selalu

menyelesaikan beban pekerjaan yang diperoleh dengan baik.

Pernyataan 5 (Saya mampu menyelesaikan semua pekerjaan dengan tepat

waktu). Tidak ada responden yang menjawab sangat setuju pada pernyataan ini.

Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 30 orang (61,23%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 19 orang (38,77%). Tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan

ini. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan setuju mereka mampu untuk

menyelesaikan pekerjaan mereka dengan tepat waktu, walaupun ada beberapa

karyawan yang tidak setuju.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


75

Pernyataan 6 (Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai target).

Responden yang menjawab sangat setuju adalah sebanyak 1 orang (2,04%).

Responden yang menjawab setuju adalah sebanyak 29 orang (59,18%).

Responden yang menjawab netral adalah sebanyak 19 orang (38,77%). Tidak ada

responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pernyataan

ini. Hal ini menggambarkan bahwa karyawan meyetujui bahwa mereka mampus

menyelesaikan pekerjaan mereka sesuai target, dan beberapa karyawan

menyatakan netral untuk menyikapi pernyataan ini yang mengartikan bahwa

masih ada karyawan yang tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai target.

Pernyataan 7 (Saya selalu datang tepat waktu). Responden yang menjawab

sangat setuju adalah sebanyak 5 orang (10,20%). Responden yang menjawab

setuju adalah sebanyak 22 orang (44,90%). Responden yang menjawab netral

adalah sebanyak 18 orang (36,73%). Responden yang menjawab tidak setuju

adalah sebanyak 4 orang (8,16%), dan tidak ada yang menjawab sangat tidak

setuju pada pernyataan ini. Hal ini menggambarkan bahwa ada variasi dalam

menyikapi pernyataan ini, namun kebanyakan karyawan setuju bahwa mereka

setuju kalau para karyawan selalu datang tepat waktu dalam bekerja. Walaupun

ada beberapa karyawan yang masih tidak tepat waktu dalam bekerja.

Pernyataan 8 (Saya selalu pulang kerja tepat waktu). Responden yang

menjawab sangat setuju adalah sebanyak 5 orang (10,20%). Responden yang

menjawab setuju adalah sebanyak 24 orang (48,97%). Responden yang menjawab

netral adalah sebanyak 13 orang (26,53%). Responden yang menjawab tidak

setuju adalah sebanyak 2 orang (4,08%). Tidak ada responden yang menjawab

sangat tidak setuju pada pernyataan ini, hal ini menggambarkan bahwa mayoritas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


76

karyawan menyetujui bahwa mereka selalu pulang kerja tepat waktu, walaupun

ada beberapa karyawan yang tidak membenarkan pernyataan ini, masih adanya

karyawan yang tidak tepat waktu saat pulang kerja.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sebaran data yang

terkumpul sudah normal atau belum, maka untuk mengetahui sebaran data normal

atau tidak dapat ditentukan dengan menggunakan metode seperti metode

Kolmogorov Smirnov, dimana tingkat signifikansi atau nilai probabilitas diatas

0,05. Maka dapat dikatakan distribusi data sampel adalah berdistribusi normal,

Santoso (2008).

Tabel 4.8
Uji Normalitas dengan Metode Kolmogorov Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 49
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.72008007
Most Extreme Absolute .085
Differences Positive .074
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .592
Asymp. Sig. (2-tailed) .874
a. Test distribution is Normal
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed)

adalah 0,874. Ini mengartikan bahwa nilai yang didapat diatas nilai signifikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

yaitu 0,05 atau 5%. Dengan kata lain variabel pada penelitian ini berdistribusi

normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi

linear berganda ditemukan adanya korelasi atau saling mempengaruhi antar

variabel bebas atau independent variable. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi multikolinearitas. Untuk menguji multikolinearitas pada penelitian ini

adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang dipakai

untuk Tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multiokolinearitas.

Tabel 4.9
Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kompetensi 0,733 1,365 Bebas Multikolinearitas
Budaya Organisasi 0,733 1,365 Bebas Multikolinearitas
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Dari Tabel 4.9 menunjukkan bawa tidak ada variabel bebas atau

independent variable yang memiliki nlai tolerance yang kurang dari 0,1 dan

berarti tidak ada korelasi antar variabel variabel bebas atau independent variable.

Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada satu

variabel bebas atau independent variable yang memiliki nilai VIF > 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas atau

independent variable dalam model regresi pada penelitian ini.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi

linear berganda terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamata ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

atau tidak bebas dari heteroskedastisitas. Untuk uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel bebas

dengan residualnya, dengan analisis sebagai berikut:

1. Jika ada plot tertentu, seperti titik-titik yang ada membentik pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

model regresi linear berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot antara nilai

prediksi variabel terkait. Grafik scatterplot dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai

berikut:

Gambar 4.1
Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


79

Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa tidak menunjukkan pola tertentu dari titik-

titiktersebar secara acak, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa model regresi linear dalam penelitian ini tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas.

4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.10
Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.268 4.111 3.471 .001
Kompetensi .588 .151 .557 3.885 .000
Budaya_Organisas
.325 .087 .293 3.748 .000
i
a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Dengan melihat Tabel 4.10, maka disusun persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = α + β1 X1 + β2 X2

Kinerja = 14,268 + 0,588 X1 + 0,352 X2

Dari persamaan regresi linear tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar 14,268 yang artinya jika variabel kompetensi (X 1)

dan budaya organisasi (X2) bernilai 0 (nol) maka nilai variabel kinerja (Y)

adalah 14,268.

2. Nilai koefisien regresi kompetensi (X1) sebesar 0,588. Artinya jika

variabel kompetensi meningkat, maka kinerja karyawan akan meningkat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Koefisien juga bernilai positif yang artinya terjadi hubungan positif antara

kompetensi dan kinerja karyawan. Semakin tinggi kompetensi karyawan

maka akan semakin meningkatkan kinerja karyawan Politeknik Ganesha

Medan.

3. Nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi (X 2) sebesar 0,325.

Artinya jika variabel budaya organisasi meningkat, maka kinerja karyawan

akan meningkat. Koefisien ini juga bernilai positif yang artinya terjadi

hubungan positif antara budaya organisasi dan kinerja karyawan, semakin

tinggi budaya organisasi karyawan makan akan semakin meningkatkan

kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan.

4.5 Uji Secara Serempak (Uji F)

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : kompetensi dan

budaya organisasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Politkenik Ganesha Medan. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat

dari Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12
Hasil Uji F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 157.835 2 78.918 10.222 .000a
Residual 355.144 46 7.721
Total 512.980 48
a. Predictors: (Constant), Budaya_Organisasi, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

Langkah-langkah untuk melakukan uji F yaitu:

1. Hipotesis

H0 = kompetensi dan budaya organisasi secara serempak tidak mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha

Medan.

Ha = kompetensi dan budaya organisasi secara serempak mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha

Medan.

2. Tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05 atau 5%. Jika nilai

signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Pada Tabel

4.12 tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 < 0,05 yang artinya

variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen.

Berdasarkan uji F tersebut maka disimpulkan bahwa kompetensi dan

budaya organisasi secara serempak memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan, dan hipotesis diterima. Hal

ini berarti bahwa kompetensi dan budaya organisasi yang dimiliki seorang

karyawan sangat diperlukan dalam melaksanakan tugas selaku karyawan yang

diberikan kompensasi oleh organisasi, dan tentunya dapat meningkatkan

produktivitas kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan.

4.6 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel bebasnya. Nilai

koefisien determinasi (R2) yang mendekati satu berarti variabel-variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

independennya menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen, Ghozali (2005). Kemampuan variabel

kompetensi (X1) dan budaya organisasi (X2) menjelaskan pengaruhnya terhadap

kinerja (Y) karyawan Politeknik Ganesha Medan, yang ditunjukkan pada Tabel

4.11 berikut ini:

Tabel 4.11
Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .705a .496 .476 2.779
a. Predictors: (Constant), Budaya_Organisasi,
Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa hasil perhitungan diperolah nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,496 atau 49,6%. Hal ini berarti bahwa

kemampuan variabel independen, yaitu kompetensi (X1) dan budaya organisasi

(X2) menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja(Y) karyawan Politeknik Ganesha

Medan sebesar 49,6%. Sedangkan sisanya 50,4% merupakan variabel lain diluar

penelitian ini.

4.7 Uji Secara Parsial (Uji t)

Untuk menguji pengaruh kompetensi (X1) dan budaya organisasi (X2)

secara parsial terhadap kinerja (Y) karyawan Politeknik Ganesha Medan

digunakan uji parsial (uji t). Uji t jugadigunakan untuk mengetahui variabel

dependen yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel independen

dengan mengukur derajat hubungan antar variabel dependen dengan variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

independen dengan menganggap variabel dependen lainnya bersifat konstan.

Berikut disajikan Tabel 4.13 hasil uji t pada penelitian ini:

Tabel 4.13
Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.268 4.111 3.471 .001
Kompetensi .588 .151 .557 3.885 .000
Budaya_Organisas
.325 .087 .293 3.748 .000
i
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Penelitian, Data Diolah (2018)

Hasil pengujian secara parsial (uji t) masing-masing variabel dependen

terhadap variabel independen adlah sebagai berikut:

1. Uji secara parsial variabel kompetensi (X1) terhadap kinerja (Y)

a. Hipotesis

H0 = kompetensi secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan

Ha = kompetensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan

b. Tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05 atau 5%. Jika

nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, sebaliknya

jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima. Pada

Tabel 4.13 tingkat signifikansi yang diperolah untuk variabel kompetensi

(X1) adalah 0,000 < 0,05 yang artinya tingkat signifikan kompetensi (X 1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

lebih kecil dari nilai standar signifikansi, maka dapat dikatakan hipotesis

diterima.

2. Uji secara parsial variabel budaya organisasi (X2) terhadap kinerja (Y)

a. Hipotesis

H0 = budaya organisasi secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan

Ha = budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan

b. Tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 0,05 atau 5%. Jika

nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak, sebaliknya

jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis diterima. Pada

Tabel 4.13 tingkat signifikansi yang diperolah untuk variabel kompetensi

(X1) adalah 0,000 < 0,05 yang artinya tingkat signifikan budaya organisasi

(X2) lebih kecil dari nilai standar signifikansi, maka dapat dikatakan

hipotesis diterima.

Berdasarkan hasil uji secara parsial (uji t) dapat diketahui bahwa variabel

kompetensi dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan. Masing-masing variabel dependen

memberikan hasil yang dominan dalam mempengaruhi variabel independen. Hasil

pengujian secara parsial ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Alamsyah (2006), menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa budaya

organisasi dan kompetensi secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Perkoso (2016), juga menyatakan

dalam penelitiannya bahwa secara parsial kompetensi, motivasi dan budaya

organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karywan di

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo.

4.8 Pembahasan

4.8.1 Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan

Pada pengujian hipotesis ini bahwa kompetensi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan, karena memiliki

t hitung sebesar 4,111 > t tabel 2,009 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000

dengan menggunakan p-value < α yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan

dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikannya lebih kcil

dari 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi secara signifikan

berpengaruh terhadap kinerja, karena kompetensi yang dimiliki oleh karyawan

dianggap kurang berkompetensi untuk kemajuan organisasi yang notabene adalah

organsasi yang seharusnya menghasilkan mahasiswa yang berdedikasi dan

terdidik.

Pengetahuan karyawan baik yang dilihat dalam bentuk karyawan selalu

mampu berpikir untuk menyelesaikan tugas berbagai macam pekerjaan, mampu

mengatasi masalah di pekerjaan dengan baik, menyelesaikan pekerjaan dengan

cara mandiri, selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang kompleks,

bergairah dalam menjalankan tugas sehari-hari, selalu mampu bekerja keras, dapat

berpikir mandiri, mampu berkomunikasi dengan baik demi kesuksesan pekerjaan

yang dibebankan oleh pimpinan, selalu tertarik untuk menyelesaikan pekerjaan

yang kompleks, selalu berkeinginan untuk mengetahui sesuatu hal yang baru,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

selingi dengan humor untuk menambah gairah kerja, bersikap terbuka apabila

mendapat teguran atau kritikan dan menerima apa adanya pekerjaan yang

diberikan dan dikerjakan dengan mantap.

Keterampilan dinilai baik yang terwujud pada bentuk karyawan dibekali

pengetahuan dan keterampilan agar bisa menjalankan pekerjaan dengan baik,

selalu meningkatkan partisipasi dalam volume perkerjaan, selalu membangkitkan

minat dan rasa ingin tahu terhadap suatu pekerjaan, mengembangkan pola pikir

dan memberi petunjuk cara bekerja dengan baik, menuntun proses berpikir,

pimpinan selalu memberikan petunjuk teknis dan memusatkan perhatian

karyawan terhadap masalah-masalah pekerjaan di lapangan, selalu meningkatkan

perhatian karyawan terhadap konsentrasi pekerjaan, meningkatkan motivasi kerja

karyawan, selalu meningakatkan gairah kerja dan membina tingkahlaku

karyawan, karyawan selalu memperhatikan aspek tugas dan tanggung jawab yang

diemban dan relevan dengan tugas, selalu diberikan kesempatan untuk

mengembangkan bakat dan prakarsa, selalu diberikan keterampilan tentang

tingkahlaku yang positif oleh pimpinan, dan pekerjaan yang lebih hidup serta

bervariasi di lingkungan pekerjaan, selalu diberi kesempatan oleh pimpinan untuk

memperoleh pengarahan tentang tugas dan fungsi, dan program kerja

direncanakan dengan matang dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana

kerja karyawan.

Sikap dinilai baik yang dilihat dalam bentuk karyawan bereaksi dengan

cepat ketika mahasiswa membutuhkan pelayanan. Ketika mahasiswa datang

langsung mempersiapkan diri untuk melayaninya. Ketika mahasiswa menanyakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan apa yang dibutuhkan langsung

memberikan penjelasan.

Pada penelitian ini kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan,

hal ini didukung oleh penelitian Shaputra dan Hendriani (2015), dengan judul

pengaruh kompetensi, komitmen organisasi dan pengembangan karir terhadap

kinerja karyawan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) kantor wilayah Pekanbaru.

Dalam hal ini semestinya menunjang organisasi mengadakan suatu kegiatan yang

dapat menunjang dan meningkatkan kemampuan para karyawan dalam bekerja,

sehingga pra karyawan tidak merasakan kejenuhan dalam kinerjanya yang

diakibatkan adanya tuntutan dari pihak organisasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan peneliti terdahulu yang dilakukan oleh

Emmyah (2009), yang menyatakan bahwa secara simultan (bersama-sama)

kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan pada

Politeknik Negeri Ujung Pandang, karena kompetensi pengetahuan yang

menekankan pada kemampuan konsepsional yakni kerja yang banyak

menggunakan pikiran, kompetensi pengetahuan merujuk pada kemampuan

memahami keseluruhan organisasi secara utuh, bagaimana relasi antar organisasi,

bagaimana perubahan pada salah satu bagian mempengaruhi keseluruhan proses,

termasuk di dalamnya mampu memahami perubahan lingkungan organisasi,

kemampuan merumuskan kebijakan yang harus dilaksanakan staf serta

kemampuan merumuskan kembali visi, misi dan tujuan organisasinya dengan

membuat strategi planning.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

4.8.2 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Pada pengujian hipotesis ini budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan, karena memiliki

t hitung sebesar 4,111 > t tabel 2,009 dan tingkat signifikansi sebesar 0,000

dengan menggunakan p-value < α yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan

dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang berarti nilai signifikannya lebih kecil

dari 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi secara signifikan

berpengaruh terhadap kinerja. Suatu organisasi, baik itu pemerintah maupun

swasta, selalu digerakkan oleh sekelompok orang yang berperan aktif untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi

tentunya tidak akan tercapai jika kinerja anggota atau karyawannya tidak

maksimal.

Menurut Robbins (2006) hampir tidak ada keraguan bahwa suatu budaya

sangat mempengaruhi sikap karyawan. Seringkali budaya dalam suatu organisasi

berkembang dengan kuat, sehingga dalam kondisi demikian, setiap anggota

mengetahui dengan baik tujuan organisasi yang akan dicapainya. Untuk mencapai

tujuan tersebut akhirnya budaya organisasi memiliki kekuatan untuk

mempengaruhi kehidupan organisasi dan produktivitas kerja. Menurut Sondang

(1995) kinerja sebagai suatu keseluruhan kemampuan seseorang untuk bekerja

sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan kerja secara optimal dan berbagai

sasaran yang telah diciptakan dengan pengorbanan yang secara rasio lebih kecil

dibandingkan dengan hasil yang dicapai.

Menurut Pabundu (2010) kinerja adalah hasil-hasil fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode

waktu tertentu. Budaya organisasi tidak akan menjadi efektif tanpa adanya

hubungan yang baik antar karyawan. Untuk membangun budaya organisasi,

semua pelaku organisasi harusnya memiliki perasaan membutuhkan dan

melaksanakan pekerjaan dengan hati yang ikhlas. Dengan memiliki perasaan

tersebut setiap karyawan akan bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk

mengerjakan apa yang sudah menjadi beban kerjanya, sehingga semua karyawan

bisa terlibat aktif dalam mencapai tujuan dari organisasi.

4.9 Implikasi Manajerial

Ada berbagai temuan dalam penelitian ini yang memberikan dukungan

secara empiris terhadap teori-teori yang telah disampaikan dalam Bab II. Hasil

penelitian membuktikan bahwa kompetensi dan budaya organisasi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan.

Dalam upaya peningkatan kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan, ada

beberapa hal yang harus dilakukan.

4.9.1 Kompetensi

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja

karyawan terkait dengan program pelatihan yaitu:

1. Jika melihat variable kompetensi dapat dilihat bahwa pernyataan pada

poin ke 4 menunjukkan angka yang paling tinggi dibandingkan pernyataan

lainnya, hal ini menunjukkan masalah terbesar yang dimiliki oleh

karyawan adalah pengolahan data. Sehingga pihak manajemen Politeknik

Ganesha Medan harus memberikan perhatian yang lebih. Oleh sebab itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


90

manajemen Politeknik Ganesha Medan harus memberikan pelatihan

pengolahan data sampai karyawan betul-betul mengerti dan paham.

2. Dalam hal rekrutmen karyawan, pihak manajemen Politeknik Ganesha

Medan harus memiliki standar penilaian yang jelas untuk meloloskan

calon karyawan.

4.9.2 Budaya Organisasi

Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan budaya

organisasi yang tepat di Politeknik Ganesha Medan yaitu:

1. Mencantumkan slogan-slogan disiplin ditempat tempat yang mudah terlihat

seperti didepan pintu masuk front office, di setiap ruangan kerja karyawan,

dan di kantin.

2. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang memperoleh nilai


prestasi kerja terbaik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang telah diuraikan di bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

Politeknik Ganesha Medan

2. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan Politeknik Ganesha Medan

3. Kompetensi dan budaya organisasi secaa serempak berpengaruh terhadap

kinerja karyawan Politeknik Ganesha Medan

5.2 Saran

1. Kompetensi karyawan lebih ditingkatkan dengan lebih memperhatikan

aspek peningkatan pengetahuan karyawan, kerena faktor ini ternyata lebih

dominan meningkatkan kinerja karyawan. Namun, tetap memperhatikan

peningkatan keteramplian dan perbaikan sikap karyawan. Dalam hal

kemampuan dan keahlian serta karakter karyawan. Hal ini diperlukan

untuk mencapai efektifitas dan efesiensi pekerjaan juga mencapai

produktivitas kinerja dalam bekerja. Peningkatan pengetahuan dapat

dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk

meanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Peningkatan keterampilan

karyawan dapat dilakukan melalui penyetaraan karyawan pada program

pelatihan. Kemudian dalam perbaikan sikap dapat dilakukan melalui

91

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


92

pemberian contoh teladan yang baik oleh pimpinan di dalam

melaksanakan tugas.

2. Pengembangan budaya organisasi menjadi budaya kerja di organisasi

harus berpedoman pada SOP yang diterapkan. Penyelesaian suatu

pekerjaan dengan penerapan budaya kerja tim akan menghindari sifat

egosektoral, pada akhirnya hasil pekerjaan yang dihasilkan merupakan

hasil kerja tim bukan hasil kerja individu dalam memajukan organisasi ke

arah yang lebih baik dan lebih maju.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


93

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Setyo, Utami. Handoyo, Djoko, Waluyo. Pengaruh Budaya Organisasi,


Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada KSP
Lohjinawe.

Chatab. Nevizond. 2011. Mendokumentasikan Sistem Mutu ISO 9000. Andi:


Yogyakarta.

Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Eraut, M. (2003) National Vocational Qualifications in England – Description


and Analysis of an Alternative Qualification System, in: G. Straka (Ed.)
Zertifizierung non-formell und informell erworbener beruflicher
Kompetenzen (Münster, New York, München & Berlin, Waxmann).

Fathoni, Abdurrahman. 2006, Organisasi dan Managemen Sumber Daya


Manusia, Jakarta : Rineka Cipta.

Gomes, Faustino Cardoso. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan.


Keempat. Yogyakarta. Penferbit Andi.

Hariandja, Marihot Tua. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT.
Gramedia Widia Sarana Indonesia

Hasibuan, Melayu. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi


Aksara.

Mangkunegara, Anwar. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung. PT Remaja Rosdakarya

Mathis, Robert – H. Jackson, John, 2011. Human Resource Management (edisi


10). Jakarta : Salemba Empat

Mulyadi dan Rivai, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta cetakan
kesembilan.

Mulyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) In Media.

Muhammad Deni. 2015. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, Motivasi, serta


Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Distrik Navigasi Kelasi I
Palembang. Jurnal. Poltek Darussalam Prasetya Mandiri Palembang.

Ndraha Taliziduhu, 2005. Teori Budaya Organisasi, Cetakan Pertama, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.

Nasution. 2011. Teknologi Pendidikan. Bumi Aksara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


94

Octa, Roslinda, Sianturi. Pengaruh Pendidikan, Kompensasi, Budaya Organisasi


Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Bank Rakyat Indonesia.
TBK Kantor Cabang Pariaman.

Osborne, David, and Peter Plastrik. 1997. Banishing Bureaucracy, The Five
Strategies For Reinventing Government, terjemahan : Memangkas
Birokrasi : Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha, Alih Bahasa:
Abdul Rosyid dan Ramelan. Jakarta : PPM

Palan, R. 2007. Competency Management ”Teknik Mengimplementasikan


Manajemen SDM berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing
Organisas”i. Penerjemah: Octa Melia Jalal. Penerbit PPM. Jakarta.
Peter, F. Drucker. 2014. The Practice Of Management.

Poespowardojo, Soerjanto, 1993, Strategi Kebudayaan Suatu Pendekatan


Filosofis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Pratama,Yoga. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai


pada Kantor Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor. Skripsi, Depok:
Program Sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.

Prawirosentono, S. 2012. Kebijakan Kinerja Karyawan. BPFE. Yogyakarta.

Robbins, P. Stephen, 2011, Manajemen, Jilid Kedua, Edisi Kesepuluh, Alih


Bahasa: Bob Sabran dan Devri Barnadi Putera, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Robbins, stephen, dan Mary Coulter. 2010. Manajemen. Jakarta: Erlangga

Sastrohadiwiryo. 2012. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan


Administrasi dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara

Siagian, Sondang P. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan


Karir.UNIKOM

Sikula. 2012. Personel Administration And Human Resources Management. New


York. A. Wiley Trans edition, by Jhon Wiley & Sons.Inc

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ketujuh. Bandung : CV


Alfabeta.

Sumarsono. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi Sumber Daya Manusia,
Graha Ilmu.

Sukaria, S. 2016. Metode Penelitian. USU Press. Medan

Supriyanto. 2006. “Meningkatkan Eksistensi IPI dalam Mengembangkan


Profesionalisme Pustakawan”. Dalam Supriyanto dan Rimbarawa (Ed.),
Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta:Ikatan Pustakawan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


95

Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta.


Sutrisno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.

Tika. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta :


Bumi Aksara

Vacko, M, Maith. Analisa Pendidikan, Motivasi dan Budaya Organisasi


Terhadap Kinerja Karyawan Pada Gerbang Nusa Perkasa Manado.
Universitas Sam Ratulangi. Manado

Weinert, F. E. (2001). Concept of competence: A conceptual clarification. In D. S.


Rychen & L.H. Salganik (Eds.), Defining and selecting key competencies
(pp. 46–65). Seattle: Hogrefe &Huber.

Wibowo. 2007. Menejemen kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Wirda,F., dan Azra,T. 2007.Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja


Karyawan Politeknik Negeri Padang, Jurnal Ekonomi dan Bisnis April
2007 volume 2 nomor , Padang: Politeknik Negeri Padang.

Zebua, Juneta. (2009), Pengaruh Budaya Organisasi dan Insentif terhadap


Kinerja Staf Rekam

Zohar, Danah dan Ian, Marshal, 2000. Spiritual Capital, Penerbit Bloomsbury,
London.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


96

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KOMPETENSI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP


KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK GANESHA MEDAN

Data Responden :

Nama :
Um u r :
Pendidikan :
Lama Kerja :

Petunjuk Mengisi Kuesioner

Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar menurut anda, dengan cara
memberi tanda check list (√) pada kolom jawaban yang telah disediakan.
Variabel-variabel yang diteliti diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan
keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

N = Netral

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


97

A. KUESIONER KOMPETENSI ORGANISASI


Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
A1 Pengetahuan
1 Saya memahami pekerjaan sesuai ilmu yang
dimiliki
2 Saya memahami semua aturan yang berkaitan
terhadap pekerjaan dengan baik
A2 Keterampilan
3 Saya mampu melakukan pekerjaan sesuai
konsep yang ditentukan
4 Saya memiliki keterampilan dalam
pengelolaan data untuk menyelesaikan
pekerjaan
A3 Sikap
5 Saya menganggap pekerjaan yang dilakukan
adalah yang mulia
6 Saya selalu mematuhi norma-norma sosial
dalam melaksanakan pekerjaan

B. KUESIONER BUDAYA ORGANISASI


Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
B1 Artefak
1 Saya senantiasa patuh dalam menjalankan
semua budaya yang ada di tempat bekerja
2 Saya selalu bekerja dengan memberikan
perilaku yang baik kepada semua orang
B2 Nilai yang dianut
3 Saya tidak diperkenankan untuk melakukan hal
yang tidak berhubungan dengan pekerjaan pada
saat jam kerja
4 Saya merasa bangga terhadap diri sendiri jika
menjadi karyawan yang bisa bertanggung
jawab terhadap pekerjaan yang telah diberikan
B3 Asumsi Dasar
5 Saya selalu mendahulukan urusan pekerjaan
daripada urusan pribadi
6 Senantiasa mementingkan kepuasan orang lain
(seperti atasan dan mahasiswa) dalam
menyelesaikan pekerjaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


98

C. KUESIONER KINERJA KARYAWAN


Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS
C1. Kualitas Kerja
1 Saya jarang melakukan kesalahan pada setiap
pekerjaan
2 Saya selalu teliti ketika bekerja
C2. Kuantitas kerja
3 Saya selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai
target yang diberikan
4 Saya selalu menyelesaikan beban pekerjaan
yang saya peroleh dengan baik
C3. Ketepatan Waktu Menyelesaikan Kerja
5 Saya mampu menyelesaikan semua pekerjaan
dengan tepat waktu
6 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai
target
C4. Kehadiran Tepat Waktu
7 Saya selalu datang tepat waktu
8 Saya selalu pulang kerja tepat waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


99

Lampiran 2

Uji Validitas Variabel Kompetensi

Correlations
Total_Komp
x1_A x1_B x1_C x1_D x1_E x1_F etensi
x1_A Pearson
1 .675** .573** .385** .389** .290* .738**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .006 .006 .043 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x1_B Pearson
.675** 1 .672** .529** .616** .373** .840**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .008 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x1_C Pearson
.573** .672** 1 .653** .438** .554** .841**
Correlation
Sig. (2-
.000 .000 .000 .002 .000 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x1_D Pearson
.385** .529** .653** 1 .470** .647** .814**
Correlation
Sig. (2-
.006 .000 .000 .001 .000 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x1_E Pearson
.389** .616** .438** .470** 1 .234 .678**
Correlation
Sig. (2-
.006 .000 .002 .001 .106 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x1_F Pearson
.290* .373** .554** .647** .234 1 .666**
Correlation
Sig. (2-
.043 .008 .000 .000 .106 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
Total Pearson
.738** .840** .841** .814** .678** .666** 1
_Kom Correlation
peten Sig. (2-
si .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the
0.05 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


100

Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi

Correlations
Total_Budaya_Or
x2_A x2_B x2_C x2_D x2_E x2_F ganisasi
x2_A Pearson
1 -.155 .223 .427** .181 .131 .501**
Correlation
Sig. (2-
.288 .123 .002 .212 .371 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x2_B Pearson
-.155 1 .357* .110 -.049 -.005 .493**
Correlation
Sig. (2-
.288 .012 .450 .740 .975 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x2_C Pearson
.223 .357* 1 .342* .180 .255 .707**
Correlation
Sig. (2-
.123 .012 .016 .215 .077 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x2_D Pearson
.427** .110 .342* 1 .138 .478** .664**
Correlation
Sig. (2-
.002 .450 .016 .346 .001 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x2_E Pearson
.181 -.049 .180 .138 1 .365** .482**
Correlation
Sig. (2-
.212 .740 .215 .346 .010 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
x2_F Pearson
.131 -.005 .255 .478** .365** 1 .569**
Correlation
Sig. (2-
.371 .975 .077 .001 .010 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49
Total_ Pearson
.501** .493** .707** .664** .482** .569** 1
Buday Correlation
a_Org Sig. (2-
anisas .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
i
N 49 49 49 49 49 49 49
**. Correlation is significant
at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant
at the 0.05 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


101

Uji Validitas Variabel Kinerja


Correlations
Total_Ki
y_1 y_2 y_3 y_4 y_5 y_6 y_7 y_8 nerja
y_1 Pearson
1 .282* .375** .160 .350* .302* .160 .166 .504**
Correlation
Sig. (2-
.050 .008 .273 .014 .035 .273 .254 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_2 Pearson
.282* 1 .253 .253 .226 .306* .300* .137 .499**
Correlation
Sig. (2-
.050 .080 .079 .119 .033 .036 .349 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_3 Pearson
.375** .253 1 .497** .515** .581** .340* .410** .718**
Correlation
Sig. (2-
.008 .080 .000 .000 .000 .017 .003 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_4 Pearson ** ** ** ** **
.160 .253 .497 1 .677 .650 .541 .439 .773**
Correlation
Sig. (2-
.273 .079 .000 .000 .000 .000 .002 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_5 Pearson
.350* .226 .515** .677** 1 .723** .380** .233 .717**
Correlation
Sig. (2-
.014 .119 .000 .000 .000 .007 .107 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_6 Pearson
.302* .306* .581** .650** .723** 1 .423** .188 .728**
Correlation
Sig. (2-
.035 .033 .000 .000 .000 .002 .195 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_7 Pearson
.160 .300* .340* .541** .380** .423** 1 .467** .720**
Correlation
Sig. (2-
.273 .036 .017 .000 .007 .002 .001 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
y_8 Pearson
.166 .137 .410** .439** .233 .188 .467** 1 .653**
Correlation
Sig. (2-
.254 .349 .003 .002 .107 .195 .001 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
Total Pearson ** ** ** ** ** ** ** **
.504 .499 .718 .773 .717 .728 .720 .653 1
_Kin Correlation
erja Sig. (2-
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 49 49 49 49 49 49 49 49 49
*. Correlation is significant at
the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at
the 0.01 level (2-tailed).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


102

Lampiran 3

Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.851 .857 6

Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.729 .798 6

Uji Reliabilitas Variabel Kinerja

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.797 .824 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


103

Lampiran 4

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 49
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 2.72008007
Most Extreme Differences Absolute .085
Positive .074
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .592
Asymp. Sig. (2-tailed) .874
a. Test distribution is Normal

Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts Correlations Collinearity Statistics
Zero-
Model B Std. Error Beta t Sig. order Partial Part Tolerance VIF
1 (Consta
14.268 4.111 3.471 .001
nt)
Kompet
.588 .151 .557 3.885 .000 .555 .497 .477 .733 1.365
ensi
Budaya_
Organis .325 .087 .293 3.748 .000 .284 .214 .104 .733 1.365
asi
a. Dependent Variable:
Kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


104

Uji Heteroskedastisitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


105

Lampiran 5

Hasil Regresi

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.268 4.111 3.471 .001
Kompetensi .588 .151 .557 3.885 .000
Budaya_Organisasi .325 .087 .293 3.748 .000
a. Dependent Variable: Kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


106

Lampiran 6

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 157.835 2 78.918 10.222 .000a

Residual 355.144 46 7.721

Total 512.980 48
a. Predictors: (Constant), Budaya_Organisasi, Kompetensi
b. Dependent Variable: Kinerja

Uji t

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.268 4.111 3.471 .001
Kompetensi .588 .151 .557 3.885 .000
Budaya_Organisasi .325 .087 .293 3.748 .000
a. Dependent Variable: Kinerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


107

Lampiran 7

Jawaban Responden Pada Kuesioner Variabel Kompetensi

KOMPETENSI
NO JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1 4 4 4 3 3 4 22
2 4 4 4 4 5 4 25
3 5 5 5 5 5 5 30
4 4 5 4 4 5 4 26
5 5 5 4 4 5 4 27
6 4 4 3 3 5 3 22
7 4 4 4 4 5 5 26
8 5 5 5 5 5 5 30
9 4 4 3 3 4 3 21
10 5 4 5 3 5 4 26
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24
13 4 4 4 4 4 4 24
14 5 4 4 3 3 5 24
15 4 3 4 3 4 4 22
16 3 4 3 3 5 4 22
17 5 5 4 3 5 4 26
18 3 4 4 3 3 4 21
19 5 5 5 5 5 5 30
20 4 5 5 4 5 4 27
21 4 4 4 4 4 4 24
22 5 4 4 5 5 5 28
23 4 4 4 3 4 4 23
24 5 5 5 5 5 4 29
25 5 5 5 5 5 5 30
26 5 4 4 4 4 4 25
27 4 5 5 5 5 5 29
28 3 3 4 4 4 4 22
29 5 5 5 5 5 5 30
30 4 4 4 4 4 4 24
31 3 3 4 4 4 4 22
32 3 3 4 4 4 4 22
33 4 4 4 3 4 4 23
34 4 4 4 3 4 4 23
35 4 4 4 3 4 4 23

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


108

36 4 4 4 3 4 4 23
37 5 5 5 5 5 5 30
38 5 5 5 5 5 5 30
39 5 5 5 5 5 5 30
40 3 4 4 4 5 5 25
41 5 5 5 5 5 5 30
42 5 5 5 5 5 5 30
43 3 4 4 3 5 3 22
44 3 3 3 4 4 4 21
45 2 4 4 4 4 5 23
46 5 5 4 4 5 4 27
47 5 5 5 4 5 3 27
48 4 4 4 2 5 4 23
49 5 4 4 3 4 4 24

Jawaban Responden Pada Kuesioner Variabel Budaya Organisasi

BUDAYA ORGANISASI
NO JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1 4 4 3 5 3 3 22
2 5 5 5 5 4 4 28
3 4 4 4 5 4 4 25
4 4 4 4 5 4 5 26
5 2 5 5 5 3 5 25
6 3 3 4 5 4 5 24
7 4 5 5 5 5 5 29
8 5 5 5 5 5 5 30
9 3 5 3 5 3 4 23
10 5 5 4 5 4 5 28
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24
13 3 4 4 4 4 4 23
14 1 5 3 3 4 5 21
15 4 5 3 3 4 3 22
16 4 5 4 4 4 4 25
17 5 5 4 5 3 4 26
18 4 5 4 4 3 3 23
19 5 5 5 5 3 5 28
20 5 4 5 5 4 5 28
21 5 5 5 5 4 4 28

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


109

22 4 4 5 5 5 4 27
23 3 5 4 4 4 3 23
24 4 4 4 5 5 4 26
25 5 5 4 5 5 5 29
26 5 5 4 5 4 4 27
27 5 5 5 5 5 5 30
28 5 3 4 5 4 5 26
29 5 5 5 5 4 4 28
30 4 1 1 4 4 4 18
31 5 3 4 5 4 5 26
32 5 3 4 5 3 4 24
33 4 4 5 4 3 4 24
34 4 4 4 5 3 4 24
35 4 4 4 4 3 3 22
36 4 4 5 4 3 4 24
37 5 4 4 5 5 5 28
38 4 4 4 4 4 4 24
39 4 4 4 4 4 4 24
40 4 5 5 5 4 4 27
41 4 4 4 4 4 4 24
42 4 4 4 4 4 4 24
43 4 3 4 5 3 4 23
44 3 3 4 4 4 3 21
45 5 1 5 4 5 4 24
46 5 1 4 4 4 4 22
47 5 1 3 5 4 5 23
48 4 4 4 4 2 4 22
49 5 4 3 4 3 3 22

Jawaban Responden Pada Kuesioner Variabel Kinerja

C1 C2 C3 C4
NO JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3 3 3 3 3 3 3 3 24
2 2 3 3 3 3 3 3 3 23
3 3 3 4 4 4 3 4 4 29
4 3 4 4 4 3 4 5 5 32
5 4 3 3 3 4 4 3 2 26
6 4 3 3 3 3 3 4 4 27
7 4 4 4 4 4 4 3 1 28
8 4 4 4 4 4 4 4 4 32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


110

9 3 4 3 3 3 3 2 4 25
10 3 3 3 3 3 3 4 3 25
11 4 4 4 4 4 4 4 4 32
12 4 4 4 4 4 4 4 4 32
13 3 4 4 4 4 4 4 4 31
14 2 3 3 4 4 4 2 2 24
15 3 3 4 4 4 3 3 4 28
16 3 3 3 4 3 3 3 4 26
17 3 3 4 4 3 4 3 3 27
18 4 3 4 3 3 4 3 3 27
19 2 4 4 5 4 5 5 5 34
20 4 4 4 5 4 4 5 5 35
21 3 3 4 4 4 4 4 4 30
22 4 4 4 4 4 4 4 4 32
23 3 4 3 4 4 4 4 1 27
24 4 4 4 4 4 4 4 4 32
25 4 4 4 4 4 4 2 5 31
26 4 3 4 4 4 4 3 5 31
27 4 4 4 4 4 4 5 5 34
28 3 3 3 4 3 3 4 4 27
29 4 4 4 4 3 3 3 3 28
30 4 4 4 4 4 4 4 4 32
31 3 3 4 4 4 4 3 3 28
32 3 4 3 4 3 3 4 4 28
33 3 3 3 3 3 3 3 3 24
34 3 3 4 3 3 3 3 4 26
35 3 3 3 4 4 3 4 5 29
36 3 3 3 3 3 3 3 3 24
37 3 4 5 4 4 4 4 5 33
38 4 4 4 4 4 4 4 4 32
39 4 4 4 4 4 4 4 4 32
40 4 4 4 4 4 4 4 4 32
41 4 4 4 4 4 4 4 4 32
42 4 4 4 4 4 4 4 4 32
43 3 5 3 3 3 3 3 3 26
44 3 5 3 3 3 3 3 3 26
45 3 4 4 4 4 4 5 4 32
46 4 4 4 4 4 4 4 4 32
47 3 3 4 3 3 3 3 3 25
48 3 4 4 4 4 4 5 4 32
49 3 4 4 3 3 3 3 3 26

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


111

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai