TESIS
Oleh
TESIS
Oleh
Pembimbing II
i
RINGKASAN
ii
ABSTRACT
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Karya tulis ini (Tesis) adalah ASLI dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan merupakan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Komisi Pembimbing
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, saya bersedia untuk menerima
sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
Heidy M. V. Rumondor
NIM. 19202101038
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Tomohon Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 8 Februari 1980, yang merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak
Lanjutan Tingkat Pertama di SMP Katolik Stella Maris Tomohon dan lulus pada
tahun 1995. Tahun 1998 lulus dari SMA Katolik Rex Mundi Manado. Selanjutnya
Sam Ratulangi Manado lulus pada tahun 2003. Kemudian pada tahun 2019
Pemerintahan. Saat ini penulis bekerja di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
v
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, segala puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas segala karunia, kasih kemurahan dan kesempatan yang diberikan
Utara” dapat terselesaikan sebagai tugas akhir dalam penyelesaian sudi strata dua
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat dan hati
yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih pada komisi pembimbing Dr. Dra.
Maria Heny Pratiknjo, MA sebagai ketua komisi pembimbing dan Dr. Leviane J.
setia dan tulus membimbing penulis dan memberikan masukan serta arahan yang
sangat berguna dalam penulisan tesis ini. Serta kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik secara moral, material dan fasilitas kepada penulis.
Pada kesempatan ini pula dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat, MSc, DEA sebagai Rektor Universitas Sam
Ratulangi Manado.
2. Prof. Dr. Ir. Markus T. Lasut, MSc sebagai Direktur dan Panitia Penguji
3. Ir. Arthur G. Pinaria, MP., PhD selaku Wakil Direktur I Bidang Akademik
Ratulangi.
vi
4. Dr. Ir. Eng. Pingkan Peggy Egam, ST., MT selaku Wakil Direktur II
Sam Ratulangi.
penelitian.
8. Suami dan anak tercinta yang selalu mendukung dan memberi motivasi
ini.
10. Rekan - rekan mahasiswa, secara khusus angkatan tahun 2019 program
11. Civitas Akademika Universitas Sam Ratulangi dan semua pihak yang telah
vii
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun dari segala pihak untuk penyempurnaan tesis ini kedepan. Akhir kata
penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Program Studi
Heidy M. V. Rumondor
NIM. 19202101038
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... i
RINGKASAN ......................................................................................................... ii
ABSTRACT ............................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu ..................................................................................10
B. Konsep Budaya Organisasi ........................................................................13
1. Pengertian Budaya Organisasi .............................................................13
2. Eleman Budaya Organisasi ..................................................................20
3. Komponen-Komponen Budaya Organisasi..........................................21
4. Karakteristik Budaya Organisasi..........................................................25
5. Tingkatan Budaya Organisasi ..............................................................26
6. Fungsi Budaya Organisasi....................................................................27
7. Aspek – Aspek Budaya Organisasi ......................................................29
8. Komitmen Budaya Organisasi .............................................................31
9. Terbentuknya Budaya Organisasi ........................................................32
10. Cara Karyawan Mempelajari Budaya Organisasi ................................35
11. Nilai-Nilai Budaya Organisasi .............................................................35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................................44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................44
C. Fokus Penelitian .........................................................................................44
ix
D. Informan Penelitian ....................................................................................45
E. Sumber Data Penelitian ..............................................................................45
F. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................46
G. Analisis Data ..............................................................................................47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..........................................................................................50
1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian .....................................................50
2. Deskripsi Data Penelitian .....................................................................53
B. Pembahasan ................................................................................................65
1. Budaya Organisasi Pada Kalangan Pegawai Perempuan Di Dinas
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara ......65
2. Hambatan Budaya Organisasi Di Dinas Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara ....................................79
3. Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Budaya Organisasi Di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara....................81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................85
B. Saran...........................................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................88
Pedoman Wawancara .................................................................................92
x
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu instansi tidak terlepas dari komponen yang ada di dalamnya yaitu
mempertahankan kualitasnya dalam kurun waktu yang lama, dimana baik atau
dikarenakan dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas tentunya dapat
Sumber daya manusia yang ada dalam suatu organisasi merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan karena setiap operasional yang ada dalam
organisasi melibatkan sumber daya manusia tersebut. Sumber daya manusia perlu
yang terjadi dalam intansi/perusahaan. Mulai dari tahap perencanaan hingga tahap
perusahaan.
Tidak hanya sumber daya manusia yang perlu diperhatikan, instansi juga
membutuhkan pentingnya budaya organisasi. Instansi juga tidak lepas dari adanya
budaya yang dimiliki dan diterapkan. Budaya itu sendiri merupakan satu set nilai-
1
nilai yang diterapkan dengan tujuan untuk mengekspresikan nilai tersebut secara
aplikasi sebuah nilai yang diyakini kemudian diterapkan dalam organisasi baik
secara internal maupun eksternal. Setiap organisasi pasti memiliki nilai dan
biasanya nilai tersebut menjadi dasar dari sistem operasional yang dilakukan
tersebut.
pada dasarnya memiliki visi dan misi yang digunakan sebagai tujuan jangka
pendek maupun jangka panjang yang ingin dicapai. Adanya tujuan yang ingin
bagaimana budaya organisasi yang ada, yang dibangun dalam instansi, serta
nilai tersebut secara rinci dan jelas. Kurangnya pengetahuan tentang nilai yang
2
bagaimana nilai tersebut bisa ada, dan tertanam dalam intansi/perusahaan bahkan
seluruh anggota juga mampu menjadi bagian yang bisa menjaga dan melestarikan
budaya serta nilai yang ada dalam perusahaan. Maka dari itu budaya menjadi
dikarenakan keragaman budaya yang ada dalam organisasi, sama banyak dengan
sebab itu budaya organisasi menjadi sangat penting dalam memberikan suatu
solusi yang dijadikan suatu keyakinan, norma dan aturan yang ada dalam
organisasi yang bertujuan agar setiap individu menganut dan memahami nilai-
nilai yang ada di dalamnya. Budaya organisasi sangat diperlukan dan berperan
penting untuk mencapai hasil tertinggi organisasi. Namun budaya organisasi harus
dapat menentukan masa depan organisasi untuk berkembang ke tingkat yang lebih
kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang memiliki talenta,
Kuat atau lemahnya budaya organisasi akan memberi dampak terhadap hasil
kerja individu tidak lepas dari peran budaya yang ditanamkan dan dianut oleh
3
dalam taraf lemah akan memunculkan banyaknya kelompok – kelompok dalam
individu. Hal ini berbanding terbalik apabila budaya organisasi kuat, dimana
masing – masing individu pegawai maka mereka akan bekerja sesuai dengan nilai-
nilai yang diajarkan didalamnya sehingga dapat memberikan hasil pekerjaan yang
lebih baik dan meningkat. Dengan kata lain semakin banyak seseorang menerima
nilai luhur dan semakin besar komitmen individu pada organisasi maka akan
yang memiliki komitmen akan selalu memiliki keyakinan dan dorongan untuk
melakukan tugasnya dengan baik tanpa perlu diawasi oleh pimpinan dikarenakan
diemban. Hal ini merupakan suatu keperibadian dan gaya individu dari pegawai
yang baik antar sesama pegawai dan dengan pimpinan yang paling utama. Inovasi
– inovasi yang bermunculan tidak akan lepas dari dukungan baik dari internal
juga tidak terlepas dari perilaku individu yang inovatif bahkan seorang perempuan
4
pekerja sekalipun, dituntut dan harus memiliki inovasi dalam pekerjaan yang
perempuan pekerja disebabkan oleh persepsi masyarakat yang jika tidak bekerja
perempuan yang bekerja pada suatu instansi ataupun perusahan, sama halnya
dengan kaum pria dituntut untuk dapat melaksanakan pekerjaan yang diberikan
dalam dunia kerja menjadi sangat substansial dan strategis yaitu mengenal
hubungan antara dunia kerja dan perempuan. Hal ini sesuai dengan yang
artinya dapat menjalankan pekerjaan yang diemban oleh pria yang tidak semata –
mata hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya harus berada dirumah saja.
memunculkan loyalitas dan kepribadian serta gaya yang bertujuan agar dapat
dalam keluarga berperan sebagai ibu, istri dan bahkan anak. Semua peran tersebut
menuntut adanya tugas tugas sesuai dengan perannya yang mana peran tersebut
5
merupakan suatu keistimewaan mereka. Selain berperan penting dalam keluarga,
perempuan juga memiliki pola reproduksi yaitu haid yang tentunya dialami pada
setiap bulannya. Tentunya hal tersebut dapat memberikan dampak pada pekerjaan
Oleh sebab itu, peran perempuan memberikan dampak, baik dalam keluarga
diberikan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ditentukan atau tidak.
kesehatan tenaga kerja, program pengujian lingkungan kerja serta pelatihan tenaga
kerja yang berbasis kompetensi. Inovasi – inovasi ini dianggap berhasil pada
Tahun 2019 bagi Provinsi Sulawesi Utara yaitu penghargaan Jaminan Sosial
pusat dalam rangka jaminan sosial bagi tenaga kerja di Sulawesi Utara yang
Sulawesi Utara sebagai pioner bagi daerah lain yang melakukan perlindungan
6
jaminan sosial ketenagakerjaan bagi pekerja sosial keagamaan dimana menjadi
menjadi lebih baik serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebagai visi dan
misi untuk mencapai tujuan esuai dengan sasaran yang telah ditargetkan. Namun
dalam penerapannya terdapat kendala yang sering dihadapi baik oleh organisasi
itu sendiri maupun dari individu sebagai anggota organisasi. Penolakan terhadap
minimnya rasa memiliki atau menjadi bagian dari suatu organisasi dalam suatu
suatu instansi/perusahaan.
7
Perubahan budaya organisasi memberikan perubahan perilaku pegawai dalam
para pegawai sebagai bentuk tuntutan serta dijadikan sebagai kepribadian dan
penelitian kedalam sebuah tesis dengan judul “Budaya Organisasi Pada Kalangan
Sulawesi Utara”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Utara.
D. Manfaat Penelitian
8
1. Secara teoritis, yaitu bermanfaat bagi keilmuan pengelolaan sumberdaya
pembangunan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
dan sebagai acuan untuk menghindari kesamaan dengan penelitian yang sedang
dilakukan. Oleh sebab itu, tinjauan pustaka ini mencantumkan beberapa hasil
10
2 Irawati I, Pengaruh Metode yang digunakan adalah
2009 Internalisasi metode kuantitatif menggunakan
Budaya Organisasi analisis jalur dan menggunakan teori
Terhadap Kinerja Koter dan Hessker (1992) dan
Juru Penilik JalanSwanson (1994). Hasil penelitian
(Baanschouer) di menunjukkan bahwa kinerja suatu
PT Kereta Api organisasi tidak hanya bergantung
Daerah Operasi 2 kepada kejelasan informasi,
Bandung kecukupan imbalan dan skema
organisasi tetapi juga ditentukan
oleh sistem nilai dan budaya yang
dibawa individu dalam organisasi
tetapi juga ditentukan oleh sistem
nilai dan budaya yang dibawa dalam
organisasi yang bersangkutan.
Persamaan : Kedua penelitian membahas tentang budaya orgaisasi.
Perbedaan : Metode penelitian yang digunakan dimana Irawati menggunakan
metode kuantitatif sedang penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta
penelitian Irawati menggunakan teori Kotter, Hessket dan Swanson sedangkan
penelitian ini menggunakan teori Etikariena & Muluk.
3 Permana J, Transformasi Menemukan bahwa budaya kerja
2009 Budaya Kerja mind-sets pegawai yang optimistik
Pegawai untuk orientasi mutu, adanya
Pemerintah (Studi wacana perubahan struktur
Interpretatif organisasi yang tinggi,
mengenai Strategi profesionalitas yang minimal,
Komunikasi motivasi kerja bukan sekedar
Organisasi Untuk melaksanakan perintah tetapi
Meningkatkan kesadaran mencari nafkah dan
Budaya Kerja berniat beribadah serta masih
Pegawai Pada ditemukannya budaya yang kurang
kantor Dinas kondusif seperti nilai yang terlalu
Pendidikan di Kotaformalistik, birokratik-hirarkhis,
Cimahi) kepatuhan semu dan orientasi pada
prestise.
Persamaan : Membahas tentang budaya organisasi
Perbedaan : Johar Permana mengkaji budaya dengan pendekatan komunikasi
sedangkan penelitian ini akan mengkaji faktor internal yang mendukung budaya
organisasi dan faktor eskternal yang mempengaruhi budaya organisasi dengan
11
pendekatan perilaku kerja inovatif.
4 Utami RP, Budaya Organisasi Penelitian ini bertujuan untuk
2013 mandapatkan gambaran mengenai
Rumah Sakit
budaya organisasi dalam Rumah
Universitas
Sakit Universitas Airlangga yang
Airlangga dapat mendukung efektivitas di
masa mendatang. Penelitian ini
dilatar belakangi oleh adanya
kebutuhan baik internal maupun
ekternal bagi suatu perusahaan untuk
mampu bersaing dan memiliki
kinerja yang baik. Metode
penggalian data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
wawancara untuk memperoleh
gambaran nilai-nilai apa saja yang
dapat dikembangkan dalam budaya
organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
Persamaan : Fokus budaya organisasi
Perbedaan : Penelitian terdahulu dilatar belakangi oleh keinginan yang kuat
untuk membangun budaya organisasi lewat perilaku inovatif sedangkan
penelitian sekarang dilatarbelakangi oleh peran perempuan dalam budaya
organisasi.
5 Rahmenda T, Budaya Organisasi Menggunakan metode kualitatif.
2014 PT. Tujuan penelitian ini untuk
Telekomunikasi mengeksplorasi nilai-nilai yang
Indonesia, Tbk
terkandung dalam rumusan budaya
organisasi dari kepemimpinan
sebelumnya yang masih melekat
serta nilai-nilai yang masih relevan
dengan kondisi lingkungan
perusahaan saat ini. Analisis data
yang digunakan adalah model
analisis teknik konvensional dimana
hasilnya adalah terdapat beberapa
nilai yang tidak berubah yakni
kekeluargaan yang tinggi dan
budaya inovasi.
Persamaan : Kedua penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif.
12
Perbedaan : Penelitian terdahulu mengkaji budaya organisasi dengan tujuan
untuk mengeksplorasi nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan budaya
organisasi dari kepemimpinan sebelumnya sedangkan penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji faktor internal yang mendukung budaya organisasi dan faktor
eskternal yang mempengaruhi budaya organisasi dengan pendekatan perilaku
kerja inovatif
menunjukkan bahwa budaya organisasi memang penting bagi organisasi dan akan
selalu menarik untuk diteliti sebagai upaya pengembangan serta penguatan nilai-
meningkatnya dinamika iklim dalam organisasi. Oleh sebab itu konsep budaya
merupakan bagian dari disiplin ilmu tropology dan sosiologi sesuai dengan makna
begitu luas sehingga dapat dilihat dari beragam sudut pandang. Keberadaan budaya
di dalam organisasi atau disebut dengan budaya organisasi tidak bisa dilihat oleh
mata, tapi bisa dirasakan. Budaya organisasi itu bisa dirasakan keberadaannya melalui
memberikan pola, cara-cara berfikir, merasa menanggapi dan menuntun para anggota
dalam organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi dapat membuat efektif atau
sebuah organisasi, maka diperlukan adanya dukungan dan partisipasi dari semua
13
anggota yang ada dalam lingkup organisasi tersebut. Para karyawan membentuk
orientasi tim, karakteristik tersebut terdapat dalam sebuah organisasi atau perusahaan
(dalam Wibowo, 2010) menjelaskan juga bahwa budaya organisasi menjadi suatu
filosofi yang mendasari kebijakan organisasi antara lain aturan main untuk
bergaul dan perasaan atau iklim yang dibawa oleh persiapan fisik organisasi.
Budaya organisasi merupakan suatu kajian yang pada saat ini dirasakan
dan bertindak bagi semua anggota dalam organisasi (Tan, 2002). Nilai organisasi
yang diyakini oleh seluruh anggota organisasi yang di pelajari, diterapkan serta
Memahami budaya suatu organisasi tidaklah mudah, sebab nilai - nilai yang
dianut dalam organisasi tidak langsung dapat diamati. Seperti yang dikemukakan
oleh Greenberg dan Baron, (2003) budaya organisasi sebagai kerangka kerja
kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-nilai, norma perilaku dan harapan yang
14
diterima bersama oleh anggota organisasi. Pendapat senada disampaikan oleh Tan
(2002) bahwa budaya organisasi adalah cara orang berperilaku dalam organisasi
dan ini merupakan satu set norma yang terdiri dari keyakinan, sikap, nilai-nilai
inti, dan pola perilaku bersama dalam organisasi. Organisasi sebagai organisme
pada dasarnya memiliki kepribadian yang oleh Robbins (1999), disebut sebagai
program, seperti yang dikemukakan oleh Ndraha (2005) bahwa setiap program
memerlukan budaya organisasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa akar setiap budaya
organisasi adalah serangkaian karakteristik inti yang dihargai secara kolektif oleh
anggota organisasi.
(belief) dari suatu organisasi, sementara iklim organisasi mengacu pada persepsi
keyakinan itu (Owens, 1991). Creemers dan Reynolds (1993) menyatakan bahwa
menekankan budaya organisasi sebagai kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai,
norma perilaku, dan ekspektasi yang dimiliki oleh anggota organisasi. Budaya
keseluruhan norma, nilai, keyakinan, dan asumsi yang dimiiki oleh anggota di
dalam organisasi.
15
Keberadaan budaya di dalam organisasi atau disebut dengan budaya
organisasi tidak bisa dilihat oleh mata, tapi bisa dirasakan. Budaya organisasi itu
merasa menanggapi dan menuntun para anggota dalam organisasi. Oleh karena
itu, budaya organisasi akan berpengaruh juga terhadap efektif atau tidaknya suatu
organisasi.
Greenberg dan Baron (2003:523) tentang cara-cara yang dapat ditempuh dalam
1. Simbol, yaitu suatu objek yang dapat mengatakan lebih banyak daripada
apa yang terlihat oleh mata. Merupakan objek material yang memberikan
16
4. Jargon, bahasa khusus yang mendefinisikan budaya. Bahkan tanpa
organisasi.
kepada bagian yang lainnya, meskipun sangat penting, namun terkadang bisa
17
suatu organisasi dapat dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji lapisan
hari, bahasa tulis, produk seni dan perilaku anggota organisasi. Anggota
Artefak dapat diobservasi secara mudah namun sulit memahami apa yang
dengan pola paling dalam dari budaya organisasi. Orang luar yang ingin
pengetahuan).
18
mengahadapi masalah atau tugas baru maka solusinya adalah nilai-nilai
yang ada. Values atau nilai-nilai budaya organisasi sebagai lapisan atau
praktek keorganisasian.
3. Asumsi dasar yaitu keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota
cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Asumsi dasar ini merupakan
bagian budaya yang paling utama. Asumsi dasar menjadi jaminan (taken
for granted) bahwa seseorang menemukan variasi kecil dalam unit budaya.
sesuatu. Dalam hal ini yang masuk asumsi dasar adalah hubungan dengan
manusia.
umum yang dipegang oleh anggota organisasi, suatu sistem tentang keberartian
organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma
yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
19
Dari beberapa definisi tentang budaya organisasi yang telah dijelaskan
diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa organisasi adalah suatu wadah yang
(2009:15) yaitu: pola asumsi dasar bersama, nilai dan cara untuk melihat, berfikir
dan merasakan, dan artefak. Terlepas dari adanya perbedaan seberapa banyak
elemen budaya organisasi dari setiap ahli, secara umum elemen budaya organisasi
terdiri dari dua elemen pokok, yaitu elemen yang bersifat idealistik dan elemen
a. Elemen Idealistik
Elemen idealistik umumnya tidak tertulis, bagi organisasi yang masih kecil
melekat pada diri pemilik dalam bentuk doktrin, falsafah hidup, atau nilai -
bentuk pernyataan visi atau misi organisasi, tujuannya tidak lain agar
Mangkungara (2009), elemen idealistik tidak hanya terdiri dari nilai - nilai
organisasi tetapi masih ada komponen yang lebih esensial yakni asumsi
20
dasar yang bersifat diterima apa adanya dan dilakukan diluar kesadaran,
b. Elemen Behavioural
dalam bentuk perilaku sehari - sehari para anggotanya, logo atau jargon,
dipahami oleh orang luar organisasi dan bentuk - bentuk lain seperti desain
dan arsitektur instansi. Bagi orang luar organisasi, elemen ini sering
kadang - kadang tidak sama dengan interpretasi orang - orang yang terlibat
budaya organisasi
21
Greenberg dan Baron (1995) mengemukakan empat ciri budaya organisasi,
profesionalnya
yaitu struktur dan perintah, dukungan bagi interaksi sosial, dukungan bagi
kegiatan-kegiatan intelektual atau belajar, dan komitmen yang kuat terhadap misi
dan visi organisasi. Schein (1996) merumuskan budaya sebagai susunan makna
bersama, asumsi implisit yang diterima apa adanya yang dipegang oleh suatu
22
Mercer (dalam Dessler, 1996) merumuskan budaya organisasi sebagai suatu
dan pola tindakan tertentu. Menurut Goldstein (1997) budaya organisasi adalah
totalitas pola perilaku dan karakteristik pemikiran dari karyawan suatu organisasi,
kepemimpinan (Egan, 1994). Salah satu elemen budaya organisasi adalah kinerja
1996).
dianggap perlu diajarkan kepada para anggota baru sebagai cara yang benar dalam
organisasi mengacu pada pandangan hidup dalam suatu organisasi (Hatch, 1997).
suatu organisasi, Ouchi dan Price (1978) menggunakan istilah filsafat organisasi
yang sama dengan budaya organisasi. Griffin dan Ebert (dalam Nimran 1997)
Dari semua definisi di atas, satu yang dikenal secara umum dapat ditetapkan
bahwa budaya berkaitan dengan makna bersama, nilai, sikap, dan keyakinan
(Nicholson, 1997). Dapat dikatakan bahwa jantung dari suatu organisasi adalah
sikap, keyakinan, kebiasaan, dan harapan dari seluruh individu anggota organisasi
mulai dari pucuk pimpinan sampai ke front lines (Jsechter et al. 1998), sehingga
23
tidak ada aktivitas manajemen yang dapat melepaskan diri dari budaya (Hofstede,
1984).
dititikberatkan pada nilai dan keyakinan sebagai bentuk penyesuaian diri yang
menjadi lebih baik dengan koordinai dari budaya organisasi yang tersedia.
upacara simbolik.
menonjolkan tentang perubahan kerja yang dilakukan sesuai dengan visi dan misi
24
4. Karakteristik Budaya Organisasi
merupakan sistem nilai yang dikembangkan dan berlaku dalam suatu organisasi,
yang menjadikan ciri khas sebagai sebuah organisasi. Sebagai sarana untuk
organisasi ini menjadikan organisasi berfokus kepada hasil bukan hanya pada
proses, lalu sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil pada
individu di dalam organisasi itu. Budaya organisasi ini juga mengenai sejauh
mana karyawan mencermati pekerjaan lebih presisi dan memfokuskan pada hal -
hal yang rinci. Dikutip dalam jurnal Enno Aldea Amanda, Satrijo Budiwibowo,
dan Nik Amah (2017). Menurut Robbins dan Judge (2012:512) memberikan tujuh
25
5) Berorientasi Kepada Manusia (People Orientation), yaitu sejauh mana
a. Artifak (Artifact)
(Surface). Tingkatan atau level ini merupakan dimensi yang dapat dilihat,
berpakaian.
Tingkat kedua budaya organisasi yang tidak tampak (Invisible) yaitu nilai
nilai yang diekspresikan oleh atasan dan rekan-rekan kerja seperti. Tingkat
atau level budaya ini dapat terlihat setiap penentuan tujuan organisasi, dan
26
cara-cara penyelesaian sehubung dengan permasalahan internal dan
keyakinan (Beliefs), yang terdiri dari berbagai asumsi dasar. Asumsi dasar
apa yang mereka alami, apa yang mereka pikirkan dan apa yang mereka
rasakan.
organisasi.
karyawan.
27
Sedangkan menurut Panbundu (2012:14) budaya organisasi sebuah
membuat karyawan lebih dekat karena persamaan visi, misi, dan tujuan
sosial didalam lingkungan kerja yang positif dan kondusif, dari konflik
28
g. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai sarana atau cara untuk
positioning.
oleh pimpinan organisasi, dan pemimpin yang masih berorientasi pada masa lalu.
menjelaskan tentang peran yang dapat menunjukkan perbedaan secara jelas antar
menunjukkan sistem sosial yang stabil serta mampu membentuk cara pikir serta
29
a. Inisiatif individu, yang menunjukkan tingkat tanggungjawab, kebebasan
Budaya organisasi tidak terlepas dari suatu perilaku kerja inovatif dan
motivasi kerja sebagai bentuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan dijadikan
secara individu yang melakukan perubahan cara kerja dengan mengadopsi suatu
prosedur, praktek serta teknik kerja yang baru sebagai suatu inovasi dalam
Organisasi juga harus menyadari bahwa iklim yang mendukung aktifitas individu
30
dapat mendorong untuk berinovasi. Ada 3 (tiga) fase dalam melakukan proses
menghasilkan ide untuk memperbaiki produk, proses dan layanan yang ada dan
orang untuk mengumpulkan ide-ide yang telah ada dan melakukan evaluasi
tersebut.
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal tersebut merupakan bagian dari
perilaku dan motivasi kerja. Individu yang memiliki motivasi kerja tentunya akan
pekerjaan. Perilaku inovatif dan motivasi kerja menurut Etikariena dan Muluk
a. Faktor Internal
1. Tipe Kepribadian. Menurut Janssen, Van den Ven dan West, orang
yang memiliki tipe kepribadian adalah orang yang mampu dan berani
b. Faktor Eksternal
31
1. Kepemimpinan, banyak bawahan yang kurang menjaga hubungannya
inovatif pada karyawan. (Scott & Bruce, dalam Ratnasari Deasi, 2013).
suatu perilaku inovatif, bukan hanya itu dukungan dari orang dalam
Budaya organisasi tidak muncul begitu saja, akan tetapi bila sudah muncul
maka budaya tersebut sukar untuk dipadamkan, artinya akan melekat dalam
sebelumnya dan tingkat keberhasilan yang diperoleh dengan usaha keras tersebut.
32
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa budaya organisasi menyangkut masalah nilai
yang dipahami dan dianut bersama dalam suatu organisasi. Nilai-nilai tersebut
nilai, aturan-aturan kerja yang dipahami dan disepakati bersama, serta mampu
nilai-nilai tersebut menjadi sebuah perilaku panutan bersama, yaitu yang disebut
misi dan tujuan tersebut mereka membuat suatu aturan-aturan yang ditujukan
aturan dan perilaku tersebut akhirnya menjadi suatu nilai yang dianut bersama
secara kuat dan mengikat setiap individu yang ada di dalam organisasi. Nilai-nilai
yang dibentuk dan dikehendaki oleh pendiri tersebut biasanya diikuti oleh para
belakang budaya masyarakat yang berbeda). Dalam interaksi para individu akan
yang dibawa dari budaya masyarakat darimana mereka berasal. Apabila budaya
pengalaman yang serupa seperti adanya sumber daya manusia yang memperkuat
33
budaya organisasi tersebut seperti mempertahankan suatu budaya seperti praktik
proses sosialisasi di mana para pegawai baru menyesuaikan diri pada nilai
arah visi dan misi organisasi tersebut. Maka dalam hal ini sangat diperlukan
sarana atau media untuk menyampaikan kepada kesuksesan tersebut. Sarana yang
dimaksud adalah adanya cerita, ritual, simbol-simbol material, dan bahasa seperti
34
10. Cara Karyawan Mempelajari Budaya Organisasi
kantor, dan atribut fisik lainnya yang dapat diamati merupakan unsur
1) Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
suatu usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan harus ada di semua
35
dilakukan dengan obsesi, konsistensi, dan kepedulian, tetapi sejuta hal-hal kecil
tersebut tidak berarti apa-apa jika tidak ada kepercayaan, visi, dan keyakinan
mencapai sasaran yang telah ditetapkan (Hemphil dan Coons yang dikutip
b. Teori-Teori Kepemimpinan
efek personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi kelompok yang sangat
36
Bahwa pemimpin (yang berhasil) memiliki sifat-sifat tertentu. Ralph
yaitu:
a) Karakteristik fisik
c) Inteligensia
d) Kepribadian
f) Karakteristik sosial
2) Teori perilaku
Dalam aspek ini ada dua dimensi yang menonjol pada persepsi seorang
struktur tugas yang harus dilaksanakan oleh anak buah. Di sini gaya yang
kepemimpinan yang sangat klasik yang masih tetap mendapat perhatian baik oleh
para pakar dan tokoh organisasi yang seyogyanya dimiliki setiap pemimpin. Ciri-
c) Keterampilan mendidik
37
d) Rasa tepat waktu
e) Keteladanan
g) Fleksibilitas
h) Ketegasan
Menurut teori atau model ini bahwa kinerja kelompok yang efektif
tergantung pada perpaduan yang memadai antara gaya interaksi pemimpin dengan
ank buah dan derajat sejauh mana sittuasi memberi kendali dan pengaruh kepada
pemimpin itu (Robbins dan Coulter, 2004). Menurut model ini ada tiga unsur
dalam situasi kerja yang akan membantu menentukan gaya kepemimpinan mana
b) Struktur tugas
5) Teori alur-tujuan
Menurut Robbins dan Coulter (2004) teori ini dikembangkan oleh Robert
unsur-unsur kunci dari teori pengharapan tentang motivasi. Menurut teori ini
bahwa tungkah laku seorang pemimpin itu dapat diterima bawahan sejauh mereka
38
masa depan. Artinya, perilaku seorang pemimpin itu memotivasi sejauh bahwa
kelakuan itu:
efektif.
anak buah.
Teori ini oleh Robbins dan Coulter (2004) dikatakan bahwa kepemimpinan
itu sekedar sebuah keterangan yang dibuat orang mengenai individu-individu lain.
Dengan memakai kerangka kerja atribusi, para peneliti telah menemukan bahwa
agresif, penuh pengertian, dan rajin. Pemimpin yang efektif itu menurut teori
tekun, dan teguh hati. Tiga ciri yang mewarnai pemimpin tipe ini adalah rasa
keyakinan yang sangat tinggi, dominan (mendominasi), dan keyakinan yang kuat
akan pendapatnya.
39
7) Teori kepemimpinan karismatik
Teori ini merupakan perluasan dari teori atribusi. Teori ini oleh J.A. Conger
dan R.N. Kanungo yang dikutip oleh Robbins dan Coulter (2004) di mana
perilaku tertentu. Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ada kaitan
R.N. Kanungo yang dikutip oleh Robbins dan Coulter (2004) antara lain:
yang kuat akan visi, perilaku yang lain dari yang biasa, penampilan sebagai agen,
dipercaya, dan emnarik tentang masa depan sebuah organisasi atau unti organisasi
dikatakan oleh Sashkin mempunyai tiga sifat yang berkaitan dengan efektivitas
dalam peran-peran visioner mereka, yaitu kemampuan untuk menjelaskan visi itu
kepada orang lain, kemampuan untuk mengungkapkan visi itu bukan hanya secara
40
c. Peran Pemimpin
berikut:
b) Pemberi arah
c) Agen perubahan
d) Pembicara
e) Pembina
d) Menciptakan inspirasi
e) Menciptakan keadilan
f) Sebagai katalisator
h) Menyelesaikan konflik
2. Perilaku
a. Kepribadian
1) Pengertian Kepribadian
berinteraksi dengan orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang
41
2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang ada tiga, yaitu:
lingkungannya
ditentukan oleh bawaan lahir, lingkungan yang relatif stabil, dan dapat
b. Sikap
1) Pengertian Sikap
tentang objek, orang, atau peritiwa. Sumber sikap ada tiga, yaitu orang tua, guru,
demikian sebalinya.
42
a. Akademi
yang khusus. Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti,
b. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana
perusahaan memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri
dalam sistem organisasi. Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan
c. Tim Bisbol
juga berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga
menawarkan insentif finansial yang sangat besar dan kebebasan besar bagi
d. Benteng
dikategorikan dalam salah satu dari empat kategori karena merek memiliki
suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada dalam masa peralihan.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
yang berasal dari suatu masalah sosial. Secara umum penelitian kualitatif
tingkah laku atau fenomena, masalah sosial dan lain-lain. Penelitian ini
bulan yang diawali dengan observasi yang dimulai dari bulan Mei 2021 sampai
C. Fokus Penelitian
dan Kiser (1993) yang dititikberatkan pada nilai dan keyakinan yang saling
44
2. Pencapaian tujuan, pelaksanaan visi dan misi organisasi sebagai pemandu
untuk merubah hal – hal yang berhubungan dengan instansi dalam hal ini
D. Informan Penelitian
yang dapat memberikan informasi yang ingin diperoleh oleh peneliti dimana
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari informan
dan hasil temuan yang diperoleh pada saat proses pelaksanaan penelitian.
45
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data
sebagai penunjang data primer yang berasal dari buku, jurnal, artikel, laporan
1. Observasi
berstruktur.
dilakukan terhadap suatu proses atau obyek yang bertujuan untuk merasakan dan
pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui serta untuk memperoleh informasi
2. Wawancara
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab yang dapat dibangun makna dalam
46
Penelitian ini, peneliti mewawancarai infoman yang berada di lingkungan
3. Dokumentasi
dengan pengecekan kebenaran data atau informasi yang diperoleh peneliti untuk
G. Analisis Data
dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang selanjutnya diuraikan dan
adalah bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai butki
dan dianalisis. Menurut Miles dan Huberman (1992) terdapat 3 alur kegiatan
1. Reduksi Data
Reduksi data berlangsung secra terus menerus selama proyek yang berorientasi
47
data/transformasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan
akhir lengkap tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara
diverifikasi.
2. Penyajian Data
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang
meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang
guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang
sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah
terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh
3. Menarik Kesimpulan
Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian
48
intersubjektif atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu
49
BAB IV
A. Hasil Penelitian
penempatan tenaga kerja juga perlindungan tenaga kerja pada wilayah provinsi
bidang tenaga kerja dan transmigrasi pada daerah wilayah kerjanya. Untuk fungsi
yaitu :
50
2) Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan pelayanan penempatan dan
kerja;
ketransmigrasian adalah:
industrial (HI);
51
2) Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga
(PKB);
upah;
52
Bagan 1. Struktur Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara
2. Deskripsi Data Penelitian
a. Informan Penelitian
Informan penelitian ini terdiri dari 10 informan yang dibagi 2 jenis yaitu
informan yang berasal dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Utara dan informan yang berasal dari perusahaan dan tenaga kerja.
53
Informan penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti sendiri,
dimana informan yang berasal dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Utara termasuk sebagai pelaksana visi misi sebagai suatu budaya
dimana lingkungan internal menciptakan milliu kultural dan sosial dalam rangka
(latar belakang sejarah, ideologi, nilai dan norma,pola kepemimpinan, iptek dan
berinteraksi dan berinterelasi dengan lingkungan secara erat, sehingga gejolak dan
boleh dan tidak boleh dilakukan, persepsi tentang benar-salah, wajar dan tidak
wajar, yang pantas dan tidak pantas. Kedua, budaya organisasi menumbuhkan rasa
54
memiliki organisasi pada anggotanya, ketiga, dengan rasa memiliki tadi para
stabilitas sosial dalam organisasi, jadi budaya organisasi menjadi pengikat dan
sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang menjadi acuan bagaimana para
pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita – cita organisasi.
Hal ini biasanya dinyatakan sebagai visi, misi dan tujuan organisasi. Budaya
55
organisasi dikembangkan dari kumpulan norma – norma, nilai, keyakinan,
harapan asumsi, dan filsafat dari orang - orang di dalamnya.Oleh karena itu tidak
berorientasi pada peningkatan kinerja, antara lain melalui diklat, evaluasi kinerja
pembelajaran.
sehingga perlu memiliki akar budaya yang kuat dalam sistem dan kegiatan
organisasinya.
56
Utara yaitu teori yang disampaikan oleh Kiser. Menurut Kiser, terdapat tiga
adalah:
a) Perubahan
nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggota
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu Kepala Bidang UPTD di
57
mengeksekusi pekerjaan yang diberikan dalam hal ini mencapai visi dan
misi yang telah ditentukan atau tidak. Seluruh pegawai, tanpa terkecuali
pegawai perempuan, harus menerima dan menjalankan perubahan –
bubahan yang terjadi dalam lingkup pekerjaan. Baik dari sumberdaya
manusia maupun dari sumberdaya finansial. Intinya, perubahan apapun
yang terjadi, pegawai harus cekatan dalam menyesuaikan diri agar dapat
mencapai tujuan dan saaran dari visi dan misi yang telah ditentukan”.
Hal menarik diperoleh dari hasil wawancvara dengan salah satu pegawai
Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara dapat disikapi dengan baik. Proses
58
perubahan yang terjadi dalam lingkungan pekerjaan di instansi di Disnakertans
b) Pencapaian tujuan.
Budaya organisasi berkenaan dengan nilai – nilai yang dianut oleh suatu
dalam mewujudkan visi dan misi dalam suatu organisasi. Budaya organisasi
berfungsi sebagai perekat, pemersatu, identitas, citra, brand, yang berbeda dengan
organisasi lainyang dapat dipelajari dan diwariskan kepada geerasi berikutnya dan
dapat dijadikan acuan perilkau manusia dalam organisasi yang berorientasi pada
budaya organisasi dianggap sebagai salah satu strategi dalam meraih tujuan serta
kekuasaan. Proses pencapaian tujuan dalam budaya organisai tidak terlepas dari
budaya kerja dibentuk oleh sistem, prosedur dan struktur organisasi. Ketiganya
harus selaras dan sejalan dengan nilai-nilai yang dipegang, indiviu yang ada
dalam organisasi. Oleh sebab itu, budaya kerja harus dirubah untuk mencapai
yang paling atas yaitu top manajemen. Model peran positif yang
perubahan.
59
perubahan sistem imbalan untuk mendorong penerimaan serangkaian nilai
baru.
Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara yang dilakukan pada tanggal 07 Juni 2021
mengatakan bahwa :
“Visi misi menjadi panduan dan arahan bagi seluruh pegawai yang
ada tanpa terkecuali meskipun pegawai perempuan dikarenakan visi dan
misi memiliki ciri khas sebagai karakteristik budaya organisasi. Dalam
mencapai tujuan tentunya harus ada pedoman terlebih melalui budaya
organisasi dapat memunculkan inovasi – inovasi serta pengambilan risiko
sebagai suatu tindakan dalam melakukan inovasi dan mampu mengambil
risiko di dalam proses inovasi itu sendiri. Selanjutnya proses pencapaian
tujuan dalam budaya organisasi menjadi suatu perhatian yang lebih pada
berbagai hal secara detailnya artinya organisasi mengharapkan para
anggotanya untuk mampu bekerja lebih detail, analisis dan juga tepat
pada sasaran. Budaya organisasi juga merupakan orientasi dalam hal
manfaat yang artinya pihak manajemen harus memiliki orientasi atau
fokus pada hasil atau manfaatnya dan tidak hanya fokus pada proses
dalam memperoleh hasil yang diharapakan sebagai suatu pencapaian
tujuan”.
60
Sama halnya dengan hasil wawancara dengan petugas fungsional umum,
“Untuk mencapai tujuan budaya organisasi, visi dan misi dari suatu
organisasi harus jelas dan harus dapat dijalankan oleh para anggota.
Pemahaman akan budaya organisasi merupakan perencanaan strategis
sebagai fungsi kunci manajemen organisasi yang membantu menetapkan
prioritas, mengalokasikan sumber daya, dan memastikan bahwa setiap
orang bekerja untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama”.
Hasil wawancara dengan Kepala Dinas Disnakertrans Provinsi Sulawesi
dalam mencapai tujuan harus ditentukan terlebih dahulu visi dan misi suatu
budaya organisasi, pemimpin haruslah sesuai dengan visi dan misi yang
ditentukan yang berguna agar dapat visi misi organisasi dapat berjalan dengan
baik.
c) Koordinasi kegiatan
komunikasi yang bertujuan agar menjaga dan menyeimbangkan tim dengan cara
61
memperhatikan tugas dapat dilakukan secara harmonis. Koordinasi kegiatan yang
terhadap hasil, ataupun pencapaian tujuan yang kurang memuaskan. Hal itu dipicu
oleh cara bekerja para karyawan dalam organisasi, yang biasanya identik dengan
birokrasi yang berbelit-belit, kurang terbuka dengan orang lain, lamban bekerja,
kaku, serta kurang percaya pada kemampuan orang. Pada akhirnya sikap dan sifat
depan. Oleh karena itu apabila organisasi ingin berhasil maka perlu diadakan
perubahan cara kerja baru yang lebih baik, lebih efektif dan efisien, lebih
demokratis, dan lebih fleksibel dan meninggalkan cara kerja lama yang
pimpinan dan pegawai. Perubahan cara kerja lama kepada cara kerja baru dapat
dimulai dari mencari cara ataupun nilai-nilai baru, kemudian nilai-nilai tersebut
kesempurnaan dan akhirnya menjadi kebiasaan kerja baru. Kebiasaan baru inilah
62
panjang dann itu yang terpenting. Budaya oraganisasi sangat penting
dikarenakan mempunyai peran yang sangat penting dalam mengelola
instansi. Koordinasi yang baik akan memperkuat instansi dalam mencapai
visi dan misi yang telah ditentukan”.
Hasil wawancara dengan Kepala – Kepala Seksi yang berada di
bahwa:
63
Senada dengan hasil wawancara dengan pegawai fungsional yang
Budaya Organisasi pada kalangan pegawai perempuan di Dinas Tenaga Kerja Dan
organisasi.
“Nah itu tadi… Setiap hambatan yang terjadi, baik sudah maupun
akan terjadi, karena ada hambatan – hambatan yang memang kita sudah
tahu akan terjadi tetapi kita tidak bisa memprediksikan kapan. Misalnya
pergantian kepemimpinan. Baik dari saya sendiri misalnya, sebentar lagi
akan pensiun, tentu saja akan mengalami perubahan dala budaya
organisasi. Pengaruh itu bisa kecil bisa juga besar. Hal ini dapat juga
menyebabkan terjadinya krisis. Upaya yang harus dilakukan menurut
saya, kerjakan saja pekerjaan kita seperti biasa. Memang kemungkinan
terjadinya perubahan termasuk visi mii aau adanya peraturan gubernur
yang baru, atau apa, selama kita bekerja semua akan berjalan dengan
baik. Anggap saja hambaan merupakan tantangan”.
64
Sama halnya yang disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Industrial
dilakukan tentunya bertujuan agar kualitas budaya organisasi dalam hal ini baik
organisasi maupun anggota organisasi sebagai suatu sumber daya manusia akan
A. Pembahasan
Budaya tidak hanya berlaku pada kebudayaan dan adat istiadat seperti yang
kenyataannya, setiap organisasi juga memiliki budaya yang menjadi ciri khas
dimiliki, diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama. Budaya
terdiri dari serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep moralitas, kode
65
berbagai latar belakang bersatu dan bekerja sebagai unit kolektif untuk mencapai
tujuan bersama dan target tertentu. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah
adalah sistem kepercayaan dan sikap bersama yang berkembang dalam suatu
yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik
masyarakat satu dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak
atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya pasti terbentuk dalam
organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi kontribusi bagi
pikiran, karya dan hasil karya manusia, yang tidak berakar pada nalurinya, dan
karena itu hanya bisa dicetuskan manusia sesudah melalui suatu proses belajar.
Kebudayaan merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti
dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur prilaku anggota. Jadi budaya
mengandung apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh sehingga dapat dikatakan
66
organisasi atas dasar nilai dan keyakinan yang dianut bersama, sehingga menjadi
norma kerja kelompok, dan secara operasional disebut budaya kerja karena
Budaya organisasi pada hakikatnya, memiliki nilai yang baik bagi kemajuan
suatu organisasi. Budaya organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih
mendalam dan justru menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi
menjadi suatu tinjauan yang sangat menarik terlebih dalam kondisi kerja yang
tidak menentu. Makin kuat budaya sebuah organisasi, makin kurang pula
memberi pedoman pada perilaku karyawan. Pedoman tersebut akan dihayati oleh
masalah – masalah yang terjadi, dimulai dari cara kerja pegawai sampai dengan
permasalahan individu yang terbawa ditempat kerja. Cara kerja yang dimaksud
yaitu, masih banyak nampak pegawai – pegawai yang belum bekerja semaksimal
mungkin dengan kata lain, profesionalisme dalam bekerja masih banyak yang
seperti planning, organizing, actuating, dan controlling akan tetapi ada faktor lain
Faktor tersebut adalah budaya organisasi instansi atau lembaga tersebut. Budaya
67
sipil. Kesadaran pemimpin organisasi ataupun pegawai negeri sipil terhadap
tersebut yang merupakan daya dorong yang kuat untuk kemajuan organisasi
instansi/lembaga.
rasa tanggung jawab yang besar dalam diri pegawai negeri sipil sehingga mampu
mencapai tujuan yang lebih baik, dan pada gilirannya akan memotivasi seluruh
pegawai dan sebaliknya jika budaya organisasi yang dimiliki oleh instansi atau
kerja pegawai.
Oleh sebab itu, budaya organisasi yang dianalisis berdasarkan teori Kiser,
dimana budaya organisasi dipengaruhi oleh indikator – indikator yang terdiri dari
manusia.
a. Perubahan
Perubahan selalu terjadi, disadari atau tidak. Begitu pula halnya dengan
68
suatu organisasi tergantung pada sejauhmana orga-nisasi dapat menyesuaikan diri
teoretis, ada beberapa definisi dan konsep para ilmuan. Michel Beer (2012)
menyatakan berubah itu adalah memilih tindakan yang berbeda dari sebelumnya,
perbedaan itulah yang meng-hasilkan suatu perubahan. Jika pilihan hasilnya sama
dengan yang sebelumnya berarti akan memperkuat status quo yang ada.
tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari kondisi yang berlaku kini menuju ke
kondisi masa yang akan datang menurut yang di inginkan guna meningkatkan
bahwa tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan kondisi yang lebih
baik, sehingga perlu diupayakan agar perubahan tersebut diarahkan kearah yang
lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang sebelumnya. Pada dasarnya semua
organisasi dapat dilakukan pada struktur yang mencakup strategi dan sistem,
teknologi, penataan fisik dan sumber daya manusia. Sobirin (2005) menyatakan
69
ada dua faktor yang mendorong terjadinya perubahan, yaitu faktor ekstern seperti
faktor intern organisasi yang mencakup dua hal pokok yaitu : 1) perubahan
perangkat keras organisasi (hard system tools) atau yang biasa disebut dengan
yang terjadi. Setiap perubahan tidak bisa hanya memilih salah satu aspek
struktural atau cultural saja sebagai variabel yang harus diubah, tetapi kedua aspek
secara langsung, sementara peru-bahan kultural sering diabaikan karena hasil dari
70
Meski telah disadari bahwa budaya organisasi bersifat dinamik dan
komponen illusive yang menyatu dalam diri setiap orang pada dataran yang paling
ke-mauan para eksekutif dan pendapat yang mengatakan bahwa perubahan hanya
ada pandangan yang lebih moderat dalam mensikapi terjadinya perdebatan ini,
bagaimana, kapan dan dalam keadaan apa sebaiknya budaya organisasi dirubah.
71
menuju ke arah yang lebih baik daripada sebelumnya. Perubahan merupakan
bagian dari kehidupan manusia, dan dapat juga terjadi pada organisasi.
b. Pencapaian Tujuan
Dalam suatu organisasi tujuan merupakan hal utama dalam suatu organisasi.
berkumpul dan bekerjasama dalam mencapai sesuatu.dari situ sudah dapat kita
mengapa organisi itu ada.biasanya tidak berubah dari tahun ke tahun dan
mana usaha anda yang akan diarahkan dan sering berubah dari panjang
tujua,spesifik yang jelas laporan tugas terukur yang akan dicapi sebagai
72
banyak hasil yang positif karena orang akan mendukung dan bertanggung jawab
tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud organisasi. Misi adalah suatu
organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar yang membedakan organisasi
dalam hal produk dan pasar. Tujuan organisasi menjadi suatu suatu pernyataan
Dalam mencapai tujuan terdapat unsur penting yaitu hasil akhir yang
diarahkan. Tujuan dapat berupa tujuan umum / khusus , tujuan akhir / tujuan
antara. Tujuan Umum (tujuan strategic) secara operasioanal tidak dapat berfungsi
Fungsi dari pencapaian tujuan yaitu menjadi pedoman bagi kegiatan, melalui
arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus
dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi
73
berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam
keefektivan organisasi. Secara keseluruhan organisasi dengan visi dan misi yang
pencapaian kinerja organisasional dalam hal ini pencapaian terhadap visi dan misi
kebudayaan tersebut dapat menjadi kekuatan positif dan negatif dalam mencapai
organisasi banyak para ahli telah meyakini keeratan hubungan antara budaya
ini untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan melalui visi dan misi,
74
memiliki komitmen organisasi, komitmen tersebut yaitu menjalankan visi dan
misi dimana masing – masing anggota memiliki rasa sebagai anggota organisasi.
efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan.
Efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan
sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sedangkan orang yang bertanggung jawab
disebut manajer.
c. Koordinasi Kegiatan
karena jika suatu organisasi atau unit di dalam suatu organisasi hanya berdiri
banyak komunitas dan jaringan yang diciptakan, akan semakin terbuka luas
kekurangan informasi. Selain itu, sadar melakukan koordinasi dan kolaborasi ini
masalah di tengah tengah kegiatan organisasi. Peluang ini juga bisa berimplikasi
aktivitas dan usaha. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa fungsi
75
manajemen lainnya membutuhkan koordinasi. Secara singkat, fungsi koordinasi
valid dalam merumuskan rencana kedepan. Begitu pula dengan fungsi manajemen
lainnya. Sifat mengikat dari fungsi koordinasi membuat fungsi lainnya tidak dapat
yang lainnya. Inti dari fungsi koordinasi adalah komunikasi. manajemen dan
tujuan organisasi.
koordinasi memiliki peran yang vital dalam memadukan seluruh sumber daya
maka semakin kompleks juga proses koordinasi yang harus dilakukan. Bahkan,
dilakukan dalam ruang lingkup satu negara tetapi juga lintas negara sebagaimana
2011). Dapat dibayangkan, betapa sulitnya proses manajemen sumber daya yang
sumber daya yang tersebar tersebut tidak dapat dikelola secara efektif dan efisien.
76
publik, sumber daya yang digunakan tidak sedikit. Untuk menunjang proses
sosial dan budaya maka sumber daya baik keuangan negara maupun sumber daya
manusia tidak sedikit. Bahkan, sebagian sumber daya finansial tersebut sebagian
mungkin dipenuhi melalui hutang luar negeri. Dalam kondisi tersebut, apabila
sumber daya tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien maka akan terjadi
adukkan dengan kata koperasi yang sebenarnya memiliki arti berbeda. Sekalipun
melaukukan kerja sama. Oleh karena itu, kerja sama merupakan suatu syarat yang
teratur usaha kelompok. Oleh karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan
dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang
Hal ini merupakan inti dari koordinasi. Kesatuan usaha berarti harus mengatur
77
keserasian dalam mencapai hasil dan tujuan koordinasi adalah tujuan bersama,
kesatuan dari usaha meminta suatu pengertian kepada semua individu, agar ikut
secara luas mempunyai beberapa fungsi penting yang pervariasi menurut waktu
Maka sangat relevan jika kita mengaitkan eksistensi organisasi dengan keberadaan
komunikasi organisasi yang pada hakikatnya memang suatu organisasi itu akan
Jika dilihat dari fungsinya, jelas komunikasi organisasi juga berfungsi untuk
Maka yang harus diperhatikan dalam suatu organisasi itu adalah sebuah
koordinasi, dimana dengan adanya suatu organisasi dari pimpinan akan membuat
jalan organisasi itu terarah serta tepat pada sasaran dari organisasi itu sendiri.
karena memang pada hakikatnya suatu organisasi itu akan tetap terakui
karena hal tersebut membuktikan bahwa organisasi itu masih hidup. Organisasi
dalam bentuk apapun esensinya terdiri dari sumber daya, proses manajemen dan
78
dimanfaatkan dalam proses manajemen secara terintegrasi dalam pencapaian
tujuan organisasi. Proses integrasi sumber daya maupun proses manajemen untuk
dan manajemen maka semakin kompleks juga proses koordinasi yang harus
koordinasi tidak hanya dilakukan dalam ruang lingkup satu negara tetapi juga
koordinasi. Tanpa koordinasi maka sumber daya yang tersebar tersebut tidak
2011). Dalam organisasi publik, sumber daya yang digunakan tidak sedikit. Untuk
politik, ekonomi, sosial dan budaya maka sumber daya baik keuangan negara
maupun sumber daya manusia tidak sedikit. Bahkan, sebagian sumber daya
finansial tersebut sebagian mungkin dipenuhi melalui hutang luar negeri. Dalam
kondisi tersebut, apabila sumber daya tidak dimanfaatkan secara efektif dan
dianggap sebagai barang mahal. Koordinasi mudah diucapkan tetapi sulit untuk
79
dilaksanakan. Banyak sekali instansi yang memiliki kegiatan sejenis namun tidak
terkoordinasi dengan baik. Masalah ini juga terjadi dalam hubungan antar unit
dalam organisasi. Beberapa unit dalam satu organisasi memiliki kegiatan serupa
tanpa bisa dikendalikan oleh pimpinan. Kondisi ini dapat semakin parah apabila
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan manajemen. Dengan kata lain,
bersama. Tanpa adanya koordinasi, semua pihak dalam organisasi dan manajemen
akan bergerak sesuai dengan kepentingannya namun terlepas dari peran aktor
lainnya dalam organisasi dan peran masing-masing aktor tersebut belum tentu
dikatakan berjalan sesuai dengan visi dan misi yang merupakan suatu budaya
organisasi. Hal tersebut ditunjukkan melalui peran perempuan sebagai ibu, istri
dan bahkan sebagai anak dalam lingkup keluarga, tidak menjadi halangan dalam
menjalankan peran sebagai perempuan yang bekerja di kantor dengan suatu visi
80
yang dipengaruhi dari luar yang mencakup faktor-faktor yang tidak dapat
dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan
a. Pergantian kepemimpinan
lebih mampu dalam menanggapi krisis itu. Yang pasti disini adalah
eksekutif kepala dari organisasi itu tetapi itu juga mungkin perlu
Disnakertans.
81
c. Krisis dalam Organisasi
Makin luas suatu budaya dianut dan makin tinggi kesepakatan di kalangan
upaya agar dapat mewujudkannya. Upaya upaya tersebut dapat dilakukan dengan
cara:
ketimbang pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil
tersebut.
82
f. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai dan
organisasi dapat menjadi sumber kelemahan apabila keyakinan dan sistem nilai
yang dianut tidak seirama dengan tuntutan strategi organisasi. Untuk hal tersebut
aspek dimaksud adalah; pertama,kerjasama yang didasari niat, itikad baik dan
untuk mencapai tujuan berdasar rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan
yang kelima : komitmen, makin besar rasa memiliki organisasi pada anggota
keberhasilan organisasi.
Budaya menjadi beban apabila nilai-nilai bersama tidak cocok dengan nilai
yang akan meningkatkan keefektifan organisasi dan ini mungkin terjadi bila
83
lingkungan organisasi itu dinamis. Bila lingkungan berubah dengan cepat budaya
organisasi yang telah berakar mungkin tidak tepat lagi, jadi konsistensi perilaku
stabil, namun konsistensi dapat menjadi beban dan membuat kesulitan dalam
apabila budaya tersebut secara efektif menyingkirkan kekuatan unik yang dibawa
budaya yang lemah. Bagaimana menjaga budaya agar tetap hidup, dapat melalui
yang sesuai dengan perubahan budaya organisasi. Ada tiga kekuatan yang
yakni; cerita, ritual, lambang/symbol kebendaan. dan bahasa. Satu kenyataan yang
menarik adalah bahwa isi dan kekuatan budaya mempengaruhi iklim etis
organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Dalam hal ini budaya organisasi
yang paling mungkin membentuk standar etis tinggi adalah budaya yang tinggi
dalam mentolerir resiko, dan rendah atau sedang dalam keagresifan serta berfokus
84
pada sarana dan hasil. Untuk itu manajemen dapat melakukan tindakan sebagai
memiliki budaya organisasi yang kuat akan mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap sikap dan perilaku para anggotanya. Oleh karena itu kinerja organisasi
kegagalan dalam bersaing dan gagal mewujudkan visi dan misinya, bahkan dapat
mematikan organisasi.
85
BAB V
A. Kesimpulan
dengan baik sesuai dengan visi misi yang telah ditentukan. Budaya organisasi
a) Perubahan
b) Pencapaian Tujuan
c) Koordinasi Kegiatan
Koordinasi
86
Provinsi Sulawesi Utara yaitu pergantian kepemimpinan, adanya organisasi lain
membuat inovasi – inovasi serta berani mengambil risiko yang ada. Selain dari
pada itu, wargaorganisasi harus lebih detail atau lebih rinci dalam berbagai hal
serta berorientasi pada hasil yang telah ditentukan dengan menjalankan sesuai
dengan visi dan misi yang ditetapkan. Selain dari pada itu harus juga berorientasi
pada orang sebagai eksekutor dalam mencapai visi dan misi yang ditetapkan.
B. Saran
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provnsi Sulawesi Utara, peneliti memberi
1. Koordinasi antar pegawai yang sudah terbangun dengan baik hendaknya selalu
dan tujuan organisasi pada segenap karyawan dan sebaliknya pemimpin harus
konsisten, yakni suatu sikap terpadu antara tindakan dengan komitmen yang
telah disepakati.
87
3. Untuk mewujudkan sebuah budaya organisasi yang kuat dan dinamis,
komunikasi adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh setiap
pemimpin jika dia ingin sukses dalam aktivitasnya sebagai pemimpin, karena
tidak mungkin sebuah organisasi akan berjalan dengan baik jika tidak ada
88
DAFTAR PUSTAKA
Cremers B and Raynold. 1993. School effectiveness and school improvement, the
Netherland swets and zetlinger.
Cremers B and Raynold. 2002. School effectiveness and school improvement, the
Netherland swets and zetlinger.
89
Irawati, I. 2009. Pengaruh Internalisasi Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Juru Penilik Jalan (Baanschouer) di PT. Kereta Api Daerah Operasi II
Bandung. Tesis.
Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP
Moelyono. 2004. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Nimran, Umar. 1997. Perilaku Organisasi. Edisi Revisi. Surabaya: Citra Media.
Pratiknjo, M.H. 2012. Wanita Minahasa; Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri.
Marin CRC- Lab Jur Antropologi Unsrat.
90
Robbins. 2011. Organizationl Behavior. Fouteenth Edition. Pearson education.
New Jersey 07458.77-89.
Tan, V. S. L.. 2002. Changing Your Corporate Culture. Singapore: Times Books.
91
PEDOMAN WAWANCARA
BUDAYA ORGANISASI PADA KALANGAN PEGAWAI PEREMPUAN
DI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DAERAH
PROVINSI SULAWESI UTARA
Indikator Perubahan
1. Bagaimana menurut anda tentang budaya kerja perempuan yang
berada di Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara saat ini?
2. Apa yang dilakukan oleh pegawai khususnya perempuan dalam
memajukan Disnakertrans Prov Sulawesi Utara?
3. Perubahan apa saja yang terjadi di Disnakertrans Prov Sulawesi Utara
dilihat dari pengaruh budaya organisasi?
4. Apa saja yang menjadi hambatan dalam perubahan?
Indikator Pencapaian Tujuan
1. Bagaimana peran pegawai perempuan di Disnakertrans dalam
menjalankan visi dan misi instansi sebagai budaya organisasi?
2. Langkah apa saja yang diambil untuk untuk mempertahan budaya
organisasi?
3. Apa saja yang menjadi program instansi yang merupakan bagian dari
indikator budaya organisasi?
Indikator Koordinasi Kegiatan
1. Bagaimana sistem koordinaso yang dilakukan dalam menjalankan
tupoksi masing-masing?
2. Secara keseluruhan, bagaimana harmonisasi kerja tim sebagai
implementasi budaya organisasi?
3. Apa saja yang menjadi tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan
budaya organisasi di Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara?
4. Adakah reward atau sejenisnya dalam rangka memperkuat budaya
organisasi antar pegawai terutama Pegawai perempuan?
Apa saja yang menjadi hambatan atau kendala pada saat menjalankan budaya
organisasi di Disnakertrans Prov Sulawesi Utara serta apa upaya yang
dilakukan?
92
DOKUMENTASI PENELITIAN
93
KaSie Pemeriksaan Pengaduan dan Pelaporan Tenaga Kerja
Ibu Selfia Poluan SH MH
94
Fungsional Pengawasan Ketenagakerjaan
Ibu Suryati Mursali SE
Fungsional Umum
Ibu Dina Chandra SE
Fungsional Umum
Ibu Gerty Pinaria SE
95
Pegawai Fungsional di Disnakertrans Prov. Sulawesi Utara
96