TESIS
Oleh
Pebri Sandy Kaunang
NIM. 19202101039
TESIS
Oleh
Pebri Sandy Kaunang
NIM. 19202101039
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Prof. Dr. Drs. William Areros, MSi Dr. Deysi Tampongangoy, S.Sos., M.Si
NIP. 195308311985031001 NIP. 198012102006042003
Pembimbing II
ii
Kaunang, Pebri Sandy. 2021. Implementasi Kebijakan Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Daerah Provinsi Tipe A Di Balai Pengawasan Tenaga
Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Daerah Provinsi
Sulawesi Utara. Dibimbing oleh Prof. Dr. Drs. William Areros, MSi dan Dr.
Deysi Tampongangoy, S.Sos., M.Si
RINGKASAN
iii
Kaunang, Pebri Sandy. 2021. Policy Implementation for the Establishment of a
Type A Provincial Technical Implementation Unit at the Class A Labor
Inspection Center at the Regional Manpower and Transmigration Office of
North Sulawesi Province. Dibimbing oleh Prof. Dr. Drs. William Areros, MSi
dan Dr. Deysi Tampongangoy, S.Sos., M.Si
ABSTRACT
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Karya tulis ini (Tesis) adalah ASLI dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan merupakan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain kecuali arahan Tim Komisi Pembimbing
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, saya bersedia untuk menerima
sanksi akademik serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Sulawesi Utara pada tanggal 02 Februari 1975 yang merupakan anak keempat
dari empat bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak Heldi
Pertama di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Manado dan lulus pada tahun
1990. Tahun 1993 lulus dari SMA Eben Haezer Manado. Selanjutnya melanjutkan
lulus pada tahun 1998. Kemudian pada tahun 2019 melanjutkan pendidikan Strata
vi
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, segala puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, atas segala karunia, kasih kemurahan dan kesempatan yang diberikan
Utara” dapat terselesaikan sebagai tugas akhir dalam penyelesaian sudi strata dua
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat dan hati
yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih pada komisi pembimbing Prof.
Dr. Drs. William Areros, MSi sebagai ketua komisi pembimbing dan Dr. Deysi
setia dan tulus membimbing penulis dan memberikan masukan serta arahan yang
sangat berguna dalam penulisan tesis ini. Serta kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik secara moral, material dan fasilitas kepada penulis.
Pada kesempatan ini pula dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat, MSc, DEA sebagai Rektor Universitas Sam
Ratulangi Manado.
2. Prof. Dr. Ir. Markus T. Lasut, MSc sebagai Direktur dan Panitia Penguji
vii
3. Ir. Arthur G. Pinaria, MP., PhD selaku Wakil Direktur I Bidang Akademik
Ratulangi.
4. Dr. Ir. Eng. Pingkan Peggy Egam, ST., MT selaku Wakil Direktur II
Sam Ratulangi.
6. Dr. Dra. Maria H. Pratiknjo, MA dan Dr. Dra. Femmy Tulusan, M.Si dan
penelitian.
9. Istri dan anak tercinta yang selalu mendukung dan memberi motivasi serta
10. Pimpinan dan pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
viii
11. Rekan - rekan mahasiswa, secara khusus angkatan tahun 2019 program
12. Civitas Akademika Universitas Sam Ratulangi dan semua pihak yang telah
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan
dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun dari segala pihak untuk penyempurnaan tesis ini kedepan. Akhir kata
penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Program Studi
ix
DAFTAR ISI
x
C. Fokus Penelitian ......................................................................................... 46
D. Informan Penelitian .................................................................................... 46
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 47
F. Sumber Data............................................................................................... 49
G. Teknik Analisis Data.................................................................................. 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 52
1. Deskripsi Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara ................................ 52
2. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 59
B. Pembahasan................................................................................................ 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................ 71
B. Saran .......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA72
Lampiran – Lampiran
Pedoman Wawancara
Dokumentasi kegiatan
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Undang –Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 1 yang menyatakan bahwa “Negara
Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”. Hal ini menunjukkan
berbagai kebijakan publik dengan catatan sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang ada dan diputuskan oleh pemerintah pusat. Terbitnya suatu
merupakan hakikat dari suatu kebijakan. Pencapaian hakikat kebijakan dilihat dari
1
kebijakan atau sebaliknya menolak atau tidak mendukung kebijakan yang dibuat.
Perwujudan dari suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dapat berupa
Salah satu kebijakan yang diambil oleh pemerintah berada pada bidang
rangka meningkatkan perlindngan tenaga kerja dan keluarganya dan lebih jauh
lagi melindungi hak-hak dasar pekerja dimulai dari kesejahteraan sampai dengan
diri tenaga kerja guna mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan
kerja yang bersifat menyeluruh pada semua sektor. Hal ini merupakan salah satu
2
dengan memperhatikan akibatnya terhadap kemajuan negara terlebih dalam
dari indikasi – indikasi pergeseran nilai atau aturan yang dapat dilanggar oleh para
menjaga serta membantu permasalahan tenaga kerja yang dilakukan secara efektif
dan efisien sehingga langkah-langkah antisipatif dari pihak yang berkaitan dengan
ditempat kerja. Peran utamanya adalah untuk meyakinkan mitra sosial atas
edukasi dan jika diperlukan penegakan hukum. Dalam dunia kerja, pengawasan
3
pembangunan budaya pencegahan yang mencakup banyak aspek yang secara
dengan kondisi kerja secara umum, keselamatan dan kesehatan kerja serta isu –
perjanjian kerja yang telah disepakati oleh semua pihak. Penyempurnaan sistem
pengawasan dirasa menjadi lebih tidak optimal dan dibatasi ruang lingkupnya
merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam penegakan atau penerapan
tersebut diperlukan untuk menjaga kelangsungan usaha dan ketenagan kerja yang
kerja.
4
Dalam rangka menunjang proses pengawasan ketenagakerjaan di tingkat
65 Tahun 2017 tentang pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pada
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Tipe A. UPTD bertugas
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Tipe A Provinsi sulawesi
Utara terdiri dari Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A dan Balai Pelatihan
dan kewajiban tenaga kerja. Tetapi pelaksanaan tersebut saat ini masih jauh dari
harapan atau dengan kata lain terjadi kesenjangan antara ketentuan normatif
dengan jumlah perusahaan yang harus diawasi, selain itu petugas pengawas tetap
segi kualitas, para petugas pengawas dalam melaksanakan tugas sebagai penyidik
masih terbatas, hal ini dapat dilihat dari jumlah pengawas yang memiliki gap
5
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, penulis tertarik untuk melakukan
Teknis Daerah Provinsi Tipe A Di Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A Dinas
B. Rumusan Masalah
Tenaga Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi
Sulawesi Utara?
C. Tujuan Penelitian
Kelas A Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
D. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Teoritis
2) Manfaat Praktis
6
Implementasi menjadi suatu langkah untuk memecahkan permasalahan yang
Melalui kajian implementasi ini, diharapkan, masyarakat dalam hal ini tenaga
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
tesis yang membantu peneliti untuk menentukan penyusunan penelitian bagi dari
Dalam penelitian, peneliti belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi
dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh
peneliti sebelumnya.
8
penelitian menunjukkan bahwa
kebijakan tentang ketenagakerjaan
di Kabupaten Sumedang bekerja
dengan baik dimana kebijakan yang
dibuat mengatur penyerapan tenaga
kerja lokal, pelatihan kerja berbasis
kompetensi, masyarakat dan
kewirausahaan, pelayanan
penempatan kerja serta pengurangan
tingkat pengangguran.
Persamaan : Kedua penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Perbedaan: Penelitian terdahulu menggunakan teori Stone sedangkan
penelitian ini menggunakan teori Grindle. Penelitian terdahulu difokuskan pada
dampak terhadap kebijakan ketenagakerjaan sedangkan penelitian saat ini lebih
difokuskan pada implementasi kebijakan tentang pembentukan UPTD Balai
Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
3 Syariyah, Implementasi Metode penelitian menggunakan
Nur, Kebijakan deskriptif kualitatif dengan
Meigawati. Ketenagakerjaan
2020 menggunakan teori George Edward
Tentang Bursa
Kerja di Dinas III. Hasil penelitian menunjukkan
Tenaga Kerja Kota bahwa implementasi kebijakan
Sukabumi
berjalan denganbaik jika dilihat dari
sisi disposisi dan struktur birokrasi.
Namun dari sisi komunikasi dan
SDM sudah dilaksanakan tetapi
belum optimal.
Persamaan: Kedua penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Perbedaan: Penelitian terdahulu menggunakan teori George Edward III
sedangkan penelitian ini menggunakan teori Grindle. Selanjutnya penelitian
terdahulu difokuskan pada bursa tenaga kerja sedangkan pada penelitian saat ini
difokuskan pada implementasi kebijakan tentang pembentukan UPTD Balai
Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
9
4 Adinda, Implementasi Metode penelitian menggunakan
Suherman.
Kebijakan metode deskriptif kualitatif yang
2018
Ketenagakerjaan menggunakan teori kebijakan
(Studi Kasus Charles Jhones yang meliputi
Tentang Proses organisasi, interpretasi (penafsiran)
Mediasi dan aplikasi (penerapan). Hasil
Perselisihan penelitian menunjukkan bahwa
Hubungan Industri implementasi kebijakan belum
Di Kabupaten dilaksanakan secara optimal.
Bandung Barat)
Persamaan: Kedua penelitian ini menggunakan metode kualitatif
Perbedaan: Penelitian terdahulu menggunakan teori Charles Jhones sedangkan
penelitian ini menggunakan teori Grindle.
pada pernyataan yang dikemukakan oleh seorang ahli studi kebijakan Bardach
(1991) yaitu “adalah cukup untuk membuat sebuah program dan kebijakan umum
yang kelihatannya bagus di atas kertas. Lebih sulit lagi merumuskannya dalam
kata-kata dan slogan - slogan yang kedengarannya mengenakan bagi telinga para
pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya. Dan lebih sulit lagi untuk
10
mengapa program pemerintah tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Pelaksanaan
kebijakan adalah sesuatu yang penting karena kebijakan akan sekedar impian atau
rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.
mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu
implementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu dimulai dari program, ke
melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut
Kepres, Inpres, Kepmen, Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Dinas, dll,
11
Van Meter dan Van Horn (dalam Budi Winarno, 2012) mendefinisikan
kebijakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai
mengatakan bahwa:
aktor sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan
kebijakan, yaitu:
12
a. Teori George C. Edward
implementasi.
13
yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan
yang penting meliputi, staff yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik
2011) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy)
dalam isi kebijakan, jenis manfaat yang diterima oleh target group, sejauhmana
perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan, apakah letak sebuah program
rinci, dan apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai.
14
kebijakan dan konteks implementasinya. Ide dasarnya adalah bahwa setelah
yang diperlukan.
15
kebijakan/undang-undang (ability of statute to structure implementation) dan
Menurut Meter dan Horn (dalam Subarsono, 2011) ada lima variabel yang
ia harus menyadari bahwa suatu keputusan telah dibuat dan suatu perintah
16
tersebut tidak akan memudahkan para pelaksana kebijakan menjalankan
65 Tahun 2017.
a. Isu Kebijakan
2) Informasi
17
berkaitan untuk dapat memainkan perannya dengan baik. Informasi ini
3) Dukungan
kebijakan tersebut.
4) Pembagian Potensi
jelas.
tindakan atau perbuatan manusia sebagai anggota masyarakat harus sesuai dengan
apa yang diinginkan oleh pemerintah atau negara, sehingga apabila perilaku atau
perbuatan mereka tidak sesuai dengan keinginan pemerintah atau negara, maka
18
C. Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut
sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat. Indonesia, Badan Pusat Statistik pada tahun sekitar 1970-an
menentukan batas usia kerja bila seseorang berumur 10 tahun atau lebih.
dirubah menjadi 15 tahun atau lebih, ini dilaksanakan karena dianjurkan oleh
ekonomis dan bukan. Angkatan kerja termasuk golongan aktif secara ekonomis.
Golongan ini terdiri dari penduduk yang menawarkan tenaga kerjanya dan
(unemployed).
kerja yang siap pakai sebagai hasil kerjasama dengan lembaga-lembaga latihan
yang ada (Manulang, 2005). Hal tersebut berarti bahwa departemen/dinas tenaga
19
untuk memberikan pelayanan dan mempersiapkan tenaga kerja memasuki dunia kerja
tetapi tidak menyebutkan secara detail pelayanan apa saja yang diberikan dan
sekelompok orang dalam suatu peristiwa tersebut merupakan tingkah laku yang
pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah
bahwa seseorang menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta
Apabila konsep tersebut dikaitkan dengan fungsi pemerintah, maka definisi peran
lembaga pemerintah daerah, dalam hal ini adalah Dinas Tenaga Kerja,
menyebutkan bahwa :
20
a Keselamatan dan kesehatan kerja;
c Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.”
Menurut Darwan Prints, yang dimaksud dengan hak di sini adalah sesuatu
yang harus diberikan kepada seseorang sebagai akibat dari kedudukan atau status
dari seseorang, sedangkan kewajiban adalah suatu prestasi baik berupa benda atau
jasa yang harus dilakukan oleh seseorang karena kedudukan atau statusnya
1) Hak mendapat upah atau gaji (Pasal 1602 KUH Perdata, Pasal 88 sampai
2) Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan (Pasal 4
3) Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan kemampuannya
2003.
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama (Pasal 3
21
7) Hak atas istirahat tahunan, tiap-tiap kali setelah ia mempunyai masa kerja
Tahun 2003)
8) Hak atas upah penuh selama istirahat tahunan (Pasal 88-98) Undang-
9) Hak atas suatu pembayaran tahunan, bila pada saat diputuskan hubungan
berhak atas istirahat tahunan yang terakhir, yaitu dalam hal bila hubungna
diberikan oleh buruh, atau oleh buruh karena alesanalesan mendesak yang
2003)
Tahun 2004)
Dari sudut tenaga kerja, mempunyai hak serta kewajiban dalam pelaksanaan
22
1) Meminta kepada pimpinan atau pengurus perusahaan tersebut agar
kerja dan menjamin pelaksanaan Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
tekanan dari pihak yang kuat kepada pihak yang lemah. Untuk itu pengusaha
Ada tiga pihak yang ikut berperan serta dalam penegakan hukum
itu pemerintah perlu memberikan perlindungan bagi para pekerja yang juga
23
merupakan salah satu tujuan dari pembangunan ketenagakerjaan. Dengan adanya
Dasar 1945.
khususnya.
berikut:
24
2) Memberikan penerangan teknis dan nasihat kepada pengusaha dan tenaga
secara efektif.
Undang-Undang Ketenagakerjaan.
tenaga kerja dilakukan oleh unit kerja tersendiri pada instansi yang bertanggung
kesehatan kerja;
25
3) Perumusan pedoman, standar, norma, kriteria, prosedur, dan evaluasi di
lain.
26
c. Tindakan refresif yustisial. Tindakan tersebut dijadikan sebagai
berlaku (KUHP).
ada, seperti LKS Bipartit di setiap perusahaan. Dalam hal ini peranan
yang meliputi :
2) Pengawas Ketenagakerjaan;
27
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana
Pengawasan Ketenagakerjaan.
ketenagakerjaan harus mampu baik secara taktis dan teknis yuridis tentang :
perundang-undangan ketenagakerjaan.
28
permasalahan ketenagakerjaan yang mereka hadapi atau terjadi di
perusahaan.
29
5) Pengawas ketenagakerjaan pada setiap saat akan diminta untuk meberikan
mengurangi isinya.
tergantung dari hasil pekerjaan yang baik dan teliti dari pengawas
30
saran-saran dengan atasannya dalam rangka peningkatan peran dan fungsi
pengawasan ketenagakerjaan.
sebagai Pembina yang utama dalam hal pelaksanaan tugas dan fungsinya.
masyarakat.
11) Setiap pengawas ketenagakerjaan harus memiliki buku pedoman ini dan
ketenagakerjaan.
13) Jika pengawas ketenagakerjaan bermaksud untuk tidak masuk kerja, maka
31
14) Pengawas ketenagakerjaan diharuskan mentahui ketentuan-ketentuan cuti
yang berlaku baginya dan harus mentaatinya. Selama dalam cuti semacam
dikuasakan lain dan harus selalu menjaga nama baik pemerintah dengan
ketenagakerjaan.
pemborosan.
18) Semua surat keterangan dan perlengkapan resmi yang dimiliki seorang
32
21) Pengawas ketenagakerjaan harus memelihara laporan pemeriksaan setiap
ketenagakerjaan di perusahaan.
Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam jabatan fungsional Pengawasan
33
tentang Pernyataan Berlakunya Undang-Undang Pengawasan Perburuhan Nomor
dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 91.
34
b) Memberikan informasi tentang masalah-masalah teknis kepada
pemerintah pusat.
meningkatkan:
pekerja/buruh.
status hubungan kerja dan syarat tugasnya diatur sedemikian rupa sehingga
independen.
ketenagakerjaan harus:
mestinya.
35
9) Jumlah dan spesialisasi Pengawas Ketenagakerjaan harus mencukupi
pekerjaan
tugas mereka
12) Negara anggota ILO yang mengesahkan Konvensi ini wajib memberikan
Kesehatan Kerja (K3) sehingga proses hubungan industrial dapat berjalan dengan
kerja bagi pekerja/buruh belum dapat dikatakan cukup hanya dengan penetapan
36
dipatuhi maka perlu eksistensi dan peran aktif dari petugas pengawas
ketenagakerjaan.
aparatur berasal dari kata aparat yakni alat, badan, instansi, pegawai negeri
sedangkan aparatur disamakan artinya dengan aparat tersebut di atas, yakni dapat
diartikan sebagai alat negara, aparat pemerintah. Aparatur pemerintah adalah alat
pekerjaan atau dapat disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga
yang bersangkutan.
37
5) Harus melakukan koordinasi dengan serikat pekerja/buruh.
tersebut.
3) Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
38
5) Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak
Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) sub b dan c Peraturan Menteri Tenaga Kerja
39
dalam waktu 2x24 jam untuk disampaikan kepada pengusaha atau
RI.
pengurus, dan atau tenaga kerja atau SP/SB tanpa dihadiri oleh pihak
ketiga;
40
4) Menyelidiki keadaan ketenagakerjaan yang belum jelas dan atau tidak
kerja;
pengurus, dan atau tenaga kerja atau SP/SB tanpa dihadiri oleh pihak
ketiga;
7) Memanggil pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja atau serikat pekerja;
41
9) Meminta bantuan Polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau tempat
umum adalah :
tempat kerja.
undangan ketenagakerjaan
kewajibannya.
Ketenagakerjaan.
undangan ketenagakerjaan
42
3) Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang perlu dirahasiakan
kewajibannya.
E. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai hal yang
mendasar menjadi pondasi bagi setiap pemikir atau suatu bentuk proses dari
daerah dalam hal ini pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengeluarkan Peraturan
43
tersebut tentunya menjadi tantangan tersendiri dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja
Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang akan digunakan oleh peneliti yaitu 2 (dua) bulan.
B. Desain Penelitian
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah
(Moleong, 2007).
Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
45
Daerah Provinsi Sulawesi Utara serta hambatan – hambatan yang muncul pada
pelaksanaannya.
C. Fokus Penelitian
65 Tahun 2017 tentang pembentukan unit pelaksana teknis daerah provinsi tipe A
di Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
tediri dari:
1. Variabel isi kebijakan; tujuan yang ingin dicapai serta tugas pokok dan
D. Informan Penelitian
46
data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin
Informan dalam penelitian ini berasal dari dari wawancara langsung yang disebut
sebagai narasumber.
suatu data yang benar-benar real atau nyata dengan mewawancarai para informan
yang dianggap mengetahui atau menguasai suatu keahlian atau pekerjaan tertentu
(1 orang)
4) Pengawas (2 orang)
1) Perusahaan (3 orang)
47
E. Teknik Pengumpulan Data
bertujuan untuk menunjang data atau informasi yang dibutuhkan peneliti. Adapun
1. Observasi
lapangan. Peneliti berada ditempat itu, untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid
dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode pengumpulan data
yaitu peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan objek, tetapi peneliti
tidak aktif dan ikut serta secara langsung. Observasi dilakukan untuk mengamati
suatu fenomena yang ada dan terjadi. Observasi yang dilakukan diharapkan dapat
2. Wawancara (interview)
pertanyaan itu (Lexy J. Meleong, 2010: 186). Ciri utama wawancara adalah
kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi dan sumber
48
Melalui wawancara inilah peneliti menggali data, informasi, dan kerangka
3. Dokumentasi
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data
F. Sumber Data
a. Data primer
sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer berupa opini subjek
(informan) secara individual atau kelompok dan hasil observasi terhadap suatu
benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Dalam hal ini data
primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dari informan di UPTD
pada Balai Pengawasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
b. Data Sekunder
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
49
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder pada penelitian
ini yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti dari dokumen-dokumen yang
ada pada Balai Pengawasan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Utara.
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang
empat tahap, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan:
dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan
refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang
dilihat, didengar, dirasakan dan dialami sendiri oleh penelitian tanpa adanya
catatan refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar tafsiran peneliti
tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana pengumpulan data
50
2. Reduksi data (data reduction)
mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi, membuat ringkasan atau uraian
yang tidak penting dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan. Data yang berasal
dari hasil wawancara dengan subyek penelitian dan dokumentasi yang didapat
akan diseleksi oleh peneliti. Kumpulan data akan dipilih dan dikategorikan
sebagai data yang relevan dan data yang mentah. Data yang mentah dipilih
kembali dan data yang relevan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka sajian data dapat diwujudkan
dalam bentuk matrik, grafis, jaringan atau bagan sebagai wadah panduan
informasi tentang apa yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.
yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali
sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut dilakukan
51
agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A di Dinas Tenaga Kerja dan
Provinsi Sulawesi Utara yang apabila dihitung jarak dari Universitas Sam
Ratulangi + 5.1 Km yang dapat ditempuh dalam waktu + 18 Menit Untuk lebih
Teknis Daerah (UPTD) pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah
53
UPTD dipimpin oleh seorang kepala berkedudukan dibawah dan
terdiri dari :
tugas;
1) Kepala UPTD;
3) Seksi-Seksi; dan
c. Sub Bagian dan Seksi-Seksi dipimpin oleh seorang Kepala yang berada
54
1) UPTD Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A mempunyai tugas
2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UPTD Balai
tugas;
dan
Masing – masing pimpinan dan anggota dalam UPT memiliki tugas masing
– masing, yaitu
55
g Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
hiperkes;
uptd;
tugas;
56
b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pengaduan tenaga kerja dan wajib
lapor ketenagakerjaan;
ketenagakerjaan;
ketenagakerjaan di perusahaan;
ketenagakerjaan;
pengaduan ketenagakerjaan;
57
b. Menyusun rencana kerja pemeriksaan dan pengujian lingkungan hidup;
fisika ditempat kerja terdiri dari : iklim kerja, kebisingan, getaran mesin,
radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro, radiasi ultra ungu (ultra
violet), penerangan/pencahayaan;
kantin di perusahaan;
meliputi : gisi kerja (output dan input kalori), hb darah, kapasitas paru
lingkungan kerja;
58
k. Melaksanakan pemeriksaan terhadap perusahaan jasa tenaga kerja dan
a. Informan Penelitian
Informan penelitian ini terdiri dari 10 informan yang dibagi 2 jenis yaitu
informan yang berasal dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Sulawesi Utara dan informan yang berasal dari perusahaan dan tenaga kerja.
dimana informan yang berasal dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
59
informan yang berasal dari perusahaan dan tenaga kerja merupakan pelaku
kebijakan.
Dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data yang diperoleh dari hasil
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Tipe A Provinsi Sulawesi
yang ingin dicapai oleh instansi dimasa yang akan datang. Tujuan yang ditetapkan
mengacu pada pernyataan visi dan misi serta didassarkan pada isu-isu dan analisis
strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi
harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimassa mendatang
Juni 2021 dengan informan ibu ET sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
60
sistem pengawasan terganggu terlebih jumlah pengawas memang masih
kurang dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang banyak, secara
otomatis beban petugas pengawas menjadi lebih banyak”.
wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021 dengan informan SP
Selanjutnya hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
Adapun hasil wawancara yang diperoleh pada hari Selasa, 15 Juni 2021
Dan hasil wawancara yang diperoleh pada hari Selasa, 15 Juni 2021 dengan
61
“Dengan memberikan informasi tentang peraturan gubernur tentang
tugas dan fungsi pengawasan yang dilakukan dalam bidang pengawasan
dengan pembentukan UPTD termasuk balai pengawasan tenaga kerja kelas
A setidaknya membantu para tenaga kerja tentang regulasi yang baru dan
tentunya membantu dinas sendiri dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Peraturan Gubernur
Nomor 65 Tahun 2017 dapat direalisasikan dengan baik. Hanya ada beberapa
lebih luas, jumlah pengawas yang kurang tidak sebanding dengan jumlah
bertambah.
Menurut hasil wawancara yang diperoleh pada hari Kamis, 14 Juni 2021
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada hari Kamis, 14 Juni 2021
62
bahwa kebanyakan tenaga kerja belum mengetahui regulasi pelayanan
tenagaa kerja telah dipusatkan ke Provinsi”.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
Selanjutnya hasil wawancara yang diperoleh pada hari Selasa, 15 Juni 2021
Sejalan dengan pendapat RP, hasil wawancara yang diperoleh pada hari
Sesuai dengan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok dan
sesuai dengan prosedur dan tata kerja yang telah ditentukan. Hal ini didukung oleh
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
63
ketenagakerjaan langsung ke perusahaan – perusahaan atau dengan tenaga
kerja yang membutuhkan apabila tidak bisa ditangani di dinas langsung
dan pengawasan akan lebih dipercayai lagi oleh pemerintah provinsi
terkait dengan pelayanan yang telah dilakukan dengan baik”.
hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021 dengan SP sebagai
Selanjutnya hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
Menurut hasil wawancara yang diperoleh pada hari Selasa, 14 Juni 2021
Hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021 dengan serta
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kerja sama dalam
64
ketenagakerjaan melalui pmbentukan UPTD terutama balai pengawasan tenaga
kerja kelas A.
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021 dengan informan SP
Disnakertrans :
Kemudian hasil wawancara yang diperoleh pada hari Selasa, 14 Juni 2021
65
“Mereka terlebih dahulu mendengarkan keluhan dan melayani sesuai
kebutuhan, pelayanan yang baik, belum bisa dikatakan baik karena masih
adanya kendala dalam pelayanan”.
Selanjutnya hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
UPTD di Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A berjalan dengan baik. Fungsi
Menurut hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
66
ketenagakerjaan yang di jelaskan pada saat sosialisasi, begitu masyarakat
dapat mendapatkanpelayanan yang baik”.
Adapun hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
Menurut hasil wawancara yang diperoleh pada hari Senin, 14 Juni 2021
Pemerintah akan tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat itu sendiri,
B. Pembahasan
1. Tujuan yang Ingin Dicapai Dalam Pelaksanaan Kebijakan
dengan baik di UPTD dalam hal ini balai pengawasan tenaga kerja kelas A. Hanya
ada beberapa kendala yang masih dihadapi seperti luas wilayah jangkauan yang
67
banyak, secara otomatis beban petugas pengawas menjadi lebih banyak. Abidin
(2006) mengemukakan bahwa tujuan ialah suatu kebijakan dibuat karena ada
tujuan yang ingin dicapai. Tanpa ada tujuan tidak perlu ada kebijakan, namun
demikian tidak semua kebijakan mempunyai uraian yang sama tentang tujuan.
Ketenagakerjaan
Sesuai Prosedur dan Tata Kerja Tugas pokok dan fungsi balai pengawasan
ketenagakerjaan telah sesuai dengan prosedur dan tata kerja yang telah ditentukan.
Hal ini didukung oleh peran serta pegawai pengawas. Dapat dilihat dari analisis di
atas bahwa pelayanan ketenagakerjaan yang baik diberikan oleh UPTD dalam hal
ini balai pengawasan adalah pelayanan yang sesuai dengan kinerja yang telah
hal ini adalah UPTD balai pengawasan untuk memelihara dan meningkatkan
68
pelayanan pengawasan tenaga kerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh
Undertanding).
mendorong semangat kerja para tenaga kerja, mengerahkan aktivitas para tenaga
sangat membantu dan mempermudah dalam sistem kerja dengan begitu dapat
69
Adanya partisipasi masyarakat dalam proses melaksanakan kebijakan
ketenagakerjaan bukan hanya tanggung jawab dari Pemerintah akan tetapi juga
ditarik kesimpulan partisipasi masyarakat dan kerja sama pihak balai pengawasan
ketenagakerjaan. Sumberdaya manusia dalam hal ini para petugas pengawas, rata
– rata memiliki latar pendidikan strata satu (S1) diantaranya Sarjana Ekonomi
Sosial yang memiliki kemampuan dalah hal sosial masyarakat dalam hal ini yang
menyangkut perusahaan, instansi dan kelompok tenaga kerja diman hal tersebut
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh uraian pembahasan serta dilengkapi dengan hasil
kesimpulan :
1. Isi kebijakan dalam dalam Pergub nomor 65 tahun 2017 memiliki tujuan yang
ingin dicapai yaitu mewujudkan tenaga kerja yang mandiri serta pelayanan
ketenagakerjaan yang berkualitas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi UPTD
para pegawai pengawas sebelumnya sudah diberikan pelatihan dan pada saat
B. Saran
71
Provinsi Sulawesi Utara, peneliti memberi masukan dalam hal ini beberpa saran
72
DAFTAR PUSTAKA
Darwan Prinst. 2010. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti.
Edward III, George C (edited). 1984. Public Policy Implementing, Jai Press Inc,
London-England.
Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Implementation in The Third World,
Princnton University Press, New Jersey.
Darwan Prints, 2010. Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Jakarta: Djambatan.
73
Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik (konsep. teori dan
aplikasi).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses dan Studi Kasus.
Yogyakarta : Media Pressindo.
74
PEDOMAN WAWANCARA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERATURAN GUBERNUR TENTANG
PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PROVINSI TIPE A
(Studi Kasus Di Balai Pengawasan Tenaga Kerja Kelas A Dinas Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara)
DATA INFORMAN
Nama Informan :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
3. Apa saja yang menjadi manfaat dari implementasi kebijakan Prgub Nomor
4. Apa saja manfaat yang dapat diperoleh pekerja/buruh serta pengusaha dan
75
5. Apa yang menjadi harapan dalam pelaksanaan implementasi kebijakan
6. Apakah Pergub ini sudah sesuai sebagai solusi dalam menangani proses
pengawasan ketenagakerjaan?
Tahun 2017?
Tahun 2017?
76
DOKUMENTASI KEGIATAN
77
Peneliti Bersama Pimpinan PT. J Resources Bolmong Raya (JRBM)
78