Anda di halaman 1dari 134

i

TESIS

PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI


MELALUI KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA
PADA KANTOR DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN

THE EFFECT OF COMPETENCE ON EMPLOYEE


PERFORMANCE THROUGH ORGANIZATIONAL
COMMITMENT AND WORK MOTIVATION AT THE OFFICE
OF MARINE AND FISHERIES IN SOUTH SULAWESI
PROVINCE

Disusun dan diajukan oleh

GUSWANDI
A012191041

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
ii

LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
MELALUI KOMITMEN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA PADA
KANTOR DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
PROVINSI SULAWESI SELATAN

Disusun dan diajukan oleh


GUSWANDI
A012191041

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 2022

Komisi Penasehat:

Ketua Anggota

Prof. Dr. Idayanti Nursyamsi, SE.,M.Si Prof. Dr. Sumardi, SE., M.Si.
NIP. 196906271994032002 NIP. 195605051985031002

Ketua Program Studi Magister Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin

Dr. H. Sobarsyah, SE.,M.Si., CIPM


NIP. 1968060219941002
iii

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi program S2 pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar. Banyak hambatan yang penulis
temukan dalam penulisan tesis ini. Namun, dengan kerja keras dan tekad
besar serta adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, tesis ini pada
akhirnya dapat terselesaikan. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati,
penulis haturkan terimakasih yang kepada:

1) Bapak Dr. H. Muh. Sobarsyah, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
Makassar,
2) Ibu Prof. Dr. Idayanti Nursyamsi, SE.,M.Si dan Bapak Prof. Dr. Sumardi,
SE., M.Si. selaku Komisi Penasihat yang telah banyak memberikan
masukan, bimbingan, dan arahannya,
3) Bapak Prof. Dr. Nurdin Brasit, SE., M.Si, Bapak Prof. Dr. H. Syamsu Alam,
S.E., M.Si, dan Bapak Prof. Dr. Maat Pono, SE., M.Si
4) Seluruh staf Jurusan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin tanpa terkecuali atas waktu dan tenaganya,
5) Kedua orangtua, ayahanda H. Andi Sumardi Sulaiman, S.Sos., M.Si dan
ibunda Hj. Nursidah, S.Tr., Keb, yang senantiasa memberi segala bentuk
dukungan dan sebagai penyemangat penulis untuk menyelesaikan
penelitian ini.
6) Bapak Andi Sudirman Sulaiman, ST sebagai Gubernur Sulawesi Selatan
atas izinnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang magister.
7) Bapak Dr. M. Ilyas, ST., M.Sc sebagai pimpinan Dinas Kelautan Dan
Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan serta Ir. Sulkaf S, Latief, M.M dan
sebagai pimpinan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Selatan periode 2017-2020 yang telah memberi izin dan dukungan untuk
penyelesaian studi ini.
iv

8) Rekan kerja dan staf honorer Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan yang senantiasa memberi semangat dari awal hingga
proses penyelesaian tugas akhir.
9) Teman-teman seangkatan program magister manajemen yang memberi
dukungan sejak awal studi hingga proses penyelesaian studi.
10) Pimpinan dan staf Kantor Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi
Sulawesi Selatan yang memberikan kesempatan dan dukungan secara
materil sehingga mampu menyelesaikan tugas belajar ini dengan baik.
11) Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Bila terdapat kekurangan dalam proses penyusunan tesis ini dari segi
materi, teknik penyelesaian, maupun penulisan, dengan segala kerendahan
hati, penulis mohonkan maaf. Akhir kata, semoga tesis ini dapat menjadi
khazanah baru di tengah luasnya bentangan ilmu pengetahuan.

Makassar, 2022

Peneliti
v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenar

benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Tesis ini

tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk

memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan sumber

kutipan serta daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam Naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tesis (MAGISTER MANAJEMEN) ini

dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 2022

Penulis,

Guswandi
vi

ABSTRAK

Kompetensi, komitmen organisasi, motivasi kerja, dan kinerja para


pegawai pada Kantor Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi
Selatan sangat penting diperhatikan dalam upaya mencapai tujuan dari
organisasi.
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk menganalisis pengaruh langsung
kompetensi terhadap komitmen organisasi, motivasi kerja dan kinerja pegawai
Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif
dengan pengumpulan data memakai kuisioner. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan pendekatan survei dan menyebar kuesioner untuk
menganalisis fakta dan data-data yang menunjang keterangan yang
diperlukan untuk mendukung pembahasan penelitian. Dalam penelitian ini,
diharapkan dapat diketahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja melalui
komitmen organisasi dan motivasi kerja, sehingga akan menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis dengan
menggunakan program SPSS dan SmartPLS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, kompetensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi, motivasi
kerja dan kinerja pegawai. Selanjutnya komitmen organisasi berpengaruh
tidak signifikan terhadap kinerja pegawai sedangkan motivasi kerja
berpengatuh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Adapun untuk
pengaruh tidak langsung menunjukkan bahwa komitmen organisasi
berpengaruh tidak signifikan ketika dijadikan variabel mediasi pengaruh
kompetensi terhadap kinerja sedangkan motivasi mampu menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan ketika dijadikan sebagai variabel mediasi.
Kesimpulan dari penelitian ini yakni ketika kompetensi seorang
pegawai senantiasa ditingkatkan maka akan berimplikasi terhadap terjaganya
komitmen organisasi, motivasi kerja dan kinerja dalam pegawai. Namun
dalam penelitian ini komitmen organisasi belum menunjukkan pengaruh pada
upaya peningkatan kinerja pegawai.

Kata Kunci: Kompetensi, Komitmen Organisasi, Motivasi Kerja, Kinerja


Pegawai
vii

ABSTRACT

Competence, organizational commitment, work motivation, and


performance of employees at the Office of the Marine and Fisheries Service of
South Sulawesi Province are very important to be considered in an effort to
achieve the goals of the organization.
The purpose of this study is to analyze the direct influence of
competence on organizational commitment, work motivation and employee
performance of the Department of Maritime Affairs and Fisheries of South
Sulawesi Province, either directly or indirectly.
The type of research used is a quantitative research method with data
collection using questionnaires. This research was conducted using a survey
approach and distributing questionnaires to analyze the facts and data that
support the information needed to support the research discussion. In this
study, it is expected to know the effect of competence on performance
through organizational commitment and work motivation, so that it will explain
the causal relationship between the variables through hypothesis testing using
SPSS and SmartPLS programs.
The results showed that partially, competence had a positive and
significant effect on organizational commitment, work motivation and
employee performance. Furthermore, organizational commitment has no
significant effect on employee performance, while work motivation has a
positive and significant impact on employee performance. As for the indirect
effect, it shows that organizational commitment has no significant effect when
used as a mediating variable, the effect of competence on performance, while
motivation is able to show a positive and significant effect when used as a
mediating variable.
The conclusion of this study is that when an employee's competence is
continuously improved, it will have implications for maintaining organizational
commitment, work motivation and performance in employees. However, in this
study organizational commitment has not shown an effect on efforts to
improve employee performance.

Keywords: Competence, Organizational Commitment, Work Motivation,


Employee Performance
viii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1. Hasil Penilaian Kinerja Pegawai...............................................5

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu..............................................................30

Tabel 4.1. Instrumen Skala Likert...........................................................49

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel..................................................52

Tabel 5.1. Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..................56

Tabel 5.2. Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..........56

Tabel 5.3. Kategori Responden Berdasarkan Masa Kerja......................57

Tabel 5.4 Tanggapan Responden Tentang Kompetensi.........................58

Tabel 5.5 Tanggapan Responden Tentang Komitmen Organisasi..........59

Tabel 5.6 Tanggapan Responden Tentang Motivasi Kerja.....................60

Tabel 5.7 Tanggapan Responden Tentang Kinerja Pegawai..................62

Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)...........................63

Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (Z1)............64

Tabel 5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (Z2)......................65

Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Z2)..................65

Tabel 5.12 Hasil Uji Reabilitas................................................................66

Tabel 5.13 Koefisien Pengaruh Langsung..............................................68

Tabel 5.14 Koefisien Pengaruh Tidak Langsung.....................................69

Tabel 5.15. Hasil Uji hipotesis.................................................................70


ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual.........................................................42
Gambar 4.1. Analisis Jalur......................................................................50
Gambar 5.1. Struktur Organisasi............................................................55
Gambar 5.2. Analisis Bootstrapping SmartPLS (2022)...........................68
x

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1. Redaksi Kuisioner......................................................................92


Lampiran 2. Uji Validitas Dan Reabilitas X1...................................................96
Lampiran 3. Uji Validitas Dan Reabilitas Z1.................................................100
Lampiran 4. Uji Validitas dan Reabilitas Z2..................................................103
Lampiran 5. Uji Validitas Dan Reabilitas Y...................................................106
Lampiran 6. Tanggapan Responden Tentang Kompetensi (X1)...................109
Lampiran 7. Tanggapan Responden Tentang Komitemen Organisasi (Z1)..111
Lampiran 8. Tanggapan Responden Tentang Motivasi Kerja (Z2)...............113
Lampiran 9. Tanggapan Responden Tentang Kinerja Pegawai (Y)..............116
Lampiran 10. Analisis Bootstrapping SmartPLS...........................................118
Lampiran 11. Koefisien Pengaruh Langsung................................................119
Lampiran 12. Koefisien Pengaruh Tidak Langsung......................................120
xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...............................................................v
ABSTRAK........................................................................................................vi
ABSTRACT....................................................................................................vii
DAFTAR TABEL............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................x
DAFTAR ISI.....................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian...................................................................................6
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................8
2.1. Tinjauan Teori........................................................................................8
2.2. Penelitian Terdahulu............................................................................30
BAB III KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS................................................36
3.1. Kerangka Pikir.....................................................................................36
3.2. Hipotesis..............................................................................................42
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................44
4.1. Jenis Penelitian...................................................................................44
4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian................................................................44
4.3. Populasi dan Sampel...........................................................................44
4.4. Jenis Data dan Sumber Data...............................................................45
4.5. Metode Pengumpulan Data.................................................................46
4.6. Teknik Analisis Data............................................................................46
4.7. Definisi Operasional Variabel...............................................................52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................53
5.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian....................................................53
xii

5.2. Analisis Deskriptif................................................................................56


5.3. Uji Kualitas Data..................................................................................63
5.4. Analisis Jalur (Path Analysis)...............................................................67
5.6. Pembahasan.......................................................................................72
BAB VI PENUTUP.........................................................................................83
6.1. Kesimpulan..........................................................................................83
6.2. Saran Penelitian..................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................86
LAMPIRAN.....................................................................................................92
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Reposisi peran dan fungsi sumber daya manusia dalam organisasi

merupakan kebutuhan mendasar dan merupakan langkah strategis dalam

menjalankan organisasi yang diarahkan pada pencapaian kinerja yang optimal.

Kinerja seorang pegawai dapat diketahui dari hasil suatu pekerjaan yang dapat

ditunjukkan dengan derajat kemampuan pegawai dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan. Dengan demikian, organisasi mampu mempertahankan eksistensinya

sebagai sumber kehidupan dan kesejahteraan pegawainya dalam jangka

panjang sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

Hasibuan dalam Novriansyah et al., (2019) menjelaskan kinerja sebagai

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu.

Hasil penelitian terdahulu dari Hartono et al (2019) menunjukkan bahwa

kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Kinerja

merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja

yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam organisasi

Peningkatan kinerja pegawai memberikan dampak positif dalam

pencapaian tujuan organisasi maka oleh sebab itu manajemen harus

mempelajari sikap dan perilaku para pegawai dalam organisasi tersebut.

Menciptakan kinerja yang baik adalah tidak mudah karena kinerja pegawai dapat
2

tercipta apabila variabel-variabel yang mempengaruhinya seperti kompetensi,

komitmen organisasi dan motivasi(Ikhsan et al., 2019).

Organisasi telah banyak berupaya membangun model-model kompetensi

untuk mengidentifikasi kompetensi utama yang dibutuhkan organisasi agar lebih

kompetitif dan sukses dimasa yang akan datang. Pengertian kompetensi dalam

organisasi publik maupun privat sangat diperlukan terutama untuk menjawab

tuntutan organisasi, diman adanya perubahan yang sangat cepat, perkembangan

masalah yang sangat kompleks dan dinamis serta ketidakpastian masa depan

dalam tatanan kehidupan masyarakat(Adam et al., 2020).

Penelitian terdahulu lainnya dari Darmayanti (2014) menemukan fakta

empiris bahwa antara kompetensi dan kinerja pegawai terdapat korelasi yang

positif dan signfikan. Berbeda dari hasil penelitian tersebut, dalam penelitan lain

dari Basori (2017) menemukan hal yang berbeda dimana dalam penelitiannya

ditemukan fakta empiris bahwa tidak terdapat pengaruh kompetensi terhadap

kinerja sehingga hal tersebut menjadi gap yang menarik untuk diuji dalam

penelitian ini. Adapun pengaruh kompetensi terhadap kinerja dapat dimediasi

oleh komitmen organisasi dan motivasi kerja(Anggraeni dan Helmy, 2020).

Arifin et al. dalam Ardiansyah dan Surjanti (2020) mendefinisikan

komitmen organisasi sebagai sikap yang ditunjukkan oleh pegawai dengan

menerima visi misi organisasi dan nilai yang terkandung di organisasi untuk

kepentingan perkembangan organisasi tempat pegawai bekerja. Pengaruh yang

di berikan perusahaan terhadap pegawai dan menumbuhkan rasa puas

membuat para pegawai lebih senang ketika bekerja pada perusahaan tersebut

dibandingkan dengan individu yang mendapat perlakuan yang tidak enak dalam

bekerja.
3

Hasil penelitian dari Pramukti (2019) dimana hasil penelitian sebaliknya

menemukan bahwa ketika komitmen organisasi ditingkatkan maka kinerja

pegawai juga akan meningkat. Selanjutnya hasil penelitian dari Alam (2020)

menemukan fakta empiris yang berbeda dimana komitmen tidak berpengaruh

signfikan terhadap peningkatan kinerja pegawai. Adapun pengamatan di

lapangan ditemukan kondisi dimana ada pegawai yang terlihat kurang komitmen

organisasinya seperti datang tidak tepat waktu, menambah waktu istirahat dan

sebagainya justru memiliki hasil kerja yang baik sehingga berbeda dengan

dampak komitmen organisasi terhadap kinerja pegawai yang telah dijelaskan

dalam definisi yang telah dikemukakan oleh Arifin et al. dalam Ardiansyah dan

Surjanti (2020).

Selain kompetensi pegawai dan komitmen organisasi, motivasi kerja

dipandang sebagai suatu indikator yang tidak begitu terlihat karena timbul dari

dari dalam diri masing- masing pegawai. Oleh sebab itu, motivasi kerja dapat

digunakan sebagai variabel intervening(Basori et al., 2017).

Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapasi hal yang spesifik sesuai dengan tujuan

individu. Pada dasarnya motivasi dapat memacu auditor untuk bekerja keras

sehingga dapat mencapai tujuan mereka (H. M. Nasution, dkk, 2016). Hal

tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja auditor sehingga berpengaruh

pada pencapaian tujuan organisasi. Motivasi yang rendah dapat membuat

seseorang yang berkualitas tinggi mempunyai kinerja yang buruk dan sebaliknya.

Pemberian motivasi dapat memberikan efek positif dalam pelaksanaan pekerjaan

dalam pencapaian target kerja organisasi. Namun kenyataan di lapangan

menunjukkan indikasi kurangnya motivasi yang dimiliki oleh para pegawai dalam
4

menjalankan tugas dan fungsinya seperti menunda pekerjaan serta kurang fokus

dalam menyelesaikan pekerjaan.

Seakan berbeda dengan penjelasan sebelumnya dari H. M. Nasution

(2016), dalam pra observasi juga terlihat beberapa pegawai yang kurang

motivasi kerjanya seperti bermain handphone atau game saat waktu kerja,

tampak bermalas-malasan namun ketika dicek hasil kerjanya sudah baik secara

kualitas dan selesai sesuai kuantitas tugas yang telah diberikan.

Penelitian sebelumnya dari Sujana (2012) menemukan bahwa motivasi

kerja yang tinggi akan dapat meningkatkan kinerja dari para pegawai. Hal yang

berbeda ditemukan oleh Inaray et al (2016) dimana motivasi kerja yang terbentuk

belum dapat memberi pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Upaya peningkatan kinerja pegawai perlu dilakukan melalui penelitian

lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai agar

sejalan dengan tugas pokok Dinas Kelautan dan Perikanan. Berkaitan dengan

tugas pokok serta fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan sebagai salah satu kantor pelayanan yang bertujuan memberikan

pelayanan mengenai laut dan perikanan bagi seluruh warga negara Indonesia,

ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan adalah adanya penilaian kinerja

kantor dalam bentuk Standar Kinerja Pegawai (SKP) yang maksimal sesuai

dengan standar yang ditetapkan seperti standar kantor pemerintahan pada

umumnya. Berdasarkan penilaian kinerja Dinas Kelautan dan Perikananan

Provinsi Sulsel dalam bentuk penilaian Standar Kinerja Pegawai (SKP) selama 3

tahun terakhir, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulsel mendapatkan

penilaian yang belum mencapai standar yang ditetapkan seperti standar pegawai

pemerintah pada umumnya seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
5

Tabel 1.1. Hasil Penilaian Kinerja Pegawai

No Tahun Sangat Baik Baik Perlu


Ditingkatkan
1 2019 32 50 11
2 2020 35 37 21
3 2021 31 43 19
Sumber: Data Primer (2022)

Dari tabel 1.1. di atas dapat dilihat bahwa dalam 3 tahun tahun terakhir

masih terdapat peningkatan jumlah pegawai Pada Kantor Dinas Kelautan Dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan yang belum maksimal kinerjanya, dalam

artian masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor

diantaranya faktor yang telah dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan pra observasi

di lapangan juga terlihat beberapa pegawai yang kurang motivasi dalam bekerja

seperti bermain game saat waktu bekerja serta komitmen yang kurang seperti

keluar pada saat jam kerja. Untuk hal kompetensi masih terdapat pula pegawai

yang kurang antusias dalam pengembangan pengetahuan, terutama yang

berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja

Pegawai Melalui Komitmen Organisasi Dan Motivasi Kerja Pada Kantor

Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat pengaruh langsung yang posisitif signifikan kompetensi

terhadap komitmen organisasi pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan?


6

2) Apakah terdapat pengaruh langsung yang posisitif signifikan kompetensi

terhadap motivasi kerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan?

3) Apakah terdapat pengaruh langsung yang posisitif signifikan kompetensi

terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan?

4) Apakah terdapat pengaruh langsung yang posisitif signifikan komitmen

organisasi terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan?

5) Apakah terdapat pengaruh langsung yang posisitif signifikan motivasi

terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan?

6) Apakah terdapat pengaruh tidak langsung yang posisitif signifikan

kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan jika dimediasi oleh komitmen organisasi?

7) Apakah terdapat pengaruh tidak langsung yang posisitif signifikan

kompetensi terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan jika dimediasi oleh motivasi kerja?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan pertanyaan penelitian yang diuraikan di atas maka tujuan

dari penelitian ini yakni:

1) Untuk menganalisis pengaruh langsung kompetensi terhadap komitmen

organisasi pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan.
7

2) Untuk menganalisis pengaruh langsung kompetensi terhadap motivasi kerja

pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

3) Untuk menganalisis pengaruh langsung kompetensi terhadap kinerja pegawai

Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

4) Untuk menganalisis pengaruh langsung komitmen organisasi terhadap

kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

5) Untuk menganalisis pengaruh langsung motivasi terhadap kinerja pegawai

Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

6) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung kompetensi terhadap kinerja

pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan jika

dimediasi oleh komitmen organisasi.

7) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung kompetensi terhadap kinerja

pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan jika

dimediasi oleh motivasi kerja.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1) Bagi penulis, penelitian ini menambah pengetahuan dan wawasan tentang

pengaruh kompetensi terhadap komitmen organisasi, motivasi kinerja

pegawai.

2) Bagi pengembangan keilmuan, penelitian ini dapat dijadikan referensi

bagaimana pengaruh kompetensi terhadap komitmen organisasi, motivasi

kinerja pegawai.

3) Bagi objek penelitian, sebagai informasi bagaimana pengaruh kompetensi

terhadap komitmen organisasi, motivasi kinerja pegawai.


8
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

Grand teori dalam penelitian ini yakni teori motivasi dari MC Clelland.

Konsep penting dari teori motivasi ini adalah pada kekuatan yang ada di dalam

diri manusia, yang mana merupakan motivasi prestasi. Menurut MC Clelland,

individu dapat memiliki motibasi jika memang dirinya memiliki keinginan untuk

berprestasi lebih baik dibandingkan lainnya. Terdapat 3 kebutuhan yang

dijelaskan di dalam teori ini.

1) Kebutuhan prestasi yang tercermin dari keinginanya untuk mengambil

tugas yang bisa dipertanggung jawabkan secara individu. Dalam hal ini,

seseorang harus bisa menentukan tujuan yang logis dengan

memperhitungkan resiko yang ada serta melakukannya secara kreatif dan

inovatif.

2) Kebutuhan Afiliasi.

3) kebutuhan Kekuasaan, kebutuhan ini dapat terlihat pada diri seseorang

yang ingin memiliki pengaruh atas diri orang lain. Mereka haruslah peka

terhadap struktur pengaruh antara satu sama lainnya, bahkan mencoba

untuk menguasai orang tersebut hingga mengatur tingkah lakunya.

Dengan adanya motivasi kerja yang baik dapat mengoptimalkan soft skill

dan hard skill dari para auditor untuk meningkatkan kinerjanya.


10

2.1.1. Aparatur Sipil Negara

Aparatur yang baik adalah yang mampu memberi kepada masyarakat

apa yang mereka butuhkan bahkan sebelum masyarakat itu sendiri memintanya.

Dalam keadaan seperti ini, hati nurani aparatur pemerintahan adalah hati nurani

dari masyarakat itu sendiri (Komara, 2019). Aparatur pemerintah pusat maupun

daerah harus mengubah posisi dan peran dalam memberikan pelayanan publik

yaitu dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani;

dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan berubah menjadi suka

menolong menuju ke arah yang fleksibel, kolaboratis dan dialogis dan dari cara-

cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang realistis pragmatis(Irwan dkk,

2019).

Aparatur Sipil Negara berperan sebagai perencana, pelaksana dan

pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan

nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,

bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan

nepotisme. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014, eksistensi

Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik yang dibuat pejabat

pembina; pelayan Publik yang berkualitas dan profesional; dan perekat dan

pemersatu bangsa (Sampurno dan Wahono, 2017).

Menurut Rakhmawanto (2015) jabatan dalam ASN terdiri dari Jabatan

Administrasi, Jabatan Fungsional dan Jabatan Pimpinan Tinggi. Jabatan

Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan

dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.

Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas

berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan


11

keterampilan tertentu. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi

pada instansi pemerintah. Jabatan Administrasi terdiri atas 3 (tiga) tingkatan

jabatan, yaitu; (a) Jabatan Administrator; (b) Jabatan Pengawas; (c) Jabatan

Pelaksana. Jabatan Fungsional terdiri atas 2 (dua) tingkatan jabatan, yaitu; (a)

Jabatan Fungsional Keahlian (Utama, Madya, Muda, Pertama); (b) Jabatan

Fungsional Keterampilan (Penyelia, Mahir, Terampil, Pemula). Jabatan Pimpinan

Tinggi terdiri atas 3 (tiga) tingkatan jabatan, yaitu; (a) Jabatan Pimpinan Tinggi

Utama; (b) Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; (c) Jabatan Pimpinan Tinggi

Pratama.

Perubahan kebijakan SDM menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Nasional adalah:

1. Karier ditentukan berdasarkan komitmen terhadap kinerja bukan hanya

kedudukan;

2. Pangkat melekat pada jabatan bukan pada orang;

3. Remunerasi ditentukan pada kinerja bukan semata pada Jabatan saja;

4. Kedudukan dalam jabatan didasarkan pada:

a. Standar Kompetensi

b. Pengembangan Kompetensi bagi PNS & PPPK dalam rangka

meningkatkan Profesionalisme.

c. Pembatasan masa jabatan (5 Tahun);

d. Rekruitmen terbuka untuk JPT;

e. ASN dinamis mengikuti tupoksi yang dinamis.

Organisasi pemerintah layaknya organisasi pada umumnya menuntut

adanya profesionalisme ASN sebagai kunci keberhasilan bagi proses

penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu profesionalitas pegawai ASN


12

perlu dikembangkan dan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah. Isu negatif

terhadap profesionalisme khususnya pada aspek kualitas dan kinerja ASN perlu

direspon positif dengan melakukan evaluasi. Publik memandang pada umumnya

problem profesionalisme ASN dapat dilihat dari kurangnya integritas ataupun

rendahnya kompetensi (Wahyuni et al., 2019).

Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi

Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

bekerja pada instansi Pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang

selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai

pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina

kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi

tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang undangan

(Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara).

Gambaran mengenai perilaku Aparatur Sipil Negara dalam memberikan

pelayanan publik sering menjadi sebuah perbincangan yang menarik di

masyarakat sebagai penerima layanan, sering kita jumpai warga/masyarakat

ketika telah berurusan dengan pihak instansi mana pun pasti hal yang dinilai

lebih awal tentang perilaku pegawai dalam memberikan layanan, perilaku

Aparatur Sipil Negara merupakan tolak ukur utama tercapainya pelayanan prima

dan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja pemerintah yang paling sering

dilihat dengan kasat mata. Masyarakat dapat menilai langsung kinerja

pemerintah berdasarkan pelayanan yang diterimanya baik secara langsung

maupun tidak langsung. Para pelayan publik baik dari jabatan struktural yang
13

paling tertinggi sampai paling bawah bahkan sampai staf loket pelayanan pun

memiliki tanggung jawab yang besar terhadap publik dan tentunya sikap dan

perilaku mereka kepada publik/masyarakat juga merupakan penentu

keberhasilan mereka kepada masyarakat sebagai konsumen pelayanan (Amir et

al., 2019).

Notoatmodjo (2011)mengemukakan indikator atau dimensi-dimensi

Perilaku Aparatur Sipil Negara dalam memberikan pelayanan dapat dinilai dari:

1) Menerima (Receiving)

2) Merespon (Responding)

3) Menghargai (Valuing)

4) Bertanggung jawab (Responsible) terhadap pengguna layanan.

2.1.2. Kompetensi

Kompetensi diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan

seorang pemimpin atau staf mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan

perilaku yang baik. Kompetensi inti merupakan pemahaman terhadap visi, misi,

dan nilai-nilai perusahaan. Suatu kompetensi yang dihubungkan dengan strategi

organisasi yang dapat diterapkan pada semua karyawan sebagai suatu keahlian

unggulan suatu organisasi. Sementara itu, kompetensi manajerial manunjukkan

kemampuan dalam menjalankan manajemen dan kompetensi fungsional

merupakan kemampuan berdasarkan profesi di bidang teknis tertentu

(Ashariandi, 2017).

Kompetensi merupakan variabel utama yang harus dimiliki oleh seorang

pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaannya agar dapat menyelesaikan


14

pekerjaannya sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh

organisasinya(Basori et al., 2017).

Menurut Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen PNS, pengembangan kompetensi merupakan upaya untuk

pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan standar kompetensi jabatan

dan rencana pengembangan karier. Kompetensi adalah kemampuan

seseorang/individu untuk melaksanakan (secara profesional) suatu kegiatan

dalam kategori/fungsi praktek keprofesian sesuai dengan yang diisyaratkan

dalam organisasi. Dalam pengertian yang lain, kompetensi SDM adalah bagian

kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang

dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Secara general

kompetensi dapat dipahami sebagai sebuah kombinasi antara keterampilan (soft

skill), atribut pribadi atau sikap dan pengetahuan (knowledge) yang tercermin

dalam tampilan kinerja seseorang, dapat diukur, diamati dan dievaluasi.

Kompetensi SDM bisa meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan

perilaku pegawai.

Kompetensi dapat dibagi menjadi dua yakni soft skill dan hard skill. Soft

skill didefinisikan oleh Spencer dan Spencer dalam penelitian Priyono dkk (2021)

yakni karakteristik dasar pegawai yang kaitannya dengan efektivitas kinerja

maupun kinerja superior dalam pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya Robbins

(2015) berpendapat mengenai soft kompetensi sebagai kapasitas pegawai dalam

melaksanakan pekerjaan dimana soft kompetensi juga menjadi bagian dari

karakteristik paling mendasar yang dapat dikaitkan pada proses peningkatan

kinerja seorang pegawai sebagai individu maupun sebagai bagian dari tim.
15

Menurut Priyono et al (2021) soft kompetensi adalah karakteristik dasar

dari seseorang yang memungkinkan pegawai mengeluarkan kinerja superior

dalam pekerjaannya. Berdasarkan uraian di atas makna soft kompetensi

mengandung bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang

dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas

pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari

kriteria atau standar yang digunakan.

Hard skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan

teknologi dan keterampilan teknis dalam mengembangkan Intelligence Quotient

(IQ) yang berhubungan dengan bidangnya. Pengetahuan teknis ini meliputi

pengetahuan yang dibutuhkan untuk profesi tertentu dan pengembangannya

sesuai dengan teknologi yang digunakan juga harus mampu mengatasi masalah

yang terjadi dan mampu menganalisisnya. Hard skill menggambarkan perilaku

dan keterampilan yang dapat dilihat mata ( eksplisit).Hard skill dapat dinilai dari

technical test atau practical test (Siahaan, 2017). Hard skill dapat terlihat dari

Intelligence Quotion Thinking yang mempunyai indikator kemampuan

menghitung, menganalisa, mendesain, wawasan dan pengetahuan yang luas.

Spencer dan Spencer (dalam Susi Hendriani et al, 2013)

mengelompokkan tiga tingkatan soft skill yaitu:

1. Behavioral Tools

a. Knowledge merupakan informasi yang digunakan orang dalam bidang

tertentu, misalnya membedakan antara akuntan senior dan junior.

b. Skill merupakan kemampuan orang untuk melakukan sesuatu dengan

baik. Misalnya, mewawancara dengan efektif dan menerima pelamar

yang baik.
16

2. Image Attribute

a. Social Role merupakan pola perilaku orang yang diperkuat oleh

kelompok sosial atau organisasi.

b. Self Image merupakan pandangan orang terhadap dirinya sendiri,

identitas, kepribadian dan harga dirinya.

3. Personal Charasteristic

a. Traits merupakan aspek tipikal berprilaku misalnya, menjadi pendengar

yang baik.

b. Motive merupakan apa yang mendorong perilaku seseorang dalam

bidang tertentu (prestasi, afiliasi, kekuasaan).

Secara kontekstual, beberapa peneliti menggunakan konsep hard skill

pada khususnya keadaan manajemen. Azim et al. (2010) umumnya merujuk

pada hard skills dalam konteks manajemen sebagai kemampuan:

1) Melaksanakan proses kerja

2) Mengikuti prosedur

3) Penggunan alat penunjang kerja

4) Teknik menyelesaikan pekerjaan

Ada lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki oleh semua individu

(Moeheriono, 2009; 15) yaitu sebagai berikut:

1) Keterampilan menjalankan tugas (task-skills), yaitu keterampilan untuk

melaksanakan tugas-tugas rutin sesuai dengan standar di tempat kerja.

2) Keterampilan mengelola tugas (task management skills), yaitu keterampilan

untuk mengelola serangkaian tugas yang berbeda yang muncul

dipekerjaannya.
17

3) Keterampilan mengambil tindakan (contingency management skills), yaitu

keterampilan mengambil tindakan yang cepat dan tepat bila timbul suatu

masalah di dalam pekerjaan.

4) Keterampilan bekerja sama (job role environment skills), yaitu keterampilan

untuk bekerja sama serta memelihara kenyamanan lingkungan kerja.

5) Keterampilan beradaptasi (transfer skill), yaitu keterampilan untuk beradaptasi

dengan lingkungan kerja yang baru.

Menurut Michael Zwell dalam penelitian Ashariandi (2017) menguraikan

faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi antara lain:

1) Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat

mempengaruhi perilaku.

2) Keterampilan

Pengembangan keterampilan yang secara spesifik berkaitan dengan kompetensi

dapat berdampak baik pada budaya organisasi dan kompetensi individual .

3) Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman mengorganisasi

orang, komunikasi dihadapan kelompok, menyelesaiakan masalah, dan

sebagainya.

4) Karakteristik kepribadian

Kepribadian dapat mempengaruhi keahlian manajer dan pekerja dalam sejumlah

kompetensi, termasuk dalam penyelesaian konflik, menunjukkan kepedulian

interpersonal, kemampuan bekerja dalam tim, memberikan pengaruh dan

membangun hubungan.

5) Motivasi
18

Dengan memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan,

memberikan pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai

pengaruh positi f terhadap motivas i seseorang bawahan.

6) Isu emosional

Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi.

7) Kemampuan intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual dan

pemikiran analitis.

8) Budaya organisasi

Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam

kegiatan praktik rekrutmen dan seleksi karyawan, sistem penghargaan, praktik

pengambilan keputusan, filosofi organisasi-misi, visi dan nilai-nilai, kebiasaan

dan prosedur, komitmen pada pelatihan dan pengembangan pada pekerja, dan

proses organisasional.

Terdapat lima indikator kompetensi menurut Wibowo dalam penelitian Ashariandi

(2017) antara lain sebagai berikut

1) Motif

Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang

yang menyebabkani tindakan.

2) Sifat

Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau

informasi.

3) Konsep diri

Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang.

4) Pengetahuan
19

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.

5) Keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan mengeijakan tugas fisik atau mental tertentu.

2.1.3. Komitmen Organisasi

Komitmen secara bahasa berarti sesuatu yang anda janjikan untuk

dilakukan atau kesetiaan, komitmen adalah suatu hal yang berkaitan dengan

sesuatu yang dijanjikan untuk dikerjakan atau loyalitas. Karyawan yang memiliki

komitmen yang tinggi akan memiliki loyalitas dan bersedia berkorban untuk

organisasi, sedangkan karyawan yang kurang berkomitmen adalah karyawan

yang tidak dapat mengembangkan kreatifitasnya dan memiliki motivasi rendah

(Setyadi dan Sriekaningsih, 2015). Komitmen organisasional menurut Meyer and

Herscovitch adalah a force that binds an individual to a course of action of

relevance to one or more aims. Komitmen organisasional adalah kekuatan

mengikat individu untuk melakukan suatu tindakan yang relevan dengan satu

atau lebih tujuan. Sedangkan para peneliti sebagaimana yang dikutip oleh

Mowday, Steers, and Porter, menyebut komitmen organisasional sebagai “the

psychological strength of an individual’s attachment to the organization”(Akbar,

2018).

Arifin et al. dalam Ardiansyah dan Surjanti (2020) mendefinisikan

komitmen organisasi sebagai sikap yang ditunjukkan oleh pegawai dengan

menerima visi misi organisasi dan nilai yang terkandung di perusahaan untuk

kepentingan perkembangan organisasi tempat karyawan bekerja. Pengaruh yang

di berikan perusahaan terhadap karyawan dan menumbuhkan rasa puas

membuat para pegawai lebih senang ketika bekerja pada perusahaan tersebut
20

dibandingkan dengan individu yang mendapat perlakuan yang tidak enak dalam

bekerja.

Komitmen terhadap organisasi telah dikaitkan baik secara teoritis dan

empiris dengan kinerja individu, dengan kinerja yang dipahami sebagai beberapa

konsep: kehadiran, kinerja pekerjaan dalam peran atau perilaku

kewarganegaraan di tempat kerja (Vandenabeele, 2009). Komitmen organisasi

adalah derajat seseorang seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya sebagai

bagian dari organisasi organisasi dan berkeinginan melanjutkan berkeinginan

melanjutkan partisipasi aktif di dalamnya(Badu et al., 2019). Jackson dalam Badu

et al., (2019) bahwa komitmen) bahwa komitmen organisasi adalah tingkat

tingkat kepercayaan kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan

organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap menjadi bagian organisasi

tersebut. Mowday, Steers dan Porter, 1982 dalam Badu et al., (2019)

mengatakan bahwa komitmen organisasi sebagai keinginan yang kuat untuk

menjadi untuk menjadi anggota anggota organisasi organisasi tertentu, berusaha

keras sesuai dengan keinginan organisasi serta keyakinan tertentu dan

penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Komitmen adalah niat atau tekad untuk menjelaskan sesuatu yang

menjadi daya dorong yang sangat kuat untuk mencapai tujuan(Swastika, 2011).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu sikap atau

tingkah laku dari seseorang terhadap organiasasi berupa loyalitas serta

tercapainya visi, misi dan juga tujuan organisasi(Ardiansyah & Surjanti, 2020).

Menurut Mowday dan Sinaga dalam Umaya; et al., (2019), dikatakan

bahwa komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat


21

terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi, dalam arti lain bahwa

komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana anggota organisasi tersebut

mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap organisasinya.

Mayor dan Allen dalam penelitian Umaya; et al (2019) mengemukakan

tiga komponen tentang komitmen organisasi, antara lain :

1) Affevtive commitment, terjadi apabila pegawai ingin menjadi bagian dari

organisasi karena adanya ikatan emosional atau merasa mempunyai nilai

sama dengan organisasi

2) Continuance commitment, kemauan individu untuk tetap bertahan dalam

organisasi karena tidak menemukan pekerjaan lain atau karena rewards

ekonomi tertentu

3) Normative commiment, timbul dari nilai-nilai pegawai. Pegawai bertahan

menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen

terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan.

Komitmen organisasional adalah suatu sikap dimana karyawan/individu

mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi, merasa terlibat dengan

organisasi, dan loyal terhadap organisasi yang diwujudkan dalam dimensi

adanya keyakinan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan

organisasi, kesediaan untuk mencurahkan kemampuannya untuk mencapai

tujuan organisasi, dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan

dalam organisasi(Arifin et al., 2016). David dalam Arifin et al (2016),

mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen pegawai pada

organisasi, yaitu;

1. Faktor personal.
22

2. Karakteristik pekerjaan.

3. Karakteristik struktur.

4. Pengalaman kerja.

Menurut Meyer, Allen, dan Smith dalam Ananta (2020), indicator

komitmen organisasi adalah sebagai berikut :

1. Affective commitment, terjadi apabila pegawai ingin menjadi bagian dari

organisasi karena adanya ikatan emosional.

2. Continuance commitment, muncul apabila pegawai tetap bertahan pada suatu

organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain, atau

karena pegawai tersebut tidak menemukan pekerjaan lain.

3. Normative commitment, timbul dari nilai-nilai dalam diri pegawai. Pegawai

bertahan menjadi anggota organisasi karena adanya kesadaran bahwa

komitmen terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan.

2.1.4. Motivasi Kerja

Motivasi dapat didefinisikan sebagai kesatuan kompleks dari proses

pemberian motif kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka

mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien

dan ekonomis (Utami, 2015). Robbin dalam penelitian Rahayu dan Ruhamak

(2017) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk melakukan

sesuatu sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi demi

tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk

memenuhi suatu kebutuhan individual.

Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi

individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Pada
23

dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat

mencapai tujuan mereka (H. M. Nasution, et al, 2016). Hal tersebut dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada

pencapaian tujuan organisasi. Motivasi yang rendah dapat membuat seseorang

yang berkualitas tinggi mempunyai kinerja yang buruk dan sebaliknya.

Pemberian motivasi dapat memberikan efek positif dalam pelaksanaan pekerjaan

pegawai dalam pencapaian target kerja organisasi. Namun kenyataan di

lapangan menunjukkan indikasi kurangnya motivasi yang dimiliki oleh pegawai

dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Motivasi dapat berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja (Surajiyo, 2019).

Motivasi kerja juga dapat didefinisikan sebagai daya kegairahan kerja

yang diberikan kepada seseorang supaya mereka mau bekerja sama, bekerja

efektif dan terintegrasi untuk mencapai kepuasan dengan segala daya upayanya.

Motivasi kerja merupakan bagian faktor yang turut menentukan kinerja

seseorang. Besar atau kecilnya motivasi berpengaruh pada kinerja seseorang

dan tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan.

Perbedaan motivasi kerja bagi pegawai biasanya tercermin dalam berbagai

kegiatan dan prestasi yang dicapainya (Hutabarat, 2019).

Motivasi merupakan tugas intrinsik yang bertindak sebagai variabel

mediasi sehubungan dengan atribut lain dari lingkungan kerja, yang peneliti

sebelumnya berkontribusi untuk menghubungkan dukungan organisasi dengan

hasil kreatif (Tsai et al., 2015). Pendapat selanjutnya menurut Hasibuan dalam

penelitian Hutabarat (2019) mendefinisikan motivasi sebagai cara mengarahkan

daya dan potensi bawahan agar mau bekerja sama secara produktif berhasil dan

mewujudkan tujuan yang telah ditentukan. Adapun menurut Soeroso yang dikutip
24

dari penelitian Hutabarat (2019) menyebutkan bahwa motivasi merupakan suatu

proses psikologis yang memperlihatkan interaksi antara sikap, kebutuhan,

persepsi, dan keputusan yang terjadi pada seseorang. Motivasi sebagai proses

psikologis timbul dari faktor dalam diri orang-orang itu sendiri yang disebut faktor

intrinsik atau faktor dari luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.

Individu dengan motivasi berprestasi yang tinggi mencari kesempatan-

kesempatan dimana individu tersebut memiliki tanggung jawab pribadi dalam

menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah. Individu tersebut

lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana terdapat tanggung jawab pribadi

akan memperoleh balikan dan tugas pekerjaan memiliki resiko yang sedang

(Aziz, 2012).

Motivasi kerja adalah sebuah alasan atau dorongan untuk bertindak.

Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi kerja.

Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri sendiri.

Sebenarnya dasar semua motivasi kerja itu datang dari dalam diri, faktor luar

hanyalah pemicu munculnya motivasi kerja tersebut. Motivasi kerja dari luar

adalah motivasi kerja yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementar

motivasi kerja dari dalam adalah motivasi kerja yang muncul dari inisiatif diri kita.

Pada dasarnya motivasi kerja ada dua yaitu meraih kenikmatan atau

menghindari dari rasa kesulitan. Motivasi kerja sangat diperlukan bagi karyawan

dikarenakan dapat mendorong karyawan yang bekerja dengan baik sesuai

dengan beban-beban pekerjaan yang telah dibebankan kepada karyawan.

Memotivasi kerja dalam suatu pekerjaan adalah salah satu tugas dari atasan

atau pimpinan agar bawahanya dapat bekerja sesuai dengan pengarahan yang

diberikanya. Perusahaan bukan saja mengharapkan karyawan mampu, cakap


25

dan terampil, tetapi yang terpenting mereka mau bekerja giat dan berkeinginan

untuk mencapai hasil kerja yang maksimal (Kasino dan Indrayanti 2020).

Frederich Hersberg dalam sedarmayanti (2001) menyimpulkan ada empat

indikator motivasi yaitu:

1) Prestasi

2) Pengakuan

3) Tanggung jawab

4) Pekerjaan itu sendiri

Ada beberapa teori motivasi kerja salah satunya adalah teori Hierarki

kebutuhan Maslow dalam penelitian Murti dan Srimulyani (2013) teori Hierarki

kebutuhan Maslow terdiri atas :

1) Fisiologis, antara lain kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan

kebutuhan jasmani lain.

2) Keamanan, antara lain kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan

terhadap kerugian fisik dan emosional.

3) Sosial, antara lain kasih sayang, rasa saling memiliki, diterima-baik,

persahabatan.

4) Penghargaan, antara lain mencakup faktor penghormatan diri seperti harga

diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan diri luar seperti

misalnya status, pengakuan dan perhatian.

5) Aktualisasi Diri, merupakan dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai

ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan

pemenuhan kebutuhan diri

Analisis soft kompetensi disusun sebagian besar untuk pengembangan

karier, tetapi penentuan tingkat soft kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui


26

efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Priyono et al (2021) level

soft kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Social Role, Self

Image, Trait dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu

tugas dengan baik misalnya seorang programer komputer. Knowledge adalah

informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya

bahasa komputer. Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang

dan ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya pemimpin.

Self image adalah pandangan orang terhadap diri sendiri, merekflesikan

identitas, contoh : melihat diri sendiri sebagai seorang ahli.

Menurut Maslow yang dikutip Hasibuan (2011), menjelaskan bahwa

motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh kebutuhan fisik, kebutuhan akan

keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan

diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kemudian dari faktor kebutuhan tersebut

diturunkan menjadi indikator- indikator untuk mengetahui motivasi kerja pegawai,

yaitu:

1) Tanggung jawab

2) Keberhasilan

3) Peluang untuk maju

4) Pengakuan atas Kinerja

5) Tantangan Kinerja

6) Dukungan atasan

2.1.5. Kinerja Pegawai

Mangkunegara dalam Nasri et al., (2018) mengemukakan bahwa istilah

kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja
27

atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut

kinerja dapat dijadikan sebagai hal penting untuk seluruh jenis organisasi baik

organisasi dari pemerintahan maupun non pemerintahan sebab kinerja yang

ditunjukkan oleh pegawai akan dapat memberi efektivitas pada suatu organisasi.

Kinerja juga akan menjadi penting sebab kinerja akan mampu mencerminkan

ukuran dari keberhasilan unsur pimpinan dalam mengelola organisasi dan

Sumber Daya Manusia yang ada pada suatu organisasi (Azas et al., 2019).

Upaya untuk lebih memahami kinerja pegawai, penting untuk mempelajari

hubungan antara kinerja pekerjaan, orang, dan faktor situasi (Al-Omari dan

Okasheh, 2017). Kinerja mencakup tindakan dan perilaku yang relevan dengan

tujuan organisasi. Kinerja bukanlah konsekuensi dari hasil tindakan tetapi

merupakan tindakan itu sendiri (Astuti dan Soliha, 2021). Kinerja juga dapat

didefinisikan sebagai hasil proses pekerjan tertentu secara terencana pada waktu

dan tempat dari pegawai serta organisasi bersangkutan (Novriansyah et al.,

2019). Pengembangan kinerja merupakan kegiatan pembelajaran untuk

memenuhi kebutuhan umum jangka panjang. Pengembangan dipandang

sebagai peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program-program

pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan segala sesuatu yang dimiliki agar

bertambah menjadi lebih baik atau lebih besar sebelumnya. Pengembangan

sumber daya manusia berarti segala upaya untuk meningkatkan agar potensi

sumber daya manusia tersebut menjadi lebih besar, lebih baik, dan lebih

berkualitas (Barus, 2018).


28

Dalam organisasi, pengembangan sumber daya manusia merupakan

suatu proses untuk meningkatkan kualitas pegawai agar menguasai

pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan wawasan yang sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pengembangan sumber

daya manusia, setiap pegawai mampu menangani berbagai jenis pekerjaan yang

menjadi tanggung jawab yang ditugaskan kepada dirinya dalam situasi yang

terus berubah (Barus, 2018). Hasil penelitian terdahulu dari Hartono et al (2019)

menunjukkan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan

kemampuan. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang

sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya

dalam organisasi.

Sudarman (2018) menjelaskan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat

dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi, baik secara kuantitatif maupun

kualitatif, sesuai dengan wewenang dan tugas tanggung jawabnya secara legal,

tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral maupun etika profesi.

Hasibuan dalam Novriansyah et al., (2019) menjelaskan kinerja sebagai

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan

kesungguhan serta waktu. Rachmawati, (2016) dalam Wahyuni dan Gorda

(2019) menyatakan kinerja dapat diartikan hasil dari suatu proses yang diukur

berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Hasil yang diukur adalah pencapain

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan. Lebih lanjut Sedarmayanti (2007) dalam Sari et al., (2016) menyatakan

bahwa kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui

apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara


29

keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai

seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).

Kinerja pegawai dapat menunjukkan kualitas seseorang dalam

menjalankan tugas serta tanggung jawab yang berhubungan dengan kualitas,

kuantitas, serta ide dan kreativitas pegawai dalam teamwork untuk pelaksanaan

tugas ataupun secara individu (Premo, 2018). Pencapaian kinerja pegawai

secara optimal tidak akan terwujud begitu saja, selain adanya pengembangan

kualitas SDM pegawai yang terarah dan terkoordinasi dengan baik, harus

didukung juga oleh faktor-faktor yang lain (Rohmatiah et al., 2019).

Kinerja pegawai juga dapat dijadikan sebagai pencapaian serta hasil dari

pelaksanaan serangkaian tugas (Hardiyono et al., 2017). Seorang pegawai

berkinerja baik ketika mampu menyelesaikan pekerjaan yang sama atau melebihi

standar atau kriteria yang telah ditetapkan bersama dalam organisasi. Organisasi

yang sukses dan efektif adalah organisasi dengan individu yang memiliki kinerja

baik.

Pegawai yang bekerja di suatu organisasi dengan kinerja yang baik maka

efektivitas atau keberhasilan suatu organisasi akan tercapai. Untuk mengetahui

keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut perlu dilakukan penilaian

kinerja. Tujuannya adalah untuk memberikan bahkan sebagai upaya peningkatan

produktivitas organisasi. Kinerja pegawai merupakan aspek yang penting dalam

manajemen sumber daya manusia (R. N. Sari et al., 2016)

Setiawan dalam penelitian Novriansyah et al., (2019) mengemukakan

bahwa kinerja dapat diukur menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :


30

1) Ketepatan penyelesaian tugas merupakan pengelolaan waktu dalam bekerja

dan juga ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan.

2) Kesesuaian jam kerja merupakan kesediaan pegawai dalam mematuhi

peraturan organisasi/perusahaan yang berkaitan dengan ketepatan waktu

masuk/pulang kerja dan jumlah kehadiran.

3) Tingkat kehadiran dapat dilihat dari jumlah ketidakhadiran pegawai dalam

suatu organisasi/perusahaan selama periode tertentu.

4) Kerjasama antar pegawai merupakan kemampuan pegawai untuk bekerja

sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan

sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya

Mathis & Jackson (2009: 378) dalam (Handayani & Bachri, 2014)

menyatakan bahwa kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak

dilakukan para pegawai/karyawan. Kinerja karyawan yang umum meliputi

beberapa elemen diantaranya:

1) Kuantitas dari hasil,

2) Kualitas dari hasil,

3) Ketepatan waktu dari hasil,

4) Kehadiran, dan

5) Kemampuan bekerja sama.

Menurut Mathis dan Jackson (2009: 113) dalam (Handayani & Bachri, 2014)

faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:

1) Kemampuan mereka,

2) Motivasi,

3) Dukungan yang diterima,

4) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan


31

5) Hubungan mereka dengan organisasi.

Cara pengukuran dan indikator kinerja menurut (Dharma, 2003) adalah sebagai

berikut:

1) Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan. Pengukuran kuantitatif

melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan.

2) Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif

keluaran mencerminkan pengukuran “tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik

penyelesainnya. Hal ini berkaitan dengan bentuk keluaran.

3) Inisiatif yaitu daya untuk melakukan suatu pekerjaan tanpa menunggu

intervensi atau suruhan orang lain. Karyawan yang mempunyai inisiatif

adalah karyawan yang proaktif dan tidak pasif yang diam menunggu perintah

atasan dan selalu mencari terobosan-terobosan baru untuk meningkatkan

hasil pekerjaan

4) Kreativitas, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik

yang benar-benar bermanfaat ketika bekerja

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:
32

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama
No. Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti

1 2020 Anggraeni Pengaruh Komitmen Organisasi mampu


dan Helmy Kompetensi dan memediasi Kompetensi
Independensi terhadap Kinerja Pegawai
Terhadap Kinerja
Pegawai dengan
Komitmen
Organisasi
sebagai Variabel
Intervening

2 2020 Alam Pengaruh Budaya Hasil penelitian menemukan


Organisasi, bahwa komitmen tidak
Komitmen berpengaruh signfikan
Organisasi, Dan terhadap peningkatan kinerja
Gaya pegawai
Kepemimpinan
Terhadap Kinerja
Pegawai (Studi
Empiris Pada
Dinas Sosial dan
Dinas Tenaga
Kerja Dan
Perindustrian
Kota Surakarta)

3 2021 Alwi Pengaruh Kompetensi berpengaruh


Motivasi, positif dan signifikan
Kepuasan Kerja terhadap kinerja pegawai
Dan Komunikasi
Terhadap Kinerja
Pegawai Dinas
Kelautan Dan
Perikanan

4 2017 Basori Pengaruh (1) Terdapat pengaruh


Kompetensi kompetensi karyawan
Karyawan Dan terhadap motivasi kerja PT.
Lingkungan Kerja Krakatau Bandar Samudera;
Dan Terhadap (2) Tidak terdapat pengaruh
Kinerja Karyawan kompetensi karyawan
Melalui Motivasi terhadap kinerja karyawan.
Kerja Sebagai
Variabel
Intervening

5 2019 Bura Effect of Work Work motivation has a direct,


33

Nama
No. Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti

Environment, positive and significant effect


Work Discipline on employee performance.
and Work
Motivation on the
Performance of
the State Civil
Apparatus (ASN)
in Tana Toraja
Regency

6 2014 Darmayanti Pengaruh Menemukan bahwa terdapat


Kompetensi pengaruh positif dan
intelektual dan signifikan dari (1) kompetensi
motivasi intelektual dan motivasi
berprestasi berprestasi terhadap kinerja
terhadap kinerja auditor, (2) kompetensi
auditor pada intelektual terhadap motivasi
Perusahaan berprestasi, (3) kompetensi
Daerah Air Minum intelektual terhadap kinerja
(PDAM) di auditor, dan (4) motivasi
Kabupaten berprestasi terhadap kinerja
Gianyar auditor pada Perusahaan
Daerah Air Minum di
Kabupaten Gianyar.

7 2019 Ikhsan Effects of Work Kompetensi memiliki


Motivation, pengaruh signifikan terhadap
Competence and kinerja
Compensation on
Agent
Performance
Through Job
Satisfaction:
Study at
Prudential Life
Assurance in
Makassar

8 2018 Kurniasari & Peran Komitmen Komitemen organisasional


Rofiaty Organisasional menunjukkan peran mediasi
Dalam Memediasi secara penuh (complete)
Pengaruh dalam memediasi pengaruh
Komptensi, kompetensi terhadap kinerja
Pelatihan Dan perawat RSUD Waluyo Jati
Budaya Kraksaan.
Organisasi
Terhadap Kinerja
34

Nama
No. Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti

Perawat

9 2016 Mudayana Pengaruh Terdapat pengaruh


& Suryoko Kompetensi, mediasi/intervening motivasi
Kompensasi, dan kerja dalam hubungan
Lingkungan Kerja kompetensi dan kompensasi
terhadap Kinerja terhadap kinerja karyawan
Karyawan melalui
Motivasi Kerja
Sebagai Variabel
Intervening (Studi
Kasus pada
Karyawan Bagian
Produksi PT. Sai
Apparel Industries
Semarang)

10 2017 Prakoso Pengaruh Kompetensi berpengaruh


Kompetensi Dan positif pada kinerja penyusun
Budaya laporan keuangan melalui
Organisasi Pada komitmen organisasi dan
Kinerja Penyusun budaya organisasi
Laporan berpengaruh positif pada
Keuangan Satuan kinerja penyusun laporan
Kerja Melalui keuangan melalui komitmen
Komitmen organisasi.
Organisasi

11 2019 Pramukti Pengaruh Hasil penelitian menunjukkan


Motivasi, bahwa motivasi berpengaruh
Kompetensi, dan positif dan signifikan
Pengembangan terhadap komitmen
Karir terhadap organisasi, kompetensi
Komitmen secara langsung
Organisasi dan berpengaruh positif dan
Kinerja Pegawai signifikan terhadap komitmen
organisasi, pengembangan
karir secara langsung
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen
organisasi, motivasi secara
langsung berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kinerja pegawai, kompetensi
secara langsung
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kinerja
pegawai, pengembangan
35

Nama
No. Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti

karir secara langsung


berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
kinerja pegawai, komitmen
organisasi secara langsung
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja
pegawai, motivasi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap komitmen
organisasi dan kinerja
pegawai, kompetensi secara
tidak langsung langsung
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap komitmen
organisasi dan kinerja
pegawai, dan pengembangan
karir secara langsung
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap komitmen
organisasi dan kinerja
pegawai.

12 2019 Sampunto Pengaruh Komitmen organisasi dapat


Kompetensi Dan memediasi pengaruh
Kecerdasan kompetensi terhadap kinerja
Emosional pegawai.
Terhadap Kinerja
Pegawai
Dimediasi
Komitmen
Organisasi (Studi
Empirik Pada
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Demak)

13 2019 Sari & Pengaruh Kompetensi berpengaruh


Trifiyanto Kompetensi Dan secara positif dan tidak
Kepercayaan signifikan terhadap Kinerja.
Organisasional
Terhadap Kinerja
Pegawai BLUD
Melalui Motivasi
Kerja Sebagai
Variabel
Intervening (Studi
36

Nama
No. Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti

pada UPTD
Puskesmas
Rawat Inap
Kabupaten
Kebumen)

14 2012 Sujana Pengaruh Dalam penelitiannya


Kompetensi, menemukan bahwa faktor
Motivasi, kompetensi dan motivasi
Kesesuaian peran kerja secara bersama-sama
dan komitmen dalam penelitian ini ternyata
organisasi berpengaruh secara
terhadap kinerja signifikan terhadap kinerja
auditor internal dari karyawan borongan yang
Inspektorat bekerja di PT. Inti Kebun
Pemerintah Sejahtera, ketika kompetensi
Kabupaten (Studi karyawan borongan
pada Kantor meningkat maka kinerja
Inspektorat mereka juga akan meningkat.
Kabupaten pengaruh kompetensi ini
Badung dan terutama dari ketrampilan
Buleleng) kemudian disusul faktor
pengetahuan dan terakhir
adalah sikap kerja

15 2017 Yamali Pengaruh Kompetensi tenaga ahli


Kompensasi Dan secara parsial berpengaruh
Kompetensi positif dan signifikan
Terhadap terhadap Komitmen
Komitmen Organisasi, artinya bahwa
Organisasi Serta peningkatan Kompetensi
Implikasinya Pada tenaga ahli akan
Kinerja Tenaga mengakibatkan
Ahli Perusahaan meningkatnya Komitmen
Jasa Konstruksi Organisasi
Di Provinsi Jambi
37

BAB III
KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Pikir


3.1.1. Pengaruh Langsung Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi

Kompetensi merupakan variabel utama yang harus dimiliki oleh

seorang pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaannya agar dapat

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh

organisasinya(Basori et al., 2017). Menurut Pasal 206 Peraturan Pemerintah

Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, pengembangan kompetensi

merupakan upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan

standar kompetensi jabatan dan rencana pengembangan karier. Kompetensi

adalah kemampuan seseorang/individu untuk melaksanakan (secara

profesional) suatu kegiatan dalam kategori/fungsi praktek keprofesian sesuai

dengan yang diisyaratkan dalam organisasi.

Manurung dan Riani (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa

kompetensi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasi. Penelitian selanjutnya dari Pramukti (2019) juga menemukan hal

serupa yakni kompetensi secara langsung berpengaruh positif dan signifikan

terhadap komitmen organisasi. Implikasi temuan ini bahwa keseluruhan

indikator kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan

sikap menunjukkan penerapan yang positif untuk kompetensi, namun tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap komitmen organisasi.

Komitmen adalah niat atau tekad untuk menjelaskan sesuatu yang

menjadi daya dorong yang sangat kuat untuk mencapai tujuan(Swastika,

2011). Lebih lanjut dijelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu


38

sikap atau tingkah laku dari seseorang terhadap organiasasi berupa loyalitas

serta tercapainya visi, misi dan juga tujuan organisasi(Ardiansyah & Surjanti,

2020).

3.1.2. Pengaruh Langsung Kompetensi Terhadap Motivasi Kerja

Suatu kompetensi yang dihubungkan dengan strategi organisasi yang

dapat diterapkan pada semua karyawan sebagai suatu keahlian unggulan

suatu organisasi. Sementara itu, kompetensi manajerial manunjukkan

kemampuan dalam menjalankan manajemen dan kompetensi fungsional

merupakan kemampuan berdasar profesi di bidang teknis tertentu(Ashariandi,

2017).

Basori (2017) dalam penelitiannya menemukan fakta empiris bahwa

terdapat pengaruh kompetensi karyawan terhadap motivasi kerja. Motivasi

merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu

untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Pada

dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga

dapat mencapai tujuan mereka (H. M. Nasution, et al, 2016). Hal tersebut

dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada

pencapaian tujuan organisasi. Motivasi yang rendah dapat membuat

seseorang yang berkualitas tinggi mempunyai kinerja yang buruk dan

sebaliknya.

Pemberian motivasi dapat memberikan efek positif dalam pelaksanaan

pekerjaan pegawai dalam pencapaian target kerja organisasi. Namun

kenyataan di lapangan menunjukkan indikasi kurangnya motivasi yang dimiliki


39

oleh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Motivasi dapat

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja (Surajiyo, 2019).

3.1.3. Pengaruh Langsung Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai

Wibowo dalam penelitian Anggraeni dan Helmy (2020)

mengemukakan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi

atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut. Keterampilan atau kemampuan yang

diperlukan pegawai yang ditunjukkan oleh kemampuan dengan konsisten

memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi

pekerjaan. Kompetensi merupakan penguasaan terhadap tugas,

keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan serta kinerja seorang pegawai.

Sujana (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor

kompetensi dan motivasi kerja secara bersama-sama dalam penelitian ini

ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dari karyawan

borongan yang bekerja di PT. Inti Kebun Sejahtera, ketika kompetensi

karyawan meningkat maka kinerja mereka juga akan meningkat. pengaruh

kompetensi ini terutama dari ketrampilan kemudian disusul faktor

pengetahuan dan terakhir adalah sikap kerja.

Kinerja juga akan menjadi penting sebab kinerja akan mampu

mencerminkan ukuran dari keberhasilan unsur pimpinan dalam mengelola

organisasi dan Sumber Daya Manusia yang ada pada suatu organisasi (Azas

et al., 2019).
40

3.1.4. Pengaruh Langsung Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai

Komitmen organisasi adalah derajat seseorang seseorang dalam

mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi organisasi dan

berkeinginan melanjutkan berkeinginan melanjutkan partisipasi aktif di

dalamnya(Badu et al., 2019). Jackson dalam Badu et al., (2019) bahwa

komitmen) bahwa komitmen organisasi adalah tingkat tingkat kepercayaan

kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan

mempunyai keinginan untuk tetap menjadi bagian organisasi tersebut.

Mowday, Steers dan Porter, 1982 dalam Badu et al., (2019) mengatakan

bahwa komitmen organisasi sebagai keinginan yang kuat untuk menjadi untuk

menjadi anggota anggota organisasi organisasi tertentu, berusaha keras

sesuai dengan keinginan organisasi serta keyakinan tertentu dan penerimaan

nilai dan tujuan organisasi.

3.1.5. Pengaruh Langsung Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai

Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan

tujuan individu. Pada dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk

bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka (H. M. Nasution, et al,

2016). Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan

sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi. Motivasi yang

rendah dapat membuat seseorang yang berkualitas tinggi mempunyai kinerja

yang buruk dan sebaliknya. Pemberian motivasi dapat memberikan efek

positif dalam pelaksanaan pekerjaan pegawai dalam pencapaian target kerja

organisasi. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan indikasi kurangnya


41

motivasi yang dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Motivasi dapat berpengaruh secara simultan terhadap kinerja (Surajiyo, 2019).

3.1.6. Pengaruh Tidak Langsung Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai

Melalui Komitmen Organisasi.

Komitmen merupakan derajat seseorang mengidentifikasi dirinya

sebagai bagian dari organisasi dan berkeinginan melanjutkan partisipasi aktif

didalamnya. Steers dalam Tulodo (2012) mendefinisikan komitmen organisasi

sebagai rasa identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas yang dinyatakan oleh

seorang karyawan terhadap organisasinya. Steers berpendapat bahwa

komitmen organisasi merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik

terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi. Komitmen terhadap

organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi

sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya

yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Oleh karena

itu dengan adanya komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh dari

kompetensi terhadap kinerja pegawai.

Hasil penelitian dari Batilmurik (2020) menemukan pentingnya

menciptakan komitmen organisasi yang kuat agar dapat memberi pengaruh

yang efektif terhadap kinerja pegawai.

Hasibuan dalam Novriansyah et al., (2019) menjelaskan kinerja

sebagai hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman

dan kesungguhan serta waktu. Rachmawati, (2016) dalam Wahyuni dan

Gorda (2019) menyatakan kinerja dapat diartikan hasil dari suatu proses yang
42

diukur berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Hasil yang diukur adalah

pencapain pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan

3.1.7. Pengaruh Tidak Langsung Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai

Melalui Motivasi

Selain kompetensi pegawai, motivasi kerja dipandang sebagai suatu

indikator yang tidak begitu terlihat karena timbul dari dari dalam diri masing-

masing pegawai. Oleh sebab itu, motivasi kerja dapat digunakan sebagai

variabel intervening(Basori et al., 2017).

Motivasi adalah sebuah keinginan atau dorongan yang berasal dari

dalam diri individu untuk kemudian melakukan suatu tindakan yang

dianggapnya sesuai dengan situasi yang dia alami. Hasil penelitian yang

dilakukan terhadap karyawan yang ada menunjukkan bahwa para karyawan

ini ingin membutuhkan ruang untuk mengaktualisasikan diri atau dengan kata

lain kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan. Kinerja mereka akan semakin

baik ketika mereka merasa termotivasi melalui perhatian dan penghargaan

yang diberikan oleh pimpinannya. Ini berarti bahwa motivasi berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja pegawai (Lawasi dan Triatmanto, 2017).

Penelitian terdahulu dari Lioni (2021) menemukan bahwa aspek lain

yang memengaruhi kinerja pada penelitiannya yaitu motivasi yang dapat

mendukung kompetensi pegawai. Hasil penelitian lain dari Tua et al (2020)

juga menemukan kondisi yang sama terkait pengaruh motivasi terhadap

kinerja.
43

Motivasi dapat didefinisikan sebagai kesatuan kompleks dari proses

pemberian motif kerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga

mereka mau bekerja dengan ikhlas demi dan meningkatkan kompetensi demi

tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis (Utami, 2015).

Robbin dalam penelitian Rahayu dan Ruhamak (2017) mengemukakan bahwa

motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu sebagai kesediaan untuk

mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi demi tujuan-tujuan organisasi yang

dikondisikan oleh kemampuan dan upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan

individual.

Berdasarkan landasan teori dan referensi penelitian terdahulu yang

telah dijelaskan maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat

pada gambar berikut:

Komitmen
Organisasi (Z1)

Kompetensi (X) Kinerja (Y)

Motivasi Kerja
(Z2)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

3.2. Hipotesis

1) Kompetensi berpengaruh langsung positif signifikan terhadap

komitmen organisasi pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan.
44

2) Kompetensi berpengaruh langsung positif signifikan terhadap motivasi

kerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan.

3) Kompetensi berpengaruh langsung positif signifikan terhadap kinerja

pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

4) Komitmen organiasi berpengaruh langsung positif signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan.

5) Motivasi berpengaruh langsung positif signifikan terhadap kinerja

pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

6) Kompetensi berpengaruh tidak langsung positif signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan jika dimediasi oleh komitmen organisasi.

7) Kompetensi berpengaruh tidak langsung positif signifikan terhadap

kinerja pegawai Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan jika dimediasi oleh motivasi kerja.


45

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif

dengan pengumpulan data memakai kuisioner. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan survei dan menyebar kuesioner untuk

menganalisis fakta dan data-data yang menunjang keterangan yang

diperlukan untuk mendukung pembahasan penelitian. Dalam penelitian ini,

diharapkan dapat diketahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja melalui

komitmen organisasi dan motivasi kerja, sehingga akan menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis dengan

menggunakan program SPSS dan SmartPLS.

4.2. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di lingkungan Kantor Dinas Kelautan Dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan yang berada di Jl. Baji Minasa No.12

Kecamatan Mariso Kota Makassar, sedangkan waktu penelitian selama dua

bulan, yaitu dari Bulan Februari sampai April 2022.

4.3. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah auditor di Dinas Kelautan Dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 93 orang. Adapun sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yakni sampel jenuh atau sensus sehingga

jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 responden.


46

4.4. Jenis Data dan Sumber Data


Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif adalah data yang diperoleh berupa keterangan –

keterangan yang mendukung penelitian ini.

b. Data Kuantitatif adalah data yang digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel yakni data ordinal yang diperoleh dari hasil

kuisioner yang dilanjutkan dengan menggunakan skala likert.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian.

Sumber data primer adalah kuisioner kepada responden tentang

variabel yang diteliti pada Kantor Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media cetak

seperti buku, katalog kantor dan keterangan lain, yaitu data tersebut

diperoleh penulis dari dokumen-dokumen instansi dan buku-buku

literatur yang memberikan informasi tentang variabel yang diteliti,

seperti gambaran umum Kantor Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan.


47

4.5. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah tehnik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa instrument

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya:

1. Kuisioner, adalah seperangkat pertanyaan yang disusun untuk diajukan

kepada responden. Kuisioner ini dimaksudkan untuk memperoleh

informasi tertulis dari responden mengenai soft skill, hard skill, motivasi

dan kinerja auditor. Data kuisioner dikumpulkan secara langsung, hal ini

dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-benar objektif. Data

kuisioner bersifat tertutup, yakni pertanyaan dibuat sedemikian rupa

sehingga jawaban responden terbatas pada salah satu alternatif jawaban

yang disediakan.

2. Wawancara

Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya

dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang di

wawancarai dapat juga tidak secara langsung seperti memberikan daftar

pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.Instrumen yang

digunakan dapat berupa pedoman wawancara maupun ‘checklist’.

3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan dokumen-

dokumen perusahaan, literatur, karangan ilmiah yang ada kaitannya

dengan penelitian ini.

4.6. Teknik Analisis Data


Dalam mengelola data yang ada, setelah peneliti mengumpulkan data,

baik dari lokasi penelitian maupun dari literatur-literatur lainnya dan dari hasil

kepustakaan, maka penulis menggunakan metode, sebagai berikut:


48

a) Uji validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang digunakan untuk mengukur valid

tidaknya suatu alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh

data didalam suatu penelitian. Kevalidan tersebut dapat diketahui

dengan melihat koefisien korelasi (r) antara skor item dan skor total.

Suatu kuisioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur untuk kuisioner tersebut

(Ghozali, 2011). Menurut Sugiyono (2016) menyatakan item yang

mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi

yang tinggi pula menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas

yang tinggi pula.

Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid adalah

nilai indeks validitasnya ≥ 0.3 dan jika koefisien korelasi Pearson Product

Moment ≤ r tabel. Oleh karena itu, semua pertanyaan yang memiliki

tingkat korelasi dibawah r tabel atau 0,3 harus diperbaiki karena

dianggap tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur konsistensi suatu

kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu

variabel dikatakan relibel jika memberikan nilai cronbach alpha ≥ 0,60

(Pramesti,2016). Uji Reliabilitas juga dapat diukur dengan uji statistik

cronbach alpha. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach

adalah sebagai berikut :


49

K ∑σ i 2
r= (1− 2 )
k−1 σ

Keterangan :

r = Koefisien reabilitas yang dicari

K = Jumlah butir pertanyaan


2
σ i = Variasi butir – butir pertanyaan

σ 2 = Variasi Skortes

Untuk mengerjakan rumus diatas dalam uji reliabilitas sebuah

instrumen, yang sering banyak memakan waktu adalah perhitungan varian

setiap butir soal, tergantung jumlah butiran pertanyaan yang ada. Semakin

banyak jumlah pertanyaan akan semakin banyak kerja perhitungan varians

tiap butirnya.

Varians butir ini sendiri dapat diperoleh dengan mempergunakan

rumus sebagai berikut :


2
( ∑ Xi)
∑ Xi2− N
r=
N

Keterangan :

i = Varians butir pertanyaan ke-n (misal ke-1, ke-2 dan seterusnya)

N = Jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-4

Pada penelitian ini menggunakan analisis data statistik dimana salah

satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang

amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih

mudah untuk dapat dipahami.

1. Pengukuran Variabel
50

Dalam penelitian ini, data dihimpun dan dikumpulkan melalui beberapa

metode, salah satunya dengan menggunakan Skala Likert, yaitu melalui daftar

pertanyaan dan setiap pertanyaan (indikator) yang diajukan sebagai alat ukur.

Dengan indikator Skala Likert dimana jawaban atas kuisioner diberikan bobot.

Alternatif jawaban dalam penelitian ini memakai skala likert. Sokardi

(2007: 146) menyatakan bahwa skala likert ini telah banyak digunakan oleh

para peneliti guna untuk memastikan sikap seseorang. Skala ini menilai sikap

atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan kepada responden.

Dengan skala likert menurut Sugiyono (2006: 134-135) variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator

dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan dan pertanyaan.

Tabel 4.1. Instrumen Skala Likert

Pertanyaan Bobot
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Sugitono (2006; 134)

2. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2005: 95).

3. Analisis Jalur.
51

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur (path

analysis). Digunakan untuk menganalisis pola hubungan diantara variabel.

Model ini untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap varabel terikat (endogen)

Sugiyono (2016). Lebih lanjut menurut Sugiyono (2016) bahwa koefisien

jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandartkan, yaitu koefisien

regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku

(Z-score). Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji

hipotesis yang dapat dibuat merupakan rancangan uji hipotesis dalam

penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas

ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05 (p value). Dan menghasilkan

nilai t-tabel sebesar (Ghozali,2011)

Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian, maka rancangan uji hipotesis yang

dapat dibuat merupakan rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini

disajikan berdasarkan tujuan penelitian. Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95%, sehingga tingkat presisi atau batas

ketidakakuratan sebesar (α) = 5% = 0,05. Dan menghasilkan nilai t-tabel


52

Gambar 4.1. Analisis Jalur

Adapun alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis)

dengan persamaan sebagai berikut:

Z1 =∝ X + e .................................................................. (1)

Z2 =βX +e .................................................................. (2)

Y = βX+ β Z1 + β Z 2 +e .......................................... (3)

Sobel test merupakan uji untuk mengetahui apakah hubungan yang

melalui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu sebagai

mediator dalam hubungan tersebut. Sebagai contoh pengaruh A terhadap

B melalui M. Dalam hal ini variabel M merupakan mediator hubungan dari

A ke B. Untuk menguji seberapa besar peran variabel M memediasi

pengaruh A terhadap B digunakan uji Sobel test. Dimana Sobel test

mengunakan uji z dengan rumus sebagai berikut :


53

4.7. Definisi Operasional Variabel


Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator


Kompetensi Segala bentuk 1) Keterampilan menjalankan
(X) kemampuan yang tugas (task-skills)
dimiliki oleh seorang 2) Keterampilan mengelola
pegawai untuk dapat tugas (task management
menunjang pekerjaan skills),
3) Keterampilan mengambil
tindakan (contingency
management skills)
4) Keterampilan beradaptasi
(transfer skill)
Komitmen Komitmen organisasi 1) Affective commitment
Organisasi merupakan sikap dari 2) Continuance commitment
(Z1) seorang pegawai untuk 3) Normative commitment
memberi yang terbaik
bagi instansi.
Motivasi Kerja Motivasi merupakan 1) Fisiologis
(Z2) kesungguhan dari 2) Keamanan
seorang auditor untuk 3) Sosial,
dapat memberi yang 4) Penghargaan
terbaik bagi intansinya 5) Aktualisasi Diri
menggunakan segala
sumber daya yang
dimiliki ataupun yang
tersedia
Kinerja Kinerja pegawai 1) Kuantitas,
Pegawai merupakan segala 2) Kualitas,
(Y) bentuk dari output 3) Kerjasama
pekerjaan yang telah 4) Kreativitas
dilaksanakan sesuai
dengan standar
pelaksanaan kerja yang
berlaku dalam instansi
54

BAB V
HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian


Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan

UndangUndang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pusat dan Daerah telah pula memberikan kewenangan otonomi bagi daerah

untuk membangun dan mengembangkan daerahnya sendiri sesuai kebutuhan

serta sumberdaya yang dimiliki demi kemakmuran rakyatnya.

Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, maka Provinsi Sulawesi

Selatan sebagai daerah otonomi telah membenahi diri untuk membangun

daerahnya dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada diantaranya adalah

sumberdaya Kelautan dan Perikanan.

Paradigma pembangunan Kelautan dan Perikanan kedepan tetap

diarahkan pada visi dan misi Provinsi Sulawesi Selatan yaitu “Sulawesi

Selatan yang Inovatif, Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter” sedangkan dari 5

(lima) Misi Provinsi Sulawesi selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan

menjalankan 2 misi yaitu “ Misi 1. Mewujudkan Pemerintahan yang

Berorientasi Melayani dan Inovatif dan Misi 5. Meningkatkan Produktivitas dan

Daya Saing Produk Sumberdaya Alam yang Berkelanjutan. Hal ini untuk

mewujudkan tiga pilar pembangunan yaitu Pro-Poor (Pengentasan

kemiskinan), Pro-Job (Penyerapan Tenaga Kerja), Pro-Growth (Pertumbuhan)

dan Pro-Sustainability (Keberlanjutan), yang dalam pelaksanaannya perlu

didukung dengan penciptaan iklim usaha yang mendorong investasi dibidang

kelautan dan perikanan (Pro-Business). Dalam rangka mengoptimalkan


55

pembangunan Kelautan dan Perikanan di Sulawesi Selatan, maka

dilaksanakan melalui pendekatan sektor kegiatan yang meliputi (1) Perikanan

Budidaya dan Daya Saing hasil Produk Perikanan, (2) Perikanan Tangkap (3)

Pengelolaan dan Penataan Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (4)

Perlindungan, Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan.

Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus

mendorong peningkatan pertumbuhan produksi dengan fokus pada

peningkatan produksi perikanan budidaya, sementara pada pemanfaatan

sumberdaya perikanan tangkap diupayakan melalui pengembangan sarana

dan prasarana teknologi penangkapan ikan yang ramah lingkungan. Adapun

Produksi Perikanan Sulawesi Selatan bersumber dari usaha perikanan

penangkapan (Laut & Perairan Umum) dan usaha perikanan budidaya (Laut,

Tambak, Kolam dan Sawah).

Belum optimalnya pencapaian tingkat produktifitas usaha perikanan

budidaya dan upaya penangkapan memberi dampak pada kegiatan

pembangunan dan pengembangan sektor perikanan secara keseluruhan.

Pembangunan usaha Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan ke depan

akan menjadi usaha perikanan yang berproduktivitas dan memiliki daya saing

yang tinggi baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Upaya yang

dilakukan diarahkan pada tiga ruang lingkup pengembangan yaitu optimalisasi

dan pengembangan kegiatan produksi, peningkatan daya saing melalui

penanganan dan pengolahan produk hasil perikanan, dan pengembangan

mekanisme dan jaringan pemasaran. Dengan komitmen ini, pembangunan

Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan secara optimal akan mampu


56

memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembangunan di Sulawesi

Selatan dan Nasional.

Visi dan misi yang dijalankan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan yakni “Sulawesi Selatan yang Inovatif, Produktif,

Kompetitif, Inklusif dan Berkarakter”.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 73 Tahun

2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor

89 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

Serta Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

Struktur Organisasi Dinas dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

ditetapkan susunannya sebagai berikut :

Gambar 5.1. Struktur Organisasi

Sumber: https://dkp.sulselprov.go.id/page/about(2022)
57

5.2. Analisis Deskriptif

5.2.1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1. Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentasi (%)


Perempuan 45 48
Laki-Laki 48 52
Total 93 100
Sumber: Data Diolah (2022)

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah perempuan yakni

48% dan laki-laki 52% menunjukkan nilai yang hampir sama dan dalam intansi

ini tidak terdapat gap yang berarti antara kinerja pegawai perempuan dan laki-

laki. Kategori selanjutnya yakni tingkat pendidikan yang dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.2. Kategori Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Jumlah Persentasi (%)


Pendidikan
Sarjana 67 72
Pascasarjana 21 28
Total 93 100
Sumber: Data Diolah (2022)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai

pada intansi ini yakni sarjana (S1) sebanyak 72% dimana tingkat pendidikan

ini merupakan standar pendidikan pada Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun pegawai yang awalnya memiliki latar

belakang pendidikan SMA/Sederajat telah diberi kesempatan untuk

melanjutkan pendidikan melalui tugas belajar ke perguruan tinggi dengan

jurusan yang terkait dengan bidang kerja. Adapun pegawai yang telah
58

menempuh tingkat pendidikan pascarjana sebanyak 28% mulai tingkat strata

dua (S2), strata tiga (S3) dan profesi.

Edwin B. Flippo seperti dikutip Hasibuan (2005) mengemukakan

bahwa pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan

umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh. Hingga saat

penelitian ini dilaksanakan masih terdapat pegawai yang sedang

melaksanakan tugas belajar yang menunjukkan bahwa instansi pemerintahan

ini mendukung adanya pengembangan kompetensi yang dapat menunjang

komitmen organisasi, motivasi kerja hingga kinerja pegawainya. Adapun untuk

masa kerja pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3. Kategori Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentasi (%)

Dibawah 1 hingga 5 16 17
tahun
Diatas 5 hingga 10 35 38
tahun
Diatas 10 tahun 42 45
Total 93 100
Sumber: Data Diolah (2022)

Berdarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam

penelitian ini mayoritas telah bekerja di atas 10 tahun sebanyak 45%,

selanjutnya kelompok dengan masa kerja di atas 5 hingga 10 tahun sebanyak

38%. Adapun pegawai dengan masa kerja dibawah 1 hingga 5 tahun

sebanyak 17%.

Harsiwi dalam Damingun (2018) mengemukakan bahwa “sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Roffey Park Management Institue


59

menyebutkan bahwa employability terbentuk dari gabungan antara

pengalaman, track record, dan kemampuan utama, termasuk didalamnya

adalah fleksibilitas, kreativitas, change management, teamwork, serta

keinginan untuk terus belajar. Beberapa manajer membentuk employability-

nya melalui peningkatan pelatihan, networking, dan mengerjakan tugas yang

sulit. Pendapat di atas menunjukkan bahwa lama bekerja merupakan

pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan

dan jabatan.

5.2.2. Tanggapan Responden

Deskripsi tanggapan responden terkait variabel kompetensi (X)

komitmen organisasi (Z1), Motivasi kerja (Z2), dan kinerja pegawai (Y) dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.4 Tanggapan Responden Tentang Kompetensi

Kode Uraian Tanggapan


Responden
Rata-
Pertanyaan
STS TS RG S SS rata

(1) (2) (3) (4) (5)

X1.1 Para pegawai telah memiliki 0 10 1 59 23 4.02


keterampilan untuk
menyelesaikan pekerjaan

X1.2 Keterampilan mengelola 0 12 25 53 3 3.50


segala bentuk pembagian
tugas yang telah dimiliki oleh
para pegawai pada intansi ini

X1.3 Keterampilan mengambil 0 7 5 78 3 3.82


tindakan telah dimiliki oleh
para pegawai

X1.4 Para pegawai mampu 0 11 9 60 13 3.80


beradaptasi pada
perkembangan teknologi yang
60

menunjang pekerjaan

Rata- Rata Tanggapan Variabel 3.78

Sumber: Olah Data (2021)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan indikator

penyusun telah menunjukkan tanggapan responden mulai tidak setuju hingga

sangat setuju dengan nilai tanggapan variabel sebesar 3.78 yang masuk

kategori baik. Tanggapan tertinggi yakni pernyataan tentang “Para pegawai

telah memiliki keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan” dengan nilai rata-

rata 4,02 yang merupakan tanggapan responden tertinggi dan masuk kategori

baik. sedangkan Nilai tanggapan responden terendah yakni pernyataan

tentang” Para pegawai mampu beradaptasi pada perkembangan teknologi

yang menunjang pekerjaan” dengan nilai rata-rata 3.80 dimana masih

terdapat pegawai yang kewalahan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan

penggunaan teknologi yang sifatnya berkembang dengan sangat cepat.

Meskipun nilai tanggapan responden untuk pernyataan ini merupakan yang

terendah namun nilai tersebut telah masuk kategori baik. Tanggapan

responden untuk variabel selanjutnya tentang komitmen organisasi dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5 Tanggapan Responden Tentang Komitmen Organisasi


Kode Uraian Tanggapan
Responden Rata-
Pertanyaan STS TS RG S SS rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Z1.1 Para pegawai ingin menjadi 12 21 47 13 3.65
bagian dari organisasi karena
adanya ikatan emosional saat
bekerja
Z1.2 Para pegawai tetap bertahan 12 25 49 7 3.54
pada suatu organisasi karena
membutuhkan gaji dan
keuntungan-keuntungan lain
61

Z1.3 Pegawai bertahan pada intansi 6 8 69 10 3.89


ini karena adanya kesadaran
bahwa komitmen terhadap
organisasi merupakan hal yang
seharusnya dilakukan saat
bekerja
Rata-Rata Tanggapan Variabel 3.69
Sumber: Olah Data (2021)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan indikator

penyusun telah menunjukkan tanggapan responden mulai tidak setuju hingga

sangat setuju dengan rata-rata tanggapan variabel sebesar 3.69 yang masuk

kategori baik. Tanggapan tertinggi yakni pernyataan tentang “Pegawai

bertahan pada intansi ini karena adanya kesadaran bahwa komitmen

terhadap organisasi merupakan hal yang seharusnya dilakukan” dengan nilai

rata-rata 3,89 yang merupakan tanggapan responden tertinggi dan masuk

kategori baik. sedangkan Nilai tanggapan responden terendah yakni

pernyataan tentang ”Para pegawai tetap bertahan pada suatu organisasi

karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain” dengan nilai rata-

rata 3.54 dimana di antara para pegawai masih ada yang ingin beralih ke

intansi pemerintahan lainnya yang dipersepsikan memiliki nilai lebih ketika

menjadi pegawai disana. Meskipun nilai tanggapan responden untuk

pernyataan ini merupakan yang terendah namun nilai tersebut telah masuk

kategori baik. Tanggapan responden untuk variabel selanjutnya tentang

motivasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.6 Tanggapan Responden Tentang Motivasi Kerja

Kode Uraian Tanggapan


Responden Rata-
Pertanyaan STS TS RG S SS rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Z2.1 Kebutuhan akan sandang, 8 12 64 9 3.79
pangan, papan dan
62

Kode Uraian Tanggapan


Responden
kebutuhan jasmani lain dapat
terpenuhi ketika menjadi
pegawai pada intansi ini Rata-
Pertanyaan
Z2.2 Kebutuhan akan keselamatan 9 10 71 3 rata
3.73
dan perlindungan terhadap
kerugian fisik dan emosional
dipenuhi dengan baik pada
instansi ini
Z2.3 Telah terbentuk hubungan 9 24 58 2 3.56
kekeluargaan di lingkungan
kerja yang dapat menunjang
proses bekerja
Z2.4 Penghormatan diri seperti 9 29 53 2 3.51
harga diri, otonomi, dan
prestasi; serta faktor
penghormatan diri luar dapat
diperoleh ketika menjadi
pegawai pada instansi ini
Z2.5 Para pegawai memiliki 3 13 72 5 3.84
dorongan untuk menjadi
seseorang atau sesuai
ambisinya yang mencakup
pertumbuhan, pencapaian
potensi, dan pemenuhan
kebutuhan diri
Rata-Rata Tanggapan Variabel 3.68

Sumber: Olah Data (2021)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan indikator

penyusun telah menunjukkan tanggapan responden mulai tidak setuju hingga

sangat setuju dengan rata-rata tanggapan variabel 3.68 yang masuk kategori

baik. Tanggapan tertinggi yakni pernyataan tentang “Para pegawai memiliki

dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai ambisinya yang mencakup

pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri” dengan

nilai rata-rata 3,84 yang merupakan tanggapan responden tertinggi dan

masuk kategori baik. sedangkan Nilai tanggapan responden terendah yakni

pernyataan tentang “Penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan


63

prestasi; serta faktor penghormatan diri luar dapat diperoleh ketika menjadi

pegawai pada instansi ini” dengan nilai rata-rata 3.51 dimana para pegawai

akan lebih termotivasi ketika mendapatkan penghargaan diri atas proses dan

hasil kerja yang telah dicapai. Meskipun nilai tanggapan responden untuk

pernyataan ini merupakan yang terendah namun nilai tersebut telah masuk

kategori baik. Tanggapan responden untuk variabel selanjutnya tentang

kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.7 Tanggapan Responden Tentang Kinerja Pegawai

Kode Persentase Jawaban


Responden Rata-
Pertanyaan STS TS RG S SS rata
(1) (2) (3) (4) (5)
Y1.1 Para pegawai mampu 7 23 53 10 3.70
menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan jumlah yang
diberi sebagai tanggung
jawab
Y1.2 Pekerjaan yang diselesaikan 8 28 55 2 3.54
sesuai kualitas yang
diharapkan
Y1.3 Para pegawai dalam intansi 2 11 74 6 3.90
ini mampu bekerjasama untuk
menyelesaikan pekerjaan
Y1.4 Para pegawai berupaya 1 12 74 6 3.91
menghadirkan inovasi dalam
menyelesaikan pekerjaan
Rata-Rata Tanggapan Variabel 3.76
Sumber: Olah Data (2021)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan indikator

penyusun telah menunjukkan tanggapan responden mulai tidak setuju hingga

sangat setuju dengan nilai rata-rata tanggapan variabel 3.76 yang masuk
64

kategori baik. Tanggapan tertinggi yakni pernyataan tentang “Para pegawai

memiliki kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan” dengan nilai rata-rata

3,91 yang merupakan tanggapan responden tertinggi dan masuk kategori

baik. sedangkan Nilai tanggapan responden terendah yakni pernyataan

tentang “Pekerjaan yang diselesaikan sesuai kualitas yang diharapkan”

dengan nilai rata-rata 3.54 dimana dalam melaksanakan pekerjaan para

pegawai akan diberi arahan dalam bentuk SOP ataupun standar kualitas hasil

pekerjaan yang telah ditentukan oleh instansi. Meskipun nilai tanggapan

responden untuk pernyataan ini merupakan yang terendah namun nilai

tersebut telah masuk kategori baik.

5.3. Uji Kualitas Data


5.3.1 Uji Validitas

Menurut siregar (2012) validitas menunjukan seberapa jauh suatu tes

atau operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur. Analisis validitas

dilakukan terhadap instrumen semua variabel melalui bantuan SPSS IBM.

Dasar pengambilan keputusan (Sugiyono,2016) yakni jika r hitung >r tabel = 0,30;

maka pernyataan valid. Begitupun sebaliknya jika r hitung <r tabel = 0,30 ; maka

pernyataan tidak valid. Validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu

alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga

memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat mendeteksi

perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya. Untuk

r hitung dapat dilihat pada kolom correted-item total coraletion pada tabel

correlation. Hasil analisis validitas dapat disajikan sebagai berikut:


65

Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X1)

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan

Kompetensi (X1) X1.1 0.776 0,30 Valid


X1.2 0.777 0,30 Valid
X1.3 0.897 0,30 Valid
X1.4 0.878 0,30 Valid
Sumber: Olah Data SPSS (2022)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel diatas, kuesioner tentang

variabel komptensi terdiri 4 pertanyaan yang telah diisi oleh 93 responden

pada penelitian ini. Dari hasil perhitungan validitas dapat dilihat setiap

pertanyaan dari masing-masing variabel menunjukan nilai r hitung > r tabel =

0,30. Sehingga hasil dari uji validitas terhadap semua pertanyaan dari

masing-masing variabel adalah valid. Selanjutnya hasil uji validitas terhadap

indikator penyusun variabel komitmen organisasi dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas Variabel Komitmen Organisasi (Z1)

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan

Komitmen Organisasi Z1.1 0.908 0,30 Valid


(Z1)
Z1.2 0.868 0,30 Valid

Z1.3 0.738 0,30 Valid

Sumber: Olah Data SPSS (2022)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel diatas, kuesioner tentang

variabel komitmen organisasi terdiri 3 pertanyaan yang telah diisi oleh 93

responden pada penelitian ini. Dari hasil perhitungan validitas dapat dilihat

setiap pertanyaan dari masing-masing variabel menunjukan nilai r hitung > r


66

tabel = 0,30. Sehingga hasil dari uji validitas terhadap semua pertanyaan dari

masing-masing variabel adalah valid. Selanjutnya hasil uji validitas terhadap

indikator penyusun variabel motivasi kerja dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.10 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (Z2)

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan

Motivasi Kerja (Z2) Z2.1 0.848 0,30 Valid


Z2.2 0.764 0,30 Valid
Z2.3 0.773 0,30 Valid
Z3.4 0.729 0,30 Valid
Z2.5 0.777 0,30 Valid
Sumber: Olah Data SPSS (2022)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel diatas, kuesioner tentang

variabel motivasi kerja terdiri 5 pertanyaan yang telah diisi oleh 93 responden

pada penelitian ini. Dari hasil perhitungan validitas dapat dilihat setiap

pertanyaan dari masing-masing variabel menunjukan nilai r hitung > r tabel =

0,30. Sehingga hasil dari uji validitas terhadap semua pertanyaan dari

masing-masing variabel adalah valid. Selanjutnya hasil uji validitas terhadap

indikator penyusun variabel kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.11 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Pegawai (Z2)

Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan

Kinerja Pegawai (Y) Y.1 .850 0,30 Valid


Y.2 .779 0,30 Valid
Y.3 .861 0,30 Valid
Y.4 .846 0,30 Valid
Sumber: Olah Data SPSS (2022)

Dari hasil pengujian validitas pada tabel diatas, kuesioner tentang

variabel kinerja pegawai terdiri 4 pertanyaan yang telah diisi oleh 93


67

responden pada penelitian ini. Dari hasil perhitungan validitas dapat dilihat

setiap pertanyaan dari masing-masing variabel menunjukan nilai r hitung > r

tabel = 0,30. Sehingga hasil dari uji validitas terhadap semua pertanyaan dari

masing-masing variabel adalah valid.

5.3.2 Uji Reliabilitas

Instrument penelitian juga harus realible (dapat diandalkan).

Reliabilitas suatu pengukur menunjukan stabilitas dan konsistensi dari suatu

instrument yang mengukur suatu konsep. Uji reliabilitas dimaksudkan menguji

instrument yang sama pada waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang

sama. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha ≥ 0,60 (Sugiyono,2016). Berdasarkan hasil pengolahan

menggunakan SPSS. Crombach’s Alpha untuk semua variabel yang dapat

dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.12 Hasil Uji Reabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Kompetensi (X) 0.924 Realibel

Komitmen Organisasi(Z1) 0.916 Realibel

Motivasi kerja (Z2) 0.913 Realibel

Kinerja Pegawai (Y) 0.930 Realibel

Sumber: Olah Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing

variabel antara variabel kompetensi (X), komitmen organisasi (Z1), motivasi

kerja (Z2) dan kinerja pegawai (Y) ternyata diperoleh nilai Cronbach Alpha ≥
68

0,60. Dengan demikian, maka hasil uji reabilitas terhadap keseluruhan

variabel adalah reliabel.

5.4. Analisis Jalur (Path Analysis)


5.4.1 Model Analisis Jalur

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner yang dilakukan pada 93

responden maka pemodelan analisis jalur menggunakan SmartPLS dapat

dilihat pada gambar berikut:


69

Gambar 5.2. Analisis Bootstrapping SmartPLS (2022)

Bootstrapping adalah proses untuk menilai tingkat signifikansi atau

probabilitas dari pengaruh langsung (direct effects), pengaruh tidak langsung

(indirect effects) dan pengaruh total (total effects).

5.4.2. Analisis Pengaruh Langsung

Berdasarkan hasil olah data menggunakan bantuan software

SmartPLS, maka hasil analisis pengaruh langsung dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 5.13 Koefisien Pengaruh Langsung

Origina Sample Standar T Statistic P


l Mean Deviation (O/STADEV) Values
Sample (M) (STADEV)
(O)
Kompetensi -> 0.686 0.687 0.057 12.058 0.000
Komitmen Organisasi
Kompetensi -> Motivasi 0.684 0.683 0.071 9.577 0.000
Kerja
Kompetensi -> Kinerja 0.673 0.671 0.066 10.179 0.000
70

Pegawai
Komitmen Organisasi - 0.140 0.144 0.104 1.347 0.179
> Kinerja Pegawai
Motivasi Kerja -> 0.720 0.722 0.076 9.450 0.000
Kinerja Pegawai
Sumber: SmartPLS (2022)

Berdasarkan tabel di atas maka hubungan pengaruh langsung dapat

diuraikan sebagai berikut:

1) Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.686 terhadap komitmen

organisasi dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga

kompetensi menunjukkan pengaruh postif signifikan terhadap komitmen

organisasi.

2) Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.684 terhadap motivasi kerja

dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga kompetensi

menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja.

3) Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.673 terhadap kinerja pegawai

dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga kompetensi

menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.

4) Komitmen organisasi berpengaruh positif sebesar 0.140 terhadap kinerja

pegawai dengan p values 0.179 yang lebih besar dari 0.05 sehingga

komitmen organisasi menunjukkan pengaruh tidak signifikan terhadap

kinerja pegawai.

5) Motivasi kerja berpengaruh positif sebesar 0.720 terhadap kinerja pegawai

dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga motivasi kerja

menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai.


71

5.4.3. Analisis Pengaruh Tidak Langsung

Berdasarkan hasil olah data menggunakan bantuan software

SmartPLS, maka hasil analisis pengaruh tidak langsung dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 5.14 Koefisien Pengaruh Tidak Langsung

Origina Sample Standar T Statistic P


l Mean Deviation (O/STADEV) Values
Sample (M) (STADEV)
(O)
Kompetensi -> 0.096 0.100 0.073 1.310 0.191
Komitmen Organisasi -
> Kinerja Pegawai
Kompetensi -> Motivasi 0.493 0.492 0.068 7.283 0.000
Kerja -> Kinerja
Pegawai
Sumber: SmartPLS (2022)

Berdasarkan tabel di atas maka hubungan pengaruh tidak langsung

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.096 terhadap kinerja pegawai

jika dimediasi oleh komitmen organisasi dengan p values 0.191 yang lebih

besar dari 0.05 sehingga kompetensi menunjukkan pengaruh positif tidak

signifikan terhadap kinerja pegawai jika dimediasi oleh komitmen

organisasi.

2) Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.493 terhadap kinerja pegawai

jika dimediasi oleh motivasi kerja dengan p values 0.000 yang lebih kecil

dari 0.05 sehingga kompetensi menunjukkan pengaruh positif signifikan

terhadap kinerja pegawai jika dimediasi oleh komitmen organisasi.


72

5.4.4. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis pengaruh langsung dan efek pengaruh tidak

langsung menggunakan bantuan software SmartPLS maka hasil uji hipotesis

penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.15. Hasil Uji hipotesis

Koefisien P Keterangan
Values
Kompetensi -> Komitmen 0.686 0.000 Hipotesis
Organisasi Diterima
Kompetensi -> Motivasi Kerja 0.684 0.000 Hipotesis
Diterima
Kompetensi -> Kinerja Pegawai 0.673 0.000 Hipotesis
Diterima
Komitmen Organisasi -> Kinerja 0.140 0.179 Hipotesis Ditolak
Pegawai
Motivasi Kerja -> Kinerja Pegawai 0.720 0.000 Hipotesis
Diterima
Kompetensi -> Komitmen 0.096 0.191 Hipotesis Ditolak
Organisasi -> Kinerja Pegawai
Kompetensi -> Motivasi Kerja -> 0.493 0.000 Hipotesis
Kinerja Pegawai Diterima
Sumber: Olah Data (2022)

Berdasarkan hasil tabel di atas maka hasil uji hipotesis penelitian ini

dapat diuraikan sebagai berikut:

H1: Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.686 terhadap komitmen

organisasi dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga

kompetensi menunjukkan pengaruh postif signifikan terhadap

komitmen organisasi sehingga hipotesis diterima.

H2: Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.684 terhadap motivasi kerja

dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga kompetensi

menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap motivasi kerja

sehingga hipotesis diterima sehingga hipotesis diterima.


73

H3: Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.673 terhadap kinerja

pegawai dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga

kompetensi menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja

pegawai sehingga hipotesis diterima.

H4: Komitmen organisasi berpengaruh positif sebesar 0.140 terhadap

kinerja pegawai dengan p values 0.179 yang lebih besar dari 0.05

sehingga komitmen organisasi menunjukkan pengaruh tidak signifikan

terhadap kinerja pegawai sehingga hipotesis ditolak.

H5: Motivasi kerja berpengaruh positif sebesar 0.720 terhadap kinerja

pegawai dengan p values 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 sehingga

motivasi kerja menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap

kinerja pegawai sehingga hipotesis diterima.

H6: Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.096 terhadap kinerja

pegawai jika dimediasi oleh komitmen organisasi dengan p values

0.191 yang lebih besar dari 0.05 sehingga kompetensi menunjukkan

pengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja pegawai jika

dimediasi oleh komitmen organisasi sehingga hipotesis ditolak.

H7: Kompetensi berpengaruh positif sebesar 0.493 terhadap kinerja

pegawai jika dimediasi oleh motivasi kerja dengan p values 0.000 yang

lebih kecil dari 0.05 sehingga kompetensi menunjukkan pengaruh

positif signifikan terhadap kinerja pegawai jika dimediasi oleh

komitmen organisasi sehingga hipotesis diterima.


74

5.6. Pembahasan
5.6.1. Pengaruh Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa kompetensi

berpengaruh positif signfikan terhadap komitmen organisasi yang dapat

diartikan bahwa seorang pegawai yang senantiasa meningkatkan

kompetensinya akan berimplikasi terhadap peningkatan komitmen terhadap

organisasi yang menaunginya. Hal tersebut tidak terlepas dari kemampuan

para pegawa yang telah memiliki keterampilan untuk menyelesaikan

pekerjaan meskipun dalam hasil penyebaran kuisioner masih terlihat 10 orang

yang tidak setuju dan 1 orang ragu sebab masih ada pegawai yang

menyesuaikan diri dengan perkembangan proses bekerja menggunakan

kecanggihan IT yang kompetensi penggunanya harus terus diupdate.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Manurung dan

Riani (2017) dalam penelitiannya menemukan bahwa kompetensi kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Penelitian

selanjutnya dari Pramukti (2019) juga menemukan hal serupa yakni

kompetensi secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen organisasi. Implikasi temuan ini bahwa keseluruhan indikator

kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan sikap

menunjukkan penerapan yang positif untuk kompetensi, namun tidak

memberikan pengaruh yang nyata terhadap komitmen organisasi.

Kompetensi merupakan variabel utama yang harus dimiliki oleh

seorang pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaannya agar dapat

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh


75

organisasinya(Basori et al., 2017). Menurut Pasal 206 Peraturan Pemerintah

Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, pengembangan kompetensi

merupakan upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan

standar kompetensi jabatan dan rencana pengembangan karier. Kompetensi

adalah kemampuan seseorang/individu untuk melaksanakan (secara

profesional) suatu kegiatan dalam kategori/fungsi praktek keprofesian sesuai

dengan yang diisyaratkan dalam organisasi.

Komitmen adalah niat atau tekad untuk menjelaskan sesuatu yang

menjadi daya dorong yang sangat kuat untuk mencapai tujuan(Swastika,

2011). Lebih lanjut dijelaskan bahwa komitmen organisasi merupakan suatu

sikap atau tingkah laku dari seseorang terhadap organiasasi berupa loyalitas

serta tercapainya visi, misi dan juga tujuan organisasi(Ardiansyah & Surjanti,

2020)

5.6.2. Pengaruh Kompetensi Terhadap Motivasi Kerja

Kompetensi dalam penelitian yang dilakukan pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan pengaruh positif dan

signifikan terhadap motivasi yang dapat diartikan bahwa ketika seorang

pegawai dalam intansi pemerintahan ini senantiasa meningkatkan

kompetensinya maka akan meningkatkan motivasinya dalam bekerja.

Pegawai memiliki dorongan untuk menjadi seseorang atau sesuai ambisinya

yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan

kebutuhan diri meskipun pada objek penelitian masih terkadang terdapat

pegawai yang kelihatan kurang bersemangat saat bekerja dan ditunjang oleh
76

hasil penyebaran kuisioner mengenai pernyataan ini masih ada yang tidak

setuju serta ragu akan motivasi kerja terkait aktualisasi diri.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya dari Basori

(2017) yang dalam penelitiannya menemukan fakta empiris bahwa terdapat

pengaruh kompetensi karyawan terhadap motivasi kerja. Motivasi merupakan

serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai

hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Pada dasarnya motivasi

dapat memacu pegawai untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan

mereka (H. M. Nasution, et al, 2016). Hal tersebut dapat meningkatkan

produktivitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan

organisasi. Motivasi yang rendah dapat membuat seseorang yang berkualitas

tinggi mempunyai kinerja yang buruk dan sebaliknya.

Suatu kompetensi yang dihubungkan dengan strategi organisasi yang

dapat diterapkan pada semua karyawan sebagai suatu keahlian unggulan

suatu organisasi. Sementara itu, kompetensi manajerial manunjukkan

kemampuan dalam menjalankan manajemen dan kompetensi fungsional

merupakan kemampuan berdasar profesi di bidang teknis tertentu(Ashariandi,

2017).

Pemberian motivasi dapat memberikan efek positif dalam pelaksanaan

pekerjaan pegawai dalam pencapaian target kerja organisasi. Namun

kenyataan di lapangan menunjukkan indikasi kurangnya motivasi yang dimiliki

oleh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Motivasi dapat

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja (Surajiyo, 2019).


77

5.6.3. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh positif signifikan dari

komptensi terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan yang berarti seorang pegawai yang berupaya meningkatkan

komptensinya akan berimplikasi terhadap kinerjanya. Hal tersebut ditunjang

oleh pemberian kesempatan bagi para pegawai untuk mengikuti pelatihan

kompetensi serta melanjutkan pendidikan yang dapat menunjang proses

kerja. Dari bekal kompetensi yang dimiliki, para pegawai juga sudah dapat

menggunakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

Wibowo dalam penelitian Anggraeni dan Helmy (2020)

mengemukakan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi

atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaan tersebut. Keterampilan atau kemampuan yang

diperlukan pegawai yang ditunjukkan oleh kemampuan dengan konsisten

memberikan tingkat kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi

pekerjaan. Kompetensi merupakan penguasaan terhadap tugas,

keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang

keberhasilan serta kinerja seorang pegawai.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Sujana (2012)

yang dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor kompetensi dalam

penelitiannya berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dari karyawan

yang bekerja di PT. Inti Kebun Sejahtera, ketika kompetensi karyawan

meningkat maka kinerja mereka juga akan meningkat. pengaruh kompetensi

ini terutama dari ketrampilan kemudian disusul faktor pengetahuan dan


78

terakhir adalah sikap kerja. Kinerja juga akan menjadi penting sebab kinerja

akan mampu mencerminkan ukuran dari keberhasilan unsur pimpinan dalam

mengelola organisasi dan Sumber Daya Manusia yang ada pada suatu

organisasi (Azas et al., 2019).

5.6.4. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak

berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan dimana ketika komitmen ditingkatkan maka kinerja pegawai

juga dapat meningkat. Berdasarkan tanggapan responden, secara umum

komitmen organisasi pegawai sudah masuk kategori baik namun dalam

penelitian ini pengaruhnya terhadap kinerja pegawai tidak signifikan. Sama

halnya dengan fenomena awal yang diamati pada objek penelitian dimana

terkadang ada pegawai yang selalu ingin terlihat memiliki komitmen namun

hasil kerjanya tidak maksimal ataupun tidak sesuai waktu pengerjaan. Disisi

lain terkadang ditemui pegawai yang tidak terlihat aktif dalam bekerja dan

kadang dipersepsikan oleh rekan kerjanya sebagai pegawai yang kurang

komitmen dalam bekerja tetapi kinerjanya baik sehingga dalam penelitian ini

komitmen organisasi belum mampu menjadi tolak ukur utama dalam upaya

peningkatan kinerja pegawai.

Pada pernyataan “para pegawai tetap bertahan pada suatu organisasi

karena membutuhkan gaji dan keuntungan-keuntungan lain” terdapat

responden yang memeberi penyataan tidak setuju dan ragu yang

mengindikasikan bahwa masih terdapat pegawai yang komitmen

organisasinya belum masuk kategori baik karena masih merasa adanya


79

ketidaksesuaian gaji dan keuntungan-keuntungan lain ketika mereka

membandingkan apa yang pegawai lain terima di kementerian lainnya.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari Pramukti

(2019) dimana hasil penelitian sebaliknya menemukan bahwa ketika

komitmen organisasi ditingkatkan maka kinerja pegawai juga akan meningkat.

Adapun penelitian yang didukung oleh penelitian ini yakni hasil penelitian dari

Alam (2020) yang sama-sama menemukan fakta empiris bahwa komitmen

tidak berpengaruh signfikan terhadap peningkatan kinerja pegawai.

Komitmen organisasi adalah derajat seseorang seseorang dalam

mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi organisasi dan

berkeinginan melanjutkan berkeinginan melanjutkan partisipasi aktif di

dalamnya(Badu et al., 2019). Jackson dalam Badu et al., (2019) bahwa

komitmen) bahwa komitmen organisasi adalah tingkat tingkat kepercayaan

kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja terhadap tujuan organisasi dan

mempunyai keinginan untuk tetap menjadi bagian organisasi tersebut.

Mowday, Steers dan Porter, 1982 dalam Badu et al., (2019) mengatakan

bahwa komitmen organisasi sebagai keinginan yang kuat untuk menjadi untuk

menjadi anggota anggota organisasi organisasi tertentu, berusaha keras

sesuai dengan keinginan organisasi serta keyakinan tertentu dan penerimaan

nilai dan tujuan organisasi.

5.6.5. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada pegawai di Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan fakta empiris bahwa

motivasi yang baik dan senantiasa ditingkatkan akan berpengaruh pada


80

peningkatan kinerja pegawai pada instansi pemerintahan ini. Faktor fisiologis,

keamanan, dan aktualisasi diri menjadi indikator penunjang tercapainya

pengaruh yang baik dari motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai.

Seorang pegawai yang merasa senang dengan lingkungan bekerja, puas

dengan kondisi keamanan saat bekerja serta mendapat ruang untuk

melakukan aktualisasi diri menjadi faktor yang dapat membentuk motivasi

dengan baik sehingga ketika motivasi kerjanya baik, kinerjapun dapat

ditingkatkan baik secara kualitas, kuantitas maupun ketepatan waktu.

Motivasi merupakan serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan

tujuan individu. Pada dasarnya motivasi dapat memacu pegawai untuk

bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka (H. M. Nasution, et al,

2016). Hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan

sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan organisasi. Motivasi yang

rendah dapat membuat seseorang yang berkualitas tinggi mempunyai kinerja

yang buruk dan sebaliknya.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Bura (2019),

Nursyamsi, I. (2022), Guswandi (2020) dan Basori (2017) yang menemukan

korelasi positif yang signifikan dari motivasi kerja terhadap kinerja pegawai. Di

sisi lain, penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian dari Surajiyo (2019)

yang meneliti efek dari pemberian motivasi dalam pelaksanaan pekerjaan

pegawai dalam pencapaian target kerja organisasi. Namun dalam kenyataan

di lapangan yang telah menunjukkan indikasi kurangnya motivasi yang dimiliki

oleh pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Motivasi dapat

berpengaruh secara simultan terhadap kinerja.


81

5.6.6. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui

Komitmen Organisasi

Hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh tidak

langsung secara tidak signifikan terhadap kinerja pegawai jika dimediasi oleh

motivasi kerja yang dapat diartikan komitmen organisasi yang ada saat ini

belum mampu meningkatkan efek komptensi terhadap kinerja pegawai.

Komitmen organisasi dalam penelitian ini tidak dapat dijadikan sebagai

variabel mediasi karena berdasarkan kuisioner yang disebar masih terdapat

penilaian terhadap pegawai yang komitmen organisasinya kurang untuk tetap

bertahan pada intansi tersebut karena membandingkan apa yang dapat

diperoleh dari instansi lain sehingga meskipun kompetensi ditingkatkan,

komitmen organisasi yang ada tidak mengalami peningkatan untuk

mendukung upaya peningkatan kinerja pegawai.

Anggraeni dan Helmy (202) dalam penelitiannya menemukan

komitmen organisasi mampu memediasi kompetensi terhadap kinerja pegawai

sehingga hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya.

Hasil penelitian ini lebih cenderung mendukung hasil penelitian dari Pramukti

(2019) yang dalam penelitiannya menemukan bahwa kompetensi secara tidak

langsung langsung berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

komitmen organisasi dan kinerja pegawai.

Komitmen merupakan derajat seseorang mengidentifikasi dirinya

sebagai bagian dari organisasi dan berkeinginan melanjutkan partisipasi aktif

didalamnya. Steers dalam Tulodo (2012) mendefinisikan komitmen organisasi


82

sebagai rasa identifikasi, keterlibatan, dan loyalitas yang dinyatakan oleh

seorang karyawan terhadap organisasinya. Steers berpendapat bahwa

komitmen organisasi merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik

terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasi. Komitmen terhadap

organisasi artinya lebih dari sekedar keanggotaan formal, karena meliputi

sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya

yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi pencapaian tujuan. Oleh karena

itu dengan adanya komitmen organisasi dapat meningkatkan pengaruh dari

kompetensi terhadap kinerja pegawai.

5.6.7. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Melalui Motivasi

Kerja

Hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Kelautan Dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh tidak

langsung secara positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai jika dimediasi

oleh motivasi kerja yang dapat diartikan terbentuknya motivasi baik dalam

bekerja terbukti mampu mengotimalkan pengaruh tidak langsung kompetensi

terhadap kinerja pegawai pada intansi pemerintahan ini sehingga motivasi

kerja harus terus dijaga ataupun dipertahankan.

Kompetensi merupakan variabel utama yang harus dimiliki oleh

seorang pegawai untuk dapat melaksanakan pekerjaannya agar dapat

menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh

organisasinya(Basori et al., 2017). Motivasi merupakan hal intrinsik dari

seorang pegawai yang bertindak sebagai variabel mediasi sehubungan

dengan atribut lain dari lingkungan kerja, yang peneliti sebelumnya


83

berkontribusi untuk menghubungkan dukungan organisasi dengan hasil kreatif

(Tsai et al., 2015).

Sujana (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor

kompetensi dan motivasi kerja secara bersama-sama dalam penelitian ini

ternyata berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja dari karyawan

borongan yang bekerja di PT. Inti Kebun Sejahtera, ketika kompetensi

karyawan meningkat maka kinerja mereka juga akan meningkat. pengaruh

kompetensi ini terutama dari ketrampilan kemudian disusul faktor

pengetahuan dan terakhir adalah sikap kerja sehingga hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian sebelumnya.

Selain kompetensi pegawai, motivasi kerja dipandang sebagai suatu

indikator yang tidak begitu terlihat karena timbul dari dari dalam diri masing-

masing pegawai. Oleh sebab itu, motivasi kerja dapat digunakan sebagai

variabel intervening(Basori et al., 2017).

Motivasi adalah sebuah keinginan atau dorongan yang berasal dari

dalam diri individu untuk kemudian melakukan suatu tindakan yang

dianggapnya sesuai dengan situasi yang dia alami. Hasil penelitian yang

dilakukan terhadap karyawan yang ada menunjukkan bahwa para karyawan

ini ingin membutuhkan ruang untuk mengaktualisasikan diri atau dengan kata

lain kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan. Kinerja mereka akan semakin

baik ketika mereka merasa termotivasi melalui perhatian dan penghargaan

yang diberikan oleh pimpinannya. Ini berarti bahwa motivasi berpengaruh

terhadap peningkatan kinerja pegawai (Lawasi dan Triatmanto, 2017).


84

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan dari

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pegawai telah memiliki keterampilan untuk menyelesaikan pekerjaan

dapat membentuk kompetensi yang baik sehingga ketika ditingkatkan

dapat berpengaruh terhadap peningkatan komitmen seorang pegawai

pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

2) Kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi

seorang pegawai yang baik akan membentuk kompetensi dan dapat

berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dalam proses bekerja pada

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

3) Keterampilan kerja pegawai yang senantiasa ditingkatkan dapat memberi

pengaruh terhadap peningkatan inovasi sehingga kinerja seorang pegawai

pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dapat

ditingkatkan.

4) Komitmen organisasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja

pegawai yang dapat diartikan walaupun kebutuhan akan sandang,

pangan, papan dan kebutuhan jasmani lain dapat terpenuhi bukan

menjadi jaminan untuk seorang pegawai dapat meningkatkan kinerjanya

pada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan

5) Motivasi kerja berpngaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai

sehingga apabila seorang pegawai memiliki dorongan untuk memenuhi


85

tujuannya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan

pemenuhan kebutuhan diri menjadi motivasi yang baik untuk senantiasa

berkreasi dan berupaya meningkatkan kinerja pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

6) Komptensi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja pegawai

jika dimediasi oleh komitmen organisasi sehingga komitmen organisasi

tidak dapat menjadi variabel mediasi dari kompetensi untuk meningkatkan

kinerja pegawai pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Selatan.

7) Komptensi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pegawai jika

dimediasi oleh motivasi kerja sehingga motivasi kerja dapat menjadi

variabel mediasi dari kompetensi untuk meningkatkan kinerja pegawai

pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.

6.2. Saran Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka saran dari

penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Dihimbau kepada pimpinan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan untuk senantiasa meningkatkan keterampilan pegawai

dalam bekerja dengan cara terus memberi support terhadap peningkatan

keterampilan pegawai dalam mengelola tugas melalui diklat, pelatihan dan

arahan untuk melanjutkan pendidikan yang dapat menunjang proses kerja.

2) Dihimbau kepada pimpinan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan untuk senantiasa meningkatkan komitmen organisasi

apegawai dengan cara lebih memperhatikan aspek gaji seperti tunjangang

yang disesuaikan dengan pencapaian pegawai dalam bekerja.


86

Selanjutnya pembagian, alokasi, serta pencairan dana perjalanan dinas

yang tepat waktu.

3) Dihimbau kepada pimpinan Dinas Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Sulawesi Selatan untuk senantiasa menjaga motivasi kerja dari pegawai

yang terkait penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi;

serta faktor penghormatan diri luar dapat diperoleh ketika menjadi

pegawai pada instansi ini dengan cara memberi apresiasi kepada hasil

pekerjaan pegawai serta dukungan moril bagi pegawai yang mengalami

kurang motivasi dalam bekerja. Perlu dipertimbangkan untuk memberi

reward bagi pegawai teladan ataupun yang berprestasi.

4) Dihimbau bagi peneliti selanjutnya untuk melanjutkan penelitian ini di

masa yang akan datang agar memasukkan variabel bebas lainnya yang

dapat mengunakan komitmen organisasi dan motivasi kerja sebagai

variabel mediasi terhadap kinerja pegawai.


87

DAFTAR PUSTAKA
Adam, M. I., Sanosra, A., & Susbiani, A. (2020). Pengaruh Pendidikan Dan
Pelatihan Serta Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi Dan Kinerja
Pegawai. Jurnal Sains Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 10(1), 109–
123.

Akbar, R. F. (2018). Analisis Faktor-Faktor Komitmen Organisasional Dan


Pengaruhnya Terhadap Kinerja Guru Madrasah Swasta Di Jawa Tengah.
0–25.

Al-Omari, K., & Okasheh, H. (2017). The Influence Of Work Environment On


Job Performance: A Case Study Of Engineering Company In Jordan.
International Journal Of Applied Engineering Research, 12(24), 15544–
15550.

Alam, A. S. (2020). Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Dan


Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Empiris Pada
Dinas Sosial Dan Dinas Tenaga Kerja Dan Perindustrian Kota
Surakarta). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Alwi, E., Ramly, M., & Kalla, R. (2021). Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja
Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kelautan Dan
Perikanan. E – Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Unisma, 82–94.

Amir, Idrus, & Ardot. (2019). Perilaku Aparatur Sipil Negara Dalam
Memberikan Pelayanan Prima (Excellent Service) Pada Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Kendari.
Journal Publicuho, 2(4), 84–98.

Ananta, A. (2020). Pengaruh Komitmen Organisasi Dan Kompensasi Melalui


Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Sucofindo Di
Makassar. Http://Repository.Unhas.Ac.Id/Id/Eprint/1275/

Anggraeni, L., & Helmy, I. (2020). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi


Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Komitmen Organisasi Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi (Jimmba), 2(2), 271–280.
Https://Doi.Org/10.32639/Jimmba.V2i2.475

Ardiansyah, C. A., & Surjanti, J. (2020). Pengaruh Work Life Balance


Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Komitmen Organisasi Pada
Karyawan Pt. Bhinneka Life Indonesia Cabang Surabaya. 8(2018).

Arifin, M. Z., Alhabsji, T., & Utami, H. N. (2016). Pengaruh Beban Kerja Dan
Kompensasi Terhadap Komitmen. Bisnis Dan Manajemen, 3(2), 65.

Ashariandi, J. (2017). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Karyawan


Terhadap Kinerja Pada Departemen Perencanaan Material Dan
Pergudangan Pt. Pusri Palembang. Universitas Muhammadiyah
88

Palembang.

Astuti, J. P., & Soliha, E. (2021). The Effect Of Quality Of Work Life And
Organizational Commitment On Performance With Moderation Of
Organizational Culture. International Journal Of Social And Management
Studies (Ijosmas), 2, 89–99.

Azas, A. I., Romadhoni, B., & Tamsah, H. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja,
Kompensasi Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Rektorat Uin
Alauddin Makassar. Yume : Journal Of Management, 2(1).

Aziz, M. A. (2012). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Guru Terhadap


Motivasi Berprestasi Dalam Mewujudkan Kinerja Guru. Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, 11(01), 9–17.

Badu, I., Awaluddin, I., & Mas’ud, A. (2019). Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran, Komitmen Organisasi, Profesionalisme, Gaya Kepemimpinan
Dan Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial. Jpep (Jurnal
Progres Ekonomi Pembangunan), 4(1), 1–15.
Https://Doi.Org/10.33772/Jpep.V4i1.6247

Barus, H. B. (2018). Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap


Kompetensi Pegawai Di Sekretrariat Dinas Bina Marga Dan Bina
Konstruksi Provinsi Sumatera Utara [Universitas Meda Area]. In
Http:/Repository.Uma.Ac.Id/. Https://Doi.Org/10.20961/Ge.V4i1.19180

Basori, M. A., Prahiawan, W., & Daenulhay. (2017). Pengaruh Kompetensi


Karyawan Dan Lingkungan Kerja Dan Terhadap Kinerja Karyawan
Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ekonomi,
1(2), 149–157.

Batilmurik, R. W. (2020). Peran Kepribadian Dan Komitmen Organisasional


Terhadap Kinerja Penyidik Reserse Dan Kriminal Kepolisian Daerah
Nusa Tenggara Timur. 2020(12), 40–44.

Bura, S. T., Brasit, N., & Sumardi, S. (2019). Effect Of Work Environment,
Work Discipline And Work Motivation On The Performance Of The State
Civil Apparatus (Asn) In Tana Toraja Regency. Hasanuddin Journal Of
Business Strategy, 1(4).

Damingun. (2018). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Masa Kerja Terhadap


Kinerja Pegawai Rektorat Universitas Mulawarman Samarinda The
Influence Of Education Level And Work Period On The Employes’
Working Performance At Rector Secretariat Of Universitas Mulawarman
Samarinda. Jem Jurnal Ekonomi Dan Manajemen, 12(1), 10–18.

Darmayanti, Bagia, & Suwendra. (2014). Pengaruh Kompetensi Intelektual


Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Perusahaan
Daerah Air Minum (Pdam) Di Kabupaten Gianyar. Jurnal Manajemen
Indonesia, 2(1).

Dharma. (2003). Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis Bagi Para


Supervisor.Edis I Revisi. Cetakan Kelima. Rajagrafindo.
89

Guswandi, G., Nursyamsi, I., Lasise, S., & ... (2020). Improving Performance:
Motivation Of Public Service Officers And Their Commitment.
Hasanuddin Journal Of …, 2(2), 51–56.

Handayani, H., & Bachri, A. A. (2014). Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Pengadilan Agama Martapura. Jurnal
Wawasan Manajemen, 2(3), 289–300.

Hardiyono, H., Hamid, N., & Yusuf, R. (2017). The Effect Of Work
Environment And Organizational Culture On Employees’ Performance
Through Job Satisfaction As Intervening Variable At State Electriciy
Company (Pln) Of South Makassar Area. 40(Icame), 86–96.
Https://Doi.Org/10.2991/Icame-17.2017.7

Hartono, B., Sulaeman, S., Nopianna, I., & Sari, K. (2019). Pengaruh Sistem
Remunerasi Terhadap Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja Dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Perawat Di Rs Paru Gunawan Tahun 2018. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 4(2), 24–30.

Hasibuan, M. S. . (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.

Hutabarat, L. N. (2019). Pengaruh Pengawasan, Budaya Organisasi Dan


Remunerasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai. Maneggio: Jurnal Ilmiah
Magister Manajemen, 2(2), 200–213.
Https://Doi.Org/10.30596/Maneggio.V2i2.3777

Ikhsan, M., Reni, A., & Hakim, W. (2019). Effects Of Work Motivation,
Competence And Compensation On Agent Performance Through Job
Satisfaction: Study At Prudential Life Assurance In Makassar.
Hasanuddin Journal Of Applied Business And Entrepreneurship, 2(1),
60–71.

Inaray, J. C., Nelwan, O. S., & Lengkong, V. P. . (2016). Pengaruh


Kepemimpinan Dan Motivasi Kerja Influences Of Leadership And
Working Motivation To Employees Performance At Pt . Amanah Finance
In Manado City. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(02), 12.

Irwan, Latif, A., Sofyan, Mustanir, A., & Fatimah. (2019). Gaya Kepemimpinan,
Kinerja Aparatur Sipil Negara Dan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pembangunan Di Kecamatan Kulo Kabupaten Sidenreng Rappang.
Jurnal Moderat, 5(1), 32–43.

Kasino, & Indrayanti, N. F. (2020). Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Gaya


Kepemimpinan, Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Kerja Karyawan Pt.
Siantar Top Waru-Sidoarjo. Ecobisma, 7(1), 20–30.

Kurniasari, I. C., & Rofiaty, A. T. (2018). Peran Komitmen Organisasional


Dalam Memediasi Pengaruh Komptensi, Pelatihan Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Perawat. Mix: Jurnal Ilmiah Manajemen,
8(2), 352–371.

Lawasi, E. S., & Triatmanto, B. (2017). Pengaruh Komunikasi, Motivasi, Dan


Kerjasama Tim Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan. Jurnal
90

Manajemen Dan Kewirausahaan, 5(1).


Https://Doi.Org/10.26905/Jmdk.V5i1.1313

Lioni, L. (2021). Pengaruh Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap


Motivasi Kerja Serta Dampaknya Pada Kinerja Anggota Tni-Ad Batalyon
641 Raider Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Sosial Teknologi, 1(2), 89–
97. Https://Doi.Org/10.36418/Jurnalsostech.V1i2.26

Manurung, N., & Riani, A. L. (2017). Pengaruh Disiplin Kerja, Motivasi Kerja,
Kepuasan Kerja Dan Kompetensi Terhadap Komitmen Organisasi. Jurnal
Manajemen Dayasaing, 18(1), 10.
Https://Doi.Org/10.23917/Dayasaing.V18i1.3788

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Ghalia.

Mudayana, F. I., & Suryoko, S. (2016). Pengaruh Kompetensi, Kompensasi,


Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja
Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Karyawan Bagian
Produksi Pt. Sai Apparel Industries Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis S1 Undip, 5(1), 196–205.

Murti, H., & Srimulyani, V. A. (2013). Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja


Pegawai Dengan Variabel Pemediasi Kepuasaan Kerja Pada Pdam Kota
Madiun. Jrma Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi, 1(1), 10–17.

Nasri, H., Tamsah, H., & Firman, A. (2018). Pengaruh Kompetensi, Gaya
Kepemimpinan, Dan Pelatihan, Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara
Sekecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. Jurnal Mirai Management,
3(2), 78–91.

Nasution, H. M., Sudarti, S., & Harahap, I. (2016). Pengaruh Remunerasi,


Motivasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan. 4(1), 64–75.

Notoatmodjo, S. (2011). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka


Cipta.

Novriansyah, Y., Yeni, M., & Firmansyah, H. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja
Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara (Studi Pada
Aparatur Sipil Negara Badan Pengelola Pajak Dan Retribusi Daerah
Kabupaten Bungo). Journal Of Chemical Information And Modeling, 4(5),
1–14. Https://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107415324.004

Prakoso, V. A. (2017). Pengaruh Kompetensi Dan Budaya Organisasi Pada


Kinerja Penyusun Laporan Keuangan Satuan Kerja Melalui Komitmen
Organisasi. 7, 2789–2818.

Pramesti, G. (2016). Statistika Lengkap Secara Teori Dan Aplikasi Dengan


Spss 23. Elex Media Komputindo.

Pramukti, A. (2019). Pengaruh Motivasi, Kompetensi, Dan Pengembangan


Karir Terhadap Komitmen Organisasi Dan Kinerja Pegawai. Celebes
Equilibrum Journal, 1(1), 17–23.
91

Http://Journal.Lldikti9.Id/Equilibrum/Article/View/270

Premo, J. (2018). Pengaruh Motivasi Pelayanan Publik Terhadap Kinerja


Pegawai (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian).
Universitas Diponegoro.

Priyono, Widagdo, & Handayani. (2021). The Effect Of Hard Skill And Soft
Skill Competency On Improving The Quality Of Services In Public
Services Malls At Banyuwangi Regency. International Journal Of
Innovative Science And Research Technology, 6(9), 325–329.

Rahayu, B., & Ruhamak, M. D. (2017). Pengaruh Kepemimpinan, Insentif,


Remunerasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus
Pada Pt Industri Sandang Pangan Nusantara Cilacap). Ekonika : Jurnal
Ekonomi Universitas Kadiri, 2(1), 1–22.
Https://Doi.Org/10.30737/Ekonika.V2i1.15

Rakhmawanto, A. (2015). Penetapan Standar Kinerja Jabatan Administrasi


Aparatur Sipil Negara Job Performance Standards Enactment Of. 5, 1–
12.

Robbins, S. (2015). Perilaku Organisasi. Salemba Emapt.

Rohmatiah, A., Amadi, D. N., Madiun, U. M., & Madiun, U. M. (2019). Analisis
Profesionalisme Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Dengan Kepemimpinan Inspektur Sebagai Variabel Moderating Di
Inspektorat Kabupaten Magetan. 1–9.

Sampunto, S., Sutomo, Y., & Darsono. (2019). Pengaruh Kompetensi Dan
Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai Dimediasi Komitmen
Organisasi (Studi Empirik Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Demak).
Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Akuntansi, Xxvi(47), 75–90.

Sampurno, & Wahono. (2017). Analisis Kompetensi Asn Dalam Mewujudkan


Good Governance (Studi Tentang Indikator Transparansi Dan
Akuntabilitas Di Bagian Humas Kabupaten Gresik). Governance. Jurnal
Kebijakan Dan Manajemen Publik, 7(1), 42–61.

Sari, L. I., & Trifiyanto, K. (2019). Pengaruh Kompetensi Dan Kepercayaan


Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai Blud Melalui Motivasi Kerja
Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Uptd Puskesmas Rawat Inap
Kabupaten Kebumen). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi (Jimmba), 1(1), 122–131.
Https://Doi.Org/10.32639/Jimmba.V1i1.396

Sari, R. N., Sjaharuddin, H., & Razak, N. (2016). Pengaruh Kompetensi Dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen Indonesia,
4(1), 19–30.

Setyadi, D., & Sriekaningsih, A. (2015). The Effect Of Competence And


Motivation And Cultural Organization Towards Organizational
Commitment And Performance On State University Lecturers In East
Kalimantan Indonesia. European Journal Of Business And Management,
92

7(17), 208–219.

Siahaan, N. S. (2017). Pengaruh Hard Skill Dan Soft Skill Terhadap Kinerja
Karyawan Pt. Telkom Sumatera. Universitas Negeri Medan.

Sudarman, E. (2018). Pengaruh Profesionalisme Dan Kompetensi Birokrasi


Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Kabupaten Karawang. 826–836.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Pt


Alfabet.

Sujana. (2012). Pengaruh Kompetensi, Motivasi, Kesesuaian Peran Dan


Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Internal Inspektorat
Pemerintah Kabupaten (Studi Pada Kantor Inspektorat Kabupaten
Badung Dan Buleleng). Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Humanika, 2(1).

Surajiyo, S. (2019). Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja


Pegawai. Journal Of Management And Bussines (Jomb), 1(2), 273–286.
Https://Doi.Org/10.31539/Jomb.V1i2.814

Surjono, W., & Firdaus, N. R. (2017). Pengaruh Sistem Akuntansi Keuangan


Daerah Terhadap Akuntabilitas Laporan Keuangan Pada Satuan Kerja
Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Sistem Akuntansi Pemerintahan
Adalah Pemerintahan Berbasis Akrual Dilakukan Dilandasi Oleh
Kerangka Konseptual Akrual Dan. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan,
5(1), 1357–1368.

Swastika, M. (2011). Penerapan Komitmen Dan Kebijakan Serta


Perencanaan K3 Sebagai Salah Satu Langkah Implementasi Smk3 Di
Pt . Telkom Area Solo.

Tsai, C. Y., Horng, J. S., Liu, C. H., & Hu, D. C. (2015). Work Environment
And Atmosphere: The Role Of Organizational Support In The Creativity
Performance Of Tourism And Hospitality Organizations. International
Journal Of Hospitality Management, 46, 26–35.
Https://Doi.Org/10.1016/J.Ijhm.2015.01.009

Tua, R. M., Lubis, S., & Silviani, I. (2020). Peran Komunikasi Antar Pribadi
Pimpinan Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Anggota Pangkalan Tni
Angkatan Udara Soewondo Medan. 4(April), 9–17.

Tulodo, C. T. (2012). Komitmen Organisasi Sebagai Pemediasi Pengaruh


Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Pada Kinerja (Studi Pada
Karyawan Rumah Sakit Tni Au Adi ….
Https://Digilib.Uns.Ac.Id/Dokumen/Detail/28537/Komitmen-Organisasi-
Sebagai-Pemediasi-Pengaruh-Gaya-Kepemimpinan-Dan-Budaya-
Organisasi-Pada-Kinerja-Studi-Pada-Karyawan-Rumah-Sakit-Tni-Au-Adi-
Soemarmo

Umaya;, A. N., Tamsah, H., & Kadir, I. (2019). Pengaruh Komitmen


Organisasi, Sumber Daya Dan Prinsip Anggaran Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi Dan Ukm
93

Kabupaten Soppeng. 4(2), 122–136.

Utami, S. P. (2015). Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Dan Komunikasi


Interpersonal Terhadap Kinerja Karyawan Pada Biro Perjalanan Wisata
“Panen Tour” Susiati. Jurnal Ilmiah Widya, 3.

Vandenabeele, W. (2009). The Mediating Effect Of Job Satisfaction And


Organizational Commitment On Self-Reported Performance: More
Robust Evidence Of The Psm - Performance Relationship. International
Review Of Administrative Sciences, 75(1), 11–34.
Https://Doi.Org/10.1177/0020852308099504

Wahyuni, N. L. P. A., & Gorda, O. S. (2019). Iklim Organisasi, Kompetensi,


Locus Of Control, Kepuasan Kerja Dan Kinerja Asn. Jurnal Ekonomi,
24(2), 227. Https://Doi.Org/10.24912/Je.V24i2.578

Yamali, F. R. (2017). Pengaruh Kompensasi Dan Kompetensi Terhadap


Komitmen Organisasi Serta Implikasinya Pada Kinerja Tenaga Ahli
Perusahaan Jasa Konstruksi Di Provinsi Jambi. Ekonomis : Journal Of
Economics And Business, 1(1), 213.
Https://Doi.Org/10.33087/Ekonomis.V1i1.21
94

LAMPIRAN

Lampiran 1. Redaksi Kuisioner

KUISIONER
Sehubungan dengan penyelesaian studi saya pada Program Studi Magister
Manajemen Universitas Hasanuddin, saat ini saya sedang mengadakan
penelitian dengan judul: “Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Komitmen Organisasi Dan Motivasi Kerja Pada Kantor Dinas
Kelautan Dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan”.
Dengan tujuan tersebut, saya membutuhkan bantuan bapak/ibu/saudara/i
untuk dapat menjadi responden dengan mengisi kuesioner penelitian
sebagaimana yang terlampir di bawah ini. Sesuai dengan etika penelitian, saya
akan menjaga kerahasiaan jawaban Anda. Perlu kami sampaikan bahwa
jawaban Bapak/Ibu/Saudara/i tidak akan berpengaruh terhadap status
kepegawaian maupun jabatan, sehingga tidak perlu ada yang dikawatirkan.
Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Peneliti

Petunjuk :
1. Kuesioner ini disusun dalam rangka penelitian penyusunan Thesis dan
semata-mata untuk kepentingan akademis. Indentitas, pendapat dan perasaan
responden sangat dirahasiakan.
2. Jawablah pertanyaan/pernyataan dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
3. Berikan tanda tanda check (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan pernyataan (SS, S, R, TS dan STS).

Keterangan:

STS = Sangat Tidak Setuju(skor : 1)


TS = Tidak Setuju (skor : 2)
R = Ragu/Netral (skor : 3)
S = Setuju (skor : 4)
SS = Sangat Setuju (skor : 5)
95

A. Kategori Responden

Jenis Kelamin : Perempuan Laki-Laki

Tingkat Pendidikan : Sarjana Pascasarjana

Masa Kerja : Dibawah 1 sampai 5 Tahun

Diatas 5 sampai 10 Tahun

Diatas 10 Tahun

B. Pertanyaan Tentang Kompetensi

Kode Persentase Jawaban Responden


Pertanyaan STS TS RG S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
X1.1 Para pegawai telah memiliki
keterampilan untuk menyelesaikan
pekerjaan
X1.2 Keterampilan mengelola segala
bentuk pembagian tugas yang
telah dimiliki oleh para pegawai
pada intansi ini
X1.3 Keterampilan mengambil tindakan
telah dimiliki oleh para pegawai
X1.4 Para pegawai mampu beradaptasi
pada perkembangan teknologi
yang menunjang pekerjaan
96

C. Pertanyaan Tentang Komitmen Organisasi


Kode Persentase Jawaban Responden
Pertanyaan STS TS RG S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Z1.1 Para pegawai ingin menjadi bagian
dari organisasi karena adanya
ikatan emosional saat bekerja
Z1.2 Para pegawai tetap bertahan pada
suatu organisasi karena
membutuhkan gaji dan
keuntungan-keuntungan lain
Z1.3 Pegawai bertahan pada intansi ini
karena adanya kesadaran bahwa
komitmen terhadap organisasi
merupakan hal yang seharusnya
dilakukan saat bekerja

D. Pertanyaan Tentang Motivasi Kerja


Kode Persentase Jawaban Responden
Pertanyaan STS TS RG S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Z2.1 Kebutuhan akan sandang,
pangan, papan dan kebutuhan
jasmani lain dapat terpenuhi
ketika menjadi pegawai pada
intansi ini
Z2.2 Kebutuhan akan keselamatan dan
perlindungan terhadap kerugian
fisik dan emosional dipenuhi
dengan baik pada instansi ini
Z2.3 Telah terbentuk hubungan
kekeluargaan di lingkungan kerja
yang dapat menunjang proses
bekerja
Z2.4 Penghormatan diri seperti harga
diri, otonomi, dan prestasi; serta
faktor penghormatan diri luar
dapat diperoleh ketika menjadi
pegawai pada instansi ini
Z2.5 Para pegawai memiliki dorongan
untuk menjadi seseorang atau
97

sesuai ambisinya yang mencakup


pertumbuhan, pencapaian
potensi, dan pemenuhan
kebutuhan diri

E. Pertanyaan Tentang Kinerja Pegawai

Kode Persentase Jawaban Responden


Pertanyaan STS TS RG S SS
(1) (2) (3) (4) (5)
Y1.1 Para pegawai mampu
menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan jumlah yang diberi
sebagai tanggung jawab
Y1.2 Pekerjaan yang diselesaikan
sesuai kualitas yang diharapkan
Y1.3 Para pegawai dalam intansi ini
mampu bekerjasama untuk
menyelesaikan pekerjaan
Y1.4 Para pegawai berupaya
menghadirkan inovasi dalam
menyelesaikan pekerjaan
98

Lampiran 2. Uji Validitas Dan Reabilitas X1


RELIABILITY

/VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4

/SCALE('Kompetensi') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes

Output Created 21-APR-2022 02:57:16

Comments

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>
Input Split File <none>

N of Rows in Working
93
Data File

Matrix Input

User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
missing.
Missing Value
Handling Statistics are based on
all cases with valid data
Cases Used
for all variables in the
procedure.
99

RELIABILITY

/VARIABLES=X1.1
X1.2 X1.3 X1.4

/SCALE('Kompetensi')
Syntax ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCR
IPTIVE SCALE CORR

/SUMMARY=TOTAL.

Processor Time 00:00:00.00


Resources
Elapsed Time 00:00:00.01

[DataSet0]

Scale: Kompetensi

Case Processing Summary

N %

Valid 92 100.0

Cases Excludeda 0 .0

Total 92 100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based
on
Standardized
Items
.924 .929 4
100

Item Statistics

Mean Std. N
Deviation

X1.1 4.0000 .91387 92

X1.2 3.4783 .83176 92

X1.3 3.7935 .71925 92

X1.4 3.7717 .89077 92

Inter-Item Correlation Matrix

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4

X1.1 1.000 .593 .836 .756

X1.2 .593 1.000 .773 .816

X1.3 .836 .773 1.000 .818

X1.4 .756 .816 .818 1.000

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Correlation Correlation Deleted

X1.1 11.0435 5.185 .776 .744 .921

X1.2 11.5652 5.523 .777 .731 .917

X1.3 11.2500 5.662 .897 .821 .885

X1.4 11.2717 4.969 .878 .785 .883


101

Scale Statistics

Mean Variance Std. N of Items


Deviation

15.0435 9.251 3.04152 4


102

Lampiran 3. Uji Validitas Dan Reabilitas Z1


RELIABILITY
/VARIABLES=Z1.1 Z1.2 Z1.3
/SCALE('Komitmen_Organisasi') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:00:01
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
Matrix Input
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
missing.
Missing Value
Statistics are based on
Handling
all cases with valid data
Cases Used
for all variables in the
procedure.
RELIABILITY
/VARIABLES=Z1.1
Z1.2 Z1.3
/SCALE('Komitmen_Or
Syntax ganisasi') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCR
IPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Processor Time 00:00:00.00
Resources
Elapsed Time 00:00:00.01
[DataSet0]

Scale: Komitmen_Organisasi
103

Case Processing Summary


N %
Valid 92 100.0
Cases Excluded a
0 .0
Total 92 100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based
on
Standardized
Items
.916 .916 3

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
Z1.1 3.6087 .94876 92
Z1.2 3.5109 .89559 92
Z1.3 3.8370 .77427 92

Inter-Item Correlation Matrix


Z1.1 Z1.2 Z1.3
Z1.1 1.000 .910 .750
Z1.2 .910 1.000 .692
Z1.3 .750 .692 1.000

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Z1.1 7.3478 2.361 .908 .856 .813
Z1.2 7.4457 2.601 .868 .829 .847
Z1.3 7.1196 3.249 .738 .563 .952

Scale Statistics
104

Mean Variance Std. N of Items


Deviation
10.9565 5.910 2.43109 3
105

Lampiran 4. Uji Validitas dan Reabilitas Z2


RELIABILITY
/VARIABLES=Z2.1 Z2.2 Z2.3 Z2.4 Z2.5
/SCALE('Motivasi_Kerja') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:01:56
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
Matrix Input
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
missing.
Missing Value
Statistics are based on
Handling
all cases with valid data
Cases Used
for all variables in the
procedure.
RELIABILITY
/VARIABLES=Z2.1
Z2.2 Z2.3 Z2.4 Z2.5
/SCALE('Motivasi_Kerj
Syntax a') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCR
IPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Processor Time 00:00:00.00
Resources
Elapsed Time 00:00:00.01

[DataSet0]

Scale: Motivasi_Kerja
106

Case Processing Summary


N %
Valid 92 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 92 100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based
on
Standardized
Items
.912 .913 5

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
Z2.1 3.7500 .83370 92
Z2.2 3.6848 .78347 92
Z2.3 3.5326 .79076 92
Z2.4 3.4783 .79114 92
Z2.5 3.7935 .67185 92

Inter-Item Correlation Matrix


Z2.1 Z2.2 Z2.3 Z2.4 Z2.5
Z2.1 1.000 .787 .688 .666 .770
Z2.2 .787 1.000 .629 .530 .731
Z2.3 .688 .629 1.000 .765 .602
Z2.4 .666 .530 .765 1.000 .601
Z2.5 .770 .731 .602 .601 1.000

Item-Total Statistics
107

Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Z2.1 14.4891 6.758 .848 .746 .876
Z2.2 14.5543 7.283 .764 .675 .894
Z2.3 14.7065 7.221 .773 .661 .893
Z2.4 14.7609 7.371 .729 .639 .902
Z2.5 14.4457 7.766 .777 .648 .894

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of Items
Deviation
18.2391 11.129 3.33602 5
108

Lampiran 5. Uji Validitas Dan Reabilitas Y


RELIABILITY
/VARIABLES=Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
/SCALE('Kinerja_Pegawai') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:05:06
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
Matrix Input
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
missing.
Missing Value
Statistics are based on
Handling
all cases with valid data
Cases Used
for all variables in the
procedure.
RELIABILITY
/VARIABLES=Y1.1
Y1.2 Y1.3 Y1.4
/SCALE('Kinerja_Pega
Syntax wai') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCR
IPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL.
Processor Time 00:00:00.02
Resources
Elapsed Time 00:00:00.02
[DataSet0]

Scale: Kinerja_Pegawai
109

Case Processing Summary


N %
Valid 92 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 92 100.0

a. Listwise deletion based on all


variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of Items
Alpha Alpha Based
on
Standardized
Items
.923 .930 4

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
Y1.1 3.6630 .84225 92
Y1.2 3.5109 .77735 92
Y1.3 3.8478 .64510 92
Y1.4 3.8587 .62162 92

Inter-Item Correlation Matrix


Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
Y1.1 1.000 .786 .774 .769
Y1.2 .786 1.000 .705 .674
Y1.3 .774 .705 1.000 .905
Y1.4 .769 .674 .905 1.000

Item-Total Statistics
110

Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's


Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted Correlation Correlation Deleted
Y1.1 11.2174 3.491 .850 .729 .895
Y1.2 11.3696 3.884 .779 .641 .916
Y1.3 11.0326 4.186 .861 .839 .891
Y1.4 11.0217 4.307 .846 .830 .898

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of Items
Deviation
14.8804 6.876 2.62215 4
111

Lampiran 6. Tanggapan Responden Tentang Kompetensi (X1)


FREQUENCIES VARIABLES=X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
/STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:20:37
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
Missing Value
missing.
Handling
Statistics are based on
Cases Used
all cases with valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=X1.1 X1.2
X1.3 X1.4
Syntax
/STATISTICS=STDDE
V MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:00.00
Resources
Elapsed Time 00:00:00.01
[DataSet0]

Statistics
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4
Valid 93 93 93 93
N
Missing 0 0 0 0
Mean 4.0215 3.5054 3.8280 3.8065
Std. Deviation .83378 .76077 .60115 .82433
112

Frequency Table
X1.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 10 10.8 10.8 10.8
3.00 1 1.1 1.1 11.8
Valid 4.00 59 63.4 63.4 75.3
5.00 23 24.7 24.7 100.0
Total 93 100.0 100.0

X1.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 12 12.9 12.9 12.9
3.00 25 26.9 26.9 39.8
Valid 4.00 53 57.0 57.0 96.8
5.00 3 3.2 3.2 100.0
Total 93 100.0 100.0

X1.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 7 7.5 7.5 7.5
3.00 5 5.4 5.4 12.9
Valid 4.00 78 83.9 83.9 96.8
5.00 3 3.2 3.2 100.0
Total 93 100.0 100.0

X1.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 11 11.8 11.8 11.8
3.00 9 9.7 9.7 21.5
Valid 4.00 60 64.5 64.5 86.0
5.00 13 14.0 14.0 100.0
Total 93 100.0 100.0
113

Lampiran 7. Tanggapan Responden Tentang Komitemen Organisasi (Z1)


FREQUENCIES VARIABLES=Z1.1 Z1.2 Z1.3
/STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:22:47
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
Missing Value
missing.
Handling
Statistics are based on
Cases Used
all cases with valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=Z1.1 Z1.2
Z1.3
Syntax
/STATISTICS=STDDE
V MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:00.00
Resources
Elapsed Time 00:00:00.01
[DataSet0]

Statistics
Z1.1 Z1.2 Z1.3
Valid 93 93 93
N
Missing 0 0 0
Mean 3.6559 3.5484 3.8925
Std. Deviation .87842 .81449 .66696
114

Frequency Table
Z1.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 12 12.9 12.9 12.9
3.00 21 22.6 22.6 35.5
Valid 4.00 47 50.5 50.5 86.0
5.00 13 14.0 14.0 100.0
Total 93 100.0 100.0

Z1.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 12 12.9 12.9 12.9
3.00 25 26.9 26.9 39.8
Valid 4.00 49 52.7 52.7 92.5
5.00 7 7.5 7.5 100.0
Total 93 100.0 100.0

Z1.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 6 6.5 6.5 6.5
3.00 8 8.6 8.6 15.1
Valid 4.00 69 74.2 74.2 89.2
5.00 10 10.8 10.8 100.0
Total 93 100.0 100.0
115

Lampiran 8. Tanggapan Responden Tentang Motivasi Kerja (Z2)


FREQUENCIES VARIABLES=Z2.1 Z2.2 Z2.3 Z2.4 Z2.5
/STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:25:52
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
Missing Value
missing.
Handling
Statistics are based on
Cases Used
all cases with valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=Z2.1 Z2.2
Z2.3 Z2.4 Z2.5
Syntax
/STATISTICS=STDDE
V MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:00.00
Resources
Elapsed Time 00:00:00.04
[DataSet0]

Statistics
Z2.1 Z2.2 Z2.3 Z2.4 Z2.5
Valid 93 93 93 93 93
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 3.7957 3.7312 3.5699 3.5161 3.8495
Std. Deviation .73068 .67791 .69779 .70113 .55062
116

Frequency Table
Z2.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 8 8.6 8.6 8.6
3.00 12 12.9 12.9 21.5
Valid 4.00 64 68.8 68.8 90.3
5.00 9 9.7 9.7 100.0
Total 93 100.0 100.0

Z2.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 9 9.7 9.7 9.7
3.00 10 10.8 10.8 20.4
Valid 4.00 71 76.3 76.3 96.8
5.00 3 3.2 3.2 100.0
Total 93 100.0 100.0

Z2.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 9 9.7 9.7 9.7
3.00 24 25.8 25.8 35.5
Valid 4.00 58 62.4 62.4 97.8
5.00 2 2.2 2.2 100.0
Total 93 100.0 100.0

Z2.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 9 9.7 9.7 9.7
3.00 29 31.2 31.2 40.9
Valid 4.00 53 57.0 57.0 97.8
5.00 2 2.2 2.2 100.0
Total 93 100.0 100.0
117

Z2.5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 3 3.2 3.2 3.2
3.00 13 14.0 14.0 17.2
Valid 4.00 72 77.4 77.4 94.6
5.00 5 5.4 5.4 100.0
Total 93 100.0 100.0
118

Lampiran 9. Tanggapan Responden Tentang Kinerja Pegawai (Y)


FREQUENCIES VARIABLES=Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
/STATISTICS=STDDEV MEAN
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Notes
Output Created 21-APR-2022 03:27:47
Comments
Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Input
Split File <none>
N of Rows in Working
93
Data File
User-defined missing
Definition of Missing values are treated as
Missing Value
missing.
Handling
Statistics are based on
Cases Used
all cases with valid data.
FREQUENCIES
VARIABLES=Y1.1 Y1.2
Y1.3 Y1.4
Syntax
/STATISTICS=STDDE
V MEAN
/ORDER=ANALYSIS.
Processor Time 00:00:00.02
Resources
Elapsed Time 00:00:00.01
[DataSet0]

Statistics
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4
Valid 93 93 93 93
N
Missing 0 0 0 0
Mean 3.7097 3.5484 3.9032 3.9140
Std. Deviation .76016 .68392 .51213 .48130

Frequency Table
Y1.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
119

2.00 7 7.5 7.5 7.5


3.00 23 24.7 24.7 32.3
Valid 4.00 53 57.0 57.0 89.2
5.00 10 10.8 10.8 100.0
Total 93 100.0 100.0

Y1.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 8 8.6 8.6 8.6
3.00 28 30.1 30.1 38.7
Valid 4.00 55 59.1 59.1 97.8
5.00 2 2.2 2.2 100.0
Total 93 100.0 100.0

Y1.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 2 2.2 2.2 2.2
3.00 11 11.8 11.8 14.0
Valid 4.00 74 79.6 79.6 93.5
5.00 6 6.5 6.5 100.0
Total 93 100.0 100.0

Y1.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2.00 1 1.1 1.1 1.1
3.00 12 12.9 12.9 14.0
Valid 4.00 74 79.6 79.6 93.5
5.00 6 6.5 6.5 100.0
Total 93 100.0 100.0
120

Lampiran 10. Analisis Bootstrapping SmartPLS


121

Lampiran 11. Koefisien Pengaruh Langsung


Origina Sample Standar T Statistic P
l Mean Deviation (O/STADEV) Values
Sample (M) (STADEV)
(O)
Kompetensi -> 0.686 0.687 0.057 12.058 0.000
Komitmen Organisasi
Kompetensi -> Motivasi 0.684 0.683 0.071 9.577 0.000
Kerja
Kompetensi -> Kinerja 0.673 0.671 0.066 10.179 0.000
Pegawai
Komitmen Organisasi - 0.140 0.144 0.104 1.347 0.179
> Kinerja Pegawai
Motivasi Kerja -> 0.720 0.722 0.076 9.450 0.000
Kinerja Pegawai
122

Lampiran 12. Koefisien Pengaruh Tidak Langsung


Origina Sample Standar T Statistic P
l Mean Deviation (O/STADEV) Values
Sample (M) (STADEV)
(O)
Kompetensi -> 0.096 0.100 0.073 1.310 0.191
Komitmen Organisasi -
> Kinerja Pegawai
Kompetensi -> Motivasi 0.493 0.492 0.068 7.283 0.000
Kerja -> Kinerja
Pegawai

Anda mungkin juga menyukai