Anda di halaman 1dari 84

SUMMARY ARTIKEL KONTRA

Kepala Bappenas Tak Tahu Ada Konsesi


Tambang di Ibu Kota Negara
188

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan pandangan Pemerintah terkait RUU IKN dalam rapat paripurna
ke-13 masa persidangan III tahun 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 Januari 2022. DPR RI
mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) menjadi RUU Inisiatif DPR RI dan juga
mengesahkan RUU Ibu Kota Negara (IKN) menjadi Undang-Undang. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus


Kepala Bappenas Suharso Monoarfa tak tahu sebagian lahan di Ibu Kota Negara (IKN)
merupakan wilayah konsesi tambang.  Ia mengira konsesi tambang yang dipegang sejumlah
perusahaan merupakan izin lama yang telah diselesaikan.

“Tidak ada di kami,” kata Suharso di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Januari
2022.

Suharso baru mengetahui data konsesi tambang saat Tempo mengunjungi kantornya.


Suharso lalu menelepon Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil untuk memastikan data
tersebut.
“Saya kok baru tahu ada (tambang) ini. Gede banget loh. Data ini kok tidak diberikan kepada
kami?” katanya.

Setelah berbicara sekian menit dengan Sofyan, Suharso mengatakan koleganya itu
membenarkan adanya konsesi tambang. Bappenas, kata Suharso, memerlukan data itu untuk
kelancaran proses pembangunan IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Bappenas merupakan instansi pemerintah yang menyusun masterplan pembangunan ibu
kota. Pihaknya, kata Suharso, perlu memastikan seluruh wilayah lokasi ibu kota baru clean
and clear.

Adapun berdasarkan cerita Sofyan, Suharso mengatakan konsesi lahan itu berhubungan
dengan perluasan lahan tanah IKN. Pemerintah semula menetapkan lahan ibu kota seluas 200
ribu hektare, namun diperluas sampai 256,1 ribu hektare. “Mungkin asumsinya, sebagian
besar konsesi akan selesai pada 2033,” ujar Suharso.

Suharso tak memungkiri lahan IKN dipenuhi kawasan hak pengusahaan hutan (HPH) dan
hutan tanaman industri (HTI). Dia mengatakan pemerintah sudah menyetop izin HPH yang
sudah hampir habis. Selain itu, dia menyebut ada sejumlah tambang rakyat. Pemerintah, kata
dia, mewajibkan perusahaan melakukan reklamasi.

Jaringan Advokasi Tambang atau Jatam sebelumnya menyatakan lokasi IKN bukanlah lahan
kosong. Jatam mendata terdapat 162 konsesi tambang, kehutanan, perkebunan sawit, dan
PLTU batu bara di atas wilayah total kawasan IKN.

Hasil penelusuran JATAM menunjukkan 149 konsesi di antaranya adalah pertambangan batu
bara, baik yang berstatus Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan 1 Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batu Bara (PKP2B). Selain itu, ada 92 lubang bekas tambang batu bara yang
tersebar di atas kawasan IKN. Sebagian berada di dalam konsesi perusahaan tambang, sisanya
di luar konsesi perusahaan.

JATAM menghimpun setidaknya ada lebih dari 50 nama politikus terkait dengan kepemilikan
konsesi di lokasi IKN. Sementara itu menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, ada sebanyak 73.584 hektare konsesi tambang batu bara di wilayah IKN.

Ada pula pengusaan minyak dan gas bumi di kawasan perairan sekitar IKN yang mencapai
61.685 hektare. Sedangkan data Yayasan Auriga Nusantara menunjukkan, konsesi lahan
perkebunan sawit dan kehutanan di dalam area IKN total mencapai 66 ribu hektare.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | AVIT HIDAYAT


Eksekutif Jepang Kaget Ibu Kota Jakarta Bakal
Pindah ke Kalimantan ''Maji de!'' (Buset Deh)
Kamis, 27 Januari 2022 19:38 WIB

Editor: Johnson Simanjuntak

Richard Susilo

Yasunori Yamashita, CEO Y&Y Ltd., Japan 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang


TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Seorang eksekutif perusahaan Jepang, Yasunori Yamashita,
CEO Y&Y Ltd Japan sangat kaget mengetahui ibu kota Jakarta bakal dipindahkan ke Kalimantan.
"Anda kan wartawan Indonesia ya? Itu benar tidak ibukota Jakarta bakal dipindahkan
ke Kalimantan?" tanya Yamashita kepada Tribunnews.com siang ini (27/1/2022).
Menjelaskan bahwa itu sudah direncanakan pemerintah Indonesia dan benar akan pindah
ke Kalimantan, Yamashita semakin kaget lagi.

"Maji de (Red.: Buset deh)! Tidak salah tuh? Itu kan jauh sekali bukan?" tekannya terkaget-
kaget.

Bagi orang Jepang kepindahan dari Jakarta ke Kalimantan dianggapnya sangat jauh.

"Itu kalau orang Jepang pikirannya seperti pindah dari Hokkaido ke Fukuoka, kan jauh sekali
tuh," ungkapnya lagi.
Namun kalau pindah ke dekat Jawa misalnya Bali menurutnya masih bisa dimengerti.

"Coba pindah ke Bali, kan masih dekat dan semua orang Jepang juga suka Bali jadi enak kalau
pindah ke Bali," ungkapnya lagi.

Memang tidak sedikit mempertanyakan rencana kepindahan ibukota Indonesia


dari Jakarta ke Kalimantan, termasuk Gubernur Tokyo Yuriko Koike saat pertemuan khusus
dengan Tribunnews.com 25 Januari lalu.

"Itu benar ibukota akan dipindahkan ke Kalimantan?" tanya Gubernur Tokyo Koike kepada
Tribunnews.com.

Ketika dijawab Tribunnews.com benar dan akan dilakukan sekitar 2024/25 Gubernur Koike
semakin kaget lagi.

"Wah itu kan berarti sudah dekat ya tinggal dua tiga tahun lagi. Pasti sibuk sekali ya,"
tambahnya lagi.

Pemberitaan kepindahan ibukota Jakarta ke Kalimantan banyak dipertanyakan


warga Jepang saat ini karena menyadari pindah itu tidak mudah, apalagi ibukota sebuah negara
besar seperti Indonesia, tambah Yamashita lagi.
Namun semuanya berharap kepindahan itu bisa berjalan dengan baik tanpa hambatan apa pun
juga apabila memang sudah direncanakan dengan baik oleh pihak Indonesia, harap umumnya
warga Jepang saat ini.
Lagi Soal IKN Nusantara, Lima Asosiasi
Profesi "Warning" Pemerintah
Kompas.com - 27/01/2022, 05:30 WIB

Desain final istana negara IKN Baru(Instagram/Nyoman Nuarta)

Penulis Muhdany Yusuf Laksono | Editor Hilda B Alexander

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah asosiasi profesi yang berkaitan dengan infrastruktur


mengingatkan beberapa hal kepada pemerintah seiring rencana pembangunan Ibu Kota Negara
(IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Mulai dari perlunya kehatian-hatian karena IKN dibangun di kawasan hutan, kemudian
pendanaan, waktu, ketepatan desain arsitektur, hingga menerapkan konsep berkelanjutan.
Ketua Umum Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia Hendricus Andy Simarmata mengatakan,
kalau bisa memilih, baiknya tidak mengutamakan pembangunan kota di kawasan hutan.

Namun, bukan berarti tidak bisa direncanakan dan dirancang.

"Tidak ada yang tidak bisa kami rencanakan dan rancang. Tetapi merencanakan kota di kawasan
bekas hutan dengan yang bukan bekas hutan tentu berbeda, size hingga sistem kotanya pasti
berbeda," ujar Andy dalam sebuah diskusi, Rabu (26/01/2022).
Seiring dengan kondisi tersebut, masih ada waktu untuk terus memperhatikan prosesnya secara
objektif. Merujuk pada semboyan planologi yakni 'tempat untuk semua dan semua pada
tempatnya'.

"Paradoks ini bukan membuat kita khawatir, tetapi menegaskan bahwa membangun kota di
atas kawasan hutan, perlu waktu, kehati-hatian, dan extraordinary," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI) Sibarani Sofian
menyampaikan, pembangunan IKN Nusantara harus memperhatikan tiga hal penting, yaitu
biaya, waktu, dan kualitas.

"Karena kalau saya boleh memilih, IKN ini sekali-kalinya seumur hidup membuat ibu kota baru.
Jadi saya lebih cenderung majukan kualitas, cari dana yang benar, dan waktunya harus lebih
baik dan masuk akal," terangnya.

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto menambahkan, IKN harus
menjadi national building yang baik dan dikurasi secara tepat. Supaya hasilnya akan diingat
sebagai hal luar biasa dan diwariskan ke generasi selanjutnya.

"Seharusnya memang taat azas itu menjadi hal yang penting karena itu mengacu pada siapa
yang bertanggung jawab dengan desainnya," tutur pria akrab disapa Boegar itu.

Sedangkan Ketua Umum Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Dian Heri Sofian mengatakan,
legacy yang ditinggalkan melalui IKN tidak hanya berupa fisik. Melainkan juga prosesnya sebagai
bagian dari peristiwa bersejarah.

"Jadi jangan sampai IKN meninggalkan legacy yang tidak baik. Takes your time, jangan ngejar
buru-buru karena ada batasan tertentu, tapi proseslah yang diutamakan sehingga hasilnya
terbaik bagi bangsa ini," jelasnya.
Sementara Ketua Umum Gren Building Council Indonesia (GBCI) Iwan Prijanto mengharapkan
IKN bisa menjadi kota yang berkelanjutan. Namun, untuk mencapainya tidak mudah dan
membutuhkan upaya sistemik. Karena sustainability atau keberlanjutan itu membutuhkan
sumber daya yang kemudian diolah sesuai standar yang berlaku agar kehidupan generasi di
masa depan masih tetap eksis.

"Mulai dari mengelola lanskap, bangunan, perancang kotanya, dan policy dari perencanaan
kotanya, serta aspek yang lain seperti kesehatan, itu harus dikelola secara sistemik," ujarnya.

Penulis : Muhdany Yusuf Laksono


Editor : Hilda B Alexander
Riset Indef: Ada Dampak Negatif Pemindahan
Ibu Kota ke Kalimantan
Reporter: Fajar Pebrianto

Editor: Martha Warta Silaban


Sabtu, 24 Agustus 2019 10:09 WIB

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kiri) memimpin rapat terbatas di Kantor
Presiden, Jakarta, Senin, 29 April 2019. Ratas itu membahas tindak lanjut rencana pemindahan ibu kota. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economic and Finance atau Indef


menemukan berbagai dampak negatif dari rencana pemindahan ibu kota negara ke Pulau
Kalimantan. Temuan ini berasal dari riset simulasi yang dilakukan oleh Indef menggunakan
model ekonomi keseimbangan umum atau Model CGE (Computable General Equilibrium). 

“Pemindahan tersebut tidak memberikan dampak apa-apa terhadap pertumbuhan PDB riil
dan GNE (Gross National Expenditure) riilnya,” kata peneliti Indef, Rizal Taufikurahman, dalam
paparannya di ITS Tower, Jakarta Selatan, Jumat, 23 Agustus 2019.

Dengan demikian, pemindahan ibu kota ini tidak cukup kuat untuk memacu pertumbuhan
ekonomi. Adapun dalam riset ini, Indef menjadikan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
sebagai simulasi dua daerah calon ibu kota baru. Selama ini, dua daerah inilah yang digadang-
gadang menjadi ibu kota baru pilihan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 
Dalam skenario pertama yaitu Kalimantan Tengah. Riset Indef menemukan pemindahan ibu
kota ke provinsi ini berdampak 1,77 persen terhadap PDRB atau Pendapatan Domestik
Regional Bruto di Kalimantan Tengah. Namun, kontribusinya pada PDB nasional hanya 0,0001
persen. Sebaliknya, pemindahan ibu kota ini berkontribusi negatif pada PDRB provinsi lain
hingga 0,04 persen.

Sementara itu dalam skenario kedua, Kalimantan Timur. Jika dipindahkan ke daerah ini,
dampaknya pada PDB nasional sama sekali tak ada alias 0 persen. Sementara, dampak pada
PDRB Kalimantan Timur meningkat hingga 0,24 persen. Lalu, dampak negatif dirasakan pada
provinsi lain, kecuali Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, dan Papua dari sisi PDRB.
Selain itu, kata Rizal, pemindahan ibu kota juga menstimulus turunnya jumlah output di
hampir semua sektor tradable-goods yang berbasis sumber daya alam. Sebaliknya, sektor
yang meningkat justru ada pada non-tradable goods yang terhitung bukan sektor produktif. Di
antaranya yaitu administrasi, pertahanan, pendidikan dan kesehatan, hingga kertas dan
publikasi.

Malahan, kata Rizal, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Tengah ataupun Kalimantan Timur
akan mengerek harga barang di kedua daerah tersebut, Sebab, akan ada tambahan sekitar 2
juta lebih penduduk dan membuat permintaan terhadap barang meningkat. Jika suplainya
terbatas, maka harga pun akan otomatis naik. “Kalau terjadi secara bersamaan, maka akan
terjadi inflasi,” kata dia.

Meski demikian, Rizal mengakui model ini hanyalah jangka pendek ketika pemindahan ibu
kota telah direalisasikan, bukan jangka panjang, Adapun Model CGE dari sebuah
perekonomian nasional, kata Rizal, merupakan sistem persamaan yang mencerminkan
perilaku semua pelaku ekonomi, yaitu perilaku konsumen dan produsen serta kondisi kliring
pasar (Market Clearing Condition).

Sementara itu, dalam Dialog Pemindahan Ibu Kota Negara pada 16 Mei 2019, Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyebut
pemindahan ibu kota ke luar Jawa justru akan memperkuat fungsi Pusat Kawasan Nasional
(PKN) dan Pusat Kawasan Wilayah (PKW), terutama di kawasan Indonesia Timur. “Sehingga
bisa membantu mengurangi kesenjangan antara Indonesia Timur dan Barat,” kata dia.
Kompas.com Regional

Muncul Pro Kontra Ibu Kota Negara di Kaltim


Usai UU IKN Disahkan
Kompas.com - 22/01/2022, 06:02 WIB

Penulis : Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton


Editor : Robertus Belarminus

Desain Ibu Kota Negara(DOK KEMENTERIAN PUPR)

Penulis Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton | Editor Robertus Belarminus

SAMARINDA, KOMPAS.com – UU Ibu Kota Negara (IKN) telah disahkan para legislator DPR
RI di Jakarta, Selasa (18/1/2021) lalu. Namun, muncul koalisi masyarakat Kaltim menolak IKN. 
Koalisi gabungan beberapa lembaga aktivis lingkungan di Kaltim ini menilai, UU IKN akan jadi
ancaman ruang hidup masyarakat maupun satwa langka yang berada lokasi proyek IKN yaitu
Kabupaten Penajam, begitu juga daerah penyangga yakni Kutai Kartanegara dan Kota
Balikpapan. Selain itu, menurut koalisi, megaproyek IKN juga berpotensi menggusur lahan
masyarakat adat, terutama masyarakat adat suku Balik dan suku Paser, serta warga
transmigran yang bermukim di wilayah Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), lokasi
proyek IKN dibangun.
“Mereka sudah lama menghuni di atas lahan 256.000 hektare dalam kawasan itu,” ungkap
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Wahli) Kaltim, Yohana Tiko kepada Kompas.com, Jumat
(21/1/2022).
Karena itu, Tiko menilai, rencana pemindahan IKN patut ditolak, karena tidak memiliki dasar
kajian kelayakan yang meliputi aspek kemaslahatan, keselamatan dan kedaulatan masyarakat
lokal.
“Justru UU IKN ini cenderung dipaksakan sehingga berpotensi mengancam, menghancurkan
dan menghilangkan ruang hidup masyarakat lokal,” tutur dia.
Tiko menyebut, sebelum disahkan menjadi UU IKN, sosialisasi RUU IKN di Kaltim sangatlah
minim, bahkan dilakukan tertutup di salah satu kampus terbesar di Kaltim. Akibatnya,
partisipasi publik menjadi minim, termasuk penyusunan kajian lingkungan hidup strategis
(KLHS) yang tak melibatkan masyarakat di sekitar lingkar IKN.
“Proyek IKN ini disinyalir hanya menguntungkan kepentingan para oligarki, yang berada di
lingkar kekuasan,” kata Tiko.  

Disarankan uji materi di MK


Perihal penolakan tersebut, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Barisan Muda Daerah (Barmuda) H
Anderiy Syachrum meminta kelompok yang menolak UU IKN, sebaiknya melalui mekanisme uji
materi di Mahkamah Konstitusi (MK).
“Karena seluruh warga negara berhak melakukan uji material di MK,” ungkap dia.
Dia menilai, kekhawatiran dari koalisi yang menganggap perpindahan IKN merusak wilayah
masyarakat adat ataupun lingkungan, hanyalah kekeliruan yang berlebihan, dan menunjukkan
sikap pesimisme.
"Tentu saja tugas kita untuk memastikan agar kemungkinan-kemungkinan yang dikhawatirkan
tersebut tidak terjadi, bukannya menunjukkan sikap kontra produktif,” tutur dia.
Pemprov Kaltim, kata Anderiy, sudah memastikan bahwa pembangunan IKN seluruhnya
menggunakan lahan negara. Untuk itu kekhawatiran yang dilayangkan kelompok kontra justru
terbantahkan.
“Juga tudingan IKN hanya untuk kepentingan oligarki saja,” terang dia.
Anderiy optimistis perpindahan IKN di Kaltim, akan memberi manfaat, juga pemerataan
pembangunan yang selama ini dianggap Jawa-sentris.
"Yang harus dipahami sekarang oleh seluruh elemen masyarakat Kaltim bahwa dengan telah
disahkannya UU IKN, artinya perpindahan IKN sudah di depan mata," terang dia.
Oleh karena itu, dia meminta kolaborasi semua elemen dengan Pemprov Kaltim dalam
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di Kaltim, agar mampu berdaya saing dalam
mengisi pembangunan di IKN.

Andang Bachtiar: Bencana mengintai


ibu kota baru
Selain krisis air bersih, kawasan Penajam Paser Utara yang telah resmi jadi calon ibu kota baru rawan bencana
kebakaran dan longsor.

Kudus Purnomo Wahidin

Jumat, 28 Mei 2021 07:05 WIB

Kawasan Panajam Paser Utara bukan daerah asing bagi Andang Bachtiar. Sejak 1984, lulusan
Program Studi Teknik Geologi  Institut Teknologi Bandung (ITB) ini sudah meneliti ragam jenis
struktur geologi di wilayah Kalimantan Timur. Ketika itu, Andang berkarier sebagai geologist
operasi di kawasan pengeboran minyak PT Vico Indonesia.

"Sejak lulus kuliah tahun 1984, saya sudah blusukan ke daerah Samarinda, Bontang, Balikpapan,
Sepaku, Tenggarong, dan Panajam Paser Utara serta Kutai Kartanegara," ujar peneliti berusia 59
tahun itu dalam wawancara khusus dengan Alinea.id, belum lama ini. 
Andang juga familiar dengan kawasan Panajam Paser Utara yang belakangan diputuskan
pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon ibu kota negara (IKN) yang baru. Ia pernah
meriset struktur geologi di kawasan tersebut. 

"Saya bahkan pernah menyusuri wilayah itu (Penajam Paser Utara) dengan berjalan kaki selama
berhari-hari untuk melakukan pemetaan geologi," kata anggota Dewan Pengawas Ikatan Ahli
Geologi Indonesia (IAGI) tersebut. 

Memori Andang mengenai seluk-beluk geologi wilayah Panajam Paser Utara pun masih terjaga
secara rapi. Berbasis pengalaman dan data riset yang ia miliki, Andang belakangan rajin
menyuarakan kegelisahannya soal rencana pemerintah membangun IKN di kawasan tersebut. 

Berbeda dengan gembar-gembor pemerintah, menurut Andang, kawasan Panajam Paser Utara
tak ideal sebagai calon ibu kota baru. Selain dikelilingi lubang tambang dan potensial langganan
banjir, daya dukung tanah di kawasan itu juga lemah. 

Andang juga menjelaskan potensi pergeseran tanah karena keberadaan mud volcano dan


bencana yang mungkin terjadi karena jebakan gas dangkal. "Bahaya-bahaya ini harus dimitigasi
oleh pemerintah sebelum membangun ibu kota negara," imbuh Andang. 

Berikut petikan wawancara Andang dengan Alinea.id: 


Di sejumlah forum, Anda sempat mengulas soal bahaya geologi yang mengancam calon ibu
kota negara yang luput dari perhatian pemerintah. Setidaknya ada empat hal yang menjadi
perhatian Anda mengenai karakter geologi dan ekologi wilayah calon ibu kota negara. Salah
satunya, Anda kurang sepakat bila Penajam Paser Utara disebut daerah yang bebas dari
bencana gempa bumi dan tsunami. Kenapa? 

Sebenarnya untuk gempa dan tsunami wilayah Panajam Paser Utara cenderung aman. Potensi
gempa memang ada, hanya saja kecil sekali kemungkinannya. Daerah Kalimantan Timur di
Teluk Adang  dekat Panajam Paser Utara memang terdapat Patahan Adang. Namun, patahan ini
relatif tua dan sumber gempa dari patahan Adang tidak begitu besar. Walaupun dalam 10.000
tahun terakhir patahan ini pernah bergerak dalam skala 4 dan skala 5 richter, letaknya yang
jauh, sekitar 100 kilometer, tidak berakibat gempa ke Panajam Paser Utara. Gempa aktif tidak
pernah tercatat di Panajam Paser Utara. Jadi, sebenarnya calon ibu kota negara relatif lebih
aman dari gempa dan tsunami. 

Tapi, kalau dikatakan bebas dari gempa dan tsunami, tentu tidak.  Pernah ada studi dari Inggris
yang membuat simulasi bila tsunami yang datang dari pusat gempa di selat Makassar. Kan ada
pusat gempa juga di sana. Jadi, kalau terjadi gelombang tsunami sampai 15 meter, yang kena
mana aja? Ternyata ibu kota tidak akan kena. Gempa cuma sampai daerah penunjang saja
seperti Sepaku, Semoi, dan sepanjang aliran Sungai Tengin. Namun, penelitian itu baru skenario
alias by theory. Tapi, secara empiris belum pernah ada kejadian tsunami di Panajam Paser
Utara.
JK Tanggapi Pemindahan IKN: Nanti Akan Ada
Masalah
CNN Indonesia
Senin, 31 Jan 2022 21:35 WIB

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemindahan ibu kota negara (IKN) pasti akan
menghadapi masalah. (CNN Indonesia/ Hesti Rika)

Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan pemindahan
ibu kota negara (IKN) pasti akan menghadapi masalah, baik yang berkaitan dengan anggaran,
lokasi, dan sebagainya.
Meski demikian, kata JK, sudah menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikan persoalan
tersebut. Ia juga mengingatkan agar persoalan rumit ini diselesaikan bersama.

"Hal rumit ini yang harus dijalankan bersama-sama bahwa ini nanti akan ada masalah, pasti
akan ada masalah, masalah anggaran lah masalah lokasi dan sebagainya," ujar JK dalam
Rakernas PKS di Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (31/1).

JK mengatakan saat ini sudah bukan waktunya untuk berdebat menyetujui atau tidak
perpindahan ibu kota negara. Sebab, rencana perpindahan Ibu Kota sudah disetujui pemerintah
dan DPR.

"Soal aspirasi IKN saya kira sekarang bukan waktunya lagi untuk berdebat karena itu sudah
disetujui DPR-pemerintah," kata JK.

Menurut JK, persoalan saat ini adalah bagaimana menjalankan keputusan pemerintah dan DPR
dalam memindahkan Ibu Kota Negara. Ia mengakui mewujudkan perpindahan ibu kota negara
itu bukan perkara mudah.
JK mengatakan setidaknya negara lain membutuhkan waktu puluhan tahun dalam
memindahkan Ibu Kota mereka sampai perpindahan itu sempurna.

"Negara lain butuh 20 tahun baru bisa sempurna apalagi kita bukan negara federal. Sebenarnya
yang pindah Ibu Kota negara negara federal," ujar JK.

Sebelumnya, DPR mengesahkan Rancangan Undang-undang Ibu Kota Negara (RUU IKN)


menjadi undang-undang pada 18 Januari lalu.

Pengesahan RUU IKN menjadi UU dilakukan setelah Ketua Pansus RUU IKN DPR Ahmad Doli
Kurnia membacakan putusan tingkat I RUU IKN dan Ketua DPR Puan Maharani, sebagai
pemimpin Rapat Paripurna DPR, meminta persetujuan anggota dewan yang hadir.

PKS menjadi satu-satunya fraksi di DPR yang menolak Rancangan Undang-Undang Ibu Kota
Negara (RUU IKN) disahkan menjadi undang-undang.

Penolakan PKS terhadap RUU IKN disampaikan dalam rapat di tingkat panitia kerja (panja) RUU
IKN yang digelar pada Senin (17/1) hingga Selasa dini hari (18/1) .

PKS menilai rencana pemindahan ibu kota baru pada semester awal 2024 terlalu terburu-buru
di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Indonesia’s utopian new capital may not be
as green as it looks
Moving the government to Borneo could speed deforestation

 3 FEB 2022
 11:30 AM
 BYDENNIS NORMILE

Plans for Nusantara include lots of green space and a palace in the shape of Garuda, a mythical birdlike
creature.AFP PHOTO/NYOMAN NUARTA

Indonesia has yet to start building its new capital, Nusantara, but a slick website shows what
the country has in mind. A video shows people strolling on boardwalks through lush greenery,
housing perched on the shores of an idyllic lake, stunningly modernistic buildings, elevated
mass transit lines, and bicycles on tree-lined boulevards. Dominating the city is a cluster of
monumental buildings, including a presidential palace in the shape of the mythical birdlike
Garuda, Indonesia’s national emblem.

The new capital, whose construction on Borneo’s east coast was approved by Indonesia’s
parliament on 18 January, will replace overcrowded and increasingly flood-prone Jakarta, on
Java. Planners are envisioning an environmental utopia for Nusantara, which means
“archipelago.” All residents will be within a 10-minute walk of green recreational spaces. Every
high rise will utilize 100% eco-friendly construction and be energy efficient. Of trips taken within
the city, 80% will be by public transport or on foot or bicycle. Nusantara presents an
opportunity “to build a model city that is respectful of the environment,” says Sibarani Sofian,
an urban designer with Urban+, the firm that won the competition for a basic design for the
city’s governmental core. But others see shadows in this utopian vision.

“The big question, of course, is how and if they’ll achieve these ambitions,” says Kian Goh, who
studies urban planning at the University of California, Los Angeles. “Planning scholars are by
and large skeptical of plans for smart or sustainable cities ‘from scratch,’” she says. And
spillover effects across Borneo, including deforestation, “are likely to be far greater than the
direct impacts within the city boundaries, unless carefully managed,” says ecologist Alex
Lechner of Monash University, Indonesia.

Indonesian President Joko Widodo proposed the new capital in April 2019 and later that year
picked the site in East Kalimantan province. He wanted to move the capital closer to the
nation’s geographic center and spur economic growth in the archipelago’s east, while easing
Jakarta’s burden. Sprawling over nearly 6300 square kilometers (km 2), the Jakarta metropolitan
area is Southeast Asia’s most populous conurbation, home to more than 31 million people.
Haphazard growth has led to notorious traffic jams and pollution.

The old capital is also sinking. Many residents rely on wells that are pumping underground
aquifers dry, leading to ground subsidence of more than 10 centimeters annually along the
northern rim of the city, on the shores of Jakarta Bay—even as sea levels rise because of
climate warming. The area, home to poor and working classes, floods annually. A 2020 flood
killed more than 60 and displaced more than 60,000. Without heroic efforts to limit the sinking,
25% of the capital area will be submerged by 2050, says Edvin Aldrian, a climatologist at
Indonesia’s National Research and Innovation Agency.

Moving the seat of government and its estimated 4.8 million workers won’t lighten Jakarta’s
burdens much, Aldrian says. “Jakarta will still be the economic center of Indonesia … and still
have to take on its social issues and environmental issues,” Goh says.

Meanwhile, the $32 billion new capital, whose construction can now get underway, will have an
environmental impact on Borneo. Nusantara, to be built in stages through 2045, will cover 2560
km2, about twice the area of New York City. (The government will occupy a 66-km 2 core.) Like
the United States, Brazil, and other countries that built new capitals from scratch, Indonesia
hopes to create a city that is modern, rationally planned, and—in Indonesia’s case—green, with
net-zero emissions. But critics are skeptical, because Indonesia’s renewable energy sector
currently provides just 11.5% of national energy. Environmental groups worry that as a stopgap
Nusantara could rely on power from Kalimantan’s numerous coal-fired power plants. And
although well-designed public transport might keep cars off its roads, there will likely be
extensive air travel between the new capital and Jakarta, about 1300 kilometers away.

Starting from scratch


Indonesia will move its seat of government—and an estimated 4.8 million civil servants—from
Jakarta to Nusantara, a brand new city on Borneo’s east coast that is closer to the country’s
geographical center.
The impact on Borneo’s ecology could be substantial. An island the size of California, Borneo
features coastal mangroves, forests, swamps, and mountains, hosting numerous endemic and
rare species. Nusantara itself will be built on a previously cleared site and rely on existing
highways, power lines, and other infrastructure. The city also lies inland, allowing for shoreline
mangrove restoration. River valleys will be protected, creating what Lechner calls “green
fingers” reaching through the city.

But the worry is that Nusantara will trigger sprawl beyond the city limits and development
across Borneo. Spurring economic growth is, after all, one of the goals. By studying the increase
in nighttime lights associated with 12 previously relocated capitals, including Brasília and
Naypyidaw, Myanmar, Lechner and his colleagues found that they burgeoned initially, then
grew more slowly. “Our assessment suggests that it is likely that [Nusantara’s] direct footprint
could grow rapidly, expanding over 10 kilometers from its core in less than two decades and
over 30 kilometers before mid-century,” the team reported in 2020 in the journal Land.

The impacts are likely to go farther afield. The roads connecting Brasília to Brazil’s coastal
population centers “facilitated the destruction of the Amazon rainforest,” Lechner says,
opening undisturbed territory to wildlife poaching, illegal logging, and land clearing. There are
fewer cities to connect to on Borneo, home to only 18 million people, but “clearly the new city
will attract economic activity, including new roads, which are known to cause deforestation,”
says David Gaveau, a landscape ecologist who heads TheTreeMap, a company that studies
tropical deforestation.

Kalimantan, the Indonesian part of Borneo, has already lost about 30% of its original forest
cover to land clearing and fires since 1973, Gaveau says, leaving the Bornean orangutan and the
proboscis monkey endangered and many other species threatened. A highway under
construction called the Trans-Kalimantan Northern link “cuts right through remote pristine
forests in the heart of Borneo,” he says. Encouragingly, more effective law enforcement and a
moratorium on new plantations helped drive 2020 deforestation to its lowest level in 17 years,
Gaveau says, but new roads to and from Nusantara could reverse the trend.

The Indonesian government has not said much about Nusantara’s environmental burden.
Gaveau and others hope it will offset the city’s impact with a similarly ambitious effort to turn
the tide elsewhere in Kalimantan. “The solution lies in restoring all those degraded lands back
to their original state: forest,” Gaveau says.
Yakin Proyek IKN Nggak Bakal Berjalan
Mulus, Celetukan Pak JK Bikin Pak Jokowi
Bergidik...
Rabu, 02 Februari 2022, 15:35 WIB

Kredit Foto: Instagram/Jusuf Kalla

WE Online, Jakarta -Wakil Presiden RI ke- 10 dan 12 Jusuf Kalla angkat bicara terkait proyek
pemindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Dia meyakini mega proyek
itu bakal menemui banyak kendala ke depannya. 
Menurut Jusuf Kalla, hampir mustahil jika proyek besar dengan  anggaran jumbo itu terus
berjalan mulus hingga pemindahan Ibu Kota Negara itu tuntas dilakukan. Adapun masalah yang
diprediksi bakal menghambat Proyek ambisius Jokowi itu seperti persoalan anggaran hingga
masalah lahan. 

“Nanti akan ada masalah, pasti, akan ada, masalah anggaran, lah, lokasi, dan sebagainya,”
ujarnya dalam webinar bertajuk ‘Merawat Kebhinekaan, Menjaga Keutuhan NKRI’ Rabu,
(2/1/2022). 

Karena proyek ini sudah terlanjur berjalan, maka meski dihadang berbagai masalah Jusuf Kalla
meminta agar pemerintah mesti cekatan mencari jalan keluarnya. 
Dia kembali menegaskan, bahwa pemindahan Ibu Kota Negara adalah proyek yang sangat rumit
dikerjakan. Bahkan di beberapa negara, proyek serupa berujung kegagalan karena sejumlah
persoalan.

“Tentu bukan hal gampang. Rumit sekali pemindahan Ibu Kota itu,” tandasnya.

Sebagai informasi, Pemerintah Indonesia telah sepakat akan memindahkan ibu kota negara
menyusul  disahkannya UU IKN lewat satu ketukan palu Ketua DPR, Puan Maharani usai
mendapat persetujuan secara aklamasi oleh para anggota rapat paripurna ke-13 DPR masa
sidang 2021-2022 pada Selasa, 18 Januari 2022 lalu.

Selain itu, pemerintah juga telah mengambil keputusan untuk menamai IKN baru dengan nama
Nusantara. Ketua Panitia Khusus (Pansus) RUU IKN, Ahmad Doli Kurnia mengatakan keputusan
terkait nama IKN baru telah disepakati di rapat sebelumnya bersama pemerintah.

Hampir semua dari sembilan fraksi di DPR menyetujui pengesahan RUU IKN menjadi Undang-
Undang, kecuali fraksi Partai Keadilan Sejahtera.
Ancaman 'Serius' RI di Ibu Kota Baru, Pak
Jokowi Sudah Tahu?
NEWS - Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 February 2022 19:00

 
Foto: ibu kota baru (PUPR)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur
disebutkan memunculkan potensi ancaman geostrategis baru.

Direktur Pertahanan dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas Bogat Widyatmoko


mengatakan perspektif geostrategis ini mulai dari darat, laut, dan udara.

"Seperti lokasi ibu kota negara berdekatan dengan perbatasan darat ke Malaysia sepanjang
2.062 km, dan ini merupakan pintu untuk ancaman pertahanan dan gangguan keamanan," kata
Bogat dalam Konsultasi Publik Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara di UPN
Veteran Jakarta pekan lalu.

Dari sisi laut, lokasi IKN juga berhimpitan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan
choke point atau titik sempit dunia.
Sedangkan di udara, lokasi IKN mendekati Flight Information Region (FIR) milik negara tetangga,
seperti Singapura, Kinabalu Malaysia, dan Manila Filipina.

"Dan unfortunately, ibu kota negara baru ada dalam radius jelajah ICBM (intercontinental
ballistic missile) dan rudal hypersonic negara tertentu," papar dia.

Belum berhenti di situ, saat ini pulau Kalimantan merupakan lokasi dan jalur trans-nation crime,
seperti penyelundupan orang, narkoba, dan sebagainya. IKN juga dengan terrorist transit
triangle di Sulu, Sabah, dan Poso.

Terakhir, posisi ibu kota negara baru dikelilingi oleh aliansi-aliansi pertahanan, seperti The Five
Power Defence Arrangements (FPDA) Malaysia, Aliansi AUKUS Australia, UK, dan USA, dan
terdampak dari one belt one road atau OBOR BRI China.

Namun demikian, dia menegaskan kemungkinan terjadi perang terbuka sangat kecil sampai
tahun 2045. Adapun kemungkinan yang terjadi justru konflik terbatas.

"Kami menyajikan ancaman pertahanan dan gangguan keamanan. Kemungkinan yang akan
terjadi adalah serangan bersifat CBRNE (chemical, biological, radiological, and nuclear
defence)." terang dia.

Untuk itu, saat ini perpindahan IKN ini dilengkapi dengan rancangan sistem pertahanan dan
keamanan baru, sebagai antisipasi dari ancaman perang.

“as a risk analyst & based on iso 31000:2018, setiap sasaran pasti ada risikonya, karena itu risk
source nya harus di identifikasi, analisis dan evaluasi, establish likelihood & consequence
controlnya, jika kurang efektif lakukanlah risk treatment yang memadai, secara periodic dan
berulang ulang, keberhasilan pasti bisa diraih, dengan risk control yang efektif dan jangan
lengah karena setiap sasaran selalu ada risikonya. Saya pikir soal keamanan seharusnya dg
teknologi mutakhir pasti ada redundancy system. Lagian ibukota kan bukan pusat
perekonomian. Jadi gak otomatis negara lumpuh kalau IKN dikuasai. Malah sistem tetap yg ada
sekarang.. cuma markas besar administratif aja yg pindah” (Forward from WhatsApp chat)
Purnawirawan Jenderal TNI hingga Neno
Warisman Gugat UU IKN ke MK Siang Ini
Andi Saputra - detikNews
Rabu, 02 Feb 2022 08:24 WIB

Gedung MK (Rengga Sancaya/detikcom)

Jakarta - Sejumlah purnawirawan jenderal TNI, politikus, hingga aktivis akan menggugat UU
Ibu Kota Negara (IKN) ke Mahkamah Konstitusi (MK) siang ini. Mereka menilai UU itu cacat
formil hingga layak dibatalkan MK.
"Poros Nasional Kedaulatan Negara (PNKN), akan mendaftarkan Permohonan Uji Formil UU Ibu
Kota Negara (IKN) ke Mahkamah Konstitusi," kata salah satu kuasa pemohon, Viktor Santoso
Tandiasa, kepada wartawan, Rabu (2/2/2022).

Hingga pagi ini, sudah 25 nama orang mendaftarkan diri sebagai pemohon uji formil UU IKN itu.
Yaitu:
1. Dr. Abdullah Hehamahua
2. Dr. Marwan Batubara
3. Dr. H. Muhyiddin Junaidi
4. Letjen TNI. Mar (Purn) Suharto
5. Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat
6. Mayjen TNI. (Purn) Soenarko
7. Taufik Bahaudin, SE. (Alumni UI)
8. Dr. Syamsul Balda, S.E. M.M., M.BA.
9. Habib Muhsin Al Attas
10. Agus Muhammad Maksum (Jatim)
11. Drs. H. M. Mursalim R
12. Ir. Irwansyah (Alumni UI)
13. Agung Mozin
14. Afandi Ismail (HMI MPO)
15. Gigih Guntoro
16. Rizal Fadillah (Jabar)
17. Narliswandi Piliang
18. Neno Warisman
19. DR. Ir. H Memet Hakim (Jabar)
20. Memet A Hakim, SH (Jabar)
21. Ir. Syafril Sofyan (Jabar)
22. H. Memet Hamdan, SH MSc (Jabar)
23. Prof. Dr. Daniel M Rosyid (Jatim)
24. Dr. Masri Sitanggang (Sumut)
25. Khairul Munadi SH (Sumut)

Jumlah ini akan terus bertambah karena PKNK masih membuka pendaftaran bagi warga yang
mau ikut menggugat karena keberatan dengan proses UU IKN yang sangat cepat itu.

"Kami mengundang partisipasi Bapak/Ibu/Rekan-rekan sekalian untuk bergabung bersama kami


di PNKN menjadi anggota Para Pemohon Uji Materil UU IKN," kata Viktor.

Selain Viktor, ikut bergabung menjadi tim hukum Wirawan Adnan, Bismar Bachtiar, Djuju
Purwantoro, Harseto Setyadi Rajah, dan Eliadi Hulu.

"Kami akan mendaftarkan siang ini pukul 13.30 WIB ke gedung MK," kata Viktor.

Sebagaimana diketahui, Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara (RUU IKN) resmi
disahkan menjadi UU pada Januari 2022. Pengesahan ini dilakukan dalam rentang waktu
beberapa bulan saja.

Tercatat dari 29 September 2021 saat penyerahan Surat Presiden ke DPR hingga disahkan
menjadi UU pada 18 Januari 2022, proses pengesahan UU tak sampai 4 bulan. Fraksi PKS
bahkan menilai perumusan RUU ini terburu-buru.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Wandy Tuturoong menepis anggapan Fraksi PKS itu.
Menurutnya, perumusan UU IKN sudah melalui proses diskusi yang matang dan komprehensif.

"Ini yang harus diketahui oleh publik bahwa komunikasi dengan pemerintah, khususnya
Bappenas, dalam persiapan draf RUU, Perpres bahkan rancangan masterplan sudah
berlangsung lama, sejak periode lalu," terang Wandy Tuturoong atau yang akrab disapa Binyo,
dalam keterangan tertulis, Rabu (19/1).
IKN Bukan Bungker Oligarki

Ditulis oleh
John Muhammad
31/01/2022
Foto udara kawasan hutan tanaman industri PT ITCI Hutani Manunggal (IHM) di Kabupaten Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur (27/11/2021). Kawasan ini rencananya menjadi bagian dari ring satu
pembangunan IKN. PT IHM dimiliki pengusaha Sukanto Tanoto. (JATAM/TrendAsia)

Ibu Kota Negara tidak boleh menjadi bungker segelintir orang yang
menguasai negara (oligarki) atau tempat perlindungan pejabat negara
dari partisipasi warga yang demokratis. Kenapa?
KOTA modern adalah kota yang inklusif dan partisipatif. Ini persyaratan yang serius dan
memiliki sejarah perjuangan yang panjang.

Pada 1968, melalui Le Droit à la Ville, Henri Lefebvre pertama kali memperkenalkan
slogan “right to the city”. Kemudian, gagasan ini berkembang menjadi gerakan
internasional. Di Amerika Selatan, pada 1997, Kota Rosario, Argentina mulai menerapkan
konsep Kota Hak Asasi untuk pertama kali. Di Asia, pada 1998, tepatnya di kota Gwangju,
Korea Selatan, gagasan ini masuk dalam Piagam Hak Asasi Manusia Asia .
Eropa menyusulnya dua tahun kemudian (2000), di kota Saint-Denis, Perancis,
lahirlah Piagam Eropa untuk Perlindungan Hak Asasi Manusia di Kota . Pada 2008, David
Harvey menegaskan ulang hak atas kota tersebut . Pada 2020, UN-HABITAT (Program
Pemukiman Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengeluarkan panduan lebih lengkap
melalui New Urban Agenda .

Adapun lokasi, fungsi, dan pengelolaan ibu kota negara (IKN), yang jadi ambisi
pemerintahan Joko Widodo dan diperkirakan menelan ongkos hampir Rp500 triliun,
bertolak belakang dengan prinsip-prinsip tersebut. Kota itu dikhususkan untuk pejabat di
tingkat nasional dan sejak awal diniatkan untuk terisolasi dari warga.

Alih-alih memilih kota yang secara alami berdiri atau beradaptasi dengan
kompleksitasnya, IKN membangun dirinya sendiri di lahan-lahan penguasa konsesi yang
selama ini telah melakukan kerusakan ekologi. Itu
sebabnya, Koalisi   #BersihkanIndonesia  menilai ada upaya menutupi borok pengusaha
tambang dan sawit, sekaligus memperkaya mereka lagi dengan membeli lahan
bermasalah tersebut.

Seharusnya, IKN belajar dari kota-kota yang memiliki fungsi terbatas atau tunggal.

Kota Detroit (AS) dan Chernobyl (Ukraina), misalnya. Pada 2013, Detroit bangkrut
bersamaan hancurnya bisnis mobil. Pada 1986, Chernobyl mati setelah bencana reaktor
nuklir. Contoh ini mungkin terlalu ekstrem dan tidak setara, meski begitu sudah jelas
bahwa kota dengan fungsi tunggal memang memiliki masalah laten: ketergantungan
pada satu sumber daya.

Bahkan Brasilia adalah rujukan yang keliru karena kota ini belum pulih dari kegagalannya
sebagai ibu kota . Di balik keindahan arsitektur yang dianggap “puitis” dan “ikonik”,
Oscar Niemeyer melupakan cara kerja sebuah kota, yakni identitas lokal, kehidupan
sehari-hari, transportasi dan ekonomi kota. Brasilia didesain dengan imajinasi
modernitas yang terbatas pada saat itu dan pemahaman sangat rendah mengenai sistem
kota.

Didesain Bukan untuk Manusia

Persis seperti IKN, Brasilia mengisolasi pejabat nasional bak kepompong, sementara
warga lain berada di luarnya. Penghuni kota ibarat pekerja kantor dengan gedung
megah, yang berarti tidak punya rasa memiliki karena itu bukan rumahnya.

Meski telah diantisipasi, kota-kota satelit yang seharusnya menopang Brasilia tak
berfungsi dengan baik. Populasi melonjak, harga tanah tak terjangkau, warga asli
tersingkir (gentrifikasi) dan akhirnya menciptakan permukiman kumuh di pinggiran atau
sudut kota. Ini seperti kantin gedung perkantoran yang sepi karena para pegawainya
memilih makan di luar gedung atau pinggir jalan dan di warung-warung informal.
Seperti juga IKN, Brasilia diciptakan dengan tujuan monumental. Dengan permainan
skala, bentuk yang megah, tentu saja mudah untuk diwujudkan. Kita (rakyat) dibuat kecil
dan bangunan (negara) dibuat besar dan dilebih-lebihkan. Padahal kita harus ingat
bagaimana susahnya mengurus rumah yang luas saat pekerja rumah tangga kita pulang
kampung. Ongkos merawat karya seni tidak pernah murah dan Brasilia menderita
karenanya.

Skala manusia sebagai lawan dari skala monumental memang tidak pernah megah, tapi
selain efisien, ia memiliki keindahan sendiri.

Jika Anda bisa menikmati pemutaran video cepat yang menggambarkan keteraturan
antrean warga Jepang yang khas, itulah keindahan skala manusia. Jika anda bisa
menikmati pawai dan yel-yel demonstran untuk perubahan iklim, itulah keindahan skala
manusia. IKN tidak akan memiliki keindahan semacam itu. Populasinya sudah pasti
terbatas dan didesain untuk menghindari kunjungan dan kerumunan protes.

Adapun Washington maupun Canberra sebagai referensi ibu kota bukan tanpa masalah,
akibat desain kotanya yang soliter, selain belum pulih dari gentrifikasi. Washington
pernah mengalami depopulasi (1980) dan menjadi kota dengan tingkat pembunuhan
tertingi di AS  (1991). Sementara, Canberra pernah memiliki reputasi sebagai kota paling
membosankan di Australia .

Dengan pengelolaan tunggal dan terpusat, maka IKN dengan sengaja telah meniadakan
partisipasi warga kota. Tanpa demokrasi, sebuah kota tak akan pernah hidup dan tak
akan pernah dimiliki.

Badan Otorita yang dibentuk khusus dan bersifat top-down, tidak memungkinkan warga
kotanya untuk terlibat dalam pembangunan. Pejabat yang pensiun atau tak terpilih lagi
akan kembali ke kampungnya masing-masing. Bagi yang bertahan karena terpilih
kembali atau tinggal sementara akan hidup secara homogen sebagai sesama pegawai
nasional.

Representasi Menguatnya Negara

Desain kota yang konsentris, menggambarkan bidang-bidang yang dirancang memiliki


sumbu tunggal (Istana Presiden dan Kantor Presiden), sesungguhnya sudah tidak relevan
lagi.

Kini, melalui teknologi analisis kemacetan, kita menyadari kompleks Istana Negara di
Jakarta dengan Monumen Nasional-nya bukan sumbu kota yang sesungguhnya. Pada hari
kerja, kepadatan tersebar di tempat-tempat kerja dan mal atau warung-warung makan.
Di akhir minggu, warga menyerbu Kebun Binatang Ragunan dan tempat-tempat wisata
pinggir kota.
Sumber: Executive Summary Urban Design Development Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN,
Kementerian PUPR, Desember 2021 (hlm. 57).
Kita dengan mudah memahami bahwa penguatan sumbu tripraja (Eksekutif, Legislatif
dan Yudikatif) adalah simbol dari penguatan negara. Namun interpretasi penguatan
negara tersebut keliru karena diterapkan pada ketiga lembaga secara kaku dan terutama
pada Istana Presiden dan Kantor Presiden sebagai inti. Presiden bukan simbol atau
lambang negara .

Memang benar, kita menerapkan sistem presidensial tapi sesungguhnya dalam konsep
Republikanisme, kedaulatan tertinggi ada pada rakyat. Dan, sesuai Amandemen UUD
1945, kekuasaan tersebut terdistribusi sesuai fungsinya. Artinya di antara fungsi-fungsi
tersebut tidak ada yang paling unggul. Oleh karena itu, penguatan simbol negara pada
bangunan eksekutif sebenarnya tidak tepat dan berbahaya karena melunturkan filosofi
kedaulatan rakyat.
Sumber: Executive Summary Urban Design Development Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN,
Kementerian PUPR, Desember 2021 (hlm. 59).
Belajar dari arsitektur Gedung Parlemen Jerman di Berlin, sebagai perwujudan
transparansi, Norman Foster merenovasinya dengan memperkuat elemen kaca pada
kubahnya. Gedung Parlemen Australia di Canberra bahkan dengan sengaja didesain Aldo
Giurgola agar warga dapat menginjak-injak atapnya yang difungsikan sebagai taman.
Desain ini memberikan pesan pada pejabat negara bahwa rakyat adalah yang tertinggi
dan berhak berada di atas anggota parlemen.

Desain Istana Presiden dan Kantor Presiden di IKN karya I Nyoman Nuarta tampaknya
ingin mengaplikasikan semangat tersebut. Untuk mengaburkan tampak muka bangunan
terdepan yang masif dan penuh pilar-pilar, yakni Istana Presiden, sebagai kompensasi,
Nyoman Nuarta mencoba mengimbanginya dengan bangunan di belakang, yakni Kantor
Presiden sebagai latar yang penuh dengan elemen kaca dalam analogi bentuk Burung
Garuda yang megah. Pada atap bangunan Istana Presiden terlihat penerapan atap hijau
yang “mungkin” dapat dikunjungi “warga”.

Pertanyaan mendasarnya, warga yang mana? Transparan untuk siapa? Aksesibel untuk
siapa? Untuk pejabat nasional dan pegawai negeri sipil? Jadi walaupun terwujud,
semangat dan simbolisme tersebut akan hampa dan palsu. IKN melulu tentang negara
dan pejabatnya; bukan tentang warganya.
Sumber: Executive Summary Urban Design Development Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN,
Kementerian PUPR, Desember 2021 (hlm. 60).
Poros imajiner Istana Negara, Masjid Raya dan sejumlah Plaza Seremoni di IKN,
sesungguhnya hanyalah variasi dari hirarki poros Keraton, Alun-Alun, Pasar dan Masjid
yang dominan di Pulau Jawa. Hirarki ruang semacam ini seolah-olah adalah satu-satunya
cermin dari budaya sosial di Indonesia.

Padahal, masyarakat Bugis yang selalu dikutip Moh. Hatta sebagai bukti ada demokrasi
lokal (konsep Amaradekangeng), memiliki budaya egaliter dan hirarki ruang yang
berbeda. Konsep hidup   Maradeka   dalam rumah adat Bugis misalnya, selalu memiliki
ruang bersama atau ruang berbagi baik horizontal maupun vertikal  (Madeali, 2017).
Dengan demikian, tampak jelas bahwa IKN gagal menangkap semangat demokrasi yang
dimiliki secara otentik oleh Indonesia.

Sebenarnya, pada desain awal IKN, yakni Nagara Rimba Nusa yang telah dipilih melalui
proses sayembara, upaya untuk menerapkan kearifan lokal pada tata ruang sudah
dilakukan. Dengan mengadopsi konsep kebahagiaan Bali, Tri Hita Karana (hubungan
dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitar) dan dipadu tata ruang kluster dari
konsep Negara-Rimba-Pulau, IKN tampak lebih pas memenuhi panduan desain awal,
yakni sebagai Kota Hutan (Forest City). Dalam hal livability, upaya Nagara Rimba Nusa
cukup memadai. Ini terlihat dengan banyak wahana untuk publik.
Desain “Nagara Rimba Nusa” pemenang sayembara yang dipilih Kementerian PUPR pada
Desember 2019. Belakangan desain Istana Negara IKN diubah menjadi “Burung Garuda”,
diumumkan Presiden Jokowi pada April 2021.
Namun, dalam Buku Saku IKN  yang sedang disosialisasikan, desain dan tata ruang
tersebut menghilang. Wahana-wahana untuk publik juga menghilang. Agaknya “Negara”
ingin menghilangkan publik atau menghilangkan diri dari publik.
Asa Para Tokoh yang Pernah Dukung
Jokowi Tangkis Rencana Pemindahan Ibu
Kota Negara
Kompas.com - 08/02/2022, 09:50 WIB
Penulis Elza Astari Retaduari | Editor Elza Astari Retaduari

Capres petahana Joko Widodo dan sang istri Iriana Jokowi mengacungkan jempol di acara kampanye terbuka di
Taman Bukit Gelanggang, Kota Dumai, Provinsi Riau, Selasa (24/3/2019).(Agus Suparto/ Fotografer Kepresidenan)

JAKARTA, Kompas.com - Sebanyak 45 tokoh menggalang petisi agar Presiden Joko Widodo
(Jokowi) membatalkan rencana pemindahan ibu kota negara (IKN). Sebagian dari inisiator
merupakan tokoh yang pernah mendukung Jokowi. "Sekarang bukan waktunya, Presiden
Jokowi, untuk membangun ibu kota. Mudah-mudahan kita mendapat dukungan moral dari
publik (melalui petisi)," ungkap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Azyumardi
Azra yang menjadi salah satu penggagas petisi, Senin (8/2/2022). Menurut dia, mayoritas dari
inisiator dalam petisi yang digalang di situs change.org itu adalah mantan Pro-Jokowi. Salah
satunya adalah Azyumardi Azra sendiri. "Semua pro Jokowi dulunya, terutama di periode
pertama, yang Wapresnya Pak Jusuf Kalla. Kebanyakan mereka dulu dalam Pilpres 2014 dan
Pilpres 2019 mencoblos Jokowi," sebutnya. Selain Azyumardi Azra, ada Din Syamsuddin yang
pernah menjadi Utusan Khusus Presiden Jokowi untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan
Peradaban (UKP-DKAAP). Kemudian ada pula Faisal Basri yang dalam 2 kali pilpres menyatakan
dukungannya kepada Jokowi. Beberapa nama lain di antaranya seperti Fadhil Hasan yang
pernah tergabung dalam tim sukses Jokowi, dan Jilal Mardhani. "Banyak (penggalang petisi
tolak IKN dulu pendukung Jokowi), seperti Faisal Basri, Prof Didin S Damanhuri, Prof Widi AP,
Prof Rochmat W, Jilal Mardhani, Prof Carunia MF, DR Fadhil Hasan, DR Abdul Malik. Sebagian
besarlah," terang Azyumardi Azra. Belakangan, tokoh-tokoh tersebut kerap mengkiritik
kebijakan Jokowi, termasuk Din Syamsuddin. Sebagian lagi bahkan bergabung dengan
kelompok kontra Jokowi, seperti Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Berbagai alasan
membuat para tokoh besar yang tadinya mendukung Jokowi, berubah arah. Azyumardi Azra
mengatakan, para mantan pendukung melihat kini Jokowi banyak melakukan hal yang
mencederai demokrasi. "Mereka mulai kecewa bukan karena tidak dapat posisi atau jatah
karena mereka rata-rata sudah mapan," jelasnya. "Tapi kecewa pada Jokowi dengan
kemunduran demokrasi dan digantikan oligarki politik, meluasnya ketidakadilan, legislasi
sewenang-wenang misalnya lewat perubahan UU KPK, Omnibus Law UU Cipta Kerja, sampai UU
IKN," imbuh Azyumardi Azra. Tak hanya itu, barisan mantan disebut gelisah dengan langkah-
langkah kebijakan Jokowi di periode kedua masa kepemimpinannya. Azyumardi Azra
mengatakan, Jokowi belakangan menunjukkan gelagat akan meninggalkan warisan buruk. "Dan
memang di luar dugaan banyak orang, langkah-langkah Presiden Jokowi di masa-masa yang
kedua ini cukup mengejutkan," papar peraih gelar kehormatan Commander of the Order of The
British Empire (CBE) dari Ratu Inggris Elizabeth II tersebut. "Tapi bukan untuk meninggalkan
positif legacy atau warisan yang positif pasca masa jabatannya nanti, tapi justru
memperlihatkan berbagai indikasi gejala semakin banyaknya negative legacy," lanjut Azyumardi
Azra. Banyak pembuatan legislasi di era Jokowi yang dinilai tidak melibatkan publik. Bahkan
ketika masyarakat menyuarakan penolakan besar-besaran, kata Azyumardi Azra, Jokowi seolah
tak mau mendengarkan. "Mulai dari pelemahan KPK akhir 2019. Kemudian yang lebih heboh
lagi UU Omibus Law yang menimbulkan demonstrasi besar-besaran, bahkan ada yang tewas di
Kendari, mahasiswa. Suara masyarakat tidak didengar. Tau-tau begitu cepat jadi aja, sama
seperti UU IKN," ungkap dia. "Makanya orang-orang yang tadinya pro Jokowi, jadi agak
bergeser agak lebih kritis, termasuk nama-nama tadi. Sebetulnya kritis mereka bukan karena
benci sama Pak Jokowi, tapi justru sayang sama Pak Jokowi," sambung Azyumardi Azra.
Menurut dia, 45 penggagas petisi tolak IKN Nusantara tidak bermaksud buruk. Mereka disebut
berharap agar Jokowi meninggalkan warisan yang bagus, dan berharga untuk bangsa serta
negara, termasuk dalam kehidupan berdemokrasi. "Kalau Pak Jokowi tidak melakukan langkah-
langkah yang drastis maka ini akan menimbulkan beban sejarah. Karena pada zaman Pak Jokowi
ini lah, pertama kali demokrasi kita mengalami set back, langkah mundur, dan tidak ada tanda-
tanda mau itu (memperbaiki)," tukasnya. Sebenarnya petisi tolak IKN di change.org juga
ditujukan kepada DPR RI, DPD RI, dan Mahkamah Konstitusi (MK). Namun menurut para
penggagas, hanya Jokowi yang bisa membatalkan rencana pemindahan ibu kota negara. "Tidak
ada kekuatan lain yang bisa membatalkan. Karena apa yang diminta Pak Jokowi pasti jadi.
Misalnya mengubah UU KPK, dia kirim Supres, ya jadilah itu. Mau bikin UU Cipta Kerja, tinggal
dibawa ke sana (DPR) bawa menteri, selesai," kata Azyumardi Azra. "Nggak ada yang bisa
menghalangi. Karena antara kekuasaan eksekutif sekarang dan legislatif sekarang sudah
menjadi oligarki yang tidak bisa dilawan siapapun. Paling banter ya mungkin PKS. Tapi kekuatan
PKS kan tidak signifikan," imbuh dia. Azyumardi Azra mengakui, langkah petisi yang digalangnya
tampak seperti "menggantang asap mengukir langit" alias sia-sia. Namun ia berharap
perjuangannya bersama 44 tokoh lainnya lewat petisi mendapatkan dukungan moral dari
publik. Sebab Azyumardi Azra bersama rombongan Din Syamsuddin berencana menggugat UU
IKN. Hanya saja karena UU tersebut belum disahkan dalam lembaran negara, mereka masih
menunggu dan akhirnya memutuskan untuk membuat petisi. "Kalau dari sudut kita, khususnya
pandangan saya, ya memang tidak ada yang bisa dilakukan, barangkali hanya mengimbau. Kita
nggak mungkin melakukan cara-cara yang melanggar hukum," ujarnya. Kecewa pandangan
tokoh tak didengar Jokowi Banyak kalangan, termasuk dari begawan-begawan lintas keilmuan
yang disebut kecewa dengan Jokowi. Sebab seringkali pandangan keilmuan mereka tak
didengar oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut. Memang beberapa kali Jokowi tampak
"menganggap" para pakar, termasuk mengundang untuk diskusi. Namun pada akhirnya,
keinginan Jokowi sendirilah yang dinilai akan dipilihnya. "Pengalaman saya selama ini, tidak
pernah didengarkan. Dulu pernah juga saat UU KPK diubah, kita juga mengimbau. Bahkan
waktu itu Presiden Jokowi mau menerima di Istana, berdialog dan kita waktu itu kita
rombongan 60 orang, meminta agar Presiden Jokowi membatalkan UU KPK yang sudah
diperbaharui dengan mengeluarkan Perppu," kisah Azyumardi Azra. Saat itu, Jokowi
mengatakan akan mempertimbangkan masukan dari 60 akademisi yang berdialog dengannya.
Namun Perppu tak juga dibuat, dan UU KPK baru yang dianggap banyak melemahkan lembaga
anti-rasuah itu tetap berlaku. "Maka saya bilang apa yang dibilang Presiden Jokowi untuk
mempertimbangkan, itu hanya gimmick aja. Presiden kok gimmick. Untuk menyenangkan hati
kita saja," sindir Azyumardi Azra. Cendekiawan Muslim ini mengatakan perjuangan yang
dilakukannya soal IKN Nusantara sebagai bentuk fardhu 'ain sekaligus fardhu kifayah. Menurut
Azyumardi Azra, penggagas bukannya tidak setuju dengan rencana pemindahan ibu kota. Hanya
saja mereka menilai proyek IKN tidak tepat dilakukan di saat ekonomi Indonesia sedang surut
sehingga lebih baik ditunda sampai negara benar-benar sudah siap dari sisi keuangan. "Ini
bentuk fardu 'ain saya untuk mengingatkan sebagai orang yang punya pengalaman,
pengetahuan, dan bisa berpikir menggunakan nalar saya. Ini saya pribadi," katanya. "Dan
kemudian fardhu kifayah secara bersama-sama, karena kita kita mewakili orang banyak yang
mungkin karena berbagai alasan tidak bisa mengungkapkan pikirannya karena tidak dianggap
pandangannya atau representatif," Azyumardi Azra menambahkan. Hingga Selasa (8/2/2022)
pukul 09.27 WIB, petisi berjudul "Pak Presiden, 2022-2024 Bukan Waktunya Memindahkan
Ibukota Negara" sudah ditandatangani oleh 13.695 orang. Para inisiator petisi berasal dari
berbagai kalangan. Mulai dari akademisi, pakar ekonomi, hingga purnawirawan TNI.
Bahkan 13 di antaranya merupakan profesor, yang sebagian besar adalah guru besar. Mereka
adalah:
1. Prof. Dr. Din Syamsuddin (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
2. Prof. Dr. Azyumardi Azra (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
3. Prof. Dr. Didin S. Damanhuri (Guru Besar IPB)
4. Prof. Dr. Widi Agus Pratikto (Guru Besar ITS)
5. Prof. Dr. Rochmat Wahab (Guru Besar UNY)
6. Prof Dr. Carunia Mulya Firdausy (Guru Besar Untar)
7. Prof. Dr. Sri Edi Swasono (Guru Besar UI)
8. Prof. Dr. Daniel Mohammad Rasyied (Guru Besar ITS)
9. Prof. Dr. Nurhayati Djamas (Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia)
10. Prof. Dr. Busyro Muqodas (Dosen UII)
11. Prof Syaiful Bakhry (mantan Rektor UMJ)
12. Prof Zaenal Arifin Hoesein (Guru Besar Universitas Islam As-Syafi'iyah)
13. Prof Dr. Mas Roro Lilik Ekowanti, MS (Guru Besar Universitas Hang Tuah Surabaya)
Mimpi Kota Hijau di Ibu Kota Negara
Nusantara
Alih-alih membangun kota hijau dengan dukungan energi terbarukan, IKN Nusantara justru
berpotensi membawa dampak buruk ekologi.
Oleh YOHANES MEGA HENDARTO
7 Februari 2022 06:06 WIB

SUCIPTO. Pemandangan kawasan hutan industri PT ITCI Hutani Manunggal yang menjadi calon lokasi ibu kota negara baru di
Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (18/12/2019).

Ibu Kota Negara Nusantara diusung dengan model pembangunan kota hijau, disokong energi
terbarukan, dan didukung teknologi yang canggih. Sebesar 80 persen lahan akan dibiarkan
sebagai kawasan hutan. Pemerintah perlu menyiapkan strategi untuk mewujudkan ambisi kota
hijau.

Sebuah video berdurasi dua menit di laman utama IKN Nusantara menampilkan sebuah tatanan
kota yang ideal. Prinsip pertama IKN Nusantara yang turut dicantumkan di sana tertulis
demikian, ”Mendesain Sesuai Kondisi Alam”.

Ada tiga hal yang menjadi bagian rencana, yakni lebih dari 75 persen kawasan hijau di IKN
Nusantara, semua penduduk dapat mengakses ruang terbuka hijau dalam 10 menit, dan tiap
bangunan menggunakan konstruksi ramah lingkungan.

Di bagian prinsip keempat IKN Nusantara juga tertulis tiga rencana kota dengan emisi karbon
yang rendah. Disebutkan di sana, tiap instalasi energi baru terbarukan (EBT) akan memenuhi
seluruh kebutuhan energi IKN Nusantara. Dua lainnya ialah 60 persen peningkatan efisiensi
energi dalam bangunan umum dan net zero emission pada 2045.

Secara keseluruhan, kedelapan prinsip yang diusung dalam proyek IKN Nusantara memang
sesuai dengan gambaran kota modern masa depan. Tiga di antaranya ialah memperhatikan
ekologi, sumber energi terbarukan yang menopang pemanfaatan teknologi, dan ketahanan
pangan (olahan ataupun dihasilkan sendiri). Hal ini sebelumnya juga disebut-sebut dalam
Naskah Akademik UU IKN meski tidak dijelaskan soal rencana lanjutan untuk mencapainya.

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK). Rombongan Presiden Joko Widodo melintasi kawasan konsesi hak pengusahaan hutan
(HPH) PT ITCI, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (17/12/2019). Kawasan tersebut
rencananya akan menjadi lokasi calon ibu kota negara baru.

Hal ini turut dikonfirmasi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan


Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa. Ia menyatakan, hanya 20
persen dari 256.000 hektar lahan yang akan dikembangkan untuk proyek pembangunan.
Sisanya, 80 persen, akan dibiarkan sebagai kawasan hutan.

Gambaran ideal kota ramah lingkungan ini mendatangkan tanggapan dari berbagai pihak. Salah
satunya dari American Association for the Advancement of Science (AAAS) yang merilis opini
terkait IKN Nusantara di lamannya. Dengan tajam, AAAS menyebutkan bahwa IKN Nusantara
sekadar utopia dan tidak akan ”sehijau” kelihatannya.

Kalangan akademisi, begitu dituliskannya, memandang skeptis rencana pembangunan kota


hijau tersebut karena pemerintah pun tidak menjelaskan tahapan rencana teknis untuk
mencapainya. Kekhawatiran justru muncul karena alih-alih mencoba mewujudkan kota hijau
modern, Indonesia hanya mendapatkan dampak buruk ekologi dari deforestasi lahan yang
dilakukan untuk pembangunan.

Dampak ekologi bagi Pulau Kalimantan justru menjadi hal mutlak di depan mata. Salah satu dari
lima pulau besar Indonesia ini memiliki kawasan hutan bakau pesisir, hutan tropis, rawa,
pegunungan, serta menampung banyak spesies endemik dan langka. Sebelum adanya
megaproyek pembangunan IKN Nusantara pun, keberadaan mereka telah terancam dengan
adanya deforestasi lahan untuk industri tambang dan perkebunan sawit.

Deforestasi

Hingga kini, Indonesia masih berhadapan dengan masalah deforestasi lahan. Berdasarkan data
BPS yang dirilis 10 Januari 2022, dalam kurun tiga tahun saja (2017-2020) Indonesia sudah
kehilangan 1,02 juta hektar kawasan hutan. Secara khusus, Pulau Kalimantan yang dijadikan
lokasi IKN Nusantara sudah kehilangan 318.600 hektar atau 31 persen dari total deforestasi
selama tiga tahun tersebut.

Jika dirinci, Provinsi Kaltim dan Kaltara (BPS menggabungkan keduanya) menjadi dua wilayah
yang paling besar mengalami deforestasi, yakni 145.400 hektar. Urutan kedua ialah Provinsi
Kalbar dengan deforestasi 82.700 hektar. Kemudian diikuti oleh Provinsi Kalteng dan Kalsel,
masing-masing 60.400 hektar dan 30.000 hektar.
Memang, jika data tersebut dilihat secara perbandingan, akan terlihat terjadi penurunan tren
deforestasi. Misalnya, pada 2017, wilayah Kaltim dan Kaltara mengalami deforestasi 65.200
hektar, tahun 2020 tercatat deforestasi turun menjadi 10.700 hektar. Data deforestasi dari tren
semacam ini dapat menjebak karena, secara empiris, kawasan hutan yang hilang membutuhkan
waktu bertahun-tahun untuk dapat tumbuh, bahkan menjalankan fungsi organismenya
kembali.

Maka, penilaian Ditjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK tentang penurunan laju
deforestasi sebesar 75 persen dari 2019 hingga 2020 patut dikritisi. Data tersebut patut
diapresiasi dalam kerangka langkah preventif dampak ekologi yang lebih luas. Namun, dari segi
beban ekologi, data deforestasi yang sudah terakumulasi sejak tahun-tahun sebelumnya patut
diwaspadai karena ancaman bencana alam yang menjadi konsekuensinya.

Salah satu dampak bencana dari deforestasi kawasan hutan Kalimantan ialah bencana banjir
yang justru terjadi di lahan pembangunan calon IKN Nusantara. Pada 17 Desember 2021, banjir
merendam sedikitnya 100 rumah di dua desa dan satu kelurahan di Kabupaten Penajam Paser
Utara, Kaltim. Bencana banjir yang diikuti longsor di sejumlah titik tersebut terjadi karena hujan
lebat yang kemudian memicu meluapnya air sungai.

KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI). Foto udara waduk Samboja di Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara,
Kalimantan Timur (9/3/2021). Air waduk Samboja akan menjadi salah satu sumber air baku untuk calon ibu kota negara baru di
Kalimantan Timur.

Perlu diingat, lokasi IKN Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai
Kartanegara memiliki jenis iklim tropis yang kaya akan hujan. Dalam setahun, persentase hari
hujannya mencapai 40,8 persen dengan total curah hujan tahunan sebanyak 2.223 milimeter.
Namun, bukan berarti wilayahnya memiliki ketersediaan air baku minum dan sanitasi yang
mencukupi.
Kontrasnya, warga yang bermukim di sekitar wilayah calon IKN Nusantara mengalami
kekurangan air baku untuk hidup sehari-hari, khususnya pada musim kemarau. Penelusuran
Litbang Kompas pada akhir 2019 menunjukkan bahwa warga di sana krisis air baku setelah
ekspansi perkebunan sawit tahun 2000-an di kawasan itu. Kualitas tanah yang menurun karena
perkebunan sawit pun akhirnya menghilangkan lahan garapan lokal dan warga beralih
menanam sawit.

Penyerapan air tanaman sawit memang tidak sebanyak tanaman lainnya, tetapi menyebabkan
degradasi tanah. Pemanenan sawit dan pembukaan lahan penuh vegetasi menyebabkan
pemadatan tanah. Akhirnya, air hujan mengalir di permukaan tanah dan tidak terserap sebagai
air tanah.

Menghadapi situasi defisit air baku ini, warga mengandalkan air dari tandon dan tangki yang
digunakan untuk mandi atau mencuci. Sumber air lainnya berasal dari embung dan mata air
yang dipompa dan dimasukkan ke tangki atau tandon. Sementara untuk air minum, warga lebih
memilih air minum kemasan atau air isi ulang.

KOMPAS/RIZA FATHONI. Lanskap kawasan pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (29/8/2019) yang
merupakan pintu masuk melalui laut dari Balikpapan yang jauh lebih cepat dibandingkan melalui jalur darat. Penajam Paser
Utara dan Samboja akan menjadi bagian dari ibu kota baru yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Ekologi

Guna mengantisipasi krisis air bersih di lokasi IKN Nusantara, pemerintah berencana
membangun 14 bendungan dan pengelolaan air sungai yang difungsikan sebagai sumber air
bersih. Jika dihitung secara harian total dari ke-14 bendungan tersebut, ketersediaan air
mencapai 3,67 miliar liter per hari. Jumlah tersebut mampu memenuhi kebutuhan 24,47 juta
orang atau setara dengan empat kali proyeksi jumlah penduduk IKN Nusantara nantinya.
Masalah air baku mungkin dapat terjawab dengan didirikannya 14 bendungan tersebut, tapi
bukan berarti megaproyek IKN Nusantara bebas dari tanggung jawab ekologi. Masalah lain,
seperti banjir, longsor, hilangnya keanekaragaman hayati, dan emisi karbon akibat
pembangunan, masih memerlukan beberapa langkah selanjutnya setelah belasan bendungan
dibangun.

Mimpi kota hijau yang rendah emisi karbon tampaknya masih amat perlu diperjuangkan. Data
BPS sejauh ini mencatat, bauran energi baru terbarukan Indonesia hanya menopang 11,5
persen dari keseluruhan energi nasional pada 2021. Angka tersebut masih jauh dibandingkan
potensi energi baru terbarukan yang selama ini digembar-gemborkan di laman-laman lembaga
pemerintahan.

Memiliki kota hijau modern yang didukung teknologi mutakhir merupakan mimpi luhur semua
negara. Harapannya, implementasi sains dan teknologi dapat mempererat kembali hubungan
manusia dan alam yang telah merenggang. Bagaimanapun, memelihara dan menyelamatkan
lingkungan hidup berarti menghargai kemanusiaan.(LITBANG KOMPAS)
Indonesia's new forest capital in Borneo
heightens fears for orangutans' future
Tamara Thiessen, CNN • Published 21st February 2022

(CNN) — The steamy, jungle-covered tropical island of Borneo was once considered one of the
remotest, wildest places on earth. A place where orangutans and headhunters lurked
undisturbed.
Together with neighboring Sumatra, it's one of just two places in the world where the
orangutan lives in the wild.
For decades, forestry and agriculture have whittled away orangutans' forest home, placing
them in great peril, according to the WWF.
As deforestation accelerates and more species are lost and threatened, now more trouble lurks.
Almost three years after announcing it, the Indonesian government is moving ahead with its
plans to relocate the nation's capital to the dense but dwindling jungles of East Kalimantan
province.
That is, 730 miles (about 1,175 kilometers) away from sinking, overcrowded Jakarta to a new
"forest capital," as President Joko Widodo calls it, in Borneo's hilly hinterland.
With the move now enshrined in law, work on Nusantara may begin this year, while relocation
will start in 2024.
About an hour's drive north of seaport Balikpapan, the location picked for the new
capital straddles the North Penajam Paser and Kutai Kartanegara Regencies -- or administrative
districts.
An orangutan eats a pineapple at the Samboja Lodge eco-tourism resort, operated by the
Borneo Orangutan Survival Foundation.
Dimas Ardian/Bloomberg/Getty Images
Orangutans' habitat continues to shrink. The government envisages the "smart city in the forest"
as an innovation hub.
But alongside the excitement, there's also deep concern for the shrinking lowland tropical
rainforest and its wildlife. The UN says humans are driving the orangutan to extinction.
Without a "transformative change" in human behavior, the critically endangered animal could
be extinct within a few decades, it warns.
This has led to fears that while securing a future for the sinking megalopolis, Indonesian officials
are sinking the future of one of the planet's most remarkable creatures.
"The move will bring a large population but also big demands for changes to land-use to
accommodate new housing and office complexes, even food production centers," says Anton
Nurcahyo, deputy CEO of the Indonesian non-profit Borneo Orangutan Survival Foundation
(BOS).
A juvenile orangutan plays at the Samboja Lodge eco-tourism resort.
Dimas Ardian/Bloomberg/Getty Images
"This inevitably will create huge changes to the surrounding habitats."
The foundation's orangutan rehabilitation work began in East Kalimantan in 1991.
Since 2006, its orangutan sanctuary, Samboja Lestari, has been caring for injured and orphaned
orangutans, rescued from jungle destroyed by logging and palm oil crops.
It lies precisely in the area of the new capital.
Today, staff here take care of over 120 rescued orangutans in a conservation area of
regenerating forest. The idea is to release them back into "areas of safe, secure natural habitat"
if they regain their health. But what if the fruit-rich forests suffer further losses?
"The neighboring Sepaku and Samboja districts (earmarked for Nusantara) do not have wild
orangutan populations," Nurcahyo says.
"But the orangutan rehabilitation center is located here, on 1,850 hectares of forest, which
needs to be preserved in its current condition."
NGOs and locals worry that a new city of some 1.5 million residents may be disastrous for the
environment.
The influx, mostly of civil servants and their families from Jakarta, could force the dispossession
of people and animals.
This aerial picture taken on August 28, 2019 shows the area around Sepaku, where Indonesia's
new capital is set to be built.
STR/AFP/AFP/Getty Images
The extent of the threat to rare wildlife will depend on the ongoing planning and surveys, says
BOS.
"With the unique ecosystems in East Kalimantan, it is vital to have a mitigation plan in place
tailored to these specific environmental needs," Nurcahyo insists.
"That plan is still being developed. The first step will be to evaluate and map the impact of the
move."

Local government promises environment will be protected

Kalimantan has already seen vast habitat loss and the killing of 2,000-3,000 orangutans a year
since the 1970s, according to the International Union for Conservation of Nature (IUCN). The
orangutan is on its red list of critically endangered species.
In a century, total populations have almost halved, says the WWF -- from 230,000 to
about 112,000.
Nurcahyo says about 57,350 orangutans survive in Borneo, "spread into 42 pockets of wild
population."
The big worry is that most orangutans in Kalimantan exist outside of protected areas. Or, as the
WWF puts it, "in forests that are exploited for timber production or are in the process of being
converted to agriculture."

Kato -- a large male orangutan -- is carried in a cage from a small boat from the River Bemban
to his release site in Bukit Baka Bukit Raya National Park in Central Kalimantan, Borneo,
Indonesia in 2017.
Jonathan Perugia/In Pictures/Getty Images
Officials have moved to allay fears about the impact of the new capital on the environment.
The Indonesian government has pledged no protected forests will be touched in the $32 billion
megaproject.
It will be "a smart city, with green technology and friendly to the environment," promised the
president while discussing the move with journalists.
East Kalimantan Governor Isran Noor told media he admits some trees will fall to make way for
the 256,000-hectare (2,560 square kilometers) site, which is almost four times the size of
Jakarta.
"Of course, there will be a few sacrifices, but ultimately, we aim to achieve forest
revitalization," he told local papers. "When finished it will boast at least 70% open green
space."
Poor infrastructure along with continuing logging activity even in nature reserves has so far
kept mainstream orangutan tourism at bay here.
Now the government is eager for the new capital to lure foreign tourists and investments. But
it's also aware of the importance of ecotourism, and that most visitors will come to see the
wildlife.

Vehicles crowd a main road leading out Jakarta during the early evening rush hour on
November 30, 2021.
Bay Ismoyo/AFP/Getty Images
Forest reserves surrounding Nusantara will play a pivotal role in ensuring conservation efforts
and sustainability, Governor Noor told media.
So too will the orangutan sanctuaries.
"Nature and urbanization will coexist here," Aswin, chief of East Kalimantan's Regional
Development Planning Agency, Bappeda Kaltim, told local media.
He noted strategic environmental studies are underway to ensure the forests are taken care of.
"The important thing is that our area can become an economic, tourist and other destination."
But he's also boasted of the huge profits to come. Investment in East Kalimantan is set to soar
by 34.5% compared to a national rise of 4.7%, he said. And economic growth will double with
the relocation.
Even the buffer zone around Nusantara -- from Samrinda to Balikpapan -- must benefit from the
move, he said.
"We need East Kalimantan to be bright and sparkling."
The Kalimantan Rainforest in Borneo, Indonesia is one of the most biodiverse spots on Earth.
Bustling with life, the dense greenery is home to orangutans, all kinds of birds, frogs, you name
it. But the rainforest won't stay that way if mining and logging continues unchecked. Which is
why The Nature Conservancy's Dr. Eddie Game is listening to the sounds of the rainforest to
measure the impact of human activity on the area's wildlife.
Amid concerns that all that will come at a cost, the regional arm of the National Development
Planning Agency, Bappenas, is reportedly busy consulting local communities about ecological
conservation of the jungle tract.
Kalimantan's Heart of Borneo forests must be preserved as Nusantara takes shape, said acting
chief Muhammad Raudo. (Something local officials feel could take decades, not years.) The
handling of protected forests and prevention of floods and forest fires are a concern, he told
local community representatives.

Glimmers of hope
Beyond the rhetoric of Borneo's jungles being the "Paru-Paru Dunia" -- "lungs of the earth" --
forest burning continues. Many fires are deliberately lit to clear land for agriculture.
These have even flared up near the upcoming capital, leaving apes in wildlife rehabilitation
shelters blind or severely disabled.
Some worry that logging, land-clearing and fires will only worsen as construction takes off.
"These ecosystems are already hit by large-scale coal mining, logging and monoculture oil palm
plantations," said Sophie Chao at the University of Sydney, an expert in ecology and indigeneity
in Southeast Asia.
She believes the move spells more strife for indigenous populations and thousands of species of
flora and fauna.
"The region of East Kalimantan is immensely rich in biodiversity, with over 133 mammals, 11
primates species and 3,000 types of trees. These are found across a diverse mosaic of karst
landscapes, peat marsh, mangrove, flatland dipterocarp forest and humid forest."
Set against that specter, there are glimmers of hope.
Nurcahyo does not rule out the chance that shifting Indonesia's capital to Borneo could bring
more attention to the orangutan's plight and bolster conservation efforts.
"All that depends on the mitigation plan and potential ecological ramifications of the move. We,
meantime, will dedicate ourselves tirelessly to the conservation of the Bornean orangutans and
their habitat."
Rujak Centre Ungkap Naga-naganya IKN
Bakal Diusahakan Jadi Dubainisasi, Apa Itu?
Sabtu, 19 Februari 2022, 23:30 WIB

Kredit Foto: GenPI


Populis, Jakarta -
Pemerhati perkotaan dari Rujak Centre For Urban Studies, Elisa Sutanudjaja, melihat gelagat
pemerintah dibalik proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara beraroma Shenzhenisasi atau
Dubainisasi.

Dia mengatakan, hal itu terbaca dari pernyataan-pernyataan pemerintah maupun tokoh yang
digadang-gadang bakal masuk dalam bursa pemimpin Ibu Kota Nusantara atau dikenal Kepala
Otorita IKN.

Dia mengatakan, narasi pemerintah terkait IKN bak membangun ilusi bahwa IKN bermula dari
lahan kosong yang disulap menjadi tujuan dunia.

"Kalau mengikuti argumen pemerintah dan tokoh-tokoh yang terkait, termasuk calon yang
digadang jadi kepala IKN, ini naga-naganya IKN bakal diusahakan jadi Shenzhenisasi atau
Dubainisasi. Kesannya kosong lalu berubah jadi padang gurun lalu berubah jadi spektakuler,
kota global dan lain sebagainya," katanya dalam webinar yang diselenggarakan Iluni UI, Sabtu
(19/2/2022).
Dia mengakui bahwa keinginan tersebut dapat dipahami. Sebab, kata dia, banyak negara di
dunia juga berharap bakal jadi kota tujuan dunia atau kota yang bisa memikat investor dari
berbagai negara maju di dunia.

"Memang sih keinginan ini bisa dipahami karena banyak negara yang berharap, bahkan bakal
jadi kota dunia jadi kayak Amsterdam, Tokyo, Seoul dan segala macamnya jadi ada harapan
seperti itu kalau bisa bersaing dengan kota-kota dunia bahkan bisa seperti New York dan
sebagainya itu," katanya.

Dia menambahkan, tujuan pemerintah membangun IKN merupakan ilusi tentang masa depan
Indonesia yang tak lagi Jawa Centris. Hal itu tercermin dari argumentasi pemerintah bahwa IKN
bakal menggerakan ekonomi keluar dari Pulau Jawa dan memunculkan pemerataan
pembangunan.

"Jadi tujuan IKN itu kan ilusi ada ilusi dan harapan Indonesia sentris atau meratakan
pembangunan dan dibangun dari harapan bahwa IKN akan menjadi kota progresif untuk
menggerakkan ekonomi Indonesia di masa depan," katanya.
Soal Calon Kepala Otorita IKN, PKB
Singgung Menteri Nggak Punya Pekerjaan
Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Senin, 21 Feb 2022 12:11 WIB

Foto: Luqman Hakim (Dok. Pribadi)

Jakarta - Calon Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara disebut-sebut akan dijabat
oleh menteri atau kepala daerah berlatar arsitek. Wakil Ketua Komisi II DPR RI Fraksi PKB
Luqman Hakim menilai seorang menteri yang nantinya ditunjuk untuk memimpin IKN lantas
akan membuat konsentrasi kinerjanya bisa terganggu.
"Walaupun secara aturan tidak ada larangan Kepala Otorita IKN dirangkap oleh seorang
menteri, tapi pasti akan membuat konsentrasinya terganggu," kata Luqman Hakim saat
dihubungi, Senin (21/2/2022).

Dia mengatakan penunjukan menteri sebagai Kepala Otorita IKN bisa berdampak pada
terhambatnya keberhasilan pemindahan ibu kota baru tersebut. "Tentu akan berdampak
menghambat keberhasilan pembangunan dan pemindahan IKN Nusantara," ujarnya.

Dia menyinggung seorang menteri tak akan terganggu kinerjanya saat ditunjuk sebagai Kepala
Otorita IKN apabila selama ini tak punya pekerjaan di kementeriannya.

"Seorang menteri yang ditunjuk merangkap sebagai kepala IKN, tidak akan mengganggu kinerja
kementerian, jika yang ditunjuk merangkap sebagai kepala otorita IKN Nusantara adalah
menteri yang selama ini tidak punya pekerjaan," lanjutnya.
Lantas siapa yang akan pimpin Ibu Kota Negara? Simak respos Luqman Hakim selengkapnya di
halaman berikutnya.

Meski begitu, dia meyakini Presiden Jokowi akan menunjuk Kepala Otorita IKN yang mampu
fokus sepenuhnya dalam mengawal pemindahan IKN. Menurutnya, Jokowi tak akan main-main
dengan agenda IKN itu.

"Serius, InsyaAllah Presiden Jokowi akan menunjuk Kepala Otorita IKN Nusantara yang 100
persen fokus mengawal tugas berat ini. Pembangunan dan pemindahan IKN bukanlah kerjaan
yang mudah. Banyak negara telah terbukti mengalami kegagalan. Presiden Jokowi pasti tidak
akan main-main dengan agenda pembangunan IKN Nusantara," kata Luqman.

Lantas, dia mengatakan masih menunggu pengumuman Jokowi terkait sosok pemimpin IKN
Nusantara. Dia meyakini sudah ada nama-nama sosok pemimpin IKN Nusantara yang
dikantongi Jokowi.

"Kita tunggu saja siapa nama yang akan diumumkan Presiden Jokowi sebagai kepala otorita IKN.
Nama itu, saya yakin sudah ada di saku Presiden Jokowi. Tinggal menunggu hari baik untuk
diumumkan ke publik," katanya.

Sebelumnya, Luqman Hakim menyampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah


mengantongi nama Kepala Otorita yang akan memimpin Ibu Kota Negara baru. Dia juga
memberikan sejumlah petunjuk terkait calon Kepala Otorita IKN Nusantara yang sudah berada
di saku Presiden Jokowi.

Menurut Wasekjen PKB itu, calon pemimpin IKN Nusantara adalah tokoh yang kerap memberi
masukan kepada Presiden Jokowi.

"Calon Kepala Otorita yang akan diumumkan merupakan salah satu tokoh yang dipercaya
Presiden Jokowi, sehingga sering diminta memberi masukan dan pertimbangan oleh Presiden,"
sebutnya.
Banyak PNS Ogah Pindah ke IKN, Ada yang
Berkelakar Mau Jadi Anak Buah Anies
Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 25 Feb 2022 15:33 WIB

Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna

Jakarta - Ibu Kota Negara (IKN) pindah dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur.
Perpindahan ibu kota rencananya dilakukan bertahap mulai tahun ini hingga 2024.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) di instansi pusat juga bakal pindah
ke ibu kota baru. Beberapa instansi akan bertahap memindahkan pegawainya ke ibu kota baru.

Namun, ternyata banyak PNS yang enggan pindah ke ibu kota baru. Ini sudah jadi pembicaraan
sehari-hari para PNS di kantor. Hal itu diungkap oleh Direktur Jenderal Informasi dan
Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong. Usman
mengatakan banyak yang berkelakar ingin pindah jadi PNS Pemprov DKI Jakarta agar tidak
pindah ke ibu kota baru.

"Saya dengar ada yang sudah sampaikan malah, 'bisa nggak sih saya pindah jadi ASN di
Pemprov DKI aja?'" ujar Usman dalam webinar yang dilakukan oleh Kemensetneg, Jumat
(25/2/2022). Usman mengatakan hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah, masalah
perpindahan ibu kota ternyata juga datang dari internal pemerintah sendiri.

"Ini jadi tantangan sendiri di saat masalah yang kita hadapi adalah dari dalam pemerintah
sendiri, yaitu ASN," ungkap Usman. Lebih jauh, Usman mengatakan masalah ini tidak bisa
dianggap enteng. Pasalnya, keengganan PNS pindah ke ibu kota baru bisa berujung pada
hilangnya aset sumber daya manusia (SDM) di instansi-instansi pemerintahan.

"Memang ASN ini sudah tanda tangan perjanjian bersedia untuk ditempatkan di mana saja.
Namun, keengganan ini tidak bisa dianggap enteng. Kita jadi menghadapi risiko kehilangan aset
SDM pada instansi kita," sebut Usman.
Nahloh! Ternyata Masih Ramai Orang Jual
Kavling di Area IKN

 
Foto: Harga Tanah di Lokasi IKN Melonjak Tajam

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan tanah kavling di kawasan Ibu Kota Negara Baru di
Kalimantan Timur masih marak. Akibat dari itu, harga kavling tersebut kini sudah terbang
mencapai Rp 150 juta per kavling.

Sekretaris Camat Sepaku Adi Kustaman menjelaskan sampai saat ini masih ada masyarakat yang
mau coba-coba jual tanah di kawasan IKN. Karena belum ada peraturan yang mengikat.

"Yang jual ya ada juga, saat ini ada edaran pembatasan tapi bukan berupa peraturan larangan.
Ini kan masih menunggu aturan teknis lanjutan sampai otorita dibentuk," kata Adi kepada CNBC
Indonesia, Jumat (25/2/2022).

Jika melansir CNN Indonesia, edaran terbaru yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional
(BPN) di Kalimantan Timur hanya membatasi penjualan atau pembelian tanah di kawasan IKN,
yakni Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara. Pembatasan ini tertuang dalam surat edaran
HP.01.03/205-64/II/2022. Menurut Adi juga ada transaksi yang terdaftar dalam jual beli tanah.
Namun hanya jumlah kecil.

"Sejauh ini transaksi yang teregistrasi ada transaksi jual beli tanah hanya dalam jumlah kecil,
untuk jumlah yang besar tentu kami lakukan pengendalian. Paling banyak itu 1 - 2 hektar itu
kavling 10 x 20," jelasnya. Soal harga Adi mengatakan sejak adanya wacana pembangunan IKN
memang terjadi lonjakan harga yang cukup tinggi. Dari pengamatannya sebelum harga kavling
pada daerah kecamatan Sepaku, mencapai Rp 75 - 150 juta per kavling.

"Sebelum ada pembatasan penjualan kavling dan sebelum ada rencana IKN masih Rp 20 - 30
juta, sekarang sudah dimulai di Rp 75 - 150 juta, jelasnya.

Melansir banyak laman e-commerce memang masih banyak tanah di kecamatan sepaku yang
baru di-listing pada bulan Februari ini. Bahkan banyak pedagang yang berani menjual tanah
dengan embel-embel dekat dengan ring 1 kawasan Ibu kota negara baru.

"Bismillah jual lahan SHM murah di Desa Semoi1/Argomulyo Kecamatan Sepaku Ring 1 Ibu Kota
Baru," tulis penjual Rully Nurul.

Dia baru mengiklankan jualan tanahnya hari ini, dengan harga Rp 325 juta untuk satu
hektarnya.

Jika dilihat pemerintah juga nampaknya bimbang dengan rencana pembekuan penjualan tanah
pada daerah itu. Dalam diskusi Persiapan Pembangunan Ibu Kota negara pada Rabu
(23/2/2022) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Wakil Menteri ATR/Waka BPN Surya
Tjandra melihat ada gairah bertransaksi tanah pada daerah itu.

Dia mengatakan Terkait dengan land freezing perlu dipikirkan juga bagaimana pergerakan
ekonomi yang disebabkan oleh transaksi jual beli tanah.

"Saya paham di satu sisi kita perlu lakukan land freezing, tapi di sisi lain ada gairah orang untuk
bertransaksi juga meningkat, ini tidak bisa kita bendung karena kalau terlalu dibendung apa
gunanya ada IKN yang niatnya supaya ada pergerakan ekonomi, tapi bagaimana manage-nya
potensi ini. Apakah bisa didiskusikan bersama melalui diskusi ini, mudah-mudahan bisa dapat
perspektif yang lebih holistik," ungkap Surya, dalam keterangan.
UU IKN Jokowi Digugat, Istana: Show Must
Go On!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memastikan akan tetap menyusun aturan undang-
undang (UU) Ibu Kota Negara kendati payung hukun tersebut mendapatkan gugatan dari
Mahkamah Konstitusi (MK).

Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini mengemukakan pemerintah akan tetap
memproses UU IKN kendati payung hukum tersebut hingga saat ini belum memiliki nomor.

"UU yang sudah diketok, harus disusun turunannya. Show must go on," kata Faldo dalam
keterangan tertulis, Jumat (4/2/2022).

Kantor Staf Presiden sebelumnya mengatakan pemerintah telah menyiapkan peraturan


pelaksanaan prioritas yang terdiri dari dua Peraturan Pemerintah (PP), tiga Peraturan Presiden
(Perpres) dan tiga Peraturan Menteri/Lembaga.

Nantinya, dua PP mengatur tentang kewenangan pemerintah daerah khusus ibu kota negara,
serta pendanaan dan anggaran. Sementara tiga perpres berisi soal otorita IKN, perincian
rencana induk IKN, dan kawasan strategis nasional IKN.
Sedangkan tiga peraturan menteri/lembaga masing-masing permen PPN/Bappenas tentang
KPBU khusus IKN, permen Keuangan tentang KPBU IKN, dan Peraturan LKPP tentang pengadaan
barang dan jasa khusus IKN.

Faldo mempersilahkan kelompok masyarakat yang ingin menggugat UU IKN ke MK apabila


merasa hak konstitusionalnya dicederai. Menurutnya, UU telah mengatur mekanisme uji
materil dan uji formil ke MK.

"Kami yakin semuanya akan berjalan baik. UU ini disusun sudah sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku. Secara substansi pun solid," tegas Faldo.

Sebelumnya, Poros Nasional Kedaulatan Negara (PPKN) akan mendaftarkan permohonan uji
formil UU Ibu Kota Negara (IKN) ke Mahkamah Konstitusi siang ini. Mereka terdiri dari
purnawirawan jenderal TNI hingga aktivis.

Salah satu kuasa pemohon, Viktor Santoso Tandiasa, kepada wartawan, Rabu (2/2/2022),
mengatakan sudah 25 nama orang mendaftarkan diri sebagai pemohon uji formil UU IKN itu. 
Dari Palembang Sampai Jonggol, Rumitnya
RI Cari Ibu Kota Baru

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjadikan wilayah yang


nantinya akan disebut sebagai Nusantara di dekat Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, sebagai
bakal ibu kota negara Republik Indonesia. Dalam beberapa kepresidenan yang masa
pemerintahan lebih dari lima tahun selalu ada rencana pindah ibukota.

Dulu waktu zaman Sukarno, ibu kota hendak dipindah ke Palangkaraya pada 1950an. Ketika hal
itu direncanakan Palangkaraya belum menjadi kota seperti sekarang. Rencana Sukarno itu tidak
pernah terealisasi hingga kejatuhannya pada 1966-1967.

Era Soeharto pun wacana pemindahan ibu kota. Langkah kongkrit yang dilakukan dalam rangka
ibu kota baru itu adalah dengan menyiapkan Jonggol sebagai kota mandiri. Rencana daripada
era Soeharto itu kemudian gagal, karena reformasi menggulingkan Soeharto.

Era kepresidenan BJ Habibie, Gus Dur dan Megawati, yang kesemuanya sangat singkat menjadi
presiden, isu pindah ibukota tak terdengar. Pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), wacana
pindah ibukota muncul lagi.

Bulan September 2010, Presiden SBY membentuk tim kecil untuk mengkaji ide pemindahan
ibukota negara. Hasilnya kemudian muncul skenario terkait pemindahan ibukota negara.
Pertama, mempertahankan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kedua, memindahkan ibukota dari
Jakarta ke daerah baru yang masih dalam pulau Jawa. Ketiga, memindahkan ibukota negara ke
luar pulau Jawa.

Pada masa SBY, muncul beberapa kandidat ibu kota negara. Palembang salah satunya.

Palembang adalah kota tua sudah lama berkembang di Sumatera belahan selatan. Kota sungai
ini kebetulan terkait dengan kerajaan Sriwijaya di masa lalu.

Isu Palembang sebagai kandidat ibukota negara tentu disambut masyarakat Palembang. Pada
2011 kota ini semakin dilengkapi banyak fasilitas umum seperti LRT karena Sea Games 2011
diadakan pula di sana.

Kandidat lain, Lampung Timur, yang sebelum ada isu ibu kota negara sudah mengalami masa
menjadi daerah tujuan transmigrasi. Daerah dataran ini tidaklah jauh dari sumber pangan.
Sama seperti Palembang yang dekat dengan Belitang sebagai lumbung beras Sumatra Selatan.

Kandidat lainnya lagi Karawang, Jawa Barat, sempat pula masuk bursa calon ibu kota negara,
juga daerah penghasil beras ini tidaklah jauh dari Jakarta.

Pada masa SBY, Jonggol dan Palangkaraya masuk bursa calon ibu kota negara. Setiap daerah
yang daerahnya diwacanakan akan menjadi ibu kota biasanya akan menyambut gembira. Isu
semacam ini bisa mendongkrak harga tanah.

Jika Sukarno, Soeharto dan Jokowi sudah mengambil langkah kongkrit, maka di masa SBY hanya
sebatas kajian. Pada masa SBY yang kemudian dipilih adalah skenario tetap menjadikan Jakarta
sebagai ibukota negara.
Partai Ummat Akan Ajukan Judicial Review
UU IKN ke MK, Harap Ibu Kota Batal
Pindah
Kompas.com - 25/02/2022, 15:16 WIB
Penulis Ardito Ramadhan | Editor Krisiandi

Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi saat konferensi pers di Kantor DPP Partai Ummat, Tebet, Jakarta Selatan,
Senin (3/1/2022).(KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA)

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi mengungkapkan,


partainya berencana mengajukan judicial review atau uji materi atas Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU IKN) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Ridho berharap,
dalam putusannya nanti MK membatalkan UU IKN sehingga rencana pemindahan ibu kota dari
DKI Jakarta ke Kalimantan Timur pun urung direalisasikan.

"Partai Ummat mempertimbangkan dengan serius untuk mengajukan judicial review terhadap
UU IKN begitu tercatat dalam lembaran negara kelak, dan memohon kepada MK untuk
membatalkan UU yang bertentangan dengan UUD 1945 tersebut," kata Ridho dalam konferensi
pers, Jumat (25/2/2022).

"Konsekuensi dari permohonan pembatalan UU IKN ini tentu adalah batalnya pemindahan IKN
ke Kalimantan Timur, insya Allah ini adalah yang terbaik untuk bangsa dan negara" ujar Ridho.

Ridho menuturkan, ada empat materi UU IKN yang dinilai bertentangan dengan UUD 1945
sehingga Partai Ummat menolak UU tersebut. Pertama, kata Ridho, UU IKN mengatur bahwa
penyelenggaraan pemerintahan daerah khusus IKN adalah Otorita IKN, ini bertentangan dengan
Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan penyelenggara pemerintah daerah adalah
gubernur, bupati, atau wali kota. Ia menyebutkan, tidak ada satu pasal pun dalam konstitusi
yang memberikan kewenangan kepada lembaga bernama otorita untuk menyelenggarakan
pemerintahan daerah.

Kedua, penunjukkan langsung kepala Otorita IKN oleh presiden melalui konsultasi dengan DPR
juga dinilai bertentangan dengan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945 yang mengatur bahwa kepala
pemerintahan daerah dipilih secara demokratis. "Ibu kota negara yang diakui sebagai daerah
provinsi seharusnya dipimpin oleh seorang gubernur, bukan kepala otorita. Kepala
pemerintahan setingkat gubernur ini dipilih secara langsung oleh rakyat, bukan diangkat oleh
presiden," kata Ridho.

Ketiga, Ridho menyoroti beragam kewenangan khusus yang diberikan kepada Otorita IKN
melalui UU IKN. Kewenangan khusus itu antara lain kewenangan pemberian perizinan investasi,
kemudahan berusaha, serta pemberian khusus kepada pihak yang mendukung pembiayaan
dalam rangka kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan ibu kota. "Pasal 12 Ayat (1)
dan (2) UU IKN tersebut secara jelas telah mendistorsi arti kekhususan ibu kota negara," ujar
Ridho. Menurut dia, kekhususan itu semestinya diberikan dengan orientasi pada upaya
mendukung dan memfasilitasi roda pemerintahan, bukan untuk memfasilitasi sektor ekonomi
dan bisnis.

Keempat, Ridho menilai ketentuan UU IKN mengenai tidak adanya DPRD di IKN Nusantara juga
tak sesuai dengan UUD 1945 yang menyatakan pemerintahan daerah memiliki DPRD.
"Rakyat tidak diberikan ruang untuk memilih wakil-wakilnya di tingkat provinsi, yaitu DPRD
provinsi, hak politik hanya diberikan untuk tingkatan DPR dan DPD," ujar Ridho. Ia mengatakan,
Partai Ummat masih perlu menyiapkan materi-materi judicial review sebelum resmi
mengajukan gugatan ke MK. "Kami harapkan kira-kira 1,5 bulan setelah ini, kira-kira bulan April
insya Allah kami berencana untuk mengajukan judicial review terhadap UU IKN," kata Ridho.
Jokowi Meradang Soal WA TNI - Polri Tolak
IKN Nusantara, Rocky Gerung: Gila Ini,
Kepo Tanda Parno
H Prastya

- 2 Maret 2022, 10:05 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meradang soal isi WhatsApp aparat tolak pembangunan IKN Nusantara /Instagram/@jokowi

SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meradang terkait sikap aparat


yang berani menolak pembangunan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) di grup WhatsApp (WA).

Karenanya, Jokowi pun meminta TNI-Polri mendisiplinkan para anggotanya yang berani


menolak pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

Menurut Jokowi, TNI-Polri tidak bisa terlibat dalam demokrasi, serta harus menjaga sikap


kesatuan dan setia terhadap pimpinannya.

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Rocky Gerung menduga Jokowi sedang gelisah.

"Gila ini, itu namanya kepo tanda parno. Kan ngapain ngepoin WA group keluarga TNI? Kan itu
bukan resmi kan," kata Rocky Gerung, dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Rocky
Gerung Official pada Rabu, 2 Maret 2022.

Rocky Gerung bahkan menyebut Jokowi tidak sopan karena telah menguping pembicaraan


internal. Terlebih, WA group tersebut dinilainya hanya sebatas obrolan komunitas sosial.

Rocky Gerung menduga, kepercayaan diri mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah terganggu
karena mencurigai semua hal.
"Mental orang kalau dia makin peka dengan sedikit saja guncangan ketidaksukaan, dia bereaksi.
Dan kacaunya reaksi itu diucapkan di publik. Itu konyolnya," ujar Rocky Gerung.

Rocky menilai, pembicaraan terkait IKN Nusantara merupakan hal yang wajar dilakukan semua


orang.

Karenanya, mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu melihat tindakan Presiden sangat


berlebihan.

Rocky juga mempertanyakan sikap mantan Wali Kota Solo itu yang meradang ketika
mengetahui ada aparat yang menolak pembangunan IKN Nusantara.

"Kan justru dengan itu terbuka, ngapain Presiden mesti ngomel? Kan ini kayak orang yang ingin
dapat dukungan sepenuhnya," tuturnya.

Jokowi Sentil Obrolan Grup WhatsApp,


Dudung Jamin TNI AD Dukung IKN
CNN Indonesia
Rabu, 02 Mar 2022 11:45 WIB

KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman mengatakan pihaknya mendukung penuh program pemerintah untuk pemindahan Ibu
Kota Negara (IKN). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung
Abdurachman mengatakan pihaknya mendukung penuh program pemerintah untuk
pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Itu disampaikan Dudung merespons teguran yang disampaikan Presiden Joko Widodo soal
percakapan di WhatsApp Grup jajaran TNI-Polri.

"Prinsipnya TNI AD mendukung penuh pemerintah program pemindahan ibu kota di


Kalimantan, dan ini sudah final. Sehingga apapun nanti yang akan terjadi proses pemindahan,
TNI AD mengikuti dan kita juga akan siapkan untuk pindah ke Kalimantan," kata Dudung di
Mabesad, Jakarta Pusat, Rabu (2/3).

Ia mengaku sudah pernah mendatangi daerah yang akan dijadikan Ibu Kota Negara. Dalam
proses pembangunan, kata dia, nantinya akan ditempatkan prajurit dalam satuan-satuan kecil
untuk pengamanan.

"Tadi saya sampaikan itu komandan satuan, dukunglah pemerintah, jangan ada yang ngomong
aneh-aneh lah, kita loyalitas tegak lurus kepada presiden sebagai pimpinan atau panglima
tertinggi kita," katanya.

Sebelumnya, Jokowi meminta agar percakapan di WhatsApp grup TNI-Polri yang tak disiplin
jangan dibiarkan terus-menerus.

Dalam Rapim TNI-Polri di Mabes TNI Cilangkap, Selasa (1/3), Jokowi lantas mencontohkan salah
satu percakapan yang dimaksud adalah soal penolakan Ibu Kota Negara (IKN). Jokowi turut pula
menekankan soal disiplin pada jajaran TNI-Polri tak bisa diperdebatkan.

"Kalau seperti itu diperbolehkan dan diteruskan, hati-hati. Misalnya berbicara mengenai IKN.
'nggak setuju, IKN apa'. Itu sudah diputuskan oleh pemerintah dan sudah disetujui oleh DPR,"
kata Jokowi.
Baca WA Group TNI-Polri Isinya Tolak IKN,
Pak Jokowi Marah Banget
Rabu, 02 Maret 2022, 06:17 WIB

Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

WE Online, Jakarta -Biasanya, Presiden Jokowi berbicara yang manis-manis di acara hajatan
TNI-Polri. Tapi, kemarin, Jokowi bicara keras. Jokowi marah banget karena mengetahui ada
beberapa prajurit TNI menolak pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan
Timur.
Adanya penolakan beberapa prajurit TNI atas pemindahan IKN ini disampaikan Jokowi saat
berpidato dalam Rapimnas TNI-Polri Tahun 2022, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Acara
ini dihadiri banyak pihak. Selain para pimpinan TNI-Polri, hadir juga Ketua MPR Bambang
Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Mahkamah Agung Muhammad Syarifuddin, dan
Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.

Jokowi tiba di lokasi pukul 09.00 WIB dengan mengenakan batik coklat. Kedatangan Jokowi
disambut jajar kehormatan di selasar Plaza Mabes TNI.

Di awal pidatonya, Kepala Negara terlihat sumringah melihat kinerja TNI-Polri yang bagus.
Terutama dalam hal penanganan bencana, penanganan pandemi Covid-19, hingga percepatan
vaksinasi di seluruh daerah.

"Saya ingin menyampaikan apresiasi, penghargaan, menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh jajaran TNI dan Polri atas kesungguhannya dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya, termasuk di dalamnya menjalankan tugas-tugas kemanusiaan," kata Jokowi.
Namun, setelah itu, nada bicara Panglima Tertinggi Angkatan Perang ini mulai meninggi. Sebab,
dia melihat kedisiplinan prajurit TNI-Polri menurun. Padahal, mereka punya tanggung jawab
untuk memberi contoh yang baik kepada masyarakat.

"TNI harus mulai berbenah. Yang namanya disiplin tentara, yang namanya disiplin di kepolisian,
itu berbeda dengan masyarakat sipil, sangat beda sekali,” tegas Jokowi.

Saat bicara soal IKN, ucapan Jokowi semakin kencang. Apalagi ketika dia tahu isi percakapan di
salah satu WhatsApp (WA) group TNI-Polri, ada prajurit yang menolak pemindahan IKN.
Karenanya, dia minta kepada Kapolri Jenderal Sigit Listyo Prabowo dan Panglima TNI Jenderal
Andika Perkasa untuk mendisiplinkan jajarannya.

"Juga hal-hal kecil, tapi harus mulai didisiplinkan di WA group. Saya melihat (percakapan) di WA
group (TNI-Polri), karena di kalangan sendiri, (dianggap) boleh (menolak pemindahan IKN). Hati-
hati!" tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mewanti-wanti, agar nada-nada sumbang beberapa prajurit
mengenai IKN ini segera dihentikan. "Kalau seperti itu diperbolehkan dan diteruskan, hati-hati!
Misalnya, berbicara mengenai IKN, 'nggak setuju, IKN apa'. (Pemindahan IKN) itu sudah
diputuskan oleh Pemerintah dan sudah disetujui oleh DPR," tegasnya lagi, dengan intonasi
tinggi.

Jokowi melanjutkan, kedisiplinan TNI-Polri tak bisa diperdebatkan. "Kalau di dalam disiplin TNI
dan Polri, sudah tidak bisa diperdebatkan. Kalau di sipil, silakan. Apalagi di WA group dibaca
gampang, saya baca itu," ungkap Jokowi.

Jika dibiarkan, lanjut Jokowi, penyimpangan kecil berpotensi menjadi besar. Akibatnya, TNI-
Polri kehilangan kedisiplinannya. "Disiplin tentara dan disiplin polisi itu berbeda dengan sipil
dan dibatasi oleh aturan oleh pimpinan. Itu saya ingatkan," tegas dia.

Jokowi menyampaikan, kepolisian dan militer di seluruh dunia memiliki aturan disiplin
tersendiri yang berbeda dengan sipil. Aturan yang dimaksud, semisal di kalangan militer, harus
setia pada negara dan patuh kepada atasan. Istilah yang dipakai Jokowi, 'tegak lurus'.

Menyikapi sentilan Jokowi ini, TNI memastikan mendukung langkah pemerintah memindahkan
IKN ke Kalimantan Timur. TNI tegak lurus dengan kebijakan pemerintah itu. Bahkan, TNI siap
memberikan pemahaman bagi warga yang menolak rencana tersebut.

"(Pemindahan) IKN sudah final dan TNI-Polri harus memberikan pemahaman, khususnya di
dalam sendiri maupun pada masyarakat terkait IKN ini," ujar Kepala Staf TNI Angkatan Laut
(KSAL) Laksamana Yudo Margono, mewakili Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, yang tidak
bisa hadir karena positif Covid-19.
Yudo menambahkan, TNI juga siap memindahkan markas ke IKN Nusantara. Saat ini, rencana
pemindahan markas-markas TNI ke IKN Nusantara terus dibahas dalam rapat-rapat dengan
Kementerian Pertahanan. Selain itu, TNI juga masih menyiapkan sarana dan prasarana untuk
memindahkan markas ke IKN Nusantara.

"Kapan waktunya, untuk TNI saya kira tidak ada target. Artinya, kendali dari sini pun masih bisa
kalaupun untuk nanti diutamakan untuk pemerintah dulu. TNI-Polri mungkin belakangan, kita
akan tetap siap," paparnya.

Ketegasan Jokowi diapresiasi DPR. Anggota Komisi I DPR Dave Laksono menyatakan, hal yang
dipaparkan Jokowi itu fakta. Bukan asal ngomong. "Presiden menyampaikan hal tersebut
berdasarkan laporan intelijen yang mendalam. Dan juga berdasarkan hasil info yang tidak
sedikit. Sudah terbukti juga ada banyak anggota TNI-Polri yang terpapar oleh paham
radikalisme," ucap Dave, kemarin.

Karenanya, dia mendesak elite TNI-Polri memantau perilaku jajarannya. "TNI-Polri adalah
tulang punggung bangsa. Jangan sampai ada paham yang salah merusak mentalitas ksatria
bangsa. Sebaiknya ada yang mengingatkan hal ini menyangkut ideologi bangsa," ucap politisi
partai Golkar itu.

Anggota Komisi III DPR Arsul Sani juga setuju dengan sikap Jokowi. Menurut Wakil Ketua MPR
ini, sudah seharusnya Kepala Negara mengingatkan, apalagi bila ada temuan penyimpangan
terhadap disiplin prajurit.

"Militer atau kepolisian tidak bisa bebas berekspresi seperti warga sipil non-aparatur negara.
Apalagi kemudian ekspresi menyimpang atau menentang kebijakan pemerintahan," ucap
mantan Sekjen PPP ini. 
Gawat Omongan Anak Buah Prabowo Soal
Pembangunan IKN Nusantara: Bisa Batal!
Jumat, 4 Maret 2022, 05.31 WIB

Kredit Foto : Instagram/I Nyoman Nuarta

WE Online, Jakarta – Politikus Gerindra Arief Puoyuono blak-blakan soal nasib pembangunan
ibu kota negara Nusantara di Kalimantan Timur.

Menurut anak buah Prabowo, pembangunan IKN bisa batal saat Presiden Jokowi lengser pada
2024 mendatang.

Hal itu disampaikan Arief Puoyuono menanggapi pernyataan Jokowi yang meminta TNI dan
Polri tak membahas ketidaksetujuan mereka terhadap kebijkan IKN di grup WhatsApp.

“Api dalam sekam ini dipastikan setelah @Jokowi lengser pasti IKN batal” ujar Arief melalui
akun Twitter pribadi @bumnbersatu, Kamis(3/3).

Dia menduga Undang-undang (UU) atau Keputusan Presiden (Keppres) tentang IKN akan
dicabut oleh presiden baru.

“UU maupun kepres akan dicabut nanti oleh presiden yang baru” tegasnya.

Seperti diketahui, dalam pidato di pembukaan Rapat Pimpinan TNI – Polri pada Selasa (1/3),
Presiden Jokowi menyampaikan beberapa hal kepada jajaran disana.
Jokowi meminta agar istri personel TNI dan Polri tidak mengundang ustaz radikal karena atas
nama demokrasi.

Selain itu, Presiden menegaskan kepada pimpinan TNI dan Polri untuk meningkatkan
kedisiplinan untuk hal-hal kecil.

Contohnya, pembicaraan mengenai ketidaksetujuan terhadap kebijakan IKN di grup WhatsApp.


Sebab, kebijakan mengenai IKN sudah diputuskan pemerintah dan mendapatkan persetujuan
dari DPR RI.

“Hati-hati berbicara mengenai IKN, nggak setuju IKN itu apa? Itu sudah diputuskan pemerintah
dan disetujui DPR,” kata Presiden Jokowi.
Pemerintah Diingatkan Hati-hati Bangun IKN,
Argumen Demi Pemerataan Ekonomi
Diragukan
Jumat, 4 Maret 2022 07:23 WIB

Editor: Choirul Arifin

Kolase Tribunkaltim.co

Maket salah satu desain Ibu Kota Baru RI versi Kementerian Pekerjaan Umum. Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan
judul Ibu Kota Indonesia di Kaltim, Camat Waru Ingin Penajam Dipilih jadi Ibu Kota Baru RI, Ini Alasannya,
https://kaltim.tribunnews.com/2019/08/22/ibu-kota-indonesia-di-kaltim-camat-waru-ingin-penajam-dipilih-jadi-ibu-kota-baru-ri-ini-
alasannya?page=all. Penulis: Heriani AM Editor: Budi Susilo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Associate Profesor Nanyang Technological University


(NTU) Singapura Prof. Sulfikar Amir menilai pemerintah tidak bersikap bijaksana dalam
menentukan waktu pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.
Menurutnya, saat ini kondisi perekonomian nasional dan situasi kesehatan masyarakat belum
memungkinkan mendukung proyek berskala besar serta jangka panjang tersebut.
"Karena waktunya tidak tepat ini, sepertinya ada sebuah proses keinginan politik yang
dipaksakan untuk melakukan pemindahan Ibu Kota Negara di saat keuangan dan
psikologis masyarakat belum siap melakukan transformasi secara drastis seperti ini,"
paparnya. Ia juga meragukan IKN sebagai salah satu cara menciptakan pemerataan ekonomi di
luar Pulau Jawa.
Menurutnya, persoalan ketimpangan ekonomi memang harus dicarikan solusinya,
tetapi pemerintah tidak memperlihatkan satu rumus atau simulasi yang menunjukkan
ketika IKN dipindahkan maka serta merta terjadi pertumbuhan ekonomi di seluruh
wilayah Indonesia, khususnya di luar Jawa.

"Saya belum melihat modelnya, kalaupun ada kita perlu mengujinya. Jadi ini menjadi
pertanyaan besar di masyarakat," tutur Sulfikar. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi)
mengatakan pemindahan ibu kota negara ke Nusantara, Kalimantan Timur buka sekadar
memindahkan aparatur sipil negara dan bukan juga hanya membangun gedung-gedung
pemerintahan. Melainkan merupakan lompatan bagi bangsa indonesia untuk melakukan
tranformasi bangsa menuju indonesia maju.Hal itu disampaikan Presiden di acara RRI Beranda
Nusantara, yang disiarkandalam kanal Youtube RRI Net Official, Rabu (23/2/2022).

"Kita akan membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) yang benar benar menunjukan kebesaran
bangsa Indonesia, mencerminkan identitas nasional, menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi,
lingkungan, mewujudkan kota hutan, smart city, kota modern dan berkelanjutan serta memiliki
standar internasional," kata Jokowi.Sulfikar juga mengingatkan pemerintah agar berhati-hati
dalam memindahkan ibu kotanegara (IKN) dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan
Timur.Prinsip kehati-hatian dinilai perlu karena Indonesia tidak pernah memiliki pengalaman
membangun sebuah kota dari awal.

"Selama Indonesia merdeka, kita belum pernah punya pengalaman membangun sebuah kota
yang benar-benar from scratch dari awal, dari tanah kosong yang kemudian membangun
sebuah perkotaan yang begitu kompleks. Kemudian berkembang menjadi sistem urban yang
dinamis dan berkelanjutan," kata Sulfikar.

"Jadi, ini adalah sebuah tantangan yang menurut saya, kita harus ekstra hati-hati,"
tambahnya.Sulfikar mengatakan, perlu digarisbawahi dalam proses pembangunan ibu kota baru
merupakan bagian proyek berskala besar.Sehingga, menurutnya dibutuhkan biaya yang sangat
tinggi. Namun, biaya tinggi itu juga rentan terhadap risiko kegagalan.
"Proyek berskala besar, sangat mahal, dan tentunya memiliki tingkat risiko
kegagalan yang tinggi," ujarnya. Dia menjelaskan, James Scott, seorang antropolog dan sosiolog
lewat bukunya Seeing Like a State memberikan memberikan gambaran mengenai beberapa
proyek berskala besar yang akhirnya gagal karena sejumlah faktor.

"Salah satunya adalah gagalnya visi para pemimpin atau para elite politik di dalam mewujudkan
apa yang ingin mereka capai. Karena visi mereka itu tidak ground atau tidak sesuai dengan
realita yang ada di masyarakat," tuturnya.

"Jadi, terjadi semacam penyederhanaan realitas sosial politik, dan ketika visi itu diwujudkan
akhirnya bersifat kontradiktif," sambung Sulfikar.Menurut Staf Ahli Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasionl (PPN)/Bappenas Velix Vernando Wanggai. Kawasan Ibu Kota Negara
Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur dirancang mampu menampung 1,9 juta orang. Namun
jumlah tersebut kemungkinan bertambah dan sudah diantisipasi.

"Desain kotanya dalam konteks rencana induknya adalah sekitar 1,7 hingga 1,9 juta
penduduk yang didesain untuk menempati wilayah di ibu kota. Sehingga, tentu kita ini
mendesain dengan skenario jumlah penduduk," kata Velix Vernando Wanggai di acara diskusi
virtual "Merancang IKN Jadi Smart Forest City", Kamis (3/3/2022).Velix mengatakan, hal
tersebut berkaca pada studi tata kota terhadap negara yang pernah melakukan perpindahan
ibu kota yaitu Kazakhstan, tepatnya di Nursultan. Menurutnya, desain jumlah penduduk di
Nursultan sedianya ditargetkan mencapai 300.000 orang. Kemudian, seiring berjalannya waktu,
jumlah penduduk justru bertambah menjadi 1 juta orang. Namun dia tak menjelaskan lebih
lanjut seperti apa skenario yang akan disiapkan Bappenas untuk mengatasi pertambahan
jumlah penduduk IKN ke depannya.
Mayoritas Masyarakat Tolak Perpanjangan
Masa Jabatan Presiden Dengan Alasan
Pembangunan IKN
Kamis, 3 Maret 2022 16:31 WIB

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi

Kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat Rilis Temuan Survei LSI secara daring bertajuk 'Sikap Publik terhadap
Penundaan Pemilu dan Masa Jabatan Presiden' pada Kamis (3/3/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mayoritas masyarakat menolak wacana perpanjangan


masa jabatan Presiden dengan alasan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Hal tersebut
terungkap berdasarkan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilaksanakan pada 25
Februari 2022 sampai 1 Maret 2022. Konteks pertanyaan yang diajukan dalam survei tersebut
yakni menurut UUD 1945 dan UU, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengakhiri jabatannya
sebagai presiden pada 2024. Namun, sekarang ada dua ide bertentangan tentang masa jabatan
Presiden Jokowi ini.
Pertama, Presiden Jokowi diperpanjang masa jabatannya hingga 2027 tanpa pemilihan umum
karena harus memastikan pembangunan ibu kota baru berjalan dengan baik.

Kedua, sesuai dengan UUD 1945, Presiden harus dipilih rakyat, dan dibatasi hanya dua masa
jabatan masing-masing selama lima tahun, dan Presiden Jokowi harus mengakhiri masa
jabatannya pada 2024 meskipun pembangunan ibu kota baru belum selesai. Adalah tugas
presiden baru nanti untuk meneruskan pembangunan ibu kota baru tersebut. Kemudian,
pertanyaan yang diajukan adalah pendapat mana yang ibu/bapak setujui?

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan lebih dari 65% responden menolak ide
perpanjangan masa jabatan presiden dengan alasan terkait pembangunan ibu kota baru.
Hal itu disampaikannya saat rilis temuan survei LSI secara daring bertajuk 'Sikap Publik terhadap
Penundaan Pemilu dan Masa Jabatan Presiden' pada Kamis (3/3/2022).

"Sama dengan yang dua pertama, baik alasan ekonomi, alasan pandemi, maupun alasan IKN
sikap dasar masyarakat adalah menolak. 69,6% masyarakat lebih setuju dengan pendapat
kedua atau menolak perpanjangan masa jabatan presiden," kata Djayadi.
Djayadi menjelaskan responden yang tahu dengan isu tersebut memiliki tingkat penolakan lebih
tinggi yaitu 75,5%. Dengan demikian, kata dia, sikap dasar masyarakat itu menolak yakni
mayoritas 69,6%.

"Makin tahu, makin sadar mereka adanya usulan ini, makin tinggi tingkat penolakannya," kata
dia. Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyelenggarakan jajak pendapat kepada publik secara
nasional di 34 provinsi di Indonesia sejak 25 Februari 2022 hingga 1 Maret 2022. Jajak pendapat
menanyakan sikap publik terhadap penundaan pemilu dengan berbagai alasan di antaranya
terkait ekonomi, wabah Covid-19, dan pemindahan ibukota yang baru berlangsung.
Publik juga ditanya tentang dukungan dan evaluasi mereka terhadap demokrasi, serta kondisi
bangsa secara umum. Selain itu, jajak pendapat juga menanyakan kepuasan publik terhadap
Presiden Joko Widodo, basis dukungan pada Pemilu 2019, dan pertanyaan sosio-demografi
lainnya.
Hasil jajak pendapat diharapkan dapat memberi potret tentang sikap publik mengenai wacana
penundaan Pemilu yang sedang mencuat saat ini.

Dalam survei yang dilakukan melalui telepon tersebut, responden dipilih secara acak dari
kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia
pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021. Sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi
secara acak di seluruh Indonesia pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam
rentang 3 tahun terakhir. Rata-rata, sekitar 71% di antaranya memiliki nomor telepon.
Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 12.613 data, dan yang berhasil
diwawancarai dalam durasi survei sebanyak 1.197 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis sebanyak 1.197
responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) ±2,89% pada tingkat
kepercayaan 95%. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional
dan diklaim mewakili 71% dari populasi pemilih nasional.
Banyak ASN Enggan ke IKN dan Pilih ke
Jakarta, Anies: Jumlah ASN Sudah Cukup
Reporter: Eka Yudha Saputra

Editor: Iqbal Muhtarom
Rabu, 2 Maret 2022 14:18 WIB

Pegawai Negeri Sipil mengikuti upacara detik-detik proklamasi 17 Agustus di Pantai Jaya, Pulau Reklamasi, Jakarta, Sabtu,
17 Agustus 2019. Dalam upacara tersebut dihadiri oleh jajaran TNI, Polri, DPRD, PNS, ASN dan Gubernur DKI Jakarta.
TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara soal adanya
sejumlah ASN Kementerian yang meminta mutasi ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, karena
enggan pindah ke IKN Nusantara di Kalimantan.

Anies menjelaskan jumlah tenaga di Pemprov DKI Jakarta saat telah mencukupi. Ia
mengatakan ASN atau PNS tak bisa asal pindah institusi atau lembaga, tapi harus melalui
mekanisme dan prosedur yang berlaku.

“Kalau ASN mau pindah ke Pemprov DKI tentu ada prosedurnya. Tetapi kebutuhan ASN di DKI
Jakarta sebetulnya sudah sangat cukup. Jangan sampai nanti menjadi beban buat Jakarta
karena jumlahnya sudah cukup,” kata Anies saat menghadiri Upacara Tawur Agung Kesanga di
Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur, 2 Maret 2022.

Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Maria Qibtya mengakui
adanya kenaikan permohonan mutasi menjadi ASN Pemprov DKI.

Permohonan mutasi itu meningkat sejak pengumuman rencana pemerintah memboyong ASN
sejumlah kementerian ke Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan.
“Kalau mutasi ke DKI Jakarta memang banyak yang mau, tetapi kita punya Pergub tentang
mutasi dengan berbagai pertimbangan, yang pertama adalah kebutuhan dan kedua anggaran.
Jadi memang kami sangat selektif,” kata Maria ketika dihubungi Tempo pada 28 Februari lalu.

Peningkatan ASN instansi pemerintah pusat yang ingin mutasi ke Pemprov DKI ini diungkap
oleh Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik di Kementerian Komunikasi dan
Informatika Usman Kansong, dalam sebuah acara webinar pada Jumat, 25 Februari lalu.

Usman mengatakan masalah ini tidak bisa dianggap sepele, karena keengganan  PNS pindah
ke IKN Nusantara di Kalimantan Timur bisa berujung pada hilangnya aset sumber daya
manusia (SDM) di instansi-instansi pemerintahan.

Rizal Ramli Kritik Proyek IKN dan Harga


Pangan: Dampaknya Lebih Dahsyat dari
Perang Ukraina
Tira Santia

06 Mar 2022, 18:30 WIB

Rizal Ramli memberikan keterangan seusai menyerahkan berkas pengaduan Presidential Threshold di gedung Mahkamah Konstitusi (MK),
Jakarta, Jumat (4/9/2020). Rizal Ramli mengajukan judicial review tentang threshold atau ambang batas pemilihan presiden ke MK.
(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Senior Rizal Ramli, mengatakan lebih baik Pemerintah fokus
membenahi dan memperkuat daya beli masyarakat dibandingkan sibuk mengurusi rencana
pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur.
Dia menjelaskan, saat ini kondisi rakyat Indonesia lagi susah, karena disebabkan dua hal.
Pertama, kelangkaan komoditi dan kenaikan harga pangan hingga kedelai dan lainnya. Kedua,
dipicu kebijakan Pemerintah.

“Rakyat kita digebuk dua kali, itu lebih dahsyat dampaknya dibanding perang Ukraina. Problem
rakyat kita daya belinya dipukul dua kali, ini harus diubah, fokus dulu jangan lagi pengeluaran
ibu kota baru Rp 500 triliun, pakai dulu untuk membuat daya tahan rumah tangga kita lebih
baik,” kata Rizal dilansir dari channel Youtube pribadinya, Minggu (6/3/2022).

Menurutnya, saat ini anggaran Pemerintah sedang bolong alias jebol. Karena penerimaan tax
ratio biasanya mencapai 12 persen tapi kini menjadi 8 persen. Namun, disisi lain pengeluaran
anggarannya masih habis-habisan.

Rizal beranggapan, pengeluaran yang habis-habisan  itu bisa ditutupi jika Pemerintah
menaikkan harga gas, BBM, harga listrik, BPJS, hingga pajak.

Pergeseran Anggaran

Rizal Ramli. (Istimewa)

Oleh karena itu, dia minta Pemerintah melakukan pergeseran anggaran supaya fokus pada 3
hal. Pertama, memerangi covid-19; kedua, memberikan bantuan untuk rakyat yang kena covid-
19 supaya bisa memenuhi kebutuhannya; ketiga, menaikkan produksi pangan.

“Pak Jokowi ikuti istilah kami dalam pidatonya, bahwa perlunya perubahan anggaran strategis
tapi begitu angka-angkanya keluar tidak ada bedanya, karena menterinya jor-joran pengeluaran
ini itu, tidak ada refocusing daripada anggaran,” pungkasnya.
Kontras Desak Jokowi Tunda Pembangunan
IKN
Ahad 06 Mar 2022 17:38 WIB
Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan

Kepala Divisi Advokasi Internasional KontraS Fatia Maulidiyanti (kiri) meminta Jokowi agar pembangunan IKN ditunda.
Foto: Republika/Prayogi

Kontras melihat banyak permasalahan dan meminta Jokowi untuk menunda


pembangunan IKN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras) mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunda pembangunan Ibu Kota Negara
(IKN) Nusantara di Penajam Paser, Kalimantan Timur. Sebab, Kontras melihat masih ada banyak
persoalan yang menyelimuti rencana pemindahan IKN ini.

"Kontras mendesak Presiden Republik Indonesia bersama dengan Bappenas untuk menunda
pelaksanaan pembangunan IKN, melakukan kajian secara menyeluruh terkait dengan dampak
dari pemindahan IKN, serta memperhatikan dampak serta potensi pelanggaran HAM dan
kerusakan ekologis dalam proses pembangunan IKN," kata Koordinator Badan Pekerja Kontras,
Fatia Maulidiyanti dalam keterangannya, Ahad (6/3).

Pemerintah diketahui akan mulai membangun infrastruktur IKN di Penajam Paser pada
pertengahan 2022. Berdasarkan perhitungan Bappenas, pembangunan megaproyek ini butuh
anggaran sekitar Rp 466,9 triliun.
Kontras, lanjut Fatia, juga mendesak Presiden Jokowi untuk mengevaluasi secara serius rencana
pembangunan IKN. Sebab, penyusunan rencana pembangunan IKN itu dilakukan secara
terburu-buru, tidak terencana secara baik, serta tidak memperhatikan pemenuhan hak asasi
manusia (HAM).

Fatia menjelaskan, pemindahan IKN ini bermasalah dalam sejumlah hal. Pertama, Undang-
Undang IKN dibahas dalam kurun waktu kurang dari dua bulan. Padahal, pemindahan ibu kota
bukan masalah sepele dan remeh.

Kedua, rencana pembangunan IKN belum menjadi diskursus publik. Sejauh ini, pembahasan IKN
masih diwarnai oleh narasi tunggal negara, sehingga berakibat pada ketidakberimbangan
narasi.

Terlebih lagi, pembahasan IKN dilakukan pemerintah secara tertutup dan jauh dari akuntabilitas
publik. Masyarakat begitu sulit mengakses informasi secara pasti karena terbatasnya sumber
dan kanal pemberitahuan.

"Kami menganggap bahwa keputusan memindahkan ibu kota dimulai dari pembuatan naskah
UU IKN begitu jauh dari semangat good governance dan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik (AUPB)," ungkap Fatia.

Ketiga, Kontras mencium aroma conflict of interest yang sangat kental dalam proses


pembangunan IKN ini. Sejumlah nama disinyalir akan mendapatkan keuntungan sangat besar
karena memiliki konsesi lahan di lokasi IKN.

"Hal ini yang menjadi indikasi kuat bahwa pembangunan Ibu Kota tidak murni untuk
kepentingan rakyat, tetapi pundi-pundi keuntungan akan mengalir deras ke kantung
pengusaha, lebih spesifik orang sekeliling istana," ujarnya.

Keempat, ada potensi pengabaian hak atas lingkungan yang baik dan sehat dalam
pembangunan IKN Nusantara. Fatia menjelaskan, permasalahan lingkungan akibat aktivitas
pertambangan masih menjadi persoalan di Kalimantan.

Alih-alih menyelesaikan persoalan tersebut, pemerintah justru berambisi membangun IKN yang
berarti memindahkan masalah lingkungan di Jakarta ke Kalimantan.

Pemerintah, lanjut Fatia, seharusnya bertanggung jawab terlebih dahulu dengan membenahi
permasalahan lingkungan yang ada atas risiko dari diberikannya izin pertambangan bagi
sejumlah korporasi.

"Nihilnya perhatian Pemerintah untuk melakukan pengawasan hingga pemulihan atas


lingkungan di Kalimantan tentu menimbulkan potensi diabaikannya pemenuhan hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam pembangunan IKN," kata dia.
Kelima, pembangunan IKN yang memakan biaya besar itu belum memiliki urgensi yang
signifikan. Sebab, Indonesia masih harus mengedepankan pemulihan ekonomi pasca Covid-19.

"Dibandingkan menghamburkan uang untuk memenuhi hasrat Presiden untuk meninggalkan


legacy politik di 2024," ujar dia.

Atas berbagai permasalahan dan permintaan untuk mengevaluasi rencana pembangunan IKN,
Fatia meminta lembaga pengawas seperti Komnas HAM, KPK, dan Ombudsman untuk aktif
mengawasi pemerintah. Terutama pengawasan atas berbagai kebijakan maupun keputusan
dalam proses pembangunan IKN, sesuai prinsip clean and good governance.

Warga Banten Juga Gugat UU IKN ke MK,


Singgung Utang RI Tembus Rp 6.000 T
Andi Saputra - detikNews
Senin, 07 Mar 2022 11:16 WIB

Gedung Mahkamah Konstitusi (Rengga Sancaya/detikcom).

Jakarta - Gugatan UU Nomor 3/2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN) terus berdatangan ke
Mahkamah Konstitusi (MK). Salah satunya dilayangkan warga Tangerang, Banten, bernama
Sugeng, yang meminta agar UU itu dibatalkan karena alasan utang pemerintah sudah tembus
Rp 6.000 triliun.
"Utang pemerintah kini mencapai Rp 6.687 triliun serta kewajiban membayar bunga utang
pemerintah setiap tahunnya sangat besar. Pemerintah sudah banyak menjual surat utang
negara, baru-baru ini akan melelang surat utang negara Rp 25 triliun," demikian bunyi
permohonan Sugeng yang dilansir website MK, Senin (7/3/2022).
Selain itu, saat ini masih banyak prioritas yang harus dilakukan pemerintah seperti menghadapi
bencana alam. Selain itu, anggaran pemindahan IKN lebih baik dialokasikan untuk modernisasi
alutsista TNI. Seperti membeli 42 pesawat tempur dari Prancis, 36 pesawat F15 dari AS.

"Modernisasi alutsista TNI lebih prioritas daripada hanya untuk pemindahan ibu kota baru,
sepanjang dilakukan bertahap sesuai anggaran yang ada dan sesuai kebutuhan," bebernya.

Sugeng juga menilai pemindahan ibu kota ke Nusantara akan merusak lingkungan hidup, fauna,
dan flora. Sebab, dampak pembangunan, perumahan penduduk, pertokoan, pasar, dan
sebagainya.

"Beberapa BUMN Indonesia mengalami kerugian besar antara lain PT Garuda Indonesia,
Krakatau Steel, Jiwasraya, ASABRI, yang perlu penanganan serius," tuturnya.

"Tuntutan. Mahkamah Konstitusi (MK) agar membatalkan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang
Pemindahan Ibu Kota Negara," sambung Sugeng menegaskan tuntutannya.

Permohonan serupa diajukan oleh seorang guru honorer dari Dumai, Riau, bernama Harifuddin
Daulay. Ia menolak dengan alasan naskah akademik RUU IKN tidak terpapar dengan jelas soal
untung dan rugi pemindahan IKN. Rencana itu juga dinilai terburu-buru sehingga perlu
dibatalkan oleh MK.

"UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara tidak mempunyai kekuatan hukum
mengingat," pinta Harifuddin.

Sebelumnya, Din Syamsuddin bersama 20 orang lainnya juga menggugat UU IKN ke MK agar
dibatalkan. Din Syamsuddin dkk menilai proses pembentukan UU itu cacat. Salah satunya saat
DPR mendengar ahli, ada ahli yang mempersoalkan materi RUU IKN.

"Namun tidak mendapatkan pertimbangan atas pendapat dan hak mendapatkan penjelasan
atau jawaban atas pendapat yang diberikan," beber Din dkk.
Din Syamsuddin hingga Azyumardi Azra
Resmi Gugat UU IKN ke MK
Andi Saputra - detikNews
Senin, 07 Mar 2022 10:18 WIB

Gedung MK (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)

Jakarta - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, hingga mantan Rektor
UIN Jakarta, Azyumardi Azra, resmi menggugat UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota
Negara (IKN) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Menurut pemohon, pembentukan UU itu cacat
formil sehingga haruslah dibatalkan.
"Menyatakan pembentukan UU IKN bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai
kekuatan hukum mengikat. Menyatakan Pasal 1 ayat 2, Pasal 1 ayat 8, Pasal 4, Pasal 5 ayat 4 UU
Nomor 3/2022 tentang IKN bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat," demikian bunyi petitum permohonan Din Syamsuddin dkk yang dilansir
website MK, Senin (7/3/2022).

Berikut ini daftar pemohon tersebut:


1. Din Syamsuddin
2. Prof Azyumardi Azra
3. Prof Nurhayati Djamas
4. Prof Didin Damanhuri
5. Jilal Mardhani
6. Mas Achmad Daniri
7. TB Massa Djaafar
8. Abdurrahman Syebubakar
9. Achmad Nur Hidayat
10. Dr Shabriati Aziz
11. Moch Nadjib YN
12. Dr Engkur
13. Dr Mohamad Noer
14. M Hatta Taliwang
15. Reza Indragiri Amriel
16. Mufidah Said Bawazir
17. M Ramli Kamidin
18. Nazaruddin Sjamsuddin
19. Iroh Siti Zahroh
20. Faidal Yuri Bintang
21. Achmed Roy

Din Syamsuddin dkk menilai proses pembentukan UU itu cacat. Salah satunya saat DPR
mendengar ahli, ada ahli yang mempersoalkan materi RUU IKN.

"Namun tidak mendapatkan pertimbangan atas pendapat dan hak mendapatkan penjelasan
atau jawaban atas pendapat yang diberikan," bebernya.

Berikut ini pendapat ahli yang diabaikan DPR:


1. Hendricus Andy Simarmata, yang menyatakan RUU tidak menghadirkan blind reviews dalam
proses perencanaannya sehingga validitas dokumen rencana induk tidak terverifikasi dengan
baik.
2. Dr Asep Sofian yang menyatakan wilayah IKN merupakan wilayah yang kurang mapan dari sisi
penyediaan air dan kestabilan lahan.
3. Erasmus Cahyadi, yang menyatakan diperlukan konsultasi dengan masyarakat adat.
4. Fahhil Hasan yang menyatakan rencana pemindahan IKN bukan merupakan prioritas untuk
dilaksanakan sekarang ini.
5. Dr Chzali Situmorang yang menyatakan pemerintah dan DPR harus berhitung betul.
6. Prof Satya Arinanto yang menyatakan terkesan adanya semacam disparitas antara substansi
naskah akademik dan RUU.
7. Prof Ananda Kusuma yang menyatakan prosedur keliru. Partisipasi dan interest group perlu
digalakkan.

"Nyatanya, beberapa pendapat narasumber ahli yang dihadirkan pembentuk UU ditemukan


persoalan agar pembentukan UU IKN disusun dengan tidak terburu-buru. Akan tetapi
pembentukan UU hanya menggunakan pendapat nara sumber untuk memenuhi kriteria hak
untuk didengarkan pendapatnya. Sedangkan kriteria dipenuhinya hak untuk dipertimbangkan
pendapatnya dan hak untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban tidak mampu dilakukan
pembentuk UU," bebernya. Selain itu, UU IKN tidak memberikan kepastian hukum. Sebab,
Kepala Otorita bukan Kepala Daerah, juga bukan Menteri.

"Padahal, di Pasal 1 ayat 8 dan 9 disebutkan pemerintahan daerah khusus IKN adalah
pemerintahan daerah yang bersifat khusus yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
IKN," pungkasnya. Perkara ini sudah teregister di MK dan sedang diproses kepaniteraan.

Anda mungkin juga menyukai