Anda di halaman 1dari 33

IMAS FAT1MAH S . H .

N O T A R I S

. &

P E JA B A T PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)

DI

J A K A R T A

G R A H A M I K Lt. 5 T a m a n ' P e r k a n t o r a n K u n i n g a n
J l . S e t i a b u d i Selatan K a v .16-17, Jakarta 12920
Telp.: 021-57941450 (Hunting), Fax.: 021-57941451

PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT


TAYAS AN '•• KESEJAHTERAAN • PERIMAHAN PRAJURIT
TENTARA NASIONAL INDONESIA, ANGGOTA KEPOLI SI AN
NECJARA.. REPUBLIK.. INDONESIA,.. PEGA¥AI • NEGERI • • S I P I L
DAN PENSIUNAN DEPARTEMEN PERTAHANAN - TENTARA
.NAS.IONAL.INl^NESIA...-
REPUBLIK INDONESIA (YKPP).

Tanggal 1 0 D e S e
. m b e r
.. 2 0 0 7
.-.

23.
Nomor
PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT

YAYASAN KESEJAHTERAAN P E R U M A H A N PRAJURIT

T E N T A R A N A S I O N A L INDONESIA, A N G G O T A K E P O L I S I A N

NEGAJRA R E P U B L I K INDONESIA, P E G A W A I N E G E R I SIPIL,

DAN PENSIUNAN D E P A R T E M E N P E R T A H A N A N - T E N T A R A

N A S I O N A L INDONESIA - K E P O L I S I A N NEGAJRA

REPUBLIK INDONESIA (YKPP)

Nomor: 23.

-Pada hari ini, Senin, tanggal 10-12-2007 (sepuluh Desember dua ribu tujuh),

pukul 15.30 WIB (limabelas lewat tigapuluhmenit Waktu IndonesiaBarat).

-Menghadap kepada saya, IMAS F A T I M A H , Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta,

dengan dihadiri para saksi yang saya, notaris, kenal dan akan disebut pada

bagian akhir akta i n i :

-Tuan L E T N A N JENDERAL TNI SJAFRIE SJAMSOEDDIN, lahir di Ujung

Pandang, pada tanggal 30-10-1952 (tigapuluh Oktober seribu sembilanratus

limapuluh dua), Sekretaris Jendral Departemen Pertahanan Republik Indonesia,

bertempat tinggal di Jakarta, Jalan Rasamala 6-70, Rukun Tetangga 017, Rukun

Warga 004, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur,

pemegang Kartu Tanda Penduduk tanggal 30-9-2003 (tigapuluh September dua

ribu tiga) nomor 09.5406.301052.0368, Warga Negara Indonesia;

-menurut keterangannya dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku

anggota Pembina Yayasan yang akan disebut dan berdasarkan kuasa yang

diperoleh dari Rapat Luar Biasa Pembina Yayasan yang akan disebut di

bawah ini, demikian sebagaimana temyata dari akta Risalah Rapat Luar

Biasa Pembina Yayasan tanggal hari ini nomor 22, dibuat oleh saya, notaris.

1
-Penghadap saya, Notaris, kenal.

-Penghadap dengan bertindak sebagaimana tersebut di atas, menerangkan

terlebih dahulu :

-bahwa pada hari ini, Senin, tanggal 10-12-2007 (sepuluh Desember dua ribu

tujuh) pukul 13.00 WIB (tigabelas Waktu Indonesia Barat), bertempat di Ruang
«
Rapat Merited Pertahanan, Gedung Jendral Sudirman, Jalan Merdeka Barat 13.
i
14, Jakarta Pusat, telah diadakan Rapat Luar Biasa Pembina Y A Y A S A N

KESEJAHTERAAN PERUMAHAN PRAJURIT T E N T A R A NASIONAL |

INDONESIA, A N G G O T A KEPOLISIAN N E G A R A R E P U B L I K INDONESIA |

PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PENSIUNAN DEPARTEME1N |

P E R T A H A N A N - T E N T A R A N A S I O N A L I N D O N E S I A - KEPOLISIAJs f

N E G A R A R E P U B L I K INDONESIA (YKPP), selanjutnya disebut Y K P P f

berkedudukan di Jakarta, yang anggaran dasar nya beserta perubahannya dimuai f-


dalam : g

— akta tanggal 4-5-1998 (empat Mei seribu sembilan ratus sembilan puluh f

delapan) nomor 9, dibuat dihadapan N A N Y WEDINTNGSIH SUTOPO : #

Sarjana Hukum, notaris di Jakarta. $|

- akta tanggal 7-3-2002 (tujuh Maret dua ribu dua) nomor 4, dibuat dihadapan (

I BUDIONO WTDJOYO, Sarjana Hukum, notaris di Jakarta. f

- akta tanggal 29-9-2005 (duapuluh sembilan September dua ribu lima) nomoi %

18, dibuat dihadapan notaris BUDIONO W I D J O Y O , Sarjana Hukum tersebul |

dan akta mana telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak f

Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 18-10-2005 (delapanbelas Olctober f

dua ribu lima) nomor C.1599HT.01.02TH2005 dan telah diumumkan dalam (

Berita Negara Republik Indonesia tanggal 15-11-2005 (limabelas Oktober dua |

ribu lima) nomor 92, Tambahan nomor 577 dan terakhir diubah dengan akta |

tanggal 12-3-2007 (duabelas Maret dua ribu tujuh) nomor 03, dibuat di |

hadapan notaris BUDIONO WIDJOYO, Sarjana Hukum tersebut dan |

•diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8-5-2007 |

(delapan Mei dua ribu tujuh) nomor 37, tambahan nomor 429. i

sebagaimana Risalahnya dimuat dalam akta Risalah Rapat Luar Biasa Pembina $

Y K P P tanggal hari ini nomor 22 tersebut di atas; ^

(untuk selanjutnya disebut "Yayasan"). '

-bahwa dalam Rapat Pembina Luar Biasa Yayasan (untuk selanjutnya '

disebut "Rapat") ini telah hadir atau diwakili oleh 3/4 (tiga per empat) dari
anggota Pembina yang ada sehingga korum sah nya Rapat telah terpenuhi,

karenanya Rapat ini adalah sah susunannya dan dapat mengambil segala

keputusan yang sah dan mengikat, karena syarat-syarat yang ditetapkan

dalam anggaran dasar Yayasan telah dipenuhi. r

-bahwa Tuan L E T N A N J ENDERAL TNI SJAFRIE S J A M S O E D D I N dalam

kedudukannya seperti tersebut di atas, telah diberi kuasa dengan hak

substitusi oleh Rapat untuk menyatakan keputusan Rapat tersebut dengan

suatu akta Notaris.

-Berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas, maka penghadap dengan

bertindak sebagaimana tersebut diatas menyatakan bahwa dalam Rapat

tersebut telah memutuskan secara bulat dan disetujui dengan musyawarah

mufakat untuk mengubah seluruh Anggaran Dasar Yayasan dengan jalan

menyusunnya kembali, sehingga untuk selanjutnya Anggaran Dasar

Yayasan berbunyi sebagai berikut:

N A M A D A N TEMP AT K E D U D U K A N
p a s a i i _

1. Yayasan ini bemama : Yayasan Kesejahteraan, Pendidikan dan

Perumahan disingkat Y K P P , berkedudukan dan berkantor pusat di

Jakarta.

2. Yayasan dapat membuka cabang atau kantor perwakilan di tempat lain,

baik di dalam. maupun di luar wilayah Negara Republik Indonesia

berdasarkan keputusan Pengurus dengan persetujuan Pembina.

M A K S U D D A N T U J U A N SERTA K E G I A T A N

MAKSUD D A N TUJUAN

p a s a l 2

-Maksud dan tujuan dari Yayasan ini adalah bidang sosial dan kemanusiaan.

KEGIATAN

p a s a l 3

-Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Yayasan menjalankan

kegiatan sebagai berikut:


1. Menyelenggarakan pemberian Bantuan Uang Muka ( B U M ) untuk

, memiliki rumah melalui fasilitas ICredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi • ,

a. Prajurit Tentara Nasional Indonesia; ... ,

b. Anggota Polisi Republik Indonesia; ^

c. Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan Republik {

| Indonesia/Polisi Republik Indonesia; dan (

| d. Pensiunan Tentara Nasional Indonesia dan Polisi Republik <

Indonesia serta Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Departemeri ^

Pertahanan Republik Indonesia. (

2. Menyelenggarakan pemberian Bantuan Pendidikan (Bandik) baik ^

pendidikan formal maupun non formal bagi putra/putri keluarga ^

Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan Pegawai Sipil Departemen 1

Pertahanan Republik Indonesia. '

3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan tinggi dan (

menengah. '

4. Menyelenggarakan pemberian bea siswa baik pendidikan forma i

maupun non formal tingkat pendidikan dasar, menengah dan pendidikar ^

tinggi bagi putra/putri keluarga Prajurit Tentara Nasional Indonesia dar (

Pegawai Negeri Sipil Departemen Pertahanan Republik Indonesia. ^

5. Memberikan bantuan dan/atau sumbangan kepada Masyarakat dar (

^ khususnya kepada Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Pegawai Neger ^

Sipil Departemen Pertahanan Republik Indonesia, Pensiunan Tentar; I

Nasional Indonesia dan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Departemei i

Pertahanan Republik Indonesia, sesuai dengan kemampuan yanj *

dimiliki Yayasan yang ditetapkan oleh Pengurus Yayasan. '


{
JANGICA W A K T U r

—. Pasal 4 *

Yayasan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.—
(
—-KEKAYAAN
I
P a s a ] 5

I
1. Kekayaan Yayasan terdiri dari :

a. Kekayaan yang merupakan hasil penggabungan kekayaan Y K P P ,

YSBP dan YKPBS sejumlah Rp. 1.922.328.799.658,75.- (satu

trilyun sembilan ratus duapuluh dua milyar tiga ratus duapuluh

delapan juta tujuh ratus sembilanpuluh sembilan ribu enam ratus

limapuluh delapan rupiah tujuhpuluh lima sen) sebagaimana

tercantum dalam masing-masing neraca ketiga Yayasan yang

bergabung pertanggal 31-3-2207 (tiga Maret dua ribu tujuh);-

b. Kekayaan Yayasan lainnya diluar neraca per tanggal 31-3-2007

(tiga Maret dua ribu tujuh).

2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersebut,

• kekayaan Yayasan dapat diperoleh dari:

a. sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;

b. wakaf, hibah wasiat; dan

c. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar

Yayasan dan/atau peraturan perundang-undanganyang berlaku.

3. Semua kekayaan Yayasan harus dipergunakan untuk mencapai maksud

dan tujuan Yayasan.


ORGAN Y A Y A S A N

, Pasal 6

Yayasan mempunyai organ yang terdiri dari:

1. Pembina.

2. Pengurus, dan

3. Pengawas.

PEMBINA

1 Pasal 7

1. Pembina adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan yang

tidak diserahkan kepada Pengurus atau Pengawas.

2. Pembina terdiri dari seorang atau lebih anggota Pembina.

3. Dalam hal terdapat lebih dari seorang anggota Pembina, maka seorang
diantaranya diangkat sebagai Ketua Pembina.

| 4. Pembina tidak diberi gaji, upah, honorarium atau bentuk lain yang dapa

; dinilai dengan uang oleh Yayasan.


fa
f" 5. Yayasan wajib membayar segala biaya atau ongkos yang dikeluarkai

oleh Pembina dalam rangka menjalankan tugas Yayasan.

6. Ketua Pembina mewakili Pembina.


~" f»
7. Ketua Pembina dapat menunjuk seorang anggota Pembina untuk f.
mewakili Ketua Pembina dan karena itu mewakili Pembina. - f.
8. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pembina adalah : f.
s
a. orang perorangan yang untuk waktu-waktu tertentu diangkat dan — ^

- menjabat sebagai: ^

1) Menteri Pertahanan Republik Indonesia; M.

2) Panglima Tentara Nasional Indonesia; gj

3) Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan £

4) Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Republ: £

j Indonesia. £

b. orang perorangan yang berdasarkan keputusan Rapat Pembina dinil £

mempunyai dedikasi yang tinggi atau berjasa dalam mencap £

maksud dan tujuan Yayasan. gj

9. Yang dapat diangkat sebagai Ketua Pembina adalah orang perorang; £

yang untuk waktu-waktu tertentu diangkat dan menjabat sebagai Mentf g

Pertahanan Republik Indonesia. £

10. Seorang anggota Pembina berhak mengundurkan diri dari jabatann £

dengan memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada Ket g

Pembina dan pengunduran diri tersebut disetujui oleh Ketua Pembina.- M

11. Dalam hal Ketua Pembina tidak mengeluarkan putusan terhad g

pengunduran diri tersebut dalam waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tang] g

permohonan pengunduran diri, maka pengunduran diri diang^ f

disetujui. I

12. Masa jabatan Pembina tidak ditentukan lamanya. I

' I
i
3. Jabatan anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya apabila

anggota Pembina tersebut:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis

sebagaimana diatur dalam ayat (10) pasal ini;

c. tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam

ayat (8) pasal ini;

d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina;

e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan — .

suatu penetapan pengadilan;

f. dilarang untuk menjadi anggota Pembina karena peraturan

perundang-undangan dan/atau anggota Pengawas.

14. Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus —

dan/atau anggota Pengawas.

TUGAS D A N W E W E N A N G P E M B I N A
p a s a l 8

1. Pembina mempunyai wewenang yang tidak diserahkan kepada Pengurus

atau Pengawas oleh Undang-Undang atau Anggaran Dasar ini, yang

meliputi:

a. keputusan mengenai perubahan Anggaran Dasar;

b. pengangkatan dan pemberhentian anggota Pengurus dan anggota —

Pengawas;

penetapan kebijakan umum Yayasan, termasuk merubah logo

Yayasan dan struktur organisasi Yayasan;

d. pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran Tahunan

Yayasan;

| e. penetapan keputusan mengenai Penggabungan atau Pembubaran

Yayasan.

2. D^l^nTii^xh^nya^ada seorang anggota Pembina, maka segala tugas dan

wewenang yang diberikan kepada Ketua Pembina atau anggota Pembina


berlaku pula baginya.

RAPAT PEMBINA

. P a s a i 9

1. Rapat Pembina dalam Yayasan adalah :

| a. Rapat Tahunan Pembina, sebagaimana dimaksud dalam Pasal (10)

Anggaran Dasar ini;

b. Rapat Pembina lainnya, selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini

disebut Rapat Luar Biasa Pembina yaitu Rapat Pembina yang .

diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.

2. Istilah Rapat Pembina dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu

Rapat Tahunan Pembina dan Rapat Luar Biasa Pembina, kecuali dengan

tegas dinyatakan lain.

RAPAT T A H U N A N PEMBINA
. p a s a i io

1. Rapat Tahunan Pembina diselenggarakan tiap tahun, paling lambat 6

j~ (enam) bulan setelah Tahun Buku Yayasan ditutup.

2. Dalam Rapat Tahunan Pembina :

a. Pengurus mengajukan Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 33 ayat (2) Anggaran Dasar ini untuk mendapat

pengesahan Rapat Pembina;

b. Rapat Pembina melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan

kewajiban Yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan

bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk tahun yang

akan datang;

c. Rapat Pembina dapat memutuskan hal-hal lain yang telah diajukan

oleh Pengurus dan/atau Pengawas dengan tidak mengurangi

ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

3. Pengesahan Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33

ayat (5) Anggaran Dasar ini oleh Rapat Tahunan Pembina, berarti

memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya


(acquit et decharge) kepada para anggota Pengurus dan Pengawas atas

sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan.

4. Dalam hal dokumen Laporan Tahunan ternyata tidak benar dan

menyesatkan, maka anggota Pengurus dan anggota Pengawas secara

tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan.

RAPAT L U A R BIASA P E M B I N A

P a s a l 11

Pembina dapat mengadakan Rapat setiap waktu jika dianggap perlu oleh

seorang atau lebih anggota Pembina atau atas permintaan tertulis 2 (dua)

orang anggota Pengurus atau seorang anggota Pengawas.

TEMP A T D A N P E M A N G G I L A N R A P A T P E M B I N A

p a s a l 12 ,

1. Rapat Pembina diadakan di tempat kedudukan Yayasan.

2. Panggilan Rapat Pembina dilakukan oleh anggota Pembina yang berhak

mewakili Pembina. —

3. Panggilan Rapat Pembina harus disampaikan kepada setiap anggota

Pembina dengan mendapat tanda terima yang layak, paling lambat 7

(tujuh) hari sebelum Rapat diadakan. Dalam hal yang mendesak jangka

waktu tersebut dapat dipersingkat, paling lambat 3 (tiga) hari sebelum

Rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal

Rapat.

4. Panggilan Rapat Pembina harus mencantumkan hari, tanggal, jam,

tempat dan acara rapat, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan

yang akan dibicarakan dalam Rapat tersedia di kantor Yayasan mulai

dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal Rapat

diadakan. <-

5. Pemanggilan Rapat Tahunan Pembina harus pula mencantumkan bahwa

Laporan Tahunan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 33 ayat (2)

Anggaran Dasar ini telah tersedia di kantor Yayasan.

6. Apabila semua anggota Pembina hadir atau diwakili dalam Rapat maka
. j €
pemanggilan terlebih dahulu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) ^

pasal ini, tidak menjadi syarat dan dalam Rapat itu dapat diambil ^
keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal yang akan dibicarakan t ^
1
dan Rapat dapat diselenggarakan dimanapun juga dalam wilayah Negara gjjj
I
Republik Indonesia. — J
1
PIMPINAN D A N BERITA A C A R A R A P A T P E M B I N A $

_ Pasal 13 £.

1. Apabila dalam Anggaran Dasar ini tidak ditentukan lain, maka Rapat fj

Pembina dipimpin oleh Ketua Pembina, jikalau Ketua tidak hadir atau $

berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan #

kepada pihak ketiga, maka rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh #

dan dari antara anggota Pembina yang hadir. #

2. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pembina (f

dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani (f

oleh Ketua Rapat dan seseorang yang ditunjuk oleh Rapat Pembina • #

sebagai sekretaris rapat. , €

3. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (2) pasal i n i , tidak ) f

diisyaratkan apabila Berita Acara Rapat itu dibuat oleh Notaris. f

- KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RAPAT PEMBINA - — fl

Pasal 14 |

1. Kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar, Rapat Pembina adalah r (


1

sah jika dalam rapat tersebut dihadiri atau diwakili paling sedikit 3/4 ; (

(tiga per empat) dari jumlah seluruh anggota Pembina. 4

2. Semua keputusan Rapat Pembina diambil berdasarkan musyawarah (

untuk mufakat. ^

3. Dalam hal keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, < i

maka keputusan diambil dengan pemungutan suara, berdasarkan suara

setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Pembina yang hadir,

kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.


4. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya
maka Ketua Rapat yang memutuskan.

Anggota Pembina dapat diwakili dalam rapat hanya oleh anggota

Pembina lainnya dengan surat kuasa.

6. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili anggota

Pembina diperlihatkan kepadanya pada waktu rapat diadakan.

7. Setiap anggota Pembina dalam rapat berhak mengeluarkan 1 (satu) suara

ditambah 1 (satu) suara untuk setiap anggota Pembina yang diwakilinya

dalam rapat.

8. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara

tertutup tanpa tanda tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-

hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua rapat menentukan lain

tanpa ada keberatan dari yang hadir.

9. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara

sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan

jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.

10. Ketua Pembina dapat pula mengambil keputusan yang sah dan

mengikat tanpa menyelenggarakan Rapat Pembina, dengan ketentuan

semua anggota Pembina telah diberitahu secara tertulis dan semua

anggota Pembina memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan

secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

11. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan

yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat

Pembina.

PENGURUS

Pasal 15

1. Pengurus adalah organ' Yayasan yang melaksanakan kepengurusan

Yayasan yang sekurang-kurangnya terdiri dari:

a. seorang Ketua;

b. seorang Sekretaris; dan

, ' c. seorang Bendahara.


2. Dalam hai Yayasan mempunyai 2 (dua) orang Ketua, maka 1 (satu)
ft
orang diantaranya diangkat sebagai Wakil Ketua. -
t »

1
3. Dalam hal Yayasan mampunyai lebih dari 2 (dua) orang Ketua, maka 1 • (ft

(satu) orang diantaranya diangkat sebagai Ketua Umum dan yang ft

lainnya menjadi Ketua. _.. ft!

4. Dalam hal Yayasan mempunyai 2 (dua) orang Sekretaris, maka 1 (satu)

orang diantaranya diangkat sebagai Wakil Sekretaris. &

5. Dalam hal Yayasan mempunyai lebih dari 2 (dua) orang Sekretaris, £n

maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Sekretaris Umum dan ft

yang lainnya menjadi Sekretaris. £•

6. Dalam hal Yayasan mempunyai lebih dari 1 (satu) orang Bendahara,

maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Wakil Bendahara. £i

7. Dalam hal Yayasan mempunyai lebih dari 2 (dua) orang Bendahara, • £•

maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat sebagai Bendahara Umum dan j £j


:
yang lainnya menjadi Bendahara. {•

8. Yang dapat diangkat menjadi Pengurus adalah orang perseorangan yang j fm

mampu melakukan perbuatan hukum dan memenuhi persyaratan sesuai. | £jj


t ,J
!

peraturan perundang-undangan yang berlaku. ^

. Pengurus diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka ! ^

waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali

masa jabatan.

10. Pengurus dapat menerima gaji, upah atau honorarium apabila Pengurus

Yayasan:

a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina

dan Pengawas; dan

^ b. melaksanakan kepengiirusan Yayasan secara langsung dan penuh. —

11. Dalam hal jabatan Pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling

lama 30 (tigapuluh) hari sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus

menyelenggarakan rapat untuk mengisi kekosongan itu.

12. Dalam hal semua jabatan anggota Pengurus kosong, maka dalam jangka

i
waktu paling lama 30 (tigapuluh) hari sejak terjadinya kekosongan

tersebut, Pembina harus menyelenggarakan Rapat Pembina untuk

mengangkat Pengurus baru dan untuk sementara Yayasan diurus oleh

Pengawas.

13. Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan

memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada

Pembina dan pengunduran diri tersebut disetujui oleh Pembina.

14. Dalam hal Pembina tidak mengeluarkan putusan terhadap pengunduran

diri tersebut dalam waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal permohonan

pengunduran diri tersebut maka pengunduran diri tersebut dianggap

disetujui.

15. Dalam hal terdapat penggantian Pengurus Yayasan, maka dalam jangka

waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak tanggal

dilakukan penggantian Pengurus Yayasan, Pengurus wajib

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.

16. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas atau

Pelaksana Kegiatan. —

17. Jabatan anggota Pengurus berakhir apabila : --.


m
a. meninggal dunia;—

b. mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam ayat (13) pasal ini;—

c. tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(8) pasal ini;

d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina;

e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan

suatu penetapan pengadilan;—

masa jabatan berakhir.

_ TUGAS D A N W E W E N A N G P E N G U R U S

—_' p a l 16
aS

1. Pengurus Yayasan mempunyai tugas melaksanakan kepengurusan


Yayasan dengan baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan dan

tujuan Yayasan, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

2. Pengurus wajib menyusun:

a. Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM); --

b. Program Kerja dan Rancangan Anggaran ( P K R A ) Tahunan untuk

| disahkan Rapat Pembina.

3.. Pengurus berhak mewakili Yayasan di dalam dan di luar Pengadilan

tentang segala hal dan dalam segala kejadian, dengan pembatasan

terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. meminjam atau meminjamkan uang atas nama Yayasan yang

jumlahnya melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Pembina;

b. mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam

berbagai bentuk usaha baik di dalam maupun di luar negeri untuk

jumlah yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Pembina dengan

memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

c.' membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap -

atas nama Yayasan untuk jumlah yang melebihi jumlah yang

ditetapkan oleh Pembina;

d. menjual atau dengan cara lain melepaskan harta tetap kekayaan

Yayasan, mengagunkan/membebani kekayaan Yayasan untuk jumlah

yang melebihi jumlah yang ditetapkan oleh Pembina.

4. Perbuatan Pengurus sebagaimana diatur dalam ayat (3) huruf a, b, c, dan

d pasal ini harus mendapat persetujuan dari Pembina.

5. Ketua bersama-sama dengan Sekretaris atau Bendahara berwenang

bertindak mituk dan atas nama Pengurus serta mewakili Yayasan.

6. Dalam hal Ketua tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga,

hal tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Sekretaris

bersama dengan Bendahara berwenang bertindak untuk dan atas nama

Pengurus serta mewakili Yayasan.


7. Apabila Sekretaris berhalangan atau tidak ada dan hal mana tidak perlu

dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Ketua bersama dengan Bendahara

berwenang bertindak untuk dan atas nama Pengurus serta mewakili

Yayasan.—

8. Pengurus untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau

lebih wakil atau kuasanya berdasarkan surat kuasa sebagaimana

dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga.

9. Anggota Pengurus tidak berwenang mewakili Yayasan apabila :

a. terjadi perkara di depan pengadilan antara Yayasan dengan anggota

Pengums yang bersangkutan; atau

b. anggota Pengurus yang bersangkutan mempunyai kepentingan yang

| bertentangan dengan kepentingan Yayasan.

10. Dalam hal seluruh Pengurus terlibat perkara di Pengadilan dan/atau

mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan Yayasan, maka

Pembina menunjuk Pengawas untuk mewakili Yayasan.

R A P A T PENGURUS
p a s a l 17

Rapat Pengurus dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh

seorang atau lebih anggota Pengurus atau atas permintaan dari seorang atau

lebih anggota Pengawas atau atas permintaan seorang atau lebih anggota

Pembina.

TEMPAT D A N P E M A N G G I L A N R A P A T P E N G U R U S

Pasal 18

1. Rapat Pengurus diadakan di tempat kedudukan Yayasan.

2. Panggilan Rapat Pengurus hams disampaikan dengan surat kepada

setiap anggota Pengurus dengan mendapat tanda terima yang layak,

paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dalam hal yang

mendesak jangka waktu tersebut dapat dipersingkat, paling lambat 3

(tiga) hari sebelum rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal

panggilan dan tanggal rapat.


3. Panggilan rapat itu harus mencantumkan, hari, tanggal, jam, tempat dan

| acara rapat.

4. Panggilan rapat Pengurus dilakukan oleh anggota Pengurus yang berhak.

mewakili Pengurus.

5. Apabila semua anggota Pengurus hadir atau diwakili dalam rapat maka .
4 J

pemanggilan terlebih dahulu tidak menjadi syarat, dan dalam rapat itu A
I
dapat diambd keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal yang *j
1
akan dibicarakan, sedangkan rapat dapat diadakan di mana pun dalam £

wilayah Republik Indonesia.

PIMPINAN D A N BERITA A C A R A R A P A T P E N G U R U S

Pasal 19 |

1. Rapat Pengurus dipimpin oleh Ketua Pengurus, jika Ketua tidak hadir ^

atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan gj

kepada pihak ketiga, maka rapat dipimpin oleh seorang yang dipilih dari £

dan diantara anggota Pengurus yang hadir. £

2.' Segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Pengurus g

dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk pengesahannya ditandatangani. g

oleh Ketua rapat dan seorang anggota Pengurus lain yang ditunjuk oleh ^

rapat sebagai sekretaris rapat. g

3.' Berita acara tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua anggota |

Pengurus dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang |

terjadi dalam rapat. g

Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (2) tidak diisyaratkan g

apabila Berita Acara Rapat itu dibuat oleh Notaris.— |

— K O R U M , H A K SUARA D A N K E P U T U S A N R A P A T P E N G U R U S — |

. Pasal 20 $

1. Rapat Pengurus sah jika dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari |

jumlah seluruh anggota Pengurus. *S

2. Keputusan Rapat Pengurus diambil berdasarkan musyawarah untuk, ; |

mufakat. Dalam hal keputusan secara musyawarah untuk mufakat tidak• A

(
i
' tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara,

berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota

Pengurus yang hadir.

3. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya,

maka Ketua rapat yang memutuskan. --—

4. Anggota Pengurus hanya dapat diwakili oleh anggota Pengurus lainnya

dalam rapat dengan surat kuasa.

5. Ketua rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili anggota

Pengurus diperlihatkan kepadanya pada waktu rapat diadakan.

6. Setiap anggota Pengurus dalam rapat berhak mengeluarkan 1 (satu)

suara ditambah 1 (satu) suara untuk setiap anggota Pengurus yang

diwakilinya dalam rapat.

7. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara

tertutup tanpa tanda tangan sedangkan pemungutan suara mengenai hal-

hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua rapat menentukan lain

tanpa ada keberatan dari yang hadir.

8. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan dan

tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam

rapat.

9. Pengurus dapat pula mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa

menyelenggarakan Rapat Pengurus, dengan ketentuan semua anggota

Pengurus telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Pengurus

memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis

serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diarnbil

dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan

keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Pengurus.

PELAKSANA KEGIATAN

Pasal 21

1. Pengurus berwenang mengangkat dan memberhentikan Pelaksana

Kegiatan Yayasan berdasarkan Keputusan Rapat Pengurus.


2. Pelaksana Kegiatan diangkat untuk jangka waktu yang ditrtapUn 111

Rapat Pengurus dan dapat diberhentikan sewaktu-waktii.--

3. Yang dapat diangkat menjadi Pelaksana Kegiatan adalah

perseorangan yang mampu melakukan perbuatan hukum dan memcnuhi

persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.—

4. Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab kepada Pengurus.

5. Pelaksana Kegiatan menerima gaji, upah atau honorarium yang

j jumlahnya ditentukan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus.

6. Pelaksana Kegiatan berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan

memberitahukan secara tertulis terlebih dahulu kepada Ketua Pengurus

dan pengunduran diri tersebut disetujui oleh Ketua Pengurus.

7. Dalam hal Ketua Pengurus tidak mengeluarkan putusan terhadap

pengunduran diri tersebut dalam waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal

pengunduran diri tersebut maka pengunduran diri tersebut dianggap

disetujui oleh Ketua Pengurus.

8. Jabatan Pelaksana Kegiatan berakhir karena :

a. meninggal dunia; •*

b. mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam ayat (6) pasal i n i ; —

c. tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(3) pasal ini;

r d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pengurus;

e. dinyatakan pailit atau ditaruh di bawah pengampuan berdasarkan

| suatu penetapan pengadilan;

f. masa jabatan berakhir.

9. Tugas dan wewenang Pelaksana Kegiatan akan diatur lebih lanjut dalam

Anggaran Rumah Tangga.

PENGAWAS

Pasal 22

1. Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan

dan memberi nasehat kepada. Pengurus dalam menjalankan kegiatan


I Yayasan.

2. Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Pengawas.

3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Pengawas, maka 1 (satu)

orang diantaranya dapat diangkat sebagai Ketua Pengawas. .

4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengawas adalah :

a. orang perorangan yang untuk waktu-waktu tertentu diangkat dan

menjabat sebagai Inspektur Jendral Departemen Pertahanan

Republik Indonesia;

b. orang perorangan yang oleh Keputusan Pembina dinilai

mempunyai dedikasi yang tinggi untuk perkembangan Yayasan. —

5. Pengawas diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina.

6. Pengawas tidak diberi gaji, upah, honorarium atau bentuk lain yang

dapat dinilai dengan uang oleh Yayasan.

7. Yayasan wajib membayar segala biaya atau ongkos yang dikeluarkan

oleh Pengawas dalam rangka menjalankan tugas Yayasan.

8. Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan

- memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada

Pembina dan pengunduran diri tersebut disetujui oleh Pembina.

9. Dalam hal Pembina tidak mengeluarkan putusan terhadap pengunduran

diri tersebut dalam waktu 30 (tigapuluh) hari sejak tanggal perraohonan

pengunduran diri tersebut maka pengunduran diri tersebut dianggap

disetujui.

10. Dalam hal jabatan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling

lama 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak terjadinya kekosongan, Pembina

harus menyelenggarakan rapat untuk mengisi kekosongan tersebut.

11. Dalam hal terdapat penggantian Pengawas Yayasan, maka dalam jangka

waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak tanggal

dilakukan penggantian Pengawas Yayasan, Pembina wajib

menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Hukum

dan H A M Republik Indonesia dan instansi terkait.


12. Pengawas tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengurus atau

Pelaksana Kegiatan. -

13. Jabatan Pengawas berakhir apabila : £

a. meninggal dunia; £

b. mengundurkan diri sebagaimana diatur dalam ayat (8) pasal i n i ; —

c. tidak lagi memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat #

(4) pasal ini; f

d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Pembina; #

e. dinyatakan pailit atau ditaruh dibawah pengampuan berdasarkan f!

suatu penetapan pengadilan; *

p f. dilarang untuk menjadi Pengawas karena peraturan perundang- W

undangan yang berlalcu. '

TUGAS D A N W E W E N A N G P E N G A W A S #
p a s a l 23 4

1. Pengawas mempunyai rugas untuk melakukan pengawasan terhadap ^

kegiatan Pengurus. €

Pengawas wajib menjalankan tugas untuk kepentingan Yayasan dengan i

dedikasi yang tinggi dan itikad baik, serta penuh rasa tanggUng jawab €

sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan i

peraturan yang berlaku. 4

3. Pengawas bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan pengawasan 8

| terhadap kegiatan Yayasan. i

4. Pengawas bertanggung jawab atas hasil pengawasannya kepada I

Pembina.— '

Dalam melakukan pengawasan, Pengawas berwenang : '

a. memasuki bangunan, halaman atau tempat lain yang dipergunakan ' i

| Yayasan;
i
b. memeriksa dokumen;

c. memeriksa pembukuan dan mencocokkannya dengan uang kas; ^

d. mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Pengurus;—j *

<
4
e. meminta bantuan tenaga ahli dalam melakukan pengawasan;

f. memberi nasehat kepada Pengurus dalam menjalankan

F kegiatannya;

| g- menggunakan tenaga auditor untuk melalcukan pengawasan.—-—

6. Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara 1 (satu) orang atau

lebih Pengurus, apabila Pengurus tersebut bertindak bertentangan

dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan/atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

7. Pemberhentian sementera itu harus diberitahukan secara tertulis kepada

yang bersangkutan disertai alasannya.

8. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal

pemberhentian sementara itu, Pengawas diwajibkan untuk melaporkan

secara tertulis kepada Pembina.

9. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal laporan

diterima oleh Pembina sebagaimana dimaksud dalam ayat (8) pasal ini,

maka Pembina wajib memanggil anggota Pengurus yang bersangkutan

untuk diberi kesempatan membela diri.

10. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pembelaan

diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) pasal ini, Pembina dengan

keputusan Rapat Pembina wajib :

a. mencabut keputusan pemberhentian sementara; atau

b. memberhentikan anggota Pengurus yang bersangkutan.

11. Dalam hal Pembina tidak menyelenggarakan Rapat Pembina

sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) pasal ini, maka pemberhentian

sementara batal demi hukum dan yang bersangkutan menjabat kembali

jabatannya semula.

j 12. Dalam hal seluruh Pengurus diberhentikan sementara, maka untuk

sementara Pengawas diwajibkan mengurus Yayasan.

RAPAT P E N G A W A S
Rapat Pengawas dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh

seorang atau lebih anggota Pengawas atau atas permintaan dari seorang atau

lebih anggota Pengawas atau atas permintaan seorang atau lebih anggota-

Pembina.

TEMPAT D A N PEMANGGILAN RAPAT PENGAWAS -— f,

Pasal 25 f

1. Rapat Pengawas diadakan di tempat kedudukan Yayasan.

2. Panggilan Rapat Pengawas hams disampaikan dengan surat kepada H

setiap anggota Pengurus dengan mendapat tanda terima yang layak, ft

paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, dalam hal yang €

mendesak jangka waktu tersebut dapat dipersingkat, paling lambat 3 1

(tiga) hari sebelum rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal 6

panggilan dan tanggal rapat. €

Panggilan rapat itu harus mencantumkan, hari, tanggal, jam, tempat dan $1

acara rapat. €

4. Panggilan rapat Pengawas dilakukan oleh anggota Pengawas yang €

berhak mewakili Pengawas. i

Apabila semua anggota Pengawas hadir atau diwakili dalam rapat maka I

pemanggilan terlebih dahulu tidak menjadi syarat, dan dalam rapat itu I

dapat diambil keputusan yang sah serta rnengikat mengenai hal yang #

akan dibicarakan, sedangkan rapat dapat diadakan di mana pun dalam $

wilayah Republik Indonesia. %

PIMPINAN D A N BERITA A C A R A R A P A T P E N G A W A S i

Pasal 26 <

1. Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua Pengawas. '

2. Dalam hal Ketua Pengawas tidak dapat hadir atau berhalangan, maka i

Rapat Pengawas akan dipimpin oleh salah seorang anggota Pengawas (

lainnya.

3. 1 (satu) orang Pengawas hanya diwakili oleh seorang anggota Pengawas-

lainnya dalam Rapat Pengawas berdasarkan surat kuasa. (


4. Setiap Rapat Pengawas dibuat Berita Acara Rapat yang ditandatangani

oleh Ketua rapat dan 1 (satu) orang anggota Pengawas lainnya yang

ditunjuk oleh rapat sebagai sekretaris rapat.

5. Penandatanganan yang dimaksud dalam ayat (4) pasal ini, tidak

diisyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan akta notaris.--

- KORUM, H A K SUARA D A N KEPUTUSAN RAPAT PENGAWAS —

P a s a l 27

1. Rapat Pengawas sah jika dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari

jumlah seluruh anggota Pengawas.

2. Keputusan Rapat Pengawas diambil berdasarkan musyawarah untuk

mufakat.

3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak

tercapai, maka keputusan diambil berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2

(satu per dua) jumlah anggota Pengawas yang hadir.

4. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka Ketua

Rapat yang memutuskan.

5. Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan

jumlah suara yang dikeluarkan.

6. Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan

Rapat Pengawas, dengan ketentuan semua Pengawas telah diberitahu

secara tertulis dan semua Pengawas memberikan persetujuan mengenai

usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani usul tersebut.—

7. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) pasal ini,
s
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan

sah dalam Rapat Pengawas. '•

RAPAT G A B U N G A N

p a s a l 28

1. Rapat Gabungan adalah rapat yang diadakan oleh Pengurus dan

Pengawas untuk mengangkat Pembina, apabila Yayasan tidak lagi

mempunyai Pembina.
•^-^ j
2. Rapat Gabungan diadakan paling lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung '

sejak Yayasan tidak lagi mempunyai Pembina.

TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT G A B U N G A N

Pasal 29 $

1. Rapat Gabungan diadakan di tempat kedudukan Yayasan. §

2. Panggilan Rapat Gabungan harus disampaikan dengan surat kepada fi

setiap anggota Pengurus dan anggota Pengawas dengan mendapat tanda #

terima yang layak, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, i

dalam hal yang mendesak jangka waktu tersebut dapat dipersingkat, €

paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat dengan tidak memperhitungkan 1

tanggal panggilan dan tanggal rapat. €

3. Panggilan Rapat Gabungan itu harus mencantumkan, hari, tanggal, jam, I

j tempat dan acara rapat. I

4. Panggilan Rapat Gabungan dilakukan oleh anggota Pengurus yang I

| berhak mewakili Pengurus. ^

5. Apabila semua anggota Pengurus dan Pengawas hadir atau diwakili I

dalam rapat maka pemanggilan terlebih dahulu tidak menjadi syarat, dan I

dalam rapat itu dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat 4

mengenai hal yang akan dibicarakan, sedangkan rapat dapat diadakan di i

mana pun dalam wilayah Republik Indonesia. I

PIMPINAN D A N BERITA A C A R A R A P A T G A B U N G A N I

Pasal 30 i

1. Rapat Gabungan dipimpin oleh Ketua Pengurus. i

2. Dalam hal Ketua Pengurus tidak ada atau berhalangan hadir, maka Rapat t

Gabungan dipimpin oleh Ketua Pengawas. '

3. Dalam hal Ketua Pengurus dan Ketua Pengawas tidak ada atau '

berhalangan hadir, maka Rapat Gabungan dipimpin oleh Pengurus atau <
(
Pengawas yang dipilih oleh dan dari Pengurus atau Pengawas yang
J
hadir. —.

4. Setiap Rapat Gabungan dibuat Berita Acara Rapat, yang untuk


mengesahannya ditandatangani oleh Ketua rapat dan 1 (satu) orang

anggota Pengurus atau anggota Pengawas yang ditunjuk oleh rapat

sebagai sekretaris rapat.

5. Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini, tidak

diisyaratkan apabila Berita Acara Rapat dibuat dengan akta notaris.—"—

Berita Acara Rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) pasal ini,

* menjadi bukti yang sah terhadap Yayasan dan pihak ketiga tentang

keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat.

KORUM DAN PUTUSAN RAPAT G A B U N G A N


Pasal 3 i

1. Rapat Gabungan adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang

mengikat apabila dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah

anggota Pengurus dan 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota

Pengawas.

2. Keputusan Rapat Gabungan sebagaimana tersebut- diatas ditetapkan

berdasarkan musyawarah untuk mufakat. ;

3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak

tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan

suara setuju paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah anggota

Pengurus dan Pengawas yang hadir.

4. 1 (satu) orang Pengurus hanya dapat diwakili oleh Pengurus lainnya

dalam Rapat Gabungan berdasarkan surat kuasa.

1 (satu) orang Pengawas hanya dapat diwakili oleh Pengawas lainnya

dalam Rapat Gabungan berdasarkan surat kuasa.

6. Setiap Pengurus atau Pengawas yang hadir berhak mengeluarkan 1

• (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap Pengurus atau

Pengawas lain yang diwakilinya.

r 7. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara

tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-

hal lain dilakukan secara terbuka, kecuali Ketua rapat menentukan lain
dan tidak ada keberatan dari yang hadir.

Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyak, maka Ketua rapat

yang memutuskan. •

Suara abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, dan

dianggap tidak ada. .

TAHUN BUKU

p a s a l 32

1. Tahun Buku Yayasan dimulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan i

tanggal 31 Desember.

Pada akhir Desember setiap tahun, buku Yayasan ditutup.

LAPORAN TAHUNAN :

Pasal 33 : i

Pengurus wajib menyusun secara tertulis laporan tahunan paling lambat j t

5 (lima) bulan setelah berakhirnya tahun buku Yayasan. ' i


Laporan tahunan memuat sekurang-kurangnya : i
' i i
a. laporan keadaan dan kegiatan Yayasan selam tahun buku yang lalu
4
P serta hasil yang telah dicapai;
4
b. laporan keuangan yang terdiri atas laporan posisi keuangan pada
i
akhir periode, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan
I
laporan keuangan;

Laporan tahunan wajib ditandatangani oleh Pengurus dan Pengawas.


<

Dalam hal terdapat anggota Pengurus atau Pengawas yang tidak


i

menandatangani laporan tersebut, maka yang bersangkutan hams


(
menyebutkan alasan tertulis.
<
5.
Laporan tahunan disahkan oleh Pembina dalam Rapat Tahunan.-
6.
Ikhtisar laporan tahunan Yayasan disusun sesuai dengan Standar

Akutansi Keuangan yang berlaku dan diumumkan pada papan

pengumuman di kantor Yayasan.

PROGRAM KERJA D A N R A N C A N G A N A N G G A R A N T A H U N A N

Pasal 34 J
- 1
1. Program Kerja dan Rancangan Anggaran (PKRA) tahunan Yayasan

" disusun oleh Pengurus Yayasan, paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum

tahun buku Yayasan berakhir.

2. Pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran (PKRA) dilalcukan

oleh Rapat Pembina paling lambat 30 (tigapuluh) hari sebelum tahun

buku baru Yayasan diberlakukan.

3. Apabila Program Kerja dan Rancangan Anggaran ( P K R A ) tahun


x
anggaran berjalan belum disahkan, sedangkan pelaksanaan kegiatan

sudah memasuki tahun berikutnya, maka yang digunakan sebagai

pedoman adalah P K R A Yayasan tahun sebelumnya yang sudah disahkan

sepanjang menyangkut kegiatan yang bersifat rutin.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 35

1. Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan

keputusan Rapat Pembina, yang dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga per

empat) dari jumlah Pembina.

2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

3. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak

tercapai, maka keputusan ditetapkan berdasarkan persetujuan paling

sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh jumlah Pembina yang hadir atau

yang diwakili.

4. Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan dibuat

j dalam Bahasa Indonesia.

5. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan terhadap maksud dan

tujuan Yayasan.

6. Perubahan Anggaran Ddsar yang menyangkut perubahan nama dan

kegiatan Yayasan, hams mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

7. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal

imana dimaksud dalam ayat (6) pasal ini, cukup diberitahukan


kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R c n n h l i i - i i :

1 >'"iiiv Indonesia. (*
8. Perubahan Anggaran Dasar tidak dapat dilakukan pada saat Yayasan f'

dinyatakan pailit, kecuali atas persetujuan kurator. j. - |j«

. PENGGABUNGAN f

p a s a l 26 . ; f

1. Penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan 1 ^

(satu) atau lebih Yayasan dengan yayasan lain dan mengakibatkan ^

yayasan yang menggabungkan diri menjadi bubar. *

2. Penggabungan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, '

dapat dilalcukan dengan memperhatikan :

a. ketidakmampuan Yayasan melaksanakan


:sanakan kegiatan usaha tanpa *

dukungan yayasan lain;

b. yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung I


kegiatannya sejenis; atau ^

c. yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan

perbuatan yang bertentangan dengan anggaran dasarnya, ketertiban '

umum dan kesusilaan.

3. Usui penggabungan Yayasan dapat disampaikan oleh Pengurus kepada ^


t
Pembina.

4. Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan

n Rapat Pembina yang dihadiri paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dan

jumlah anggota Pembina dan disetujui oleh paling sedikit 3/4 (tiga per *
i
empat) dari seluruh jumlah anggota Pembma yang hadir.

5. Pengurus dari masing-masing yayasan yang akan menggabungkan diri '

dan yang akan menerima penggabungan menyusun usul rencana *


I
penggabungan.
1
6 . Usui rencana penggabungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)

dituangkan dalam rancangan Akta Penggabungan oleh Pengurus dari

yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan menerima

penggabungan. 1
7. Rancangan Akta Penggabungan harus mendapat persetujuan dari

Pembina masing-masing yayasan.

8. Rancangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) pasal ini, dituangkan

dalam Akta Penggabungan yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa

Indonesia. *_

9. Pengurus yayasan hasil penggabungan wajib mengumumkan hasil

penggabungan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia paling

lambat 30 (tigapuluh) hari terhitung sejak penggabungan selesai

dilakukan.

10. Dalam hal penggabungan yayasan diikuti dengan pembahan anggaran

dasar yang memerlukan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, maka akta perubahan anggaran dasar

yayasan wajib disampaikan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia untuk memperoleh persetujuan dengan

dilampiri Akta Penggabungan. •

1 PEMBUBARAN

Pasal 37

1. Yayasan bubar karena :

a. jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir;

b. tujuan Yayasan yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah

tercapai atau tidak tercapai;

putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum yang tetap

berdasarkan alasan

1) Yayasan melanggar ketertiban umum dan kesusilaan;

2) tidak mampu membayar utang nya setelah dinyatakan pailit;

atau harta kekayaan Yayasan tidak cukup untuk melunasi

utangnya setelah pemyataan pailit dicabut.

2. Dalam hal Yayasan bubar sebagaimana diatur dalam ayat (1) huruf a dan

huruf b pasal ini;'Pembina menunjuk likuidator untuk membereskan

kekayaan Yayasan.
3. .Dalam hal Pembina tidak menunjuk likuidator, maka Pengurus bertindak

sebagai likuidator.
I
4. Dalam hal Yayasan bubar, yayasan tidak dapat melakukan perbuatan
t
hukum, kecuali untuk membereskan kekayaannya dalam proses
i
likuidasi.
I
5. Dalam hal Yayasan sedang dalam proses likuidasi, untuk semua surat |

keluar dicantumkan frasa "dalam likuidasi" dibelakang nama Yayasan.— |

6. Dalam hal Yayasan bubar karena putusan pengadilan, maka pengadilan J

juga menunjuk likuidator. ((

7. Dalam hal pembubaran Yayasan karena pailit, berlalcu peraturan f

pemndang-undangan dibidang kepailitan. Ketentuan mengenai Q

penunjukan, pengangkatan, pemberhentian sementara, pemberhentian, Cj

wewenang, kewajiban, tugas dan tanggung jawab, serta pengawasan |

terhadap Pengums, berlaku juga bagi likuidator. $

8. Likuidator atau kurator yang ditunjuk untuk melakukan pemberesar (

kekayaan Yayasan yang bubar atau dibubarkan, paling lambat 5 (lima ^

hari terhitung sejak tanggal penunjukan wajib mengumumkai ^

pembubaran Yayasan dan proses likuidasinya dalam surat kabar hariai j

berbahasa Indonesia. I

9. Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 30 (tigapuluh (

hari terhitung sejak tanggal proses likuidari berakhir, waji |

mengumumkan hasil likuidasi dalam surat kabar harian berbahas ,

Indonesia. •

10. Likuidator atau kurator dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) ha

terhitung sejak tanggal proses likuidasi berakhir wajib melaporkz

pembubaran Yayasan kepada Pembina.

. Dalam hal laporan mengenai pembubaran Yayasan sebagaimai

dimaksud ayat (8) dan pengumuman hasil likuidasi sebagaimai

dimaksud ayat (9) tidak dilakukan,. maka bubar nya Yayasan tid;

berlaku bagi pihak ketiga.


C A R A P E N G G U N A A N K E K A Y A A N SISA LIKUIDASI
. P a s a ] 3 8

1. Kekayaan sisa hasil likuidasi diserahkan kepada yayasan lain yang

| mempunyai maksud dan tujuan yang sama dengan yayasan yang bub.ar.--

2. Kekayaan sisa hasil likuidasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

pasal ini, dapat diserahkan kepada badan hukum lain yang melakukan

kegiatan yang sama dengan yayasan yang bubar, apabila hal tersebut

diatur dalam undang-undang yang berlaku bagi badan hukum tersebut.—

3. Dalam hal kekayaan sisa hasil likuidasi tidak diserahkan kepada yayasan

lain atau kepada badan hukum lain sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dan (2) pasal ini, kekayaan tersebut diserahkan kepada Negara dan

penggunaannya dilakukan sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan

yang bubar. :

. . P E R A T U R A N PENUTUP
p a s a l 39 :

Hal-hal yang tidak diatui* atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini

akan diputuskan oleh Rapat Pembina dan/atau akan diatur dalam Anggaran

Rumah Tangga.

== D E M I K I A N A K T A INI

-Dibuat dan diselesaikan di Jakarta, pada hari, tanggal, jam dan tempat

tersebut pada bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh :

- Nyonya FRANCINA TRIASTUTI, Sarjana Hukum, Magister

Kenotariatan, lahir di Jakarta, pada tanggal 7-9-1969 (tujuh September

seribu sembilan ratus enampuluh sembilan), bertempat tinggal di Jakarta,

Jalan Tebet Dalam III nomor 3, Rukun Tetangga 05, Rukun Warga 01,

Kelurahan Tebet Barat,' Kecamatan Tebet, pemegang Kartu Tanda

Penduduk tanggal 5-9-2006 (lima September dua ribu enam) nomor

09.5301.470969.0246dan; —

- Tuan M A S D U K I Sarjana Hukum, lahir di Kebumen, pada tanggal

1942 (tiga Mei seribu sembilan ratus empat puluh dua), bertempat
t
tinggal di Tangerang, Jalan Kumdang I nomor 6, Rukun Tetangga 05 |

Rukun Warga -13, Kelurahan/Desa Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang, f

pemegang Kartu Tanda.Penduduk tanggal 20-5-2003 (dua puluh M e i dua $

ribu tiga) nomor 32.75.01.1001.07369, untuk sementara berada di 4

Jakarta. I

kedua-duanya pegawai kantor notaris, sebagai saksi-saksi. i

-Setelah saya, notaris, membacakan akta ini kepada penghadap dan para ^

saksi, maka segera penghadap, para saksi dan saya, notaris, ^


menanda-tangani akta ini.

-Dibuat dengan tujuh gantian, satu coretan dan tanpa tambahan.

-Minuta akta ini telah ditanda-tangani dengan sempurna.

Anda mungkin juga menyukai