TESIS
Oleh
Donald Adolf Kolly
NIM. 19202101046
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI PASCASARJANA
MANADO
2021
KINERJA PEGAWAI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DI DINAS
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI SULAWESI UTARA
TESIS
Oleh
Donald Adolf Kolly
NIM. 19202101046
UNIVERSITAS SAM
RATULANGI PASCASARJANA
MANADO
2021
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pembimbing II
ii
RINGKASAN
Kolly, Donald Adolf. 19202101046. Kinerja Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan Di
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara. Dibimbing oleh
Stefanus Sampe, S.Sos., GradDipPubAdmin., MPubPol., PhD dan Dr. Johny P.
Lengkong, SIP., MSi
Kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau sekelompok karyawan
atau pegawai telah mempunyai kriteria atau standar keberhasilan tolak ukur yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, jika tanpa tujuan dan target yang
ditetapkan dalam pengukuran, maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi
tidak mungkin dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur keberhasilannya. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisa dan mendeskripsikan kinerja pegawai pengawas di
Disnakertrasn Provinsi Sulawesi Utara. Metode yang digunakan yaitu deskriptif
kualitatif dengan fokus penelitian menggunakan indikator kualitas, kuantitas,
penggunaan waktu dan kerjasama. Analisis menggunakan reduksi data, display dan
verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pegawai pengawas
Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara sangat baik meskipun terdapat beberapa
kendala dalam pelaksanaan tugas masing – masing yang diberikan.
Kata Kunci : Kinerja, Pengawas, Disnakertrans, Sulawesi Utara
ii
i
ABSTRACT
Kolly, Donald Adolf. 19202101046. Performance of Labor Inspector Employees at
the Office of Manpower and Transmigration of North Sulawesi Province.
Supervised by Stefanus Sampe, S.Sos., GradDipPubAdmin., MPubPol., PhD and Dr.
Johny P. Lengkong, SIP., MSi
i
v
PERNYATAAN KEASLIAN
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
i
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, segala puji syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, atas segala karunia, kasih kemurahan dan kesempatan yang diberikan sehingga
tesis dengan judul “Kinerja Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara” dapat terselesaikan sebagai tugas
akhir dalam penyelesaian studi strata dua pada Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Pembangunan peminatan Manajemen Sumberdaya Pascasarjana
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat dan hati yang
tulus, penulis menyampaikan terima kasih pada komisi pembimbing Stefanus Sampe,
S.Sos., GradDipPubAdmin., MPubPol., PhD sebagai ketua komisi pembimbing dan
Dr. Jhony P. Lengkong, SIP., MSi sebagai anggota komisi pembimbing yang selalu
setia dan tulus membimbing penulis dan memberikan masukan serta arahan yang
sangat berguna dalam penulisan tesis ini. Serta kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, baik secara moral, material dan fasilitas kepada penulis.
Pada kesempatan ini pula dengan segala ketulusan dan kerendahan hati
disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Ellen J. Kumaat, MSc, DEA sebagai Rektor Universitas Sam
Ratulangi Manado.
2. Prof. Dr. Ir. Markus T. Lasut, MSc sebagai Direktur Pascasarjana Universitas
Sam Ratulangi Manado.
3. Arthur Pinaria PhD selaku Wakil Direktur I Bidang Akademik
Kemahasiswaan dan Perencanaan Program Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi.
4. Dr. Ir. Eng. Pingkan Peggy Egam, ST., MT selaku Wakil Direktur II Bidang
Administrasi Umum dan Keuangan Program Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi Manado.
5. Dr. Deysi L. N. Tampongangoy, S.Sos., MSi selaku Koordinator Program
Studi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi.
v
ii
6. Dr. Drs. Burhan Niode, MA dan Dr. Daud M. Liando, S.IP, MSi selaku
komisi penguji.
7. Stefanus Sampe, S.Sos., GradDipPubAdmin., MpubPol., PhD selaku
Pembimbing Akademik
8. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya
Pembangunan yang banyak membantu penulis selama kuliah dan dalam
penelitian.
9. Staf Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan, Ireyne O. Eman,
SE., MSi yang membantu penulis dalam pengurusan berkas-berkas untuk
penyelesaian studi.
10. Orang Tua, Istri dan Anak tersayang yang selalu memberikan dukungan doa
serta semangat dalam menyelesaikan studi.
11. Kepada semua teman- teman Angkatan 2019, khususnya bidang minat Ilmu
Pemerintahan terima kasih atas kebersamaan dan persaudaraan yang sudah
terjalin selama ini.
12. Civitas Akademika Universitas Sam Ratulangi dan semua pihak yang telah
membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tesis ini tidak luput dari kekurangan dan kekeliruan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan waktu. Oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dari
segala pihak untuk penyempurnaan tesis ini kedepan. Akhir kata penulis berharap
tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Pembangunan.
v
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................ii
RINGKASAN............................................................................................................iii
ABSTRACT.................................................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN...................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..................................................................................vi
KATA PENGANTAR…...........................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
A. Penelitian Terdahulu......................................................................................6
B. Konsep Pengawasan.......................................................................................8
1. Definisi Pengawasan................................................................................8
2. Jenis - Jenis Pengawasan.........................................................................10
3. Fungsi Pengawasan.................................................................................12
C. Konsep Kinerja Pegawai................................................................................12
1. Pengertian Kinerja...................................................................................12
2. Standar Kinerja........................................................................................14
3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai..............................15
4. Indikator Kinerja Pegawai.......................................................................18
5. Tujuan dan Sasaran Kinerja.....................................................................22
6. Langkah-Langkah Peningkatan Kinerja..................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................25
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................25
B. Desain Penelitian...........................................................................................25
C. Fokus Penelitian.............................................................................................25
i
x
D. Informan Penelitian........................................................................................26
E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................................27
F. Teknik Analisis Data......................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................29
A. Hasil Penelitian..............................................................................................29
1. Gambaran Umum Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara.....................29
2. Hasil wawncara........................................................................................68
B. Pembahasan...................................................................................................74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................82
A. Kesimpulan....................................................................................................82
B. Saran..............................................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................85
Lampiran – Lampiran
Pedoman Wawancara
Nota Pemeriksaan
Daftar Informan
Dokumentasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
menjaga terlaksananya suatu program agar dapat terwujud dengan efektif. Setiap
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dimana agar tujuan tercapai harus dilakukan
pengawasan yang berfungsi agar seluruh program yang ditetapkan berjalan searah
sesuai dengan yang telah ditentukan. Proses pengawasan pada dasarnya menjadi
strategi yang difokuskan pada perbaikan proses dengan kualitas kinerja masing –
masing pekerja pada suatu instansi yang ingin memajukan dan suksesnya tugas yang
diberikan dimana berusaha agar setiap langkah yang diambil dapat berjalan.
Pengawasan menjadi suatu proses monitoring yang dilaksanakan agar supaya apa
yang dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. Apabila tidak maka harus
dengan kinerja pegawai dalam hal ini kinerja pengawas. Kinerja pengawas yang
1
diberikan kepada pelanggan dimana kinerja menjadi suatu kemampuan pegawai
tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja pegawai merupakan suatu wujud kerja
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian kerja yang dilakukan oleh pegawai
atau karyawan dalam suatu perusahaan ataupun organisasi. Kinerja merupakan suatu
hal yang penting dimana kinerja mencakup sikap mental dan perilaku seseorang yang
memandang pekerjaan sebagai suatu hal yang istimewa yang dalam pelaksanaan
harus berkualitas dan lebih baik dari sebelumnya. Kinerja pegawai atau karyawan
sangat membantu organisasi atau perusahaan dalam meraih tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang dan sebagai tujuan akhir dan merupakan cara berbagai
pemimpin untuk memastikan bahwa aktivitas pegawai dan output yang dihasilkan
sesuai dengan tujuan organisasi. Kinerja pegawai atau karyawan merupakan hasil
kepadanya untuk mencapai target kerja. Pegawai atau karyawan dapat bekerja dengan
baik bila memiliki kinerja yang tinggi sehingga dapat menghasilkan kerja yang baik.
Kinerja pegawai merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan atau
organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk itu kinerja dari para pegawai atau
karyawan harus mendapat perhatian dari para pimpinan organisasi atau perusahaan,
sebab menurunnya kinerja dari pegawai atau karyawan dapat mempengaruhi kinerja
2
Baik buruknya kinerja pegawai gambaran baik buruknya pelayanan suatu instansi
ataupun lembaga. Instansi atau lembaga pemerintah, ketika kinerja pegawai dalam hal
maupun tinggi, maka hal tersebut menjadi penilaian terhadap kinerja pegawai
pengawas dan instansi secara keseluruhan. Salah satu instansi yang melaksanakan
pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan kinerja yang tinggi yaitu Dinas
bidang ketenagakerjaan dan memberikan pelatihan bagi calon – calon pekerja agar
memiliki keahlian khusus sesuai dengan permintaan para pencari kerja dan
tenaga kerja serta memberikan informasi pasar kerja dan bursa kerja.
Provinsi Sulawesi Utara. Untuk menunjang hal tersebut, maka melalui Undang-
Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka semua urusan
pemerintah provinsi dan sejak tahun 2017 semua pengawas ketenagakerjaan yang ada
Melalui bidang pengawasan tersebut, maka secara otomatis satuan pengawas yang
terdiri dari pegawai – pegawai yang memiliki komptensi dalam bidang pengawasan.
3
Para pengawas dituntut untuk melaksanakan tugas yang telah diembankan
kepada para pengawas, Hal tersebut tentunya berpengaruh pada kinerja para
mengupayakan agar kinerja dalam hal ini kualitas pelayanan kepada masyarakat
semakin baik dalam pelayanan. Dimana pelayanan yang dilakukan para pengawas
tersebut berkaitan dengan kualitas pengawas dalam menjalankan tugas. Kualitas para
Hal tersebut tentunya mempengaruhi beban pekerjaan yang harus dijalankan. Dalam
menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan tidak lepas dari jumlah beban
pekerjaan serta bagaimana para pengawas memanfaatkan waktu yang tersedia harus
dieksekusi secara cepat dan tepat. Untuk menjalankan jumlah pekerjaan yang
banyak, maka perlu dilakukan secara bersama yang bertujuan untuk mempercepat
pegawai pengawas akan mempengaruhi pekerjaan yang akan dijalankan. Oleh sebab
itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
kinerja pegawai pengawas yang ke dalam tesis yang berjudul “Kinerja Pegawai
Sulawesi Utara”.
4
B. Rumusan Masalah
Sulawesi Utara?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah diuraikan
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara teoritis keilmuan maupun secara praktis yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
5
2. Secara Praktis
Sulawesi Utara.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
yang bertujuan untuk memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian
yang dilakukan.
No Penulis Judul
Hasil Penelitian
1 Gunawan P, Kinerja Relawan Penelitian ini bertujuan menganalisa
Pati B, Demokrasi Dalam kinerja relawan demokrasi dalam
Sampe S. Pendidikan memberikan pendidikan pemilih.
2019 Pemilihan Umum Menggunakan deskriptif kualitatif
Legislatif Di Informan relawan demokrasi dipilih
Kabupaten Bolaang secara random sampling atau secara
Mongondow Tahun acak di masing-masing basis pemilih.
2019 Hasil penelitian ini menunjukkan
kinerja belum optimal di tinjau dari
aspek Kualitas, Kuantitas, Efektivitas
Biaya, Ketepatan Waktu, Kebutuhan
akan Pengawasan, dan Hubungan antar
Personal karena faktor ketrampilan,
pengetahuan, pengalaman yang dimiliki
relawan demokrasi mempengaruhi
kinerja relawan demokrasi ketika
memberikan edukasi atau pendidikan
kepada pemilih.
PERSAMAAN : Kedua penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi kinerja
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kinerja masih belum optimal.
7
2 Kolomban Kinerja Komisi
Tujuan penelitian untuk mengetahui
G.A, Pemilihan Umum
kinerja KPUD dalam penyususnan
Liando D, Daerah Dalamdaftar pemilih tetap di Kabupaten
Sampe S, Penyususnan Daftar
Minahasa menggunakan metode
2019 Pemilih Teap Pada
deskriptif kualitatif yang menunjukkan
Pemilihan Kepala
hasil bahwa dari empat indikator
Daerah Kabupaten
penelitian, indikator penggunaan waktu
Minahasa Tahun
yang dilakukan oleh KPUD dapat
2018 dimanfaatkan sebaik mungkin yaitu
dalam kurun waktu enam bulan.
PERSAMAAN : Kedua penelitian menganalisa kinerja menggunakan metode
deskriptif kualitatif.
B. Konsep Pengawasan
1. Definisi Pengawasan
8
ditetapkan.Kebijaksanaan yang telah digariskan dan perintah (aturan) yang diberikan
(Siagian, 2003). Untuk menjamin agar semua pekerjaan yang telah diberikan oleh
pimpinan kepada bawahannya dapat berjalan sesuai menurut rencana, maka seorang
yang baik, sumber pengawasan yang baik, serta membawa pengikutnya kepada
sasaran yang hendak dituju sesuai ketentuan, waktu dan perencanaan (Kartono,
2002).
Dengan kata lain pengawasan adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan
untuk menilai dan mengetahui apakah suatu kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kadarman (2001), pengawasan adalah suatu
upaya yang sistematis untuk menetapkan kinerja standar pada rencana untuk
merancang sistem umpan balik informasi untuk menetapkan apakah telah terjadi
sumber daya yang telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai
tujuan organisasi. Jadi dalam setiap kegiatan yang akan diselenggarakan, pengawasan
selalu dibutuhkan. Dengan adanya pengawasan yang baik diharapkan rencana atau
tujuan yang telah ditetapkan akan dapat terjadi dengan cara yang efektif dan efisien.
Karena melalui pengawasan diusahakan agar setiap tindakan atau perbuatan tidak
9
Pengawasan merupakan elemen tugas-tugas manajerial dan ia mencakup tindakan
pengukuran dan perbaikan (koreksi) performa pihak yang diawasi guna memastikan
suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya
dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai
suatu organisasi yang bertujuan untuk diperbaiki sebagai tugas dan tanggungjawab
berjalan sesuai dengan visi dan misi secara efektif dan efisisen seperti sebagaimana
semeststinya.
2. Jenis-jenis Pengawasan
pelaksanaannya.
1. Setelah kegiatan
hasil kerja dari setiap anggota kelompok dan untuk mengetahui kesalahan
yang terjadi agar kesalahan-kesalahan itu tidak berulang dimasa yang akan
datang.
10
2. Pada saat kegiatan
Pengawasan ini lebih bersifat kontrol. Pengawasan ini lebih bertujuan untuk
anggota.
1) Secara Langsung
a) Melakukan review, yaitu mengawasi apa saja yang telah terjadi pada satu
organisasi
sebelumnya.
yang memiliki kekuatan (power) dilakukan secara terus menerus agar tugas-
memahami substansi kerja objek yang diawasi dan ditunjuk khusus untuk
11
yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan masyakat negara yang
demokratis.
3. Fungsi Pengawasan
Menurut Belkoui, yang dikutip oleh Harahap (2000), adapun fungsi pengawasan
telah ditetapkan.
dari standar.
kegiatan, dan menjadi pengarah agar tidak terjadi kekeliruan dan berjalan sesuai
1. Pengertian Kinerja
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan
individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau
12
kelompok individu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujaun atau target-target tertentu yang hendak
dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin
Mangkunegara (2012) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Wibowo (2011) Kinerja
performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja
mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk
rekan kerjanya, pada beberapa hasil dan perilaku yang terkait dengan tugas. Kinerja
dipengaruhi oleh variabel yang terkait dengan pekerjaan meliputi role-stress dan
Menurut Afandi (2018) Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan organisasi secara illegal,
tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika. Sementara
menurut Simanjuntak (2010), kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan
13
masing-masing individu dan kelompok kerja perusahaan tersebut. Konsep kinerja
merupakan singkatan dari kinetika energi kerja yang padanannya dalam bahasa inggris
adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu profesi
kinerja merupakan hasil kerja berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam
mencapai hasil kerja baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang didasarkan pada
kecerdasan spiritual, intelegensia dan emosional dapat juga dikatakan bahwa kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pegawai sesuai dengan pekerjaan
yang diberikan kepadanya dalam waktu tertentu. Kinerja juga merupakan perwujudan
kerja yang dilakukan oleh pegawai yang biasanya digunakan sebagai dasar penilaian
terhadap pegawai atau organisasi.Kinerja yang baik merupakan suatu langkah utama
2. Standar Kinerja
Standar kinerja yang baik menurut Sedarmayanti (2016) memiliki kriteria yaitu:
1) Dapat dicapai: sesuai dengan usaha yang dilakukan pada kondisi yang
diharapkan.
3) Dapat diterapkan: sesuai kondisi yang ada. Jika terjadi perubahan kondisi,
harus dibangun standar yang setiap saat dapat disesuaikan dengan kondisi
yang ada.
14
4) Konsisten: akan membantu keseragaman komunikasi dan operesi
lengkap.
Artinya, pimpinan dan pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-
120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan
15
2) Faktor Motivasi (Motivation). Motivasi diartikan suatu sikap (attitude)
isasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan
yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan
semangat, arahan, dan dukungan yang diberikan pimpinan atau team leader.
3) Faktor team, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, keserataan dan
4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja, atau infrastruktur yang
16
1) Kualitas Pekerjaan (Quality of Work)
Merupakan tingkat baik atau buruknya sesuatu pekerjaan yang diterima bagi
seorang pegawai yang dapat dilihat dari segi ketelitian dan kerapihan kerja,
baru.
background pendidikan atau keahlian dalam suatu pekerjaan. Hal ini ditinjau
5) Kreatifitas (Creativity)
17
dengan cara atau inisiatif sendiri yang dianggap mampu secara efektif dan
6) Inovasi (Inovation)
permasalahan organisasi.
7) Inisiatif (initiative)
dan dorongan, atau berbagai faktor sukses bagi kinerja pegawai serta institusi maka
yang dilakukan selama ini. Mahsun (2006) adalah indikator masukan (input) adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan untuk
menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia,
(outputs) adalah sesuatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan
atau non fisik. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang
tugas pokok dan fungsi masing-masing serta mengerjakan tugas sesuai dengan
2) Inovasi
3) Kecepatan kerja
4) Keakuratan kerja
Tidak hanya cepat, namun dalam menyelesaikan tugas karyawan juga harus
disiplin dalam mengerjakan tugas dengan teliti dalam bekerja dan melakukan
pengecekan ulang
5) Kerjasama
19
Menurut T.R. Michel dalam Rizky (2001) indikator kinerja meliputi :
dapat memuaskan bagi penggunanya atau tidak, sehingga hal ini dijadikan
semaksimal mungkin.
berikut:
Segala macam bentuk satuan ukuran yang berhubungan dengan jumlah hasil
kerja yang bisa dinyatakan dalam ukuran angka atau padanan angka lainnya.
Segala macam bentuk satuan ukuran yang berhubungan dengan kualitas atau
mutu hasil kerja yang dapat dinyatakan dalam ukuran angka atau padanan
angka lainnya.
Berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya.
20
4) Disiplin kerja
5) Inisiatif
terhadap sesuatu yang ada di sekitar, berusaha untuk terus bergerak untuk
6) Ketelitian
Tingkat kesesuaian hasil pengukuran kerja apakah kerja itu udah mencapai
7) Kepemimpinan
8) Kejujuran
9) Kreativitas
pemunculan gagasan.
kinerja pegawai dapat dilihat dari beberapa aspek yang terdiri dari:
2) Kuantitas yang dihasilkan, berkenaan dengan jumlah produk atau jasa yang
21
dihasilkan.
Terdapat berbagai teori dalam Indikator kinerja dan yang digunakan dalam dalam
penelitian ini adalah ndicator menurut John Miner. Pemilihan ini dipertimbangkan
karena ndicator kinerja sangat beragam tergantung dari aspek tertentu yang diukur,
kualitas dan kuantitas produk, barang atau jasa yang dihasilkan, kinerja organisasi
ataupun kinerja proses dan cara pengukuran sehingga peneliti menganggap bahwa
ndicator kinerja menurut John Miner adalah teori yang paling cocok digunakan dalam
penelitian ini.
individu dengan tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik.
maksud dan nilai-nilai dan rencana strategis dari organisasi secara menyeluruh
untuk di capai.
2) Senior manajemen level merupakan tingkatan dimana tujuan pada tingkat ini
22
3) Business-unit, functional atau departement level merupakan tingkatan dimana
tujuan pada tingkatan ini dihubungkan dengan tujuan organisasi, target dan
proyek yang harus diselesaikan oleh unit bisnis, fungsi atau depertemen.
dengan maksud dan akuntabilitas tim, dan kontribusi yang diharapkan dari
tim.
individual dan fokus pada hasil yang diharapkan untuk dicapai dan
cara yaitu:
23
a) Mengidentifikasi masalah melalui data dan informasi yang dikumpulkan
lain:
4) Harga yang harus dibayar bila ada campur tangan dan penghematan yang
kekurangan tersebut.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Sulawesi Utara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 bulan yang dimulai pada Bulan November 2020 –
Januari 2021.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (2000), penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian ini
wawancara.
C. Fokus Penelitian
di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara yang dilihat dari
kreativitas, inovasi dan insiatif. Fokus penelitian ini didasarkan pada faktor – faktor
25
yang mempengaruhi kinerja pegawai yang disampaikan oleh John Miner (1998) yang
terdiri dari:
1. Kualitas kerja; kecermatan serta ketelitian, hasil yang dicapai pada saat dalam
2. Kuantitas kerja; jumlah pekerjaan yang diemban dan harus diselesaikan sesuai
D. Informan Penelitian
informasi tentang objek penelitian. Informan yang dipilih memiliki kriteria agar
kriteria-kriteria untuk menentukan informan penelitian yang dikatakan oleh para ahli.
Oleh sebab itu informan yang dipakai dalam penelitian ini ialah informan yang
terdiri dari :
26
E. Teknik Pengumpulan Data
sebagai berikut:
1. Wawancara
yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada subjek atau
informan penelitian. Peneliti dalam hal ini mempersiapkan daftar pertanyaan yang
relevan dengan tujuan penelitian yang berkaitan dengan penyelaman dan komunikasi
peneliti merekam atau dan mencatat hasil jawaban yang diberikan oleh informan.
2. Observasi
Disnakertrans Provinsi Sulut. Kegiatan yang diamati secara langsung oleh peneliti
sesuai dengan pokok tujuan penelitian selanjutnya, peneliti merekam dan mengambil
3. Dokumentasi
dengan penelitian ini, diantaranya sumber data yang diperoleh melalui foto-foto dari
lokasi penelitian.
27
F. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, Analisis
data menurut Patton 1980 (Moleong, 2000) adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Adapun teknik
1. Reduksi Data
pengabstrakkan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
di lapangan. Di mana setelah penulis memperoleh data, harus lebih dulu dikaji
penelitian ini.
disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan
berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan sehingga data-data yang ada
telah diuji validitasnya. Sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan
kegunaannya.
28
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara memiliki tugas
dan transmigrasi;
(UPT) dinas;
e Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.
Berdasarkan tugas dan fugsi, berdasarkan struktur, maka tugas dan fungsi oleh
a) Kepala Dinas
29
2) Penyusunan perencanaan, pengorganisasian, pembinaan dan pengendalian
pelaksanaan tugas.
tenaga kerja.
fungsional.
b) Sekretaris
umum, kepegawaian dan hukum, perencanaan dan keuangan serta tugas lain
fungsi :
30
4) Penyelengaraan urusan perencanaan dan keuangan.
sebagai berikut :
keuangan.
31
b) Sub Bagian Kepegawaian dan Hukum
meberi tunjangan.
yang berlaku
kepentingan masyarakat.
ketertipan kantor.
kegiatan
indonesia ke luar negeri dan perluasan kesempatan kerja serta tugas lain yang
33
3) Pengorganisasian pelaksanaan analisa kebutuhan pelatihan dan pelatihan
berbasis kopetensi.
negeri.
9) Promosi informasi pasar kerja (IPK) dalam pelayanan antar kerja kepada
pencari kerja dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada
masyarakat.
masyarakat.
Provinsi.
pemerintah kabupaten/kota.
34
14) Koordinasi pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyebarluasan
pemerintah kabupaten/kota.
purna.
perubahan jabatan, jumlah TKA dan lokasi kerja dalam 1 (satu) Daerah
Provinsi.
berbasis kopetensi.
kepada mayarakat.
tenaga kerja asing (IMTA) yang lokasi kerja lebih dari 1 (satu)
tingkat provinsi.
Kesempatan Kerja
37
Kesempatan Kerja mempunyai fungsi :
38
10) Mengverifikasi penerbitan Izin oprasional kantor cabang
(PPTKIS).
fungsi :
di perusahaan.
Industrial.
39
8) Koordinasi penetapan Upah Minimum Propinsi (UMP), Upah Minimum
pengusaha.
sama tripartit.
tenaga kerja.
tugas :
41
potensi perselisihan di perusahaan, pelaksanaan mogok kerja dan
penutupan perusahaan.
e) Bidang Ketransmigrasian
serta tugas lain yang diberikan pimpinan untuk melaksanakan tugas tersebut
pelaksanaan tugas.
42
2) Melaksanakan urusan penyediaan areal, penyusunan rencana teknis
satuan pemukiman.
transmigrasi.
pelaksanaan tugas.
daerah transmigrasi.
transmigrasi.
pelaksanaan tugas.
tugasnya.
tindak lanjutnya.
status UTP.
Siau.
ketenagakerjaan.
3) Kesempatan Kerja;
6) Hubungan Industrial;
Kesempatan Kerja Formal dengan target 43%, Persentase Tenaga Kerja yang
pelaksanaan kinerja
46
Pengukuran Kinerja
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2019
NO SASARAN INDIKATOR TARGET REALISASI
STRATEGIS KINERJA
(1) (2) (3) (4) (5)
Meningkatnya Jumlah tenaga kerja yang 1000 1408 orang
pembangunan mendapatkan pelatihan orang
ketenagakerjaan dan berbasis
ketransmigrasian di kompetensi
provinsi sulawesi utara Jumlah tenaga kerja yang 500 orang 1325 orang
mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
Jumlah pencari kerja 1.000 21.000 orang
yang terdaftar yang orang
ditempatkan
Persentase kasus 65% 71,25% (yg masuk 80,
Hubungan Industrial yang yang diselesaikan PB
diselesaikan 35, Anjuran 15,
Pengawasan 7)
Jumlah pekerja/buruh yang 375.000 384.956 pekerja
menjadi peserta pekerja
program Jamsostek
Persentase 47% 52% (2217
pemeriksaan di perusahaan yang
perusahaan diperiksa dari 4246
perusahaan
wajib lapor)
Tersedianya data 4 lokasi 5 lokasi (3
pengembangan kawasan pengukuran
transmigrasi pembagianlahan
usaha; 2 Inventaris
Pemilikan Lahan)
47
2. Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi
Utara
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara dalam menjalan
Bagan 1. Struktur Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara
3. Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempuyai visi dan misi. Dimana visi-nya
Visi ini dirumuskan sebagai suatu harapan yang hendak dicapai untuk
48
ketransmigrasian Provinsi Sulawesi Utara.
Berdasarkan Visi tersebut di atas telah ditetapkan Misi Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara yang mengacu pada Misi RPJMD
yang Adil, Mandiri dan Maju” RPJMD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016-
2021;
2016-2021;
Adil, Mandiri dan Maju” RPJMD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016-2021.
4. Sumber Daya Manusia Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi
49
Utara
Ketrasmigrasian pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara
sampai dengan Desember 2019 berjumlah 135 pegawai, yang terdiri dari:
a. Pejabat Struktural
1) Eselon II : 1 Orang
3) Eselon IV : 12 Orang
Jumlah : 19 Orang
b. Pendidikan Jumlah
1) S3 : - Orang
5) DII : 1 Orang
6) S L T A / SMK : 20 Orang
7) S L T P : 1 Orang
8) SD : 1 Orang
c. Kepangkatan
1) Golongan IV : 24 Orang
3) Golongan II : 9 Orang
50
4) Golongan I : - Orang
Pegawai pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi
Utara berdasarkan pendidikan dan kepangkatan tersebar pada 7 (tujuh) unit kerja
1) Sekretariat : 20 Orang
Tenaga Kerja
5. Bidang Pengawasan
dan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan pegawai
penegakan hukum ketenagakerjaan serta tugas lain yang diberikan pimpinan dan
pengawasan ketenagakerjaaan;
ketenagakerjaan;
mempunyai tugas :
hukum ketenagakerjaan;
ketenagakerjaan;
ketenagakerjaan;
Provinsi Sulawesi Utara memiliki jumlah pegawai 26 0rang dan 2 Orang honorer
- Staff 3 Orang
- Honorer 2 Orang
a. Prosedur pelayanan
53
pemeriksaan kasus ketenagakerjaan; Kepala dinas mendisposisi permohonan
Panggilan kepada pekerja dan atau buruh, serikat dari perusahaan pemohon
pengawas ketenagakerjaan
b. Produk Layanan
c. Persyaratan Administrasi
ekspose
d. Dasar Hukum
ketenagakerjaaan
a. Prosedur pelayanan
Kepala bidang menerima surat disposisi atas pemeriksaan, penyidikan
kerja yang terdiri dari pegawai pengawas dan Pegawai Penyidik Pegawai
perintah tugas kepala dinas, PPNS dan atau pegawai pengawas melakukan
bantuan secara teknis dan taktis kepada korwas PPNS, membuat administrasi
penyidikan
b. Produk Layanan
55
Surat tanda terima laporan; surat pemberitahuan hasil pelaksanaan
penyelidikan.
c. Persyaratan Administrasi
d. Dasar Hukum
ketenagakerjaaan
pengertian antara lain tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau
terbuka, bergerak atau tetap di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-
a. Setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta
56
maupun milik negara yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar
bentuk lain
57
Pengawasan ketenagakerjaan merupakan kegiatan mengawasi dan menegakkan
petenagakerjaan adalah pegawai negeri sipil yang diangkat dan ditugaskan dalam
1. Fungsi Pengawasan
prinsip:
58
a. Layanan publik, yaitu menangani masalah dan tantangan yang dihadapi oleh
yang bebas dari pengaruh dari luar dan tindakan serta kinerjanya dapat
dipertanggungjawabkan;
perusahaan; dan
59
perusahaan
60
melakukan pembinaan maka pengawas ketenagakerjaan berhak memasuki
seluruh perusahaan atau tempat kerja atau tempat- tempat yang diduga
• Pemeriksaan Pertama
• Pemeriksaan Berkala
• Pemeriksaan khusus
61
kepada pelapor dan/atau pihak pengadu dilakukan dengan cara
keterangan
• Pemeriksaan ulang
daerah.
dan Transmigrasi di Provinsi Sulawesi Utara, hal tersebut dilakukan karena perlunya
62
Penetapan pegawai pengawas dalam pelaksanaan program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan kematian ini untuk memverifikasi data tentang tenaga kerja yang
memiliki alur pemeriksaan yang telah ditetapkan. Alur tersebut terdiri dari laporan
upah, upah lembur, kecelakaan kerja serta status tenaga kerja. Selanjutnya dibuatkan
Oleh pengawas menginfokan kepada pengusaha, badan usaha/ pengguna tenaga kerja
yang apabila mereka menolak dengan cara melakukan upaya banding, maka melalui
pengusaha, badan usaha/ pengguna tenaga kerja harus pelaksanakan penetapan yang
dilakukan. Namun apabila penetapan ulang yang dilakukan oleh kementerian tenaga
kerja di tolak, maka dilakukan PHI yang pada akhirnya pengusaha, badan usaha/
pengguna tenaga kerja akan melaksanakan penetapan yang telah dikeluarkan. Agar
63
Bagan 2. Alur Pemeriksaan Pengawasan Berdasarkan Laporan Pengaduan ataupun
temuan Pengawas ketenagakerjaan
pemeriksaan yang dimaksud ternagi dalam tiga (3) jenis nota, yaitu:
64
1) Nota Pemeriksaan I (Dapat lihat pada lampiran 2)
Jangka waktu pelaksanaan nota pemeriksaan I diberikan batas waktu yang patut
dan wajar paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak nota pemeriksaan I diterima
dalam hal nota pemeriksaan I tidak dilaksanakan dalam batas waktu yang telah
Jangka waktu pelaksanaan nota pemeriksaan II diberikan batas waktu yang patut
dan wajar paling lama 14 (empat belas) hari sejak nota pemeriksaan II diterima.
65
ketenagakerjaan mengeluarkan nota pemeriksaan II dengan pemenuhan ketentuan
66
3) Nota Pemeriksaan Khusus
lain. Dalam hal nota pemeriksaan khusus yang memuat pelaksanaan penerapan
pelaksanaannya.
67
2. Hasil Wawancara
implementor pengawasan.
Tabel Informan
Karakteristik Persentase
No Kriteria Jumlah
Informan Informan
1. Umur / Usia 17 – 27 Tahun - 0%
28 – 38 Tahun - 0%
39 – 49 Tahun 6 60%
50 – 60 Tahun 4 40%
Lebih dari 61 tahun - 0%
2. Pendidikan SD - 0%
SMP - 0%
SMA 1 10%
S1 8 80%
S2 1 10%
S3 - 0%
3. Pekerjaan ASN 7
BUMN - 0%
Swasta 3
Perempuan 4 40%
Laki-laki 6 60%
68
Proses wawancara dengan daftar pertanyaan Bagaimana tugas dan fungsi
Sulawesi Utara?; Bagaimana sejauh ini pelayanan yang dilakukan oleh pengawasan
dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara? Dan Hasil wawancara yang dilakukan
dengan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara
mengatakan bahwa :
mengatakan bahwa :
menggunakan indikator – indikator kinerja menurut John Miner (1998) yang terdiri
dari kualitas kerja, kuantitas kerja, pemanfaatan waktu dan kerja sama, diperoleh
hasil penelitian melalui wawancara kepada para informan, yang diperoleh hasil
sebagai berikut:
a) Kualitas Pekerjaan
pekerjaan yang diberikan oleh atasan, hal tersebut dinilai dari baik buruknya hasil
pekerjaan yang dijalankan yang dilihat dari sudut pandang ketelitian serta kerapihan,
Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara memiliki peran dan tugas masing – masing
yang dikontrol melalui Kepala Bidang Pengawasan yang bertugas dalam proses
serta pembinaan tugas. Selain itu sebagai penyelenggara kegiatan teknis yang
konsentrasi dan tenaga ekstra, hal tersebut dikarenakan proses pemecahan masalah
70
yang terjadi lapangan, harus disusun untuk membuat kebijakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Hasil wawancara bersama kepala bidang (diwawancara Rabu
pelayanan yang anda terima pada saat datang mengurus keperluan di kantor
bahwa pelayanan petugas dapat dikatakan hasil kerjanya baik terlebih dapat
b) Kuantitas Pekerjaan
harus ditangani oleh pegawai dalam hal pegawai pengawas ketenagakerjaan. Proses
wawancara dengan daftar pertanyaan Apa saja yang dilakukan pegawai pengawas
tenaga kerja?;dan menurut anda, bagaimana hasil kerja dan atau laporan pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai pengawas di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
dieksekusi dengan baik namun, kekurang sumber daya manusia atau petugas
pengawas menjadi kuantitas kerja terkadang tidak dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
c) Pemanfaatan Waktu
Pemanfaatan waktu yang dimaksud yaitu yaitu waktu jam kerja di mulai serta
peraturan jam kerja Di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi
Utara?dan Rata – rata pekerjaan yang diselesikan oleh pegawai pengawas di Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara? Hasil wawancara dengan
“Kami datang ke kantor tepat waktu, jam 7.30 kami sudah dikantor.
Tetapi kalau misalnya kami ada tugas lapangan, kami tidak langsung ke
73
kantor kami langsung menuju lokasi. Itu kalau ada tugas lapangan. Kalau
misalnya tidak, atau kebetulan kebagian tugas hanya di kantor, kami datang
sesuai prosedur jam kantor”.
bahwa:
“Kalau jam kantor, semua sama seluruh instansi. Namun untuk saat ini,
kami melaksanakan protocol kesehatan jadi tidak semua pegawai ada di
kantor. Terlebih untuk pegawai pengawas ketenagakerjaan mereka banyak
dilapangan. Kalau misalya tidak ada tugas lapangan, mereka masuk sama
seperti yang lainnya dan sesuai dengan waktu yang ditentukan”.
74
Pemanfaatan waktu dalam melaksanakan pekerjaan, kebanyakan melebihi batas
waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya jumlah
d) Kerjasama
Provinsi Sulawesi Utara saling peduli dan saling membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan karena dalam melaksanakan pekerjaan saling berkaitan antara bidang satu
dengan bidang yang lainnnya. Kerjasama antar petugas pengawas bersama pimpinan
dan staf lainnya dapat dikatakan terjalin dengan baik. Hal tersebut dibuktikan
dengan hasil wawancara dengan daftar pertanyaan yaitu ; Bagaimana tanggapan anda
tentang solidaritas antar sesama pegawai pengawas di Dinas Tenaga Kerja dan
“Kalau untuk kerjasama kami yakin kami solid. Karena kadang kalau
misalnya saja ada teman yang berhalangan dan tidak masuk. Kadang tanpa
intruksi pimpinan kami biasanya langsung mengeksekusi tugas tersebut.
Meski setiap orang memiliki tugas masing-masing sesuai delegasi yang
dibagikan oleh atasan, semuanya akan saling melengkapi untuk mencapai
tujuan bersama. Enaknya memiliki tim, bisa membagikan beban kerja dan
juga memberikan bantuan pada anggota tim lainnya. Semua orang akan
saling tolong-menolong dan belajar untuk tidak memperhatikan kepentingan
pribadi, tetapi mengutamakan kepentingan bersama. Itu yang terjadi di kami
disini. Kami teamwork”.
75
dengan SK sebagai Kepala Bidang Pengawasan menyampaikan bahwa:
Kerja sama dalam tim (teamwork) terkadang dihindari oleh beberapa orang di
lingkungan kerja. Ada yang merasa sanggup bekerja secara independen, sehingga
manfaat bagi diri Anda sendiri dan organisasi. Anda harus menurunkan ego dan
menjaga kekompakan hubungan dalam tim. Hindari sikap yang merasa bisa bekerja
sendiri-sendiri.
B. Pembahasan
sebagai suatu fokus pencapaian yang menunjukkan hasil tentang kemampuan kerja,
dengan waktu yang telah ditentukan dan proses penyelesaian pekerjaan dikerjakan
76
secara bersama – sama. Kinerja pada dasarnya tentang kemampuan seseorang dalam
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan yang menyebabkan pegawai
Tanpa terkecuali kinerja pegawai pengawas dalam hal ini pengawas dalam bidang
pengawasan ketenagakerjaan. Hal ini sama halnya dengan pendapat yang disampikan
oleh Anwar (2015) yang menjelaskan bahwa kinerja pegawai yang merupakan hasil
kerja seseorang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai atau
yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa.
Informasi tentang kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting dikarenakan dapat
a. Kualitas Kerja
yaitu seberapa baik seseorang karyawan dalam mengerjakan apa yang seharusnya ia
kerjakan dan bisa diukur melalui ketepatan, ketelitian, keterampilan, dan keberhasilan
kondisi kerja dan perlindungan pekerja ketika melakukan pekerjaan, seperti ketentuan
terkait jam kerja, upah, keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan, hubungan kerja
dengan anak – anak dan kaum muda dan hal – hal terkait lainnya, sejauh ketentuan
77
tersebut dapat ditegakkan oleh pengawas ketenagakerjaan; ketentuan hukum yang
hukum diberikan dan bisa ditegakkan oleh pengawas ketenagakerjaan. Selain itu
pengusaha dan pekerja mengenai cara yang paling efektif untuk memenuhi ketentuan
hukum serta pegawai pengawas meinfokan tentang otoritas yang kompeten mengenai
yang ada. Hal ini sesuai dengan keputusan konvensi – konvensi ILO terutama nomor
81 dan nomor 129 yang merupakan jalan masuk untuk pengawasan etenagakerjaan
Oleh sebab itu pengawasan harus diselenggarakan sebagai suatu sistem yang
berlaku pada semua tempat kerja dimana ketentuan – ketentuan hukum yang terkait
pusat sejauh hal tersebut sesuai dengan praktik administrasi yang berlaku.
hasil yang baik. Dapat dikatakan telah menjalankan pekerjaan pengawasan sesuai
lokasi – lokasi ataupun pada obyek terlapor yang mengarahkan pada terjadinya
78
dikeluarkan yang selanjutnya melakukan pelaporan sebagai bentuk rekomendasi
untuk penangan permasalahan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Gomez
(2001) yang mengatakan bahwa kinerja pegawai salah satunya berfokus hasil yang
merupakan cerminan kinerja pegawai yang sejalan dengan kinerja yang dikemukan
oleh Berry (2009) melalui dimensi kehandalan, kompetensi dan pengetahuan. Hal
dan tepat tidak dapat dipisahkan dari kompetensi yang merupakan keahlian dan
pegawai pengawas maka keluhan masyarakat dalam hal ini tenaga kerja dapat
dilayani dan terpenuhi dengan baik seluruh aduan atau keluhan mereka.
b. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja diukur dari jumlah hasil pekerjaan yang diselesaikan dimana
kuantitas kerja dapat dilihat dari dimensi produktivitas yang dipahami pada efisiensi,
efektivitas pelayanan serta tingkat pelayanan yang bertujuan mencapai hasil yang
menghasilkan produk atau jasa yang telah ditetapkan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Sama seperti halnya dengan yang disampaikan Miner (1998) yang
79
Pegawai pengawas ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan alur yang telah ditetapkan. Dimana pengawas akan
selesai apabila peengusaha atau badan usaha atau yang menggunakan pekerja
ketenagakerjaan. Tetapi, bila hal tersebut ditolak oleh pengusaha atau badan usaha,
maka secara otomatis akan menambah beban kerja pegawai pengawas dikarenakan
harus mengubah atau memperbaiki laporan pekerjaan yang dalam hal ini
mengeluarkan nota pemeriksaan lanjutan agar dapat diterima oleh pengusaha, badan
usaha yang yang menggunakan tenaga kerja sebagai aduan dari pekerja.
c. Penggunaan waktu
yang dinyatakan dan dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil otuput serta
yang ditentukan sesuai dengan surat perintah yang diberikan. Para pegawai pengawas
telah telah ditentukan termasuk laporan sudah dimasukkan terlepas akan adanya
80
perbaikan akibat ditolaknya laporan oleh pengusaha yang mengharuskan pegawai
mereka menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penggunaan
waktu ini sendiri juga bergantung pada hasil pelaporan yang diberikan kepada
pengusaha yang memiliki batas waktu 14 hari yang apabila langsung dieksekusi oleh
para pengusaha, itu berarti waktu yang digunakan akan lebih singkat dari yang telah
ditetapkan.
d. Kerjasama
dapat mewujudkan kinerja baik secara individu maupun organisasi dalam hal ini
instansi pemerintah. Kerja sama akan tercipta dalam suatu kelompok kerja apabila
terjalin hubungan kerja yang baik dalam hal ini kerj sama antar sesama pegawai
individu mereka saling membantu dalam menangani aduan yang diterima apabila
terdapat salah satu pengawas yang berhalangan untuk mengeksekusi laporan atau
aduan yang diterima. Hal tersebut tentunya membantu dalam penyelesaian pekerjaan
yang ditugaskan. Pembuktian atas hubungan kerja yang baik nyata terlihat dari
aktivitas kerja yang saling mendukung satu dengan yang lain. Hubungan dengan
sesama pegawai pengawas terjalin bukan hanya di saat penyelesaian pekerjaan, akan
tetapi juga dalam kebersamaan sosial dan saling membantu. Demikian pula halnya
81
pada hubungan dengan mitra kerja terjalin baik yang dibuktikan pada kegiatan turun
lapangan. Menyikapi hal ini maka dapat dikatakan bahwa pendapat dari
Prawirosentono (1999) yang mengatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral dan etika merupakan hal yang penting untuk dipahami. Sebab hubungan kerja
yang terbentuk sebagai bagian dari proses kerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan
sebagai capaian hasil kerja individu maupun kelompok yang juga sesuai dengan etika
dan moral yang dimiliki. Tidak mungkin orang akan bersedia bekerja sama ketika
dari sikap dan tingkah laku yang ada tidak mencerminkan moral dan etika yang baik
yang dihadapi oleh Disnakrtrans Provinsi Sulawesi Utara secara umumnya, dan
berdampak pada batas waktu yang telah ditentukan yang dapat menyebabkan
82
pada akhirnya membuat jumlah pekerjaan bertambah yang semestinya sudah
selesai.
3. Data mayarakat terlebih pada saat pengurusan jaminan kecelakaan kerja dan
pengerjaan.
83
BAB V
A. Kesimpulan
Sulawesi Utara yang dilihat dari indikator kualitas, kuantitas, penggunaan waktu dan
baik dimana para pegawai pengawas langsung turun ke lapangan pada saat
baik. Tetapi hal tersebut dapat berpengaruh apabila laporan hasil pemeriksaan
dalam bentuk nota pemeriksaan yang disampaikan kepada para pengusaha atau
badan usaha dan pengguna tenaga kerja, melakukan penolakan maka pegawai
sampai dengan laporan tersebut diterima oleh pengusaha atau badan usaha atau
para pegawai pengawas masuk kantor sesuai dengan waktu yang ditentukan
84
tepai apabila ada tugas yang mengharuskan turun ke lapangan, maka mereka akan
tersebut terlihat dari apabila ada teman yang tidak dapat menjalankan tugas turun
lapangan maka akan ada pengawas lainnya yang akan menggantikan demikian
juga dikantor, apabila terdapat teman pengawas yang memilki banyak laporan
pemeriksaan yang akan dibuat, maka mereka akan saling membantu terutama
5. Jumlah sumber daya manusia atau pegawai pengawas masih sangat kurang
apabila dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang ada di Sulawesi Utara yang
harus ditangani.
B. Saran
Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Utara, peneliti memberi masukan dalam
oleh sebab itu perlu untuk meningkatkan kualitas kerja dengan cara mempelajari
hal – hal yang baru dengan mengikuti pelatihan tentang peningkatan kualitas
kerja.
85
2. Kuantitas kerja tidak terlepas dari kualitas kerja. Apabila kualitas kerja baik maka
jumlah kerja yang akan dilaksanakan secara otomatis berpengaruh pada kuantitas
kerja oleh sebab itu dengan meningkatkan kemampuan pegawai pengawas dalam
pekerjaan yang juga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja. Masing –
masing indikator kinerja saling bergantung, oleh sebab itu penitngnya pembagian
waktu kerja dan ketepatan waktu kerja akan sangat membantu meningkatkan
kinerja pegawai.
4. Keterbukaan dan saling percaya antar sesama rekan pegawai pengawas dan
pimpinan akan menghasilkan kinerja yang baik, oeh sebab itu kerjasama perlu
refreshing.
5. Disnakertrans Provinsi Sulawesi Utara dalam hal ini Bidang Pengawasan perlu
pelatihan – pelatihan yang lebih intens dalam bidang pengawasan yang bertujuan
ditargetkan.
86
DAFTAR PUSTAKA
Bernardin, H. John, dan Joyce E.A Russel. (2003). Human resource management (An
Experimental Approach International Edition). Mc. Graw-Hill Inc. Singapore.
Fadel, Muhammad. 2009. Reinventing Government (Pengalaman Dari Daerah).
Gomes, Faustino Cardoso, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Andi,
Yogyakarta.
Handoko TH. 2003. MAnajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta,
BPFE-Yogyakarta.
Harahap 2001. Sistem Pengawasan. Maj. Jakarta
Juffri Al. 2013. Analisis Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Dinas Pendidikan
Kabupaten Karimun. UIN. Riau.
Kadarman, 2001. Sistem Pengawasan Managament. Pustaka Quantum. Jakar
Kartono, Kartini, 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kalangi, R., 2005, Pengmbangan Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Aparat Sipil
Negara di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal
Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum), Vol. 2, No.
1, Institut Pmerintahan dalam Negeri (IDPN) Kampus Sulawesi Utara.
Mahmudi, 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik: Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Penerbit BPFE-Yogyakarta
Mangkunegara P. A. 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Penerbit Refika
Aditama, Bandung.
Mangkunegara PA. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Mangkunegara PA. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Manulang, 2002, Manajemen Personalia, Jakarta ; Ghalia Indonesia.
Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Moleong, Lexy. 2006. Metode Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
87
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. No. 33 tahun 2016
Riani. Asri Laksmi, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Kini, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Rizky, Achmad S. 2001. Manajemen Pengganjian dan Pengupahan Karyawan
Perusahaan, Cetakan pertama. Gramedia Utama. Jakarta
Sedarmayanti. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi Dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Setiadi, N. J., Miftah, G. R., & Nugraha, K. S. W. 2016. Stres Kerja Dan Motivasi
Karyawan Lini Depan Serta Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja: Kajian
Empiris Pada Beberapa Perusahaan Jasa Sub Sektor Industri Kreatif. UNEJ e-
Proceeding, 231-243.
Siagian, SP, 2003. Teori dan Praktek Kepemimpinan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Sigiresu S. Rao, John Wiley dan Sons, 2009. Engineering Optimalization: Theory
and Pratice, Forth Edition.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :
Alfabeta.
Tambajong S, 2014. Kinerja Aparatur Sipil Negara Dalam Pelayanan Publik Di Dinas
Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan. Journal
Administrasi Publik. Unsrat.
Taty Salmiaty dan Basir Muhammad. 2016. The Effect Of Leadership Style, Work
Environment, and Organization Culture on Employee Performance:A Case
Study at Kawasan Industri Makasar Indonesia, IOSR Journal of Business and
Management, Vol 18, Issue 10.
Undang-undang Nomor 1 tahun 1951 tentang Pengawasan Perburuhan
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaaan
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada
88
Lampiran 1.
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Informan
1. Nama informan :
2. Jabatan :
3. Masa Kerja :
4. Jenis Kelamin :
5. Pendidikan :
B. Materi Wawancara
Utara?
5. Menurut anda, bagaimana hasil kerja dan atau laporan pekerjaan yang
89
7. Rata – rata pekerjaan yang diselesikan oleh pegawai pengawas di Dinas
90
Lampiran 2
Kepada
Nomor : 560/DTKT.V/ /2020 Yth. Pimpinan Perusahaan
Lampiran : -- ......(PJ)........
Perihal : Nota Pemeriksaan di –
MANADO
`
Berdasarkan hasil pemeriksaan ketenagakerjaan yang telah dilakukan pada
perusahaan Saudara pada tanggal 09 s/d 12 Januari 2020, dengan Surat Perintah
Tugas dari Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi
Utara yang pertama, Nomor 560/DTKT.V/17/2020 tanggal 09 Januari 2020, dengan
ini diminta agar Saudara memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Perusahaan belum melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan kepada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 7 Tahun 1981
tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan di Perusahaan menyatakan bahwa :
“Setelah menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
pengusaha atau pengurus wajib melaporkan setiap tahun secara tertulis mengenai
ketenagakerjaan kepada Menteri atau pejabat yang ditunjuk.”
Oleh karena itu, Saudara diwajibkan untuk segera menyampaikan laporan
keadaan ketenagakerjaan di perusahaan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
2. Buku Akte Pengawasan :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 3/Men/1984 :
Bahwa saudara selaku pimpinan/pengurus agar segera mengajukan persyaratan
guna memiliki Buku Akte Pengawasan ke kantor kami dengan membawa
91
Denah/lay out perusahaan data perusahaan (Photo Copy Wajib Lapor
Ketenagakerjaan), proses produksi, data mesin/pesawat tenaga yang disertai
jumlah kekuatan tenaga kuda (TK) per mesin
3. Di perusahaan saudara didapati bahwa perhitungan upah lembur pekerja yang
bekerja pada hari istirahat atau hari libur resmi tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Berdasarkan pasal 78 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan Jo. pasal 11 huruf b Kepmenaker No. KEP.102/MEN/VI/2004
tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur dinyatakan bahwa “apabila
kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi
untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40 (empat puluh) jam seminggu maka :
b.1. perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama dibayar 2 (dua)
kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah sejam dan jam
lembur kesembilan dan kesepuluh 4 (empat) kali upah sejam;
b.2. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek perhitungan upah
lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah sejam, jam keenam 3 (tiga)
kali upah sejam dan lembur ketujuh dan kedelapan 4 (empat) kali upah sejam”.
Atas ketentuan tersebut, diwajibkan kepada saudara untuk memberikan upah
lembur bagi pekerja yang bekerja pada hari istirahat atau pada hari libur resmi
dengan perhitungan sesuai ketentuan diatas selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
setelah Nota Pemeriksaan ini diterima.
4. Perusahaan belum memiliki Peraturan Perusahaan.
Berdasarkan ketentuan Pasal 108 ayat (1) UU No 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menyatakan bahwa :
“Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah
disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk “
Oleh karena itu saudara wajib segera membuat Peraturan Perusahaan selanjutnya
mengajukan pengesahan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah
Provinsi Sulawesi Utara.
92
5. Pengusaha belum mengikutsertakan sebagian Tenaga Kerja dalam Program BPJS
Ketenagakerjaan
Berdasarkan ketentuan pasal 15 UU no 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Jo. Peraturan Presiden no. 109 Tahun 2013 tentang
Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial pasal 6 Ayat (2) dan ayat (3)
menyatakan bahwa:
Ayat (2) Pemberi kerja selain penyelenggara negara sesuai dengan skala
usahanya mulai tanggal 1 Juli 2015 wajib mendaftarkan pekerjanya kepada
BPJS Ketenagakerjaan untuk mengikuti program jaminan kecelakaan kerja,
program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan program jaminan
kematian secara bertahap. Ayat (3) Penahapan pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) untuk:
a. usaha besar dan usaha menengah wajib mengikuti program jaminan
kecelakaan kerja, program jaminan hari tua, program jaminan pensiun, dan
program jaminan kematian.
b. usaha kecil wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja, program
jaminan hari tua, dan program jaminan kematian.
c. usaha mikro wajib mengikuti program jaminan kecelakaan kerja dan program
jaminan kematian.
Oleh karena itu, saudara wajib segera mendaftarkan pekerjanya dalam program
BPJS Ketenagakerjaan sesuai skala usaha perusahaan saudara.
6. Perusahaan belum melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga kerja secara
komprehensif yakni pemeriksaan kesehatan awal, pemeriksaan kesehatan berkala
dan pemeriksaan kesehatan khusus. bagi tenaga kerja.
Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) huruf h dan Pasal 8 ayat (1) dan (2) UU No. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja, Jo. Pasal 2 ayat (1) Permenakertrans no.
Per.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam
Penyelenggaraan Keselamatan kerja, menyebutkan bahwa “pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada
dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit
93
menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk pekerjaan
yang dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
bersangkutan dan tenaga kerja lainnya dapat dijamin.” Pasal 3 ayat (2) “Semua
perusahaan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) tersebut di atas harus
melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-kurangnya
1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.” Pasal 5 ayat (1)
“Pemeriksaan Kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan
tenaga kerja tertentu.”
Saat ini perusahaan bergerak dibidang sarana hiburan/wisata yang berhubungan
dengan masyarakat luas, untuk itu disarankan kepada pimpinan/pengurus
perusahaan agar melaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja secara
komprehensif yakni pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan
kesehatan secara berkala 1 tahun sekali serta pemeriksaan kesehatan khusus.
7. Bahwa Instalasi Listrik di perusahaan saudara belum bernah dilakukan
Pemeriksaan dan Pengujian oleh Ahli K3 Listrik ataupun dari Perusahaan Jasa
dan Keselamatan Kerja (PJK3).
Berdasarkan pasal 2 ayat (2) point a,b. pasal 3 ayat (1) Point a.b,c,d,q Undang
undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Jo pasal 4 ayat (1),
pasal 9 ayat (1), Permenaker Nomor 12 tahun 2015 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik di tempat Kerja, jo Pasal 10 ayat (1) Permenaker RI
Nomor 33 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan No 12 tahun 2015 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
tempat Kerja bahwa” Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam
pasal 9 ayat 1 dan 2 dilakukan oleh Pengawas K3 Spesialis Listrik, Ahli K3
bidang Listrik dan Ahli K3 pada PJK3. Untuk itu diwajibkan kepada Pengurus
perusahaan agar segera mengajukan permohonan untuk dapat dilakukan
Pemeriksaan dan pengujian Instalasi listrik di perusahaan saudara ke
Disnakertrans Prov.Sulut
94
8. Perusahan memakai 1 (satu) unit Genset yang tidak memiliki keterangan
memenuhi syarat-syarat K3 dari Dinas Tenaga Kerja.
Bedasarkan Ketentuan UU no. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf a dan g, Pasal
4 ayat (1), jo Permenaker No. 38 Tahun 2016 Pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa
“Pengurus dan/atau Pengusaha wajib menerapkan syarat-syarat K3 Pesawat
Tenaga dan Produksi”. Pasal 4 Pelaksanaan syarat-syarat K3 Pesawat Tenaga dan
Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi kegiatan perencanaan,
pembuatan, pemasangan, pengisian, pengangkutan, pemakaian, pemeliharaan,
perbaikan, modifikasi, penyimpanan, dan pemeriksaan serta pengujian. Pasal 141
Hasil pemeriksaan dan/atau pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
dituangkan dalam Surat Keterangan yang diterbitkan oleh unit kerja pengawasan
ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Oleh karena itu saudara wajib segera melaksanakan riksa uji 1 Unit Genset
tersebut kepada Pengawas KK Spesialis pesawat tenaga dan produksi atau AK3
spesialis pesawat tenaga dan produksi dari PJK3 yang berwenang, untuk
mendapatkan keterangan memenuhi syarat-syarat K3 Genset dari Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
9. Operator Motor bakar Genset belum memiliki Lisensi K3 dari Dirjen
Binwasnaker dan K3.
Berdasarkan ketentuan UU no. 1 Tahun 1970 pasal 3 ayat (1) huruf a dan g, Pasal
4 ayat (1), jo Permenaker No. 38 Tahun 2016 Pasal 110 menyatakan bahwa
Pengoperasian Pesawat Tenaga dan Produksi harus dilakukan oleh operator K3
bidang pesawat tenaga dan Produksi yang memiliki kompentensi dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
Oleh karena itu saudara wajib segera mengajukan permohonan untuk memperoleh
Lisensi K3 operator Motor Bakar (genset) ke Dirjen Binwasnaker dan K3.
10. Instalasi penyalur petir di perusahaan saudara tidak memiliki sertifikat.
Berdasarkan ketentuan pasal 3 ayat (1) huruf a, o, q UU No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Jo. Kepmennaker No.02/MEN/1989 Pasal 57 Ayat (1)
menyatakan bahwa:
95
“Setiap instalasi penyalur petir harus mendapatkan sertifikat dari menteri atau
Pejabat yang ditunjuknya.”
Untuk itu saudara wajib segera mengirimkan berkas permohonan untuk
sertifikasi/pengesahan pemakaian instalasi penyalur petir secara lengkap ke
Disnakertrans daerah Provinsi Sulawesi Utara guna pemeriksaan dan pengujian
serta proses sertifikasi/pengesahan pemakaian instalasi penyalur petir tersebut.
11. Di tempat kerja tidak tersedia Sarana Pemadam Kebakaran.
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 dan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja Jo. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia no. : kep.186/men/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di
tempat kerja Pasal 2 menyatakan bahwa “Pengurus atau pengusaha wajib
mencegah, mengurangi dan memadamkan Kebakaran di tempat kerja diantaranya
kewajiban menyediakan sarana Pemadam Kebakaran di tempat kerja.”
Untuk itu diwajibkan segera menyediakan sarana Pemadam Kebakaran di tempat
kerja.
12. Alat Pelindung Diri (APD)
Saudara belum menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan sesuai
dengan potensi bahaya yang ada.
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 2 ayat(1),ayat (2) huruf c,
pasal 3 ayat (1) huruf f, Pasal (12) huruf b, Pasal (13), pasal (14) huruf c ; Jo.
Permenaker No.Per.01/Men/1980 Pasal 99 ayat (1) yang berbunyi “alat-alat
penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuai kan dengan sifat pekerjaan
yang dilakukan oleh masing masing tenaga kerja harus disediakan dalam jumlah
yang cukup” , ayat (3) “alat alat tersebut ayat 1 pasal ini harus digunakan sesuai
dengan kegunaannya oleh setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
tempat kerja” dan ayat (4) “Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat
kerja diwajibkan menggunakan alat alat termaksud pada ayat 1 pasal ini”
Untuk itu saudara diminta agar melakukan identifikasi potensi bahaya serta
menyediakan APD dengan jumlah yang cukup dan sesuai dengan potensi bahaya,
sifat dan jenis pekerjaan
96
Demikian Nota Pemeriksaan ini dibuat sebagai peringatan, dan kepada Saudara
diwajibkan memenuhi dan melaporkan segala sesuatunya secara tertulis kepada kami
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak diterimanya Nota Pemeriksaan ini.
97
Lampiran 3.
98
Lampiran 4.
Daftar Informan
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
Karakteristik Persentase
No Kriteria Jumlah
Responden Responden
1. Umur / Usia 17 – 27 Tahun - 0%
28 – 38 Tahun - 0%
39 – 49 Tahun 6 60%
50 – 60 Tahun 4 40%
Lebih dari 61 tahun - 0%
2. Pendidikan SD - 0%
SMP - 0%
SMA 1 10%
S1 8 80%
S2 1 10%
S3 - 0%
3. Pekerjaan ASN 7
BUMN - 0%
Swasta 3
Perempuan 4 40%
Laki-laki 6 60%
110