Anda di halaman 1dari 84

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN

MASYARAKAT DALAM MENABUNG PADA


BANK SYARIAH DI MEDAN
TESIS

Oleh
MARDALENA
047018032 / IEP

SEKOLAH PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN


MASYARAKAT DALAM MENABUNG PADA
BANK SYARIAH DI MEDAN
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan
pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh :
MARDALENA
047018032 / IEP

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor pokok
Program Studi

: Analisis Faktor-Faktor Keputusan Masyarakat Dalam


Menabung Pada Bank Syariah Di Medan
: Mardalena
: 047018032
: Ilmu Ekonomi Pembangunan

Menyutujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ramli, MS
Ketua

Dr. Irsyad Lubis, M.Soc,sc


Anggota

Ketua Program Studi


Magister Ekonomi Pembangunan

Direktur
Sekolah Pascasarjana

Dr. Murni Daulay, M.Si

Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc

Tanggal Lulus : 31 Agustus 2007

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Telah Diuji Pada


Tanggal : 31 Agustus 2007

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua

: Dr. Ramli, MS

Anggota

: 1. Dr. Irsyad Lubis, M.Soc,sc


2. Dr. Murni Daulay, M.Si
4. Wahyu. A. Pratomo, M.Si
3. Drs.Iskandar Syarief, MA

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

ABSTRACT
Mardalena, 2007, The Factors Influence the Decision of Customer for Saving at Syariah
Bank in Medan, under the supervision io Dr. Ramli, MS (Chairman) and Dr. Irsyad
Lubis M.Sos.Sc (member)

The establishment of Syariah or Islam Bank is an indication of disadvantages of


interest rate. This supported by the issuance of MUI binding ruling (16/12/2003) on the
forbidden of interest that enforcedon January 2004. The issuance of any binding ruling by
MUI concerning to Islam (Syariah) economy support the existence of syariah banking in
the development of Islam banking business in Indonesia. Banking existence is a society
trust based financial service. Development of syariah banking system as financial
institution in Indonesia is unavoidable. For more of the population is Islam adherent,
Indonesia is a prospect market for the banking system applies the regilion norm in the
development of is business. But more of the Muslim who save their money at
conventional bank. This research aims to study whether the education, income, age and
distance influece on the decision of society or customer to save their money at Syariah
bank in Medan.
The data used in this study is primary data. The primary data is collected from the
respondent, i.e the customer who save their money at Syariah Bank in Medan at
subdistricts of Medan Kota, Medan Petisah, and Medan Tembung by the interview
method and questionaires filed by respondent. The sample are 120 customers abtoined by
non probability sampling. The technique sampling process is quota sampling. The
statistical test applied in analysis on this study is a multiple regression by Ordinary least
Square (OLS) method. The data is processed by data processing software Eviews version
4.1.
The result indicates that there is a significant and positive correlation between
variables of education, income, age and distance and dicision of customer to save their
money at Syariah Bank in Medan.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan Rahmat serta TaufikNya kepada penulis sehingga tesis ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya shalawat dan salam hendaknya
dilimpahkan Allah terhadap junjungan Rasulullullah Muhammad Saw yang telah
mengembangkan risalah sebagai pedoman hidup yang paling sempurna dan haq untuk
keselematan bagi manusia dan rahmat bagi alam semesta.
Tesis yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Masyarakat
Dalam Memilih Bank Syariah Di Medan ini merupakan karya ilmiah akhir bagi penulis
dalam rangka menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Ekonomi
Pembangunan, Sekolah PascaSarjana Unversitas Sumatera Utara (USU) Medan.
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis DTM&H,
Sp.A(K) atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Megister pada program
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Suamtera Utara, Prof. Dr. T.
Chairunnisa B, M.Sc atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Megister.
3. Ketua Program Studi Dr. Murni Daulay, M.Si atas bimbingan selama perkuliahan.
4. Kepada komisi pembimbing yang terdiri dari Dr. Ramli, MS dan Dr. Irsyad Lubis
M.Soc. Sc atas bimbingan dan saran yang mereka berikan.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

5. Kepada komisi pembanding yang terdiri dari Dr. Murni Daulay, M.Si, Drs.
Iskandar Syarif, MA dan Wahyu. A. Pratomo, M.Si atas bimbingan dan saran
yang diberikan
6. Kepada semua Dosen pada Program Megister Ilmu Ekonomi Pembangunan atas
segala ilmu yang diberikan kepada penulis.
7. Kepada rekan-rekan mahasiswa serta pegawai dan karyawan atas bantuan dan
kerjasama

sehingga penulis dapat dengan mudah melaksanakan pendidikan

dengan baik.
8. Kepada orang tua penulis H. Yurnalis Somad dan Marnelis yang memberikan
perhatian, motivasi, semangat,

saran, dan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.


9. Kepada Kakak dan Adikku yang baik yang telah memberikan dukungan.
10. Kepada Teman-Teman yang telah memberikan semangat dan motivasi.
Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,
kepada pembaca diharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi
kesempurnaan seluruh tesis ini dapat berguna untuk semua terutama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan Ekonomi Islam. Amin

Medan, 31 Agustus 2007


Penulis

Mardalena

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Nama Lengkap

: Mardalena

Tempat/Tanggal Lahir

: Medan, 25 Maret 1981

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Durung No. 195 Medan

HP

: 081361256353

RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1987-1993

: SD Pahlawan Nasional Medan

Tahun 1993-1996

: MTs Kwala Madu Binjai

Tahun 1996-1999

: MA Kwala Madu Binjai

Tahun 1999-2000

: D1 Informatika Komputer

Tahun 2000-2004

: Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fak. Dakwah


Institut Agama Islam Negeri Medan.

Tahun 2005-2007

: Jurusan Ilmu Ekonomi Pembangunan Program


Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1 Bank Syariah ............................................................................................ 6
2.2 Dasar Falsafah Bank Syariah .................................................................. 8
2.3 Peranan Perbankan Syariah ..................................................................... 9
2.4 Bank Konvensional ................................................................................. 10
2.5 Pelayanan ................................................................................................. 12
2.6 Konsep Bunga Di Kalangan Non Muslim ............................................... 15
2.7 Prinsip Bagi Hasil .................................................................................... 17
2.8 Perbedaan Bagi Hasil Dan Bunga ........................................................... 21
2.9 Keputusan Masyarakat ............................................................................ 23

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

2.10 Studi Pendahuluan .................................................................................. 24


2.11 Hipotesis .................................................................................................. 27
2.12 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 29
3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................. 29
3.2 Penentuan Daerah Penelitian ................................................................... 29
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ................................................................... 29
3.4 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data ............................................... 30
3.5 Model Analisa ......................................................................................... 31
3.6 Defenisi Operasional ............................................................................... 32
3.7 Uji Kesesuaian ........................................................................................ 33
BAB IV HASIL PEMBAHASAN .............................................................................. 36
4.1 Kondisi Fisik Wilayah ............................................................................. 36
4.1.1 Kecamatan Medan Kota ................................................................ 36
4.1.2 Kecamatan Medan Petisah ............................................................ 38
4.1.3 Kecamatan Medan Tembung ....................................................... 39
4.2 Perkembangan Dana Masyarakat Pada Bank Syariah Dan
Konvensional ......................................................................................... 42
4.3 Karekteristik Responden ......................................................................... 43
4.4 Gambara Responden Yang Diteliti ......................................................... 44
4.4.1 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku, Dan
Profesi .......................................................................................... 44

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

4.4.2 Jenis Bank Tempat Menabung .................................................... 45


4.4.3 Agama Nasabah ............................................................................ 46
4.4.4 Karekteristik Tingkat Pendidikan .................................................. 47
4.4.5 Karekteristik Tingkat Pendapatan ................................................ 48
4.4.6 Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Pendapatan .................... 49
4.4.7 Karekteristik Tingkat Usia .......................................................... 50
4.4.8 Karekteristik Jarak Tempuh .......................................................... 51
4.5 Hasil Estimasi Keputusan Masyarakat Dalam Memilih Bank Syariah dan
Variabel-variabel Yang Mempengaruhinya. ........................................... 52
4.6 Variabel Penelitian ................................................................................... 53
4.6.1 Variabel Pendidikan ...................................................................... 53
4.6.2 Variabel Pendapatan ..................................................................... 54
4.6.3 Varibel Usia .................................................................................. 54
4.6.4 Variabel Jarak Tempuh ................................................................. 55
4.7 Beberapa Saran Utama Responden Terhadap Bank syariah .................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 58
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 58
5.2 Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 60
LAMPIRAN ................................................................................................................. 62

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

DAFTAR TABEL
No. Tabel

Judul

Halaman

2.1

Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil ..................................................................... 22

3.1

Defenisi Operasional ......................................................................................... 32

4.1

Luas Dan Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Medan Kota ................ 36

4.2

Statistik Penduduk Kec. Medan Kota Berdasarkan Mata Pencarian ................ 37

4.3

Luas Dan Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Medan Petisah ............ 38

4.4

Statistik Penduduk Kec. Medan Petisah Berdasarkan Mata Pencarian ............. 39

4.5

Luas Dan Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Medan Tembung ......... 40

4.6

Statistik Penduduk Kec. Medan Tembung Berdasarkan Mata Pencarian .......... 41

4.7

Pertumbuhan DPK Perbankan Sumatera Utara dan Perbankan Syariah ........... 42

4.8

Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku Dan Profesi ......... 44

4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis BankTempat Responden


Menabung ........................................................................................................... 45

4.10

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama ................................................. 46

4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 47

4.12

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ............................ 48

4.13

Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Pendapatan ......................................... 49

4.14

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia ....................................... 50

4.15

Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Mudah Dicapai .......................... 51

4.16

Hasil Estimasi Variabel-Variabel Penelitian ..................................................... 52

4.17

Saran Responden pada Bank Syariah Sumatera Utara ...................................... 56

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

DAFTAR GAMBAR
No. Gambar

Judul

Halaman

2.1.

Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 28

4.1

Pertumbuhan DPK Perbankan Sumatera Utara dan Perbankan Syariah ............ 43

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner ................................................................................................... 62
Lampiran 2 Skor Penilaian .......................................................................................... 65
Lampiran 3 Hasil Estimasi ........................................................................................... 68

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Ekonomi adalah sisi yang tidak terpisahkan dari dimensi kehidupan umat
manusia. Dalam bidang ekonomi, salah satu hal yang sangat urgen sekaligus sebagai
pembeda antara sistem ekonomi Islam dan sistem ekonomi konvensional adalah
menyangkut dengan sistem perbankan, khususnya mengenai suku bunga. Dalam sistem
ekonomi konvensional, suku bunga merupakan variabel penting bahkan suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan dengan varaibel-variabel ekonomi lain, sementara Islam
menganggap bahwa suku bunga merupakan bentuk riba yang dilarang keras oleh Allah
SWT.
Dalam kitab suci Al Quran Allah SWT sering menyebutkan bahwa riba itu akan
mendatangkan kemudharatan atau akan membuat pihak lain teraniaya. Pada bagian
lain dikemukankan bahwa riba tidak akan mendatangkan keselamatan, bahkan hanya
akan menimbulkan kesengsaraan. Dalam Islam, disamping mencapai tujuan-tujuan
material harus juga dipertimbangkan faktor nilai, karakter luhur manusia, keutuhan
social dan pembalasan Allah di akhirat nanti. Singkatnya kegiatan-kegiatan ekonomi
tidak saja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan material, tapi terlebihlebih kegiatan tersebut haruslah bernilai ibadah di mata Allah SWT.
Pendirian bank Syariah, merupakan suatu indikasi akan kemudharatan sistem
bunga atau riba. Dan ditegaskan dengan lahirnya fatwa MUI (16/12/2003) tentang
haramnya berbagai bunga yang dikukuhkan Januari 2004. Keluarnya beberapa fatwa

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

MUI tentang ekonomi syariah, lebih mengukuhkan eksistensi perbankan syariah di


tengah prosesi pertumbuhan kegiatan usaha perbankan syariah di seantero nusantara.
Eksistensi perbankan sebagai layanan jasa keuangan berbasis pada kepercayaan
masyarakat.
Bank Syariah mulai eksis setelah Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang
perubahan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan mengakui keberadaan
bank konvensional dan bank syariah secara berdampingan (dual banking system).
Berdasarkan Undang-Undang tersebut bank dapat beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip
syariah yang memungkinkan kegiatan bank syariah menjadi lebih luas. Eksistensi bank
syariah bahkan semakin diperkuat dengan adanya Undang- Undang Nomor 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2004 (UU BI). Penetapan Undang-Undang ini memungkinkan diterapkannya
kebijakan moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Upaya pengembangan perbankan
syariah di Indonesia sebenarnya bukan hanya merupakan konsekuensi yuridis UndangUndang Perbankan dan Undang-Undang BI saja, akan tetapi merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari upaya penyehatan sistem perbankan nasional yang bertujuan
meningkatkan daya tahan perkonomian nasional.
Munculnya Undang-Undang Perbankan (1998) dan Undang-Undang BI menjadi
era baru bagi perbankan syariah di Indonesia. Jumlah bank tumbuh dengan pesat dari
hanya satu bank umum syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) pada
tahun 1998 menjadi 3 bank umum syariah, 18 Unit Usaha Syariah dan 88 BPRS pada
akhir tahun 2004. Jumlah jaringan kantornya pula (network) sebanyak 443 kantor yang
tersebar di 20 provinsi. Namun demikian, kontribusinya terhadap total perbankan

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

nasional masih sangat kecil, yaitu sebesar Rp.15,3 triliun (1,3 %) meskipun aset
perbankan syariah mencapai rata-rata pertumbuhan lebih dari 80% per tahun pada periode
1998-2004. Demikian pula yang terjadi pada dana pihak ketiga pada akhir tahun 2004
telah mencapai Rp.11,6 triliun (1,2%) dan penyaluran dana sebesar Rp.11,5 triliun
(1,7%).
Sedikitnya ada empat hal yang menjadi tujuan pengembangan perbankan yang
berdasarkan prinsip syariah (Islam), yaitu (Dhani Gunawan :2005): (1) memenuhi
kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat menerima konsep bunga; (2)
terciptanya dual banking system di Indonesia yang mengakomodasikan baik perbankan
konvensional maupun perbankan syariah yang akan melahirkan kompetisi yang sehat dan
perilaku bisnis yang berdasarkan nilai-nilai moral; (3) mengurangi risiko sistemik dari
kegagalan sistem keuangan di Indonesia; (4) mendorong peran perbankan dalam
menggerakkan sektor riil dan membatasi spekulasi atau tidak produktif karena
pembiayaan ditujukan pada usaha-usaha yang berlandaskan nilai-nilai moral.
Pandangan sistem perbankan konvensional

bahwa uang adalah salah satu

komoditas yang bisa diperdagangkan mengakibatkan tidak selarasnya perkembangan


sektor riil dan sektor moneter. Realitas perkembangan sektor moneter tidak selalu
mencerminkan pertumbuhan di sektor riil. Padahal dimensi kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan umum.
Pengembangan sistem perbankan syariah sebagai suatu lembaga keuangan di
Indonesia merupakan sesuatu yang tidak terhindarkan. Dengan komposisi penduduk yang
sebagian besar memeluk agama Islam, Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan bagi

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

sistem perbankan yang menggunakan nilai nilai agama dalam pengembangan usahanya.
Tapi masih banyak umat Islam yang menyimpan uangnya di bank konvensional.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan melakukan pengkajian ilmiah
yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mepengaruhi Keputusan Masyarakat Dalam
Menabung Pada Bank Syariah Di Medan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian
ini adalah :
Apakah pendidikan, pendapatan, usia, dan jarak berpengaruh terhadap keputusan
masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan.
1.3 Tujuan Penelitian
untuk mengetahui apakah pendidikan, pendapatan, usia, dan jarak berpengaruh
terhadap keputusan masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :
1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan bank syariah di Indonesia.
2. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang ada relevansi dengan
penelitian ini.
3. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk seluruh stake holder, bagi bank
syariah di Medan. Dalam membuat kebijakan untuk mengupayakan visi dan misi
perbankan.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank Syariah
Bank Syariah adalah lembaga keuangan perbankan yang operasionalnya dan
produknya dikembangkan berlandaskan Alquran dan Hadis Nabi Saw (Muhammad,
2004:94). Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan
pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengopersiannya disesuaikan dengan prinsip syariah.
Esensi Bank Syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan sistem riba dalam seluruh
transaksinya, tetapi didalamnya terdapat sistem yang membawa manusia mendapatkan
kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri utama Bank Syariah (Muhammad,
2002:99) diantaranya :
1. Beban Biaya
Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar-menawar dalam batasanbatasan yang wajar. Beban biaya hanya dikenakan sampai batas waktu yang telah
disepakati bersama. Dalam suatu kontrak baru untuk menyelesaikannya.
2. Tidak Menggunkan Persentase
Pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank syariah selalu
dihindarkan penggunaan persentase, karena akan mempunyai potensi untuk
melipatgandakan.
3. Menciptakan rasa kebersamaan

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Bank Syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan


peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi resiko secara adil, dan rasa
kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga dapat
mengerjakan proyeknya dengan baik.
4. Tidak ada keuntungan yang pasti
Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan muamalah adalah mencantumkan
keuntungan yang pasti yang ditetapkan pada waktu pengikatan kontrak pembiayaan.
Sedangkan yang diperkenankan dalam sistem muamalah adalah kontrak yang
dilakukan yang hakekatnya merupakan sistem yang didasarkan pada penyertaan
dengan sistem bagi hasil.
5. Jual beli uang yang sama dilarang
Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi bank syariah
adalah seolah-olah melakukan jual beli atau sewa-menyewa uang dari bentuk mata
uang yang sama dengan memperoleh keuntungan darinya.
6. Jaminan kebendaan terhadap utang
Pada bank konvensional bahwa jaminan kebendaan terhadap utang dari peminjam
merupakan hal yang sangat menentukan dalam persetujuan pemberian pinjaman.
Sebaliknya, dalam bank syariah pemberian pinjaman dalam bentuk talangan dana
untuk pembelian barang/aktiva/barang modal tersebut, maka pada dasarnya tidak
mengutamakan jaminan kebendaan dari peminjam. Sebab barang yang ditalangi
pembeliannya oleh bank masih menjadi milik bank sepenuhnya selama utang
peminjam belum lunas.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Sebagai lembaga bisnis, Bank Syariah, seperti bank-bank lainnya harus memiliki
daya tarik ekonomi. Namun pertimbangan ekonomi bukan merupakan pertimbangan
dasar, ada hal lain yang lebih penting, yaitu moral. Karena itu produk-produk yang
diberikan Bank Syariah tidak pernah lepas dari aturan syariah. Selalu ada pertimbangan
yang bersifat ukhrawi, yaitu pertimbangan halal dan haram.
Keberadaan perbankan syariah di tanah air telah mendapatkan pijakan kokoh
setelah adanya Paket Derelugasi, yaitu yang berkaitan dengan lahirnya Undang Undang
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang direvisi melalui Undang Undang Nomor 10 Tahun
1998. Dengan demikian bank ini adalah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Bagi
hasil adalah prinsip yang berdasarkan syariah dalam melakukan kegiatan usaha bank.

2.2. Dasar Falsafah Bank Syariah


Islam memandang bahwa bumi dan isinya merupakan amanah dari Allah kepada
manusia sebagai khalifah di muka bumi ini, untuk dipergunakan sebesar besarnya bagi
kesejahteraan ummat manusia sendirian tetapi diberikannya petunjuk melalui para
rasulnya. Dalam petunjuk ini Allah berikan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia, baik
aqidah, akhlak, maupun syariah.
Aqidah dan akhlak sifatnya konstan dan tidak mengalami perubahan dengan
berbedanya waktu dan tempat. Adapun komponen syariah senantiasa diubah sesuai
dengan kebutuhan dan taraf peradaban ummat.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Syariat Islam sebagai suatu syariat yang dibawa Rasul terakhir yang mempunyai
keunikan tersendiri, yang bukan saja komprehensif tetapi juga universal (SyafiI Antonio,
5:2000) .
Komprehensif merupakan seluruh aspek kehidupan manusia baik ritual maupu sosial
(Ibadah maupun muamalah). Ibadah dengan tujuan untuk menjaga ketaatan, dan
harmonisasi hubungan antara manusia dengan kholiqNya. Sedangkan muamalah untuk
menjadi rule of game dalam keberadaan manusia sebagai makhluk sosial.
Universal diterapkan dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir nanti. Keuniversalan
ini akan tampak jelas sekali terutama dalam bidang muamalah, bukan saja luas dan
flkeksibelbahkan tidak memberiakan special treatmen bagi muslim dan membedakannya
dari non muslim. Kenyataan ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh
sayyidina Ali, yang artinya: dalam bidang muamalah kewajiban mereka adalah
kewajiban kita dan hak mereka adalah hak kita (Syafii Antonio, 2000).

2.3 Peranan Perbankan Syariah


perbankan syariah di Indonesia di mulai pada tahun 1992 melalui pendirian PT.
Bank Muamalat Indonesia Tbk. Perkembangan bank syariah berjalan lebih lambat
dibandingkan dengan bank konvensional. Operasional perbankan syariah didasarkan pada
Undang-Undang No.8 tahun 1998. pertimbangan perubahan Undang Undang tersebut
dilakukan untuk mengantisipasi tantangan sistem keuangan yang semakin maju dan
komplek dan mempersiapkan infrastruktur memasuki era globalisasi. Perbankan syariah
dalam sistem perbankan nasional bukanlah semata mata mengakomodasi kepentingan

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

penduduk Indonesia yang kebutulan muslim, namun lebih kepada adanya keunggulan
atau manfaat lebih dari perbankan syariah dalam menjembatani ekonomi.
Dalam sistem perbankan konvensional, selain berperan sebagai jembatan antara
pemilik dana dan dunia usaha, perbankan juga masih menjadi penyekat antara keduanya
karena tidak adanya transferability risk dan return. Sistem perbankan syraiah yaitu
perbankan menjadi menejer investasi, wakil, atau pemegang amanat (custadion) dari
pemilik dana atas investai di sektor rill. Dengan demikian, seluruh keberhasiln dan resiko
dunia uasha atau pertumbuhan ekonomi secara langsung didistribusikan kepada pemilik
dana sehingga menciptakan suasana harmoni. Hal ini untuk menghindari terjadinya gap
antara sumber dana dengan investasi (saving investment gap). Skema produk perbankan
syariah secara alamiah merujuk kepada dua katagori kegiatan ekonomi yakni produksi
dan distribusi. Katagori pertama difasilitasi melalui skema profit sharing (mudharabah)
dan partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan distribusi manfaat hasil hasil produk
dilakukan melalui skema jual beli (murobaha) dan sewa menyewa (ijarah).

2.4. Bank Konvensional (Umum)


Para ahli perbankan dinegara-negara maju mendefinisikan bank umum sebagai
institusi keuangan yang berorientasi laba. Untuk memperoleh laba tersebut bank umum
melaksanakan fungsi intermediasi. Karena dizinkan mengumpulkan dana dalam bentuk
deposito, bank umum disebut juga sebagai lembaga keuangan depositori. Berdasarkan
kemampuannya menciptakan uang (giral), bank umum dapat juga disebut sebagai bank
umum pencipta uang giral (Manurung, 2004:134).

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Fungsi dan peranan bank umum dalam perekonomian menunjukkan betapa


pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern, diantaranya
(Manurung, 2004:135):
1. Penciptaan uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat
mekanisme pemindah bukuan (kliring).
2. Mendukung kelancaran mekanisme pembayaran
Hal ini karena salah satu jasa yang ditawarkan bank umum adalah jasa-jasa yang
berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah
kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas, pembayaran
tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman.
3. Penghimpunan dana simpanan
Di Indonesia dana simpanan terdiri dari atas giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan bentuk lainnya yang dapat dipersamakan.
4. Mendukung kelancaran transaksi internasional
Bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan
penyelesaian

transaksi,

kepentingan

pihak-pihak

yang

melakukan

interaksi

internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat dan murah.


5. Penyimpanan barang-barang dan surat-surat berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu-satu jasa yang paling awal yang
ditawarkan bank umum. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

bank memperluas jasa pelayanan dengan menyimpan sekuritas atau surat-surat


berharga.
6. Pemberian jasa lainnya
Pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini
sudah dapat membayar listrik, telepon, membeli pulsa telepon seluler, mengirim uang
melalui ATM, dan membayar gaji pegawai melalui jasa bank.

2.5 Pelayanan
Perusahaan yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan kompetitif harus
dapat memberikan produk berupa barang atau jasa yang berkualitas dengan harga yang
bersaing, penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang baik kepada para pelanggan.
Untuk memenuhi kepuasan pelanggan pada industri jasa, pelayanan sangat penting
dikelola perusahaan dengan baik.
Pelayanan merupakan penilaian atau sikap secara menyeluruh yang berhubungan
dengan pelayanan sebagai hasil dari perbandingan antara harapan pelanggan dan persepsi
atas kinerja pelayanan sebanarnya (Berry, et. al; Gronroos dalam Lewis, 1993). Gronross
(dalam Parasurman, 1985) menyatakan ada dua tipe dari pelayanan yakni:
1. Technical Quality meliputi apa yang sebenarnya dirasakan oleh pelanggan dari
pelayanan yang didapatinya.
2. Functional Quality meliputi cara bagaimana pelayanan tersebut disampaikan.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Perusahaan yang ingin berkembang dan mendapatkan keunggulan kompetitif


harus dapat memberikan produk berupa barang atau jasa yang berkualitas dengan harga
yang bersaing, penyerahan lebih cepat, dan pelayanan yang baik kepada para pelanggan.
Hutt dan Spech (dalam Ellitan, 2001), ada tiga komponen kualitas pelayanan total
yaitu: (1) Kualitas teknik yang merupakan komponenen yang berakaitan dengan kualitas
output jasa yang diterima pelanggan, (2) Kualitas fungsional merupakan komponen yang
berkaitan dengan cara penyampaian jasa, (3) Citra korporat yaitu profil, reputasi, citra
umum dan daya tarik perusahaan. Komponen kualitas pelayanan dapat memberikan
kepuasan positif bagi konsumen.
Pelanggan dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk atau jasa umumnya
mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Stamatis dalam Ellitan (2001)
mengemukakan enam dimensi pelayanan pada industri jasa, yaitu:
1. Fungsi (function): kinerja primer yang dituntut dari suatu jasa.
2. Karekteristik (features): kinerja yang diharapkan.
3. Kesesuaian (comformance): kepuasan yang didasarkan pada pemenuhan persyaratan
yang ditetapkan.
4. Keandalan (realibilty): kepercayaan terhadap jasa dalam kaitan waktu.
5. Kemampuan pelayanan (service ability): kemampuan melakukan perbaikan apabila
terjadi kekeliruan.
6. Estetika (aesthetics): pengalaman pelanggan yang berakitan dengan perasaan dan
panca indra.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Kinerja yang dituntut dari suatu jasa dapat memberikan kepuasan bagi konsumen, hal ini akan memberikan pelayanan yang
berkualitas bagi industri jasa.

Ada lima dimensi pelayanan yang sering digunakan untuk menilai kualitas pelayanan,
menurut Parasuraman, et al dalam Lupiyoadi (1985) yaitu:
1. Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuana suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksisitensinya kepada pihak eksternal meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan
peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan pegawainya.
2. Reliability (Keandalan) yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
3. Responsiveness (ketanggapan) yaitu kemauan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi
yang jelas.
4. Assurance (jaminan) yaitu pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan para pegawai
perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.
5. Emphaty (perhatian) yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginannya.
Kemampuan perusahaan dalam memberikan eksistensinya dan pelayanan yang sesuai yang dijanjikan, akan memberikan
kepercayaan bagi pelanggan. Kesopanan dan pengetahuan para pegawai akan menumbuhkan rasa percaya dan akan menciptakan
suasana yang baik antar pelanggan dan pegawai perusahaan.

2.6 . Konsep Bunga di Kalangan Non-muslim

Konsep Riba di Kalangan Hindu dan Budha

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Di antara referensi paling tua mengenai riba adalah yang ditemukan pada naskah
keagamaan India kuno sebagaimana disarikan dengan amat baik oleh Jain (1929, dalam
Ali Mutasowifin, 2003: 8) karyanya Indigenous Banking in India. Catatan awal
diturunkan dari teks Vedic India kuno (2000-1400 SM) di mana pemungut riba disebut
berulang kali dan diinterpretasikan sebagai pemberian pinjaman dengan bunga. Hal ini
juga ditemukan pada teks Sutra (700-100 SM), serta Jatakas dalam Budha (600-400 SM).
Pada masa inilah perasaan jijik pada riba diekspresikan. Misalnya, adanya larangan bagi
kasta Brahmana dan Kshatriya meminjamkan uang dengan memungut bunga.
Namun demikian, pada abad kedua Masehi, riba telah menjadi istilah yang lebih
relatif, sebagaimana termaktub pada Laws of Manu saat itu: Stipulated interest beyond
the legal rate being against [the law], cannot be recovered; they call that a usurious way
(of lending) (Jain, 1929). Perdebatan makna riba ini tampaknya terus berlanjut hingga
kini, di mana meskipun secara prinsip masih dikutuk, namun riba hanya merujuk pada
bunga yang diterapkan di atas batas yang diterima masyarakat umum, dan tidak lagi
dilarang atau dikontrol dengan cara yang signifikan.

Konsep Riba di Kalangan Yahudi

Kecaman terhadap riba, yang dalam bahasa Yahudi dikenal sebagai neshekh,
memiliki akarnya dalam beberapa bagian Perjanjian Lama yang menyatakan pemungutan
bunga sebagai hal yang dilarang dan hina (Visser, 1998), misalkan dalam Keluaran 22: 25
yang menyebutkan: Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Ku, orang yang miskin di antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang
penagih hutang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.
Larangan mempraktekkan riba juga dimuat dalam Imamat 25: 35-37 yang
menyatakan,Apabila Saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di
antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya
ia dapat hidup di antaramu. Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya,
melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu.
Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu
janganlah kauberikan dengan meminta riba.

Konsep Riba di Kalangan Kristen

Meskipun terdapat akarnya dalam agama Yahudi, debat mengenai riba oleh
Lembaga-Lembaga Gereja Kristen berlangsung selama lebih dari seribu tahun. Pada abad
keempat Masehi, Gereja Katholik Roma melarang pemungutan riba bagi para rohaniwan,
aturan yang kemudian diperluas bagi kalangan awam pada abad kelima. Pada abad
kedelapan, di bawah Charlemagne, mereka bahkan menekan lebih dalam dan
mendeklarasikan pemungutan riba sebagai tindakan kriminal (Visser, 1998 dalam Ali
Mutasowifin, 2003: 10)
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan komersialisasi, gerakan pro-bunga
juga mulai tumbuh. Munculnya protestanisme serta pengaruh prokapitalismenya juga
berhubungan dengan perubahan ini, meskipun harus dicatat bahwa baik Luther maupun
Calvin juga berkeberatan terhadap praktek riba, namun meyakini bahwa hal semacam itu

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

tidak dapat digeneralisasi dan diterapkan secara universal. Namun demikian, meskipun
larangan riba tidak termaktub secara khusus dalam Kitab Perjanjian Baru, banyak yang
meyakini Lukas 6:34-35 sebagai ayat yang mengecam praktik pemungutan bunga. Ayat
tersebut menyatakan,Dan, jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena
kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang-orang
berdosa pun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima
kembali sama banyak. Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada
mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar
dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap
orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat.
(Mutasowifin, 2003: 10

2.7. Prinsip bagi hasil


Pada bank syariah menggunakan prinsip yang beragam dalam menyalurkan dana
(aset) dan menghimpun dana (liabilitas). Tidak hanya menggunakan prinsip bagi hasil
semata, di sana ada skema pembiayaan jual beli (murabahah, istishna, salam), sewa
(ijarah, ijarah muntahiyya bi at tamlik), bagi hasil (musyarakah, mudharabah) dan
pinjaman (qardh, al qardh hasan).
Skema pembiayaan mudharabah dan musyarakah dijalankan dengan prinsip bagi hasil.
Pembiayaan ini diberikan untuk membantu Masyarakat debitur yang memerlukan modal
untuk suatu usaha atau proyek.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Bagi Masyarakat debitur hanya memiliki keahlian dan skill tetapi tidak punya
modal sama sekali, jenis pembiayaan yang sesuai adalah pembiayaan mudharabah. Fatwa
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN - MUI) Nomor 07/DSNMUI/IV/2000 menjelaskan yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah adalah akad
kerja sama suatu usaha antara dua pihak, dengan pihak pertama (shahibul mal) dalam hal
ini bank, menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (mudharib) dalam hal ini
Masyarakat debitur, bertindak selaku pengelola. Keuntungan dari usaha ini dibagi di
antara mereka sesuai kesepakatan yang ada dalam akad.
Dalam skema pembiayaan ini, bank akan meminjamkan seratus persen modalnya
kepada Masyarakat debitur untuk dikelola dalam suatu proyek atau usaha. Modal tersebut
harus dikembalikan apabila sudah tidak diperlukan lagi. Sebaliknya Masyarakat debitur
sebagai pengelola dana (mudharib) harus dapat memegang amanah atas modal yang
diterima. Artinya, ia hanya menggunakan modal dimaksud untuk keperluan proyek atau
usaha yang disepakati serta memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh bank
sebagai pemilik dana/ shahibul mal (Dadan Suryapraja,2006).
Keuntungan dari hasil proyek/usaha akan dibagi-hasilkan sesuai nisbah (rasio)
yang disepakati. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian dimaksud dapat ditanggung
baik oleh bank maupun Masyarakat debitur, tergantung dari prinsip bagi hasil yang
disepakati.
Dalam skema ini ada dua prinsip bagi hasil, yaitu revenue sharing dan profit/loss
sharing. Dalam revenue sharing, jumlah yang dibagi-hasilkan adalah penghasilan kotor
sebelum dikurangi dengan biaya operasional. Sedangkan dalam profit/loss sharing,

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

jumlah yang dibagi-hasilkan adalah laba/rugi bersih setelah seluruh biaya operasional
diperhitungkan.
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional MUI (DSN-MUI), untuk kemaslahatan
disarankan untuk menggunakan prinsip revenue sharing. Pada umumnya bank syariah
mengikuti fatwa tersebut dengan tujuan untuk menghindari moral hazzard yang mungkin
dilakukan oleh Masyarakat debitur, misalnya dengan cara menaikkan biaya operasional
yang tidak perlu.
Bagi Masyarakat yang memiliki keahlian, skill dan sebagian modal, jenis
pembiayaan yang tepat adalah pembiayaan musyarakah. Menurut Fatwa DSN-MUI
Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000, musyarakah adalah pembiayaan kerja sama antara dua
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
Dalam hal ini bank syariah dan Masyarakat, masing-masing akan menggabungkan
sejumlah modal sesuai porsi yang disepakati. Modal dapat diwujudkan dalam bentuk
uang tunai maupun materi yang telah disepakati nilainya. Kemudian modal itu dikelola
oleh Masyarakat debitur untuk mengembangkan usaha atau proyek. Seperti halnya dalam
skema mudharabah, Masyarakat harus juga harus bersikap amanah. Keuntungan dan
kerugian yang terjadi dibagikan kepada para pihak sesuai dengan kontribusi modalnya.
Dengan demikian, pilihan apakah akan menggunakan mudharabah atau
musyarakah, sangat ditentukan oleh kondisi modal Masyarakat. Bank syariah pada
umumnya lebih condong kepada pembiayaan musyarakah, karena risiko usaha

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

ditanggung oleh kedua belah pihak. Sedangkan untuk mudharabah, bank syariah hanya
akan menyalurkannya kepada Masyarakat debitur yang telah terbukti amanah dan
profesional di dalam usahanya. Kemudian, debitur tersebut dalam kurun waktu lama telah
memberikan kontribusi yang signifikan kepada bank. Hal ini dilakukan bank dalam upaya
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran dana masyarakat (prudential
banking).
Dalam menarik dana masyarakat, produk bank syariah yang menggunakan prinsip
bagi hasil adalah tabungan dan deposito. Tabungan merupakan simpanan masyarakat
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lain yang
dipersamakan dengan itu (Dadan Suryapraja,2006).
Sedangkan deposito adalah simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian Masyarakat penyimpan dengan
bank (Dadan Suryapraja,2006). Berdasarkan kedua definisi itu, produk dana bank
syariah sama dengan yang berlaku di bank konvensional. Bedanya terletak pada
penggunaan prinsip bunga. Bank syariah tidak menggunakan instrumen bunga sementara
bank konvensional menerapkan bunga.
Prinsip bagi hasil dalam tabungan dan deposito biasanya dikenal dengan
mudharabah mutlaqah yang berarti bank sebagai mudharib bebas menyalurkan dana
dimaksud kepada berbagai bentuk dan jenis pembiayaan. Dalam istilah akuntansi dikenal
sebagai investasi tidak terikat (ITT), penyalurannya dibatasi oleh syarat-syarat dari

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

pemilik dana (shahibul mal). Contoh dari penyaluran dana ITT adalah pembiayaan
channelling dan executing.
Sebagaimana prinsip bagi hasil yang diterapkan pada sisi pembiayaan, yaitu revenue
sharing, dalam produk dana pun digunakan prinsip yang sama. Masyarakat penabung dan
deposan akan mendapatkan bagi hasil yang dihitung berdasarkan pendapatan bank kotor,
sebelum dikurangi dengan biaya operasional bank.

2.8 Perbadaan Bagi Hasil dan Bunga


Bank Syariah mendorong praktik bagi hasil, sedangkan bank konvensional
menggunakan bunga. Keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu
dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel: 2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
Bunga

Bagi hasil

Penentuan suku bunga dibuat pada

Penentuan besarnya resiko bagi hasil

waktu akad dengan pedoman harus

dibuat pada waktu akad dengan

selalu untung untuk pihak Bank

berpedoman pada kemungkinan untung


dan rug

Besarnya prosentase berdasarkan pada

Besarnya nisbah (rasio) bagi hasil

jumlah uang (modal) yang

berdasarkan pada jumlah keuntungan

dipinjamkan

yang diperoleh

Tidak tergantung kepada kinerja

Tergantung kepada kinerja usaha. Jumlah

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

usaha. Jumlah pembayaran bunga

pembagian bagi hasil meningkat sesuai

tidak mengikat meskipun jumlah

dengan peningkatan jumlah pendapatan

keuntungan berlipat ganda saat


keadaan ekonomi sedang baik
Eksistensi bunga diragukan

Tidak ada agama yang meragukan

kehalalannya oleh semua agama

keabsahan bagi hasil

termasuk agama Islam


Pembayaran bunga tetap seperti yang

Bagi hasil tergantung kepada keuntungan

dijanjikan tanpa pertimbangan proyek

proyek yang dijalankan. Jika proyek itu tidak

yang dijalankan oleh pihak Masyarakat

mendapatkan keuntungan maka kerugian

untung atau rugi

akan ditanggung bersama oleh kedua belah


pihak

Sumber: SyafI Antonio, 2001:61


2.9

Keputusan Masyarakat
Keputusan adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi

label pengambilan keputusan (McGrew dan Wilson dalam Salusu, 1996:51). Keputusan
berarti pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, namun tidak
merupakan pilihan antara yang benar dan yang salah, yang justru sering terjadi ialah
pilihan antara yang hampir benar dan yang mungkin salah (Drucker, 1990 dalam
Salusu, 1996:51).
Setiap keputusan mempunyai kadar kehebatan yang berbeda-beda. Ada keputusan
yang tidak mempunyai makna berarti, sebaliknya ada yang mempunyai makna global

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

yang luar biasa, dan ada keputusan yang sederhana. Menurut Brinckloe (1977) bahwa
sebenarnya ada empat tingkat keputusan:
1. Keputusan otomotik (oatomatic decisions): keputusan ini dibuat sangat sederhana,
meski sederhana informasi tetap diperlukan. Hanya informasi yang ada akan
melahirkan satu keputusan.
2. Keputusan berdasarkan informasi yang diharapkan (expected information decisions):
informasi yang ada sudah memberi aba-aba untuk mengambil keputusan, akan tetapi
keputusan belum segera dibuat karena informasi itu masih perlu dipelajari.
3. Keputusan berdasar berbagai pertimbangan (factor weghting decision):informasi
informasi yang didapat harus dikumpulkan dan dianalisa. Faktor faktor yang berperan
dalam informasi itu dipertimbangkan dan diperhitungkan. Antara informasi yang satu
dengan yang lain dibandingkan, kemudian dicari yang paling banyak memberi
keuntungan atau kesenangan.
4. Keputusan berdasarkan ketidakpastian berganda (dual uncertainty decision):
merupakan keputusan yang palin komplek. Jumlah informasi yang dperlukan semakin
banyak, dalam setiap informasi yang sudah ada atau yang akan diharapkan terdapat
ketidakpastian. Itulah sebabnya dikatakan dual uncertainty ketidakpastian
berganda. Semakin luas ruang lingkup dan semakin jauh dampak dari suatu
keputusan, semakin banka informasi yang dibutuhkan dan semakin tinggi
ketidakpastiannya.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Frekuensi pembutan keputusan sesuai dengantingkatannya. Apabila keputusan


tertinggi itu hanya dibuat satu dua kali maka akan makin kebawah tingkat keputusan
itu, makin tinggi frekuensi pembuatannya.
2.10 Studi Pendahuluan
Iliyda (2006) penelitiannya yang berjudul: Analisis Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Simpanan Mudhorobah Pada Bank Syariah Di Sumut menggunakan
metode Ordinary Least Square (OLS), dengan sampel sebesar 100 responden.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pengujian hipotesis membuktikan variabel
motivasi dan persepsi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
Masyarakat untuk menabung di bank syariah. Variabel persepsi dan motivasi
berpengaruh positif masing masing pada tingkat keyakinan 99% dan 95% (t hitung > t
tbel).
Berdasarkan hasil estimasi tanda positif dari koefisien regresi variabel persepsi
sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara
variabel persepsi dengan keputusan Masyarakat untuk menabung. Hal ini sesuai dengan
tanggapan responden yang menyatakan sangat setuju dan setuju terhadap motivasi
menabung di bank syariah sebesar 41,50%, yang mendakati keputusan menabung yang
menyatakan sangat setuju dan setuju sebesar 41% dan 40%.
Afrizal (2004) penelitiannya yang berjudul Analisis Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Masyarakat Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa kualitas pelayanan yang terdiri dari dimensi

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

dimensi reliability, responsivenes, assurance, emphaty, dan tangibles berpengaruh positif


dan signifikan terhadap kepuasan Masyarakat di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Medan sebesar 0,363 (alpa 0,05). Hal ini berarti dimensi dimensi kualitas pelayanan
tersebut dapat menjelaskan sebesar 36,30% terhadap variabel kepuasan Masyarakat di
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan sedangkan sisanya sebesar 63,70% merupakan
pengaruh dari variabel variabel yang lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Dimensi emphaty berpanguruh dominan terhadap kualitas pelayanan di PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Medan sebesar 0,71. Dimensi dimensi lain yang berpengaruh
terhadap kualitas pelayanan adalah dimensi reliability sebesar 0,672, dimensi
responsiveness sebesar 0,663, dimensi assurance sebesar 0,638 dan dimensi tangibles
sebesar 0,391.
Secara keseluruhan Masyarakat PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan merasa
puas dengan kualitas pelayanan yang mereka terima. Hal ini berarti kualitas pelayanan
diberikan oleh PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan sesuai dengan yang diharapkan.
Wheny Khristianto dan Ahmad Rifai (2004)

penelitiannya yang berjudul

Pengeruh Beberapa Faktor Psikologis Pada Pengambilan Keputusan Masyarakat Untuk


Menjadi Anggota Bank Perkreditan Rakyat Syariah dengan mengambil sampel pada 130
nasaban Bank prekreditan Rakyat Syariah Sakai Sembayan. Pengambilan sampel
dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling), dimana sampel diambil
sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sabagi sampel. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan skala ordinal, pemberian skor menggunakan skala Likert.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Berdasarkan hasil perhitungan bahwa terdapat hubungan antara motivasi dengan


keputusan masyarakat, dapat diketahui bahwa T hitung sebesar 0,297 dan menunjukkan
hasil yang lebih besar dari hasil T tabel sebesar 0,01. Penelitian ini menunjukkan bahwa
adanya hubungan yang bersifat positif dan signifikan antara motivasi dan
keputusan Masyarakat untuk menggunakan jasa BPRS. Hal lain juga mengindikasikan
jika motivasi Masyarakat untuk menggunakan jasa BPRS cukup tinggi, maka
kecendrungan untuk mengambil keputusan menabung cukup tinggi.
Berdasarkan perhitunga maka diperoleh hasil bahwa t hitung sebesar 1,133 atau
lebih kecil jika dibandingkan dengan probabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebesar 10%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menolak
hipotesis H0 (Hipotesis nol) dan menerima hipotesis Ha (Hipotesisi Alternatif).
Hubungan antara persepsi dengan keputusan konsumen berdasarkan hasil
perhitungan dapat diketahui bahwa T hitung sebesar 0,367 dan menunjukkan hasil yang
lebih besar dari hasil T tabel sebasar 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan
yang bersifat positif dan signifikan antara persepsi konsumen dengan keputusan
konsumen untuk menggunakan jasa BPRS. Hal ini juga mengindikasikan jika persepsi
konsumen untuk menggunakan jasa BPRS cukup tinggi, maka kecendrungan untuk
mengambil keputusan menabung di BPRS cukup tinggi.
Berdasarkan perhitungan maka diperoleh hasil bahwa t hitung sebesar 2,862 atau
lebih kecil jika dibandingkan dengan probabilitas yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebesar 10%. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini menolak
hipotesis H0 (Hipotesis Nol) dan menerima hipotesis Ha (Hipotesis Alternatif).

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Kedua variabel (motivasi dan persepsi) mempunyai pengaruh sebesar 37,8%


terhadap pengambilan keputusan responden untuk menjadi Masyarakat pada Bank
Perkreditan Rakyat Syariah, sedangkan sisanya sebesar 62,2% adalah disebakan faktor
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2.11 Hipotesis
Variabel pendidikan, pendapatan, usia, dan jarak yang mudah dicapai berpengaruh
positif terhadap keputusan Masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan,
ceteris paribus.
2.12 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan

hipotesis

dalam

penelitian

ini

ada

beberapa

variabel

mempengaruhi keputusan masyarakat dalam menabung pada bank syariah.


kerangka pemikiran dalam tesis ini sebagai berikut:
PENDIDIKAN

PENDAPATAN
KEPUTUSAN
MASYARAKAT
USIA

JARAK

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

BANK
SYARIAH

yang
Maka

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan masyarakat dalam menabung pada Bank Syariah. Dalam
penelitian ini masyarakat yang diteliti adalah yang menabung di bank syariah, dengan
menggunakan data primer.
3.2 Penentuan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Kota Medan yang terdiri dari dua
puluh satu (21) kecamatan. Dari dua puluh satu diambil 3 kecamatan yaitu: Kecamatan
Medan Kota, Medan Petisah dan Medan Tembung.
Penentuan daerah penelitian ditetapkan secara purposive (sengaja). Alasan penetuan
daerah penelitian ini: pertama, sebagai mewakili tipe-tipe kecamatan yaitu perkotaan,
sedang dan pinggiran, dan di tiga kecamatan ini terdapat bank syariah
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari
responden melalui wawancara langsung dan kuesioner. Sampel kecamatan di Sumatera
Utara ditentukan sebanyak 3 kecamatan dari 21 kecamatan yang ada di Medan. Alasan
mengambil 3 kecamatan karena kecamatan tersebut terdapat bank syariah. Daerah ini
juga mewakili tipe-tipe kecamatan yaitu perkotaan, sedang dan pinggiran yang terdiri dari
kecamatan Medan Kota, kecamatan Medan Petisah, dan Kecamatan Medan Tembung.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Dari masing-masing kecamatan tersebut ditentukan jumlah responden sebanyak 40 orang


atau dengan total sampel sebanyak 120 responden.
Sampel penelitian diambil sebanyak 120 orang dengan menggunakan metode Non
Probability Sampling yang artinya tidak semua populasi memiliki kesempatan sama
untuk menjadi calon responden atau sampel (Kuncoro, 2003: 119). Dalam menentukan
calon responden sebagai sampel, pada survei ini digunakan sampling kuota yang artinya
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu saja
sampai jumlah kuota yang diinginkan (Sugiyono, 1999:77). Ukuran sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 40 sampel per kecamatan, sehingga jumlah sampel
ditentukan berdasarkan konvensi atau jumlah yang diyakini sebagai ukuran yang tepat
untuk suatu sampel penelitian. Metode pengumpulan data untuk variabel di atas
menggunakan self administered survey, yaitu responden diminta untuk mengisi sendiri
kuesioner yang diberikan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program
Eviews, untuk melakukan analisis terhadap karakteristik responden.
3.4 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer
diperoleh langsung dari responden yaitu masyarakat yang menabung di bank syariah di
Medan pada kecamatan Medan Kota, Medan Petisah, dan Medan Tembung dengan
mengkombinasi metode wawancara dan pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) yang
telah disediakan untuk responden.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Kuesioner yang telah disediakan untuk responden terlebih dahulu diuji coba
sehingga data-data yang diperoleh lebih akurat. Untuk itu dilakukan uji reabilitas agar
kemampuan alat uji dapat diukur atau valid (Singarimbun dan effendy, 1989).
3.5 Model Analisa
Model analisa untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
masyarakat dalam menabung pada Bank Syariah di Medan dapat berbentuk fungsi
sebagai berikut:
KM= f( Pd, Pt, Us, Jmt) (1)
Dari fungsi tersebut, dispesifikasikan kedalam bentuk model ekonometrika sebagai
berikut:
KM= a0 + a1Pd + a2Pt + a3Us + a4Jmt + u .(2)
Dimana:
KM = Keputusan Masyarakat
Pd = Pendidikan
Pt = Pendapatan
Us = Usia
Jmt = Jarak Mudah Ditempuh
a

= Konstanta / intercept

a1, a2, a3,a4,a5

= Koefisien Regresi

= Error Term

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

3.6 Defenisi Operasional


Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini maka perlu diberikan defenisi operasional sebagai berikut:

Tabel 3.1: Defenisi Opersional


Variabel Utama

Sub Varabel
Konsep Variabel
Jenis Data
Agama
Keyakinan yang dianut oleh Ordinal
(a1)
Pendidikan
(a2)

Varaiabel
Independent
(a)

Pendapatan

responden.
Formal

terakhir

yang Ordinal

diselesaikan responden
Jumlah seluruh pengahasilan Ordinal

(a3)

keluarga.

Usia

Jumlah tahunan hidup yang Ordinal

(a4)

dijalani responden sampai saat


penelitian.

Jarak

Variabel
Dependent
(KM)

Jarak

dari

Tempuh

responden

(a5)

menabung.

Keputusan
Masyarakat
(KM)

Pilihan

tempat
ke

bank

tinggal Ordinal
tempat

responden

menentukan bank

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

dalam Ordinal

3.7 Uji Kesesuaian


Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test) dan uji-F serta
perhitungan nilai koefisien determinasi (R2).
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara
parsial, sedangkan uji-F dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien
regresi secara bersama. Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk melihat kekuatan
variabel bebas menjelaskan variabel terikat.
3.8 Pelanggaran Asumsi Klasik
Dalam suatu model regresi ada beberapa permasalahan yang biasa terjadi yang
secara statistik dapat menganggu model yang telah ditentukan, bahkan dapat
menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu maka
perlu melakukan uji penyimpangan asumsi klasik, yang terdiri dari (Gujarati, 2003) :
a. Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara
variabel-variabel bebas dalam model regresi. Interpretasi dari persamaan regresi linier
secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan
tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka
disebut multikolinieritas sempurna.
Multikolinieritas dapat dideteksi dengan besaran-besaran regresi yang didapat,
yaitu : (1) Variasi besar (dari taksirasn OLS), (2) Interval kepercayaan lebar (karena
variasi besar, maka standar error besar sehingga interval kepercayaan lebar), (3) Uji-t

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

tidak signifikan. Suatu variabel bebas secara substansi maupun secara statistik jika dibuat
regresi sederhana bias tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas. Bila
standar error terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien regresi tidak
signifikan, (4) R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan dari t-test. Terkadang
nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai nilai yang tidak sesuai dengan
substansi sehingga dapat menyesatkan interpretasi.
b. Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi dalam model regresi linear berganda adalah varian setiap
disturbance term (ui) yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas
adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan 2. Jadi heteroskedastisitas
muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varian
yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya.
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam model penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedastisity Test (White Test), yaitu
dengan membandingkan nilai Obs-R atau X hitung terhadap X tabel, dengan kriteria
penilaian sebagai berikut :
1

Jika nilai Obs-R atau X2hitung > X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat
ditolak.

Jika nilai Obs-R atau X2hitung < X2tabel, maka hipotesis yang menyatakan bahwa
ada masalah heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan, ditolak.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

c. Uji Linieritas
Uji yang sangat popular untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang
dikembangkan oleh J-B Ramsey tahun 1969 yang dikenal dengan RESET Test. Uji ini
sebenarnya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas sosok atau tidak
dimasukkan dalam suatu model estimasi. Untuk menerapkan uji RESET, terlebih dahulu
dibuat asumsi atau keyakinan bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linier.
Dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel, kriteria keputusan sebagai berikut:
1. Jika Fhitung > Ftabel (Prob. < 0.05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi
model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier benar ditolak
2. Jika Fhitung < Ftabel (Prob. > 0.05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa spesifikasi
model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier diterima.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Fisik Wilayah
4.1.1 Kecamatan Medan Kota
Kecamatan Medan Kota merupakan perkotaan Medan terletak pada 20-30
derejat Lintang Utara dan 98-44 derejat Lintang Timur. Kecamatan Medan Kota
berbetasan dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur.
Sebeleh Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas/Medan Denai.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai/Medan Area.
Tabel 4.1 Luas dan Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Medan Kota
Kelurahan
Luas Km2
% Luas Kecamatan
Susi Rejo I
0.90
14.28
Siti Rejo I
0.45
7.41
Sudi Rejo II
0.76
12.06
Teladan Barat
0.98
15.56
Teladan Timur
0.71
11.26
Pasar Merah Barat 0.32
15.08
Kota Matsum III
0.31
5.00
Sei. Rengas I
0.29
4.60
Pandau Hulu
0.35
5.56
Pusat Pasar
0.46
7.30
Pasar Baru
0.22
3.49
Mesjid
0.28
4.44
Jumlah
6.03
106.04
Sumber: Data BPS Medan, 2006

Jumlah Penduduk
8.009
8.015
12.891
10.907
8.641
4.204
4.023
6.394
6.227
3.991
4.501
5.138
82.941

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak adalah
kelurahan Sudi Rejo II 12.891 jiwa/ Km2, kemudian diikuti dengan kelurahan Teladan
Barat dengan jumlah penduduk 10.907 jiwa/ Km2, dan kelurahan Teladan Timur 8.641
jiwa/ Km2. Kemudian jumlah penduduk yang berada pada kelurahan Sei. Rengas I dan
Pandu Hulu I dengan masing-masing jumlah penduduk 6.394-6227 jiwa/ Km2, jumlah
penduduk yang sedikit berada pada kelurahan Pusat Pasar 3.991 jiwa/ Km2.
Tabel 4.2 Statistik Penduduk Kec. Medan Kota Berdasarkan Mata Pencarian
Kelurahan
PNS Swasta
Susi Rejo I
481
463
Siti Rejo I
376
401
Sudi Rejo II
329
420
Teladan Barat
543
484
Teladan Timur
631
270
Pasar Merah Barat 260
256
Kota Matsum III
188
522
Sei. Rengas I
1.045
Pandau Hulu
12
1.070
Pusat Pasar
48
1.056
Pasar Baru
738
Mesjid
127
587
Jumlah
2.995 7.312
Sumber: Data BPS Medan, 2006

ABRI
12
31
90
38
13
46
5
7
212

Petani
-

Pedagang
427
417
481
619
383
216
648
1.194
1.085
1.066
1.043
519
6.904

Pensiun
181
188
173
196
154
130
94
2
4
27
29
1178

Berdasarkan tabel di atas kondisi penduduk dapat dilihat berdasarkan mata pencarian
(profesi) paling banyak adalah swasta 7.312 orang dan pedagang 6.904 orang, kemudian
pegawai negeri 2.995 orang dan pensiun 1.178 orang. Mata pencaharian yang paling
sedikit adalah ABRI 212 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang
mendominasi berdasarkan mata pencarain adalah swasta dan pedagang. Artinya
masyarakat membutuhkan jasa keuangan untuk pengembangan usahanya.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

4.1.2. Kecamatan Medan Petisah


Kecamatan Medan Petisah merupakan bagian perkotaan Medan. Luas wilayah
Kecamatan Medan Petisah 49 ha. Kecamatan Medan Petisah berbatasan dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat
Tabel 4.3 Luas dan Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Medan Petisah
Kelurahan
Luas Km2
% Luas Kecamatan
Sei. Sikambing
91
18.46
Petisah Tengah
127
25.76
Sekip
61
12.37
Sei. Putih Timur II 34
6.90
Sei. Putih Timur I
32.028
6.49
Sei. Putih Tengah
50
10.14
Sei. Putih Barat
98
19.88
Jumlah
493
100
Sumber: Data BPS Medan, 2006

Jumlah Penduduk
11.058
10.276
8.914
8.813
6.226
9.462
12.158
66.926

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak
berada di kelurahan Sei. Putih Barat 12158 jiwa/ Km2, kemudian diikuti dengan
kelurahan Sei. Sikambing dengan jumlah penduduk 11.058 jiwa/ Km2, dan kelurahan
Petisah Tengah 10.276 jiwa/ Km2. Jumlah penduduk yang sedang berada pada kelurahan
Sekip dan Sei. Putih Timur dengan masing-masing jumlah penduduk 8.914 dan 8.831
jiwa/ Km2. Jumlah penduduk yang sedikit berada pada kelurahan Sei. Putih Timur 16.226
jiwa/ Km2. Luas daerah Kecamatan Medan Petisah lebih besar dibandingkan Kecamatan
Medan Kota.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Tabel 4.4 Statistik Penduduk Kec. Medan Petisah Berdasarkan Mata Pencarian
Kelurahan
PNS Swasta
Sei. Sikambing
264
2.310
Petisah Tengah
287
2.410
Sekip
136
2.510
Sei. Putih Timur II 160
2.531
Sei. Putih Timur I 240
1.620
Sei. Putih Tengah 389
1.490
Sei. Putih Barat
321
1.451
Jumlah
1.797 14.322
Sumber: Data BPS Medan, 2006

ABRI
14
32
5
10
6
50
4
121

Petani
2
6
16
15
39

Pedagang
1.890
2.970
1.140
1.690
349
1.246
1.315
10.600

Pensiun
-

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat berdasarkan mata pencarian (profesi)


paling banyak adalah swasta 14.322 orang dan pedagang 10.600 orang, kemudian
pegawai negeri 1.797 orang dan ABRI 121 orang. Mata pencaharian yang paling sedikit
adalah petani 39 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang mendominasi
berdasarkan mata pencarian adalah swasta dan pedagang.
4.1.3 Kecamatan Medan Tembung
Kecamatan Medan Tembung merupakan pinggiran perkotaan Medan. Luas
wilayah Kecamatan Medan Tembung 7.78 Km2, dan 15 m berada di atas permukaan air
laut. Kecamatan Medan Tembung berbatasan dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Sebelah Selatan berbatasan Dengan Kecamatan Medan Deli.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan.

Sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang.


Kecamatan Medan Tembung terletak di pinggiran kota Medan, yang berbatasan

antara Kota Medan dan Deli Serdang. Dilihat dari infra struktur Kecamatan Medan

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Tembung masih belum tertata bagus jika dibandingkan dengan Kecamatan Medan Kota
dan Medan Petisah, sehingga jumlah kantor bank syariah lebih banyak di Medan Kota
dan Medan Petisah dibandingkan Kecamatan Medan Tembung.
Tabel 4.5 Luas dan Jumlah Penduduk Perkelurahan Kecamatan Medan Tembung
Kelurahan
Luas Km2
% Luas Kecamatan
Indra Kasih
1.49
19.15
Sidorejo Hilir
1.16
14.91
Sidorejo
1.19
13.30
BantenTimur
0.89
11.44
Bandar Selamat
0.90
11.57
Banten
1.51
19.40
Tembung
1.64
8.23
Jumlah
7.78
100
Sumber: Data BPS Medan, 2006

Jumlah Penduduk
23.957
17.525
22.068
13.891
20.041
30.287
9.373
11.5074

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling
banyak berada kelurahan Banten yaitu 30.287 jiwa/ Km2, kemudian diikuti dengan
kelurahan Indra Kasih dengan jumlah penduduk 23.957 jiwa/ Km2, dan kelurahan
Sidorejo 22.068 jiwa/ Km2. Kemudian jumlah penduduk yang berada pada kelurahan
Bandar Selamat dan Sidorejo Hilir dengan masing-masing jumlah penduduk 20.041 dan
17.525 jiwa/ Km2, jumlah penduduk yang sedikit berada pada kelurahan Tembung 9373
jiwa/ Km2. Jumlah penduduk Medan Tembung lebih besar dibandingkan Kecamatan
Medan Kota dan Petisah, tapi luas wilayah yang kecil. Artinya di Kecamatan Medan
Tembung penduduknya padat. Hal ini berarti bahwa kesempatan perbankan syariah lebih
besar untuk menarik masayrakat menabung di bank syaraiah.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Tabel 4.6 Statistik Penduduk Kec. Medan Tembung Berdasarkan Mata Pencarian
Kelurahan
PNS Swasta ABRI
Indra Kasih
536
5.724 229
Sidorejo Hilir
417
4.982
58
Sidorejo
868
2.746
92
BantenTimur
272
4.917
45
Bandar Selamat
636
1.324
94
Banten
438
1.436
67
Tembung
216
317
36
Jumlah
3.403 21.446 621
Sumber: Data BPS Medan, 2006

Petani
15
11
11
26
37

Pedagang
343
386
4.084
1.965
523
786
937
9.024

Pensiun
85
148
372
119
145
121
94
1.084

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat berdasarkan mata pencarian (profesi)


paling banyak adalah swasta 21.446 orang dan pedagang 9.024 orang, kemudian pegawai
negeri 3.403 orang dan pensiun 1.084 orang. Mata pencaharian yang paling sedikit
adalah ABRI dan petani 621 dan 37 orang. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang
mendominasi berdasarkan mata pencarain adalah swasta dan pedagang. Hal ini
menunjukkan bahwa kehadiran perbankan sangat membantu untuk mendorong
pertumbuhan pengusaha-pengusaha lokal (swasta dan pedagang), dan ini juga akan
membantu pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Dan ada juga sebagaian instansi
melakukan pengambilan gaji melalui pihak perbankan.

4.2 Perkembangan Dana Masyarakat Pada Bank Syariah dan Konvensional


Penghimpunan dana masyarakat atau sering disebut sebagai dana pihak ketiga
(DPK) pada perbankan syariah di Sumatera Utara walaupun dari tahun 2000-2005
meningkat, tetapi pada tahun tertentu sempat mengalami penurunan yang cukup drastis.
Pada tahun 2000 total DPK dalam perbankan syariah adalah Rp 29.095 juta dan Rp

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

184.056 juta pada tahun 2001. Namun pada tahun 2002 DPK mengalami penurunan
menjadi Rp 117.150 juta. Pada tahun-tahun berikutnya, yaitu tahun 2003-2005 DPK
kembali mengalami peningkatan.
Tabel 4.7 Pertumbuhan DPK Perbankan Sumatera Utara dan Perbankan Syariah
di Sumatera Utara
Bank
Konvensional
(jutaan rupiah)
27.689.065
32.025.271
34.579.736
40.006.698
45.196.054
47.573.797

Bank
Pertumbuhan
Syariah
Tahun
(%)
(jutaan rupiah)
2000
29.095
2001
15,7
184.056
2002
8
117.150
2003
15,7
285.412
2004
13
586.185
2005
5,3
704.815
11,54
Rata-Rata
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Tahunan 2005 dan diolah

Pertumbuhan
(%)
532,6
-36,4
143,6
105,4
20,2
153,08

Sebagai perbandingan umum, pertumbuhan DPK bank syariah dari tahun 2000 ke
tahun 2001 meningkat sebesar 532,6%, sementara DPK perbankan konvensional adalah
15,7%. Akan tetapi, dari tahun 2001 ke 2002 terjadi penurunan yang cukup drastis pada
DPK perbankan syariah sebesar -36,4%, sementara perbankan konvensional adalah 8%.
Pertumbuhan rata-rata DPK bank syariah tahun 2000-2005 adalah 153,08% sedangkan
pertumbuhan rata-rata DPK bank konvensional adalah 11,54%.
600
500

persen

400
300

Syariah

200

Konvensional

100
0
-100

2000-2001 2001-2002 2002-2003 2003-2004 2004-2005

tahun

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Gambar 4.1. Pertumbuhan DPK Perbankan Sumatera Utara dan Perbankan Syariah di
Sumatera Utara
Sumber : Bank Indonesia, 2005 (data diolah)
Untuk perkembangan produk DPK bank syariah mengalami pertumbuhan yang
negatif pada tahun 2001-2002 yaitu sebesar -36,4%. Setelah itu pertumbuhan bank
syariah semakin membaik, walaupun tahun 2004-2005 petumbuhannya tidak begitu
tinggi, yaitu sebesar 20,2 %.

4.3 Karekteristik Responden


Dari 120 kuesioner yang disebar kepada responden, 100% berhasil kembali dan
layak untuk dianalisis. Uraian lebih lanjut adalah mengenai jawaban atau tanggapan
masyarakat terhadap bank syariah atau bank konvensional. Karekteristik responden yang
diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner yang dijadikan
sebagai responden adalah sebagai berikut:
4.4 Gambaran Responden Yang Diteliti
4.4.1 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin, Suku, dan Profesi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 120 responden, karekteristik
responden yang berdasarkan jenis kelamin, Suku, dan Profesi terlihat pada tabel di bawah
ini:

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Tabel 4.8 Karekteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Suku, dan Profesi
No
A
B

Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
1. Laki-Laki
2. Perempuan
Suku
1. Batak
2. Minang
3. Jawa
4. Melayu
Profesi
1. PNS
1. Pegawai Swasta
2. Wiraswasta
3. Mahasiswa
2. Lain-lain (Ibu Rumah Tangga, Guru, dll)

Jumlah

(%)

62
58

51,6
48,4

38
29
40
13

31,6
24,2
33,4
10,8

22
27
8
30
33

18,3
22,5
6,70
25,0
27,5

Sumber: Hasil Penelitian 2007


Tabel 4.8 di atas memperlihatkan bahwa responden yang berjenis kelamin lakilaki sebanyak 62 orang atau 51,6% lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan
sebanyak 58 orang atau 48,4% dari responden yang ada.
Responden yang mempunyai jumlah tebanyak berdasarkan suku adalah Jawa sebanyak 40
orang atau 33,4% dari keseluruhan responden yang ada, responden yang bersuku Batak
sebanyak 38 orang atau 31,6%, responden yang bersuku Minang sebanyak 29 orang atau
24,2%, dan responden yang bersuku Melayu sebanyak 13 orang atau 27, 5% dari
responden yang ada.
Responden yang mempunyai jumlah terbanyak berdasarkan tingkat profesi adalah
pekerjaan Pegawai Negeri Sipil sebanyak 22 orang atau 18,3 % dari keseluruhan
responden, responden yang memiliki tingkat pekerjaan Pegawai Swasta sebanyak 27
orang atau 22,5 % dari keseluruhan responden, responden yang memiliki tingkat

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

wiraswasta sebanyak 24 orang atau 20 % dari keseluruhan responden, responden yang


memiliki tingkat pekerjaan mahasiswa sebanyak 29 orang atau 24,2 % dari keseluruhan
responden dan responden yang memiliki tingkat pekerjaan ibu rumah tangga, guru, dan
lain-lain sebanyak 18 orang atau 15 % dari keseluruhan responden.
4.4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Menabung
Karakteristik responden berdasarkan jenis bank tempat nasabah menabung dapat
dilihat pada:
Tabel 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Bank Tempat Responden
Menabung
NO

1
2

JENIS BANK

Bank Syariah
Bank Syariah & Konvensional
Jumlah

JUMLAH
(orang)

(%)

60
60
120

50,00
50,00
100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2007 (data diolah)


Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50% responden menabung di bank
syariah saja. Sedangkan 50% atau 50 orang responden menabung di bank syariah &
konvensional. Angka di atas menunjukkan bahwa masyarakat menerima kehadiran bank
syariah, artinya bahwa masyarakat banyak menabung dan menjadi nasabah di bank
syariah. Keputusan masyarakat untuk menabung di Bank syariah, juga tidak terlepas dari
pelayanan bank syariah kepada masyarakat dan juga promosi pihak perbankan dalam
memperkenalkan bank syariah pada masyarakat sehingga masyarakat banyak mulai

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

menabung di bank syariah. Kehadiran Perbankan Syariah juga mempengaruhi pangsa


pasar perbankan, dimana bank-bank umum mulai membuka bank syariah.
4.4.3. Agama Nasabah
Gambaran umum keputusan masyarakat dalam memilih bank syariah atau bank
konvensional di Sumatera Utara berdasarkan agama terlihat pada:
Tabel 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
No
1.
2.

Agama

Jumlah
(orang)
Islam
106
Non Islam
14
Jumlah
120
Sumber : Hasil Penelitian 2007 (Data diolah)

(%)
88,3
11,6
100,00

Tabel 4.10 memperlihatkan bahwa responden dari tiga kecamatan yang diteliti
mayoritas beragama Islam sebanyak 106 orang atau 88,3%, lebih besar dibandingkan
yang beragama non Islam sebanyak 14 orang atau 11,6%. Walaupun penabung yang
beragama non Islam hanya 11,6%, namun hal ini menunjukkan bahwa kehadiran Bank
syariah dapat diterima oleh masyarakat non Islam. Angka ini menunjukkan walaupun
tidak banyak, bahwa kehadiran bank syariah bisa diterima oleh agama lain. Bank syariah
tidak hanya memberikan pelayanan kepada umat Islam tetapi juga memberikan pelayanan
kepada agama lain, karena sesungguhnya agama Islam adalah agama yang
rahmatanlilalamin.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

4.4.4. Karekteristik Tingkat Pendidikan


Responden yang dikelompokan ke dalam empat kelompok yaitu responden yang
berpendidikan SMU, Diploma, S1 dan S2. Proporsi tingkat pendidikan responden dapat
dilihat dari tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 Karekteristik Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan

Frekuensi
( orang )

Persentase
(%)

SMU
46
Diploma
36
S1
31
S2
7
Jumlah
120
Sumber : Hasil Penelitian 2007 (Data diolah)

38,3
30,0
25,9
5,80
100,00

Dari tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa responden yang mempunyai jumlah
terbanyak berdasarkan tingkat pendidikan adalah responden yang memiliki tingkat
pendidikan SMU sebanyak 46 orang atau 38,3 % dari keseluruhan responden, responden
yang memiliki tingkat pendidikan Diploma sebanyak 36 orang atau 30,0 % dari
keseluruhan responden, responden yang memiliki tingkat pendidikan S1 sebanyak 31
orang atau 25,9 %. Tingkat pendidikan S2 sebanyak 7 orang atau 5,8 % dari keseluruhan
responden yang ada. Dari ketiga kecamatan ini bahwa pendidikannya menengah ke atas,
hal

ini

berarti

bahwa

masyarakat

ini

tidak

mudah

dipengaruhi

dan

akan

mempertimbangkan sesuai dengan rasional. Dengan pendidikan menengah ke atas berarti


tingkat membaca masayarakat lebih besar dalam mencari informasi-informasi tentang
perbankan syariah.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

4.4.5 Karekteristik Tingkat Pendapatan


Responden penelitian ini dikelompokan menjadi lima bagian yaitu responden
yang berpendapatan antara Rp. 250.000 Rp. 1.000.000, responden yang berpendapatan
antara Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000 responden yang berpendapatan antara Rp.
2.000.000 Rp. 3.000.000, responden yang berpendapatan lebih besar dari Rp.3.000.000.
Proporsi tingkat pendapatan responden yang jelas dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12 Karekteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan
Tingkat Pendapatan
Rp. 250.000 - Rp. 2.000.000
Rp. 2.010.000 - Rp. 3.500.000
Rp. 3.510.000 - Rp. 4.500.000
> Rp. 4.500.000
Jumlah

Frekuensi
( orang )
12
85
22
1
120

Persentase
( %)
10,0
70,9
18,3
0,80
100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2007 (Data diolah)


Dari tabel 4.12 di atas diketahui bahwa, responden yang mempunyai jumlah
terbanyak berdasarkan tingkat pendapatan adalah responden yang memiliki tingkat
pendapatan antara Rp. 2.010.000 - Rp. 3.500.000 sebanyak 85 orang atau 70,9 % dari
keseluruhan responden, responden yang memiliki tingkat pendapatan antara

Rp.

3.510.000 Rp. 4.500.000 sebanyak 22 orang atau 18,3 % dari keseluruhan responden,
responden yang memiliki tingkat pendapatan antara Rp. 250.000 Rp 2.000.000
sebanyak 12 orang atau 10,0 % dari keseluruhan responden. Responden yang memiliki

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

tingkat pendapatan antara >Rp. 4.500.000 sebanyak 1 orang atau 0,8 %. Dari ketiga
kecamatan ini pengahasilannya rata-rata diatas Rp 2.000.000. Dengan tingkat pendapatan
yang seperti ini akan memungkinkan masyarakat untuk menabung pada institusi
perbankan, sehingga kehadiran institusi perbankan pada lokasi penelitian dianggap tepat.
4.4.6 Tabel Silang Antara Pendidikan dan Pendapatan
Tabel 4.13 Tabulasi Silang Antara Pendidikan dan Pendapatan
Pendidikan

Pendapatan
Rp. 250.000 Rp. 2.000.000

Rp. 2.010.000 Rp. 3.500.000

Rp. 3.510.000 Rp. 4.500.000

>Rp. 4.500.000

SMU

10

30

DIPLOMA

26

S1

24

S2

JUMLAH

12

85

22

Tabulasi silang antara pendidikan dan pendapat di atas bahwa, tingkat pendidikan
SMU yang pendapatannya Rp. 250.000

- Rp. 2.000.000 sebanyak 10 orang, yang

pendapatanya Rp. 2.010.000 - Rp. 3.500.000 sebanyak 30 orang, dan yang pendapatanya
Rp. 3.510.000 - Rp. 4.500.000 sebanyak 6 orang. Untuk tingkat pendidikan Diploma
yang pendapatannya Rp. 250.000

- Rp. 2.000.000 sebanyak 2 orang, yang

pendapatanya Rp. 2.010.000 - Rp. 3.500.000 sebanyak 26 orang, dan yang pendapatanya
Rp. 3.510.000 - Rp. 4.500.000 sebanyak 8 orang. Untuk tingkat pendidikan S1 yang
pendapatannya Rp. 250.000

- Rp. 2.000.000 tidak ada, yang pendapatanya Rp.

2.010.000 - Rp. 3.500.000 sebanyak 24 orang, dan yang pendapatanya Rp. 3.510.000 -

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Rp. 4.500.000 sebanyak 7 orang. Dan tingkat pendidikan S2 yang pendapatannya Rp.
250.000

- Rp. 2.000.000 tidak ada, yang pendapatanya Rp. 2.010.000 - Rp. 3.500.000

sebanyak 5 orang, dan yang pendapatanya Rp. 3.510.000 - Rp. 4.500.000 sebanyak 1
orang, serta pendapatannya > Rp. 4.500.000 sebanyak 1 orang
4.4.7 Karekteristik Tingkat Usia
Responden dibagi dalam lima yaitu kelompok usia 20 29 tahun, kelompok usia
30-39 tahun, kelompok usia 40-49 tahun, dan kelompok usia 50-59 tahun. Untuk
mengetahui proporsi usia, dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Karekteristik responden berdasarkan usia
Usia Responden
20-29 Tahun
30-39 Tahun
40-49 Tahun
50-59 Tahun
Jumlah
Sumber : Data Primer diolah

Frekuensi
( orang )
30
65
20
5
120

Persentase
(%)
25.0
54.2
16.6
4.20
100,00

Dari tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa kelompok responden yang mempunyai
jumlah terbanyak berdasarkan tingkat usia adalah responden yang berusia 30-39 tahun
sejumlah 65 orang atau 54.2 % dari keseluruhan responden, responden yang berusia 2029 tahun sejumlah 30 orang atau 25 % dari keseluruhan responden, responden yang
berusia 40-49 tahun sejumlah 20 orang atau 16.6 % dari keseluruhan responden, dan
responden yang berusia 50-59 tahun sejumlah 5 orang atau 4.2 % dari keseluruhan
responden yang ada. Dari data di atas ketiga kecamatan ini rata-rata usia 20-40 tahun,

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

artinya ditingkat usia yang dewasa ini responden lebih baik untuk membuat keputusan.
Baik itu dalam menabung atau kasus yang lain.

4.4.8 Karekteristik Jarak Tempuh


Responden dikelompokkan berdasarkan jarak tempuh dari rumah ke bank
tempat menabung. Di bagi dalam empat kelompok yaitu kelompok jarak tempuh 1-5 km,
kelompok jarak tempuh 5-10 km, kelompok jarak tempuh 10-15 km, dan kelompok jarak
tempuh 15-20 km. Proporsi jarak tempuh

responden dari rumah ke bank tempat

menabung yang jelas dapat di lihat pada tabel 4.15 berikut :


Tabel 4.15 Karekteristik responden berdasarkan jarak tempuh
Jarak tempuh

Frekuensi
orang
1 km - 5 km
72
5.1 km 10 km
33
10.1 km 15 km
11
15.1 km 20 km
4
Jumlah
120
Sumber: Hasil Penelitian 2007 (Data diolah)

Persentase
(%)
60.0
27.5
9.2
3.3
100,00

Dari tabel 4.15 di atas diketahui bahwa, responden yang mempunyai jumlah
terbanyak berdasarkan jarak mudah dicapai responden dari rumah ke bank tempat
menabung adalah responden yang jaraknya antara 1 km 5 km sebanyak 72 orang atau
60 % dari keseluruhan responden, responden yang jaraknya antara 5.1 km 10 km
sebanyak 33 orang atau 27.5 % dari keseluruhan responden, responden yang jaraknya
antara 10.1 km 15 km sebanyak 11 orang atau 9.2 % dari keseluruhan responden.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Responden yang jarak tempuhnya antara 15.1 km 20 km sebanyak 4 orang atau 4.3 %.
Dari ketiga kecamatan ini rata-rata jarak responden untuk menabung mudah di capai,
artinya minat masyarakat untuk menabung di bank syariah lebih besar. Masyarakat lebih
ingin menabung ditempat yang lebih dekat dari rumahnya, karena bisa lebih hemat
dengan ongkos dan waktu.
4.5 Hasil Estimasi Keputusan Masyarakat dalam Memilih Bank Syariah dan
Varaiabel yang Mempengaruhinya
Untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini maka dilakukan
estimasi, bagaimana pengaruh pendidikan, pendapatan, jarak tempuh, dan usia secara
bersamaan terhadap keputusan masyarakat pada bank syariah, ditunjukkan persamaan
regresi berikut ini:
Tabel 4.16 Hasil Estimasi Variabel-Variabel Penelitian
Variabel
Konstanta
Pendidikan (x1)
Pendapatan (x2)
Usia (x3)
Jarak (x4)

Koefesien
0.202319
0.096623
0.138189
0.213730
0.243370

t_stat
1.109260
2.502377
2.048986
4.305530
5.177909

Prob
0.2696
0.0137
0.0427
0.0000
0.0000

= 0.40
R2
F_tabel = 0.000000
Fhitung = 19.65
Sumber: Lampiran 3
Dilihat dari nilai F-statistik menunjukkan Fhitung (19.65) > Ftabel (0.000000), signifikan
pada tingkat keyakinan 99% ( 1%), artinya adalah sangat signifikan. Dengan demikian

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

dapat disimpulkan bahwa terdapat pendidikan, pendapatan, usia dan jarak mudah di capai
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan nasabah.
Koefisien determinasi menunjukkan R2 = 0.40 berarti adalah varaibel- variabel
tersebut (pendidikan, pendapatan,usia, dan jarak mudah dicapai) mempunyai pengaruh
sebesar 40 % terhadap keputusan responden untuk menjadi nasabah pada bank syariah,
sedangkan sisanya sebesar 60 % adalah disebabkan faktor-faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.

4. 6 Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisa data berdasarkan hasil penyebaran
kuisioner kepada responden yang terpilih. Berdasarkan data dari kuisioner tersebut maka
dapat diketahui keputusan masyarakat dalam memilih bank syariah atau bank
konvensional di Medan.
Untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap keputusan masyarakat
dalam memillih bank syariah atau bank konvensional di Medan, dapat dijelaskan sebagai
berikut:
4.6.1

Variabel Pendidikan

Pendidikan seseorang berbanding terbalik terhadap keputusan dalam memilih


bank syariah. Hal ini terlihat dari koefesien regresi (0.0966). Ini ini berarti adanya
pengaruh searah antara pendidikan seseorang dengan keputusan dalam memilih
bank syariah. Dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka keputusannya
dalam memilih bank syariah juga semakin tinggi. Berdasarkan hasil uji t-statitik

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

dapat dilihat bahwa t_statistiknya 2.5023 lebih besar dari nilai probabiliti 0.0137
( = 5% ). Berarti nilai probabiliti pendidikan

berpengaruh sebesar 0.0137

terhadap keputusan dalam memilih bank syariah. Hal ini berarti tingkat
pendididikan yang tinggi akan mempengaruhi minat menabung seseorang, maka
akan lebih mudah menerima bank syariah.

4.6.2

Variabel Pendapatan

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai koefisien regresi dari faktor pendapatan
adalah berbanding lurus dengan keputusan dalam memilih bank syariah. Hal ini
terlihat dari koefesien regresi (0.1381), ini berarti adanya pengaruh searah antara
pendapatan seseorang dengan keputusan dalam memilih bank syariah. Dimana
semakin tinggi tingkat pendapatan atau penghasilan maka keputusannya dalam
memilih bank syariah juga semakin tinggi. Berdasarkan hasil uji t-statitik dapat
dilihat bahwa t_statistiknya 2.0489 lebih besar dari probabiliti 0.427 ( = 5% ).
Berarti nilai probabiliti pendapatan

berpengaruh sebesar 0.427 terhadap

keputusan dalam memilih bank syariah. Hal ini berarti tingkat pendapatan yang
tinggi akan mempengaruhi minat menabung seseorang, maka akan lebih mudah
menerima bank syariah.

4.6.3

Varaibel Usia

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai koefisien regresi dari faktor usia adalah
berbanding lurus dengan keputusan dalam memilih bank syariah. Hal ini terlihat

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

dari koefesien regresi (0. 2137), ini berarti adanya pengaruh searah antara usia
seseorang dengan keputusan dalam memilih bank syariah. Dimana semakin tinggi
tingkat usia seseorang maka keputusannya dalam memilih bank syariah juga
semakin tinggi. Berdasarkan hasil uji t-statitik dapat dilihat bahwa t_statistiknya
4.3055 lebih besar dari probabiliti 0.000 ( = 1% ). Berarti nilai probabiliti usia
berpengaruh sebesar 0.000 terhadap keputusan dalam memilih bank syariah. Hal
ini berarti tingkat usia yang tinggi akan mempengaruhi minat menabung
seseorang, maka akan lebih mudah menerima bank syariah.

4.6.4

Variabel Jarak

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai koefisien regresi dari faktor jarak dari
rumah ke bank tempat menabung adalah berbanding lurus dengan keputusan
dalam memilih bank syariah. Hal ini terlihat dari koefesien regresi (0.2433), ini
berarti adanya pengaruh searah antara jarak tempuh seseorang dengan keputusan
dalam memilih bank syariah. Dimana semakin dekat jarak rumah ke bank tempat
menabung maka keputusannya dalam memilih bank syariah juga semakin tinggi.
Hal ini disebabkan orang-orang yang jarak tempuh dekat akan mudah memilih
bank syariah. Berdasarkan hasil uji t-statitik dapat dilihat bahwa t_statistiknya
5.1779 lebih besar dari probabiliti 0000 ( = 1% ). Berarti nilai probabiliti jarak
yang mudah dicapai

berpengaruh sebesar 0.000 terhadap keputusan dalam

memilih bank syariah. Hal ini berarti jarak yang dekat akan mempengaruhi minat
menabung seseorang, maka akan lebih mudah menerima bank syariah.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

4.7 Beberapa Saran Utama Responden terhadap Bank Syariah


Saran responden pada Bank Syariah Medan diperlihatkan pada tabel

Tabel 4.15 Saran Responden pada Bank Syariah Sumatera Utara


Aspek
1. Terkait

Keterangan
] Dapat mempertahankan syariat Islam

dengan

] Mambangun pemahaman Islam dengan baik

prinsip

sehingga dapat menjalankan konsep syariah.

syariah

] Istiqomah dalam menjalankan bank syariah

Jumlah
5 orang
9 orang

sebagai bank yang bernuansa Islami


] Tetap pada sistem syariah, dan kembangkan 18 orang
nuansa Islami
25 orang
2. Terkait

] Bank Syariah harus menggunakan teknologi 42 orang

dengan

yang baik

agar dalam melayani nasabah

kenyaman

dapat cepat dan akurat

an

] Lebih meningkatkan keramahan

pelayanan

] Profesionalisme SDM dan fasilitas yang


memadai

65 orang
78 orang

] Mempercepat pengurusan ATM


] Permudah proses peminjaman untuk usaha 50 orang
kecil
] Melunakkan syarat kredit kecil

80 orang

] Lingkungan/ lokasi bank yang Islami, 47 orang


tempat parkir kendaraan
] Fasilitas no antrian dan transfer uang

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

34 orang

] Penambahan customer service


] Pelayanan

28 orang

dan kepuasan nasabah lebih 94 orang

ditingkatkan
3. Terkait
dengan
harapan
kepada
bank
syariah
agar dapat
berkemba
ng cepat

] Promosinya harus lebih gencar

49 orang

] Semoga bank syariah maju pesat untuk


memancarkan perekonomian Islam

76 orang

] Ke depan harus lebih unggul dari bank


konvensional
] Perbanyak

nasabah

UKM

dan

retail 36 orang

perorangan/profesional
] Semoga bank syariah mampu mengatasi 41 orang
kemiskinan bangsa Indonesia
] Utamakan

kemashlahatan

umat,

bukan 62 orang

orientasi bisnis
] Membuka cabang di pusat perbelanjaan / 70 orang
bisnis
] Fasilitas ATM ditambah

34 orang

] Perluas jaringan (kantor cabang)

50 orang

] Bekerja untuk kepentingan bersama (umat)

82 orang

] Lebih bervariasi media yang digunakan 37 orang


untuk advertising
] Kredit usaha mikro (UKM) dimasuki agar 89orang
membantu rakyat kecil
] Supaya cepat maju, bagi hasil harus lebih 30 orang
besar dari bunga di bank konvensional
Sumber: Hasil Penelitian 2007 (data diolah)

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uarain dan hasil analisis yang telah dikemukan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis penelitian membuktikan bahwa variabel pendidikan, variabel
pendapatan (Pt),

variabel usia dan variabel jarak mudah dicapai (Jtm) secara

bersama-sama mempunyai pengaruh positif dan signifikan pada = 5% dan = 1%


terhadap keputusan nasabah untuk menabung di bank syariah.
2. Dari keempat variabel bebas, terlihat bahwa variabel usia dan jarak, merupakan
variabel yang memberikan kontribusi paling besar dalam hubungan keputusan
masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan.
3. Secara simultan ada pengaruh nyata dari variabel bebas terhadap variabel terikat
(keputusan dalam memilih bank syariah) dengan F_hitung > F_tabel.
4.

R2 = 0.40 berarti beberapa variabel tersebut ( pendidikan, pendapatan, usia dan jarak
mudah dicapai) mampu menjelaskan sebesar 40 % terhadap keputusan responden
untuk menjadi nasabah pada bank syariah, sedangkan sisanya sebesar 60 % adalah
jelaskan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

5.2 Saran
Dari hasil studi empiris yang dilakukan, maka dibuat beberapa saran dan
kebijakan untuk pihak-pihak terkait antara lain sebagai berikut:
1. berdasarkan kesimpulan diatas bahwa varaibel usia dan jarak merupakan variabel
yang utama dan memberikan kontribusi palinh besar dalam hubungannya dengan
keputusan masyarakat dalam menabung pada bank syariah di Medan. Oleh karena
itu untuk mempengaruhi keputusan masyarakat dalam menabung pada bank
syariah dapat dilakukan dengan membuka unit syariah
2. Untuk mempengaruhi keputusan masyarakat menabung di bank syariah dapat
dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
bank syariah agar masyarakat mengerti tentang perbankan syariah. Hal ini dicapai
dengan cara menggugah perhatian (awareness) dan membangun pengetahuan
(knowledge). Komposisi pesan yang sesuai bagi tahapan ini adalah lebih
menekankan kepada pendekatan moral (dari sisi agama) dengan dilengkapi
penjelasan rasional.
3. Bagi peneliti yang berminat untuk mengkaji bank syariah dalam ruang lingkup
yang berbeda, disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain yang mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap keputusan dalam menabung pada bank
syariah di Medan.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Syafii, 2001, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani, Jakarta.
Arif, Sritua, 1993, Metode Penelitian Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Chapra, Umar, 2001, Masa Depan Ilmu Ekonomi Sebuah Tinjauan Islam, Gema Insani
Press, Jakarta.
Djamaluddin, Malik, 1994, Dasar-Dasar Pemasaran Jilid I, Prenhalindo, Jakarta.
Karim, Adiwarma, 2001, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Gema Insani Perss,
Jakarta.
Muhammad, 2002, Kebijakan iskal Dan Moneter Dalam Ekonomi Islam, Salemba Empat,
Jakarta.
Manurung, Prathama, 2004, Uang Perbankan Dan Ekonomi, Jakarta.
R. Barbara, Lewis, Servic Quiality, The International journal Of Bank Marketing, Vol
11, Issue, 67.p.19-25.
Remy, Sjahdeni, 1999, Perbankan Islan Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
Sugiono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Somantri, Mama, H, 2002, Cetak Biru Pengembangan Perbankan SyariahIndonesi,
Jakarta.
Susanto, Anang Arif, 2004, Membangun Loyalitas Nasabah Bank Syariah, Yogyakarta.
Sumitro, Wrakum, 1997, Asas-Asas Perbankan Islam Dan Lembaga Terkait BAMUI dan
TAKAFUL di Indonesia, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Wayne, Pace, Faules, 1998, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja


Perusahaan, PT. Raja Rosdakarya, Bandung.
Tesisi/ Skripsi
Afrizal, 2004, Pengauruh Kualiras Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah PT. Bank
Syariah Mandiri Cab. Medan, Program Studi ilmu Manajmen.
Marbun, Ainun Atiqa, Analsisi Kepauasan Nasabah Perbankan Konvensional dan
Perbankan Syariah di Medan, Skripsi Ekonomi Pembangunan, USU, Medan.
Sudradjat,Ilyda, 2006, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudhorobah Pada
Bank Syariah di Sumatera Utara, Megister Ekonomi Pembangunan.
Jurnal/Buletin
Khristioanto, Wheny, Ahmad Rifa;i, 2005, The effects Of Customers Psychological On
The Decesion For Joining Syariah Folk Credit Banking, ISTEC Journal, Vol.
5, May.
Lenna, Elitan, Stategi Mendongkrak Kualitas Pelayanan, Kajian Ekonomi dan akuntansi,
No-15/Th X, Januari hal:14-24.
Mutasowifin, Ali, 2003, Mengggas Strategi Pengembangan Perbankan Syariah di Pasar
Non Muslim, Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 3, No.1.
Nasution, Chairuddin Syah, 2003, Manajemen Kredit Syariah Bank Muamalat, Jurnal
Kajian Ekonomi Dan Keuangan, Vol. 7, No.3.
Pardede, Marulak, Ahyar Ary Gayo, Fenomena Dual Banking System, Buletin Hukum
Perbankan Dan Kebanksentaralan, Vol. 3, No.1.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Lampiran 1: KUESIONER

KUESIONER
BAPAK/IBU/SAUADARA YANG TERHORMAT,
MOHON KESEDIAAN BAPAK/IBU/SAUDARA UNTUK MEMBUAT MENGISI
KUESIONER YANG TELAH DISEDIAKAN BERKAITAN DENGAN PENELITIAN
TENTANG KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH BANK SYARIAH DI
MEDAN. PERTANYAAN BERIKUT INI BERTUJUAN UNTUK STATISTIK
RESPONDEN.

KAMI

AKAN

MENJAGA

KERAHASIAAN

JAWABAN

BAPAK/IBU/SAUDARA. ATAS PERHATIAN BAPAK/IBU/SAUDARA KAMI


UCAPAKAN TERIMA KASIH.

Bagian I Identitas Responden


Jenis Kelamin

Laki-Laki
Perempuan
Suku

:
Batak
Minang
Jawa
Melayu

Profesi

:
PNS
Pegawai Swasta

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Wiraswasta
Mahasiswa
Lain-Lain

Bagian II Pertanyaan
Tempat Menabung

Bank Syariah
Bank Konvensional
Agama

:
Islam
Non Islam

Pendidkan

SMU
Diploma
S1
S2
Pendapatan

Rp. 250.000

- Rp. 2.000.000

Rp. 2.000.000 - Rp. 3.500.000


Rp. 3.500.000 - Rp. 4.500.000
Rp. 4.500.000

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Usia

:
20-29 Tahun
30-39 Tahun
40-49 Tahun
50-59 Tahun

Jarak Tempuh :
1 km - 5 km
5 km 10 km
10 km 15 km
15 km 20 km
Bagian III Saran Untuk Bank Syariah
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
......................................................................................................

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Lampiran 2: Skor Penilaian Variabel-Variabel Penelitian


KM
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

PD

PT
3
3
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
1
1
1
1
1
1
1
2
2
3
3
3
3
2
1
2
3
3
3
1
1
2
2
2
2

Us
3
3
3
3
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
1
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2

Jmt
1
3
3
3
4
3
3
3
2
2
4
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
4
3
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
2
1
2
2
2
2
2
2

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

2
2
1
2
3
4
2
2
2
3
3
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
2
4
3
2
1
4
1
2
4
1
1
1
2
2
1
2
3
2
1
2
2
2
1
2
1
1
3

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

2
2
1
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
1
1
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
3
3
2
2
3
3
1
3
1
1
1
2
4
4
4
2
2
2
2
1
1
1
4

2
2
1
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2

2
2
2
2
1
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
2
4
3
2
1
4
1
2
1
1
1
1
2
2
1
2
3

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

3
3
1
3
3
2
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
3
1
1
1
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

4
2
1
2
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
2
1
1
3
1
2
1

2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1

2
1
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Lampiran 3: Hasil Estimasi Keputusan Masyarakat Terhadap


Bank Syariah di Medan

Dependent Variable: KM
Method: Least Squares
Date: 07/08/07 Time: 22:19
Sample: 1 120
Included observations: 120
Variable
Coefficient
PD
0.096623
PT
0.138189
JTM
0.243370
USS
0.213730
C
0.202319
R-squared
0.406048
Adjusted R-squared 0.385388
S.E. of regression
0.393575
Sum squared resid
17.81362
Log likelihood
-55.82093
Durbin-Watson stat
0.622251

Std. Error t-Statistic


0.038612 2.502377
0.067442 2.048986
0.047002 5.177909
0.049641 4.305530
0.182391 1.109260
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Prob.
0.0137
0.0427
0.0000
0.0000
0.2696
1.491667
0.502027
1.013682
1.129828
19.65455
0.000000

White Heteroskedasticity Test:


F-statistic
Obs*R-squared

2.368441
17.49709

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 07/08/07 Time: 22:24
Sample: 1 120
Included observations: 120
Variable
Coefficient
C
-0.204564
PD
0.063328
PD^2
-0.010170
PT
0.047278
PT^2
-0.012067
USS
0.222430
USS^2
-0.035583
JTM
-0.011730
JTM^2
-0.009723
R-squared
0.145809
Adjusted R0.084246
squared
S.E. of
0.166104
regression
Sum squared
3.062534
resid
Log likelihood
49.82231
Durbin-Watson
1.649494
stat

Probability
Probability

0.021553
0.025330

Std. Error t-Statistic


0.180282 -1.134692
0.084927 0.745675
0.018983 -0.535730
0.137076 0.344903
0.029979 -0.402526
0.090980 2.444820
0.019643 -1.811506
0.094698 -0.123866
0.021874 -0.444481
Mean dependent var
S.D. dependent var

Prob.
0.2589
0.4574
0.5932
0.7308
0.6881
0.0161
0.0728
0.9016
0.6576
0.148447
0.173576

Akaike info criterion

-0.680372

Schwarz criterion

-0.471310

F-statistic
Prob(F-statistic)

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

2.368441
0.021553

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

MARDALENA : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KEPUTUSAN MASYARAKAT DALAM MENABUNG


PADA BANK SYARIAH DI MEDAN, 2008.

Anda mungkin juga menyukai