Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS PENERAPAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP


EFEKTIVITAS PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI
KASUS PT.POS INDONESIA PERSERO MEDAN)

Oleh

CINDY ELAISAH
NIM. 0502173498

Program Studi
AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Cindy Elaisah

Nim : 0502173498

Tempat/Tanggal Lahir : Medan 18 April 1999

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl. Tg. Morawa dusun III gg. Salak No.342

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul

“ANALISIS PENERAPAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI


DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI
KASUS PT.POS INDONESIA PERSERO MEDAN)” benar karya asli
saya, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila
terdapat kesalahan dan kekeliruan didalamnya, sepenuhnya menjadi
tanggungjawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Medan 14 February 2022

Yang membuat pernyataan

Cindy Elaisah

0502173498
PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul

ANALISIS PENERAPAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM


SIKLUS PENJUALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP
EFEKTIVITAS PEMBUATAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI
KASUS PT.POS INDONESIA PERSERO MEDAN)”

Oleh :

Cindy Elaisah

Nim : 0502173498

Dapat Disetujui Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Akuntansi Syariah (S.Akun) Pada Program Studi

Akuntansi Syariah

Medan, 12 Februari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Imsar, M.Si Laylan Syafina, M. Si

NIP : 198703032005031004 NIP : 199108272018012002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Syariah

Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nst. M.A

NIDN.2001077903
ABSTRAK
Cindy Elaisah, Nim 0502173498 “Analisis Penerapan Informasi dan Komunikasi
Dalam Siklus Penjualan dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Pembuatan
Laporan Keuangan ( Studi Kasus PT.Pos Indonesia Persero Medan)”. Dibawah
bimbingan Bapak Imsar,M. Si. Sebagai Pembimbing Skripsi I dan Ibu Laylan
Syafina,M. S.i. Sebagai Pembimbing Skripsi II.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peranan sistem
pengendalian khususnya infomasi dan komunikasi terhadap efektivitas pembuatan
laporan keuangan pada PT POS Indonesia Persero (Medan). Penelitian ini adalah
analisis deskriptif, yaitu analisis data yang diperoleh dengan menggunakan kata-
kata atau kalimat dengan dasar teori-teori yang mendukung dan berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas dan berfungsi sebagai penjelasan atas analisis data
tersebut. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PT. Pos Indonesia
Persero serta hasil analisa dengan cara membandingkan Tata Kelola Organisasi
(TKO) dengan kondisi aktual di lapangan. Dapat diketahui bahwa PT.Pos
Indonesia Persero cukup efektif dalam melaksanakan pengendalian internal
komponen informasi dan komunikasi. Hal ini dapat dibuktikan dari penerapan
TKO Penjualan di seluruh bagian yang berkaitan dengan proses penjualan
tersebut telah dilaksanakan dengan baik.

Kata Kunci : SIA, Laporan Keuangan, Siklus Penjualan


ABSTRACT

Cindy Elaisah, Nim 0502173498 "Analysis of the Application of Information and


Communication in the Sales Cycle and Its Impact on the Effectiveness of
Financial Reporting (Case Study of PT. Pos Indonesia Persero Medan)". Under
the guidance of Mr. Imsar, M. Si. As Thesis Supervisor I and Mrs. Laylan Syafina,
M. S.i. As Thesis Advisor II.

The purpose of this study was to determine how big the role of the control system,
especially information and communication on the effectiveness of making
financial reports at PT POS Indonesia Persero (Medan). This research is a
descriptive analysis, namely the analysis of data obtained by using words or
sentences based on theories that support and relate to the problems discussed and
serve as an explanation for the analysis of the data. From the results of research
conducted by researchers at PT. Pos Indonesia Persero and the results of the
analysis by comparing Organizational Governance (TKO) with actual conditions
in the field. It can be seen that PT. Pos Indonesia Persero is quite effective in
carrying out internal control of information and communication components. This
can be proven from the implementation of TKO Sales in all parts related to the
sales process that has been carried out properly.

Keywords: SIA, Financial Statements, Sales Cycle


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam atas
segala nikmat yaitu nikmat kesehatan, nikmat rezeki, nikmat umur yang panjang
dan nikmat kelapangan waktu yang telah Allah beri kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan
Informasi dan Komunikasi Dalam Siklus Penjualan dan Dampaknya
Terhadap Efektivitas Pembuatan Laporan Keuangan (Studi Kasus PT.Pos
Indonesia Persero Medan)”. Tidak lupa shalawat dan salam senantiasa penulis
hanturkan kepada Suri Tauladan Umat Islam ialah Baginda Nabi Muhammad
SAW, semoga kelak kita masuk kedalam jajaran umat nya yang mendapatkan
naungan syafaatnya di yaumil akhir kelak. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan dan untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)
Akuntansi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya berkat bantuan dari banyak pihak


yang telah ikut membantu secara materil maupun nonmateril. Pada kesempatan
ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada orang-orang yang
terkait didalam terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih yang teristimewa kepada
orang luar biasa yang menjadi perantara lahirnya penulis di muka bumi ini, ialah
kedua orang tua penulis, Ayah Edi Prianto dan Ibu Liswarni tercinta Serta yang
selalu memberikan kasih sayang, dukungan tak pernah henti, doa yang tak pernah
putus kepada penulis. Salam cinta dan takjub penulis untuk Ayah, Ibu. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri SumateraUtara.
2. Bapak Dr. Muhammad Yafiz, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN SumateraUtara.
3. Ibu Dr. Marliyah, M.Ag, selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Fauzi Arif Lubis, MA, selaku WakilDekanII Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara.
5. Bapak Dr. Mustafa Kamal Rokan, M.H, selaku WakilDekanIII Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera Utara.
6. Ibu Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nst., S.HI., M.A, selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Syariah UIN Sumatera Utara, yang tak pernah lelah
memberikan semangat, memberikan masukan, bimbingan, arahan dan
saran – saran yang sangat berharga kepada penulis selama proses
penyelesaian tugas akhir.
7. Bapak Hendra Harmain, S.E., M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Syariah UIN SumateraUtara.
8. Kepada Ibu Rahmi Syahriza, S.THI, MA selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak memberikan masukan, bimbingan, arahan,
dan saran – saran yang baik kepada penulis mulai awal penyusunan
skripsi sampai penyelesaian skripsi.
9. Bapak Imsar, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I bagi penulis yang
mana telah banyak memberikan masukan, bimbingan, arahan dan saran -
saran yang baik kepada penulis mulai awal penyusunan skripsi sampai
penyelesaian skripsi.
10. Ibu Laylan Syafina, M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
banyak memberikan masukan, bimbingan, arahan, dan saran – saran yang
baik kepada penulis mulai awal penyusunan skripsi sampai penyelesaian
skripsi.
11. Seluruh dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya, terima kasih atas ilmu yang telah
diberikan serta membantu penulis dalam kegiatan selama perkuliahan.
12. Kepada seluruh Departemen dan Staff PT.Pos Indonesia Persero Medan
yang telah meluangkan waktu kepada peneliti ditengah kesibukannya.
13. Kepada Sahabat Saya Dinda Syahli Nabila Pulungan yang telah
menemani penulis sejak menduduki bangku kuliah hingga sekarang serta
selalu mendukung dan memberikan semangat kepada penulis. Semoga
persahabatan ini kekal sampai Jannah-Nya Allah Subhana wa ta’ala.
Aamiin.
14. Kepada Sahabat saya Juju, Mitha, Rully yang selama ini telah telah
menemani penulis dari awal perkuliahan hingga akhir penulisan skripsi
ini serta mendukung dengan memberikan semangat kepada penulis.
Semoga persaudaraan ini kekal sampai Jannah-Nya Allah Subhana wa
ta’ala. Aamiin.
15. Keluarga besar Akuntansi Syariah angkatan 2017 terkhusus kelas aks E
yang selama ini telah berjuang bersama selama masa perkuliahan, yang
telah memberikan semangat, motivasi dan dorongan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis yang
mendukung serta banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data
dan informasi untuk penyusunan skripsi ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1. Latar Belakang...........................................................................................1

2. Rumusan Masalah.....................................................................................9

3. Maksud Penelitian.....................................................................................9

4. Manfaat Penelitian...................................................................................10

BAB II KAJIAN TEORITIS...............................................................................10

A. Kajian Teoritis...............................................................................................11

1. Mekanisme Data Akuntansi (Accounting Information System).............11

2. Siklus penjualan.......................................................................................15

3. Data finansial...........................................................................................24

B. Penelitian Terdahulu......................................................................................27

C. Kerangka Pemikiran......................................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................35

A. Pendekatan penelitian..................................................................................35

B. Tempat serta Waktu Penelitian...................................................................36

C. Subjek serta Objek Penelitian.....................................................................37

D. Jenis serta Sumber Data..............................................................................38

E. Teknik Pengelompokan Data......................................................................39

F. Teknik Pengamatan Data............................................................................41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................43


A. Hasil Penelitian...........................................................................................43
1. Sejarah Singkat PT.Pos Indonesia..........................................................43
2. Profil PT.Pos Indonesia..........................................................................44
3. Visi serta Misi Perupayaan.....................................................................45
4. Struktur Lembaga...................................................................................46
5. Tugas serta Tata Kerja............................................................................47
6. Jaringan upaya Tindakan........................................................................51
7. Kinerja upaya Terkini.............................................................................55
B. Pembahasan dan Hasil................................................................................56
1. Siklus Penjualan.....................................................................................56
2. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi....................................................59
3. Analisis Terhadap Sistem Informasi Akuntansi.....................................63
4. dampak Terhadap EfektivitasLaporan Keuangan..................................67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................71
A. KESIMPULAN............................................................................................71
B. SARAN.........................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................75
DAFTAR TABEL

Tabel Hal
1. Penelitian Terdahulu.....................................................................................27
2. Tabel Penelitian.............................................................................................35
3. Daftar Kantor Cabang...................................................................................51
4. Mitra SOPP PT.Pos Indonesia......................................................................52
5. Mitra I-PT.Pos Indonesia..............................................................................54
6. Jurnal Transaksi Pemasaran..........................................................................57
7. Jurnal saat PT.Pos Indonesia Mewarisi Good Issue......................................57
8. Jurnal Terhadap Saat Invoicing.....................................................................62
9. Transaksi Pemasaran.....................................................................................66
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Alat-alat Pengolahterhadap mekanisme Data...............................................16
2. Skema Kerangka Pemikiran..........................................................................32
3. Struktur Lembaga..........................................................................................47
4. Diagram Alur Flowchart...............................................................................62
5. Skema Tugas serta Peran Complience Sytem................................................70
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara yang berbentuk Perusahaan


Perseroan (PERSERO) sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 dan Perusahaan Umum (PERUM)
sebagimana yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
1998. BUMN adalah Badan Usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. PERSERO adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau
sedikitnya 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara
Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. PERUM
adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbatas
atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 19 tahun


2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara, dijelaskan melalui pasal 2 bahwa
BUMN memiliki maksud dan tujuan berupa:

a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian


nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya
b. Mengejar keuntungan;
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyedia barang
dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak;

1
2

d. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat


dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;

e. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha


golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat1.

Menurut Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor


1232/KMK.013/1989 pasal 1yang dimaksud dengan Badan Usaha Milik
Negara adalah badan usaha dan anak perusahaan BUMN yang seluruh
modalnya dimiliki Negara0. Jadi, karena pemilik modal adalah Negara,
berarti manajemen sangat dipengaruhi oleh pemerintah dan menjadi sarana
kebijakan yang biasa cendrung bersifat politis atau menyangkut
kesejahteraan masyarakat, hajat hidup orang banyak dan pemerataan hasil
pembangunan0.

Mantan menteri kuangan Sri Mulyani menyoroti buruknya laporan


keuangan perusahan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Penerapan
IFRS merupakan salah bentuk best practices di dunia bisnis.Dengan
pengintegrasian IFRS dalam standar akuntansi keuangan indonesia
diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi perusahaan
sehingga lebih banyak perusahaan Indonesia nantinya bisa terdaftar
(listing) di pasar modal luar negeri0.

Banyak BUMN yang saat ini terjerat masalah keuangan. Hal ini
terbukti dari hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) terhadap Temuan yang ditemukan dalam audit Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) pada semester I 2013 terhadap 10 entitas pada 21 objek
pemeriksaan di lingkungan BUMN dengan 510 kasus. Temuan itu terdiri

1
DPRRI,“BadanUsahaMilikNegara(BUMN)”,https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/
kamus/file/kamus-240.pdf. Diunduh pada tanggal 28 juni 2021
0
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1232/MK.013/1989
0
Zainal Asikin, Disvestasi Saham Dalam Perspektif Keadilan, Jurnal Ius Vol.1, 1;.h. 168
0
KORANTEMPO.“LaporanKeuanganBUMNDisorot”.https://koran.tempo.co/read/
ekonomi-dan-bisnis/199470/laporan-keuangan BUMN-disorot. Diunduh pada tanggal 28 juni 2021
3

dari enam kasus temuan ketidakhematan sebesar Rp 4,19 miliar, dua


temuan ketidakefisienan sebesar Rp 2,28 miliar, dan 28 kasus merupakan
temuan ketidakefektifan sebesar Rp 44,75
4

triliun.BPK menerapkan penerapan sistem pengendalian internal


yang efektif dan pengelolaan risiko perusahaan secara terpadu0.

Pemeriksaan keuangan dilakukan terhadap tiga BUMN, yaitu PT


Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kasus Garuda memang jadi perhatian
serius, setelah sebelumnya maskapai flag carrier itu pernah melakukan
manipulasi laporan keuangan.PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bisa jadi
kasus yang paling banyak menyita waktu di Kementerian BUMN.
Ketidakhati-hatian dalam investasi dinilai memicu masalah keuangan
Jiwasraya. Investasi terkonsentrasi pada saham dan reksa dana saham
berkualitas rendah. Ada pula indikasi rekayasa dalam hal pembentukan
harga saham. Akibatnya, Jiwasraya kesulitan memenuhi kewajiban
pembayaran klaim Rp 16 triliun. Ekuitas Jiwasraya per Desember 2019
juga tercatat negatif, yakni Rp 28 triliun. Dana yang dihimpun dari Saving
Plan diinvestasikan pada instrumen saham dan reksa dana berkualitas
rendah dan tidak sesuai dengan ketentuan. Investigasi Badan Pemeriksa
Keuangan terhadap PT Asuransi Jiwasraya (Persero) pada 2018
menemukan adanya dugaan kejahatan korporasi dalam pengelolaan
perusahaan. Praktik yang diduga melibatkan jajaran direksi, manajer, dan
pihak lain di luar perusahaan itu mengakibatkan kerugian internal dan
negara.PT Asabri (Persero) mengakui kerugian perusahaan bersumber dari
kesalahan pengelolaan investasi. Demi menahan laju kerugian investasi,
jajaran direksi Asabri berkomitmen memetakan ulang aset0.

Laporan keuangan BUMN dikritik oleh mantan Menteri Ekonomi


Sri Mulyani, dikarenakan masih cukup banyak laporan keuangan Badan
Usaha Milik Negara yang belum mengikuti standar pelaporan keuangan.
Hal ini menyebabkan tidak diperbolehkannya sebagian besar BUMN
untuk listing di pasar modal asing, hanya PT. Telekomunikasi Indonesia
0
BPK RI, “Audit BPK BUMN”, https://www.bpk.go.id/news/bpk-audit-subsidi-bumn.
Diunduh pada tanggal 28 juni 2021
0
Kompas.com,“Deretan BUMN Tersandung Kasus pada Era Erick Thohir”,
https://money.kompas.com/read/2020/02/26/211100226/deretan-bumn-tersandung-kasus-pada-era-
erick-thohir? page=all#page2. Diunduhpadatanggal28juni 2021
5

Tbk, yang telah listing. Pemerintah terus berusaha memperbaiki laporan


keuangan BUMN.Hal ini untuk bertujuan agar
6

BUMN menjadi lebih transparan dan memudahkan investor untuk


menanamkan modal didalam Negeri.

Keberadaan BUMN di Indonesia memilikiketerkaitan yang erat


dengan amanat Pasal 33 Undang-Undang DasarNegara Republik
Indonesia Tahun 1945, utamanya ayat (2) dan (3).Ayat 2 ditulis, “Cabang-
cabang produksi yang penting bagi Negara danyang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negara”.
Sedangkan pada ayat (3) ditulis, “ Bumi dan air dan kekayaan alamyang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakanuntuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat”. Penguasaan oleh Negarasebagaimana yang
disampaikan oleh Pasal 33 tersebut, bersifat pentingagar kesejahteraan rakyat
banyak terjamin dengan dapatnya rakyatmemanfaatkan sumber-sumber
kemakmuran rakyat yang berasal daribumi, air dan kekayaan alam di
dalamnya.Guna menjalankan penguasaan tersebut, negara melaluipemerintah
kemudian membentuk suatu Badan Usaha Milik Negara,yang semula dikenal
dengan sebutan perusahaan negara, yang bertugasmelaksanakan penguasaan
tersebut0.
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan
pencatatan akuntansi. Melalui laporan keuangan tersebut dapat diperoleh
informasi mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.Laporan Keuangan ini
merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan perusahaan kepada para
pengguna informasi laporan keuangan. Pengertian laporan keuangan menurut
PSAK No1 Paragraf ke 7 Revisi 2009 Laporan Keuangan adalah suatu penyajian
terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitasdan memiliki
tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik”0.

0
Ibrahim R, Prospek BUMN dan Kepentingan Umum, Penerbit PT. Citra AdityaBakti,
Bandung, 1997, h. 104
0
Evada Dewata. et. al, Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan, Palembang: Intekna,2017.
7

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 (Revisi 2009) adalah


memeberikan informasi mengenai posisi keuangan dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) dan
pertanggung jawaban sumber daya yang dipercaya kepadanya.
3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
4. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu0.
Oleh kerena itu laporan keuangan harus disajikan secara wajar
sehingga dapat membantu para pengguna laporan keuangan untuk
mengambil keputusan terkait dengan perusahaan tersebut.Untuk
mewujudkan laporan keuangan yang bebas dari salah saji dan kesalahan
informasi maka dibutuhkan sistem pengendalian internal yang baik serta
terstruktur dengan baik di lingkungan perusahaan.
Sistem pengendalian internal adalah salah satu cara yang digunakan untuk
mengantisipasi kecurangan dan mengantisipasi kemungkinan piutang tak tertagih,
dengan adanya pengendalian piutang dapat meminimalisasi kerugian yang di
akibatkan piutang tak tertagih. Pengendalian intern perusahaan merupakan suatu
rencana organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi, menjaga aset, memberikan informasi yang akurat,
mendorong mematuhi peraturan dan ketentuan manajemen yang telah ditetapkan 0.
Sistem pengendalian intern menurut COSO meliputi 5 komponen yaitu
lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan0.
0
Dwi Martani,et.al., Akuntansi Keuangan Menengah (Jakarta: Salemba Empat,2018),h.9.
0
Gary Hamel, “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada PT Nusantara
Surya Sakti”, Jurnal Emba(Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 274-281),h.275
0
Mira C. Mokoginta, “Analisis Sistem Pengendalian Intern Berbasis COSO Terhadap
Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris PT. Nengga Pratama Inter Nusantara)”, (Skripsi
8

Dengan adanya pengendalian internal dapat diketahui bahwa pengendalian


internal memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas dari laporan
keuangan perusahaan. Dengan demikian pengendalian internal merupakan elemen
penting yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembuatan laporan
keuangan yang bebas dari salah saji dan informasi.Oleh karena itu, maka
dibutuhkan pengendalian internal yang kuat untuk mengawasi pembuatan laporan
keuangan.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan pemeriksaan dengan tujuan
tertentu (PDTT) kepada 21 BUMN terkait dengan operasional perusahaan milik
negara tersebut, yang salah satunya mengakibatkan hilangnya potensi pendapatan.
Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester II Tahun 2015 menyatakan hasil
pemeriksaan pada BUMN mencakup 21 objek pemeriksaan atas operasional
BUMN dan tiga objek pemeriksaan atas pengelolaan lahan. Pada Semester
II/2015, BPK menyelesaikan pemeriksaan terhadap pengelolaan operasional pada
21 BUMN yang terdiri dari tiga perum dan 18 persero. Lembaga audit negara itu
menyatakan hasil pemeriksaan menyimpulkan pada umumnya BUMN telah
merancang dan menyusun Sistem Pengendalian Intern (SPI) secara memadai,
namun penerapannya belum optimal. Hal itu terlihat terkait dengan upaya
mengamankan kekayaan perusahaan, pengelolaan pendapatan, biaya dan investasi
belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
"Simpulan itu didasarkan atas kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam
operasional BUMN, baik dari aspek pengendalian intern maupun kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan," demikian dokumen IHPS II Tahun
2015. BPK menemukan permasalah terdiri dari berbagai macam yakni SOP yang
belum disususn, pelaksanaan kebijakan yang mengakibatkan hilangnya potensi
penerimaan, SOP yang tak ditaati dan lain-lain. Sejumlah masalah adalah PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk (belum memiliki kebijakan strategis untuk
perluasan pangsa pasar dan SOP penutupan rute penerbangan).   Lainnya adalah
PT Semen Padang (belum memiliki SOP tentang penyusunan HPS dalam proses
pengadaan); PT Kimia Farma Tbk (belum memiliki kebijakan baku dalam

Program Studi D4Akuntansi KeuanganPoliteknik Negeri Manado),2015,h.1


9

penghapusan piutang ragu-ragu); PT Angkasa Pura II (belum memiliki prosedur


sebagai data pembanding manifest jumlah penumpang final yang menajdi subjek
pelayanan jasa pesawat udara, sehingga pendapatan hanya didasarkan manifest
final yang disahkan pejabat perusahaan penerbangan). Perusahaan yang tetap
terjaga kelangsungan hidupnya harus secara terus menerus meningkatkan
keuntungan atau laba. Hal ini berkaitan dengan rasio porfitabilitas. Porfitabilitas
merupakan factor yang seharusnya mendapat perhatian penting0
BPK juga menemukan pelaksanaan kebijakan yang mengakibatkan
hilangnya potensi penerimaan. Di antaranya adalah PT Bukit Asam Tbk
(belum menerapkan Perdirjen Minerba terkait penyesuaian jarak angkut
atas penjualan batu bara ke PLN pada 2013-2014 yang mengakibatkan
hilangnya potensi pendapatan); Perum Perhutani (kehilangan kesempatan
memperoleh pendapatan karena tak dapat memenuhi target produksi air
minum dalam kemasan sesuai dengan pihak ketiga); dan PT Bahana
Pembina Usaha Indonesia (proses pengambilan agunan yang diambil alih
tak sesuai dengan ketentuan misalnya tak didukung dokumen legal yang
memadai).   Masalah lainnya adalah penyimpangan peraturan di bidang
tertentu. Hal itu di antaranya adalah PT Timah Tbk (belum menyusun
dokumen Amdal untuk wilayah tambang DU 956 di Kabupaten Kepulauan
Meranti, Riau walaupun sudah memiliki IUP); PT Pelindo II (melakukan
perjanjian pengelolaan terminal peti kemas dengan PT JICT yang belum
memiliki izin usaha sebagai badan usaha pelabuhan); PT Hotel Indonesia
Natour (perusahaan belum melunasi pajak pembangunan beserta sanksinya
atas unit Inna Simpang Surabaya dan Head Quarter Bali)0.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena, masih banyaknya laporan keuangan pada BUMN
yang belum memenuhi Standar Pelaporan Keuangan (SPK). Dan untuk
mengetahui seberapa besar peranan sistem pengendalian khususnya
0
Nurwani,” Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, dan Profitabilitas: Perusahaan Hotel,
Restoran dan Pariwisata”, Jurnal Kitabah (Vol 4 No. 1 Januari-Juni 2020),h.62
0
EkonomiBisnis.Com,“BPKAuditKhusus21BUMN”,https://ekonomi.bisnis.com/read/
20160607/9/555111/sistem-pengendalian-internal-bpk-audit-khusus-21-bumn. Dilihat pada
tanggal 29 juni 2021
10

infomasi dan komunikasi terhadap efektivitas pembuatan laporan


keuangan pada PT POS Indonesia Persero (Medan).
Namun terdapat beberapa kendala seperti, terdapat pemisahan
fungsi yang terkait dalam transaksi penerimaan kas dari pendapatan jasa
pelayanan pengiriman wesel pos. Serta prosedur pelaksaaan transaksi
kurang efektif dikarenakan masih terdapat beberapa prosedur yang tidak
dilaksanakan sesuai dengan yang telah di tetapkan. Namun untuk catatan
laporan keuangan seperti Jurnal Penerimaan Kas (JPK), Buku Besar Unit
Pelayanan Teknis (BB-UPT), dan Buku Kas Harian (BKH) telah memadai
untuk digunakan sebagai laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu
peneliti melakukan penelitian di PT.POS Indonesia Persero (Medan).
Badan Usaha Milik Negara tersebut bergerak dalam bidang jasa kurir,
logistik, dan transaksi keuangan. Serta untuk mengukur dan menilai
sampai sejauh mana kemajuan ataupun kemunduran perusahaan dalam
menjalankan operasinya maka perlu diadakan analisa terhadap laporan
keuangannya. Dan didalam penelitian ini menggunakan teori normatif
yang artinya tentang bagaimana akuntansi tersebut di praktekkan didalam
perusahaan BUMN ini.
Analisis penerapan informasi dan komunikasi terhadap efektivitas
laporan keuangan telah memadai karena adanya fungsi kepatuhan, fungsi
pemeriksaan, kompetensi, lingkup pekerjaan yang memadai, pelaksaan
dan dukungan penuh dari manajemen.
Mengingat luasnya pembahasan tentang sistem informasi akuntansi
pada PT.POS Indonesia, maka penelitian ini akan dibatasi untuk beberapa
aspek seperti pengeluaran kas serta beberapa aspek lainnya. Penelitian ini
mengambil dan memfokuskan pada sistem informasi akuntansi penjualan
dan efeknya terhadap pembuatan laporan keuangan.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Penerapan Informasi dan Komunikasi dalam Siklus
Penjualan dan Dampaknya Terhadap Efektivitas Pembuatan
11

Laporan Keuangan (Studi Kasus PT.POS INDONESIA PERSERO


MEDAN)”

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, maka
peneliti lebih memfokuskan penelitian ini, terhadap internal control
khususnya informasi dan komunikasi perusahaan pada siklus penjualan
PT.POS Indonesia Persero. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal informasi dan


komunikasi pada siklus penjualan terhadap efektivitas laporan
keuangan PT.POS Indonesia Persero?
2. Permasalahan apa yang timbul dalam siklus penjualan terkait
dengan pengendalian internal informasi dan komunikasi?
3. Apakah laporan keuangan PT.POS Indonesia Persero telah
disajikan dengan efektif, khususnya terkait dengan siklus
penjualan?

3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang
sebelumnya telah dijelaskan diatas,maka yang menjadi tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian internal
informasi dan komunikasi pada siklus penjualan terhadap
efektivitas laporan keuangan PT.POS Indonesia Persero.

2. Untuk mengetahui Permasalahan apa yang timbul dalam siklus


penjualan terkait dengan pengendalian internal informasi dan
komunikasi.
3. Untuk mengetahui laporan keuangan PT.POS Indonesia Persero
telah disajikan dengan efektif atau tidak.
12

4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah
refrensi auditing, terutama tentang pengendalian internal dan laporan
keuangan sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dimasa
yang akan datang.

b. Bagi Entitas

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan PT.POS Indonesia


Persero, dapat mengetahui kemampuan dari pengendalian internal yang
digunakan oleh perusahaan serta penerapan informasi dan komunikasi
dalam efektivitas pembuatan laporan keuangan. Manfaat lainya itu sebagai
dasar untuk melakukan rekomendasi perbaikan atas kelemahan yang
ditemukan dalam sistem pengendalian internal.
c. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti berikutnya sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak
yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini
khususnya dibidang penerpan informasi dan komunikasi dalam siklus
penjualan dan dampaknya terhadap efektivitas pembuatan laporan
keuangan.
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis

1. Sistem Informasi Akuntansi (Accounting Information System)

Pengertian sistem informasi akuntansi (Accounting Information


Sytem)sistem informasi akuntansi yaitu komponen-komponen yang saling
berhubungan danbekerjasama untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan
koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas
didalam perusahaan0.
a. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Fungsi penting yang dibentuk sistem informasi akuntansi pada
sebuah organisasi antara lain:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan
transaksi.
2. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan
dalam proses pengambilan keputusan.
3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Fungsi sistem informasi akuntansi adalah:
1. Mendukung aktivitas sehari-hari perusahaan
2. Mendukung proses pengambilan keputusan
3. Membantu dalam memenuhi tanggung jawab pengelolaan
perusahaan.
b. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik untuk kebutuhan
pihak eksternal maupun pihak internal, sistem informasi akuntansi
harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi fungsinya.
0
Mikrat, Dan Sumarni,Analisis Pengaruh Sistem Pembelian Dan Pengeluaran Kas
Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, (Jakarta:
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Borobudur,2016)h.70

13
14

Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi dalam


memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat
menghasilkan informasi-informasi yang berguna. Tujuan sistem
informasi adalah suatu kerangka yang mengkoordinasikan
pengumpulan sumber-sumber, proses dan pengaturan data melalui
berbagai tingkatan untuk mendapatkan informasi yang dapat
menunjang dalam hal pengambilan keputusan jasa informasi yang
mengenai hasil kerja manajemen perusahaan. Fungsi sistem
informasi yang dapat diambil kesimpulan yaitu ada lima :
1. Pengumpulan data
2. Pemprosesan data
3. Manajemen data
4. Pengendalian dan keamanan data
5. Pengendalian informasi.

Berikut pada gambar 2.1 mengenai alat pengolah sistem informasi adalah
sebagai berikut :

Data Proses Informasi

Alat pemprosesan atau pengolahan data:

-Otak(utama)

Manual(bantuan)

Mekanik(bantuan)

Elektrik(bantuan)

Gambar 2.1
Alat-alat pengolah dalam sistem informasi
15

Terutama dalam menunjang perencanaan dan pengendalian.


Terdapat tiga tujuan sistem informasi akuntansi yaitu sebagai
berikut:

1. Guna memenuhi Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai


dengan otoritas yang diberikan kepada seseorang (to fulfill
obligations relating to stewardship). Pengelolaan perusahaan
selalu mengacu kepada tanggung jawab manajemen guna
menata secara jelas segala sesuatu yang berkaitan dengan
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Keberadaan sistem
informasi membantu ketersediaan informasi yang dibutuhkan
oleh pihak ekternal melalui laporan keuangan tradisional dan
laporan keuangan yang diminta lainnya, demikian pula
ketersediaan laporan internal yang dibutuhkan oleh seluruh
jajaran dalam bentuk laporan pertanggungjawaban pengelolaan
perusahaan.
2. Setiap informasi yang dihasilakan merupakan bahan yang
berharga bagi pengambilan keputusan manajemen (to support
decision making by internal decision makers). Sistem informasi
menyediakan informasi guna mendukung setiap keputusan
yang diambil oleh pimpinan sesuai dengan pertanggung
jawaban yang ditetapkan.
3. Sistem informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran
operasional perusahaan sehari-hari (to support the day to day
operations).
c. Unsur–Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat delapan unsur dari suatu sistem informasi akuntansi yaitu:


1. Tujuan
Sistem informasi akuntansi dirancang untuk mecapai satu atau
16

lebih tujuan yang menggambarkan tenaga penggerak dibelakang


sistem dan tujuannya.
2. Input
Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input ke dalam
sistem. Masukan yang umum dari suatu sistem informasi akuntansi
adalah data transaksi dan jurnal.
3. Output
Informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut keluaran. Keluaran
yang umum darisistem informasi akuntansi adalah laporan
keuangan dan laporan-laporan internal seperti laporan laba rugi
bulanan, anggaran dan proyeksi cashflow.
4. Penyimpanan data

Data disimpan dalam sistem informasi akuntansi untuk


pemakaian berikutnya. Data yang disimpan harus dimutakhirkan
secarateratur.
5. Pemproses

Data harus diolah untuk menghasilkan informasi. Sebagian


perusahaan memproses data mereka dengan komputer.
6. Instruksi dan prosedur

Sistem informasi akuntansi tidak dapat memproses data untuk


menghasilkan informasi tanpa instruksi dan prosedur yang
terinci. Instruksi dan prosedur untuk pemakai biasanya terdapat
pada prosedur manual.
7. Pemakai

Orang-orang yang berhubungan dengan sistem dan pemakai


informasi yang dihasilkan disebut pengguna. Dalam perusahaan,
pengguna meliputi semua orangyang melaksanakan dan
mencatat transaksi dan semua orang yang mengatur dan
mengendalikan sistem.
8. Pengamanan dan pengawasan
17

Informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem harus akurat, bebas


dari kesalahan dan dilindungi dari akses-akses yang tidak sah.
Pengendalian dan pegukuran keamanan dibuat dalam suatu
sistem informasi akuntansi untuk menjamin informasi yang
akurat dan pengoperasian sistem secara tepat0.
2. Siklus Penjualan
Siklus penjualan adalah urutan kegitan sejak diterimanya
pesanan dari pembelian, pengiriman barang, pembuatan (faktur)
penagihan, dan pencatatan penjualan. Prosedur penjualan melibatkan
bebrapa bagian dalam perusahaan dengan tujuan agar sistem
penjualannya dapat diawasi dengan baik0. Penjualan sendiri
merupakan aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa memberikan
kepemilikan suatu komoditas kepada pembeli untuk suatu harga
tertentu0.
Siklus penjualan adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemrosesan informasi terkait yang terus – menerus dengan
menyediakan barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas
sebagai pembayaran atas penjualan tersebut. Pertukaran informasi
eksternal yang paling utama dari siklus ini adalah dengan pelanggan.
Informasi mengenai aktivitas siklus penjualan juga mengalir kesiklus
akuntansi lainnya. Siklus penjualan ada 2 yaitu:
a. Siklus Penjualan Tunai
Penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil barang dari
supplier dan langsung dikirim ke customer secara pembayaran
langsung dengan menggunakan uang tunai. Penjualan tunai pada
umumnya didasarkan pada asumsi bahwa pembeli akan mengambil

0
Agung Maulana Masulili, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus
Penjualan (Studi kasus PT.Pasaraya TSS)”, Jurnal Skripsi,h.2
0

Monicaganda,“PengertianSiklusPenjualan”https://monicaganda.blogspot.Diakses24september
2021
0
Kamilah,”Dampak Penjualan Pakaian Bekas Terhadap Pedagang dipasar Sambu Kota
Medan,”Jurnal Ekonomi Islam (Vol VII No.1 Januari- Juni 2021)h.61
18

barang setelah harga barang dibayar ke kasir.


Prosedur–prosedur penjualan tunai:
1. Prosedur order penjualan
Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan membuat faktur penjualan tunai untuk memungkinkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk
memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan
barang yang akan diserahkan kepada pembeli.
2. Prosedur penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi kas menerima pembayaran harga
barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran (berupa
pita register kas & cap “lunas” pada faktur penjualan tunai)
kepada pembeli untuk memungkinkan pembeli tersebut
melakukan pengambilan barang yang di belinya dari fungsi
pengiriman.
a. Prosedur penyerahan barang
Dalam prosedurini,fungsi penyerahan barang kepada pembeli.
b. Prosedur pencatatan penjualan tunai
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi melakukan pencatatan
transaksi penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal
penerimaan kas serta mencatat berkurangnya persediaan
barang yang dijual dalam kartu persediaan.
c. Prosedur penyetoran kas ke bank
Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan
penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima
pada suatu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan
yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah
penuh.
d. Prosedur pencatatan penerimaan kas
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan
kas ke dalamjurnal penerimaan kas berdasar bukti setor bank
19

yang diterima dari bank melalui fungsi kas.


e. Prosedur pencatatan harga pokok
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi
HPP berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.
Berdasarkan rekapitulasi ini, fungsi akuntansi membuat bukti
memorial sebagai dokumen sumber untuk pencatatan HPP
kedalam jurnal umum.0
3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalahlaporan
yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat itu atau
dalam periode tertentu0. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan,
yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan keuangan
lainnya. Adapun definisi lain laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari
taransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.0
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan daftar untuk mengetahui jumlah
kekayaan perusahaan pada periode tertentu, dalam bentuk neraca dan
laporan laba rugi. Laporan keuangan adalah hasil dari proses
akuntansi, sedangkan definisi akuntansi adalah suatu proses yang
meliputi : 1). Pencatatan
2). Penggolongan

0
Jefry.(2015).“ProsedurPenjualan”(https://
www.academia.edu)Diaksestanggal24september2021.
0
Surya Sanjaya dan Muhammad Fajri Rizky,”Analisis Profitabilitas Dalam Menilai
Kinerja Keuangan Pada PT.Taspen (Persero) Medan”, Jurnal Kitabah (Vol 2. No. 2 Juli-
Desember 2018),h.278
0
Yolanda Fatrecia Kesuma, “Analisi Laporan Keuangan Sebagai dasar Dalam Penilaian
Kinerja Keuangan PT.Budi Satria Wahana Motor”, Jurnal Akuntansi Keuangan (Vol. 5, No. 1,
Maret 2014, Hal 93-121),h.94
20

3). Peringkasan
4). Pelaporan
5). Penganalisian data keuangan dari suatu organisasi0.
Dipandang dari sudut pandang yang berkepentingan, ada tiga
jenis laporan keuangan, yaitu laporan keuangan untuk manajmen,
laporan keuangan untuk pihak eksternal perusahaan, dan laporan
keuangan untuk pihak-pihak khusus.
Laporan keuangan untuk ketiga pihak tersebut disusun dan
disajikan dari suatu proses akuntansi yang sama, yaitu merupakan
produk dari sebuah system informasi akuntansi. Setiap perusahaan
mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara
ekonomi. Dapat disimpulkan bahwa tujuan-tujuan dari pelaporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang:
1. Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit.
2. Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan.
3. Mengidentifikasi sumber daya ekonomi (asset), klaim atas
sumberdaya tersebut (kewajiban) serta perubahan pada sumber daya
yang lain tersebut. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk mengikat para
individu pada suatu jaringan etika dalam rangka menciptakan relitas
sosisal yang mengandung nilai dan ketundukan kepada tuhan0.
Definisi lain dari tujuan utama laporan keuangan memberikan

0
Hendra Harmain, et.all,”Implementasi Surat Albaqarah Ayat 282 dalam Pertanggung
Jawaban”,Jurnal Human Falah (Vol 3 No. 2 Juli – Desember 2016), h.32
0
Rahman Ritonga, “Keterkaitan Laporan Keuangan Akuntansi Syariah dengan Laporan
Keuangan Akuntansi Pajak”Jurnal Human Falah(vol 3. No. 2 Juli 2016),h.230
21

informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur


laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap
perusahaaan di samping pihak manajemen perusahaan.
Para pemakai laporan akan menggunakan untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari
keputusan ekonomis yang diambil. Informasi mengenai dampak
keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk
meramalkan, membandingkan dan menilai keuangan. Seandainya
nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila
dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup
penjelasanpenjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi
ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.0
Pengungkapan Informasi Keuangan Dalam pengertian terluas,
pengungkapan hanya berarti penyampaian(realease) informasi, para
akuntan cenderung menggunakan kata ini dalampengertian yang
agak terbatas, yaitu penyampaian informasi keuangan tentangsuatu
perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan.
Pengungkapan laporan keuangan (disclosure of financial statement)
merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan
investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari pengungkapan
yang disajikan dalam laporan tahunan. Pengungkapan informasi
yang lebih transparan dapat menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan. Dalam jangka panjang
perusahaan dapat lebih meningkatkan kredibilitasnya dengan lebih
membuka jati diri perusahaan tersebut, sehingga pihak luar yang
memiliki kepentingan dapat meneropong bagaimana keadaan dan
perkembangan perusahaan yang mereka tanamkan modalnya0.
0
Ibid.,h.95
0
Dien Sefty, Iftahul Farihah, “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan” Jurnal Akuntansi (Vol,3 No.2 Juli 2016), h.102
22

Prinsip kejujuran laporan keungan juga terdapat dalam surah


AsySyu’ara ayat 183

ِ P‫ر‬Pْ ‫َأْل‬P‫ ا‬P‫ ي‬Pِ‫ ف‬P‫ ا‬P‫و‬Pْ Pَ‫ ث‬P‫ ْع‬Pَ‫ اَل ت‬P‫و‬Pَ P‫ ْم‬Pُ‫ ه‬P‫ َء‬P‫ ا‬Pَ‫ ي‬P‫ َأ ْش‬P‫س‬
P‫ َن‬P‫ ي‬P‫ ِد‬P‫ ِس‬P‫ ْف‬P‫ ُم‬P‫ض‬ Pَ P‫ ا‬Pَّ‫ن‬P‫ل‬P‫ ا‬P‫ا‬P‫ و‬P‫ ُس‬P‫خ‬Pَ P‫ ْب‬Pَ‫ اَل ت‬P‫و‬Pَ
Artinya : Dan janganlah kamu merugikan manusia dengan
mengurangi hak-haknya dan janganlah membuat kerusakan dibumi0.
4. Pengertian Audit

Audit adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait


suatu informasi untuk menentukan dan membuat laporan tentang tingkat
kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan.

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about


information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be done
by a competent and independent person”0.

Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti


mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan.Auditing harus
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.

Pada umumnya terdapat tiga jenis audit yaitu:

1. Audit operasional (operational audit)


2. Audit ketaatan (compliance audit)
3. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Adapun penjelasan dari jenis-jenis audit menurut Arens et.al


tersebut adalah sebagai berikut:

a. Audit operasional (operational audit) Audit operasional


merupakan pemeriksaan atas setiap bagian dari prosedur dan
0
Al-Qur’anul Karim, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya Bahasa Indonesia, Jakarta:
Departemen Agama Republik Indonesia,2013
0
Arens, et. al., Audit dan Jasa Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia
(Jakarta: Salemba Empat,2010),h.25.
23

metode operasi organisasi untuk mengevaluasi efisiensi dan


efektivitasnya. Audit operasional dapat menjadi alat
manajemen yang efektiv dan efisien untuk meningkatkan
kinerja perusahaan. Pada akhir audit operasional, manajemen
buasanya mengharapkan saran-saran untuk memperbaiki
operasi. Sebagai 23 contoh, auditor mungkin mengevaluasi
efisiensi dan akurasi pemprosesan transaksi penggajian dengan
sistem komputer yang baru dipasang.
b. Audit ketaatan (compliance audit) Compliance Audit atau audit
ketaatan merupakan pemeriksaan untuk menentukan apakah
prosedur, aturan, atau, ketentuan tertentu yang diterapkan oleh
otoritas yang lebih tinggi telah diikuti oleh pihak yang diaudit.
Berikut adalah contoh-contoh audit ketaatan untuk suatu
perusahaan tertutup.
c. Audit laporan keuangan (financial statement audit)
Pemeriksaan atas laporan keuangan dilakukan untuk
menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang
diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu.
Biasanya, kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP), walaupun auditor mungkin saja
melakukakn audit atas laporan kekuangan yang disusun dengan
menggunakan akuntansi dasar kas atau beberapa dasar lainnya
yang cocok untuk organisasi tersebut. Dalam menenetukan
apakah laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum, auditor
mengumpulkan bukti untuk menetapkan apakah laporan
keuangan itu mengandung kesalahan yang vital atau salah saji
lainnya0.
0
Yusup Maulana, “Pengaruh Akuntabilitas dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
dan Dampaknya Pada Pemberian Oponi Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di
Wilayah Bandung Timur)”,(SkripsiProgram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pasudan,Bandung),2019.
24

Namun belakangan muncul satu audit lagi, yaitu audit fraud atau
audit investigasi. Audit ini memfokuskan pada ada atau tidaknya
kecurangandalam penyajian laporan keuangan entitas kemudian
menelusuri pihak-pihak yang melakukan kecurangan tersebut. Audit ini
memerlukan keahlian khusus tambahan diluar pengetahuan audit secara
umum.
Fraud audit berbeda dengan audit investigasi, fraud audit meliputi
proses pendeteksian, pencegahan, dan perbaikan. Sedangkan, audit
investigasi lebih kepada kegiatan untuk mendapatkan bukti-bukti yang
mendukung. Bukti tersebut nantinya akan digunakan sebagai pendukung
dalam proses penuntutan di pengadilan.
Fraud auditing merupakan proses audit yang memfokuskan pada
keanehan (keganjilan). Proses pengumpulan bukti audit lebih fokus pada
apakah fraud itu terjadi, dimana tempat terjadinya fraud tersebut, kapan
terjadinya, hukum apa yang dilanggar, serta hal lain yang berkaitan dengan
bukti investigasi. Ciri penting investigasi fraud yang berhubungan dengan
tugas auditor untuk mengungkap fraud adalah bahwa kegiatan itu selalu
ditandai dengan kurangnya informasi aktual tentang terjadinya fraud
berikut pelakunya.
Terjadinya kecurangan sebenarnya berbeda dengan kekeliruan.
Kecurangan lebih sulit untuk dideteksi karena biasanya melibatkan
penyembunyian (concealment). Ketidak mampuan auditor dalam
pendeteksian kecurangan ada hubungannya dengan keahlian yang dibentuk
oeleh pengalaman yang relevan dengan kecurangan.Salah satu faktor yang
yang mendukung kinerja kerja auditor yaitu kecerdasan intelektual, emosi
dan spiritual. Kecerdasan spritual adalah seseorang yang memiliki
kemapuan untuk menempatkan diri dan dapat menerima pendapat orang
25

lain secara terbuka, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa0
Seorang auditor, apabila mempunyai kecerdasan spriritual yang
tinggi maka dia diharapkan dapat berbuat baik untuk dirinya maupun
orang lain. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 36 sebagai berikut:

ٰۤ ُ
َ P‫ك َك‬
‫ان‬P َ ‫ول ِٕى‬ ‫لُّ ا‬PP‫َؤ ا َد ُك‬Pُ‫ َر َو ْالف‬P‫ص‬
َ َ‫ ْم َع َو ْالب‬P‫الس‬
َّ ‫ه ِع ْل ٌم ۗاِ َّن‬Pٖ Pِ‫ك ب‬
َ َ‫ْس ل‬ ُ ‫َواَل تَ ْق‬
َ ‫ف َما لَي‬
‫َع ْنهُ َم ْسـ ُْٔواًل‬

Terjemahannya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak


mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati nurani, semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabannya”0. Ayat diatas menjelaskan larangan bekerja tanpa ilmu,
bekerja harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam bidang tersebut,
karena semua amal yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di
hadapan Allah.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka pengertian audit adalah suatu


proses yang sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang
independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai asersi-asersi tentang berbagai dan kejadian ekonomi (informasi)
suatu entitas dengan tujuan untuk menetapkandan melaporkan tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi (informasi) tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang
berkepentingan

5. Sistem Pengendalian Internal

0
Andi Septiani Ewiantika Hasbi,“Pengaruh Audit Forensik, Audit Investigatif, dan
Profesional Judgment Terhadap Pengungkapan Fraud Dengan Kecerdasan Spiritual Sebagai
Variabel Moderating (Studi Empiris Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara)”, ( Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin,Makasar),2019,h.5
0
Al-Qur’anul Karim, Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya Bahasa Indonesia, Jakarta:
Departemen Agama Republik Indonesia,2013.
26

a. Pengertian Pengendalian Internal


Pengendalian internal adalah proses yang diimplementasikan
oleh dewan direksi, serta seluruh karyawan di bawah arahan mereka
dengan tujuan untuk memberikan jaminan yang memadai atas
tercapainya tujuan pengendalian Secara umum, pengendalian internal
merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan
sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau organisasi
tertentu.Perusahaan pada umumnya menggunakan sistem pengendalian
internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah
terjadinya penyalahgunaan system0.
Pengendalian intern adalah suatu proses yg di jalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan berikut ini:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
4. Efektivitas dan efisiensi operasi “Pengendalian intern bagi
suatu perusahaan (terutama yang sudah go public) adalah
merupakan suatu keharusan.
Faktor-faktor yang menyebabkan makin pentingnya sistem
pengendalian intern, antara lain:
1. Perkembangan kegiatan dan skalanya menyebabkan
kompleksitas struktur, sistem dan prosedur suatu organisasi
suatu organisasi semakin rumit. Untuk dapat mengawasi
operasi organisasi, manajemen hanya mengandalkan
kepercayaan atas berbagai laporan dan analisa.

0
Ansye Paulus, “Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Atas Pengendalian Internal
Pendapatan Studi Kasus Pada Rumah Sakit Siloam Manado”, Jurnal Emba (Vol.4 No.4 Desember
2016,Hal.922-931)h.924
27

2. Tanggung jawab utama untuk melindungi aset organisasi,


mencegah dan menemukan kesalahan-kesalahan serta
kecurangan-kecurangan terletak pada management,
sehingga management harus mengatur sistem pengendalian
intern yang sesuai untuk memenuhi tanggung jawab
tersebut.
3. Pengawasan oleh dari satu orang (saling cek) merupakan
cara yang tepat untuk menutup kekurangan ke kurangan
yang bisa terjadi pada manusia. Saling cek ini merupakan
salah satu karakteristik sistem pengendalian intern yang
baik.
4. Pengawasan yang “built-in” langsung pada sistem berupa
pengendalian intern yang baik dianggap lebih tepat dari
pada pemeriksaan secara langsung dan detail oleh
pemeriksa (khususnya yang berasal dari luar organisasi).
b. Unsur Pengendalian Internal
Ikatan Akuntan Indonesia mendefinisikan ada lima unsur
pengendalian yang saling terkait berikut ini:
1. Lingkungan pengendalian
Menetapkan corak organisasi, mempengaruhi kesadaran
pengendalian orang-orangnya.Lingkungan pengendalian
merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
internal, menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penaksiran resiko
Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis
terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya,
membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko
harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
28

4. Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi adalah pengindentifikasian,
penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung
jawab mereka.
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian internal sepanjang waktu0.
c. Karakteristik dan Keterbatasan Pengendalian Internal
1. Karakteristik Pengendalian Internal
Pengendalian Internal yang baik memiliki karakteristik yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya
pemisahan pertanggungjawaban fungsi secara tepat,
b. Suatu sistem otoritas dan prosedur pencatatan yang tepat
untuk memungkinkan Accounting Control, yang memadai
terhadap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya,
c. Praktek yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan
d. Fungsi dari setiap bagian organisasi, dan kualitas pengamat
yang cocok dengan tanggungjawabnya.

2. Keterbatasan Pengendalian Internal

Keterbatasan yang terdapat dalam pengendalian internal dapat


mengakibatkan tujuan dari pengendalian internal tidak akan
tercapai. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah:
a. Kesalahan dalam pertimbangan
b. Gangguan
c. Kolusi
d. Pengabaian oleh manajemen
e. Biaya lawan manfaat

0
Ibid,h.925
29

f. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan0.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung analisis sebagai pendukung dan acuan dalam


penelitian ini, berikut penelitian yang berkaitan dengan analisis penerapan
informasi dan komunikasi dalam siklus penjualan dan terhadap laporan
keuangan yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya adalah.
Untuk mendukung analisis sebagai pendukung dan acuan dalam
penelitian ini, berikut penelitian yang berkaitan dengan penerapan informasi
dan komunikasi dalam siklus penjualan dan dampaknya terhadap efektivitas
pembuatan laporan keuangan.
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
No. Penelitian Judul Jenis Perbedaan Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Penelitian
1. Kurniawan Pengaruh Kualitatif Sistem Hasil perhitungan
(2015) Sistem deskriptif. penerimaan antara variabel
Informasi kas dari independent yaitu
Akuntansi pendapatan sistem Informasi
Penjualan jasa pelayanan Akuntansi Penjualan
Terhadap bea dan variabel
Efektivitas pengiriman dependent yaitu
Pengendalian wesel pos yang Efektivitas
Internal dilaksanakan Pengendalian Intenal
Penjualan di PT. POS Penjualan0.
Indonesia
Persero.

0
Ibid,h.925
0
Kurniawan, “Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Terhadap Efektivitas
Pengendalian Internal Penjualan Pada PT. Niaga Swadaya, 2015.
30

2. Dia Astuti Analisis Sistem Kualitatif Fungsi Mendeskripsikan


(2019) Informasi deskriptif. pengendalian suatu sistem
Akuntansi dan internal dalam informasi akuntansi
Pengendalian meminimlisasi dan pengendalian
Intern Dalam kecurangan intern dalam
Penjualan dan penjualan secara
Kredit penyimpangan. kredit yang
diterapkan pada
perusahaan CV.
Bintang Jaya Bandar
Lampung, dan
menganalisis CV.
Bintang Jaya telah
menerapan sistem
informasi akuntansi
dan pengedalian
intern sesuai dengan
teori sistem informasi
akuntansi dan
pengendalian intern0.

3. Anif dan fitra Analisis Kualitatif Kelemahan Menunjukkan bahwa


isfiyanto implementasi deskriptif. penggunaan implementasi sistem
(Tahun 2013) system sistem manual informasi penjualan
informasi pada peloporan pada cv metrolab
penjualan penjualan. kudus belum bisa
dikatakan baik.
Belum bisa

0
Dia Astuti ”Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Intern Dalam
Penjualan Kredit Pada CV.Bintang Jaya Bandar Lampung, 2019.
31

memberikan
kontribusi yang besar
untuk perusahaan 0.
4. Hisata dan Analisis Sistem Kualitatif Pelaksanaan Menunjukkan bahwa
Khairani Informasi deskriptif. sistem dan sistem informasi
(Tahun 2012) Akuntansi prosedur akuntansi pada PT.
Penjualan penjualan dan Batavia Prosperindo
Kredit terhadap pengendalian Palembang telah
Efektivitas internal. memadai akan tetapi
Pengendalian pelaksanaan aktivitas
Internal pengendalian internal
Penjualan penjualan kredit
Kredit belum bisa dikatakan
baik0.
5. Djanegara Penerapan Kualitatif Pada Menunjukkan bahwa
dan Danu Sistem deskriptif. penerimaan sistem informasi
saputra Informasi kas terdapat akuntansi penjualan
(Tahun 2011) Akuntansi kekurangan yang diterapkan pada
dalam lain salah PT. Astra sudah
Efektivitas satunya pada dikatakan sangat baik
Pelaksanaan kebijakan karena didukung oleh
Pengendalian penggunaan sistem informasi
Intern pengendalian akuntansi yang sudah
Penjualan internal. terkomputerisasi dan
bersifat online.
Sedangkan pada
Pengendalian Intern
penjualan yang

0
Anif Fitra Isfiyanto, “Analisis implementasi system informasi penjualan di perusahaan
skala kecil (Studi Kasus CV. Metrolab kudus)”, 2013
0
Hisata dan Khairani, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit terhadap
efektivitas pengendalian internal penjualan kredit PT. Batavia Prosperindo”, 2012
32

dimiliki PT. Astra


sudah cukup dan
memadai karena
memiliki pengaruh
terhadap terciptanya
efektivitas
pelaksanaan
pengendalian intern
dan membantu dalam
meningkatkan
volume penjualan0.
6. Hastoni dan Peranan Sistem Kualitatif Prosedur Menunjukkan bahwa
Dewi susanti Informasi deskriptif. penerimaan prosedur
(Tahun 2008) Akuntansi kas berasal pengendalian intern
Penjualan dari dana piutang yang telah
Kredit dalam kredit dengan dilakukan oleh PT.
meningkatkan penerimaan Trinunggal komara
efektivitas kas over the secara umum telah
pengendalian counter sale. memadai tapi dalam
intern piutang sistem informasi
dan penerimaan akuntansi
kas menunjukkan adanya
kelemahan yang
harus diperbaiki0.
7. Author Analisis Sistem Kualitatif Fungsi kredit Menunjukkan bahwa
(Tahun 2018) dan Prosedur deskriptif. bertanggung fungsi terkait sistem
Akuntansi jawab meneliti pengendalian intern
Penjualan sudah cukup baik
0
Djanegara dan Danusaputra, “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam Rfektifitas
Pelaksanaan Pengendalian intern penjualan pada PT. Astra Internasional”, 2011.
0
Hastoni dan DEwi Susanti, “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Piutang dan Penerimaan Kas Pada PT.
Trinunggal Komaro”, 2008
33

Kredit untuk status kredit namun masih ada


Menilai Sistem kekurangan pada
Pengendalian bagian tugas dari
Intern pekerjaan yang
dilakukan oleh
bagian kredit0
8. Fransiscus Analisis Sistem Kualitatif Terdapat Metode analisis data
Octavianus Informasi deskriptif pengaruh yang digunakan
(2016) Akuntansi konvergensi dalam penelitian ini
Siklus intelektual adalah metode
Penjualan Dan deskriptif. Dari hasil
Penerimaan penelitian, dapat
Kas Untuk ditarik kesimpulan
Meningkatkan bahwa PT. Sumber
Pengendalian Alfaria Trijaya, Tbk
Internal (Alfamart) Cabang
Manado telah
menerapkan sistem
informasi akuntansi
yang
terkomputerisasi
yang langsung
terhubung dengan
kantor pusat sehingga
pelaksanaan kegiatan
perusahaan terkontrol
dengan baik
meskipun terdapat
kelemahan dalam

0
Author, “Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Penjualan Kredit Untuk Menilai
Sistem Pengendalian Intern Pada CV. Maju Mapan,” 2018
34

pengendalian intern
pengiriman uang ke
kas kantor pusat dan
dokumen yang
diotorisasi oleh
bagian yang tidak
sesuai dengan fungsi
dan tugasnya0
9. Morris The Impact of Kualitatif Kemampuan Perusahaan yang
(2011) enterprise dalam mengimplementasika
resource investigatif n ERP kecil
planning berpengaruh kemungkinannya
(ERP)siytem signifikan untuk melaporkan
on the terhadap kelemahan
effectiveness enterprise pengendalian internal
of internal resource dibandingkan pada
controls over planning perusahaan yang
financial tidak
reporting mengimplementasika
n ERP0.
10. Jeffrey Determinants Kualitatif Terdapat Kelemahan material
Doyle, Weili of weaknesses perbedaan dalam internal
Ge, Sarah in internal persepsi control dikarenakan
McVay control over penerapan perusahaan masih
(2006) financial internal berskala kecil, kurang
reporting control over menguntungkan,
financial lebih komplex,

0
Fransiscus Octavianus “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan Dan
Penerimaan Kas Untuk Meningkatkan Pengendalian Internal Pada PT. Sumber Alfaria
Trijaya,Tbk (Alfamart) Cabang Manado, 2016.
0
Morris, John J. “The Impact of Enterprise Resource Planning (ERP) Systems on the
Effectiveness of Internal Controls over Financial Reporting”, Journal Of Information Systems,
Vol. 25 No. 1, pp. 129-157, American Accounting Association, 2011.
35

reporting berkembang teralu


cepat, atau sedang
dalam masa
restrukturisasi0.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam


gambar dibawah ini
Latar Keuangan Badan Usaha Milik Negara

Faktor-Faktor Penyebab Laporan Keuangan Tidak


Memenuhi Standar
Lemahnya Pengendalian Internal

Basis Teori : Teori-Teori Auditing

Pengendalian internal Siklus Penjualan PT.


Pos Indonesia
1. Lingkungan
pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Aktivita Pos Indonesia
Pengendalian SOP
4. Informasi dan Compliance System
Komunikasi
5. Pengawasan
Efektivitas
Dalam
Metode analisis Pembuatan
perbandingan Kondisi Laporan
Keuangan
Aktual Dengan SOP
0
Jeffrey. Et, AL.SOX 404 Reported InternalPerusahaan
Control Weakness: A Test of COSO
Framework Components and Information Technology.Journal of Information System. Vol 23,
No.2, Fall 2009
36

Hasil Analisa dan Pembahasan


Bersambung pada halaman selanjutnya
Gambar 2.1 Implikasi,
Kesimpulan, (Lanjutan)Keterbatasan, dan
Saran
Gambar 2.1
Skema
Gambar 2.2
Skema Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif


merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman
mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi
realitas. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang
ada dalam interaksi manusia. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya.

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif


adalah suatu penelitian yang berusaha menggambarkan atau menjelaskan
secermat mungkin mengenai suatu hal dari data yang ada. Penelitian tidak
terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis
dan interpretasi tentang arti data itu menjadi suatu wacana dan konsklusi dalam
berpikir logis, praktis dan teoritis. Penelitian ini terbatas pada usaha
mengungkapkan masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya
sehingga bersifat mengungkapkan fakta. Pemilihan metode ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa pembahasan penelitian ini akan memberikan gambaran
peranan sistem pengendalian internal khususnya informasi dan komunikasi
dalam efektivitas pembuatan laporan keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui penerapan pengendalian internal khususnya informasi dan
komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan dalam efektifitas pembuatan laporan
keuangan. Penelitian ini dilakukan PT.POS Indonesia Persero Medan Hasil
penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran, dan
pengetahuan peneliti karena data tersebut di interpretasikan oleh peneliti. Oleh

37
38

karena itu, sebagian orang menganggap penelitian kualitatif agak biasa karena
pengaruh dari peneliti itu sendiri dalam analisis data.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk


memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebaginya secara
holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada
suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yaitu PT.POS Indonesia


Persero Medan di jln.Pos No.1 Kesawan Medan baru, Kota Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2021 sampai


dengan selesai.

Tabel penelitian adalah tabel yang berfungsi melihat penjadwalan dari


penelitian, berikut dapat dilihat pada tabel yang telah disajikan:
39

Tabel 2.2

Tabel Penelitian

2020 2021

No Keterangan
Des Ja Feb Mar Apr Me Jun Jul Ags Sep Ok Nov Des
n i t
1 Pengajuan
Judul
Skripsi
2 Penulisan
Proposal
3 Bimbingan
Proposal
Skripsi
4 Seminar
Proposal
5 Bimbingan
Skripsi
6 Pengajuan
Judul
Skripsi
7 Sidang
Munaqasah

3. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek yang ditujukan untuk diliti oleh peneliti. Subjek dalam


penelitian ini berjumlah 4 (Empat) orang yaitu, Wakil kepala bidang
40

bisnis, Wakil kepala kantor POS bidang umum, Manajer pemasaran,


Manajer administrasi/SDM.

2. Objek Penelitian

Adapun yang dimaksud dengan objek penelitian adalah topik


permasalahan yang akan dikaji didalam penelitian. Objek penelitian dalam
penelitian ini adalah memfokuskan mekanisme terhadap peranan sistem
pengendalian internal khususnya informasi dan komunikasi dalam
efektivitas pembuatan laporan keuangan.

4. Jenis dan Sumber Data

a). Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah kualitatif, untuk memperoleh


data dan informasi yang dibutuhkan guna mendukung penelitian ini maka
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penelitian lapangan
(Field Research) studi lapangan merupakan) tipe penelitian yang menguji
hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan
penelitian yang natural dan tingkat keterlibatan peneliti yang minimal.
Teknik ini digunakan untuk mengetahui secara langsung mengenai
prosedur pengendalian internal yang ada di PT.POS Indonesia Persero
Medan khususnya informasi dan komunikasi dalam efektivitas pembuatan
laporan keuangan pada siklus penjualan.
Data yang digunakan adalah data primer yang artinya sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun data
tersebut diperoleh dengan cara mengumpulkan data melalui observasi.
Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna0. Dengan menggali
lebih dalam informasi mengenai kualitas pelaporan dan pencatatan laporan
0
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal. 14
41

keuangan melalui sumber yang dapat dipercaya dengan berbekal


pemahaman berupa teori dan wawasan yang cukup sehingga penulis dapat
bertanya dan menganalisis dalam situasi sosial sehingga menjadi lebih
jelas dan bermakna apakah pelaporan keuangan PT.POS Indonesia Persero
Medan sudah mengoptimalkan penerapan informasi dan komunukasi
dalam siklus penjualan.
b). Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif ini, sumber data yang digunakan


ada dua yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung


memberikan data kepada pengumpul data. Adapun data tersebut
diperoleh dengan cara mengumpulkan data melalui observasi0.
Data ini dikumpulkan peneliti secara khusus bertujuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Yaitu data yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan pegawai PT.POS Indonesia Persero
Medan dan juga data data pendukung lainnya yang ditemukan
langsung oleh peneliti di lokasi.

b. Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder merupakan data internal


perusahaan atau entitas yang diperoleh dari objek yang diteliti
berupa data atau dokumen terkait penerapan informasi dan
komunikasi dalam siklus penjualan.
5. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data kualitatif yang paling independen terhadap


semua metode data dan teknik analisis data adalah wawancara secara

0
Arfan Ikhsan, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen,
(Bandung: Citapustaka Media, 2014), hal. 122
42

mendalam, observasi partisipasi, bahan dokumentator. Teknik


pengumpulan data pada penelitian ini meliputi:

a. Observasi
Observasi adalah ketika peneliti langsung turun kelapangan untuk
mengamati perilaku aktivitas individu-individu di lokasi penelitian.
Pada umumnya observasi ini open ended dimana peneliti mengajukan
pertanyaan-pertanyaan umum kepada partisipan yang memungkinkan
partisipan bebas memberikan pandangan-pandangan mereka.
Observasi ini dilakukan secara langsung di PT.POS Indonesia Persero
Medan dan dimaksudkan untuk melengkapi data-data yang akan
mendukung informasi supaya lebih akurat dan lengkap. Data yang
dimaksud ada data primer. Data primer adalah data primer yang artinya
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Adapun data tersebut diperoleh dengan cara mengumpulkan data
melalui observasi.
b. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan
wawancara dan tanya jawab langsung dengan narasumber atau
personel yang terkait seputar pokok permasalahan penelitian. Metode
ini merupakan memperoleh informasi secara langsung dengan
mengungkapkan bebrapa pertanyaan kepada responden. Pewawancara
mengendalikan topik apa yang akan dipertanyakan dan responden atau
orang yang diwawancarai dimintai untuk memberikan informasi0.
Melalui wawancara dengan 4 orang yaitu:
a. Bapak Ade Irwan Amin : Wakil Kepala kantor bidang umum
b. Ibu Nelsi : Manajer pemasaran
c. Bapak Sucipto : Manajer SDM
d. Bapak Agustiar : Wakil Kepala Kantor Bidang Bisnis

0
Ibid., hal. 123.
43

c. Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengancara menggunakan data-


data sekunder dari PT.POS Indonesia Persero Medan berupa laporan-
laporan, catatan- catatan, dan materi pendukung lainnya.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang diperoleh dengan menggunakan
kata-kata atau kalimat dengan dasar teori-teori yang mendukung dan berkaitan
dengan permasalahan yang dibahas dan berfungsi sebagai penjelasan atas analisis
data tersebut. Penelitian kualitatif sendiri memiliki arti sebagai suatu proses yang
mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas
yang ada dalam interaksi manusia. Penelitian kualitatif bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian0.

Analisis data kualitatif merupakan proses pemecahan data menjadi


komponen-komponen yang lebih kecil berdasarkan elemen dan struktur tertentu.
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensistesiskan, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain.

Langkah-langkah tahapan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut :

a. Pengumpulan Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan dan

0
Arfan Ikhsan, dkk., Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen,
(Bandung: Citapustaka Media, 2014), hal. 33
44

diidentifikasi sesuai yang di butuhkan peneliti mengenai implementasi


dan optimalisasi sistem akuntansi pertanggung jawaban dalam
meningkatkan kualitas pelaporan pemerintahan. Adapun langkah-
langkah dalam pengumpulan data dengan cara mengumpulkan seluruh
data dan informasi yang dibutuhkan tentang gambaran aktivitas usaha
dengan melakukan wawancara pada PT.POS Indonesia Persero Medan
serta mengumpulkan dokumen yang ada pada PT.POS Indonesia
Persero Medan
b. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari PT.POS Indonesia Persero Medan
dikategorikan dan dipelajari menurut pokok permasalahan dalam
bentuk tabel dan dilengkapi dengan keterangan sehingga memudahkan
peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan yang lain.
Langkah-langkah dalam penyajian data pada kantor PT.POS Indonesia
Persero Medan dengan cara menganalisis sistem informasi akuntansi
yang didapat berupa perbandingan antara siklus penjualan produk dan
siklus penjualan jasa pada PT.POS Indonesia Persero Medan
c. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari
kegiatan pengumpulan dan penyajian data. Data yang sudah
dikumpulkan dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan
sementara. Kesimpulan sementara akan diverifikasi. Teknik yang dapat
digunakan untuk memverifikasi adalah triangulasi sumber dan metode.
Triangulasi data yaitu teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dan informasi dari sumber yang sama.
d. Kesimpulan Akhir
Kesimpulan Akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara
yang telah di verifikasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat PT Pos Indonesia (Persero)
PT Pos Indonesia (Persero)Medan adalah salah satu bagian dari
Badan Usaha Milik Negara(BUMN) yang ada di Indonesia seperti
halnya PT Indosat, PT Telkom,PT Kereta Api, PT PLN dan sebagainya.
Gagasan untuk mendirikan perusahaan ini timbul dari mengingat
pentingnya komunikasi secara tertulis,sehingga diperlukan suatu badan
khusus yang menjadi penyelenggara informasi antar daerah wilayah di
Indonesia.
Kantor Pos pertama didirikan pada tanggal 24 Agustus 1746
oleh Gubernur Jenderal GW.Van Inholf bersama dengan ditemukannya
telegraph dan telepon,badan tersebut dinamakan perusahaan telepon dan
telegraph (PTT). Kantor PTT pertama kali berkedudukan di
Weltervenden (Gambir Jakarta) antara tahun 1922-1923 dan
dipindahkan ke gedung “Bulgerlijke Open Bare Wareken” (BOBW)
yang sekarang menjadi gedung dinas pekerjaan umum Bandung.Selama
masa kependudukan Jepang Jawatan PPT terpecah-pecah mengikuti
struktur organisasi pemerintah militer Jepang,sehingga terbagi menjadi
PPT Sumatera,PPT Jawa,PPT Sulawesi.Pada saat kemerdekaan
Indonesia tanggal
17 Agustus 1945,penyerahan PPT dari tangan Jepang belum dapat
berjalan sebagaimana mestinya,baru pada tanggal 25 September 1945
pemuda pemudi
Indonesia berhasil merebut PPT sehingga berdirilah PPT
Republik Indonesia dan mengangkat Soeharto sebagai pimpinan dan
R.Dirja sebagai wakilnya.Dalam perkembangan selanjutnya PPT
dinyatakan memenuhi syarat untuk berubah status menjadi Perusahaan
Negara (PN) sesuai dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-

45
46

Undang (Perpu) No.9 tahun 1960. Berdasarkan PP No.240 tahun


1961 status PPT di ubah menjadi PN Pos dan Telekomunikasi (PN
Postel). Pada tahun 1965 PN Postel dipecah menjadi dua perusahaan di
bidang Pos dan Telekomunikasi, yaitu PN Pos dan Giro berubah
menjadi Perum Pos dan Giro ditetapkan menjadi PT Pos Indonesia
(Persero) sampai dengan sekarang, Sedangkan PN Telekomunikasi di
ubah menjadi PT Telekomunikasi Indonesia. Dalam sejarahnya, Pos
Indonesia merupakan salah satu BUMN tertua di
Indonesia.Keberadaannya di Indonesia berawal dari perusahaan dagang
Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)
dengan maksud untuk memudahkan pengiriman surat,terutama dalam
kegiatan perdagangan.
2. Profil PT Pos Indonesia (Persero)
Pos Indonesia membagi wilayah Negara Indonesia sebelas daerah
atau divisi regional dalam pengoperasiannya. Pembagian divisi-divisi
tersebut mencakup semua provinsi yang ada di Indonesia, yang terbagi
menjadi 219 Kantor Pos Pemeriksa (KPRK) tipe A-E. Setiap divisi
meliputi satu atau beberapa provinsi yang menjadi bagian dari divisi
tersebut. Divisi-divisi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Regional I Pusat Medan (meliputi Provinsi Aceh dan Sumatera
Utara
2. Regional II Pusat Padang (meliputi Provinsi Riau, Kepulauan
Riau,dan Sumatera Barat).

3. Regional III Pusat Palembang (meliputi Provinsi Bengkulu,


Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Bangka
Belitung)
4. Regional IV Pusat Jakarta (meliputi Provinsi DKI Jakarta,
Banten, dan sebagian Jawa Barat.
5. Regional V Pusat Bandung (meliputi sebagian Provinsi Jawa
Barat)
6. Regional VI Pusat Semarang (meliputi Provinsi Jawa Tengah dan
47

DI Yogyakarta)
7. Regional VII Pusat Surabaya (meliputi Provinsi Jawa Timur)
8. Regional VIII Pusat Denpasar (meliputi Provinsi Bali, Nusa
Tenggara Barat,dan Nusa Tenggara Timur)
9. Regional IX Pusat Banjarbaru (meliputi Provinsi Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara,
dan Kalimantan Selatan)
10. Regional X Pusat Makassar (meliputi Provinsi Gorontalo,
Sulawesi Utara,Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Maluku Utara).
11. Regional XI Pusat Jayapura (meliputi Provinsi Papua Barat, dan
Papua) Ekspansi wilayah pelayanan Pos Indonesia tidak hanya
meliputi wilayah Indonesia saja, tetapi juga sudah meliputi dunia
internasional. Pelayanan dalam skala intenasional ini memungkinkan
Pos Indonesia untuk melaksanakan salah satu tujuannya untuk bisa
go internasional. Ekspansi wilayah pelayanan Pos Indonesia ini
dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan badan-badan usaha di
Negara lain yang berskala internasional, seperti Western Union.
Andil Pos Indonesia dalam melayani pelanggannya baik di skala
nasional ataupun internasional, tidak terbatas hanya dalam dunia
perposan,tetapi juga dalam dunia keuangan. Fasilitas transfer uang
melalui Pos Indonesia bisa dinikmati oleh pelanggannya. Fasilitas
pembayaran tagihan listrik, air, dan telepon pun bisa dinikmati di
kantor-kantor Pos Indonesia. Berbagai kemudahan yang ditawarkan
dalam pelayanan Pos Indonesia terhadap pelanggannya merupakan
suatu strategi yang diambil oleh Pos Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya.

3. Visi Dan Misi Perusahaan


Visi PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan 20000

“Menjadi perusahaan Pos yang terpercaya”


48

b. Misi PT. Pos Indonesia (Persero) Medan 20000


a. Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan
yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik.
b. Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim
kerja yang aman,nyaman,dan menghargai kontibusi
c. Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan
hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.
d. Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat
e. Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan terpecaya
kepada seluruh pemangku kepentingan.
49

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen
atau unit-unit kerja dalam sebuah organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya bahwa pembagian kerja dan bagaimana fungsi
atau kegiatan-kegiatan berbeda yang dikoordinasikan. Selain itu
struktur organisasi juga menunjukkan mengenai spesialisasi-spesialisasi
dari pekerjaan, saluran maupun penyampaian laporan. Struktur
organisasi PT. Pos Indonesia (Persero) Medan dapat dilihat sebagai
berikut:
50

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)

5. Tugas dan Tata Kerja PT. Pos Indonesia (Persero)


Deskripsi jabatan (job description) masing-masing bagian pada
struktur organisasi PT POS Indonesia Kantor Pos Medan adalah sebagai
berikut :
1. Kepala Kantor
a. Mengawasi kegiatan penjualan, keuangan, pembelian,
administrasi dan umum keadaan kegiatan sesuatu yang terpadu
dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
b. Melakukan pengolahan data, analisis dan evaluasi atau hasil
usaha dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna
milik perusahaan.
c. Secara Periodik mengawasi sistem pengawasan internal dan
melaksanakan pemeriksaan.
d. Memberi masukan kepada staf untuk perbaikan atau
penyempurnaan peraturan, ketentuan, sistem prosedur maupun
administrasi yang pada umumnya berlaku pada perusahaan.
e. Mengawasi dan memberikan persetujuan pengeluaran dan
penerimaan kas agar sesuai dengan anggaran yang sudah
ditetapkan.
f. Mengadakan penilaian prestasi kerja bawahannya berdasarkan
laporan yang diterima bawahannya.
g. Mengadakan hubungan dengan pihak luar terutama mengenai
hal-hal yang menyangkut kebijaksanaan lainnya yang bersifat
umum.

2. Bagian Audit
a. Memeriksa bagoian-bagian keuangan, pelayanan dan keagenan,
akuntansi, SDM, pengolahan, paket pos, teksifo, filateli, posplus
dan pemasaran
51

b. Pemeriksaan kas supervisor keuangan dan pemeriksaan sisi benda


pos dan materai (BPM) supervisor keuangan.
c. Membuat laporan penyimpanan masing-masing bagian.
d. Menyusun laporan eksploitasi.
e. Pemeriksaa tertutup kas tahunan.
f. Penyusunan laporan pemeriksaan.
g. Pembuatan berita acara pemeriksaan (BAP)
3. Bagian Pelayanan
a. Mengatur pelayanan loket penerimaan paket pos peka waktu
meliputi paket pos biassa, wesel pos, giro pos, kilat khusus, EMS,
Express Post dan penjualan benda pos dan materai (BPM)
b. Mengkoordinasikan pekerjaan penerimaan dari kantor lain
termasuk pekerjaan pembukuan atau pencatatan pekerjaan.
c. Mengkoordinir persiapan paket pos serta menjaga kelancarannya.
d. Melaksanakan tata usaha umum dan mengawasi loket-loket
penerimaan paket pos.
e. Menyiapkan konsep surat-menyurat tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pos.

4. Bagian Keuangan
a. Menerima, menyiapkan, membayar atau mengeluarkan uang dan
surat berharga, menerima dan memberikan panjar kas ke loket-
loket atau kasir, menerima dan menyiapkan pengiriman uang serta
membuat neraca harian kas.
b. Menerima, menyiapkan, mengeluarkan dan mempertanggung
jawabkan serta pinata usahaan benda pos dan materai, membuat
neraca harian benda pos dan materai termasuk buku atau daftar
rekapitulasi penjualan.
c. Mengawasi peredaran benda pos materai di loket-loket, mesin
perangko dan sistem pemprangkoan lainnya baik yang digunakan
diloket maupun oleh public, serta melaksanakan penatausahaan
dan pertanggungjawabannya.
52

d. Melaksanakan penyetoran dan pengambilan atau dari bank yang


telah ditetapkan dan pentransferan ke rekening direktur keuangan
Bandung, serta menjaga batas maksimum saldo kas.
5. Bagian Akuntansi
a. Memeriksa dokumen sumber pembukuan.
b. Mengklasifikasikan data dan dokumen sumber untuk melakukan
persiapan pembukuan.
c. Membukukan dalam buku harian, buku besar dan jurnal.
d. Menyusun neraca dan laporan keuangan.

6. Bagian Pemasaran
a. Menyusun rencana kgiatan pemasaran semua jassa pos dan
keagenan serta penyusunan anggaran.
b. Melakukan penelitian pasar dan menganalisis setiap
masukan baik berdasarkan pengamatan, usulan atau keluhan
pelanggan.
c. Melaksanakan negoisasi dan penjualan serta mengusulkan
penafsiran atas produk tertentu atau besarnya potongan.
d. Membuat basis data pelanggan dan pesaing.
e. Melakukan pembinaan pelanggan dan menjalin kerja sama
dengan pihak lain serta menyelenggarakan jumpa pelanggan bagi
konsumen daerah kerjanya.
f. Melakukan kegiatan promosi
g. Memantau kegiatan yang dilakukan pesaing mengevaluasi produk
yang ada dan mengusulkan pengembangan produk.
h. Membuat laporan kegiatan pemasaran.
7. Bagian SDM
a. Melakukan dan emngevaluasi pelaksanaan mutasi dan rolering
pegawai.
b. Merencanakan, mengembangkan dan mengatur sumber daya
manusia dalam lingkup kerja kantor pos Medan.
c. Mengurus surat-menyurat dan naskah kepegwaian serta hal lain
53

yang menyangkut hak dan kewajiban pegawai.


d. Melaksanakan tata usaha SDM, pembayaran gaji atau pensiun,
tunjangan, menyiapkan dan menyelesaikan ongkos perjalanan
dinas panjar, tabungan pegawai, serta segala sesuatu yang
menyengkut hak-hak dan kewajiban pegawai.
8. Bagian Sarana
a. Melakukan pembelian barang-barang sarana.
b. Mengelola dan memlihara peralatan, pembangunan dan kendaraan.
c. Mengawasi kebersihan, ketertiban dan keindahan di lingkungan
kantor.
d. Memantau atau memeriksa gedung-gedung yang akan diajukan
untuk diadakan perbaikan.
e. Mengawasi persediaan barang keperluan dinas dan memeriksa
seluruh pekerjaan teknis dan administrasi bagian sarana di KP II
dan KP VII sampai KP X.
9. Bagian Teknis Sistem dan Informasi
a. Mengkoordinasi pengawasn dan pengadinstrasian pelanggan
wasantara net
b. Melakukan analisi pengembangan peranan layanan wasantara net.
c. Membuat neraca pendapatan wasantara net.

6. Jaringan Usaha Kegiatan


Jaringan usaha PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Medan
20000 yang tersebar di banyak wilayah Kota Medan menunjukkan bahwa
perkembangan dari salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini
cukup pesat, mengingat tidak hanya ada di tingkat Nasional, melainkan
Internasional, dan salah satunya di Kota Medan yang merupakan Kota
Besar di Indonesia.
54

a. Kantor Pos Cabang Medan


Berikut daftar kantor Pos cabangyang disajikan dalam Tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Kantor Pos Cabang (KPC) Medan 20000
No Nama Kantor Cabang No Nama Kantor Cabang
1 KPC Medan Polonia 22 KPC Namurambe
2 KPC Medan Thamrin 23 KPC Bandar Baru
3 KPC Medan Baru 24 KPC Belawan
4 KPC Medan USU 25 KPC Medan Sutomo
5 KPC Medan P. Brayan 26 KPC Medan KIM
6 KPC Medan SM. Raja 27 KPC Medan LE Kp.
7 KPC Medan S. Sikambing 28 KPC Medan Tuntungan
8 KPC Medan Denai 29 KPC Ps. Bengkok
9 KPC Medan Helvetia 30 KPC Medan Timbang Deli
10 KPC Kp. Baru 31 KPC Medan Titi Papan
11 KPC Gd. Johor 32 KPC Medan Kp. Durian
12 KPC Medan Tuntungan 33 KPC Medan Tanjung Sari
13 KPC Ps. Bengkok 34 KPC Pancur Batu
14 KPC Medan Timbang Deli 35 KPC Tanjung Morawa
15 KPC Medan Titi Papan 36 KPC Deli Tua
16 KPC Medan Kp. Durian 37 KPC Sunggal
17 KPC Medan Tanjung Sari 38 KPC Batang Kuis
18 KPC Menteng Tujuh 39 KPC Tembung
19 KPC Medan Paya Geli 40 KPC Medan Sei Agul
20 KPC Kantor Area I 41 KPC Poldasu
21 KPC Medan Tasbi 42 KPC Menteng Tujuh
55

b. Mitra SOPP

Berikut daftar Mitra SOPP yang disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Mitra SOPP PT.POS Indonesia Kantor POS Medan
20000
No Nama Mitra SOPP No Nama Mitra SOPP
1 Acc 30 Mandiri Tunas Finance
2 Adira Finance 31 Mega Auto Central
3 Al Ijarah Indonesia Finance 32 MNC Finance
4 Angsuran ITC Multi 33 MPN G2
5 Angsuran Kredit Plus 34 NSC Finance
6 Angsuran Mandala Finance 35 Orange TV
7 Angsuran Mega Finance 36 Anz Panin (Personal Loan)
8 Paket Data Xlink 37 CIMB Niaga Auto Finance
9 Anz Panin Kartu Kredit 38 PT BFI Finance Indonesia
10 Big TV (Postpaid) 39 PT Suzuki Finance
11 BII Kartu Kredit 40 PT Toyota Astra Financial
12 Bima Finace 41 MPN
13 BTN Cetak Cover Butab 42 PLN Non Taglis
14 BTN KPR Denda 43 PLN Non Taglis (SBY)
15 BTN KPR Tunai (Total) 44 PLN Postpaid Zona (SBY)
16 BTN Pembukaan Rekening 45 PLN Postpaid Zona 2
17 BTN Penarikan Tabungan 46 PLN Prepaid (JKPINDO)
18 BTN Setoran dgn Buku 47 PLN Prepaid (SBY)
56

19 BTN Setoran tanpa Butab 48 Satelindo


20 BTN Transfer 49 Summit OTO Finance
21 Busan Auto Finance 50 Takaful
22 Central Santoso Finance 51 Telkom Jastel
23 Citi Bank (Kartu Kredit) 52 Telkomsel (Pascabayar)
24 Citi Bank (Personal Loan) 53 Telkomsel (Prabayar)
25 Deposit agnesi 54 Trihamas
26 FIF Angsuran 55 Varia Intra Finance
27 Giro Setoran Tanpa Butab 56 WOM Finance
28 HD Finance 57 XLINK (Pascabayar)
29 Indomobil finance Indonesia 58 X-LINK (prabayar)
55

c. Mitra I-Pos

Berikut daftar Mitra I-Pos yang disajikan dalam Tabel 4.3 sebagai
berikut :

Tabel 4.3
Mitra I-Pos PT POS Indonesia Kantor Pos Medan 20000
No Nama Mitra I-Pos No Nama Mitra I-Pos
1 Adira Bambu 28 KP Medan Kota
2 Adira Dana Cepat Bambu 29 KPP Medan Petisah
3 Adira Finance Bambu 30 KPP Medan Polonia
4 Adira Operasional Bambu 31 KPP Medan Timur
5 Adira Finance Abd. Lubis 32 Dispenda Utara
6 Adira OP II Abd. Lubis 33 KPP Lubuk Pakam
7 Adira OP II P Abd. Lubis 34 Kehakiman
8 Adira Dana Cepat 35 Pengadilan Tinggi Medan
9 Adira Marelan 36 Kanwil II DJKN Medan
10 Adira Dana Cepat Marelan 37 BMKG
11 Adira Marelan F 38 Jamkrindo
12 Adira Marelan OP II P 39 PT Asabri
13 Adira Marelan OP 40 Polda Sumut
14 Adira Titi Kuning 41 Lotte Mart (Makro)
15 Adira Titi Kuning 3 42 Suzuya I
16 Adira Titi Kuning SP/OP II 43 Industri Karet Deli
17 Adira Titi Kuning OP 44 Infomedia
18 Adira Titi Kuning F 45 Kimia Farma
19 Asuransi Adira Dinamika 46 Asuranssi Astra Buana
20 AIA Finance 47 PT Taspen
21 Telkomsel Uniland 48 Telkomsel Area
22 PT Telkom 49 UNIMED
56

23 PT Indosat 50 Universitass Terbuka


24 Suzuki Finance 51 Sinar Mas
25 BPJS Kesehatan Regional 52 PTPN III
26 BNI Pemuda 53 PTPN II
27 BNI USU 54 BNI Sutomo

7. Kinerja Usaha Terkini


Kinerja usaha dapat dikatakan baik, jika perusahaan dapat
memenuhi target profit yang ingin dicapai bahkan melebihi target yang
ditentukan oleh rencana anggaran setiap perusahaan atau biasa disebut
oleh beberapa perusahaan RKAP (Rencana Kerja Anggaran
Perusahaan). Setiap perusahaan juga mempunyai visi dan misi yang
harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu
untuk mencapai itu semua, begitu juga pada PT.Pos Indonesia (Persero)
Kantorpos Medan 20000, Kantorpos terus berupaya agar tujuan yang
telah digariskan dapat tewujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu
semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi, disiplin dan
loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal
diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja kegiatan terkini
yang dijalankan perusahaan adalah menyelenggarakan program E-
Commerce. Mengingat perkembangan teknologi dunia yang terus
berkembang pesat, perkembangan internet menyebabkan terbentuknya
dunia baru yang disebut dunia maya. Di dunia maya, setiap individu
memiliki hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan individu lain
tanpa batasan apapun yang dapat menghalanginya. Globalisasi yang
sempurna sebenarnya telah berjalan di dunia maya yang
menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari seluruh aspek
kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor
bisnis merupakan sektor yang paling terkena dampak dari
57

perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi serta paling


cepat tumbuh. Melalui e-commerce, seluruh manusia di muka bumi
memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk bersaing dan
berhasil berbisnis di dunia maya.
Dengan E-Commerce memungkinkan kita bertransaksi dengan
cepat dan biaya yang murah tanpa melalui proses yang berbelit-belit, di
mana pihak pembeli (buyer) cukup mengakses internet ke website
perusahaan yang mengiklankan produknya di internet, yang kemudian
pihak pembeli (buyer) cukup mempelajari term of condition (ketentuan-
ketentuan yang diisyaratkan) pihak penjual. Dengan begitu, Kantor pos
dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
a. Rencana Kegiatan PT Pos Indonesia(Persero) Kantor Pos Medan
Rencana usaha Kantor Pos Medan 20000 berdasarkan pada aset
yang dimiliki oleh Kantor Pos berupa filateli, Prangko dan benda BPM
lainnya yang terus dikembangkan penggunaannya dengan event yang
telah ditentukan oleh perusahaan. Setiap event yang akan
diselenggarakan bertujuan untuk peningkatan mutu pelayanan hanya
saja pelayanan ini menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tepat guna untuk mencapai kepuasan pelanggan serta memberikan nilai
tambah yang cepat terhadap karyawan, pemegang saham, masyarakat
dan mitra kerja. Begitupun dengan mitra kerja, tentu perusahaan akan
terus meningkatkan dan mengembangkan kerjasama dengan mitra kerja.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Siklus Penjualan PT. Pos Indonesia Persero
Penjualan merupakan salah satu kegiatan dari perusahaan
manufaktur, dimana perusahaan menjual sejumlah barang dagang
kepada vendor atau pihak pembeli berdasarkan syarat-syarat yang telah
ditetapkan didalam perjanjian jual. Transaksi penualan diawali ketika
perusahaan mendapatkan permintaan pesanan barang dari perusahan
lain sebagai pihak pembeli,kemudia perusahaan melakukan penjualan
58

atas sejumlah barang dagang yang dipesan oleh pihak pembeli, pada
umumnya transaksi penjualan dengan metode perpetual dicatat dengan
jurnal sebagai berikut :

Tabel 4.4
Jurnal Transaksi Penjualan
Jurnal Debet Kredit
Account XXX
Receiveable
Cost Goods XXX
Sold
Sales XXX
Inventory XXX
Sumber PT. Pos Indonesia Persero
Transaksi penjualan di PT. Pos Indonesia Persero, dimulai dengan

adanya permintaan atas sejumlah barang tertentu dari pihak pembeli, di

PT. Pos Indonesia hal ini disebut dengan Goods Issue. Ketika Goods

Issue telah diterima oleh PT. Pos Indonesia maka akan dibuat Surat

Perjanjian Bersama (SPB) atas Goods Issue sejumlah barang dagang

tertentu berdasarkan permintaan pihak pembeli. Di dalam Surat

Perjanjian Bersama dijelaskan secara rinci mengenai jumlah dan harga

barang dagang yang diperjual belikan, tata cara penagihan,

penyerahan, pembayaran, masa berlakunya. Transaksi tersebut dicatat

sebagai berikut:
59

Tabel 4.5
Jurnal saat PT. Pos Indonesia Menerima Good Issue
Jurnal Debet Credit
Clearing Account XXX
Cost of Goods Sold XXX
Sales XXX
Inventory XXX
Sumber PT.Pos Indonesia Persero
Tabel 4.5 diatas menyajikan pencatatan jurnal PT.Pos Indonesia
ketika adanya permintaan atas sejumlah barang teretentu dari pihak
pembeli. Sedangkan pada saat invoicing pencatata jurnal disajikan
pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Jurnal Pada Saat Invoicing
Jurnal Debet Credit

Account Receiveable XXX

Inventory/COGS XXX

Clearing Account XXX

Sumber PT.Pos Indonesia

Ketika SPB telah disetujui oleh kedua belah pihak, maka barang

yang diperjual belikan dikirimkan kepada pihak pembeli, prosedur

pengiriman dilaksanakan sesuai dengan syarat yang tercantum dalam

SPB. Proses penagihan dilakukan oleh PT. Pos Indonesia dengan

mengirimkan debet nota/tagihan kepada pihak pembeli berdasarkan

jumlah tertentu sesuai dengan yang tertera didalam SPB.

Sebelum pembayaran dilakukan oleh pihak kedua, pihak kedua

melaksanakan suatu proses yang disebut pencocokan dan penelitian


60

(COKLIT). Proses pencocokan dan penelitian dimana PT. PT. Pos

Indonesia sebagai pihak pertama selaku penjual barang dagang dan

pihak kedua sebagai pembeli yang membutuhkan barang yang

diproduksi oleh pihak pertama, saling bertemu untuk mencocokan dan

meneliti atas kebenaran dokumen tagihan, melalui pencocokan terhadap

bukti-bukti transaksi baik bukti fisik maupun yang berada didalam

MYSAP.

Setelah proses pencocokan dan penelitian selesai, jika ditemukan


kesalahan atau dokumen kurang lengkap, pihak kedua dapat
mengembalikan dokumen tagihan kepada PT. Pos Indonesia untuk
diperbaiki dan dilengkapi. Kemudian akan ditagihkan kembali kepada
pihak kedua sesuai jumlah yang benar sesuai dengan proses pencocokan
dan penelitian yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Setelah
debet nota disetujui oleh pihak kedua, maka proses pembayaran akan
dilakukan oleh pihak kedua sesuai dengan jumlah yang tertera di dalam
debet nota yang dikirimkan oleh PT.Pos Indonesia kepada pihak kedua.
2. Prosedur Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan
Dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 14 November 2021
dengan narasumber selaku Manajer Penjualan (Pak Erwan) di dapat
data hasil wawancara sebagai berikut:

Unit/fungsi apa saja yang terkait dengan siklus penjualan dan

bagaimana aktivitasnya?

a. Petugas Loket

Petugas loket adalah unit pertama dan langsung berhadapan

dengan pengirim/costumer. Petugas loket bertugas untuk

melayani costumer yang membutuhkan jasa pengiriman


61

untuk mengirim surat/paket. Petugas loket melakukan tugas

antara lain:

1. Petugas loket memeriksa surat/barang seperti berapa

banyak surat/barang dan berapa beratnya dan lain-lain

sesuai ketentuan perusahaan.

2. Petugas loket memasukkan data kedalam resi pengiriman

yang kemudian resi pengiriman tersebut dicetak dua

rangkap yang masing-masing akan diberikan kepada

Manajer Bagian Proses dan Transportasi dan

pengirim/costumer.

3. Petugas loket kemudia bertugas menyerahkan

surat/barang ke bagian operasi untuk diperiksa lebih

lanjut

4. Petugas loket kemudian merangkum transaksi pelayanan

kedalam backsheet loket dan neraca loket yang nantinya

akan diserahkan kebagian pelayanan

5. Uang tunai yang diterima dari penjualan jasa akan

diserahkan kepada bagian kasir

6. Petugas loket juga bertanggung jawab untuk membuat

neraca loket yang nantinya akan diserahkan kepada

Manajer bagian Akuntansi sebagai lampiran laporan

penyetoran uang kepetugas akuntansi.

7. Petugas loket juga bertugas untuk menginput data


62

transaksi ke dalam aplikasi web sesuai dengan resi

b. Petugas Kasir

Petugas kasir melakukan aktivitas penerimaan kas antara lain.

1. Melakukan pemeriksaan kesesuaian jumlah uang tunai

yang diterima dari petugas loket terhadap transaksi

pelayanan pengiriman surat dan paket dengan dokumen

sumbernya.

2. Membuat neraca kasir yang nantinya akan diserahkan

kepada Manajer Kuangan dan Manajer Akuntansi untuk

dilakukan pemeriksaan dan pencocokkan dengan

dokumen sumbernya.

c. Dokumen Yang Terkait Dalam Prosedur Siklus Penjualan

Dokumen apa saja yang terkait dalam prosedur siklus

penjualan sebagai berikut:

1. Resi Pengiriman

2. Neraca Loket

3. Neraca Kasir

4. Laporan penyerahan

5. Backsheet Validasi Akuntansi

6. Laporan Keuangan
63

Gambar 4.2

Diagram Alur (flowchart) Siklus Penjualan


64

3. Analisis Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan

Data hasil wawancara yang sudah dilakukan pada tangga 14


November 2021 menjadi bahan bagi peneliti untuk dianalisis,
peneliti menganalisis antara lain :

a. Analisis Komponen Sistem Informasi Akuntansi


1. People
Tenaga kerja dalam siklus penjualan pada pengoperasiannya
sistem sudah bekerja sesuai dengan bagiannya. Dalam proses
penjualan tenaga kerja yang terkait sudah memadai dan sudah
terlatih serta diberikan pengembangan keahlian sesuai dengan
bagiannya.
2. Prosedur
Dalam pengumpulan data sudah berjalan sesuai dengan
ketentuan, proses transaksi dilakukan secara komplek dan benar-
benar secara aman sehingga terhindar dari kecurangan dari
dalam maupun luar. Penyimpanan data yang bersifat non public
dilakukan secara tertib.
3. Data-data Proses Bisnis
Proses bisnis perusahaan sudah menggunakan data pendukung
yang saling berhubungan antara bagian dan pengirim/costumer.
Sistem pada PT.Pos Indonesia sudah mampu mendeteksi
kecurangan melalui data-data sumbernya sehingga dapat
terhindar dari kecurangan.
4. Softwer
Beberapa software yang digunakan dan terkait dengan siklus
penjualan sudah mampu mendukung sebagai bahan pemeriksaan
dan pengambilan keputusan. Dokumen yang bersifat
terkomputerisasi sudah tersimpan secara aman dan tertib. Resi
yang tercetak sudah langsung terinput kedalam aplikasi web
65

sehingga pihak-pihak dapat melakukan pengecekan melalui web


sehingga lebih efisien.
5. Infrastruktur Informasi Teknologi
Infrastruktur informasi teknologi pada PT.Pos Indonesia sudah
sangat memadai. Semua sistemnya mendukung dalam proses
bisnis dan mempermudah dalam pengambilan keputusan.
b. Kelemahan yang terdapat pada siklus penjualan antara lain :
1. Masih sering terjadi keterlambatan dimana ada ketidak sesuaian
antara jadwal pengantaran dengan surat/paket yang sampai tidak
sesuai dengan yang telah dijadwalkan atau dijanjikan kepada
pengirim dan penerima.
2. Masih ada keterlambatan pada bagian Antaran dalam
memasukkan data laporan penyerahan membuat pengirim tidak
mampu mengecek status antarannya.
3. Masih terjadi kerusakan dalam proses pengantaran barang. Hal
ini menyebabkan PT. Pos Indonesia (Persero) harus melakukan
ganti rugi serupa yang bepengaruh pada pengeluaran dana
perusahaan.

Pejualan yang dilakukan PT. Pos Indonesia (Persero) Medan

adalah layanan jasa pengiriman surat dan paket, weselpos, giropos,

pospay dan banyak layanan pos lainnya. Petugas loket merupakan unit

yang langsung berhadapan dengan pengirim/costumer yang mengirimkan

surat/paket Resi pengiriman yang dibuat dan dicetak oleh Petugas Loket

akan diserahkan ke pelanggan. Resi pengiriman rangkap ke dua akan

diserahkan ke bagian Proses dan Transportasi untuk dilakukan

penempelan resi pada surat/paket dan kemudian dilakukan pengantungan.

Untuk pengiriman dalam kota Manajer Proses dan Transportasi akan


66

menyerahkan surat dan paket langsung ke bagian antaran. Jika

pengiriman di luar kota dan kabupaten maka akan dilakukan ditribusi ke

Kantorpos kota tujuan dan Kantorpos Cabang. Untuk pendistribusian

Manajer Proses dan Transportasi perlu menentukan sarnaa transportasi

yang akan digunakan sesuai dengan jarak, banyak dan berat surat dan

barang. Kurir yang melakukan pengiriman kepada penerima dalam kota

maupun luar kota perlu meminta tanda tangan penerima dan melakukan

pelaporan antaran secara online melalui web dimana laporan ini berisikan

status antaran yang berguna bagi pengirim untuk mengetahui bahwa

surat/paketnya sudah diterima.

Berdasarkan uraian siklus penjualan di atas, sistem informasi

akuntansi penjualan sudah berjalan baik dan kerusakan dalam proses

pengantaran bukan dikarenakan sistem yang tidak baik melainkan

karena personalianya. Baiknya sistem informasi akuntansi penjualan

terbukti dari:

1. Tidak adanya rangkap jabatan.


2. Mengerjakan tugasnya dengan tertib dan sesuai dengan
bagiannya. Setiap unit tenaga kerja sudah diberikan kejelasan
tugas dan sudah
3. Mampu menjadi bahan pengambilan keputusan.
4. Setiap aktivitas prosedur dan satuan kerjanya sudah
dilakukan pengendalian dan pengawasan sehingga mampu
menghindari manipulasi terhadap aset perusahaan.
5. Sistem yang ada sudah mampu menjaga aset perusahaan.
6. Dokumen seperti resi, neraca loket, backsheet loket dan
67

lainnya yang berkaitan dengan transaksi pelayanan langsung


di input ke dalam aplikasi web sehingga lebih efisien dalam
proses pengecekan, pengendalian, dan pencatatan.
c. Permasalahan yang Terjadi Terkait Transaksi Penjualan
PT.Pos Indonesia Persero
Masalah-masalah yang terjadi berkaitan transaksi penjualan
di PT. Pos Inonesia ialah sebagai berikut:
1. Tidak Dilakukannya Rekonsiliasi Angka Penjualan untuk
Costumer Credit
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap beberapa

costumer kredit, beberapa customer kredit telah melakukan

rekonsiliasi hutang piutang atas penjualan yang dilakukan antara

manajemen dengan customer kredit tersebut. Namun tidak diikuti

dengan rekonsiliasi jumlah penjualannya. Sehingga antara jumlah

penjualan di tahun berjalan yang dijadikan dasar pembuatan berita

acara rekonsiliasi hutang piutang tidak sama dengan jumlah yang

tercatat di General Ledger akun penjualan

Tabel 4.7
Transaksi Penjualan

Jumlah Penjualan
(Dalam Ribuan)
No. Nama Customer
Per Berita
Per MY SAP Perbedaan
Acara
1. PT. Jiwasraya (Persero)
(11.986.562) (11.910.199) 76.363
2. PT. Jasindo (Persero)
(8.532.428) (8.550.246) (17.818)
3. PT. INTI (Persero)
(19.370.554) (19.395.158) (24.594)

TOTAL (39.889.544) (39.855.603) 33.951


68

Dari tabel 4.7 Dapat kita ketahui bahwa perbedaan tersebut

mengakibatkan adanya perbedaan antara jumlah penjualan berita acara

dengan jumlah yang tercatat di GL akun penjualan (MY SAP). Pada

umumnya proses rekonsiliasi dibagian pemasaran lebih difokuskan

terhadap angka hutang piutang sehingga mengakibatkan seringnya terjadi

perbedaan dari penjualan kepada pihak pembeli.

4. Penerapan Pengendalian Internal Komponen Informasi dan

Komunikasi Pada Siklus Penjualan PT. Pertamina

Pada penjualan tunai yang dilakukan oleh PT. Pos kepada

pelanggan terkait dengan penjualan ada Prosedur Online Payment

Banking System (OPBS). Prosedur OPBS ini dimulai ketika Bank

Persepsi menerima setoran dari Pelanggan Tunai PT.Pos, kemudian

sistem SAP melalui Electronic Bank System (EBS) akan secara

otomatis melakukan proses posting Main Bank pada Bank Incoming

Clearing (BIC). Kemudian bank persepsi membuat sales order dengan

melalui sistem OPBS yang terhubung langsung (Web-Based

Application) dengan SAP, sales order dibuat berdasarkan tanggal

setor, customer account, dan nomor aplikasi bukti setor. Fungsi

kas/bank Perbendaharaan menerima Data Electronic Bank Statement

dan Hard Copy Rekening Koran. Sistem SAP akan mengcreate/

Posting Otomatis dari transaksi pelunasan Pelanggan ke rekening BIC

dan Account Receivable Pelanggan.


69

Kemudian Fungsi Penjualan-Instalasi/Depot mencetak delivery

order, dan memproses goods issue sesuai dengan delivery order.

Kemudian sistem SAP meng-create Billing secara otomatis

menghasilkan dokumen pembukuan rekening Account Receivable

dan rekening sales. Bagian instalasi/depot melakukan melakukan

monitoring terhadap keberhasilan proses billing otomatis tersebut

dan apabila proses otomatis gagal, maka dilakukan proses billing

secara manual. Pada akhirnya Sistem SAP akan melakukan proses

clearing AR secara otomatis, apabila gagal maka fungsi

hutang/piutang yang akan melakukan proses manual serta

memonitoring saldo akun penjualan tunai pelanggan.

5. Dampak Terhadap Efektivitas Laporan Keuangan

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PT. Pos

Indonesia Persero serta hasil analisa dengan cara membandingkan Tata

Kelola Organisasi (TKO) dengan kondisi aktual di lapangan. Dapat

diketahui bahwa PT.Pos Indonesia Persero cukup efektif dalam

melaksanakan pengendalian internal komponen informasi dan

komunikasi. Hal ini dapat dibuktikan dari penerapan TKO Penjualan di

seluruh bagian yang berkaitan dengan proses penjualan tersebut telah

dilaksanakan dengan baik.

Namun masih terdapat sedikit kelemahan yaitu masih adanya miss

comunication antar bagian, serta telatnya pemberitahuan mengenai

prosedur baru kepada unit dilapangan. Sehingga menyebabkan


70

terjadinya kesalahan pencatatan dan pengakuan transaksi yang berkaitan

dengan penjualan.

Terkait proses pencocokan dan penelitian (COKLIT) disarankan

kepada PT.Pos Indonesia Persero untuk memperbaiki serta

meningkatkan pengawasan terkait dengan proses ini. Hal ini

dikarenakan seringnya hasil COKLIT tidak sesuai dengan jumlah saldo

yang ditagihkan oleh PT.Pos Indonesia Persero kepada pelanggan.

Sehingga terjadinya perbedaan jumlah yang cukup material yang dapat

merugikan PT.Pos Indonesia Persero. Hal ini tentu saja dapat

mempengaruhi mengenai jumlah saldo penjualan yang terdapat di

laporan keuangan.

Jika masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Pos Indonesia Persero

tidak segera diperbaiki, maka akan mempengaruhi efektivitas pelaporan

keuangan khususnya terkait siklus penjualan. Yang mengakibatkan

tidak relevannya saldo penjualan dengan kondisi yang sebenarnya,

salahnya pengakuan penjualan yang berujung pada pengakuan

pendapatan, serta salahnya metode pengiriman barang yang

mengakibatkan salahnya pengakuan penjualan.

Untuk mencegah dan memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam

pengendalian internal komponen infomasi dan komunikasi, PT.Pos

Indonesia Persero membentuk organisasi baru yaitu Compliance

System/Compliance Control System. Compliance System merupakan

organisasi yang berfungsi untuk mengawasi arus komunikasi dan


71

informasi atas transaksi yang terjadi dalam aktivitas operasi

perusahaan. Compliance System bertujuan untuk mencapai laporan

keuangan yang handal, akuntabel, dan auditable melalui MY SAP.

Selain itu bertujuan untuk mengurangi catatan dalam management’s

letter serta biaya dan waktu dalam proses audit yang dilakukan oleh

auditor eksternal.

Sebelum dibentuknya Compliance System, tidak adanya organisasi

yang mengawasi arus informasi dan komunikasi transaksi yang

kemudian transaksi tersebut akan menjadi laporan keuangan. Hal ini

menyebabkan cukup banyaknya penyimpangan yang terjadi dalam

pencatatan transaksi dengan jumlah yang diterima secara nyata oleh

PT.Pos Indonesia Persero, sehingga dalam proses audit banyak

ditemukan kelemahan-kelemahan yang ditemukan terkait pencacatan

laporan keuangan. Untuk mengurangi masalah ini dibentuklah

Compliance System. Selain itu Compliance System juga berfungsi untuk

melaksanakan audit kepatuhan terhadap internal user laporan keuangan

dari PT. Pos Indonesia Persero. Berikut ini merupakan skema yang

dapat membantu kita untuk memepermudah kita dalam memahami

tugas dan peran yang dilakukan oleh complience system/control PT.Pos

Indonesia Persero.
72

P PT.Pos Pencatatan Laporan


Indonesia SOP AUDIT
Transaksi Keuangan

complience
system

Sumber PT.Pos Indonesia Persero

Gambar 4.3

Skema Tugas dan Peran complience system PT.Pos Indonesia Persero

Berdasarkan gambar diatas, complience system mengawasi secara

langsung atas arus informasi dan komunikasi dari pencatatan transaksi

hingga transaksi tersebut digunakan dalam pembuatan laporan

keuangan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan

yang terjadi sebelum adanya fungsi Compliance System/Control. Dalam

kegiatan yang dilakukan dalam Compliance System. Organisasi ini

telah menemukan beberapa permasalahan yang terdapat di PT.Pos

Indonesia Persero yang khususnya berkaitan dengan sistem

pengendalian informasi dan komunikasi.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan informasi dan


komunikasi dalam efektivitas pembuatan laporan keuangan. Lokasi penelitian ini
terletak di PT.Pos Indonesia Persero Medan Jl. Pos No.1, Kesawan, Medan Barat.
Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan dianalisis terhadap
permasalahan yang ditemukan. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan sistem pengendalian internal khususnya komponen informasi


dan komunikasi di PT.Pos Indonesia Persero. Telah dilaksanakan dengan
baik, hal ini dibuktikan dengan adanya flowchart, struktur organisasi dan
wewenang, dan TKO terkait penjualan yang dilakukan oleh PT.Pos
indonesia Persero . namun masih terdapat ketidakefektifan penyampaian
informasi mengenai TKO yang baru kepada pihak lapangan.
2. Permasalahan yang timbul dalam siklus penjulan terkait sistem

pengendalian komponen informasi dan komunikasi yaitu terkait dengan

permasalahan COKLIT (pencocokan dan penelitian) yang mengakibatkan

saldo penjualan yang cukup material antara pihak PT.Pos Indonesia

Persero dengan pihak pelanggan. Serta permasalahan lainnya yang

diakibatkan telatnya penyampaian peraturan baru sehingga terjadi kesalahan

pencatatan serta pengakuan penjualan, pendapatan, dan biaya yang terkait. Selain

itu adanya keterlambatan dalam pembuatan sales order yang dikarenakan

telatnya informasi yang dibutuhkan oleh salah satu bagian di PT. Pos Indonesia

Persero yang berfungsi untuk mengakui transaksi penjualan tersebut sehingga

terjadi keterlambatan pengakuan penjualan, dan biaya-biaya yang terkait.

Kemudian adanya kesalahan master data di dalam MY SAP sehingga

73
menimbulkan

74
74

3. Efektivitas laporan keuangan terutama terkait dengan siklus penjualan di

PT. Pos Indonesia Persero kurang efektif, hal ini dikarenakan PT. Pos

Indonesia Persero perlu adanya perbaikan terkait masalah COKLIT, yang

menimbulkan perbedaan saldo yang cukup material. Sehingga lebih

diperhatikan mengenai tata cara serta prosedur COKLIT dan pengawasan

dari saldo penjualan sejak terjadinya penjualan hingga dilaksanakan

COKLIT dan terjadinya pelunasan oleh pelanggan. Selain itu juga

lambatnya pemberian informasi mengenai TKO yang baru kepada pihak

dilapangan sehingga menimbulkan salah catat dan pengakuan penjualan.

B. SARAN

Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil


penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti di bagian
yang berbeda di PT. Pos Indonesia Persero. Serta mengganti atau
menambah variabel informasi dan komunikasi dengan variabel lain
yang berhubungan dengan sistem pengendalian internal terutama
yang termasuk di dalam COSO frameworks.
2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa
wawancara dari beberapa auditor eksternal responden penelitian
agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa keluar dari
pertanyaan- pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu sempit
atau kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Maulana Masulili, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan


(Studi kasus PT.PASARAYA TSS)”, Jurnal Skripsi, h.2
Andi Septiani Ewiantika Hasbi,“Pengaruh Audit Forensik, Audit Investigatif, dan
Profesional Judgment Terhadap Pengungkapan Fraud Dengan
Kecerdasan Spiritual Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris
Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara)”,( Skripsi Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
ALAUDDIN ,Makasar),2019.
Anif Fitra Isfiyanto, “Analisis implementasi system informasi penjualan di
perusahaan skala kecil (Studi Kasus CV. Metrolab kudus)”, 2013.
Ansye Paulus, “Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Atas Pengendalian Internal
Pendapatan Studi Kasus Pada Rumah Sakit Siloam Manado”,Jurnal
EMBA Vol.4 No.4 Desember .2016
Any Krisnawati (2013) “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan
Penerimaan Kas Pada ”PT. Telekomunikasi indonesia,Tbk
Kandatel Malang.2013.
Author, “Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Penjualan Kredit Untuk Menilai
Sistem Pengendalian Intern Pada CV. Maju Mapan,” 2018
BPK RI, “Audit BPK BUMN”, https://www.bpk.go.id/news/bpk-audit-subsidi-
bumn. Diunduh pada tanggal 28 juni 2021
DPRRI,“BadanUsahaMilikNegara(BUMN)”,https://berkas.dpr.go.id/
puskajianggaran/kamus/file/kamus-240.pdf.Diunduhm pada tanggal
28 juni 2021

Dia Astuti ”Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Intern Dalam
Penjualan Kredit Pada CV.Bintang Jaya Bandar Lampung, 2019.

Dien Sefty, Iftahul Farihah, “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan


Manajerial Terhadap Pengungkapan Laporan Keuangan” Jurnal
Akuntansi Vol,3 No.2 Juli 2016.

Dwi Martani,et.al.,Akuntansi Keuangan Menengah Jakarta: Salemba Empat,2018


Djanegara dan Danusaputra, “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi dalam
Rfektifitas Pelaksanaan Pengendalian intern penjualan pada PT.
AstraInternasional”,2011.
EKONOMI.BISNIS.COM,“BPKAuditKhusus21BUMN”,https://
ekonomi.bisnis.com/read/20160607/9/555111/sistempengendalian-
internal-bpk-audit-khusus-21-bumn. Dilihat pada tanggal 29 juni
2021.
Evada Dewata. et. al, Analisis Pengukuran Kinerja Keuangan, Palembang:
INTEKNA,2017.
Fransiscus Octavianus “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan
Dan Penerimaan Kas Untuk Meningkatkan Pengendalian Internal

75
Pada PT.Sumber Alfaria Trijaya,Tbk (ALFAMART) Cabang Manado, 2016.
Gary Hamel,“Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Pada PT
Nusantara Surya Sakti”, JurnalEMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal.
274-281.
Hastoni dan Dewi Susanti, “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
dalam Meningkatkan Efektifitas Pengendalian Intern Piutang dan
Penerimaan Kas Pada PT. Trinunggal Komaro”, 2008.
Hisata dan Khairani, “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
terhadap efektivitas pengendalian internal penjualan kredit PT.
Batavia Prosperindo”, 2012.
Hendra Harmain, et.all,”Implementasi Surat Al-baqarah Ayat 282 dalam
Pertanggung Jawaban”, Jurnal Human Falah (Vol 3 No. 2 Juli –
Desember 2016), h.32
Ibrahim R, Prospek BUMN dan Kepentingan Umum, Penerbit PT. Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1997.
Jefry.(2015).“ProsedurPenjualan”(https://www.academia.edu)Diakses tanggal 24
september 2021.
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 1232/MK.013/1989
KOMPAS.com,“Deretan BUMN Tersandung Kasus pada Era Erick
Thohir”,https://money.kompas.com/read/2020/02/26/211100226/der
etan-bumn-tersandung-kasus-pada-era-erick-thohir?page=all#page2.
Diunduh pada tanggal 28 juni 2021
Kurniawan,“Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Terhadap
Efektivitas Pengendalian Internal Penjualan Pada PT. Niaga
Swadaya, 2015
Kamilah,”Dampak Penjualan Pakaian Bekas Terhadap Pedagang dipasar Sambu
Kota Medan,”Jurnal Ekonomi Islam (Vol VII No.1 Januari- Juni
2021)h.61
Mikrat, Dan Sumarni,Analisis Pengaruh Sistem Pembelian Dan Pengeluaran Kas
Terhadap Efektivitas Pengendalian Intern Pada Pt. Indofood
Sukses Makmur Tbk, (Jakarta: Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
UniversitasBorobudur,2016)
Mira C. Mokoginta,“Analisis Sistem Pengendalian Intern Berbasis COSO
Terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Studi Empiris PT. Nengga
Pratama Inter Nusantara)”,(Skripsi Program Studi D4 Akuntansi
KeuanganPoliteknik Negeri Manado),2015.
Monicaganda,“PengertianSiklusPenjualan”https://
monicaganda.blogspot.Diakses24september 2021.
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen, (Bandung:
Citapustaka Media, 2014
Nurwani,” Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, dan Profitabilitas: Perusahaan
Hotel, Restoran dan Pariwisata”, Jurnal Kitabah (Vol 4 No. 1
Januari-Juni 2020),h.62
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), (Bandung: Alfabeta, 2012).

74
Yolanda Fatrecia Kesuma, “Analisi Laporan Keuangan Sebagai dasar Dalam
Penilaian Kinerja Keuangan PT.BUDI SATRIA WAHANA
MOTOR”, Jurnal Akuntansi Keuangan (Vol. 5, No. 1, Maret
2014, Hal 93-121)
Yusup Maulana, “Pengaruh Akuntabilitas dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit dan Dampaknya Pada Pemberian Oponi Audit (Studi
Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung
Timur)”,(SkripsiProgram Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Pasudan,Bandung),2019.
Zainal Asikin, Disvestasi Saham Dalam Perspektif Keadilan, Jurnal Ius Vol.1

75

Anda mungkin juga menyukai