Anda di halaman 1dari 94

SKRIPSI

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP STIMULASI DAYA


INGAT ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI MADRASAH
IBTIDAIYAH NEGERI 2 MANADO

DISUSUN OLEH :
RAHMAT RAMADHAN MOKOGINTA
1701061

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
2021
SKRIPSI
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP STIMULASI DAYA
INGAT ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI MADRASAH
IBTIDAIYAH NEGERI 2 MANADO
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Dan Diajukan Oleh :

RAHMAT RAMADHAN MOKOGINTA


1701061

Kepada

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : Rahmat Ramadhan Mokoginta
Nirm : 1701061
Program Studi : Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado
Judul Skripsi : Pengaruh Senam Otak Terhadap Stimulasi Daya Ingat
Anak Usia Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2
Manado

Menyatakan bahwa skripsi saya ini asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akedamik Sarjana baik di STIKES Muhammadiyah Manado
maupun di Perguruan Tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis
dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
dan dicantumkan dalam daftar rujukan.

Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi
tanggung jawab saya sendiri, bukan tanggung jawab dosen pembimbing atau
pengelola Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado dan
saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku,
termasuk pencabutan gelar Sarjana yang telah saya peroleh.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Manado, September 2021

Rahmat Ramadhan Mokoginta

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP STIMULASI DAYA


INGAT ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI MADRASAH
IBTIDAIYAH NEGERI 2 MANADO

Diajukan Oleh :

Rahmat Ramadhan Mokoginta


1701061

Telah disetujui Oleh:

Pembimbing I

Ns. Petronela Mamentu, S.Kep., M.Kep

Pembimbing II

Ns. Irma M. Yahya, S.Kep., M.Kes


NIDN : 091519102

iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini di ajukan oleh :

Nama : Rahmat Ramadhan Mokoginta


Nirm : 1701061
Program Studi : Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado
Judul Skripsi : Pengaruh Senam Otak Terhadap Stimulasi Daya Ingat Anak
Usia Sekolah Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado
Telah berhasil dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal dan
diterima sebagai bagian persyaratan yang di lakukan untuk memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada program studi ilmu keperawatan Stikes Muhammadiyah
Manado.

PANITIA PENGUJI

Penguji I : Merry H. Rimporok. BSc., S.pd., M.Kes

Penguji II : Ns. Sri Wahyuni, S.Kep., M.Kes

Penguji III : Ns. Petronela Mamentu, S.Kep., M.Kep

Mengetahui,

Ketua Ketua Prodi Ilmu Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Manado STIKES Muhammadiyah Manado

Agust A. Laya, SKM., M.Kes Ns. Hj. Silvia D. Mayasari Riu, S.Kep., M.Kep
NIDN. 196508051994031010 NIDN. 0905098601

iv
CURICULUM VITAE

A Identitas Pribadi
Nama : Rahmat Ramadhan Mokoginta
NIRM : 1701061
TTL : Ampana, 01 Desember 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke- : Anak Pertama
Alamat : Perum Banua 1 Kel.Buha, Kec.Mapanget
Kode Pos : 95252
No. Telepon : 089698264336
Email : rahmatrmoko@gmail.com
B Riwayat Pendidikan
1. TK : TK Islam Al-Kamal
2. SD : MI Al-Hijrah Manado Lulus Tahun 2011
3. SMP : MTs Negeri 1 Manado Lulus Tahun 2014
4. SMA/ SMK : SMK Yadika Manado Lulus Tahun 2017
5. Perguruan Tinggi : STIKES Muhammadiyah Manado Tahun
2017

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat,

anugrah dan Rahmat-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaiakan skripsi ini yang

berjudul “Pengaruh Senam Otak terhadap Stimulasi Daya Ingat Anak Usia Sekolah

Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menempuh Sarjana Keperawatan

pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Manado.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman yang dimiliki penulis. Walaupun demikian penulis berharap skripsi ini

dapat bermanfaat baik untuk penulis maupun pihak lain yang menaruh minat

terhadap masalah ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Agust A. Laya, SKM., M.Kes selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Manado

yang telah memberikan saya kesempatan, fasilitas, sarana serta prasaran saat

menempuh pendidikan di STIKES Muhammadiyah Manado.

vi
2. Ns. H. Suwandi I. Luneto, S.Kep., M.Kes. Selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademik yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada peneliti.

3. Ns. Hj. Zainar Kasim, S.Kep., M.Kes. Selaku Wakil Ketua II di Bidang

Keuangan dan Aset, yang telah banyak memberikan masukan dan arahan

sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

4. I Made Rantiasa, S.Kp., M.Kes, Selaku Wakil Ketua III di Bidang Administrasi

dan SDM yang telah memberikan masukan dan arahan kepada peneliti.

5. Rizal Arsyad, S.Ag., MA, Selaku Wakil Ketua IV di Bidang Al-Islam,

Kemuhamadiyaan, Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang telah memberikan

arahan, masukan serta ilmu moral kepada peneliti selama menempuh

pendidikan di STIKES Muhammadiyah Manado.

6. Ns. Hj. Silvia D. Mayasari Riu,. S.kep., M.Kep selaku ketua program studi ilmu

keperawatan Yang telah banyak memberikan masukan, saran, arahan serta

bimbingan selama peneliti menempuh pendidikan di STIKES Muhammadiyah

Manado.

7. Merry H. Rimporok. BSc., S.pd., M.Kes, selaku Pembimbing Akedemik

sekaligus Penguji I yang telah memberikan kritik, saran, masukan serta arahan

kepada peneliti dalam penulisan Skripsi.

8. Ns. Sri Wahyuni, S.Kep., M.Kes, Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keperawatan dan Penguji II yang telah memberikan kritik, saran, masukan serta

arahan kepada peneliti dalam penulisan Skripsi

9. Ns. Petronela Mametu, S.Kep., M.Kep, sebagai Pembimbing I dan Penguji III

yang selalu memberikan masukan, saran, arahan, motivasi serta bimbingan

vii
sehingga penulis mendapatkan pengetahuan dan kemudahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Ns. Irma M. Yahya, S.Kep., M.Kes, sebagai Pembimbing II dan Moderator

yang selalu memberikan masukan, saran, arahan, motivasi serta bimbingan

sehingga penulis mendapatkan pengetahuan dan kemudahan dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11. Staf Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah

Manado, yang selalu memotivasi dan member semangat kepada peneliti selama

mengikuti pendidikan

12. Terima Kasih kepada bapak Kepala Sekolah MIN 2 Manado (Anis R.

Toma,S.Pd.I., M.Pd) serta Wali Kelas 2A (Kasma Mohammad, S.Pd.I) dan

Wali Kelas 2B (Nindra L. Lausu, S.Pd) yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk dapat melakukan penelitian dan telah membantu peneliti dalam

segala bentuk selama peneliti melakukan penelitian.

13. Yang teristimewa yaitu kedua orang tua (Papa Darmawan Mokoginta & Mama

Servin Pulman) dan adik-adik saya (Nurgina & Mayzahra) yang selalu

memberikan support, material, nasehat, dan selalu mendoakan kesuksesan serta

keberhasilan dalam hidup saya, terima kasih untuk segala perhatian, perjuangan

dan kasih sayangnya.

14. Terima kasih untuk adik-adik Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado

yang sudah bersedia menjadi responden dan membantu dalam proses penelitian

ini.

viii
15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017, terima kasih banyak untuk semua

kesempatan belajar, bermain serta berjuang bersama.

16. Teman-teman BOTOL BAGUS SQUAD dan KANTOR PUSAT, special

thanks buat para sahabat saya Rizal Paputungan, Muhammad Dzulkifli,

Abdurahman Suma, Aditya Aziz,Vira Arista Bambela, Maissy Mahmud, Nur

Dewi Basarewan, Mirawati Gobel dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya

sebutkan satu persatu saya hanya bisa berterima kasih yang selalu memberikan

motivasi, dukungan dan arahan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan skripsi ini kirannya kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

pembaca semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak

Manado, September 2021

Rahmat R. Mokoginta

ix
Rahmat Ramadhan Mokoginta. (2021) “ Pengaruh Senam Otak terhadap Stimulasi Daya
Ingat Anak Usia Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado “,Program
Studi Ners Ilmu Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado, Dosen
Pembimbing (1) Ns. Petronela Mamentu, S.Kep., M.Kep, (2) Ns. Irma M. Yahya,
S.Kep., M.Kes.
ABSTRAK
Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 melaporkan bahwa
5-25% dari anak-anak usia sekolah mengalami disfungsi otak minor dan juga gangguan
pada perkembangan motorik halus. Indonesia telah melakukan sejumlah penilaian
pembelajaran nasional dan internasional yang menunjukkan bahwa banyak siswa di seluruh
Indonesia masih kesulitan untuk menguasai kemampuan akademik dasar. Ada banyak cara
yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan otak termasuk daya ingat, salah
satunya melalui senam otak (Brain Gym). Senam otak bisa membantu meningkatkan
kecerdasan anak-anak sekolah. Gerakan-gerakan senam ringan yang dilakukan melalui
olah tangan dan kaki, dapat memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat
anak usia sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

Desain penelitian ini bersifat Quasy Eksperimental serta jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Pre and Post-Test With Control One Group. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 21 responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Lembar Observasi kemudian data dikumpulkan dan diolah menggunakan
program computer SPSS versi 16.0 untuk dianalisa menggunakan uji Paired T Test.

Hasil penelitian menggunakan Uji Paired T Test didapatkan nilai ρ Value tersebut
lebih kecil dari nilai signifikan sebesar (0,00<0,05) hasil penelitian ini menunujukan bahwa
didapati Ha diterima dan H0 ditolak.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah senam otak memiliki pengaruh terhadap
stimulasi daya ingat anak usia sekolah dasar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana edukasi serta dapat menjadi stimulasi daya ingat anak usia sekolah dasar.

Kata Kunci : Anak Usia Sekolah Dasar, Daya Ingat, Senam Otak

x
Rahmat Ramadhan Mokoginta. (2021) "The Influence of Brain Gymnastics on The
Stimulation of Memory of School-Age Children in Madrasah Ibtidaiyah Negeri
2 Manado", Ners STIKES Muhammadiyah Manado Study Program, Supervising
Lecturer (1) Ns. Petronela Mamentu, S.Kep., M.Kep, (2) Ns. Irma M. Yahya,
S.Kep., M.Kes.
ABSTRACT
According to the WHO (WorldHealth Organization) in 2012 reported that 5-25%
of school-age children experience minor brain dysfunction as well as disorders of
fine motor development. Indonesia has conducted a number of national and
international learning assessments showing that many students across Indonesia
still struggle to master basic academic ability. There are many ways that can be done
to improve brain intelligence including memory,one of which is through brain
gymnastics (BrainGym). Brain gymnastics can help improve the intelligence of school
children. Lightgymnastic movements performed through the hands and feet, can
provide stimulation or stimulus to the brain. The purpose of this study was to find
out the influence of brain gymnastics on the stimulation of memory of school-age
children in Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

The design of this study is Quasy Experimental and the type of research used in
this study is Pre and Post-Test With Control One Group. The sample in the study was
21 respondents. The measuring tool used in this study is an Observation Sheet and
then the data is collected and processed using the SPSS computer program version
16.0 to be analyzed using the Paired T Test.

The results of the study using the Paired T Test obtained a value of ρ Value is
less than a significant value of (0.00<0.05) the results of this study showed that ha
was accepted and H0 rejected.

The conclusion that can be taken is that brain gymnastics has an influence on
the stimulation of memory of elementary school-age children. The results of this study
are expected to be a means of education and can be a stimulation of memory of
elementary school-age children.

Keywords: Brain Gymnastics, Memory, Elementary School Age Children

xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .............................................................................................i
SURAT PERNYATAAN....................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................iv
CURICULUM VITAE .........................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................x
ABSTRACT ..........................................................................................................xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvi

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Senam Otak .................................................................................... 6
B. Daya Ingat ......................................................................................18
C. Anak Usia Sekolah Dasar ..............................................................26
D. Penelitian Terkait ...........................................................................30

BAB III. KERANGKA KONSEP


A. Kerangkan Konsep Penelitian ........................................................34
B. Hipotesis ........................................................................................34
C. Variabel Penelitian .........................................................................35
D. Definisi Operasional ......................................................................35
BAB IV. METODE PENELITIAN

xii
A. Desain Penelitian ...........................................................................37
B. Populasi Dan Sampel .....................................................................37
C. Waktu Dan Tempat Penelitian .......................................................38
D. Instrumen Penelitian ......................................................................38
E. Prosedur Pengumpulan Data ..........................................................39
F. Pengelolaan Data ...........................................................................40
G. Teknik Analisa Data ......................................................................41
H. Etika Penelitian ..............................................................................42
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ...............................................................................................44
B. Pembahasan ....................................................................................47

BAB VI. PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................52
B. Saran ...............................................................................................52

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................54


LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 3.1 Definisi Operasional ........................................................................... 36
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin .......................... 44
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................... 45
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Sebelum Diberikan Senam Otak ....................... 45
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Setelah Diberikan Senam Otak .......................... 45
Table 5.5 Uji Normalitas ..................................................................................... 46
Tabel 5.6 Analisa Bivariat................................................................................... 46

xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tahapan Memori ........................................................................... 23
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 34
Gambar 4.1 Desain Penelitian ............................................................................ 36

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Survey Awal


Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 4 Lembar Informed Consent
Lampiran 5 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 6 Lembar Observasi Daya Ingat Anak
Lampiran 7 Lembar SOP Senam Otak
Lampiran 8 Master Tabel
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik
Lampiran 10 Lembar Konsul
Lampiran 11 Dokumentasi

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Daya ingat merupakan bagian penting dalam membangun landasan

yang kuat untuk pembelajaran, baik didalam kelas maupun luar kelas. Memiliki

daya ingat yang bagus bisa membantu anak berprestasi lebih baik. Namun

memiliki daya ingat yang tajam bukan sesuatu yang dimiliki sejak lahir.

Keterampilan ini berkembang dan meningkat jika semakin sering digunakan,

sama dengan keterampilan lainnya yang akan semakin sempurna jika dilatih

(Annisa, 2020).

Perkembangan intelektual dan performa akademik anak telah menjadi

perhatian karena implikasinya pada performa masa depan serta kualitas hidup

individual dan dalam kehidupan sosial. Perkembangan intelektual dan performa

akademik anak sangat dipengaruhi oleh daya ingat anak tersebut (Prasetyo dkk,

2017).

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2012

melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia sekolah mengalami disfungsi otak

minor dan juga gangguan pada perkembangan motorik halus. Indonesia telah

melakukan sejumlah penilaian pembelajaran nasional dan internasional yang

menunjukkan bahwa banyak siswa di seluruh Indonesia masih kesulitan untuk

menguasai kemampuan akademik dasar. Di tingkat dasar, hanya 23% siswa

kelas 4 berhasil mencapai batas minimum nasional kemampuan matematika, dan

hanya 53% dalam membaca pada saat survey Indonesia National Assessment
Programme (INAP) terakhir pada 2016 (UNICEF Indonesia, 2017). Masalah

perkembangan anak saat in cenderung meningkat, baik di negara maju maupun

di negara berkembang termasuk Indonesia. Kejadian di Indonesia mengalami

gangguan perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran,

kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Anak yang mengalami kesulitan

belajar di Amerika mencapai angka 6-10%. Sedangkan di Indonesia sendiri

belum didapatkan angka yang pasti mengenai jumlah anak y ang mengalami

kesulitan belajar (Wiguna dkk, 2016).

Sejak di umumkan pasien pertama yang terpapar COVID-19 pada bulan

Maret 2020 pemerintah Indonesia terpaksa memberlakukan sistem WFH (Work

From Home) dan SFH (School From Home) atau bisa disebut dengan istilah

Daring (Dalam Jaringan). Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai

penyebaran Covid-19, namun hal ini bukan berarti tidak berdampak apapun

pada sistem pendidikan Indonesia khususnya pada siswa sekolah dasar maupun

menengah (Amelia, 2020). Ada beberapa dampak yang muncul pada anak akibat

proses belajar dengan metode seperti ini. Terutama pada kondisi kesehatan anak,

kemuadian juga disusul oleh kualitas pendidikan anak yang akan menurun.

Dengan dilaksanakan metode belajar seperti ini ,anak pun kekurangan ruang

untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Pada dasarnya anak bisa merasa bosan dan

mudah stress sehingga kesehatan mentalnya terganggu, semangat belajarnya

menurun dan kemampuan belajarnya pun ikut menurun (Yusra, 2020).

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan

otak termasuk daya ingat, salah satunya melalui senam otak (Brain Gym). Senam

2
otak bisa membantu meningkatkan kecerdasan anak-anak sekolah. Gerakan-

gerakan senam ringan yang dilakukan melalui olah tangan dan kaki, dapat

memberikan rangsangan atau stimulus ke otak. Stimulus itulah yang dapat

meningkatkan kemampuan kognitif seperti kewaspadaan, konsentrasi,

kecepatan, dalam proses belajar, memori, pemecahan masalah dan kreativitas

(Gunadi, 2017). Sementara itu di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado yang

merupakan tempat penelitian peneliti telah dilakukan survey awal dan

wawancara terhadap guru-guru sekaligus wali-wali kelas memaparkan bahwa

semenjak Pandemi Covid-19 para siswa diarahkan untuk belajar dari rumah atau

biasa disebut Daring (Dalam jaringan) dimana para siswa kelas 1-2 mengalami

kesulitan belajar, bahwasannya mereka masih belum terbiasa dan belum mampu

beradaptasi dengan metode yang pemerintah terapkan, sehingga membuat para

siswa mengalami penurunan kualitas belajar.

Berdasarkan masalah diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat anak

sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Ada Pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat anak sekolah

dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado?”

3
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Diketahui Pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat anak sekolah

dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

2. Tujuan Khusus

a. Diidentifikasi stimulasi daya ingat anak sebelum diberikan senam otak

b. Diidentifikasi stimulasi daya ingat anak setelah diberikan senam otak

c. Dianalisa pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat anak

sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negri 2 Manado.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi ilmu

keperawatan, khususnya Keperawatan Anak untuk lebih meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dalam pemberian pelayan kesehatan.

2. Praktis

a. Instansi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

Evidence Based Research keperawatan khususnya di bidang

keperawatan anak dan dapat menambah informasi untuk memperkaya

bahan pustaka.

4
b. Responden

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi

responden dan menambah ilmu pengetahuan terutama tentang senam

otak terhadap stimulasi daya ingat anak.

c. Peneliti

Penelitian ini di harapkan mampu menambah pengetahuan dan sebagai

pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah di dapat di bangku

kuliah, khususnya mengenai pengaruh senam otak terhadap stimulasi

daya ingat anak sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

d. Tempat Penelitian

Penelitian ini diharapakan mampu menambah pengetahuan serta bisa

memungkinkan dijadikan acuan dalam proses belajar mengajar baik itu

pada guru, murid maupun orang tua murid yang ada di Madrasah

Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. SENAM OTAK

1. Pengertian Senam Otak

Senam otak adalah serangkaian gerakan yang menghubungkan

antara otak, indera, dan tubuh. Serangkaian gerakan ini dapat menjaga

kesehatan mental dan fungsi kognitif, sehingga bisa menunjang kehidupan

sehari-hari. Gerakan tubuh memang berpengaruh pada kesehatan otak.

Dilansir dari MoundsPark Academy, aktivitas dan gerakan fisik bisa

memasok sel-sel otak dengan oksigen, meningkatkan produksi sel-sel otak

baru, serta membantu menciptakan sinapsis yang membantu proses

penyampaian informasi ke otak (Ihda, 2020).

Senam Otak adalah serangkaian latihan gerak sederhana untuk

memudahkan kegiatan belajar. Senam otak atau yang sering dikenal

dengan nama Brain Gym ini merupakan salah satu stimulasi yang dianggap

paling baik selama beberapa tahun terakhir ini (As’adi, 2011.)

Sejarah senam otak awalnya dimulai sebagai cara penyembuhan

penyakit otak pada anak. Macam penyakit tu antara lain adalah ADD

(Attention Deficit Disorder) atau susah fokus, hiperaktif, sulit konsentrasi,

depresi, atau kerusakan otak. Dengan melakukan senam otak ini

diharapkan anak yang memiliki masalah di atas dapat memperbaiki

kualitas otaknya dan menjadi solusi. Namun, dalam perkembangannya

senam otak ini mulai digunakan oleh berbagai kalangan. Mulai anak-anak
sampai orang dewasa. Yang melakukannya juga tidak hanya yang

mempunyai masalah otak saja, senam otak ini juga bisa dilakukan untuk

menambah kecerdasan dan kepintaran anak pada umumnya. (Cara dan

manfaat senam otak untuk kecerdasan anak, 2018)

Senam Otak (Brain gym) merupakan program komersial populer

yang dipasarkan di lebih dari 80 negara dan dipercaya dapat memberikan

stimulasi yang sangat dibutuhkan untuk pembelajaran efektif karena

diyakini dapat membuka bagian-bagian otak yang sebelumnya tertutup

atau terhambat sehingga kegiatan belajar/bekerja berlangsung

menggunakan seluruh otak (Aryanti & Setiyo. 2016).

Senam otak atau Brain Gym adalah serangkaian berbasis gerakan

tubuh sederhana. Gerakan ini dibuat untuk merangsang otak kanan dan

otak kiri (dimensi leteralisasi); meringankan atau merelaksasi belakang

otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem

yang terkait dengan perasaan atau emosional, yakni otak tengah (limbus)

serta otak besar (dimensi pemusatan). Senam otak bisa dilakukan dengan

gerakan sederhana sambil melakukan kegiatan seharihari dan senam ini

bisa dilakukan tanpa waktu khusus (Dennison, 2012).

Senam otak adalah serangkaian gerak sederhana menyenangkan

digunakan untuk memadukan semua bagian otak yang berfungsi

meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa

kebersamaan. Rangkaian kegiatan ini sesuai untuk semua orang. Berguna

dalam mempersiapkan seseorang menyesuaikan dengan kehidupan sehari-

7
hari. Dapat menambah atau meningkatkan ketrampilan khusus dalam hal

berpikir dan koordinasi, memudahkan kegiatan belajar. Merupakan inti

dari educational-kinesiology, yang merupakan ilmu tentang gerakan

tubuh manusia. Educational kinestetik adalah metode yang dikembangkan

oleh Paul Dennison agar individu dapat mengembangkan potensi melalui

gerakan tubuh dan sentuhan-sentuhan. (Dinnie & Dr.Yeniar, 2018).

2. Manfaat Senam Otak

Senam otak (brain gym) dapat memberikan manfaat yaitu stress

emosional berkurang dan pikiran lebih jernih, hubungan antar manusia dan

suasana belajar atau bekerja lebih rileks dan senang. Manfaat lain dari

senam otak (brain gym) yaitu kemampuan berbahasa dan daya ingat

meningkat, orang menjadi lebih bersemangat, lebih kreatif dan senang,

orang merasa lebih sehat karena stress berkurang dan prestasi belajar dan

bekerja meningkat (Dennison, 2012).

Menurut Ihda (2020), Dari sekian banyak bentuk aktivitas, senam

otak merupakan salah satu latihan untuk menjaga kesehatan otak yang bisa

dilakukan dengan rutin dan memperoleh manfaat, seperti:

a. Meningkatkan keterampilan akademis atau belajar, seperti membaca,

menulis, mengeja, dan matematika.

b. Meningkatkan konsentrasi, fokus, dan daya ingat.

c. Mengontrol dan mengurangi stres.

d. Meningkatkan kualitas tidur dan relaksasi.

e. Mengasah refleks dan koordinasi gerak tubuh.

8
f. Meningkatkan kemampuan komunikasi dan pengembangan bahasa.

g. Meningkatkan kemampuan organisasi.

h. Mengembangkan sikap positif.

i. Meningkatkan kreativitas.

j. Meningkatkan kemampuan olahraga.

Sedangkan manfaat senam otak untuk kecerdasan anak adalah

sebagai berikut :

a. Anak akan belajar dengan santai tanpa mengalami stress. Biasanya anak

mengeluhkan kesulitan belajar yang membuatnya malas belajar.

Dengan senam otak ini anak akan diajak untuk belajar yang terasa

ringan. Waktu senam ini sangat cepat, tetapi memiliki khasiat yang luar

biasa. Jadi, tak banyak waktu yang terkuras untuk hal ini. Kapanpun

dan di manapun akan mudah dilakukan.

b. Tak memerlukan bahan atau tempat khusus, karena yang dibutuhkan

hanya anak dan orang tua.

c. Dapat dilakukan di dalam keadaan apapun, baik saat belajar, bersantai,

atau bekerja.

d. Sress dan emosi anak berkurang dan pikiran menjadi lebih jernih.

e. Daya ingat anak menjadi meningkat seiring waktu, dan menambah

kemampuan bahasa.

f. Suasana belajar akan lebih menarik bagi anak dan membuatnya

ketagihan belajar.

9
g. Anak bersemangat dan mau mencoba hal baru. Karena mereka akan

menganggap senam ini sebagai permainan yang mengasyikkan.

h. Prestasi belajar anak akan meningkat.

3. Gerakan Senam Otak

Setiap gerakan senam otak (Brain Gym) memiliki sistem kerja

sendiri-sendiri dan memiliki dimensi-dimensi yang berbeda. Masing-

masing dimensi mempunyai tugas tertentu sehingga gerakan senam yang

dilakukan dapat bervariasi (Aryanti & Setiyo, 2018). Macam-macam gerakan

senam otak antara lain:

1) Gerakan Saklar Otak

Gerakan saklar otak adalah gerakan memijat saklar otak

(jaringan lunak dibawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada)

selama 20-30 detik dengan satu tangan, sementara tangan lainnya

memijat sebelah kanan dan kiri pusar. Bisa dilakukan dengan

mengganti-ganti tangan untuk mengaktifkan kedua bagian otak (As’adi,

2013).

2) Gerakan Silang

Gerakan secara bergantian pasangan kaki dan tangan yang

berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat. Gerakan silang

mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan

pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan

penyeberangan garis tengah bagian lateral tubuh. Manfaat akademik

10
adalah meningkatkan kemampuan mengeja, menulis, mendengarkan,

membaca dan memahami (Aryanti & Setiyo, 2018)

3) Gerakan Tombol Bumi

Melakukan gerakan ini dengan cara meletakkan dua jari tangan

kana di bawah bibir dan tangan yang lain berda dipusar dengan jari

menunjuk kebawah. Gerakan tersebut dilakukan selama 30 detik atau

4-6 kali tarikan napas penuh. Kita juga harus bernapas dengan

perlahan dan dalam untuk merasakan rileksasinya.

4) Gerakan Tombol Keseimbangan

Gerakan menyentuhkan 2 jari ke belakang kuping, dilekukan

dibawah tulang belakang dan letakan tangan satunya di pusar. Kepala

lurus melihat ke depan, sambil nafas dengan baik selama 1 menit.

Kemudian sentuh belakang kuping yang lain. Fungsinya menjaga

badan tetap relaks dan pikiran terang (Aryanti & Setiyo, 2018).

5) Gerakan Kait Rileks

Ada 2 tahap : Pertama, letakkan kaki kiri di atas kaki kanan dan

tangan kiri diatas tangan kanan dengan posisi jempol ke bawah, jari -

jari kedua tangan salang menggenggam, kemudian tarik kedua tangan

kearah pusat dan terus ke depan dada. Tutuplah mata dan pada saat

menarik nafas lidah ditempelkan di langit langit mulut dan dilepaskan

lagi pada saat mengembuskan nafas. Tahap kedua, buka silangan kaki

dan ujung-ujung jari kedua tangan saling bersentuhan secara halus, di

dada atau di pangkuan, saling bernafas dalam 1 menit lagi (Dennison,

11
2013).

6) Gerakan Tombol Ruang (Space Button)

Gerakan menaruh 2 jari di atas bibir dan tangan satunya di tulang

ekor selama 1 menit, kemudian napaskan energi ke atas tulang

punggung. Menekan 2 titik ini merangsang gerakan seluruh sistem

yang meningkatkan perhatian, fokus, motivasi dan intuisi

pengambilan keputusan (Titi & Setyo, 2018.)

7) Gerakan Menguap Berenergi

Gerakan memijat otot -otot di sekitar persendian rahang sambil

membuka mulut seperti hendak menguap. Atap impuls spontan

menguaplah dengan bersuara untuk melemaskan otot –otot tersebut.

Fungsinya agar suara relaks, membantu menciptakan musik (As’adi,

2014).

8) Gerakan Pasang Telinga

Gerakan ini memijit pelan-pelan daun telinga, 3x dari atas ke

bawah. Fungsinya membantu konsentrasi, mendengar suara sendiri

waktu berbicara atau menyanyi (Dennison, 2012).

9) Gerakan Titik Positif

Gerakan menyentuh Titik Positif yang berupa dua tonjolan di

tengah dahi. Fungsinya merasa lebih tenang dan dapat berbuat sesuatu

untuk menuju tujuan, mengurangi rasa tegang, takut dan kuatir (As’adi,

2013).

10) Gerakan 8 Tidur (Lazy 8s)

Gerakan ini dilakukan dengan menggambar 8 tidur atau simbol

12
“tak terhingga” memungkinkan pembaca untuk menyeberangi garis

tengah visual tanpa berhenti, dengan demikian mengaktifkan mata

kanan dan kiri serta mengintegrasikan bidang penglihatan kanan dan

kiri. Angka 8 digambar dalam posisi tidur dengan titik tengah yang

jelas, yang memisahkan wilayah lingkaran kiri dan kanan, dan

dihubungkan dengan garis tersambung (Dennison, 2013).

11) Gerakan Coretan Ganda (Double Doodle)

Melukis dengan dua tangan akan membangkitkan keterarahan

dan orientasi ruang, karena terkait dengan garis tengah tubuh.

Kegiatan ini melatih kemampuan kedua mata secara bersamaan dan

membantu pengembangan koordinasi tangan 2 mata untuk

meningkatkan keterampilan menulis (Titi & Setyo, 2018).

12) Gerakan Abjad 8

Gerakan ini menulis huruf ABJAD 8, huruf yangditulis mulai

dari kurva ke atas, bergerak ke arahkiri. Huruf lain ditulis dari mulai

garis tengah keatas, bergerak ke kanan. Fungsinya menulis indah,

kemampuan mengarang, mempermudah mengungkapkan pikiran,

menolong, membedakan huruf b, p, d, q (As’adi, 2014).

13) Gerakan Gajah

Gerakan membuat belalai dengan menekuk lutut sedikit, letakan

telinga di atas bahu dan rentangkan tangan lurus ke depan.

Membayangkan tangan menjadi belalai gajah yang menyatu dengan

kepala. Fungsinya membuat mata dan leher menjadi relaks, menjadi

13
pendengar yang baik (Dennison, 2012).

14) Gerakan Putaran Leher

Gerakan dengan menundukkan kepala ke depan, pelan-pelan

putar leher dari satu sisi ke sisi yang lain, nafaskan keluarkan

ketegangan. Ulangi dengan bahu diturunkan. Bayangkan menggambar

garis lengkung di sepanjang dada. Fungsinya relaks, melindungi dari

kemungkinan pengaruh negatif peralatan eletronik (Dennison, 2013).

15) Gerakan Olengan Pinggul (The Rocker)

Gerakan dengan duduk di lantai, tangan di belakang, siku

ditekuk, kedua kaki diangkat sedikit, dan olengkan pinggul ke kiri dan

kanan kemudian putar beberapa kali sampai relaks. Fungsinya membuat

pinggul relaks setelah duduk lama dan menulis, koordinasi seluruh

tubuh untuk olahraga dan bermain, berfikir kreatif, kemampuan

menghayati pelajaran dan Memasukkan ke dalam pikiran sendiri

ataupun tindakan.

16) Gerakan Pernapasan Perut (Belly Breathing)

Gerakan dengan meletakkan tangan di perut. Hembuskan nafas

pendek, lalu ambil nafas dalam dan hembuskan pelan-pelan seperti

balon yang ditiup. Tangan mengikuti gerakan perut, naik waktu

mengambil dan turun waktu membuang nafas. Bila punggung

ditegakkan setelah mengambil nafas, udara akan bisa masuk lebih

dalam lagi. Fungsi : makanan lebih dicerna dengan baik,membaca lebih

ekspresif dan interpretasi (Dennison, 2013).

14
17) Gerakan Silang Berbaring (Cross Crawl Sit Up)

Gerakan ini membayangkan sedang naik sepeda dengan posisi

tidur, menyentuhkan lutut dengan siu yang berlawanan. Fungsinya

pemanasan sebelum olahraga, pikiran terasa jernih (As’adi, 2014).

18) Gerakan Membayangkan Huruf X

Gerakan ini dilakukan dengan cara sungguh-sungguh

membayangkan huruf X dan mengayunkan kedua lengan dari sisi ke

sisi menyeberangi garis tengah sambil berjalan. Dengan gerakan ini

mampu memberikan dorongan bagus pada jaringan kerja neural

(Dennison, 2012).

19) Gerakan Mengisi Energi

Gerakan ini dengan duduk di kursi dengan santai dan letakkan

dahi diantara kedua tangan di atas meja. Tarik nafas sambil rasakan

udara naik di garis tengah badan ke atas seperti air mancur sambil

menegakkan kepala, tengkuk dan punggung bagian atas. Sambil

mengembuskan nafas, air mancur hilang dan kepala bersentuhan

dengan meja. Fungsinya relaks dan memberi energi untuk malam hari,

refleks dasar otak badan untuk pengambilan keputusan ketika sedang

bergerak (As’adi, 2013).

20) Gerakan Burung Hantu

Gerakan ini menghilangkan kekakuan yang ada pada kita karena

terlalu banyak duduk atau membaca. Urutlah otot bahu kiri dan kanan.

Tarik nafas saat kepala berada diposisi tengah, kemudian hembuskan

15
nafas ke samping atau ke otot yang tegang sambil relaks. Ulangi dengan

tangan kiri. (Titi & Setyo, 2018).

21) Gerakan Mengaktifkan Tangan (Arm Activation)

Gerakan dengan meluruskan satu tangan ke atas, ke samping

kuping. Buang nafas pelan, sementara otot-otot diaktifkan dengan

mendorong tangan ke empat jurusan ( kedepan, belakang, dalam, luar )

sementara tangan yang satu menahan dorongan tersebut. Fungsinya

mengaktifkan tangan membantu menulis, mengeja dan juga menulis

kreatif (Dennison, 2012).

22) Gerakan Lambaian Kaki (Footflex)

Gerakan ini mencengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di

pergelangan kaki, betis dan belakang lutut satu per satu, sambil pelan-

pelan kaki dilambaikan/digerakkan ke atas dan ke bawah. Fungsinya

bermanfaat membuka otak bahasa, membaca dengan konsentrasi,

kemampuan mengingat kembali berbagai pengalaman dan

mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri (As’adi, 2010).

23) Gerakan Luncuran Gravitasi (Gravity Glider)

Gerakan duduk di kursi dan silangkan kaki. Tundukkan badan

dengan tangan ke depan bawah, buang nafas waktu turun dan ambil

nafas waktu naik. Ulangi 3x, kemudian ganti kaki. Fungsinya relaks

sebelum permainan, pemahaman membaca dengan konsentrasi,

antisipasi dan pendalaman bahasa.

16
24) Gerakan Pompa Betis (Calf Pump)

Gerakan dengan memajukan badan ke depan dan buang nafas,

pelan-pelan telapak kaki belakang ke lantai, kemudian angkat tumit ke

atas sambil ambil nafas dalam. Ulangi 3x tiap kaki. Semakin maju,

menekuk lutut depan, peregangan otot di betis belakang lebih terasa

(As’adi, 2013).

25) Gerakan Pasang Kuda-Kuda (The Grounder)

Gerakan mulai dengan kaki terbuka. Arahkan kaki ke kanan dan

kaki kiri tetap lurus ke depan. Tekuk lutut kanan sambil buang nafas,

lalu ambil nafas waktu lutut kanan diluruskan kembali. Pinggul ditarik

ke atas. Gerakan ini ulangi 3x, kemudian ganti dengan kaki kiri.

Fungsinya membantu konsentrasi pada apa yang sedang dikerjakannya,

juga mengingat kembali apa yang dipelajari (Titi & Setyo, 2018).

26) Pompa Bokong

Gerakan ini mengurut lengan dan paha, membantu menurunkan

tegangan otot di bagian belakang tubuh yang menghalangi kita bergerak

ke depan dengan mudah. Meningkatkan aliran cairan serebrospinal ke

otak, jadi meningkatkan kemampuan untuk fokus, konsentrasi dan

pemahaman. Duduk di lantai, tangan di taruh di belakang, di tekuk, ke

2 kaki di angkat sedikit dan gerakkan pinggul memutar beberapa kali

sampai rileks (Titi & Setyo, 2018).

17
27) Gerakan Homolateral

Gerakan ini meliputi mengangkat lengan dan kaki pada sisi yang

sama pada tubuh dan tidak pada sisi yang berlawanan seperti dalam

gerakan silang. Dikontrol oleh serebelum (otak kecil sebelah belakang),

modulator gerak dari batang otak kita, gerakan ini merupakan gerakan

yang lebih primitive. Gerakan homolateral yang refleksif ini merupakan

satu gerakan parallel pada satu sisi, sehingga tidak mengakses integrasi

seluruh otak seperti gerakan silang. Namun setelah gerakan silang

dikuasai dan menjadi otomatis terintegrasi, ternyata gerakan

homolateral mendatangkan suatu keadaan pemrosesan parallel yang

lebih terintegrasi, yang membantu orang untuk berhenti dan berpikir

sejenak dalam konteks bilateral yang mengalir dari gerakan dan pikiran

yang serentak (Dennison, 2012).

Dari 27 gerakan senam otak secara keseluruhan yang dipaparkan

oleh Dennison (2012) terdapat gerakan yang dibagi dan dipilah menurut Eva

Eliasa (2015) yang dapat membantu proses tumbuh kembang pada anak

terlebih khusus pada pola pikir anak, gerakan tersebut ialah :

1) Gerakan silang

2) Gerakan angka 8

3) Gerakan coretan ganda

4) Gerakan olengan pinggul

5) Gerakan memikirkan X

18
6) Gerakan mengkatifkan tangan

7) Gerakan luncuran grafitasi

8) Gerakan lambaian kaki

9) Gerakan pasang telinga

10) Gerakan tombol ruang

B. DAYA INGAT

1. Pengertian Daya Ingat (Memory)

Daya ingat atau memori adalah proses mental yang dimilliki

individu untuk mengkode, menyimpan, mempertahankan dan mengingat

informasi, pengetahuan atau pengalaman masa lalu dalam otak yang dapat

dipanggil kembali untuk dapat dipergunakan beberapa waktu kemudian

(Muchlisin, 2020).

Sedangkan menurut Atkinson (2020), daya ingat adalah unsur

perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang didalamnya

individu menyimpan informasi yang diterima sepanjang waktu.

2. Jenis-jenis Daya Ingat (Memory)

Menurut Santrock (2018), daya ingat atau memori dapat

diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :

a. Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)

Memori atau ingatan jangka pendek adalah suatu proses

penyimpanan ingatan sementara. Ingatan jangka pendek disebut juga

working memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan

selama informasi masih diperlukan. Jika informasi tidak diulang kembali

19
dalam kurun waktu 30 detik, maka informasi pada ingatan jangka pendek

akan menghilang. Informasi tersebut disimpan secara akustik (lewat

bunyi yang dikeluarkannya) lebih daripada secara visual (lewat

penampakannya).

Memori jangka pendek dapat untuk mencerminkan kemampuan

dari pikiran manusia yang dapat menyimpan seberapa informasi dalam

waktu yang relatif singkat dan terbatas. Ada kemungkinan bahwa tidak

setiap ide sementara itu dapat diakses, atau bahkan dalam keadaan sadar

sekalipun. Sebagai contoh, sesuai konsep di atas, jika anda berbicara

dengan seseorang yang memiliki aksen asing, maka secara tidak sengaja

anda terpengaruh dan mengubah cara bicara anda mengikuti aksen

mereka, maka anda dipengaruhi oleh alam bawah sadar anda (dan itu

tidak dapat dikontrol) aspek dari memori jangka pendek.

b. Memori Jangka Panjang (Long Term Memory)

Memori jangka panjang adalah suatu proses penyimpanan

informasi yang relatif permanen. Memori jangka panjang merupakan

penyimpanan yang luas dari pengetahuan dan catatan dari peristiwa

sebelumnya. Memori jangka panjang bertambah seiring bertambahnya

usia selama masa pertengahan dan akhir kanak-kanak. Sistem memori

jangka panjang memungkinkan kita hidup dalam dua dunia, yaitu masa

lalu dan masa sekarang. Kemampuan untuk dapat mengingat masa lalu

dan menggunakan informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini

merupakan fungsi dari memori jangka panjang.

20
Sistem memori jangka panjang memungkinkan kita hidup

dalam dua dunia, yaitu masa lalu dan masa sekarang. Kemampuan untuk

dapat mengingat masa lalu dan menggunakan informasi tersebut untuk

dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori jangka panjang.

Kapasitas yang dimiliki memori jangka panjang sepertinya tidak terbatas.

Informasi dalam jumlah yang sangat besar yang tersimpan dalam memori

jangka panjang, memungkinkan individu untuk belajar, menyesuaikan

diri dengan lingkungan, serta mengembangkan identitas diri dan sejarah

kehidupan.

c. Memori Sensor (Sensory Memory)

Memori sensor adalah proses penyimpanan ingatan melalui

jalur saraf-saraf sensori yang berlangsung dalam waktu yang pendek.

Informasi yang diperoleh melalui panca indra (penglihatan, perabaan,

penciuman, pendengaran, dan pengecapan) hanya mampu bertahan

selama 1 atau 2 detik. Memori sensor tidak seluruhnya berbeda dengan

memori jangka pendek. Memori sensor merupakan istilah yang merujuk

pada memori yang digunakan untuk merencanakan dan melaksanakan

suatu tindakan. Sebagai contoh, ketika membuat suatu masakan, tidak

melakukan kesalahan seperti dua kali memasukkan bumbu masakan yang

sama.

d. Memori Implisit atau Prosedural

Memori prosedural merupakan memori mengenai cara

melakukan sesuatu, seperti cara menyisir, menggunakan pensil, dan lain

21
sebagainya. Memori prosedural ini juga disebut memori implisit karena

apabila suatu kemampuan telah dimiliki seseorang, maka kemampuan

tersebut tidak lagi memerlukan pemrosesan secara sadar. Memori

implisit adalah pemanggilan kembali informasi terkait suatu peristiwa

atau suatu objek yang mempengaruhi tindakan dan pikiran yang

dilakukan tanpa usaha secara sadar. Jadi, memori implisit dipanggil

kembali secara tidak sadar.

e. Memori Eksplisit atau Deklaratif

Pemanggilan kembali informasi terkait suatu peristiwa atau

suatu objek secara sadar disebut dengan memori eksplisit. Contohnya,

ketika seseorang ingin menceritakan masa lalunya kepada orang lain,

maka yang dilakukannya adalah secara sadar memanggil kembali

informasi-informasi masa lalu di dalam ingatannya.

f. Memori Flashbulb

Memori Flashbulb merupakan memori pada situasi dimana

seseorang untuk pertama kalinya belajar/mencoba sesuatu yang sangat

berkesan baginya atau yang secara emosional menyentuh perasaannya.

3. Tahapan Daya Ingat

Menurut Atkinson (2020) ada beberapa tahapan yang harus dilalui

ingatan tersebut untuk dapat muncul kembali. Tahapan yang terjadi pada

proses mengingat adalah sebagai berikut :

22
a. Memasukkan pesan dalam ingatan (encoding)

Mengacu pada car individu mentransformasikan input fisik indrawi

menjadi sejenis representasi mental dalam memori.

b. Penyimpanan ingatan (storage)

Mengacu pada cara individu menahan informasi yang sudah tersimpan

dalam memori.

c. Mengingat kembali (retrieval)

Mengacu pada bagaimana individu memperoleh akses menuju

informasi yang sudah disimpan dalam memori.

Pengkodean, penyimpanan, dan pengeluaran sering kali dilihat

sebagai tahapan proses memori yang berurutan. Proses ini tidak berdiri

sendiri atau terpisah-pisah, melainkan saling berkaitan dan bergantung satu

sama lain. Menurut Atkinson (2020), terdapat tiga tahapan dalam mengingat

atau memori, dimulai dari memasukkan informasi (learning), menyimpan

(retention), menimbulkan kembali (remembering). Gambar dan penjelasan

tahapan memori adalah sebagai berikut:

Penyandian Penyimpanan Pengulangan

Memasukkan Mepertahankan Pengambilan


kedalam memori memori dari memori

Gambar 2.1 : Tahapan Memori (Atkinson, 2014

23
1) Memasukkan (learning)

Cara memperoleh ingatan pada dasarnya dibagi menjadi dua,

yang pertama secara sengaja, yaitu seseorang dengan sengaja memasukkan

informasi, pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman ke dalam

ingatannya. yang kedua secara tidak disengaja, yaitu seseorang secara

tidak sengaja memasukkan pengetahuan, pengalaman dan informasi ke

dalam ingatannya. Misalnya: jika gelas kaca terjatuh maka akan pecah.

Informasi ini disimpan sebagai pengertian-pengertian.

2) Menyimpan.

Tahapan kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau (retention)

apa yang telah dipelajari. Apa yang telah dipelajari biasanya akan

tersimpan dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan dapat ditimbulkan

kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces.

Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory

traces tersebut mungkin sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga

hilang, dan ini yang disebut dengan kelupaan.

3) Menimbulkan kembali.

Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat

ditempuh dengan mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to

recognize). Pemanggilan kembali informasi terkait suatu peristiwa atau

suatu objek secara sadar dapat diukur melalui dua metode. Metode pertama

adalah recall, yakni kemampuan menggali kembali dan memproduksi

informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Metode kedua adalah

24
recognition, yakni kemampuan mengenali info]rmasi yang telah

diobservasi, dibaca, atau didengar sebelumnya.

4. Stimulasi Daya Ingat

Menurut Anderson (2013), terdapat beberapa cara yang dapat

meningkatkan daya ingat atau memori, antara lain yaitu sebagai berikut:

a. Overlearning

Overlearning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi batas

penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Overlearning terjadi

apabila respons atau reaksi tertentu muncul setelah melakukan

pembelajaran atas respons tersebut dengan cara di luar kebiasaan.

b. Extra Study Time

Extra study time (tambahan waktu belajar) ialah upaya penambahan

alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi (kekerapan) aktivitas

belajar. Penambahan alokasi waktu belajar materi tertentu berarti

menambah jam belajar, misalnya dari satu jam menjadi satu setengah

jam.

c. Mnemonic Device

Mnemonic device (muslihat memori) yang sering juga hanya disebut

mnemonic yang berarti kiat khusus yang dijadikan alat pengait mental

untuk memasukkan item-item informasi ke dalam sistem akal.

d. Rima (Rhyme)

Sajak yang dibuat sedemikian rupa yang isinya terdiri atas kata dan istilah

yang harus diingat. Sajak ini akan lebih baik pengaruhnya apabila diberi

25
not-not sehingga dapat dinyanyikan. Nyanyian anak-anak TK yang berisi

pesan-pesan moral dapat diambil sebagai contoh penyusunan mnemonik.

e. Singkatan.

Terdiri atas huruf-huruf awal nama atau istilah yang harus diingat siswa.

Pembuatan singkatan-singkatan seyogianya dilakukan sedemikian rupa

sehingga menarik dan memiliki kesan tersendiri.

f. Sistem Kata Pasak (Peg Word System)

Sejenis teknik mnemonik yang menggunakan komponen-komponen

yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak (paku) pengait memori

baru. Kata komponen pasak ini dibentuk berpasangan seperti merah-

saga, panas-api.

g. Metode Losai (Method of Loci)

Kiat mnemonik yang menggunakan tempat-tempat khusus dan terkenal

sebagai sarana penempatan kata dan istilah tertentu yang harus diingat

siswa. Kata loci sendiri adalah jamak dari kata locus artinya tempat.

h. Sistem Kata Kunci (Key Word System)

Kiat mnemonik yang satu ini relatif tergolong baru dibanding dengan

kiat-kiat mnemonik lainnya. Sistem kata kunci biasanya direkayasa

secara khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing, dan konon cukup

efektif untuk pengajaran bahasa asing.

Namun, menurut Judy Nolte, Pemimpin Redaksi American Baby

(2018), kebanyak orang dewasa tidak bisa mengingat kejadian-kejadian

spesifik yang terjadi sebelum mereka menginjak usia 3 tahun. Hal ini disebut

26
juga sebagai fenomena amnesia masa kanak-kanak. Namun seiring

bertambahnya usia, daya ingat anak akan semakin meningkat.

C. ANAK USIA SEKOLAH DASAR

1. Pengertian dan Karakteristik Anak Usia Sekolah

Menurut Yusuf (2017) Anak usia sekolah merupakan anak usia

6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau

melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual

atau kemampuan kognitif (seperti: membaca, menulis, dan menghitung).

Sedangkan menurut Santrock (2018) Anak usia sekolah merupakan anak

yang sedang berada pada periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia

6-12 tahun.

Karakteristik anak usia sekolah menurut Hardinsyah dan

Supariasa (2016) yaitu anak usia sekolah (6-12 tahun) yang sehat memiliki

ciri di antaranya adalah banyak bermain di luar rumah, melakukan

aktivitas fisik yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber penyakit dan

perilaku hidup yang tidak sehat. Secara fisik dalam kesehariannya anak

akan sangat aktif bergerak, berlari, melompat, dan sebagainya. Akibat dari

tingginya aktivitas yang dilakukan anak, jika tidak diimbangi dengan

asupan zat gizi yang seimbang dapat menimbulkan beberapa masalah gizi

yaitu di antaranya adalah malnutrisi (kurang energi dan protein), anemia

defisiensi besi, kekurangan vitamin A dan kekurangan yodium.

Usia sekolah adalah anak-anak yang usianya telah mencapai

enam hingga dua belas tahun. Anak-anak pada usia ini telah memperoleh

27
kepercayaan diri, memecahkan masalah, mandiri dan bertanggung jawab.

Hubungan pertemanan di sekolah akan menjadi salah satu faktor yang

paling penting dalam pertumbuhan anak-anak usia ini. Pada tahap ini,

anak-anak juga akan menunjukkan kecenderungan mereka dalam

bersikap. Anak yang menunjukkan tanda-tanda mengidap ADHD biasanya

memiliki masalah dalam berkonsentrasi, mudah terdistraksi, dan sulit

untuk fokus.

2. Pengertian Anak Sekolah Dasar (SD)

Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara 6 – 12

tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak

akan bertambah pesat seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan

yang dikuasai pun semakin beragam. Minat anak pada periode ini terutama

terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis bergerak. Implikasinya

adalah anak cenderung untuk melakukan beragam aktivitas yang akan

berguna pada proses perkembangannya kelak.

3. Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

Usia sekolah dasar disebut juga periode intelektualitas, atau

periode keserasian bersekolah. Pada umur 6 – 7 tahun seorang anak

dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Periode sekolah dasar

terdiri dari periode kelas rendah dan periode kelas tinggi. Karakteristik

siswa kelas rendah sekolah dasar adalah sebagai berikut:

a. Adanya kolerasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah,

28
b. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri,

c. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain,

d. Pada masa ini (terutama pada umur 6 – 8 tahun) anak menghendaki

nilai (angka rapot) yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya

memang pantas diberi nilai baik atau tidak,

e. Tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang ada di dalam

dunianya,

f. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap

tidak penting (Notoatmodjo, 2012).

4. Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi

Karakteristik siswa kelas tinggi sekolah dasar adalah sebagai berikut:

a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret,

b. Realistik, mempunyai rasa ingin tahu dan ingin belajar,

c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal atau mata

pelajaran khusus, para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan

sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor,

d. Pada umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang

dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi

keinginannya; setelah kira-kira umur 11 tahun pada umumnya anak

menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha

menyelesaikannya sendiri,

e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran

yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah,

29
f. Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,

biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan

ini biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan yang

tradisional; mereka membuat peraturan sendiri (Notoatmodjo, 2012).

5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Menurut Supariasa (2013), karakteristik anak usia sekolah umur

6-12 tahun terbagi menjadi empat bagian terdiri dari :

1) Fisik/Jasmani

a) Pertumbuhan lambat dan teratur.

b) Anak wanita biasanya lebih tinggi dan lebih berat dibanding laki-

laki dengan usia yang sama.

c) Anggota-anggota badan memanjang sampai akhir masa ini.

d) Peningkatan koordinasi besar dan otot-otot halus.

e) Pertumbuhan tulang, tulang sangat sensitif terhadap kecelakaan.

f) Pertumbuhan gigi tetap, gigi susu tanggal, nafsu makan besar,

senang makan dan aktif.

g) Fungsi penglihatan normal, timbul haid pada akhir masa ini.

2) Emosi

a) Suka berteman, ingin sukses, ingin tahu, bertanggung jawab

terhadap tingkah laku dan diri sendiri, mudah cemas jika ada

kemalangan di dalam keluarga.

b) Tidak terlalu ingin tahu terhadap lawan jenis.

3) Sosial

30
a) Senang berada di dalam kelompok, berminat di dalam permainan

yang bersaing, mulai menunjukkan sikap kepemimpinan, mulai

menunjukkan penampilan diri, jujur, sering punya kelompok teman-

teman tertentu.

b) Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan wanita

bermain sendiri-sendiri.

4) Intelektual

a) Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat minat besar dalam

belajar dan keterampilan, ingin coba-coba, selalu ingin tahu

sesuatu.

b) Perhatian terhadap sesuatu sangat singkat.

D. PENELITIAN TERKAIT

1. Penelitian dengan judul “Efektivitas Brain Gym dalam meningkatkan

efektifitas belajar pada anak” dilakukan oleh Aryani Nuryana dan Setiyo

Purwanto. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2018.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang mengukur

efektifitas intervensi Brain Gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar

pada anak. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan Brain Gym

sangat efektif dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak.

2. Penelitian dengan judul “Pengaruh senam otak terhadap daya ingat anak

kelas 5 sekolah dasar” dilakukan oleh Wijar Prasetyo dan Shandy

Asmowisnu Saputra. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei tahun 2016.

Penelitian ini menggunakan metode pre and post-test without control.

31
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan terhadap

daya ingat. Uji statistic Wilcoxon yang menunjukkan nilai p=0,000

menunjukkan bahwa H1 diterima, sehingga menyimpulkan bahwa

terdapat pengaruh terapi senam otak terhadap daya ingat siswa kelas V

SD Muhammadiyah 11 Surabaya.

3. Penelitian dengan judul “Pengaruh senam otak terhadap peningkatan

motoric kasar pada anak usia 4-6 tahun” dilakukan oleh Lina R, Retno T

dan Arifatul R. penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 februari – 20

maret 2018. Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimental,

rancangan ini berupa untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat

dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok

eksperimental. Hasil penelitian ini menunjukkan sebelum diberikan

terapi senam otak sebagian besar anak memiliki kategori ketidaksesuaian

motorik kasar. Sesudah diberikan terapi senam otak sebagian besar anak

memiliki kategori perubahan yang baik, hal tersebut terjadi karena anak

mengikuti senam otak dengan baik dan benar, dimana ada perubahan

motorik kasar akan mempengaruhi motorik kasar sehingga menimbulkan

motorikkasar yang baik. Ada pengaruh senam otak terhadap peningkatan

motorik kasar pada anak usia 4-6 tahun.

4. Penelitian dengan judul “pengaruh senam otak terhadap daya ingat anak

usia dini sekolah di Sekolah Dasar Negri 1 Upai Kotamobagu Utara, Kota

Kotamobagu” dilakukan oleh Agustin dan Ake Langingi, penelitian ini

dilakukan pada bulan Desember tahun 2020. Penelitian ini menggunakan

32
Pre Experimental Design dengan sampel 20 siswa-siswa di Sekolah

Dasar Negeri 1 Upai, pengambilan sampel menggunakan Total

Sampling. Analisis yang digunakan ialah Univariat dan Bivariat dengan

menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian

menunjukkan Tingkat kemampuan daya ingat sebelum dan sesudah

dilakukan senam otak selama 1 minggu sebanyak 1 kali dengan durasi 20

menit tiap siswa, diperoleh tingkat signifikan p = 0,002 dimana p<a

(a=0,05) dengan demikian Ha diterima yang berarti ada pengaruh senam

otak terhadap daya ingat anak usia sekolah di Sekolah Dasar Negeri 1

Upai.

33
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Kerangka konsep penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep-

konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan.

(Imas & Nauri, 2018)

Berdasarkan landasan teori, maka kerangka pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Senam otak Daya Ingat Anak Usia


Sekolah Dasar

Keterangan :

: Yang diteliti

: Garis Pengaruh

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat
anak usia sekolah dasar di MIN 2 Manado

B. HIPOTESIS

Hipotesis adalah pernyataan sementra yang akan diuji kebenarannya.

Hipotesis merupakan jawaban sementara berdasarkan pada teori yang belum

dibuktikan dengan data atau fakta. Pembuktian dilakukan dengan pengujian

hipotesis melalui uji statistic (Imas & Nauri, 2018).

Hipotesis pada penelitian ini adalah :

Ha : Ada Pengaruh Senam Otak terhadap stimulasi perkembangan daya

ingat anak usia sekolah dasar.


C. VARIABEL PENELITIAN

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lain, apabila variable independen berubah maka dapat

menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain dari variabel independen

atau variabel bebas adalah predictor, resiko, determinan kausa (Sugiyono,

2015).

Variabel independen atau variabel bebas pada penelitian ini adalah

Senam Otak.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen, artinya variabel dependen berubah karena disebabkan oleh

perubahan pada variabel independen (Sugiyono, 2015).

Variabel dependen atau variablel terikat pada penelitian ini adalah

Daya Ingat Anak Usia Sekolah Dasar.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan

diteliti secara operasional dilapangan. Definisi operasional dibuat untuk

memudahkan pada pelaksanaan pengumpulan data dan pengolahan serta

analisis data, definisi operasional yang dibuat mengarahkan dalam

pembuatan dan pengembangan instrument penelitian (Imas & Nauri, 2018).

35
Tabel 3.1: Definisi Operasional pengaruh senam otak pada stimulasi daya
ingat anak usia sekolah dasar di MIN 2 Negeri Manado

Alat Skala
Variabel Definisi Parameter Skor
Ukur Ukur
Independen Senam otak 1. Gerakan silang SOP
adalah 2. Gerakan angka 8
Senam Otak rangkain 3. Gerakan coretan
gerakan- ganda
gerakan ringan 4. Gerakan olengan
yang dapat pinggul
merangsang 5. Gerakan
otak sehingga memikirkan x
mampu 6. Gerakan
meningkatkan mengkatifkan
kemapuan tangan
berpikir, 7. Gerakan
konsentrasi, luncuran grafitasi
daya ingat 8. Gerakan
serta lambaian kaki
kreativitas. 9. Gerakan pasang
telinga
10. Gerakan tombol
ruang
Dependen Daya ingat 1. Menerima Lembar Interval 1. Sangat
atau memori pelajaran Observasi Baik: ≥70
Daya Ingat adalah proses 2. Menyimpan 2. Kurang:
yang dimiliki pelajaran <69
setiap orang 3. Mengingat
pelajaran
dalam upaya
menyimpan,
mempertahan
kan serta
mengingat
kembali suatu
informasi
yang ada.

36
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti unutk dapat memperoleh

jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2016).

Jenis penelitian ini bersifat Quasy Eksperimental serta desain penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre and Post-Test With Control

One Group.

X1 Y X2

Keterangan :

X1 : Daya ingat anak sebelum diberikan senam otak

Y : Perlakuan Senam otak

X2 : Daya ingat anak setelah diberikan senam otak

Gambar 4.1 Desain Penelitian Pre-Post Test

B. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2015).
Populasi yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado Kelas

2 terbagi dua kelas, kelas A berjumlah 23 siswa dan kelas B berjumlah 24

siswa, total dari dua kelas berjumlah 47 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik Purposive

sampling yang merupakan salah satu teknik non-random sampling dimana

peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-

ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan kriteria:

a. Kriteria Inklusi

1) Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado

2) Mempunyai masalah atau kendala dalam belajar

3) Mengikuti kegiatan LURING (luar jaringan)

4) Didampingi oleh orang tua/wali

b. Kriteria Eksklusi

1) Siswa yang yang tidak diizinkan oleh orang tua/wali menjadi

responden

2) Siswa yang dalam keadaan sakit

C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9-13 Agustus tahun 2021

38
2. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri 2

Manado

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data (Notoadmodjo, 2012).

Instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari lembar SOP

senam otak dan lembar observasi daya ingat anak untuk dapat digunakan dalam

mengukur daya ingat anak sebelum dan sesudah dilakukan intervensi senam

otak.

1. Instrument yang digunakan senam otak yaitu variabel independen SOP

Senam Otak

2. Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel stimulasi daya ingat

menggunakan lembar observasi yang berisi inisial responden, nilai

reponden sebelum diberikan dan sesudah diberikan senam otak.

E. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Notoadmodjo, 2012)..

1. Data Primer

Data primer atau data yang didapatkan dari orang yang pertama atau data

yang diperoleh langsung dari subjeknya., penelitian ini menggunakan alat

pengukuran atau pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber

39
informasi yang dicari (Siswanto & Surianto, 2013). Data primer dari penelitan

ini adalah dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap pihak

sekolah yang merupakan temapt penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari pihak kedua secara tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder

dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dari orang tua/wali murid

siswa/I Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

F. PENGELOLAAN DATA

Menurut Notoatmodjo (2016), Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan komputer dengan program sistem pengolahan data komputer.

Adapun langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai berikut :

1. Editing

Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau

setelah data terkumpul.

2. Coding

Peneliti memberikan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas

beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting apabila pengelolaan

dan analisa data menggunakan komputer.

3. Tabulating data (Pengelompokan Data)

40
Data yang diubah menjadi kode kemudian disusun dan dikelompokkan ke

dalam tabel-tabel oleh peneliti. Proses tabulasi dilakukan dengan cara

memasukkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi.

4. Entri (Memasukan Data)

Yaitu jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian

dimasukan dalam tabel dengan cara manual dan melalui pengguna

komputer.

5. Cleaning (Pengecekan Kembali)

Yaitu pembersihan data, apakah data sudah benar atau belum.

6. Penyajian data disesuaikan dalam bentuk mudah dibaca dan dimengerti

serta memberikan informasi dan memudahkan interpretasi analisis

G. TEKNIK ANALISA DATA

1. Analisa Univariat

Tujuan dari analisa ini adalah untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian. Analisa univariat

adalah data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam

bentuk table distribusi normal, maka mean dapat digunakan sebagai

ukuran pemusatan dan Standar Deviasi (SD) sebagai ukuran penyebar

(Notoatmodjo, 2012).

Rumus Distribusi Frekuensi


𝐹
P = 𝑁 x 100%

Ket : P = Presentasi

F = Frekuensi

41
N = Jumlah Sampel

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yang digunakan terdapat dua variabel yang diduga

berhubungan yaitu variabel independen adalah senam otak, sedangkan

variabel dependen adalah stimulasi daya ingat anak sekolah dasar, dengan

menggunakn uji statistic paired T-test dengan nilai signifikan a ≤ 0,05 bila

data berdistribusi normal setelah dilakukan uji normalitas data.

H. ETIKA PENELITIAN

1. Informed Concent (Informasi Untuk Responden)

Sebelum melakukan tindakan penelitian menjelaskan maksud dan tujuan

riset yang akan dilakukan. Jika responden bersedia untuk diteliti maka

responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut dan tidak

memaksa.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerasiaan responden dalam penelitian, maka peneliti tidak

mencantumkan nama pada lembar kuesioner data cukup dengan memberi

nomor kode pada masing-masing lembar yang hanya diketahui oleh

peneliti.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan responden dijamin oleh peneliti hanya kelompok data dan

tentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado


Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado terletak di Kelurahan

Bailang Kecamatan Bunaken Kota Manado. MIN 2 Manado didirikan serta

diresmikan oleh Walikota Manado Bpk. Lucky H. Korah pada tanggal 12

Juli 1996. Sekolah yang memiliki tipe bangunan permanen dengan 2 lantai

dasar dikepalai oleh Kepala Sekolah yakni Anis R. Toma, S.Pd.I.,M.Pd.

Untuk tahun ajaran 2021/2022 terdapat 519 total siswa, 20 tenaga pengajar

serta 18 kelas.

2. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekusensi responden berdasarkan Kategori Usia pada
Siswa kelas 2 MIN 2 Manado
Frekuensi
Umur
Sampel (n) Persentasi (%)
7 Tahun 10 47.6
8 Tahun 11 52.4
Jumlah 21 100.0
Sumber Data Primer2021

Berdasarkan Tabel 5.1, didapati hasil dari 21 responden yang

paling banyak berada pada umur 8 tahun yaitu 11 responden (52.4%),

dan yang berumur 7 tahun sebanyak 10 responden (47.6%).

b. Karatateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 5.2 Distribusi Frekusensi responden berdasarkan Kategori jenis kelamin
pada siswa kelas 2 MIN 2 Manado
Frekuensi
Jenis Kelamin
Sampel (n) Persentasi (%)
Laki-laki 11 52.4
Perempuan 10 47.6
Jumlah 21 100.0
Sumber Data Primer 2021
Berdasarkan Tabel 5.1, didapati hasil dari 21 responden yang

paling banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 11 responden (52.4%),

dan yang perempuan sebanyak 10 responden (47.6%).

3. Analisa Univariat
a. Distribusi Frekuensi Daya Ingat Siswa Kelas 2 MIN 2 Manado Sebelum
Diberikan Senam Otak
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden sebelum diberikan senam
Otak

Sebelum Pemberian Frekuensi


Senam Otak Sampel (n) Persentasi (%)
Sangat Baik 7 33.3
Kurang 14 66.7
Jumlah 21 100.0
Sumber Data primer 2021

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diamati bahwa daya ingat siswa kelas

2 MIN 2 Manado mayoritas berada dalam kategori kurang yakni

sebanyak 14 responden (66.7%) dan hanya 7 responden (33.3%) yang

tergolong dalam kategori sangat baik.

b. Distribusi Frekuensi Daya Ingat Siswa Kelas 2 MIN 2 Manado Sesudah


Diberikan Senam Otak
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden sesudah diberikan senam otak
Sesudah Pemberian Frekuensi
Senam Otak Sampel (n) Persentasi (%)
Sangat Baik 21 100.0
Kurang 0 0
Jumlah 21 100.0
SumberData Primer 2021

45
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diamati bahwa daya ingat siswa kelas

2 MIN 2 Manado semua responden berada pada kategori sangat baik

yakni sebanyak 21 (100%).

c. Uji Normalitas

Tabel 5.5 Tabel Uji Normalitas Data

Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pre Test .934 21 .166
Post Test .918 21 .079
Sumber Data Primer 2021
Berdasarkan tabel 5.5 didapati hasil dari dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan ρ value pre-test 0,166

dan post test 0,079 dimana keduanya lebih besar dari α = 0,05, maka

data berdistribusi dengan normal sehingga memenuhi syarat uji Paired

T Test.

4. Analisa Bivariat
Untuk melihat pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat

anak usia sekolah di MIN 2 Manado dilakukanlah Pre-Post Test.

Tabel 5.6 Analisa Pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat anak
usia sekolah di MIN 2 Manado Pre-Post Test menggunakan uji
Paired T Test.
Daya Ingat saat Pre Daya ingat saat Post
Test ρ Value
Kategori Test
F % f %
Sangat Baik 7 33.3% 21 100%
0,000
Kurang 14 66.7% 0 0%
Total 21 100% 21 100%
Sumber Data Primer 2021

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa daya ingat anak

sebelum ataupun sesudah diberikan senam otak menunjukkan perubahan

menjadi lebih baik. Dari hasil uji Paired T-Test dapat dilihat daya ingat anak

46
mengalami perubahan yakni sebelum diberi senam otak berjumlah 14

responden dengan persentase 66.7% menjadi 0 responden dengan

peresentase 0% setelah diberikan senam otak.

B. PEMBAHASAN
Penelitian ini memiliki judul pengaruh senam otak terhadap

stimulasi daya ingat anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah negeri 2

Manado, yang dilakukan pada tanggal 9-13 Agustus 2021 dengan tujuan untuk

melihat dan mengetahui sejauh mana pengaruh senam otak terhadap stimulasi

daya ingat anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah negeri 2 Manado.

Senam otak diberikan kepada siswa-siswi kelas 2 yang memenuhi kriteria

responden agar memiliki daya ingat yang lebih baik.

Penelitian ini menggunakan metode Quasy Experiment dengan

pendekatan One Group Pre-Post Test Design yaitu melakukan pengukuran

diawal sebanyak satu kali (Pre Test) sebelum diberikan perlakuan (Treatment)

yang dalam hal ini adalah senam otak kemudian setelah diberikan treatment

dilakukan lagi pengukuran sebanyak dua kali pada hari yang sama dan hari

berikutnya (Post Test).

Penelitian ini menggunakan uji Paired T-Test, hasil yang diperoleh

nilai signifkansi yakni Asymp.sig (P-Value) = 0,000 (p<0,005) dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan daya ingat anak pada

saat sebelum dan setelah diberikan senam otak. Berdasarkan dari penelitian ini,

didapati hasil terjadinya peningkatan daya ingat anak kearah yang lebih

baikpada responden setelah diberikan senam otak dibandingkan dengan daya

47
ingat anak saat belum diberikan senam otak. Hal tersebut dapat diamati

berdasarkan perbedaan skor pre dan post test.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapati bahwa

sebagian besar responden memiliki daya ingat kurang baik dalam proses belajar

disekolah. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hal baik dari kondisi belajar dari

rumah secara Daring (Dalam Jaringan) maupun kurangnya motivasi belajar

anak, hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2020)

yaitu permasalahan yang terjadi saat ini banyak siswa yang masih kesulitan

untuk belajar secara mandiri, dikarenakan selama proses belajar mengajar

dirumah murid merasa tertekan karena saat belajar jarak jauh murid merasa

terpaksa, apalagi ditambah dengan sarana dan prasarana yang kurang memadai

dirumah.

Dari penelitian ini didapati juga hasil bahwa setelah diberikan senam

otak terhadap siswa kelas 2 MIN 2 Manado bahwa para siswa mengalami

peningkatan daya ingat kearah lebih baik, hal ini juga berkaitan dengan yang

diutarakan oleh Sulis (2019) bahwa senam otak sangat besar manfaatnya untuk

mengatasi masalah belajar anak. Diperkuat juga Yosef (2016) yakni manfaat

yang bisa diperoleh dengan melakukan senam otak, seperti meningkatkan

kemampuan kognitif, kewaspadaan, konsentrasi, kecepatan, persepsi,

pemecahan masalah dan kreatifitas. Dengan melakukan senam otak ini,

memudahkan berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas maupun berpikir

secara tepat akan situasi tertentu.

48
Hasil penelitian ini didapati hasil berdasarkan umur siswa kelas 2

MIN 2 Manado berada pada rata-rata umur 7-8 tahun yang dimana ini sudah

menjadi usia ideal bagi siswa yang sudah berada di tingkat sekolah dasar,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasan (2014) usia ideal masuk sekolah

adalah antara 4-5 tahun untuk taman Kanak-kanak atau TK dan usia 6-7 tahun

untuk sekolah dasar atau SD. Proses belajar mengajar dikelas 2 dilakukan secara

bertahap dan bisa diubah ke arah yang lebih formal, alhasil ketika anak masuk

kelas 3 mereka sudah lebih siap menjadi anak pra remaja awal (Soemarti, 2014).

Karakteristik responden yang didapati pada penelitian ini

berdasarkan jenis kelamin adalah paling banyak pada kategori laki-laki.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoirunnusa (2016)

memaparkan bahwa jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap motivasi belajar siswa karna beberapa factor yang melekat pada jenis

kelamin yaitu ketekunan, perasaan malu, semangat bersaing, konsentrasi siswa

dan rutinitas belajar. Dilihat dari perbedaan motivasi belajar, motivasi belajar

siswa perempuan lebih tinggi daripada siswa laki-laki. Adanya perbedaan

tingkah laku menjadi salah satu faktor yang mendukung siswa perempuan

memiliki motivasi belajar siswa.

Daya ingat siswa dalam proses belajar sebagian besar dalam

kategori kurang baik dikarenakan kesulitan menerima pelajaran dengan baik

serta ketidakefektifan belajar dari rumah yang menyebabkan kurangnya

motifasi belajar siswa dan sulitnya guru untuk mengontrol dari jarak jauh

terhadap siswa yang memiliki masalah dalam menerima pelajaran dengan baik.

49
Hanya sedikit responden yang masuk dalam kategori daya ingat yang baik

karena terbilang sudah mampu dalam hal membaca dan menghitung sedari

Taman kanak-kanak (TK) dan juga orangtua yang mampu mendampingi anak

dengan baik. Setelah diberikan senam otak kepada siswa dengan harapan

menjadi stimulasi terhadap daya ingat siswa terjadi perubahan yang sangat

signifikan terhadap sebagian besar responden bahkan secara keseluruhan

responden. Hal ini juga disebabkan oleh antusiasme dari para responden yang

mau menerima diajarkan senam otak. Hal ini ditandai dengan girangnya dan

senang para responden saat diajarkan senam otak bahkan para responden juga

mau melakukannya setiap hari dan ingin terus diinstruksikan agar melakukan

senam otak sebelum memulai proses pembelajaran.

Sesuai yang dikemukakan oleh Nurmalitasari (2015) bahwa

kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan yang juga dikenal dengan

keriangan, kesenangan atau kebahgiaan. Setiap anak berbeda beda intensitas

kegembiraan serta cara mengekspresikannya sampai batas-batas tertentu.

Sebagai contoh ada kecenderungan umur yang dapat diramalkan yaitu anak-

anak lebihi muda merasa gembira dalam bentuk yang lebih menyolok daripada

anak-anak yang lebih tua. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian dari

Agustin & Ake (2020) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat

kemampuan daya ingat sebelum dan sesudah diberikan senam otak terhadap

daya ingat anak Sekolah Dasar Negeri 1 Upai Kotamobagu. Terlihat dari hasil

penelitian ini bahwa daya ingat anak mengalami peningkatan, hal tersebut

50
menentukan prestasi anak karena daya ingat anak meningkat dibandingkan

sebelum diberikan senam otak.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan

bahwa senam otak memiliki pengaruh yang berarti terhadap stimulasi daya

ingat anak usia sekolah dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado.

51
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Daya ingat anak sebelum diberikan senam otak sebagian besar berada dalam

kategori kurang baik

2. Daya ingat anak setelah diberikan senam otak sebagian besar bahkan secara

keseluruhan berada pada kategori baik

3. Terdapat pengaruh senam otak terhadap stimulasi daya ingat anak usia

sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado

B. SARAN

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta lebih

menambah kemampuan peneliti dalam mengedukasi dan menjadi role play

bagi pihak sekita mengenai peningkatan daya ingat dengan senam otak.

b. Bagi Responden

Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi penunjang serta alternative

untuk dapat mengasah tingkat daya ingat anak dengan melakukan senam

otak sebelum memulai proses pembelajar baik itu disekolah maupun di

kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Tempat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu Madrasah Ibtidaiyah

Negeri 2 Manado untuk dapat menjadikan senam otak sebagai selingan

dalam setiap proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas.


d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi bagi

peneliti selanjutnya dalam melanjutkan atau mengembangkan terkait senam

otak dimasa mendatang.

53
54
DAFTAR PUSTAKA

Agustin & Langingi, A. Royke. (2020). Pengaruh senam otak terhadap daya ingat anak usia
sekolah disekolah dasar negeri 1 upai kotamobagu utara kota kotamobagu. Community
of Publishing in Nursing. Vol.8 no.4 Desember 2020. Diaskses pada tanggal 1 juni 2021
jam 12:10 di website https://ojs.unun.ac.id/download/67858/37878/

Amelia, P. (2020). Persiapan dan adaptasi pendidkan anak di masa pandemi. Diakses dari website
pada tanggal 30 mei 2021 jam 13:30 https://www.popmama.com/big-kid/6-9-years-
old/amelia-putri/persiapan-dan-adaptasi-pendidikan-anak-di-masa-pandemi
Anderson. (2013). Performance on middle school geometry problems with geometry clues
matched to three different cognitive style. “mind, brain and education, vol. 2, no.4 Hal.
188-197

Anonim. (2018). Cara dan mafaat senam otak untuk kecerdasan anak. Diakses dari website pada
tanggal 1 juni 2021 jam 14:18 https://kumparan.com/babylogist/tambah-kecerdasan-
anak-dengan-senam-otak

Anisa, A. (2020) 7 cara meningkatkan daya ingat anak dengan cara menyenangkan. Diakses dari
website pada tanggal : 29 mei 2021 jam 02:30
https://www.haibunda.com/parenting/20200820185235-61-157882/7-cara-
meningkatkan-daya-ingat-anak-dengan-cara-menyenangkan

Aryani. N. & Setiyo, P. (2018). Efektifitas Brain Gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar
pada anak. Jurnal Ilmiah Berskala Psikologi. Vol.12, no.1, Mei. Diakses pada tanggal 1
juni 2021 jam 15:30 di website
http://journals.ums.ac.id/index.php/indigenos/article/view/1558

Atkinson, (2020). Pengantar Psikologis Edisi kedelapan Jillid I. Jakarta: Erlangga

Dennison, Paul. E. (2012). Brain Gym dan aku: merasakan kembali kenikmatan belajar. Jakarta:
Grasindo

Dennison, Paul. E. & Dennison, Gail. E. (2013). Buku panduan lengkap Brain Gym (Senam
Otak). Jakarta: PT. Grasindo

Dinnie. R. & Yeniar. I. (2018). Modul pelatihan senam otak untuk adiyuswa. Semarang: Fastindo

Gunandi, T. (2017). Gerakan-gerakan meningkatkan kecerdasan anak. Jakarta : Penerbar Plus

Hardiansyah & Supariasa. (2016). Ilmu Gizi teori dan aplikasi. Jakarta : ECG

Hasan (2014). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta : DIVA Press

Ihda, F. (2020). 3 gerakan dasar senam otak untuk meningkatkan focus, juga mengasah
kreativitas. Diakses dari website pada tanggal 1 juni 2021 jam 17:10
https://hellosehat.com/saraf/senam-otak/

55
Judy, N. (2018). 5 cara untuk meningkatkan daya ingat. American Baby. Diakses pada tanggal
29 juni 2021 pukul 07:50 https://halodoc.com

Lina, R. & Retno. T. (2018). Pengaruh senam otak terhadap peningkatan motoric kasar pada anak
usia 4-6 tahun. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Gresik

Masturoh, Imas & Nauri, T. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan bahan ajar rekam medis
dan informasi kesehatan (RMIK). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Muhammad, As’adi. (2014). Tutorial senam otak untuk umum. Jogjakarta: Flash Book
Muhammad, As’adi. (2013). Dahsyatnya senam otak. Jogjakarta: DIVA Press

Nurmalitasari, (2015). Perkembangan social emosional pada anak usia prasekolah. Jakarta : PT
Pusaka Setia

Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka cipta

Prasetyo, D. Alisah & Evawati. (2017). Filsafat dunia matematika. Jakarta : Prestasi Pustakarya

Purwanto, A. (2020). Studi ekploratif dampak pandemic covid-19 terhadap proses pembalajaran
online di Sekolah dasar. Journa of education, psychology and conseling. Diakses pada
tanggal 26 agustus 2021 pukul 19:20 https://ummaspul.e-
journal.id/Edupsycouns/article/view/397

Santrock, J. (2018). Psikologi Pendidikan edisi Kedua. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sastroasmoro, S. & Ismail, S. (2016). Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : CV Agung Seto

Siswanto, S. & Suyanto. (2013). Metodologi Penelitian kesehatan dan kedokteran. Yogyakarta:
Bursa Ilmu

Soemarti (2014). Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Sularyo, Titi S, & Setyo, H. (2018). Senam Otak. Sari Pediatri. Vol.4 no.1 Juni

Sulis (2019). Senam Otak meningkatkan prestasi belajar anak usia prasekolah 4-6 tahun. Jurnal
Keperawatan, Vol.9,. no.3. hal.144

Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan. Res. Dev. D

Supariasa (2013). Penilaian status gizi. Jakarta : ECG

United Nations Childrens Fund. (2020). Masalah pendidikan an ak selama sekolah online di masa
pandemic covid-19 2020-06 (U-Report Indonesia). Diakses dari website pada tanggal 30
mei 2021 jam 17:00 https://www.unicef.org/indonesia/id/stories/harapan-di-tengah-
reruntuhan

United Nations Childrens Fund. (2017). Laporan Baseline SDG tentang anak-anak di Indonesia.
Jakarta: BAPPENAS dan UNICEF

56
Wiguna, Tjhin,. S. & Kaligis, F. (2016). Uji diagnostic working memory rating scale (WMRS)
versi bahasa Indonesia dan proporsi anak sekolah dasar dengan kesulitan belajar. Sari
Pediatri, Vol.14,. no.3,. hal.191-7

Wijar, P. & Saputra,. Shandy. A,. (2017). Pengaruh senam otak terhadap daya ingat anak kelas
V Sekolah dasar. Jurnal Keperawatan. Vol.6,. no. 1., hal.36-40. Diakses dari website pada
tanggal 30 mei 2021 jam 13:05
http://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/Kep/article/view157

Yusra,. T (2020). Dampak Pandemi Kualitas Pendidikan Menurun. Webinar Series Universitas
Padjadjaran. Diakses dari website pada tanggal 30 mei 2021 jam 19:25
https://www.unpad.ac.id/2020/04/membangun-kembali-pendidikan-yang-terdampak-
akibat-coronavirus/

Yusuf, S. (2017). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT : Remaja Rosdakarya

Yosef (2016). Pengaruh pemberian senam otak terhadap memori jangka pendek pada mahasiswa.
Tesis Doktor. Universitas Negeri Medan

57
LAMPIRAN

58
Lampiran 1
Surat Survey Awal Penelitian

59
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian

60
Lampiran 3
Surat Keterangan Selesai Penelitian

61
Lampiran 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONCENT)
KepadaYth :
Calon Responden
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa program Studi S1 Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Manado :
Nama : Rahmat Ramadhan Mokoginta
Nirm : 1701061

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam
Otak terhadap Stimulasi Daya Ingat pada Anak Usia Sekolah Dasar di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri 2 Manado. Sebagai bukti ketersedian menjadi responden dalam
penelitian, saya memohon kesediaan untuk bisa bertanda tangan pada lembar
persetujuan yang telah saya siapkan. Mohon partisipasi anda dalam bersedia untuk
mengisi lembar observasi. Kerahasiaan semua informasi akan di jaga dan
dipergunakan untuk kepentingan penelitian dan sebelumnya saya ucapkan
terimakasih.

Manado, Juni 2021

62
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
program studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado yang berjudul
“Pengaruh Senam Otak terhadap Stimulasi Daya Ingat pada Anak Usia Sekolah
Dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado”.

Nama Inisial :

Umur :

Jenis Kelamin :

Dengan sukarela menyetujui diikut sertakan dalam penelitian dengan


catatan bila sewatu-waktu merasa di rugikan dalam bentuk apapun berhak
membatalkan persetujuan ini. Atas partisipasinya, saya ucapkan terimakasih.

Manado, Juni 2021

63
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI DAYA INGAT

TES KE Presentase
Nama Sebelum Setelah Setelah Peningkatan
NO Umur
Inisial Tindakan Pertemuan Pertemuan (%)
1 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kriteria Keberhasilan Peningkatan daya Ingat Anak

No Kategori Indikator
1 Sangat Baik Rata-rata hasil test setelah dilakukan tindakan ≥70
2 Kurang Rata-rata hasil test setelah dilakukan tindakan <69

64
Lampiran 7
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SENAM OTAK
PADA ANAK

Serangkaian latihan gerak sederhana untuk memudahkan


Pengertian Kegiatan belajar

1. Meningkatkan kemampuan kognitif


Tujuan
2. Meningkatkan daya ingat
1. Murid Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Manado
2. Mempunyai masalah atau kendala dalam belajar
Indikasi 3. Mengikuti kegiatan LURING (luar jaringan)
4. Didampingi oleh orang tua/wali
1. Murid yang yang tidak diizinkan oleh orang tua/wali
Kontraindikasi menjadi responden
2. Murid yang dalam keadaan sakit

1. Orang tua dikumpulkan dalam ruang kelas


2. Beri salam, memperkenalkan diri
Persiapan 3. Observasi respon orang tua
Responden 4. Berikan kertas, bolpoin, dan air minum pada orang tua
5. Sebelum klien melakukan senam otak, dianjurkan untuk
minum air putih terlebih dahulu
1. Kertas dan bolpoin
2. Video
Persiapan Alat 3. Kursi
4. Meja
5. Air minum
Cara Bekerja 1. Gerakan Silang (Cross Crawl)
a. Mulailah dengan posisi berdiri, lutut kanan diangkat
dan sentuh dengan tangan kiri
b. Angkat lutut kiri dan sentuh dengan tangan kanan
c. Ulangi 3 kali
2. Gerakan Angka 8
a. Siapkan papan tulis, spidol, bolpoin, dan kertas;
b. Buat sebuah titik sebagai titik tengah untuk acuan
menggambar angka 8 tidur;
c. Arahkan tangan kanan untuk membentuk setengah
angka 8 kekanan dan dimulai dari titik tengah dan
kembali ke titik tengah lagi. Gerakan ini diulangi lagi
pada belahan angka 8 tidur sebelah kiri;
d. Ulangi 3 kali.
3. Gerakan Coretan Ganda (Double Doodle)

65
a. Sediakan kertas dan dua bolpoin;
b. Gambar dua lingkaran secara bersamaan;
c. Ulangi gerakan, bila memungkinkan gambar bisa
berbeda.
4. Gerakan Olengan Pinggul
a. Duduk diatas alas;
b. Letakkan tangan dibelakang punggung dan tekuklah
kedua siku sambil mengangkat pinggul;
c. Setelah pinggul diangkat, goyangkan pinggul kekanan
dan kekiri disusul dengan gerakan memutar
pinggul;
5. Gerakan Memikirkan X
Langkah-langkah untuk melakukan gerakan
memikirkan huruf X, hanya diperlukan membayangkan
huruf X sambil melihat kelangit-langit ruangan atau ke
sudut tertentu.
6. Gerakan Mengaktifkan Tangan
a. Posisi duduk, luruskan tangan kiri keatas disamping
telinga;
b. Pegang siku tangan kiri dengan tangan kanan melalui
belakang kepala;
c. Gerakkan tangan kiri kesamping kanan, kiri, depan
dan belakang sambil ditahan dengan tangankanan;
d. Pada saat melakukan gerakan, hembuskan nafas
pelan pada hitungan ke 8;
e. Lakukan gerakan selama beberapa kali;
f. Putar bahu setelah gerakan mengaktifkan tangan
selesai;
g. Ulangi gerakan diatas dengan menggunakan tangan
kanan.
7. Gerakan Luncuran Grafitasi
a. Duduklah di kursi sambil meluruskan ke depan;
b. Silangkan kaki kanan di atas kaki kiri sambil
membungkukkan badan kedepan;
c. Julurkan kedua tangan kedepan dan kebawah
sambil menundukkan kepala. Hembuskan nafas
sewaktu menjulurkan tangan ke depan;
d. Setelah mengulurkan tangan ke bawah,
angkatlah lengan dan tubuh bagian atas sambil
menarik nafas;
e. Ulangi gerakan 3 kali.

66
8. Gerakan Lambaian Kaki
a. Duduk dengan nyaman diatas bangku atau
kursi yang disediakan;
b. Letakkan pergelangan kaki kanan diatas kaki kiri;
c. Cari titik yang menyebabkan otot kaki
terasa tegang dan pijit perlahan-lahan;
d. Lambaikan telapak kaki kanan ke atas dan ke
bawah sambil memijatnya dengan lembut;
e. Ulangi gerakan 3 kali.
9. Gerakan Pasang Teling
a. Atur kepala pada posisi tegak dan dagu
lurus, pastikan posisi nyaman;
b. Pijat daun telinga dari ujung atas kemudian
turun hingga sepanjang lengkungan telinga dan
berakhir di cuping telinga, sambil melakukan
pijatan tarik telinga keluar dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk;
c. Ulangi 3 kali.
10. Gerakan Tombol Ruang
a. Pada posisi berdiri, letakkan kedua jari tangan
kanan menempel pada bibir dan letakkan
tangan kiri pada tulang ekor selama 1 menit;
b. Ambil nafas senyaman mungkin;
c. Ulangi gerakan pada tangan kiri yang diletakkan
menempel pada bibir dan tangan kanan
diletakkan menempel di tulang ekor.

67
Lampiran 8
Master Table

TES
JENIS SETELAH SETELAH
NO NAMA UMUR SEBELUM PRESENTASE
KELAMIN PERTEMUAN PERTEMUAN
TINDAKAN
(1) (2)
1 An.A.U 1 2 2 1 1

2 An.P.A 2 2 2 1 1

3 An.I.I 2 2 2 1 1

4 An.F.A 1 2 2 1 1

5 An.M.U 1 2 2 1 1

6 An.S.M 2 1 2 1 1

7 An.C.D 2 1 2 1 1

8 An.S.A 2 2 2 1 1

9 An.S 2 1 1 1 1

10 An.M.S 1 1 1 1 1

11 An.S.P 2 1 1 1 1

12 An.Az 1 1 1 1 1

13 An.N.S 2 1 2 1 1

14 An.K.L 2 2 2 1 1

15 An.A.M 1 2 2 1 1

16 An.A.N 2 2 2 1 1

17 An.A.T 1 2 1 1 1

18 An.A.G 1 1 1 1 1

19 An.A.Z 1 1 1 1 1

20 An.M.N 2 1 2 1 1

21 An.Ab 1 2 2 1 1

44
Keterangan :
Jenis Kelamin
1 = Laki-laki
2 = Perempuan
Umur
1 = 7 Tahun
2 = 8 Tahun
Pre Test Daya Ingat
1 = Sangat Baik
2 = Kurang
Post Test Daya Ingat
1 = Sangat Baik
2 = Kurang

45
Lampiran 9
Hasil Uji Statistik

Post H1 Post H2 Pre H1

N Valid 21 21 21

Missing 0 0 0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 10 47.6 47.6 47.6

Perempuan 11 52.4 52.4 100.0

Total 21 100.0 100.0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 7 Tahun 10 47.6 47.6 47.6

8 Tahun 11 52.4 52.4 100.0

Total 21 100.0 100.0

Post H1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sangat Baik 21 100.0 100.0 100.0

46
Pre H1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Sangat Baik 7 33.3 33.3 33.3

Kurang 14 66.7 66.7 100.0

Total 21 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pre1 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%

post1 21 100.0% 0 .0% 21 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

pre1 .151 21 .200* .934 21 .166

post1 .185 21 .059 .918 21 .079

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

47
Descriptives

Statistic Std. Error

pre1 Mean 63.10 2.084

95% Confidence Interval for Lower Bound 58.75


Mean
Upper Bound 67.44

5% Trimmed Mean 62.88

Median 60.00

Variance 91.190

Std. Deviation 9.549

Minimum 50

Maximum 80

Range 30

Interquartile Range 15

Skewness .322 .501

Kurtosis -.941 .972

post1 Mean 78.33 1.260

95% Confidence Interval for Lower Bound 75.71


Mean Upper Bound 80.96

5% Trimmed Mean 78.16

Median 80.00

Variance 33.333

Std. Deviation 5.774

Minimum 70

Maximum 90

Range 20

Interquartile Range 8

Skewness .088 .501

Kurtosis -.689 .972

48
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre H1 1.67 21 .483 .105

Post H1 1.00 21 .000 .000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre H1 & Post H1 21 . .

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair Pre H1 -
.667 .483 .105 .447 .887 6.325 20 .000
1 Post H1

49
Lampiran 10
Lembar Konsul

50
51
Lampiran 11
Dokumentasi Penelitian

Gerakan Olengan Pinggul Gerakan Memikirkan X

Gerakan Silang Gerakan Mengaktifkan Tangan

Gerakan Coretan Ganda Gerakan Pasang Telinga

52
Gerakan Luncuran Grafitasi Gerakan Pasang Telinga

53

Anda mungkin juga menyukai