Oleh :
NURSAFAAT SY. HASAN
1601057
Kepada
1
SKRIPSI
OLEH
NIRM 1601057
2020
2
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Diajukan oleh :
1601057
Pembimbing I
Pembimbing II
3
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nirm : 1601057
Menyatakan bahwa skripsi saya ini asli dan belum pernah di anjurkan untuk
tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah di
tulis atau di publikasih orang lain,kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
Apabila dikemudian hari dari pihak lain maka akan menjadi pengelola Program
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan
4
CURRICULLUM VITAE
A. Identitas Pribadi
Nirm : 1601057
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
5
KATA PENGANTAR
BISSMILLAH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul : “Hubungan Beban Kerja Perawat Dengan
Penanganan Pasien Kegawat Daruratan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.
Chasan Basoeri Kota Ternate”
Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan besar umat
Islam Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan para sahabatnya yang telah
memperjuangkan dinul Islam dari dunia kegelapan menuju dunia yang terang
benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
6
5. Rizal Arsyad, S.Ag., M.A selaku wakil ketua IV di Bidang
Kemahasiswaan, Al-Islam dan Kemuhamadiyaan Serta Kerja Sama, di STIKES
Muhammadiyah Manado, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama
penulis mengikuti pendidikan.
6. Ns. Hj Silvia D. Mayasari Riu, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program Studi
S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Manado yang selalu memberikan
semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Ns. Helly Katuuk, S.Kep., M.Kep dosen pengajar yang telah memberikan
motivasi dan ilmu selama di bangku perkulihan dan sekaligus pembimbing II
yang dengan sabar memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
11. Ns. Muhammad Jumrah S.Kep selaku kepala seksi keperawatan RSUD
Dr. Chasan Basoeri Kota Ternate yang suda banyak membantu penulis dalam
pengambilan data dalam skripsi ini.
12. Teristimewah dan yang tercinta ibunda Hadiat Mahmud dan ayahanda
Drs. Syarif Hasan yang telah memberi motivasi, dukungan dan bekerja keras
membiayai kuliah saya serta doa dan nasehat-nasehat sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan semangat.
13. Terimkasih kapada orang spesial Ikra Usman S.Ars yang telah menemani
dan mendukung saya dari awal kuliah sampai sekarang proses pengerjaan skripsi
ini.
7
14. Terimakasih kepada Keluarga di Perantauan Fomakati Manado dan
sahabat-sahabat tercinta saya, Unus, indah, sarti, jihat, ita wulan yang selalu
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan,
maka berpegang dari itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan
skripsi ini tetap penulis harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah referensi pembaca.
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gawat darurat adalah kondisi klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera, guna penyelamatan nyawa dan pencegahan lebih lanjut. Gawat artinya
kecacatan atau kematian pada pasien. Karakteristik pasien IGD tidak hanya
terjadi akibat lalu lintas jalan raya tapi juga dalam lingkup keluarga seperti
terserang penyakit jantung, tersedak, dan di gigit ular. Kondisi seperti ini
instalasi gawat darurat adalah unit sebuah rumah sakit di mana IGD mempunyai
penanganan kepada penyakit akut, parah, mendesak atau cedera sehingga dapat
mengurangi resiko kematian atau cacat. Pada tahun 2015 data kunjungan pasien
ke IGD di seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 jiwa (13,3% dari total seluruh
kunjungan rumah sakit umum) dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan
IGD berasal dari rujukan rumah sakit umum 1.033 rumah sakit umum dari 1.319
rumah sakit yang ada sedangkan tahun 2016 jumlah kunjungan di IGD sebanyak
11.650.239 jiwa (13,17% dari jumlah total kunjungan) jumlah yang signifikan ini
2016)
9
Pada tahun 2020 selama 3 bulan terakhir di RSUD Dr.H Chasan Basoeri kota
ternate data kunjungan pasien ke IGD sebanyak 1260 pasien. Jumlah ini
merupakan pasien rujukan dan pasien yang datang langsung ke IGD. ( kesehatan
2016)
segera cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian, penangan pasien gawat
darurat memegang peranan yang sangat penting bahwa waktu adalah nyawa.
sehingga di wajibkan untuk melayani pasien 24 jam sehari secara terus menerus
sehingga perawat yang bekerja di IGD memiliki beban kerja yang lebih tinggi di
oleh pasien dengan berbagai macam keluhan dan tingkat keparahan penyakit
yang di alami pasien sehingga perawat yang bekerja di IGD memiliki beban kerja
dan tanggung jawab besar untuk memberikan penanganan terbaik (Dhalam Dini,
2013)
Beban kerja perawat adalah volume waktu kerja di IGD dengan berbagai jenis
pasien dan penyakit serta meningkatnya jumlah pasien dalam waktu yang tak di
cepat dan tetap untuk melakukan tindakan terhadap pasien serta harus
menghadapi keluarga pasien yang panik dengan jumlah beban yang di hadapi
pekerja dengan tuntutan pekerja yang harus di hadapi, Mengingat kerja manusia
10
yang beda-beda. Tingkat perbedaan yang terlalu tinggi memungkinkan pemakaian
energi yang berlebihan dan terjadi sebaliknya intensitas pembebanan yang terlalu
bahwa beberapa negara asia tenggara termasuk Indonesia di temukan fakta bahwa
perawat yang bekerja di rumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan
masih mengalami kekurangan jumlah perawat. Hal ini di sebabkan karna peran
beri beban kerja berlebihan dapat berdampak kepada penurunan tingkat kes
Menurut (Sahrul Said & Andi Mappanganro 2018) dalam hasil penelitian tersebut
mereka membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara “beban
kerja perawat dengan respon time perawat” berdasarkan hasil analisa statistik
dengan menggunakan uji Fisher’s Exact di peroleh nilai ρ = 0.673, dimana nilai ρ
Ternate”.
11
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
ternate
2. Tujuan Khusus
kota ternate
kota ternate
12
D. Manfaat Penelitian
1.Teoritis
Dari hasil penelitian ini bisa di gunakan untuk mengetahui hubungan antara beban
2. Praktisi
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan sekaligus
Hasil penelitian ini dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi responden dan
menambah ilmu pengetahuan tentang beban kerja perawat dan penaganan pasien
13
d. Manfaat untuk tempat Penilitian
Kegawatdaruratan.
dapat dijadikan data dasar, tambahan informasi dan acuan bagi peneliti
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktifitas yang di lakukan oleh
atau beban kerja diartikan sebagai patiens days yang merujuk pada jumlah
prosedur, pemeriksaan kunjungan visite pada klien. Hasil penelitian tentang beban
kerja di pelayanan intensve norwegia didaptkan bahwa score aktifitas perawat 75-
adalah:
15
1. Faktor internal,pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor biologis
seperti umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, status gizi, kesehatan
yaitu: keinginan di institusi kerja, tugas pokok dan fungsi perawat, kondisi
kerja
selesaikan
kerja
berkualitas.
16
c. Tuntutan keluarga pasien terhadap keselamatan pasien.
kondisi terminal.
produktif.
17
genetalia hygien pasien, memasang infus dan melepas infus,
jenazah.
18
c. Kegiatan non produktif
Menurut (Dhalam putra & Trihastanti, 2016) dampak beban kerja adalah
tepat waktu tatapi memiliki waktu yang sangat sedikit dan di haruskan
bekerja dengan cepat, tepat dan cermat sehingga berdampak pada diri
penanganan yang dapat bersifat fatal pada pasien, dan Mudah merasa bosan
19
c. Konflik dengan teman sejawat atau teman kelompok
darurat bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. IGD memiliki peran
sebagai gerbang utama masuknya penderita gawat darurat (Ali, 2014). Pelayanan
pasien gawat darurat adalah pelayanan yang memerlukan pelayanan segera, yaitu
cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan. Pelayanan ini
bersifat penting sehingga diwajibkan untuk melayani pasien 24 jam sehari sehari
secara terus menerus. IGD merupakan tempat pertama yang di kunjungi oleh
pasien dengan berbagai macam keluhan dan tingkat keparahan penyakit yang di
alami pasien. Perawat yang bekerja di IGD memiliki tanggung jawab besar untuk
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit rumah sakit yang memberikan
perawatan pertama kepada pasien. Unit ini di pimpin oleh seorang dokter jaga
dengan tenaga dokter ahli dan berpengalaman dalam menangani PGD (Pelayanan
Gawat Darurat), yang kemudian bila di butuhkan akan merujuk pasien ke dokter
20
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit atau cedera yang mengancam
jiwa dan kelangsungan hidupnya. Adapun tugas Instalasi Gawat Darurat adalah
pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan kondisi Gawat
Darurat. Menurut Depkes R.I (2006), petugas tim kesehatan di Instalasi Gawat
Darurat terdiri dari dokter ahli, dokter umum, atau perawat yang telah mendapat
kesehatan rumah sakit dalam melayani pasien secara baik atau tidaknya di
lihat dari sikap yang ramah, sopan dan tertib dan penuh tanggung jawab
(Depkes R.I 2006). Pasien yang datang berobat di IGD jumlahnya lebih
banyak dan silih berganti setiap hari. di IGD perawat merupakan tim
secara terus menerus (Lestari dan Retno, 2010). Kondisi ini dapat
yaitu:
21
pemindahan bersifat segera antara lain: gangguan pernapasan,
sudah meninggal.
22
merupakan fungsi yang di delegasikan sepenuhnya atau sebagian
Pasien adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan
tetapkan oleh Prabowo (dalam Wihamda , 2011). Alur penangan pasien di IGD
yaitu perawat menerima pasien, kemudian mencatat identitas lengkap dan jelas
dan informed concernt perawat melakukan anamnesa (auto dan hatero anamnesa),
darah, resprasi, nadi, suhu) dan pemeriksaan fisik awal, pengelompokan pasien
dan diagnosa awal, seperti gawat darurat: memerlukan tindakan segera yang
mengancam jiw, gawat non darurat: tidak urgent tindakan segera dan tidak
mengancam jiwa. Non gawat dan non darurat boleh di beri terapi simptomatis
(berdasarkan gejala). Gawat darurat dan gawat non darurat, perawat menghubungi
dokter jaga pada hari tersebut dan melaporkan kondisi terakhir pasien dan boleh
melakukan tindakan awal atau pertolongan pertama/ Basic Live Support (BLS)
meliputi: air way, jaw trust, chin lift dan hiperekstensi, kemudian membersikan
jalan napas dari sumbatan (sekret dan benda asing), memeriksa breathing dengan
23
kemampuan yang terkait dengan peran, harus mengerti karakteristik pelayanan
keperawatan yang tepat, cermat dan cepat, serta mengrti tugas cara bersikap dan
cara berkomunikasi dengan baik dalam kondisi emergency. Makin luas lingkup
tanggung jawab yang di diemban perawat perawat pada pelayanan gawat darurat,
Instalasi gawat darurat (IGD) adalah unit yang memberikan pelayanan di rumah
sakit dan memberikan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit atau
membutuhan resustasi dan kegawat darurat terntentu, jika perawat atau dokter di
tempat tersebut tidak melakukan tindakan atau penanganan dengan suatu alasan
Pasien Kegawatdaruratan
kerja sangat berat karna penangan tidak sesuai tugas dan fungsi perawat, tanggung
jawab perawat sangatlah besar dan tingginya beban kerja dalam praktik
24
Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan yang komperhensif di berikan
kepada pasien injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan (Krisyanti, 2014)
pertolongan segera yaitu cepat untuk mencegah kematian dan kecacatan atau
penangan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat penting bahwa
2015). IGD memiliki peranan penting dalam upaya penyelamatan hidup pasien, di
B. Penelitian Terkait
ini di lakukan oleh Paulus Ronaldo, lucky t kumaat, franly onibala pada
melihat ada tidaknya hubungan variable bebas dan variable terikat dengan
25
tingkat kemaknaan (40%) α = 0.05 hal ini menjelaskan bahwa ada
penelitian ini dilakukan oleh rima, mulyadi, reginus malara pada tahun
sig.(2-sided) dengan hasil 0,037 < 0,05 jadi, P value < 0,05 menunjukan
perawat.
26
BAB III
KERANGKA KONSEP
Berdasarkan landasan teori maka kerangka kerja pada penelitian ini adalah
berkaitan atau di anggap perlu antara satu konsep dengan konsep lainnya atau
variabel satu dengan variabel lainnya untuk melengkapi dinamika situasi atau hal
yang sedang atau akan di teliti (Notoadmojo, 2014). Berdasarkan landasan teori
Penanganan Pasien
Beban Kerja Perawat
Kegawatdaruratan
Keterangan:
: penghubung
27
A. Hipotesis
Ternate.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah pada dasarnya segala sesuatu yang berbentuk apa saja
1.Variabel Independen
dependen (Sugiyono, 2011). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu beban kerja
perawat.
28
2. Variabel Dependen
atau menjadi akibat karna adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011) variabel terkait
D.Defenisi Oprasional
BAB IV
29
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis Penelitian ini yang digunakan penilitian deskriptif analitik yang bertujuan
untuk mencari hubungan antara dua variable yang bersifat kuantitatif dengan
1.tempat
2.waktu
1.Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
2. Sampel
30
sampel adalah bagian dari karakteristik yang di miliki oleh populasi. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi
misalnya karna keterbatasan dana, tenaga, dan waktu maka peneliti menggunakan
yang ambil dari populasi. Apa yang di pelajari dari sampel itu kesimpulannya
akan di berlakukan untuk populasi. Dan sampal yang di ambil dari populasi harus
dari keseluruhan populasi. Total sampel dalam penelitian ini ialah 36 sampel.
3. Kriteria sampel
A. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria di mana subjek penelitian dapat mewakili dalam
B. Kriteria eksklusi
memenuhi sampel karna tidak dapat memenuhi syarat sebagai sampel penelitian
(suyono,2015)
31
Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpulan data yang di gunakan untuk
mengunakan skala guttman dengan nilai 2 untuk jawaban Ya dan nilai 1 untuk
terendah)
n = (15x2) + (15x1)
n = 30 + 15 = 22,5
2
Beban kerja perawat tertinggi apabila nilai median ≥ 22,5 dan beban kerja rendah
yang sesuai untuk tujuan penelit ian. Dan variable dependen instrument yang di
32
gunanakan yaitu lembar kuesioner dengan 15 pertanyann dan menggunakan skala
guttman yaitu di lakukan di berikan skor 2 dan tida di lakukan di berikan skor 1.
n= ( 15 x 1) + (15 x 2)
n = 30 + 15 = 22,5
2
Apa bila nilai median ≥ 22,5 maka di katakan perawat melakukan penanganan
pasien kegawatdaruratan dengan benar dan apabila median < 22,5 maka di
Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam sebuah
penelitian, sebab tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang
1. Data Primer
33
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Data primer diperoleh dari menyebar keusoner kepada karyawan
2.Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data , misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (sugiyono, 2015)
data sekunder adalah data yang di peroleh dari buku laporan rumah sakit
1.Tahap awal
a) Kegiaatan yang dilakuikan yaitu: survey awal, pengajuan judul, proposal, dan
c)Pengesahan proposal.
2. Tahap pelaksana
b. Melaporkan dan meminta izin kepala ruangan RSUD Dr. Chasan Basoeri Kota
34
c. Pengumpulan data serta pembagian kuesioner dan melakukan wawancara pada
responden.
kelengkapan data.
kelengkapan data.
c. Pengesahan skrpsi
G.Pengolahan data
Merupakan upaya unruk memeriksa kembali kebenaran data yang di peroleh atau
di kumpulkan. Editing di lakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data
35
Peneliti memberikan kode data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data
a. Umur Responden
1. 17-25 thn
2. 26-35 thn
b. Jenis kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Pendidikan
1. D III, S.kep
2. Ns
d. Lama bekerja
1. 0-5 tahun
2.5-10 tahun
1. Ya
2. Tidak
1. Benar
2. Salah
3. Proces (Entry data) selanjutnya peniliti menguji data menggunakan SPSS 16.0.
36
H. Analisa Data
Analisa data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden atau data lain
univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel secara mandiri,
tiap variabel di analisis tanpa di kaitkan dengan variabel lainnya. Data di sajikan
f
p= x 100
n
Keterangan :
P = Presentasi
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
1. Analisa bivariat di
uji statistik Chi-square dengan data di input dan di olah dengan software
komputer SPSS.
37
Terhadap Koefisien Korelasi:
(Sugiyono, 2016)
H. Etika Penelitian
dan peneliti itu sendiri masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan
masalah yang sangat penting dalam penelitian. Masalah etika yang harus di
untuk menjadi responden tujuannya adalah agar subjek mengerti maksud dan
tjuan penelitian.
38
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode atau inisial
namapada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan di sajikan,di
3. confidentiality (Kerahasiaan)
di Igd.
BAB V
39
A. Hasil Penilitian Lokasi Umum
1. Gambaran Umum
RSUD Dr. Chasan Basoeri Kota Ternate adalah satu satunya Rumah sakit rujukan
di propinsi Maluku Utara. Rumah sakit ini dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang
Kota Ternate. Oleh karena itu Rumah Sakit Umum Daerah yang juga adalah suatu
institusi multi padat yang kompleks (Padat Karya, model, padat profesi, padat
teknologi dan pada resiko) dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu
masyarakat.
b). Visi
professional”
c).Misi
akreditasi rumah sakit sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi
40
2). Menjadi rumah sakit sebagai pusat rujukan dan pusat pendidikan tenaga
d). Tujuan :
dan optimal
e. Saran :
1). Terciptanya Pelyanan yang professional dan optimal kepada pasien yang
3). Terciptanya kondisi kerja yang efekstif dan efisien sehingga pelayanan yang di
41
Provinsi : Maluku Utara
g) Kegiatan pelayanan
a. Bedah
k. Polikinik Gigi
1) Perawatan Inap
a. Melati (Anak)
b. Bougenville (Bedah)
c. Mawar(Kelas)
e. Teratai (NICU)
f. Mawar (Nifas)
g. Kamboja
42
2) Tempat Tindakan
a. OK (Kamar Oprasi)
c. PONEK
3) Pelayanan Laboratorium
haji
Selama 24 jam, instalasi Gawat darurat IGD selalu siap untuk melayani dalam
dilengkapi dengan ruangan resutasi dan peralatan medis penting dengan penting
43
Selama 24 jam, instalasi Gawat darurat IGD selalu siap untuk melayani dalam
dilengkapi dengan ruangan resutasi dan peralatan medis penting dengan penting
2. Karakteristik Responden
Banyak responden
Umur (f) (%)
(33.3%) dan responden yang paling banyak ada pada umur 46-65 tahun 24
responden (66.7%)
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSUD Dr. Chasan
44
Banyak Responden
Jenis Kelamin
(f)
(%)
Perempuan 23 63.
Laki-laki 13 36.1
Total 36 100.0
Data Primer 2020
Berdasarkan table 5.2 terlihat bahwa dari 36 Responden, yang paling banyak yaitu
responden (36.1%)
Banyak Responden
Tingkat pendidikan (f) (%)
DIII 27 75.0
Ns 9 25.0
Total 36 100.0
Data Primer 2020
presentase 25.0%
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Bekerja di RSUD Dr. Chasan
45
Banyak Responden
Lama Bekerja (f) (%)
1-5 Tahun 30 83,3
6-10 Tahun 6 16.7
Total 36 100.0
Data Primer 2020
dengan presentase 83.3%, sedangkan yang terkecil ialah 6-10 tahun yaitu 6
3. Analisa Univariat
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Beban Kerja Perawat Di RSUD Dr.
Banyak Responden
Beban Kerja perawat
(f) (%)
Tinggi 16 44.4
Rendah 20 55.6
Total 36 100.0
Data Primer 2020
menunjukan bahwa perawat yang beban kerjan tinggi ialah 16 responden dengan
presentase 55.6%.
Kegawatdaruratan
46
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penanganan Pasien Kegawatdaruratan
Banyak Responden
Penanganan Pasien (f) (%)
Tepat 14 38,9
Tidak tepat 22 61.1
Total 36 100.0
Data Primer 2020
4. Analisa Bivariat
Berdasarkan table 5.7 dari hasil uji statistic tabulasi silang menunjukan beban
47
2 responden (12.5%), beban kerja perawat tinggi dengan penanganan pasien
square di dapatkan bahwa nilai P value = 0.002 dengan taraf signifikan (0.001 <
0.005). nilai Odds ratio : 10.080 yang artinya beban kerja perawat dengan
kegawatdaruratan.
A. Pembahasan
Penelitian ini di lakukan di RSUD Dr. Chasan Basoeri Kota Ternate pada tanggal
04-15 bulan September 2020 . Untuk mengetahui Hubungan beban kerja perawat
kuesioner. Sampel pada penelitian ini berjumlah 36 orang. Metode dalam penelian
ini ialah deskriptif analitik dengan tujuan mencari hubungan antara dua variable
menggunakan uji Chi- Square di dapatkan nilai P= 0.002 di mana nilai P lebih
kecil <0,05 artinya ada hubungan beban kerja perawat dengan penanganan pasien
Ternate.
48
Berdasarkan hasil tabel 5.1 Karakteristik umur didapatkan responden terbanyak
ialah 46-65 tahun yang berjumlah 24 responden dengan presentasi 66.7%. Hasil
ini sesuai dengan penelitiaan sebelumnya yaitu Renny Maryani (2015) dengan
sebagian besar perawat berusia 30-40 tahun yaitu 9 responden (45%). Sesuai
dengan teori menurut Notoadmojo (2014) usia ialah umur yang terhitung pada
bertambah maka tingkat kekuatan dan pola pikir seseorangakan lebih matang
Peneliti berasumsi sebagian besar mayoritas usia responden berada pada dewasa
tua. Oleh sebab itu, akan mampu seorang individu untuk mengambil keputusan
dan berfikir secara rasional sehingga dapat melakukan tindakan karena usia
dewasa adalah waktu pada saat individu tersebut mampu mencapai puncak
kemampuan intelektualnnya.
Surakarta, menunjukan bahwa jenis kelamin yang paling banyak ialah perempuan
49
jugamemiliki ketanggapan dalam melakukan pemilahan pasien walaupun tidak
Perawat yang berjenis kelamin laki-laki secara fisik lebih kuat dibandingkan
perempuan tetapi dalam hal ketenggapan memilah pasien tidak ada perbedaan
yang dilakukan oleh (Natarianto, Reditya, Agustina, Martha, 2018) dengan judul
dimiliki oleh seorang individu setelah melakukan suatu objek melalui proses
Keperawatan. Dalam hal ini tidak selalu tingkat pendidikan formal menentukan
Berdasarkan hasil tabel 5.4 dengan data karakterisrik responden berdasarkan lama
bekerja didapatkan lama kerja terbanyak adalah 1-5 tahun dengan presentasi
50
Gambaran pelaksanaan tindakan gawat darurat oleh perawat pada pasien di ruang
IGD RSUD DR Pirngadi Medan, dapat dilihat bahwa perawat yang memiliki lama
lama kerja 5-10 tahun sebanyak 3 responden (10,0%). Sesuai dengan teori lama
bekerja merupakan lamanya seorang perawat bekerja di rumah sakit dan dari
lamanya bekerja maka semakin banyak ilmu dan pengalaman yang dimiliki
(Rahmawati, 2017)
Peneliti berasumsi bahwa semakin lama seorang bekerja. Masa kerja dalam suatu
profesi maka akan semakin meningkat pengetahuan dan juga pengalam dalam
melakukan tindakan.
40.0%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadli, (2017) dengan judul
dapat dilihat bahwa mayoritas perawat yang pengikuti pelatihan adalah BTCLS
yaitu dengan jumlah responden 24 (92%). Sesuai dengan teori (EMT, 2015)
penyakit jantung. Menurut (Juliati, 2015) pelatihan merupakan salah satu upayah
sehari-hari.
51
Peneliti berasumsi bahwa pelatihan yang diikuti oleh seorang perawat dapat
Berdasarkan table 5.7 hubungan Beban Kerja Perawat dengan penanganan pasien
penanganan pasien yang tepat terdapat 2 responden (12.5%) dan responden Beban
responden (87.5%). Beban kerja perawat rendah dengan penanganan pasien tepat
ada 13 responden (65.0%) dan Beban kerja perawat rendah dengan penangan
pasien tidak tepat ada 7 responden (35.0%).dari hasil analisis uji Chi-Square test
hubungan antara dua variable Beban kerja perawat dengan penanganan pasien
penelitian yaitu bahwa ada hubungan antara beban kerja perawat dengan
yaitu nilai p = 0,035 yang menunjukan bahwa nilai p lebih kecil dari nilai a =
0,005 di simpulkan bahwa penelitian ini ada hubungan beban kerja perawat
52
dengan kinerja perawat dalam pemberian tindakan keperawatan. Sesuai dengan
dapat mempengaruhi beban kerja seseorang yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor internal berupa jenis kelamin, usia, status kesehatan dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal yaitu lingkungan kerja, waktu kerja, dan tindakan atau
segera cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan,
bahwa waktu adalah nyawa ( Time saving is live saving) ketika tidak cekatan
dalam melakukan tindakan maka pasien akan mengalami henti nafas, henti
jantung dan cedera maupun kematian maka dari itu perawat yang bekerja di IGD
adalah perawat yang berpengalaman dan telah memiliki sertifikat yang berkaitan
Instalasi gawat darurat adalah salah satu unit pelayana rumah sakit yang
menyediakan pelayanan awal bagi pasien yang datang langsung ke rumah sakit
atau lanjutan dari rujukan fasilitas pelayanan kesehatan bagi yang menderita sakit
53
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Darurat (IGD) RSUD Dr. Chasan Basoeri Kota Ternate dan telah di uji dengan
B. Saran
2. Bagi Responden
54
Penelitian ini hendaknya dapat menambah bahan pustaka kuliah riset keperawatan
Dapat dijadikan sebagai data dasar dan acuan/ informasi bagi peneliti
55
DAFTAR PUSTAKA
M, K. (2012). Pengaruh Beban Kerja Fisik dan Mental Terhadap Stres Kerja Pada
purwaningsih, P. (2013). Hubungan Antra Beban Kerja Dengn Stres Kerja d IGD
Sitti Nurjannah, A. S. (2017). Analisis Beban Kerja Tenaga Perwat IGD RSUD
2, Juli 2016.
2018.
56
Mahyawati. (n.d.). Hubungan Kegawatdaruratan Pasien Dengan Waktu Tanggap
EMT, M. E. (2015). Buku Kursus BTLS : Basic Trauma and Cardiac Life
Support. Jakarta: Emergensi Medikal Training.
57
58