Anda di halaman 1dari 70

KESIAPAN TANGGAP DARURAT PERAWAT TERHADAP

PENATALAKSANAAN PASIEN CORONAVIRUS DI IGD


RSUD Dr. M HAULUSSY AMBON
TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh:
PARIDA YANY TUAHENA
NPM. 1420116108

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
AMBON
2020
KESIAPAN TANGGAP DARURAT PERAWAT TERHADAP
PENATALAKSANAAN PASIEN CORONAVIRUS DI IGD
RSUD Dr. M HAULUSSY AMBON
TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

Oleh:
PARIDA YANY TUAHENA
NPM. 1420116108

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MALUKU HUSADA
AMBON
2020

2
LEMBAR PERSETUJUAN
KESIAPAN TANGGAP DARURAT PERAWAT TERHADAP
PENATALAKSANAAN PASIEN CORONAVIRUS DI IGD
RSUD Dr. M HAULUSSY AMBON
TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Oleh:
PARIDA YANY TUAHENA
NPM. 1420116108

Skripsi ini Telah Disetujui

Pembimbing II
Pembimbing I

Ns. Supriyanto,S.Kep
Ns. Endah Fitriasari, S.Kep.,M.Kep NIK : 607890201201801
NIDN : 1216058801

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Ira Sandi Tunny, S.Si,M.Kes


NIDN : 1208098501

3
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Parida Yany Tuahena


Tempat Tanggal/Lahir : Pelauw, 18 Mei 1998
NPM : 1420116108
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Mahasiswa
Bersaudarah : 1 bersaudarah
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : M. Yahya Tuahena
Nama Ibu : Jahra Tualepe
Alamat : Air Besar (Arbes)
Pendidikan Formal
1. Tahun 2004, Tamat Belajar Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Kec. Pulau
Haruku.
2. Tahun 2010, Tamat SD Inpres 1 Pulau Haruku Kec. Pulau Haruku.
3. Tahun 2013, Tamat SMP N. 6 Arara.
4. Tahun 2016, Tamat SMA N. 3 Masohi.
5. Tahun 2016, Tercatat sebagai mahasiswa STIKes Maluku Husada
Karya Tulis
Kesipan Tanggap Darurat Perawat Terhadap Penatalaksanaan Pasien Coronavirus di
RSUD Dr. M Haulussy Ambon Tahun 2020.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan
rasa tanggung jawab.

Ambon, 27 November 2020

(Parida Yany Tuahena)

4
LEMBAR PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa bangga dan haruh serta kerendahan

hati, kupersembahkan Skiripsi ini kepada :

“ALLAH SWT, yang telah memberikan karunia hidayah dan kemudahan disetiap
perjalanan hidup yang tidak pernah henti-hentinya”

“Ayahanda Tercinta Muh. Yahya Tuahena dan ibunda tercinta Jahra Tualepe yang
telah melahirkan dan membesarkan penulis, dan tak lupa kepada ayahanda (Muh.
Yahya Tuahena dan M.Toha Tualepe) yang telah membesarkan penulis dan
berkorban untuk pendidikan penulis dari TK sampai perguruan tinggi maka ini yang
penulis persembahkan untuk kalian semua dan bagi penulis selama mengikuti
pendidikan hingga terlaksananya skripsi ini”

“ Teruntuk Om dan Onco (Syarif Tualepe, Erdy Tualepe, Sar Tualepe, Ira Tualeka)
dan adik-adikku (Mori, Sari, Tasrif, Syifa, Ara, Ima) tersayang, yang selalu memberi
doa dan semangat kepada penulis ”

“Teruntuk Mine ku (A.T) yang selalu ada memberi support dalam menghadapi semua
tantangan dalam proses pendidikan ini”

“Almamater tercinta Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKes Maluku Husada, yang
telah memberikan banyak ilmu dan praktek-praktek untuk menjadi seorang perawat”

5
MOTTO

Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam
mencoba itulah kita menemukan

dan membangun kesempatan untuk berhasil.

Keberhasilan bukan di tentukan oleh ukuran otak seseorang,

melainkan kecerdasan dalam berpikir.

6
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada kata yang lebih patut diucapkan oleh seorang hamba
yang beriman selain ucapan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Mengetahui, Pemilik segala ilmu, karena atas petunjuk-nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Kesiapan Tanggap Darurat Perawat
Terhadap Penatalaksanaan Pasien Coronavirus Di IGD RSUD dr. M Haulussy
Ambon”.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak hambatan dan kendala yang peneliti
hadapi dalam rangka penyusunan. Namun berkat dukungan dan bantuan beberapa
pihak, akhirnya peneliti dapat melewati kendala-kendala tersebut. Oleh karena itu,
peneliti menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Dr. Sahrir Sillehu, M.Kes Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Maluku Husada
2. Ira Sandi tunny,S.Si.,M.Kes. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
3. Ns. Endah Fitriasari,S.Kep.,M.Kep dan Ns.Supriyanto,S.Kep sebagai
pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberi petunjuk dan
menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam membimbing mulai saat
perencanaan skripsi sampai selesainya.
4. Ns Febby Aipassa, S.Kep.,M.Kep dan Astuti Tuharea, SH.,MH selaku penguji
yang telah memberikan kritik dan saran guna menyempurnakan skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Ilmu Keperawatan STIKES Maluku Husada.
6. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr M Haulussy Ambon .
7. Terkhusus kepada kedua Orang Tuaku tercinta Ayahanda M. Yahya Tuahena
dan ibunda Jahra Tualepe, onco dan om tercinta Sarfa Tualepe, Ira Tualeka,
Syarif Tualepe, Erdy Tualepe, Adik-adikku tersayang Mory, Sary,Tasrif, Ara,
Syifa dan Ima atas dukungannya selama ini. Dan tak lupa kepada ayahanda M.
Toha Tualepe dan ibundah Syarifa Tuasikal yang tercinta, yang telah

7
membesarkan peneliti dengan penuh cinta dan kasih sayang yang begitu tulus
kepada peneliti agar bisa melewati masah pendidikan dari SD samapai
perguruaan tinggi, dan terima kasih atas segala nasehat yang selalu
membangun bagi peneliti, kesabaran serta ketulusan hati yang senantiasa
mendoakan sehingga peneliti bisa sampai ke tahap ini.
8. Terimakasih yang tak terhingga untuk orang yang spesial Andi T yang selalu
ada untuk menyemangati, memberi dukungan, motivasi, dan selalu sabar
dalam mendengar semua keluh kesa saya.
9. Sahabat tercinta Sitiri Talaohu, Leni Sangadji, Nadia Karepesina, Putri
Rumbawa, Sulfanti, Novi Anakotta, yang dengan adanya mereka membuat
hari-hari saya di STIKes Maluku Husada menjadi lebih indah dan berkesan.
10. Rekan-rekan seperjuangan mahasiwa keperawatan angkatan 2016.
Peneliti menyadari bahwa proposal ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, namun besar harapan peneliti kiranya karya ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga apa yang telah kita lakukan
bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan kita senantiasa mendapatnya ridha-Nya.
Amin.

Ambon, 13 November 2020

Peneliti

8
ABSTRAK

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis


Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2020.
1
Novianti Anakota, 2Sahrir Sillehu, 3La Rakhmat Wabula
1
Mahasiswa program studi keperawatan
2
Dosen STIKes Maluku Husada
3
Dosen STIKes Maluku Husada

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang merupakan entry point dalam upaya
mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Tercapainya kesehatan keluarga, akan mewujudkan
tercapainya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian, kesehatan keluarga
merupakan kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat Masalah kesehatan yang muncul di
keluarga tentunya sangat bergantung kepada bagaimana keluarga menjalankan fungsi perawatan
kesehatan keluarga. Reumatoid Artritis adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau jaringan
penunjang sekitar sendi.bagian tubuh yang diserang biasanya persendiaan pada jari, lutut, pinggul dan
tulang punggung. Penyakit rheumatoid artritis Kebanyakan terkenal pada lansia yang memiliki
serangan cepat pada bagian sendi, konstitusi gejala seperti demam, malaise, dan kekakuan pada pagi
hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian
rheumatoid arthritis pada lansia di dusun ely tanah merah kecamtan huamual kabupaten seram bagian
barat tahun 2020, dukungan keluarga dan kejadian rheumatoid arthriris pada lansia diukur
menggunakan kuesioner. Jenis penelitian ini ada deksriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik
probability sampling dengan jenis simple random sampling. Analisis data yang digunakan adalah
univariat dan bivariat. Lansia yang dapat di jadikan sampel 31 responden. Hasil dari analisis bivariat
menunjukan nilai p= 0,000<0,005, dapat diartikan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir dusun ely tanah merah kecamatan huamual
kabupaten seram bagian barat.

Kata kunci: Dukungan keluarga, Rheumatoid arthritis, Lansia.

9
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..


LEMBARAN PERSETUJUAN…………………………………………...
KATA PENGANTAR …………………………………………………… I
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………........ 5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………….. 6
1.3.1 Tujuan umum ………………………………………….. 6
1.3.2 Tujuan khusus ……………………………………......... 6
1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………… 6
1.4.1 Manfaat teoritis ………………………………………... 6
1.4.2 Manfaat praktis ………………………………………... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………... 7
2.1 Konsep rheumatoid arthritis…………………………...........…... 7
2.1.1 Definisi ………………………........………..................... 7
2.1.2 Etologi………......................................……...…………. 8
2.1.3 Tanda dan gejala ……....……………………………… 8
2.1.4 Pemeriksaan Diagnostik ……………….......………….. 9
2.1.5 Penatalaksanaan ……………........……........................ 10
2.1.6 Pencegahan..................................................................... 11
2.1.7 Pengukuran intensitas nyeri............................................. 12
2.1.8 Bentuk nyeri................................................................... 13
2.2 Konsep Dukungan Keluarga......….......................................... 14

2.2.1 Defenisi Keluarga ………............................................. 14


2.2.2 Fungsi Keluarga …............…………………………… 15

10
2.2. 3 Tahap Dan Perkembangan Keluarga…….................... 19
2.2.4 Proses Dan Strategi Koping Keluarga.......................... 20
2.2.5 Keluarga Sebagai Klien………………………………. 21

2.2.6 Peran Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan 22


23
2.3 Konsep Perawatan Nyeri Sendi Pada Lansia…………………..

2.4.1 Perawatan ........................................................................ 23

BAB III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS…………………… 27


3.1 Kerangka konsep penelitian…………………………………... 27
3.2 Hipotesis penelitian…………………………………………... 27
BAB IV. METODE PENELITIAN ……………………………………… 29
4.1 Desain Penelitian …………………………………………….. 29
4.2 Tempat dan waktu penelitian……………………………….. 29
4.3 Populasi, Sampel, Sampling…………………………………... 29
4.3.1 Populasi………………………………………………... 29
4.3.2 Sampel ………………………………………………… 30
4.3.3 teknik pengambilan sampel………………………......... 31
4.4 Variabel penelitian …………………………………………… 31
4.3.1 Variabel independent…………………………………... 31

4.3.2 Variabel dependen……………………………………... 31


4.5 Definisi operasional variabel ………………………………… 32
4.6 Instrumen Penelitian ……………………………………......... 32
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ………………………................. 33
4.8 Analisis Data ……………………………………………......... 34
4.8.1 analisis univariat …………………………………......... 34
4.8.2 analisis bivariat ………………………………………... 35
4.10 Etika penelitian …………………………………………….... 35

11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...... 38

12
DAFTAR TABEL

No Tabel Tabel Halaman

Tabel 2.1 Komplikasi Pencegahan 22


Tabel 2.3 Keaslian Penelitian 32
Tabel 4.1 Defenisi Operasional 40
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umu,jenis kelamin, 46
pendidikan, pekerjaan pada perawat di ruang IGD RSUD
Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2020
Table 5.2 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, sikap dan 47
keterampilan pada perawat di ruang IGD RSUD
Dr. M Haulussy Ambon Tahun 2020
Table 5.3 Hubungan pengetahuan dengan keterampilan perawat 48
dalampenatalaksanaan pasien Coronavirus di IGD RSUD
Dr. M. Haulussy Ambon Tahun 2020
Table 5.4 Hubungan sikap dengan keterampilan perawat dalam 49
penatalaksanaan pasien Coronavirus di IGD RSUD
Dr. M. Haulussy Ambun Tahun 2020

DAFTAR GAMBAR

13
No gambar Halaman

Gambar 3.1: Kerangka Konsep 36

Gambar 4.7: Prosedur Pengumpulan Data 42

Gambar 2.1.3.1 APD tingkat 1 11

Gambar 2.1.3.2 APD tingkat 2 11

Gambar 2.1.3.3 APD tingkat 3 12

Gambar 2.1.5.2 Protokol APD poliklinik COVID-19 14

Gambar 2.1.5.2 Protokol pemakaian APD COVID-19 14

14
DAFTAR LAMPIRAN

No lampiran Lampiran
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Lembar Permohonan Inform Consent
Lampiran 3 Surat pengambilan data awal
Lampiran 4 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Surat Keterangan selesai melakukan uji validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian
Lampiran 9 Lembar Keaslian Penelitian
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11 Hasil Uji SPSS
Lampiran 12 Dokumentasi Penelitian

BAB I
PENDAHULUAN

15
1.1 Latar Belakang

Penyakit Rheumathoid Arthritis bukan penyakit yang mendapat sorotan

seperti penyakit hipertensi, diabetes atau Acquired Immuno Deficiency

Syndrome (AIDS). Namun, penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang cukup

mengganggu dan terjadi dimana-mana. Penyakit ini paling sering dimulai antara

dekade keempat dan keenam dari kehidupan. Namun,Rheumathoid Arthritis

dapat diderita pada usia berapa pun (Devi Ratna 2019)

Menurut World Health Organization (WHO) (England et al. 2019) angka

kejadian rematik pada tahun 2019 mencapai 20% dari penduduk dunia yang telah

terserang rematik, dimana 5-10% berusia 5-20 tahun dan 20% berusia 55 tahun

sedangkan tahun 2012 meningkat menjadi 25% penderita rematik yang akan

mengalami kecacatan akibat kerusakan pada tulang dan gangguan pada

persendian. Rheumathoid Arthritis adalah bentuk paling umum dari arthritis

autoimun, yang mempengaruhi lebih dari 1,3 juta orang di Amerika. Dari jumlah

tersebut, sekitar 75% adalah perempuan, bahkan 1-3% wanita mungkin

mengalami rheumatoid arthritis dalam hidupnya( World Health Organization

2020)

Berdasarkan American College Of Rheumathology (2016) menyatakan

bahwa sebanyak 52,5 juta atau sekitar 23 persen penduduk dewasa Amerika

Serikat menderita rheumatoid arthritis (Syapitri, 2019). Sedangkan di

Indonesia berdasarkan data Riskesdas (2018) jumlah penderita rheumatoid

arthritis di Indonesia mencapai 7,30%. Seiring bertambahnya jumlah penderita

16
rheumatoid arthritisdi Indonesia justru tingkat kesadaran dan salah pengertian

tentang penyakit ini cukup tinggi. Keadaan inilah menjelaskan bahwa kurangnya

pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya penderita untuk mengenal lebih

dalam lagi mengenai penyakit rheumatoid arthritis. Selanjutnya prevalensi yang

terjadi di Jawa Tengah berjumlah (6.78%). (Kementrian Kesehatan RI 2018).

Prevalensi penyakit sendi di provinsi Maluku sendiri pada tahun 2017 berada

di posisi ke-6 di Indonesia sebesar 29,7%, sedangkan pada tahun 2018 berada

pada posisi ke-12 yaitu sebesar 36,7% dari data tersebut dapat di simpulkan

bahwa prevalensi penyakit sendi di Maluku mengalami peningkatan posisi

terbanyak (Kemenkes RI 2019)

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, yang merupakan entry

point dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal. Tercapainya

kesehatan keluarga, akan mewujudkan tercapainya peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Dengan demikian, kesehatan keluarga merupakan kunci utama

pembangunan kesehatan masyarakat Masalah kesehatan yang muncul di keluarga

tentunya sangat bergantung kepada bagaimana keluarga menjalankan fungsi

perawatan kesehatan keluarga (Agrina & Zulfitri, 2014).

Sikap keluarga dalam perawatan rheumatoid arthritis sangat diperlukan untuk

meminimalisasikan akibat yang dapat timbul. Individu, keluarga dan masyarakat,

menjadikan pengetahuan sebagai pedoman untuk bersikap dan bertindak sesuai

dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Sikap mencakup beberapa

17
komponen keteraturan dalam perasaan (afektif), pemikiran (kognitif), dan

predisposisi tindakan (konatif) sesorang terhadap suatu aspek di dalam

lingkungan sekitarnya. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau perasaan. Sikap

seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung dan memihak

(favorable) pada objek tersebut (Wibowo, 2017).

Masalah yang timbul pada penderita Rheumathoid Arthritis yaitu nyeri, dan

tindakan untuk menghilangkan nyeri seperti nyeri sendi, secara nonfarmakologi

yaitu menghangatkan persendian yang sakit dengan terapi kompres hangat, yang

dilakukan dengan menggunakan kain yang direndam pada air hangat, dimana

terjadi pemindahan panas dari kain kedalam tubuh sehingga akan menyebabkan

pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot, sehingga

nyeri yang dirasakan akan berkurang atau hilang(Devi Ratna 2019)

Terapi kompres hangat tersebut dapat dikombinasikan dengan herbal yaitu

air rebusan serei. Dalam buku Herbal Indonesia disebutkan bahwa khasiat

tanaman serei mengandung minyak atsiri, yang memiliki sifat kimiawi dan efek

farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti

inflamasi), dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik, serta

melancarkan sirkulasi darah yang diindikasikan untuk menghilangkan nyeri otot

dan nyeri sendi pada penderita artritis rheumatoid, badan pegallinu dan sakit

kepala (Hembing 2019)

Pengobatan secara herbal saat ini sering dilakukan untuk menjadi alternatif

dalam penanganan Rheumatoid Arthritis seperti thyme, chamomile, borage,

18
lavender, jahe dan kayu manis. Thyme dapat menurunkan produksi dan ekspresi

gen mediator pro-inflamasi, termasuk tumor Necrosis factor-x (TNF-x),

interleukin-(IL) 1B, dan IL-10 anti inflamasi. Chamomile digunakan untuk

pengobatan penyakit inflamasi. Borage yang memilki asam linoleat gamma, yang

menekan TNF-x. ini meningkatkan tingkat progtaslandi-E yang mengarah pada

augmentasi adenosine monofosfat siklik (Muizzulatif et al. 2019).

Masyarakat pesisir merupakan sekelompok masyarakat yang dibangun oleh

sebagian besar ataupun seluruh kehidupannya. Mata pencarian pesisir adalah

nelayan, walaupun terdapat mata pencarian diluar nelayan, seperti pegawai

negeri, pemilik warung, kontraktor dan masih banyak usaha dibidang jasa

lainnya. Masyarakat pesisir adalah kelompok orang atau suatu komunitas yang

tinggal didaerah pesisir dan sumber kehidupan perekonomiannya bergantung

secara langsung pada pemanfaatan sumber laut dan pesisir. Mereka terdiri dari

nelayan, buru nelayan, pembudidaya ikan dan organisme laut lainnya,

pedagangan ikan, pengeloh ikan dan faktor pemasok sarana produksi perikanan.

Berdasarkan pengambilan data awal di Puskesmas iha kulur di peroleh

jumlah pasien rheumatoid arthritis yang berkunjung pada tahun 2018 mencapai

56 orang, yang di sebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang tanda dan

gejala rheumatoid arthritis. Pada tahun 2019, jumlah pasien rheumatoid arthritis

yang datang berobat mencapai 71 orang, sedangkan pasien dari bulan januari s/d

mei 2020 berjumlah 31 orang dan banyak terjadi pada usia-usia lanjut. Penderita

19
rheumatoid arthritis yang semakin meningkat di akibatkan karena kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala rheumatoid arthritis sehingga

masyarakat sering terlambat dalam penanganan rheumatoid arthritis.

Berdasarkan uraian di atas bahwa sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Pada Penderita Rheumatoid

Arthritis Dengan Kejadian Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Di Pesisir Dusun

Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat”.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti menetapkan rumusan

masalah sebagai berikut “Adakah Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kejadian Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah

Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kejadian

Rheumatoid Arthritis Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah

Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

20
1. Mengidentifikasi dukungan keluarga Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely

Tanah Merah Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat

2. Mengidentifikasi kejadian rheumatoid arthtritis pada lansia Di Pesisir

Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian

Barat.

3. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid

arthtritis pada lansia Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan

Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam bidang keperawa

tan bahari khususnya hubungan dukungan keluarga dengan kejadian

rheumatoid arthritis pada lansia Pesisir Di Dusun Ely Tanah Merah

Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi penderita

Penelitian diharapkan dapat memotivasi keluarga untuk dapat

mengoptimalkan dukungan keluarga terhadap kejadian Rheumatoid

Arthritis pada lansia.

2. Bagi puskesmas

21
Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ke pada penderita

Rheumatoid Arthritis dengan memberikan informasi yang jelas dan

bagaimana cara perawatan nyeri sendi Bagi institusi pendidikan.

3. Instansi pendidikan

Sebagai batu loncatan pedoman metode kuantitatif di STIKes Maluku

Husada.

4. Peneliti selanjutnya

Sebagai acuan bagi peneliti lain dapat mengembangkan jenis penelitian

yang sama dan dapat memperbaiki keterbatasan dalam penelitian untuk

meneliti lebih detail tentang dukungan keluarga dengan kejadian

rheumatoid arthtritis pada lansia yang tidak diteliti dalam penelitian

ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Rheumatoid Arthritis

2.1.1 Defenisi

22
Reumatoid Artritis adalah penyakit yang menyerang sendi dan tulang

atau jaringan penunjang sekitar sendi.bagian tubuh yang diserang biasanya

persendiaan pada jari, lutut, pinggul dan tulang punggung (Reza et al.

2019) . Penyakit rheumatoid artritis Kebanyakan terkena pada lansia yang

memiliki serangan cepat pada bagian sendi, konstitusi gejala seperti

demam, malaise, dan kekakuan pada pagi hari (Reza et al. 2019)

Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi,

dan “itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang

pada sendi. Sedangkan Rheumatoid Arthritis adalah suatu penyakit

autoimun dimana persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami

peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali

menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi (Ayu, and Masyeni

2018)

Penyebab rheumatoid artritis masih belum diketahui secara pasti

walaupun banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap.

Penyakit ini belum dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan

Faktor genetik. Namun, berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik)

bisa mempengaruhi reaksi autoimun, faktor-faktor yang berperan antara

lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan, dan lingkungan (Reza et al.

2019).

2.1.2 Etiologi

23
Etiologi Penyebab Reumatoid Artritis sampai sekarang belum di

ketahuisecara pasti, namun faktor predisposisinya adalah mekanisme

imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik, dan infeksi virus (Suratun

2018)

2.1.3 Tanda dan Gejala

Gejala umum Reumatoid Artritis tergantung pada tingkat peradangan

jaringan. Ketika jaringan tubuh meradang, penyakit ini aktif.Ketika jaringan

berhenti meradang, penyakit ini tidak aktif.Remisi dapat terjadi secara

spontan atau dengan pengobatan dan pada minggu-minggu terkahir bisa

bulan atau tahun, orang-orang pada umumnya merasa sakit ketika penyakit

ini aktif lagi (kambuh) atau pun gejala kembali (Reeves 2018)

Ketika penyakit ini aktif gejala dapat termasuk kelelahan, kehilangan

energi, kekurangan nafsu makan, demam, nyeri otot dan sendi dan

kekakuan.Otot dan kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi

hari.Disamping itu juga manifestasi klinis Reumatoid Artritis sangat

bervariasi dan biasanya mencerminkanstadium serta beratnya penyakit. Rasa

nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi merupakan

gambaran klinis yang klasik untuk Reumatoid Artritis (Smeltzer & Bare

2018)

Gejala sistemik dari Reumatoid Arthritis adalah mudah capek, lemah,

lesu, takikardi, berat badan menurun, anemia. Adapun tanda dan gejala yang

umum ditemukan atau sangat seriusterjadi pada lanjut usia menurut Buffer

24
(2016), yaitu: sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari, bermula sakit dan

kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga

pada jari-jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan

terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak

tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang. Sedangkan

menurut Junaidi (2014) gejala klinis Reumatoid Artritis pada saat yang

bersamaan bisa banyak sendi yang mengalami peradangan.

Sendi yang terserang akan membengkak, membesar dan segera tejadi

kelainan bentuk. Jari-jari pada kedua tangan cenderung membengkok ke

arah kelingking sehingga tendon pada jari-jari tangan bergeser dari

tempatnya. Pembengkakan pergelangan tangan dapat mengakibatkan

terjadinya sindrom terowongan karpal. Sifat sistemik pada kategori penyakit

rematik yang dikenal sebagai penyakit jaringan ikat dicerminkan dalam

bentuk proses inflamasi yang tersebar luas. Meskipun berfokus pada

persendian inflamasi juga melibatkan bagian-bagian tubuh lainnya seperti

vaskulitis, jantung, paru, ginjal (Ayu, and Masyeni 2018)

2.1.4 Pemeriksaan Diagnostik

25
1. Laboratorium

a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein

(CRP) meningkat

b. Reumatoid Arthritis Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif

namun RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis

c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan

dalam diagnosis dini dan penanganan Reumatoid Arthritis dengan

spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan antara anti

CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten

2. Radiologis Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak,

penyempitan ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis,

erosi tulang, atau subluksasi sendi.

2.1.5 Penatalaksanaan

Reumatoid Arthritis mencakup terapi farmakologi, rehabilitasi dan

pembedahan bila diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.

Tujuan pengobatan adalah menghilangkan inflamasi, mencegah deformitas,

mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi jaringan lebih lanjut

(Ayu, and Masyeni 2018)

1. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug) Diberikan sejak awal

untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi. NSAID yang dapat

diberikan atara lain: aspirin, ibuprofen, naproksen, piroksikam, dikofenak,

26
dan sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi kerusakan tulang rawan

sendi dan tulang dari proses destruksi.

2. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug) Digunakan untuk

melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi oleh

Rheumatoid Arthritis. Contoh obat DMARD yaitu: hidroksiklorokuin,

metotreksat, sulfasalazine, garam emas, penisilamin, dan asatioprin.

DMARD dapat diberikan tunggal maupun kombinasi.

3. Kortikosteroid Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara prednison 5-

7,5mg/hari sebagai “bridge” terapi untuk mengurangi keluhan pasien

sambil menunggu efek DMARDs yang baru muncul setelah 4-16 minggu.

4. Rehabilitasi Terapi ini di maksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien. Caranya dapat dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat

melalui pemakaian tongkat, pemasangan bidai, latihan, dan sebagainya.

Setelah nyeri berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.

5. Pembedahan Jika segala pengobatan di atas tidak memberikan hasil yang

diharapkan, maka dapat dipertimbangkan pembedahan yang bersifat

ortopedi, contohnya sinovektomi, arthrodesis, total hip replacement, dan

sebagainya.

2.1.6 Pencegahan

untuk pencegahan penyakit Reumatoid Arthritis ini belum diketahui

secara pasti, namun berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, ada

beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan faktor risiko:

27
1. Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk mengurangi

risiko peradangan oleh Reumatoid Arthritis. Oleh penelitian Nurses

Health Study AS yang menggunakan 1.314 wanita penderita Reumatoid

Arthritis didapatkan mengalami perbaikan klinis setelah rutin berjemur

di bawah sinar UV-B.

2. Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi.

Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain, jongkok-bangun,

menarik kaki ke belakang pantat, ataupun gerakan untuk melatih otot

lainnya. Bila mungkin, aerobik juga dapat dilakukan atau senam taichi.

3. Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja

lebih berat untuk menyangga tubuh. Mengontrol berat badan dengan diet

makanan dan olahraga dapat mengurang risiko terjadinya radang pada

sendi.

4. Mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang polong,

jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim. Selain itu vitamin

A,C, D, E juga sebagai antioksidan yang mampu mencegah inflamasi

akibat radikal bebas.

5. Memenuhi kebutuhan air tubuh. Cairan synovial atau cairan pelumas

pada sendi juga terdiri dari air. Dengan demikian diharapkan

mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup dapat memaksimalkan

sisem bantalan sendi yang melumasi antar sendi, sehingga gesekan bisa

terhindarkan. Konsumsi air yang disrankan adalah 8 gelas setiap hari.

28
6. Berdasarkan sejumlah penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa

merokok merupakan faktor risiko terjadinya Reumatoid Arthritis.

Sehingga salah satu upaya pencegahan Reumatoid Arthritis yang bisa

dilakukan masyarakat ialah tidak menjadi perokok akif maupun pasif.

(Lapangan, Ayu, and Masyeni 2018)

2.1.7 Pengukuran intensitas nyeri

1. Skala nyeri menurut hayward Pengukuran intensitas nyeri dengan

menggunakan skala nyeri hyward dilakukan dengan meminta penderita

untuk memilih salah satu bilangan (dari 0-10) yang menurutnya paling

mengambarkan pengalaman nyeri yang ia rasakan. Skala nyeri menurut

hayward dapat di tuliskan sebagai berikut.

0= tidak nyeri

1-3= nyeri ringan

4-6= nyeri sedang

7-9= sangat nyeri, tetapi masih dapat di kendalikan dengan aktivitas yang

bisa di lakukan

10= sangat nyeri dan tidak bisa di kendalikan

2. Skala nyeri menurut McGILL Pengukuran intensitas nyeri dengan

menggunakan skala nyeri McGILL dilakukan dengan meminta penderita

untuk memilih salah satu bilangan (dari 0-5) yang menurutnya paling

menggambarkan pengalaman nyeri yang ia rasakan.

0= tidak nyeri

29
1= nyeri ringan
2= nyeri sedang
3= nyeri berat atau parah
4= nyeri sangat berat
5= nyeri hebat
3. Skala wajah atau wong-baker FACES Rating Scale Pengukuran intensitas

nyeri dengan skala wajah dilakukan dengan cara memerhatikan mimik

wajah pasien pada saat nyeri tersebut menyerang. Cara ini di terapkan pada

pasien yang tidak dapat menyatakan intensitas nyerinya dengan skala

angka, misalnya anak-anak dan lansia.

2.1.8 Bentuk nyeri

Bentuk nyeri secara umum dapat dibedakan menjadi nyeri akut dan

nyeri kronis.

1. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang. Umumnya nyeri ini berlangsung tidak lebih dari enam

bulan. Penyebab dan lokasi nyeri biasanya sudah di ketahui. Nyeri

akut ditandai engan peningkatan twgangan otot kecemasan.

2. Nyeri kronis merupakan nyeri yang berlangsung berkepanjangan,

berulang atau menetap selama lebih dari enam bulan. Sumber nyeri

dapat diketahui atau tidak. Umumnya nyeri ini tidak dapat di

sembuhkan. Nyeri kronis dapat di bagi menjadi beberapa katagori,

30
antara lain nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri dan nyeri

psikosomatis.

2.2 Konsep Dukungan Keluarga

2.2.1 Definisi keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka

saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-

masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Friedman,

2010). Keluarga menurut Burges (1963) dalam Friedman (2010)

adalahsekumpulan yang disatukan oleh ikatan perkawinan darah dan

ikatan adopsi atau ikatan sebuah keluarga yang hidup bersama-sama

dalam satu rumah tangga dan adanya interaksi dan kumunikasi satu sama

lain dalam peran sosial keluarga seperti suami, istri, ayah, ibu, anak laki-

laki, anak perempuan, saudara dan saudari.

Friedman (2010) yang menyatakan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan atau perkawinan atau

juga adopsi kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan

memepertahankan budaya yang umum serta untuk meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota

keluarganya yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga

2.2.2 Fungsi Keluarga

Friedman, (2010) mengidentifikasi 5 fungsi dasar keluarga, yaitu :

31
1. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal

keluarga yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilannya

sangat dipengaruhi fungsi afektif tampak pada kegembiraan dan

kebahagiaan dalam meberikan perhatian terhadap keluarga yang tinggal

dalam satu rumah untuk memberikan rasa nyaman dan menciptakan

keharmonisan terhadap anggota keluarganya.

Komponen yang perlu dalam afektif :

1. Saling mengasuh

Cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar

anggota yang lainnya. Kemampuan dalam memberikan kasih

sayang akan meningkat dengan adanya hubungan intim didalam

keluarga merupakan modal dasar untuk memberikan hubungan

dengan orang lain diluar keluarga atau masyarakat.

2. Saling menghargai, bila anggota kekuarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan hak setiap anggota keluarga dan selalu

mempertahankan seuatu hal yang positif

3. Ikatan dan identifikasi, ikatan keluarga dimulai sejak adanya ikatan

atau pasangan sepakat melalui hidup baru. Orang tua harus

mengidentifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru

tingkah laku yang positif dari kedua orang tuannya.

32
2. Fungsi Sosialisasi

Dimana fungsi ini mengembangkan dan tempat untuk melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah.

3. Fungsi Reproduksi

Fungsi ini berfungsi untuk mempertahankan generasi yang ada atau

menjaga kelangsungan keluarganya.

4. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi dalan keluarga secara umum memenuhi kebutuhan

sandang, pangan dan papan dalam satu keluarga.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan, untuk mempertahankan keadaan

diamana menjaga anggota keluarganya agar tetap sehat dan tetap

memiliki produktifitas tinggi keluarga juga mampu untuk

melakukan fungsi dengan baik, keluarga juga harus melakukan

tugas kesehatan keluarga. Adapun tugas keluarga dalam melakukan

kesehatan keluarga yaitu ada lima menurut Friedman (2010) yang

meliputi :

1. Mengenal masalah kesehatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam mengenal

masalah kesehatan, kaji sejauh mana keluarga mengenal fakta

tentang pengertian, tanda dan gejala serta faktor yang dapat

menyebabkan dan mempengaruhi persepsi keluarga terhadap

masalah kesehatan.

33
2. Mengambil keputusan

Untuk tindakan keperawatan Untuk mengetahui

kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan

keperawatan yang tepat dan hal yang perlu dirasakan keluarga,

yaitu sejauh mana keluarga mengenal mengenai sifat dan

luasnya masalah, apakan masalah kesehatan dirasakan oleh

keluarga, apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah

yang dihadapi, apakah keluarga merasa takut akan akibta dari

penyakitnya, apakah keluarga mempunyai sikap negatif

terhadap masalah kesehatannya, apakan keluarag dapat

menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, pakah keluarag

percaya terhadap tenaga kesehatan dan apakah keluarga

mendapat informasi yang jelas terhadap tindakan dalam

mengatasi masalah.

3. Melakukan perawatan di rumah bagi anggota keluarga yang

sakit.

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui tentang

kemampuan keluarga merawat anggotanya yang sakit dapat

dilakukan dengan cara menggali sejauh mana keluarga

mengetahui tentang keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran

komplikasi, dan cara perawatannya), sejauh mana keluarga

mengetahui sifat dan perkembangan keperawatan yang

34
dibutuhkan, sejauh mana keluaraga mengetahui faasilitas

kesehatan yang diperlukan untuk mengobati anggota keluarga

yang sakit dan bagaimana sikap keluarga terhadap anggota

keluarga yang sakit.

4. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat

kesehatan

Untuk mengetahui sejauh mana keluarga mampu dan

dapatmemodifikasi atau memelihara lingkungan rumah yang

sehat (dari segi fisik, psikis, sosial, ekonomi) hal yang perlu

dilakukan pengkajian, yaitu sejauh mana keluarag mengetahui

sumber-sumber keluarga yag dimiliki, sejauh mana dapat

melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,

sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit,

sejauh mana sikap dan pandangan keluarga terhadap sanitasi

dan sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.

5. Menggunakan fasilistas kesehatan

Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan

atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat,

hal yang dapat dilakukan, yaitu menggali sejauh mana keluarga

memahami keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas

kesehatan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yang ada,

apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik

35
terhadap petugas yang dalam memberikan pelayanan kesehatan

dan apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat dijangkau oleh

keluarga.

2.2.3 Tahap Dan Perkembangan Keluarga.

Meskipun setiap perkembangan keluarga mempunyai pekembangan

yang berbeda dan unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti

pola yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Friedman,

(2010) yang dibagi menjadi :

1. Pasangan baru

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan

perempuan membentuk keluarga yang syah yaitu melalui proses

perkawinan.

2. Kelahiran dengan anak pertama

Keuarga yang menanti kelahiran anak pertama dimulai dari

kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai

dengan anak pertama berusia 30 bulan.

3. Keluarga dengan pra sekolah

Tahap ini dimulai dari kelahiran anak pertama berusia 2,5 bulan

dan berakhir pada anak berusia 5 tahun.

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masu sekolah usia 6 tahun dan

berakhir pada usia 13 tahun.

36
5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir

sampai dengan 6-7 tahun kemudian yaitu pada saat anak meninggalkan

rumah atau orang tuanya.

6. Keluarga peralihanusia muda dewasa

Pada tahap ini anak dimulai pada saat pertama kali meninggalkan

rumah dan berakhir pada saat anak trakhir meninggalkan rumah dan

lama tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga.

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satunya meninggal.

8. Keluarga lanjut usia

Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam pekembangan keluarga

ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut pada saat

salah satu pasangan meninggal bahkan keduanya meninggal.

2.2.4 Proses Dan Strategi Koping Keluarga.

Menurut Friedman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan

keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat

diantaranya:

1. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.

2. Menjadi pengenal dan pengamat serta kebutuhan keluarga.

3. Koordinator atau menjadi pelayan kesehatan dan perawatan keluarga.

37
4. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan.

5. Menjadi penyuluh, pendidik dan konsultan kesehatan.

Strategi koping internal dilakukan dengan cara mengandalkan

kelompok keluarga yang lebih banyak menggunakan pengungkapan

bersama. Strategi koping eksternal dilakukan dengan cara mencari

dukungan sepiritual peran perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan.

2.2.5 Keluarga Sebagai Klien

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga, (Friedman,

2010) yang membagi keluarga kedalam bidang kesehatan yang dapat

dilakukan, yaitu :

1. Dapat mengenal masslah kesehatan disetiap anggotanya yang

menngalami masalah

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keuarga yang bermasalah dengan kesehatannya.

3. Memberikan keperawatan terhadap anggota keluarganya yang

mengalami gangguan kesehatan dan dapat membantu dirinya sendiri

yang cacat atau usianya yang terlalu masih muda.

4. Mempertahankan suasan dirumah yang menguntungkan untuk

kesehatan anggota keluarga yang lainnya.

5. Mempertahankan hubungan timbak balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan ( pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada ).

38
2.2.6 Peran Perawat Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga

Peranan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

yang dilakukan perawat (Mansjoer, 1996), yaitu :

1. Pengenalan tentang betapa pentingnya kesehatan dan perawat

membantu tentang adanya penyimpangan tentang keadaan normal dari

kesehatannya.

2. Pemberi pelayanan kesehatan terhadap anggota keluarga yang sakit.

3. Memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan keluarga terhadap

anggota keluarga yang sakit.

4. Memberikan fasilitas kesehatan dengan mudah yang dapat dijangkau

oleh keluarga dan membantu mencari solusi untuk memecahkan.

5. Pendidikan kesehatn dapat merubah perilaku keluarga yang dari tidak

sehat utnuk menjadi sehat pada nantinya.

6. Memberikan penyuluhan bahkan dapat memberikan petunjuk tentang

asuhan keperawtan keluarga.

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perawat tidak

dapat bekerja sendirian, melainkan bekerja sama dengan tim yang

39
lain yang memiliki profesi yang sama untuk mencapai asuhan

keperawatan keluarga dengan baik, benar dan dapat dimengerti oleh

masyarakat.

2.3 keaslian penelitian

N Judul, Desain Sampel Variabel Instru Ananli Hasil

o Penulis, men sis

tahun

1 Asuhan Kualitati Mengguna Kompres Kuesion Ujichi Bahwa

keperaw f kan hangat er square terapi

atan simple serei, kompres

keluarga random nyeri hangat

pada sampling rheumato serei

kasus dengan id dapat

rheumat secara arthritis menguran

oid acak yang keluarga gi nyeri

arthritis berjumlah pada

untuk 128 kedua

mengura keluarga

40
ngi nyeri

kronis

melalui

pemberia

kompres

hangat

serei

2 Hubunga korelasio Sebanyak Pengetah Kuesion purpos menunjuk

n tingkat nal 125 orang uan, er if kan

pengetah dengan Sikap, sampli bahwa

uan pendekat Keluarga, ng terdapat

dengan an cross Lansia, hubungan

sikap sectiona Rheumat tingkat

keluarga l oid pengetah

tentang Arthritis uan

perawata dengan

n sikap

rheumat keluarga

oid tentang

arthritis perawata

41
pada n arthritis

lansia di rheumatoi

desa d pada

pamalay lansia

an

kecamata

cijeungji

ng

kabupate

n ciamis.

3 Gambara Total Total Rhematoi Kuesion Ujichi untuk

n sikap samplin sampling d er square mengetah

dan g berjumlah Arthtritis, ui sikap

upaya 91 orang keluarga, dan upaya

keluarga sikap dan keluarga

dalam merawat dalam

merawat merawat

anggota anggota

keluarga keluarga

yang yang

42
menderit menderita

a rheumato

rheumat id

oid arthritis

arthritis

di desa

mancasa

wilayah

kerja

puskesm

as baki

kabupate

sukoharj

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

43
Variabel independen Variabel Dependen

Kejadian
rheumatoid
Dukungan Keluarga
arthritis pada
lansia

Keterangan :

: Independen

: Dependen

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.2 Hipotesis

1. Mengidentifikasi dukungan keluarga Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely

Tanah Merah Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat

2. Mengidentifikasi kejadian rheumatoid arthtritis pada lansia Di Pesisir

Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian

Barat.

3. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid

arthtritis pada lansia Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan

Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

BAB IV

METODE PENELITIAN

44
4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan mengidentifikasi berupa kesulitan yang mungkin

timbul selama proses penelitian (Nursalam, 2017). Penelitian ini

menggunakan desain analitik dan metode cross sectional yaitu suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,

penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan

data dalam waktu yang bersamaan pada suatu saat (Notoatmodjo, 2014).

1.2 Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di Dusun Ely Tanah Merah

Kabupaten Seram Bagian Barat pada 30 september – 30 oktober 2020.

1.3 Populasi, Sampel, Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang di teliti.

Dalam penelitian ini populasi yang dilakukan. ( Hastono dan Sabri,

2017). Pada penelitian ini populasinya adalah lansia yang berada di

dusun ely tanah merah, dengan jumlah pasien 35 responden.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut sampel dalam penelitian ini adalah 31 responden

(Nursalam,2018).

45
1.4.3 Teknik Pengambilan Sampling

Untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini, sampelnya adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Sampling dalam penelitian ini yang diambil dengan

penggunaan teknik “probability sampling dengan jenis simple random

sampling” yang merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap usur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi sampel. (Sugiyono, 2017).

4.4.1 Variabel independen

Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel

terikat (dependen). Variabel bebas (independen) dalam penelitian

hubungan dukungan keluarga (Nasir, Muhith. 2018)

4.4.2 Variabel dependen

Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen).

Variabel terikat (dependen) dalam penelitian yaitu kejadian

rheumatoid arthritis pada lansia (Nasir, Muhith. 2018).

4.5 Defenisi Operasional Variabel

46
Jenis Definisi Cara
Skala
Variabel Operasional Ukur Hasil Ukur

Independen
Dukungan Persepsi Kuesioner Ordinal 1. Baik: 76% -
Keluarga dukungan 100%
keluarga 2. cukup: 56%
yang diukur - 75%
berdasarkan 3. kurang:
aspek <56%
emosional
dan
fungsional
Dependen
Kejadian Penyakit Kuesioner Nominal 1. Ya
rheumatoid nyeri sendi 2. Tidak
arthritis pada yang terjadi
lansia disebabkan
oleh
peradangan
pada
persendian

4.6 Instrumen

Instrumen dalam penelitian, ini menjabarkan:

1. Dukungan keluarga

Untuk dukungan keluarga, peneliti membagi menjadi 3 kategori:

1. Dukungan keluarga Baik: 76% - 100%


2. Dukungan keluarga cukup: 56% - 75%

1. Dukungan keluarga kurang: <56%

47
2. Kejadian Rheumatoid Arthritis

Untuk Kejadian Rheumatoid Arthritis, peneliti membagi menjadi 2

kategori:

1. Ya

2. Tidak

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

Data ini diperoleh dengan teknik wawancara untuk mengetahui faktor

individu yang berhubungan dengan umur, jenis kelamin, pendidikan dan

pengetahuan.

Peneliti meminta surat izin penelitian dari institusi pendidikan

STIKes Maluku Husada dan mengajukan surat pengambilan data dan

penelitian ke kantor (Kesbanpol) Kabupaten Seram Barat. Setelah

mendapatkan surat balasan dari (Kesbanpol), peneliti mengajukan surat ke

Dinas Kesehatan, Kantor Camat dan ke Puskesmas Iha Kulur Kecamatan

Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat untuk izin pengambilan data.

Peneliti menemui masing-masing kepala kampung untuk minta izin

penelitian dan memilih responden sesuai kriteria yang telah di tentukan.

Sebelum penelitian di mulai peneliti melakukan uji coba kuesioner

terlebih dahulu kepada 35 responden dengan kriteria insklusi penelitian

yaitu pasien yang bisa membaca dan menulis serta dapat diajak bekerja

48
sama dengan peneliti. Hasil yang didapatkan yaitu responden mengerti

dengan isi kuesioner dan dapat menjawab pertanyaan yang ada dalam

kuesioner. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian dihari berikutnya

kepada responden yang telah ditetapkan sesuai teknik pemilihan yang

dilakukan.

Proses penelitian ini diawali dengan memberikan penjelasan tentang

tujuan, manfaat, serta hak dan kewajiban selama menjadi responden,

meminta persetujuan responden dengan memberikan lembar Informed

Concen, peneliti membagikan kuesinoner dan memberi waktu 45 menit

untuk pengisian. Setelah pengisian kuesioner, kemudian kuesioner

dikumpulkan dan diperiksa kelengkapan data yang diisi responden serta

mengucapkan terima kasih kepada responden.

4.8 Analisis Data

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan presentasi dari tiap varibel.Analisis univariat bertujuan

untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel

penelitian (Notoatmodjo, 2017).

Variabel tersebut menggunakan rumus sebagai berikut:

f
P = ×100%
n

49
Keterangan:

p : nilai persentase responden

f : frekuensi atau jumlah yang benar

n : jumlah responden

Untuk data numerik data yang digunakan nilai mean atau rata-rata,

median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisa ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2017). Untuk menetukan data yang dipakai dalam

menghitung mean dengan cara menunjukkan semua nilai data dbagi

dengan banyak data. Mean digunakan ketika data yang kita miliki

memiliki sebaran normal atau mendekati normal.

4.8.2 Analisis Bivariat

Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkolerasi. Pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan tentang

hipotesis yang akan dilakukan cukup meyakinkan untuk di terima atau

ditolak menggunakan uji chi-square. Untuk melihat kemaknaan

perhitungan akan digunakan batasan kemaknaan = 0,01 jika ρ ≤ 0.01

berarti bermakna, jika ρ > 0,01 berarti tidak bermakna. Menurut

(Notoatmodjo, 2014).ada sebuah rumus untuk mencari analisa bivariat.

Rumus = X =
∑ (¿ O−E)2 ¿
E

Keterangan :

50
X : Chi Square

O : Hasil observasi atau nilai yang di peroleh dari penelitian

E : Hasil yang di harapkan

Σ : jumlah kolom atau baris

4.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin permohonan

penelitian kepada responden dengan memperhatikan etika penelitian, yang

meliputi :

1.Self Determinant

Responden diberi kebebasan dalam menentukan hak kesediaannya untuk

terlibat dalam penelitian ini secara sukarela, setelah semua informasi

dijelaskan pada responden menyangkut penelitian, dengan menandatangani

informed consent yang disediakan. Apabila terjadi hal-hal yang tidak

seharusnya maka diperbolehkan mengundurkan diri.

2.Anonimity

Pada penelitian ini peneliti melakukan dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

3.Confidentiality

51
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah-masalah seperti pengetahuan dan penyakit yang pernah

dialami sebelumnya yang berhubungan dengan responden. Informasi yang

didapatkan tidak akan dipublikasikan atau diberikan ke orang lain tanpa seizin

dari responden.

4.Informed Consent

Sebelum melakukan pengambilan data dari responden, peneliti telah

memberikan lembar permohonan kepada calon responden yang memenuhi

kriteria insklusi untuk menjadi responden.Semua responden telah menyetujui

untuk dijadikan sebagai responden dengan mendatangi lembar permohonan

tersebut dan tidak ada responden yang menolak

52
53

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini di lakukan di Dusun Ely Tanah Merah merupakan

salah satu dusun yang daerahnya terletak dibagian pesisir tanjung Siang di desa

Iha Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat, yang memiliki luas 7,6

dan Secara geografis dusun Ely Tanah Merah berbatasan dengan wilayah

Sebelah Barat berbatasan dengan pulau manipa dan pulau buru dan Sebelah

selatan berbatasan dengan pulau tiga dan Sebelah Utara berbatasan pulau kelang

dan Sebelah Utara berbatasan pulau kelang.

Pemukiman penduduk pada dusun Ely Tanah Merah memanjang di pesisir

pantai sepanjang kurang lebih 400 m, dan lebar pemukiman dari garis pantai ke

daerah pebukitan (gunung) kurang lebih 160 m. Masyarakat di pesisir dudun ely

tanah merah kebanyakan mengkonsumsi makanan yang tinggi purin secara

berlebihan pada akhirnya akan menimbulkan penyakit, berbagai makanan yang

tinggi purin seperti), kerang, udang, kepiting, ikan sarden dan lobster. Dapat juga

berupa makanan yang diawetkan serta beberapa minuman yang diawetkan dapat

menimbulkan penyakit diantaranya rheumatoid arthritis. Latihan fisik secara

teratur dapat meredam tekanan dan kerusakan yang lebih lanjut.

5.2 Hasil Penelitian


54

Penelitian ini di laksanakan di Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual

Kabupaten Seram Bagian Barat pada 30 September – 30 Oktober 2020 dengan

jumlah sampel adalah 31 responden dengan pendekatan total sampling, desain

penelitian ini menggunakan metode cross sectional, instrument dalam penelitian

ini menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji Ujichi square

dengan menggunakan software SPSS. Di dalam hasil penelitian ini di paparkan

terkait dengan analisis data univariat dan bivariate di antaranya adalah univariat

adalah umur, jenis kelamin dan pendidikan, sedangkan bivariat adalah hubungan

dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir

dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat.

5.1.1 Analisa Univariat

1. Karakateristik Responden

a. Umur

Tabel 5.1
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Umur
Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan
Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

Usia Frekuensi (%)


31-40 tahun 2 2
41-60 tahun 29 34
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020
55

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa mayoritas responden

berada pada umur dengan kategori 41-60 tahun dengan jumlah 29

orang (34%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 5.2
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Jenis Kelamin Frekuensi (%)


Laki-laki 11 13
Perempuan 20 24
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 20 orang (24%).

c. Pendidikan

Tabel 5.3
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Pendidikan Frekuensi (%)


SD 22 26
SMP 2 2
SMA 7 8
Total 31 100
56

Sumber: Data Primer, 2020


Berdasarkan tabel 5.3 menyebutkan bahwa mayoritas

responden memiliki pendidikan terakhir tamatan SD dengan jumlah

responden 22 orang (26%).

2. Karakteristik Variabel

a. Dukungan Keluarga

Tabel 5.4
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Dukungan
Keluarga Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan
Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

Dukungan keluarga Frekuensi %


Baik 13 15
Cukup 6 7
Kurang 12 14
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.4 menyebutkan bahwa memilki dukungan

keluarga dengan kategori baik dengan jumlah 13 responden (15%).

b. Kejadian Rheumatoid Arthritis Pada Lansia

Tabel 5.5
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kejadian
Rheumatoid Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely
Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Kejadian Rheumatoid Frekuensi %


Ya 13 19
Tidak 12 18
57

Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa mayoritas responden

mengalami kejadian rheumatoid arthritis pada lansia dengan

jumlah 13 orang (19%).

5.1.2 Analisa Bivariat

Tabel 5.6
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Hubungan Dukungan
KeluargaDengan Kejadian Rheumatoid Arthritis Di Pesisir
Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Dukungan Kejadian Rheumatoid n % P


Keluarga Ya Tidak
N % N %
Baik 12 38,7 1 3,2 13 41,9
Cukup 4 12,9 2 6,5 6 19,4 p=
Kurang 0 0 12 38,7 12 38,7 0,001
Total 16 51,6 15 48,4 31 100 100

Uji chi square

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan kejadian

rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir dusun ely tanah merah

kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat. P=0,001 yang

menunjukan bahwa dari total responden 31 orang diantaranya 13 orang

memiliki dukungan keluarga dengan kategori baik dengan kejadian

rheumatoid arthritis berjumlah 12 orang (38,7%) dan yang tidak 1 orang


58

(3,2%), kemudian dari 12 orang yang kategori kurang dengan jumlah tidak

terjadi rheumatoid arthritis dengan jumlah 12 orang sedangakan kategori

cukup dengan jumlah 6 orang (19,4%) dengan jumlah kejadian rheumatoid

arthritis 4 orang (12,9%) dan yang tidak 2 orang (6,5%), kemudian 6 orang

memiliki dukungan keluarga yang kategori kurang dengan jumlah tidak

terjadi rheumatoid arthritis sejumlah 6 orang (19,4%), sedangkan kategori

kurang dengan jumlah 12 orang (38,7%) dengan jumlah kejadian

rheumatoid arthritis 12 orang (38,7%) dan yang tidak 0 orang (0%)

kemudian 12 orang memiliki dukungan keluarga yang kategori kurang

dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis sejumlah 12 orang.

5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis

pada lansia di pesisir dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten

seram bagian barat.

Hasil penelitian yang di dapatkan serupa atau sependapat dengan

penelitian dari (Kartini, 2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

nyeri rheumatoid artritis dengan kemandirian lansia di puskesmas klasaman

kota sorong. ditunjukkan mayoritas responden mandiri dan memiliki nyeri

rendah, yaitu sebesar 20 responden (95%). Analisa hubungan antara nyeri

Rheumatoid Arthritis dengan tingkat kemandirian dalam melakukan aktivitas

sehari-hari pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota Sorong ini
59

menggambarkan uji Chi Squared. Dari hasil uji statistik chisquare di peroleh

nilai p = 0,047 (p <0,05) ada hubungan antara nyeri rheumatoid artritis

dengan kemandirian lansia di puskesmas klasaman kota sorong. Hal yang

signifikan tersebut juga bisa dilihat dari fakta di lapangan yang dapat dilihat

dari hasil data yang diperoleh dari hasil koesioner pada saat penelitian. Hal

yang serupa dikemukakan oleh (Chintyawati 2014) yang hasil penelitiannya

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara nyeri rheumatoid

artritis dengan kemandirian pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pisangan Tangerang Selatan (Chintyawati, 2014). Nyeri sendi pada reumatoid

artritis membuat penderitanya seringkali takut untuk bergerak sehingga

mengganggu aktivitas sehari-harinya dan dapat menurunkan produktivitasnya.

Dari kemampuan melakukan aktivitas tersebut dapat di nilai apakah lanjut

usia mandiri atau tergantung pada orang lain. Mandiri dalam melakukan

aktivitas kehidupan sehari-hari adalah kebebasan untuk bertindak, tidak

tegantung pada pihak lain dalam merawat diri maupun dalam beraktivitas

sehari-hari. Semakin mandiri status fungsional lansia maka kemampuan untuk

bertahan terhadap serangan penyakit akan semakin baik. Sebaliknya lansia

yang menunjukkan ketergantungan akan rentan terhadap serangan penyakit

Hasil penelitian yang di dapatkan serupa atau sependapat dengan

penelitian dari (Andi Yulia Kasma, 2013) yang menyatakan bahwa ada

hubungan antara faktor genetik dengan kejadian rheumatoid arthritis. Dari 27

sampel memiliki faktor genetik terdapat 25 sampel (92,6%) yang menderita


60

arthritis rheumatoid dan 2 sampel (7,4%) yang tidak menderita arthritis

rheumatoid, sedangkan tidak memiliki faktor genetik terdapat 13 sampel

(44,8%) yang menderita rheumatoid arthritis dan 16 sampel (55,2%) yang

teidak menderita arthritis rheumatoid, karena faktor genetik atau keturunan

hanya berpengaruh pada beberapa jenis rematik tertentu, faktor keturunan

mempunyai peran terjadinya Osteoatritis. Bedasarkan hasil uji statistik

didapatkan ρ (0,000) < α (0,05), Hal yang serupa dikemukakan oleh (Mutia

Sahida, 2012) yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan

antara faktor genetik dengan kejadian rheumatoid rthritis.

Hasil penelitian yang di dapatkan serupa atau sependapat dengan

penelitian dari (Andi Ayumar, 2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan

antara perilaku kesehatan (Perilaku hidup sehat) dengan kejadian arthritis

rheumatoid. Dari 35 sampel perilaku kurang sehat terdapat 34 sampel (97,1%)

yang menderita rheumatoid arthritis dan 1 sampel (2,9%) yang tidak

menderita arthritis rheumatoid, sedangkan dari 21 sampel yang berperilaku

sehat baik terdapat 4 sampel (19,0%) yang menderita rheumatoid arthritis dan

17 sampel (81,0%) yang tidak menderita arthritis rheumatoid. Kesehatan

masyarakat sangat dipengaruhi oleh perilaku kesehatan, seperti beberapa jenis

makan dan latihan fisik. Jenis makanan yang dapat mempengaruhi penyebab

langsung terjadinya penyakit sebagai media transmisi dan sebagai faktor yang

mempengaruhi perjalanan penyakit. Latihan fisik seperti beolahraga yang

teratur dapat mencegah kerusakan sendi dan otot. Beberapa aktifitas yang
61

mempengaruhi terjadinya penyakit pada lanjut usia terutama pada bagian

sendi dan otot seperti beraktifitas yang berat. Berdasarkan hasil uji statistik

diperoleh ρ (0,000) < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara perilaku kesehatan (Perilaku hidup sehat) dengan kejadian

rheumatoid arthritis. Hal yang serupa dikemukakan oleh (Deiby marchelina

m sigilipu, 2013) yang hasil penelitiannya mengatakan bahwa ada hubungan

antara perilaku hidup sehat dengan rematik.

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid

arthritis pada lansia di pesisir dusun ely tanah merah kecamatan huamual

kabupaten seram bagian barat. P=0,001 yang menunjukan bahwa dari total

responden 31 orang diantaranya 13 orang memiliki dukungan keluarga dengan

kategori baik dengan kejadian rheumatoid arthritis berjumlah 12 orang

(38,7%) dan yang tidak 1 orang (3,2%), kemudian dari 12 orang yang kategori

kurang dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis dengan jumlah 12

orang sedangakan kategori cukup dengan jumlah 6 orang (19,4%) dengan

jumlah kejadian rheumatoid arthritis 4 orang (12,9%) dan yang tidak 2 orang

(6,5%), kemudian 6 orang memiliki dukungan keluarga yang kategori kurang

dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis sejumlah 6 orang (19,4%),

sedangkan kategori kurang dengan jumlah 12 orang (38,7%) dengan jumlah

kejadian rheumatoid arthritis 12 orang (38,7%) dan yang tidak 0 orang (0%)
62

kemudian 12 orang memiliki dukungan keluarga yang kategori kurang dengan

jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis sejumlah 12 orang.

Berdasarkan teori dukungan keluaraga merupakan sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal

dari orang lain (orang tua, anak, istri suami dan saudara) yang dekat dengan

subjek yang dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu

atau materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, di perhatikan

dan dicintai. Fathra Annis Nauli, 2014).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling

berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Friedman, 2010).

Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan yang tinggal di suatu

tempat yang berada dibawah satu atap dalam keadaan yang saling

ketergantungan antara anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga

yang lainnya yang berada dalam satu rumah.

Berdasarkan teori kejadian Reumatoid Artritis adalah penyakit yang

menyerang sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi.bagian

tubuh yang diserang biasanya persendiaan pada jari, lutut, pinggul dan tulang

punggung. Penyakit rheumatoid artritis Kebanyakan terkenal pada lansia


63

yang memiliki serangan cepat pada bagian sendi, konstitusi gejala seperti

demam, malaise, dan kekakuan pada pagi hari (Reza et al. 2019)

Penyebab rheumatoid artritis masih belum diketahui secara pasti walaupun

banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit ini

belum dapat dipastikan mempunyai hubungan dengan Faktor genetik. Namun,

berbagai faktor (termasuk kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi

autoimun, faktor-faktor yang berperan antara lain adalah jenis kelamin,

infeksi, keturunan, dan lingkungan (Reza et al. 2019).

Gejala sistemik dari Reumatoid Arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu,

takikardi, berat badan menurun, anemia. Adapun tanda dan gejala yang umum

ditemukan atau sangat seriusterjadi pada lanjut usia menurut Buffer (2016),

yaitu: sendi terasa nyeri dan kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan

pada daerah lutut, bahu, siku, pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari,

mulai terlihat bengkak setelah beberapa bulan, bila diraba akan terasa hangat,

terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah tidak tertahan dapat

menyebabkan demam, dapat terjadi berulang. Sedangkan menurut Junaidi

(2014) gejala klinis Reumatoid Artritis pada saat yang bersamaan bisa banyak

sendi yang mengalami peradangan.Berdasarkan uraian diatas sehingga

peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir

dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat.
64

5.4 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam melakukan penelitian ini yaitu:

1. Peneliti melakukan penelitian bertepatan dengan masa pendemi covid 19,

sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam mengumpulkan responden

dalam suatu tempat, yaitu nota bene akan bertolak belakang dengan anjuran

pemerintah. Mau tidak mau peneliti harus door to door dan harus

mematuhi protokol kesehatan dalam kunjungan rumah.

2. Terdapat beberapa calon responden yang menolak untuk menjadi responden

di karenakan adanya stigma masyarakat terhadap peneliti dan tim medis

yang ada di puskesmas.


65

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Mayoritas responden berada pada dukungan keluarga dengan kategori baik 13

responden (15,7%), dan cukup 6 responden (7,2%) sedangkan kurang 12

responden (14,5%).

2. Mayoritas responden mengalami kejadian rheumatoid arthrtits pada lansia

dengan kategori ya dengan 16 responden (19,3%) sedangkan kategori tidak 15

(18,1%).

3. Ada hubungan yang sifnifikan antara dukungan keluarga dengan kejadian

rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir dusun ely tanah merah kecamtan

huamual kabupaten seram bagian barat

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti dapat memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi penderita

Penelitian diharapkan dapat memotivasi keluarga untuk dapat

mengoptimalkan dukungan keluarga terhadap kejadian Rheumatoid

Arthritis pada lansia.


66

2. Bagi puskesmas

Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada penderita Rheumatoid

Arthritis dengan memberikan informasi yang jelas dan bagaimana cara

perawatan nyeri sendi Bagi institusi pendidikan

3. Instansi pendidikan

Sebagai batu loncatan pedoman metode kuantitatif di STIKes Maluku

Husada.

4. Peneliti selanjutnya

Sebagai acuan bagi peneliti lain dapat mengembangkan jenis penelitian

yang sama dan dapat memperbaiki keterbatasan dalam penelitian untuk

meneliti lebih detail tentang dukungan keluarga dengan kejadian

rheumatoid arthtritis pada lansia yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
67
68

No. Responden:

LEMBAR KUESIONER Tanggal Pengisian:

Petunjuk pengisian :

1. Kuesioner ini diisi ileh responden

2. Isilah kuesioner ini dengan lengkap dan sesuai

3. Kotak sebelah kanan diisi oleh peneliti

Berikan tanda silang (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi bapak/ibu saat ini

Pertanyaan

1. Umur :

a. Dewasa = 36- 45 tahun

b. Lansia awal = 46-55 tahun

c. Lansia akhir = 41-60 tahun

2. Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

3. Tingkat pendidikan

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Sarjana
69

1. Dukungan keluarga

No Jawaban
Pertanyaan Baik Cukup Kurang

1 Keluarga selalu mengingatkan saya


untuk beristrahat dengan cukup?
2 Tidak satupun anggota keluaga yang
memperhatikan kebutuhan saya?
3 Keluarga selalu mengingatkan saya
untuk minum obat yang teratur?
4 Keluarga selalu menyediakan waktu
untuk berkomunikasi dengan saya?
5 Keluarga saya menanyakan
bagaimana kondisi saya?
6 Keluarga saya mendengarkan keluhan
dan keinginanan saya selama sakit?
7 Keluarga tidak mengijinkan saya
untuk mengambil obat sendiri?
8 Keluarga mempercayai keputusan
saya tentang pengobatan yang saya
jalani?
9 Keluarga selalu mengingatkan saya
untuk selalu menjaga kesehatan?
10 Keluarga selalu memperhatikan saya
ketika saya sedang sakit?

2. Kejadian rheumatoid arthritis pada lansia


1. Apakah umur bisa menyebabkan nyeri seperti kekakuan?

Ya

Tidak

2. Apakah keluarga memperhatikan kondisi saya saat sedang sakit?


Ya

Tidak
70

3. Apakah nyeri dapat menyerang lutut dan pinggul?


Ya

Tidak
4. Apakah demam dapat menyebabkan rheumatoid arthritis?
Ya

Tidak
5. Apakah istrahat yang kurang baik dapat menyebabkan nyeri sendi?
Ya

Tidak

6. Apakah sendi yang terserang dapat mengakibatkan pembengkakan?


n Ya

Tidak

7. Apakah dengan berolah raga dapat mengurangi rasa sakit?


Ya

Tidak

8. Apakah dengan bekerja seharian dapat menyebabkan sakit pada bagian pinggang?
Ya

Tidak

9. Apakah anda sering merasa pusing?


Ya

Tidak

10. Apakah dengan minum obat yang teratur dapat mengurangi nyeri yang di rasakan?
Ya

Tidak

Anda mungkin juga menyukai