Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN

GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN


MASALAH PSIKOSOSIAL

OLEH KELOMPOK : iii


Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan
pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1999).
Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
Tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut
adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun.
Klasifikasi Lansia
• Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
• Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
• Lansia Resiko Tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia
60 tahun dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003)
• Lansia Potensial
Lansia yagn masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan yang
dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003)
• Lansia tidak Potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada orang lain (Depkes RI, 2003)
TIPE LANSIA

Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, penglaman


hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya
(Nugroho, 2000). Tipe tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
• Tipe arif bijaksana
• Tipe Mandiri
• Tipe Tidak puas
• Tipe Pasrah
• Tipe Bingung
ASPEK PSIKOSOSIAL
Menarik diri adalah penilaian yang salah tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal
diri pencapaian ideal diri /cita-cita /harapan langsung
menghasilkan perasaan berharga .Harga diri dapat diperoleh
melalui penghargaan diri sendiri maupun dari orang
lain.Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan
diterima,dicintai,dihormati oleh orang lain,serta keberhasilan yang
pernah dicapai individu dalam hidupnya (Hidayat,2006).
Penyebab

Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan, yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap
diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial,
merendahkan martabat, percaya diri kurang, dan juga dapat mencederai
diri (Carpenito,L.J,1998:352)
Faktor Predis Posisi

teori telah diajukan untuk menjelaskan gangguan alam


perasaan yang parah. Teori ini menunjukkan rentang faktor-faktor
penyebab yang mungkin bekerja sendiri atau dalam kombinasi.
• Faktor genetik, dianggap mempengaruhi tranmisi gangguan efektif
melalui riwayat keluarga atau keturunan.
• Teori agresi menyerang kedalam menunjukkan bahwa depresi
terjadi karena perasaan marah yang ditujukan kepada diri sendiri.
• eori kehilangan objek, merujuk kepada perpisahan traumatik
individu dengan benda atau yang sangat berarti.
• Teori organisasi kepribadian, menguraikan bagaimana konsep diri
yang negatif dan harga diri rendah mempengaruhi sistem
keyakinan dan penilaian seseorang terhadap sesuatu
• Model kognitif menyatakan bahwa defresi, merupakan masalah
kognitif yang didominasi oleh evaluasi negatif seseorang terhadap
diri seseorang, dunia seseorang, dan masa depan seseorang.
Tanda Dan Gejala

• Apatis, ekspresi, afek tumpul.


• Menghindar dari orang lain (menyendiri) klien tampak memisahkan
diri dari orang lain.
• Komunikasi kurang atau tidak ada.
• Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
• Berdiam diri di kamar/tempat berpisah – klien kurang
mobilitasnya.
• Menolak hubungan dengan orang lain – klien memutuskan
percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap.
• Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan
kegiatan rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan
ASUHAN KEPERAWATAN
LANSIA DENGAN
MASALAH
PSIKO SOSIAL
PENGKAJIAN

• Identitas Klien : Meliputi nama klien , umur , jenis kelamin ,


status perkawinan, agama, tangggal MRS , informan, tangggal
pengkajian, No Rumah klien dan alamat klien.
• Orang-orang terdekat : Status perkawinan, kebiasaan pasien di
dalam tugas-tugas keluarga dan fungsi-fungsinya, pengaruh orang
terdekat, proses interaksi dalam keluarga.
• Kultural : Latar belakang etnis, tingkah laku mengusahakan
kesehatan (sistem rujukan penyakit), nilai-nilai yang berhubungan
dengan kesehatan dan keperawatan, faktor-faktor kultural yang
dihubungkan dengan penyakit secara umum dan respons terhadap
rasa sakit, kepercayaan mengenai perawatan dan pengobatan.
• Keluhan Utama : Keluhan biasanya berupa menyediri (menghindar
dari orang lain) komunikasi kurang atau tidak ada , berdiam diri
dikamar ,menolak interaksi dengan orang lain, tidak melakukan
kegiatan sehari – hari.
lanjutan
• Aspek Psikososial
Konsep diri
 Citra tubuh :
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau
tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang
akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh , persepsi
negatip tentang tubuh. Preokupasi dengan bagia tubuh yang
hilang , mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan ketakutan
 Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri , sukar menetapkan keinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan
lanjutan

 Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua , putus sekolah, PHK.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya : mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
 Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalah terhadap diri sendiri ,
gangguan hubungan sosial , merendahkan martabat , mencederai diri, dan
kurang percaya diri.
 Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubunga
sosialdengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti
dalam masyarakat.
 kenyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah ( spritual)
Diagnosa Keperawatan

 Harga diri rendah berhubungan dengan


merasakan/mengantisipasi kegagalan pada peristiwa-
peristiwa kehidupan.
 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan
ketidakseimbangan sistem saraf; kehilangan memori;
ketidakseimbangan tingkah laku adaptif dan kemampuan
memecahkan masalah.
 Ansietas berhubungan dengan krisis
situasional/maturasional.
 Ketidakpatuhan berhubungan dengan sistem penghargaan
pasien ; keyakinan kesehatan,nilai spiritual, pengaruh
kultural
Intervensi keperawwatan

• DIAGNOSA 1
 Dorong pengungkapan perasaan, menerima apa yang
dikatakannya.
Rasionalnya: membantu pasien/orang terdekat untuk memulai
menerima perubahan dan mengurangi ansietas mengenai perubahan
fungsi/gaya hidup.
 Bantu pasien dengan menjelaskan hal-hal yang diharapkan dan hal-
hal tersebut mungkin di perlukan untuk dilepaskan atau dirubah.
Rasionalnya: memberi kesempatan untuk mengidentifikasi kesalahan
konsep dan mulai melihat pilihan-pilihan; meningkatkan orientasi
realita.
 Berikan informasi dan penyerahan ke sumber-sumber komunitas.
Rasionalnya: memungkinkan pasien untuk berhubungan dengan grup
yang diminati dengan cara yang membantu dan perlengkapan
pendukung, pelayanan dan konseling.
ADA PERTANYAAN????

Anda mungkin juga menyukai