Anda di halaman 1dari 9

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini di lakukan di Dusun Ely Tanah Merah merupakan salah satu
dusun yang daerahnya terletak dibagian pesisir tanjung Siang di desa Iha Kecamatan
Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat, yang memiliki luas 7,6 dan Secara geografis
dusun Ely Tanah Merah berbatasan dengan wilayah Sebelah Barat berbatasan dengan pulau
manipa dan pulau buru dan Sebelah selatan berbatasan dengan pulau tiga dan Sebelah Utara
berbatasan pulau kelang dan Sebelah Utara berbatasan pulau kelang.
Pemukiman penduduk pada dusun Ely Tanah Merah memanjang di pesisir pantai
sepanjang kurang lebih 400 m, dan lebar pemukiman dari garis pantai ke daerah pebukitan
(gunung) kurang lebih 160 m. Masyarakat di pesisir dudun ely tanah merah kebanyakan
mengkonsumsi makanan yang tinggi purin secara berlebihan pada akhirnya akan
menimbulkan penyakit, berbagai makanan yang tinggi purin seperti), kerang, udang,
kepiting, ikan sarden dan lobster. Dapat juga berupa makanan yang diawetkan serta
beberapa minuman yang diawetkan dapat menimbulkan penyakit diantaranya rheumatoid
arthritis. Latihan fisik secara teratur dapat meredam tekanan dan kerusakan yang lebih
lanjut.
5.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual Kabupaten
Seram Bagian Barat pada 30 September – 30 Oktober 2020 dengan jumlah sampel adalah 31
responden dengan pendekatan total sampling, desain penelitian ini menggunakan metode
cross sectional, instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan analisis data
menggunakan uji Ujichi square dengan menggunakan software SPSS. Di dalam hasil
penelitian ini di paparkan terkait dengan analisis data univariat dan bivariate di antaranya
adalah univariat adalah umur, jenis kelamin dan pendidikan, sedangkan bivariat adalah
hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir
dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat.

28
29

5.1.1 Analisa Univariat

1. Karakateristik Responden
a. Umur

Tabel 5.1
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Umur
Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan
Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

Usia Frekuensi (%)


31-40 tahun 2 2
41-60 tahun 29 34
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa mayoritas responden berada
pada umur dengan kategori 41-60 tahun dengan jumlah 29 orang (34%).

b. Jenis Kelamin

Tabel 5.2
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Jenis Kelamin Frekuensi (%)


Laki-laki 11 13
Perempuan 20 24
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa mayoritas responden berjenis
kelamin perempuan dengan jumlah 20 orang (24%).
30

c. Pendidikan
Tabel 5.3
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Pendidikan Frekuensi (%)


SD 22 26
SMP 2 2
SMA 7 8
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel 5.3 menyebutkan bahwa mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir tamatan SD dengan jumlah responden 22 orang (26%).

2. Karakteristik Variabel

a. Dukungan Keluarga
Tabel 5.4
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Dukungan
Keluarga Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan
Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

Dukungan keluarga Frekuensi %


Baik 13 15
Cukup 6 7
Kurang 12 14
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.4 menyebutkan bahwa memilki dukungan keluarga


dengan kategori baik dengan jumlah 13 responden (15%).
31

b. Kejadian Rheumatoid Arthritis Pada Lansia

Tabel 5.5
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Kejadian Rheumatoid
Pada Lansia Di Pesisir Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan
Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat.

Kejadian Rheumatoid Frekuensi %


Ya 13 19
Tidak 12 18
Total 31 100
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan bahwa mayoritas responden


mengalami kejadian rheumatoid arthritis pada lansia dengan jumlah 13
orang (19%).

5.1.2 Analisa Bivariat

Tabel 5.6
Distribusi Jumlah Responden Berdasarkan Hubungan Dukungan
KeluargaDengan Kejadian Rheumatoid Arthritis Di Pesisir
Dusun Ely Tanah Merah Kecamatan Huamual
Kabupaten Seram Bagian Barat.

Dukungan Kejadian Rheumatoid n % P


Keluarga Ya Tidak
N % N %
Baik 12 38,7 1 3,2 13 41,9
Cukup 4 12,9 2 6,5 6 19,4 p=
Kurang 0 0 12 38,7 12 38,7 0,001
Total 16 51,6 15 48,4 31 100 100

Uji chi square


Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia
di pesisir dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat.
P=0,001 yang menunjukan bahwa dari total responden 31 orang diantaranya 13 orang
memiliki dukungan keluarga dengan kategori baik dengan kejadian rheumatoid
32

arthritis berjumlah 12 orang (38,7%) dan yang tidak 1 orang (3,2%), kemudian dari 12
orang yang kategori kurang dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis dengan
jumlah 12 orang sedangakan kategori cukup dengan jumlah 6 orang (19,4%) dengan
jumlah kejadian rheumatoid arthritis 4 orang (12,9%) dan yang tidak 2 orang (6,5%),
kemudian 6 orang memiliki dukungan keluarga yang kategori kurang dengan jumlah
tidak terjadi rheumatoid arthritis sejumlah 6 orang (19,4%), sedangkan kategori
kurang dengan jumlah 12 orang (38,7%) dengan jumlah kejadian rheumatoid arthritis
12 orang (38,7%) dan yang tidak 0 orang (0%) kemudian 12 orang memiliki dukungan
keluarga yang kategori kurang dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis
sejumlah 12 orang.
5.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan


antara dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir
dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat.
Hasil penelitian yang di dapatkan serupa atau sependapat dengan penelitian dari
(Kartini, 2015) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara nyeri rheumatoid artritis
dengan kemandirian lansia di puskesmas klasaman kota sorong. ditunjukkan mayoritas
responden mandiri dan memiliki nyeri rendah, yaitu sebesar 20 responden (95%). Analisa
hubungan antara nyeri Rheumatoid Arthritis dengan tingkat kemandirian dalam
melakukan aktivitas sehari-hari pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Klasaman Kota
Sorong ini menggambarkan uji Chi Squared. Dari hasil uji statistik chisquare di peroleh
nilai p = 0,047 (p <0,05) ada hubungan antara nyeri rheumatoid artritis dengan
kemandirian lansia di puskesmas klasaman kota sorong. Hal yang signifikan tersebut juga
bisa dilihat dari fakta di lapangan yang dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh dari
hasil koesioner pada saat penelitian. Hal yang serupa dikemukakan oleh (Chintyawati
2014) yang hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
nyeri rheumatoid artritis dengan kemandirian pada lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Tangerang Selatan (Chintyawati, 2014). Nyeri sendi pada reumatoid artritis
membuat penderitanya seringkali takut untuk bergerak sehingga mengganggu aktivitas
sehari-harinya dan dapat menurunkan produktivitasnya.
33

Dari kemampuan melakukan aktivitas tersebut dapat di nilai apakah lanjut usia
mandiri atau tergantung pada orang lain. Mandiri dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tegantung pada pihak lain dalam
merawat diri maupun dalam beraktivitas sehari-hari. Semakin mandiri status fungsional
lansia maka kemampuan untuk bertahan terhadap serangan penyakit akan semakin baik.
Sebaliknya lansia yang menunjukkan ketergantungan akan rentan terhadap serangan
penyakit
Hasil penelitian yang di dapatkan serupa atau sependapat dengan penelitian dari
(Andi Yulia Kasma, 2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara faktor genetik
dengan kejadian rheumatoid arthritis. Dari 27 sampel memiliki faktor genetik terdapat 25
sampel (92,6%) yang menderita arthritis rheumatoid dan 2 sampel (7,4%) yang tidak
menderita arthritis rheumatoid, sedangkan tidak memiliki faktor genetik terdapat 13
sampel (44,8%) yang menderita rheumatoid arthritis dan 16 sampel (55,2%) yang teidak
menderita arthritis rheumatoid, karena faktor genetik atau keturunan hanya berpengaruh
pada beberapa jenis rematik tertentu, faktor keturunan mempunyai peran terjadinya
Osteoatritis. Bedasarkan hasil uji statistik didapatkan ρ (0,000) < α (0,05), Hal yang
serupa dikemukakan oleh (Mutia Sahida, 2012) yang hasil penelitiannya menyatakan
bahwa ada hubungan antara faktor genetik dengan kejadian rheumatoid rthritis.
Hasil penelitian yang di dapatkan serupa atau sependapat dengan penelitian dari
(Andi Ayumar, 2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara perilaku kesehatan
(Perilaku hidup sehat) dengan kejadian arthritis rheumatoid. Dari 35 sampel perilaku
kurang sehat terdapat 34 sampel (97,1%) yang menderita rheumatoid arthritis dan 1
sampel (2,9%) yang tidak menderita arthritis rheumatoid, sedangkan dari 21 sampel yang
berperilaku sehat baik terdapat 4 sampel (19,0%) yang menderita rheumatoid arthritis
dan 17 sampel (81,0%) yang tidak menderita arthritis rheumatoid. Kesehatan masyarakat
sangat dipengaruhi oleh perilaku kesehatan, seperti beberapa jenis makan dan latihan
fisik. Jenis makanan yang dapat mempengaruhi penyebab langsung terjadinya penyakit
sebagai media transmisi dan sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit.
Latihan fisik seperti beolahraga yang teratur dapat mencegah kerusakan sendi dan otot.
Beberapa aktifitas yang mempengaruhi terjadinya penyakit pada lanjut usia terutama
pada bagian sendi dan otot seperti beraktifitas yang berat. Berdasarkan hasil uji statistik
34

diperoleh ρ (0,000) < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
perilaku kesehatan (Perilaku hidup sehat) dengan kejadian rheumatoid arthritis. Hal yang
serupa dikemukakan oleh (Deiby marchelina m sigilipu, 2013) yang hasil penelitiannya
mengatakan bahwa ada hubungan antara perilaku hidup sehat dengan rematik.
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
hubungan dukungan keluarga dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir
dusun ely tanah merah kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat. P=0,001 yang
menunjukan bahwa dari total responden 31 orang diantaranya 13 orang memiliki
dukungan keluarga dengan kategori baik dengan kejadian rheumatoid arthritis berjumlah
12 orang (38,7%) dan yang tidak 1 orang (3,2%), kemudian dari 12 orang yang kategori
kurang dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis dengan jumlah 12 orang
sedangakan kategori cukup dengan jumlah 6 orang (19,4%) dengan jumlah kejadian
rheumatoid arthritis 4 orang (12,9%) dan yang tidak 2 orang (6,5%), kemudian 6 orang
memiliki dukungan keluarga yang kategori kurang dengan jumlah tidak terjadi
rheumatoid arthritis sejumlah 6 orang (19,4%), sedangkan kategori kurang dengan jumlah
12 orang (38,7%) dengan jumlah kejadian rheumatoid arthritis 12 orang (38,7%) dan
yang tidak 0 orang (0%) kemudian 12 orang memiliki dukungan keluarga yang kategori
kurang dengan jumlah tidak terjadi rheumatoid arthritis sejumlah 12 orang.
Berdasarkan teori dukungan keluaraga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan
keluarga terhadap penderita yang sakit. Dukungan bisa berasal dari orang lain (orang tua,
anak, istri suami dan saudara) yang dekat dengan subjek yang dimana bentuk dukungan
berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu
merasa disayangi, di perhatikan dan dicintai. Fathra Annis Nauli, 2014).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya. (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan yang tinggal di suatu tempat yang
berada dibawah satu atap dalam keadaan yang saling ketergantungan antara anggota
keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lainnya yang berada dalam satu rumah.
35

Berdasarkan teori kejadian Reumatoid Artritis adalah penyakit yang menyerang sendi
dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi.bagian tubuh yang diserang biasanya
persendiaan pada jari, lutut, pinggul dan tulang punggung. Penyakit rheumatoid artritis
Kebanyakan terkenal pada lansia yang memiliki serangan cepat pada bagian sendi,
konstitusi gejala seperti demam, malaise, dan kekakuan pada pagi hari (Reza et al. 2019)
Penyebab rheumatoid artritis masih belum diketahui secara pasti walaupun banyak
hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. Penyakit ini belum dapat dipastikan
mempunyai hubungan dengan Faktor genetik. Namun, berbagai faktor (termasuk
kecenderungan genetik) bisa mempengaruhi reaksi autoimun, faktor-faktor yang berperan
antara lain adalah jenis kelamin, infeksi, keturunan, dan lingkungan (Reza et al. 2019).
Gejala sistemik dari Reumatoid Arthritis adalah mudah capek, lemah, lesu, takikardi,
berat badan menurun, anemia. Adapun tanda dan gejala yang umum ditemukan atau
sangat seriusterjadi pada lanjut usia menurut Buffer (2016), yaitu: sendi terasa nyeri dan
kaku pada pagi hari, bermula sakit dan kekakuan pada daerah lutut, bahu, siku,
pergelangan tangan dan kaki, juga pada jari-jari, mulai terlihat bengkak setelah beberapa
bulan, bila diraba akan terasa hangat, terjadi kemerahan dan terasa sakit/nyeri, bila sudah
tidak tertahan dapat menyebabkan demam, dapat terjadi berulang. Sedangkan menurut
Junaidi (2014) gejala klinis Reumatoid Artritis pada saat yang bersamaan bisa banyak
sendi yang mengalami peradangan.Berdasarkan uraian diatas sehingga peneliti dapat
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga
dengan kejadian rheumatoid arthritis pada lansia di pesisir dusun ely tanah merah
kecamatan huamual kabupaten seram bagian barat.
5.4 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian dalam melakukan penelitian ini yaitu:


1. Peneliti melakukan penelitian bertepatan dengan masa pendemi covid 19, sehingga
peneliti mengalami kesulitan dalam mengumpulkan responden dalam suatu tempat,
yaitu nota bene akan bertolak belakang dengan anjuran pemerintah. Mau tidak mau
peneliti harus door to door dan harus mematuhi protokol kesehatan dalam kunjungan
rumah.
36

2. Terdapat beberapa calon responden yang menolak untuk menjadi responden di


karenakan adanya stigma masyarakat terhadap peneliti dan tim medis yang ada di
puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai