A. Hasil Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik di Wilayah UPTD
Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase
1 Jenis Kelamin
Perempuan 25 73,5
Laki-Laki 9 26,5
Total 34 100 %
2 Umur
25 – 30 Tahun 8 23,5
31 – 40 Tahun 17 50,0
41 – 50 Tahun 9 26,5
Total 34 100 %
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
42
43
2. Analisa Univariat
a. Perencanaan
Tabel 5.2
Distribusi Perencanaan Manajemen Gizi Buruk di Wilayah UPTD
Puskesmas Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
No Perencanaan Jumlah %
1 Baik 27 79,4
2 Kurang Baik 7 20,6
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
manajemen gizi buruk lebih banyak yang baik yaitu 27 responden (79,4
b. Sarana
Tabel 5.3
Distribusi Sarana Manajemen Gizi Buruk di Wilayah UPTD
Puskesmas Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
No Sarana Jumlah %
1 Lengkap 31 91,2
2 Tidak Lengkap 3 8,8
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
c. Input Data
Tabel 5.4
Distribusi Input Data Manajemen Gizi Buruk di Wilayah UPTD
Puskesmas Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
gizi buruk lebih banyak yang baik yaitu 32 responden (94,1 %) sedangkan
d. Evaluasi
Tabel 5.5
Distribusi Evaluasi Manajemen Gizi Buruk di Wilayah UPTD
Puskesmas Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
No Evaluasi Jumlah %
1 Baik 30 88,2
2 Kurang Baik 4 11,8
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
gizi buruk lebih banyak yang baik yaitu 30 responden (88,2 %) sedangkan
e. Pelaksanaan
45
Tabel 5.6
Distribusi Pelaksanaan Manajemen Gizi Buruk di Wilayah UPTD
Puskesmas Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
No Pelaksanaan Jumlah %
1 Baik 28 82,4
2 Kurang Baik 6 17,6
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
manajemen gizi buruk lebih banyak yang baik yaitu 28 responden (82,4
Tabel 5.7
Distribusi Manajemen Gizi Buruk di Wilayah UPTD Puskesmas
Ramung Kecamatan Permata Kabupaten
Bener Meriah Tahun 2023
No Manajemen Gizi Buruk Jumlah %
1 Berjalan 28 82,4
2 Tidak Berjalan 6 17,6
Jumlah 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
3. Analisa Bivariat
46
Tabel 5.8
Hubungan Perencanaan dengan Manajemen Gizi Buruk di Wilayah
UPTD Puskesmas Ramung Kecamatan Permata
Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2023
Manajemen Gizi Buruk
Jumlah α p-value
Perencanaan Tidak Berjalan Berjalan
F % f % F %
Kurang baik 2 5,9 5 14,7 7 20.6
0,05 0,395
Baik 4 11.8 23 67.6 27 79.4
6 17.6 28 82.4 34 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2023
Tabel 5.9
Hubungan Sarana dengan Manajemen Gizi Burukdi Wilayah UPTD
Puskesmas Ramung Kecamatan Permata
Kabupaten Bener Meriah
Tahun 2023
atau (8.8%) dengan manajemen gizi buruk berada pada kategori tidak
Meriah.
Tabel 5.10
48
Tabel 5.11
49
Tabel 5.12
50
B. Pembahasan
pemerintah daerah.
fungsi yang terpenting yang harus dilakukan baik petugas kesehatan karena
merupakan awal dan arah dari proses manajemen program gizi secara
puskesmas yaitu :
terjadinya masalah gizi seperti keadaan alam, aspek sosial ekonomi yang
hambatan program gizi yang pernah dialami atau yang diperkirakan dapat
pimpinan mengetahui sumber daya yang dibutuhkan dan sebagai alat untuk
penelitian ditolak berarti tidak ada hubungan bermakna antara sarana dengan
Menurut asumsi peneliti sarana bukan salah satu faktor utama yang
lainnya seperti sumber daya manusia, anggaran yang tersedia serta faktor lain
pemerintah daerah.
gizi, tanpa tersedianya sarana yang dibutuhkan semua proses yang telah
2018).
diterima berarti ada hubungan bermakna dengan input data manajemen gizi
Bener Meriah.
manajemen gizi buruk pada masa yang akan datang dan merupakan suatu
dikumpulkan.
dipuskesmas adalah :
1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target program gizi dan standar
melaksanakan tugas-tugasnya
sudah diidentifikasi.
laporan staf, analisis cakupan program gizi, laporan masyarakat dan hasil
2018).
(Lisdiana, 2017).
adanya jenis evaluasi yakni evaluasi formulatif dan evalausi sumatif. Evaluasi
seperti tenaga, dana dan fasilitas lain. Evaluasi hasil program ditujukan untuk
menilai sejauh mana program tersebut berhasil, yakni sejauh mana tujuan-
serta bidan yang menetap di desa, selain itu pelaksanaan manajemen gizi
daerah tertentu.
siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / guru UKS
Cakupan rawat jalan. Pemantauan pertumbuhan balita yaitu Balita yang naik
dua kali per tahun, cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe, cakupan
pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin,
luar biasa (KLB) dan Gizi Buruk, desa/kelurahan yang mengalami KLB
ditangani <24 jam Kecamatan bebas rawan gizi antara lain Penyuluhan
Perilaku Sehat, Bayi yang mendapat ASI Eksklusif, desa dengan garam
beryodium baik.