penelitian). Hasil penelitian kemudian dibahas dengan mengacu pada tujuan dan
Kecamatan Gubeng Kota Surabaya. Luas wilayah Kelurahan Mojo 1,50 km²,
penduduk, yang terdiri dari 8479 penduduk laki-laki dan 8772 penduduk
yaitu swasta dan wiraswasta. Kelurahan Mojo Surabaya memiliki kegiatan seperti
2
wilayah lainnya pada umumnya, seperti kerja bakti rutin yang dilaksanakan 1
bulan sekali, posyandu lansia (1 bulan 2 kali), posyandu balita (1 bulan 2 kali),
posbindu (1 bulan sekali), senam jasmani (1 minggu sekali) dan masih banyak
Surabaya.
Data demografi diperoleh melalui kuisioner diisi oleh responden yaitu anggota
(51,7%).
(15,5%).
responden ada riwayat keluarga dari orang tua (31,0%), kemudian sebagian kecil
Didapatkan hasil uji statistis ρ value = 0.043. Semakin baik pengetahuan maka
1.2 Pembahasan
dilihat pada tabel 5.11 bahwa 33 responden memiliki tingkat pengetahuan kurang
penting untuk mengenali adanya serangan stroke agar pasien segera diantar ke
Pengetahuan responden yang baik dipengaruhi oleh berbagai aspek dari itu
Pada dasarnya, perilaku individu ditentukan oleh individu itu sendiri. Ada
kategori cukup. Ada beberpa hal yang tidak diketahui oleh masyarakat yaitu, face,
informasi yang diterima oleh keluarga tentang stroke. Informasi tentang faktor
resiko, gejala serta penanganan awal stroke bisa didapatkan dari tenaga kesehatan,
9
media sosial (internet, website, facebook, blog, pesan whatshapp dan twitter),
maupun media masa (surat kabar, radio dan televisi). Namun pada kenyataannya
pengenalan gejala dan penanganan awal stroke. Pengenalan tentang faktor resiko
dan gejala awal stroke pada keluarga perlu dikembangkan di Indonesia. Tenaga
2013).
Pengetahuan yang kurang tentang faktor resiko dan gejala awal stroke
tentang faktor resiko dan gejala awal stroke. Pendidikan mempengaruhi cara
perilaku seseorang untuk termotivasi melakukan sesuatu yang lebih baik. Adanya
Pendidikan terutama yang diperoleh secara formal akan lebih mengeksplore dan
seseorang, makin mudah baginya untuk menerima informasi. Menurut Wawan &
perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
menerima informasi.
melakukan tindakan penanganan pada pasien stroke merupakan salah satu upaya
terutama korban yang memerlukan bantuan hidup dasar harus dilakukan dengan
waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati.
Menurut Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa pada masa dewasa muda
dewasa muda sangat mampu untuk menerima ataupun mempelajari hal baru.
kekuatan, energi dan daya tahan, juga fungsi sensorik dan motorik. Pada tahap ini,
tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin baik. Pada usia muda, individu akan berperan aktif dalam
masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua. Hal ini didukung tabel 5.1
(43,1%).
yang dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun tidak
maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka
tingkat pengetahuan karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata
– rata maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang
individu karena adanya interaksi timbal balik maupun tidak yang akan diproses
sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan yang
didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang
didapat juga akan kurang baik. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan
pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam
masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya
diri serta bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri dan keluarganya.
Surabaya dapat dilihat pada tabel 5.12 diatas menunjukkan dari 58 responden
(65,5%). Persentase rata-rata penanganan awal stroke yang paling tinggi dari
keempat komponen kuisioner yaitu detesksi peech. Sementara hasil terendah yaitu
arm movement dan time. Data diatas menunjukkan bahwa hanya sedikit responden
yang menjawab benar pada soal perilaku penanganan awal stroke pada lengan dan
yang baik tentang FAST yakni dapat menilai pasien dari kesimetrisan wajah,
dalam menilai gejala stroke karena kurangnya informasi yang didapatkan baik dari
petugas kesehatan maupun dari media sosial. Informasi dari petugas kesehatan
atau media sosial masih sangat kurang kepada masyarakat tentang pengenalan
keluhan pertama serangan stroke terjadi di rumah atau luar rumah sakit.
pengenalan keluhan dan gejala stroke bagi pasien/orang terdekat serta kecepatan
Faktor usia juga mempengaruhi deteksi dini pada penderita stroke untuk
segera mengantar pasien ke rumah sakit. Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan hampir
dengan teori Riyanti & Budiman (2013) semakin bertambahnya usia maka
pengetahuan deteksi dini yang diperoleh akan semakin memmbaik dan bertambah.
Menurut asumsi peneliti usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan karena semakin tinggi usia maka semakin matang emosi
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan yang
pengetahuan deteksi dini yang lebih baik. Hal tersebut sesuai dengan teori Riyanto
& Budiman (2013) semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin cepat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muswanti (2016)
sebagian besar pasien diantar lebih dari 3 jam setelah serangan stroke ke rumah
mengenali gejala yang ada dan tidak segera berespon membawa pasien ke
instalasi gawat darurat. Pasien stroke yang dibawa ke rumah sakit dengan waktu
kurang 3 jam termasuk kedalam waktu penanganan terbaik pada stroke (golden
dibandingkan dengan pasien stroke yang dibawa ke rumah sakit ketika sudah
seseorang terhadap suatu objek tertentu merupakan salah satu faktor yang sangat
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan.
16
kesehatan. Pengetahuan ini akan muncul berupa perilaku jika ada keadaan yang
pengetahuan yang kurang tentang faktor risiko dan peringatan gejala stroke yang
responden datang ke instalasi gawat darurat >3 jam setelah serangan stroke
keluarga mengetahui tentang faktor risiko serta gejala stoke maka mereka akan
dimiliki pada tindakan yang nyata merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
atau keluarga tentang stroke akan meningkatkan waktu respon keluarga untuk
segera mengantar pasien ke rumah sakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
17
semakin baik pengetahuan keluarga tentang faktor risiko dan gejala stoke maka
risiko dan gejala stroke dengan segera membawa pasien ke rumah sakit/ mencari
bantuan kesehatan.
terdiri dari beberapa tahapan yaitu mempunyai pengetahuan yang baik tentang
gejala yang ada pada situasi nyata serta segera mengantar pasien ke rumah sakit.
Untuk terjadi suatu action harus didukung oleh keempat hal tersebut yang tidak
terpisahkan. Apabila salah satu dari keempat tahapan tersebut tidak terpenuhi
maka pengetahuan yang dimiliki tidak membuat seseorang melakukan action yang
tepat saat terjadi stroke. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Muswanti (2016) yang menjelaskan pasien datang >24 jam setelah
gejala stroke, sehingga tidak mengenali gejala yang ada bahkan salah penafsiran
terhadap gejala yang terlihat. Keluarga mengganggap bahwa gejala yang ada
bukan suatu hal yang serius dan berharap gejala akan hilang dengan sendirinya
serta tidak segera berespon untuk membawa pasien ke instalasi gawat darurat.
tanda peringatan stroke agar dapat mencari pertolongan medis secara cepat. Jika
keluarga mempunyai pengetahuan yang baik tentang faktor risiko dan peringatan
tindakan dengan segera mengantar pasien ke rumah sakit. Respon keluarga untuk
18
dan gejala awal maka semakin lama respon untuk segera mengantar pasien ke
rumah sakit. Pengetahuan keluarga tentang gejala stroke sangat penting untuk
mengenali adanya serangan stroke agar pasien segera diantar ke instalasi gawat
darurat/rumah sakit.
gejala stroke dan ketidak pahaman tentang konsep ”time is brain” akan terlambat
dalam merespon stroke sebagai kondisi gawat darurat yang harus memerlukan
baik tentang faktor risiko dan peringatan gejala stroke dan mampu
membawa pasien datang ke instalasi gawat darurat dalam 0-3 jam setelah
serangan stroke, mempunyai pengetahuan yang baik tentang faktor risiko dan
seseorang akan stroke rendah, sehingga penderita stroke akan terlambat dibawa ke
baik/sesuai. Keluarga yang tidak segera membawa pasien stroke ke rumah sakit ≤
terbagi menjadi dua hal yaitu pengetahuan tentang faktor risiko dan peringatan
gejala stroke merupakan dasar untuk menerapkan pencegahan yang efektif dan
stroke baik primer maupun sekunder sehingga individu mampu mengubah atau
pengetahuan tentang gejala stroke akan menyadari atau mengenali gejala yang ada
mengubah gaya hidup tidak hanya dalam fase rehabilitasi melainkan juga dalam
1.3 Keterbatasan
perhitungan besar sampel. Populasi dan tempat penelitian telah dilakukan sesuai
dengan rencana peneliti hanya waktu yang harus mundur satu bulan dari rencana
karena lamanya surat ijin penelitian yang dikeluarkan dari pihak kelurahan.
Peneliti juga merasa kesulitan saat menjelaskan maksud dan tujuan penelitian bila