Anda di halaman 1dari 23

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum daerah Penelitian

Wilayah kerja Puskesmas Blang Cut meliputi sebagian dari

keseluruhan wilayah Kecamatan Blang Mangat. Kecamatan Blang Mangat

termasuk dalam wilayah kota administratif Lhokseumawe. Wilayah

Puskesmas Blang Cut terletak pada 96020’ – 97021’ BT dan 04054’ –

05018’LU.

Luas wilayah Puskesmas Blang Cut adalah 5.315 km2. Secara

administratif wilayah kerja layanan Puskesmas Blang Cut terdiri dari 9 desa.

Jumlah penduduk sebanyak 8.151 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga

sebanyak 2.074 KK. Jumlah penduduk sebanyak 8.369 jiwa dengan jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 4.171 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 4.198 jiwa.

Adapun batas-batas wilayah administratif sebagai berikut :

1. Sebelah utara : berbatasan dengan Selat Malaka

2. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Syamtalira Arun

3. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Muara Dua

4. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Keude Punteut

5.2 Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu dan dukungan

suami (ditinjau dari dukungan emosional, instrumental, informasional dan

penghargaan) dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

51
52

Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

maka diperoleh hasil data yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi berdasarkan karakteristik responden sebagai berikut:

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Golongan Umur Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Golongan Umur N %
1 20-35 tahun 65 72,2
2 36-40 tahun 25 27,8
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 65 responden (72,2%). Sedangkan

responden dengan golongan umur 36-40 tahun sebanyak 25 responden

(27,8%).

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Golongan Umur N %
1 Honorer 15 16,7
2 IRT 56 62,2
3 PNS 19 21,1
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 56 responden (62,2%). Sedangkan

responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 19 responden (21,1%)

dan responden yang bekerja sebagai honorer sebanyak 15 responden

(16,7%).
53

2. Analisa Univariat

Hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu dan dukungan

suami (ditinjau dari dukungan emosional, instrumental, informasional dan

penghargaan) dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe,

maka diperoleh hasil data univariat yang disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Pengetahuan N %
1 Baik 25 27,8
2 Cukup 48 53,3
3 Kurang 17 18,9
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan pada kategori cukup yaitu sebanyak 48

responden (53,3%) sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan

pada kategori baik sebanyak 25 responden (27,8%) dan pengetahuan

pada kategori kurang sebanyak 17 responden (18,9%).

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Emosional
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Dukungan Emosional N %
1 Mendukung 32 35,6
2 Tidak Mendukung 58 64,4
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)
54

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui sebagian besar responden

yang tidak mendapat dukungan emosional sebanyak 58 responden

(64,4%) dan yang mendapat dukungan emosional sebanyak 32

responden (35,6%).

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Informasional
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Dukungan Emosional N %
1 Mendukung 30 33,3
2 Tidak Mendukung 60 66,7
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui sebagian besar responden

yang tidak mendapat dukungan informasional sebanyak 60 responden

(66,7%) dan yang mendapat dukungan informasional sebanyak 30

responden (33,3%).

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Penghargaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Dukungan Emosional N %
1 Mendukung 27 30
2 Tidak Mendukung 63 70
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui sebagian besar responden

yang tidak mendapat dukungan penghargaan sebanyak 63 responden

(70%) dan yang mendapat dukungan penghargaan sebanyak 27

responden (30%).
55

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dukungan Instrumental
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

No Dukungan Emosional N %
1 Mendukung 28 31,1
2 Tidak Mendukung 62 68,9
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui sebagian besar responden

yang tidak mendapat dukungan instrumental sebanyak 62 responden

(68,9%) dan yang mendapat dukungan instrumental sebanyak 28

responden (31,1%).

Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Kontrasepsi Implant
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat
Kota Lhokseumawe Tahun 2020

Penggunaan Kontrasepsi
No N %
Implant
1 Ya 26 28,9
2 Tidak 64 71,1
Jumlah 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui sebagian besar responden

yang tidak menggunakan kontrasepsi Implant sebanyak 64 responden

(71,1%) dan yang menggunakan kontrasepsi Implant sebanyak 26

responden (28,9%).

3. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 91

responden tentang hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami

(ditinjau dari dukungan emosional, instrumental, informasional dan

penghargaan) dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja


56

Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

maka diperoleh hasil data disajikan dalam bentuk tabel uji silang sebagai

berikut:

a. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi Implant

Tabel 5.9
Hubungan Pengetahuan Responden dengan penggunaan kontrasepsi
Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Tahun 2020

Penggunaan Kontrasepsi
Implant
Ρ
No Pengetahuan Ya Tidak ∑ % α
value
F % F %
1 Baik 20 22,2 5 5,6 25 27,8
2 Cukup 4 4,4 44 48,9 48 53,3
0,000 0,05
3 Kurang 2 2,2 15 16,7 17 18,9
Jumlah 26 28,9 64 71,1 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.9 dapat dilihat bahwa mayoritas responden

yang menggunakan kontrasepsi implant adalah responden yang

pengetahuan berada pada kategori baik sebanyak 20 responden

(22,2%) sedangkan responden yang tidak menggunakan kontrasepsi

implant adalah responden yang pengetahuan berada pada kategori

cukup sebanyak 44 responden (48,9%).

Hasil uji statistik chi-square antara pengetahuan dengan

penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α 0,05

artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan

penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Blang

Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe


57

b. Hubungan dukungan emosional dengan penggunaan kontrasepsi

Implant

Tabel 5.10
Hubungan Dukungan Emosional dengan penggunaan kontrasepsi Implant
di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Tahun 2020

Penggunaan Kontrasepsi
Implant
Dukungan Ρ
No Ya Tidak ∑ % α
Emosional value
F % F %
1 Mendukung 24 26,7 8 8,9 32 35,6
Tidak
2 2 2,2 56 62,2 58 64,4 0,000 0,05
Mendukung
Jumlah 26 28,9 64 71,1 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.10 dapat dilihat bahwa mayoritas

responden yang menggunakan kontrasepsi implant adalah responden

yang mendapatkan dukungan emosional sebanyak 24 responden

(26,7%) sedangkan responden yang tidak menggunakan kontrasepsi

implant adalah responden yang tidak mendapat dukungan emosional

sebanyak 56 responden (62,2%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan emosional dengan

penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α 0,05

artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan emosional

dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe

c. Hubungan dukungan instrumental dengan penggunaan


58

kontrasepsi Implant

Tabel 5.11
Hubungan Dukungan Instrumental dengan penggunaan kontrasepsi
Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Tahun 2020

Penggunaan Kontrasepsi
Implant
Dukungan Ρ
No Ya Tidak ∑ % α
Instrumental value
F % F %
1 Mendukung 22 24,4 6 6,7 28 31,1
Tidak
2 4 4,4 58 64,4 62 68,9 0,000 0,05
Mendukung
Jumlah 26 28,9 64 71,1 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa mayoritas

responden yang menggunakan kontrasepsi implant adalah responden

yang mendapatkan dukungan instrumental sebanyak 22 responden

(24,4%) sedangkan responden yang tidak menggunakan kontrasepsi

implant adalah responden yang tidak mendapat dukungan

instrumentall sebanyak 58 responden (64,4%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan instrumental

dengan penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000

< α 0,05 artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan

instrumental dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

d. Hubungan dukungan informasional dengan penggunaan

kontrasepsi Implant
59

Tabel 5.12
Hubungan Dukungan Informasional dengan penggunaan kontrasepsi
Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Tahun 2020

Penggunaan Kontrasepsi
Implant
Dukungan Ρ
No Ya Tidak ∑ % α
Informasional value
F % F %
1 Mendukung 22 24,2 8 8,9 31 34,1
2 Tidak 4 4,4 56 62,2 60 65,9 0,000 0,05
Jumlah 26 26 28,9 64 71,1 100
(Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.12 dapat dilihat bahwa mayoritas

responden yang menggunakan kontrasepsi implant adalah responden

yang mendapatkan dukungan informasional sebanyak 22 responden

(24,2%) sedangkan responden yang tidak menggunakan kontrasepsi

implant adalah responden yang tidak mendapat dukungan emosional

sebanyak 56 responden (62,2%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan informasional

dengan penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000

< α 0,05 artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan

informasional dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota

Lhokseumawe.

e. Hubungan dukungan penghargaan dengan penggunaan

kontrasepsi Implant
60

Tabel 5.13
Hubungan Dukungan Penghargaan dengan penggunaan kontrasepsi
Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan
Blang Mangat Kota Lhokseumawe
Tahun 2020

Penggunaan Kontrasepsi
Implant
Dukungan Ρ
No Ya Tidak ∑ % α
Penghargaan value
F % F %
1 Mendukung 23 25,6 4 4,4 27 30
Tidak
2 3 3,3 60 66,7 63 70 0,000 0,05
Mmmdukung
Jumlah 26 28,9 64 71,1 90 100
(Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2020)

Berdasarkan tabel 5.13 dapat dilihat bahwa mayoritas

responden yang menggunakan kontrasepsi implant adalah responden

yang mendapatkan dukungan penghargaan sebanyak 23 responden

(25,6%) sedangkan responden yang tidak menggunakan kontrasepsi

implant adalah responden yang tidak mendapat dukungan

penghargaan sebanyak 60 responden (66,7%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan penghargaan

dengan penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000

< α 0,05 artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan

penghargaan dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota

Lhokseumawe.

5.3 Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi Implant

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 91 responden


61

tentang hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami (ditinjau dari

dukungan emosional, instrumental, informasional dan penghargaan)

dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe, dapat dilihat

bahwa sebagian besar responden berada pada usia 20-35 tahun

sebanyak 66 responden (72,5%).

Umur ibu dapat berpengaruh pada setiap keputusan dan

tindakan. Demikian pula dengan umur suami jika umur lebih tua maka

pengetahuan tentang semua penjelasan yang berhubungan dengan

kontrasepsi akan bertambah pula (Erni, 2017).

Berdasarkan analisa univariat variabel pengetahuan penggunaan

kontrasepsi implant dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan pada kategori cukup yaitu sebanyak 48

responden (53,3%) sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan

pada kategori baik sebanyak 25 responden (27,8%) dan pengetahuan

pada kategori kurang sebanyak 17 responden (18,9%).

Pengetahuan pada hakikatnya yang dituntut atau ingin dicapai

tujuannya adalah mencapai kebenaran. Dengan mengetahui yang benar

kita dapat mengetahui yang salah tanpa terlebih dahulu mengetahui yang

benar (Notoatmodjo, 2018).

Hasil uji silang antara pengetahuan dengan penggunaan

kontrasepsi Implant pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 91

responden mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi implant

adalah mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi implant

adalah responden yang pengetahuan berada pada kategori baik


62

sebanyak 20 responden (22,2%) sedangkan responden yang tidak

menggunakan kontrasepsi implant adalah responden yang pengetahuan

berada pada kategori cukup sebanyak 44 responden (48,9%).

Hasil uji statistik chi-square antara pengetahuan dengan

penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α 0,05

artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan

penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Cut

Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Kontrasepsi adalah usaha- usaha untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Pemakaian Kontrasepsi adalah satu cara atau cara yang

mempunyai tujuan untuk menghindar pembuahan hingga tak berlangsung

kehamilan (Prawirohardjo, 2018).

Implant merupakan alat kontrasepsi yang dipasang atau

disisipkan di bawah kulit, efektif mencegah kehamilan dengan cara

mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya

hormon akan mengalir kedalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah

(Asih, 2019).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Windarti (2019) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

implant dengan pemakaian alat kontrasepsi implant pada akseptor KB di

BPS Ny Hj. Farohah Desa Dukun Gresik di dapatkan hasil bahwa ada

hubungan antara tingkat pengetahuan tentang impant dengan pemakaian

alat kontrasepsi implant dengan hasil penelitian menggunakan chi square

didapatkan p value 0,001 < α 0,05 dan menunjukkan sebagian besar

responden (60,5%) berpengetahuan kurang dan hampir seluruh


63

responden (89,5%) tidak menggunakan implant. Jumlah sampel yang

digunakan sebesar 38 responden.

Penelitian lain yang juga sejalan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Rachmania (2019) dengan judul hubungan

pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Desa

Sindangsari wilayah kerja Puskesmas Baros pada 112 responden dengan

pendekatan crossectional. Dari hasil uji penelitian didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan

dengan penggunaan kontrasepsi implant dimana Ha diterima dan Ho

ditolak dengan perolehan nilai p value = 0,000 < nilai α = 0,05.

Penelitian lain yang juga selaras dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2017) yaitu hubungan

pengetahuan dan sikap ibu dengan penggunaan kontrasepsi implant di

Puskesmas Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar dimana hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan

penggunaan kontrasepsi implant dengan nilai p value = 0,001 <0,05 dan

ada hubungan antara sikap dengan penggunaan kontrasepsi implant

dengan nilai p value = 0,001 <0,05.

Kontrasepsi implant adalah metode kontrasepsi yang

diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin

dengan masa kerja panjang dosis rendah, reversible untuk wanita

(Sibagariang, 2010).

Implant merupakan kontrasepsi yang paling tinggi daya

gunanya. Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 wanita

(Meilani, 2017).
64

2. Hubungan dukungan emosional dengan penggunaan kontrasepsi

Implant

Berdasarkan analisa univariat variabel dukungan emosional

tentang penggunaan kontrasepsi implant dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden yang tidak mendapat dukungan emosional sebanyak 58

responden (64,4%) dan yang mendapat dukungan emosional sebanyak

32 responden (35,6%).

Dukungan emosional adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan rasa tenang, senang, rasa memiliki, kasih sayang pada anggota

keluarga, baik pada anak maupun orang tua. Dukungan emosional

mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap orang

yang bersangkutan. Suami sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi.

Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang

diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatiaan,

mendengarkan dan di dengarkan.

Hasil uji silang antara dukungan emosional dengan penggunaan

kontrasepsi Implant pada tabel 5.10 menunjukkan bahwa dari 91

responden mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi implant

adalah mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi implant

adalah responden yang mendapatkan dukungan emosional sebanyak 24

responden (26,7%) sedangkan responden yang tidak menggunakan

kontrasepsi implant adalah responden yang tidak mendapat dukungan

emosional sebanyak 56 responden (62,2%).


65

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan emosional dengan

penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α 0,05

artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan emosional

dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Asyifa (2017) di Bogor dengan judul hubungan

dukungan suami dengan minat ibu dalam pemakaian kontrasepsi implant

pada 102 responden. Hasil penelitian didapatkan banyak responden yang

mendapat dukungan dan yang tidak mendapat dukungan sebesar 50,6%

dan sebagian responden yang memiliki minat rendah 82,1%. Penelitian ini

dilakukan dengan pendekatan Chi-Square yaitu ada hubungan antara

dukungan suami dengan minat ibu dalam pemakaian kontrasepsi Implant

dengan nilai p value 0,001 < α 0,05.

Menurut Hartanto (2016), bahwa kontrasepsi tidak dapat dipakai

istri tanpa adanya kerjasama suami dan saling percaya. Idealnya

pasangan suami istri harus memilih metode kontrasepsi yang terbaik,

saling bekerjasama dalam pemakaian, membayar biaya pengeluaran

untuk kontrasepsi, dan memperhatikan tanda bahaya pemakaian.

Penelitian lain yang juga pernah dilakukan oleh Raisul (2018)

tentang hubungan dukungan suami dengan pemakaian kontrasepsi

Implant di Puskesmas Sekarame bahwa didapkan ada hubungan yang

signifikan antara hubungan dukungan suami dengan pemakaian

kontrasepsi dimana Ha diterima dan Ho ditolak dengan nilai p value 0.001

< α 0,05.
66

Dukungan suami adalah dorongan yang diberikan oleh suami

berupa dukungan moril dan materiil dalam hal mewujudkan suatu

rencana yang dalam hal ini adalah pemilihan kontrasepsi. Dukungan

membuat keluarga mampu melaksanakan fungsinya, karena anggota

keluarga memang seharusnya saling memberikan dukungan dan saling

memperhatikan keadaan dan kebutuhan dan kesehatan isrtri.

(Prasetyawati, 2017).

3. Hubungan dukungan instrumental dengan penggunaan kontrasepsi

Implant

Berdasarkan analisa univariat variabel dukungan instrumental

tentang penggunaan kontrasepsi implant dapat diketahui sebagian besar

responden yang tidak mendapat dukungan instrumental sebanyak 62

responden (68,9%) dan yang mendapat dukungan instrumental sebanyak

28 responden (31,1%).

Dukungan instrumental adalah dukungan yang bersifat nyata dan

dalam bentuk materi dan waktu yang bertujuan untuk meringankan beban

bagi individu yang membutuhkan orang lain untuk memenuhinya.

Suaminya harus mengetahui jika istri dapat bergantung padanya jika istri

memerlukan bantuan. Bantuan memberikan bantuan yang nyata dan

pelayanan yang diberikan secara langsung bisa membantu seseorang

yang membutuhkan. Bentuk dukungan ini ini juga dapat berupa

pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu serta mengurangi atau

menghindari perasaan cemas atau stress (Sarason, 2019).

Hasil uji silang antara dukungan instrumental dengan penggunaan

kontrasepsi Implant pada tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 91


67

responden mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi implant

adalah responden yang mendapatkan dukungan instrumental sebanyak

22 responden (24,4%) sedangkan responden yang tidak menggunakan

kontrasepsi implant adalah responden yang tidak mendapat dukungan

instrumentall sebanyak 58 responden (64,4%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan instrumental dengan

penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α 0,05

artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan instrumental

dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Rendahnya minat ibu terhadap pemakaian kontrasepsi implant

tentunya tidak lepas dari rendahnya dukungan suami untuk

menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Sehingga sangat perlu

pemahaman yang baik tentang kontrasepsi implant bagi pasangan

usia subur. Dukungan suami merupakan salah satu variabel sosial

budaya yang sangat berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi

bagi kaum wanita sebagai istri secara khusus dan didalam keluarga

secara umum (Hartanto, 2017).

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Sulastri tahun 2018 dengan judul hubungan

dukungan suami dengan minat ibu dalam pemakaian kontrasepsi Implant

di Bergas bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami

dengan minat ibu dalam pemakaian kontrasepsi implant. Dari penelitian

ini didapatkan bahwa ibu yang ingin menggunakan implant mendapat

dukungan informasional sebanyak 44%, dukungan penghargaan


68

sebanyak 54%, yang mendapat dukungan instrumental sebanyak 49,4%

dan dukungan emosional sebanyak 67%.

Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Astriana tentang

hubungan paritas dan dukungan suami dengan pemilihan alat kontrasepsi

implant pada pasangan usia subur (PUS) di UPTD Puskesmas Tanjung

Baru Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross

sectional dimana ada hubungan paritas (p=0,000) dan dukungan suami

(p=0,000) dengan menggunakan kontrasepsi implant (α = 0,05).

Implant adalah alat kontrasepsi yang digunakan pasangan usia

subur serta dipasang dibawah kulit lengan atas bagian dalam dari lipatan

siku. Keuntungan dari penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu

efektifitas tinngi, perlindungan jangka panjang, pengembalian kesuburan

yang cepat setelah pencabutan, dapat dicabut sesuai kebutuhan, tidak

memerlukan pemeriksaan dalam dan bebas dari pengaruh hormon

estrogen (BKKBN, 2018).

4. Hubungan dukungan informasional dengan penggunaan kontrasepsi

Implant

Berdasarkan analisa univariat variabel dukungan informasional

tentang penggunaan kontrasepsi implant dapat diketahui sebagian besar

responden yang tidak mendapat dukungan informasional sebanyak 60

responden (66,7%) dan yang mendapat dukungan informasional

sebanyak 30 responden (33,3%).

Dukungan informasional adalah tingkah laku yang berhubungan

dengan pemberian informasi dan nasehat. Dukungan informasional yaitu


69

memberikan penjelasan tentang situasi dan gejala sesuatu yang

berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh individu. Dukungan ini

mencakup pemberian nasihat, saran, pengetahuan dan informasi serta

petunjuk. Maka suami berfungsi sebagai sebuah kolektor dan

disseminator (penyebar) informasi tentanng dunia. Memberitahu saran

dan sugesti informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu

masalah. Manfaat dari dukungan ini ialah menekan munculnya suatu

stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi

sugesti yanng terkhusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini

ialah nasehat, usulan, kritik, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

Hasil uji silang antara dukungan informasional dengan

penggunaan kontrasepsi Implant pada tabel 5.12 menunjukkan bahwa

dari 91 responden mayoritas responden yang menggunakan kontrasepsi

implant adalah responden yang mendapatkan dukungan informasional

sebanyak 22 responden (24,2%) sedangkan responden yang tidak

menggunakan kontrasepsi implant adalah responden yang tidak

mendapat dukungan emosional sebanyak 56 responden (62,2%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan informasional

dengan penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α

0,05 artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan

informasional dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) merupakan metode

kontrasepsi hormonal yang memiliki efektivitas sangat tinggi serta

memiliki angka kegagalan yang rendah yang sangat sesuai bagi


70

pasangan usia subur yang ingin memakai kontrasepsi dalam jangka

panjang untuk mengatur jarak kehamilan. Namun pada

kenyataannya meskipun efektifitasnya tinggi peminatnya sangat sedikit.

Dukungan suami merupakan salah satu variabel sosial budaya

yang sangat berpengaruh terhadap pemakaian alat kontrasepsi bagi

kaum wanita sebagai istri secara khusus, dan didalam keluarga secara

umum. Budaya menjadikan pria kepala keluarga yang masih banyak di

anut sebagian pola keluarga didunia menjadikan preferensi suami

terhadap fertilitas dan pandangan serta pengetahuan nya terhadap

program KB akan sangat berpengaruh terhadap keputusan didalam

keluarga untuk menggunakan alat atau cara KB tertentu. Sehingga

didalam beberapa penelitian, variabel penolakan atau persetujuan dari

suami terbukti berpengaruh terhadap KB dalam rumah tangga (Hartono,

2017).

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian

yangn dilakukan oleh Lestari (2018) hubungan pengetahuan, dukungan

suami dan petugas kesehatan dengan penggunaan alat kontrasespsi

bawah kulit (akbk) pada pasangan usia subur di lingkungan ii kelurahan

nelayan indah kecamatan medan labuhan dengan pendeketan secara

sross sectional didapatkan hasi ada hubungan antara pengetahuan (p =

0.001) dukungan suami (p=0.000) dan petugas kesehatan (p=0,001) <

dari nilai α = 0,05.

Sumber – sumber dukungan banyak didapatkan seseorang dari

lingkungan dan sekitarnya, oleh karena itu perlu diketahui seberapa

banyak sumber dukungan suami ini efektif bagi individu yang


71

membuktikannya. Sumber dukungan suami merupakan aspek yang

penting untuk meningkatkan kesehatan reproduksi maka perlu diketahui

dan dipahami. Dengan pengetahuan dan pemahaman itu, individu akan

tahu kepada siapa dan seberapa besar ia akan mendapatkan dukungan

suami dengan situasi dan keinginan yang spesifik, sehingga dukungan

terbesar dapat bermakna (Sarafino, 2015).

5. Hubungan dukungan penghargaan dengan penggunaan kontrasepsi

Implant

Berdasarkan analisa univariat variabel dukungan penghargaan

tentang penggunaan kontrasepsi implant dapat diketahui sebagian besar

responden yang tidak mendapat dukungan penghargaan sebanyak 63

responden (70%) dan yang mendapat dukungan penghargaan sebanyak

27 responden (30%).

Dukungan penghargaan yaitu dukungan yang terjadi lewat

ungkapan hormat atau penghargaan positif untuk orang lain, dorongan

maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan seseorang, dan

perbandingan positif antara orang tersebut dengan orang lain bertujuan

meningkatkan penghargaan diri orang tersebut. Suami bertindak sebagai

sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan

masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota suami

diantaranya memberi support.

Hasil uji silang antara dukungan penghargaan dengan

penggunaan kontrasepsi Implant pada tabel 5.13 menunjukkan bahwa

dari 91 responden bahwa mayoritas responden yang menggunakan

kontrasepsi implant adalah responden yang mendapatkan dukungan


72

penghargaan sebanyak 23 responden (25,6%) sedangkan responden

yang tidak menggunakan kontrasepsi implant adalah responden yang

tidak mendapat dukungan penghargaan sebanyak 60 responden (66,7%).

Hasil uji statistik chi-square antara dukungan penghargaan

dengan penggunaan kontrasepsi implant diperoleh nilai p value 0,000 < α

0,05 artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara dukungan

penghargaan dengan penggunaan kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Blang Cut Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Dukungan suami biasanya berupa perhatian dan memberikan

rasa nyaman serta percaya diri dalam mengambil keputusan tersebut

dalam pemilihan alat kontrasepsi. Kurangnya dukungan suami yang

diberikan akan mempengaruhi kepercayaan diri istri untuk memilih

kontrasepsi yang ingin digunakan (Nurcahyanti, 2014).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tritis

(2016) hubungan dukungan suami dengan pemilihan jenis kontrasepsi

Implant pada wanita usia subur di Puskesmas Makalehi Kecamatan

Siau Barat. Penelitian ini menggunakan instrument kuesioner dan uji

statistic Kolmogorov-Smirnov pada tingkat kemaknaan 95% (α= 0,05).

Hasil penelitiann uji korelasi Kolmogorov-Smirnov menunjukan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan pemilihan

jenis kontrasepsi implant pada wanita usia subur di Puskesmas

Makalehi Kecamatan Siau Barat (p= 0.027 < α 0,05)

Dukungan penghargaan yang diberikan suami kepada istri dapat

berupa meluangkan waktu untuk mengantar istrinya konseling

kontrasepsi Implant kepada tenaga kesehatan. Semaikn baik dukungan


73

yang diberikan oleh suami maka dalam pengambilan keputusan sesuai

keinginan suami dan istri

Anda mungkin juga menyukai