Anda di halaman 1dari 12

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Secara geografis Desa Cot Girek Kandang berada di wilayah pemukiman

Kandang Kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe dan berjarak ± 3 km dari

pusat Kecamatan, sedangkan jarak dengan jalan negara/jalan Banda Aceh-Medan

± 0,5 km dengan luas wilayah Desa Cot Girek Kandang adalah ± 280 Ha, yang

terdiri dari empat wilayah kecil (Dusun) diantaranya Dusun Meunasah Tuha luas

90 Ha geografis perbukitan dan Daratan, Dusun Panteu Aron luas 30 Ha letak

geografis daratan , Dusun Seunebok Aceh luas 60 Ha geografis Perbukitan, Dusun

Blang Raya. Luas 100 Ha geografis perbukita. Jumlah penduduk Desa Cot Girek

Kandang yaitu 2829 terdiri laki-laki 1388 jiwa dan perempuan 1441 jiwa.

Kondisi sosial ekonomi gampong yaitu mata pencarianpenduduk Gampong Cot

gIrek Kandang banyak sebagai tukang

Dengan batas-batas gampong sebagai berikut:

1) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Mns. Blang

2) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Cut Mamplam

3) Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Jeulikat

4) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Mns. Mee

33
34

5.2. Hasil Penelitian

5.2.1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1
Karakteristi Responden

No Data Demografi Frekuensi Persentase


1 Umur
a 65 - 70 Tahun 34 94.4
b 71 - 75 Tahun 2 5.6

Jumlah 36 100
2 Jenis Kelamin
a Laki – laki 21 58.3
b Perempuan 15 41.7
Jumlah 36 100
3 Pendidikan
a Tidak Sekolah 17 47.2
b SD 15 41.7
c SMP 3 8.3
d SMA 1 2.8
Jumlah 36 100
4 Tinggal Bersama
a Anak 22 61.1
b Suami/Isteri 9 25.0
c Menantu 5 13.9
5 Jumlah 36 100
Perkerjaan
a Dagang 4 11.1
b Jualan 10 27.8
c Pensiunan 3 8.3
d Tidak Berkerja 15 41.7
e Tukang 4 11.1
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas maka diketahui umur lansia resti terbanyak

yang berkunjung ke posbindu lansia 65-70 tahun, yaitu sebanyak 94.4%, dengan

58.3% yang berkunjung dengan laki-laki. 47.2 lansia tidak sekolah dan sebanyak
35

61.1 lansia tinggal bersama anak. 41.7% lansia yang berkunjung ke posbindu

lansia di cot girek tidak berkerja.

5.2.2. Analisis Univariat

5.2.2.1. Pemanfaatan Posbindu Lansia


Tabel. 5.2
Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posbindu Lansia Di
Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe Tahun 2015
No Kategori Frekuensi Persentase
1. Memanfaatkan 21 58.3
2. Tidak Memanfaatkan 15 41.7
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 5.2 Menujukan bahwa dari 36 lansia resti yang

berkunjung di posbindu lansia Cot Girek 21 (58.3%) lansia resti memanfaatkan

pelayanan posbindu lansia.

5.2.2.2. Pengetahuan

Tabel. 5.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Resti Di
Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe Tahun 2015
No Kategori Frekuensi Persentase
1. Baik 25 69.4
2. Kurang 11 30.6
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer, 2015

Berdasarkan tabel 5.3 Menujukan bahwa dari 36 lansia resti yang

berkunjung di posbindu lansia cot girek sebanyak 25 (69.4%) lansia resti dengan

pengetahuan baik

5.2.2.3. Jarak Posbindu


Tabel. 5.4
Distribusi Frekuensi Jarak Posbindu Lansia
36

Di Desa Cot Girek Tahun 2015


No Kategori Frekuensi Persentase
1. Dekat 24 66.7
2. Jauh 12 33.3
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.4 Menujukan bahwa dari 36 lansia resti yang

berkunjung di posbindu lansia cot girek 24 (66.7%) lansia resti dengan jarak dekat

terhadap posbindu lansia

5.2.2.4. Dukungan
Tabel. 5.5
Distribusi Frekuensi Dukungan KeluargaTerhadap Lansia
Di Desa Cot Girek Tahun 2015
No Kategori Frekuensi Persentase
1. Mendukung 29 80.6
2. Tidak Ada Dukungan 7 19.4
Jumlah 36 100
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.5 Menujukan bahwa dari 36 lansia resti yang

berkunjung di posbindu lansia cot girek 29(80.6%) lansia resti mendapat

dukungan keluarga terhadap posbindu lansia.

5.2.2.5. Peran Petugas


Tabel. 5.6
Distribusi Frekuensi Peran Petugas Terhadap Posbindu Lansia
Di Desa Cot Girek Tahun 2015
No Kategori Frekuensi Persentase
1. Berperan Aktif 23 63.9
2. Tidak Berperan Aktif 13 36.1
Jumlah 36 100

Sumber : Data Primer, 2015


37

Berdasarkan tabel 5.6 Menujukan bahwa dari 36 lansia resti yang

berkunjung di posbindu lansia Cot Girek menanggapi peran petugas posbindu

lansia 23 (63.9%) petugas berperan aktif.

5.2.3. Analisis Bivariat

5.2.3.1. Hubungan pengetahuan lansia dengan pemamfaatan posbindu lansia

Tabel 5.7
Hubungan Pengetahuan Dengan Pemamfaatan Posbindu Lansia Di
Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe Tahun 2015
Pemamfaatan Posbindu
Memamfaat Tdk Jumlah α p-value
No Pengetahuan
kan Memfaatkan
n % n % n %
1. Baik 19 76.0 6 24.0 26 100 0,05 0,002
2. Kurang 2 18.2 9 81.8 11 100
Total 21 58.3 15 41.7 36 100
Sumber : Data Primer, 2015

Dari tabel 5. 7 Menujukan dari hasil analisis bivariat chi-square di

dapatkan p-value 0,002 < (0,05) berarti ada hubungan antara pengetahuan dengan

pemamfaatan posbindu lansia di desa Cot Girek Kota Lhokseumawe tahun 2015.

5.2.3.2. Hubungan Jarak Posbindu lansia dengan pemamfaatan posbindu lansia

Tabel 5.8
Hubungan Jarak Posbindu Dengan Pemamfaatan Posbindu Lansia Di
Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe Tahun 2015
Pemamfaatan Posbindu
Memamfa Tdk Jumlah α p-value
No Jarak Posbindu
atkan Memfaatkan
n % n % n %
1. Dekat 15 62.5 9 37.5 24 100 0,05 0,720
2. Jauh 6 50 6 50 12 100
Total 21 58.3 15 41.7 36 100
Sumber : Data Primer, 2015

Dari tabel 5. 8 Menujukan dari hasil analisis bivariat chi-square di

dapatkan p-value 0,720> (0,05) berarti tidak ada hubungan antara jarak posbindu
38

dengan pemamfaatan posbindu lansia di desa Cot Girek Kota Lhokseumawe tahun

2015.

5.2.3.3. Hubungan Dukungan Keluarga Posbindu lansia dengan pemamfaatan


posbindu lansia

Tabel 5.9
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemamfaatan Posbindu Lansia Di
Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe Tahun 2015
Pemamfaatan Posbindu
Dukungan Memamfaat Tidak Jumlah α p-value
No
Keluarga kan Memfaatkan
n % n % n %
1. Mendukung 21 72.4 8 27.6 29 100
0,05 0,001
2. Tdk Ada 0 0.0 7 100 7 100
Dukungan
Total 21 58.3 15 41.7 36 100
Sumber : Data Primer, 2015

Dari tabel 5. 9 Menujukan dari hasil analisis bivariat chi-square di

dapatkan p-value 0,001 < (0,05) berarti ada hubungan antara dukungan dari

keluarga dengan pemamfaatan posbindu lansia di desa Cot Girek Kota

Lhokseumawe tahun 2015.

5.2.3.4. Hubungan Peran Petugas Posbindu lansia dengan pemamfaatan posbindu


lansia

Tabel 5.10
Hubungan Peran Ptugas Dengan Pemamfaatan Posbindu Lansia Di
Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe Tahun 2015
Pemamfaatan Posbindu
Memamfa Tdk Jumlah α p-value
No Peran Petugas
atkan Memfaatkan
n % n % n %
1. Aktif 17 73.9 6 26.1 23 100 0,05 0,017
2. Tidak Aktif 4 30.8 9 69.2 13 100
Total 21 58.3 15 41.7 36 100
Sumber : Data Primer, 2015
39

Dari tabel 5. 9 Menujukan Dari hasil analisis bivariat chi-square di

dapatkan p-value 0,017 < (0,05) berarti ada hubungan antara dukungan dari

keluarga dengan pemamfaatan posbindu lansia di desa Cot Girek Kota

Lhokseumawe tahun 2015.

5.3. Pembahasan

5.3.1 Analisis Univariat

5.3.1.1. Pemanfaatan Posbindu Lansia

Hasil penelitian menujukan bahwa lansia yang memanfaatkan posbindu

lansia di Desa Cot Girek yaitu 58,3% lansia sudah memanfaatkan posbindu yang

ada dan 41.7% lansia belum memanfaatkan. Posbindu adalah pos pembinaan

terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah yang digerakkan oleh

masyarakat, dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan dan di

selenggarakan melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para

lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam

penyelenggaraannya (Menkes, 2010).

Menurut peneliti lansia di desa Cot Girek banyak di memanfaatkan oleh

lansia laki-laki dari pada lansia risti perempuan kemudian lansia dilatarbelakangi

41,7% lansia tidak berkerja, sehingga lansia yang tidak berkerja lebih banyak

dibandingkan lansia yang berkerja. Lansia yang berkerja akan lebih sibuk

sehingga tidak ada waktu untuk berkunjung ke posyandu dibanding dengan lansia

yang tidak berkerja. Kemiskinan yang dihadapi para lansia selalu berkaitan

dengan kesempatan kerja dan kualitas lansia itu sendiri. Lansia yang sukses

tergantung bagaimanan seorang lansia merasakan kepuasan dan melakukan


40

aktivitas serta mempertahankan aktifitas tersebut lebih penting di bandingkan

kuantitas dan aktivitas yang dilakukan (Maryam,2008).

5.3.1.2. Pengetahuan

Hasil penelitian menujukan bahwa lansia hadir memanfaatkan pelayanan

posbindu lansia dengan pengetahuan baik yaitu 76.0% ini menujukan lansia yang

mempunyai pengetahuan yang baik lebih banyak memanfaatkan pelayanan

kesehatan posbindu di Desa Cot Girek.

Menurut peneliti pengetahuan yang baik tidak hanya di dapat melalui

pendidikan yang tinggi karena dilihat lansia di desa Cot girek banyak yang yang

latar belakang pendidikannya tidak bersekolah dibandingkan yang bersekolah. Ini

tidak sejalan dengan menurut Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa

pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang. Dalam penelitian ini para lansia mengetahui kegiatan apa saja yang ada

di posbindu lansia dimana lansia di desa Cot Girek sudah pernah mengikuti

kegiatan berbetuk pembendayaan masyarakat sebelumnya.

5.3.1.3. Jarak Posbindu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang berkunjung ke posbindu

dengan jarak dekat yaitu 66.7% . Hal ini menunjukkan lansia yang jarak tempat

tinggal dekat dengan posbindu lansia lebih banyak berkunjung dan memanfaatkan

posbindu lansia di Desa Cot Girek. Menurut peneliti pelaksanaan posbindu lansia

di lakukan pada tempat umum dimana masyarakat mengetahui lokasi dan mudah

di akses oleh masyarakat. Menurut Sulistyorini (2010) jarak posbindu yang dekat

akan membuat lansia mudah menjangkau posbindu tanpa harus mengalami


41

kelelahan atau kecelakan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik

tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posbindu ini berhubungan dengan

faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau

merasa mudah untuk menjangkau lokasi posbindu tanpa harus menimbulkan

kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat

atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu. Dengan demikian

keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk

menghadiri posbindu lansia.

5.3.1.4. Dukungan Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia yang mendapatkan dukungan

keluarga dalam pemamfaatan posbindu lansia yaitu 80.6%. Hal ini menunjukkan

lansia yang mendapatkan dukungan keluarga lebih banyak memanfaatkan

posbindu lansia di Desa Cot Girek, karena keluarga berfungsi sebagai sistem

pendukung bagi anggota keluarga yang lain.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau

kesedian lansia untuk mengikuti kegiatan pobindu lansia. Keluarga bisa menjadi

motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi

atau mengantar lansia ke posbindu dan berusaha membantu mengatasi segala

permasalahan bersama lansia (Sulistyorini, 2010)

5.3.1.5. Peran Petugas

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran petugas posbindu lansia yang

aktif dalam pemamfaatan posbindu lansia yaitu 63.9%. Hal ini menunjukkan

peran petugas posbindu lansia lebih banyak aktif memanfaatkan posbindu lansia
42

di Desa Cot Girek. Pelayanan petugas kesehatan yang baik dan profesional akan

membuat pasien merasa senang dan nyaman untuk memeriksakan kesehatannya.

Ini menujukan peran petugas kesehatan sangat penting dalam pelaksanaan

posbindu lansia dan Petugas kesehatan termasuk dalam faktor pendukung

perilaku kesehatan.

5.3.2 Analisis Bivariat

5.3.2. 1. Hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan posbindu lansia

Hasil uji statistik menggunakan chi-square diperoleh p-value 0,002 < (0,05)

maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara pengetahuan dengan dengan kehadiran lansia memanfaat

posbindu lansia di Desa Cot Girek tahun 2015. Perilaku adalah suatu kegiatan

atau aktivitas organisme atau makhluk hidup, jadi perilaku manusia pada

hakikatnya adalah suatu aktifitas organisme yang bersangkutan (Notoatmodjo,

2007). Perilaku tertutup terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut belum dapat

diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Responnya yaitu berbentuk perhatian,

perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap yang dapat diukur adalah pengetahuan

dan sikap. Pengetahuan atau kognitif erupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tidanakan seseorang.

Pengetahuan menjadi kendala bagi lansia di karena lansia belum

mengetahui adanya kegiatang posbindu sebelumnya dari petugas kesehatan Hasil

tersebut mendukung penelitian yang dilakukan Ariyani (2011) menujukan secara

statistik adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemafaatan

posbindu begitu juga penelitian yang dilakukan oleh lestari (2005).


43

5.3.2.2. Hubungan jarak posbindu dengan pemanfaatan posbindu lansia

Hasil uji statistik menggunakan chi-square di dapatkan p-value 0,720>

(0,05) maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan

antara jarak posbindu dengan pemamfaatan posbindu lansia di Desa Cot Girek

Kota Lhokseumawe tahun 2015. Jarak posbindu yang dekat akan membuat lansia

mudah menjangkau posbindu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakan

fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam

menjangkau lokasi posbindu ini berhubungan dengan faktor keamanan atau

keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk

menjangkau lokasi posbindu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah

yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk

mengikuti kegiatan posbindu. Dengan demikian keamanan ini merupakan faktor

eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posbindu lansia.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

oleh Ariyani (2011) menujukan ada hubungan yang bermakna antara jarak

tempuh posyandu lansia dengan pemafaatan posyandu lansia dimana para lansia

lebih cederung 2.47 kali pemafaatan posyandu lansia dibandingkan dengan lansia

yang mempunyai jarak rumah yang jauh (p=0,012 OR = 2,47).

5.3.2.3. Hubungan dukungan dengan pemanfaatan posbindu lansia

Hasil uji statistik menggunakan chi-square di dapatkan p-value 0,001 <

(0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara dukungan dari keluarga dengan pemamfaatan posbindu lansia di

Desa Cot Girek Kota Lhokseumawe tahun 2015. Dukungan keluarga sangat
44

berperan dalam mendorong minat atau kesedian lansia untuk mengikuti kegiatan

pobindu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu

menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posbindu dan

berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Hal ini

didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari (2005)

dengan nilai p = 0,000 menujukan adanya hubungan keluarga dengan

pemanfaatan posyandu lansia.

5.3.2.4. Hubungan peran petugas dengan pemanfaatan posbindu lansia

Hasil uji statistik menggunakan chi-square di dapatkan p-value 0,017 <

(0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara peran petugas dengan pemamfaatan posbindu lansia di Desa Cot

Girek Kota Lhokseumawe tahun 2015. Peran petugas kesehatan dalam

pelaksanaan posbindu lansia sangat penting dimana informasi yang diberikan oleh

petugas lansung ke masyarakat atau lansia yang berkunjung posbindu lansia d

desa Cot Girek.

Menurut peneliti kehadiran petugas kesehatan juga ikut mempengaruhi

perilaku lansia dimana lansia melihat lebih banyak datang disaat petugas hadir

dibandingkan pada saat petugas kesehatan berhalangan. Hal ini didukung dengan

penelitian yang dilakukan Ariyani (2011) bahwa dukungan petugas kesehatan

mempunyai kecenderungan 29,33 kali untuk memanfaatkan posyandu lansia

dibandingkan dengan yang menyatakan tidak ada dukungan petugas kesehatan

dengan nilai p=0,001, dan OR= 29,33

Anda mungkin juga menyukai