Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua
Tahun 2021

Karakteristik Responden n %
Pendidikan
1 Pendidikan Menengah 22 73,3
2 Pendidikan Tinggi 8 26,7
Total 30 100
Pekerjaan
1 PNS 5 16,7
2 BUMN 3 10,0
3 Pegawai Swasta 10 33,3
4 Wirausaha 8 26,7
5 Ibu Rumah Tangga 4 13,3
Total 30 100

Distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat bahwa mayoritas

pendidikan responden adalah pendidikan menengah yaitu 22 orang (73,3%) dan

minoritas adalah pendidikan tinggi yaitu 8 orang (26,7%).

Distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat bahwa mayoritas

pekerjaan responden adalah pegawai swasta yaitu 10 orang (33,3) dan minoritas

adalah BUMN yaitu 3 orang (10,0%).


30

4.2.2 Analisis Univariat

Tabel 4.2
Distribusi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Baby Blues pada
Ibu Postpartum di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021

Usia n %
1 <25 Tahun 17 56,7
2 ≥25 Tahun 13 43,3
Total 30 100
Paritas (Jumlah Anak)
1 Primipara 16 53,3
2 Multipara 14 46,7
Total 30 100
Status Perkawinan
1 Tidak Menikah 0 0
2 Menikah 30 100
Total 30 100
Kesiapan Ibu
1 Tidak Siap 19 63,3
2 Siap 11 36,7
Total 30 100
Kejadian Baby Blues
1 Terjadi BBS 18 60,0
2 Tidak Terjadi BBS 12 40,0
Total 30 100

Dari tabel analisis univariat diatas, distribusi responden berdasarkan usia

dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah kelompok usia <25 tahun yaitu

17 orang (56,7%) dan minoritas adalah kelompok usia ≥25 tahun yaitu 13 orang

(43,3%).

Distribusi responden berdasarkan paritas dapat dilihat bahwa mayoritas

responden adalah primipara yaitu 16 orang (53,3%) dan minoritas adalah tinggi

yaitu 14 orang (46,7%).

Distribusi responden berdasarkan status perkawinan dapat dilihat bahwa

semua responden berstatus telah menikah.


Distribusi responden berdasarkan kesiapan ibu dapat dilihat bahwa

mayoritas responden adalah tidak siap yaitu 19 orang (63,3%) dan minoritas

adalah siap tahun yaitu 11 orang (36,7%).

Distribusi responden berdasarkan kelahiran anak yang mengalami baby

blues dapat dilihat bahwa mayoritas mengalami BBS yaitu 18 orang (60,0%) dan

minoritas adalah tidak mengalami BBS yaitu 12 orang (40,0%).

4.2.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-

masing variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan

kuesioner, dilakukan uji Chi-Square untuk mengetahui apakah ada faktor-faktor

yang mempengaruhi kejadian BBS pada ibu Postpartum di Klinik Kasih Ibu

Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. Uji statistic pada tabel 2x2 dengan derajat

kepercayaan 95% (α = 5%).

Pengaruh Usia dengan Kejadian BB pada ibu Postpartum di Klinik Kasih


Ibu Kecamatan Delita Tahun 2021

Tabel 4.4
Tabulasi Silang Pengaruh Usia terhadap Kejadian BB

Kejadian BBS
Usia BBS Tidak BBS Total P value OR
n % n % N %
1 <25 Tahun 14 46,7 3 10,0 17 56,7
2 ≥25 Tahun 4 13,3 9 30,0 13 43,3 0,002 20,00
Total 18 60,0 12 40,0 30 100

Berdasarkan tabel silang diatas untuk responden usia <25 tahun dengan bayi

mengalami BBS sejumlah 16 orang (46,7%), sedangkan responden usia <25 tahun

dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 3 orang (10,0%). Untuk responden

usia ≥25 tahun dengan bayi mengalami BBS sejumlah 4 orang (13,3%),

sedangkan responden usia ≥25 tahun dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah
30

9 orang (30,0%). Dari hasil analisis antara usia terhadap kejadian BBS

menggunakan uji Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,013) dan nilai Odds

Risk (OR) = 10,50.

Pengaruh Paritas dengan Kejadian BB pada ibu Postpartum di Klinik Kasih


Ibu Kecamatan Delita Tahun 2021

Tabel 4.5
Tabulasi Silang Pengaruh Paritas terhadap Kejadian BB

Kejadian BBS
Paritas BBS Tidak BBS Total P value OR
n % N % N %
1 Primipara 14 46,7 2 6,7 16 53,3
2 Multipara 4 13,3 10 33,3 14 46,7 0,004 17,50
Total 18 60,0 12 40,0 30 100

Berdasarkan tabel silang diatas untuk responden paritas primipara dengan

bayi mengalami BBS sejumlah 16 orang (46,7%), sedangkan responden paritas

primipara tahun dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 3 orang (10,0%).

Untuk responden paritas multipara dengan bayi mengalami BBS sejumlah 4 orang

(13,3%), sedangkan responden paritas multipara dengan bayi tidak mengalami

BBS sejumlah 9 orang (30,0%). Dari hasil analisis antara paritas terhadap

kejadian BBS menggunakan uji Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,004)

dan nilai Odds Risk (OR) = 17,50.

Pengaruh Status Perkawinan dengan Kejadian BB pada ibu Postpartum di


Klinik Kasih Ibu Kecamatan Delita Tahun 2021
Tabel 4.3
Tabulasi Silang Pengaruh Status Perkawinan terhadap Kejadian BB

Kejadian BBS
Status
BBS Tidak BBS Total P value OR
Perkawinan
n % N % N %
1 Tidak Menikah 2 6,7 0 0 2 6,7
2 Menikah 16 53,3 12 40,0 28 93,3 0,232 1,750
Total 18 60,0 12 40,0 30 100

Berdasarkan tabel silang diatas untuk responden tidak menikah dengan bayi

mengalami BBS sejumlah 2 orang (6,7%), sedangkan responden tidak menikah

tahun dengan bayi tidak mengalami BBS tidak ada. Untuk responden menikah

dengan bayi mengalami BBS sejumlah 16 orang (53,3%), sedangkan responden

menikah dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 12 orang (40,0%). Dari

hasil analisis antara status perkawinan terhadap kejadian BBS menggunakan uji

Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,232) dan nilai Odds Risk (OR) = 1,750.

Pengaruh Kesiapan Ibu dengan Kejadian BB pada ibu Postpartum di Klinik


Kasih Ibu Kecamatan Delita Tahun 2021

Tabel 4.3
Tabulasi Silang Pengaruh Kesiapan Ibu terhadap Kejadian BB

Kejadian BBS
Kesiapan Ibu BBS Tidak BBS Total P value OR
n % N % N %
1 Tidak Siap 15 50,0 4 13,3 19 63,3
2 Siap 3 10,0 8 26,7 11 36,7 0,017 10,00
Total 18 60,0 12 40,0 30 100

Berdasarkan tabel silang diatas untuk responden tidak siap dengan bayi

mengalami BBS sejumlah 15 orang (50,0%), sedangkan responden tidak siap

dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 4 orang (13,3%). Untuk responden

siap dengan bayi mengalami BBS sejumlah 3 orang (10,0%), sedangkan

responden siap dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 8 orang (26,7%).
30

Dari hasil analisis antara kesiapan ibu terhadap kejadian BBLR menggunakan uji

Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,017) dan nilai Odds Risk (OR) = 10,00.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Analisis Bivariat

5.1.1 Pengaruh Usia Terhadap Kejadian BBS pada ibu Postpartum di Klinik
Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021

Hasil penelitian terhadap 30 responden menunjukkan responden usia <25

tahun dengan bayi mengalami BBS sejumlah 16 orang (46,7%), sedangkan

responden usia <25 tahun dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 3 orang

(10,0%). Untuk responden usia ≥25 tahun dengan bayi mengalami BBS sejumlah

4 orang (13,3%), sedangkan responden usia ≥25 tahun dengan bayi tidak

mengalami BBS sejumlah 9 orang (30,0%). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat

bahwa dari 19 responden berusia <25 sebanyak 16 bayi mengalami BBS, hal ini

menunjukkan bahwa usia yang lebih muda lebih beresiko melahirkan bayi yang

mengalami BBS pada ibu postpartum di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua

Dari hasil analisis antara usia terhadap kejadian BBS menggunakan uji Chi-

Square di dapat nilai p-value yaitu (0,013) dan nilai Odds Risk (OR) = 10,50. p

value < α (0,005) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara usia ibu terhadap

kejadian BBS di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua tahun 2021. Nilai OR =

10,50 yang artinya ibu yang berusia <25 tahun 10,50 kali lebih beresiko

melahirkan bayi BBS dibandingkan dengan ibu berusi ≥25 tahun.

Menurut McAnarney & Hendee dalam Alexander (2019) hal ini disebabkan

karena padausia yang lebih awal (kehamilan padaremaja) atau lebih lanjut, telah

diyakini akan meningkatkan risiko biomedik, yaitu mengakibatkan pola tingkah

laku yang tidak optimal, baik pada ibu yang melahirkan maupun bayi atau anak

yang dilahirkan dan dibesarkannya.


30

Selain itu didukung pula oleh pendapat Lesser; Paskiewicz dalam

Clemmens (2016) menyatakan bahwa perasaan tertekan sebagai ibu muda

menyusul kelahiran seorang bayi meliputi beberapa karakteristik yaitu merasa

berubah, berbeda, dan takut menjadi ibu terlalu dini, merasa dihancurkan diantara

tanggung jawab sebagai anak remaja dan seorang ibu, merasa ditelantarkan dan

ditolak oleh pasangan dan teman, mempertanyakan dan tidak mengerti

pengalaman tertekan dan apa yang sedang terjadi kepada dirinya sendiri, merasa

segala sesuatu milik sendiri. Perasaan diterlantarkan, ditolak dan diasingkan serta

perasaan belum siap menjadi seorang ibu juga muncul pada ibu usia muda.

Kesimpulannya adalah hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang disampaikan

oleh Paykel dalam Clemmens (2016), yaitu pada usia muda akan meningkatkan

risiko terjadinya postpartum blues.

5.1.2 Pengaruh Paritas Terhadap Kejadian BBS pada ibu Postpartum di


Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021

Tabel 4.4 menunjukkan responden paritas primipara dengan bayi mengalami

BBS sejumlah 16 orang (46,7%), sedangkan responden paritas primipara tahun

dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 3 orang (10,0%). Untuk responden

paritas multipara dengan bayi mengalami BBS sejumlah 4 orang (13,3%),

sedangkan responden paritas multipara dengan bayi tidak mengalami BBS

sejumlah 9 orang (30,0%). Post partum blues dapat terjadi pada semua ibu

postpartum dari etnik ras maupun dapat terjadi pada ibu primipara maupun

multipara. Ibu primipara merupakan kelompok yang paling rentan mengalami post

partum blues dibanding multipara. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

responden dengan paritas multipara sebagian besar tidak mengalami post partum

blues beberapa responden mengatakan sudah berpengalaman dalam kehamilan


dan persalinan. Hasil ini menunjukkan bahwa ibu paritas primipara lebih berisiko

melahirkan BBS daripada ibu paritas multipara.

Dari hasil analisis antara paritas terhadap kejadian BBS menggunakan uji

Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,004) dan nilai Odds Risk (OR) = 17,50.

p value <α (0,05) dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Paritas terhadap Kejadian BBS pada ibu Postpartum di Klinik Kasih Ibu

Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. OR=17,5 yang artinya ibu paritas primipara

17,5 kali beresiko melahirkan BBS dibandingakan dengan ibu paritas multipara.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari Priyanti (2017), menyatakan

bahwa post partum blues lebih banyak dialami oleh ibu primipara 32,5 % dengan

hasil penelitian didapatkan angka signifikasi 0,038, yang berarti terdapat

hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian post partum blues. Ibu

primipara mempunyai kemungkinan 3,643 kali mengalami post partum blues

5.1.3 Pengaruh Status Perkawinan Terhadap Kejadian BBS pada ibu


Postpartum di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021

Hasil penelitian menunjukkan responden tidak menikah dengan bayi

mengalami BBS sejumlah 2 orang (6,7%), sedangkan responden tidak menikah

tahun dengan bayi tidak mengalami BBS tidak ada. Untuk responden menikah

dengan bayi mengalami BBS sejumlah 16 orang (53,3%), sedangkan responden

menikah dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 12 orang (40,0%). Hasil

univariat menunjukkan bahwa hampir semua responden mengatakan sudah

menikah hanya 2 orang yang tidak menikah. Sementara untuk hasil tabulasi

silang, tidak menunjukkan indikasi bahwa tidak menikah lebih beresiko atau

sebaliknya.
30

Dari hasil analisis antara status perkawinan terhadap kejadian BBS

menggunakan uji Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,232) dan nilai Odds

Risk (OR) = 1,750. p value < α (0,05) dapat disimpulkan bahwa status perkawinan

tidak berpengaruh terhadap Kejadian BBS pada ibu Postpartum di Klinik Kasih

Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. Nilai OR menunjukkan angka yang relative

kecil sehingga mengindikasikan bahwa status perkawinan tidak menikah dengan

menikah mempunyai peluang yang hampir sama melahirkan bayi BBS.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Saraswati (2018) dengan keseluruan

responden mengatakan sudah menikah diperoleh p value<α yang artinya tidak ada

pengaruh antara status perkawinan dengan kejadian BBS karena ibu yang

berstatus menikah dan tidak menikah memiliki resiko yang sama untuk

melahirkan bayi BBS.

5.1.4 Pengaruh Kesiapan Ibu Terhadap Kejadian BBS pada ibu Postpartum
di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021

Hasil penelitian menunjukkan responden tidak siap dengan bayi mengalami

BBS sejumlah 15 orang (50,0%), sedangkan responden tidak siap dengan bayi

tidak mengalami BBS sejumlah 4 orang (13,3%). Untuk responden siap dengan

bayi mengalami BBS sejumlah 3 orang (10,0%), sedangkan responden siap

dengan bayi tidak mengalami BBS sejumlah 8 orang (26,7%). Hasil ini sesuai

dengan wawancara terhadap responden bahwa mereka yang melahirkan baby

blues menyatakan tidak siap dengan kelahiran anak mereka. 12 responden

mengatakan jarak kelahiran anak yang masih <2 tahun membuat mereka belum

siap untuk melahirkan. Dari tabulasi silang dapat kita lihat bahwa ibu yang tidak

siap menunjukkan angka kejadi BBS yang lebih tinggi dari ibu yang siap.
Dari hasil analisis antara kesiapan ibu terhadap kejadian BBLR

menggunakan uji Chi-Square di dapat nilai p-value yaitu (0,017) dan nilai Odds

Risk (OR) = 10,00. p value < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh kesiapan ibu terhadap Kejadian BBS pada ibu Postpartum di Klinik

Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. OR=10,00 yang artinya ibu yang

tidak siap melahirkan beresiko 10,00 kali melahirkan bayi BBS dibandingkan

dengan ibu yang siap untuk melahirkan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Susanti (2018), berdasarkan

perhitungan SPSS didapatkan nilai siginifikan dukungan suami sebesar 0,001

dengan nilai P-value 0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara dukungan suami dengan kejadian baby blues syndrome.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian yang telah dilakukan pada bulan April-

Mei 2021 tentang faktor faktor yang mempengaruhi kejadian BBS pada ibu

postpartum di klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021 dengan jumlah

responden 30 orang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh usia ibu dengan kejadian BBS pada ibu postpartum di Klinik

Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. p-value 0,013 dan nilai Odds Risk

(OR) 10,50

2. Ada pengaruh paritas dengan kejadian BBS pada ibu postpartum di Klinik

Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. p-value 0,004 dan nilai Odds Risk

(OR) 17,50

3. Tidak ada pengaruh status perkawinan dengan kejadian BBS pada ibu

postpartum di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. p-value

0,032 dan nilai Odds Risk (OR) 1,750

4. Ada pengaruh kesiapan ibu dengan kejadian BBS pada ibu postpartum di Klinik

Kasih Ibu Kecamatan Deli Tua Tahun 2021. p-value 0,017 dan nilai Odds Risk

(OR) 10,00
30

6.2 Saran

6.2.1 Untuk Tempat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan kepada seluruh ibu postpartum untuk memperluas

wawasan tentang resiko kejadian BBS dan faktor apa saja yang mempengaruhi

kejadian BBS tersebut.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya supaya dapat

melakukan penelitian lebih lanjut terkait tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian BBS dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif pada

puskesmas, rumah sakit, maupun tempat penelitian lainnya.

Anda mungkin juga menyukai