Anda di halaman 1dari 15

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.1.1 Letak Geografis Dan Demografis

UPTD Puskesmas Kuta Alam adalah puskesmas induk yang terletak di jalan

TWK Hasyim Banta Muda di kelurahan Mulia Wilayah Kerja Puskesmas Kuta Alam

dengan luas tanah Puskesmas sebesar 2.100 m2 dan berjarak ± 2 Km dari pusat kota

Banda Aceh atau ± 1,5 Km dari Rumah sakit Provinsi, pertama kali dibangun Tahun

1975. Secara geografis batas wilayah kerja puskesmas Kuta Alam adalah :

1. Sebelah Barat dengan : Kecamatan Kerja Puskesmas Kuta Alam

2. Sebelah Timur dengan : Kecamatan Syiah Kuala

3. Sebelah Utara dengan : Selat Malaka

4. Sebelah Selatan dengan : Kecamatan Baiturrahman

Wilayah kerja puskesmas Kuta Alam memiliki 6 (enam) kelurahan dengan

luas wilayah administrasi adalah 323,4 hektar. Dari sumber data badan pusat statistik

jumlah penduduk yang berada diwilayah kerja tersebut adalah 27.539 jiwa, yang

terdiri dari 14.265 jiwa laki-laki dan 13.265 jiwa perempuan. Jumlah pasangan usia

subur 5.121 jiwa dan jumlah wanita usia subur 7.158 jiwa.

37
38

5.2 Hasil Penelitian


5.2.1 Analisa Univariat
5.2.1.1 Distribusi Frekuensi Kinerja Petugas Kesehatan
Distribusi frekuensi kinerja petugas kesehatan di puskesmas Kuta Alam

Banda Aceh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kinerja Petugas Kesehatan Di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2015

No Kinerja Petugas Kesehatan Frekuensi (F) Persentase (%)


.
1 Baik 28 65,1
2 Kurang Baik 15 34,9
Total 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 43 responden, 28 (65,1%)

responden memiliki kinerja yang baik dan selebihnya 15 (34,9%) responden memiliki

kinerja yang kurang baik.

5.2.1.2 Distribusi Frekuensi Perencanaan


Distribusi frekuensi perencanaan di puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Perencanaan Di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2015

No Perencanaan Frekuensi (F) Persentase (%)


.
1 Baik 16 37.2
2 Kurang Baik 27 62,8
Total 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
39

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 43 responden, 16 (37,2%)

responden menjawab perencanaan baik dan selebihnya 27 (62,8%) responden

menjawab perencanaan kurang baik.

5.2.1.3 Distribusi Frekuensi Pengorganisasian

Distribusi frekuensi pengorganisasian di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh

dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pengorganisasian Di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2015

No Pengorganisasian Frekuensi (F) Persentase (%)


.
1 Baik 28 65.1
2 Kurang Baik 15 34.9
Total 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 43 responden, 28 (65,1%)

responden menjawab pengorganisasian baik dan selebihnya 15 (34,9%) responden

menjawab pengorganisasian kurang baik.

5.2.1.4 Distribusi Frekuensi Penggerakan


Distribusi frekuensi penggerakan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Penggerakan Di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2015

No Penggerakan Frekuensi (F) Persentase (%)


.
1 Baik 22 51,2
2 Kurang Baik 21 48.8
Total 43 100
40

Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)


Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 43 responden, 22 (51,2%)

responden menjawab penggerakan baik dan selebihnya 21 (48,8%) responden

menjawab penggerakan kurang baik.

5.2.1.5 Distribusi Frekuensi Pengawasan

Distribusi frekuensi pengawasan di Puskesmas Kuta Alam Banda Aceh dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pengawasan Di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2015

No Pengawasan Frekuensi (F) Persentase (%)


.
1 Baik 29 67,4
2 Kurang Baik 14 32,6
Total 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 43 responden, 29 (67,4%)

responden menjawab pengawasan baik dan selebihnya 14 (32,6%) responden

menjawab pengawasan kurang baik


41

5.2.2 Analisa Bivariat

5.2.2.1 Hubungan Perencanaan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Hubungan perencanaan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.6
Hubungan Perencanaan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan Di Puskesmas Kuta Alam
Banda Aceh Tahun 2015

Kinerja petugas kesehatan Uji Statistik


No Perencanaan Kurang P-Value
Baik % % f % α
baik
1 Kurang baik 14 51.9 13 48.1 27 100
2 Baik 14 87.5 2 12.5 16 100
0,05 0.041
Total 28 65.1 15 34.9 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Dari Tabel 5.6 diketahui dari 27 responden,14 (51,9%) responden menjawab

perencanaan kurang baik tetapi kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 13

(48,1%) responden menjawab perencanaan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan

kurang baik. Selanjutnya dari 16 responden, 14 (87,5%) responden menjawab

perencanaan baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 2 (12,5%)

responden menjawab perencanaan baik dan kinerja petugas kesehatan kurang baik.

Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,041 artinya nilai P-Value ≤ α =

0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara perencanaan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh Tahun 2015.


42

5.2.2.2 Hubungan Pengorganisasian Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Hubungan pengorganisasian dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas

Kuta Alam Banda Aceh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.7
Hubungan Pengorganisasian Dengan Kinerja Petugas Kesehatan Di Puskesmas Kuta
Alam Banda Aceh Tahun 2015

Kinerja petugas kesehatan Uji Statistik


No Pengorganisasian Kurang P-Value
Baik % % F % α
baik
1 Kurang baik 6 40.0 9 60.0 15 100
2 Baik 22 78.6 6 21.4 28 100 0,05 0,028
Total 28 65.1 15 34.9 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Dari Tabel 5.7 diketahui dari 15 responden, 6 (40,0%) responden menjawab

pengorganisasian kurang baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 9

(60,0%) responden menjawab pengorganisasian kurang baik dan kinerja petugas

kesehatan kurang baik. Dan dari 28 responden, 22 (78,6%) responden menjawab

pengorganisasian baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 6 (21,4%)

responden menjawab pengorganisasian baik dan kinerja petugas kesehatan kurang

baik. Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,028 artinya nilai P-Value ≤ α

= 0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara pengorganisasian dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas

Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2016.


43

5.2.2.3 Hubungan Penggerakan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Hubungan penggerakan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.8
Hubungan Penggerakan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan Di Puskesmas Kuta
Alam Banda Aceh Tahun 2015

Kinerja petugas kesehatan Uji Statistik


No. Penggerakan Kurang P-Value
Baik % % f % α
baik
1 Kurang baik 10 47.6 11 52.4 21 100
2 Baik 18 81.8 4 18.2 22 100 0,05 0,042
Total 28 65.1 15 34.9 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Dari Tabel 5.8 diketahui dari 21 responden, 10 (47,6%) responden menjawab

pengerakan kurang baik dan kinerja petugas kesehatn baik selebihnya 11 (52,4%)

responden menjawab penggerakan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan kurang

baik. Dan selanjutnya dari 22 responden, 18 (81,8%) responden menjawab

penggerakan baik dan kinerja petugas kesehatn baik dan selebihnya 4 (18,2%)

responden menjawab penggerakan baik dan kinerja petugas kesehatn kurang baik.

Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,042 artinya nilai P-Value ≤ α =

0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara penggerakan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh Tahun 2015.


44

5.2.2.4 Hubungan Pengawasan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Hubungan pengawasan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.9
Hubungan Penggerakan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan Di Puskesmas Kuta
Alam Banda Aceh Tahun 2015

Kinerja petugas kesehatan Uji Statistik


No Pengawasan Kurang P-Value
Baik % % f % α
baik
1 Kurang baik 5 35.7 9 64.3 14 100
2 Baik 23 79.3 6 20.7 29 100 0,05 0,014
Total 28 65.1 15 34.9 43 100
Sumber : Data Primer (Diolah, 2016)
Dari Tabel 5.9 diketahui dari 14 responden, 5 (35.7%) responden menjawab

pengawasan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan baik selebihnya 9 (64.3%)

responden menjawab pengawasan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan kurang

baik. Dan selanjutnya dari 29 responden, 23 (79.3%) responden menjawab

pengawasan baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 6 (20.7%%)

responden menjawab pengawasan baik dan kinerja petugas kesehatan kurang baik.

Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,014 artinya nilai P-Value ≤ α =

0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara pengawasan dengan kinerja petugas kesehatan di puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh Tahun 2015.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Hubungan Perencanaan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan


45

Dari tabel 5.6 diketahui dari 27 responden,14 (51,9%) responden menjawab

perencanaan kurang baik tetapi kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 13

(48,1%) responden menjawab perencanaan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan

kurang baik. Selanjutnya dari 16 responden, 14 (87,5%) responden menjawab

perencanaan baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 2 (12,5%)

responden menjawab perencanaan baik dan kinerja petugas kesehatan kurang baik.

Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,041 artinya nilai P-Value ≤ α =

0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara perencanaan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh Tahun 2015.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Annisa Metta (2009) bahwa terdapat

hubungan antara perencanaan dengan kinerja keuangan perusahaan pengakusisi

sebelum dan sesuda manajer dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2008-2009 dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.029 < α = 0,05 yang

berarti Ho diterima.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Michael Hendrik Santoso (2014)

bahwa terdapat hubungan antara perencanaan dengan komitmen organisasional

denagn kepuasan kerja sebagai variabel intervening pada PT mitra Cimalati di

Cilacap dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.008 < α = 0,05 yang berarti Ho

diterima.

Penelitian ini sejalan dengan teori Siswanto (2005) yaitu Tujuan dari setiap

organisasi dalam proses perencanaan merupakan hal yang sangat penting karena

tujuan ini lah yang menjadi pegangan dalam aktifitas selanjutnya, tujuan yang ingin
46

direalisasikan tersebut harus tetap diperhatikan, dipedomani dan dijadikan bacaan

oleh setiap elemen organisasi, khususnya manajemen yang memegang kemudi

organisasi.

Penelitian ini sejalan denagn teori yang dikemukakan oleh Yayan Bahctiar

(2010) yaitu Perencanaan adalah merupakan inti kegiatan manejemen, karena semua

kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut. Dengan

perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau manajer untuk

menggunakan sumber daya manusia mereka secara berhasil guna berdaya guna

Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara perencanaan dengan kinerja

petugas kesehatan, karena apabila dalam sebuah instalasi kesehatan tidak adanya

suatu perencanaan maka akan terganggu terhadap kinerja para petugas kesehatan,

karena perencanaan adalah inti dari suatu kegiatan.

5.3.2 Hubungan Pengorganisasian Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Dari tabel 5.7 diketahui dari 15 responden, 6 (40,0%) responden menjawab

pengorganisasian kurang baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 9

(60,0%) responden menjawab pengorganisasian kurang baik dan kinerja petugas

kesehatan kurang baik. Dan dari 28 responden, 22 (78,6%) responden menjawab

pengorganisasian baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 6 (21,4%)

responden menjawab pengorganisasian baik dan kinerja petugas kesehatan kurang

baik. Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,028 artinya nilai P-Value ≤ α

= 0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara pengorganisasian dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas

Kuta Alam Banda Aceh Tahun 2016.


47

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hendrik Santoso (2014) bahwa

terdapat hubungan antara pengorganisasian dengan kinerja di PT Mitra Cimalati di

Cilacap dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.031 < α = 0,05 yang berarti Ho

diterima.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Pantja, Djati S bahwa terdapat

hubungan antara pengorganisasian dengan kompensasi komitmen organisasi dan

prestasi dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.000 < α = 0,05 yang berarti Ho

diterima.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikekukakan oleh Sulaiman (2009)

Pengorganisasian adalah serangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua

sumber daya yang dimiliki Puskesmas dan memanfaatkan secara efesien untuk

mencapai tujuan Puskesmas. Atas dasar pengertian tersebut, fungsi pengorganisasian

juga meliputi proses pengintegrasian sumber daya yang dimiliki Puskesmas.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Muninjaya (2004)

Penggorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-menggolongkan

dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan

wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pemimpin kepada staf dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.

5.3.3 Hubungan Penggerakan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Dari tabel 5.8 diketahui dari 21 responden, 10 (47,6%) responden menjawab

pengerakan kurang baik dan kinerja petugas kesehatn baik selebihnya 11 (52,4%)

responden menjawab penggerakan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan kurang

baik. Dan selanjutnya dari 22 responden, 18 (81,8%) responden menjawab


48

penggerakan baik dan kinerja petugas kesehatn baik dan selebihnya 4 (18,2%)

responden menjawab penggerakan baik dan kinerja petugas kesehatn kurang baik.

Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,042 artinya nilai P-Value ≤ α =

0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara penggerakan dengan kinerja petugas kesehatan di puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh Tahun 2015.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Manulang (2014) bahwa terdapat

hubungan antara penggerakan dengan manajemen mutu pelayaanan kesehatan pada

anak Rumah Sakit Islam Karawang dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.033

< α = 0,05 yang berarti Ho diterima.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Annisa Metta (2009) bahwa terdapat

hubungan antara penggerakan dengan kinerja keuangan perusahaan pengakusisi

sebelum dan sesuda manajer dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2008-2009 dengan uji chi square didapatkan nilai p = 0.002 < α = 0,05 yang

berarti Ho diterima.

Penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Effendi (2009)

Penggerakan dan Pelaksanaan Puskesmas adalah proses pembimbingan kepada staf

agar mereka mampu dan mau bekerja secara optimal menjalankan tugas-tugasnya

sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, serta dukungan sumber

daya yang tersedia. kepemimpinan yang efektif, pengembangan motivasi,

komunikasi, dan pengarahan membantu suksesnya pelaksanaan fungsi akt

Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukankan oleh Muhammad

Kurniawan Akbar (2010) Sesuai dengan sistem kesehatan nasional, upaya kesehatan
49

lenggarakan melalui upaya kesehatan puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan

upaya kesehatan. Puskesmas melalui fungsi sebagai fungsi sebagai pusat

pengembangan peran serata masyarakat, pusat pembinaan kesehatan masyarakat dan

pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam rangka membina petugas puskesmas

untrja sama dalam tim sehingga dapat melaksanakan fungsi puskesmas dengan baik,

telah dikembangkan lokakarya mini puskesmas. Lokakarya mini Puskesmas

merupakan suatu pertemuan antar petugas puskesmas dan petugas puskesmas dengan

sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerja sama tim, memantau

cakupan pelayanan puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu

agar dapat membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan

fungsi puskesmas ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1),

Penggerakan pelaksanaan (P2), dan pengawasan pengendalian penilaian (P3) maka

lokakarya mini puskesmas merupakan penerapan penggerakan pelaksana (P2).

Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara penggerakan dengan kinerja

petugas kesehatan, karena apabila tidak adanya penggerak di dalam suatu organisasi

kesehatan maka tidak akan terlaksana semua kegiatan yang ada di instalasi kesehatan

tersebut sehingga terganggungnya kinerja petugas kesehatan.

5.3.4 Hubungan Pengawasan Dengan Kinerja Petugas Kesehatan

Dari tabel 5.9 diketahui dari 14 responden, 5 (35.7%) responden menjawab

pengawasan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan baik selebihnya 9 (64.3%)

responden menjawab pengawasan kurang baik dan kinerja petugas kesehatan kurang

baik. Dan selanjutnya dari 29 responden, 23 (79.3%) responden menjawab

pengawasan baik dan kinerja petugas kesehatan baik dan selebihnya 6 (20.7%%)
50

responden menjawab pengawasan baik dan kinerja petugas kesehatan kurang baik.

Berdasarkan uji statistik dengan nilai P-Value = 0,014 artinya nilai P-Value ≤ α =

0,05 sehingga disimpulkan bahwa hipotesa kerja (ha) diterima, yang artinya ada

hubungan antara pengawasan dengan kinerja petugas kesehatan di Puskesmas Kuta

Alam Banda Aceh Tahun 2015.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Siswanto (2005) yang

menyatakan ada hubungan pengawasan dengan komunikasi dan lingkungan kerja

fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. BPR Sriatha Lestari Denpasar Bali

di peroleh nilai p – Value = 0,014.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Metta (2009) yang menyatakan

ada hubungan pengawasan dengan kinerja petugas di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008-2009 di peroleh nilai p – Value = 0,021.

Penelitian ini didukung oleh teori Ilyas (2012) Untuk kelancaran program

pelayanan kesehatan masyarakat perlu adanya pengawasan yang baik. Melalui

pengawasan maka pelaksanaan tugas kerja dapat dicegah terjadinya kesalahan atau

kesilapan. Misalnya dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan, jika petugas

kesehatan salah dalam pemeriksaan atau pelayanan obat kepada pasien, maka dengan

adanya pengawasan dapat diketahui tingkat kesalahan tersebut sehingga dengan

secepatnya dapat diperbaiki kearah yang lebih baik.

Penelitian ini juga sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh (William

Hendrik, 2006) Pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen sangat besar

pengaruhnya dalam merealisasikan tujuan-tujuan organisasi /perusahaan. Pengawasan

dapat dianggap sebagai aktifitas menemukan, menkoreksi terhadap setiap


51

penyimpangan dari yang direncanakan. Pengawasan penting untuk menghindari

terjadinya penyimpangan atau kegagalan dalam kegiatan suatu perusahaan.

Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan pengawasan dengan kinerja petugas

kesehatan, karena apabila tampa adanya pengawasan maka petugas akan lalai dalam

bekerja dan tidak dapat meningkatkan mutu pelayanan secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai