HASIL PENELITIAN
1. Data Geografi
Kota Jambi dengan luas wilayah ± 1.529 km2 dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Muaro Jambi
Pelayangan dan bagian dari Pusat Kota Jambi yang terletak di seberang
Tahtul Yaman terdiri dari daerah dataran rendah dan rawa-rawa, dimana pada
2. Data Demografi
berdasarkan data terakhir tahun 2007 adalah 14.555 jiwa yang tersebar di 6
43
2
Yaman antara lain tidak tamat SD sebanyak 715 orang, tamat SD-SLTP
sebanyak 972 orang dan tamat SLTA ke atas sebanyak 753 orang. Di wilayah
Tahtul Yaman Kota Jambi memiliki ruang lingkup sosial budaya yang sangat
pada umumnya adalah pedagang, wiraswasta, buruh, tani dan PNS dengan
4. Karakteristik Daerah
Tahtul Yaman sebagian besar berada di dekat sungai Batang Hari, dimana ada
adalah berasal dari keturunan Arab dan India serta dari keturunan suku Jawa,
Pembantu, 14 buah Posyandu, 4 buah Klinik KB, 10 buah UKS dan 1 buah
3
Mobil Pusling. Sarana untuk penyuluhan seperti film, poster dan leaflet
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tahtul Yaman
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi Tahun 2008
antara lain PHN, P2M yang terdiri dari TB, kusta, rabies, ISPA, diare dan
variabel yang diteliti. Adapun variabel yang diteliti antara lain perilaku ibu dalam
peran petugas.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Pemberian MP-ASI
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
2. Pengetahuan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
3. Motivasi
berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi di Wilayah Kerja
Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
pendamping ASI.
4. Peran Petugas
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Peran Petugas di Wilayah Kerja
Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
pemberian MP-ASI.
ASI pada bayi 3-6 bulan dapat dilihat pada tabel 4.6 :
Tabel 4.6
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan Perilaku Pemberian MP-ASI
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
Perilaku Pemberian
MP-ASI
Jumlah
Tidak p-value
No Pengetahuan Diberikan
diberikan
Jml % Jml % Jml %
1 Rendah 24 75,0 8 25,0 32 58,2 0,036
2 Tinggi 10 43,5 13 56,5 23 41,8
Total 34 61,8 21 38,2 55 100,0
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,036 (p < 0,05). Hasil uji
Tabel 4.7
Distribusi Responden Menurut Motivasi dan Perilaku pemberian MP-ASI
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
Perilaku Pemberian
MP-ASI
Jumlah
Tidak p-value
No Motivasi Diberikan
diberikan
Jml % Jml % Jml %
1 Negatif 23 79,3 6 20,7 29 52,7 0,011
2 Positif 11 42,3 15 57,7 26 47,3
Total 34 61,8 21 38,2 55 100,0
(MP-ASI).
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,011 (p < 0,05). Hasil uji
Tabel 4.8
Distribusi Responden Menurut Peran petugas dan Perilaku pemberian MP-ASI
di Wilayah Kerja Puskesmas Tahtul Yaman Kota Jambi Tahun 2009
Perilaku Pemberian
MP-ASI
Jumlah
Tidak p-value
No Peran petugas Diberikan
diberikan
Jml % Jml % Jml %
1 Kurang Baik 22 78,6 6 21,4 28 50,9 0,020
2 Baik 12 44,4 15 55,6 27 49,1
Total 34 61,8 21 38,2 55 100,0
Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,020 (p < 0,05). Hasil uji
ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara peran petugas dengan
BAB V
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
diteliti.
pada responden sehingga kualitas data sangat bergantung dari kerjasama dan
bulan
bayi 3-6 bulan. Dilihat dari uraian kuesioner diketahui bahwa responden
pemberian makanan pendamping ASI masih kurang baik, hal ini bertentangan
51
10
dengan teori bahwa makanan pendamping ASI diberikan pada bayi yang
diberi ASI ekslusif sampai usia 4 bulan tidak ada yang menderita gizi buruk
18,7% ibu-ibu yang dianjurkan oleh petugas kesehatan untuk memberi susu
kesehatan (76%) dimana 21% ibu melihat iklan susu formula di Rumah Sakit,
19,5% di praktek klinik swasta dan 19,5% di Puskesmas (Depkes RI, 2005:2).
memberikan makanan lain selain Air Susu Ibu (ASI), mereka mengatakan
jika tidak diberikan makanan lain seperti bubur, mereka takut anak tidak
menderita diare. Bayi yang mendapat susu botol 4 kali lebih banyak yang
menderita diare dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI. Infeksi umumnya
menurunkan kadar kalori tetapi juga kadar protein, sehingga kebutuhan bayi
11
akan kedua zat gizi utama tidak terpenuhi. Selain itu pemberian makanan
tambahan akan memberikan beban yang lebih berat bagi saluran pencernaan
dan ginjal bayi, lebih-lebih jika penggunaan makanan tidak sesuai dengan
petunjuk yang dibuat oleh pabrik yang membuatnya seperti susu sapi (Depkes
RI, 2007:42).
hari-hari pertama setelah kelahiran. Jenis makanan tersebut antara lain air
tajin, air kelapa, madu yang dapat membahayakan kesehatan bayi dan
sedini mungkin melalui isapan bayi pada payudara ibu, di samping masih
banyak ibu-ibu yang tidak memanfaatkan kolostrum (ASI yang keluar pada
hari-hari pertama), karena dianggap tidak baik untuk makanan bayi, susu basi
diberikan tidak tepat waktu (terlalu dini atau terlalu lambat) serta tidak
ASI sebelum bayi berusia 6 bulan. Serta dipengaruhi oleh motivasi responden
untuk memberikan makanan pendamping ASI pada bayi. Begitu juga dengan
untuk memberikan makanan pendamping ASI pada bayi usia di atas 6 bulan.
rendah tentang pemberian Makanan Pendamping ASI pada bayi 3-6 bulan,
dan hasil uji statistik menunjukkan p-value = 0,036 berarti ada hubungan
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (ASI) pada bayi 3-6 bulan.
akan lebih langgeng dari pada perilaku tidak didasari oleh pengetahuan
responden.
buruk dan gizi kurang sekaligus mempertahankan status gizi pada bayi dan
anak usia 12-24 bulan. Menurut Krisnaturi (2002 : 15) tujuan MP ASI adalah
untuk menambah energi atau zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak
13
pendamping ASI, hal ini kemungkinan karena masih minim ditemukan media
apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya. Untuk itu peningkatan
melakukan kunjungan berobat ke Puskesmas, pada ibu bersalin dan pada saat
negatif dalam memberikan MP-ASI pada bayi 3-6 bulan, dan hasil uji
yang mendapatkan ada hubungan yang bermakna antara motivasi ibu dengan
Sumedang Bandung.
pada bayi sampai berumur 6 bulan, saya merasa perlu memberikan ASI saja
Proses menyusui merupakan proses interaksi antara ibu dan bayi, yang
pertama dan mulai terjalin beberapa menit sesudah bayi dilahirkan. Karena
15
itu penting sekali bayi mulai disusui sedini mungkin, yaitu dalam waktu 30
menyusui. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu. Kemauan yang besar dan
oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI (Depkes RI,
2005:10).
juga rendah, hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan responden yang masih
kesehatan dapat juga dilakukan oleh tokoh masyarakat, tokoh agama dan
sebagainya.
16
peran petugas kurang baik, dan hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan
900 ibu di sekitar Jabotabek diperoleh fakta bahwa 70,4% ibu tidak pernah
informasi tentang ASI eksklusif dan MP-ASI serta didapatkan ada hubungan
yang bermakna antara peran petugas dengan perilaku ibu dalam memberikan
yang sering dinyatakan sebagai Pengganti Air Susu Ibu (PASI), sehingga
dewasa ini semakin banyak ibu bersalin memberikan sus botol yang
adalah petugas kesehatan. Bagi masyarakat yang masih awam seorang dokter
dan peran karier. Dalam mencegah timbulnya akibat dari pemberian makanan
pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi maka perawat berperan sebagai
pendamping ASI dan dampaknya pada bayi yang diberikan terlalu dini yaitu
< 6 bulan. Bayi yang diberikan susu selain ASI, mempunyai resiko 17 kali
lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan
terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI (WHO, 2000
Rumah Sakit bersalin dan Rumah Sakit bersalin yang belum mengupayakan
agar ibu bersalin mampu memberikan ASI kepada bayinya. 3) Belum semua
belum menjabarkan materi ASI dan menyusui secara rinci dan mendalam
digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan tersebut seperti leaflet, brosur
sebagai perawat.
19
BAB VI
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
perilaku pemberian MP-ASI pada bayi 3-6 bulan di Puskesmas Tahtul Yaman
Kota Jambi.
pemberian MP-ASI pada bayi 3-6 bulan di Puskesmas Tahtul Yaman Kota
Jambi.
perilaku pemberian MP-ASI pada bayi 3-6 bulan di Puskesmas Tahtul Yaman
Kota Jambi.
20
B. Saran 61
Agar menyediakan klinik konseling bagi ibu hamil sebagai tempat pemberian