Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP KELANCARAN BUANG

AIR BESAR PADA BAYI DI DESA PEMATANG SIMALUNGUN KEC.


SIANTAR KAB. SIMALUNGUN TAHUN 2022

SKRIPSI

OLEH

SITI CHOIRUM
NPM : 21.222.145

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


JALUR TRANSFER FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA
DELITUA TAHUN 2022
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan Di Desa Pematang Simalungun Kecamatan

Siantar Kabupaten Simalungun Tahun 2022.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari

responden berdasarkan usia bayi, jenis kelamin, dan berat badan bayi. Hal tersebut

diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari

responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Pengaruh Terapi Pijat Bayi

Terhadap Kelancaran Buang Air Besar Pada Bayi Di Desa Pematang

Simalungun Kec. Siantar Kab. Simalungun Tahun 2022

No Umur Frekuensi (f) Presentase (%)

1 0-4 bulan 2 20,0%


5-8 bulan 5 50,0%
9-12 bulan 3 30,0%
No Jenis kelamin (f) (%)
2 Laki-laki 4 40,0%
Perempuan 6 60,0%
No Berat badan bayi (f) (%)
3 <5000 2 20,0%
6000 7 70,0%
>7000 1 10,0%
Total 10 100,0%
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan diketahui 10 responden, sebagian

besar karakteristik responden pada umur bayi yaitu 5 orang (50,0%), responden jenis
kelamin perempuan yaitu 6 orang (60,0%), dan responden berat badan bayi 6000

yaitu 7 orang (70,0%).

4.3 Analisis Data

4.3.1 Hasil Analisis Univariat

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

presentase dari variabel-variabel penelitian. Kelancaran buang air besar dibagi

menjadi 3 kategori yaitu lancar, cukup dan kurang. Data disajikan dalam bentuk tabel

dan teks dibawah ini:

1. Rata-rata Kelancaran buang air besar sebelum (Pre-test) di lakukan terapi

pijat bayi

Tabel 4.2 Rata-Rata Kelancaran Buang Air Besar Sebelum (Pre-Test) Di

Lakukan Terapi Pijat Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec.

Siantar Kab. Simalungun Tahun 2022

Kelancaran N Std. Mean Min Max

Buang Air Deviation

Besar

Sebelum 10 0,87 2,30 1 3

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 10 responden, rata-rata

kelancaran buang air besar dilihat dari sebelum (Pre-test) bidan melakukan terapi

pijat bayi dengan nilai SD : 0,87 dan nilai minimal 3 dan maksimal 5.
2. Rata-rata Kelancaran buang air besar Sesudah (Post-Test) di lakukan terapi

pijat bayi

Tabel 4.3 Rata-Rata Kelancaran Buang Air Besar Sesudah (Post-Test) Di

Lakukan Terapi Pijat Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec.

Siantar Kab. Simalungun Tahun 2022

Kelancaran N Std. Mean Min Max

Buang Air Deviation

Besar

Sesudah 10 0,44 1,20 1 2

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 10 responden, rata-rata

kelancaran buang air besar dilihat dari sesudah (Post-test) bidan melakukan terapi

pijat bayi dengan nilai SD : 0,44 dan nilai minimal 1 dan maksimal 2.

4.3.2 Hasil Analisis Bivariat

Pengujian selanjutnya adalah analisis bivariat, analisis bivariat dilakukan

untuk mengidentifikasi hubungan antara dua variabel. Untuk melihat kelancaran

buang air besar pada bayi sebelum dan sesudah di lakukan pada kelompok responden

(Pre dan Post) menggunakan Uji Normality. Adapun hasil analisis bivariat dapat

dilihat tabel dibawah ini.


Tabel 4.4 Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Kelancaran Buang Air Besar

Pada Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab.

Simalungun Tahun 2022

Perlakuan N Mean Std. Deviation Pvalue

10 2,30 0,87
Pre
0,001

Post 10 1,20 0,44

Berdasarkan tabel 4.4 di peroleh hasil nilai rata-rata kelancaran buang air

besar sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat bayi, nilai sebelum dilakukan terapi

pijat bayi adalah 2,30 dan nilai sesudah dilakukan terapi pijat bayi 1,20 dengan

menggunakan uji statistic yaitu uji Paired t Test diperoleh p=0,001 (p<0,05) maka

terbukti bahwasannya ada Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Kelancaran Buang

Air Besar Pada Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab. Simalungun

Tahun 2022.
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Rata-Rata Kelancaran Buang Air Besar Sebelum (Pre-Test) Di Lakukan

Terapi Pijat Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab.

Simalungun Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 10 responden, rata-rata

kelancaran buang air besar dilihat dari sebelum (Pre-test) bidan melakukan terapi

pijat bayi dengan nilai SD : 0,87 dan nilai minimal 3 dan maksimal 5.

Aneka jenis makanan jadi dan makanan siap saji yang tersedia dan mudah

diperoleh, dapat memudahkan memilih variasi pangan sesuai dengan selera dan daya

beli masyarkat terutama pada daerah perkotaan. Asupan serat yang terlampau rendah

dalam waktu lama akan mempengaruhi kesehatan. Menurut Depkes RI tahun 2018,

rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia secara umum yaitu 10.5 g/hari.Nilai ini

hanya mencapai setengah dari kebutuhan serat yang dianjurkan. Nilai kebutuhan serat

yang dibutuhkan berdasarkan Angka Kecukupan Gizi untuk orang dewasa adalah 38

g/hari untuk laki-laki dan 30-32 hari untuk perempuan. Factor resiko asupan serat

yang rendah dapat menyebabkan masa feses berkurang dan sulit BAB (Lee dkk,

2018).

Beberapa factor yang mempengaruhi defekasi dan konsistensi feses pada bayi,

misalnya jenis susu (ASI - PASI), MP – ASI (konsistensi, berserat atau tidak), toilet

traning sebelum waktunya. Penelitian yang dilakukan oleh Mayriza (2016)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan serat dengan kejadian


konstipasi. Penelitian oleh Rochita (2011), terdapat hubungan antara ketidak

cukupan asupan serat makanan dengan konstipasi. Hal ini membuktikan bahwa

asupan serat makanan yang sesuai dengan kecukupan asupan serat perhari dapat

mengurangi resiko konstipasi.

5.1.2 Rata-Rata Kelancaran Buang Air Besar Sesudah (Post-Test) Di Lakukan

Terapi Pijat Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab.

Simalungun Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 10 responden, rata-rata

kelancaran buang air besar dilihat dari sesudah (Post-test) bidan melakukan terapi

pijat bayi dengan nilai SD : 0,44 dan nilai minimal 1 dan maksimal 2.

Menurut Muzal (2017) dari 16 anak yang dijadikan penelitian, terdapat anak

lakilaki 8 dan perempuan 8. Dari 16 anak tersebut sebagian diberikan terapi pijat dan

tidak diberikan terapi pijat. Terapi pijat diberikan pada anak dalam waktu 5 hari.

Hasil dari penelitian tersebut menjelaskan bahwa, frekuensi buang air besar anak

dengan konstipasi mengalami penurunan setelah diberikan terapi pijat. Jumlah anak

yang mengalami konstipasi berkurang lebih banyak pada kelompok yang mendapat

terapi pijat dibandingkan kelompok yang tidak mendapatkan terapi pijat. Anak yang

diberikan terapi pijat mengalami konsistensi padat dan lunak, sedangkan anak yang

tidak diberikan terapi pijat mengalami konsistensi keras. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa terapi pijat dapat membantu mendorong feses yang menumpuk diusus dan

memberikan efek anak untuk melakukan toileting.

Menurut Turan & Asti (2016) penerapan pijat perut sama efektifnya dengan

penggunaan agen farmakologis dan tidak memiliki efek samping lainnya. Pijat perut
dapat mempengaruhi otot-otot perut dan usus, dapat merangsang jaringan saraf perut

dan mengubah nada usus. Sehingga terapi pijat ini dapat mengurangi rasa sakit dan

ketidaknyamanan yang disebabkan oleh konstipasi. Dalam studi yang dilakukan oleh

Turan & Asti (2016) dengan kelompok tunggal (n = 15), gejala 11 anak yang

menerima pijat perut bisa buang air besar dengan frekuensi yang meningkat,

konsistensi feses menjadi lembek dan lunak, konstipasi dapat berkurang. Pijat perut

dapat mempengaruhi otot-otot perut dan usus, sehingga dapat merangsang saraf perut

dan feses dapat terdorong keluar dari rektum secara berlahan.

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Kelancaran Buang Air Besar Pada

Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab. Simalungun

Tahun 2022

Berdasarkan tabel 4.4 di peroleh hasil nilai rata-rata kelancaran buang air

besar sebelum dan sesudah dilakukan terapi pijat bayi, nilai sebelum dilakukan terapi

pijat bayi adalah 2,30 dan nilai sesudah dilakukan terapi pijat bayi 1,20 dengan

menggunakan uji statistic yaitu uji Paired t Test diperoleh p=0,001 (p<0,05) maka

terbukti bahwasannya ada Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Kelancaran Buang

Air Besar Pada Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab. Simalungun

Tahun 2022.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Hapsari tahun 2017. Hasil

uji analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan hasil uji wilcoxon didapatkan

p value <0,05 maka Ho ditolak Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara frekuensi BAB sebelum dan sesudah diberikan terapi pijat bayi atau
dapat dikatakan pijat bayi efektif untuk menurunkan frekuensi BAB pada anak diare.

Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata frekuensi BAB sebelum dilakukan terapi pijat

adalah 7,5 dan rata-rata frekuensi BAB setelah dilakukan terapi pijat menjadi 3,70.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Novianti tahun 2016 bahwa rata-

rata penurunan frekuensi BAB pada kelompok intervensi adalah 6,67 dengan standar

deviasi 0,488, dan pada kelompok kontrol memiliki rata-rata penurunan frekuensi

BAB 6,13 dengan standar deviasi 1,060. Analisis selanjutnya menunjukkan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok yang mendapat terapi pijat

dengan yang tidak mendapatkan terapi pijat dalam penurunan frekuensi BAB (p =

0,092 ; α=0,05).

Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling

populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan

sejak abad keabad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal

manusia diciptakan kedunia, mungkin karena pijat berhubungan sangat erat dengan

kehamilan dan proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat pertama yang dialami

manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir ibu

menurut (Cahyaningrum, 2016).

Pijatan pada tubuh diyakini dapat menstimulasi sirkulasi darah lokal.

Pembuluh darah pada daerah tubuh yang dipijat akan mengalami dilatasi dan aliran

darah pada daerah yang dipijat meningkat. Peningkatan aliran darah dapat dinilai

dengan membandingkan suhu dari daerah dalam pemijatan sebelum dan sesudah

dilakukan pemijatan (Kadim and Endyarni 2016). Berdasarkan teori tersebut,


diasumsikan bahwa dengan menstimulasi sirkulasi darah, maka dapat juga

melancarkan peredaran darah ke organ pencernaan.

Pijat dapat merangsang sistem saraf dan hormon. Pijatan merupakan

rangsangan taktil di permukaan kulit dan merangsang persarafan disekitarnya. Sel-sel

saraf akan bekerja memberikan informasi ke otak, sehingga otak dapat

menginstruksikan enzim ODC (ornithin decarboxylase) untuk meningkatkan

produksinya. Enzim tersebut bekerja untuk menjadi petunjuk bagi pertumbuhan sel

dan jaringan. Pertumbuhan sel dan jaringan bermanfaat untuk memperbaiki kondisi

pencernaan yang rusak akibat invasi mikroorganisme (Suranto, 2019)


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh Terapi

Pijat Bayi Terhadap Kelancaran Buang Air Besar Pada Bayi Di Desa Pematang

Simalungun Kec. Siantar Kab. Simalungun Tahun 2022, disimpulkan sebagai berikut:

1. Rata-rata kelancaran buang air besar dilihat dari sebelum (Pre-test) bidan

melakukan terapi pijat bayi dengan nilai SD : 0,87 dan nilai minimal 3 dan

maksimal 5.

2. Rata-rata kelancaran buang air besar dilihat dari sesudah (Post-test) bidan

melakukan terapi pijat bayi dengan nilai SD : 0,44 dan nilai minimal 1 dan

maksimal 2.

3. Nilai rata-rata kelancaran buang air besar sebelum dan sesudah dilakukan

terapi pijat bayi, nilai sebelum dilakukan terapi pijat bayi adalah 2,30 dan nilai

sesudah dilakukan terapi pijat bayi 1,20 dengan menggunakan uji statistic

yaitu uji Paired t Test diperoleh p=0,001 (p<0,05) maka terbukti bahwasannya

ada Pengaruh Terapi Pijat Bayi Terhadap Kelancaran Buang Air Besar Pada

Bayi Di Desa Pematang Simalungun Kec. Siantar Kab. Simalungun Tahun

2022.
6.2 Saran

6.2.1 Bagi pelayanan kesehatan

Di harapkan hasil penelitian ini tenaga kesehatan dalam penatalaksanaan

kelancaran buang air besar secara cepat guna mengurangi angka mortalitas dan

morbiditas yang disebabkan oleh kurangnya kelancaran buang air besar pada bayi

dengan memberikan pelatihan tentang Baby Massage kepada petugas kesehatan

supaya dapat menerapkan terapi komplementer kepada pasien untuk mempercepat

proses kelancaran buang aiar besar pada bayi dengan melakukan terapi pijat.

6.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai untuk meningkatkan mutu

pendidikan pengembangan ilmu kebidanan, khususnya dalam terapi komplementer

perlu diadakan atau disediakan laboratorium untuk keterampilan komplementer

6.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan bagi penelitian

berikutnya dan dapat mengembangkan dan meningkatkan penelitian ini baik dari segi

peningkatan jumlah populasi dan sampel penelitian, penambahan variabel penelitian

maupun metode penelitian.


OUTPUT SPSS
Frequencies
Statistics

usia bayi jenis kelamin berat badan bayi


N Valid 10 10 10
Missing 0 0 0
Mean 2,1000 1,6000 1,9000
Std. Error of Mean ,23333 ,16330 ,17951
Median 2,1250 a
1,6000 a
1,8889a
Mode 2,00 2,00 2,00
Std. Deviation ,73786 ,51640 ,56765
Variance ,544 ,267 ,322
Range 2,00 1,00 2,00
Minimum 1,00 1,00 1,00
Maximum 3,00 2,00 3,00
Sum 21,00 16,00 19,00
Percentiles 25 1,4286b 1,1000b 1,3333b
50 2,1250 1,6000 1,8889
75 2,7500 . 2,5000

Frequency Table
usia bayi
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 0-4 bulan 2 20,0 20,0 20,0
5-8 bulan 5 50,0 50,0 70,0
9-12 bulan 3 30,0 30,0 100,0
Total 10 100,0 100,0

jenis kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid laki-laki 4 40,0 40,0 40,0
perempuan 6 60,0 60,0 100,0
Total 10 100,0 100,0

berat badan bayi


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <5000 2 20,0 20,0 20,0
6000 7 70,0 70,0 90,0
>7000 1 10,0 10,0 100,0
Total 10 100,0 100,0

Frequencies

Statistics
pre test post test
N Valid 10 10
Missing 0 0
Mean 2,3000 1,2000
Std. Error of Mean ,26034 ,13333
Median 2,3750a 1,2000a
Mode 3,00 1,00
Std. Deviation ,82327 ,42164
Variance ,678 ,178
Range 2,00 1,00
Minimum 1,00 1,00
Maximum 3,00 2,00
Sum 23,00 12,00
Percentiles 25 1,6000b .b,c
50 2,3750 1,2000
75 3,0000 1,7000

Frequency Table

pre test
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid lancar 2 20,0 20,0 20,0
cukup 3 30,0 30,0 50,0
kurang 5 50,0 50,0 100,0
Total 10 100,0 100,0

post test
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid lancar 8 80,0 80,0 80,0
cukup 2 20,0 20,0 100,0
Total 10 100,0 100,0

T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 pre test 2,3000 10 ,82327 ,26034
post test 1,2000 10 ,42164 ,13333

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 pre test & post 10 ,448 ,194
test

Paired Samples Test


Paired Differences
95%
Confidence
Interval of
the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower
Pair 1 pre test - post 1,10000 ,73786 ,23333 ,57216
test

Paired Samples Test


Paired
Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 pre test - post test 1,62784 4,714 9 ,001

Explore
post test
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
post test N Percent N Percent N Percent
pre test lancar 8 100,0% 0 0,0% 8 100,0%
cukup 2 100,0% 0 0,0% 2 100,0%

Descriptives
post test Statistic Std. Error
pre test lancar Mean 2,1250 ,29505
95% Confidence Lower 1,4273
Interval for Mean Bound
Upper 2,8227
Bound
5% Trimmed Mean 2,1389
Median 2,0000
Variance ,696
Std. Deviation ,83452
Minimum 1,00
Maximum 3,00
Range 2,00
Interquartile Range 1,75
Skewness -,277 ,752
Kurtosis -1,392 1,481
cukup Mean 3,0000 ,00000
95% Confidence Lower 3,0000
Interval for Mean Bound
Upper 3,0000
Bound
5% Trimmed Mean 3,0000
Median 3,0000
Variance ,000
Std. Deviation ,00000
Minimum 3,00
Maximum 3,00
Range ,00
Interquartile Range ,00
Skewness . .
Kurtosis . .

Percentiles
Percentiles
post test 5 10 25 50
Weighted pre test lancar 1,0000 1,0000 1,2500 2,0000
Average(Definition 1) cukup 3,0000 3,0000 3,0000 3,0000
Tukey's Hinges pre test lancar 1,5000 2,0000
cukup 3,0000 3,0000

Percentiles
Percentiles
post test 75 90 95
Weighted pre test lancar 3,0000 . .
Average(Definition 1) cukup 3,0000 3,0000 3,0000
Tukey's Hinges pre test lancar 3,0000
cukup 3,0000

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
post test Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pre test lancar ,228 8 ,200* ,835 8 ,067
cukup . 2 .

pre test

Stem-and-Leaf Plots

pre test Stem-and-Leaf Plot for


VAR00005= lancar

Frequency Stem & Leaf

2,00 1 . 00
3,00 2 . 000
3,00 3 . 000

Stem width: 1,00


Each leaf: 1 case(s)

pre test Stem-and-Leaf Plot for


VAR00005= cukup

Frequency Stem & Leaf


2,00 0 . 33

Stem width: 10,00


Each leaf: 1 case(s)

Normal Q-Q Plots


Detrended Normal Q-Q Plots

Anda mungkin juga menyukai