Anda di halaman 1dari 11

EFEKTIFITAS PEMBERIAN JAHE UNTUK MENGURANGI MUAL DAN MUNTAH PADA

KEHAMILAN MUDA DI PUSKESMAS LABBO KABUPATEN BANTAENG

ALFIAH SYAHRANI MUTMAINNAH


BK. 2010217

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ILMU KEBIDANAN
MAKASSAR
2021
ABSTRAK Program Studi Diploma IV Kebidanan
STIKES Graha Edukasi Makassar
Skripsi, Desember 2021
 
Alfiah Syahrani Mutmainnah : BK 2010217
“Efektifitas Pemberian Jahe Untuk Mengurangi Mual Dan Muntah Pada Kehamilan Muda Di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng”.
Dibimbing Oleh Nurhikmah
(xi + 51 halaman + 7 tabel + 4 Lampiran).

Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG, penurunan tonus otot-otot traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus mengalami
penurunan kemampuan bergerak. Peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen yang dapat
merangsang mual dan muntah.
Penelitian dilaksanakan bulan November 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di poli KIA Puskesmas Labbo Kabupaten
Bantaeng sebanyak 188 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di poli KIA sebanyak 32 orang dimana 16 orang kelompok
intervensi dan 16 orang kelompok kontrol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 responden kelompok intervensi yang dijadikan sampel, sebelum diberikan jahe, yang mengalami mual muntah
normal (≤3 kali) sebanyak 3 orang (18,8%) dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 13 orang (81,2%). Sedangkan setelah diberikan jahe, yang mengalami mual
muntah normal (≤3 kali) sebanyak 14 orang (87,5%) dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 2 orang (12,5%). Sedangkan 16 responden kelompok kontrol yang
dijadikan sampel, pada pengukuran pertama, yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 1 orang (6,2%) dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 15
orang (93,8%). Sedangkan pada pengukuran kedua, yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 5 orang (31,2%) dan tidak normal (>3 kali)
sebanyak 11 orang (68,8%). Terdapat efektivitas pemberian jahe dalam mengurangi mual muntah pada kehamilan muda
Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan tambahan informasi tentang cara mengatasi mual muntah dalam memberikan asuhan kebidanan
salah satunya dengan memberikan inhalasi jeruk purut dan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan melalui konseling atau penyebarkan leaflet khusunya untuk
ibu hamil dalam pencegahan mual muntah
 
Daftar Pustaka : 19 literatur (2017 - 2019).
Kata Kunci : Pemberian Jahe, Mual Muntah
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden
Di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng
Tahun 2021

Karakteristik
f (%)
Responden
Umur    
<20 Tahun 3 9,4
20-35 Tahun 27 84,4
>35 Tahun 2 6,2
Pendidikan    
SD 3 9,4
SMP 4 12,5
SMA 19 59,4
Perguruan Tinggi 6 18,8
Pekerjaan    
IRT 30 93,8
Honorer 2 6,2
Total 32 100,0
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 32 orang yang dijadikan sebagai
sampel, responden dengan umur <20 tahun sebanyak 3 orang (9,4%), umur
20-35 tahun sebanyak 27 orang (84,4%) dan umur >35 tahun sebanyak 2
orang (6,2%). Sedangkan yang berpendidikan SD sebanyak 3 orang (9,4%),
SMP sebanyak 4 orang (12,5%), SMA sebanyak 19 orang (59,4%) dan
perguruan tinggi sebanyak 6 orang (18,8%) dan yang bekerja sebagai IRT
sebanyak 30 orang (93,8%) dan wiraswasta sebanyak 2 orang (6,2%)
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Frekuensi Mual Muntah Pada Kehamilan Muda
Di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng
Tahun 2021

Pretest Posttest
Mual Muntah
n % n %
Normal 3 18,8 14 87,5
Tidak Normal 13 81,2 2 12,5
Jumlah 16 100 16 100

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 16 responden kelompok


intervensi yang dijadikan sampel, sebelum diberikan jahe, yang mengalami
mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 3 orang (18,8%) dan tidak normal (>3
kali) sebanyak 13 orang (81,2%). Sedangkan setelah diberikan jahe, yang
mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 14 orang (87,5%) dan
tidak normal (>3 kali) sebanyak 2 orang (12,5%).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Frekuensi Mual Muntah Pada Kehamilan Muda
Di Puskesmas Labbo Kabupaten Bantaeng
Tahun 2021

Pretest Posttest
Mual Muntah
n % n %
Normal 1 6,2 5 31,
2
Tidak Normal 15 93,8 11 68,
8
Jumlah 16 100 16 10
0

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 16 responden


kelompok kontrol yang dijadikan sampel, pada pengukuran pertama,
yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 1 orang
(6,2%) dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 15 orang (93,8%).
Sedangkan pada pengukuran kedua, yang mengalami mual muntah
normal (≤3 kali) sebanyak 5 orang (31,2%) dan tidak normal (>3 kali)
sebanyak 11 orang (68,8%).
Tabel 5.4
Uji Normalitas Pemberian Jahe Untuk Mengurangi Mual Dan
Muntah Pada Kehamilan Muda Di Puskesmas Labbo
Kabupaten Bantaeng
Tahun 2021

Shapiro-Wilk
Pemberian Jahe
Statistic df Sig
Mual Intervensi .638 32 .073
Muntah Kontrol .737 32 .069

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan setelah menggunakan uji


normalitas data dengan Shapiro-Wilk maka diperoleh nilai signifikan
kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,073 dan kelompok kontrol
diperoleh nilai p=0,069 sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi
normal sehingga digunakan uji Independent Sampel T Test
Tabel 5.5
Efektifitas Pemberian Jahe Untuk Mengurangi Mual Dan
Muntah Pada Kehamilan Muda Di Puskesmas Labbo
Kabupaten Bantaeng
Tahun 2021

Pemberian Jahe Untuk Mengurangi


Mual Dan Muntah Pada Kehamilan N Mean SD α=0,05
Muda

Intervensi 16 1,31 0.479


p=0,000
Kontrol 16 2,94 0.250

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa kelompok intervensi setelah diberikan jahe,


rata-rata memiliki frekuensi mual muntah 1,31 kali dalam sehari Sedangkan
kelompok kontrol rata-rata memiliki frekuensi mual muntah 2,94 kali dalam
sehari. Dengan menggunakan uji Independent Sampel T Test didapatkan nilai
t=12,036 dan nilai ρ=0,000 <dari α=0,05, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pemberian jahe
dalam mengurangi mual muntah pada kehamilan muda
Kesimpulan
1.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 responden kelompok intervensi yang dijadikan sampel, sebelum diberikan
jahe, yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 3 orang (18,8%) dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 13 orang
(81,2%). Sedangkan setelah diberikan jahe, yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 14 orang (87,5%) dan
tidak normal (>3 kali) sebanyak 2 orang (12,5%).
2.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 responden kelompok kontrol yang dijadikan sampel, pada pengukuran
pertama, yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 1 orang (6,2%) dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 15
orang (93,8%). Sedangkan pada pengukuran kedua, yang mengalami mual muntah normal (≤3 kali) sebanyak 5 orang (31,2%)
dan tidak normal (>3 kali) sebanyak 11 orang (68,8%)
3.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat efektivitas pemberian jahe dalam mengurangi mual muntah pada kehamilan
muda
Saran
1.Disarankan kepada petugas kesehatan agar dapat memberikan tambahan informasi tentang cara mengatasi mual
muntah dalam memberikan asuhan kebidanan salah satunya dengan memberikan inhalasi jeruk purut dan dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan melalui konseling atau penyebarkan leaflet khusunya untuk ibu hamil dalam
pencegahan mual muntah
2.Disarankan kepada ibu hamil agar perlu ditingkatkan pemberian informasi kepada ibu hamil yang mengalami
mual muntah mengenai jenis terapi pelengkap non farmakologi salah satunya dengan pemberian jahe dan
diperdalam lagi tentang intervensi pemberian terapi pelengkap non farmakologi yang bermanfaat mengurangi mual
muntah selama kehamilan
3.Disarankan kepada peneliti selanjutnya meneliti dengan menggunakan variabel dan metode penelitian yang lain
untuk mengembangkan penelitian ini
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai