anny _r o s i ana@y ah o o. c o m
ABSTRAK
Latar Belakang : Risiko penularan TB setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of
Tuberculosis Infection (ARTD yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama
satu tahun sebesar 1%o. Pencegahan penularan dengan cara perilaku membuang dahak tidak
disembarang tempat. Kekuatan pikiran akan meningkatkan konsentrasi pada sesuatu. Jika
pikiran, konsentrasi dan perasaan bersifat positif maka akan melahirkan perilaku positif yaitu
tidak membuang dahak sembarangan. Tujuan Peneitian : untuk mengetahui pengaruh terapi
berpikir positif terhadap perilaku membuang dahak pada pasien tuberkulosis di Puskesmas
Gribig Kabupaten Kudus.
Desain penelitian adalah quasy experiment dengan pendekatan cohort. Pengambilan sample
menggunakan purposive sompling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 38 orang.
Uji yang digunakan menggunakan wilcoxon dar, instrument penelitian adalah kuesioner dan
buku kerja terapi berpikir positif.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p value sebesar 0,001 < p value
0,C5 pada kelompok perlakuan. Hal tersebut berarti ada pengaruh antara terapi berpikir positif
terhadap perilaku membuang dahak pada pasien tuberkulosis.
di Kecamatan Gebog
0,6. Jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 16 orang (53,3 %)
yang khususnya di wilayah kerja dengan p value 0,007 (p:0,05). Hal ini
Puskesmas Gribig Kecamatan Gebog menunjukkan adanya hubungan arfiara
Kabupaten Kudus merupakan tingkat perilaku membuang dahak dengan
kejadian TB yang tertinggi yaitu 28 laki- kesembuhan pasien TB (Munir oh, 2012).
laki dan 19 perempuan dengan total pasien Dalam penelitian sebelumnya yang
kasus baru sebanyak 47 pasien dengan dilakukan oleh Dwitantyanov, dkk tahun
Tuberkulosis (Profil Kesehatan Kabupaten 2010. Tentang Pengaruh pelatihan berpikir
Kudus tahun 2011). positif pada efikasi diri akademik
Pada waktu batuk atau bersin, pasien mahasiswa (Studi eksperimen pada
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk mahasiswa Fakultas Psikologi TINDIP
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali Semarang), diteirukan bahwa setelair'
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 dilakukan pelatihan berpikir positif
percikan dahak. Risiko penularan setiap mahasiswa berubah perilaku dengan
tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk indikasi terjadinya efektivitas dalam
of Tuberculosis Infection (ARTI) yairu belajar, misalnya kematangan, kondisi
proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi kesehatan fisik serta psikologis. Dalam
TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1olo, penelitian tersebut diperoleh bahwa pada
berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 kelompok eksperimen terdapat peningkatan
penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di skor sebesar 17 ,62 dan p : 0,000 (p < 0,05).
Responden
Usia <20 a
J 7,9
20-45 2l 55?
>45 I4 36,8
SD SMP
SMA
22 57,9
11 ?
9
+ 10,5
Petani 8 21,1
Swasta 8 2l,l
IRT
Pelajar 5 T3,2
a
J 7,9
Total 38 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa bahwa responden (57,9 yo), dan paling sedikit
sebagian besar umur penderita tuberkulosis tidak tamat SD sejumlah 3 responden (7,9
adalah 20 - 45 tahun dengan jumlah 21 yo), sebagian besar pekerjaan penderita
responden (55,3yo), dan paling sedikit umur tuberkulosis adalah Buruh dengan jumlah
>45 tahun sejumlah 14 responden (36,8 Yo), 14 responden (36,8 Yo), dan paling sedikit
sebagian besar pendidikan Penderita pelajar sejumlah 3 responden (7,9 Yo).
Tuberkulosis adalah SD dengan jumlah 22
Tabel 2 distribusi frekuensi perilaku membuang dahak sebelum dilakukan terapi
perilaku membuang dahak pada pasien dapat diraihnya apabila mau mengarahkan