Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TERAPI BERPIKIR POSITIF TERHADAP PERILAKU

MEMBUANG DAHAK PADA PASIEN TUBERKULOSIS

Anny Rosiana Masithoh


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Kudus

anny _r o s i ana@y ah o o. c o m

ABSTRAK
Latar Belakang : Risiko penularan TB setiap tahunnya ditunjukkan dengan Annual Risk of
Tuberculosis Infection (ARTD yaitu proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi TB selama
satu tahun sebesar 1%o. Pencegahan penularan dengan cara perilaku membuang dahak tidak
disembarang tempat. Kekuatan pikiran akan meningkatkan konsentrasi pada sesuatu. Jika
pikiran, konsentrasi dan perasaan bersifat positif maka akan melahirkan perilaku positif yaitu
tidak membuang dahak sembarangan. Tujuan Peneitian : untuk mengetahui pengaruh terapi
berpikir positif terhadap perilaku membuang dahak pada pasien tuberkulosis di Puskesmas
Gribig Kabupaten Kudus.
Desain penelitian adalah quasy experiment dengan pendekatan cohort. Pengambilan sample
menggunakan purposive sompling. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 38 orang.
Uji yang digunakan menggunakan wilcoxon dar, instrument penelitian adalah kuesioner dan
buku kerja terapi berpikir positif.
Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil uji wilcoxon didapatkan p value sebesar 0,001 < p value
0,C5 pada kelompok perlakuan. Hal tersebut berarti ada pengaruh antara terapi berpikir positif
terhadap perilaku membuang dahak pada pasien tuberkulosis.

Kata Kunci : Perilaku membuang dahak, Terapi berpikir positif, Tuberkulosis.

Pengaruh rerapi Berpikir Positif rerhadap Perilaku...Anny Rosiana Masithoh 26


Pendahuluan Indonesia bervariasi arfiara 1-3%. Sekitar
World Health Organizatioru (WHO) telah l}Yo yang terinfeksi TB akan menjadi sakit
TB sebagai Global Health
mencanangkan TB. Dengan ARTI l%o, diperkirakan
Emergency (Rouillon, 2010). WHO diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi
memperkirakan bahwa jumlah seluruh 1000 terinfeksi TB dan I}Yo diantaranya
kasus di dunia akan meningkat dari 7,5 juta (100 orang) akan menjadi sakit TB setiap
pada tahun 1990 menjadi lA,2 juta pada tahun. Sekitar 50 diantaranya adalah pasien
tahun 2000, sedangkan jumlah kematian TB BTA positif (Depkes, 2006).
akan meningkat seluruhnya dari 2,5 juta Dalam penelitian yang dilalcukan oleh Nuha
menjadi 3,5 juta (Crofton, 2002). Muniroh tahun 2012 yang dilakukan di
Angka insiden kasus TB di Kabupaten Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang
Kudus per 100.000 penduduk adalah 67,7 Semarang Barat ditemukan bahwa perilaku
dan kematian per 100.000 penduduk adalah buang dahak buruk pada pasien

di Kecamatan Gebog
0,6. Jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 16 orang (53,3 %)
yang khususnya di wilayah kerja dengan p value 0,007 (p:0,05). Hal ini
Puskesmas Gribig Kecamatan Gebog menunjukkan adanya hubungan arfiara
Kabupaten Kudus merupakan tingkat perilaku membuang dahak dengan
kejadian TB yang tertinggi yaitu 28 laki- kesembuhan pasien TB (Munir oh, 2012).
laki dan 19 perempuan dengan total pasien Dalam penelitian sebelumnya yang
kasus baru sebanyak 47 pasien dengan dilakukan oleh Dwitantyanov, dkk tahun
Tuberkulosis (Profil Kesehatan Kabupaten 2010. Tentang Pengaruh pelatihan berpikir
Kudus tahun 2011). positif pada efikasi diri akademik
Pada waktu batuk atau bersin, pasien mahasiswa (Studi eksperimen pada
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk mahasiswa Fakultas Psikologi TINDIP
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali Semarang), diteirukan bahwa setelair'
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 dilakukan pelatihan berpikir positif
percikan dahak. Risiko penularan setiap mahasiswa berubah perilaku dengan
tahunnya di tunjukkan dengan Annual Risk indikasi terjadinya efektivitas dalam
of Tuberculosis Infection (ARTI) yairu belajar, misalnya kematangan, kondisi
proporsi penduduk yang berisiko terinfeksi kesehatan fisik serta psikologis. Dalam
TB selama satu tahun. ARTI sebesar 1olo, penelitian tersebut diperoleh bahwa pada
berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 kelompok eksperimen terdapat peningkatan
penduduk terinfeksi setiap tahun. ARTI di skor sebesar 17 ,62 dan p : 0,000 (p < 0,05).

|iKK Vol. 5. No. 3 Agustus 201,4 :26-34


Pada kelompok kontrol terlihat tidak ada Gribig dan bersedia berpartisipasi. Kriteria
perbedaan skor yang signifikan (p > 0,05). eksklusi adalah pasien TB yang
Metode mengundurkan diri saat terapi dan
Jenis penelitian quasy experiment dengan mengalami perburukan kondisi saat terapi.
menggunakan bentuk rancangan equivalent Penelitian ini menggunakan kuesioner
control group pre test - post /esl. Teknik untuk mengetahui perilaku membuang
samplingnya secara Non Probability dahak serta menggunakan buku kerja terapi

Sampling (Purposive Sampling). Penelitian berpikir positif.


ini dilakukan selama 7 hari, yaitu pada
tanggal l hingga 7 Juni 2Al3. Hasil
Populasi dalam penelitian ini adalah Penelitian ini membuktikan dan menjawab
penderita TB di Puskesmas Gribig pada pertanyaan penelitian yang dianjurkan
tahun 2012 sejumlah 47 pasien. Sampel bahwa apakah ada pengaruh terapi berpikir
penelitian ini adalah pasien TB di positif terhadap perilaku membuang dahak
Puskesmas Gribig dengan menggunakan pada pasien Tuberkulosis di Puskesinas

rumus sampel berpasangan didapatkan 19 Gribig Kabupaten Kudus. Dari penelitian


responden kelompok perlakuan dan 19 yang dilakukan didapatkan hasil sebagai

responden kelompok kontrol. Kriterian berikut:


inklusi adalah penderita TB di Puskesmas

Tabel 1 Distfibusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden


Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)

Responden

Usia <20 a
J 7,9

20-45 2l 55?
>45 I4 36,8

Pendidikan TIDAK TMT SD 7,9

SD SMP
SMA

22 57,9
11 ?
9

+ 10,5

Pengaruh Terapi Berpikir Positif Terhadap Perilaku...Anny Rosiana Masithoh 28


Pekerjaan Buruh t4 36,8

Petani 8 21,1

Swasta 8 2l,l
IRT
Pelajar 5 T3,2
a
J 7,9
Total 38 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa bahwa responden (57,9 yo), dan paling sedikit
sebagian besar umur penderita tuberkulosis tidak tamat SD sejumlah 3 responden (7,9
adalah 20 - 45 tahun dengan jumlah 21 yo), sebagian besar pekerjaan penderita
responden (55,3yo), dan paling sedikit umur tuberkulosis adalah Buruh dengan jumlah
>45 tahun sejumlah 14 responden (36,8 Yo), 14 responden (36,8 Yo), dan paling sedikit
sebagian besar pendidikan Penderita pelajar sejumlah 3 responden (7,9 Yo).
Tuberkulosis adalah SD dengan jumlah 22
Tabel 2 distribusi frekuensi perilaku membuang dahak sebelum dilakukan terapi

Katesori Baik Total Prosentase (Yo)


Perlaku-an, 8 (42,1) 11 (57,9) le (100)
Kontrol 4 (21,1) 15 (78,9) re (100)

Tabel 2 menunjukkan bahwa perilaku tuberkulosis _ dalam kelompok perlakuan


membuang dahak frekuensi perilaku baik adalah frekuensi perilaku baik sejumlah 8
sejumlah 4 orang (21,1yo), dan perilaku orang (42,lZo),danperilakuburuk ll orarfg-
buruk 15 orang (78,9 %).iada pasien (57,g%).Dan dalam kelompok kontrol.

Tabel 3 distribusi frekuensi perilaku membuang dahak setelah dilakukan terapi

Kateqori Baik Buruk Total Prosentase (%)


Perlakuan 15 (78,9) 4 (21,1) 1e (100)

Kontrol 4 (21,1) 15 (78,9) 1e (100)

JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus 201.4 :26-34 29


abel 3 menunjukkan bahwa perilaku frekuensi perilaku baik sejumlah 4 orang
membuang dahak pada pasien tuberkulosis (2I,lyo), dan perilaku buruk 15 orang(78,9
dalam kelompok . perlakuan adalah %).
orang Tabel 4 distribusi frekuensi responden
frekuensi perilaku baik sejumlah 15
(78,904), dan perilaku buruk 4 orang pengaruh terapi berpikir positif terhadap
(21,1%). Dan dalam kelompok kontrol perilaku membuang dahak
Variable Perbandingan Perilaku Sebelum Total
' dan Sesudah

rendah Tetap meningkat


%N % n%
Perlakuan 0 31,5 13 69,5 l9 100 0,001
Kontrol 5, i5 78,9 3 15,9 t9 r00 a317
a
J

Tabel 4 diatas maka diperoleh gambaran Berdasarkan uji statistic (Wilcoxon)


pengaruh terapi berpikir positif terhadap diperoleh nilai p:0,001 (p<0,05) pada
perilaku membuang dahak pada pasien kelompok perlakuan dan p:0,317 (p>0,05)
tuberkulosis di Puskesmas Gribig Kudus pada kelompok kontrol, maka dapat
adalah pada kelompok perlakuan terdapat 0 disimpulkan bahwa Ha diterirrra dan Ho
(0%) pasien yang mengalami penumnan ditolak, jadi ada Pengaruh Terapi Berpikir
perilaku membuang dahak, 6 (3I,5Yo) Positif dengan Perilaku Membuang Dahak
pasien yang sama atau tetap perilaku pada Pasien Tuberkulosis di Puskesmas
membuang dahaknya, serta 13 (68,5yo) Gribig Kudus.
pasien yang mengalami peningkatan
perilaku membuang dahak.- Sedangkan pada Pembahasan
kelompok kontrol terdapat 1 (5,3%) pasien Perilaku membuang dahak sebelum terapi
yang mengalami penurunan perilaku berpikir positif
membuang dahak, 15 (78,9%) pasien yang Dalam penelitian yang dilakukan Perriwi
sama atau tetap perilaku membuang dkk, 2072, melalui analisis kebiasaan
dahaknya, serta 3 (15,8%) pasien yang membuang dahak yaitu di luar tubuh
mengalami peningkatan perilaku manusia, kuman Mycobacterium
membuang dahak. tuberkulosis hidup baik pada lingkungan

Pengaruh rerapi Berpikir Positif rerhadap Perilaku...Anny Rosiana Masithoh 30


yang lembab akan tetapi tidak tahan lubang pembuangan air mengalir atau
terhadap sinar matahari. Hal ini terkait dengan mengubumya di tanah (Muniroh,
dengan keadaan dilingkungan responden 2012).
yang rumahnya berdempetan, Perilaku membuang dahak setelah terapi
masyarakatnyatidak menerapkan praktik berpikir positif
kesehatan yang baik, maka responden Peneliti melihat bahwa sebelum dilakukan
tersebut kemungkinan tertular sangat tinggi. penelitian dalam kelompok perlakuan
Dan sebenarnya. masyarakat sudah tahu maupun kontrol, beberapa responden
tentang gejala, tanda, dan cara penularan memang sudah memiliki perilaku baik
penyakit TB Paru dari kader kesehatan dan dalam mambuang dahak, tetapi banyak
petugas kesehatan, namun karakteristik diantaranya memang tidak membuang
individu yang membuat masyarakat hanya dahak secara benar. Setelah dilakukan
sebatas tahu dan mengerti saja bukan terapi berpikir positif menunjukkan
menerapkan secara langsung. Keadaan ini perubahan yang cukup banyak dari
dapat dibuktikan bahwa perilaku buruk kelompok perlakuan yaitu perilaku
membuang dahak pada kelompok perlakuan membuang dahak yang menjadi baik
sejumlah 11 orang (57,9%). Dan dalam sebanyak 15 orang (78,9%). Sedangkan
kelompok kontrol fi'ekuensi perilaku buruk dalam kelompok kontrol tidak terdapat
15 orang (78,9 %). perubahan yang cukup banyak tentang hal
Cara membuang dahak yang benar adalah itu yaitu sebanyak 4 orang (21,1%).
penderita tidak meludah di lantai atau Pada penelitian ini, pada kelompok
disembarang tempat, agar kuman tidak perlakuan dan kontrol sama-sama dilakukan
menyebar dan menular ke orang lain, pendidikan kesehatan sebelum dilakukan
penderita harus menutup mulut dengan sapu ini dilakukan agar mengikuti
terapi. Hal
tangan, bila batuk atau begsin, setiap etika penelitian sekaligus untuk
membuang dahak sebaiknya pada kaleng. membandingkan efek dari terapi berpikir
kaleng untuk dahak berisi cairan positif yang lebih signifikan. selain itu
desinfektan minimal 113 dari isi kaleng pendidikan kesehatan diperlukan untuk
(cairan berupa lisol atau karbol), kaleng mengetahui seberapa jauh kemampuan atau
harus memiliki tutup yang rapat dan tidak pengetahuan dZrri responden tentang
mudah tumpah, kaleng harus dibersihkan penyakit tuberkulosis.
dengan air sabun, bersihkan kaleng setiap 2 Perbandingan terapi berpikir positif
atau 3 kali sehari dengan menyiramkan ke

JIKK Vol. 5. lJo. 3 Agustus 2A1-4 :26-34 31


Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada membuat individu cenderung berperasaan
pengaruh terapi berpikir positif dengan positif serta memandang tujuan tertentu

perilaku membuang dahak pada pasien dapat diraihnya apabila mau mengarahkan

tuberkulosis di Puskesmas Gribig Kudus. dan memotivasi dirinva sendiri untuk


Berpikir positif merupakan suatu proses mencapai harapan.

kegiatan yang mencakup interaksi dan kerja


otak dari suatu rangkaian pikiran atau Kesimpulan
persepsi yang merupakan satu cara penting Ada pengaruh terapi berpikir positif
terhadap kebahagiaan seseorang karena terhadap perilaku membuang dahak pada
pikiran positif mendorong seseorang pasien tuberkulosis di Puskesmas Gribig
menanggapi atau bersikap kritis terhadap Kudus dengan nilai p value sebesar 0.001 <
setiap masalah yang dihadapi dengan jernih o 0,05 pada kelompok perlakuan.
(Elfiky,2009). Daftar Pustaka
Terapi berpikir positif adalah terapi yang
digunakan untuk merubah suatu pikiran Alimul Hidayat, A. A2i2.2008, Pengantar
negatif menjadi sebuah pikiran positif yang Konsep Dasar Keperawatan,

digunakan untuk meningkatkan kualitas Jakarta: Salemba Medika.


perilaku pasien menjadi lebih baik. Terapi Arikunto, Suharsimi. 20A6. Prosedur
berpikir positif bertujuan untuk merubah Penelitian Suatu Pendekatan
pikiran negatif, memberikan ketenangan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
pada diri, merubah perilaku menjadi lebik Crofton, J., Horne, N., dan Miller, F.,2002.
baik, menghargai diri sendiri dan orang lain Tuberkulosis Klinis. alih bahasa,

(Elfiky,2A09)- Muherrnan Harun, - [et al]. Ed. 2.

Hasil penelitian ini didukung oleh Jakarta : Widya Medika.


penelitian yang dilakukan oleh Depkes RI. 2A02. Pedoman Nasional
Dwitantyanov (2010) dengan judul Penanggulangan Tuberkulosis.
"pengaruh pemberian pelatihan berpikir Jakarta: Depkes
positif terhadap efikasi diri akademik pada Dinas Kesehatan Jarva Tengah,2011. Pro/il
mahasiswa Universitas Diponegoro". Jawa Tengah
Kesehatan Tahun

Menyatakan bahwa berpikir positif 201I. Jawa Tengah : Dinas

membantu untuk mengarahkan motivasi, Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

kemampuan kognisi, dan mengambil Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, 20lL


tindakan yang diperlukan. berpikir positif Profil Kesehatan Kabupaten Kudus
Pengaruh Terapi Berpikir Positif Terhadap Perilaku...Anny Rosiana Masithoh 32
Tqhun 201I. Kudus : Dinas Muniroh, nuha. 2012. Faktor-faktor yang
Kesehatan Kabupaten Kudus. Berhubungan dengan Kesembuhan
Dwitantyanov, arswendo, dkk. 2A10. Penyakit Tuberkulosis (TBC) Paru
Pengaruh Pelatihan Berpikir P ositif di Wilayah Kerja Puskesmas
pada Efikasi Diri Akademik Mangkang Semarang Barat. Skripsi.
Mahasiswa. Universitas Universitas Muhammadiyah
Diponegoro. Semarang.

Effendi, Makhludi. 2009. Keperawatan Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan


kesehatan Komunitas : teori dan Metodologi Penelitian Ilmu
Praktek dalam Keperawatan. Keperawatan, Edisi II. Salemba
Salemba Medika. Jakarta. Medika. Jakarta
Elfiky Ibrahim. 2009. Terapi berpikir Permatasari, Amira. 2005, Pemberantasan
Positii Alih bahasa : Penyakit TB paru dan strategi Dots.
Khalifurrahman. et al. Zaman : Bagian Paru Fakultas Kedokteran
Jakarta. Universitas Sumatera Utara.
Hiswani. 20A9. Tuberkulosis merupakan Pertiwi, Rikha Nurul, dkk.2012. Hubungan
penyakit infeksi yang masih menjadi antara karakteris tik individu prahik
masalah kesehatan masyarakat. hygiene dan sanitasi lingkungan
Jumal Kesehatan Masyarakat. FKM dengan kejadian tuberculosis di
Universitas Sumatera Utar a. Kecamatan Semarang Utara Tahun
Kemenkes zu. 2011. Rencana Aksi 20I L Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Nasional Pengendalian FKM UNDIP.
Tuberkulosis 201 I-2014. Jakarta. Rouillon, A., dan Enarson, D.A., 2010.
Kozier, Erb, et al. 2010. Buku Ajar History of the Union: IUALTD.
Fundamental Keperarvatan : Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan-
Konsep. Proses & Praktik. Jakarta. medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih
EGC. Bahasa : Agung waluyo. Jakarta.
Mansjoer, A., dkk, 2005. Kapita Selekta EGC.
Kedokteran .Edisi ketisa Jilid 1 Sopiyudin, Dahlan. 2006. Statistik untuk
Cetakan Keenam., Jakarta : Media Kedokteran dan Kesehatan Uji
Aesculapius Fakultas kedokteran Hipotesis dengan Menggunakan
UI. .SP.SS. Jakarta : PT. Arkans.

JIKK Vol. 5. No. 3 Agustus 2014 :26-34 33


Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Optimalisasi Modalitas Belajar
Kep er aw at an. EGC. J akarta. Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur.
Susanto, Handy. 2006. Meningkntkan
Konsentrasi Siswa Melalui

Pengaruh Terapi Berpikir Positif Terhadap Perilaku...Anny Rosiana Masithoh 34

Anda mungkin juga menyukai