Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal.

27-32 27

Pengaruh Pelayanan Informasi Obat (PIO) terhadap Kepatuhan Pasien


Tuberkulosis Paru Kategori 1 di Puskesmas Dempo Palembang

Reza Agung Sriwijaya1, Hilma, Elly


STIFI Bhakti Pertiwi Palembang
Jl. Ariodillah III No 22 A Ilir Timur I, Palembang
email :1rezaagungsriwijaya80@gmail.com

ABSTRAK

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker
untuk memberi informasi secara akurat, tidak bias dan terkini kepada pasien, tenaga medis seperti
dokter, perawat,profesi kesehatan lainnya. Kepatuhan minum obat merupakan salah satu
keberhasilan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pelayanan Informasi
Obat terhadap tingkat kepatuhan minum obat pasien Tuberkulosis kategori 1 di Puskesmas Dempo
Palembang. Sampel penelitian ini selama Agustus - Desember 2019 yaitu sebanyak 42orang yang
dibagi 2 (dua) kelompok masing-masing sebanyak 21orang untuk satu kelompok diberikan PIO
dan satu kelompok tidak diberikan PIO. Hasil diperoleh yaitu 26 orang laki-laki (61,9%) dan 16
orang perempuan (38,1), dengan usia remaja sebanyak 9 orang (21,4%) usia dewasa 29 orang (
69,1%) dan usia lanjut sebanyak 4 orang (9,5%). Berdasarkan tingkat kepatuhan kelompok yang
diberi PIO diperoleh sebanyak 11 orang kepatuhan tinggi (52,4%) dan kepatuhan redah sebanyak 10
orang(47,6%) sedangkan kelompok tanpa diberikan PIO kepatuhan tinggi sebanyak 3 orang (14,3)
dan kepatuhan rendah sebayak 18 orang (85,7%). Dari analisis uji chi square nilai Asymp sig (2-
sided)) adalah 0.014 nilai tersebut < dari α : 0,050 sehingga PIO berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan pasien TB antara kelompok PIO dan tanpa PIO.

Kata Kunci: Tuberkulosis, pengaruh, kepatuhan

PENDAHULUAN pasien mengikuti terapi yaitu pemberian


informasi obat yang lengkap dan akurat
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi tentang terapi tersebut (Depkes, 2005).
menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium Dalam hal ini, peningkatan pemahaman
Tuberkulosis, yang dapat menyerang berbagai tentang instruksi pengobatan dan peningkatan
organ pada tubuh manusia, terutama paru-paru kepatuhan pasien sangat dipengaruhi
(Kemenkes, 2016). Sebagian besar penderita TB intervensi pelayananan kefarmasian, yaitu
adalah penduduk yang berusia produktif antara 15-
Pelayanan Informasi Obat (PIO) (Insani dkk,
55 tahun, dan penyakit ini merupakan penyebab
kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan 2013).
penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan Puskesmas Dempo Palembang
usia. merupakan salah satu Puskesmas yang ada
Masalah lain yang muncul dalam pengobatan dikota Palembang masih banyaknya jumlah
TB adalah adanya resistensi dari kuman yang pasien baru tuberkulosis paru dan belum
disebabkan oleh obat (Multidrug Resistent pernah dilakukan penelitian oleh tenaga
Organisme/ MDR). Kuman yang resisten terhadap kefarmasian.
banyak obat tersebut semakin meningkat (Depkes,
2005). METODE PENELITIAN
Salah satu faktor utama kegagalan terapi
adalah ketidakpatuhan terhadap terapi Penelitian ini bersifat kualitatif dan
khususnya kepatuhan minum obat kuantitatif dengan mengumpulkan data
tuberkulosis. Tenaga kefarmasian dapat berupa angka-angka dan dianalisa
memainkan peran penting dalam membantu menggunakan statistik, penelitian ini bersifat

Reza Agung Sriwijaya dkk


28 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 27-32

studi prospektif dengan metode penelitian diukur kepatuhan minum obat pada kelompok
quasi-experimental dengan percobaan pasien diberikan PIO dan kelompok pasien
Nonrandomized Control Group Pretest tanpa PIO menggunakan kuisioner MMAS-8.
Postest Design yaitu sampel yang diamati
sebelum dan sesudah intervensi oleh peneliti. Kriteria Inklusi :
Sampel di penelitian ini adalah semua Pasien yang datang berobat ke Puskesmas
populasi pasien tuberkulosis yang terdiagnosa Dempo Palembang, terdiagnosa TB paru
TB paru kategori 1 dan mendapatkan obat TB kategori 1 yang dan mendapatkan obat dan
dibulan Agustus sampai dengan Desember bersedia ikut dalam penelitian dengan mengisi
2019 di Puskesmas Dempo Palembang. informed consent.
Didapat sampel sebanyak 42 pasien TB
kategori 1 dibagi 2 kelompok yaitu kelompok Kriteria Eksklusi :
pasien yang diberikan Pelayanan Informasi Pasien TB paru kategori 1 dengan penyakit
Obat (PIO) dan tanpa diberikan Pelayanan penyerta/ komplikasi dan pasien yang tidak
Informasi Obat (PIO) masing masing 21 dapat ikuti terapi.
pasien. Selanjutnya 2 kelompok tersebut

Dari hasil pelayanan Informasi obat TB kategori 1 di puskesmas Dempo Palembang didapat data
demografi, jenis diagnosa dan tingkat kepatuhan minum obat sebagai berikut:

Tabel 1. Data demografi, jenis diagnosa dan tingkat kepatuhan minum obat.
Variabel Data demografi Jumlah pasien Persentase(%)
Jenis kelamin Laki-laki 26 61,9
Perempuan 16 38,1
15 s/d 24 tahun 9 21,4
Umur 25 s/d 59 tahun 29 69,1
Lansia > 60 tahun 4 9,5
Tidak sekolah 2 4,7
SD 18 42,9
Pendidikan SLTP 12 28,6
SLTA 8 19,1
Sarjana 2 4,7
Wiraswasta 20 47,6
Pegawai swasta 3 7 ,1
Pekerjaan Pelajar 7 16,7
Ibu rumah tangga 10 23,9
Tidak bekerja 2 4,7
Asuransi BPJS 28 66,7
Umum 14 33,3

Tabel 2. Data diagnosa pasien TB.

Data Diagnosa Jumlah Persentase (%)

Intensif 33 78,6
Jenis Terapi
Lanjutan 9 21,4

Tabel 3. Data Tingkat kepatuhan pasien berdasarkan penilaian kuesioner Morisky Scale

Reza Agung Sriwijaya dkk


Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 27-32 29

Kategori Tingkat Uji tingkat kepatuhan


Kelompok Skor Jumlah pasien
Kepatuhan N %
8 Tinggi 11 52,4
PIO
6<8 rendah 10 47,6 21
8 Tinggi 3 14,3
Tanpa PIO
6<8 Rendah 18 85,7 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ibu dan anak dalam keluarga, kerabat dan
masyarakat, serta memberikan pemahaman
Berdasarkan hasil penelitian data pentingnya menggalakkan bebas asap rokok
demografi pasien didapatkan populasi 42 di ruang publik khususnya di rumah, tempat
pasien yang berobat di Puskesmas Dempo ibadah, sekolah dan di angkutan umum, serta
Palembang,dengan jenis kelamin paling meningkatkan pengetahuan pada pasien TB
banyak terdiagnosa TB kategori 1 adalah laki- paru baik pada jenis kelamin pria atau wanita
laki sebanyak 26 orang (61,9%) dan yang tertular TB untuk disiplin minum OAT
perempuan 16 orang (38,1%) dikarenakan dan kontrol rutin ke rumah sakit setiap 2
laki-laki pada sampel ini perokok aktif minggu.
bergaya hidup tidak sehat, jumlah usia Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan
produktif antara 25- 59 tahun sebanyak 29 tanpa (PIO) dan masing-masing kelompok
orang (69,1%) hal ini dikarenakan banyaknya tersebut dilakukan secara pretest dan posttest.
usia produktif merupakan usia tinggi aktifitas Pada kelompok PIO Sampel tersebut di bagi
diluar rumah dan paling rentan terpapar dua kelompok PIO 21 orang dan tanpa PIO 21
bakteri Mycobacterium TB, pada tingkat orang, diukur awal kepatuhan minum obat
pendidikan yang banyak terinfeksi ditingkat lalu dua minggu kemudian pasien mengambil
sekolah dasar yang sebagian besar berprofesi obat berikutnya dilakukan pengukuran
wiraswasta (Pedagang Kaki Lima) dan ibu kepatuhan minum obat dengan kuisioner
rumah tangga, dan menggunakan asuransi MMAS-8 (post test).
Kartu Indonesia Sehat 28 orang (66,7%) ,
umum 14 orang (33.3%) SIMPULAN
Diagnosa pasien TB paru fase intensif
sebanyak 33 orang (78,6%) dan fase lanjutan Hasil didapat pada penelitian dsimpulkan
9 orang (21,4%). Pengetahuan tentang adanya perbedaan tingkat kepatuhan antara
penyakit TB dan Pengobatan TB merupakan diberikan PIO dan tidak diberikan PIO,
salah satu faktor utama dalam menekan kelompok diberi PIO tingkat kepatuhan tinggi
angka penularan TB dan meningkatkan angka (52,4%) dari pada kelompok pasien TB
kesembuhan pasien TB. Banyaknya pasien minum obat kelompok yang tidak diberikan
TB di puskemas Dempo berpendidikan SD PIO yang hanya sebesar 14,3%. Dan adanya
dan berusia produktif memiliki pengetahuan pengaruh pelayanan informasi obat (PIO)
yang rendah akan penyakit TB dan terhadap kepatuhan dianalisis dengan
pengobatan TB,sehingga diperlukan. menggunakan uji Chi square yang kemudian
Peranan farmasis dalam memberikan diperoleh nilai Asymp Sig. (2-sided) adalah
edukasi kepada masyarakat luas pentingnya 0,024 nilai tersebut < ρ = 0,050.
meningkatkan perilaku hidup bersih dan Hasil uji statistik tersebut diperoleh
sehat, memberikan pengetahuan akan bahwa ada pengaruh signifikan antara
pencegahan penyebaran TB khusunya pada

Reza Agung Sriwijaya dkk


30 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 27-32

Pelayanan Informasi Obat (PIO) terhadap Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


kepatuhan. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian
Hal ini sesuai juga dengan penelitian lain Tuberkulosis. Jakarta: Departemen
dari Kurniapuri dan Woro (2014) Kesehatan Republik Indonesia.
memperoleh nilai sig (2 sided) 0,040 nilai Dinas Kesehatan. (2015). Profil Dinas
tersebut < ρ : 0.050 hasil tersebut Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan.
menunjukkan ada pengaruh signifikan antara Sumatera Selatan.
pelayanan informasi obat terhadap kepatuhan Fauziah, D.F., Basyar M., dan Manaf A.
minum obat, dan peningkatan berat badan (2016). Insiden Tuberkulosis Paru Pada
pasien. Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang Rawat
Inap Penyakit Dalam RSUP Dr.M.Djamil
DAFTAR PUSTAKA Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 5(2)
349-350.
Arsin, A., Azriful., Aisyah. (2004). Beberapa Gunawan, A.R.S., Simbolon, R.L., dan
faktor yang berhubungan dengan kejadian Fauzia, D. (2017). Faktor-Faktor Yang
TB Paru diwilayah kerja puskesmas Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan
Kassi-kassi. Jurnal medika nusantara. 25 Pasien Terhadap Pengobatan
(3):50 Tuberkulosis Paru Dilima Puskesmas Se-
Bagiada, M.I., Primasari, N.L.P. (2008). Kota Pekanbaru. JOM FK. 4(2): 1-20.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Herda, A. (2016). Hubungan Tingkat
Tingkat Ketidakpatuhan Penderita Pengetahuan Dengan Kepatuhan Pada
Tuberkulosis Dalam Berobat Dipoliklinik Pengobatan Penderita Tuberkulosis Paru
DOTS RSUD Sanglah Denpasar. Jurnal Dipuskesmas Pekauman Kota
Penyakit Dalam. 11(3):161-162. Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Jurnal
Danusantoso, B. H., (2012). Buku Saku Ilmu Pharmascience. 3 (2): 23-28.
Penyakit Paru. Edisi Kedua. Jakarta: Hiswani, M. (2009). Tuberkulosis merupakan
EGC. penyakit infeksi yang masih menjadi
Departemen Kesehatan Republik indonesia. masalah kesehatan masyarakat. Skripsi.
(2005). Pharmaceutical Care Untuk Fakultas kedokteran : Universitas
Penyakit Tuberkulosis. Bina Farmasi Sumatera Utara.
Komunitas dan klinik Ditjen Bina Icksan, A.G., dan Luhur, R. (2008). Radiologi
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta: Toraks Tuberculosis Paru. Jakarta: CV
Departemen Kessehatan Republik Sagung Seto.
Indonesia. Insani, W., Lestari K., Addullah R., dan
Departemen kesehatan Republik Indonesia. Ghasani S.K. (2013). Pengaruh Pelayanan
(2007). Pedoman Nasional Informasi Terhadap Keberhasilan Terapi
Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal
Departemen Kesehatan Republik Farmasi Klinik Indonesia. 2 (4): 127-135.
Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian
(2008). Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta : Kementerian
Tuberkulosis Nasional. Direktorat Republik Indonesia.
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kementerian Kesehatan Republik Indoneisa.
Kesehatan. Jakarta: Departemen (2016). Infodatin Pusat Data dan
Kesehatan Republik Indonesia. Informasi Kementrian Kesehatan RI
Departemen kesehatan Republik Indonesia. Tuberkulosis Temukan Obat Sampai
(2009). Pedoman Penanggulangan Sembuh. ISSN 2442-7659.
Tuberkulosis. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Reza Agung Sriwijaya dkk


Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 27-32 31

Kurniapuri, A., dan Woro, S. (2015). Pyogo, A,H,E. (2013). Faktor-Faktor Yang
Pengaruh Pemberian Informasi Obat Mempengaruhi Kepatuhan Minum Obat
Antihipertensi Terhadap Kepatuhan Antituberkulosis Pada Pasien
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Tuberkukulosis Paru Dipuskesmas
Umbulharjo 1 Yogyakarta Periode Pemulang Kota Tangerang Selatan
November. Jurnal farmaseutik. 11 (1) Provinsi Banten Periode Januari 2013.
272-273. Skripsi. Jakarta: Universitas Uin
Made, A.N. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya Hidayatullah.
Tuberkulosis Paru Usia Produktif (15-49 Putriani, K. (2014). Pengaruh Pemberian
tahun) Di Indonesia. Jurnal Media Informasi Obat Terhadap Kepatuhan
Litbangkes. 25(1): 165-170 Pasien Pada Penggunaan Obat Anti
Morisky, D.E., Ang, A., Krousel-Wood, M. Hipertensi di Puskesmas Kotagede 1
and Ward, H.J. (2008). Predictive Yogyakarta Periode September 2013.
validity Of Medication Adherence Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
measure In An Outpatient setting, Universitas Ahmad Dahlan
Journal of Clin Hypertens. 10(5):348- Sukandar, E.Y., Andrajati, R., Sigit, I.J.,
354. Adnyana, I.K., Setiadi, A,P., Kusnandar.
Muniroh, N., Aisah, S., Mifbakhuddin. (2008). ISO Farmakoterapi. Jakarta : PT.
(2013). Faktor-Faktor Berhubungan ISFI Penerbitan.
Dengan Kesembuhan Penyakit Tresnawati dan Nina. (2015). Tuberkulosis
Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Pada Lansia. Skripsi. Padang: Universitas
Puskesmas Mangkang Semarang Barat. Andalas.
Jurnal Keperawatan Komunitas. 1(1): Tricahyono, G. (2014). Evalusiasi Ketepatan
33-42. Terapi Terhadap Keberhasilan Terapi
Perdana, P. (2008). Faktor-Faktor Yang Pada Pasien Tuberkulosis Di Balai Besar
Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta
Penderita TB Paru Dipuskesmas Bulan Januari-Juni Pada Tahun 2013.
Kecamatan Ciracas. Skripsi. Jakarta Skripsi. Fakultas Farmasi, Universitas
Timur: FIIK Universitas Pembangunan Muhammadyah Surakarta.
Nasional. Widoyono. (2011). Penyakit tropis :
Epidemiologi , Penularan, Pencegahan
dan Pemberantasan (Edisi 2). Jakarta :
Erlangga.

Reza Agung Sriwijaya dkk


32 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2020, V(1), hal. 27-32

Reza Agung Sriwijaya dkk

Anda mungkin juga menyukai