Anda di halaman 1dari 5

TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN PARASETAMOL

DALAM SWAMEDIKASI DEMAM DI DESA JERUKLEGI WETAN


KECAMATAN JERUKLEGI KABUPATEN CILACAP

1) 2)
Bambang Purwoko , Elita Nurul Khotimah .
1
Program Studi S1 Farmasi, STIKES Serulingmas Cilacap
Email : bambangpurwoko04@gmail.com
2
Program Studi S1 Farmasi, STIKES Serulingmas
Cilacap
Email : elitanurulclp22@gmail.com

ABSTRAK
Swamedikasi adalah suatu proses pengobatan yang dilakukan sendiri, dimulai dari pengenalan
terhadap gejala, pemilihan, serta penggunaan obat. Parasetamol merupakan obat yang banyak
digunakan dalam swamedikasi demam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengetahuan penggunaan obat parasetamol dalam swamedikasi demam di Desa Jeruklegi Wetan
Kecamatan Jeruklegi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan survei yang bersifat analitik
dengan menggunakan metode cross sectional dengan menggunakan instrument kuisioner. Responden
penelitian ini merupakan warga warga Desa Jeruklegi Wetan yang memenuhi syarat kriteria inklusi
dan eksklusi sejumlah 70 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan uji statistik
Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas masyarakat Desa Jeruklegi Wetan
memiliki tingkat pengetahuan penggunaan parasetamol dalam swamedikasi demam dengan kategori
baik sebanyak 7 responden (10%), kategori cukup 47 responden (67,1%) dan kategori kurang 16
responden (22,9%). Hasil uji Chi-Square menunjukan bahwa jenis kelamin (P 0,145 > 0,05), umur (P
0,944 > 0,05), pekerjaan (P 0,163 > 0,05), dan pendidikan (P 0,464 > 0,05) dari hasil tersebut
menunjukan untuk jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan dengan tingkat pengetahuan penggunaan parasetamol dalam swamedikasi demam

Kata Kunci: Parasetamol, Swamedikasi Demam,Desa Jeruklegi Wetan Cilacap

ABSTRACT
Self-medication is a self-medicating process, starting from the introduction of symptoms, selection
and use of drugs. Paracetamol is a drug that is widely used in fever self-medication. The purpose of
this study was to determine the level of knowledge on the use of paracetamol in fever self-medication
in Jeruklegi Wetan Village, Jeruklegi District. This research is a descriptive research and analytical
survey using cross sectional method using a questionnaire instrument. Respondents of this study are
residents of Jeruklegi Wetan Village with inclusion and exclusion criteria of 70 respondents. Data
analysis used univariate analysis and Chi-Square statistical test. The results of this study indicate
that the majority of the people of Jeruklegi Wetan Village have a level of knowledge of the use of
paracetamol in fever self-medication with 7 respondents (10%) in good categories, 47 respondents
(67.1%) in sufficient category and 16 respondents (22.9%) in poor category. Chi-Square test results
showed that gender (P 0.145> 0.05), age (P 0.944> 0.05, occupation (P 0.163 >0.05), and education
(P 0.464> 0.05) of These results show that gender, age, and occupation do not have a significant
effect on the knowledge level of paracetamol use in fever self-medication.

Keywords: Paracetamol, Fever Self-Medication, Jeruklegi Wetan Cilacap Village


PENDAHULUAN Kecamatan Jeruklegi. Pengambilan data
Swamedikasi merupakan usaha pemilihan menggunakan kuisioner yang sudah
dan penggunaan obat modern, herbal, tervalidasi. Kriteria inklusi adalah responden
maupun obat tradisional oleh seorang yang berusia 18-56 tahun, bisa membaca dan
individu untuk mengatasi penyakit atau menulis, dan pernah menggunakan
gejala penyakit (Depkes RI, 2008). Kriteria parasetamol dalam swamedikasi demam.
penyakit ringan yang dimaksud adalah Analisis data dilakukan dengan
penyakit yang tidak mengancam jiwa pasien menggunakan uji statistik chi-square, uji ini
dan tidak dalam jangka yang lama seperti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
demam, nyeri, batuk, flu, sakit kepala, dan tingkat pendidikan, jenis kelamin, umur,
berbagai penyakit lain (Harahap et al, 2017). serta pekerjaan dengan tingkat pengetahuan
Demam adalah respon normal tubuh masyarakat Desa Jeruklegi Wetan
terhadap adanya infeksi atau adanya Kecamatan Jeruklegi terhadap tindakan
ketidakseimbangan antara produksi panas penggunaan parasetamol dalam swamedikasi
dan pengeluarannya (Salgado et al., 2016). demam. Tingkat Pengetahuan dikategorikan
Menurut Pandya et al.,2013 prevalensi baik jika hasilnya (76-100%), cukup (56-
swamedikasi di daerah pedesaan sebesar 75%), dan kurang (< 56%) Persentase
(81,5%) sedangkan di daerah perkotaan tingkat pengetahuan didapat dari rumus
sebesar (32,5%). Obat yang banyak sebagai berikut: P =F/N x 100 % (Sepang F,
digunakan dalam swamedikasi adalah et al., 2013).
parasetamol sebesar 83%, NSAID 67%,
antibiotik 50%, dan vitamin 60% (Imtiaz HASIL
dkk, 2013). Berdasarkan data dari Dinas Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden
Kesehatan Cilacap tahun 2018 demam
termasuk dalam 10 penyakit terbesar di
Kabupaten Cilacap. Ketika mengalami
demam, masyarakat Desa Jeruklegi Wetan
lebih banyak yang melakukan swamedikasi
atau pengobatan sendiri dengan meminum
obat parasetamol yang telah tersedia di
rumah atau membeli obat di Apotek atau
warung-warung terdekat karena jarak antara
tempat tinggal masyarakat cukup jauh
dengan Puskesmas. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tingkat pengetahuan
penggunaan obat parasetamol dalam
swamedikasi demam di Desa Jeruklegi
Wetan Kecamatan Jeruklegi Kabupaten
Cilacap. Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Penggunaan Obat
Parasetamol dalam Swamedikasi
Demam
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dan survei yang bersifat analitik
dengan menggunakan metode cross
sectional dengan jumlah sampel 70
responden di Desa Jeruklegi Wetan
Tabel 3. Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap
Penggunaan Obat Parasetamol Dalam
Swamedikasi Demam
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada 70
responden, yang diklasifikasikan
berdasarkan jenis kelamin, umur,
pendidikan dan pekerjaan. yang dapat
dilihat pada tabel 1. Hasil data penelitian
Tabel 4. Pengaruh Umur terhadap Penggunaan pada tabel 1 menunjukkan jumlah
Obat Parasetamol Dalam Swamedikasi responden dengan jenis kelamin laki-laki
Demam sebesar 12 responden (17,1%) sedangkan
jenis kelamin perempuan sebesar 58
responden (82,9%). Jumlah responden yang
terbesar dalam klasifikasi umur adalah
lansia awal sebesar 25 responden (35,7%),
klasifikasi pendidikan adalah SD sebesar 33
responden (47,1%), dan pada klasifikasi
pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga
sebesar 48 responden (68,6%). Hasil
Tingkat pengetahuan penggunaan
parasetamol dalam swamedikasi di Desa
Tabel 5. Pengaruh Pendidikan terhadap
Jeruklegi Wetan untuk kategori baik 10%,
Penggunaan Obat Parasetamol Dalam
Swamedikasi Demam kategori cukup 67,1 % dan kategori kurang
sebesar 22,9% yang dapat dilihat pada tabel
2. Hasil tersebut dapat tercapai karena
biasanya masyarakat dalam melakukan
swamedikasi didasari oleh resep
sebelumnya 49%, iklan di koran dan
televisi 26%, informasi dari teman 17%,
dan lain-lain 8% (Kaushal dkk, 2012).
Begitu juga dengan penelitian Ahmed dkk.
(2014) menunjukkan bahwa sumber yang
paling umum dari informasi untuk
Tabel 6. Pengaruh Pekerjaan terhadap melakukan pengobatan sendiri adalah saran
Penggunaan Obat Parasetamol Dalam dari keluarga, teman, dan tetangga. Hal ini
Swamedikasi Demam didukung juga oleh penelitian yang
dilakukan Setyawati (2012), menjelaskan
bahwa pemilihan obat analgetik antipiretik
pada masyarakat dapat diperoleh dari iklan Tabel 4 menunjukan bahwa kategori
media massa sebesar 84%, pengalaman Pendidikan memiliki nilai signifikansi
teman/keluarga 14%, petugas kesehatan 0% sebesar 0,464 > 0,05 yang berarti tidak
dan leaflet/kemasan obat 2%. Hasil terdapat pengaruh yang signifikan dengan
penelitian ini sejalan dengan penelitian tingkat pengetahuan penggunaan obat
Oktaviana, dkk 2017 tentang pengetahuan parasetamol dalam swamedikasi demam di
pengobatan rasional dengan parasetamol Desa Jeruklegi Wetan Kecamatan Jeruklegi.
dimana hasil kategori pengetahuan cukup Tabel. 6 menunjukan bahwa tingkat
memperoleh presentase terbesar. pengetahuan masyarakat Desa Jeruklegi
Hasil pada tabel. 3 menunjukan Wetan Kecamatan Jeruklegi tentang
bahwa tingkat pengetahuan masyarakat penggunaan obat parasetamol dalam
Desa Jeruklegi Wetan Kecamatan Jeruklegi swamedikasi berdasarkan pekerjaan masuk
tentang penggunaan parasetamol kedalam tingkat pengetahuan dengan
berdasarkan jenis kelamin yang termasuk kategori baik 11,42%, kategori cukup
pengetahuan kategori baik sebesar 10 %, 65,7% sedangkan kategori kurang sebesar
kategori cukup 67,15% dan kategori kurang 22,81%. Tabel 4 menunjukan bahwa
22,86% . Tabel. 3 menunjukan bahwa kategori Pendidikan memiliki nilai
variabel jenis kelamin memiliki nilai signifikansi sebesar 0,613 > 0,05 yang
signifikansi sebesar 0,145 > 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh yang
berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan dengan tingkat pekerjaan
signifikan dengan tingkat pengetahuan penggunaan obat parasetamol dalam
penggunaan obat parasetamol dalam swamedikasi demam di Desa Jeruklegi
swamedikasi demam di Desa Jeruklegi Wetan Kecamatan Jeruklegi.
Wetan Kecamatan Jeruklegi.
Tabel.4 menunjukan bahwa tingkat SIMPULAN DAN SARAN
pengetahuan masyarakat Desa Jeruklegi Simpulan
Wetan Kecamatan Jeruklegi tentang Tingkat pengetahuan penggunaan obat
penggunaan obat parasetamol dalam parasetamol dalam swamedikasi demam di
swamedikasi berdasarkan umur masuk Desa Jeruklegi Wetan kecamatan Jeruklegi
kedalam tingkat pengetahuan dengan memiliki tingkat pengetahuan dengan
kategori baik 10,01%, kategori cukup kategori kategori baik 10%, kategori cukup
67,13% sedangkan kategori kurang sebesar 67,1 % dan kategori kurang sebesar 22,9%.
22,86%. Tabel 4 menunjukan bahwa Hasil uji Chi-Square menunjukan bahwa
kategori umur memiliki nilai signifikansi jenis kelamin (P 0,145 > 0,05), umur (P
sebesar 0,944 > 0,05 yang berarti tidak 0,944 >0,05), pekerjaan (P 0,163 >0,05), dan
terdapat pengaruh yang signifikan dengan pendidikan (P 0,464> 0,05) dari hasil
tingkat pengetahuan penggunaan obat tersebut menunjukan untuk jenis kelamin,
parasetamol dalam swamedikasi demam di umur, pekerjaan dan pendidikan tidak
Desa Jeruklegi Wetan Kecamatan Jeruklegi. memiliki pengaruh yang signifikan dengan
Tabel. 5 menunjukan bahwa tingkat tingkat pengetahuan penggunaan
pengetahuan masyarakat Desa Jeruklegi parasetamol dalam swamedikasi demam
Wetan Kecamatan Jeruklegi tentang Saran
penggunaan obat parasetamol dalam Penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut
swamedikasi berdasarkan pendidikan dengan ditambahkan edukasi penggunaan
masuk kedalam tingkat pengetahuan dengan obat parasetamol. Masyarakat harus
kategori baik 10%, kategori cukup 67,15% berperan aktif dan mencari informasi dari
sedangkan kategori kurang sebesar 22,85%. media, buku tentang obat, dan bertanya
kepada Apoteker jika masih tidak paham Oktaviana, E., Hidayati, I. K & Pristianty, L.
dalam penggunaan parasetamol dalam (2017). Pengaruh Pengetahuan
swamedikasi demam. terhadap Penggunaan Obat
Parasetamol yang Rasional dalam
UCAPAN TERIMA KASIH Swamedikasi (Studi pada Ibu Rumah
Terima Kasih kepada semua responden di Desa Tangga di Desa Sumberpoh
Jeruklegi Wetan Kecamatan Jeruklegi yang telah Kecamatan Maron Kabupaten
bersedia menjadi responden didalam penelitian Probolinggo. Jurnal Farmasi Dan Ilmu
ini sehingga penelitian ini dapat selesai dan
Kefarmasian Indonesia Vol. 4 No. 2 ;
berjalan dengan lancar.
44-51
DAFTAR PUSTAKA Pandya, R. N., Jhaveri, K. S, Vyas, F. I. &
Ahmed, A., Patel, I., Mohanta, G. P. & Patel, V. J. (2013). Prevalence, Pattern
Balkrishnan, R. (2014). Evaluation of and Perceptions of Self-medication in
Self Medication Practices in Rural Medical Student. International
Area of Town Sahaswan at Northern Journal
India. Annals of Medical and Health of Basic and Clinical Pharmacology; 2;
Science Research; 4; 73–78. 275-280.
Depkes RI 2008. Materi Pelatihan Salgado, PO, Silva, LCR, Silva, PMA,
Peningkatan Pengetahuan dan Chianca,T.C.M. 2016. ‘Physical
Ketrampilan Memilih Obat Bagi methods for the treatment of fever in
Tenaga Kesehatan. Jakarta: ill patients : a randomized controlled
Departemen Kesehatan Republik trial’, Journal of School of Nursing
Indonesia. USP, 50(5), pp. 823-830
Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. (2018). Sepang F, Gunawan S, Pateda V. 2013.
10 Besar Penyakit Desa Jeruklegi Faktor-faktor yang Berhubungan
Wetan Kecamatan Jeruklegi . Cilacap. Dengan Tingkat Pengetahuan Tentang
Harahap, N.A., Khairunnisa K., dan Leukimia Anak Pada Petugas
Tanuwijaya, J., 2017. “Patient Kesehatan Puskesmas Manado.
knowledge and rationality of self- Jurnal-Ebiomedik. 1(1) : 745.
medication in three pharmacies of Setyawati, E. (2012). Evaluasi Penggunaan
Panyabungan City, Indonesia.” Jurnal Obat Analgetik Antipiretik sebagai
Sains Farmasi & Klinis 3 (2). Upaya Pengobatan Sendiri di
Imtiaz, S., Salam, N. A., Kamran. (2013). Kelurahan Pondok Karanganom
Conditions, Frequencies, and Klaten. Skripsi; Fakultas Farmasi
Sociodemographic Factors Leading Universitas Muhammadiyah, Surakarta
Self Medication Practice in Sargodha
Area of Punjab Pakistan. Journal of
Applied Pharmaceutical Science; 5;
819-826.
Kaushal, J., Gupta, M. C. & Verma, S.
(2012). SelfMedication Patterns and
Drug Use Behavior in Housewives
Belonging to the Middle Income
Group in a City in Northern India.
Indian Journal of Community
Medicine; 37; 16-19.

Anda mungkin juga menyukai