Volume 19 Nomor 1
ABSTRAK
Interaksi obat pada lanjut usia (lansia) cenderung terjadi akibat adanya perubahan fisiologis pada tubuh
seiring bertambahnya usia, sehingga berakibat terjadinya perubahan farmakokinetika dan
farmakodinamika. Selain itu adanya komorbiditas menyebabkan pasien lansia mengonsumsi banyak obat
(polifarmasi) sehingga dapat berpotensi menimbulkan interaksi obat. Artikel ini merupakan kajian
interaksi obat yang terjadi pada pasien geriatrik yang mendapatkan peresepan polifarmasi sehingga dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam peresepan obat pada geriatrik. Metode yang digunakan dalam
pengerjaan ulasan ini adalah studi literatur yang berasal dari jurnal ilmiah dan e-book. Berdasarkan hasil
studi literatur, didapatkan tujuh jurnal yang memuat tentang interaksi obat-obat yang terjadi pada lansia
dengan mekanisme yang umumnya terjadi adalah interaksi secara farmakodinamika.
Kata Kunci: geriatri, interaksi obat, polifarmasi
ABSTRACT
Drug interactions in the elderly tend to occur due to physiological changes in the body with age, resulting
in changes in pharmacokinetics and pharmacodynamics. In addition, some comorbidities cause elderly
patients to consume a lot of drugs (polypharmacy), which can potentially lead to drug interactions. This
literature review is a study of drug interactions in geriatric patients who have been prescribed
polypharmacy as a consideration in prescribing drugs in geriatrics. The method used in the work of this
literature review is a literature study from scientific journals and e-books. Based on the results of a
literature study, seven journals were found that contained drug-drug interactions that occurred in the
elderly, with the most common mechanism being pharmacodynamics interactions.
Keywords: geriatrics, drug interactions, polypharmacy
Tabel 1. Potensi Interaksi Obat-Obat pada Lanjut Usia dengan Resep Polifarmasi
Mekanisme Interaksi
No. Referensi Populasi
Farmakokinetika Farmakodinamika
Dasopang dkk, Pasien lansia rawat jalan dengan
1. 63,6% 22,8%
2015 penyakit metabolik
Pasien geriatrik dengan penyakit
2. Prakoso, 2019 Hypertensive Heart Disease di RSUD 58,4% 41,6%
Dr. Moewardi Surakarta
Pasien geriatrik dengan penyakit
3. Pratiwi, 2018 hipertensi di Rumah Sakit Pelabuhan 28% 71%
Jakarta Utara
Pasien geriatrik yang menggunakan
Utami dkk,
4. antihipertensi di Puskesmas 0,91% 98,2%
2020
Karanggeneng Lamongan
Reinhard dkk, Pasien DM tipe 2 usia lanjut
5. 28,67% 38,46%
2019
Sonnerstam et Pasien lansia yang menderita
6. 42,1% 46,6%
al, 2018 demensia
Shetty et al, Pasien geriatrik di rumah sakit
7. 36,35% 63,65%
2018 perawatan tersier
distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat dengan penyerapan pada subjek yang lebih
penuaan normal dan oleh keadaan penyakit yang memperlambat atau menghambat motilitas
umumnya terkait dengan bertambahnya usia gastrointestinal cenderung memiliki efek yang
(Sera & McPherson, 2012). lebih nyata pada absorpsi daripada perubahan
Saat mengontrol volume distribusi, obat dengan rasio ekstraksi tinggi dibatasi oleh
waktu paruh eliminasi terminal diperpanjang kecepatan aliran darah ke hati. Obat-obatan
pada pasien lanjut usia dibandingkan dengan seperti warfarin dan fenitoin memiliki clearance
pasien berusia kurang dari 50 tahun (945 menit intrinsik yang rendah dan secara perlahan
vs 265 menit) (Andres et al, 2019). Waktu paruh dimetabolisme oleh enzim hati. Obat-obatan ini
plasma suatu obat secara langsung berhubungan tidak terlalu rentan terhadap penurunan atau
dengan volume distribusi. Jika volume metabolisme yang berkepanjangan sebagai
distribusinya meningkat, obat tersebut akibat dari perubahan terkait usia (Sera, 2012).
dipertahankan lebih lama di dalam tubuh. Perubahan Enzim
Penurunan massa otot pada pasien yang lebih tua Metabolisme obat melalui reaksi fase II
juga dapat mempengaruhi volume distribusi. tampak tidak berubah akibat penuaan. Satu studi
Obat-obatan yang aktif dalam jaringan otot, spesimen mikrosomal hati manusia tidak
seperti digoksin, mungkin mengalami penurunan menunjukkan perbedaan antara pasien yang
volume distribusi dan peningkatan konsentrasi lebih tua dan lebih muda dalam aktivitas enzim.
plasma, yang berpotensi menyebabkan toksisitas Meskipun adanya penemuan ini, tampaknya ada
digoksin (Sera, 2012). perbedaan tergantung usia dalam pembersihan
Metabolisme metabolik beberapa obat. Alprazolam dan
Obat dapat dimetabolisme di banyak diazepam ditransformasi oleh enzim fase I
tempat di tubuh, termasuk di kulit, usus, dan menjadi metabolit aktif, yang mungkin memiliki
paru-paru, tetapi hati adalah lokasi utama durasi kerja yang lebih lama pada pasien usia
metabolisme obat. lanjut, sedangkan lorazepam dan oxazepam
Perubahan Fisiologis mengalami konjugasi menjadi metabolit yang
Perubahan fisiologis terkait usia di hati tidak aktif dan tidak terpengaruh oleh penuaan.
termasuk penurunan ukuran sebesar 25% hingga Penurunan ini lebih mungkin disebabkan oleh
35% dan penurunan aliran darah hati lebih dari berkurangnya aliran darah hati daripada
40%. Volume hepatosit tampaknya tidak perubahan spesifik pada enzim hati. Penting
berubah seiring bertambahnya usia, demikian untuk diingat bahwa polifarmasi mungkin
pula kimiawi fungsi hati. Laju metabolisme obat memiliki efek signifikan pada metabolisme hati,
di hati ditentukan oleh aliran darah hati dan karena selain sebagai substrat untuk enzim fase
Obat bisa dihilangkan melalui urine, mungkin memiliki kadar kreatinin serum dalam
feses, empedu, atau paru-paru. Rute yang kisaran normal (biasanya 0,8 hingga 1,3 mg/ dL)
menjadi perhatian khusus dalam diskusi tentang tetapi pada kenyataannya memiliki fungsi ginjal
perubahan farmakokinetika terkait usia adalah yang terganggu secara signifikan. Oleh karena
ekskresi ginjal. Fungsi ginjal menurun pada itu, menghitung clearance kreatinin, baik dari
lanjut usia, dengan penurunan progresif pada pengumpulan urine atau dengan menggunakan
massa ginjal, clearance kreatinin, dan laju persamaan matematika seperti rumus Cockcroft-
filtrasi glomerulus. Beberapa penelitian telah Gault, adalah cara yang lebih tepat untuk
menunjukkan penurunan laju filtrasi glomerulus memperkirakan fungsi ginjal (Sera, 2012).
usia sekitar 40 tahun, yang disebabkan oleh Farmakodinamika adalah studi tentang
berkurangnya jumlah glomeruli yang berfungsi. efek fisiologis dan biokimia yang dimiliki obat
Ukuran ginjal berkurang 20% sampai 30% pada tubuh. Besarnya efek farmakologis obat
antara usia 30 dan 80 tahun, dan analisis bergantung pada jumlah dan afinitas reseptor di
mikroskopis dari ginjal yang lebih tua telah tempat kerja, transduksi sinyal, dan regulasi
menunjukkan peningkatan fibrosis dan atrofi homeostasis. Meskipun ada beberapa dekade
tubular. Penurunan fungsi ginjal secara data klinis yang tersedia tentang farmakokinetika
signifikan memengaruhi eliminasi diuretik, pada lanjut usia, namun ada jauh lebih sedikit
digoksin, litium, dan obat-obatan yang larut tentang farmakodinamika yang berubah pada
dalam air, tetapi sebagian besar penurunan ini populasi ini (Sera, 2012).
tampaknya disebabkan oleh morbiditas yang Mencegah Interaksi Obat-Obat
umumnya terkait dengan usia, daripada proses Jumlah obat yang digunakan untuk
penuaan alami (Sera, 2012). mengobati pasien usia lanjut harus diminimalkan
Kreatinin serum banyak digunakan untuk mengurangi kejadian reaksi merugikan,
sebagai penanda fungsi ginjal dalam praktik potensi interaksi obat-obat, dan kesulitan
klinis, tetapi harus diketahui bahwa hal ini kepatuhan sementara pada saat yang sama
dipengaruhi oleh massa otot, aktivitas fisik, meminimalkan biaya yang terkait dengan
asupan protein, dan sekresi aktif kreatinin oleh farmakoterapi. Interaksi obat dapat dihindari
tubulus proksimal ginjal. Karena penurunan dengan menggunakan obat alternatif dan
klirens ginjal ini, waktu paruh plasma obat yang melakukan pemantauan melalui penggunaan
diekskresikan melalui ginjal menjadi lebih lama Personal Digital Assistant (PDA) genggam dan
dan konsentrasi obat meningkat. Namun, aplikasi komputer lainnya.
Farmaka 102
Volume 19 Nomor 1
Sebuah studi yang dilakukan oleh 12/21/0fc023221965624a644c1111/stati
Kheshti et al (2016) yaitu membandingkan lima stik-penduduk-lanjut-usia-2020.html.
Barrons, R., Pegram, A. and Borries, A., 2011.
perangkat lunak untuk mendeteksi interaksi Inhaler device selection: special
obat-obat. Perbandingan tersebut dilakukan considerations in elderly patients with
chronic obstructive pulmonary
dengan mengevaluasi keakuratan dan
disease. American Journal of Health-
kelengkapan masing-masing perangkat lunak. System Pharmacy, 68(13), pp.1221-
Hasil yang didapatkan yaitu Lexi-Interact dan 1232.
https://doi.org/10.2146/ajhp100452
Micromedex menunjukkan perangkat lunak yang Clegg, A., Young, J, Iliffe, S., Rikkert, M.O., &
memberikan performa yang terbaik yaitu Rockwood, K. 2013. Frailty in elderly
people. Lancet, 381 (9868), 752–762.
menyediakan aplikasi yang paling kompeten,
https://doi.org/10.1016/S0140-
lengkap, dan ramah pengguna. 6736(12)62167-9.
Corcoran TB, Hillyard S. Cardiopulmonary
aspects of anaesthesia for the elderly.
KESIMPULAN Best Pract Res Clin Anaesthesiol 2011;
Sejumlah besar resep pasien usia lanjut 25(3) : 329–54.
https://doi.org/10.1016/j.bpa.2011.07.00
terdiri dari beberapa obat yang berisiko 2.
terjadinya interaksi obat secara potensial. Dasopang, Eva. S, Urip Harahap, Dharma
Interaksi obat yang terjadi dapat berupa interaksi Lindarto. 2015. Polifarmasi dan
Interaksi Obat Pasien Usia Lanjut Rawat
secara farmakokinetika maupun Jalan dengan Penyakit Metabolik. Jurnal
farmakodinamika, dimana pasien usia lanjut Farmasi Klinik Indonesia. Vol. 4 No.4
Hal. 237 – 239.
cenderung mengalami interaksi obat akibat
Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian Dan
perubahan fisiologis tubuh. Bertambahnya usia Alat Kesehatan. 2004. Pedoman
dan polifarmasi diidentifikasi sebagai prediktor Pelayanan Farmasi (Tata Laksana
Terapi Obat) Untuk Pasien Geriatri.
interaksi obat potensial. Jakarta: Departemen Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA Republik Indonesia.
Farinde, A. and Hebdon, M.,
Amarya, S., Singh, K. and Sabharwal, M., 2018. 2019. Pharmacological Considerations
Ageing process and physiological in Gerontology: A Patient-centered
changes. In Gerontology. IntechOpen. Guide for Advanced Practice Registered
https://doi.org/10.1891/9780826127723. Nurses and Related Health Professions.
0001. Springer Publishing Company.
Andres, T.M., McGrane, T., McEvoy, M.D. and http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.762
Allen, B.F., 2019. Geriatric 49.
pharmacology: An Fradgley, S. 2003. Farmasi klinis : Menuju
update. Anesthesiology clinics, 37(3), Pengobatan Rasional dan Penghargaan
pp.475-492. Pilihan Pasien. Penerbit PT Elek Media
https://doi.org/10.1016/j.anclin.2019.04. Komputindo. Jakarta.
007. Herdaningsih, S., Muhtadi, A., Lestari, K. and
Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Penduduk Annisa, N., 2016. Potensi interaksi obat-
Lanjut Usia 2020. Jakarta: Badan Pusat obat pada resep polifarmasi: studi
Statistik. retrospektif pada salah satu Apotek di
https://www.bps.go.id/publication/2020/
Farmaka 103
Volume 19 Nomor 1
kota Bandung. Jurnal farmasi klinik https://doi.org/10.1016/j.cger.2012.01.00
Indonesia, 5(4), pp.288-292. 7.
http://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.4.28 Shetty, V., Chowta, M.N., Chowta K, N.,
8. Shenoy, A., Kamath, A. and Kamath, P.,
Johansson T, Abuzahra ME, Keller S, Mann E, 2018. Evaluation of potential drug-drug
Faller B, Sommerauer C, et al. Impact of interactions with medications prescribed
strategies to reduce polypharmacy on to geriatric patients in a tertiary care
clinically relevant endpoints: a hospital. Journal of aging
sistematic review and meta-analysis. Br research.http://dx.doi.org/10.1155/2018/
J Clin Pharmacol. 2016; (82): 532–48. 5728957.
Kheshti, R., Aalipour, M. and Namazi, S., 2016. Sonnerstam, Eva, Maria Esjolander, Hugo
A comparison of five common drug– Lovheim, Maria Gustafsson. 2018.
drug interaction software programs Clinically Relevant Drug-Drug
regarding accuracy and Interactions among Elderly People with
comprehensiveness. Journal of research Dementia. European Journal of Clinical
in pharmacy practice, 5(4), p.257. Pharmacology (2018) 74:1351-1360.
https://dx.doi.org/10.4103%2F2279- Supartondo, Roosheroe AG. Pedoman memberi
042X.192461. obat pada pasien geriatri serta mengatasi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. masalah polifarmasi, dalam: Setati S,
Peraturan Menteri Kesehatan No 25 Alwi I, Sudoyono AW, Simadibrata
Tahun 2016 Tentang Rencana Aksi KM, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar
Nasional Kesehatan Lanjut Usia Tahun ilmu penyakit dalam jilid III Edisi VI.
2016 – 2019. Jakarta. Interna Publishing. 2015; 3714-6.
Reinhard, Ezra, M. T. Kamaluddin. 2019. Tripathi, K.D., 2013. Essentials of medical
Potensi Terjadinya Interaksi Obat pharmacology. Seventh Edition. New
Antidiabetik Oral pada Pasie Diabetes Delhi: Jaypee Brothers Medical
Melitus Tipe 2 Usia Lanjut. Sriwijaya Publisher (P) Ltd. pp. 928–934.
Journal of Medicine, Volume 2 No. 3 Utami, Primanitha Ria, Riana Prastiwi
Hal: 205 – 210. Handayani, Vivin Dwi Aprilia
Sera, L. and Uritsky, T., 2016. Pharmacokinetic Puspitasari. 2020. Potensi Interaksi Obat
and pharmacodynamic changes in older pada Pasien Geriatri yang menggunakan
adults and implications for palliative Antihipertensi di Puskesmas
care. Progress in Palliative Care, 24(5), Karanggeneng Lamongan. Jurnal Surya
pp.255-261. Vol. 12, No. 02. Hal: 70 – 76.
http://dx.doi.org/10.1080/09699260.201 Zulkarnaini, A. dan Martini, R.D., 2019.
6.1192319. Gambaran Polifarmasi Pasien Geriatri
Sera, L.C. and McPherson, M.L., 2012. Dibeberapa Poliklinik RSUP Dr. M.
Pharmacokinetics and pharmacodynamic Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
changes associated with aging and Andalas, 8(1S), pp.1-6.
implications for drug therapy. Clinics in https://doi.org/10.25077/jka.v8i1S.916.
geriatric medicine, 28(2), pp.273-286.