Anda di halaman 1dari 3

Management Terapi Obat pada Pasien Dewasa dan Lansia

Rosmelia, Rut Trinithatis Gea, Septa Guna efi, Sherly Ashwita Alief F dan Diza Sartika

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Perintis Indonesia Padang

PENDAHULUAN Perubahan farmakologis dan


kondisi medis pada usia lanjut dapat
Berdasarkan Undang-undang Nomor
memengaruhi farmakokinetik terapi obat.
13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
Memahami perubahan ini dapat membantu
Lanjut Usia, yang dimaksud dengan usia
memandu keputusan yang ditentukan
lanjut adalah penduduk yang telah
(Rochon dkk, 2017).
mencapai usia 60 tahun ke atas.
Pasien usia lanjut memerlukan
Pasien lanjut usia telah
pelayanan farmasi yang berbeda dari
mengalami perubahan dalam hal
pasien usia muda. Penyakit yang beragam
farmakokinetik dan farmakodinamik obat.
dan kerumitan rejimen pengobatan adalah
Perubahan farmakokinetik yang terjadi
hal yang sering terjadi pada pasien usia
karena adanya penurunan kemampuan
lanjut. Faktor-faktor inilah yang
absorbsi yang disebabkan oleh perubahan
menyebabkan pasien mengalami kesulitan
dari saluran gastrointestinal, perubahan
dalam mematuhi proses pengobatan
distribusi terkait dengan penurunan cardiac
mereka sendiri seperti menggunakan obat
output dan ikatan protein-obat, perubahan
dengan indikasi yang salah, menggunakan
metabolisme karena penurunan fungsi hati
obat dengan dosis yang tidak tepat atau
dan atau ginjal, serta penurunan laju
menghentikan penggunaan obat. Untuk
ekskresi karena terjadinya penurunan
mengatasi hal-hal tersebut diatas maka
fungsi ginjal. Obat harus berada pada
peran profesi apoteker diperlukan untuk
tempat kerjanya dengan konsentrasi yang
meningkatkan pelayanan kesehatan
tepat untuk mencapai efek terapetik yang
(Depkes RI, 2004).
didapatkan. Perubahan - perubahan
Apoteker adalah tenaga
farmakokinetik pada pasien lanjut usia
profesional yang turut bertanggung jawab
memiliki peranan penting dalam
terhadap penyelenggaraan pelayanan
bioavailabilitas obat tersebut (Kimble dkk,
kesehatan terutama dalam hal penyediaan
2005).
obat-obatan dan penggunaannya.
Tanggung jawab tersebut dimaksudkan problems (DRPs) termasuk reaksi efek
untuk memastikan penggunaan obat oleh samping, interaksi obat, ataupun reaksi
masyarakat tepat indikasi, efektif dan toksik (Chutka et al, 2004).
aman. Dalam kaitannya dengan Pelayanan kefarmasian di rumah
kompleksitas permasalahan penggunaan (home pharmacy care) adalah salah satu
obat pada lansia, berbagai upaya pelayanan oleh apoteker yang
diperlukan untuk dapat menjamin dimaksudkan untuk menjamin kebenaran
keefektifan dan keamanan penggunaan penggunaan obat oleh pasien di rumah
obat. Untuk itu terlebih dahulu diperlukan terutama untuk pasien lansia dengan
identifikasi problem secara terstruktur agar penyakit kronis (Depkes RI, 2008). Home
dapat merancang pelayanan yang sesuai care yang diberikan untuk pasien dengan
dan berkualitas untuk meningkatkan risiko tinggi ditujukan kepada pasien yang
kualitas hidup lansia (Yuda dkk, 2014). rentan mengalami masuk rumah sakit
terkait dengan penggunaan obat, berusia
Hasil analisis terhadap 328 kartu
65 tahun atau lebih, mendapatkan 5 obat
rekam medis pasien usia lanjut dengan
atau lebih untuk terapi penyakit kronis,
penyakit metabolik yang dirawat jalan di
memiliki satu obat yang selalu diulang dan
RSUP Haji Adam Malik Medan dari
pasien yang tidak patuh. Hal ini
Januari sampai dengan Desember 2012
menunjukkan bahwa lansia mempunyai
diperoleh kejadian interaksi obat-obat
masalah yang kompleks sehingga perlu
yang terjadi cukup tinggi. Dari 328 rekam
pendekatan pada perilaku. Apoteker
medik ada 259 rekam medik yang
memerlukan kesadaran yang tinggi akan
mengalami interaksi obat (78,96%).
pentingnya motivasi terhadap kepatuhan
Kejadian interaksi obat-obat pada pasien
dengan cara memberikan motivasi ketika
usia lanjut berdasarkan jenis kelamin,
mengunjungi pasien di rumah.
yaitu pria lebih tinggi (81,13%)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dibandingkan wanita (76,92%).
pasien lansia memerlukan manajemen
Berdasarkan jumlah obat, semakin banyak
terapi yang berbeda dari pasien usia muda
obat yang digunakan maka semakin tinggi
(dewasa). Hal ini karena pada lansia terjadi
kejadian interaksi yang terjadi.
perubahan fungsi fisiologis yang
Kecenderungan meningkatnya keadaan
menurunnya fungsi sistem pencernaan,
patologis pada lansia menyebabkan
kardiovaskular, pernapasan, saraf, sistem
peningkatan konsumsi obat sehingga
endokrin, fungsi ginjal, dan lainnya.
memperbesar adanya risiko drug-related
Perubahan fungsi fisiologis tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan DAFTAR PUSTAKA
farmakokinetika dan farmakodinamika Departemen Kesehatan Republik
pada pasien lanjut usia yang akan berbeda Indonesia. 2004. Pedoman
dari pasien muda. Seorang apoteker harus Pelayanan Farmasi (Tata
menjamin pasien memahami dan patuh Laksana Terapi Obat) Untuk
dalam penggunaan obat sehingga dapat Pasien Geriatri. Jakarta:
meningkatkan keberhasilan terapi pada Departemen Kesehatan.
pasien lansia. Dimana salah satu Departemen Kesehatan Republik
bentuk pharmaceutical care adalah home Indonesia. 2008. Pedoman
pharmacy care. Pelayanan Kefarmasian di
Rumah (Home Pharmacy Care).
Jakarta: Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik
Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
Johansson T, Abuzahra ME, Keller S,
Mann E, Faller B, Sommerauer
C. 2016. Impact of strategies to
reduce polypharmacy on
clinically relevant endpoints: a
systematic review and meta-
analysis. Br J Clin Pharmacol.
82: 532–48.
Yuda A, Arie S, Catur DS, Gesnita N,
Gusti NVA, Mufarrihah, Yunita
N. 2014. Profil Praktek
Pengelolaan Obat pada Lansia di
Surabaya. Jurnal Farmasi
Komunitas. 1 (1): 24-29.

Anda mungkin juga menyukai