Anda di halaman 1dari 35

INTERAKSI OBAT TRADISIONAL

Fitoterapi oleh kelompok 7


 
Yoga Ramadhana (2030122076)
Yosi Yendriana (2030122077)
Yuliana (2030122078)
Yulianis Ali Permatasari (2030122079)
Yustika Trisna (2030122080)
 
Latar belakang
Penggunaan tanaman herbal sebagai obat meningkat secara dramatis dibanyak bagian dunia,
termasuk di Indonesia. Penggunaan tanaman herbal sebagai obat tradisional di Indonesia
telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya
naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), usada (Bali), serat racikan Boreh wulang
dalem dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu)
dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya.
Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh negara di dunia, WHO
merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan
kesehatan masyarakat, pencegahan, dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit
kronis, penyakit degenerative dan kanker. Namun, penggunaan obat herbal dan obat-obat
kimia sebagai obat-obatan konvensional yang signifikan, perlu diperhatikan interaksi yang
mungkin dapat terjadi, sehingga penggunaannya dapat dilakukan seaman mungkin.
Interaksi antara obat herbal dan obat kimia terjadi ketika efek dari satu obat diubah oleh
kehadiran zat dalam obat herbal.Hasilnya dapat berbahaya jika interaksi dapat menyebabkan
peningkatan toksisitas obat
Interaksi obat
Interaksi obat adalah situasi dimana suatu zat mempengaruhi
aktivitas obat yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau
menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan atau
direncanakan.Interaksi dapat terjadi antara obat atau antara obat dengan
makanan serta obat-obatan herbal.

Obat herbal didefinisikan sebagai bahan baku atau sediaan yang


berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi atau efek lain yang
bermanfaat bagi kesehatan manusia; komposisinya dapat berupa bahan
mentah atau bahan yang telah mengalami proses lebih lanjut yang
berasal dari satu jenis tumbuhan atau lebih
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Interaksi obat dengan herbal

Bersifat merugikan Bersifat menguntungkan

1.Penghambatan absorbsi 1. Peningkatan absorbsi


2.Pengurangan waktu transit 2. Peningkatan Biovailabiliatas melalui
di usus penghambatan stitokrom P-450
3. Peningkatan Bioavailabilitas melalui
penghambatan Glutation STransferase (GST)
Mekanisme interaksi obat

Interaksi Interaksi
Interaksi
farmakokinetik farmasetik
farmakodinamik
Interaksi farmakokinetik adalah proses yang dapat mempengaruhi suatu
absorpsi, distribusikan, metabolisme dan ekskresik obat atau disebut juga
dengan interaksi ADME
Interaksi farmakodinamik adalah di mana efek dari satu obat yang diubah
oleh kehadiran obat lain di situs kerjanya
 Interaksi farmasetik adalah Interaksi yang terjadi diluar tubuh (sebelum obat
diberikan) antara obat yang tidak bias dicampur. Pencampuran obat yang
demikian menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisika atau
kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sebagai pembentukan endapan,
perubahan warna, dan lain-lain.interkasi ini biasanya berakibat inaktivasi obat.
Mekanisme Interaksi Obat – Herbal
Mekanisme interaksi obat-herbal umumnya secara farmakokinetik dan mengakibatkan
perubahan dalam penyerapan dan metabolisme agen terapeutik. Senyawa aktif dalam produk
herbal telah terbukti berfungsi sebagai substrat transporter  sehingga baik penghambatan atau
induksi P-gp menyebabkan konsentrasi obat meningkat atau berkurang. Perubahan ini pada
konsentrasi obat tertentu dapat mengakibatkan kerentanan baik di tingkat sub-terapi atau
berpotensi menghasilkan efek samping toksik.
Produk herbal juga memiliki komponen-komponen yang berfungsi sebagai substrat sitokrom
P450 (CYP450) yang juga dapat mengakibatkan penghambatan atau induksi enzim metabolism
untuk menghambat enzim CYP450.
Induksi enzim CYP450 oleh produk herbal juga dapat memiliki eFek serius terhadap
farmakokinetika obat yang dapat mengakibatkan peningkatan klirens obat, bioaktivasi dari
prodrugs dan konsentrasi metabolit toksik. Peningkatan clearance obat akibat aktivitas
metabolisme yang lebih tinggi yang berasal dari induksi enzim CYP450 dari produk herbal akan
mengurangi efek terapi obat
Strategi Pencegahan Interaksi Obat Meliputi

1. 2 3 4
Menghindari Penyesuaian Pemantauan Melanjutkan
kombinasi obat dosis obat pasien pengobatan seperti
yang berinteraksi sebelumnya jika
interaksi obat tidak
bermakna secara
klinis
Contoh Macam-Macam Interaksi Obat

01 02 05
Interaksi Obat Interaksi obat- Interaksi obat-
Herbal makanan suplemen

03 04
Interaksi obat-
Interaksi obat-rokok
alkohol
Contoh
Intreraksi obat
tradisonal
1. St.John Wort – Bupropion
Kegunaan dan Indikasi :
St.John Wort secara luas digunakan untuk mengobati depresi
ringan sampai sedang, gangguan, kecemasan dan insomnia,
terutama jika dikaitkan dengan menopause .Tanaman ini juga
telah digunakan secara topikal sebagai adstringen
Interaksi:
John Wortambat ambilan kembali 5-hydroAytryptamine (5-HT,
serotonin) dan ini telah menghasilkan suatu interaksi
farmakodinamik, yaitu pengembangan sindrom serotonin dengan
obat konvensional yang juga memiliki sifat serotonergik,
termasuk bupropion.
2. Valerian -
Benzodiazepin
Kegunaan dan Indikasi :
Valerian telah digunakan
untuk meredakan insomnia,
rasa gelisah Tanaman ini juga
telah digunakan untuk
mengobati kram perut
.Bagian yang digunakan
adalah akar atau rizomanya
Interaksi valerian dengan obat penenang/Sedatif :

Valerian dapat menyebabkan kantuk.Menggunakan valerian bersama


dengan obat penenang mungkin menyebabkan kantuk terlalu
berlebihan.Menggunakan valerian bersama dengan obat penenang dalam
operasi dapat menyebabkan sedasi yang berkepanjangan.Beberapa contoh
obat penenang termasuk pentobarbital (Nembutal), Fenobarbital (luminal),
secobarbital, thiopental dan lain-lain.
3. Aloes- Diuretik
Indikasi :
 Aloes terutama telah digunakan secara internal
sebagai pencahar.
Interaksi Aloes + Diuretik :
 Penggunaan diuretik hemat kalium (loop diuretic
dan tiazide dan yang berhubungan dengan diuretic)
dapat menyebabkan penipisan kalium.Diare kronis
yang disebabkan oleh penggunaan jangka panjang
atau penyalahgunaan stimulan pencahar seperti aloes
juga dapat menyebabkan kekurangan air dan kalium
yang berlebihan.Secara teoritis dapat meningkat
dengan penggunaan diuretic secara bersamaan.
Contoh Interaksi obat dengan herbal
yang bersifat merugikan
1. Ginkgo biloba Interaksi antara ginkgo biloba (yang berfungsi untuk menghambat
faktor pengaktifan platelet) dengan obat yang memiliki efek sebagai antikoagulan atau
antiplatelet, seperti aspirin dapat memperhebat terjadinya pendarahan.
2. Echinaceae Echinaceae biasanya diindikasikan untuk meningkatkan imunitas.
Penggunaan echinaceae bersama dengan ketoconazole (anti jamur), isoniazid (untuk
mengobati penyakit TBC), dapat menyebabkan lifer toxicity.
3. Caffeine Penggunaan obat kimia yang mengandung caffeine dengan obat tradisional
yang mengandung gingseng dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, serta
menyababkan insomnia.
4. Ginseng Berdasarkan penelitian penggunaan ginseng bersama coumadin dapat
menyebabkan pendarahan. Ginseng yang digunakan bersamaan dengan warfin dapat
menurunkan efek anti koagulan dari warfin akibatnya proses pendarahan dapat tetap
terjadi
Contoh Interaksi obat dengan herbal
yang bersifat menguntungkan
1. Rhubarb-akar kelembak Yang mengandung tanin menunjukkan efek yang sinergis
dengan obatobatan ACE inhibitor seperti Captropil untuk mengurangi kadar kreatinin
dalam serum
2. Buah Pare (Momordica charantia) Dengan obat diabetes oral maupun dengan tanaman
brotowali (Tinospora cordifolia) untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita
diabetes.
3. Kunyit – Asam Dimana kurkuminoid yaitu zat aktif dalam kunyit yang bersifat labil
distabilkan oleh asam
4. Kunyit- Bawang Putih Dapat menurunkan kolesterol total,penurunan LDL,
Trigliserida, Glukosa darah dan peningkatan kadar HDL.
Review Jurnal
Jurnal 1
INTERAKSI WARFARIN DAN HERBAL UNTUK
MEMINIMALKAN KEJADIAN ADVERSE DRUG REACTION
(ADR)
Latar Belakang
Warfarin merupakan antikoagulan oral yang paling sering digunakan untuk menangani
penyakit terkait tromboembolisme. Warfarin memiliki karakteristik indeks terapeutik sempit
(narrow therapeutic index), sehingga perbedaan dosis yang sedikitpun akan memberikan
perbedaan respon yang signifikan. Dosis yang tidak sesuai akan meningkatkan efek
samping, dosis yang berlebih akan mengakibatkan resiko pendarahan mayor ataupun
minor pada pasien. Obat herbal dan makanan paling banyak disebut sebagai penyebab
utama kejadian Adverse drug reaction (ADR) pada terapi dengan warfarin.

Tujuan Penelitian
Review ini dilakukan untuk mengidentifikasi interaksi antara warfarin dengan beberapa
herbal yang umum digunakan oleh masyarakat sebagai upaya untuk meminimalkan
kejadian ADR pada terapi warfarin.
lanjutan
Hasil Penelitian
Terdapat tujuh herbal yang diidentifikasi mengenai interaksinya dengan warfarin pada
artikel ini. Terdapat satu herbal yang dikategorikan Level I (highly probable) yaitu St
John’s Worth, dua herbal dalam kategori Level II (probable) yaitu Danshen dan Soya,
dua herbal dalam kategori Level III (Possible) yaitu Ginseng dan Bawang putih dan dua
herbal lain dalam kategori Level IV (Doubtful) yaitu Jahe dan Teh hijau.

Kesimpulan
herbal yang diidentifikasi memiliki range keparahan major hingga moderate.
Berdasarkan tingkat kejadian (level of causation) sebaiknya herbal dalam kategori level
I dan II terutama memiliki tingkat keparahan major dan moderate dihindari
penggunaanya bersama dengan warfarin sedangkan herbal pada level III dan IV
sebaiknya dilakukan monitoring terhadap nilai INR. Terapi herbal bersamaan dengan
terapi farmakologi sebaiknya dilakukan dalam pengawasan dokter dan apoteker yang
bertanggung jawab agar meminimalkan adverse drug reaction pada pasien.
Jurnal 2
BIOAVAILABILITAS TABLET IBUPROFEN PADA PEMBERIAN BERSAMAAN
DENGAN EKSTRAK AIR HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L) Urban)
PADA KELINCI JANTAN
Latar Belakang
Secara teoritis interaksi obat herbal dengan obat sintetik lebih tinggi daripada interaksi dua obat
sintetik karena obat sintetik biasanya hanya berisi kandungan kimia tunggal. Ibuprofen merupakan
derivat dari asam propionat, yang secara luas digunakan sebagai obat antiinflamasi non-steroid,
antipiretik dan analgetik. Seperti halnya ibuprofen, ekstrak air herba pegagan juga memiliki aktifitas
sebagai antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak air herba pegagan dapat dikaitkan dengan
adanya glikosida seperti asiaticoside dan madecassoside.
Apabila ibuprofen diminum bersama dengan ekstrak air herba pegagan kemungkinan metabolisme
ibuprofen yang terjadi di dalam usus berkurang sehingga ibuprofen berada dalam jumlah lebih banyak
di usus akibat selanjutnya adalah jumlah ibuprofen yang terabsorpsi akan meningkat.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan 5 ekor kelinci jantan galur lokal (n=5) berat badan 1,5-1,8 kg, dengan CV
untuk ke-5 kelinci < 10%diteliti menggunakan rancangan Cross Over Design dengan 4 macam
perlakuan
lanjutan
Hasil Penelitian

Indeks terapi ibuprofen dalam darah pada manusia yaitu pada kadar 10-50 μg/ml dan kadar toksik >
100 μg/ml. Sedangkan pada penelitian ini kadar maksimum ibuprofen dalam darah pada berbagai
perlakuan begitu bervariasi, kadar maksimum ibuprofen pada keempat kelompok perlakuan berada
di luar indeks terapi ibuprofen dan bahkan melebihi kadar toksik dari ibuprofen, untuk kontrol
sebesar 185,902 μg/ml, perlakuan pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan ekstrak air herba
pegagan 25 %b/v sebesar 201,466 μg/ml, perlakuan pemberian tablet ibuprofen bersamaan dengan
ekstrak air herba pegagan 50 %b/v sebesar 248,316 μg/ml, dan perlakuan pemberian tablet
ibuprofen bersamaan dengan ekstrak air herba pegagan 100 %b/v sebesar 287,692 μg/ml
lanjutan
Kesimpulan

1. Penggunaan tablet ibuprofen bersama ekstrak air herba pegagan


dapat meningkatkan nilai Cpmaks dan AUC, tetapi tidak ada pengaruh
terhadap nilai tmaks.
2. Penggunaan ibuprofen bersama ekstrak air herba pegagan 50 %b/v
dan 100%b/v secara signifikan mempengaruhi bioavailabilitas
ibuprofen dalam darah.
Jurnal 3
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN OREGANO
(Origanum vulgare)
TERHADAP BIOAVAILABILITAS TABLET DIAZEPAM PADA
Latar Belakang MENCIT
Salah satu interaksi yang terjadi dari obat herbal adalah interaksi farmakokinetika yang
mempengaruhi absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat. Beberapa obat herbal
mempengaruhi absorbsi obat, seperti obat berefek laksatif yang bisa digunakan untuk
penurunan berat badan, akan mempengaruhi waktu transit dan akan menurunkan absorpsi
obat.
Salah satu obat herbal yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat penyakit
demam, diare, mual, penyakit kuning, dan gatal pada kulit adalah Daun Oregano (Origanum
vulgare L). Daun Oregano memiliki manfaat diantaranya untuk mencegah infeksi, mengobati
sakit perut, serta gangguan pernapasan ringan, untuk mengusir demam, mual, penyakit
kuning, gatal-gatal pada kulit di sebabkan oleh bakteri.
Metode Penelitian
lanjutan
Hewan uji yang digunkan adalah mencit jantan sebanyak 15 ekor yang dibagi dalam 5
kelompok, dan tiap kelompok terdiri dari 3 ekor mencit. Mencit diberi suspensi tablet
diazepam dan ekstrak daun oregano dengan konsentrasi masing-masing 0,5%, 1%, 2%, dan
3% b/v masing-masing sebanyak 1 ml secara oral. Kemudian diamati mula kerja obat (onset)
dan lama kerja obat (durasi).

Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun oregano (Origanum vulgare) yang
diberikan bersamaan dengan tablet diazepam berpengaruh terhadap bioavailabilitas tablet
diazepam pada mencit secara oral. Ekstrak daun oregano dapat menginduksi enzim
pemetabolisme diazepam, sehingga efek diazepam lebih cepat yang di tandai mula kerja
(onset) dan durasi lebih lama.

Kesimpulan
1. Ekstrak Daun Oregano (Origanum vulgare) yang diberikan bersamaan dengan tablet
diazepam berpengaruh terhadap Bioavailabilitas tablet Diazepam Pada Mencit secara oral.
2. Ekstrak daun Oregano dapat menginduksi enzim pemetabolisme diazepam, sehingga
efek diazepam lebih cepat yang di tandai mula kerja (onset) dan durasi lebih cepat.
Jurnal 4
Pengaruh Konsumsi Minuman The Hijau terhadap Metabolisme
Atorvastatin dan Pengangkut Membran di
Usus Kecil dan Hati Tikus
Latar Belakang
Teh hijau (GT) merupakan minuman populer di negara-negara Asia. Fitonutrien bioaktif yang
bertanggung jawab atas aktivitas farmakologis GT diyakini termasuk polifenol teh, yang
dikenal sebagai katekin. Katekin utama di GT termasuk epicatechin (EC), epigallocatechin
(EGC), epicatechin gallate (ECG), dan epigallocatechin gallate (EGCG). Konsumsi GT secara
teratur dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kanker, mungkin karena polifenol
tehnya.
Untuk menyelidiki apakah konsumsi minuman GT menyebabkan interaksi obat, Efek konsumsi
minuman GT pada metabolisme atorvastatin dan transporter membran di lakukan evaluasi.

Metode Penelitian
Tikus jantan diberi pakan chow diet dengan air ledeng atau minuman GT selama 3 minggu.
Kemudian, tikus diberi atorvastatin (ATV) dosis tunggal oral (10 mg / kg berat badan), dan
darah diambil pada berbagai titik waktu dalam 6 jam.
lanjutan
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi GT meningkatkan konsentrasi plasma
(AUC0–6j) dari ATV (+ 85%) dan ATV 2-OH (+ 93,3%). GT juga meningkatkan ATV 2-
OH (+ 40,9%) dan ATV 4-OH (+ 131,6%) isi di hati. Penurunan aktivitas enzim sitokrom
P450 (CYP) 3A, tanpa perubahan ekspresi P-glikoprotein di usus, diamati pada tikus
yang diobati dengan GT. Selain itu, GT meningkatkan metabolisme ATV yang dimediasi
CYP3A hati dan menurunkan ekspresi protein membran polipeptida pengangkut anion
organik (OATP) 2. Tidak ada perbedaan yang signifikanfference dalam ekspresi protein
membran OATP2B1 dan P-glikoprotein di usus dan hati setelah pengobatan GT.

Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi GT dapat
menurunkan OATP2 hati dan, dengan demikian, membatasi serapan obat hati dan
meningkatkan paparan plasma terhadap ATV dan ATV 2-OH.
Jurnal 5
ACETOSAL, BUAH MENGKUDU (MORINDA CITRIFOLIA L.)
DAN WAKTU PERDARAHAN
Latar Belakang
Coumarin dan heparin yang merupakan obat antipembekuan darah (antikoagulan)
dapat digunakan untuk mencegah terjadinya trombosis. Penggunaan obat
antiagregasi platelet seperti acetosal juga digunakan untuk mencegah terjadinya
agregasi platelet, sehingga dapat mencegah sumbatan terbentuk dalam pembuluh
darah. Kandungan kimiawi buah mengkudu melalui penelitian yang diduga sebagai
anti koagulan adalah coumarin, sedangkan vitamin yang terkandung di dalamnya
adalah: vitamin C dan vitamin A, coumarin adalah warfarin yang digunakan sebagai
antikoagulan Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kembali apakah di buah
mengkudu terdapat coumarin dan mengetahui pengaruh kombinasi pemberian
acetosal dengan sari buah mengkudu terhadap lama waktu perdarahan di mencit.
lanjutan
Metode Penelitian
Penelitian percobaan ini dilakukan dengan rancangan penelitian rancangan kelompok
pembanding pra dan pasca-uji. Subjek terdiri dari tiga (3) kelompok mencit, yang setiap
kelompoknya terdiri dari tujuh (7) ekor mencit. Kelompok kesatu (1) diberi acetosal dosis 40
mg/kg bb, kelompok kedua (2) diberi sari etanol buah mengkudu dosis 100 mg/kg bb dan
kelompok ketiga (3) diberi gabungan acetosal dosis 40 mg/kg bb dan sari etanol buah
mengkudu dosis 100 mg/kg bb satu kali sehari selama tujuh (7) hari, dan lama waktu
perdarahan ditetapkan dengan cara pendarahan ekor.

Hasil Penelitian
lanjutan
Sari buah mengkudu memberikan warna fluoresensi yang sama dengan bakuan
coumarin, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel sari buah mengkudu mengandung
zat tersebut.
Pemberian gabungan acetosal dan sari buah mengkudu dapat memperpanjang lama
waktu perdarahan di mencit. Hal ini disebabkan oleh mekanisme kerja antiplatelet
acetosal dan antikoagulan asal coumarin yang berada dalam sari buah mengkudu.
Acetosal yang merupakan golongan anti peradangan nonsteroid dapat memperpanjang
lama waktu perdarahan melalui mekanisme penghambat buatan tromboksan-A2 (TXA2).
Tromboksan A2 adalah pengimbas kuat agregasi platelet. Apabila tromboksan A2
dihambat maka agregasi platelet akan terhambat, sehingga menyebabkan peningkatan
lama waktu perdarahan.

Kesimpulan
Didasari hasil telitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut: Dapat dibuktikan bahwa
buah mengkudu mengandung coumarin dan gabungan acetosal 40 mg/kg bb dan sari
buah mengkudu 100 mg/kg bb dapat memperpanjang lama waktu perdarahan di mencit.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai