Anda di halaman 1dari 24

ANTIINFLAMASI

KELOMPOK 1

1. ANGGUN JANNATUL FAUZIAH (2030122005)


2. CAROLINA DYAH ASTUTI (2030122014)
3. ELSA MARSELINDA (2030122019)
4. FAJAR MASRIQI (2030122022)
5. GINA AULIA (2030122025)
6. HEFIZA HANITA (2030122027)
LATAR BELAKANG
• Inflamasi merupakan suatu proses protektif normal terhadap trauma
fisik atau zat-zat mikrobiologik yang bisa menyebabkan
terjadinya luka jaringan
• Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang
memiliki aktivitas menekan atau mengurangi peradangan
• obat antiinflamasi ada 2 yaitu NSAID dan AINS, namun kedua
golongan tersebut memiliki banyak efek samping
• ada beberapa tanaman yang dipercaya oleh masyarakat secara
empiris dapat mengobati inflamasi, diantaranya Rimpang jaringau
merah, daun salam, daun belimbing wuluh, ciplukan dan rimpang
kunyit
Apa itu INFLAMASI?

Inflamasi merupakan suatu mekanisme


pertahanan yang dilakukan oleh tubuh
melawan agen asing yang masuk ke tubuh,
tidak hanya itu inflamasi juga bisa
disebabkan oleh cedera jaringan oleh karena
trauma, bahan kimia, panas, atau fenomena
lainnya.
AKUT

Klasifikasi Inflamasi AKUT KRONIS

Inflamasi ini ditandai dengan Inflamasi ini ditandai dengan banyaknya


kemerahan dan panas yang terlihat eksudat jaringan granulomatosis, monotosit,
jelas pada jaringan luar. Hal ini akibat dan pengumpulan plasma sel. Akibat jaringan
pecahnya sel mast sehingga mengalam fibrosis dan timbullah hyperplasia
melepaskan mediator-mediator di sekitar jaringan. Tetapi hal ini dapat terjadi
inflamasi dan enzim lisosom serta tergantung dari kedudukan dan inflamasi
ditandai dengan banyaknya leukosit. kronik. Elemen-elemen jaringan yang
Selain dari peristiwa tersebut, terjadi diserang akan menghasilkan reaksi imun
eksudasi cairan plasma ke tempat antara suatu antigen dengan suatu antibody
inflamasi yang terus meningkat yang merangsang terjadinya inflamasi.
sehingga terbentuk cairan eksudat yang Inflamasi kronik mempunyai waktu kerja
ditandai dengan edema yang lama
GEJALA DAN TANDA
INFLAMASI

INFLAMASI

RUBOR FUNCTIO LASEA


(kemerahan) (hilangnya fungsi)
1 5

2 3 4
KALOR EDEMA
(panas) (pembengkakan)

DOLOR
(nyeri)
RUBOR (Kemerahan)

 kemerahan terjadi pada tahap pertama inflamasi, Waktu reaksi


peradangan mulai timbul, maka arteriol yang mensuplai darah itu
melebar, dengan demikian banyak darah mengalir ke dalam
mikrosirkulasi lokal, kapiler-kapiler yang sebelumnya kosong atau
sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah.
 Keadaan ini dinamakan hyperemia atau kongesti, menyebabkan warna
merah lokal
KALOR (Panas)

Merupakan tahap kedua inflamasi.


Panas merupakan sifat reaksi peradangan yang
hanya terjadi pada permukaan tubuh, kulit pada
daerah peradangan menjadi lebih panas dari
daerah sekitarnya, sebab darah (pada suhu
37°C) yang disalurkan tubuh ke permukaan
daerah yang terkena lebih banyak daripada
yang disalurkan ke daerah normal
DOLOR (Nyeri)

Rasa sakit dapat disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan


mediator kimia seperti histamine atau zat kimia bioaktif lain
yang juga dapat merangsang saraf

EDEMA (Pembengkakan)

Timbul karena pengiriman cairan dan sel-sel dari


sirkulasi darah ke jaringan interstitial
FUNCTIO LASEA (hilangnya fungsi)

disebabkan oleh penumpukan cairan


pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri yang
mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena
MEKANISME INLAMASI
OBAT
ANTIINFLAMASI

SAID (Anti Inflamasi Steroid) NSAID (Antiinflamai Non Steroid)


Golongan steroid bekerja dengan Obat-obat ini bekerja dengan jalan
cara menghambat pelepasan menghambat enzim siklooksigenase
prostaglandin melalui tetapi tidak menghambat enzim
penghambatan metabolisme lipooksigenase
asam rakhidonat
TANAMAN BERKHASIAT ANTIINFLAMASI

Daun Salam (Eugenia Jeringau merah (Acorus.


polyantha) sp)

Ciplukan (Physalis
Belimbing Wuluh (Averrhoa
angulate. L))
bilimbi)

Rimpang kunyit (Curcuma


longa)
Daun Salam (Eugenia
polyantha)

• Masing2 tikus diberi tanda pada mata kaki tikus


lalu diukur terlebih dahulu kaki tikus
menggunakan pletismometer dengan cara
mencelupkan kaki tikus ke dalam bejana hingga
tanda batas
• Pengukuran volume udem pada telapak kaki
tikus dilakukan setiap satu jam selama 5 jam
setelah telapak kaki tikus dibuat radang dengan
induksi karagenan.

• dari hasil penelitian Aktivitas


antiinflamasi ekstrak daun salam
lebih kecil bila dibandingkan
dengan Na diklofenak.(kontrol
positif)
Ciplukan • Berdasarkan hasil persen radang
(Physalis angulate. L)) yang diperoleh menunjukkan
bahwa keempat kelompok uji
yaitu kelompok kontrol positif,
dosis 1, 2, dan 3 telah
• Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu memberikan efek antiinflamasi
metode pembentukan edema buatan, dimana pada menit ke-240 hingga menit
pengujian dilakukan dengan cara mengukur ke-360 sedangkan kelompok
volume edema sebelum dan sesudah pemberian kontrol negatif tidak memberikan
zat uji. efek tersebut.
• Pengukuran volume edema dilakukan setiap 30
menit setelah diinduksi karagenan selama 360 • Sedangkan nilai persen daya
menit menggunakan pletismometer antiinflamasi menunjukkan bahwa
• Karagenan merupakan turunan polisakarida kelompok kontrol positif, dosis 1, 2,
yang dianggap substansi asing setelah masuk dan 3 memiliki potensi sebagai
ke dalam tubuh agen antiinflamasi sedangkan
kelompok kontrol negatif tidak.
• Kelompok terdiri dari kontrol negatif
CMC, kontrol positif Na. diklofenak, • Senyawa yang diduga memiliki
dosis 1 (100 mg/kgbb ekstrak air aktivitas antiinflamasi pada
ciplukan), dosis 2 (200 mg/kg ekstrak air herba P. angulata L.
ekstrak air ciplukan), dosis 3 (400 yaitu senyawa sreroid,
mg/kgbb) ekstrak air ciplukan). flavonoid alkaloid dan saponin.
• Senyawa steroid/terpenoid dari tanaman P.
angulata L. diduga memiliki aktivitas antiinflamsi
dengan mekanisme mengaktivasi reseptor
glukokortikoid dengan cara meningkatkan atau
menurunkan proses transkripsi gen-gen yang
terlibat dalam proses inflamasi
• Senyawa flavonoid memiliki mekanisme
menghambat enzim penghasil eicosanoid
seperti fosfolipase A2, siklooksigenase dan
lipoksigenase, sehingga mengurangi
konsentrasi prostanoid dan leukotrien
• Mekanisme alkaloid sebagai antiinflamasi yaitu
dengan menekan pelepasan histamin oleh sel
mast, mengurangi sekresi IL-1 oleh monosit dan
PAF pada platelet

• Sedangkan mekanisme
antiinflamasi saponin adalah
dengan menghambat pelepasan
zat-zat proinflamsi yang distimulasi
oleh LPS seperti iNOS, IL dan TNF-
α
• Metode yang diapakai sama dengan ciplukan
yaitu edema buatan yang diinduksi dengan
Jeringau Merah (Acorus Sp.) keragenan
• Kelompok terdiri dari kelompok negatif : diberi
suspensi CMC_x0002_Na 1%, Kelompok positif :
diberi suspensi natrium diklofenak 4,5 mg/kgBB,
Kelompok dosis 1 : diberi suspensi ekstrak dosis
225 mg/kg/BB, Kelompok dosis 2 : diberi
suspensi ekstrak dosis 450 mg/kgBB, Kelompok
dosis 3 : diberi suspensi ekstrak dosis 675
Kingdom : Plantae mg/kgBB
Subkingdom : Tracheobionta • Data AUC digunakan untuk mengetahui
Super Divisi : Spermatophyta persentase daya antiinflamasi (DAI) dari 5
Divisi : Magnoliophyta kelompok perlakuan.
Kelas : Liliopsida • Persentase DAI menunjukkan bahwa makin besar
Sub Kelas : Arecidae
nilai persentase maka makin besar pula efek
Ordo : Arales
Famili : Acoraceae penghambatan radang, sebaliknya makin kecil
Genus : Acorus nilai persentase maka makin kecil efek
Spesies : Acorus calamus  penghambatan radangnya.
• hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
dosis ekstrak 450 mg/kgBB paling optimal
menghambat radang; ekstrak etanol rimpang
Jeringau Merah memiliki potensi antiinflamasi.
• Senyawa yang diduga memiliki aktivitas
antiinflamasi pada ekstrak etanol rimpang
Jeringau Merah adalah flavonoid. Senyawa
golongan lain pada ekstrak etanol rimpang
Jeringau Merah yang diduga memiliki efek
antiinflamasi, yaitu minyak atsiri (terpenoid)
dan saponin; senyawa golongan terpenoid
dapat menghambat produksi TNF-α (tumor
necrosis factor) yang merupakan sitokin
proinflamasi,
Rimpang kunyit (Curcuma longa) • Pada penelitian ini digunakan 30 ekor mencit yang
dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 10 ekor
• Kelompok hewan coba terdiri dari:kelompok KN
yaitu kontrol negatif (tidak diobati), kelompok KP
yaitu kontrol positif (obat luka komersial Neomycin
sulfat 5%), kelompok GE (sediaan gel fraksi etil
asetat rimpang kunyit).
• Metode pengamatan histopatologi, Perubahan yang
diamati adalah jumlah sel radang, dan
pembentukan jaringan kolagen
• Perlakuan hewan uji dengan membuat sayatan
Kingdom : Plantae
pada punggung tikus
Divisi : Spermatophyta • Berdasarkan data tersebut dapat diketahui
pemberian gel fraksi etil asetat dapat mempercepat
Sub divisi : Angiospermae
proses penyembuhan luka pada mencit
Kelas : Monocotyledonae hiperglikemik
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma longa
• Fraksi etil asetat rimpang kunyit menunjukan
pengaruh pada proses penyembuhan luka.
Hal ini mungkin berhubungan dengan
senyawa metabolit sekunder yang terdapat
di dalam fraksi etil asetat rimpang kunyit
• Salah satu senyawa polifenol pada rimpang
kunyit adalah kurkumin. Kurkumin
mempunyai aktivitas antiinflamasi dengan
menghambat enzim cyclooxygenase-2
(COX-2) dan lipoxygenase (LOX) yang
merupakan enzim penting dalam proses
inflamasi. Kurkumin mempercepat re-
epitelisasi, proliferasi sel, dan sintesis
kolagen
• Uji aktivitas antiinflamasi secara in-vitro dengan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
menggunakan metode stabilisasi membransel
darah merah
• Ekstrak yang memiliki aktivitas antiinflamasi terlihat
dari penurunan absorbansi hemoglobin yang
terdeteksi pada campuran larutan uji, yaitu semakin
kecilnya absorbansi yang terdeteksi pada
campuran larutan uji berarti membran sel darah Kingdom : Plantae
merah semakin stabil dan sedikit mengalami lisis. Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
• dari data yang diperoleh Konsentrasi ekstrak etanol Divisi : Magnoliophyta
daun belimbing wuluh 200 ppm memiliki nilai Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
persen inhibisi hemolisis paling tinggi dibandingkan Ordo : Geraniales
dengan konsentrasi ekstrak lainnya Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi L.
KESIMPULAN

1. Beberapa tanaman yang berkhasiat sebagai antiinflamasi adalah seperti


daun salam, daun belimbing wuluh, rimpang kunyit, rimpang jeringau,
ciplukan.
2. Aktivitas antiinflamasi herba tersebut berkaitan dengan penghambatan
pembentukan siklooksigenase. senyawa metabolit sekunder yang terkandung
didalam tanaman tersebut memiliki efek antiinflamasi yang mekanisme
kerjanya menghambat jalur siklooksigenase pada jalur metabolisme asam
arakidonat.
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai