Anda di halaman 1dari 21

REAKSI INFLAMASI, DEMAM

1. NAZARIN INDAH PINRUA


KELOMPOK 7 2. NETI HARYANTI
3. NURHALIMAH
4. OLLA THIIFU NUR’ANNISA
5. PEGGY PINDIA TIARORA
DEMAM
50%
CONTENTS A PATOFISIOLOGI, ETIOLOGI
DAN PENANGANAN

REAKSI
INFLAMASI
DEFENISI,
50%
KLASIFIKASI DAN CONTENTS A
NEXT
MANIFESTASI KLINIK
PENDAHULUAN

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka


jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang
merusak, atau agen mikrobiologik (Mycek, 2001). Respon
inflamasi ditandai oleh kondisi berupa rubor (kemerahan), kalor
(panas), dolor (nyeri), tumor (pembengkakan) dan gangguan
fungsi (Tanu et al., 2002).
MEKANISME INFLAMASI
MEKANISME INFLAMASI
• Patofisiologi inflamasi dimulai ketika mikroba memasuki jaringan tubuh atau ketika adanya
cedera pada jaringan yang menyebabkan infeksi atau kerusakan jaringan. Hal tersebut
• kemudian dikenali oleh sel residen seperti makrofag, sel dendritik, sel mast dan sel-sel lain dalam
jaringan, kemudian sel-sel tersebut akan melepaskan mediator inflamasi yang akan memicu
reaksi vaskular dan reaksi seluler. Mediator inflamasi juga dihasilkan dari protein plasma yang
bereaksi terhadap mikroba atau jaringan yang rusak. Protein plasma ini disintesis di hati yang
konsentrasinya dapat meningkat sebagai bagian dari respon terhadap rangsangan inflamasi,
protein plasma tersebut diantaranya yaitu C-reactive protein (CRP), fibrinogen, dan serum
amyloid A (SAA) [16]. Mediator inflamasi akan memicu vasodilatasi, peningkatan permeabilitas
vaskuler dan perekrutan leukosit yang akan bersirkulasi ke tempat agen penyebab inflamasi.
Mediator inflamasi kemudian juga mengaktifkan leukosit untuk menghancurkan dan
menghilangkan agen penyebab inflamasi [8].
TAHAPAN PROSES INFLAMASI

• TAHAP VASKULER • TAHAP SELULER


• Pada tahap vaskuler terjadi reaksi Pada tahap seluler terjadi pengumpulan
vasodilatasi yang akan meningkatkan dan pengaktifan leukosit yang kemudian
aliran darah dan permeabilitas vaskuler. akan mengeliminasi agen berbahaya
Vasodilatasi yang terjadi akan
menyebabkan peningkatan aliran darah
pada daerah yang mengalami cedera dan
akan memberikan warna merah (rubor)
dan rasa panas (kalor).
MEDIATOR INFLAMASI

• Mediator Inflamasi merupakan zat yang memulai dan


mengatur reaksi inflamasi. Mediator-mediator penting
yang terlibat di dalam proses inflamasi akut diantaranya
yaitu amina vaso aktif (histamin), produk lipid
(prostaglandin dan leukotrien), sitokin (termasuk
kemokin), dan produk aktivasi komplemen. Berikut
merupakan tabel mediator utama dalam reaksi inflamasi
KLASIFIKASI INFLAMASI
• Inflamasi akut memiliki tiga proses utama, yaitu • Inflamasi kronis ditandai dengan :

1) Pelebaran pembuluh darah kecil, yang 1) Infiltrasi sel mononuklear yang meliputi
menyebabkan peningkatan aliran darah ke makrofag, limfosit, dan sel plasma.
lokasi terjadinya inflamasi.
2) Kerusakan jaringan, yang disebabkan
2) Peningkatan permeabilitas vaskuler, yang
oleh induksi agen penyebab secara
memungkinkan protein plasma dan leukosit
persisten atau oleh sel - sel inflamasi.
untuk meninggalkan sirkulasi darah menuju
3) Upaya penyembuhan dengan
ke lokasi terjadinya inflamasi.
3) Emigrasi leukosit dari mikrosirkulasi, yang penggantian jaringan ikat, dilakukan

mengakibatkan akumulasi leukosit di daerah dengan angiogenesis (proliferasi

inflamasi dan aktivasi leukosit untuk pembuluh darah kecil) serta fibrosis yang
menghilangkan agen penyebab inflamasi merupakan komponen penyembuhan dan
perbaikan luka.
MANIFESTASI KLINIS INFLAMASI

• BENGKAK (TUMOR)
• MERAH (RUBOR)
• PANAS(KALOR)
• NYERI (DOLOR)
• PENURUNAN FUNGSI (FUNCTION LAESA)
DEMAM ITU APA...?

• Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal
(>37,5°C). Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang
masuk ke dalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit
autoimun, keganasan , ataupun obat – obatan (Surinah dalam Hartini,
2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh
diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat
pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar
demam pada anak merupakan akibat dari perubahan
pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.
Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya
demam dapat menyerang sistem tubuh.Selain itu
demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik
dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadap infeksi
Etiologi febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
ETIOLOGI DEMAM
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
KLASIFIKASI DEMAM Demam septik
• Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat
diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi
tersebut turun ketingkat yang normal dinamakan juga
demam hektik.
Demam remiten

Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.

Demam intermiten

Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam


dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari
sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam
diantara dua serangan demam disebut kuartana.
Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari
satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari
yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam
untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula.
MANIFESTASI KLINIK DEMAM

HANGAT
PADA
SENTUHAN
DEHI
DRASI MENGGIGIL
KULIT
KEMER
AHAN
SUHU > 37,5
NAFAS
– 39
LEBIH
DERAJAT TIDAK CEPAT
NAFSU
MAKAN
KOMPLIKASI PADA DEMAM

• DEMAM • DEMAM THYPOID


1. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan 1. Perdarahan usus, perporasi usus dan illius
cairan tubuh paralitik
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 2. Miokarditis, thrombosis, kegagalan sirkulasi
30 anak demam).
3. Anemia hemolitik
3. Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5
4. Pneumoni, empyema dan pleuritis
tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam
dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang 5. Hepatitis, koleolitis
demam ini juga tidak membahayakan otak
PENANGANAN DEMAM

2
1

TINDAKAN NON
TINDAKAN FARMAKOLOGI

FARMAKOLOGI

Tindakan farmakologis yang


dapat dilakukan yaitu 1. Memberikan minuman yang banyak
2. Tempatkan dalam ruangan bersuhu
memberikan antipiretik berupa:
normal
PARACETAMOL ATAU 3. Menggunakan pakaian yang tidak tebal
IBUPROFEN 4. Memberikan kompres.
KESIMPULAN
a. Inflamasi adalah respon protektif lokal yang ditimbulkan oleh terjadinya kerusakan
jaringan. Reaksi inflamasi ditandai dengan timbulnya kalor (panas), dolor (nyeri),
rubor (merah), tumor (pembengkakan), dan penurunan fungsi (function laesa).
Inflamasi merupakan sebuah respon jaringan vaskularisasi terhadap infeksi dan
kerusakan jaringan untuk membersihkan tubuh dari penyebab awal cedera dan
konsekuensi dari cedera tersebut. Inflamasi diinduksi oleh berbagi mediator kimia
yang diproduksi oleh sel inang sebagai respon terhadap rangsangan

b. Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan


antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus
perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi
demam serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mycek, Mary J., Richard A. Harvey, and Pamela C. Champe. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2. Jakarta: Widya Medika.
2. Tanu, I., Syarif, A., Estuningtyas, A., Setiawati, A., Muchtar, H.A. dan Arif, A., 2002, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI, 216- 7.
3. Surinah. (2009). Buku pintar merawat bayi 0 - 12 bulan. Jakarta : PT Pramedia Pustaka Utama.
4. Ayu, E.I. (2015). Kompres Air Hangat Pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU
Muhammadiyah Kutoarjo. Jurnal Ners dan Kebidanan vol 3 No.1, 10-14. Diakses dari www.researchgate.net pada 9 Januari 2018
5. A. Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta:
Mediaction publishing.
6. Lestari,Titik. 2016. Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta. Nuha Medika
7. Katzung, Bertram G. 2012. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi 10. EGC, Jakarta
8. http://eprints.undip.ac.id/50773/3/Pandhycha_V_P_A_22010112140217_LAP.KTI_BAB_2_pdf
9. http://eprints.poltekesjogya.ac.id/1413/4/4.%20BAB%202.pdf
TERIMA KASIH

SALAM
SEHAT

Anda mungkin juga menyukai