Di susun oleh:
Pipit Sahara
0432950320004
BEKASI,2022
PROSES INFLAMASI DAN FEVER
Proses terjadinya nyeri atau biasa disebut reaksi inflamasi. Setiap orang sudah pasti pernah
merasakan reaksi nyeri, baik itu rangsangan nyeri akibat adanya benturan benda tumpul maupun
sayatan benda tajam. proses terjadinya nyeri didalam tubuh serta apa efek yang timbul akibat
nyeri tentang mekanisme kerja inflamasi atau proses terbentuknya nyeri pada luka.
Defenisi nyeri/inflamasi
Reaksi Inflamasi adalah suatu respon jaringan akibat adanya rangsangan fisik maupun kimiawi
yang bersifat merusak jaringan tubuh. Akibat adanya rangsangan tersebut, mediator
inflamasi/nyeri seperti histamin, serotonin, bradikinin maupun prostaglandin terlepas didalam
tubuh.
Dengan keluarnya mediator tersebut, tubuh akan mendapatkan rangsangan panas, nyeri, merah,
bengkak serta adanya gangguan fungsi pada area jaringan yang rusak. Kerusakan jaringan yang
mengakibatkan gangguan sel yang terkait dengan inflamasi akan mempengaruhi membra sel
higga leukosit mengeluarkan enzim lisosomal dan asam arakhidonat. Prostaglandin merupakan
hasil metabolisme dari asam arakhidonat. Adanya reaksi nyeri/inflamasi merupakan bentuk
pertahanan diri tubuh terhadap rangsangan benda asing, namun hal ini akan bersifat berbahaya
apabila berlangsung dalam waktu lama yang akan memunculkan penyakit nyeri kronis.
Mekanisme nyeri/inflamasi
Proses terjadinya nyeri/inflamasi berlangsung selama 3 tahap/fase. Tahapan tersebut antara lain:
Selama proses inflamasi berlangsung, terdapat 3 hal penting yang terjadi yaitu:
⁃ Adanya peningkatan suplai aliran darah ke tempat benda asing, mikroorganisme atau
jaringan yang rusak.
⁃ Terjadi peningkatan permeabilitas kapiler akibat pengerutan sel endotel
⁃ Fagosit keluar dari pembuluh darah menuju area rangsangan benda asing tersebut.
Ketika inflamasi terjadi, rangsang iritan atau cidera jaringan akan memicu pelepasan mediator-
mediator inflamasi. Respon yang muncul dari senyawa mediator tersebut mengakibatkan
vasokontriksi/penyempitan sementara pada arteriola yang diikuti oleh pelebaran pembuluh darah,
venula dan pembuluh limfa serta dapat meningkatkan permeabilitas vaskuler pada membran sel.
Inflamasi diketahui berkontribusi pada patofisiologi dari banyak penyakit kronis. Ketika proses
inflamasi tersebut berlangsung secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan jaringan
setempat dan fungsi jaringan menjadi terganggu bahkan dapat meluas sehingga mengakibatkan
kerusakan organ. Proses inilah yang kemudian akan mengakibatkan berbagai macam penyakit.
Interaksi antara sel dengan sistem imun bawaan, sistem imun adaptif, dan mediator-mediator
inflamasi menginisiasi terjadinya inflamasi yang mendasari banyak penyakit pada organ.
penyebab cedera ringan, kemudian diikuti oleh radang adalah kuman (mikroorganisme), benda
(pisau, peluru, dsb.), suhu (panas atau dingin),berbagai jenis sinar (sinar X atau
sinar ultraviolet),listrik,zat-zat kimia, dan lain-lain. cedera radangyang ditimbulkan oleh berbagai
agen inimenunjukkan proses yang mempunyai pokok-pokokyang sama, yaitu terjadi cedera
jaringan berupadegenerasi (kemunduran) atau nekrosis (kematian) jaringan, pelebaran kapiler
yang disertai oleh cederadinding kapiler, terkumpulnya cairan dan sel (cairan plasma, sel darah,
dan sel jaringan) pada tempat radang yang disertai oleh proliferasi sel jaringanmakrofag dan
fibroblas, terjadinya prosesfagositosis, dan terjadinya perubahan-perubahanimunologi